Kekaisaran Mongol Sejarah Ringkas

Yusuf Wibisono Des'2019 (c) ilmuiman.net. All rights reserved.

***

Salah Satu Adidaya Dunia

Kalo negeri Cina, itu peradabannya sudah canggih sejak ribuan tahun sebelum masehi, tapi Mongol ini daerah yang kurang lukratif, sehingga orang-orang nomaden tersisih sajalah yang menempati daerah itu. Kaisar demi kaisar Cina, tidak ada yang tertarik buang waktu ke sana. Nah, tapi justru dari situlah kemudian muncul orang-orang Mongol penguasa dunia.

Ngamuknya orang-orang Mongol melabrak peradaban dunia, khususnya eropa-asia, itu abad ke-13. Pada saat itu, dunia islam sudah menyurut di tengah, tapi di nusantara, justru sedang booming-boomingnya.

Gimana sih awalnya mereka muncul? Mereka muncul dari bangsa nomaden di padang rumput di Asia Timur bagian tengah benua. Daerah susah, biasa hidup susah, biasa geger, pasukan kuda lawan pasukan kuda, kemudian, di awal abad ke-13, yaitu kira-kira 1211-1225, selama 15- an tahun itu, kebetulan terjadi 'global warming'. Selama periode itu, banyak berkah dari Allah untuk kaum nomaden yang hidup di padang rumput. Suhu rata-rata menghangat. Hujan pun mencukupi. Sehingga rumput-rumput lebih lebat menghijau dari biasanya, ini memudahkan pertumbuhan kuda. Kuda beranak-pinak, dan kualitasnya jadi top markotop. Klan-klan penunggang kuda dari padang rumput Mongol itu terus jadi makmur, kuat, dan terus ekspansi. Andalannya untuk ekspansi adalah fisik yang prima, keahlian berkuda yang terbaik di dunia, pengalaman gegeran bertahun-tahun, gerak cepat dan mobilitas tinggi, dan taktik militer yang dari hari ke hari makin tersempurnakan. Logistik utamanya, itu peternakan embe, kuda, dan lain-lain hewan ternak herbivora pemakan rumput.

Dengan andalan itu, mohon maklum, para penyerbu berkuda ini, sejarah mencatat, banyak taklukan-taklukan spektakuler, itu terjadinya di musim yang baik, agak panas. Dan jarang sekali terjadi di saat hawa sedang dingin-dinginnya. Gimana sih? Kalo hawa kelewat dingin, rumput melenyap. Kuda dan ternak-ternam mau dikasih makan apa? Kalo disuruh ngemut permen, giginya bisa gigis semua toh? Nanti kena diabet pulak. Di samping itu, saat salju-salju turun, atau hujan deras, pasukan penyerbu juga gerak cepatnya agak terkendala. Jadi, di tempat- tempat yang dingin ekstrim, mereka agak terkendala. Di laut juga agak terkendala. Jadi negeri- negeri kepulauan kayak Jepang dan nusantara yang terlindung lautan, relatif selamet. Ada Slamet Supeno, Slamet Luntup, bahkan Slamet Riyadi. Halah. Daerah-daerah tropis yang berhutan kelewat lebat, itu juga aman.

Selainnya itu? Siapapun di jalur Mongol, di daratan benua eropa-asia, tidak ada yang bisa menandingi efisiensi Mongol. Semua kesapu. Kecuali di ujung-ujungnya. Mereka biasa membakar habis kota. Bahkan menumpas habis penduduk pun sering mereka lakukan. Sepanjang sejarah peradaban manusia, invasi dan penaklukan Mongol itu, tercatat sebagai salah satu yang paling mematikan dan merusak tatanan dunia. Puncaknya 1260, habis itu Mongol raya itu pecah, jadi beberapa bagian, tapi intrik-intrik-nya itu nancep terus di Eropa timur sampai berabad-abad kemudian. Di Cina daratan, terus menjelma menjadi Dinasti Yuan, yang terus berkuasa sampai abad ke-14. Di Persia, para turunan Mongol bertahan sampai abad ke-15. Di India, menjelma menjadi Dinasti Mugal, yang eksis terus sampai abad ke-19. Dan seterusnya. Ilmu-ilmu kemiliterannya, itu dipelajari terus sampai sekarang. Bahkan, penelitian di abad ke-20 ini, menunjukkan bahwa setidaknya 5% dari seluruh lelaki yang ada di dunia ini, punya DNA Mongol dalam dirinya. Jadi, tidak mengherankan ya, kalo di antara kita banyak yang bakat ngurus embe? Oalah.

Selain nancep di dunia politik dan militer, ada buntut lain lagi dari ngamuknya orang Mongol lintas benua ini, yaitu wabah penyakit. Bubonic plague atau wabah pes dunia, yang menyerang Asia-Eropa, itu diyakini para ahli, ada kaitannya dengan penaklukan Mongol. Puncaknya pada black-death di abad ke-14. Orang kena penyakit pes itu, kalo nggak di-treatment anti-biotik, 30- 90%-nya meninggal dalam waktu kurang dari 10 hari. Padahal, antibiotik itu beru ditemukan di tahun 40-an, selepas perang dunia. Kebayang, kan? Di masa kini, tahun 2010-2015, masih ada sih orang kena pes. Total 3000-an gitu, yaitu tercatat di Madagaskar, Peru, Congo. Dan yang meninggal sekitar 15-20%. Tapi, saat black-death mengganas di abad ke-14, yang meninggal itu 50 jutaan. Setara 25-60% total penduduk eropa. Ngeri.

