Paradigma Kh. Ali Yafie Terhadap Sumber- Sumber Hukum Islam
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
52 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 1, Januari 2012, hlm 52-63 PARADIGMA KH. ALI YAFIE TERHADAP SUMBER- SUMBER HUKUM ISLAM Anwar Sadat Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar [email protected] Abstract: This article reviews the paradigm Yafie KH.Ali thinking about the sources of Islamic law in particular sources of law that has been agreed upon. The method used is a literature review with a direct look at various sources or manuscript is an original work of KH Ali Yafie. Ali Yafie figure was one of the active transform thinking through scholarly writings. Primarily covering the social, political, economic, and health dimensions of Islamic studies (Islamic studies). Kata Kunci: Paradigma, K.H. Ali Yafi, sumber-sumber hukum Islam I. PENDAHULUAN Kehidupan di dunia ini mempunyai Indonesia dewasa ini dihadapkan ciri yang sangat nyata yaitu adanya pada masalah-masalah yang sangat kom- dinamika yang menimbulkan perubahan dari satu tahap ke tahap yang lain dalam pleks dan baru. Ini diakibatkan adanya dimensi ruang dan waktu secara terus kemajuan berfikir yang tentunya ber- menerus. Dalam kehidu-pan agama seperti dampak terhadap pola atau cara meng- ini, agama akan berfungsi dan terasa analisa dan memahami suatu perma- dibutuhkan jika agama juga memiliki salahan yang dihadapi. Beberapa tokoh ruang gerak dan waktu. Hal inilah yang pembaru di Indonesia melihat bahwa jika mendasari salah satu tokoh penggagas umat Islam tidak memberi respon yang fikih sosial yaitu K.H. Ali Yafie baik terhadap perkembangan zaman, maka umat Islam akan terperosok atau bahkan mengeluarkan statement dalam bukunya: hanyut oleh arus yang dihantarkan para ... Agama Islam. Sekalipun ia orientalis Barat yang pada abad per- terbangun di atas pondasi-pondasi tengahan melancarkan isu-isu kebebasan yang tertanam kokoh dan tetap serta manusia dan kebebasan berfikir.1 merupakan hakikat-hakikat kebenaran Hal demikian menurut para ulama yang abadi, namun ia penuh kehidupan hanya akan dapat ditepis dengan mela- dan dina-mika yang menjadikannya kukan suatu gerakan ijtihad dan tajdid ini mampu mem-bimbing kehidupan dimaksudkan agar syari`at dan keyakinan manusia yang bergerak dan berubah umat Islam tetap terjaga. karena terus dari masa ke masa, serta banyaknya permasalahan yang muncul di berkembang dari satu keadaan ke keadaan yang lain sepanjang kalangan umat Islam Indonesia, maka 4 berbagai pemikir hukum Islam memulai perjalanan sejarahnya. gerakan ijtihad dan tajdidnya sebagai Dari tulisan Ali Yafie di atas, upaya menemukan hukum Islam tercermin bahwa agama Islam adalah transformatif yang sesuai dengan agama yang hidup sekaligus agama yang masyarakat Indonesia sekaligus sebagai abadi. Ini berarti agama Islam meng- upaya pembinaan hukum Nasional.2 gambarkan pada dua hal. Pertama, Agama Islam mencakup kesempurnaan, asas kepercayaan dan bimbingan 53 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 1, Januari 2012, hlm 52-63 keagamaan, nilai-nilai dasar moral dan untuk memenuhi kebutuhan perkem- patokan-patokan norma tata kehidupan. bangan masyarakat dengan Kedua, Islam memiliki ruang gerak cukup berpegang pada dasar-dasar (ushul) luas untuk menjadi objek pembaruan atau yang sudah diletakkan oleh agama “tajdid”. itu melalui proses pemurnian yang Dalil yang menjadi argumentasi dinamis.9 bahwa dalam Islam juga dikenal konsep Rumusan yang dikemukakan Ali tajdid atau pembaruan, pertama, H. R. Yafie ini memberi garis tegas bahwa Sunan Abi Daud yang menyatakan bahwa tajdid yang beliau maksudkan bukan Rasul bersabda: “Allah akan menampilkan mengganti ajaran-ajaran dan hukum- pada kurun tiap abad, pembaru bagi umat hukum yang bersifat mutlak, fundamental ini dalam urusan agamanya”. Kedua, dan universal. H.R. Ahmad, al-Nasai dan Al-Hakim yang Pertanyaan kemudian yang muncul, menyatakan bahwa Rasul memberi petun- dimanakah konsep tajdid yang dimak- juk dengan menyatakan supaya kita 5 sudkan Ali Yafie? Hal ini tertuang dalam selalu memperbarui iman kita. tulisannya: Lengkapnya kedua teks hadis yang ...tajdid itu mempunyai ruang gerak dimaksud Ali Yafie di atas adalah: yang cukup luas dalam hal memperbarui cara memahami, meng- interpretasi, mereformulasi dan عن رسول اهلل صل اهلل عليه وسلم قال: mela-kukan toepassing10 atau ajaran-ajaran agama yang berada di ان اهلل يبعث هبذه اﻻ مة على راس كل luar wilayah qath’iyyat yaitu ketentuan yang sifatnya dzanni yang ما ءة سنة من جيددهلا دينها 6 menjadi wilayah tajdid.11 Dari sini terlihat bahwa Ali Yafie mendasarkan wilayah tajdid pada apa قال رسول اهلل صلى اهلل وسلم: yang dirumuskan oleh ulama-ulama .klasik tentang konsep qath’i dan dzanni جددوااميانكم قيل يارسول اهلل وكيف Konsep dzanni inilah yang menjadi pusat .perhatian Ali Yafie sebagai objek tajdid جنددواميانناقال اكثروامن قول ﻻاله اﻻ اهلل 7 . Dari uraian di atas menunjukkan bahwa Dari kedua hadis ini, Ali Yafie pemikiran Ali Yafie memang memiliki melihat adanya dua sisi ijtihad dalam keunikan ter-senndiri sehigga penulis kehidupan beragama dalam Islam, yaitu bermaksud menelusuri lebih jauh tentang sisi defensif dan ofensif. Sisi pertama berbagai pemahamn beliau tentang adalah untuk memelihara dan memper- Hukum Islam dan artikel ini berupaya tahankan kemurnian ajaran-Nya dan sisi mengambil titik fokus tentang kedua adalah untuk memberi ruang gerak Bagaimanakah paradigma Ali Yafie bagi dinamika kehidu-pan dalam rangka terhadap sumber-sumber Hukum Islam? penerapan asas-asas kepercayaan dan bim- bingan keagamaan, nilai-nilai dasar moral II. PEMBAHASAN keagamaan dan patokan-patokan norma A. Biografi singkat Ali Yafie keagamaan dalam tata kehidupan.8 Ali Yafie berasal dari keluarga Selanjutnya Ali Yafie memberi kyai, memiliki pendidikan Pesantren batasan tentang tajdid seperti dapat yang cukup dan cucu dari Syeikh Abdul dilihat dalam rumusannya berikut: Hafidz Bugis, satu dari tiga ulama Tajdid merupakan upaya menerapkan terkemuka Indonesia yang menjadi guru norma-norma atas realitas sosial 54 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 1, Januari 2012, hlm 52-63 besar pertama di Mesjid al Haram, ilmu fikih yang sudah mulai dipelajarinya Mekah-Arab Saudi.12 Juga berasal dari dari ayahnya. KH. Ali Yafie kemudian keluarga elit-ekonomi. Karena sang kakek berguru kepada sejumlah kyai yang adalah seorang ulama yang mempunyai terkenal di Sulawesi, di antara-nya kepada bakat dagang. Di sela-sela kesibukannya