<<

JURNAL SENI MUSIK 8 (1) (2019)

JURNAL SENI MUSIK http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsm

EKSISTENSI GRUP MUSIK CAMPURSARI GONDO ARUM DI DESA BONDO KABUPATEN JEPARA Jalu Sigit Aji Wiyono  , Sunarto Jurusan Pendidikan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang,

Info Artikel Abstrak ______Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendiskripsikan Eksistensi dan faktor yang Sejarah Artikel: mempengaruhi grup musik Campursari Gondo Arum di desa Bondo kabupaten Jepara. Penelitian ini Diterima Oktober 2018 dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan sosiologi. Pengumpulan data dilakukan Disetujui Maret 2019 dengan teknik observasi partisipasif, wawancara terstruktur dan semiterstruktur, serta dokumentasi. Dipublikasikan Juni 2019 Analisis data dilakukan melalui tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan ______kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksistensi grup musik Campursari Gondo Arum sudah cukup baik. Hal ini terbukti adanya: (1) tanggapan dari masyarakat an mendapatkan bantuan Kata Kunci sarana prasarana dari pemerintah; (2) memanfaatkan teknologi dengan menambahkan sampling- Campursari, sampling pada keyboard; (3) satu anggota grup ini memiliki gelar sarjana di bidang seni dan anggota Eksistensi. lainnya bertamatkan sekolah menengah atas. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi eksistensi grup ini seperti; (1) manajemen dan pemasaran yang baik melalui media sosial; (2) performing music, yaitu Keyword grup ini memiliki ciri khas; (3) performing art, yaitu grup ini memiliki formasi dan konsep dalam Campursari, pertunjukkannya. Exestence Abstract ______This study aims to find out and describe the existence and factors that influence Campursari Gondo Arum music group in Bondo village, Jepara regency. This research was carried out by using a qualitative method with a sociological approach. Data collection was done by using participatory observation techniques, structured and semi-structured interviews, and documentation. Data analysis was done through the stages of data collection, data reduction, data presentation, and conclusions. The results showed that the existence of Campursari Gondo Arum music group was quite good. It was proven by several factors such as, (1) the responses from the public and got infrastructure assistance from the government; (2) utilizing technology which is adding samplings to the keyboard; (3) one of this group member academycally has a bachelor‟s degree in the arts field and other members have graduated from high school. The factors that influence the existence of this group are; (1) a good management and marketing through social media; (2) a performing music, that this group has a characteristic ; (3) performing art, that this group has a formation and concepts in the show.

© 2019 Universitas Negeri Semarang

 Jurusan Pendidikan Sendratasik, FBS ISSN 2301-6744 Universitas Negeri Semarang, Indonesia Email: [email protected]

74

1.Wiyono, 2. Sunarto JURNAL SENI MUSIK 8 (1) (2019)

