<<

HARMONIA : Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni 11 (2) (2011): 115-124 p-ISSN 1411-5115 Available online at http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/harmonia e-ISSN 2355-3820 MANTHOUS : ANTARA MUSIK JENIS BARU DAN FENOMENA SOSIAL MASYARAKAT PENDUKUNG

*W a d i y o **Timbul Haryono ***R.M. Soedarsono ****Victor Ganap *Universitas Negeri Semarang, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang E-mail: [email protected] **Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur, 5528 E-mail: [email protected] ***Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur, Yogyakarta 5528 E-mail: [email protected] ****ISI Yogyakarta, Jl. Parangtritis Km. 6,5 Bantul 1210 E-mail: [email protected]

Abstrak

Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah hubungan fenomena Campursari Manthous sebagai ‘jenis musik Jawa baru/kreasi’ dengan fenomena kondisi sosial budaya masyarakat pendukung. Pendekatan penelitian ini adalah sosiologis dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Lokasi penelitian, Gunung Kidul, Klaten, Boyolali, dan Sema- rang. Hasil penelitian menunjukkan, Campursari Manthous merupakan paduan antara musik diatonik dengan musik non diatonik utamanya langgam dan pop. Basik garapan Campursari Manthous ada tiga, yakni berbasis gending, langgam, dan pop. Melalui fenomena Campursari Manthous yang dijadikan sebagai sarana berkesenian sehari-hari oleh masyarakat pendukung dapat diketahui aspek kehidupan sosial budaya masyarakat pen- dukungnya. Aspek kondisi sosial budaya masyarakat tersebut dikaitkan dengan aspek men- talitas. Dalam konteks ini masyarakat pendukung Campursari Manthous adalah masyarakat yang bukan kategori masyarakat tradisional murni tetapi juga bukan masyarakat yang mur- ni modern.

Campursari Manthous: Between New Music and Social Phenomena of Supporting Community

Abstract

The problem in this research is focused on the relationship between Campursari Manthous as a new Javanese music and social phenomena of its supporting community. This research uses sociological approach by means of descriptive-qualitative method. It was located in Gunung Kidul, Klaten, Boyolali and Semarang. The result shows that Campursari Manthous harmonizes the diatonic traditional Javanese musical instrument and non-diatonic music such as langgam and pop. The basic instruments of Campursari Manthous are three, namely gending, langgam, and pop. The phenomena of Campursari Manthous used as daily musical media by its supporting community could reveal the socio-cultural aspects of its community. These are related to mentality aspect. In consideration of this latter aspect, the community does not either characterize a purely traditional community or a purely modern one.

© 2011 Sendratasik FBS UNNES

Kata Kunci: campursari, mantous, fenomena sosial, masyarakat pendukung,

115 116 HARMONIA : Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni 11 (2) (2011): 115-124

PENDAHULUAN untuk membuat grup-grup atau kelom- pok-kelompok campursari hingga grup Salah satu musisi yang dianggap atau kelompok campursari di masyara- sebagai tokoh Campursari adalah Man- kat utamanya di wilayah Jawa Tengah thous. Kemunculan Campursari Manthous dan Daerah Istimewa Yogyakarta sangat seolah menjadi obat mujarab bagi kesem- bertaburan. Acara-acara hiburan seperti buhan masyarakat dari “sakit lupa” terha- dalam rangka upacara pernikahan, khi- dap seni tradisionalnya sendiri, yakni mu- tanan, syukuran, pertemuan-pertemuan sik Jawa gamelan. Sewaktu masa jayanya formal dan tidak formal, serta peringatan- di era tahun 90-an, Campursari Manthous peringatan hari besar nasional misalnya, ini menjadikan dunia musik Jawa seolah banyak sekali yang menggunakan musik bangkit dari kubur terus mendadak men- campursari ini. Perkembangan sekarang, jadi “Raja perkasa” bagi kehidupan “seni bentuk penyajian musik campursari lebih tradisional Jawa”. Banyak gamelan yang banyak dikemas dalam bentuk permain- telah begitu lama tidak ditabuh dan hanya an organ tunggal yang kadang sudah di disimpan “menjadi barang rongsokan besi set sedemikian rupa menggunakan disket tua” bagi pemiliknya, tiba-tiba “ditimang sehingga pemain organ/keyboard tinggal dan dielus kembali” digunakan untuk menekan keyboard bagai nyetel tape recorder main musik Campursari. atau karaoke. Dijelaskan oleh Manthous (1999), Secara