P a g e | 163 Journal of Civic Education (ISSN: 2622-237X) Volume 4 No. 2 2021

Program Dinas Kebudayaan Sumatera Barat dalam Melestarikan Budaya

Suci Rahmadani, Hasrul Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FIS Universitas Negeri Padang E-mail: [email protected]

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendesksripsikan program Dinas Kebudayaan Sumatera Barat dalam melestarikan nilai-nilai budaya Minangkabau. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Setelah data diperoleh maka di analisis melalui 4 tahap yakni mengumpulkan data, reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program Dinas Kebudayaan Sumatera Barat dalam melestarikan nilai-nilai budaya Minangkabau. Pertama, program pemberdayaan dan penguatan eksistensi lembaga-lembaga seni dan budaya meliputi: a) penguatan adat , b) penerapan nilai-nilai adat minangkabau bagi masyarakat dan generasi muda c) peningkatan wawasan adat bagi pengurus KAN dan Bundo Kanduang. Kedua, program pembinaan dan pengembangan pendidikan budaya meliputi: a) pelestarian dan aktualisasi nilai-nilai Matrilinial, b) Sosialisasi pedoman pengamalan Adat Basandi Syarak Syarak Basandi Kitabullah kepada kelompok masyarakat, c) bimtek penguatan nilai- nilai budaya bagi orang tua, guru dan penggiat himpunan anak usia dini, dan d) sosialisasi adat minangkabau terhadap generasi muda yang mengacu kepada Adat Basandi Syarak Syarak Basandi Kitabullah. Kata Kunci: Dinas Kebudayaan, nilai-nilai Budaya, Minangkabau

ABSTRACT This study aims to describe the program of the Department of Culture of West Sumatra in preserving Minangkabau cultural values. The author uses descriptive qualitative research methods. Data collection techniques were carried out by means of observation, interviews and documentation. After the data is obtained, it is analyzed through 4 stages, namely collecting data, reducing data, presenting data and drawing conclusions. The results showed that the West Sumatra Cultural Service program in preserving Minangkabau cultural values. First, the program to empower and strengthen the existence of traditional arts and cultural institutions includes: a) strengthening nagari customs, b) implementing Minangkabau traditional values for the community and the younger generation c) increasing traditional insight for KAN and Bundo Kanduang administrators. Second, the program for fostering and developing cultural education includes: a) preservation and actualization of Matrilineal values, b) Socialization of 164 |Program Dinas Kebudayaan... guidelines for the practice of the Basandi Syarak Syarak Basandi Kitabullah Adat to community groups, c) technical guidance for strengthening cultural values for parents, teachers and activists. association of early childhood, and d) socialization of Minangkabau customs to the younger generation which refers to the Basandi Syarak Syarak Basandi Kitabullah tradition.

Keywords: Department of Culture, cultural values, Minangkabau

This work is licensed under the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. ©2021 by author.

