Taman Sari Sebagai Objek Wisata Di Yogyakarta

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Taman Sari Sebagai Objek Wisata Di Yogyakarta Domestic Case Study 2018 Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta TAMAN SARI SEBAGAI OBJEK WISATA DI YOGYAKARTA Edith Stein Anindita Shasmaya 172974 Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta Abstract: The results of research and discussion show that Taman Sari is a tourist attraction that has the attraction and potential that needs to be developed. Given the efforts to rebuild damaged buildings and retrieve them can be one way to increase the number of visits. With these efforts indicate that Taman Sari has experienced an increase in tourist arrivals. With the limited space or area that is one of the barriers to the development of Taman Sari, other businesses that can be done is the addition of attractions at night or an increase in service to tourists. With the existence of marketing and development of Taman Sari tourism object, the tourism object will be widely known by the public and with the development that has been implemented will attract many tourists to visit and increase the number of visits. Keywords: Taman Sari; Tourism Destination; Buildings 1. Pendahuluan Yogyakarta atau beberapa orang menyebutnya Yogya atau Jogja adalah kota yang terkenal dengan sejarah dan warisan budayanya. Yogyakarta merupakan pusat kerajaan mataram (1575–1640) dan sampai sekarang masih ada keraton atau istana yang masih berfungsi. Kota tersebut juga memiliki banyak candi berusia ribuan tahun yang merupakan peninggalan kerajaan–kerajaan besar jaman dahulu [1,2]. Selain warisan budaya Yogyakarta juga memiliki panorama alam yang indah. Hamparan sawah nan hijau menyelimuti daerah pinggiran dan gunung Merapi tampak sebagai latar belakangnya. Pantai–pantai yang masih alami dengan mudah dapat ditemukan disebelah selatannya. Yogyakarta merupakan salah satu daerah yang diistimewakan di Indonesia. Karena kota ini mempunyai sejarah tersendiri bagi bangsa Indonesia. Dalam bidang pariwisata, kota yang mempunyai beragam obyek wisata ini banyak dikunjungi oleh wisatawan, baik wisatawan asing maupun wisatawan lokal. Dalam peta kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta menduduki peringkat kedua setelah Bali [3,4,5]. Penilaian tersebut didasarkan kepada beberapa faktor yang menjadi kekuatan pengembangan wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pertama, dengan keragaman obyek, dengan berbagai predikatnya kota tersebut mempunyai keragamaan obyek wisata yang relatif menyeluruh baik dari segi fisik maupun non fisik. Disamping kesiapan sarana penunjang wisata, yang juga terkenal dengan kota pelajar, sehingga banyak penduduk dari luar daerah untuk menuntut ilmu di kota tersebut. Yogyakarta juga mempunyai keragaman daya tarik wisata, selain mempunyai banyak industri kerajinan tangan, juga mempunyai keragaman obyek wisata, baik wisata belanja, wisata budaya atau wisata hasil karya ide manusia [6]. Dengan ditunjang sarana lain yang amat kondusif seperti fasilitas akomodasi dan transportasi yang sangat beragam, aneka jasa boga, biro perjalanan umum, serta dukungan pramuwisata yang memadai tim pengaman wisata yang disebut sebagai Bhayangkara Wisata [7,8]. Potensi wisata ini masih ditambah lagi dengan letaknya yang bersebelahan dengan propinsi Jawa Tengah sehingga menambah keragaman obyek yang telah ada [9,10] Pariwisata 1 Yogyakarta memiliki beberapa kekuatan daya tarik, seperti iklim yang baik, atraksi pemandangan yang beragam, budaya yang menarik dan sejarah, masyarakat yang ramah dan bersahabat. Obyek wisata yang sangat kuat dan juga sebagai pusat pemerintahan di Yogyakarta adalah Keraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang sampai saat ini dipimpin oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X yang juga menjabat sebagai Gubernur DIY. Di dalam komplek Keraton sendiri terdapat beberapa