substansial budaya, Cam- bahwa Campursari yang menjadi kar- pursari memang sebenarnya juga sangat yanya sebenarnya bukan lah musik Jawa berbeda dengan musik Jawa. Musik Jawa gamelan murni, melainkan jenis musik sebagai seni tradisional daerah, awalnya campuran antara musik pentatonik game- merupakan wadah dari proses reproduk- lan dan musik Barat diatonik atau musik si sosial dan budaya masyarakat pemilik- populer . Digunakannya unsur nya, yakni masyarakat Jawa yang selalu musik Jawa gamelan dan syair lagu yang terjadi dalam dimensi ruang dan waktu. menggunakan bahasa Jawa secara domi- Saat ini, kedudukan musik Jawa telah be- nan, menjadikan masyarakat berpersep- rubah. Musik Jawa yang semula dalam si bahwa musik itu adalah musik Jawa. masyarakat tradisional Jawa menduduki Dalam kaitannya dengan itu karena dili- tempat sentral, karena masyarakat telah hatnya sebagai musik Jawa, maka saat itu melangkah menjadi masyarakat industri banyak kritikan yang bernada mengecam maka kedudukan itu terdesak ke wilayah atau menghujat dari para seniman kara- yang periferal, dari sesuatu yang mewada- witan utamanya dari kalangan akademisi hi terjadinya proses reproduksi sosial dan tentang bentuk garapan musik tersebut. budaya, menjadi sekedar bentuk hiburan, Musik Campursari karya Manthous pengisi waktu senggang, atau cultural capi- itu dilihatnya sebagai bentuk garapan ta (Raden, 1994). Konskwensi dari peruba- musik Jawa yang jelek, yang lahir kare- han kedudukan itu, saat ini membawa pe- na bermotifkan ekonomi atau mengejar rubahan fisik dan garapan menjadi bentuk uang semata-mata, merusak dan tanpa musik adonan yang salah satunya kita ke- memperhatikan kualitas musikalnya, se- nal dengan sebutan campursari tersebut. lera rendahan, samasekali tidak ada unsur Sebenarnya campursari bukan suatu keindahannya, dan lain-lain. Sementara di fenomena yang baru sama sekali dalam lain pihak, Campursari karya Manthous dunia musik Jawa. Menurut Supanggah ini jalan terus dan semakin mendapat res- campursari pernah ada pada tahun 60-an pon positif dan atau perhatian besar dari namun keberadaannya belum meruah se- masyarakat (Wiyoso, 2002). perti sekarang ini. Kelahirannya bermula Kemunculan campursari karya dari pergelaran dan siaran musik keron- Manthous ini pada akhirnya menjadi- cong. Ketika mereka menampilkan lagu- kan inspirasi masyarakat pendukung lagu yang berlaras pelog, Wadiyo dkk., Campursari Manthous : Antara Musik Jenis Baru 117 pada saat itu lah beberapa instrumen ga- ku untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, melan seperti , gender, dan siter baik yang bersifat primer, sekunder, mau- mulai dilibatkan di dalamnya (Supanggah, pun integratif. Menurut interpretasinya 2003; Wiyoso, 2007). Fokus permasalahan kebudayaan merupakan produk kegiatan yang diangkat dalam penelitian ini ada- manusia yang kreatif, tetapi paradoksnya lah berkait dengan “Hubungan fenomena sekali bentuk-bentuk budaya itu ada, me- campursari Manthous ‘sebagai jenis musik reka akan menghalangi kreativitas selan- Jawa baru/kreasi’ dengan fenomena kon- jutnya. disi sosial budaya masyarakat pendukung. Dalam kaitan dengan itu Simmel Mengapa Masyarakat menerima Campur- memberi penjelasan lebih lanjut, bahwa sari Manthous dan menjadikannya sebagai kebudayaan yang diciptakan individu sarana berkesenian sehari-hari”. sebagai suatu ungkapan subjektifnya, di- Menurut Simmel sebagaimana objektivasi dalam bentuk-bentuk yang yang dialih bahasakan oleh Lawang (1971) independen. Selanjutnya bentuk-bentuk melalui teorinya tentang kreativitas in- yang menjadi objek ini membentuk ke- dividu versus bentuk budaya mapan, sadaran subjektif, yang dapat membatasi Simmel mengemukakan bahwa, proses dan menghalangi kreativitas selanjutnya. pewujudan suatu karya cipta musik da- Dicontohkan oleh Simmel dalam bidang pat dimulai dari berbagai macam cara, musik misalnya, sebelum individu men- namun cara apa pun yang dilakukan oleh ciptakan suatu jenis musik tertentu, sebe- kreator, menurut teori kreativitas individu lumnya sudah ada terlebih dahulu berba- versus bentuk budaya mapan sebagaima- gai bentuk musik yang sudah dikenal oleh na dikemukakan oleh Simmel itu selalu masyarakat. terkungkung oleh bentuk-bentuk budaya Dalam kaitan dengan itu Clifford yang sudah mapan dan tidak pernah da- Geertz (1983) dalam bukunya yang berju- pat membuang begitu saja warisan buda- dul Local