BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan olahraga yang sangat populer di seluruh dunia dimana hampir setiap daerah terdapat lapangan sepak bola dan tidak hanya orang dewasa saja yang memainkan sepak bola, namun orang tua, muda, besar atau kecil, kaya atau miskin, karyawan, pedagang, petani bahkan wanita juga ikut bermain sepakbola. Oleh karena itu, wajar bila perkembangan sepak bola di dunia berkembang sangat pesat. Hal ini berdampak pula pada perkembangan sepak bola di , sehingga lahir organisasi yang menaungi sepak bola Indonesia yaitu PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) demi terciptanya sepak bola Indonesia yang baik.

Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) merupakan organisasi yang bertugas mengatur kegiatan olah raga sepak bola di Indonesia. PSSI berdiri pada tanggal 19 April 1930 dengan nama Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia (PSRSI) diketuai oleh Ir. Soeratin Sosrosoegondo. PSSI kemudian bergabung dengan FIFA pada tahun 1952, dan dengan AFC pada tahun 1954. PSSI menggelar kompetisi Liga Indonesia setiap tahunnya, dan sejak tahun 2005 diadakan pula Piala Indonesia. Kepengurusan PSSI telah sampai kepengurusan di tingkat daerah di seluruh Indonesia. Hal ini membuat sepak bola Indonesia semakin populer dan semakin berkembang.

Perkembangan sepak bola di Indonesia tidak luput dari dukungan para suporter, Suporter sering disebut sebagai pemain ke-12 dalam permainan sepak bola karena perannya sangat penting sebagai penyemangat dalam pertandingan dengan atribut, tarian, nyanyian dan tepuk tangan yang memberikan warna dalam pertandingan dan sebagai teman untuk pemain-pemain yang ada di dalam tim. Keberadaan suporter merupakan hal vital bagi klub sepak bola, karena pendapatan klub berasal dari tiket masuk pertandingan, sponsor, dan penjualan pernak-pernik klub yang dibeli oleh para penggemar klub atau suporter. Dari pendapatan itu klub 1

atau tim membiayai industri olah raga yang dikelolanya, biaya-biaya tersebut untuk menutup biaya operasional seperti belanja pemain, gaji pemain, dan biaya pertandingan. Setiap tim sepak bola di liga Indonesia memiliki suporter masing- masing yang tidak kalah populer dengan tim sepak bolanya, seperti Aremania (Arema), Slemania (PSS Sleman), Jak Mania (Persija ), Viking (), Brajamusti (PSIM Jogjakarta), Bonek Mania (), Pasoepati (Persis Solo), Paser Bumi (), dan Panser Biru (PSIS Semarang).

Suporter sepak bola di Indonesia ada yang memberikan dampak yang baik. akan tetapi ada pula yang memberikan dampak buruk, didasari dari sikap tidak bisa menerima kekalahan, yaitu seperti perseteruan suporter antara Aremania (Arema) dengan Bonek (Persebaya) dan Viking (Persib) dengan The Jak Mania (Persija) yang telah lama terjadi. Sebagai salah satu suporter sepak bola terbesar di Indonesia, suporter Persib Bandung atau biasa disebut Bobotoh pun tidak lepas dari tindakan indisipliner ketika mendukung timnya, diantaranya adalah yell - yell yang saling mengejek dengan The Jak Mania, tawuran, asap flare yang mengganggu jalannya pertandingan. Sifat suporter Indonesia yang tidak bisa menerima kekalahan, serta minimnya informasi mengenai peraturan yang diberikan PSSI dan panpel kepada suporter menjadi masalah yang utama. Hal ini memperburuk citra sepak bola Indonesia dan melanggar Kode Disiplin PSSI serta bertentangan dengan pancasila khususnya sila ke-3 yaitu “Persatuan Indonesia”.

Untuk itu diperlukan adanya kampanye pemahaman tentang peraturan yang telah ditetapkan oleh PSSI. Oleh karena itu penulis berencana akan membuat Tugas Akhir DKV ini dengan mengambil tema Kampanye Disiplin Suporter Sepak Bola Persib Bandung

1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, maka penulis mengidentifikasi beberapa permasalahan, diantaranya : 1) Peraturan yang telah dibuat PSSI diabaikan oleh suporter sepak bola Persib Bandung.

2

2) Sikap suporter sepak bola Indonesia yang tidak bisa menerima kekalahan. 3) Kurangnya wawasan tentang Kode Disiplin PSSI oleh suporter sepak bola Persib Bandung 4) Minimnya informasi Kode Disiplin PSSI yang dilakukan PSSI dan panpel pada suporter sepak bola Indonesia.

1.3 Rumusan Masalah Dari identifikasi masalah di atas, penulis merumuskan masalah, yaitu: 1) Bagaimana merancang kampanye disiplin suporter sepak bola Persib Bandung yang sesuai dalam upaya mengurangi sikap indisipliner? 2) Bagaimana pendekatan visual dan konten yang sesuai untuk khalayak sasaran kampanye disiplin suporter sepak bola Persib Bandung?

