STUDI KOMPARATIF ANTARA PEMIKIRAN K.H. ALI YAFIE DAN K.H. TENTANG FIQIH SOSIAL

SKRIPSI

DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN DARI SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM ISLAM

OLEH : ATIP PURNAMA 04360064

PEMBIMBING : I. Dr. H. A. MALIK MADANY, MA II. MANSUR, S.Ag., M.Ag

JURUSAN PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2009

ABSTRAK

Munculnya gagasan baru dalam ranah pemikiran hukum Islam (fiqh) yang dilakukan oleh para fuqaha–mujtahid melalui suatu proses ijtihad merupakan suatu keniscayaan. Di tengah problematika kehidupan manusia yang semakin kompleks, peran tokoh agama khususnya dalam hal ini para fuqaha menjadi sangat penting dalam menjawab segala persoalan yang terjadi. Para fuqaha- mujtahid harus mempunyai karakter tertentu dan dituntut memiliki kemampuan untuk menafsirkan kembali nas} melalui ijtihad dalam proses pengambilan, penggalian dan penetapan ketentuan hukum. Dalam konteks inilah dipilih K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh, dengan berbagai pengalaman hidup, perjalanan intelektual dan kemampuan serta perhatiannya yang sangat mendalam terhadap hukum Islam (fiqh). Selain itu keduanya memiliki karakteristik dan corak tersendiri dalam pemikiran hukum Islam (fiqh). K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh dengan gagasan fiqih sosialnya berusaha untuk menjadi penerus para mujtahid masa lalu dengan cara mereformulasikan hukum Islam (fiqh) dalam konteks modern, sehingga terbentuklah fiqih dengan istilah baru yang lebih relevan dan kontekstual dalam menjawab permasalahan umat. Penelitian ini merupakan jenis Library Research, yaitu jenis penelitian yang dilakukan dan difokuskan pada penelaahan, pengkajian dan pembahasan literatur-literatur, baik klasik maupun modern. Sementara pendekatannya menggunakan pendekatan filosofis, yaitu pendekatan yang dilakukan dengan berdasarkan kepada tinjauan filsafat dalam membaca teks ajaran agama dalam hubungannya dengan realitas dan kondisi sosial yang terjadi, sehingga ajaran agama dipahami bukan hanya secara tekstual melainkan kontekstual. Penelitiannya bersifat deskriptif komparatif analitik, yaitu menjelaskan, memaparkan dan menganalisis serta membandingkan pemikirannya secara sistematis, terkait dengan suatu permasalahan dari dua tokoh yang memiliki latar belakang dan pemikiran yang berbeda. Berdasarkan kepada hasil penelitian, Ditinjau dari segi persamaannya, secara konseptual, K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh, belum memberikan suatu rumusan konsep yang jelas tentang fiqih sosial. Akan tetapi gagasan fiqih sosial yang ditawarkannya lebih mengarah kepada berbicara fiqih dalam dimensi sosial dengan lebih menekankan pada aspek ajaran tentang hubungan antara sesama manusia baik individu maupun kelompok. Sementara dari segi perbedaannya, pemikiran fiqih sosialnya, terletak pada muatan analisis materi fiqih yang menjadi kajiannya. K.H. Ali Yafie, dalam penjabaran fiqih sosialnya berorientasi pada pengembangan konsep fard}u ‘ain dan fard}u kifa>yah. Sementara K.H. Sahal Mahfudh dalam penjabaran fiqih sosialnya berorientasi pada pengembangan konsep maqa>s}id asy-syari>’ah. Sebagai implikasi pemikiran keduanya, akan terlihat dari lahirnya produk hukum (fiqh) yang relevan dan kontekstual serta tidak bertentangan dengan nafas syariah Islam dalam konteks kekinian dan ke--an. Melalui upaya aktualisasi dan kontekstualisasi konsep fiqih klasik itulah sebenarnya yang menjadi esensi dan substansi dari terciptanya hukum Islam (fiqh) dengan konsep fiqih sosialnya K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh.

ii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam penyusunan skripsi ini menggunakan pedoman transliterasi dari Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Tanggal 10 September 1987 No. 148

1987 dan No. 0543 b/U/1987. Secara garis besar uraiannya adalah sebagai berikut:

1. Konsonan Tunggal

Huuf Arab Nama Huruf Latin Keterangan Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan ا Ba’ B Be ب Ta’ T Te ت (Sa’ Ś Es (titik di atas ث Jim J Je ج (Ha H Ha (titik di bawah ح Kha Kh Ka dan ha خ Dal D De د (Zal Ż\| Zet (titik di atas ذ Ra’ R Er ر Zai Z Zet ز Sin S Es س Syin Sy Es dan Ye ش (Sad Ş Es (titik di bawah ص (Dad D} De (titik dibawah ض (Ta T} Te (titik dibawah ط (Za Z} Zet (titik dibawah ظ (Ain ‘_ Koma terbalik (di atas‘ ع

vi

Gain G Ge غ Fa’ F Ef ف Qaf Q Qi ق Kaf K Ka ك Lam L El ل Mim M Em م Nun N En ن Wau W We و Ha’ H Ha ﻩ Hamzah ’_ Aprostrof ء Ya Y Ye ي

2. Vokal a. Vokal Tunggal Tanda Nama Huruf Latin Nama Fath}ah a a ﹷ Kasrah i i ﹻ D}ammah u u ﹹ

Contoh: kataba - آَ ﺘَ ﺐَ żukira - ذُ آِ ﺮَ

b. Vokal Rangkap

Tanda dan Huruf Nama Gabungan huruf Nama Fath}ah dan ya’ Ai a dan i ىْ.َ.. Fath}ah dan waw Au a dan u وْ.َ..

Contoh: kaifa - آَ ﻴْ ﻒَ haula - هَ ﻮْ لَ

vii 1. Maddah

Harakat dan Nama Huruf dan tanda Nama Huruf Fath}ah dan alif atau a dan garis ى.َ.. ا.َ.. ya’ Ā di atas Kasrah dan ya’ i dan garis ...ِ...ى Ī di atas D}ammah dan wau u dan garis ...ُ…و Ū di atas Contoh: qāla - ﻗَ ﺎ لَ ramā - رَﻣَﻰ qīla - ﻗِ ﻴْ ﻞَ yaqūlu - یَ ﻘُ ﻮْ لُ

2. Ta’. marbu>t}ah 1. Ta’ marbu>t}ah hidup Ta’ marbu>t}ah yang hidup atau mendapat harakat fath}ah, kasrah dan d}ammah, transliterasinya adalah /t/. Contoh: raud}at al-at}fāl - ﻃْ ﻔ ﺎَ لْ اْ ﻻَ رَ وْ ﺿَ ﺔُ

2. Ta’ marbūţah mati Ta’ marbūţah yang mati atau mendapat harakat suku>n, transliterasinya adalah /h/ Contoh: t}alh}ah - ﻃَﻠْﺤَﺔ

3. Kalau pada kata yang terakhir dengan ta’ marbu>t}ah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al serta bacaan kedua kata itu terpisah maka Ta’ marbu>t}ah itu ditransliterasikan dengan ha (h).

3. Syaddah (Tasydīd) Syaddah atau tasydīd dilambangkan dengan huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah. Contoh: rabbanā - رَ ﺑﱠ ﻦَ ا nazzala - ﻧَ ﺰﱠ al-birr - اَ ﻝ ﺒِ ﺮّ

4. Kata Sandang 1. Kata sandang diikuti oleh huruf syamsiyyah

viii Kata sandang yang diikuti huruf syamsiyyah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf L diganti dengan huruf yang sama dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang itu. Contoh: ar-rajulu - اَ ﻝْ ﺮَ ﺟُ ﻞُ asy-syamsu - اَ ﻝْ ﺸَ ﻤْ ﺲُ

2. Kata sandang diikuti oleh huruf qamariyyah Kata sandang yang diikuti huruf qamariyyah ditransliterasikan sesuai dengan huruf aturan yang digariskan di depan dan sesuai pula dengan bunyinya. Contoh: al-badī‘u - اَ ﻝْ ﺒَ ﺪِ یْ ﻊُ al-jalālu - اَ ﻝْ ﺠَ ﻼَ لُ

5. Hamzah Dinyatakan di depan bahwa hamzah ditransliterasikan dengan apostrof. Namun, itu hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan di akhir kata. Bila hamzah itu terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab berupa alif. Contoh: ta’khuz^ūna - ﺕَ ﺄ ﺧُ ﺬٌ وْ نَ syai’un - ﺵَ ﻲْ ءٌ

6. Penulisan Kata Pada dasarnya setiap kata, baik fi’il, isim maupun harf, ditulis terpisah. Hanya kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakat yang dihilangkan, maka dalam transliterasi ini penulisan kata tersebut dirangkaikan juga dengan kata lain yang mengikutinya. Contoh: Wa innalla>ha lahuwa khair ar-rāziqīn - ا ﻝ ﺮﱠ ا زِ ﻗِ ﻴْ ﻦَ ﺧَ ﻴْ ﺮُ ﻝَ ﻬُ ﻮَ ا ﷲَ وَ اِ نﱠ

7. Huruf Kapital Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf kapital seperti apa yang berlaku dalam EYD di antaranya huruf kapital digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Contoh: Wa mā Muh}ammadun illā rasūl- رﱠﺳُﻮْل إ ﻻﱠ ﻣُ ﺤَ ﻤﱠ ﺪٌ وَﻣَﺎ

ix MOTTO

ﻤﻥ ﻴﺭﺩﺍﷲ ﺒﻪ

ﺨﻴﺭﺍ ﻴﻔﻘﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﺩ ﻴﻥ

" Barang siapa yang dikehendaki baik oleh Allah, niscaya Allah memberikannya pengertian dalam masalah agama."

" Hukum Islam akan tetap hidup sepanjang masih ada fuqaha-mujtahid." ( Penyusun )

x PERSEMBAHAN

Skripsi ini Kupersembahkan kepada:

Almamaterku tercinta Fakultas Syari'ah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Kedua orang tua tercinta dan seluruh keluarga yang telah memberikan spirit bagi perjalanan hidupku termasuk dalam menyelesaikan studi ini.

KATA PENGANTAR

xi KATA PENGANTAR

ﺑﺴﻢ ﺍﷲ ﺍﻟﺮﲪﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ

اﻟﺤﻤﺪ ﷲ رب اﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ اﺷﻬﺪ ان ﻻ اﻟﻪ اﻻ اﷲ واﺷﻬﺪان ﻣﺤﻤﺪارﺳﻮ ل اﷲ واﻟﺼﻼة واﻟﺴﻼ م

ﻋﻠﻰ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ و ﻋﻠﻰ اﻟﻪ وﺻﺤﺒﻪ اﺟﻤﻌﻴﻦ, اﻣﺎ ﺑﻌﺪ.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini. Salawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW kepada keluarganya, para sahabatnya, para tabiin dan kita semua.

Skripsi dengan judul " Studi Komparatif Antara Pemikiran K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh Tentang Konsep Fiqih Sosial," alhamdulillah telah selesai disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu dalam Ilmu Hukum Islam pada Fakultas Syari'ah Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Maka tidak lupa penyusun mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Drs. Yudian Wahyudi, MA., Ph.D., selaku Dekan Fakultas

Syari'ah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Bapak Budi Ruhiatudin, SH., M.Hum., selaku ketua jurusan Perbandingan

Mazhab dan Hukum Fakultas Syari'ah Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga Yogyakarta.

xii 3. Bapak Drs. H. Malik Madany, MA., selaku pembimbing I yang telah bersedia

dengan ikhlas memberikan petunjuk dan bimbingan sekaligus kemudahan

sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan.

4. Bapak Mansur, S.Ag., M.Ag., selaku pembimbing II yang telah bersedia

dengan ikhlas memberikan petunjuk dan bimbingan sekaligus kemudahan

sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan.

5. Bapak/Ibu Dosen selaku guru dan juga para guru lainnya baik di sekolah

maupun di pesantren yang telah memberikan ilmunya.

6. Ayahanda bapak Maman dan Ibunda mamah Julaeha yang telah berjuang

dengan segala kemampuan baik material maupun spiritual sehingga studi ini

dapat diselesaikan walaupun waktunya agak terlambat.

7. Buat adik-adik tercinta terimakasih atas dukungan dan do'anya.

8. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.

Saran dan kritik sangat penyusun harapkan terhadap isi skripsi ini. Mudah- mudahan segala yang telah diberikan menjadi amal saleh dan diterima di sisi

Allah SWT. Dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin.

Yogyakarta, 05 Muharam 1431 H 22 Desember 2009 M

Penyusun

Atip Purnama NIM. 04360064

DAFTAR ISI

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...... i ABSTRAK ...... ii SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI...... iii PENGESAHAN ...... v PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ...... vi MOTTO ...... x PERSEMBAHAN ...... xi KATA PENGANTAR ...... xii DAFTAR ISI ...... xiv

BAB I PENDAHULUAN ...... 1 A. Latar Belakang Masalah ...... 1 B. Pokok Masalah ...... 6 C. Tujuan dan Kegunaan ...... 6 D. Telaah Pustaka ...... 7 E. Kerangka Teori...... 9 F. Metode Penelitian ...... 12 G. Sistematika Pembahasan ...... 14

BAB II K.H. ALI YAFIE DAN PEMIKIRAN FIQIH SOSIALNYA ...... 16 A. Biografi Singkat K.H. Ali Yafie...... 16 1. Riwayat Hidup ...... 16 2. Pendidikan dan Hasil Karya ...... 17 3. Aktifitas dan Karir ...... 20 B. Pemikiran tentang Fiqih Sosial ...... 24 1. Pemikiran Fiqih Sosial ...... 24 2. Tema Pemikiran Fiqih Sosial ...... 26 3. Metodologi Fiqih Sosial ...... 38

xiv BAB III K.H. SAHAL MAHFUDH DAN PEMIKIRAN FIQIH SOSIALNYA ...... 44 A. Biografi Singkat K.H. Sahal Mahfudh ...... 44 1. Riwayat Hidup ...... 44 2. Pendidikan dan Hasil Karya ...... 46 3. Aktifitas dan Karir ...... 48 B. Pemikiran tentang Fiqih Sosial ...... 51 1. Pemikiran Fiqih Sosial ...... 51 2. Tema Pemikiran Fiqih Sosial ...... 55 3. Metodologi Fiqih Sosial ...... 66

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN PEMIKIRAN FIQIH SOSIAL K.H. ALI YAFIE DAN K.H. SAHAL MAHFUDH ...... 71 A. Persamaan...... 71 B. Perbedaan ...... 76 C. Implikasi Pemikiran terhadap Pengembangan Hukum Islam ...... 83

BAB V PENUTUP ...... 88 A. Kesimpulan...... 88 B. Saran-saran ...... 90 DAFTAR PUSTAKA ...... 92 LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran : 1 Daftar Terjemah ...... I Lampiran : 2 Biografi Ulama/Sarjana ...... II Lampiran : 3 Tabel ...... V Lampiran : 4 Biodata Penyusun ...... VI

xv BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perubahan sosial sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan berbagai inovasi dan produktifitasnya, telah membawa dampak perubahan yang sangat besar bagi kehidupan umat manusia. Perubahan serta dampak yang diakibatkannya, secara sosiologis merupakan tantangan yang serius umat manusia tak terkecuali bagi umat Islam. Dampak perubahan yang diakibatkan oleh kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang paling nyata adalah lahirnya modernisasi dalam semua aspek kehidupan.1 Sementara dari sisi normatif persoalan kemajuan serta dampak yang ditimbulkan itu menjadi perhatian dan tantangan tersendiri bagi ajaran Islam dalam hal ini hukum Islam

(fiqh) yang selama ini seolah berjalan statis, pasif dan konvensional.2 Maka semua dampak dan fenomena modernisasi yang ditimbulkan tersebut harus direspon secara dinamis oleh agama Islam dalam hal ini termasuk hukum Islam (fiqh).3

Dalam konteks seperti inilah sudah saatnya umat Islam untuk berfikir rasional kritis dengan mengoptimalkan seluruh daya dan kemampuannya dalam melakukan dinamisasi, reaktualisasi, refungsionalisasi dan kontekstualiasasi

1 Modernisasi adalah proses pergeseran sosial dari sikap dan mentalitas tradisional menuju sikap dan mentalitas masa kini atau modern. Lihat Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (: Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara, 1997), hlm. 676. Lihat pula Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hlm. 589.

2 Jamal Ma'mur Asmani, Fiqh Sosial Kiai Sahal Antara Konsep dan Implementasi, (: Khalista, 2007 ), hlm. 245.

3 Ibid., hlm. 246.

1 2

ajaran Islam termasuk hukum Islam (fiqh) agar ajaran Islam tetap relevan dengan kondisi kekinian yang terus berkembang dan berubah. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Hasbi dalam menguraikan tentang hukum Islam, menurut dia ditinjau dari segi karakteristiknya hukum Islam mempunyai karakteristik tersendiri. Karakteristik tersebut, di antaranya meliputi pertama hukum Islam berkarakteristik utuh, sempurna dan lengkap, kedua hukum Islam berkarakteristik serasi, seimbang dan harmonis dan ketiga hukum Islam berkarakteristik bergerak dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.4

Kedinamisan dan keluwesan ajaran Islam, secara konseptual terkandung dalam prinsip syariah itu sendiri. Di antara prinsip-prinsip tersebut adalah syariah selalu berprinsip kepada menegakkan maslahah, menegakkan keadilan, tidak menyulitkan, menyedikitkan beban dan berangsur-angsur dalam proses penerapan hukum.5 Akan tetapi dalam konteks sekarang, hukum Islam yang semestinya diharapkan dapat menjawab segala persoalan kehidupan umat manusia pada kenyataannya seolah tidak mampu untuk menjawab persoalan itu. Di dalam tataran empiris, fiqih sebagai bagian dari produk pemikiran Islam, semestinya tidak apatis terhadap persoalan baru yang muncul dalam konstruksi sosial budaya masyarakat yang terus berubah. Sebaliknya fiqih dituntut harus peka dalam menjawab setiap problematika kemasyarakatan. Oleh karena itu dalam proses aplikasinya sebagai konsekuensi logis dari konsep syariah pada akhirnya akan

4 Ash-Shiddieqy, Filsafat Hukum Islam, cet. ke-1 (: Pustaka Rizki Putra, 2001), hlm. 91.

5 Jaih Mubarok, Sejarah dan Perkembangan Hukum Islam, cet. ke-3 (Bandung: Rosda Karya, 2003), hlm. 7-12.

3

selalu melahirkan sebuah penafsiran, pemahaman bahkan produk pemikiran baru.

Munculnya perbedaan dalam pemahaman dan penafsiran para ulama melahirkan apa yang disebut fiqih. Pada prinsipnya munculnya perbedaan pemikiran dalam fiqih disebabkan oleh adanya perbedaan dalam metodologi berijtihad.6

Produk pemikiran para ulama dalam ranah hukum Islam, selain melahirkan fiqih, juga melahirkan fatwa, jurisprudensi, undang-undang, kodifikasi dan kompilasi.7 Fiqih sebagai produk ijtihad atau hasil dari pemahaman terhadap teks wahyu mempunyai sifat nisbi, relatif. Keberadaan fiqih dapat berubah sesuai dengan perubahan situasi maupun kondisi serta konteks waktu dan tempat dimana fiqih itu berada. Di dalam sejarah fiqih tercatat misalnya ada pemikiran fiqih Maliki, fiqih Syafii', fiqih Hanafi dan pemikiran fiqih lainnya.8

Dalam sejarah dinamika pemikiran hukum Islam di Indonesia wacana pemikiran fiqih yang digagas oleh para pemikir Islam Indonesia, menunjukan adanya fenomena yang sangat menarik untuk dicermati. Hal ini seiring dengan

6 Ash-Shiddieqy, Pengantar Hukum Islam, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2001), hlm. 10. Lihat A. Djazuli, Ilmu Fiqh, (Jakarta: Prenada Indonesia, 2005), hlm. 119.

7Fatwa adalah pendapat ulama tentang satu masalah tertentu yang prosedurnya diawali dengan pertanyaan. Jurisprudensi adalah kumpulan keputusan hakim di pengadilan yang dapat digunakan oleh para hakim sebagai dasar putusan khususnya terhadap kasus-kasus yang dasar hukumnya belum ditemukan secara tertulis dalam kitab-kitab hukum. Undang-undang adalah hasil kesepakatan antara para ilmuwan dalam berbagai bidang dengan pemimpin umat. Kodifikasi adalah pembukuan suatu jenis hukum tertentu secara lengkap dan sistematis dalam suatu buku hukum. Kompilasi adalah rangkuman dari berbagai pendapat hukum yang diambil dari beberapa kitab yang ditulis oleh para ulama fiqih yang biasa digunakan sebagai referensi di pengadilan agama untuk diolah, dikembang dan dihimpun dalam suatu kumpulan. Lihat Khoiruddin Nasution, Pengantar Studi Islam, (Yogyakarta: Akademia + TAZZAFA, 2007), hlm. 22-27.

8 Ada dua aliran yang berkembang dalam pemikiran fiqih, pertama disebut aliran ahlu al-hadis dan kedua, disebut aliran ahlu ar-ra'yu. Aliran pertama disebut ahli hadis karena mengeluarkan hukum-hukum dari hadis-hadis yang mereka terima saja tidak mau mempergunakan ra’yu atau qiyas terhadap perkara- perkara yang tidak ada hadisnya. Sementara aliran kedua disebut ahli ra’yu karena menetapkan hukum dengan hadis dan apabila mereka tidak menemukan hadis maka mereka melakukan qiyas, mereka menetapkan hukumnya dengan jalan menggunakan ijtihad. Lihat Mun'im Sirry, Sejarah Fiqh Islam Suatu Pengantar, cet. ke-2 (Surabaya: Risalah Gusti, 1996), hlm. 82.

4

lahirnya gerakan tajdid dan modernisasi di dunia Islam, pasca terjadinya masa kejumudan.9 Munculnya gagasan dan upaya pembaruan atau gerakan aktualisasi maupun kontekstualisasi hukum Islam merupakan mata rantai dari gerakan tajdi>d di dunia Islam secara keseluruhan.10

Salah satu gerakan yang lahir dalam pemikiran Islam di Indonesia adalah wacana gerakan tajdi>d dalam pemikiran fiqih. Tema sentral gerakan ini adalah gerakan memformulasikan kembali fiqih dalam konteks kekinian dan ke-

Indonesia-an. Gagasan pemikiran dan formulasi fiqih yang ditawarkan oleh mereka masih perlu untuk dicermati. Misalnya Hasbi Ash-Shiddieqy memunculkan gagasan Fiqih Indonesia. Tema sentral dalam pemikiran ini adalah pengembangan pemikiran fiqih yang lebih cocok dengan karakter dan konteks sosial masyarakat Indonesia.11

Sementara Hazairin, mengagas fiqih mazhab nasional atau mazhab

Indonesia. Tema sentral pemikiran ini adalah pengembangan dan penyesuaian atau pengkompromian antara hukum Adat dengan hukum Islam. Menurutnya

9 Masa kejumudan dalam sejarah perkembangan hukum Islam ini disebut sebagai periode taklid atau disebut juga masa keterpakuan intelektual, periode ini terjadi sekitar abad IV H/X M. Lihat Jaih Mubarok, Sejarah dan Perkembangan,hlm. 164.

10 Tajdid secara harfiah berarti pembaruan. Tajdid berarti pembaruan dalam hidup keagamaan baik pemikiran maupun berbentuk gerakan, sebagai reaksi atau tanggapan terhadap tantangan-tantangan internal dan eksternal yang menyangkut keyakinan dan urusan sosial. Tokoh- tokoh gerakan tajdid ini di antaranya seperti Muhammad bin Abdul Wahab (1730-1792) di Arab Saudi, Syah Waliyullah (1702-1762) di India, Jamaludin al-Afgani (1838-1905), Muhamad Abduh (1849-1905), Muhamad Rasyid Ridho (1865-1935) di Mesir dan lain-lain. Lihat John L. Esposito, Ensiklopedi Dunia Islam Modern, alih bahasa Eva Y.N. dkk, (Bandung: Mizan, 2002), III: 42-43. Lihat pula Ahmad Rofik, Pembaharuan Hukum Islam di Indonesia,(Yogyakarta: Gama Media, 2001), hlm. 47.

11 Mahsun Fuad, Hukum Islam Indonesia, (Yogyakarta: LKIS, 2005), hlm. 62-68.

5

eksistensi hukum Adat tidak bisa dikesampingkan begitu saja di dalam proses perkembangan dan pembentukan hukum Islam di Indonesia.12

Kemudian Munawir Syadzali melontarkan gagasan reaktualisasi ajaran

Islam. Gagasan ini mengambil isu mengenai hukum waris Islam, perbudakan dan bunga bank. Tesis ini mengharapkan para ahli hukum Islam untuk merumuskan kembali ajaran agama Islam agar sesuai dengan kebutuhan dan realitas yang ada.13

Selanjutnya Masdar F. Mas’udi dengan menggagas agama keadilan. Tema sentral pemikiran ini adalah masalah zakat dengan menggunakan pendekatan historis kritis dan kemaslahatan. Masdar berpendapat zakat identik dengan pajak oleh karena itu orang yang sudah mengeluarkan zakat maka kewajiban mengeluarkan pajak seharusnya lebih ringan atau berkurang.14

Di samping itu, ada K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh yang menawarkan gagasan fiqih dengan nuansa sosial. Gagasan ini dalam upaya mentransformasikan nilai-nilai ajaran Islam, secara menyeluruh dalam dimensi kehidupan baik secara individu maupun kolektif, masyarakat dan negara. Di antara beberapa pemikir Islam yang ada, K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh termasuk pemikir yang menawarkan gagasan yang berbeda dengan para pemikir

Islam lainnya. Keduanya menawarkan gagasan fiqih dengan nuansa sosial dengan mengajak umat Islam untuk berpikir secara kritis rasional dan kontekstual.

Maka dalam konteks inilah, gagasan tentang konsep fiqih sosial yang ditawarkan oleh K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh menjadi sangat penting

12 Ibid., hlm. 75-78.

13 Ibid., hlm. 83-91.

14 Ibid., hlm. 101-104. 6

dan menarik untuk diteliti. Kedua tokoh ini sama-sama mempunyai konsep tersendiri dalam merumuskan fiqih yang ideal. Selain itu, menariknya lagi adalah keduanya sama-sama mewakili organisasi kemasyarakatan yang sama yaitu

Nahdhatul Ulama (NU) dan berlatar belakang pendidikan pesantren. Latar belakang inilah yang akan berpengaruh besar terhadap corak pemikiran serta karakter masing-masing dalam merumuskan sebuah konsep tentang fiqih sosial.

B. Pokok Masalah

Berdasarkan kepada uraian latar belakang masalah tersebut, maka dirumuskan beberapa pokok permasalahan, yaitu:

1. Bagaimana pemikiran fiqih sosial K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh?

2. Bagaimana persamaan dan perbedaan pemikiran keduanya, serta implikasinya

dalam pengembangan hukum Islam di Indonesia?

C. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dalam penyusunan skripsi ini sebagai berikut:

1. Untuk menjelaskan pemikiran fiqih sosial K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal

Mahfudh.

2. Untuk menjelaskan persamaan dan perbedaan pemikiran fiqih sosial antara

K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh serta implikasinya dalam

pengembangan hukum Islam di Indonesia.

Sedangkan kegunaannya adalah: 7

1. Memberikan pemahaman dan penjelasan mengenai pemikiran fiqih sosial

yang digagas oleh masing-masing tokoh.

2. Memperkaya khazanah keilmuan dan pemikiran Islam khususnya dalam

bidang pemikiran fiqih.

D. Telaah Pustaka

Diskursus persoalan hukum Islam (fiqh), sebenarnya bukanlah persoalan baru dalam khazanah keilmuan dan pemikiran Islam, termasuk masalah fiqih sosial. Kajian terhadap disiplin ilmu fiqih sebenarnya sudah berlangsung lama dari dulu sampai sekarang. Begitu pula kajian terhadap fiqih sosial walaupun ada yang mengganggap sebagai istilah baru dalam kajian ini. Akan tetapi jika ditinjau dari segi materinya, fiqih sosial bukan hal yang baru dalam ranah pemikiran Islam.

Berdasarkan hasil penelusuran terhadap beberapa literatur, penyusun menemukan beberapa hasil karya yang telah ditulis oleh beberapa sarjana yang memiliki perhatian dalam fiqih sosial. Beberapa karya ilmiah tersebut, di antaranya buku Fiqh Kontekstual oleh Ahmad Rofik (2004), buku tersebut memaparkan tentang pemaknaan fiqih dari normatif ke pemaknaan sosial. Seperti peranan dan partisipasi perempuan dalam politik serta pemberdayaan ekonomi umat melalui zakat. Buku Fiqh Realitas oleh Abu Yasid (2005), isinya membahas permasalahan sosial dari perspektif fiqih meliputi masalah perempuan, lingkungan, ekonomi, politik dan masalah sosial lainnya. Buku Fiqh Indonesia oleh Nourouzzaman Shiddieqy (1997), membahas tentang pemikiran Hasbi mengenai fiqih dalam hubungannya dengan konteks sosial di Indonesia. 8

Selanjutnya karya ilmiah yang merupakan hasil penelitian terhadap pemikiran fiqih K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh di antaranya Buku

Hukum Islam Indonesia oleh Mahsun Fuad (2005). Dalam buku tersebut, isinya memaparkan pemikiran K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh dalam konteks pembaruan pemikiran hukum Islam di Indonesia. Buku Wacana Baru Fiqih Sosial

70 Tahun K.H. Ali Yafie oleh Jamal D. Rahman (1997), isinya membahas sejarah kehidupan K.H. Ali Yafie dan uraian serta analisis para tokoh Indonesia tentang pemikiran dan kiprah K.H. Ali Yafie, kemudian buku Fiqih Sosial Kiai Sahal

Antara Konsep dan Implementasi oleh Jamal Ma'mur Asmani (2007), isinya memaparkan tentang konsep pemikiran sekaligus implementasinya fiqih sosial

K.H. Sahal Mahfudh.

Berdasarkan penelitian penyusun, karya ilmiah atau buku-buku yang membahas pemikiran fiqih sosial K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh, dengan model perbandingan masih relatif sedikit. Penelitian dan karya ilmiah yang sudah ada masih seputar membahas materi fiqih secara umum. Perbedaan skripsi ini dengan karya ilmiah (skripsi) atau buku-buku yang sudah ada, terletak pada fokus kajiannya, penyusunan skripsi ini fokus kajiannya adalah terletak pada konsep fiqih sosial, tema-tema fiqih sosial, metodologi fiqih sosial K.H. Ali

Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh, serta analisis perbandingan pemikiran keduanya baik persamaan maupun perbedaan dan juga implikasi pemikirannya dalam pengembangan hukum Islam di Indonesia. Oleh karena itu, salah satu hal penting dari penyusunan skripsi ini, adalah terletak pada upaya melanjutkan atas hasil penelitian dan hasil karya ilmiah yang sudah ada, sekaligus melengkapinya apa 9

yang belum dibahas dalam karya-karya ilmiah, khususnya dalam masalah fiqih sosial yang digagas oleh masing-masing tokoh tersebut.

E. Kerangka Teori

Al-Qur’an sebagai sumber hukum Islam memiliki bahasan dan cakupan yang sangat luas dalam berbagai hal tentang hukum Islam. Akan tetapi Al-Qur'an tidak menjelaskan secara rinci atas kaidah-kaidah hukum yang ada. Oleh karena itulah diperlukan adanya suatu interpretasi yang dapat menjelaskan arti dan makna sebenarnya dari kandungan maksud ayat tersebut.

Islam merupakan agama wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT ke dunia melalui Rasul-Nya dengan kandungan isi ajaran yang universal, lengkap dan sempurna. Sebagaimana Allah SWT berfirman:

اﻝﻴﻮم اآﻤﻠﺖ ﻝﻜﻢ دﻳﻨﻜﻢ واﺗﻤﻤﺖ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻥﻌﻤﺘﻲ ورﺿﻴﺖ ﻝﻜﻢ اﻻﺳﻼم دﻳﻨﺎ 15

Ada dua dimensi dalam memahami syariah atau hukum Islam. Dimensi pertama, hukum Islam berdimensi ilahiah. Dimensi ini diyakini oleh umat Islam sebagai ajaran yang bersumber Allah SWT dan sakralitasnya senantiasa harus dijaga.

Dimensi kedua, hukum Islam berdimensi insaniah. Di dalam dimensi ini hukum

Islam dipahami sebagai suatu upaya manusia yang secara sungguh-sungguh untuk memahami ajaran yang dinilai suci untuk diaplikasikan dalam kehidupan nyata.

Maka dimensi ini merupakan dimensi yang sangat penting dalam proses

15 Al-Ma>idah (5): 3.

10

perkembangan dan pembentukan hukum Islam di tengah kehidupan umat manusia baik secara individu maupun kolektif.16

Hukum Islam (fiqh) sebagai hasil dari sebuah proses ijtihad para ulama dalam upaya penggalian, pengambilan, penemuan dan penetapan sebuah hukum yang dijelaskan secara langsung dalam Al-Qur'an. Skala prioritas tujuan diberlakukannya hukum Islam adalah dalam upaya mewujudkan kemaslahatan umum meliputi memelihara dan melindungi prinsip-prinsip dasar kemanusiaan.

Berangkat dari hal tersebut, kerangka teori yang digunakan dalam penelitian sekaligus penyusunan skripsi ini adalah menggunakan teori maqa>s}id asy-syari>'ah.

Teori ini berdasarkan catatan sejarah hukum Islam, teori ini pertama kali dicetuskanoleh Imam al-Juwani, kemudian dikembangkan oleh Imam al-Ghazali.

Selanjutnya dikembangkan oleh Imam al-Syatibi. Sebagai doktrin maqa>s}id asy- syari>'ah bermaksud mencapai, menjamin dan melestarikan kemaslahatan bagi umat manusia, khususnya umat Islam. Sementara maqa>s}id asy-syari>'ah jika ditinjau sebagai metode, dimaksudkan sebagai pisau analisa atau kacamata untuk membaca kenyataan atau fakta yang ada disekitar kita.17

Terwujudnya tujuan dan maksud syara' tersebut merupakan kebutuhan mendasar dalam konsep syariah, meliputi pemenuhan kebutuhan primer

(d}aru>riyya>t), kebutuhan sekunder (h}a>jiyya>t) dan kebutuhan tertier (tah}si>niyya>t).

Secara implementatif konsep tersebut merupakan landasan dari rumusan konsep

16 Juhaya S. Praja, "Dinamika Pemikiran Hukum Islam," dalam Jaih Mubarok Sejarah dan Perkembangan Hukum Islam, cet. ke-3 (Bandung: Rosda Karya, 2003), hlm. vii.

17 Yudian W. Asmin, “Maqa>s}id al-Syari>'ah sebagai Doktrin dan Metode,” dalam Amin Abdullah,dkk.,Re-stukturisasi Metodologi Islamic Studies Mazhab Yogyakarta, (Yogyakarta: Suka Press UIN Sunan Kalijaga, 2007), hlm. 139-149.

11

maqa>s}id asy-syari>'ah. Di dalamnya meliputi memelihara agama (h}ifz} ad-di>n), memelihara keturunan (h}ifz} an-nasl), memelihara jiwa (h}ifz} an-nafs), memelihara akal (h}ifz} al-'aql) dan memelihara harta (h}ifz} al-ma>l). 18

Rumusan konsep tersebut dapat terpenuhi jika hukum Islam dapat direalisasikan dalam kehidupan dengan baik. Berdasarkan kepada rumusan konsep maqa>s}id asy-syari>'ah tersebut, K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh ingin menggali sekaligus menjabarkan kembali konsep fiqih yang ada dalam khazanah fiqih klasik untuk kemudian diaktualisasikan dalam konteks kehidupan masa kini.

Dalam prosesnya pelaksanaan hukum Islam harus memperhatikan situasi dan kondisi dimana hukum Islam itu berada. Karena hal ini akan berpengaruh terhadap keberlangsungan hukum Islam itu sendiri. Sebagaimana dalam sebuah kaidah disebutkan:

ﺗﻐﻴﺮاﻝﻔﺘﻮى واﺧﺘﻼ ﻓﻬﺎ ﺑﺘﻐﻴﺮاﻻزﻡﻨﺔ واﻻﻡﻜﻨﺔ واﻻﺣﻮال واﻝﻨﻴﺎت واﻝﻌﻮاﺋﺪ 19

Selain itu berlakunya hukum Islam harus memperhatikan nilai-nilai tradisi yang hidup dan tumbuh serta berkembang di tengah masyarakat. Maka eksistensi hukum Islam sebagai hukum yang dinamis akan terlihat jika dihadapkan kepada suatu kondisi dan tradisi dimana hukum Islam itu berada. Secara praktis suatu

18Asy-Sya>t}ibi>, al-Muwa>faqa>t fi> Us}u>l asy-Syari>'ah, (Kairo: al-Haiah al-Mis}riyyah al- ‘Ammah, 2006), II: 6-9. Lihat Az-Zuhaili>, Us}u>l al-Fiqh al-Isla>mi>, (ttp.: Da>r al-Fikr, 1986), II: 1020-1024. Lihat pula Yudian Wahyudi, Ushul Fikih versus Hermeneutika; Membaca Islam dari Kanada dan Amerika, (Yogyakarta: Pesantren Nawesea Press, 2007), hlm. 45-47. Lihat pula 'Abdul Wahab Khallaf, 'Ilmu Us}u>l al-Fiqh, (Kairo: Da>r al-Qalam, 1978), hlm. 200-205. Lihat Ash-Shiddieqy, Filsafat Hukum, hlm. 171-172.

19 Tentang 'urf ini dapat dilihat dalam 'Abdul Wahhab Khallaf, 'Ilmu Us}u>l, hlm. 89-90. Ash-Shiddieqy, Filsafat Hukum, hlm. 470. Lihat pula A. Djazuli, Kaidah-kaidah Fiqh, hlm. 14.

12

tradisi atau adat ('urf) dapat menjadi pertimbangan hukum bagi berlakunya hukum

Islam. Hal ini sesuai dengan sebuah kaidah yang berbunyi:

اﻝﻌﺎدة ﻡﺤﻜﻤﺔ 20

Melalui upaya reformulasi, aktualisasi dan kontekstualisasinya, fiqih diharapkan dapat berfungsi sebagai pemecah problem sosial dan pengontrol sosial perilaku masyarakat. Dan melalui upaya pengembangan fiqih dengan konsep fiqih sosial yang dilakukan oleh K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh, maka pada saatnya nanti akan terlihat secara jelas bahwa mulai dari pemikiran fiqih sosial, tema-tema pemikiran fiqih sosial dan metodologi yang dirumuskan keduanya, kehadiran fiqih sosial dalam upaya memecahkan problem sosial dalam konteks kehidupan modern sangatlah penting.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini penyusun menggunakan jenis penelitian library research, yaitu jenis penelitian yang dilakukan dan difokuskan pada penelaahan, pengkajian dan pembahasan literatur-

20 Adat atau 'urf dapat dijadikan sebagai pertimbangan hukum, jika memenuhi tiga syarat, yaitu pertama,'urf itu tidak berlawanan dengan nash yang tegas dan jelas, kedua, adat atau 'urf itu telah menjadi adat yang terus-menerus berlaku dan berkembang dalam masyarakat dan ketiga, adat atau 'urf itu merupakan 'urf umum karena hukum yang umum tidak dapat ditetapkan dengan 'urf yang khusus. Ash-Shiddieqy, Filsafat Hukum, hlm. 476. Lihat Az-Zuhaili>, Us}u>l al-Fiqh, hlm. 216- 217. 13

literatur, baik klasik maupun modern. Literatur Arab, Inggris, Indonesia dan sebagainya yang ada kaitannya dengan persoalan ini.

2. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif komparatif analitik, yaitu menjelaskan, memaparkan dan menganalisis serta membandingkan pemikirannya secara sistematis, sehingga dapat mudah untuk dipahami dan disimpulkan terkait dengan satu permasalahan dari dua tokoh yang memiliki latar belakang dan pemikiran berbeda. Setelah dipaparkan kemudian dianalisis terkait dengan persamaan dan perbedaan pemikirannya serta implikasinya dalam pengembangan hukum Islam.

3. Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang diperoleh dalam penyusunan skripsi ini adalah melalui pengkajian dan penelaahan pada sejumlah literatur baik primer maupun sekunder.

Sumber data primer yang penyusun ambil sebagai bahan penelitian dalam penyusunan skripsi ini adalah buku-buku karya K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal

Mahfudh khususnya dalam bidang pemikiran fiqih. Di antara buku-buku karya

K.H. Ali Yafie adalah Menggagas Fiqih Sosial, Merintis Fiqih Lingkungan,

Teologi Sosial; Telaah Kritis Persoalan Agama dan Kemanusiaan dan Posisi

Ijtihad Dalam Keutuhan Ajaran Islam. Adapun buku-buku K.H. Sahal Mahfudh di antaranya Nuansa Fiqih sosial, Dialog Dengan Kiai MA. Sahal Mahfudh Solusi

Problematika Umat dan Ensiklopedi Ijma'. buku terjemahan bersama K.H.

Musthafa Bisri.

Selain data primer yang digunakan dalam penelitian ini, penyusun juga menggunakan data sekunder. Adapun Sumber data sekunder yang diambil dan 14

digunakan dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini adalah buku-buku atau karya-karya ilmiah lain yang terkait dengan masalah ini.

4. Pendekatan Masalah

Pendekatan yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini, penyusun menggunakan pendekatan filosofis.21 Yaitu pendekatan yang dilakukan dengan berdasarkan pendekatan yang dilakukan dengan berdasarkan kepada tinjauan filsafat dalam membaca teks ajaran agama dalam hubungannya dengan realitas dan kondisi sosial yang terjadi, sehingga ajaran agama dipahami bukan hanya secara tekstual melainkan kontekstual. Termasuk dalam konsep fiqih sosial yang menjadikan fiqih sebagai media dalam menjawab sekaligus memecahkan problematika sosial umat.

Penyusunan skripsi ini, penelitiannya juga termasuk ke dalam penelitian pemikiran tokoh, yaitu penelitian yang difokuskan pada ragam pemikiran masing- masing tokoh dengan bersumberkan kepada data-data atau tulisan-tulisan sebagai hasil karya dari kedua tokoh tersebut.22

G. Sistematika Pembahasan

Berdasarkan sistematika pembahasannya, penyusunan skripsi ini supaya terarah dan tersusun dengan baik, maka dalam proses penyusunan serta uraian pembahasannya dibagi ke dalam beberapa bab pembahasan, di antaranya sebagai berikut:

21 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 42-46.

22 Cik Hasan Bisri, Model Penelitian Fiqh, (Jakarta: Kencana, 2003), hlm. 183-220. 15

Bab pertama, membahas pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, pokok masalah, tujuan dan kegunaan masalah, telaah pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab kedua, membahas K.H. Ali Yafie dan pemikiran fiqih sosialnya, terdiri dari biografi K.H. Ali Yafie, pemikiran tentang fiqih sosial, tema pemikiran fiqih sosial dan metodologi fiqih sosialnya.

Bab ketiga, membahas K.H. Sahal Mahfudh dan pemikiran fiqih sosialnya, terdiri dari biografi K.H. Sahal Mahfudh, pemikiran tentang fiqih sosial, tema pemikiran fiqih sosial dan metodologi fiqih sosialnya.

Bab keempat, membahas tentang analisis perbandingan pemikiran fiqih sosial

K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh, terdiri dari persamaan dan perbedaan serta implikasinya dalam pengembangan hukum Islam di Indonesia.

Bab kelima, penutup terdiri dari kesimpulan dan saran-saran. BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan kepada hasil penelitian atas pemikiran fiqih sosialnya antara

K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh. Maka sebagai jawaban atas pokok masalah, dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara konseptual fiqih sosial yang digagas oleh K.H. Ali Yafie dan K.H.

Sahal Mahfudh, dari sisi konsep fiqih sosial belum memberikan suatu

rumusan konsep yang jelas dan baku, baik mengenai masalah pengertian

etimologis, terminologis maupun rumusan metodologinya bahkan ruang

lingkup fiqih sosial itu sendiri. Akan tetapi fiqih sosial yang ditawarkannya

adalah berbicara fiqih dalam dimensi sosial dengan lebih menekankan pada

aspek ajaran tentang hubungan antara sesama manusia. Artinya fiqih sosial

yang digagas dan dibangun oleh K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh

pada dasarnya sama, yaitu mengkaji masalah realita sosial dan masalah

kemanusiaan dengan perspektif agama. Persoalan tersebut, di antaranya

masalah sosial, budaya, ekonomi, politik, pendidikan, kesehatan,

kependudukan, hukum, wanita dan lingkungan hidup.

Gagasan yang dikemukakannya terkait dengan upaya mereformulasikan dan

mengkontekstualisasikan ajaran Islam. Rumusan tersebut menurut keduanya

berkaitan dengan upaya pemenuhan tiga jenis kebutuhan manusia, yaitu

pertama kebutuhan d}aru>riyya>t (primer), kedua kebutuhan h}a>jiyya>t

(sekunder) dan ketiga kebutuhan tah}si>niyya>t (tertier). Menurut keduanya

88 89

kebutuhan tersebut harus terpenuhi sebagai bagian dari maqa>s}id asy-syari>’ah

yang menyangkut kepentingan dan kemaslahatan umum atau disebut dengan

al-mas}a>lih} al-'a>mmah.

Kemudian dari segi metodologi, rumusan metodologi fiqih sosial K.H. Ali

Yafie, meliputi analisis na>sikh mansu>kh, analisis kesejarahan, analisis fard}u

kifa>yah, dan analisis pendekatan maslah}ah. Sementara rumusan metodologi

fiqih sosial K.H. Sahal Mahfudh, meliputi analisis pengembangan fiqih qauli,

analisis fiqih manhaji termasuk aplikasi qawa>'id us}u>liyyah dan fiqhiyyah.

dan analisis pendekatan maslah}ah.

2. Ditinjau dari segi persamaannya, pemikiran fiqih sosial K.H. Ali Yafie dan

K.H. Sahal Mahfudh, yaitu berbicara fiqih dalam dimensi sosial dengan lebih

menekankan pada aspek ajaran tentang hubungan antara sesama manusia

baik individu maupun kelompok.Sementara dari segi persamaan

metodologinya, K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh, sama-sama

menganalisis konsep ijtihad dan aplikasinya serta menganalisis konsep al-

mas}a>lih} al-'a>mmah.

Kemudian ditinjau dari segi perbedaannya, pemikiran fiqih sosial antara

K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh, terletak pada muatan analisis

materi fiqih yang menjadi kajiannya. K.H. Ali Yafie melalui pemikiran fiqih

sosialnya, lebih banyak menguraikan materi fiqih dalam penjabarannya dari

sisi konsep fard}u ‘ain dan fard}u kifa>yah, baik yang menyangkut masalah

hak-hak maupun kewajiban-kewajiban baik secara individu maupun kolektif.

K.H. Sahal Mahfudh lebih banyak menguraikan materi fiqih dalam

90

penjabarannya dari sisi konsep maqa>s}id asy-syari>’ah. Kemudian dari segi

perbedaan metodologinya, K.H. Ali Yafie mengembangkan analisis na>sikh-

mansu>kh, analisis kesejarahan dan analisis fard}u kifa>yah. Sementara K.H.

Sahal Mahfudh mengembangkan analisis fiqih qauli dan fiqih manhaji

termasuk aplikasi qawa>'id us}u>liyyah dan fiqhiyyah.

3. Implikasi pemikiran keduanya, terlihat pada adanya usaha dalam pembinaan

dan pengembangan hukum Islam (fiqh). Selain itu implikasi yang sangat

penting dari pemikiran keduanya adalah terbukanya pola pikir dan pemikiran

dikalangan umat Islam, sehingga wacana berpikir kritis dan rasional tumbuh

dan berkembang. Sementara implikasi lainnya adalah dalam konteks

Indonesia sebagai sebuah negara hukum, fiqih dapat dijadikan sebagai

bagian dari materi hukum atau sumber hukum dalam kerangka perumusan,

pembinaan dan pengembangan hukum nasional dengan melalui proses

pengundangan atau legislasi. Dan melalui upaya inilah memfungsikan

kembali peran fiqih sebagai kontrol sosial dalam masyarakat, sekaligus

menjadikan fiqih sebagai etika sosial sehingga kehadirannya sangat

dibutuhkan oleh masyarakat.

B. Saran-Saran

1. Perlunya dukungan dari berbagai pihak terutama dari lembaga pendidikan

dan lembaga sosial keagamaan dalam upaya menumbuh kembangkan

semangat penelitian khususnya dalam pengembangan fiqih ke depan.

91

2. Kepada para calon pakar hukum Islam diharapkan untuk terus melakukan

penelitian dan pengkajian fiqih secara menyeluruh, terbuka, terpadu dan

integral dengan paradigma keilmuan dari berbagai disiplin ilmu.

3. Dalam penelitian dan pengkajian fiqih ini diharapkan dapat memberikan

hasil dan kontribusi yang nyata bagi pengembangan keilmuan khususnya

dalam bidang hukum Islam (fiqh).

4. Dalam melakukan interpretasi hukum Islam yang dilakukan oleh siapapun

diperlukan cara pandang baru. Akan tetapi dengan tetap berpegang kepada

koridor syariah, agar hukum Islam tetap relevan dengan perkembangan

zaman dan dibutuhkan oleh umat.

DAFTAR PUSTAKA

A. Kelompok Al-Qur’an/Tafsir

Ash-Shiddieqy, T.M Hasbi,Pengantar Ilmu Al-Qur'an/Tafsir, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2001.

Departemen Agama RI,Al-Qur‘an dan Terjemahnya, Bandung: CV. Diponegoro, 2004.

Hawari, Dadang,Al-Qur‘an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Jakarta: Dana Bhakti Prima Yasa,1996.

M.Salih,Subhi,Membahas Ilmu-ilmu Al-Qur‘an, alih bahasa Tim Pustaka Firdaus, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001.

Qat}an,Manna al-,Maba>h}is\ fî ‘Ulu>m Al-Qur‘a>n, ttp.: Muassasah al-Risa>lah,1993.

Shihab,M.Quraish,Wawasan Al-Qur‘an Tafsir Maudhui’ Atas Pelbagai Persoalan Umat, Bandung: Mizan,1996. ----,Membumikan Al-Qur‘an Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat, Bandung: Mizan, 1995.

Shihab, Umar, Kontekstualitas Al-Qur'an Kajian Tematik Atas Ayat Hukum Dalam Al-Qur'an, Jakarta: Penamadani, 2005.

B. Kelompok Hadis/Ulumul Hadis

Ima>m Tirmiz\i}>,Al-Ja>mi' as}-S}ah}i>h} wa Huwa Sunan at-Tirmiz\i,> 5 jilid, ttp: Da>r al- Fikr, 1980.

Ibnu Ma>jah, Abi> Abdullah Muh}ammad Ibn Yazid al-Qazwiniy>,Sunan Ibn Ma>jah, Semarang; Toha Putra, t.t.

C. Kelompok Fiqh/Ushul Fiqh

Asy-Sya>t}ibi>,Abi> Ishaq,al-Muwa>faqa>t Fi> Us}u>l asy-Syari>'ah, 4 jilid, Kairo: al- Haiah al-Mis}riyyah al-‘Ammah, 2006.

Ash-Shiddieqy, T.M.Hasbi,Pengantar Ilmu Fiqh, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2001. ----,Pengantar Hukum Islam, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2001. ----,Pokok-pokok Pegangan Imam Mazhab, Semarang: Pustaka Rizki Putra,1997.

92 93

----,Filsafat Hukum Islam, Semarang: Pustaka Rizki Putra,1997. ----, Kelengkapan Dasar-Dasar Fiqih Islam, Medan: Islamiyyah,1953.

Akh. Minhaji,"Otoritas, Kontinyuitas dan Perubahan Dalam Sejarah Pemikiran Ushul Fiqh," pengantar dalam Amir Mau’allim dan Yusdani, Ijtihad dan Legislasi Muslim Kontemporer, cet. ke-1 Yogyakarta:UII Press, 2005.

A.Djazuli,Ilmu Fiqh, Jakarta: Prenada Indonesia, 2005. ----,Kaidah-Kaidah Fiqh, Jakarta: Kencana, 2007.

Ahmad,Amrullah dkk,Dimensi-dimensi Hukum Islam Dalam Sistem Hukum Nasional, Jakarta: Gema Insani Press,1996.

Azizy, A. Qodri,Eklektisisme Hukum Nasional Kompetisi Antara Hukum Islam dan Hukum Umum, Yogyakarta: Gama Media, 2004.

As-Syaukanie,Luthfie,Politik HAM dan Isu-isu Teknologi Dalam Fiqih Kontemporer, Bandung: Pustaka Hidayah,1998.

Arief,Abd.Salam,Pembaruan Pemikiran Hukum Islam Antara Fakta dan Realita Kajian Pemikiran Hukum Syaikh Muh. Syaltut, Yogyakarta: LESFI, 2003.

A.Hanafie,Pengantar dan Sejarah Hukum Islam, Jakarta: Bulan Bintang,1984.

Abu Habeib,Sa'di,Ensiklopedi Ijma', alih bahasa, Sahal Mahfudh bersama Musthafa Bisri, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2006.

Abu> Zahrah,Muh}ammad,Us}u>l al-Fiqh, ttp.: Da>r al-Fikr al-'Arabi>, t.t.

Bari,Zakaria,al-,Mas}a>dir al-Ah}ka>m al-Isla>miyyah, ttp.: Da>r al-Ittih}ad al- ‘Arabi>,1975.

D.Rahman,Jamal,(et.al),Wacana Baru Fiqih Sosial 70 Tahun K.H. Ali Yafie, Bandung: Mizan, 1997.

Fuad,Mahsun,Hukum Islam Indonesia, Yogyakarta : LKIS, 2005.

Husain Almunawwar,Said Agil,Hukum Islam dan Pluralitas Sosial, Jakarta: PENAMADANI, 2004.

Harjono,Anwar,Hukum Islam Keluasan dan Keadilannya, Jakarta: Bulan Bintang,1968.

Hafsin,Abu, "Fiqih Sosial Suatu Upaya Menjadikan Fiqih Sebagai Etika Sosial," Pengantar dalam Jamal Ma'mur Asmani, Fiqh Sosial Kiai Sahal Antara Konsep dan Implementasi, Surabaya: Khalista, 2007.

94

Jazi>ri,‘Abdurrah}ma>n,al-,Kita>b al-Fiqh ‘ala al-Maz\a>hib al-Arba‘ah, ttp.: Da>r al- Fikr Maktabah al-Tijani,1990.

Khallaf,‘Abdul Wahab,‘Ilmu Us}u>l al-Fiqh, Kairo: Da>r al-Qalam,1978.

Khudari Biek,Muh}ammad al-,Us{u>l al-Fiqh, ttp.: Da>r al-Fikr,1988.

Lukito,Ratno,Tradisi Hukum Indonesia, Yogyakarta: TERAS, 2008.

M.Azhar,Fiqh Kontemporer Dalam Pandangan Neomodernisme Islam, Yogyakarta: LESISKA,1996.

Muallim,Amir dan Yusdani,Konfigurasi Pemikiran Hukum Islam,Yogyakarta: UII Press, 2001. ----,Ijtihad Suatu Kontroversi,Yogyakarta: Titian Ilahi Press,1997.

Mubarok,Jaih,Hukum Islam, Bandung: Benang Merah Press, 2006. ----,Sejarah dan Perkembangan Hukum Islam, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003. ----,Metodologi Ijtihad,Yogyakarta: UII Press, 2000.

Manan,Abdul,Reformasi Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007.

Ma'mur Asmani, Jamal,Fiqh Sosial Kiai Sahal Antara Konsep dan Implementasi, Surabaya: Khalista, 2007.

Mahfudh,Sahal,Nuansa Fiqih Sosial, cet. ke-6 Yogyakarta: LKIS, 2007. ----,Dialog Dengan Kiai Sahal Mahfudh Solusi Problematika Umat, Surabaya: Ampel Suci, 2003. ----, "Bahtsul Masail dan Istinbath Hukum NU: Sebuah Catatan Pendek," Pengantar dalam Ahkamul Fuqaha Solusi Problematika, Aktual Hukum Islam Keputusan Muktamar, Munas dan Konbes NU (1926-1999), cet. ke- 2 Surabaya: LTNU Jawa Timur dan Diantama, 2005.

Muslehuddin,Muhammad,Filsafat Hukum Islam dan Pemikiran Orientalis, alih bahasa, Yudian Wayudi Asmin,et.al.,Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1991.

M. Zein,Satria Effendi,"Ijtihad Sepanjang Sejarah Hukum Islam: Memposisikan K.H. Ali Yafie," dalam Jamal D. Rahman (et.al), Wacana Baru Fiqih Sosial 70 Tahun K.H. Ali Yafie, Bandung: Mizan, 1997.

Noor, Ahmad dkk,Epistemologi Syara' Mencari Format Baru Fiqh Indonesia, cet. ke-2 Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

95

Najib, Agus M.,Evolusi Syariah Ikhtiar Mahmoud Muhammed Taha Bagi Pembentukan Hukum Islam, Yogyakarta: Pesantren Nawesea Press, 2007.

Qardawy,Yusuf,Ijtihad kontemporer Kode Etik dan Berbagai Penyimpangan, alih bahasa Abu Barzani, Surabaya: Risalah Gusti,1995. ----,Membumikan Syariat Islam, alih bahasa M. Zaki dkk., Surabaya: Dunia Ilmu,1997.

Rahmat,Jalaludin (ed),Ijtihad Dalam Sorotan, Bandung: Mizan, 1996.

Rofik,Ahmad,Pembaharuan Hukum Islam di Indonesia,Yogyakarta: Gama Media, 2001. ----,"Kritik Metodologi Formulasi Fiqh Indonesia," dalam Ahmad Noor dkk, Epistemologi Syara' Mencari Format Baru Fiqh Indonesia, cet. ke-2 Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009. ----, Fiqh Kontekstual, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.

Syaltu>t,Muh}ammad,al-Isla>m ‘Aqi>dah wa asy-Syari>‘ah, ttp.: Da>r al-Qalam,1966.

Syarifudin, Amir,Meretas Kebekuan Ijtihad Isu-isu Penting Hukum Islam Kontemporer di Indonesia, Jakarta: Ciputat press, 2002. ----,Ushul Fiqh, Jakarta: Logos Wacana Ilmu,1997.

Shiddieqy,Nourouzzaman,Fiqh Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1997.

Syadzali,Munawir,Ijtihad Kemanusiaan, Jakarta: Paramadina,1997. ----,Islam dan Tata Negara, Jakarta: UI Press,1993.

Sirry,Mun’im,Sejarah Fiqh Islam Suatu Pengantar, Surabaya: Risalah Gusti, 1995.

Wahyudi,Yudian,Ushul Fikih versus Hermeneutika; Membaca Islam dari Kanada dan Amerika, Yogyakarta: Pesantren Nawesea Press, 2007. ----,Maqasid asy-Syari'ah Dalam Pergumulan Politik, Yogyakarta: Pesantren Nawesea Press, 2007. ----,“Maqa>s}id al-Syari>'ah sebagai Doktrin dan Metode,” dalam Amin Abdullah,dkk.,Re-stukturisasi Metodologi Islamic Studies Mazhab Yogyakarta, Yogyakarta: Suka Press UIN Sunan Kalijaga, 2007.

Yafie,Ali,Menggagas Fiqih Sosial, Bandung: Mizan,1994. ----,Teologi Sosial; Telaah Kritis Persoalan Agama dan Kemanusiaan, Yogyakarta: LKPSM, 1997. ----, Merintis Fiqih Lingkungan Hidup, cet. ke-1 Jakarta: UFUK Press, 2006. ----, "Posisi Ijtihad Dalam Keutuhan Ajaran Islam," dalam Jalaludin Rahmat (ed), Ijtihad Dalam Sorotan, cet. ke-4 Bandung: Mizan, 1996.

96

Yasid, Abu,Fiqh Realitas, cet. ke-1 Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.

Zuhaili>,Wahbat, az-,Us}u>l al-Fiqh al-Isla>mi, 2 jilid, ttp.: Da>r al-Fikr,1986. Zuhdi,Masjfuk,Masail Fiqhiyyah Kapita Selekta Hukum Islam, Jakarta: Toko Gunung Agung,1996.

D. Kelompok Lain

Abudinnata,Metodologi Studi Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007. ----,Peta Keragaman Pemikiran Islam di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001.

Abdurrahman,Dudung,Metode Penelitian Sejarah, cet.1, Yogyakarta: Arruz Media Group, 2007.

Abdillah,Mujiyono, Agama Ramah Lingkungan Persfektif Al-Qur'an, cet. ke-1 Jakarta: Paramadina, 2001.

Abdurrahman,Moeslim,Islam Sebagai Kritik Sosial,Jakarta: ERLANGGA, 2003.

Akh.Minhaji,Kontroversi Pembentukan Hukum Islam Kontribusi Josepht Schacht,Yogyakarta: UII Press, 2001.

Abdullah, Masykuri, "Islam dan Hak Asasi Manusia: Pemahaman K.H. Ali Yafie," dalam Jamal D. Rahman (et.al), Wacana Baru Fiqih Sosial 70 Tahun K.H. Ali Yafie, Bandung: Mizan, 1997.

Ahkamul Fuqaha solusi Problematika Aktual Hukum Islam Keputusan Muktamar, Munas dan Konbes NU (1926-1999), cet. ke-2, Surabaya: LTNU Jawa Timur dan Diantama, 2005.

Azhar Basyir, Ahmad, "Pokok-Pokok Ijtihad Dalam Hukum Islam," dalam Jalaludin Rahmat (ed), Ijtihad Dalam Sorotan, cet. ke-4 Bandung: Mizan, 1996. ----,Refleksi Atas Persoalan Keislaman Seputar Filsafat Hukum Politik dan Ekonomi, Bandung: Mizan, 1994.

Ali,Zaenudin,Sosiologi Hukum, Jakarta: Grafika, 2006.

Bisri,Cik Hasan,Model Penelitian Fiqh, Jakarta: Kencana, 2003.

Baso,Ahmad,"Melawan Tekanan Agama Wacana Baru Pemikiran Fiqih NU," dalam Jamal D. Rahman (et al), Wacana Baru Fiqih Sosial 70 Tahun K.H. Ali Yafie, Bandung: Mizan, 1997.

97

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet, ke-2 Jakarta: Balai Pustaka,1989. Dagun, Save M.,Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara, 1997.

Dahlan, Abdul Azis, et.al.,Ensiklopedi Hukum Islam, 6 jilid, Jakarta: Ikhtiar Baru Van Hoev, 1996.

Esposito,John L.,Ensiklopedi Dunia Islam Modern, 4 jilid, alih bahasa Eva Y.N.dkk, Bandung: Mizan, 2002.

Faiza, Hayyun,Telaah Terhadap Pemikiran Hukum Islam K.H. Sahal Mahfudh Tentang Ijtihad, Skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta: UIN Suka, 2006.

Gerungan,W.A.,Psikologi Sosial, Bandung: Refika Aditama, 2004.

Hafidudin,Didin,Zakat dan Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani Press, 2002.

Hosen,Ibrahim,Memecahkan Permasalahan Hukum Baru, dalam Jalaludin Rahmat (ed), Ijtihad Dalam Sorotan, cet. ke-4 Bandung: Mizan, 1996.

Himawan,Anang Haris,"Refleksi Pemikiran Hukum Islam; Upaya Menangkap Makna dan Simbol Keagamaan," dalam Ahmad Noor dkk, Epistemologi Syara' Mencari Format Baru Fiqh Indonesia, cet. ke-2 Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

Jindan, Khalid Ibrahim,Teori Politik Islam, Surabaya: Risalah Gusti,1995.

Kustiana,Rina,Studi Perbandingan Antara Pemikiran Hasbi dan Ali Yafie Tentang Pembaharuan Hukum Islam, Skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta: UIN Suka, 2004.

Kansil,C.S.T.,Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,1989.

Kuntowijoyo,Paradigma Islam Interpretasi Untuk Aksi, Bandung: Mizan,1991.

Mastuhu,"Kiai Tanpa Pesantren: K.H. Ali Yafie dan Peta Kekuatan Sosial Islam Indonesia," dalam Jamal D. Rahman (et al), Wacana Baru Fiqih Sosial 70 Tahun K.H. Ali Yafie, Bandung: Mizan, 1997.

Muhaimin,"Dari Numerologi Hingga Fiqih Sosial: Menyambut 70 Tahun Prof. K.H. Ali Yafie," dalam Jamal D. Rahman (et.al), Wacana Baru Fiqih Sosial 70 Tahun K.H. Ali Yafie, Bandung: Mizan, 1997.

98

Mahendra,Yusril Ihza,"Sumbangan Ajaran Islam Bagi Pembangunan Hukum Nasional," dalam Jamal D. Rahman (et.al), Wacana Baru Fiqih Sosial 70 Tahun K.H. Ali Yafie, Bandung: Mizan, 1997.

Marfai',Muh.Aris,Moralitas Lingkungan, cet. ke-1 Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2005.

Mas’udi,F.Masdar,Agama Keadilan Risalah Zakat (Pajak) Dalam Islam, Jakarta: Pustaka Firdaus,1993.

Mas’ud,Abdurrahman,Menuju Paradigma Islam Humanis,Yogyakarta: Gama Media, 2003.

Mirhan,Heri,Pandangan Munawir Syadzali dan Ali Yafie Tentang Fiqh Kontekstual, Skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta: IAIN Suka, 2001.

Munandar, Safrudin Aris,Studi Terhadap Pandangan K.H. Sahal Mahfudh Tentang Nazir Wakaf, Skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta: UIN Suka, 2005. Mukhtar, Naqiyah,"Telaah Terhadap Perempuan Karier dalam Pandangan Islam," dalam Jamal D. Rahman (et.al), Wacana Baru Fiqih Sosial 70 Tahun K.H. Ali Yafie, Bandung: Mizan, 1997.

Nasution,Khoiruddin,Pengantar Studi Islam,Yogyakarta: Akademia+ TAZZAFA, 2007.

Praja,Juhaya S.,"Aspek Sosiologi Dalam Pembaharuan Fiqh di Indonesia," dalam Ahmad Noor dkk, Epistemologi Syara' Mencari Format Baru Fiqh Indonesia, cet. ke-2 Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009. ----, "Dinamika Pemikiran Hukum Islam," dalam Jaih Mubarok Sejarah dan Perkembangan Hukum Islam, cet. ke-3 Bandung: Rosda Karya, 2003.

Perwataatmaja,Karnaen A.,"Pembangunan dan Upaya Perbaikan Taraf Hidup: Sekilas Pandangan K.H. Ali Yafie," dalam Jamal D. Rahman (et.al), Wacana Baru Fiqih Sosial 70 Tahun K.H. Ali Yafie, Bandung: Mizan, 1997.

Quttub, Sayyid,Keadilan Sosial Dalam Islam, alih bahasa, Afif Muhammad, Bandung: Pustaka, 1994.

Rais,M. Amin,Tauhid Sosial, Bandung: Mizan, 1998.

Ramli,Nadjamudin,Islam Ramah Lingkungan, cet. ke-1 Jakarta:Grafindo Khazanah Ilmu, 2007.

99

Rhiti,Hyromini,Kompleksitas Permasalahan Lingkungan Hidup,Yogyakarta: Universitas Atma Jaya, 2005.

Raharjo,Satjipto,Ilmu Hukum, Bandung: Cipta Aditya Bakti, 2000.

Soekanto,Soerjono,Pokok-pokok Sosiologi Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003.

Syahid Fathullah, Ahmad,Zakat Tanaman dan Buah-Buahan Menurut Pemikiran T.M.Hasbi dan K.H. Sahal Mahfudh, Skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta: UIN Suka, 2004.

Tim Risalah Gusti, Membincang Feminisme Diskursus Gender Perspektif Islam, cet. ke-2 Surabaya: Risalah Gusti, 2000.

Tim Penulis IAIN Syarif Hidayatullah,Ensiklopedi Islam Indonesia, cet. ke-1 Jakarta: Djambatan, 2002.

Tim Redaksi Ikhtiar Baru Van Hoev,Ensiklopedi Islam, 5 jilid, Jakarta: Ikhtiar Baru Van Hoev, 1997.

Tim Revisi Fakultas Syari'ah UIN Sunan Kalijaga, Pedoman Teknik Penulisan Skripsi Mahasiwa, Yogyakarta: Fakultas Syari'ah Press, 2009.

Wensinck,I.J.,al-M’ujam al-Mufahras li al-Faz al-H{adis\ an-Nabawiy an al-Kutub as-Sunnah wa an Musnad al-Darami Muwat}a Malik wa Musnad Ahmad ibn Hanbal, 7 jiid, Istanbul: Da>r al-D’awah, 1987.

Yanggo,Huzaemah T.,"Pandangan Islam Tentang Gender," dalam Tim Risalah Gusti, Membincang Feminisme Diskursus Gender Perspektif Islam, cet. ke-2 Surabaya: Risalah Gusti, 2000.

Kompilasi Hukum Islam Tahun 1991.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 Tentang Pokok-pokok Kekuasaan Kehakiman.

Lampiran : 1

DAFTAR TERJEMAH

No Bab Hlm Footnote Terjemah

" Pada hari ini telah Aku sempurnakan 1 I 9 15 agamamu untukmu dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu."

" Fatwa berubah dan berbeda sesuai 2 I 11 19 dengan perubahan waktu, tempat, keadaan dan adat kebiasaan."

" Adat dapat dijadikan sebagai 3 I 12 20 pertimbangan hukum."

" Tidak diterima shalat tanpa suci dan 4 III 60 33 tidak diterima juga sedekah dari harta khianat (kecuali dengan suci)."

" Apabila dua mafsadat bertentangan maka 5 III 68 48 perhatikan mana yang lebih besar madaratnya dengan mengerjakan mana yang lebih ringan madaratnya."

Lampiran : 2

BIOGRAFI ULAMA /SARJANA

1. Yusuf Qardawy

Lahir pada tanggal 2 Rabi' al-Awwal 1345 H/ 9 September 1926 M, di kota Kairo Mesir. Pada usia 10 tahun dia sudah hafal Al-Qur'an, menyelesaikan pendidikannya di Ma'had Tsanawi di kota Thantha. Kemudian dia melanjutkan pendidikannya di Universitas Al-Azhar Jurusan Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin sampai meraih gelar MA, lulus tahun 1371 H/1952 M. Sementara gelar doktornya diraih pada tahun 1396 H/1972 M, disertasinya membahas tentang zakat. Dia sekarang menjabat sebagai dosen di Universitas Qatar dan menjadi ketua persatuan ulama intenasional. Selain itu dia dikenal sebagai tokoh agama yang produktif. Beberapa karya ilmiahnya di antaranya al-Fiqh az-Zakah (2 jilid), al- Halal wa al-Haram fi al-Islam, al-'Ibadah fi al-Islam, al-Fatawa al-Mu'ashirah, Saqafah ad-Daiyah, Muslimah al-God, al-Iman wa al-Hayah, Zahirah al- Gulu fi at-Tafkir, al-Fatawa baina al-Indibat wa at-Tasayub, al-Jihad fi asy-Syari'ah al- Islamiyyah dan lain-lain.

2. Imam Tirmizi

Lahir pada tahun 279 H,di kota Tirmiz. Nama lengkap Ima>m al-H{a>fiz} Abi> I>'sa Muh{ammad bin I>'sa bin Tsaurah bin Mu>sa bin ad-Dahhak as-Sula>mi> at- Tirmiz\i>. Perjalanan intelektualnya dimulai sejak dia belajar di kota Tirmiz, kemudian dia pergi ke kota Baghdad dan Khurasan. Dia dikenal sebagai ahli ilmu Hadis dan sosok yang produktif. Beberapa karya ilmiahnya antara lain al-Jami' as-Sahih wa Huwa Sunan at-Tirmizi, at-Tarikh, asy-Syamil an-Nabawiyyah dan az-Zuhd.

3. M. Quraish Shihab

Lahir di Rappang Sulawesi Selatan pada 16 Februari 1944. Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya di Ujung Pandang, dia melanjutkan pendidikan menengahnya di pesantren Darul Hadis Al-Faqihiyyah Malang. Pada tahun 1958 berangkat ke Kairo Mesir dan di terima di kelas II Tsanawiyah Al- Azhar Mesir. Dan tahun 1967 meraih gelar Lc (S-1) pada Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadis Universitas Al-Azhar. Tahun 1969 meraih gelar MA di universitas yang sama dengan spesialisasi bidang tafsir Al-Qur’an dengan judul tesis al-‘Ijaz at-Tasyri’iy li Al-Qur’an al-Karim. Kemudian pada tahun 1980 Ia melanjutkan studi doktornya di universitas Al-Azhar dan selesai tahun 1982. Disertasinya berjudul Nazhm ad-Durar li al-Biqaiy Tahqiq wa Dirasah dengan spesialisasi dalam bidang ilmu-imu Al-Qur’an dengan predikat Summa Cum Laude disertai penghargaan tingkat I (mumtaz ma’a martabat asy-Syaraf al-Ula).