Knowledge: Further Essays in In- ya yang masih hidup dan mulai lagi dari terpretative Anthropology pada bagian Seni permulaan. dalam Sistem Budaya menjelaskan, seni Bentuk-bentuk musik, motif-motif untuk menunjukkan hubungan-hubungan musik, frase-frase musik, kalimat musik, yang bersifat semiotis. Bentuk-bentuk seni warna musik, dan lain sebagainya yang itu adalah sarana untuk mengungkapkan sebelumnya sudah ada, dengan demikian kehidupan sosial atau pengungkapan tinggal dikembangkan saja oleh si pencip- pengalaman-pengalaman mental khusus ta atau kreator. Jika kreator dalam mela- ke dalam materi sehingga orang lain bisa kukan kreativitas meninggalkan apa yang juga mengalami. Jelasnya proses semiotik sudah ada dan yang oleh masyarakat te- menurut Geetz adalah bagaimana penga- lah dianggap mapan itu, menurut Simmel laman itu diwujudkan lalu wujud itu diin- resikonya hasil kreativitas itu akan jauh terpretasi lagi. Seni merupakan fenomena dan/atau asing dari masyarakat. Dalam kultural sebab seni adalah ungkapan so- melakukan kreativitas penciptaan musik sial yang diwujudkan. yang akan disuguhkan kepada masyara- Dasilva (1984) dalam bukunya yang kat, tentu tidak akan meninggalkan buda- berjudul The Sociology of Musik menjelas- ya yang oleh masyarakat pendukungnya kan bahwa, musik sangat berhubungan telah dianggap mapan itu. dengan mentalitas masyarakat pendu- Lebih lanjut Simmel menjelaskan, kungnya. Mentalitas yang dimaksud oleh bahwa yang dimaksud budaya mapan di Dasilva adalah sebuah cara tentang perila- sini adalah suatu bentuk budaya yang te- ku mental yang mencirikan beberapa ko- lah menjadi milik suatu masyarakat, yang lektivitas sosial yang mengakui musik itu oleh masyarakat, budaya itu senantiasa secara umum. Perilaku mental adalah seje- selalu dijadikan pegangan, pedoman, dan nis aktivitas yang dimiliki manusia secara acuan dalam bertindak dan bertingkahla- individu, tetapi sebuah mentalitas dimiliki 118 HARMONIA : Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni 11 (2) (2011): 115-124 bersama oleh banyak orang. Dalam kaitan- beraktivitas campursari dan Wilayah Jawa nya dengan itu menurut Dasilva, adanya tengah utamanya mengambil wilayah/ kehidupan musik di masyarakat, sebenar- daerah Klaten, Boyolali, dan Semarang se- nya menunjukkan fenomena atau kondi- bagai daerah yang masyarakatnya juga sa- si/keadaan sosial budaya masyarakatnya. ngat mendukung Campursari Manthous. Melihat musik yang dijadikan sebagai sa- Fokus penelitian, berkait dengan “Hu- rana berkesenian oleh masyarakat, akan bungan fenomena Campursari Manthous diketahui fenomena sosial masyarakatnya. ‘sebagai jenis musik Jawa baru/kreasi’ Musik sebagaimana yang dikemukakan dengan fenomena kondisi sosial budaya oleh Dasilva itu, juga merupakan dialekti- masyarakat pendukung. Mengapa Ma- ka antara musik itu sendiri dalam penger- syarakat menerima Campursari Manthous tian musik saat ini dengan musik saat lalu dan menjadikannya sebagai sarana berke- atau antar jenis musik di saat yang sama senian sehari-hari”. serta juga antara musik dengan fenomena Teknik pengumpulan data dilaku- sosial budaya masyarakat dalam hubu- kan dengan Studi dokumen, Observasi, ngannya dengan bagaimana musik itu di- dan Wawancara. Studi dokumen dilaku- gunakan oleh masyarakat. kan dengan cara mengumpulkan seluruh Menurut Weber sebagaimana yang karya Campursari Manthous yang telah dirunut oleh Turner (2000), berkesenian ada di pasaran, baik dalam bentuk CD adalah sebuah tindakan sosial. Tindakan ataupun kaset. Selain itu juga mengum- sosial bagi Weber yang diinterpretasi oleh pulkan dokumen rekaman dari beberapa Turner itu, adalah suatu tindakan individu kelompok campursari yang menampilkan sepanjang tindakan itu mempunyai mak- karya Mantos di panggung pertunjukan na atau arti subjektif bagi dirinya dan di- termasuk dokumen hasil rekaman dari ke- arahkan kepada tindakan orang lain. Suatu lompok Manthous sendiri. tindakan individu yang diarahkan kepada Observasi dilakukan saat kelompok benda mati tidak masuk dalam kategori campursari sebagai subjek yang diteliti tindakan sosial. Tindakan sosial merupa- tampil di panggung pertunjukan. Di sini kan tindakan yang nyata-nyata diarahkan observer mengamati alat-alat musik yang kepada orang lain. Tindakan sosial dapat digunakan dan cara alat musik tersebut berupa tindakan yang bersifat membatin dimainkan. Selain itu