ANALISIS PENGAWASAN KREDIT DALAM MENGURANGI KREDIT BERMASALAH PADA PT BANK SUMUT KC ISKANDAR MUDA

TUGAS AKHIR

Ditulis Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3

Oleh:

OLVIANA VANBORA SAGALA NIM 1605072018

PROGRAM STUDI PERBANKAN KEUANGAN JURUSAN AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI MEDAN MEDAN 2019

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Analisis Pengawasan Kredit Dalam Mengurangi Kredit Bermasalah pada PT Bank SUMUT KC Medan Iskandar Muda”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis statistik deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan wawancara. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yaitu jumlah kredit yang disalurkan yang dikumpulkan dan diproses menggunakan rumus NPL dan data primer dengan melakukan wawancara kepada narasumber. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana pengawasan kredit dalam mengurangi kredit bermasalah pada PT Bank SUMUT KC Medan Iskandar Muda.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pengawasan kredit yang dilakukan pada PT Bank SUMUT KC Medan Iskandar Muda periode 2014-2018 cukup baik. Hal itu dapat dilihat dari tingkat NPL yang mengalami penurunan yang cukup signifikan, tingkat NPL tahun 2014 adalah dan untuk tahun berikutnnya mengalami fluktuasi. Rata-rata tingkat NPL selama 5 tahun tersebut adalah 4,7% dan hampir melebihi batas normal yang telah ditentukan oleh Bank dan ditinjau dari tingkat kesehatan bank, bank tersebut dinyatakan sehat.

Kata Kunci: Kredit, Pengawasan Kredit dan NPL.

ABSTRACT

The research entitled “Analysis Of Controlling in Credit For Reducing Bad Credit at PT Bank SUMUT KC Medan Iskandar Muda”. The method used in this research are descriptive analysis and descriptive statistical analysis. Data collection techniques used in this research are documentation and interviews. The data used is secondary data namely the amount of credit is disbursed that collected and processed by using NPL formulae and prymary data by cundustion interviews with informants.The aim of this research is to analyse how controlling of credit at PT Bank SUMUT KC Medan Iskandar Muda is applied. The results of this research show that the implementation of credit controlling at PT Bank SUMUT KC Medan Iskandar Muda in 2014-2018 period is good. It’s can be seen from the level of NPL is significant decline, NPL rate 2014 and the following year it fluctuation. The average level of NPL for 5 years is 4,7% and almost exceeded the normal limit determined by Bank Indonesia and in the terms of the soundness of the bank, the bank is healty.

Keywords: Credit, Controlling in credit, NPL.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga Tugas Akhir ini dapat selesai tepat pada waktunya. Adapun Tugas Akhir ini diselesaikan dari berbagai referensi dan sumber lainnya sehingga penulisan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.

Tujuan dan maksud penyusunan Tugas Akhir ini adalah sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 Politeknik Negeri Medan. Adapun judul penelitian tugas akhir ini adalah Analisis Pengawasan Kredit Dalam Mengurangi Kredit Bermasalah Pada PT Bank SUMUT KC Medan Iskandar Muda.

Dalam penyelesaian tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak yang teleh membantu dan membimbing Penulis dalam hal pemberian ide dan masukan. Karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. M. Syahruddin, S.T., M.T., Direktur Politeknik Negeri Medan. 2. Darwin S.H. Damanik, S.E.,M.Si., Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan. 3. Sastra Karo-karo, S.E.,M.Si., Sekretaris Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan. 4. Jonni H.Silaen, S.E.,M.Si., Kepala Program Studi Perbankan dan Keuangan Politeknik Negeri Medan. 5. Ismi Affandi, S.E.Ak.,M.Si., sebagai Dosen Pembimbing Utama 6. Dra. Rumnasari K Siregar., M.Si., sebagai Dosen Pembimbing Pendamping. 7. Seluruh Dosen dan Pegawai Administrasi Program Studi Perbankan danKeuangan Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan. 8. M.Sahfrizal, Pemimpin Cabang PT Bank Sumut Kantor Cabang Medan Iskandar Muda. 9. Seluruh Karyawan dan Karyawati PT Bank SUMUT KC Medan Iskandar Muda.

i

10. Susilawati, S.E. Ak., M.Si., sebagai wali kelas BK-6G 11. Teman-teman BK-6G Stambuk 2016

Terkhusus penulis mengucapkan terimakasih kepada keluarga terutama ibunda tercinta Mariani Girsang dan Ayahanda Hasan Sagala yang selalu memberi dukungan moral maupun materil, doa, semangat, saran dan nasehat.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih ada kekurangan. Karena itu Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya, terutama bagi mahasiswa Politeknik Negeri Medan Jurusan Akuntansi Program Studi Perbankan dan Keuangan.

Medan, Agustus 2019 Penulis,

OLVIANA VANBORA SAGALA NIM 1605072018

ii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR ...... i DAFTAR ISI ...... iii DAFTAR TABEL...... vi DAFTAR GRAFIK ...... vii

BAB 1 PENDAHULUAN ...... 1 1.1 Latar Belakang ...... 1 1.2 Rumusan Masalah ...... 3 1.3 Tujuan Penelitian ...... 3 1.4 Manfaat Penelitian ...... 3 1.5 Batasan Penelitian ...... 3

BAB 2 TELAAH PUSTAKA...... 4 2.1 Kredit...... 4 2.1.1 Pengertian Kredit ...... 4 2.1.2 Unsur-Unsur Kredit ...... 4 2.1.3 Tujuan Dan Fungsi Kredit ...... 5 2.1.4 Jenis-Jenis Kredit ...... 6 2.2 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit ...... 7 2.3 Pengawasan Kredit ...... 8 2.3.1 Pengertian Pengawasan Kredit ...... 8 2.3.2 Teknik Pengawasan Kredit ...... 8 2.4 Kredit Bermasalah ...... 9 2.4.1 Pengertian Kredit Bermasalah ...... 9 2.4.2 Rasio Non Performing Loan (NPL) ...... 9

iii

2.4.3 Kualitas Kredit ...... 10 2.4.4 Faktor Penyebab Kredit Bermasalah ...... 11 2.4.5 Upaya Penyelesaian Kredit Bermasalah ...... 12

BAB 3 METODE PENELITIAN ...... 15 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ...... 15 3.1.1 Lokasi Penelitian ...... 15 3.1.2 Waktu Penelitian ...... 15 3.2 Jenis dan Sumber Data ...... 15 3.2.1 Jenis Data ...... 15 3.2.2 Sumber Data ...... 16 3.3 Teknik Pengumpulan Data ...... 16 3.4 Teknik Pengolahan Data ...... 17

BAB 4 HASIL PEMBAHASAN ...... 18 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan ...... 18 4.2 Ruang Lingkup Kegiatan Perusahaan ...... 21 4.2.1 Budaya Kerja PT Bank SUMUT ...... 21 4.2.2 Logo dan Makna dari Logo PT Bank SUMUT ...... 22 4.2.3 Job Description PT Bank SUMUT Kantor Cabang Medan Iskandar Muda 24 4.2.4 Kegiatan PT Bank SUMUT ...... 33 4.3 Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Data ...... 35 4.3.1 Pengumpulan Data ...... 35 4.3.2 Pengolahan Data ...... 38 4.4 Pembahasan ...... 39 4.4.1 Perkembangan Jumlah Kredit Yang Disalurkan ...... 39 4.4.2 Kolektibilitas Kredit Bermasalah PT Bank SUMUT Kantor Cabang Medan Iskandar Muda periode 2014-2018 ...... 41 4.4.3 Tingkat Pertumbuhan Non Performing Loan (NPL) PT Bank SUMUT KC Medan Iskandar Muda Periode 2014-2018...... 43 4.4.4 Hasil Wawancara ...... 45

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ...... 50 5.1 Simpulan ...... 50

iv

5.2 Saran ...... 50 DAFTAR PUSTAKA ...... 51

v

DAFTAR TABEL

NO JUDUL HAL 3.1 Jadwal Kegiatan Penulisan Tugas Akhir 2019...... 15 4.2 Jumlah Kredit PT Bank SUMUT KC Medan Iskandar Muda 2014-2018 .... 35 4.2 Kolektibilitas Kredit PT Bank SUMUT KC Iskandar Muda 2014-2018 ...... 36 4.2 Wawancara Narasumber ...... 37 4.2 Perkembangan NPL PT Bank SUMUT KC Iskandar Muda 2014-2018 ...... 39 4.2 Klasifikasi Kolektibilitas Kredit Bermasalah PT Bank SUMUT KC Iskandar Muda 2014-2018 ...... 41 4.2 Pembahasan Wawancara ...... 45

vi

DAFTAR GRAFIK

NO JUDUL HAL 4. 1 Jumlah Kredit Yang Disalurkan PT Bank SUMUT KC Medan Iskandar Muda 2014-2018 ...... 40 4. 2 Klasifikasi Kolektibilitas Kredit Bermasalah PT Bank SUMUT KC Medan Iskandar Muda 2014-2018 ...... 42 4. 3 Tingkat Pertumbuhan Non Performing Loan PT Bank SUMUT KC Medan Iskandar Muda 2014-2018 ...... 43

vii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelemahan permintaan dan penyaluran kredit dan menurunnya kemampuan debitur untuk membayar cicilan sudah dirasakan sejumlah bank dengan kenaikan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL). Dalam penelusuran CNBC (Consumer News Business Channel) Indonesia dalam laporan keuangan yang dipublikasikan, bank-bank berikut ini memiliki NPL diatas 5% yang menjadi lampu kuning agar bank segera bersih-bersih asetnya yang bermasalah. PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) bank milik taipan Hary Tanoesoedibjo ini memiliki total kredit sebesar Rp 7,16 Triliun. Namun dari nilai tersebut, ada Rp 41,29 Miliar kredit yang diragukan. Akibatnya, pada juni 2018 NPL gross Bank MNC tercatat sebesar 5,22%. Bank Artos Indonesia Tbk (ARTO) juga termasuk bank yang memiliki NPL mendekati 5%. Pada Maret 2018, NPL gross Bank Artos mencapai 8,15%. (https://m.bisnis.com)

Bankir mengupayakan penurunan NPL dengan cara membentuk divisi khusus di perusahaan terkait penyelamatan dan penyelesaian kredit. Akan dibentuk Divisi P2K Divisi Penyelamatan dan Penyelesaian Kredit. Dia menerangkan bahwa divisi khusus tersebut bertugas untuk melakukan penyelamatan atau penyelesaian terhadap debitur yang bermasalah. (https://finansial.bisnis.com)

Hal tersebut merupakan upaya yang dilakukan oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan banten dalam upaya penyelamatan dan penyelesaian kredit. PT Bank SUMUT Kantor Cabang Medan merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang perbankan. Bank ini merupakan bank yang kegiatan operasional utamanya di bidang perkreditan, disamping kegiatan operasionalnya lainnya seperti penggarapan dana dari pihak ketiga, dan lain sebagainya yang kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Kredit yang diberikan adalah berupa kredit investasi, kredit konsumsi, dan kredit modal kerja.

1

2

Hal ini merupakan keahlian pengawasan khusus dalam mengelola kredit tersebut dan dapat dilunasi tepat waktu oleh nasabah pada saat jatuh tempo.

PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) Bank Sumut per Juni 2018 tercatat masih di level 5,02%. Meski turun dibandingkan dengan Juni 2017 5,3%, rasio NPL tersebut masih di atas ambang batas atas yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 5%. Edie (Direktur Utama PT Bank SUMUT periode 2018) menyatakan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) Bank Sumut berkisar di angka 5%. Hingga akhir tahun, manajemen menargetkan dapat menekan NPL di bawah 4%. (https://www.wartaekonomi.co.id)

Dengan demikian Bank SUMUT juga dapat melakukan penurunan NPL seperti yang dilakukan oleh BJB yakni dengan cara melakukan pengawasan kredit dalam mengurangi kredit bermasalah.