pesanggrahan yang salah satunya adalah “Taman Sari atau water castle“. Tamansari merupakan salah satu warisan budaya Keraton Kasultanan Yogyakarta yang masih berdiri kokoh. Tamansari dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono I tahun 1758. Sampai saat ini Tamansari telah mengalami beberapa kali renovasi sehingga terlihat lebih indah dengan tidak menghilangkan nilai historis dan estetika aslinya. Letak Tamansari tidak jauh dari Keraton Yogyakarta disebelah barat keraton. Di tempat ini kecantikan dan suasana layaknya kehidupan putri keraton terasa sangat kental. Tamansari seringkali digunakan sebagai lokasi sesi foto pre-wedding karena memang dianggap mewakili nuansa eksotis sekaligus romantis dan tidak jarang juga digunakan sebagai setting pemotretan model–model majalah ternama. Meski berada tepat di pusat kota, lokasi Taman Sari tersembunyi di tengah perkampungan padat. Penduduk di sekitar komplek Taman Sari ini banyak yang menjadi pengrajin batik dan lukisan yang menjadikan Tamansari lebih menarik untuk dikunjungi. Di Taman Sari ini banyak tersedia para pemandu yang akan memberikan segala informasi tentang Taman Sari serta mengantarkan wisatawan menuju semua bagian dari kompleks tersebut. 2. Pembahasan A. Taman Sari Taman Sari juga dikenal sebagai Istana Air. Taman Sari adalah sebuah taman bekas kerajaan Kesultanan Yogyakarta. Terletak sekitar 2 km selatan lingkungan Kraton Yogyakarta. Dibangun pada pertengahan abad 18 dan masing–masing bangunan memiliki beberapa fungsi, seperti area istirahat, bengkel, area meditasi, daerah pertahanan, dan tempat persembunyian. Taman Sari terdiri dari empat bidang yang berbeda: sebuah danau buatan besar dengan pulau dan paviliun yang terletak di sebelah barat, sebuah kompleks mandi di tengah, kompleks paviliun dan kolam di selatan, dan sebuah danau kecil di sebelah timur. Hal ini hanya kompleks pemandian tengah yang terpelihara dengan baik, sedangkan daerah lain telah banyak ditempati oleh pemukiman Kampung Taman. Sejak 1995, Kompleks Istana Yogyakarta termasuk Taman Sari telah terdaftar sebagai sebuah Situs Warisan Dunia. Pembangunan Taman Sari dimulai pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono I (1755-1792), sultan pertama dari Kesultanan Yogyakarta, dan selesai pada saat Sultan Hamengkubuwono II. Lokasi pembangunan semula dikenal sebagai tempat pemandian yang disebut Pacethokan, sejak masa pemerintahan Sunan Amangkurat IV (1719-1726). Bupati Madiun, Raden Rangga Prawirasentika, turut berpartisipasi dalam pembiayaan pembangunan Taman Sari. Sultan Prawirasentika juga memohon untuk dibebaskan dari kewajiban pajak Madiun. Dia menawarkan cara-cara alternatif pembayaran lainnya. Sultan menerima proposalnya. Pada 1758, Sultan memerintahkan Bupati untuk mengawasi pembuatan batu bata dan berbagai perlengkapan, yang akan digunakan untuk membangun sebuah taman tersebut. Sultan menginginkan tempat di mana ia bisa menghabiskan waktu untuk bersantai setelah bertahun-tahun perang yang baru saja ia alami. Raden Tumenggung Mangundipura, di bawah pengawasan dari Raden Arya Natakusuma (yang kemudian menjadi Sri Pakualam II), bertanggung jawab untuk pembangunan. Pembangunan itu dimulai pada tahun Jawa 1684. Setelah mencari tahu berapa besar kompleks itu, Raden Rangga Prawirasentika menyadari bahwa biaya tersebut akan menjadi lebih besar dari pajak. Dia mengundurkan diri dari proyek tersebut dan digantikan oleh Pangeran Natakusuma yang melanjutkan dengan biaya dari Sri Sultan. Pembangunan Pasanggrahan Taman Sari selain 2 menggunakan pekerja dari lingkungan sekitar juga menggunakan orang-orang dari daerah Kedu, Madiun, Jepang dan lainlainnya. Sewaktu pembangunan Taman, Sri Sultan sering mengunjungi bahkan pernah juga tidur ditempat tersebut. Orang yang ditunjuk untuk menggantikan segala kedudukan dan tugas-tugas Sri Sultan selama ditinggal ke Pasanggrahan Taman Sari adalah KGPA Adipati Anom. Taman Sari dibangun tiga tahun setelah Perjanjian Giyanti sebagai tempat peristirahatan bagi Sultan Hamengkubuwono I. Komplek ini terdiri dari sekitar 59 bangunan termasuk sebuah masjid, ruang meditasi, kolam renang, dan serangkaian 18 taman air dan paviliun yang dikelilingi danau buatan. Komplek ini secara efektif digunakan antara 1765-1812. Pembangunan Taman Sari berakhir setelah penyelesaian gerbang dan tembok. Taman Sari diabaikan dan beberapa bangunan mengalami kerusakan selama Perang Jawa (Diponegoro) 1825-1830. Bersebelahan dengan pasar Ngasem, Taman Sari secara administratif berada di kampung Taman, Kecamatan Kraton. Menurut penelitian, Tamansari pada awal pendirian setidaknya memiliki 4 bagian utama. Dari empat bagian yang memiliki 58 bangunan pada awal pendirian, saat ini hanya tersisa 22 bangunan yang masih berdiri dan bisa dikenali. Kerusakan banyak bangunan dalam kompleks Tamansari disebabkan oleh berbagai faktor. Penyebab utama adalah faktor usia. Pada tahun 1970-an, sebagian tembok Tamansari roboh karena sudah terlalu tua. Faktor alam juga sangat menentukan. Kerusakan paling parah yang dialami Tamansari adalah karena gempa hebat yang terjadi pada 1867. Daya tarik utama dari kompleks Tamansari terletak pada Umbul Pasiraman yang disebut juga Umbul Binangun. Umbul Pasiraman merupakan kolam pemandian bagi Sultan, para istri, serta para putri-putri. Ada dua buah gerbang utama menuju kolam pemandian ini, yaitu gerbang timur dan barat. Dari kedua gerbang itu terdapat jenjang menurun menuju tiga buah kolam Umbul Pasiraman yang dihiasi pancuran berbentuk jamur. Kompleks ini dikelilingi tembok tinggi dan banyak pot bunga. Bangunan Taman Sari adalah sebuah tempat yang dibangun untuk bercengkerama, untuk tempat rekreasi keluarga raja. Tetapi jika diamati perwujudan Taman Sari tersebut memperlihatkan ungkapan bahasa Jawa yng berbunyi: sajroning among suka, tan tinggal duga lan prayoga, yang artinya adalah “sewaktu orang bersuka ria, seyogyanya tidak boleh
Recommended publications
  • Bab Vii Kesimpulan Dan Saran
    BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Pesanggrahan Tamansari merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Kompleks ini dibangun pada tahun 1758 dan menjadi situs cagar budaya dan warisan dunia. Kompleks Pemandian Umbul Binangun sebagai salah satu bagian penting dari Pesanggrahan Tamansari memiliki arsitektur dan makna kultural yang penting untuk dilestarikan. Upaya pelestarian telah dilakukan selama beberapa kali di Kompleks Pemandian Umbul Binangun. Tindakan pelestarian yang paling signifikan adalah restorasi dan revitalisasi Pemandian Umbul Binangun pada tahun 2004. Dalam kegiatan ini dilakukan perbaikan secara menyeluruh pada elemen fisik kompleks ini untuk menyelamatkan bangunan dari kepunahan. Revitalisasi ini juga guna meningkatkan nilai pariwisata kompleks ini yang telah ada sejak tahun 1970-an. Walaupun fungsi dan aktivitas di kompleks ini sudah berbeda dari kondisi aslinya, namun sosok dan kondisi fisik di Pemandian Umbul Binangun saat ini tetap harus dijaga agar sesuai dengan nilai-nilai aslinya yang signifikan. Beberapa nilai-nilai signifikan tersebut dapat ditemukan dalam elemen- elemen arsitektur, terutama dari aspek bentuk, yaitu tata ruang, selubung bangunan, dan ruang luar, serta aspek makna, yaitu berupa filosofi dan makna- makna tradisional Jawa yang tercermin pada bentuk dan gaya arsitektur di Pemandian Umbul Binangun. Nilai-nilai tradisional Jawa antara lain Manunggaling Kawula Gusti, Sangkan Paraning Dumadi, dan pemaknaan sumbu filosofis/imajiner Kraton Yogyakarta perlu dipertahankan dalam tata ruang kompleks ini. Bangunan-bangunan tambahan hasil pemugaran sebelumnya harus mematuhi tata atur tersebut. Hal-hal tersebut merupakan upaya mempertahankan nilai-nilai budaya asli dalam pemanfaatan yang baru saat ini. Gaya arsitektur di kompleks ini menunjukkan adanya pengaruh arsitektur Eropa, Cina, dan Portugis terhadap arsitektur tradisional Jawa.
    [Show full text]
  • Peran Sri Susuhunan Pakubuwono Xii Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia (1945-1949)
    PERAN SRI SUSUHUNAN PAKUBUWONO XII DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA (1945-1949) RINGKASAN SKRIPSI Oleh: M Arief Sasono 10406244038 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017 2 PERAN SRI SUSUHUNAN PAKUBUWONO XII DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA (1945-1949) Oleh: M Arief Sasono dan Dr .Aman, M.Pd ABSTRAK Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 bukan akhir dari perjuangan Indonesia. Rakyat Indonesia masih berjuang dalam mempertahankan kemerdekaan. Tujuan dari penulisan Skripsi ini untuk: (1) mengetahui perjuangan masyarakat dan kondisi Surakarta pasca Kemerdekaan. (2) mengetahui latar belakang Sri Susuhunan Pakubuwono XII (3). Mengetahui peran Sri Susuhunan Pakubuwono XII dalam mempertahankan Kemerdekaan Metode yang digunakan dalam skripsi ini menggunakan metodelogi yang ditulis oleh Kuntowijoyo. Metode Tersebut meliputi pemilihan topik, pengumpulan sumber, verifikasi, interpretasi dan Historiografi atau penulisan sejarah. Semua metode tersebut sudah dilakukan oleh penulis dalam menyusun skripsi ini. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu (1) Perjuangan di Surakarta melibatkan KNI, pemuda, tokoh, bangsawan dan Sri Susuhunan Pakubuwono XII Dan pada akhirnya warga berhasil mengambil alih kekuasaan serta melucuti senjata tentara penjajah. (2) Pakubuwono XII lahir di Surakarta pada Selasa Legi tanggal 14 April 1925, dan diangkat menjadi raja di Keraton Surakarta pada usia yang sangat muda yaitu usia 20 tahun. Beliau juga dikenal dengan raja 3 jaman dengan lama memimpin 48 tahun. Atas pengabdiannya bagi Indonesia, maka Pakubuwana XII diberikan piagam penghargaan dan medali perjuangan angkatan ’45 yang ditetapkan oleh Dewan Harian Nasional Angkatan-45 di Jakarta. Piagam merupakan bukti kesetiaannya kepada Negara Kesatuan RI dan atas nasionalisme yang dalam di masa perjuangan kemerdekaan. (3) Peran PakuBuwono XII antara lain mengorbankan kekayaan keraton yang dimiliki seperti emas dan persenjataan yang sangat banyak, bahkan menyebabkan Keraton sendiri defisit.
    [Show full text]
  • Asia Society Presents Music and Dance of Yogyakarta
    Asia Society Presents Music and Dance of Yogyakarta Sunday, November 11, 2018 7:00 P.M. Asia Society 725 Park Avenue at 70th Street New York City This program is approximately ninety minutes with no intermission In conjunction with a visit from Hamengkubuwono X, the Sultan of Yogyakarta in Indonesia, Asia Society hosts a performance by the court dancers and musicians of Yogyakarta. The Palace of Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat is the cultural heart of the city. From generation to generation, the Sultans of Yogyakarta are the traditional governors of the city and responsible for passing on art and culture heritage. The entire royal family is involved in preserving these art forms, and the troupe must perform with a member of the royal family present. The dances from Yogyakarta will be accompanied by gamelan music native to Java. Program Golek Menak Umarmaya Umarmadi Dance Masked Dance Fragment (Wayang Wong) “Klana Sewandana Gandrung” Bedhaya Sang Amurwabhumi About the forms: Golek Menak The golek menak is a contemporary example of the seminal influence exerted by the puppet theater on other Javanese performing arts. This dance was inspired by the stick–puppet theater (wayang golek), popular in the rural area of Yogyakarta. Using the three dimensional rod-puppets, it portrays episodes from a series of stories known as menak. Unlike the high-art wayang kulit (shadow puppets), it is a village entertainment, and it did not flourish at the court. As a dance drama, golek menak focuses on imitating this rod-puppet theater with amazing faithfulness. Human dancers realistically imitate the smallest details of puppet movement, right down to the stylized breathing of the puppets.