observer juga mem- atau bersifat subjektif yang mungkin ter- perhatikan dengan seksama bunyi yang jadi karena pengaruh positif dari situasi dihasilkan tiap-tiap instrumen dan hasil tertentu atau merupakan tindakan peru- keseluruhan dari paduan berbagai instru- langan dengan sengaja sebagai akibat dari men musik tersebut. pengaruh situasi yang serupa atau berupa Wawancara dilakukan oleh peneliti persetujuan secara pasif dalam situasi ter- langsung dengan Manthous dan beberapa tentu. Berkesenian termasuk di dalam ada- personil dari kelompok Campursari Man- lah bermusik, dalam bentuk apapun selalu thous yang tergabung dalam Kelompok ditujukan pada orang lain. Campursari Gunung Kidul (CSGK) berkait dengan garapan Campursari Manthous. METODE Wawancara juga dilakukan pada beberapa personil dari kelompok Campursari yang Penelitian ini menggunakan pende- dijadikan sampel untuk penelitian ini. Ma- katan Sosiologis. Metode yang diterapkan teri wawancara diutamakan sekali yang adalah kualitatif deskriptif. Lokasi peneli- berkait dengan bagaimana mereka dapat tian, fokus penelitian, teknik pengumpu- menirukan Campursari Manthous dan lan data, keabsahan data, dan teknik anali- mengapa mereka memilih repertoar Cam- sis data dikemukakan berikut : pursari Manthous untuk disajikan dalam Lokasi penelitian ini adalah Gunung pentas. Dalam kaitan dengan ini diwa- Kidul tempat Manthous berdomisili dan wancarakan pula fenomena sosial budaya Wadiyo dkk., Campursari Manthous : Antara Musik Jenis Baru 119 masyarakat pendukung berdasar perspek- campursari yang diteliti tersebut sebagai tif para pemain campursari. anggota masyarakat pendukung. Teknik keabsahan data utama sekali dilakukan melalui triangulasi data, yaitu HASIL DAN PEMBAHASAN mencocokkan hasil data yang berasal dari hasil studi dokumen dengan hasil obser- Pada sesi ini, akan disampaikan hasil vasi, dan dengan hasil wawancara (Lihat penelitian dan pembahasan. Hasil pene- Moleong, 1996). Selain itu peneliti juga litian dan pembahasan tidak akan disaji- melakukan kros cek data dari antar infor- kan secara terpisah dengan maksud agar man serta peneliti melakukan wawancara semuanya dapat dimengerti dalam uraian ulang terhadap apa-apa yang telah diwa- yang singkat padat. Berdasar analisis data wancarakan dalam waktu yang lalu yang berkait jawaban atas masalah yang diang- dirasakan dan diperkirakan oleh peneliti kat dalam penelitian ini yakni, tentang perlu konfirmasi ulang pada beberapa- in “Hubungan antara fenomena Campur- forman yang dianggap perlu. sari Manthous ‘sebagai jenis musik Jawa Teknik analisis data yang berhubu- baru/kreasi’ dengan fenomena kondisi so- ngan untuk mengetahui bentuk musik sial budaya masyarakat pendukung serta dan pola iringan sebagai yang dikatakan mengapa Masyarakat menerima Campur- musik campurasri, dilakukan dengan me- sari Manthous dan menjadikannya sebagai minjam cara prier (1989) dalam mengana- sarana berkesenian, akan disampaikan be- lisis struktur musik dan bentuk lagu dan rikut. dilakukan dengan meminjam cara Brindle Campursari karya Manthous secara (1986) dalam menganalisis sebuah kompo- nyata dapat dibedakan menjadi tiga ben- sisi musik. Brindle memberikan pemaha- tuk, yakni bentuk gending, langgam Jawa, man dan contoh tentang komposisi musik dan pop. Tangganada yang digunakan pentatonik berdasar perspektif musik Ba- dalam format gending, ada pelog nem, pelog rat. Contoh yang diberikan oleh Brindle barang, dan slendro yang semua nada-nada adalah bagaimana Debussy mengerjakan diubah ke dalam musik diatonik. Pelog komposisi musiknya yang berbasis musik Nem, nada-nadanya dalam format musik pentatonik gamelan. diatonik menggunakan nada dasar A. Pe- Langkah analisis untuk mengeta- log Barang nada-nadanya dalam format hui basik musik atau bentuk musik yang musik diatonik menggunakan nada dasar dikembangkan oleh Manthous, utama se- E. kali dilihat dari struktur bentuk umum- Pelog Nem format gending ada pada nya. Berpijak dari bentuk umum tersebut lagu Ayun-ayun Gobyog, Ayun- ayun, Bowo diketahui basik musik apa yang dikem- Anting-anting, Bowo Pucung Kebersihan, bangkan oleh Manthous. Pola-pola iringan Campur Manis, Campur Manis III, Campur yang dikembangkan oleh Manthous juga sari, Ela-ela Gandrung Kalajengaken Ngimpi, dianalisis secara seksama untuk mengeta- Kinanthi Sandhung, Kripik Tela Pohung, Sin- hui struktur bentuk iringannya. om Rujak