Pengawasan merupakan hal yang penting bagi usaha perbankan. Tujuan dari pengawasan pemberian kredit ini terutama untuk menjaga, mengamankan dan mengantisipasi terjadinya penyimpangan yang dapat menjadikan kredit bermasalah dan jika tidak ditindaklanjuti akan menyebabkan kerugian bagi bank. Serta dengan adanya sistem ini, pihak bank dapat mengetahui dengan cepat munculnya potensi kredit bermasalah yang dapat merugikan bank.

Dengan dibentuknya divisi pengawasan kredit akan dapat mengurangi tingkat NPL. Berdasarkan kenyataan yang ada, maka setiap bank selalu berusaha untuk lebih meningkatkan pengawasan terhadap kredit dan pelayanan kepada nasabah agar tercapai tujuan yang diharapkan melihat betapa pentingnya keefektifan sistem pengawasan kredit yang nantinya akan diukur dengan tingkat NPL (Non Performing Loan), maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul ”Analisis Pengawasan Kredit Dalam Mengurangi Kredit Bermasalah Pada PT Bank SUMUT Kantor Cabang Medan Iskandar Muda.”

3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan yang dikaji dan dibahas dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana pengawasan kredit dalam mengurangi kredit bermasalah pada PT Bank SUMUT KC Medan Iskandar Muda“

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana pengawasan kredit dalam mengurangi kredit bermasalah pada PT Bank SUMUT KC Medan Iskandar Muda.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Untuk Penulis Penulisan Tugas Akhir ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai pengawasan dalam kredit. 2. Untuk Politeknik Negeri Medan Penulisan Tugas Akhir ini dapat digunakan untuk menambah bahan pustaka di Politeknik Negeri Medan mengenai kredit khususnya pengawasan kredit bank. 3. Untuk Perusahaan Penelitian ini sekiranya dapat bermanfaat untuk bank Bank SUMUT KC Medan Iskandar Muda agar lebih baik dan terus meningkatkan pengawasan sehingga proses pelaksanaan pemberian kredit berjalan sesuai dengan ketentuan. 1.5 Batasan Penelitian

Adapun batasan penelitian dalam Tugas Akhir ini adalah:

1. Bank yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah PT Bank SUMUT Kantor Cabang Medan Iskandar Muda. 2. Dalam penelitian ini data yang dibutuhkan adalah jumlah kredit yang disalurkan dalam 5 periode yaitu tahun 2014-2018

BAB 2 TELAAH PUSTAKA

2.1 Kredit 2.1.1 Pengertian Kredit Istilah kredit berasal dari bahasa credere yang berarti kepercayaan {truth atau faith}. Oleh karena itu, dasar dari kredit adalah kepercayaan. Seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit (kreditor) percaya bahwa penerima kredit (debitur) pada masa yang akan datang sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan (Thamrin, 2012:162).

Pengertian Kredit menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 adalah Penyediaan Uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (Kasmir, 2014:85).

2.1.2 Unsur-Unsur Kredit Dalam pemberian kredit bank harus didasarkan pada beberapa unsur, agar si penerima kredit dapat mengembalikan uang yang diterima sesuai dengan jangka waktu dan syarat uang telah disetujui ataupun disepakati oleh kedua belah pihak baik pihak debitur maupun kreditur. Dengan demikian dalam pengembalian kredit oleh debitur sesuai dengan kesepakatan yang telah diperjanjikan. Menurut Thamrin (2012:165), unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut:

1. Kepercayaan Yaitu suatu keyakinan pemberian kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, barang, atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa yang akan datang.

2. Kesepakatan Kesepakatan ini meliputi kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban.

4

5

3. Jangka Waktu Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.

4. Risiko Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit.

5. Balas Jasa Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau fase tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank.

2.1.3 Tujuan Dan Fungsi Kredit Pemberian kredit mempunyai tujuan tertentu. Adapun yang yang menjadi tujuan pemberian kredit tersebut tidak akan lepas dari misi bank didirikan. Menurut Thamrin (2012:166-169), tujuan utama pemberian kredit adalah sebagai berikut: 1. Mencari keuntungan Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut hasilnya terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.

2. Membantu usaha nasabah Tujuan lain dari pemberian kredit adalah membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja.

3. Membantu pemerintah Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.

Kemudian di samping tujuan di atas maka suatu fasilitas kredit juga memiliki fungsi secara luas di antaranya adalah: 1. Untuk meningkatkan daya guna uang 2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang 3. Untuk meningkatkan daya guna barang 4. Sebagai alat stabilitas ekonomi 5. Untuk meningkatkan semangat usaha 6. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan 7. Untuk meningkatkan hubungan internasional

6

2.1.4 Jenis-Jenis Kredit Bank akan memberikan kredit kepada calon debitur sesuai dengan kredit yang dibutuhkan. Ada banyak jenis kredit yang dapat diberikan kepada calon debitur berdasarkan kebutuhan masing-masing. Menurut Kasmir ( 2014:120 ), berikut jenis – jenis kredit :

1. Dilihat dari segi kegunaan a. Kredit investasi Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan perlunasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. b. Kredit modal kerja Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkan produksi dalam operasionalnya.

2. Dilihat dari Segi Tujuan Kredit a. Kredit produksi Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi dan investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa b. Kredit konsumtif Kredit yang digunakan untuk dikomsumsi secara probadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seorang atau badan usaha.

c. Kredit perdagangan Merupakan kredit yang diberikan kepada pedagang dan digunakan untuk memberi barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagang tersebut.

3. Dilihat dari Segi Jangka Waktu a. Kredit jangka pendek Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. b. Kredit jangka menengah Jangka waktu kreditnya berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakuan investasi.

c. Kredit jangka panjang Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka panjang waktu pengembalian di atas tiga tahun atau lima tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang

7

4. Dilihat dari Segi Jaminan a. Kredit dengan jaminan Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud ataujaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi minimal senilai jaminan atau untuk kredit tertentu b. Kredit tanpa jaminan Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jaminan ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama berhubungan dengan bank atau pihak lain.

5. Dilihat dari Segi Sektor Usaha a. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau petanian. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang. b. Kredit perternakan, merupakan kredit yang diberikan untuk sektor perternakan baik jangka pendek maupun jangka panjang c. Kredit industri, merupakan kredit yang diberikan untuk membiayai industri, baik industry kecil industi menengah atau industry besar. d. Kredit pertambangan, merupakan kredit yang diberikan kepada usaha tambang. Jenis usaha tambang yang dibiayainya biasanya dalam jangka panjang e. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan kepada untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa f. Kredit profesi, merupakan kredit yang diberikan kepada para kalangan professional seperti dosen, dokter, atau pengacara. g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan dari biasanya berjangka panjang.

2.2 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit Menurut Thamrin Abdullah dan Tantri (2012: 173-174), prinsip pemberian kredit menggunakan analisis 5C adalah sebagai berikut: 1. Character Suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang nasabah. 2. Capacity Untuk melihat kemampuan nasabah dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah. 3. Capital Untuk melihat penggunaaan modal apakah efektif dilihat dari laporan keuangan (neraca dan laporan laba/ rugi). Capital juga harus dilihat dari sumber mana modal yang ada sekarang ini.

8

4. Collateral Merupakan jamaninan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun nonfisik. 5. Condition Dalam menilai kredit hendaknya dinilai kondisi ekonomi sekarang dan kemungkinan untuk masa yang akan datang sesuai dengan sektor masing- masing.

2.3 Pengawasan Kredit 2.3.1 Pengertian Pengawasan Kredit Pengawasan Kredit adalah usaha untuk mengendalikan pelaksanaan kredit oleh bank dan nasabah agar persyaratan dan target yang diasumsikan dapat dipenuhi sebagai dasar persetujuan kredit (term of lending) (Rivai, 2013:465).

2.3.2 Teknik Pengawasan Kredit Pengawasan kredit ini bertujuan agar dana pinjaman digunakan untuk tujuan produktif dan bukan konsumtif. Menurut Rivai dan Veithzal (2013:643-647), mengemukakan ada beberapa teknik-teknik pengawasan kredit yang terdiri dari:

1. Monitoring perkreditan Pelaksanaan pengawasan ini senantiasa ditujukan untuk mengamankan kepentingan bank yang berarti mengurangi,bahkan apabila memungkinkan menghindari resiko atau mengurangi kerugian yang dapat menimpa bank.

2. Control By Exception (pengawasan terhadap hal-hal yang masih menyimpang Berdasarkan atas prinsip control by exception, maka sasaran utama dan intensitas di titikberatkan pada hal-hal yang masih lemah dalam bank itu sendiri dan hal-hal yang dapat membahayakan di luar bank.

3. Pemeriksaan atas hal-hal yang saling berhubungan (Verband Control) Dalam situasi dan kondisi tertentu, pihak bank membutuhkan informasi yang benar tentang debitur. Untuk mendapatkan informasi tersebut dengan cara menguju kebenarannya, maka dibutuhkan teknik pengawasan (Verband Control). Teknik ini dilakukan oleh aparat perbankan dengan cara menyamarkan, misalnya bank merasa juga atas volume laporan penjualan nasabah yang dianggap terlalu besar.

4. Budgetary control Anggaran merupakan rencana kerja yang dimanifestasikan dalam kesatuan nilai uang,dengan demikain anggaan ini mempunyai arti penting yang lebih penting lagi sebagai alat pengawasan. Melalui anggaran secara kuantitatif dapat dilihat kemungkinan-kemungkinan baik bagi bank maupun bagi nasabah yaitu dengan membandingkan

9

rencana kerja yang telah ditetapkan dalam anggaran dengan membandingkan rencana kerja yang telah ditetapkan dalam anggaran dengan realisainya.

5. Inspeksi On The Spot Adalah pengawasan yang dilakukan dengan mengadakan pemeriksaan langsung ditempat perusahaan nasabah untuk mengecek kebenaran seluruh keterangan ataupun data serta laporan yang disampaikan oleh nasabah dengan membandingkan jumlah dan kondisinya secara fisik. 2.4 Kredit Bermasalah

2.4.1 Pengertian Kredit Bermasalah Kredit bermasalah merupakan kredit yang telah disalurkan oleh bank, dan nasabah tidak dapat melakukan pembayaran atau melakukan angsuran sesuai dengan perjanjian yang telah ditandatangani oleh bank dan nasabah (Ismail, 2010:123).

2.4.2 Rasio Non Performing Loan (NPL) Rasio Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengatasi kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Non Performing Loan (NPL) diukur dari perbandingan antara kredit bermasalah terhadap total kredit (Dendawijaya, 2009)

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/14/PBI/2016 Tahun 2016 tanggal 22 Agustus 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 Tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/15/PBI/2013 Tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Dalam Rupiah dan Valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensional menyatakan bank harus memenuhi Rasio NPL Total Kredit secara bruto (gross) kurang dari 5% (lima persen). Peraturan Bank Indonesia menetapkan bahwa bank harus menjaga nilai dari rasio NPL nya untuk berada di bawah nilai 5%. Sehingga bank tersebut dikatakan sehat apabila > 5% maka akan dikatakan cukup sehat agar lebih jelas kriteria penetapan risiko NPL dapat dilihat pada tabel berikut ini.

10

Tabel 4. 1 Kriteria Penetapan Peringkat Risiko NPL

Peringkat Keterangan Kriteria

1 Sangat sehat NPL < 2%

2 Sehat 2% ≤ NPL < 5%

3 Cukup sehat 5% ≤ NPL < 8%

4 Kurang sehat 8% ≤ NPL 12%

5 Tidak sehat NPL ≥ 12%

Sumbеr: SЕ BI 6/23/DPNP/2011

2.4.3 Kualitas Kredit Dalam kegitatan kredit bank menggolongkan kualitas kredit atau kolektibilitas kredit si debitur yang akan dijadikan sebagai ukuran bank untuk menyetujui atau menolak pengajuan pinjaman. Kolektibilitas kredit dilihat dari kemampuan bayar si debitur. Bank Indonesia menggolongkan kualitas kredit menurut ketentuan sebagai berikut (Kasmir, 2015:117-119).

1. Lancar (pas) Kriteria atau ukuran suatu kredit dapat dikatakan lancar apabila: a. pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga tepat waktu; dan b. memiliki mutasi rekening yang aktif;atau c. bagian dari kredit yang dijamin dengan agunan tunai (cash collateral)

2. Dalam Perhatian Khusus (special mention) Artinya suatu kredit dikatakan dalam perhatian khusus apabila memenuhi kriteria antara lain: a. terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang belum melampaui 90 hari;atau b. kadang-kadang terjadi cerukan;atau c. jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan;atau d. mutasi rekening relatif aktif;atau e. didukung oleh pinjaman baru.

3. Kurang Lancar (substandard) Suatu kredit dikatakan kurang lancar apabila memenuhi kriteria antara lain: a. terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melebihi 90 hari;atau

11

b. Ssring terjadi cerukan;atau c. terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90 hari;atau d. frekuensi mutasi rekening relatif rendah;atau e. terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur;atau f. dokumen pinjaman yang rendah.

4. Diragukan (doubtful) Dikatakan diragukan apabila memenuhi kriteria berikut antara lain: a. terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 180 hari;atau b. terjadi cerukan yang bersifat permanen;atau c. terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari;atau d. terjadi kapitalisasi bunga;atau e. dokumen hukum yang lemah baik untuk perjanjian kredit maupun pengikat jaminan.

5. Macet (loss) Kualitas kredit dikatakan macet apabila memenuhi kriteria berikut antara lain: a. terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 270 hari;atau b. kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru;atau c. dari segi hukum dan kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai yang wajar.

2.4.4 Faktor Penyebab Kredit Bermasalah Apabila kredit bermasalah tidak ditangani dengan baik, maka akan mengakibatkan kerugian terhadap bank. Oleh karena itu perlu diketahui penyebab kredit bermasalah agar tidak terjadi kerugian bank di kemudian hari. Menurut Ismail (2010:123), faktor penyebab kredit bermasalah disebabkan oleh 2 faktor yaitu:

1. Faktor Intern Bank

a. Analisis kurang tepat, sehingga tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi dalam kurun waktu selama jangka waktu kredit. Misalnya, kredit diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan, sehingga nasabah tidak mampu membayar angsuran yang melebihi kemampuan. b. Adanya kolusi antara pejabat bank yang menangani kredit dan nasabah, sehingga bank memutuskan kredit yang tidak seharusnya diberikan. Misalnya, bank melakukan over taksasi terhadap nilai agunan. c. Keterbatasan pengetahuan pejabat bank terhadap jenis usaha debitur, sehingga tidak dapat melakukan analisis dengan tepat dan akurat. d. Campur tangan terlalu besar dari pihak terkait, misalnya komisaris, direktur bank sehingga petugas tidak independen dalam memutuskan kredit.

12

e. Kelemahan dalam melakukan pembinaan dan monitoring kredit debitur.

2. Faktor Ekstern Bank

a. Unsur kesengajaan yang dilakukan oleh nasabah.

1) Nasabah sengaja untuk tidak melakukan pembayaran angsuran kepada bank, karena nasabah tidak memiliki kemauan dalam memenuhi kewajibannya. 2) Debitur melakukan ekspansi terlalu besar, sehingga dana yang dibutuhkan terlalu besar. Hal ini akan memiliki dampak terhadap keuangan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan modal kerja. 3) Penyelewengan yang dilakukan nasabah dengan menggunakan dana kredit tersebut tidak sesuai dengan tujuan penggunaan (side streaming). Misalnya, dalam pengajuan kredit, disebutkan kredit untuk investasi, ternyata dalam praktiknya setelah dana kredit dicairkan, digunakan untuk modal kerja.

b. Unsur ketidaksengajaan.

1) Debitur mau melaksanakan kewajiban sesuai perjanjian, akan tetapi kemampuan perusahaan sangat terbatas, sehingga tidak dapat membayar angsuran. 2) Perusahaannya tidak dapat bersaing dengan pasar, sehingga volume penjualan menurun dan perusahaan rugi. 3) Perubahan kebijakan dan peraturan pemerintah yan berdampak pada usaha debitur. 4) Bencana alam yang dapat menyebabkan kerugian debitur. 2.4.5 Upaya Penyelesaian Kredit Bermasalah Dalam pemberian kredit mengandung suatu risiko. Akibatnya, kredit yang diberikan tidak dapat ditagih sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat oleh masing-masing pihak sehingga risiko tersebut dapat mengakibatkan kerugian yang harus ditanggung oleh bank. Menurut Ismail (2010:125), upaya yang dilakukan bank untuk penyelamatan terhadap kredit bermasalah antara lain:

1) Rescheduling, 2) Reconditioning, 3) Restructuring, 4) Kombinasi, dan 5) Eksekusi. Upaya yang dilakukan bank dalam menyelesaikan kredit bermasalah diuraikan sebagai berikut:

1. Rescheduling merupakan upaya yang dilakukan bank untuk menangani kredit bermasalah dengan membuat penjadwalan kembali. Penjadwalan

13

kembali dapat dilakukan kepada debitur yang mempunyai iktikad baik akan tetapi tidak memiliki kemampuan untuk membayar angsuran pokok maupun angsuran bunga dengan jadwal yang telah diperjanjikan. Penjadwalan kembali dilakukan oleh bank dengan harapan debitur dapat membayar kembali kewajibannya. 2. Reconditioning merupakan upaya bank dalam menyelamatkan kredit dengan mengubah seluruh atau sebagian perjanjian yang telah dilakukan oleh bank dengan nasabah. Perubahan kondisi dan persyaratan tersebut harus disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi oleh debitur dalam menjalankan usahanya. Dengan perubahan persyaratan tersebut, maka diharapkan bahwa debitur dapat menyelesaikan kewajibannya sampai dengan lunas. 3. Restructuring merupakan upaya yang dilakukan oleh bank dalam menyelamatkan kredit bermasalah dengan cara mengubah struktur pembiayaan yang mendasari pemberian kredit.

4. Upaya penyelesaian kredit bermasalah yang dilakukan oleh bank dengan cara kombinasi antara lain:

a) Rescheduling dan Restructuring. Upaya gabungan antara rescheduling dan restructuring dilakukan misalnya, bank memperpanjang jangka waktu kredit dan menambah jumlah kredit. Hal ini dilakukan karena bank melihat bahwa debitur dapat diselamtkan dengan memberikan tambahan kredit untuk menambah modal kerja, serta diberikan tambahan waktu aar toatal angsuran perbulan menurun, sehingga debitur mampu membayar angsuran. b) Resheduling dan Reconditioning. Bank dapat melakukan kombinasi dua cara yaitu dengan memperpanjang jangka waktu dan meringankan bunga. Dengan perpanjangan dan keringanan bunga, maka total angsuran akan menurun, sehingga nasabah diharapkan dapat membayar kewajibannya. c) Restructuring dan Reconditioning. Upaya penambahan kredit diikuti dengan keringanan bunga atau pembebasan tunggakan bunga akan dapat mendorong pertumbuhan usaha nasabah. d) Rescheduling, Restructuring dan Reconditioning. Upaya gabungan ketiga cara tersebut merupakan upaya maksimal yang dilakukan oleh bank misalnya jangka waktu diperpanjang, kredit ditambah, dan tunggakan bunga dibebaskan.

5. Eksekusi merupakan alternatif terakhir yang dapat dilakukan oleh bank untuk menyelamatkan kredit bermasalah. Eksekusi merupakan penjualan agunan yang dimiliki oleh bank. Hasil penjualan agunan diperlukan untuk melunasi semua kewajiban debitur baik kewajiban atas pinjaman pokok,

14

maupun bunga. Sisa atas hasil penjualan agunan, akan dikembalikan kepada debitur. Sebaliknya kekurangan hasil penjualan agunan menjadi tanggungan debitur, artinya debitur diwajibkan untuk membayar kekurangannya. Pada praktiknya, bank tidak dapat menagih lagi debitur untuk melunasi kewajibannya. Atas kerugian karena hasil penjualan agunan tidak cukup, makan bank akan membebankan kerugian tersebut ke dalam kerugian bank.

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Bank SUMUT Kantor Cabang Medan Iskandar Muda alamat jl.Iskandar Muda No.49 Medan.

3.1.2 Waktu Penelitian Penulisan laporan Tugas Akhir ini membutuhkan waktu kurang lebih lima bulan melalui beberapa proses seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 3. 1 Jadwal Kegiatan Penulisan Tugas Akhir 2019 Sumber: Buku Pedoman TA Jurusan Akuntansi, 2019 Waktu Kegiatan Penulisan Tugas Akhir No. Kegiatan April Mei Juni Juli Agustus 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pengajuan Judul 1 Tugas Akhir Penyusunan Proposal 2 TA Konsultasi dan 3 Bimbingan Menyususun Konsep 4 Laporan TA Konnsultasi pada 5 Pembimbing

6 Sidang TA

7 Revisi Laporan TA

Penggandaan Laporan 8 TA 3.2 Jenis dan Sumber Data 3.2.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik (Erlina, 2007:10). Data kuantitatif dalam penulisan Tugas Akhir ini yaitu data

15

16

jumlah kredit yang disalurkan selama 5 tahun terakhir dari tahun 2014-2018 pada PT Bank SUMUT KC Medan Iskandar Muda.

3.2.2 Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data primer Data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono: 2016: 225). Adapun data primer yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu dengan cara melakukan wawancara langsung dengan pihak bank yaitu bagian Kontrol Intern. 2. Data sekunder Sugiyono (2016: 225) mengatakan bahwa data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau lewat dokumen. Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan yaitu data jumlah penyaluran kolektibilitas kredit (Non Performing Loan) selama 5 tahun terakhir yaitu periode 2014-2018 pada PT Bank SUMUT Kantor Cabang Medan Iskandar Muda. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan untuk melengkapi data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:

1. Teknik Wawancara (Interview) Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subjek penelitian (Sanusi, 2014:105). Dalam hal ini wawancara yang digunakan yaitu wawancara langsung dengan pihak narasumber.

2. Teknik Dokumentasi Cara dokumentasi biasanya dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder dari berbagai sumber, baik secara pribadi maupun kelembagaan (Sanusi, 2014:114). Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kolektibilitas kredit NPL selama 5 tahun yaitu periode 2014-2018 pada PT Bank SUMUT Kantor Cabang Medan Iskandar Muda.

17

3.4 Teknik Pengolahan Data Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Teknik deskriptif analisis Mengalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi Sugiyono (2016:147) Deskriptif analisis dalam penelitian ini yaitu dengan menyusun beberapa pertanyaan yang akan diberikan kepada narasumber yaitu Kontrol Intern.

2. Teknik analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sanusi, 2011:115). Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus NPL. Menurut Dendawijaya (2009) rasio Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengatasi kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Non Performing Loan (NPL) diukur dari perbandingan antara kredit bermasalah terhadap total kredit. Oleh sebab itu digunakan rumus sebagai berikut (IBI, 2016:36)

NPL= 퐾푟푒푑푖푡 푘푢푟푎푛푔 푙푎푛푐푎푟+퐾푟푒푑푖푡 푑푖푟푎푔푢푘푎푛+퐾푟푒푑푖푡 푚푎푐푒푡×100% Total Kredit

BAB 4 HASIL PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1955 merupakan awal berdirinya Bank Pembangunan Daerah (BPD) di seluruh Indonesia, di mana dinyatakan bahwa di daerah-daerah provinsi dapat didirikan bank pembangunan daerah. Pada tanggal 4 November 1961 hadir 3 orang warga Sumatera Utara menghadap Notaris Roesli di Medan, yaitu Adnun Nur, James Warren Harahap dan H.Abubakar Hasibuan yang membawa Surat Kuasa Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Radja Djundjungan Lubis.

Secara yuridis dengan akte Notaris Roesli Nomor 22 tanggal 4 November 1961 perihal Perseroan Terbatas Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (PT BPDSU) yang merupakan gabungan Pemerintah Daerah dengan swasta. Selama masa pra operasi seluruh kegiatan PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara dipusatkan di Hotel Melati kamar 27-28 di jalan Amaliun Medan. Tanggal 20 Februari 1962 diterbitkan surat izin Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor BUM 9-1-25/II tentang izin usaha PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara.