    [Show full text]
  • I KEBIJAKAN EKONOMI SULTAN HAMENGKUBUWANA I DI
    KEBIJAKAN EKONOMI SULTAN HAMENGKUBUWANA I DI KASULTANAN NGAYOGYAKARTA HADININGRAT TAHUN 1755-1792 M SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Adab Dan Ilmu Budaya Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Oleh: Karunia Anas Hidayat NIM.: 12120049 JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2018 i Motto: “Bila Kau Tak Tahan Lelahnya Menuntut Ilmu, Maka Kamu Akan Menanggung Perihnya Kebodohan” (Imam Syafi’i) Tuhan mengajarkan kita untuk terus belajar dan berusaha guna menggapai kesuksesan, dengan sabar dan tawakal. Kegagalan merupakan sebuah pembelajaran yang sangat keras untuk tetap berusaha hingga sukses dan tak mengulangi lagi arti sebuah kegagalan. (penulis) v PERSEMBAHAN Untuk: Bapak/ Ibu tercinta serta keluarga besarku Terimakasih atas dukungan dan doanya yang tak kunjung putus, selalu mendoakan saya hanya dengan ridha ayah dan ibu, serta ridha Allah swt., semuanya bisa terasa lebih ringan dan mudah dalam penyelesaian skripsi ini. Untuk Almamater Tercinta Jurusan Sejarah Dan Kebudyaan Islam Fakultas Adab Dan Ilmu Budaya Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta vi KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah swt. Tuhan semesta alam yang telah memberikan nikmat yang sempurna, rahmat, hidayah, dan kekuatan kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana strata satu di bidang Sejarah Kebudayaan Islam Fakultas Adab Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Shalawat dan Salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw., keluarga, serta sahabat yang telah membawa perubahan bagi peradaban dunia dengan hadirnya agama Islam sebagai agama dan peradaban bagi seluruh manusia hingga akhir zaman. Atas jasa dan jerih payahnya kita bisa menikmati iman dan merasakan indahnya Islam dan senantiasa kita tunggu syafaatnya di hari kiamat.
    [Show full text]
  • 73 Suksesi Kepemimpinan Kraton Ngayogyakarta Dalam Dualitas Struktur
    Wahyuni Choiriyati, Suksesi Kepemimpinan Kraton Ngayogyakarta Dalam Dualitas Struktur 73 Suksesi Kepemimpinan Kraton Ngayogyakarta dalam Dualitas Struktur Wahyuni Choiriyati Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Gunadarma Jalan Margonda Raya No. 100 Depok 16424, Jawa Barat, Indonesia. Email: [email protected] Abstract King declaration was delivered by Sultan Hamengkubuwono X exposing his princess for next in order to be crowned in Yogyakarta’s palace.This raised contentious among Sultan Hamengkubuwono and his brothers. This was wrapped in cultural communication practicess in high level of context that was not easy to understand especially for society in general. This writing is to focus signifying king declaration in society in line to deep structure and culture. By phenomenology approach with critical paradigm, data gathered by in depth interviews and observation. Results of research found that king decralation was perceived as high context communication practices. This tended to economic political nuances. Nowdays, King has not dedicated to serve the society yet, but he tended to want to be respected. Power structure was maintained to secure the power legitimation including reveneu of land taxes and royal familiy businesses in palace. Each of them played the significant roles to secure and maintain in inner cirlce of power in the palace. Keywords: succession of leadership, structure, power, culture and communication Abstrak Sabdaraja yang disampaikan oleh Sultan Hamengkubuwono X mengungkapkan bahwa putri sulungnya akan diangkat menjadi penerus tahta kraton Yogyakarta. Hal ini menimbulkan ketegangan antara sultan Hamengkubuwono X dengan adik-adiknya. Semua ini dikemas dalam praktik komunikasi budaya konteks tinggi yang tidak mudah diterjemahkan masyarakat awam. Fokus tulisan ini adalah menggambarkan pemakanaan masyarakat Yogyakarta terkait sabdaraja dan segala hal yang berkaitan dengan struktur kekuasaan dan budaya yang melingkupinya.
    [Show full text]
  • Travel360 Air Asia Wanderlust.Indonesia.Oct2018
    WANDERLUST / Indonesia CyberHeart A grassroots initiative to harness the power of technology to better lives has transformed a sleepy hamlet in Indonesia into a cyber village, catching the attention of Facebook’s Mark Zuckerberg. WORDS & PHOTOGRAPHY Jonathan Copeland & Ni Wayan Murni 10 murnis.com 18 Kampoeng Cyber (formerly Kampoeng Taman) was once a sleepy village situated near Taman Sari, an ancient garden that served as a royal retreat for the Sultan of Yogyakarta back in the 18th century. In the maze of winding alleyways that wrap around the former royal gardens, artworks celebrating the revitalisation of this village can be found. These include murals depicting the village’s famous batik industry, which has seen a revival thanks to e-commerce. 88 FOLLOW US ON 89 1. In 2003, local boy Heri Sutanto Cyber in 2014 to see how the spearheaded a movement to Internet had transformed this revitalise his community by hamlet into an incredible cyber encouraging his neighbours to village, where everyone was embrace the Internet and band connected and many were together to secure affordable cable successfully promoting their access. This initiative enabled businesses online. This amazing the community to advance itself revolution was not a government by connecting to the world and or philanthropic project, but a harnessing technology to grow private, grassroots initiative by a their businesses. The success of few tech-savvy locals, supported the project propelled the village by their tightknit community. The to fame, earning it the name village honoured the techpreneur Kampoeng Cyber or Cyber Village. by naming a street after him.