Jeruk, dan Subokastowo. Pelog Ba- Fenomena sosial budaya masyara- rang format gending ada pada lagu, Asma- kat untuk menghubungkan anatara materi radana Mbangun Desa, Gendhing laras Moyo, musik dengan keberadaan sosial budaya Gugur Gunung, Ibu Pertiwi, Ijo-Ijo, Ilir-ilir, masyarakat pendukung, utama sekali di- Jenggleng George, Jineman Uler Kambang, lihat dari materi musiknya. Materi musik Kinanthi Sandhung, Kutut Manggung, Kuwi yang dimaksud berhubungan dengan pola Apa Kuwi, Ngimpi (barang miring), Pangkur garap dan alat musik apa yang digunakan Palaran, Pucung, Puspowarno, Saputangan- dan dijadikan sebagai sarana berkesenian mu, Sinom Rujak Jeruk, dan Sri Narendro. sehari-hari oleh masyarakat pendukung Pelog Nem format langgam adalah utama sekali personal dari para pemain lagu yang berjudul Becak Solo, Biyen Apa musik yang ada pada kelompok musik Saiki Katon Apa, Bowo Kembang Kacang, Ca- 120 HARMONIA : Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni 11 (2) (2011): 115-124 ping Gunung, Esemu, Gebleg Kulon Progo, alat musik diatonis pun difungsikan untuk Gunungkidul Handayani, Kanthong Bolong, menggantikan kedudukan beberapa alat Kembang Kanthil, Kempling, Kangen, Larab- musik dalam musik kerawitan. Bass gitar ranta, Malioboro, Ngalamuning Ati, Nyid- elektrik difungsikan untuk merepresen- ham Sari, Aja Digondheli, Aja Lamis, Aja tasikan kempul dan . Nada dan pola Gawe-gawe, Potretmu, Pripun, Sakit Rindu, permainannya mengadopsi pola irama Simpang Lima, Sing Empun Nggih Empun, kempul dan gong pada musik kerawitan. Sapa Wonge, Tak Eling-eling, Wuyung, dan Ukulele dipergunakan untuk mere- Yen Ing Tawang Ana Lintang. Pelog Barang presentasikan kethuk, kenong, dan boning (In E ) dalam Format Langgam ada pada lagu (kadang-kadang). Nada dan pola permai- yang berjudul Gela, Getun, Lintang, Rem- nannya mengadopsi pola irama kethuk bulan, Rukun Agawe Santosa, dan Teknologi. dan kenong pada musik kerawitan. Syn- Slendro dalam format gending dibuat theziser dalam musik campursari meru- oleh Manthous tercipta pada lagu Persi Ru- pakan alat musik yang paling banyak me- sak, sedangkan slendro dalam format lang- rangkap tugas. Syntheziser dipergunakan gam ada pada lagu Eman-Eman, Timbang untuk merepresentasikan alat musik Biola Ngono, Jali-jali, Lamis (dalam tangga nada dan dan flute yang notabene merupakan minor), Gondhelaning Ati, Kecik Blirik, Lang- alat musik yang lazimnya dipergunakan gam Jauh Sudah, Pamitan II (dalam tangga dalam musik keroncong, langgam, dan nada minor), Bengawan Sore, Tahu Apa langgam Jawa. Selain itu syntheziser juga Tempe, Bocah Gunung, dan Sengit. sering dimainkan untuk merepresentasi- Lagu lain yang berbasis pop juga ada, kan alat musik gambang dengan pola ira- misal lagu yang berjudul Atun, Ini Rindu, ma sebagaimana permainan gambang da- Jenang Jali, dan Gethuk. Lagu-lagu ini di- lam musik kerawitan. Laras atau nada dan katakan berbasis pop, utamanya karena tangganada dalam Campursari Manthous harmonisasinya tidak berstruktur sebagai- jelas sekali menggunakan sistem diatonik. mana yang ada pada lagu yang berbasis Bahkan alat-alat musik seperti gong, saron, langgam. Namun demikian lagu Atun, Ini dan gender diubah stem nadanya menjadi Rindu, dan Gethuk memang menggunakan laras diatonik dengan nada 6 (nem) sama tangganda slendro yang berbeda sekali dengan A yang berfrekwensi 440Hz. dengan lagu Jenang Jali yang oleh Man- Campursari Manthous memiliki thous dicoba dibuat campursari namun dampak sosial yang sangat luar biasa. nuansa Jawanya tidak dapat dirasakan Adanya Campursari yang dipelopori oleh karena satu lagu ini menggunakan tang- Manthous itu, akhirnya menjadi inspirasi ganada diatonis. bagi kemunculan kelompok Campursari Sehubungan dengan bentuk musik lain di berbagai daerah seperti di daerah dan atau lagu sebagaimana yang telah di- Klaten, Boyo Lali, Semarang, dan Gunung kemukakan di atas, adalah apa yang kita Kidul sendiri tempat domisili Manthous kaitkan dengan instrumentasi atau alat dan tempat awal campursari itu dimun- musik yang digunakan oleh Manthous culkan oleh Manthous. Sekalipun kelom- dalam menggarap atau mewujudkan mu- pok-kelompok campursari yang muncul sik campursarinya. Alat musik yang di- itu awalnya hanya menirukan Campursari pergunakan pada kelompok Campursari Manthous sebisa-bisanya, namun akhir- Manthous adalah kendang, gong, gender, nya Campursari Manthous