PENDAHULUAN untuk mengiringi bisa berwujud tradisional Seni memberikan sistem kehidupan secara (pentatonis), instrumen modern (diatonis), atau universal, yang tentunya mencerminkan suatu gabungan pentatonis dan diatonis. Instrumen kehidupan yang ada di masyarakat. Seni dapat Campursari yang sering dipakai antara lain , berkembang sesuai dengan pola pikir manusianya, demung, saron, gender, , keyboard, gitar, bas, sehingga berseni tidak harus monoton. Seni hadir drum, ukulele, dan sejenisnya. Peraga yang sebagai bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi menyanyikan campursari, yaitu wiraswara (putra) yang akan mencerminkan identitas masyarakat di dan wiraswati/swarawati (putri). Instrumen mana mereka tinggal, baik berupa adat istiadat atau pentatonis dan diatonis dipakai secara bersamaan tata cara kehidupannya. Ada berbagai bentuk sehingga menjadi terdengar lebih laras. Lagu yang kesenian diantaranya seni musik atau seni suara, seni sering digunakan bisa berwujud lagu dolanan, tari atau seni gerak, dan seni rupa atau seni visual. langgam, bawa macapat,bawa tembang gedhe, seni musik tidak hanya sekedar nada-nada tinggi gendhing, umpakumpak, lagu pop, dan lain-lainnya. rendah tertentu dengan irama tertentu, keras lunak, (Widiyono, 2013: 233). Namun demikian, secara cepat lambat, tetapi merupakan bahasa dan curahan umum instrumen-instrumen yang biasa digunakan jiwa seseorang. (Akhyar, 2015:21-22). dalam penyajian musik Campursari menurut Wiyoso Musik merupakan bahasa yang universal, karena (2007: 4) antara lain seperti kendang, demung, saron, musik mampu di mengerti dan dipahami oleh setiap cak, gender, gong, keyboard, bass, gitar, drum set. orang dari bangsa apapun di dunia ini. Musik Berikut adalah penjelasan mengenai instrumen- merupakan unsur budaya yang dapat berubah untuk instrumen secara umum yang digunakan dalam menyesuaikan keinginan dan ekspresif dan musik Campursari. emosional umat manusia (Sunarto, 2007: 8). Tidak Kendang bisa dipungkiri bahwa musik telah berada di Kendang adalah alat musik tradisional yang sekeliling kehidupan manusia sejak manusia itu terbuat dari kulit hewan dan dikeringkan. Kendang sendiri berada dalam kandungan ibunya. Musik termasuk jenis alat musik yang dipukul dan memiliki peranan yang sangat penting bagi fungsinya adalah sebagai leader atau pemimpin dan kehidupan manusia sehari-hari sesuai dengan fungsi pengatur sebuah irama. Menurut Yudoyono (1984: dan kegunaannya masing-masing (Masduki, 94) seperangkat alat gamelan jawa, yang paling 2004:43-44). Kita juga mengenal fungsi musik menjadi pusat perhatian atau pun pendengar diantaranya sebagai media hiburan, media ritual, gending-gending adalah alat yang disebut “kendang” media pengobatan, pendidikan sebagai media Besar lingkaran tutup dikedua ujung tidak sama agar informasi dan lain sebagainya. dapat menciptakan suara bermacam-macam menurut Suatu jenis musik untuk saat sekarang ini dapat kebutuhan langgam yang dimainkan. dipopulerkan karena adanya media massa, karena Demung melalui media massa, musik itu diperkenalkan baik Demung adalah alat musik yang menjadi bagian melalui media elektronik maupun media cetak dan dalam sebuah penyajian musik campursari. Dalam atau mungkin ditambah melalui media lain misalnya satu set gamelan biasanya terdapat 2 demung, pertunjukan secara langsung. musik yang menjadi keduanya memiliki versi pelog dan slendro. Namun populer tampaknya menjadi berkait dengan populasi kebanyakan di penyajian campursari hanya yang artinya bahwa musik didukung dan menggunakan 1 saja. Demung menghasilkan nada dipergunakan sebagai sarana berkesenian sehari-hari dengan oktaf terendah dalam keluarga balungan, oleh masyarakat luas. Musik di Indonesia dengan ukuran fisik yang lebih besar. berkembang menjadi banyak ragamnya. Ada musik Saron tradisional dan musik modern, dimana semuanya Saron merupakan salah satu macam alat mempunyai ciri khas masing-masing. Salah satunya gamelan jawa untuk tetabuhan keras berupa wilahan- kemunculan musik Campursari seolah menjadi wilahan dari perunggu yang disusur berderet diatas bangkitnya masyarakat yang lupa terhadap seni kotak kayu sebagai wadah gema (Yudoyono, 1984: tradisinya sendiri, yakni musik jawa gamelan. 111). Saron menghasilkan nada satu oktaf lebih Sewaktu masa jayanya musik Campursari yang tinggi daripada demung, dengan ukuran fisik yang dipelopori oleh musisi kondang yang bernama lebih kecil. Tabuh saron biasanya terbuat dari kayu, Manthous sekitar tahun 1994-2004-an yang dengan bentuk seperti palu. Cara memainkan saron membangkitkan musik Jawa hidup kembali. sama halnya dengan cara memainkan depok/demung. (Wadiyo,2008:92-93). Cak Campursari merupakan salah satu bentuk Cak adalah alat musik berdawai dan dimainkan kesenian kesenian Jawa. Nama Campursari muncul secara di petik seperti memainkan gitar karena perpaduan alat-alat musik yang digunakan. menggunakan pick. Menurut Harmunah (1994: 22) Menurut Widiyono (2013: 233) Perpaduan yang Cak sama seperti ukulele, termasuk dalam instrumen dimaksud adalah perpaduan instrumen yang dipakai tali petik dan dalam musik keroncong sebagai alat