Terhitung mulai 15 Maret 1962 PT BPDSU mulai menjalankan kegiatan usahanya dengan menyewa satu lantai dari rumah gedung tua milik Sutan Naga di jalan Palang Merah No. 62 dengan tulisan huruf besar “SUTAN NAGA” dimana lantai II masih dipergunakan oleh pemilik sebagai kantornya. Papan merek yang menunjukkan BPDSU berkantor di ruko tersebut hanya berupa papan tulis yang ditulis dengan kapur.

Pada pertengahan tahun 1967 setelah BPDSU memperoleh laba gedung yang disewa tersebut dibeli dan beberapa waktu kemudian dikembangkan lagi ke nomor 64 dan 66. Pada tahun 1975 kantor BPDSU dipindahkan ke gedung baru di jalan Imam Bonjol No.7 dan pada April 1989 pindah lagi ke jalan Imam Bonjol No.18

18

19

yang diresmikan oleh Ruhidin, Menteri Dalam Negeri pada waktu itu. Sejalan dengan undang-undang nomor 13 tahun 1962 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah, berdasarkan keputusan DPRD-GR Tingkat I Sumatera Utara Nomor 21/K/1965 ditetapkan Perda Nomor 5 tahun 1965 di mana status PT BPDSU diubah dan dilebur menjadi perusahaan daerah Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara dengan modal dasar sebesar Rp100 juta uang lama dan saham dimiliki oleh Pemda Tingkat I Sumatera Utara dan Pemda Tingkat II se-Sumatera Utara. Sejalan dengan perjalanan waktu modal dasar bank terus bertambah yang sebagian diperoleh dari 5% hasil Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) serta 50% dari jasa giro yang diperoleh Pemerintah Daerah Sumatera Utara.

Pada tanggal 16 April 1999, berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat 1 Sumatera Utara Nomor 2 tahun 1999 bentuk Perusahaan Daerah BPDSU di ubah menjadi Perseroan Terbatas, dengan sebutan PT Bank SUMUT. Perubahan tersebut dituangkan dalam akte Pendirian Perseroan Terbatas Nomor 38 tahun 1999 Notaris Alina Hanum Nasution, S.H., dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Nomor 54 tanggal 6 Juli 1999.

Pada tanggal 7 Mei 1999 dalam rangka program rekapitulasi perbankan, maka di tandatangani Perjanjian Rekapitulasi antara Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia dengan Komisaris dan Direksi PT Bank SUMUT.Dengan inti perjanjian Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara menambah modal sebesar Rp76 miliar dan Departemen Keuangan turut menyertakan modal sebesar Rp303 miliar. Karena pertimbangan kebutuhan proyeksi pertumbuhan bank, maka pada tanggal 15 Desember 1999 melalui akte nomor 31, modal dasar ditingkatkan menjadi Rp500 miliar.

Modal pemerintah pusat ini akan dikembalikan atau dibeli kembali oleh Pemda Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara. Teknologi pembukuan dan informasi juga terus berkembang, di mana pada awalnya seluruh administrasi masih dilakukan dengan sistem manual.Pengembangan sistem selanjutnya dengan

20

menggunakan mesin Auditronic 730 dimulai dengan sistem yang berbasis professi, yang dilanjutkan dengan Mikro Komputer merek Monroe, Mini Komputer Wang.

Presiden Direktur PT Bank SUMUT pertama kali dijabat oleh Drs. Diapari Panusunan Siregar, dengan Ketua Dewan Pengurus dijabat oleh Radja Djunjungan Lubis. Kemudian posisi pimpinan berganti menjadi James Warren Harahap (1964-1965), Drs. Baginda Pane (1965-1966), W.M.D. Hutabarat (1966-1967), Drs. Ihutan Ritonga (1967-1984), Drs. Yahfin Siregar (1984-1991), Drs. Armyn (1991-1999), Drs. Abdul Rahman (1999-2000), Gus Irawan Pasaribu (2000-2013). Dewan pengurus juga berganti seiring dengan pergantian Gubernur Sumatera Utara, yaitu (1964-1965), P.R. Sinambela (1966-1967), Marah Halim Harahap (1967-1978), (1978-1998), (1998- 2001), Drs. Kasim Siyo, M.Si (2001-2009), dan Ir. H. Djaili Azwar, M.Si sampai sekarang. Saat ini Dewan Pengawas diganti sebutannya yaitu menjadi Dewan Komisaris yang dipimpin oleh Ir. Djaili Azwar, M.Si sebagai Komisaris Utama PT Bank SUMUT.

Laju pertumbuhan PT Bank SUMUT kian menunjukkan perkembangan yang sangat signifikan dilihat dari kinerja dan prestasi yang di peroleh dari tahun ke tahun, dan pembukaan jaringan kantor baru dibeberapa daerah Tingkat II di Sumatera Utara dan , telah tercatat total aset PT Bank SUMUT mencapai 10,75 triliun pada tahun 2009 dan menjadi 12,76 triliun pada tahun 2010. Didukung semangat menjadi bank professional dan tangguh menghadapi persaingan dengan digalakkanya program to be the best yang sejalan dengan road map BPD regional champion 2014, tentunya dengan konsekuensi harus memperkuat permodalan yang tidak lagi mengandalkan peryertaan saham dari pemerintah daerah, melainkan juga membuka akses permodalan lain seperti penerbitan obligasi, untuk itu modal dasar PT Bank SUMUT kembali ditingkatkan dari Rp1 triliun pada tahun 2008 menjadi Rp2 triliun pada tahun 2011 dengan total aset meningkat menjadi 18,95 triliun.

21

Visi PT Bank SUMUT

Menjadi Bank andalan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah disegala bidang sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka meningkatkan tarif hidup rakyat.

Misi PT Bank SUMUT

PT Bank SUMUT mempunyai misi yang telah menjadi pedoman untuk setiap gerak organisasi, dimana misi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat 2. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luar dan didukung oleh sumber daya manusia yang professional yang didasarkan pada prinsip-prinsip compliance 3. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan 4.2 Ruang Lingkup Kegiatan Perusahaan 4.2.1 Budaya Kerja PT Bank SUMUT Budaya kerja Bank SUMUT adalah memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah yang didasarkan pada nilai yang menjadi prinsip dasar organisasi yaitu:

1. Terbaik yakni memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabah dan lingkungan Bank SUMUT 2. Terpercaya yakni Bank SUMUT merupakan bank yang dapat dipercaya karena memegang teguh pada prinsip loyalitas nasabah 3. Energik yakni seluruh pegawai bekerja dengan energik dan penuh semangat dalam melayani nasabah 4. Bersahabat yakni menjalin kerjasama dan komunikasi yang baik terhadap nasabah maupun non nasabah dan lingkungan sekitar Bank SUMUT 5. Aman yakni data nasabah maupun keungan nsabah aman dari ririko yang tidak diharapkan oleh nasabah maupun pihak Bank SUMUT itu sendiri

22

6. Komitmen yakni Bank SUMUT memiliki komitmen teguh untuk selalu menjadi bank yang unggul di Sumatera Utara 7. Integritas Tinggi.

4.2.2 Logo dan Makna dari Logo PT Bank SUMUT

Gambar 4. 1 Logo PT Bank SUMUT Sumber:http://www.banksumut.com

Keterangan Makna Logo PT Bank SUMUT

1. Kata kunci dari Logo PT Bank SUMUT adalah sinergy yaitu kerjasama yang erat sebagai langkah lanjut dalam rangka meningkatkan taraf hidup yang lebih baik, berbekal kemauan keras yang didasari dengan profesinalisme dan siap memberikan pelayanan yang terbaik. 2. Bentuk logo PT Bank SUMUT menggambarkan dua elemen yaitu dalam bentuk huruf U yang saling bersinergi membentuk huruf S yang merupakan kata awal dari SUMUT. Sebuah gambaran bentuk kerjasama yang erat antara PT Bank SUMUT dengan masyarakat Sumatera Utara, sebagaimana yang tertera pada visi PT Bank SUMUT. 3. Warna orange sebagai simbol suatu hasrat untuk terus maju yang dilakukan dengan energik yang dipandu dengan warna biru yang sportif dan profesional sebagaimana misi PT Bank SUMUT yaitu mengelola dana pemerintah dan masyarakat secara profesional yang didasarkan pada prinsip-prinsip compliance. 4. Warna putih sebagai ungkapan ketulusan hati untuk melayani sebagaimana statement PT Bank SUMUT memberikan pelayanan terbaik. 5. Jenis huruf palatino bold sederhana dan mudah dibaca. Penulisan bank dengan huruf kecil dan SUMUT dengan huruf kapital guna lebih mengedepankan

23

Sumatera Utara, sebagai gambaran keinginan dan dukungan untuk membangun dan membesarkan Sumatera Utara. 6. Teks “MEMBERIKAN PELAYANAN TERBAIK” slogan ini mencerminkan ciri-ciri utama pelayanan PT Bank SUMUT, yaitu Terpercaya, Energik, Ramah, Bersahabat, Aman, Integritas tinggi, Komitmen.

4.2.3 Struktur Organisasi PT Bank SUMUT KC Medan Iskandar Muda

Gambar 4. 2 Struktur Organisasi PT Bank SUMUT KC Medan Iskandar Muda Sumber:PT Bank SUMUT KC Medan Iskandar Muda

24

Keterangan gambar: PT Bank Sumut Kantor Cabang Medan Iskandar Muda terdiri atas 27 pegawai tetap dimana memiliki 1 Pemimpin Kantor Cabang, 1 Wakil Pimpinan Kantor Cabang yang dibantu oleh 5 Pemimpin Seksi yaitu Pimpinan Seksi ADM & PK (Legal), Pimpinan Seksi Penyelamatan Kredit, Pimpinan Seksi Pemasaran, Pimpinan Seksi Operasional dan Pimpinan Seksi Pelayanan Nasabah, memiliki bawahan yang membantu dalam melaksanakan tugas dan wewenang masing-masing Pimpinan Seksi dalam mencapai target perusahaan berdasarkan RKAT (Rencana Kerja Anggaran Tahunan).

4.2.3 Job Description PT Bank SUMUT Kantor Cabang Medan Iskandar Muda

1. Pemimpin Cabang a. Memimpin, mengkoordinir, membimbing, dan mengawasi serta melakukan penilaian terhadap kinerja pejabat dan karyawan dilingkungan Kantor Cabang. b. Membimbing dan mengarahkan penyusunan rencana kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang untuk diajukan kepada direksi dan selanjutnya menyusun action plan, melakukan koordinasi atas pelaksanaan rencana kerja yang telah disetujui Direksi. c. Menjalin dan meningkatkan hubungan denagn masyarakat terutama pemilik dana dan pengusaha-pengusaha swasta, pemerintah dan yayasan- yayasan. d. Membimbing dan mengarahkan kegiatan pelayanan kepada nasabah, penggunaan teknologi Informasi, administrasi kredit, pengelolaan likuiditas serta memantau dan mengendalikan kegiatan-kegiatan tersebut. e. Membimbing dan mengarahkan kegiatan penghimpunan dana, penyaluran kredit, pemasaran jasa-jasa bank sesuai dengan ketentuan yang berlaku berdasarkan kebijakan direksi pada rencana kerja bank serta memantau dan mengendalikan kegiatan-kegiatan tersebut. f. Membimbing mengarahkan dan memonitor upaya-upaya penyelesaian kredit non lancar.

25

g. Melakukan evaluasi atas perfomance dan memberikan pengarahan dalam penyusunan program-program untuk meningkatkan performance sesuai target yang telah ditetapkan Direksi. h. Memimpin kegiatan kelompok pemutus kredit sesuai dengan ketentuan yang berlaku. i. Mengelola dan mengamankan kunci pintu kluis penyimpanan uang dan penyimpanan surat berharga dan surat barang jaminan kredit serta seluruh inventaris kantor. j. Menyelenggarakan acara serah terima jabatan dan pengambilan sumpah pejabat struktural di bawahnya sesuai ketentuan yang berlaku. k. Mengadakan rapat-rapat untuk meningkatkan performance Cabang, pelayanan kepada nasabah, kebersihan dan kerapian kantor dan pengamanan seluruh harta benda perusahaan. l. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Direksi tentang langkah- langkah yang perlu diambil dibidang tugasnya. m. Melakukan tugas-tugas lainnya yang berhubungan dengan aktivitas Kantor Cabang.