berkembang saron, demung, bass gitar elektrik, cuk/ kemana-mana yang saat sekarang lebih ukulele, drum set, dan keyboard synthezizer. berkembang lagi dalam bentuk permainan Alat musik kendang, gong, gender, saron, yang lebih simpel seperti dalam bentuk dan demung dimainkan dan difungsikan permainan keyboard tunggal atau campur- sebagaimana dalam permainan musik ke- sari ringkas, yaitu keyboard yang dilengka- rawitan, demikian juga bass gitar elektrik, pi alat musik sederhana seperti kendang ukulele, dan synthezizer yang notabene dan gender atau kadang hanya dilengkapi Wadiyo dkk., Campursari Manthous : Antara Musik Jenis Baru 121 dengan kendang saja. ngan sosialnya. Mereka mendirikan grup, Mengapa Campursari Manthous ini jelas ditujukan untuk dapat bermain mu- bisa jadi merebak di masyarakat? Menurut sik bersama menuju sesuatu untuk me- teori kreativitas individu versus bentuk ngungkapkan apa yang dirasakan dan apa budaya mapan sebagaimana yang dike- yang dipikirkan serta apa yang ia inginkan mukakan oleh Simmel, jelas sekali karena menggunakan ranah ekspresi estetik yang musik tersebut didukung oleh masyara- ia miliki. kat. Mengapa didukung oleh masyarakat? Melalui atau dengan cara memain- Karena kreator dalam hal ini Manthous kan alat musik atau bernyanyi, diharap- dalam membuat karya cipta Campursari kan ia dapat berekspresi dalam rangka itu menggunakan musik yang telah ada mengungkapkan ide dan atau gagasannya dan mapan di masyarakat. Seperti reper- yang tidak dapat diwakili menggunakan toar gending yang digunakan, sebenarnya kata-kata formal atau verbal sebagaimana masyarakat pendukung utamanya komu- yang ia gunakan dalam bahasa sehari-hari. nitas atau masyarakat Jawa sangat tidak Mengapa ia menggunakan campursari se- asing dengan gending itu karena gending bab campursari itu, ia rasakan dapat men- itu adalah ada pada musik gamelan yang jadi alat ekspresinya untuk mengungkap- jadi keseniannya masyarakat Jawa secara kan segala sesuatunya yang ada dibenak, turun temurun. Oleh karena itu masyara- setidaknya baginya ada hal yang tersam- kat yang telah pernah mendengar gending pai pada orang-orang yang diinginkan. sebagai musik seni budayanya, menjadi Diresponnya campursari itu pada “sangat suka terhadap Campursari yang banyak orang secara positif dan dijadikan- berbasis gending itu”. nya sebagai sarana berkesenian sehari-hari Demikian halnya dengan langgam oleh banyak orang di masyarakat, menurut dan pop yang dipadukan dengan gen- Dasilva ini karena campursari itu sesuai ding-gending tertentu atau warna musik dengan kondisi sosial budaya masyarakat gamelan, jelas menjadikan sesuatu yang pendukungnya. Kita dapat memperhati- sangat menarik bagi mereka/masyarakat kan secara kasar, misalnya mengenai je- pendukung. Suatu fenomena yang sangat nis alat musik yang digununakan. Dalam luar biasa dalam dunia musik kita, malalui campursari itu alat musik yang digunakan campursari terpadulah sebuah grup mu- adalah alat-alat musik gamelan, alat-alat sik yang di dalamnya ada pemain musik musik langgam, dan alat-alat musik pop. Jawanya/ karawitan/musik gamelan, de- Ini sebenarnya merefleksikan jenis musik ngan pemain musik keroncong, dan pe- apa yang hidup di masyarakat dan menja- main musik pop. Semua ini Oleh Man- di sarana atau alat berkesenian mereka. Se- thous dapat dilakukan karena dalam karya kali tempo dan atau bahkan dalam setiap campursarinya antara gending dengan hari, jenis-jenis musik yang ada digabung- langgam atau gending dengan jenis musik kan untuk dinikmati secara bersama de- pop dapat dipadukan secara serasi yang ngan cara memadukannya secara artistik. dapat menjadi alat ekspresi masyarakat Masih berpijak pada pemikiran Da- pendukungnya. silva dihubungkan dengan fenomena so- Sebagaimana yang dikemukakan sial budaya yang lain sebagai gambaran oleh Clifford Geertz pula bahwa, seni ada- mengenai diterimanya campursari sebagai lah ungkapan sosial yang diwujudkan. alat berkesenian atau alat berekspresi ma- Jika kita perhatikan secara seksama, jelas syarakat pendukung, adalah karena telah seni yang kita gunakan untuk berkesenian bercampuraduknya pemikiran tradisional itu bagi kita mempunyai maksud untuk dan pemikiran modern. Sikap-sikap tra- menyampaikan sesuatu pada orang lain. disional dan siskap-sikap modern. Nilai- Sesuatu itu ada hubungnnya dengan apa nilai sisial tradisional/lama dengan nilai- yang ingin