syahkh Ali Mathar (paman Prof. DR. menjadi guru besar di Mekah, dia masih Quraish Shihab). sempat berdagang. Maka tak Tahun 1933 (di usia 7 tahun), Ali mengherankan kalau harta yang Yafie kecil mulai meniti pendidikan diwariskannya amatlah banyak, berupa pesantren. Pendidikan ini ditekuninya kolam ikan, sawah dan tanah tegalan serta selama 10 tahun, yaitu hingga 1945. sebuah pulau Kalukuang yang dipenuhi Hanya inilah pendidikan semi formal ribuan pohon kelapa. Dari harta warisan yang dialaminya. Dengan kata lain, Ali itulah keluarga Muhammad Yafie Yafie adalah sosok tokoh yang bentuk (ayah Ali Yafie) hidup dan struktur dasar intelektualitasnya berkecukupan.13 dirakit di pesantren klasik. Sifat positif Ali Yafie lahir, 1 September 1926, pendidikan pesantren klasik adalah sangat dari pasangan Muhammad Yafie dan menekankan prinsip kesederhanaan Maccaya, di sebuah desa pantai bernama penampilan (tawa-dlu') kemandirian, Wani-Donggala, Sulawesi Tengah, disiplin dan penanaman hasrat untuk barang-kali tempat itu yang turut menjadi musafir pencari ilmu.15 mengalirkan sifat pribadinya yang Prinsip ini tampaknya membekas berkemauan keras, tekun dan pantang cukup dalam pada diri Ali Yafie. Ali menyerah. Adapun nama Ali Yafie Yafie sempat menjadi pengajar madrasah disandarkan kepada ayahnya, karena pada tahun 1947 KH. Ali Yafie aktif di nama sebenarnya adalah Muhammad Ali Darul Dakwa Wal Irsyad (DDI), Pare- (selanjutnya disebut Ali Yafie).14 Beliau pare, sebuah lembaga yang dipelopori oleh seorang Ulama yang sangat populer di Syekh Abdurrahman Firdaus. Pada tahun masanya dan juga meru-pakan anak dari 1963-1966. KH Ali Yafie menjadi ketua seorang panrita (gelaran Ulama sekaligus umum organisasi ini. Sejak tahun 1951 bangsawan Bugis). KH. Ali Yafie juga tercatat menjadi Kakek Ali Yafie tidak hanya pegawai Departemen Agama setempat. mening-galkan nama besar yang bisa Kiprah KH. Ali Yafie terus memuncak dibanggakan, akan tetapi juga hingga memegang jabatan penting di mewariskan cukup banyak kitab, Pengurus Besar Nahdatul Ulama.16 terutamanya kitab tentang hukum dan B. Pandangan KH. Ali Yafie terhadap Al- Fikih. Sebahagian kitab tersebut ber- Qur'an bahasa Arab sisanya berbahasa Melayu. Lahir sebagai anak kelima dari sembilan Menurut Ali Yafie, kehadiran al- bersaudara. KH Ali Yafie melewati masa Qur'an di tengah-tengah umat manusia, mudanya di sekolah formal di Vervolg pada prinsip-nya adalah untuk memper- School, sebuah sekolah dasar yang kenalkan Allah Swt, menyampaikan pesan diselenggarakan oleh pemerintah kolonial dan memberikan petun-juk sebagai Belanda. perwujudan nyata dari rahmat-Nya yang 17 Sejak berumur 5 tahun, KH. Ali diberikan kepada manusia. Pada periode Yafie kecil sudah mulai belajar membaca awal, kehadiran al-Qur'an mengun-dang kitab kuning (kitab pelajaran agama banyak reaksi, terutama bagi masyara- berhuruf Arab yang biasanya diajarkan di kat Jahiliyah yang pertama kali pesantren) lang-sung dari ayahnya, bersentuhan dengan al-Qur'an dengan Muhammad Yafie. Untuk memperdalam memberikan reaksi yang cukup tajam. Ini sejalan dengan watak mereka yang 55 | Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 1, Januari 2012, hlm 52-63 sangat bebas dan keras, namun juga irama perkem-bangan dan kemajuan ilmu-