Received: May 06 2021 Revised: Jul 28 2021 Accepted: Agt 20 2021

PENDAHULUAN Mengingat pentingnya Hal diataslah yang menjadi pelestarian kebudayaan, Negara landasan bagi Dinas Kebudayaan dengan tegas menjamin kebebasan Sumatera Barat dalam membuat suatu masyarakat dalam memelihara dan program dalam melestarikan nilai- mengembangkan nilai-nilai nilai budaya Minangkabau agar budayanya, tercantum dalam Pasal 32 terarahnya pengembangan ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun kebudayaan yang lebih baik untuk 1945 tentang pemajuan kebudayaan. memperkokoh jati diri bangsa dan Untuk melaksanakan amanat kebanggaan nasional, menjadi Undang-Undang Dasar tersebut maka ketahanan budaya dan dapat diterbitkan Undang-Undang Nomor 5 meningkatkan nilai-nilai kearifan Tahun 2017 tentang pemajuan yang ada dalam setiap budaya. kebudayaan. Sumatera Barat merupakan provinsi Kebudayaan adalah segala yang kaya akan budaya yang harus sesuatu yang berkaitan dengan cipta, dilestarikan. rasa, dan hasil karya masyarakat. Minangkabau merupakan salah Kebudayaan dapat dibedakan satu etnis yang ada di Sumatera Barat berdasarkan wujudnya, yaitu budaya yang sangat menjunjung tinggi benda dan budaya non-benda. budaya dan adat istiadat. Yang Budaya benda mengacu pada semua memiliki nilai-nilai positif yang ciptaan masyarakat yang nyata, terkandung dalam setiap budayanya. kongkret, dihasilkan dan dipakai oleh Sesuai dengan filosofi Minangkabau masyarakat. Sedangkan budaya non- “adat basandi syarak, syarak basandi benda ciptaan abstrak yang kitabullah” (ABS-SBK) bahwa adat dan diwariskan dari generasi ke genarasi budaya yang islami ini merupakan sebagai pedoman atau rujukan cita-cita luhur nenek moyang yang kelompok masyarakat, yang dkuti harus dirawat, dijaga dan dilestarikan dengan penuh kesadaran dalam dengan mewariskannya dari generasi bentuk nilai-nilai, norma, moral dan ke genarasi berikut dalam kepercayaan (Soerjono Soekanto, masyarakat. 2007). Masyarakat Minangkabau dikenal sebagai masyarakat yang

Page | 165 Journal of Civic Education (ISSN: 2622-237X) Volume 4 No. 2 2021 religius, pekerja keras, menjunjung modernisasi. Pemerintah Daerah tinggi adat budaya, dan hidup selaras membentuk organisasi perangkat dengan alam. Masyarakat daerah yaitu Dinas Kebudayaan yang Minangkabau dulunya sangat bertugas dan bertanggung jawab menjunjung tinggi budaya gotong terhadap segala hal yang terkait di royong dan musyawarah dalam bidang kebudayaan, karena berbagai menyelesaikan suatu pekerjaan, baik perubahan yang terjadi harus disikapi bidang pertanian maupun kegiatan dan diantisipasi agar dapat pembangunan di suatu nagari. meminimalisir permasalahan- Namun, dalam kenyataan saat permasalahan yang terjadi ini masyarakat Minangkabau dilingkungan masyarakat agar tidak cenderung menggunakan teknologi semakin meluas untuk kedepannya. dan juga mengharapkan balasan atau upah, jika hanya sekedar gotong METODE PENELITIAN royong maka masyarakat akan Penelitian ini merupakan terkesan acuh tak acuh. Nilai-nilai penelitian kualitatif metode deskriptif. gotong royong atau tolong menolong Pemilihan informan adalah dengan sudah digantikan oleh sifat menggunakan purposive sampling, individual. Hal ini disebabkan adapun yang menjadi informan dalam kurangnya kesadaran diri dari setiap penelitian ini adalah Kasabug masyarakat untuk mau bergotong Program dan keuangan, Kabid royong. Sehingga budaya gotong Sejarah, adat dan nilai-nilai tradisi, royong yang sangat kental dalam Kabid kesenian dan diplomasi masyarakat Minangkabau perlahan- budaya, Kasi warisan budaya dan lahan mulai dilupakan pada generasi pamong budaya pertama. Jenis muda. sumber penelitian ini adalah data Gejala fenomena lainnya, primer dan data sekunder. Data Masih banyaknya prilaku generasi terkumpul menggunakan observasi, muda di Minangkabau saat ini yang wawancara dan studi dokumentasi. tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya Analisis data dalam penelitian ini Minangkabau seperti, budaya reduksi data, penyajian data dan berpakaian yang lebih ketat sehingga penarikan kesimpulan. menampakkan lekuk tubuh dan terbuka yang meniru gaya hidup ke HASIL DAN PEMBAHASAN barat-baratan dimana tidak sesuai Program Pemberdayaan dan dengan budaya minang yang Penguatan Eksistensi Lembaga- menganut nilai sopan santun dan lembaga Adat Seni dan Budaya ditunjang dengan mayoritas a. Penguatan Adat Nagari penduduknya beragama islam yang Penguatan adat Nagari menjunjung tinggi cara berpakaian merupakan suatu aspek yang sangat yang dapat menutup aurat. penting untuk dikembangkan, karena Maka dari itu perlu adanya sangat terkait dengan perilaku yang perhatian lebih oleh Pemerintah harus dilakukan oleh individu Daerah dengan situasi dan kondisi berdasarkan kepercayaan yang sekarang dimana zaman selalu diyakininya. Penguatan adat nagari mengalami perubahan ke arah bertujuan untuk mengembalikan 166 |Program Dinas Kebudayaan... fungsi dan tanggung jawab dari tradisi seni pertunjukkan masing-masing pemimpin kaum. Minangkabau. Pesertanya para Kegiatan Penguatan adat Nagari komunitas sanggar dan masyarakat dalam kegiatan pengangkatan luas dari berbagai usia dan Dinas penghulu yang dilakukan dalam Kebudayaan Sumatera sebagai Duduak Baropok yang merupakan instansi pelaksana dan Pembina salah satu cara masyarakat di melalui Bimtek Pelaku Seni dan Minangkabau mengambil keputusan Kegiatan ini selalu dilaksanakan berdasarkan mufakat yang terdapat setiap tahunnya minimal 4-7 kali nilai-nilai Musyawarah, nilai-nilai dalam satu tahun. Gotong Royong/tolong menolong. Didalam kegiatan ini sangat Kegiatan ini pernah dilaksanakan di mengandung nilai-nilai kekeluargaan, Kabupaten Tanah Datar, moral dan nilai toleransi, dapat dilihat Pelaksananya Dinas Kebudayaan dalam kegiatan sipak rago yang sebagai instansi Pembina dan dihadiri pernah dilaksanakan di Kota Padang, oleh Datuak, Niniak Mamak, alim yaitu Kuranji, Pauh dan nanggalo, ulama dan tokoh masyarakat. didalam permainan sipak rago Kegiatan ini biasanya diadakan tiga dimainkan oleh lima orang sampai kali dalam setahun dan dilakukan sepuluh orang dengan cara selama tiga hari disertai dengan membentuk lingkaran dilapangan pertunjukan kesenian untuk terbuka. menghibur tamu dan makan bersama, Permainan sipak rago yang seluruh lapisan masyarakat dalam diutamakan adalah kekompakkan dan nagari turut memeriahkan terutama adanya sikap saling menghormati pada acara puncak seperti antara sesama pemain di dalam satu mendengarkan pidato adat yang tim. Hal ini dapat dilihat dari cara menyatakan tugas dan tanggung meloncatkan bola rago ke teman yang jawab penghulu baru. berlawanan arah di depan kita dengan Lembaga-lembaga yang terlibat cara membungkukkan badan. dalam kegiatan ini ada Lembaga Penghormatan kepada semua pemain Kerapatan Adat Minangkabau juga terlihat dari cara pemberian bola (LKAM), Kerapatan