mereka ekspresikan. Sesuatu nilai modern/baru. itu ada hubungannya dengan kepenti- Kita dapat memperhatikan me- 122 HARMONIA : Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni 11 (2) (2011): 115-124 ngenai pemikiran tradisional misalnya, jung tinggi nilai-nilai lama. bahwa apa yang kita miliki adalah adi- Alat-alat musik yang digunakan da- luhung maka segala milik kita harus kita lam Campursari seperti kendang, gong, pertahankan termasuk seni gamelan. Ber- gender, saron, demung, bass gitar elektrik, kait dengan itu kita secara sportif juga cuk/ukulele, drum set, dan keyboard synt- mengakui bahwa, dalam kehidupan se- hezizer jelaslah menunjukkan dialektika hari-hari kita selalu berhubungan dengan antara jenis alat musik yang berbeda dan segala sesuatu yang sebenarnya bukan asli untuk permainan jenis musik yang berbe- milik kita tetapi dapat kita rasakan enak da. Namun demikian, ada yang lebih pas atau menguntungkan kita entah secara dalam mengatakannya, yaitu dialektika lahir atau pun batin. Dalam berkesenian, antara jenis seni musik tradisional Jawa misalnya seni langgam/keroncong atau dengan jenis musik non tradisonal Jawa musik pop, pada umumnya kita terima. dalam konteks dialektika ini. Lagu-lagu Akhirnya kita dapat menerima semua itu yang mengambil dari tembang-tembang dalam satu wadah yang dikemas dalam repertoar musik gamelan yang nadanya sebuah adonan yang dapat dinikmati. Ini sudah menggunakan solmisasi juga meru- menunjukkan apa? Secara sosial menun- pakan dialektika yang mana menujukkan jukkan diterimanya sesuatu yang baru masyarakat dalam berekspresi seni sudah dengan menggunakan bahan-bahan yang berubah. ada dan telah kita kenal dalam kehidupan Menurut Weber, berkesenian adalah sehari-hari disekitar kehidupan kita. sebuah tindakan sosial. Dikatakan sebagai Menurut Dasilva kesenian macam tindakan sosial manakala apa yang dila- Campursari ini juga dapat kita mengerti kukan oleh seseorang itu ditujukan pada sebagai sebuah dialektika. Musik gamelan orang lain sekalipun tujuan itu disam- masih dianggap oleh sebagian besar ma- paikan pada orang lain hanya dengan syarakat kita sebagai seni masa lalu atau membatin atau ada dalam benak. Apabila seninya para orang tua atau kaum tradi- dalam berkesenian itu menggunakan cam- sional sedangkan musik langgam diang- pursari, maka orang lain yang dituju mela- gapnya bukan seni tradisional. Apalagi lui kegiatan berkesenian itu mestinya juga apa yang dikatakan dengan musik pop, je- mengakui campursari itu sebagai seninya las dianggap sebagi musik jaman sekarang atau setidaknya seni itu olehnya/“lawan” atau musik yang modern. Hubungannya dapat dijadikan sebagai media berekpre- dengan mentalitas masyarakat, ada garis si, dengan demikian tujuan tidakan sosial, penghubungnya. Mentalitas masyarakat baru dapat tercapai sesuai sasaran. ada bermacam-macam. Ada yang tradi- Inilah yang terjadi pada masyarakat sional murni, ada yang campuran antara pendukung campursari saat ini, yang me- tradisional dan modern, dan ada yang mo- respon campursari tidak hanya dilakukan dern betul. secara langsung tetapi juga melalui taya- Campursari menunjukkan campu- ngan televisi dan lebih banyak interaktif ran antara yang tradisional dan modern melalui radio-radio yang hampir diudara- itu. Musiknya berupa adonan dari musik kan setiap waktu. Untuk pemahaman fe- gamelan dan musik yang dikenal seka- nomena sosial masyarakat menunjukkan rang. Musiknya sendiri adalah sebuah bahwa, masyarakat sebagian besar sudah dialog antara yang tradisional dan yang berubah. Berubah dari masyarakat tradi- dianggap bukan tradisional sedangkan sional menjadi masyarakat yang lebih ter- fenomena musik campursari itu secara so- buka atau lebih modern. Telah diakuinya sial menunjukkan mentalitas masyarakat banyak nilai-nilai baru walau masih dalam pendukung yang dialektis antara mental bayang-bayang nilai lama. Itulah yang di- tradisional dan mental modern. Dikatakan katakan oleh Dasilva, dengan melihat je- tradisional murni, mungkin tidak. Dikata- nis musik yang dijadikan sebagai sarana kan modern, nyatanya juga masih menju- berkesenian oleh masyarakat dapat digu- Wadiyo dkk., Campursari Manthous : Antara Musik Jenis Baru 123 nakan untuk melihat aspek fenomena so- juga memunculkan nilai-nilai baru. Men- sial budaya masyarakat bersangkutan. talitas masyarakat tradisional yang dahu- lu berkesenian dengan