75

1.Wiyono, 2. Sunarto JURNAL SENI MUSIK 8 (1) (2019) pemegang ritmis. Alat tersebut dapat memainkan Drum laras pelog dan laras slendro. Drum adalah kelompok alat musik perkusi yang Gong terdiri dari kulit yg direntangkan dan dipukul dengan Menurut Yudoyono (1984: 107) Gong ialah alat tangan atau sebuah batang. Selain kulit, drum juga musik pukul pada gamelan Jawa yang dibuat dari digunakan dari bahan lain, misalnya plastik. Drum perunggu dan mempunyai ukuran besar diantara alat- terdapat di seluruh dunia dan memiliki banyak jenis, alat lainnya. Jadi gong merupakan sebuah alat musik misalnya kendang, timpani, Bodhrán, Ashiko, snare yang dimainkan dengan cara di pukul menggunakan drum, bass drum, tom-tom, beduk, dan lain-lain. sebuah tabuh yang terbuat dari kayu dan diselimuti Menurut Lisbijanto (2013: 40) dalam musik sebuah kain pada ujung kayu tersebut. Gong Campursari alat musik drum merupakan alat musik berperan menutup sebuah irama musik yang panjang tambahan. dan memberi keseimbangan setelah sebelumnya Musik Campursari ini bisa dikatakan musik musik dihiasi oleh irama gending. yang unik dan musik yang kreatif, karena musik Gender Campursari lebih mengedepankan kolaborasi Gender merupakan salah satu kelompok alat instrumen antara musik tradisional dengan musik musik idiophone,yaitu alat musik yang sumber modern yang mempunyai tangga nada yang berbeda, suaranya adalah badan dari alat musi itu sendiri yaitu pentatonis dan diatonis. Ciri khas dari musik (bilahlogam). Adapun cara membunyikan ricikan Campursari adalah tangga nadanya. Penggunaan gender adalah dengan dipukul pada bagian tengah tangganada dalam Campursari biasanya permukaan bilah bilahnya menggunakan dua tabuh menggunakan nada dasar A atau Bes sebagai = do = yang dipegang dengan tangan kanan dan tangan kiri. nem ( Gamelan Jawa).Tangga nada yang digunakan Bass Elektrik yaitu Pelog dan Slendro. Dalam tangga nada tersebut Bass adalah alat musik dawai yang terdapat pathet. Pathet adalah susunan nada didalam menggunakan listrik untuk memperbesar suaranya. suatu laras yang menimbulkan suasana tertentu Penampilannya mirip dengan gitar listrik tapi ia (Endraswara: 2008). Berikut adalah penjelasan dari memiliki tubuh yang lebih besar, leher yang lebih tangga nada Pelog dan Slendro yang menjadi panjang, dan biasanya memiliki empat senar (gitar keunikan dan ciri khas dari musik Campursari. listrik memilikienam senar). Menurut Lisbijanto Tangganada Pelog (2013:37) Bass elektrik seringkali digunakan dalam Laras pelog menghasilkan suasana bersifat musik campursari, berfungsi untuk memberikan sereng, memberikan kesan gagah, agung, keramat, penekanan nada-nada tertentu. Fungsinya dalam dan sakral khususnya pada permainan gendhing yang campursari sangat dibutuhkan untuk menggntikan menggunakan laras pelog nem (Palgunadi, 2002: posisi gong yangbiasanya digunakan untuk 428). Dalam musik Campursari istilah kata atau memainkan gending atau ladrang didalam sebuah unen-unen yang digunakan untuk menunjukan gamelan. tangganada pelog yaitu 1 (ji) – 2 (ro) – 3 (lu) – 4 Gitar Elektrik (pat) – 5 (mo) – 6 (nem) – 7 (pi). Selanjutnya jika Gitar melodi adalah alat musik berdawai yang dalam sistem tangganada diatonis unen-unen dimainkan dengan jari jemari tangan atausebuah tangganada pelog tersebut bisa ditunjukkan dengan plektrum (alat petik gitar). Menurut Riwayanto cara seperti berikut : ji (do) ro (re) pat (fa) mo (sol) (2007: 1) gitar elektrik pada intinya menggerakan nem (la) pi (si). tangan kanan untuk memainkan pick dan Tangganada Slendro menggerakan jari kiri untuk memencet senar Laras Slendro ialah tangganada yang padafingerboard. menggunakan 5 nada dan dengan nada-nada tersebut Keyboard sudah membuat suasana musik Jawa terasa saat Peranan Keyboard sangatlah penting dalam dibunyikan. Secara teoritis tiap-tiap jarak nada antara sebuah sajian musik campursari, karena Keyboard nada yang satu dengan nada yang lain dalam laras dapat digunakan sebagai Filler dalam sebuah lagu slendro adalah sama dengan jarak 240 cent dan sebagai pengisi suara alat musik lainya, seperti (Mardowo, 2010 : 2). Nada yang terdapat dalam Flute dan Biola. Dalam penyajian musik campursari, bilah Slendro yaitu 1 (ji) – 2 (ro) – 3 (lu) – 5 (mo) – keyboard inilah yang sangat dominan dan paling 6 (nem). Dalam hal ini tangganada diatonis dan dibutuhkan, keyboard ini sama halnya dengan bass pentatonis akan di kolaborasikan sebagai pengiring elektrik, selalu dimainkan dalam segala jenis lagu lagu yang biasanya di sajikan dalam pertunjukkan yang ada di campursari. Menurut Soewito (1992: 10) musik Campursari sesuai dengan jenis lagu yang ragam organ (keyboard) ini berbeda-beda, tetapi akan di bawakan yang bisa menggunakan tangga susunan nada-nadanya sama saja yaitu tuts hitam dan nada diatonis mayor atau minor dengan pentatonis putih. pelog atau slendro.

76

1.Wiyono, 2. Sunarto JURNAL SENI MUSIK 8 (1) (2019)