Adat Nagari atau umpan dari kaki ke kaki sesuai (KAN), Badan Musyawarah (Bamus). dengan kemampuan dan keahlian Dengan sasaran para pemuka adat masing-masing pemain. Disinilah dan masyarakat minangkabau yaitu nilai-nilai kekeluargaan dan nilai tuo silek, tuo surau dan tuo dukun. toleransi itu terbentuk pada generasi b. Penerapan Nilai-nilai Adat muda selaku pelaku seni dan juga Minangkabau Bagi kegiatan makan bajamba yang pernah Masyarakat dan Generasi dilaksanakan di Kab Agam Nagari Muda Koto Gadang, Makan bajamba adalah Dalam melestarikan nilai-nilai salah satu prosesi adat yang budaya, dinas kebudayaan Sumatera menggambarkan kehidupan komunal Barat melaksanakan beberapa bentuk di Minangkabau. kegiatan diantaranya, kegiatan , Makan bajamba dilakoni oleh sipak rago, makan bajamba dan baju empat hingga enam orang yang kurung basiba, ini merupakan tradisi makan bersama dalam satu piring Minangkabau dari sekian banyak

Page | 167 Journal of Civic Education (ISSN: 2622-237X) Volume 4 No. 2 2021 besar yang disebut talam. Aturan adalah para komunitas Baju Basiba duduk melingkar pun diatur dalam dan pengurus Bundo Kanduang. prosesi ini. Artinya, tidak boleh c. Peningkatan wawasan adat “centang parenang”(sesuka hati), bagi pengurus KAN, LKAM melainkan diatur sedemikian rupa. dan Bundo Kanduang Untuk kaum laki-laki duduk baselo Kegiatan ini merupakan wadah untuk (bersila) dan bagi padusi duduk mendukung pencapaian sasaran basimpuah (bersimpuh). pengelolaan kekayaan budaya Dinas Ada empat nilai-nilai budaya Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat, yang terkandung dalam prosesi sesuai tugas fungsinya melaksanakan makam bajamba. Pertama, nilai urusan wajib kebudayaan. Tujuan kekeluargaan yang dilihat dari prosesi kegiatan untuk peningkatan wawasan makan bajamba, adanya rasa adat bagi pengurus KAN, LKAM dan kebersamaan, karena makan bersama bundo kanduang dengan melakukan dapat menurunkan keberkahan pada bimtek (bimbingan teknis) untuk makanan saat disantap bersama-sama. meningkatkan kapasitas pengetahuan Kedua, nilai toleransi saat duduk dan keterampilan bagi pemangku dalam makan bajamba, semua orang adat, yang pernah dilaksanakan di dari strata sosial yang tinggi dan Tanah Datar. Sasarannya rendah tidak dibeda-bedakan. Ketiga, meningkatkan sumber daya manusia nilai moral (kontrol prilaku) untuk kebudayaan (pemangku adat, tidak bacapak (berbunyi) saat seniman, budayawan, masyarakat), mengunyah dan mengajarkan betapa agar dapat memahami tentang seseorang harus menimbang-nimbang bagaimana melestarikan adat istiadat untuk mengambil keuntungan pribadi dan saling menjaga adat istiadat agar dalam pergaulan di tengah-tengah tidak punah karena kemajuan zaman. masyarakat. Program Pembinaan dan Dalam kegiatan baju kurung basiba Pengembangan Pendidikan Budaya dikenal sebagai pakaian adat a. Pelestarian dan Aktualisasi perempuan Minangkabau. Hal ini nilai-nilai Matrilinial dikarenakan baju ini menutup aurat Dinas kebudayaan Sumatera Barat dan longgar. Pakaian ini dikenakan menggelar kegiatan pelestarian lengkap dengan tingkuluak dan kain kebudayaan Minangkabau melalui jao. Tidak semata-mata longgar kegiatan lokakarya pelestarian dan melainkan memiliki makna yang aktualisasi nilai-nilai matrilineal. sangat terkait dengan kebudayaan Kegiatan tersebut dilaksanakan di Minangkabau dan sangat menjunjung Padang. Kegiatan ini dilaksanakan tinggi nilai moral. kegiatan komunitas sebagai salah satu upaya pelestarian baju kurung basiba Padang sering nilai-nilai Matrilineal Minangkabau dilaksanakan setiap tahunnya di Kota sebagai salah satu kearifan lokal yang Padang. Salah satunya dalam festival menjadi identitas suku bangsa pemilihan Uda dan Uni Minangkabau Minangkabau itu sendiri. yang dilaksanakan oleh dinas Perkembangan zaman dan kebudayaan Sumatera Barat. lembaga tekanan budaya global melalui arus yang terlibat dalam kegiatan ini teknologi informasi yang tidak mengenal jarak ruang dan waktu 168 |Program Dinas Kebudayaan... dewasa ini tidak bisa dipungkiri telah basisamping, (agama bersifat tegas menggerus nilai-nilai Matrilineal yang dan lugas sedangkan adat mesti ada di Minangkabau. Nilai-nilai dilakukan sesuai dengan kondisi). Matrilineal sangat identik dengan Adat buruk (jahilliyah) dibuang dan penarikan garis keturunan baik (Islamiyah) dipakai, maksudnya berdasarkan garis keturunan ibu dan adat baik sesuai dengan norma Islam mempunyai pola menetap Matrilokal, harus dipertahankan dan tempat tinggal secara berkelompok disosilisasikan agar tidak habis dalam satu keturunan berdasarkan sementara adat buruk yang garis keturunan ibu. Kegiatan ini bertentangan dengan nilai-nilai Islam diharapkan mampu meningkatkan harus dibuang. pemahaman tentang sistem Sosialisasi pedoman pengamalan kekerabatan matrilineal (garis adat basandi syarak syarak basandi keturunan ibu) dan pewarisan sako kitabullah dilaksanakan di Padang dan pusako berdasarkan nilai-nilai pada hari rabu (17/10/2018) dengan Matrilineal yang ada. sasaran seluruh lapisan masyarakat b. Sosialisasi pedoman Minangkabau. Tujuan kegiatan pengamalan Adat Basandi Sosialisasi pedoman pengamalan adat Syarak Syarak Basandi basandi syarak syarak basandi kitabullah Kitabullah Kepada kelompok kepada kelompok masyarakat yang masyarakat. dilakukan oleh Dinas kebudayaan Dalam mensosialisasikan visi dan Sumatera Barat untuk memberikan memberikan arah serta tujuan yang arahan umum terhadap perilaku akan diwujudkan, dan untuk masyarakat Minangkabau yang memberikan fokus terhadap program mencerminkan kehidupan yang yang akan dilaksanakan maka berakhlak berdasarkan ajaran islam, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat sesuai dengan adat nan bapaneh-syara’ menyatakan misi pembangunan nan balinduang. Dengan harapan jangka menengah Provinsi Sumatera perilaku kehidupan masyarakat Barat Tahun 2016-2021 dalam bentuk Minangkabau yang selaras dengan 5 (lima) misi. Tujuan pembangunan ajaran islam menjadi tradisi yang dinas kebudayaan Provinsi Sumatera kuat. Sebagai salah satu upaya Barat berada pada misi 1 yaitu pelestarian nilai-nilai matrilineal Meningkatkan tata kehidupan yang Minangkabau sebagai salah satu harmonis, agamais, beradat dan kearifan lokal yang menjadi identitas berbudaya berdasarkan falsafah "Adat suku bangsa Minangkabau itu sendiri. basandi syarak, syarak basandi kitabullah. c. Bimtek Penguatan Nilai-Nilai Adat basandi syara’, syara’ basandi Budaya Bagi Ortu, Guru Dan kitabullah (adat harus didasarkan Penggiat Himpunan Anak kepada agama, agama (Islam) Usia Dini berdasarkan Kitabullah (Al-Qur’an). Berdasarkan penelitian bahwa Diperkuat lagi dengan pepatah-petitih tujuan kegiatan bimtek penguatan penjelasan dan pendampingnya, nilai-nilai budaya bagi ortu, guru dan seperti ungkapan: Syara’ mangato adaik penggiat himpunan anak usia dini mamakai (agama islam memberikan yang dilakukan oleh dinas fatwa adat yang melaksanakannya). kebudayaan Sumatera Barat berharap Syara’ bertelanjang adaik Penguatan nilai-nilai budaya