menggunakan ga- SIMPULAN DAN SARAN melan murni atau karawitan mempunyai nilai-nilai kehidupan yang dijunjung ting- Simpulan gi. Munculnya campursari sebagai potret Berdasar hasil penelitian yang di- kehidupan sosial budaya masyarakat me- kemukakan dapat disimpulkan, bahwa nunjukkan adanya nilai-nilai baru di te- Campursari Manthous berupa musik ga- ngah kehidupan masyarakat. bungan antara musik diatonik pelog dan atau slendro dengan musik non diatonik Saran utamanya langgam dan pop. Berdasar dari Berpijak dari hasil penelitian yang itu dapat diketahui, garapan Campursari telah disimpulkan, dapat disampikan sa- Manthous ada tiga jenis, yakni campur- ran singkat bahwa, dalam upaya mem- sari berbasis gending, berbasis langgam, buat seni kreasi model campursari Man- dan berbasis pop. Campursari Manthous thous hendaknya dibuat dalam tinggi banyak direspon positif dari masyarakat nada yang sama sebagaimana Manthous pendukungnya, terbukti dari banyaknya menciptakan campursarinya agar suara ti- grup atau kelompok campursari yang dak terdengar sumbang dan sekaligus un- muncul setelah adanya Campursari Man- tuk mendidik pendengar terbiasa mende- thous. Saat sekarang campursari tidak saja ngarkan musik yang tidak sumbang agar disajikan sebagaimana kelompok Man- jiwa senantiasa menjadi halus dan peka. thous menyajikan campursari secara leng- Dalam kaitan dengan itu hendaknya di- kap dengan seluruh peralatannya, namun perhatikan harmonisasinya. Jangan sam- telah banyak disajikan secara ringkas. Bisa pai terjadi misalnya, garapan pelog atau keyboard saja, bisa keyboard ditambah ken- slendro diberi harmonisasi akor diatonik. dang, tapi juga bisa keyboard dengan ken- Ini akan menyebakan keselarasan musik dang dan gender, atau seperlunya. terganggu dan menimbulkan kesan bising Adanya campursari yang begitu yang tidak disukai oleh masyarakat yang merebak di masyarakat dan banyak digu- menginginkan kehidupan yang harmonis. nakan sebabagai sarana berkesenian seha- Campursari Manthous telah memberikan ri-hari oleh masyarakat pendukungnya, contoh harmonisasi garapan yang bagus. seperti digunakan dalam acara hiburan orang punya hajat, acara hiburan massa DAFTAR PUSTAKA melalui tayangan di televisi, dan penguda- raan melalui radio-radio dapat diketahui Brindle, R.S. 1986. Musical Composition. bahwa pola berkesenian masyarakat ter- New York: Oxford University Press. hadap seni tradisionalnya telah berubah. Dasilva, F. 1984. The Sociology of Music. Berdasar materi musiknya, yang merupa- Indiana: University of Notre Dame kan paduan antara seni trasional gamelan Press. dengan seni musik non tradisional seperti Geertz, C. 1983. Local Knowledge Further Es- langgam dan pop yang mewujudkan ben- says in Interpretive Antropology. New tuk baru, maka dapat digunakan untuk York: Basic Books, Inc. Publishers. melihat aspek fenomena sosial masyarakat Johnson, D. P. 1986. Teori Sosiologi Klasik pendukungnya. dan Modern. Terjemahan Lawang, Aspek fenomena sosial masyarakat Robert MZ. Jakarta: Gramedia. pendukung secara nyata juga mengalami Moleong, L. J. 1996. Metodologi Penelitian perubahan. Dapat dikatakan seni yang hi- Kualitatif. Bandung: Rusdakarya. dup di masyarakat adalah potret kondisi Manthous. 1999. Managemen Tradisi dalam sosial budaya masyarakat pendukungnya. Seni Tradisional. Makalah disajikan Wujud seni baru semacam campursari ini pada Serial Seminar Seri 4 Seni Per- 124 HARMONIA : Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni 11 (2) (2011): 115-124

tunjukan Indonesia 1998-2000. Sura- bawaannya. Harmonia: Jurnal Penge- karta: STSI. tahuan dan Pemikiran Seni. Vol. 3 No. Simmel, G. 1971. Georg Simmel on Individu- 1. ality and Social Forms, edited by Don- Wadiyo. 2004. Garapan Campursari Karya ald N. Levine, Chicago: University of Manthous. Harmonia: Jurnal Pengeta- Chicago Press. huan dan Pemikiran Seni. Vol. 6 No.1. Supanggah, R. 2003. Campursari: A Reflec- Weber, M. 1961. Social Action and Its Types. tion dalam Asian Music. Texas: Uni- Dalam Talcott Parson (ed). NewY- versity of Texas Press. ork: The Free Press Turner, S. P. (ed). 2000. The Cambridge Com- Wiyoso, J. 2007. Campursari Suatu Ben- panion to Weber. New York: Cam- tuk Akulturasi Budaya dalam Musik bridge University Press. Indonesia. Harmonia: Jurnal Pengeta- Wadiyo. 2002. Musik Jawa Campursari: huan dan Pemikiran Seni, edisi Khusus Kajian tentang Komposisi dan Pem-