Kurang lebih itulah ringkasan dari kiprah Kaum Mongol mengubah dunia. Berikut, marilah kita cermati setahap demi setahap. Ini kurang lebih, meringkas dari wikipedia dan berbagai sumber.

***

Asal Muasalnya: Temujin aka Genghis

Lahirnya bernama asli Temujin. Nggak ada hubungannya dengan bangsa jin. Kelak, dunia mengenalnya sebagai atau Kaisar Genghis. Dialah pendiri kekaisaran Mongol. Dan oleh negara sekarang, dia juga dianggap sebagai pendiri. Lahirnya sekitar 1162M. Deket Ulaanbaatar, ibukota Mongolia masa kini.

Makna temujin itu sendiri konon setara 'blacksmith' atau pande-besi. Di saat dia lahir, suku-suku padang rumput Mongolia itu sudah biasa gegeran rebutan kekuasaan, rebutan 'tulang' sama 'ikan asin'-lah kalau menurut standar kaisar Cina. Mereka mengandalkan pasukan berkuda gerak cepat. Temujin sodaranya banyak, hidup susah dari kecil. Walau ayahnya kepala suku. Suatu ketika, ayahnya diracun orang-orang Tatar, dan Temujin berusaha mengklaim diri sebagai penerus ayahnya, minta jadi ketua suku, tapi dikepretlah rame-rame, malah dia dan segenap keluarga besarnya dikucilkan. Terus kakak tertua Temujin berusaha bikin suku atau klan sendiri, tapi semena-mena. Ibu-ibu tirinya dia kawini sendiri, yaitu termasuk ibu kandung Temujin dia gasak juga, sampai kemudian si kakak tertua dibunuh oleh Temujin bersama saudara-saudara lain. Eh, tapi nggak lama kemudian, klan kecil bentukan mereka itu dikalahkan salah satu klan besar, dan diperbudak. Beberapa lama, Temujin yang jagoan lalu berhasil meloloskan diri, lalu membentuk geng berkuda bersama beberapa jagoan seperjuangan. Para anggota geng ini kelak jadi jenderal saat Genghis Khan berjaya.

Pada saat itu, kehidupan seperti di Arab jaman jahiliyah. Terpecah belah, dan rutin rebutan konsesi di tanah padang rumput yang serba terbatas sumber dayanya. Klan-klan, agar solid dan besar, kawin-silang dengan klan-klan di sekelilingnya. Tapi kadang teracak-acak oleh persaingan dan perang suku, atau kadang oleh invasi dari Cina di selatan. Di kancah gegeran seperti itulah, Temujin yang dasarnya punya bakat jagoan kayak Ken Arok, lalu menemukan dan mengasah ilmu-ilmu kemiliteran. Oleh ibunya, dia diajarkan juga, agar sebesar-besarnya beraliansi dengan sekeliling. Yaitu dengan cara apa? Mengawini sebanyak mungkin cewek dari suku lain! Terus punya anak sebanyak-banyaknya. Begitu sudah banyak, lalu dia membangun persekutuan dengan klan-klan besar yang jago perang.

Yang agak beda dengan para rival, Temujin itu memilih perwira bukan berdasar keturunan, tapi berdasar prestasi tempur. Cara ini, ternyata berhasil menarik pemuda-pemuda berbakat, khususnya dari kalangan bawah yang tahan banting, untuk bergabung dengan dia. Nah, ini dia kunci suksesnya yang pertama: yaitu dalam memilih top talents. Bermodal ini, makin lama, Temujin makin disegani di Mongolia. Sampai kemudian 1186, di usia sekitar 25 tahun Temujin dipilih menjadi Khan utama, tapi kemudian, diserang oleh kawan-kawan lama. Dan kalah. Orang-orang dekatnya konon dihukum mati dengan cara direbus, dan dia sendiri menghilang dari catatan sejarah selama 10 tahun. Entah gimana ceritanya selama itu.

Tahun 1197, Temujin muncul lagi dan punya pasukan lagi. Dan dia meneruskan cara barunya, yaitu mempromosikan perwira berdasarkan prestasi dan loyalitas, dan bukannya berdasar garis keturunan atau persaudaraan. Dia buang jauh nepotisme! Dia iming-imingi siapapun yang loyal dan berprestasi, dengan kekayaan berlimpah, nggak peduli asalnya ngangon embe sekalipun!

Klan-klan kecil yang berhasil dikalahkan, tidak dibasmi atau diusir oleh dia, melainkan dirangkul di bawah perlindungannya, dipersatukan sesuai ajaran ibunya, dan diminta para pemuda jagoannya untuk bergabung bersama pasukannya. Bahkan anak-anak yatim dari bekas musuhnya, itu diadopsi dan diasuh oleh ibunda Temujin. Ini rupanya bikin kekuatan Temujin jadi bertumbuh pesat. Di sisi lain, para bangsawan yang ketinggalan dan nggak diajak ke lingkaran dekat Temujin banyak yang sakit hati juga dan menjadikan Temujin musuh bebuyutan.

Andai para musuh itu bersatu padu, bisa saja Temujin dan pasukan kalah. Tapi untungnya, mereka terfaksi-faksi juga. Bahkan, perwira musuh beberapa kali ada kejadian malah membelot jadi pro Temujin. Walhasil, akhirnya.. satu demi satu ditaklukkan, dan Temujin jadi beneran Genghis Khan, penguasa tunggal di stepa Mongol. Kaum , Naiman, Mongol, Tatar, Uyghur, Keraite, dan lain-lain kelompok yang kecilan.. semua solid, mempertuan Temujin per 1206. Damai di bumi stepa.

Resep lain lagi dari kemenangan Temujin itu, dia mengandalkan info intelijen. Dan punya jaringan mata-mata yang paling luas. Dia pake profiling, dan berusaha memahami motivasi- movitasi di hati para rival. Dan ini sering bisa mencegah musuh-musuhnya bersatu padu. Lalu, kalau ada perang-perang di tempat lain, Temujin rajin mempelajarinya, dan mengadopsi taktik- taktik baru. Taktik kekejaman. Taktik pengepungan. Disiplin. Dan seterusnya.

Setelah makin matang, Genghis Khan jadi lebih spiritual. Selain keyakinan leluhur, dia banyak mendengar nasehat-nasehat dari para pendeta buddhis, zen, dan tao. Lama-lama, dia juga mendengar ajaran-ajaran kristiani dari misionaris, dan juga dakwah-dakwah islam dari orang- orang muslim. Dia tertarik dengan pelajaran kebaikan, dan mempromosikan keharmonisan dan toleransi di kalangan rakyatnya. Sempat tertarik dengan dakwah islam di Afganistan, tapi kemudian mengusir para ulama yang dia nilai dakwahnya tidak mengena di hatinya.

*** Penaklukan-penaklukan Genghis Khan

Setelah kekuatan solid, Genghis Khan lalu mengincar negeri-negeri di sekeliling. Yaitu Xi Xia (atau Western Xia) di barat, Dinasti Jin di selatan dan timur, yang biasanya disembah-sembah oleh orang Mongolia. Kalau ke utara, daerah ganas tak bertuan, ya sudahlah, dibiarkan saja.

Semua strategi musuh Genghis Khan sudah tahu. Tapi di sisi lain pasukannya sudah jadi paling jagoan. Taktik gerak cepatnya makin sempurna. Kemana pergi, tak tertandingi. Dia mengandalkan energi terbarukan. Logistik untuk kuda dia andalkan rumput-rumput setempat sepanjang jalan. Kalo kepepet, kuda yang terluka bisa jadi makanan rame-rame. Intel-intel, sudah dia sebar ke segala arah. Sampai kemudian, dia menyimpulkan: Kalo Xi Xia dia serang, Dinasti Jin yang lebih digdaya tidak akan membantu.

Ya udah, akhirnya Xi Xia dia serang, dan dia kepung. Ternyata bener, tidak dibantu oleh Dinasti Jin walaupun sudah teriak-teriak minta tolong. Eh, tapi susah ditaklukkan juga. Perbentengannya ketat. Terus dikepaung, dan kaisar Xi Xia terus ditawari damai oleh Genghis Khan, sepanjang bersedia jadi kerajaan bawahan. Ya sudah, akhirnya Kaisar Xi Xia bersedia jadi vassal atau kerajaan bawahan. Bergabung dalam konfederasi Mongol.

Setelah itu, Genghis Khan nantang perang dinasti Jin 1211. Jendral lapangan dinasti Jin berhasil ditipu oleh pasukan Mongol, dan hasilnya ratusan ribu tentara dinasti Jin terbantai oleh Mongol. Tahun 1215, Genghis Khan mengepung dan menghancurkan ibukota dinasti Jin di Zhongdu (alias Beijing di masa kini). Kaisar Xuanzong raja masa itu kabur ke selatan ke Kaifeng, bikin ibukota baru. Kelak Kaifeng di selatan ini ditaklukan oleh anak ketiga Genghis Khan, yaitu Ogedei Khan. Dan sisa-sisa pasukan dinasti Jin yang kabur akhirnya tumpas 1234.

Di sisi barat, salah satu pemimpin taklukan Mongol dari bangsa Naiman kemudian membelot, kabur ke Qara Khitai (aka negeri baru yang dibangun oleh sisa-sisa dinasti Liao, sebelum Dinasti Jin). Dari situ, Mongol terus jadi punya musuh baru. Padahal, Genghis Khan dan pasukan masih sibuk konsolidasi di Xi Xia dan wilayah bekas Dinasti Jin. Akhirnya ya sudah, dia kirim jenderal termuda , beserta pasukan dua divisi atau dua (20 ribu tentara).

Si jenderal muda puyeng. Terus ganti taktik. Bukan dengan serangan langsung, tapi malah operasi intelijen. Dia coba adu domba dan pecah belah musuhnya dari dalam. Perpecahan itu, bikin konflik di dalam dan jadi lemah. Ujungnya, Qara Khitai terus jadi gampang ditaklukkan, dan para pelariannya diuber oleh pasukan Jebe terus dieksekusi mati. Buah dari ini, kekuasaan Genghis di barat membentang sampai ke Danau Balkhash, berbatasan dengan Khwarazmia (negeri muslim di tepian laut Kaspia, dan di selatannya mendekati Teluk Persia dan Laut Arab).

Sampai titik itu, Genghis Khan sebetulnya sudah rada males perang. Kejauhan lah kalo perangnya mesti sampai ke Arab. Iya, kan? Lagi pula, Genghis Khan suka kehidupan harmonis. Udahlah. Kita dah kuat, sekarang kita pake cara-cara damai saja. Khwarazmia jangan diserang. Kita jadikan partner dagang saja di jalur sutera. Begitu awalnya Genghis Khan berniat. Dia pun lalu kirim kabilah karavan beranggotakan 500 pedagang Cina-Mongol.

Eh, nggak tahu ada salah pengertian apa. Karavan itu dicurigai oleh gubernur setempat merupakan rombongan mata-mata Mongol. Yang berniat melemahkan dan menyerang Khwarazmia. Ya sudah. Karavan itu pun diserang, harta bendanya dijarah. Genghis Khan lalu coba meluruskan salah pengertian. Dia kirim tiga orang duta, dua orangnya Mongol asli, satu orang muslim. Untuk menghadap Shah penguasa Khwarazmia. Eh, bukannya diterima baik-baik oleh Shah, malah rombongan itu dicukur plontos, dan orang muslimnya malah dianggap murtad terus dipotong leher. Genghis Khan murka.

Dia kirim 10 tumen alias 10 divisi alias 100 ribu tentara, dan jenderal-jenderalnya yang paling jagoan, dan beberapa anaknya. Dia ikut maju perang. Cina dan negeri leluhur diserahkan kepada pasukan tersisa, dan dia wasiatkan Ogedei jadi penerusnya kalo-kalo ada apa-apa dengan dirinya. Dan berikutnya nanti, penerusnya mesti anak keturunan yang punya jalur darah ke Genghis Khan.

Serangan diawali dengan operasi intelijen yang komprehensif. Lalu, setelah dibahas dan dikaji tuntas, pasukan dibagi menjadi tiga grup besar. Di sisi lain, tidak nyadar posisi-posisinya yang masih pecah tersebar sudah diketahui musuh, Shah malah terus memecah pasukan jadi grup- grup kecil. Ya sudah. Genghis Khan menang. Gubernur yang dulu kurang ajar sama dia, disiksa sampai mati. Warga dibasmi secara besar-besaran atau diperjualbelikan sebagai budak. Bangunan-bangunan kerajaan dihancurkan rata tanah. Kota-kota dibakar habis. Bahkan tanah- tanah pertanian juga dibakar habis. Bahkan untuk standar Mongol, semua itu terasa amat brutal. Shah yang ketakutan, tidak mau menyerah, malah kabur dengan sisa-sisa pasukan. Diuber-uber oleh sekitar 20 ribu tentara Mongol, selama dua tahun, dan nggak tahu gimana meninggalnya akhirnya meninggal misterius di suatu pulau kecil.

Di penggalan-penggalan kepala manusia yang demikian banyak disusun sampai menyerupai piramid, sebagai simbol kemenangan Mongol. Di idem. Rakyat dibantai. Yang ahli-ahli dikirim ke Mongolia. Yang bugar-bugar dipaksa jadi tentara Mongol. Atau dijadikan budak. Kota dibakar tuntas. Kekejaman luar biasa itu langsung menyebar ke barat kemana-mana dan menimbulkan kengerian. Dan sejak itu, jadilah, pasukan Mongol ini monster yang ditakuti dunia dimana-mana.

Kota besar tersisa, Urgench bertahan mati-matian. Dan mengobarkan perang kota, blok demi blok, yang menyulitkan pasukan berkuda gerak cepat. Korban di kalangan Mongol jadi besar. Tapi kemudian kalah juga. Hal yang sama terus terjadi lagi. Yang ahli-ahli, dikirim ke Mongolia. Cewek-cewek dan anak-anak dibagi-bagi untuk para tentara Mongol untuk diperjual belikan sebagai budak. Dan sesisanya, ditumpas habis-habisan. Tuntaslah Khwarazmia ditumpas Mongol 1220. Warga yang dibunuh, tidak kurang dari 1.2 juta. Itu diestimasikan kira-kira separuh lebih dari total populasi setempat. Atau bahkan ada yang memperkirakan di atas 80% populasi. Khwarazmia itu kira-kira dimana, silakan dilihat di peta. Habis itu, pasukan induk Genghis Khan mengarah pulang ke stepa Mongolia, terbagi dalam dua jalur pasukan. Dua divisi (20 ribu orang) menyusur Kaukasus nembus Rusia dipimpin Jenderal Jebe dan Subutai. Armenia. . . Cuman-Kipchaks. Kiev-Rus. Semua dilabrak. kota dagang berbenteng Caffa di Crimea milik orang-orang Genoa di dekat Laut Hitam juga diembat. Dan seterusnya. Siapa aja yang dihadapi, pasti dikalahin. Kemungkinan, pertempuran yang kalah cuma saat melawan orang-orang Bulgaria-Volga. Yaitu cuma kalah sekali pertempuran tok, tapi kemudian tetap menang. Para bangsawan Rusia lalu nyembah-nyembah minta damai. Jenderal Subutai setuju, tapi para pangeran Rusia terus tetap dihukum mati dengan 'cara terhormat'; yaitu cara tradisional Mongolia yang kejem tapi tidak meneteskan darah. Yaitu dengan cara digencet gepeng pakau panggung kayu, yang di atasnya Subutai makan bersama para jenderalnya. Amit-amit jabang bayik.

Setelah itu, intel-intel Mongol dapet info, bahwa dataran di seberang Bulgaria itu memungkinkan serangan gerak cepat ala Mongol. Dan segera Subutai merencanakan penaklukan Hungaria dan eropa. Tapi keburu Subutai dan Jebe dipanggil pulang ke Mongolia. Saat mengarah balik, menjelang Samarkand, Jebe meninggal. Tapi sejak itu, sampai sekarang, ekspedisi kaveleri mereka mengitari laut Kaspia dan mengalahkan siapapun yang ada di jalurnya, itu melegenda. Seantero Eropa gemetar kalau mendengar nama Mongol. Pasukan ini tiba kembali di Mongolia 1225. Kelak, 1237, di bawah pimpinan cucu Genghis Khan, orang-orang Mongol kembali ke eropa menghajar Bulgaria, Kiev, Rusia, dan orang-orang eropa timur yang bersama mereka sampai puncaknya 1240.

Jalur satu lagi, yaitu pasukan induk yang lebih besar, yang dipimpin langsung Genghis Khan nyisir melewati Afganistan dan India bagian utara menuju Mongolia dan melabrak siapapun yang ada di sepanjang jalan. Tapi mendekat ke tanah air, terus ketemu pemberontakan- pemberontakan. Dari utara, merangsek terus ke Cina selatan. Segenap bangsawan yang berontak selanjutnya ditumpas ke anak cucu sampai habis.

Genghis Khan meninggal Agustus 1227, dalam umur sekitar 65 tahun. Sesuai wasiatnya, jenazahnya dikuburkan di tempat yang dirahasiakan di kuburan yang tidak bertanda. Sepeninggalnya, Mongol itu melanjutkan ekspansi, dan jadi kekaisaran dengan luasan tanah sambung menyambung yang terbesar sepanjang sejarah.

***

Mongol Pasca Genghis Khan

Sebelum meninggal, Genghis Khan sempat menunjuk anaknya Ogedei Khan sebagai 'putra mahkota', padahal, dia anak ketiga. Kakaknya, dan Chagatai kebetulan menajam permusuhannya. Dan anak bungsu: masih terlalu muda dan culun. Ogedei lebih bisa diandalkan. Tenang. Membumi. Dan netral dalam perseteruan kedua kakak. Nggak tahu diracun atau apa, Jochi terus mati duluan sebelum Genghis Khan.

Belakangan setelah agak mapan, ada pembangunan juga. Huruf Uyghur diadopsi jadi tulisan resmi Kekaisaran Mongol. Di ketentaraan, Mongol menerapkan disiplin yang diadopsi sampai sekarang, para perwira dipilih dan dipromosikan berdasarkan prestasi dan bukan garis keturunan. Keyakinan dan agama berbeda-beda, itu juga ditoleransi dan dijaga keharmonisannya, yaitu dengan meniru cara-cara orang islam. Jalur sutra, yang membentang dari timur jauh ke negeri-negeri barat, itu juga dimantapkan, dibuat kohesif, oleh kaum Mongol. Hasilnya, jalur komunikasi dan perdagangan jadi lebih lancar-efisien antara bangsa-bangsa Asia Timur, Muslim Timur-Tengah, dan Nasrani Eropa, dan siapapun yang lain yang berada di jalur itu. Persinggungan budaya juga jadi lebih intens.

Legacy Mongol ini ada terus sampai sekarang, teknik-teknik gerak cepatnya kelak ditiru nyaris oleh semua bangsa. Dan nama-nama Khan itu jadi gelaran di banyak tempat juga, dan jadi nama orang yang lumayan umum.

Dalam mengadministrasikan negara, Genghis Khan tidak punya orang kepercayaan orang Mongol. itu nomadik, mana bisa mereka mengadministrasikan kota-kota? Begitu menurut keyakinan Genghis Khan. Akhirnya, yang dia percaya jadi administratur itu, Chu 'Tsai, orang Cina yang semula andalan Dinasti Jin. Chu 'Tsai dan pola administrasinya ini terus jadi kepercayaan Khan-khan lain selepas Genghis Khan. Dia menjalankan sistem pemerintahan dan militer yang disebut . Dalam operasi militer, Khan Mongol menerapkan disentralisasi. Jenderal lapangan diberi keleluasaan penuh untuk beraksi memenangkan setiap pertempuran. Ngapain aja boleh. Asalkan loyal dan tidak khianat sama Khan.

Selain pola serangan gerak cepat, militer Mongol juga jago dalam pengepungan. Membendung jalur air. Racun meracun. Menggunakan tawanan sebagai human shield. Dan cepat mengadaptasikan tools serta teknik baru dari daerah taklukan. Khususnya teknik-tekni zeni dari tentara Cina dan Muslim. Pura-pura lemah dan mundur untuk memancing musuh. Teknik serangan balik. Jalur komunikasi juga canggih. Efisiensi dalam mensuplai pasukan juga terbaik di masanya, pake model yang disebut . Seribu satu teknik mereka itu jago.

Sebelum lebih lanjut, berikut ini ijin menampilkan beberapa peta, courtesy dari wikipedia. Yang pertama, jalur-jalur penaklukan di Asia-Cina. Yang kedua, itu ekspedisi yang sampai ke eropa.

Dari gambar di atas, kelihatanlah yang mana itu Xi Xia atau Western Xia. Lalu wilayah Dinasti Jin yang di atas kita ulas. Lalu Naiman dan Qara Khitai. Sedikit tambahan, kalau Cina selatan mengarah ke Asia Tenggara, itu ditaklukkannya pada periode yang lebih belakangan. Di situ ada tahunnya segala, ada yang bahkan sekitar 1279,

Di luar yang diserang, banyak negeri pastinya udah ketakutan duluan, jadi begitu didatangi oleh utusan Mongol, langsung sendiko dawuh, bersedia jadi vasal dan bersedia rutin kirim upeti atau apapun yang diminta Mongol. Negeri Singosari dan Jepang, yang terpisah oleh lautan, yang seperti itu saja yang berani menghina Mongol dan selamet. Invasi eropa yang spektakuler, rutenya kurang lebih seperti di atas. Yaitu rentangnya sampai ke jaman 1225-an saja. Sedangkan bentang terjauhnya, itu kurang lebih seperti di gambar berikut. Di Timur-Tengah, terhentinya itu di sekitar Palestina, pasukan Mongol dibendung oleh Kekalifahan Mamluk yang berpusat di Kairo, Mesir. Andai di situ tembus, sebetulnya Mongol bisa terus muterin Afrika Utara, nyebrang ke Eropa dari Spanyol sana. Lalu di Eropa, itu terbendung oleh Hongaria-Polandia-lah kira-kira. Di utara Rusia.. itu terbendung oleh alam saja. Sapa juga yang mau menguasai kutub utara? Tapi kurang lebihnya, sampai ke Siberia sana.. ya sudahlah. Kalau ada penduduk pastinya mereka juga takluk pada Mongol.

Di sisi timur, terbendung oleh laut. Sehingga Jepang bisa tetap independen. Dan demikian pula Kepulauan Filipina dan Nusantara. Tapi, mestinya banyak negeri di selatan itu kirim-kirim upeti pada Mongol. Di anak benua India idem, terbendung oleh benteng alam Himalaya. Walau kelak, Dinasti Mughal yang jaya di India, itu ada benang merahnya juga ke orang-orang Mongol.

***

Pola-pola Khanates

Selanjutnya, pada saat generasi cucunya, wilayah Mongol itu lantas dibagi-bagi jadi Khanates (daerah di bawah kekuasaan Khan, sebagaimana Sultanate, merupakan daerah kekuasaan Sultan).

Jajahannya itu meliputi segenap wilayah Mongolia dan Cina modern sekarang, Korea, wilayah Kaukasus di perbatasan Asia-Eropa, segenap Asia-Tengah, nyaris semua bagian Eropa timur kecuali daerah ekstrim dingin di utara, dan sebagian Asia Selatan kecuali yang hutan-hutannya lebat ganas di wilayah tropis.

Niatnya Genghis Khan, sepertinya dia ingin negerinya berpola federasi. Di atas sekali ada Great-Khan, yaitu pertamanya Ogedei. Lalu di bawahnya, itu dibagi-bagi jadi Khanate, di antara anak-anaknya yaitu Ogedei, Chagatai, Tolui, dan Jochi. Karena Jochi meninggal, terus area jatah Jochi, diwariskan lagi ke anaknya Batu dan .

Great Khan Ogedei, dikasih bagian segenap Asia Timur, yang kelak jadi wilayah Dinasti Yuan yang masyur di bawah Kubilai Khan.

Yang kedua, negeri leluhur Mongolia (negara Mongolia sekarang dan termasuk ), dipegang oleh Tolui Khan. Wilayahnya kecil, tapi di homeland. Sesuai tradisi Mongolia. Tapi dia diwarisi tentara yang paling banyak oleh Gneghis Khan, sampai 100 ribuan.

Chagatai, anak kedua pegang Asia Tengah dan terus sampai bagian utara.

Anak-anak Jochi, dapet Blue-Horde, dapat White-Horde, yang kelak bergabung lagi jadi Khanate Kipchak alias Khanate of The . Negeri ini kelak nyerang lagi Rusia, Hungaria, Polandia, melabrak kemana-mana, sampai kemudian ditarik mundur, karena para Khan setempat mesti ngumpul di negeri leluhur saat Ogedei mati.

Jadi, ekspansi paling puncaknya itu bukan di masa Genghis, tapi lanjut ke masa Ogedei. Seluruh Cina mereka tekuk 1279. Seluruh Persia. Dan segenap pemberontakan di dalam ditumpas. Juga melanjut melabrak di eropa. Cerita masing-masingnya kita coba runut seringkas di bawah ini. Tapi kalau mau denger cerita detil, bagaimana pertempuran-pertempuran desisif antara Mongol dan para pembendungnya, silakan eksplorasi Youtube. Setelah pecah, kurang lebih mengkristal jadi empat kelompok besar di atas, yaitu negeri leluhur Mongolia dan Cina, yang kelak menjelma jadi dinasti Yuan yang paling masyur sepanjang sejarah Cina masa lalu. lalu yang eropa timur itu jadi Golden Horde. Yang Asia-Tengah- Kaukasus jadi Hagatai Khanate, dan yang timur-tengah Asia-Kecil jadi .

Ringkas cerita insya Allah cukup teringkas di bawah ini.

***

Pecahan Pertama: Penguasa Negeri Leluhur

Tolui si bungsu anak Genghis Khan mewarisi wilayah kecil, negeri leluhur yang permai. Dia tidak terlalu menonjol-nonjolkan diri sebagai Great Khan, tapi jalur keturunannya lumayan sinambung juga. Anak-anaknya antara lain:

(1) Möngke, sempat jadi the Great Khan of the yang keempat. (2) Qutuqtu (3) Kublai, jadi the Great Khan of the Mongols yang berikutnya lagi, dan kaisar Cina yang masyur, yang membikin Dinasti Yuan. (4) Hulagu, jadi penguasa terkenal di Mongol-Persia, membangun Ilkhanate di Asia barat. Jadi Ilkhan-nya yang pertama. (5) Ariq Böke, jadi rival Kublai, mengklaim posisi Great Khan sepeninggal Mongke, yang didukung oleh para tradisionalis. (6) Dan lain-lain: Ada Qutuqtu, Bujek yang aktif mengacak-acak eropa dan naik tahtanya Mongke, lalu ada Mukha, Satukhai, dan Sabukhtai.

Anak keturunan Tolui ini, memimpin negeri leluhur Mongolia sampai dengan kurang lebih 1691M. Tapi yang paling spektakuler di sini, itu jalur Kubilai Khan atau Kublai di atas. Dia memantapkan diri jadi penguasa Greater China, mendirikan Dinasti Yuan yang termasyur itu. Kelak, kalau kita bahas sejarah Cina, ini salah satu bagian intinya.

Jadi konon, merasa lebih 'modern' mondok di Beijing, orang-orang Mongol ini memindahkan pusat kekuasaannya ke sekitar Beijin masa kini, yaitu sekitar 1264M. Eh, tapi dampak negatifnya, berkat itu, kekuasaan Khan Agung tidak dipertuan lagi oleh khanate lain, dan jadilah pecah jadi empat kelompok itu kurang lebihnya.

Dinasti Yuan itu, jadi penguasa asing pertama yang memerintah di Cina. Dan bonafid. Namanya kurang lebih menyiratkan makna 'pemegang mandat dari surga langit ketujuh' or something. Sejak itu, Dinasti Yuan terus nyatu dengan Cina. Yuan adalah Cina. Cina adalah Yuan. Gitulah kira-kira. Cuma lama-lama, jadwal berkuasanya selesai gilirannya. Dan Allah mentakdirkan Dinasti Yuan tergusur oleh Dinasti Ming, yaitu sekitar 1368.

Para sisa-sisa, pelarian Dinasti Yuan, kabur balik ke negeri leluhur Mongolia, dan berusaha bertahan di sana bertahun-tahun. Sambil sesekali nyerang Cina. Tapi nggak pernah sukses jadi penguasa kawasan lagi, jadi ya sudahlah. Nasibnya antara ada dan tiada. Selesai.

***

Pecahan Kedua: Jalur Jochi & Golden Horde

Awalnya amat Mongol, lama-lama jadi ke-turki-turkian, campur-campur kaukasus, kaum nomaden juga, tapi nomaden eropa. Awalnya jatah Jochi Khan di atas. Per 1259, jadi Khanate terpisah tadi itu, yaitu Khanate Kipchak alias Khanate of The Golden Horde. Pemersatu utamanya Batu Khan.

Selepas kematian Batu Khan, daerah ini makmur sejati selama kurang lebih seratus tahun sampai 1359. Puncaknya, 1312-1341 (jaman Uzbeg Khan) yang menjelma jadi negeri Muslim, tapi 1359 itu mulai melemah. Wilayahnya sempat membentang mulai dari Ural sampai Sungai Danube. Ke timurnya sampai ke Siberia sana. Di selatan, nyentuh Laut Hitam, Pegunungan Kaukasus, dan seterusnya berbatasan sama daerah-daerah Khanate Mongol yang lain.

Gegeran sejak 1359, akhirnya Golden Horde ini bubar diluruk oleh Timurid Empire (jaman Timur Lenk, Tamerlane). Jalur Mongol juga. Campuran dengan Turki. Kacau balaulah setelah itu, dan terpecah-pecah sampai pecah beneran di awal abad ke-15. Pecahannya banyakan berbahasa Turkish. Jebret, terus pada satu titik, negara di utara menyempal, melepaskan diri jadi State of Muscovy 1480, ini kelak jadi Kekaisaran Rusia yang berpusat di Moskwa dan balik ke akarnya, yaitu budaya Rusia. Dua pecahan yang tetap bertahan dengan pola Khanate, terakhirnya itu cuma Crimean Khanate (bertahan sampai 1783) dan Kazakh Khanate (bertahan sampai 1847). Habis itu, hilanglah. Mereka jadi rebutan antara Turki Ottoman dan Kekaisaran Rusia, dan sama sekali tidak pernah lagi jadi obrolan di mainstream dunia. Tidak mongol-mongolan lagi, dan juga tidak terlalu turki-turkian. Dan jadi bawahan sana-sini, berganti-ganti. Setelah Ottoman menyurut, lama-lama yang nge-boss-i di sini adalah Rusia.

***

Pecahan Ketiga: Hagatai Atau

Ini jatah anak kedua Genghis Khan mulanya. Lama-lama keturki-turkian. Puncaknya di abad ke-13, membentang dari Amu Darya, di selatan Laut Aral, sampai ke pegunungan Altai di perbatasan Mongolia-Cina masa kini. Nyaris dia itu pelanjut Qara Khitai. Di abad ke-14 menyurut, terpecah dua jadi wilayah Transoxania di sisi-sisi barat yang lebih 'beradab'. Sedangkan sisi timurnya yang masih berbudaya nomaden, lalu lebih dikenal sebagai . Moghulistan ini kelak memunculkan jagoan baru Timur atau Timurlenk atau Tamerlane. Yang terus merangsek ke barat mengusai semua bekas kekuasaan Mongol di barat. Sedangkan Moghulistan-nya sendiri ini di akhir abad ke-15 terus pecah jadi Yarkent Khanate dan Turpan Khanate. Diberontakin dari mana-mana sekeliling yang sudah mengusai ilmu yang sama, akhirnya sisa-sisa turunan Chagatai lenyap kekuasaannya sepenuhnya itu sekitaran 1705. Nah, tapi.. dari orang-orang Moghulistan itulah.. kelak, merambah ke anak benua India, muncul kerajaan raksasa yang masyur, yaitu Kerajaan Mughal.

