Program Dinas Kebudayaan Sumatera Barat Dalam Melestarikan Budaya Minangkabau
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
P a g e | 163 Journal of Civic Education (ISSN: 2622-237X) Volume 4 No. 2 2021 Program Dinas Kebudayaan Sumatera Barat dalam Melestarikan Budaya Minangkabau Suci Rahmadani, Hasrul Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FIS Universitas Negeri Padang E-mail: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendesksripsikan program Dinas Kebudayaan Sumatera Barat dalam melestarikan nilai-nilai budaya Minangkabau. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Setelah data diperoleh maka di analisis melalui 4 tahap yakni mengumpulkan data, reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program Dinas Kebudayaan Sumatera Barat dalam melestarikan nilai-nilai budaya Minangkabau. Pertama, program pemberdayaan dan penguatan eksistensi lembaga-lembaga adat seni dan budaya meliputi: a) penguatan adat nagari, b) penerapan nilai-nilai adat minangkabau bagi masyarakat dan generasi muda c) peningkatan wawasan adat bagi pengurus KAN dan Bundo Kanduang. Kedua, program pembinaan dan pengembangan pendidikan budaya meliputi: a) pelestarian dan aktualisasi nilai-nilai Matrilinial, b) Sosialisasi pedoman pengamalan Adat Basandi Syarak Syarak Basandi Kitabullah kepada kelompok masyarakat, c) bimtek penguatan nilai- nilai budaya bagi orang tua, guru dan penggiat himpunan anak usia dini, dan d) sosialisasi adat minangkabau terhadap generasi muda yang mengacu kepada Adat Basandi Syarak Syarak Basandi Kitabullah. Kata Kunci: Dinas Kebudayaan, nilai-nilai Budaya, Minangkabau ABSTRACT This study aims to describe the program of the Department of Culture of West Sumatra in preserving Minangkabau cultural values. The author uses descriptive qualitative research methods. Data collection techniques were carried out by means of observation, interviews and documentation. After the data is obtained, it is analyzed through 4 stages, namely collecting data, reducing data, presenting data and drawing conclusions. The results showed that the West Sumatra Cultural Service program in preserving Minangkabau cultural values. First, the program to empower and strengthen the existence of traditional arts and cultural institutions includes: a) strengthening nagari customs, b) implementing Minangkabau traditional values for the community and the younger generation c) increasing traditional insight for KAN and Bundo Kanduang administrators. Second, the program for fostering and developing cultural education includes: a) preservation and actualization of Matrilineal values, b) Socialization of 164 |Program Dinas Kebudayaan... guidelines for the practice of the Basandi Syarak Syarak Basandi Kitabullah Adat to community groups, c) technical guidance for strengthening cultural values for parents, teachers and activists. association of early childhood, and d) socialization of Minangkabau customs to the younger generation which refers to the Basandi Syarak Syarak Basandi Kitabullah tradition. Keywords: Department of Culture, cultural values, Minangkabau This work is licensed under the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. ©2021 by author. Received: May 06 2021 Revised: Jul 28 2021 Accepted: Agt 20 2021 PENDAHULUAN Mengingat pentingnya Hal diataslah yang menjadi pelestarian kebudayaan, Negara landasan bagi Dinas Kebudayaan dengan tegas menjamin kebebasan Sumatera Barat dalam membuat suatu masyarakat dalam memelihara dan program dalam melestarikan nilai- mengembangkan nilai-nilai nilai budaya Minangkabau agar budayanya, tercantum dalam Pasal 32 terarahnya pengembangan ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun kebudayaan yang lebih baik untuk 1945 tentang pemajuan kebudayaan. memperkokoh jati diri bangsa dan Untuk melaksanakan amanat kebanggaan nasional, menjadi Undang-Undang Dasar tersebut maka ketahanan budaya dan dapat diterbitkan Undang-Undang Nomor 5 meningkatkan nilai-nilai kearifan Tahun 2017 tentang pemajuan yang ada dalam setiap budaya. kebudayaan. Sumatera Barat merupakan provinsi Kebudayaan adalah segala yang kaya akan budaya yang harus sesuatu yang berkaitan dengan cipta, dilestarikan. rasa, dan hasil karya masyarakat. Minangkabau merupakan salah Kebudayaan dapat dibedakan satu etnis yang ada di Sumatera Barat berdasarkan wujudnya, yaitu budaya yang sangat menjunjung tinggi benda dan budaya non-benda. budaya dan adat istiadat. Yang Budaya benda mengacu pada semua memiliki nilai-nilai positif yang ciptaan masyarakat yang nyata, terkandung dalam setiap budayanya. kongkret, dihasilkan dan dipakai oleh Sesuai dengan filosofi Minangkabau masyarakat. Sedangkan budaya non- “adat basandi syarak, syarak basandi benda ciptaan abstrak yang kitabullah” (ABS-SBK) bahwa adat dan diwariskan dari generasi ke genarasi budaya yang islami ini merupakan sebagai pedoman atau rujukan cita-cita luhur nenek moyang yang kelompok masyarakat, yang dkuti harus dirawat, dijaga dan dilestarikan dengan penuh kesadaran dalam dengan mewariskannya dari generasi bentuk nilai-nilai, norma, moral dan ke genarasi berikut dalam kepercayaan (Soerjono Soekanto, masyarakat. 2007). Masyarakat Minangkabau dikenal sebagai masyarakat yang Page | 165 Journal of Civic Education (ISSN: 2622-237X) Volume 4 No. 2 2021 religius, pekerja keras, menjunjung modernisasi. Pemerintah Daerah tinggi adat budaya, dan hidup selaras membentuk organisasi perangkat dengan alam. Masyarakat daerah yaitu Dinas Kebudayaan yang Minangkabau dulunya sangat bertugas dan bertanggung jawab menjunjung tinggi budaya gotong terhadap segala hal yang terkait di royong dan musyawarah dalam bidang kebudayaan, karena berbagai menyelesaikan suatu pekerjaan, baik perubahan yang terjadi harus disikapi bidang pertanian maupun kegiatan dan diantisipasi agar dapat pembangunan di suatu nagari. meminimalisir permasalahan- Namun, dalam kenyataan saat permasalahan yang terjadi ini masyarakat Minangkabau dilingkungan masyarakat agar tidak cenderung menggunakan teknologi semakin meluas untuk kedepannya. dan juga mengharapkan balasan atau upah, jika hanya sekedar gotong METODE PENELITIAN royong maka masyarakat akan Penelitian ini merupakan terkesan acuh tak acuh. Nilai-nilai penelitian kualitatif metode deskriptif. gotong royong atau tolong menolong Pemilihan informan adalah dengan sudah digantikan oleh sifat menggunakan purposive sampling, individual. Hal ini disebabkan adapun yang menjadi informan dalam kurangnya kesadaran diri dari setiap penelitian ini adalah Kasabug masyarakat untuk mau bergotong Program dan keuangan, Kabid royong. Sehingga budaya gotong Sejarah, adat dan nilai-nilai tradisi, royong yang sangat kental dalam Kabid kesenian dan diplomasi masyarakat Minangkabau perlahan- budaya, Kasi warisan budaya dan lahan mulai dilupakan pada generasi pamong budaya pertama. Jenis muda. sumber penelitian ini adalah data Gejala fenomena lainnya, primer dan data sekunder. Data Masih banyaknya prilaku generasi terkumpul menggunakan observasi, muda di Minangkabau saat ini yang wawancara dan studi dokumentasi. tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya Analisis data dalam penelitian ini Minangkabau seperti, budaya reduksi data, penyajian data dan berpakaian yang lebih ketat sehingga penarikan kesimpulan. menampakkan lekuk tubuh dan terbuka yang meniru gaya hidup ke HASIL DAN PEMBAHASAN barat-baratan dimana tidak sesuai Program Pemberdayaan dan dengan budaya minang yang Penguatan Eksistensi Lembaga- menganut nilai sopan santun dan lembaga Adat Seni dan Budaya ditunjang dengan mayoritas a. Penguatan Adat Nagari penduduknya beragama islam yang Penguatan adat Nagari menjunjung tinggi cara berpakaian merupakan suatu aspek yang sangat yang dapat menutup aurat. penting untuk dikembangkan, karena Maka dari itu perlu adanya sangat terkait dengan perilaku yang perhatian lebih oleh Pemerintah harus dilakukan oleh individu Daerah dengan situasi dan kondisi berdasarkan kepercayaan yang sekarang dimana zaman selalu diyakininya. Penguatan adat nagari mengalami perubahan ke arah bertujuan untuk mengembalikan 166 |Program Dinas Kebudayaan... fungsi dan tanggung jawab dari tradisi seni pertunjukkan masing-masing pemimpin kaum. Minangkabau. Pesertanya para Kegiatan Penguatan adat Nagari komunitas sanggar dan masyarakat dalam kegiatan pengangkatan luas dari berbagai usia dan Dinas penghulu yang dilakukan dalam Kebudayaan Sumatera sebagai Duduak Baropok yang merupakan instansi pelaksana dan Pembina salah satu cara masyarakat di melalui Bimtek Pelaku Seni dan Minangkabau mengambil keputusan Kegiatan ini selalu dilaksanakan berdasarkan mufakat yang terdapat setiap tahunnya minimal 4-7 kali nilai-nilai Musyawarah, nilai-nilai dalam satu tahun. Gotong Royong/tolong menolong. Didalam kegiatan ini sangat Kegiatan ini pernah dilaksanakan di mengandung nilai-nilai kekeluargaan, Kabupaten Tanah Datar, moral dan nilai toleransi, dapat dilihat Pelaksananya Dinas Kebudayaan dalam kegiatan sipak rago yang sebagai instansi Pembina dan dihadiri pernah dilaksanakan di Kota Padang, oleh Datuak, Niniak Mamak, alim yaitu Kuranji, Pauh dan nanggalo, ulama dan tokoh masyarakat. didalam permainan sipak rago Kegiatan ini biasanya diadakan tiga dimainkan oleh lima orang sampai kali dalam setahun dan dilakukan sepuluh orang dengan cara selama tiga hari disertai dengan membentuk lingkaran dilapangan pertunjukan kesenian untuk terbuka. menghibur tamu dan makan bersama, Permainan sipak rago yang seluruh lapisan masyarakat dalam diutamakan adalah kekompakkan dan nagari turut memeriahkan terutama adanya sikap saling menghormati pada acara