Eksistensi Grup Musik Campursari Gondo Arum Di

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Eksistensi Grup Musik Campursari Gondo Arum Di JURNAL SENI MUSIK 8 (1) (2019) JURNAL SENI MUSIK http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsm EKSISTENSI GRUP MUSIK CAMPURSARI GONDO ARUM DI DESA BONDO KABUPATEN JEPARA Jalu Sigit Aji Wiyono , