Pribadi Sri Sultan Hamengkubuwana Ix Sebagai Sosok Inpiring Bagi Bangsa Indonesia Dan Nilai-Nilai Ke Ips an Tang Terkadung Di Dalamnya
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
PRIBADI SRI SULTAN HAMENGKUBUWANA IX SEBAGAI SOSOK INPIRING BAGI BANGSA INDONESIA DAN NILAI-NILAI KE IPS AN TANG TERKADUNG DI DALAMNYA Gunawan Sridiyatmiko* ABSTRAK Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk menemukan nilai-nilai keteladanan yang terdapat dalam sosok Sri Sultan Hamengkubuwana IX semasa hidupnya.Secara khusus bertujuan untuk mengkaji lebih mendalam bagaimana biaografi kehidupan sosial Sri Sulktan Hamnegkubuwana IX, Nilai nilai Ke IPSan apa yang dapat diambil dari sosok Sri Sultan Hamengkubuwona. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan arsip dan dokumen yang diperoleh dari Perpustakaan Kraton Yogyakarta, Data Penelitian dikumpulkan dengan mencermati isi dokumen dan wawancara mendalam dengan tokoh tokoh kraton kasultanan Yogyakarta. Kaegiatan analisa data dengan model interaktif penarikan kesimpulan melalui tahap pengumpulan data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teknik keabsahan data menggunakan perpanjangan waktu kerja, dan tiangulasi data. Penlitian menemukan bahwa tentang : 1 Mengkaji kiprah tokoh seperti Sultan Hamengku Buwana IX tidak terlepas dari kata “biografi”, berkaitan dengan riwayat hidup, pemikiran, aktivitas, dan sumbangan peran-peran nya dalam berbagai bidang kehidupan., 2. konsep “tiga budi pekerti mulia” yang ditunjukkan oleh HB IX semasa hidupnya. “Tiga budi pekerti mulia” merupakan bagian dari panca laku, yang berasal dari kata panca yang berarti lima, dan laku berarti amalan, 2. keteladanan berupa sikap demokratis, keberanian, kebhinekaan, integritas dan kepemimpinan benar benar tetap terjaga dan dapat diresapi, serta dapat diteladani (inspiring) oleh generasi muda sekarang ini. Kata Kunci: Sri Sultan, Inspiring, Nilai ke IPS ABSTRACT The purpose of this study in general is to find the exemplary values contained in the figure of Sri Sultan Hamengkubuwana IX during his life. Specifically aims to examine more deeply how the social life of Sri Sulktan Hamnegkubuwana IX, what values can be taken from the figure of Sri Sri Sultan Hamengkubuwona. This research was conducted using archives and documents obtained from the Yogyakarta Palace Library. Research data were collected by examining the contents of the documents and in-depth interviews with the figures of the Yogyakarta Sultanate. Data analysis activities with an interactive model of drawing conclusions through the stages of data collection, data presentation, and drawing conclusions. The data validity technique uses the extension of work time, and data collection. Researchers found that about: 1. Assessing the gait of figures such as Sultan Hamengku Buwana IX is inseparable from the word "biography", * Gunawan Sridiyatmiko adalah Ketua Program Studi dan Dosen Program Pascasarjana Universitas PGRI Yogyakarta. 167 Jurnal Sosialita, Vol. 11, No.1, Maret 2019 Gunawan S, Pribadi Sri Sultan … relating to the life history, thoughts, activities, and the contribution of its roles in various fields of life., 2.. the concept of "three noble manners" demonstrated by HB IX during his lifetime. "Three noble manners" are part of the five practices, derived from the word panca which means five, and behavior means practice, 2. exemplary in the form of democratic attitudes, courage, diversity, integrity and leadership are truly maintained and can be absorbed, and can be absorbed, and can be exemplified (inspiring) by today's young generation. Keywords: Sri Sultan, Inspiring, Social Studies values PENDAHULUAN Perkembangan masyarakat Yogyakarta menuju masyarakat industri memiliki banyak konotasi yang berimplikasi pada perubahan dalam bidang sosial budaya. Industri sebagai kekuatan otonom yang terlepas dari masyarakat tempat berpijak, bergerak cepat menuju terwujudnya tatanan masyarakat industri. „Ketegangan‟ peradaban modern yang bersifat mekanis (masyarakat industri) dengan nilai tradisional (agraris) masyarakat Yogyakarta merupakan dua wajah (Dual Faces Society) yang timbul dalam fase menuju masyarakat modern. Implikasinya, transformasi sosial akibat arus modernitas di Yogyakarta telah membuka pintu dinamika perubahahan dengan masuknya nilai-nilai modern pada satu sisi, dan melunturnya nilai adiluhung masyrakat Yogyakarta. Pergeseran budaya menuju masyarakat industri, yang menyajikan bentuk tipologi masyarakat kapital telah mulai menggeser kelompok-kelompok masyarakat tradisional dengan berbagai wujud budaya modern. Bentuk-bentuk keramahan dan keakraban yang ditunjukkan oleh desa dan kota kecil telah digantikan dengan keangkuhan kota besar sebagai akibat perebutan kesempatan medapatkan kegiatan ekonomi. Munculnya organisasi sosial massa atau kelompok sosial semakin menegaskan bahwa hubungan sosial masyarakat Yogyakarta telah didasarkan kepada hubungan kepentingan impersonal, yaitu suatu hubungan semu formalitas yang terjalin sebagai wujud nyata dari konsep “keterasingan” atau aliensi dari Marx sebagaimana disampaikan Kuntowijoyo (1999). Globalaisasi dalam bidang industri kapital mendorong terjadinya arus perubahan dalam gerak dinamika masyarakat yang majemuk. Ketika itu, 168 Jurnal Sosialita, Vol. 11, No.1, Maret 2019 Gunawan S, Pribadi Sri Sultan … kemajemukan masyarakat yang telah menjadi ciri kota Yogyakarta mendorong berlangsungnya proses integrasi melalui kegiatan dalam segi-segi administrasi dan politik pemerintahan dan perekonomian, melalui proses interaksi sosial, serta dialog budaya. Sumardjan (1984) berpendapat laju modernisasi masyarakat Yogyakarta secara perlahan mulai bergerak dalam tiga arah bagian. Mengikuti arah modernitas atau setuju satu bagian pertama, bersikap apatis bagian kelompok ke dua, dan secara terang-terangan menolak pada kelompok bagian ke tiga. Tingkatan modernisasi Yogyakarta telah mempengaruhi nilai dan pola perilaku masyarakatnya. Perubahan perilaku kerja dan hubungan manusia dari masyarakat agraris yang agraris ke masyarakat industri modern telah merubah pola-pola hubungan kerja secara keseluruhan. Perubahan ini bersifat mendasar, berhubungan dengan landasan filosofi dan pandangan hidup masyarakat Yogyakarta pendukung secara kolektif. Pergeseran nilai budaya dalam dinamika sosial masyarakat Yogyakarta saat itu dapat ditengarai dengan gejala degradasi dan dekadensi nilai-nilai moral, sosial, dan budaya yang cenderung terus menajam seiring dengan kompleksitas persoalan sosial di era industri yang terus menggerus nilai-nilai adhiluhung masyarakat Yogyakarta. Globalisasi masyarakat Yogyakarta merupakan perubahan dari peradaban tradisional menuju masyarakat melenial yang memiliki implikasi perubahan nilai-nilai. Masyarakat Yogyakarta dengan tipe ekologi santun telah bergeser pada ekologi konsumerisme, melemahnya nilai nasionalisme, masa bodoh, kurang peduli sesama sebagai ciri “budaya industri”. Dalam situasi seperti ini, peneliti memnganggap penting untuk mengangkat tema keteladanan Sri Sultan Hamengkubuwana IX sebagai media membangkithidupkan semangat nasionalisme, solidaritas, rasa kepekaan sosial yang merupakan salah satu tujuan dari pebelajaran IPS di sekolah. 169 Jurnal Sosialita, Vol. 11, No.1, Maret 2019 Gunawan S, Pribadi Sri Sultan … METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Creswell, 1998) dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang lebih menekankan pada pemaknaan dan konteks pendeskripsian dari dokumen dan arsip yang ditemukan peneliti yang diperkuat dengan kegiatan wawancara guna memperteguh konfirmasi setiap makna yang terkandung dalam teks. Adapun tahap-tahap yang ditempuh dalam penelitian ini adalah: pengumpulan data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi data, dalam kerangka analisis model analisis interaktif (Miles & Huberman, 1992: 20). Pendeskripsian terkait dengan pemaknaan dalam pengertian ini lebih bersifat rich and thick description (Creswell, 1989), yaitu bersifat kaya dan tebal, holistik, emik dan etik, dalam bentuk, fungsi dan makna yang tersirat dibalik suatu teks tertulis atau lisan, dan teks sosial dalam fenomena sosial di balik tindakan inividu atau masyarakat dalam dinamika sosial masyarakat Yogyakarta ketika itu. Berangkat pada uraian di atas, penelitian ini berusaha menyingkap ide- ide pemikiran dari Sri Sultan Hamegkubuwana IX nilai-nilai ke IPS an apa yang terkandung di dalam perubahan (makna yang tersirat), keterkaitan dan keberlanjutan dalam pola-pola perubahan dewasa ini yang dapat dijadikan literasi pembelajaran dari perspektif dari semua komponen kemasyarakatan dalam dinamika sosial masyarakat Yogyakarta di era global ini. Penentuan Wilayah Penelitian Penelitian ini dilakukan di dalam Ndalem Kraton, Kraton khususnya yang berada di dalam beteng dengan pertimbangan bahwa: Pertama, wilayah tersebut merupakan tempat tinggal kaum bangsawan atau birokrat tradisional yang kental dengan kehidupan feodalistik. Kedua: Wilayah Ndalem Kraton adalah masyarakat yang sangat mendukung keberadaaan dan keberlangsungan budaya adiluhung Kasultanan Yogyakarta dalam upaya mempertahankan legitimasi politik, ekonomi, sosial dan budaya dari terpaan dunia global. 170 Jurnal Sosialita, Vol. 11, No.1, Maret 2019 Gunawan S, Pribadi Sri Sultan … Subjek dan Teknik Penelitian Subjek penelitian pemelitian ini berupa manusia dengan segala aktifitasnya, dokumen dan benda-benda sebagai instrumen penelitian lain. Dalam kegiatan penelitian maka peneliti berusaha untuk berhubungan dengan informan kunci dan informan pendukung, dokumen dan arsip. Informan yang dipilih adalah orang-orang yang dianggap memahami secara mendalam mengenai makna dan arti arsip dan dokumen yang ditemukan dalam penelitian. Mereka diseleksi dan ditunjuk sebagai informan