Keberadaan musik Campursari sekarang telah dengan penelitian ini yaitu tentang „Eksistensi Grup dikenal oleh masyarakat luas, utamanya masyarakat Musik Campursari Gondo Arum di Kabupaten Jawa. Salah satunya Kabupaten di provinsi Jawa Jepara”, melihat dari tinjauan pustaka di atas, Tengah yaitu Jepara yang memiliki beberapa peneliti dapat membandingkan dari segi eksistensi, kesenian sehingga menjadikan ciri khas dari daerah fungsi dan bentuk garapan musik Campursari yang tersebut, diantaranya adalah Perang Obor, Pesta ada di daerah selain Jepara, dan tentunya dari hal ini Baratan, Perta Lomban , Tari Tayub, Kesenian diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi peneliti Emprak, Tari Kridadjati, Tenun Troso, dan musik dalam kaitan eksistensi musik Campursari grup Campursari. Terdapat 3 grup musik Campursari yang Gondo Arum dalam hal (1) pemasaran, (2) penyajian berkembang di Jepara, yaitu Campursari Ki Sasmito, musik, dan (3) penampilan panggung. Campursari kridho laras, dan Campursari Gondo Eksistensi berasal dari kata exist yang berarti Arum. Akan tetapi dari ketiga grup kesenian hidup, dan ence yang berarti hal, hasil, tindakan, Campursari ini yang masih eksis dalam dunia keadaan, keberadaan, kehidupan, semua yang ada pertunjukkan adalah grup musik Campursari Gondo (Maulana, 2011:86). Menurut Kamus Besar Bahasa Arum, karena grup Campursari Gondo Arum ini Indonesia (KBBI), eksistensi memiliki hal berada selalu mengikuti perkembangan musik dari zaman ke atau keberadaan. Eksistensi tidak bersifat kaku dan zaman dari bentuk lagu dan juga aransemen.Grup ini terhenti, melainkan lentur dan mengalami berkembang di Desa Bondo Kecamatan Bangsri perkembangan atau sebaliknya kemunduran, Kabupaten Jepara. tergantung pada kemampuan individu dalam Melihat dari fenomena tersebut penelitian mengaktualisasikan potensi-potensinya (Abidin: tentang campursari menjadi cukup penting akan 2008). Menurut Alvianto (2012: 15) eksistensi dapat tetapi belum banyak penelitian tentang campursari dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut, yaitu yang ditemukan dalam satu dekade terakhir, antusiasme masyarakat, manajemen yang baik, Kelompok kesenian Grup Musik Campursari Gondo sumber daya yang baik, yaitu skill tiap individu. Arum dipilih oleh penulis untuk dijadikan objek Antusiasme masyarakat inilah yang menjadi hal penelitian karena grup musik Gondo Arum yang utama dalam mempertahankan sebuah eksistensi berkembang di Jepara sudah lama dan masih tetap sebuah grup musik. Dengan adanya manajemen yang eksis sampai sekarang. Dalam bentuk penyajian baik dan tertata, dengan kemampuan individu yang Grup Campursari Gondo Arum memiliki keunikan sudah lebih baik dari harapan masyarakat, tentunya yang terletak pada vokal dan garapan musiknya yaitu hal ini menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk dapat berubah dari bentuk suara pria menjadi suara memberikan sebuah apresiasi terhadap grup tersebut wanita, dan untuk garapan musiknya grup ini selalu agar grup tersebut tetap dibutuhkan oleh masyarakat membawakan minimal dua buah lagu yang berbeda sebagai syarat bahwa grup tersebut dapat dikatakan aransemen dari pentas sebelumnya, sehingga hal eksis. Lebih lanjut, Risna (2016: 5-6) menyampaikan tersebut yang menjadikan keunikan dan ciri khas dari bahwa salah satu faktor yang sangat berpengaruh grup tersebut. Beberapa penelitian skripsi yang dalam menjaga eksistensi sebuah grup musik yaitu membahas tentang musik campursari yaitu skripsi dengan adanya strategi ada tiga hal secara garis besar oleh Rizca Stevia Suryono yang membahas tentang yang berkaitan dengan faktor-faktor yang Eksistensi Grup Musik Campursari Elshaday di mempengaruhi eksistensi sebuah grup adalah sebagai Gereja Pantekosta Ngunut Kabupaten Tulungagung. berikut: Grup musik Campursari Elshaday hanya membahas Pemasaran tentang dipentaskan dalam ritual keagamaan. Menurut Kotler dan Keller (2009:5) pemasaran Sehingga bentuk dan fungsi musik Campursari grup adalah suatu proses sosial dan manajerial yang Elshaday menjadi sangat sempit. Selanjutnya dalam didalamnya individu dan kelompok mendapatkan penelitian Leonardo Putu Pranata yang berjudul apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan “Karakteristik Campursari Sragenan Paguyuban menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk Irama Zakaria”. Pranata menyampaikan bahwa dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Dalam hal penelitiannya bertujuan untuk mengetahui dan ini pemasaran merupakan faktor penting dalam mendeskripsikan karakteristik langgam Campursari menjaga sebuah eksistensi sebuah grup, karena Sragenan paguyuban Irama Zakaria. Campursari melalui hal ini grup tersebut akan dikenal luas oleh sragenan memiliki perbedaan dengan Campursari masyarakat dan melalui pemasaran yang baik, lainnya, perbedaannya yaitu terletak pada masyarakat dapat mengetahui bagaimana kualitas garapannya, bentuk garapannya yaitu gaya geculan, musik grup tersebut. dengan menggunkan irama rancak, senggak‟an dan Penyajian Musik jleb-jleban. Perbedaan itu yang menjadi ciri khas dari Penyajian musik merupakan salah satu faktor Campursari Sragenan. Lebih lanjut dalam kaitan penting yang mempengaruhi eksistensi sebuah grup.

77

1.Wiyono, 2. Sunarto JURNAL SENI MUSIK 8 (1) (2019)

Menurut (Djelantik, 1999:73) penyajian yaitu (2015 : 246-253) proses analisis data ditempuh bagaimana kesenian itu disuguhkan kepada yang me¬lalui proses reduksi data, sajian data dan menyaksikannya, penonton, para pengamat, penarikan kesimpulan/ verifikasi. Teknik pembaca, pendengar, khalayak ramai pada pemeriksaan keabsahan data menggu¬nakan metode umumnya. Dalam hal ini diharapkan grup dapat triangulasi. Teknik keabsa¬han triangulasi sumber, menyajikan sebuah pertunjukkan musik yang dapat triangulasi meto¬de dan triangulasi data digunakan menarik minat penonton untuk menyaksikan sebagai pengecekan keabsahan data dalam pene- penampilannya. Dengan penyajian musik yang litian. kreatif serta membawakan bentuk aransemen yang HASIL DAN PEMBAHASAN selalu di perbaharui disetiap pementasannya, Hasil penelitian yang telah dilaksanakan diharapkan dari hal ini mampu memberikan menujukkan bahwa eksistensi grup musik kepuasan dan menambah minat bagi penonton untuk Campursari Gondo Arum di desa Bondo Kecamatan menikmati sajian grup musik tersebut. Bangsri dapat diuraikan sebagai berikut. Penampilan Panggung Latar Belakang Grup Musik Campursari Gondo Penampilan panggung merupakan salah satu hal Arum penting karena penampilan panggung merupakan a. Sejarah grup musik Campursari Gondo bentuk visual dari grup tersebut yang langsung Arum dilihat oleh penonton pada saat pementasan (Risna, Berdasarkan wawancara dengan Bapak 2016: 6). Dalam hal ini sebuah grup pasti memiliki Purwanto (56 Tahun) ketua dari grup musik ciri khas dan keunikan masing-masing. Ciri khas Campursari Gondo Arum, grup ini didirikan sejak 1 tersebut biasanya dapat dilihat dari segi penampilan Januari 2010. Sejarah perjalanan Grup Musik panggung. Penampilan panggung ini juga menjadi Campursari Gondo Arum sudah memberikan syarat untuk menjaga eksistensi sebuah grup dan kreatifitas yang baik di selera masyarakat. Dilihat yang menjadi faktor ketiga dalam mempengaruhi dari awal terbentuknya pada tahun 2010 hingga eksistensi sebuah grup musik, karena melalui hal ini sekarang ini, grup musik Campursari Gondo Arum penonton dapat menilai secara langsung bagaimana mampu berkreatifitas, terbukti hingga saat ini grup kualitas grup musik tersebut dari segi kekompakan Campursari Gondo Arum masih dipercaya vokal dan tim pengiring, dari segi kostum yang masyarakat sebagai alternatif hiburan sejak grup ini dipakai para personil, dan tentunya dari segi tatanan mulai berkembang di Desa Bondo. Grup Campursari panggung yang dapat memberikan nilai tambah Gondo Arum juga pernah berkolaborasi dengan untuk tetap menjadi pilihan masyarakat dalam sajian penari-penari yang berasal dari Desa Mlonggo dan musik hiburan. musisi grup musik Blazticka dari Desa Berdasarkan hal tersebut tujuan penelitian ini Bondo pada Desember tahun 2012, sehingga mampu adalah Eksistensi grup musik Campursari Gondo memberikan nuansa yang berbeda, dan penonton Arum di Desa Bondo Kabupaten Jepara dan Faktor- juga merasa dipuaskan dengan pementasan grup faktor apa saja yang mempengaruhi eksistensi grup Campursari Gondo Arum. musik Campursari Gondo Arum di Desa Bondo Maksud dan Tujuan Grup Musik Campursari Kabupaten Jepara. Gondo Arum METODE Grup Campursari Gondo Arum ini Penelitian ini dilakuan menggunakan metode mempunyai maksud dan tujuan dalam kualitatif deskripstif dengan menggunakan berkeseniannya. Hal ini dilakukan agar selain pendekatan sosiologi. Lokasi penelitian di¬lakukan berkesenian, grup ini juga membawa dampak yang di Jl.Proklamasi RT.4 RW.1 Desa Bondo, positif bagi masyarakat agar tetap melestarikan Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara. Secara kesenian-kesenian yang ada di Kabupaten Jepara. geografis Desa Bondo, Kecamatan Bangsri, Maksud dan tujuan grup Campursari Gondo Arum Kabupaten Jepara. Sasa¬ran penelitian adalah ini adalah (1) Menumbuhkan semangat mencintai Eksistensi grup musik Campursari Gondo Arum di kebudayaan, (2) Pemberdayaan masyarakat, (3) Desa Bondo Kabupaten Jepara dan Faktor yang Melestarikan kebudayaan, (4) Sarana hiburan bagi mempengaruhi eksistensi grup musik Campursari masyarakat. Harapan dari maksud dan tujuan Gondo Arum di Desa Bondo Kabupaten Jepara. tersebut adalah mampu menumbuhkan keharuman Tek¬nik pengumpulan data yang diselenggarakan dan semangat mencintai kebudayaan Jawa dan pada adalah observasi partisipasif, wawancara terstruktur akhirnya tujuan akhir untuk melestarikan dan semiterstrukur, dan dokumentasi. Analisis yang kebudayaan Jawa dapat terwujud. digunakan adalah sesuai dengan data kualitatif, yaitu Keanggotaan grup musik Campursari Gondo analisis deskriptif ku¬alitatif. Dengan merujuk Arum penjelasan Miles dan Huberman dalam Sugiyono

78

1.Wiyono, 2. Sunarto JURNAL SENI MUSIK 8 (1) (2019)

Selama dalam perjalanannya, grup musik Masyarakat Desa Bondo dan sekitarnya banyak Campursari Gondo Arum masih memiliki personil yang menanggapi positif mengenai keberadaan grup yang tetap dari awal terbentuknya hingga sekarang, Campursari Gondo Arum ini. Tidak jarang hanya saja terkadang pada saat pentas grup masyarakat yang belum mengenal tentang grup Campursari Gondo Arum ini menambahkan penari Campursari Gondo Arum, terbukti pada saat dan vokal tambahan, tujuannya adalah agar suasana wawancara dengan Bapak Supriyono (58 Tahun), pentas bisa menjadi lebih meriah. Secara tetap grup tanggapan beliau grup Campursari Gondo Arum ini musik Campursari Gondo Arum beranggotakan adalah grup yang layak sebagai sarana hiburan. sepuluh personil dan tiga anggota belum tetap, yaitu Beliau mengatakan bahwa grup musik Campursari Nurul Khabibi sebagai MC, Sriyono sebagai pemain Gondo Arum ini sudah banyak mengadakan pentas keyboard 1, Danang Setiawan sebagai keyboard 2, di daerah Jepara maupun luar Kabupaten Jepara. Agus Wijanarko sebagai pemain bass, Totok Kridho Pemerintah Desa Bondo juga memberikan apresiasi Sujarwo sebagai pemain jaipong, Sodhikin sebagai dengan sumbangan berupa sarana dan prasarana, pemain tambourin, Rona Halidian Irsyad sebagai seperti sound sistem dan penggunaan sebuah gedung pemain drum, Surono sebagai pemain demung, serba guna Desa Bondo yang dapat digunakan untuk Purbo Hasmoro sebagai pemain saron 1, Slamet latihan atau pun pentas. Waluyo sebagai pemain saron 2, Juno sebagai Teknologi pemain gong, Suwarto sebagai vokal 1, Apreilia Berdasarkan wawancara dengan Bapak Rona Lindawati sebagai vokal 2. (33 Tahun), grup musik Campursari Gondo Arum Setelah 1 tahun berjalan, grup musik Campursari tak lepas dari peran Bapak Sriyono (46 Tahun), Gondo Arum ini menambahkan personil di bagian Bapak Sriyono sebagai anggota dari grup ini vokal yaitu Suwarto (37 Tahun), Aprelia Lindawati memanfaatkan kecanggihan teknologi sekarang (33 Tahun) dan keyboard tambahan yaitu Danang dengan mulai menambahan sampling pada keyboard Setiawan (35 Tahun), karena memang sebelumnya yang berbunyi oaoe, goyang terus bro dan juga grup Campursari Gondo Arum lebih sering berganti sampling-sampling Perkusi yang digunakan pada player di bagian vokal dan keyboard tambahan. iringan dangdut supaya lebih modern. Selain di Struktur Organisasi grup musik Campursari bidang aransemen, bapak Rona juga memanfaatkan Gondo Arum teknologi seperti penggunaan media sosial sebagai Struktur organisasi grup musik campursari sarana untuk mempromosikan grup musik Gondo Arum meliputi ketua yaitu Puwanto, Campursari Gondo Arum ini. sekretaris yaitu Surono, bendahara yaitu Nurul Pendidikan Khabibi, seksi pembinaan yaitu Sriyono, seksi Secara akademis dari seluruh anggota tetap transportasi yaitu Teguh, seksi promosi yaitu Rona maupun anggota tidak tetap grup Musik Campursari Halidian Irsyad, seksi peralatan yaitu Agus Prayogo, Gondo Arum di Desa Bondo Kabupaten Jepara, yang serta para anggota yang berperan untuk membantu memiliki gelar pendidikan hingga ke jenjang seksseksi yang ada dalam struktur organisasi. perguruan tinggi di bidang seni hanya satu orang, Latihan Rutin Grup Musik Campursari Gondo yaitu Bapak Rona Halidian Irsyad, S.Sn, yang Arum lainnya hanya bertamatkan hingga jenjang sekolah Latihan grup musik Campursari Gondo menengah atas dan belajar secara autodidak dengan Arum rutin dilaksanakan seminggu sekali dirumah cara sharing antara seniman satu dengan yang Bapak Purwanto yaitu pada hari minggu pukul 13.00 lainnya, dan memanfaatkan youtube sebagai media WIB – Selesai. Proses latihan ini sangat penting, belajar. karena latihan ini dilakukan guna membuat garapan Faktor yang mempengaruhi Eksistensi grup musik atau aransemen-aransemen yang baru agar musik Campursari Gondo Arum bisa dipentaskan di jadwal pentas berikutnya. Jadwal Manajemen dan Pemasaran rutin latihan ini juga dipergunakan sebagai sarana Grup ini memiliki susunan organisasi dalam silahturami dari setiap personil juga masyarakat sebuah manajemen yang bertujuan agar grup ini setempat, terkadang juga Bapak Purwanto (55 tetap eksis di tengah berkembangnya jaman dan Tahun) Kepala Desa Bondo turut hadir dalam tentunya grup ini tetap berstatus aktif dan diakui kegiatan latihan rutin yang dilaksanakan grup musik keberadaannya oleh masyarakat. Grup ini membuat Campursari Gondo Arum untuk berpartisipi dan sebuah manajemen yang bertujuan untuk mengatur sekedar melihat perkembangan grup Campursari semua kegiatan, seperti jadwal pentas, jadwal yang ada di Desa Bondo ini. latihan, pengaturan pemasukan dan pengeluaran Eksistensi Grup Musik Campursari Gondo uang, pemasran, dan juga kesekretariatan. Grup Arum di Desa Bondo Kabupaten Jepara Campursari Gondo Arum tak lepas dari peran Tanggapan Masyarakat keanggotaan Bapak Rona (33 Tahun) yang