2. Wakil Pimpinan Cabang a. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Pemimpin Cabang tentang langkah-langkah yang perlu diambil dibagian tugasnya. b. Mensupervisi unit kerja di Kantor Cabang yang dibawahinya. c. Membantu Pemimpin Cabang dalam membimbing dan mengawasi seluruh pekerjaan staf dan karyawan dilingkungan Kantor Cabang. d. Membantu Pemimpin Cabang dalam mengevaluasi dan meningkatkan performance Kantor Cabang. e. Melakukan upaya peningkatan pelayanan kepada nasabah. f. Mengkoordinir penyusunan usulan rencana kerja dari unit kerja yang dibawahi. g. Sebagai salah satu Ketua atau anggota Komite Pemutus Kredit Kantor Cabang sesuai dengan batas kewenangannya.

26

h. Mengkoordinir dan memeriksa pembuatan laporan-laporan, analisa serta memberikan saran antisipasi untuk tindak lanjutnya. i. Melakukan pembinaan, pengawasan dan pengaturan seluruh kegiatan operasional Kantor Cabang termasuk Kantor Kas dan Kas Mobil. j. Mengatur kebutuhan likuiditas Kantor Cabang setiap harinya. k. Membantu Pemimpin Cabang dalam menjalin dan meningkatkan hubungan dengan masyarakat terutama pemilik dana. l. Mengawasi penggunaan seluruh harta benda yang berada dilingkungan Kantor Cabang. m. Memeriksa dan meneliti bilyet deposito dan sertifikat deposito serta surat berharga sesuai ketentuan yang berlaku. n. Memeriksa kebenaran lampiran neraca dan saldo rekening.

3. Pemimpin Divisi Pengawasan a. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Pemimpin Cabang tentang langkah-langkah yang perlu diambil di bidang tugasnya dengan tembusan kepada Direksi cq. Divisi Pengawasan. b. Membantu Pemimpin Cabang dalam kegiatan yang berhubungan dengan pengawasan transaksi dan administrasi. c. Melakukan pemeriksaan dan kebenaran transaksi dan verifikasi nota serta memeriksa kelengkapan persyaratan administrasi sesuai ketentuan yang berlaku. d. Memberitahukan segera kesalahan transaksi atau kekurangan persyaratan administrasi kepada kepala unit terkait untuk diperbaiki atau dilengkapi. e. Melaporkan segera kepada Pemimpin Cabang atas penyimpangan transaksi yang ditemukan untuk segera diambil pindahkan dengan tembusan kepada Direksi cq. Divisi Pengawasan. f. Membuat laporan hasil temuan penyimpangan kegiatan operasional Kantor Cabang kepada Pemimipin Cabang dengan tembusan kepada Direksi cq. Divisi Pengawasan dan kepada Seksi Terkait. g. Membuat catatan atas setiap kesalahan dan penyimpangan yang terjadi, baik jenis maupun petugas dan pejabat yang melakukan dan secara rutin

27

setiap bulan dilaporkan kepada Pemimmpin Cabang dengan tembusan kepada Direksi cq. Divisi Pengawasan.

4. Pemimpin Seksi Operasional a. Mengatur, membimbing, mengarahkan dan mengawasi pegawai-pegawai di seksinya dalam melaksanakan tugasnya. b. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Wakil Pemimpin Cabang tentang langkah-langkah yang perlu diambil dibidang tugasnya. c. Melakukan pembinaan,pengawasan dan pengaturan seluruh kegiatan operasional Pelaksana Transfer / Inkasso / Pajak, Pelaksana Kliring, Pelaksana Verifikasi,Pelaksana Akuntansi IT & Laporan, Pelaksana Umum & Kepegawaian serta Pelaksana Administrasi Kredit. d. Mengajukan usulan rencana kerja, anggaran tahunan dan action program untuk Seksi Operasional. e. Memeriksa kebenaran, kelengkapan dan pencatatan dokumen transaksi pengiriman uang, pembebanan biaya, test key dan mensahkannya. f. Memeriksa kebenaran posting transaksi seluruh kegiatan di seksinya yang diinput ke komputer sesuai ketentuan yang berlaku. g. Menerima, memproses dan memeriksa bukti sehubungan dengan transfer / inkasso / LLG (Lalu Lintas Giro) h. Memeriksa warkat-warkat yang akan dikliringkan dan Daftar Warkat Kliring. i. Memeriksa kebenaran bukti-bukti penerimaan dan pembayaran berkenaan dengan rekening-rekening nasabah yang berhubungan dengan seksinya. j. Mengadministrasikan daftar warkat yang akan dkliringkan dan daftar warkat pemindahbukuan. k. Memeriksa surat keterangan penolakan warkat kliring. l. Memeriksa dan mengawasi input data warkat-warkat kliring ke komputer Sistem Otomasi Kliring Lokal (SOKL). m. Memeriksa neraca kliring, laporan – laporan dan peralatan lainnya yang berhubungan dengan tugasnya.

28

n. Melakukan verifikasi atas seluruh nota yang telah diinput ke komputer pada hari yang sama sebelum bukti transaksi tersebut disampaikan ke Kontrol Intern atau diarsipkan sesuai ketentuan yang berlaku. o. Mengawasi dan memeriksa follow up surat-surat masuk dan keluar,baik dari ekstern maupun intern. p. Mengawasi dan mengatur tata ruang, perawatan, kebersihan gedung/inventaris dan keamanan kantor. q. Mencetak rekap mutasi gabungan serta posisi Neraca dan Laba Rugi harian untuk disampaikan ke unit yang memerlukan sesuai ketentuan yang berlaku. r. Melakukan proses tutup hari transaksi dan mencetak rekap lampiran serta mencocokkannya dengan Neraca. s. Mencetak rekening giro/kredit dan seluruh data yang dibutuhkan untuk keperluan laporan, pengarsipan dan lainnya serta mendistribusikannya ke seluruh unit yang memerlukan. t. Mengkoordinir pembuatan perhitungan ongkos yang masih harus dibayar pada akhir tahun buku. u. Menyusun laporan-laporan harian, mingguan, bulanan dan tahunan untuk kepentingan intern dan ekstern. v. Melakukan pembinaan,pengawasan dan pengaturan seluruh kegiatan operasional Pelaksana Transfer / Inkasso / Pajak, Pelaksana Kliring, Pelaksana Verifikasi,Pelaksana Akuntansi IT & Laporan, Pelaksana Umum & Kepegawaian serta Pelaksana Administrasi Kredit.

5. Pemimpin Seksi Pelayanan Nasabah a. Memelihara persediaan kas pada tingkat yang efisien sehingga likuiditas tidak terganggu dalam rangka mengoptimalkan rentabilitas. b. Mengelola dana Pemerintah Daerah dan menjaga agar tidak beralih ke bank lain. c. Menjalin dan memelihara hubungan dengan masyarakat dan instansi pemilik dana.

29

d. Mengawasi dana tunai yang dikuasai para teller agar tetap dalam batas yang diizinkan oleh ketentuan yang berlaku. e. Mengawasi kepatuhan pegawai terhadap pelaksanaan Standar Opersional Prosedur di lingkungan kerja seksi pelayanan nasabah. f. Mengawasi pelaksanaan tata kelola perusahaan oleh pegawai di lingkungan seksi pelayanan nasabah. g. Mengawasi pelaksanaan standart layanan Bank SUMUT oleh pegawai di lingkungan seksi pelayanan nasabah. h. Mengawasi penggunaan teknologi informasi oleh pegawai di lingkungan seksi pelayanan nasabah. i. Mengajukan rencana anggaran, investasi, inventaris untuk seksi pelayanan nasabah yang akan dituangkan ke dalam rencana kerja anggaran tahun bank. j. Menyusun program kerja seksi pelayanan nasabah sehubungan dengan upaya pencapaian target rencana kerja dan melakukan pemantauan serta mengevaluasi pelaksanaannya. k. Menindaklanjuti hasil temuan dan rekomendasi dari Satuan Pemeriksaan Internal (SPI) / Pemeriksa Eksternal serta melaporkan tindak lanjut temuan kepada Pemimpin Cabang. l. Memeriksa status calon nasabah simpanan giro dalam daftar hitam Bank Indonesia. m. Mengadministrasikan pembukuan dan penutupan rekening serta membuat dan memelihara buku register nasabah dan daftar hitam Melayani penjualan blangko Cek dan Bilyet Giro dan membebankan biaya yang berkenaan dengan hal tersebut serta biaya – biaya lainnya yang berhubungan dengan pembukuan dan penutupan rekening. n. Membuat referensi bank, dana blokir dan sejenisnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

6. Pemimpin Analisis Penyelamatan Kredit (APK) a. Mengawasi dan mengkoordinir seluruh kegiatan operasional di Seksi Penyelamatan Kredit.

30

b. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Pemimpin Cabang tentang langkah-langkah yang perlu diambil dibidang tugasnya. c. Membuat rencana kerja, anggaran tahunan dan action program dari Seksi Penyelamatan Kredit. d. Membantu Pemimpin Cabang dalam penyelenggaraan kegitan yang berhubungan dengan restrukturisasi kredit. e. Melakukan wawancara investigasi dan negoisasi sehubungan dengan restrukturisasi kredit. f. Melakukan pemantauan terhadap kredit yang telah direstrukturisasi (dengan menyusun laporan bulanan perkembangan usaha debitur yang memuat perincian perkembangan usaha, pelaksanaan rencana kegiatan atau action plan dan kemungkinan pembayaran kembali) guna memastikan kesanggupan debitur untuk melakukan pembayaran kembali sesuai persyaratan dalam akad kredit baru. g. Mengevaluasi kredit yang telah direstrukturisasi setiap triwulan dan menghitung kembali kerugian yang terjadi serta melaporkannya ke Divisi Penyelamatan Kredit. h. Menyusun jadwal kunjungan Tim Penyelamatan Kredit dan mengkoordinir penagihan tunggakan kredit. i. Mengupayakan jalan keluar penyelamatan dan pelunasan tunggakan kredit. j. Membuat laporan hasil penagihan kredit non lancar dan laporan-laporan lain yang sehubungan dengan seksi penyelamatan kredit. k. Membuat surat peringatan dan surat panggilan kepada debitur kredit non lancar. l. Menata dan mengarsipkan dengan baik seluruh surat masuk dan surat keluar sehubungan dengan Seksi Penyelamatan Kredit. m. Melakukan evaluasi atas kredit yang menjadi non performing agar diketahui penyebab terjadinya kredit menjadi nonperforming. n. Mempersiapkan surat pengajuan penagihan dan penyelamatan kredit bermasalah kepada BUPLN atas izin Kantor Pusat.

31

7. Pemimpin Seksi Pemasaran a. Memasarkan produk dana, kredit, jasa dan layanan syariah (office channeling ) sesuai rencana kerja bank. b. Melakukan analisa permohonan kredit dan bank garansi. c. Meninjau lokasi usaha dan proyek yang akan dibiayai. d. Memeriksa data calon debitur melalui Sistem Informasi Debitur. e. Melaksanakan taksasi barang agunan. f. Melakukan pemeriksaan keabsahan izin usaha, keaslian surat barang agunan dan keaslian Surat Perintah Kerja (SPK) maupun kontrak kerja pada instansi yang berwenang. g. Membuat undangan rapat anggota pemutus kredit. h. Membuat surat persetujuan dan penolakan pemberian kredit. i. Mengawasi kepatuhan pegawai terhadap pelaksanaan Standar Operasional Prosedur di lingkungan seksi pemasaran. j. Mengawasi pelaksanaan tata kelola perusahaan oleh pegawai di lingkungan seksi pemasaran. k. Mengawasi pelaksanaan Standar Pelayanan Bank SUMUT oleh pegawai di lingkungan seksi pemasaran. l. Mengawasi penggunaan teknologi informasi oleh pegawai dilingkungan seksi pemasaran. m. Mengajukan rencana anggaran, investasi, inventaris seksi pemasaran untuk dituangkan ke dalam rencana kerja anggaran tahunan bank. n. Menyusun program kerja seksi pemasaran sehubungan dengan upaya pencapaian target rencana kerja dan melakukan pemantauan serta mengevaluasi pelaksanaannya. o. Menindaklanjuti hasil temuan dan rekomendasi dari Satuan Pemeriksa Internak (SPI) serta melaporkantindak lanjut temuan kepada Pemimpin Cabang. p. Melakukan kunjungan kepada debitur yang menunggak sebagai usaha pembinaan dan menggali informasi atas kendala yang dihadapi debitur untuk mencari solusi pemecahannya.