أ Kemudian dia dipercaya untuk menduduki berbagai jabatan antara lain: Wakil Rektor bidang akademis dan kemahasiswaan di IAIN/UIN Alauddin Makasar, Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Wilayah VII Indonesia bagian Timur), Pembantu Pimpinan Kepolisisn Indonesia Timur dalam bidang pembinaan mental, Pada tahun 1984 dia di tugaskan sebagai dosen pada Fakultas Ushuluddin dan Pasca Sarjana IAIN/UIN Jakarta, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Jakarta (sejak 1984), Anggota Lajnah Pentashih Al-Qur’an Departemen Agama RI (sejak 1989), Anggota Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional (sejak1989), Anggota Dewan Redaksi Majalah Ulumul Qur’an dan Mimbar Ulama, Pengurus Himpunan Ilmu-ilmu Syariah, Pengurus Konsorsium Ilmu-ilmu Agama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Asisten Ketua Umum ICMI, Rektor IAIN/UIN Jakarta, Menteri Agama RI, Duta Besar RI untuk Mesir dan Direktur Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ) Jakarta. Di antara beberapa karya tulisnya adalah Tafsir Al-Manar; Keistimewaan dan Kelemahannya, Filasafat Hukum Islam, Mahkota Tuntunan Ilahi; Tafsir Surat Al fatihah, Wawasan Al-Qur’an; Tafsir Maudhui’ Atas Pelbagai Persoalan Umat, Membumikan Al-Qur’an; Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat, Logika Agama, Perempuan, Tafsir al-Misbah dan lain-lain.

4. Satria Effendi M. Zein Lahir di Pangkalan Panduk Riau 16 Agustus 1949, meraih gelar Lc (S-1) pada Fakultas Syari'ah Universitas Damaskus Syiria. Meraih gelar MA dari Fakultas Syariah, Universitas King Abdul Aziz Mekah. Kemudian gelar doktornya di raih dari Universitas Ummul Quraa Mekah. Dia adalah dosen sekaligus Guru Besar di IAIN/UIN Jakarta. Beberapa karya ilmiahnya antara lain Ushul Fiqh, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer, Ijtihad Sepanjang Sejarah Hukum Islam: Memposisikan K.H. Ali Yafie dan lain-lain.

4. T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy

Lahir di Lhokseumawe Aceh tanggal 10 Maret 1904. menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di Dayah di kampung halamannya. Dia banyak menghabiskan belajarnya secara otodidak dan merantau dari satu dayah ke dayah lain. Selanjutnya Dia menjadi pengajar dan sekaligus sebagai Guru Besar di IAIN /UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dia pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Syari'ah IAIN/UIN Sunan Kalijaga (1960-1972). Penghargaan yang dia peroleh di antaranya dia mendapatkan gelar kehormatan Doctor Honoris Causa (DR.HC) dari Universitas Islam Bandung (UNISBA) pada tanggal 22 Maret 1975 dan dari IAIN/UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tanggal 29 Oktober 1975. Beberapa karya ilmiahnya antara lain Pengantar Ilmu Tafsir, Pengantar Hukum Islam, Pengantar Ilmu Fiqh, Pengantar Ilmu Hadis, Pokok-pokok Pegangan Imam Mazhab, Filsafat Hukum Islam, Kelengkapan Dasar-dasar Fiqih Islam, Tafsir an-Nur dan lain-lain.

ب 5. Munawir Syadzali

Lahir di Klaten, Jawa Tengah pada tanggal 07 November 1925. Dia adalah salah seorang intelektual, tokoh agama, diplomat dan juga birokrat. Dia menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di perguruan Islam Mambaul Ulum Solo, pendidikan tingginya di Universitas of Exeter Inggris (1953-1954) dan Universitas Georgetown Washington DC, Amerika Serikat sampai meraih gelar Master of Art (MA) pada tahun 1959. Dia pernah menjadi guru di Ungaran Semarang. Karir politiknya dimulai sejak tahun 1950, tugasnya pada seksi Arab/Timur Tengah, kemudian bertugas di Washington DC, Amerika serikat (1956-1959), di Kolombo (1963-1968), Kepala Bagian Amerika Utara (1959- 1963), Kepala Biro Tata Usaha Pimpinan Departemen Luar Negeri (1969-1970), Kepala Biro Umum Deplu (1975-1976), staf ahli Menteri Luar Negeri RI dan Dirjen Politik Deplu (1980), menjadi Wakil Kepala Perwakilan RI di London (1971-1974), Dubes RI di Kuwait, Bahrain, Qatar dan Perserikatan Keamiran Arab (1976-1980) dan terakhir menjabat sebagai Menteri Agama RI selama dua periode pada kabinet pembangunan IV dan V (1983-1993). Dia pernah menjadi staf pengajar di IAIN/UIN Jakarta. Beberapa karya ilmiahnya antara lain Ijtihad Kemanusian, Islam dan Tata Negara, Indonesia Multi Parties and Their Political Concepts (1959) dan lain-lain.

6. A. Qodri Azizy

Lahir di Kendal Jawa Tengah 24 oktober 1955. dia menyelesaikan pendidikan dasarnya tahun 1969 di kampung halamannya. Kemudian melanjutkan di Madrasah Tsanawiyah Futuhiyah selesai tahun 1971 dan Madrasah Aliyah Futuhiyah selesai tahun 1974, di Mranggen Demak. Dia meraih gelar sarjana (S1) di Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang selesai tahun 1980. Kemudian meraih gelar M.A. di University of Chicago AS tahun 1988 dan meraih gelar Ph.D. Tahun 1996 di universitas yang sama. Selain menjadi staf mengajar di IAIN Walisongo dia mengajar juga di program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta serta beberapa kampus di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Beberapa jabatan akademik pernah dijabatnya antara lain Direktur Pascasarjana IAIN Walisongo, pembantu Rektor Bidang Akdemik IAIN Walisomgo tahun 1997- 1998 dan Rektor IAIN Walisongo Semarang tahun 1999-2003. Terakhir dia menjabat sebagai Sekjen Departemen Agama RI tahun 2004. Sementara beberapa karya ilmiahnya di antarnya The Concept of Madhab and The Question of its Boundary dalam Al-Jamiah (1996), Juristic Defferences (ihktilaf) in Islamic Law: Its Meaning Early discussions and Reasons ( A Lesson for Contemporary Characteristics dalam Al-Jamiah 2001, Redefenisi Bermadzhab dan Berijtihad dalam Mimbar Hukum, Eklektisisme Hukum Nasional Kompetisi Antara Hukum Islam dan Hukum Umum dan lain-lain.

ت Lampiran : 3

Tabel I Perbandingan Pemikiran Fiqih Sosial Antara K.H. Ali Yafie dan K.H. Sahal Mahfudh

Perbandingan No Fiqih Sosial Persamaan Perbedaan - Rumusan fiqih sosial K.H. - K.H. Ali Yafie dalam Ali Yafie dan K.H. Sahal penjabaran fiqih sosialnya Mahfudh berbicara fiqih mengembangkan pada konsep dalam dimensi sosial. fardu kifayah. Pemikiran 1 Fiqih Sosial - Secara konseptual fiqih - K.H. Sahal Mahfud dalam sosial yang digagas penjabaran fiqih sosialnya keduanya masih belum mengembangkan pada konsep memberikan rumusan maqa>s}id asy-syari>ah. konsep yang jelas mengenai fiqih sosial. - Secara substansi Fiqih - Dalam kontektualisasinya sosial K.H. Ali Yafie dan K.H. Ali Yafie terpengaruh K.H. Sahal Mahfudh oleh spirit gerakan tajdid. berbicara masalah sosial, Corak bermazhab tertentu ekonomi, budaya, politik, khususnya Syafi'iyyah tidak pendidikan, masalah wanita, begitu kuat. Tema kesehatan, lingkungan 2 Fiqih Sosial hidup dan persoalan - Dalam kontektualisasinya kemanusiaan (HAM). bagi K.H. Sahal Mahfud spirit gerakan tajdid tidak begitu - Dalam aplikasinya konsep kuat. Dia tidak sepakat fiqih klasik menekankan dengan wacana tajdid, kontekstualisasi fiqih ke wacana fiqih sosialnya masih dalam konteks kehidupan terkesan bercorak mazhab modern. Syafi'iyyah. - K.H. Ali Yafie dan K.H. - K.H. Ali Yafie lebih Sahal Mahfudh lebih menekankan analisis na>sikh Menekankan pada analisis mansu>kh, analisis fard}u penggunaan metode ijtihad. kifa>yah dan analisis Metodologi kesejarahan 3 Fiqih Sosial - Mengembangkan analisis pendekatan maslahah. - K.H. Sahal Mahfud lebih menekankan analisis fiqih qauli, analisis fiqih manhaji, termasuk aplikasi qawa>i'd fiqhiyyah dan us}u>liyyah.

أ Lampiran : 4

BIODATA PENYUSUN

Nama : Atip Purnama Tempat Tanggal Lahir : Garut, 08 Juni 1979 Alamat Asal : Kp. Terum RT02/15 Ds. Hanjuang Kec. Bungbulang Kab. Garut Jawa Barat 44165. Alamat di Yogyakarta : Gendeng Gk/Yk

Riwayat Pendidikan :

1. Pendidikan Formal

1. Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bungbulang IV Garut lulus tahun 1992. 2. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Bungbulang Garut lulus tahun 1995. 3. Madrasah Aliyah (MA) Antasalam Pakenjeng Garut lulus tahun 1998. 4. Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2004.

2. Pendidikan Non Formal

1. Madrasah Islamiyyah Bungbulang Garut tahun 1990-1995. 2. Pesantren Riyadhul Falah Pakenjeng Garut tahun 1996-1997. 3. Pesantren Miftahul Falah Cileunyi Bandung tahun 1998. 4. Pesantren Al-Ihsan Cibiru Bandung tahun 2000.

3. Pengalaman dan Aktifitas

1. Staf pengajar lembaga pendidikan Islam "Al-Mutmainnah" Garut 2. Staf pengajar lembaga pendidikan Islam "Antassalam" Garut 3. Staf Pemberdayaan Perekonomian Masyarakat Kecil (P2MK) Garut

ح