79

1.Wiyono, 2. Sunarto JURNAL SENI MUSIK 8 (1) (2019) mempunyai jabatan sebagai seksi promosi, Sie Grup musik Campursari Gondo Arum juga promosi memasarkan grup ini dengan banyak cara, sudah banyak diundang dalam acara resepsi diantaranya melalui media sosial seperti facebook, pernikahan ataupun acara tasyakuran yang youtube dan radio-radio yang ada di sekitar Desa diselenggarakan oleh masyarakat kabupaten Jepara, Bondo maupun se-kecamatan Bangsri. terbukti di bulan maret Tahun 2018, grup ini Performing Music mendapatkan jadwal pentas dalam acara pesta Ciri Khas grup musik Campursari Gondo Arum pernikahan sebanyak 9 kali. Para personil sering Grup musik Campursari Gondo Arum dalam menggunakan seragam utama yang berwarna ungu setiap penampilannya selalu menyajikan alunan- dan bermotif bunga, hal ini dilakukan agar ketika alunan musik yang membuat penikmatnya merasa pentas masyarakat dapat menilai dari segi tata rias terhibur. Grup musik Campursari ini memiliki ciri maupun kekompakan tim. Durasi Pentas Gondo khas yaitu pada setiap penampilannya, grup ini akan Arum biasanya sampai 3 jam, tergantung permintaan menampilkan minimal ada dua lagu yang bentuk dari tuan rumah. Pada setiap pementasannya, Gondo garapan musik dan aransemen yang berbeda dari Arum selalu membawakan minimal 2 lagu yang setiap penampilan sebelumnya, bisa dari bentuk sudah di aransemen ulang, tujuannya adalah supaya iringan ataupun progresi-progresi akord yang musik yang dipentaskan tidak monoton, dan tidak bervariatif. Ciri khas selanjutnya terletak pada vokal, memberikan kesan garapan musik yang vokalis grup Campursari Gondo Arum ini yang membosankan bagi penonton. bernama Suwarto (37 Tahun) mempunyai keunikan Performing Art yaitu dapat merubah bentuk suara aslinya yaitu pria Urutan Pertunjukan menjadi layaknya suara perempuan, hal ini banyak Persiapan dinantikan bagi para penonton grup Gondo Arum, Persiapan yang dilakukan oleh anggota grup namun tidak semua lagu dibuat demikian, karena musik Campursari Gondo Arum adalah selalu konsep vokal seperti itu masih bergantung pada mengecek semua peralatan yang dipakai dalam permintaan tuan rumah yang mempunyai acara. pertunjukan, seperti alat musik, microphone, sound Acara Kabumi Desa sistem, dan letak masing-masing instrumen sesuai Dalam acara Kabumi atau bisa disebut Bersih poisi seperti biasanya. Setelah pengecekan, ketua Desa, grup Campursari Gondo Arum ini sering grup Campursari Gondo Arum memberikan diundang sebagai pengisi acara hiburan. Satu tahun pengarahan dan mempersiapkan tembang pembuka sekali biasanya setiap Desa mengadakan acara yaitu tembang mari kangen naik ke tembang kangen tersebut, acara terebut dimeriahkan mayarakat untuk memasuki di pertunjukan inti, dan tidak dengan berbagai lomba yang bertema tentang terbatas waktu dalam persiapan tersebut, hanya jika kebersihan desa, dan tentunya di penghujung acara sudah siap secara keseluruhan maka pertunjukan akan diisi dengan acara hiburan, salah satunya yaitu akan segera dimulai. grup Musik Campursari Gondo Arum. Pada Pembukaan November tahun 2017 grup musik Campursari Selanjutnya pada sesi pembukaan, MC akan Gondo Arum pernah diundang di acara Kabumi Desa membuka acara dengan memberikan salam kepada Telukwetan, Kecamatan Welahan, Kabupaten tuan rumah dan seluruh tamu undangan, serta para Jepara. penikmat grup musik Campursari Gondo Arum. Acara Temu Wicara bersama Menteri Kelautan Kemudian MC mengundang para penyanyi untuk dan Perikanan maju kedepan panggung dan memperkenalkan diri Pada tanggal 5 September 2016, grup musik secara masing-masing dengan diiringi spot-spot dari Campursari Gondo Arum juga pernah mengisi acara grup musik Campursari Gondo Arum. formal dalam penyambutan menteri kelautan dan Pertunjukan Inti perikanan republik Indonesia, yaitu Ibu Susi Grup musik Campursari Gondo Arum memulai Pudjiastuti. Acara tersebut bertempat di Desa pertunjukan ketika semua penyanyi sudah berada di Kedung Malang, Kabupaten Jepara. Dalam acara depan panggung dan semua penyanyi akan tersebut diberi tema yaitu tentang „Potensi Kelautan membawakan sebuah lagu yaitu lagu langgam mari dan Perikanan Sumber Kehidupan. Pada saat itu Ibu kangen naik ke tembang kangen, setelah itu MC Susi Pudjiastuti juga ditemani oleh Gubernur Jawa mempersilahkan kepada penyanyi lainnya untuk Tengah, yaitu Bapak Ganjar Pranowo. Pada acara kembali duduk ke tempat semula dan satu penyanyi Temu Wicara Menteri Kelautan dan Perikanan, grup tetap di depan untuk menyanyikan satu atau dua lagu musik Gondo Arum menjadi selingan hiburan pada sesuai permintaan dari tuan rumah terlebih dahulu, saat istirahat dan di penghujung acara. dan seterusnya akan di lanjutkan dengan vokalis dan Acara Pesta Pernikahan di Desa Wedelan lagu-lagu berikutnya sesuai susunan acara Kecamatan Bangsri pertunjukan yang sudah dibuat oleh ketua dan