32

q. Memberikan saran atau pertimbangan kepada Pemimipin Cabang tentang langkah-langkah yang perlu diambil dibidang tugasnya. r. Memeriksa setiap proses pengambilan keputusan dan memastikan resiko- resiko yang diambil atas setiap keputusan dalam batas toleransi yang tidak merugikan bank baik saat ini maupun masa yang akan datang. s. Membuat laporan terkait operasional seksi pemasaran sesuai ketentuan yang berlaku. 8. Pelaksana Teller a. Menginput semua transaksi harian ke computer. b. Melayani penyetoran waktu/uang tunai dan pengambilan uang tunai setiap hari. c. Meneliti dan bertanggung jawab atas keabsahan uang,warkat/slip transaksi dan tanda tangan dari nasabah. 9. Pelaksana Transfer/Inkaso/Pajak a. Melaksanakan tugas-tugas checker sesuai dengan ketentuan Perusahaan yang berlaku dan bertanggung jawab kapada KAP. b. Mengingat transaksi Transfer/Inkaso/Pajak secara teliti. c. Memelihara semua warkat inkaso dan pajak uang yang telah diterima dengan baik dan dijalankan sesuai instruksi yang ada.

10. Pelaksana Vertikal/Checker a. Melaksanakan tugas-tugas checker sesuai dengan ketentuan Perusahaan yang berlaku dan bertanggung jawab langsung kepada KAP. b. Memeriksa dan bertanggung jawab atas semua transaksi yang berhubungan dengan teller, baik validasi, keabsahan warkat, biyet deposito serta nota-nota. 11. Pelaksana Kliring a. Melaksanakan tugas-tugas kliring dan tanggung jawab langsung kepada KAP. b. Menyelesaikan tugas-tugas kliring sesuai dengan peraturan Perusahaan. c. Wajib meneliti kembali keabsahan atas semua warkat yang akan dikliringkan atau diinkasokan

33

12. Pelaksana Umum Dan Kepegawaian a. Mengkoordinir seluruh bawahannya agar bekerja sesuai dengan ketentuan peraturan perusahaan. b. Menginventariskan peralatan kantor yang ada pada perusahaan. 13. Pelaksana Administrasi Kredit a. Mengadministrasikan dan membuat slip pedropingan fasilitas pinjaman atau dana berdasarkan informasi dari accountofficer. b. Membebankan biaya administrasi dan biaya provisi jaminan. c. Meminta dan menghitung bunga pinjaman. d. Menata administrasi kredit. 14. Kontrol Intern a. Melakukan pengawasan control terhadap pos - pos yang terdapat dalam laporan keuangan. b. Menyimpan dan memelihara file-file (arsip) bukti - bukti transaksi. c. Melakukan pangawasan secara Intern (Intern Control). d. Menyiapkan laporan-laporan untuk kebutuhan internal maupun eksternal.

4.2.4 Kegiatan PT Bank SUMUT PT Bank SUMUT adalah salah satu perusahaan jasa yang bergerak dibidang perbankan. Pada dasarnya kegiatan operasional PT Bank SUMUT sama dengan kegiatan operasional bank pada umumnya.

Untuk menunjang pelayanan operasionalnya, Bank SUMUT menghimpun dan menyalurkan dana dari dan untuk masyarakat dalam bentuk :

Kredit a. Kredit Umum (KU) untuk kebutuhan modal kerja Kredit umum adalah kredit dengan sistem rekening koran yang diberikan kepada perorangan/badan usaha untuk menambah modal kerja, usaha yanglayak dibiayai oleh bank. b. Kredit Surat Perintah Kerja(SPK). Kredit SPK adalah kredit modal kerja dalam bentuk rekening koran untuk membantu pegusaha dalam pembiayaan melaksanakan proyek.

34

c. Kredit Angsuran Lainnya (KAL) Kredit angsuran lainnya adalah kredit angsuran yang diberikan kepada perorangan atau badan usaha yang bertujuan untuk membiayai membangun/ membeli/ memperbaiki rumah dan membiayai pendidikan anak. d. Kredit Multi Guna (KMG) Kredit multi guna adalah fasilitas yang diberikan secara perorangan kepada pegawai yang sumber pengembaliannya dari penghasilan tetap dan pemberiannya melalui dinas/instansi/koperasi tempat yang bersangkutan bekerja dengan tujuan membiayai keperluan yang bersifat konsumtif investasi dan modal kerja. e. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah kredit yang diberikan kepada perorangan untuk kebutuhan pembelian rumah baru atau rumah lama baik berupa rumah tinggal, apartemen, Rumah Toko (Ruko) maupun Rumah Kantor (Rukan) yang dijual melalui pengembang atau bukan pengembang di lokasi-lokasi yang telah ditentukan bank. f. Kredit Mikro Sumut Sejahtera I (KMSS I) Kredit Mikro Sumut Sejahtera I (KMSS I) adalah kredit yang diberikan melalui kelompok keuangan yang dibentuk oleh Account Officer (AO) PT Bank SUMUT dalam suatu Kelompok Keuangan Mikro (KKM) yang beranggota 20- 30 orang dengan melakukan edukasi perbankan berupa pembinaan, pelatihan, dan konsultasi pada pertemuan wajib mingguan. g. Kredit Mikro Sumut Sejahtera II (KMSS II) Sasaran ingin menambah modal usaha dan mengembangkan usaha, produk KMSS II adalah solusi tepat dan proses cepat, bunga ringan dan agunan fleksibel (surat tanah, buku pemilik kendaraan bermotor, kios/lapak, dll). h. Kredit Pensiun (KP) Kredit pensiun adalah produk kredit PT Bank SUMUT yang diberikan secara perseorangan kepada para penerima pensiun yang terdiri dari para pensiun sendiri dan pensiunan janda atau duda yang uang pensiunnya dikelola dan disalurkan oleh PT Tabungan Pensiun (TASPEN). Pengembalian kredit pensiun

35

dilakukan dengan pembayaran angsuran pokok dan bunga setiap bulan dari uang pensiun yang diterima sesuai dengan daftar angsuran.

4.3 Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Data 4.3.1 Pengumpulan Data

Untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini, maka digunakan data sekunder dan data primer. Data sekunder yaitu data jumlah kredit selama 5 tahun terakhir yaitu tahun 2014-2018 pada PT Bank SUMUT Kantor Cabang Medan Iskandar Muda.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan wawancara.

1. Teknik dokumentasi yaitu dengan cara mengumpulkan data sekunder dari: a. Jumlah kredit pada PT Bank SUMUT Kantor Cabang Medan Iskandar Muda periode 2014-2018 adalah sebagai berikut: Tabel 4. 2 Jumlah Kredit PT Bank SUMUT Kantor Cabang Medan Iskandar Muda Periode 2014-2018

Tahun Total Kredit

2014 Rp.132.772.106.495

2015 Rp.140.170.424.498

2016 Rp.151.787.587.702

2017 Rp.203.435.279.292

2018 Rp.218.481.489.201

Sumber: PT Bank SUMUT Kantor Cabang Medan Iskandar Muda Dari Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa jumlah kredit pada PT Bank SUMUT Kantor Cabang Medan Iskandar Muda Periode 2014-2018 adalah sebagai berikut: Pada tahun 2014 total kredit yang disalurkan adalah Rp.132.772.106.495, pada tahun 2015 total kredit yang disalurkan sebesar Rp.140.170.424.498, pada tahun 2016

36

jumlah kredit sebesar Rp.151.787.587.702, pada tahun 2017 total kredit sebesar Rp.203.435.279.292 dan tahun 2018 total kredit sebesar Rp.218.481.489.201.

b. Klasifikasi kolektibitas kredit pada PT Bank SUMUT Kantor Cabang Medan Iskandar Muda Periode 2014-2018 adalah sebagai berikut: Tabel 4. 3 Kolektibilitas Kredit Pada PT Bank SUMUT Kantor Cabang Medan Iskandar Muda Periode 2014-2018 (Dalam Rupiah)

Tahun Lancar DPK Kurang Diragukan Macet Total Lancar 2014 115.491.997.082 6.357.031.556 1.345.290.370 - 9.559.787.487 132.754.106.495

2015 132.491.047.630 3.126.787.417 1.456.145.081 635.341.449 2.461.102.921 140.170.424.498

2016 139.850.271.611 4.053.014.041 19.761.368 307.059.741 7.107.480.941 151.337.587.702

2017 187.778.947.453 8.361.570.377 231.197.687 107.220.378 6.956.343.397 203.435.279.292

2018 196.066.477.703 14.271.892.042 207.804.687 862.539.412 7.072.805.357 218.481.519.201

Sumber:Data diolah, 2019

Dari Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa total kredit pada PT Bank SUMUT Kantor Cabang Medan Iskandar Muda periode 2014-2018 yang terbagi atas kredit lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet yakni, pada tahun 2014 kredit sebesar Rp.132.772.106.495, pada tahun 2015 kredit yaitu sebesar Rp.140.170.424.498, pada tahun 2016 kredit yaitu sebesar Rp.151.787.587.702, pada tahun 2018 kredit sebesar Rp.203.435.279.292 dan pada tahun 2018 yakni sebesar Rp.218.481.489.201

2. Teknik Wawancara yaitu menggunakan data sekunder dengan melakukan wawancar kepada pihak Kontrol Intern yang dijadikan sebagai narasumber. Dalam hal ini Penulis menyusun beberapa pertanyaan yang akan dijawab langsung oleh narasumber. Adapun pertanyaan yang disusun yakni mengenai faktor-faktor penyebab kredit bermasalah.

37

Tabel 4. 4 Wawancara Narasumber

PERTANYAAN JAWABAN NARASUMBER (Kontrol Intern) Faktor Intern Bank: Apakah pihak Analisis kredit pernah Pernah, apabila pihak analisis melakukan melakukan analisis kurang tepat sehingga analisis kurang tepat maka akan mengakibatkat kredit macet? dikenakan sanksi berupa teguran dari pusat.

Apakah ada kolusi antara pejabat bank Ada, misalnya pimpinan cabang memiliki yang menangani kredit dan nasabah yang kenalan ataupun keluarga yang ingin mengakibatkan kredit macet? mengajukan kredit lebih dipermudah.

Apa yang terjadi atas keterbatasan Terkadang analisis kredit memiliki pengetahuan pejabat bank terhadap jenis keterbatasan pengetahuan dalam usaha debitur? melakukan analisis , ketika analisis kredit tidak dapat menganalisis dengan baik akan menyebabkan kredit bermasalah

Apakah ada campur tangan terlalu besar Tidak dijawab dari pihak terkait, misalnya komisaris, direktur bank sehingga petugas tidak independen dalam memutuskan kredit? Faktor Ekstern Bank: Apakah ada unsur kesengjaan yang Ada, misalnya kredit fiktif dilakukan oleh nasabah untuk tidak membayar kredit? Apakah ada unsur ketidaksengajaan yang Ada, seperti kebakaran tempat usaha dilakukan oleh nasabah seperti bencana alam.Apakah ada unsur ketidaksengajaan selain bencana alam?