Page | 169 Journal of Civic Education (ISSN: 2622-237X) Volume 4 No. 2 2021 diterapkan dimulai dari anak usia Program Dinas Kebudayaan dini. Memberikan dan menanamkan Sumatera Barat dalam melestarikan kembali kepada masyarakat terhadap nilai-nilai budaya Minangkabau nilai-nilai budaya. Pada saat seminar Program ini terkait dengan di salah satu hotel di kota Padang penguatan adat Nagari dinas tahun 2019 yang dihadiri orang tua, kebudayaan Provinsi Sumatera Barat guru (pendidik), dan pemuka adat dalam pengangkatan penghulu (bundo kanduang, niniak mamak). Dalam terdapat nilai-nilai musyawarah dan kegiatan tersebut terdapat penguatan mufakat, nilai-nilai gotong royong nilai-nilai budaya bagi ortu, guru dan dan tolong menolong. Lebih lanjut penggiat himpunan anak usia yaitu dijelaskan oleh Muhlizi, (2019) bahwa dalam berpakaian seragam sekolah dalam komunitas masyarakat adat PAUD, terbentuknya karakter orang yang belum terdafar pada pemberi tua dan guru PAUD bagi anak usia Organisasi Bantuan Hukum (OBH) dini. harus berafliasi dengan OBH d. Sosialisasi Adat Minangkabau Terakreditasi sehingga output terhadap generasi muda yang kegiatannya jadi lebih jelas. Selain itu, mengacu kepada ABS-SBK jika paralegal komunitas tersebut Sosialisasi adat Minangkabau berafliasi dengan OBH Terakreditasi terhadap generasi muda yang maka paralegal tersebut dapat mengacu kepada ABS-SBK bertujuan mengakses dana bantuan hukum untuk memupuk rasa tanggung jawab yang diberikan melalui OBH tersebut. dan kepedulian terhadap generasi Selain itu, organisasi adat perlu muda. Kemudian untuk melestarikan memperoleh pelatihan dalam setiap budaya daerah dan untuk program yang diadakan agar meningkatkan pengetahuan dan memadai dan memiliki standar pemahaman generasi muda (Rang kemampuan yang baik dalam kajian Mudo) tentang nilai adat dan budaya adat. yang patut dijaga dan dilestarikan Dalam kegiatan penguatan adat serta dilaksanakan, adat salingka Nagari terdapat nilai musyawarah, Nagari yang harus di pedomani dan yang mana kegiatan yang diterapkan dalam kehidupan sehari- dilaksanakan yaitu pengangkatan hari. penghulu dalam duduak baropok yang Rang mudo sebagai orang Minang pernah dilaksanakan di Kabupaten yang akan melanjutkan adat istiadat Tanah Datar, sedangkan nilai gotong perlu sekali memahami dan royong terdapat dalam kegiatan alek- mendalami adat istiadat minang salah alek Nagari yang mengakar disetiap satunya melalui berkarakter, santun nagari dalam membuat sebuah dan peduli, para pemangku adat limbago adat atau organisasi yang untuk lebih berperan meluruskan dikerjakan secara bersama-sama demi bentuk dari perilaku yang tidak sesuai kepentingan bersama oleh semua dengan nilai-nilai adat tersebut. kaum masyarakat yang terlibat yang Dengan tujuan mencegah terjadinya dapat meningkatkan silaturrahmi dan perilaku negatif para rang mudo kerjasama dalam Nagari, yang tujuan Minangkabau. untuk mengembalikan fungsi dan tanggung jawab dari masing-masing 170 |Program Dinas Kebudayaan... pemimpin kaum dengan Sejalan dengan temuan di atas, mengamalkan falsafah hidup ABS- Yunarti, (2017) menjealskan bahwa SBK. Kegiatan ini dilaksanakan di permasalahan yang dihadapi Agam dan Padang pada setiap tahun, perempuan dalam lingkup lembaga dengan sasaran para pemuka adat Bundo Kanduang di Nagari sebagai dan masyarakat minangkabau yaitu akibat dari kultur dan struktur di tuo silek, Tuo Surau dan tuo dukun. dalam masyarakat. Institusi bundo Kegiatan yang dilakukan oleh kanduang di Nagari sebagai basis dinas kebudayaan berupa kegiatan pembangunan pemberdayaan dokumenter. Setiap peserta diminta perempuan secara empiris, hanya sub membuat video Dokumenter bagian dari lembaga yang menangani mengenai tentang ABS-SBK, masalah sosial, pemuda, dan menceritakan kehidupan sehari-hari perempuan. Masih kentalnya bias yang mencerminkan falsafah gender di sebagian elit pemerintah, Minangkabau. Tujuan dari kegiatan tokoh politik, tokoh masyarakat. tersebut agar generasi muda bisa Justru itu, perlu pengembangan memamparkan sebuah institusi bundo kanduang di Nagari keterampilannya dibidang teknologi. melalui pemberdayaan organisasi, Lebih lanjut Kosasih, (2013) personal dan pemberdayaan sosial, mengemukakan Nagari di sehingga banyak tokoh-tokoh Minangkabau selain berfungsi sebagai perempuan yang mampu bertindak pusat pemerintahan terendah dalam sebagai agen bagi pemberdayaan wilayah Republik Idonesia juga perempuan di tingkat Nagari. merupakan basis penanaman dan Dinas kebudayaan Sumatera Barat pelestarian nilai-nilai adat dan menggelar kegiatan pelestarian syarak. Kepemimpinan Nagari tidak kebudayaan Minangkabau melalui hanya dilaksanakan oleh wali Nagari kegiatan lokakarya pelestarian dan dan perangkat-peangkatnya sebagai aktualisasi nilai-nilai matrilineal. pimpinan formal tapi juga oleh forum Kegiatan tersebut dilaksanakan di tigo tungku sajarangan (niniak mamak, hotel di Padang pada hari kamis alim ulama dan cadiak pandai) ditambah hingga sabtu tanggal 9 sampai dengan dengan unsur-unsur bundo kanduang 11 Agustus 2018 yang lalu. Dalam sebagai pimpinan sosial. Masing- kegiatan tersebut yang dilaksanakan masing unsur harus saling semala 3 hari didatangkan bekerjasama dan bahu membahu Narasumber dari seorang ulama yang sesuai fungsinya untuk mewujudkan berasal dari Aceh yang akan melihat cita-cita menuju kehidupan aktualisasi nilai-nilai Matrilineal dari masyarakat Nagari yang makmur, perspektif agama Islam. (Ariani, 2015) sejahtera, aman, damai dan sentosa. menjelaskan bahwa nilai-nilai yang Fungsi-fungsi tersebut akan dapat terkandung dalam budaya matrilineal berjalan dengan baik dan lancar tersebut yang pada akhirnya apabila masing-masing unsur memberikan masukan yang bagus memahami, menghayati dan untuk gerakan feminis di Indonesia mengamalkan nilai-nilai adat dan agar mereka memperjuangkan hak- syari’at Islam seperti tertuang dalam haknya sebagai kaum perempuan ungkapan ABS-SBK. dengan berdasar pada budaya lokal,

Page | 171 Journal of Civic Education (ISSN: 2622-237X) Volume 4 No. 2 2021 dan bukannya berdasar pada budaya perkembangan zaman yang begitu Barat. Kosasih, (2013) mengemukakan pesat diharapkan internalisasi kepemimpinan Nagari tidak hanya pendidikan karakter berbasis kearifan dilaksanakan oleh Wali Nagari dan lokal ini dapat menanggulangi perangkat-peangkatnya sebagai degradasi moral dikalangan generasi pimpinan formal tapi juga oleh forum muda belakangan ini. Tidak hanya itu tungku tigo sajarangan ditambah saja dengan mengimplementasikan dengan unsur-unsur bundo kanduang nilai-nilai kearifan lokal dalam sebagai pimpinan sosial. Masing- kehidupan sehari-hari berarti kita masing unsur harus saling turut menjaga budaya lokal agar tetap bekerjasama dan bahu membahu eksis di tengah era globalisasi. sesuai fungsinya untuk mewujudkan cita-cita menuju kehidupan KESIMPULAN masyarakat Nagari yang makmur, Pogram Dinas Kebudayaan sejahtera, aman, damai dan sentosa. Sumatera Barat dalam melestarikan Sosialisasi adat Minangkabau nilai-nilai budaya Minangkabau yaitu: terhadap generasi muda yang (1) program pemberdayaan dan mengacu kepada ABS-SBK yang penguatan eksistensi lembaga- dilakukan oleh dinas kebudayaan lembaga adat seni dan budaya Sumatera Barat adalah kegiatan untuk meliputi: a) penguatan adat Nagari, b) memupuk rasa tanggung jawab dan penerapan nilai-nilai adat kepedulian terhadap generasi muda. minangkabau bagi masyarakat dan Bertujuan untuk melestarikan budaya generasi muda c) peningkatan daerah dan untuk meningkatkan wawasan adat bagi pengurus KAN pengetahuan dan pemahaman dan Bundo Kanduang. (2) program generasi muda tentang nilai adat pembinaan dan pengembangan danan budaya yang patut dijaga dan pendidikan budaya meliputi: a) dilestarikan serta dilaksanakan, Adat pelestarian dan aktualisasi nilai-nilai Salingka Nagari yang harus di Matrilinial, b) Sosialisasi pedoman pedomani dan diterapkan dalam pengamalan Adat Basandi Syarak kehidupan sehari-hari. Lokasi Syarak Basandi Kitabullah kepada kegiatan yang dilakukan oleh Dinas kelompok masyarakat, c) bimtek kebudayaan Sumatera Barat terdapat penguatan nilai-nilai budaya bagi tiga lokasi yaitu Agam, solok, Padang. ortu, guru dan penggiat himpunan Fimansyah, (2020) menjelaskan anak usia dini, dan d) sosialisasi adat bahawa internalisasi pendidikan minangkabau terhadap generasi karakter berbasis kearifan lokal muda yang mengacu kepada ABS- Minangkabau dapat terjadi melalui SBK mata pelajaran Budaya Alam Minangkabau (BAM) atau mulok di DAFTAR PUSTAKA Sumatera Barat, melalui cerita-cerita Abdurrahman. 2011. Nilai-nilai Budaya tradisional Minangkabau yang syarat Dalam Minangkabau. UNP Press akan nilai moral seperti Kaba namun Padang. sekarang sudah mulai ditinggalkan, Amir, M.S. 2007. Adat Minangkabau serta melalui ungkapan-ungkapan Pola dan Tujuan Hidup Orang bijak khas Minangkabau. Ditengah 172 |Program Dinas Kebudayaan...

Minang. Jakarta: PT. Mutiara Parawisata pada Pesta Budaya Sumber Widya. di Kota Pariaman Koentjaraningrat. 2011. Pengantar Sumatera Barat. Jurnal FISIP. Vol Antropologi. Jakarta: PT Rineka 1. No. 2. Cipta. Koentjaraningrat. 2007. Yunus, Rasyid. 2013. Tansformasi Manusia dan Kebudayaan di Nilai-nilai Budaya Lokal Sebagai Indonesia. Jakarta: Djambatan. Upaya Pengembangan Karakter Mulyana, Deddy. 2010. Metodologi Bangsa. Jurnal Penelitian Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Pendidikan. Vol 14. No. 1, April Remaja Rosdakarya. 2013. Murad, dkk. 2011. “Budaya Alam Yunarti sri.2017. Pemberdayaan Minangkabau” (Bahan Ajar). Lembaga Bundo Kanduang di Padang: Musyawarah Guru Nagari Melalui Kebijakan Mata Pelajaran BAM. Pembangunan yang Responsif Meleong, Lexy J. 2012. Metode Gender. Kafaah Journal, 7 (2), Penelitian Kulaitatif. Bandung: PT. 2017, (221-234) (Print ISSN 2356- RemajaEosdakarya. 0894 Online ISSN 2356-0630) Moleong, Lexy J. 2005. Metode Available online at: Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi, http://kafaah.org/index.php/k Cetakan Kedua Puluh Tujuh, a faah/index Rosdi, Jakarta. Hildigradis. 2019. Upaya Melestarikan Budaya Indonesia di Era Globalisasi. Jurnal Sosiologi Nusantara. Vol 5. No 1. Octarina. 2015. Efektivitas Program Dinas Kebudayaan dan