80

1.Wiyono, 2. Sunarto JURNAL SENI MUSIK 8 (1) (2019) disampaikan kepada MC. Meskipun demikian MC anggota lainnya dan tentunya bagi para penonton tidak terlalu terpaku dengan susunan acara tersebut, yang menyaksikan tidak memberikan nilai kurang karena MC juga melihat suasana pentas tersebut, jika terhadap tatanan panggung dan formasi pemain suasana meriah, maka MC akan segera berinteraksi Campursari Gondo Arum di atas panggung. dengan penonton, dengan cara mengajak bernyanyi SIMPULAN ataupun berjoged bersama. Juga tidak jarang bagi Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat para penonton yang request lagu, dan permintaan disimpulkan bahwa kehadiran grup musik tersebut akan dimainkan ketika lagu sebelumnya Campursari Gondo Arum ini disambut baik oleh sudah selesai dimainkan, dan jika sudah mencapai seluruh masyarakat dan juga pemerintah Desa batas waktu yang ditetapkan, maka selesailah Bondo, hal ini terbukti adanya: (1) tanggapan dari pertunjukan grup musik Campursari Gondo Arum masyarakat yang memberikan kepercayaan kepada ini. grup musik Campursari Gondo Arum sebagai pengisi Penutup acara hiburan dan mendapatkan bantuan sarana Setelah batas waktu yang ditetapkan telah habis, prasarana dari pemerintah; (2) Grup musik maka pertunjukan grup musik Campursari Gondo Campursari Gondo Arum juga selalu mengikuti Arum berakhir. MC dan ketua grup musik Campurari perkembangan dari zaman ke zaman dengan Gondo Arum mengucapkan terima kasih kepada memanfaatkan teknologi yaitu menambahkan seluruh tamu undangan, masyarakat dan tuan rumah sampling-sampling pada keyboard; (3) Secara yang mempunyai acara, karena sudah akademis, salah satu anggota grup musik Campursari mempercayakan acara hiburan di isi oleh grup musik Gondo Arum memiliki gelar pendidikan hingga Campurari Gondo Arum. Harapan dari grup sarjana di bidang seni dan anggota yang lainnya Campursari Gondo Arum seluruh penonton dan tamu hanya bertamatkan hingga sekolah menengah atas. undangan memberikan apreiasi dengan cara bertepuk Keberadaan grup musik Campursari Gondo Arum di tangan ketika acara sudah sselesai, karena sebuah Desa Bondo dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti: tepuk tangan adalah bentuk pujian dan penghormatan (1) manajemen untuk mengatur segala hal yang bahwa grup musik Campurari Gondo Arum sudah berhubungan dengan grup musik Campursari Gondo memberikan sebuah pertunjukan yang menghibur Arum dan pemasaran yang baik melalui media sosial bagi semua kalangan, baik masyarakat, penonton seperti facebook, youtube, dan radio; (2) performing maupun tuan rumah. music yaitu grup ini memiliki ciri khas yang menjadi Tatatan Panggung daya tarik bagi masyarakat; (3) performing art yaitu Grup musik Campursari Gondo Arum yang grup ini memiliki formasi anggota grup dan konsep selalu kompak menggunakan seragam batik yang dalam pertunjukkannya yang dimulai dari persiapan, dominan warna ungu ini menambah nilai positif di pembukaan, pertunjukkan inti, dan penutup. mata masyarakat, dengan kostum yang sederhana ini DAFTAR PUSTAKA mampu memberikan nilai tambahan dalam sebuah A. A. M Djelantik. (1999). Estetika Sebuah kekompakan tim dan tentunya membuat daya tarik Pengantar. Bandung : Masyarakat Seni Indonesia. bagi masyarakat untuk memberikan apresiasi yang lebih terhadap kesenian Jawa ini. Selain kostum ada Abidin, Zainal. 2007. Analisis Eksistensial. hal yang lebih penting lagi, yaitu tatanan panggung. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persad. Grup musik Campursari Gondo Arum dalam tatanan panggung sangat sederhana, secara keseluruhan Afrizal.Akhyar, Yusuf Lubis. 2015. tatanan panggung sangatlah penting bagi letak atau PEMIKIRAN KRITIS KONTEMPORER. Jakarta: posisi pemain agar mendapatkan posisi yang terbaik, Rajawali Pers dimana pemain dapat dengan leluasa melakukan segala kegiatan pertunjukan diatas panggung, Alvianto, Wibi Ardi. 2012. Eksistensi Grup sehingga pertunjukan dapat dinikmati oleh seluruh Musik Keroncong Gema Irama di Desa anggota dengan nyaman dan masyarakat yang Gedongmulya Kecamatan Lasem. Skripsi. menyaksikan akan mendapatka kepuasan dari hasil Semarang: Universitas Negeri Semarang. pertunjukkannya, hal ini sesuai dengan pendapat dari Alvianto (2012: 50). Formasi grup musik Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Campursari Gondo Arum biasanya sudah di Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi persiapkan sejak latihan dan semua sudah disepakati, Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. jadi ketika sebelum pentas semua pemain akan mempersiapkan bagiannya masing-masing. Dengan Endraswara, Suwardi. 2008. Laras Manis demikian pemain akan mendapatkan tempat yang Tuntunan Praktis Karawitan Jawa. : nyaman diatas panggung tanpa menggangu formasi Kuntul Press.

81

1.Wiyono, 2. Sunarto JURNAL SENI MUSIK 8 (1) (2019)

Harmunah. 1994. “ Musik Keroncong”. Wiyoso, J. 2007. “JEJAK CAMPURSARI (The Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi. Hystory of campursari)”. Harmonia. Volume VIII No.2. Semarang: UNNES. Kotler, Philip, dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen pemasaran jilid1. Edisi ke sembilan, Yudoyono, Bambang. 1984. Gamelan Jawa Terjemahan Drs. Alexander Sindoro. Jakarta : PT. Awal Mula, Makna Masa Depannya.Jakarta: Pt. Indeks. Karya Unipress

Lisbijanto, Herry. 2013. “Musik Keroncong”. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Masduki. 2004. Menjadi Broadcaster Prosesional. Yogyakarta : LKIS.

Maulana, Achmad. 2011. Kamus Ilmiah Populer Lengkap. Yogyakarta: Absolut.

Palgunadi, Bram. 2002. Serat Kendha Karawitan Jawi. Bandung: ITB.

Pranata, Leornado Putu. 2016. Karakteristik Campursari Sragenan Paguyuban Irama Zakaria. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Risna, Gretta Nidzar. 2016. Eksistensi Grup Musik Dangdut Bharata Desa Bentar Kecamatan Salem Kabupaten Brebes. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Riwayanto, Doni. 2007. Gitar Elektrik Teknik Dasar dan Aplikasi. Jakarta: PT. Gramedia Utama.

Soewito, DS. M. 1992. Teknik Termudah Bermain Organ. Jakarta: Titik Terang.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA.

Sunarto. 2007. “Components in Music- Culture”. Harmonia Jurnal. Vol. VIII No.1 / Januari – April 2007. Semarang: UNNES.

Suryono, Rizca Stevia. 2013. Eksistensi Group Campursari Elshaday di Gereja Pantekosta Ngunut Kabupaten Tulungagung. Skripsi. Universitas Negeri Surabaya.

Wadiyo. 2008. Sosiologi Seni (Sisi Pendekatan Multi Tafsir). Semarang: Unnes Press.

Widiyono, Yuli. 2013. “Nilai Pendidikan Karakter Tembang Campursari Karya Manthous”. Jurnal Pendidikan Karakter. No.2. Yogyakarta: UNY.

82