Sumber: Hasil wawancara Kontrol Intern PT Bank SUMUT KC Medan Iskandar Muda

38

4.3.2 Pengolahan Data Dari tabel 4.3 dapat diperoleh tingkat kredit bermasalah dengan rumus NPL.

Kredit Kurang Lancar + Kredit Diragukan + Kredit Macet NPL = × 100% Total Kredit

1. Kredit bermasalah (NPL) tahun 2014 adalah sebagai berikut: Rp. 1.345.290.370 + Rp. 0 + Rp. 9.559.787.487 NPL = × 100% = 8,21% Rp. 132.754.106.495

Jadi, tingkat kredit bermasalah (NPL) pada PT Bank SUMUT Kantor Cabang Medan Iskandar Muda periode 2014 adalah 8.21%

2. Kredit bermasalah (NPL) tahun 2015 adalah sebagai berikut: Rp. 1.456.145.081 + Rp. 635.341.449 + Rp. 2.461.102.921 NPL = × 100% Rp. 140.170.424.498

= 3.26% Jadi, tingkat kredit bermasalah (NPL) pada PT Bank SUMUT Kantor Cabang Medan Iskandar Muda periode 2015 adalah 3.24%

3. Kredit bermasalah (NPL) tahun 2016 adalah sebagai berikut: Rp. 19.761.368 + Rp. 307.059.741 + Rp. 7.107.480.941 NPL = × 100% Rp. 151.337.587.702

= 4.91%

Jadi, tingkat kredit bermasalah (NPL) pada PT Bank SUMUT Kantor Cabang Medan Iskandar Muda periode 2016 adalah 4.89%

4. Kredit bermasalah (NPL) tahun 2017 adalah sebagai berikut: Rp. 231.197.687 + Rp. 107.220.378 + Rp. 6.956.343.397 NPL = × 100 Rp. 203.435.279.292

= 3.5%

Jadi, tingkat kredit bermasalah (NPL) pada PT Bank SUMUT Kantor Cabang Medan Iskandar Muda periode 2017 adalah 3.5%

5. Kredit bermasalah (NPL) tahun 2018 adalah sebagai berikut:

39

Rp. 207.804.687 + Rp. 862.539.412 + Rp. 7.072.805.357 NPL = × 100% Rp. 218.481.519.201

= 3.72%

Jadi, tingkat kredit bermasalah (NPL) pada PT Bank SUMUT Kantor Cabang Medan Iskandar Muda periode 2018 adalah 3.72%

Hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa NPL PT Bank SUMUT KC Medan Iskandar Muda periode 2014 adalah 8.21%, periode 2015 adalah 3.26%, periode 2016 adalah adalah 4.91%, periode 2017 adalah 3.5% dan pada periode 2018 adalah 3.72%. Jumlah rata-rata Non Performing Loan (NPL) PT Bank SUMUT Kantor Cabang Medan Iskandar Muda periode 2014-2018 pada tabel berikut ini:

Tabel 4. 5 Perkembangan NPL PT Bank SUMUT Kantor Cabang Iskandar Muda Periode 2014-2018

Tahun Non Performing Loan (NPL) Keterangan

2014 8.21% Kurang Sehat

2015 3.26% Sehat

2016 4.91% Sehat

2017 3.5% Sehat

2018 3.72% Sehat

Rata-rata 4.7% Sehat

Sumber: Data Diolah 4.4 Pembahasan 4.4.2 Perkembangan Jumlah Kredit Yang Disalurkan Berdasarkan tabel 4.1 yaitu kredit yang disalurkan PT Bank SUMUT KC Medan Iskandar Muda periode 2014 adalah 8.21%, periode 2015 sebesar 3.26%, periode 2016 adalah 4.91%, periode 2017 adalah 3.5% dan periode 2018 adalah 3.7%. Perkembangan jumlah kredit yang disalurkan dapat dilihat pada grafik berikut ini:

40

Grafik 4. 1 Jumlah Kredit Yang Disalurkan PT Bank SUMUT KC Medan Iskandar Muda Periode 2014-2018 (Dalam Rupiah)

250,000,000,000

200,000,000,000

150,000,000,000

100,000,000,000

50,000,000,000

0 2014 2015 2016 2017 2018

Sumber:Data Diolah

Berdasarkan Grafik 4.1 maka jumlah kredit yang disalurkan PT Bank SUMUT KC Medan Iskandar Muda periode 2014-2018 mengalami kenaikan tiap tahunnya. Dimana total kredit yang disalurkan dengan jumlah tertinggi yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp.218.481.489.201. Sedangkan tahun 2014 total kredit paling rendah sebesar Rp.132.772.106.495. Pada tahun 2015 yakni sebesar Rp.140.170.424.498, pada tahun 2016 yakni sebesar Rp.151.787.587.702 dan pada tahun 2015 yakni sebesar Rp.203.435.279.292.

Penyaluran kredit yang dilakukan oleh PT Bank SUMUT KC Medan Iskandar Muda periode 2014-2018 dalam hal ini pemberian kredit yang jumlah per tahun meningkat maka PT Bank SUMUT KC Medan Iskandar Muda akan memperoleh keuntungan yang diterima sebagai balas jasa, membantu nasabah dalam mengembangkan usaha, membantu pemerintah dalam peningkatan pembangunan di berbagai sektor.

Sesuai yang disebutkan oleh Kasmir (2014:88) dimana fungsi pemberian kredit yaitu untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang, untuk meningkatkan daya guna barang, meningkatkan peredaran barang sebagai alat stabilitas ekonomi, untuk

41

meningkatkan kegairahan berusaha untuk meningkatkan pemerataan pendapatan, untuk meningkatkan hubungan internasional.

Oleh sebab itu PT Bank SUMUT KC Medan Iskandar Muda periode 2014-2018 telah melakukan tujuan dan fungsi kredit sebagaimana mestinya dilihat dari total kredit yang disalurkan meningkat tiap tahunnya.

Dalam hal ini beberapa fungsi management berperan penting seperti pemimpin cabang dan pemimpin seksi pemasaran berperan penting dimana pemimpin cabang dan pemimpin seksi pemasaran telah melaksanakan tugas dengan baik. Adapun tugas pemimpin cabang yaitu membimbing dan mengarahkan kegiatan penghimpunan dana, penyaluran kredit, pemasaran jasa-jasa bank sesuai dengan ketentuan yang berlaku berdasarkan kebijakan direksi pada rencana kerja bank serta memantau dan mengendalikan kegiatan-kegiatan tersebut dan tugas pemimpin seksi pemasaran yaitu yang bertugas memasarkan produk dana, kredit, jasa dan layanan syariah ( office channeling ) sesuai rencana kerja bank.

4.4.3 Kolektibilitas Kredit Bermasalah PT Bank SUMUT Kantor Cabang Medan Iskandar Muda periode 2014-2018

Tabel 4. 6 Klasifikasi Kolektibilitas Kredit BermasalahPT Bank SUMUT Kantor Cabang Medan Iskandar Muda Periode 2014-2018 (Dalam Rupiah)

Tahun Kurang Lancar Diragukan Macet Total Kredit Bermasalah

2014 1.345.290.370 - 9.559.787.487 10.905.077.857

2015 1.456.145.081 635.341.449 2.461.102.921 4.552.589.451

2016 19.761.368 307.059.741 7.107.480.941 7.434.302.050

2017 231.197.687 107.220.378 6.956.343.397 7.294.761.462

2018 207.804.687 862.539.412 7.072.805.357 8.143.149.456

Sumber:Data Diolah

42

Grafik 4. 2 Klasifikasi Kolektibilitas Kredit Bermasalah PT Bank SUMUT KC Medan Iskandar MudaPeriode 2014-2018 (Dalam Rupiah)

12,000,000,000

10,000,000,000

8,000,000,000 Kurang Lancar 6,000,000,000 Diragukan 4,000,000,000 Macet

2,000,000,000

0 2014 2015 2016 2017 2018 Sumber:Data Diolah Berdasarkan Grafik 4.2 maka perkembangan jumlah kredit bermasalah pada PT Bank SUMUT KC Medan Iskandar Muda periode 2014-2018 dalam kategori kurang lancar mengalami fluktuasi tiap tahunnya yang artinya mengalami ketidaktetapan dimana jumlah tertinggi berada pada tahun 2015 sebesar Rp.1.456.145.081. Sedangkan jumlah terendah berada pada tahun 2016 yaitu sebesar Rp.19.761.368. Penilaian kolektibilitas kredit berdasarkan ketentuan Bank Indonesia (BI) adalah sebagai berikut, Kasmir (2016:106) kredit kurang lancar (substandard) adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan selama tiga bulan dari waktu yang dijanjikan. Jumlah kredit yang masuk kategori diragukan juga mengalami hal yang sama dengan kredit kategori kurang lancar yakni mengalami fluktuasi, dimana jumlah kredit kategori diragukan tertinggi berada pada tahun 2018. Sedangkan pada tahun 2014 tidak ada kredit kategori diragukan. Penilaian kolektibilitas kredit berdasarkan ketentuan Bank Indonesia (BI) adalah sebagai berikut, Kasmir (2016:106) kredit diragukan (doubtful) adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundanaan selama 6 (enam) bulan atau dua kali dari jadwal yang telah diperjanjikan.

43

Jumlah kredit kategori macet mengalami fluktuasi dimana jumlah tertinggi berada pada tahun 2014 yaitu sebesar Rp.9.559.787.487. Sedangkan jumlah terendah yaitu pada tahun 2015 yakni sebesar Rp.2.461.102.921. Penilaian kolektibilitas kredit berdasarkan ketentuan Bank Indonesia (BI) adalah sebagai berikut, Kasmir (2016:106) kredit macet (loss) adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan lebih dari satu tahun sejak jatuh tempo menurut jadwal yang telah dijanjikan

4.4.4 Tingkat Pertumbuhan Non Performing Loan (NPL) PT Bank SUMUT KC Medan Iskandar Muda Periode 2014-2018

Setelah melakukan perhitungan NPL, tingkat pertumbuhan Non Performing Loan pada PT Bank SUMUT KC Medan Iskandar Muda Periode 2014-2018 dapat digambarkan pada sebuah grafik. Adapun grafik tersebut dapat dilihat pada grafik 4.3 berikut ini:

Grafik 4. 3 Tingkat Pertumbuhan Non Performing Loan (NPL) PT Bank SUMUT KC Medan Iskandar Muda Periode 2014-2018

Non Performing Loan (NPL) 10% 9% 8% 7% 6% 5% Non Performing Loan 4% (NPL) 3% 2% 1% 0% 2014 2015 2016 2017 2018 Sumber:Data Diolah Berdasarkan Grafik 4.3 mengenai tingkat Non Pefrorming Loan (NPL) PT Bank SUMUT KC Medan Iskandar Muda periode 2014-2018, tingkat NPL PT Bank SUMUT KC Medan Iskandar Muda periode 2014-2018 mengalami fluktuasi. Pada

44

tahun 2014 merupakan tingkat NPL yang sangat tinggi yaitu mencapai 8.21 %. Sedangkan pada tahun 2015 merupakan tingkat NPL yang paling rendah yakni 3.24%. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) / 6/10/PBI/2004 Tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Kesehatan Bank. Umum menentukan nilai rasio NPL bank tidak boleh melebihi 5. Sedangkan pada tahun 2014 tingkat NPL mencapai 8,21% jauh melebihi tingkat NPL yang ditetapkan. Oleh sebab itu dengan dilakukannya pengawasan pada tahun 2015 mengalami penurunan yang sangat tinggi meskipun pada tahun 2016 mengalami sedikit kenaikan dan pada akhirnya mengalami penurunan pada tahun 2017 dan 2018. Dalam hal ini rata-rata tingkat NPL pada PT Bank SUMUT KC Medan Iskandar Muda periode 2014-2018 hampir mencapai tingkat NPL yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 4.7% dan masih dalam kriteria Sehat. Dengan demikian pengawasan yang dilakukan pada PT Bank SUMUT KC Medan Iskandar Muda periode 2014-2018 perlu ditingkatkan lagi agar tidak melebihi batas yang telah ditetapkan karena hal itu dapat membuat tingkat kesehatan suatu bank tidak baik.