1.4 Ruang Lingkup Dari identifikasi masalah yang telah ada serta untuk pembahasan lebih terarah, maka penulis memberikan ruang lingkup masalah pada perancangan ini. Adapun ruang lingkup tersebut sebagai berikut : Perancangan ini dilakukan untuk mengkampanyekan disiplin suporter sepak bola Persib Bandung melalui kelompok suporter sepak bola Viking Persib Club, Target audience perancangan ini adalah suporter sepak bola Persib Bandung, mencintai sepak bola, berpendidikan SMA dan Mahasiswa, usia 18-24 tahun dengan gender laki-laki dan perempuan.

1.5 Tujuan Perancangan Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui perancangan ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui upaya mengurangi sikap indisipliner yang dilakukan oleh suporter sepak bola Persib Bandung.

3

b. Untuk merancang kampanye disiplin suporter sepak bola Persib Bandung.

1.6 Manfaat Perancangan Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : a. Bagi penulis Hasil perancangan diharapkan menambah pengetahuan dan memperluas wawasan penulis mengenai kampanye. b. Bagi Masyarakat Hasil perancangan diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat terutama bagi suporter tentang peraturan sepak bola di Indonesia. c. Bagi Institusi Sebagai sarana pengembangan pendidikan dan referensi bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian selanjutnya

1.7 Metode Penelitian Perancangan ini menggunakan jenis metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang menghasilkan temuan temuan yang tidak diperoleh oleh alat-alat prosedur statistik atau alat-alat kuantifikasi lainnya. Hal ini dapat mengarah pada penelitian tentang kehidupan, sejarah, perilaku seseorang atau hubungan-hubungan interaksional. Konsep ini menekankan bahwa penelitian kualitatif ditandai oleh penekanan pada penggunaan nonstatistik (matematika) khususnya dalam proses analisis data hingga dihasilkan temuan penelitian secara alamiah (Strauss. 1990:17). Adapun langkah yang diambil dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :

1.7.1 Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data 1) Metode Observasi Melalui observasi, penulis akan datang dan memahami situasi suporter dengan survey langsung ke stadion dan wilayah Bandung

4

sehingga data yang diperoleh penulis dapat dirasakan secara nyata oleh penulis. 2) Metode Wawancara Penulis melakukan wawancara untuk menggali data secara lisan kepada narasumber yaitu Priya dari Kuburan Band sebagai duta anti-rasis dan flare yang ditunjuk oleh panpel Persib, Viki sebagai shopkeeper Fanshop Viking Bandung, Dadan sebagai anggota Viking Bandung juga sebagai pengurus registrasi keanggotaan Viking distrik Bandung Pusat dan Junaedi sebagai Direktur PSSI cabang Jawa Barat. 3) Metode Studi Pustaka Penulis melakukan studi pustaka untuk mencari referensi dari buku yang berkaitan dengan teori yang dibutuhkan dan situs-situs yang tersedia di internet dengan tujuan untuk mendapatkan data yang akurat.

1.7.2 Analisis Data Dalam perancangan ini, penulis menggunakan analisis data, yaitu: 1) SWOT Analisis SWOT dipergunakan untuk menganalisis sebuah organisasi yang didasari oleh dua faktor yang melingkupi faktor internal dan faktor eksternal. Analisis inilah yang digunakan sebagai acuan membuat rencana strategis (Suryatama,E. 2014:1). Penulis akan menggunakan analisis SWOT terhadap suporter sepak bola Indonesia dan kampanye sejenis. 2) Matriks SWOT Menurut Rangkuti (2013), Matriks SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kelemahan yang dimilikinya. Penulis akan menggunakan analisis matriks SWOT terhadap suporter sepak bola Indonesia.

5

3) Analisis Sebab-Akibat (Cause and Effect Relationship) Setelah mengidentifikasi masalah yang dirasakan, kemudian dicari hubungan sebab-akibat dengan fakta-fakta yang ada merujuk pada penggunaan model kampanye Ostergaard, misalnya tingginya kecelakaan lalu lintas disebabkan tingginya kecepatan pengemudi dalam menjalankan kendaraan atau tingginya pengidap penyakit gondok di suatu daerah karena rendahnya konsumsi garam beryodium di tempat tersebut.

6

1.8 Skema Perancangan

7

1.9 Pembabakan BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, ruang lingkup masalah sampai metode yang digunakan dalam pengumpulan data sampai dengan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORITIS Menjelaskan tentang dasar pemikiran dari teori-teori yang relevan untuk digunakan sebagai pijakan dalam perancangan Kampanye Disiplin Suporter Sepak Bola Persib Bandung BAB III ANALISIS DATA Bab ini memuat hasil-hasil dari analisis masalah sesuai data-data dan informasi berdasarkan hasil akhir penelitian dan teori yang dipakai untuk kebutuhan perancangan. BAB IV KONSEP & HASIL PERANCANGAN Bab ini memuat konsep pesan, konsep kreatif, konsep media, dan konsep visual dari ide yang ada dan memuat hasil perancangan mulai dari sketsa hingga penerapan visual pada media. BAB V PENUTUP Bab ini memuat kesimpulan dari apa yang dibahas pada bab-bab sebelumnya dan memberikan saran kepada khalayak tentang apa yang sedang dibahas.

8