***

Pecahan Keempat: Ilkhanate

Ilkhanate ini paling jauh dari negeri leluhur. Mulai dari sisi barat Pakistan, terus sampai ke Turki masa kini, sampai ke Palestina-Syria. Khan-khan terakhirnya, itu bahkan masuk islam, yaitu khususnya sejak 1259. Dan sejak itu, terus jadi semacam 'penerus kekalifahan'. Padahal, sebelum jadi islam, Ilkhanate ini musuh terbesar dunia islam. Sempat mau dibujuk oleh orang- orang Kristiani Eropa untuk mengobarkan (lagi) perang-perang salib gelombang berikutnya, tapi cara-cara Kristiani itu tidak terlalu bisa memenangkan hati Ilkhanate dan juga tidak berhasil memenangkan hati Kubilai Khan. Lanjut cerita Timur tadi itu. Namanya Timur, tapi berkuasa di sisi barat. Ini rada keputer sih.

Apesnya, terus kecebur ke dalam bencana besar Black Death, melemah, melemah, akhirnya pecah-pecah. Beberapa wilayah ada yang direbut oleh Golden Horde. Dan sebagainya, tapi ya, kurang lebihnya sekitaran 1357-an, Ilkhanate ini tidak terlalu eksis lagi.

Walau begitu,.. posisinya yang unik, memunculkan dua kerajaan super besar berikutnya, langsung atau pun tidak langsung, yaitu di timur dan di barat.

Di barat, kurang lebih ilmu-ilmunya terus menurun ke kerajaan Turki Ottoman, yang sempat jaya ratusan tahun, dan eksis sampai abad ke-20. Dan di timur, campur dengan sisa-sisa , memunculkan kerajaan Mughal yang jaya di India bertahun-tahun juga, sampai kemudian dikalahkan Inggris di abad ke-19. Ini ceritanya bisa rumit lagi, kelak kalau kita membahas sejarah India, kita bisa bahas lagi lebih seksama.

***

Timur Lenk

Lanjut dikit cerita Mongol, itu cerita Timur Lenk atau Timor, Temor, Tamerlance atau siapapun aliasnya. Temor itu sendiri bermakna besi. Timur Lenk atau Timur i Leng sendiri, kurang lebih bermakna Timur Si Pincang, karena kakinya memang pincang. Dia ini konon bukan keturunan Genghis Khan, dan mungkin juga bukan asli Mongol, tapi Mongol-Turki. Tapi, kiprahnya itu dipandang oleh para pemerhati sejarah sepertinya dia itu Genghis Khan versi kecilan. Ilmunya masih sebenang merah dengan Genghis Khan dan orang-orang Mongol, jadi ijin nitip riwayat singkatnya di sini.

Dia lahir 1405 di Samarkand, (). Dia ini cicit dari seorang menteri Chagatai Khan. Kelak jadi penguasa islam sunni di Asia Tengah. Dan jadi tokoh terkenal berdarah Mongol pertama yang masuk islam. Dia punya bakat ketentaraan menurun dari leluhurnya. Dan gemar belajar, dan juga seperti Genghis Khan, punya semangat spiritual.

Tahun 1370, Timur menguasai separo sisi barat Khanate Chagatai. Wangsa Chagatai Khan berhasil dia reduksi kekuasaannya jadi sekedar penguasa simbolik saja.

Dan dari situ, dia bikin pasukan gerak cepat seperti pasukan Mongol seratus sekian tahun sebelumnya, merangsek ke berbagai arah di barat, selatan, dan tengah Asia. Termasuk Kaukasus dan Rusia selatan. Daerah ilkhanate dia pek semua. Turki Ottoman, sempat kalah telak juga oleh dia. Dinasti kesultanan Mamluk penguasa Mesir-Arab-Syria, kalah juga oleh dia. Kesultanan Delhi yang sedang lemah juga kala holeh dia. Jadilah, dia sempat jadi Kalifah muslim terkuat di dunia (sebelum kemudian diambil oper oleh Turki Ottoman). Berdirilah Timurid Empire kalau menurut sejarah barat. Petanya seperti pada gambar.

Kemudian, sepeninggalnya, kekaisarannya itu pecah lagi satu demi satu. Timur jadinya penakluk nomadik turunan stepa Mongol yang terakhir. Ilmu-ilmunya, itu jadi landasan kesultanan-kesultanan Islam, termasuk Turki Ottoman, untuk melanggengkan kekuasaan sepanjang abad ke-16 dan ke-17. Dia menjuluki dirinya 'Pedang Islam' dan berkat pengaruhnya hampir semua pemimpin di bawah kendalinya itu rame-rame masuk islam.

Para ksatria Hospitaller dikalahkan telak oleh Timur via pengepungan Smyrna. Dia sempat mempersatukan bekas Chagatai Khanate, Ilkhanate, dan Golden Horde, setidaknya sebagiannya, dan bahkan sempat berpikir mendorong lagi Dinasti Yuan ke tampuk kekuasaan di Cina. Tentaranya campuran. Multi etnik. Dan ditakuti kemana pun mereka pergi di Asia, Afrika, dan Eropa. Para ahli mengestimasikan, segenap kampanye militer yang dia kobarkan, itu menelan korban sampai 17 juta, atau setara 5% populasi pada masa itu. Melanglang selama kurang lebih 35 tahun.

Timur ini kakek dari Sultan Timurid terkenal Ulugh Beg, penguasa Asia Tengah 1411-1449 yang juga astronomer dan matematikawan. Dia juga embah buyut dari Babur, pendiri Kekaisaran Mughal India.

***

Penutup

Pendeknya cerita, sejak Genghis Khan, sampai Timur Lenk, kurang lebih bangsa Mongol dan keturunannya itu mengubah tatanan dunia. Untuk selamanya.

Lebih kurangnya mohon maaf. Ini cerita akurasinya mesti dikalibrasi lagi dari waktu ke waktu. Semoga makin lama, ceritanya makin gamblang, dan akurat.

(ilmuiman.net / Selesai)