    [Show full text]
  • KONEKTIVITAS PENGEMBANGAN PARIWISATA MELALUI KONSEP RUTE WISATA DI CIAYUMAJAKUNING (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Dan Kuningan)
    ISSN 2527-9734 Pariwisata Budaya: Jurnal Ilmiah Pariwisata Agama dan Budaya EISSN 2614-5340 KONEKTIVITAS PENGEMBANGAN PARIWISATA MELALUI KONSEP RUTE WISATA DI CIAYUMAJAKUNING (Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan) Mira Maharani1 1Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, Jakarta, Indonesia, Email:mira [email protected] ABSTRAK Saat ini dengan adanya jalan bebas hambatan yang menghubungkan antara Cikopo- Palimanan-Kanci-Pejagan menjadi salah satu faktor yang berpengaruh besar bagi pariwisata di Ciayumajakuning ini berkembang pesat dikarenakan sekarang ini wilayah Ciayumajakuning menjadi salah satu pilihan tujuan wisata bagi wisatawan asal jakarta pada setiap akhir pekan selain Bandung. Pengembangan pariwisata di Ciayumajakuning diharapkan mampu berkontribusi terhadap peningkatan jumlah kunjungan wisatawan dan penyebaran wisatawan yang tidak hanya terpusat pada Kota Cirebon. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan pariwisata melalui rute wisata kawasan Ciayumajakuning. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif yang sama-sama dilakukan untuk ketersediaan data dan kondisi yang berbeda sesuai keperluan analisis. Kurang lebih terdapat 22 daya tarik wisata di Ciayumajakuning, namun hanya 13 daya tarik wisata yang terpilih menjadi prioritas daya tarik wisata yang masuk dalam rute wisata Ciayumajakuning. Dalam pemilihan daya tarik wisata strategis ini menggunakan konsep 5A. Setelah terpilih daya tarik wisata strategis maka baru akan dilakukan penyusunan rute wisata, Rute Wisata di
    [Show full text]
  • Menyiapkan Sultan Perempuan: Legitimasi Langit Dan Efektivitas Rezim Sultan Hamengkubuwono X1
    DDC: 321.5 MENYIAPKAN SULTAN PEREMPUAN: LEGITIMASI LANGIT DAN EFEKTIVITAS REZIM SULTAN HAMENGKUBUWONO X1 Bayu Dardias Departemen Politik dan Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Email: [email protected] Diterima: 17-3-2016 Direvisi: 29-3-2016 Disetujui: 4-4-2016 ABSTRACT Sultan Hamengkubuwono (HB) X of Yogyakarta has chosen his eldest daughter as his successor in a traditionally patrilineal Sultanate. This paper discusses the controversy surrounding Sultan HB X’s decision by measuring the impact of his proclamations and orders for the Sultanate’s long-term regime effectiveness. I argue that Sultan HB X’s proclamations and orders based, which were based on mysticism and a sense of divinity, have been ineffectual for maintaining regime effectiveness inside and outside of the Sultanate. Within the Sultanate, the Sultan’s siblings have argued that his decisions contradict the Sultanate’s centuries-long tradition of rules (paugeran). Outside the palace walls, broader society has been divided over Sultan HB X’s choice. One group supports Sultan HB X’s decision, while the other group is determined to hold on firmly to their patriarchal cultural and historical traditions. While Sultan HB X’s proclamations and orders have been ineffectual in maintaining the Sultanate and its influence, his decisions have even brought about an enormous challenge to the survival prospects of the Sultanate itself. Keywords: political legitimation, regime, Sultan Hamengkubuwono, Yogyakarta Sultanate ABSTRAK Pada 2015, Sultan Hamengkubuwono (HB) X mengeluarkan empat kali Sabda dan Dawuh Raja yang berkaitan dengan suksesi kepemimpinan di Kasultanan Yogyakarta. Tanpa memiliki putra laki-laki, Sultan HB X menunjuk putri sulungnya sebagai penerus takhta yang menganut patrilineal.
    [Show full text]
  • Grupo-Indonesia-Julio-2018.Pdf
    RECORRIENDO: JAKARTA > SEMARANG > KOTA LAMA > GRABAG > MAGELANG > BOROBUDUR > PRAMBANAN > JOGJAKARTA > MT. BROMO > SURABAYA > LOMBOK > SASAK > ISLAS GILI > DENPASAR > UBUD > TAMAN UJUNG > BALI > NUSA DUA OCTUBRE 2017 DIA 01 MARTES 24 DE JULIO - MEXICO > LOS ANGELES Cita en el Aeropuerto Internacional de la Ciudad de México a las 14:25 (Terminal 1), para documentar MEXICO su vuelo Alaska Airlines (AS) 0237 que parte a las → 17:25 con destino a Los Ángeles, llegando a las LOS ANGELES 19:25pm. *Favor de llevar su visa americana vigente. *Durante los vuelos les recomendamos realizar ejercicio de rotación y tomar mucha agua. DIA 02 LUNES 16 DE OCTUBRE - LOS ANGELES > HONG KONG A las 00:55 tomarán el vuelo Cathay Pacific LOS ANGELES Airways (CX) 0881 con destino a Hong Kong. → HONG KONG DIA 01 MIERCOLES 25 DE JULIO - LOS ANGELES > HONG KONG > JAKARTA . ¡¡Bienvenidos a Indonesia!! LOS ANGELES Arribo a Jakarta, recibimiento y asistencia a su → llegada. Serán trasladados al Hotel Bandara para su HONG KONG alojamiento. → JAKARTA DIA 02 JUEVES 26 DE JULIO - JAKARTA- SEMARANG(EN VUELO) > VIEJO PUEBLO DE SEMARANG Desayuno. Traslado al aeropuerto para tomar su vuelo a SEMARANG. GA234 CGK/SRG 09:35 > 10:45HRS. Recibimiento y asistencia a su llegada. Inmediatamente tomarán la visita del viejo pueblo JAKARTA de Semarang conocido como Kota Lama. Incluye la → visita a Greja Blenduk, la iglesia más vieja en Java SEMARANG Central que data de 1753. Construida con la forma → de una cruz griega, su interior es dominado por un SEMARANG OLD gran órgano y pupitre de estilo barroco. TOWN Explorarán el colorido mercado antes de continuar a Lawang Sewu, un atractivo edificio que sirvió como la oficina central de las estaciones de trenes indonesias durante el periodo alemán javanés.
    [Show full text]
  • Bab Ii Biografi Singkat Sri Sultan Hamengku Buwono Ix
    BAB II BIOGRAFI SINGKAT SRI SULTAN HAMENGKU BUWONO IX Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah Tokoh nasional yang banyak berjasa dalam perkembangan dunia kepanduan di negeri ini. sosok Sri Sultan Hamengkubuwono begitu melekat di hati para Pramuka. Tokoh nasional yang sempat menjabat sebagai wakil presiden RI ini pun disebut-sebut sebagai bapak pramuka Indonesia. A. Geneologi Sri Sultan Hamengkubuwono IX Berdasarkan silsilahnya Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah seorang putra keturunan raja-raja Mataram Islam. Menurut HRM. Tirun warsito SH. bahwa beliau mempunyai seorang pendamping hidup di bidang spiritual keagamaan yaitu GBPH Prabuningrat sementara beliau lebih banyak menekuni dibidang pemerintahan.22 Berkat nasehat beliau, salah satu buktinya yaitu dengan adanya pengajian keagamaan dilingkungan keraton. Sri Sultan Hamengkubuwono IX lahir pada masa pemerintahan Belanda. Beliau dilahirkan di Dalem Pakuningratan kampung Sompilan Ngasem pada hari Sabtu Paing tanggal 12 April 1912 atau menurut tarikh Jawa Islam pada tanggal Rabingulakir tahun Jimakir 1842. Beliau merupakan anak kesembilan dari BRM. Sujadi, yang selanjutnya diangkat menjadi pangeran dengan gelar Gusti Bendoro Pangeran Haryo Purboyo, kemudian 22Wawancara dengan : HRM. Tirun Warsito SH. D.a. GBPH Prabuningrat, Taman Kraton, Yogyakarta, pada tanggal 7 Desember 1992. Dalam Husnah, “Kepemimpinan Sri Sultan Hamengkubuwono IX : Studi Tentang Perkembangan Pemerintahan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat 1940-1950”, (Skripsi, IAIN Sunan Ampel Fakultas Adab, Surabaya, 1993). 33-34. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 20 diangkat menjadi putra mahkota keraton dengan gelar KGP. Adipati Anom Hamengku Negoro, yang akhirnya dinobatkan menjadi Sultan Hamengkubuwono VIII.
    [Show full text]
  • The Strategy of the War the Universe Prince Diponegoro in Operation Chase the Dutch in 1825-1830 Article History Abstract: According to the Letjen TNI JS
    IAR Journal of Humanities and Social Science ISSN Print : 2708-6259 | ISSN Online : 2708-6267 Frequency: Bi-Monthly Language: Multilingual Origin: KENYA Website : https://www.iarconsortium.org/journal-info/IARJHSS Research Article The Strategy of the War the Universe Prince Diponegoro in Operation Chase the Dutch in 1825-1830 Article History Abstract: According to the Letjen TNI JS. Prabowo 2009 said, understanding the Received: 01.04.2021 meaning/definition of the war the universe as the following: (1) War of the Universe should not be done with the use of military means, for example, fought Revision: 09.05.2021 with the use of firearms, (2) the Involvement of people in the war should not be Accepted: 22.05.2021 with mempersenjatainya physically and memperankannya as a fighting force Published: 30.05.2021 armed or combatants, (3) Given the threat to state sovereignty, and territorial Author Details integrity of Indonesia, not only from military power “abroad” but can also come Ernes*1 and I Wayan Midhio2 from groups within the country (the separatists) then the war the universe can Authors Affiliations occur when dealing with the separatist group. Conflict Diponegoro and the 1 Netherlands began to occur when the Resident Smissaert and Patih Danurejo with Total War Strategy Master Student of accidentally ordered installing anjar (a stake) as a sign of will he made a new Indonesian Defense University path. Stake-stake is mounted flashed land Diponegoro in Tegalrejo. Diponegoro 2 do not allow the soil around Tegalrejo is crossed by new roads, ordered the Lecturer Total War Strategy of Indonesian command of his men revoke the stake is.
    [Show full text]
  • The Gamelan Experience Postclassical Ensemble
    fusioncultural THE GAMELAN EXPERIENCE POSTCLASSICAL ENSEMBLE AT WASHINGTON NATIONAL CATHEDRAL JANUARY 23, 2019 • 7:30 PM Tonight’s performance is presented in partnership with Ambassador Budi Bowoleksono and the Embassy of the Republic of Indonesia. Underwriting is provided by The DC Commission on the Arts & Humanities, The Morris & Gwendolyn Cafritz Foundation, Bloomberg Phanthropics and Freeport-McMoRan. fusioncultural THE GAMELAN EXPERIENCE POSTCLASSICAL ENSEMBLE AT WASHINGTON NATIONAL CATHEDRAL JANUARY 23, 2019 • 7:30 PM BENJAMIN PASTERNACK & WAN-CHI SU, piano NETANEL DRAIBLATE violin THE INDONESIAN EMBASSY JAVANESE GAMELAN, PAK MURYANTO, director THE INDONESIAN EMBASSY BALINESE GAMELAN, I. NYOMAN SUADIN, director PostClassical Ensemble conducted by ANGEL GIL-ORDÓÑEZ hosted & produced by JOSEPH HOROWITZ additional commentary INDONESIAN AMBASSADOR BUDI BOWOLEKSONO GAMELAN SCHOLAR BILL ALVES PROGRAM Javanese Gamelan: Sesonderan; Peacock Dance Claude Debussy: Pagodes (1903) Wan-Chi Su Maurice Ravel: La vallée des cloches (1905) Benjamin Pasternack Balinese Gamelan: Taboeh teloe Colin McPhee: Balinese Ceremonial Music for two pianos (1938) Taboeh teloe Pemoengkah Olivier Messiaen: Visions de l’Amen, movement one (1943) Amen de la Création Francis Poulenc: Sonata for Two Pianos, movement one (1953) Prologue: Extrêmement lent et calme Bill Alves: Black Toccata (2007; D.C. premiere) Wan-Chi Su & Benjamin Pasternack Intermission performance: Balinese Gamelan with Dancers Puspanjali Topeng Tua (composed by I. Nyoman Windha) Margapati (depicting
    [Show full text]