Bank Sumut per Juni 2018 tercatat masih di level 5,02%. Meski turun dibandingkan dengan Juni 2017 5,3%, rasio NPL tersebut telah melebihi batas atas yang ditetapkan Bank Indonesia (BI) sebesar 5% dan apabila ditinjau dari segi kesehatan bank berdasarkan SE BI 6/23/DPNP/2011 maka bank tersebut dinyatakan cukup sehat.. Ratio NPL akhir tahun 2018 yaitu 3,72% dan belum mencapai batas yang ditetapkan oleh OJK yakni sebesar 5%.

Oleh sebab itu tercatat per akhir Desember 2018 mengalami penurunan dibandingkan Juni 2018 yakni selisih sebesar 1,3%. Dimana penurunan ini terjadi tidak lepas dari beberapa fungsi managemen yang berperan penting dan bertugas dalam hal ini, seperti:

1. Pemimpin cabang yang bertugas membimbing mengarahkan dan memonitor upaya-upaya penyelesaian kredit non lancar. Memimpin kegiatan kelompok pemutus kredit sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2. Pemimpin Divisi Pengawasan bertugas membantu Pemimpin Cabang dalam kegiatan yang berhubungan dengan pengawasan transaksi dan administrasi. 3. Pemimpin Analisis Penyelamatan Kredit (APK)

45

a. Mengawasi dan mengkoordinir seluruh kegiatan operasional di Seksi Penyelamatan Kredit b. Melakukan evaluasi atas kredit yang menjadi non performing agar diketahui penyebab terjadinya kredit menjadi non performing c. Membuat surat peringatan dan surat panggilan kepada debitur kredit 4. Kontrol Intern a. Melakukan pengawasan control terhadap pos - pos yang terdapat dalam laporan keuangan. b. Melakukan pangawasan secara Intern (Intern Control).

4.4.4 Hasil Wawancara

Tabel 4. 7 Pembahasan Wawancara

PERTANYAAN JAWABAN PEMBAHASAN NARASUMBER

(Kontrol Intern)

Faktor Intern Bank: Apakah pihak Analisis kredit Pernah, apabila pihak Pihak analisis kredit pernah melakukan analisis analisis melakukan pernah melakukan kurang tepat sehingga analisis kurang tepat analisis kurang tepat yang mengakibatkat kredit maka akan dikenakan mengakibatkan kredit bermasalah? sanksi berupa teguran yang tidak sesuai dengan dari pusat. kemampuan membayar. Misalnya debitur tidak mampu membayar kredit tepat waktu. Maka analisis kredit yang dilakukan oleh PT Bank SUMUT KC Medan Iskandar M

46

PERTANYAAN JAWABAN PEMBAHASAN NARASUMBER

(Kontrol Intern)

Apakah ada kolusi antara Ada, misalnya pimpinan Adanya kolusi antara pejabat bank yang cabang memiliki kenalan pejabat bank yang menangani kredit dan ataupun keluarga yang menangani kredit dan nasabah yang ingin mengajukan kredit nasabah sehingga dalam mengakibatkan kredit lebih dipermudah. memutuskan kredit yang bermasalah? tidak seharusnya diberikan ataupun tidak sesuai. Hal ini sesuai dengan faktor penyebab kredit

bermasalah. Apa yang terjadi atas Terkadang, ketika PT Bank SUMUT KC Medan keterbatasan pengetahuan analisis kredit tidak dapat Iskandar Muda masih pejabat bank terhadap jenis menganalisis dengan memiliki keterbatasan usaha debitur? baik akan menyebabkan dalam melakukan analisis kredit bermasalah yang mengakibatkan kredit bermasalah seperti analisis jenis usaha debitur yang tidak tepat. Misalnya petugas analisis kredit belum pernah menganalisis jenis usaha debitur sebelumnya. Oleh sebab itu hal ini sejalan dengan faktor yang mengakibatkan kredit bermasalah.

47

PERTANYAAN JAWABAN PEMBAHASAN NARASUMBER

(Kontrol Intern)

Apakah ada campur tangan Tidak dijawab Dalam hal ini narasumber terlalu besar dari pihak tidak memberikan terkait, misalnya komisaris, jawaban mengenai direktur bank sehingga pertanyaan yaitu petugas tidak independen berkaitan dengan campur dalam memutuskan kredit? tangan dari pihak terkait dalam memutuskan kredit. Sehingga dapat dikatakan bahwa petugas tidak independen dalam memutuskan kredit dan merupakan faktor yang menyebabkan kredit bermasalah. Faktor Ekstern Bank: Apakah ada unsur Ada unsur kesengajaan Unsur kesengajaan yakni kesengajaan yang dilakukan yang dilakukan oleh yang termasuk kredit fiktif. oleh nasabah untuk tidak nasabah misalnya kredit Kredit fiktif adalah debitur membayar? fiktif. yang secara sengaja memberikan data-data fiktif sehingga kredit tersebut sebenarnya tidak layak untuk diberikan. Ketika petugas analisis tidak melakukan analisis

48

PERTANYAAN JAWABAN PEMBAHASAN NARASUMBER

(Kontrol Intern)

dengan benar kredit yang diberikan akan sulit untuk dilakukan penagihan. Hal tersebut merupakan salah salah satu hal yang sesuai dengan faktor kredit bermasalah. Disamping unsur Ada seperti kebakaran Unsur kesengajaan yang kesengajaan apakah ada tempat usaha dilakukan oleh debitur unsur ketidaksengajaan pada PT Bank SUMUT KC yang dilakukan oleh Medan Iskandar Muda nasabah? seperti kebakaran tempat usaha yang menyebabkan kerugian sehingga debitur tidak dapat membayar angsuran tepat waktu. Merupakan faktor penyebab kredit bermasalah. Sumber:Data Diolah

Berdasarkan Tabel wawancara, setelah dilakukan wawancara kepada narasumber yaitu Bapak Budi Syahyudi sebagai Kontrol Intern dan diajukan beberapa pertanyaan dimana Ia mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan kredit bermasalah yakni faktor intern dan faktor ekstern diantaranya analisis kredit pernah melakukan analisis kurang tepat dan apabila pihak analisis melakukan analisis kurang tepat maka akan dikenakan sanksi berupa teguran dari pusat. Analisis kurang tepat mengakibatkan kredit yang tidak sesuai dengan kemampuan membayar. Terkadang ada kolusi antara pejabat bank yang menangani kredit misalnya pimpinan cabang memiliki kenalan ataupun keluarga yang ingin

49

mengajukan kredit lebih dipermudah dan analisis kredit memiliki keterbatasan pengetahuan dalam melakukan analisis, ketika analisis kredit tidak dapat menganalisis dengan baik akan menyebabkan kredit bermasalah, misalnya analisis kredit belum pernah menganalisis sebuah usaha sebelumnya. Keterbatasan dalam melakukan analisis yang mengakibatkan kredit bermasalah seperti analisis jenis usaha debitur yang tidak tepat. Misalnya petugas analisis kredit belum pernah melakukan analisis terhadap jenis usaha baru yang sebelumnya belum pernah dianalisis.

Adapun unsur kesengajaan yang dilakukan oleh debitur yakni yang termasuk kredit fiktif. Kredit fiktif adalah debitur yang secara sengaja memberikan data-data fiktif sehingga kredit tersebut sebenarnya tidak layak untuk diberikan. Ketika petugas analisis tidak melakukan analisis dengan benar kredit yang diberikan akan sulit untuk dilakukan penagihan. Campur tangan dari pihak terkait dalam memutuskan kredit. Sehingga dapat dikatakan bahwa petugas tidak independen dalam memutuskan kredit. Namun ada juga unsur ketidaksengajaan yang dilakukan oleh debitur misalnya usaha tidak berjalan dengan baik, kebakaran tempat usaha yang menyebabkan kerugian sehingga debitur tidak dapat membayar angsuran tepat waktu. Dalam menangani hal-hal tesebut cara yang dilakukan adalah melakukan penagihan rutin, penjualan agunan ataupun lelang agunan.

Dari hal tersebut seluruh pertanyaan yang dijawab oleh narasumber sesuai dengan faktor yang menyebabkan kredit bermasalah yakni menurut Ismail (2010:123) faktor penyebab kredit bermasalah disebabkan oleh 2 faktor yaitu Faktor Intern Bank dan Faktor Ekstern Bank.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap tingkat Non Performing Loan PT Bank SUMUT KC Medan Iskandar Muda periode 2014-2018 dapat disimpulkan bahwa tingkat NPL mengalami fluktuasi yaitu ketidak tetapan tiap tahunnya yang terkadang mengalami kenaikan dan penurunan dan rata-rata NPL belum melebihi ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Walaupun NPL belum melebihi ketentuan namun setelah dilakukan wawancara terhadap pihak pengawasan kredit bahwa petugas analisis kredit melakukan hal-hal yang menjadi faktor penyebab kredit bermasalah sehingga hal ini cenderung menunjukkan kemungkinan NPL naik kembali.

5.2 Saran Dari hasil penelitian ini maka saran yang dapat diberikan untuk PT Bank SUMUT KC Medan Iskandar Muda yaitu untuk lebih meningkatkan pengawasan karena tingkat NPL mengalami fluktuasi tiap tahunnya walaupun rata-rata selama tahun 2014-2018 belum melebihi batas yang telah ditentukan dan pengawasan kredit terhadap petugas analisis lebih ditingkatkan lagi agar hal yang mendukung faktor kredit bermasalah tidak terjadi lagi.

50

51

DAFTAR PUSTAKA

Abdulah, Thamrin dan Francis Tantri. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Anonim. Peraturan Bank Indonesia No. 15/15/PBI/2016. Tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Dalam Rupiah Dan Valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensional.

Bank Indonesia. 2011. Peraturan BI Nomor 6/23/DPNP/2011. Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Jakarta

Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Djohanputro, Bramantyo dan Kountur. 2007. Non Performing Loan (NPL) Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Laporan Penelitian kerjasama antara GTZ dan Bank Indonesia.

Erlina. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi Dan Manajemen edisi kedua. USU Press.

Ismail. 2010. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kasmir. 2013. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

______. 2014. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

______. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

______. 2015. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Lumban Gaol, Jeremia Ivan Gumilang. “Analisis Sistem Pengawasan Kredit Dalam Mengurangi Kredit Bermasalah Pada PT Bank SUMUT KCP Deli Tua” (Tugas Akhir) Program Studi Perbankan Keuangan. Medan: Politeknik Negeri Medan

Rivai, Veithzal. 2013. Commmercial Bank Management Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Rajawali Press.

Rivai, Veithzal dan Andria Permata Veithzal. 2013. Credit Management Handbook. Jakarta: Rajawali Press.

Sanusi. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

52

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitataif dan R&D. : Alfabeta.

______. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitataif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

53

1. NamaLengkap/Panggilan : Olviana Vanbora Sagala/viana 2. NIM/IPK : 1605072018/3.20 3. Tempat/TglLahir : Saribudolok/16 Desember 1997 4. Agama : Kristen Protestan 5. Asal SMA/Jurusan : SMA CR Duynhoven Saribudolok/IPA 6. Alamat : Jln.Bahagia gg Mulia Padang Bulan 7. No. HP : 085277133600 8. Alamat Rumah : Jln.Pembangunan No.55 Saribudolok 9. E-mail/FB/Twitter : [email protected] 10. Hobi : Membaca dan mendengarkan musik 11. Keahlian/Keterampilan : Mampu Mengoperasikan Komputer (Ms.word, dan Ms.Power Point) 12. Motto Hidup : Memilihlah Tanpa Ada Penyesalan Dikemudian Hari 13. Nama Orang Tua : -Ayah:Hasan Sagala -Ibu :Mariani Girsang 14. Pekerjaan Orang Tua : Bertani

Demikianlah biodata ini saya buat dengan sebenarnya dengan penuh tanggung jawab untuk dapat dipergunakan sesuai keperluan.

Medan, Agustus 2019 Hormat Saya,

OlvianaVanbora Sagala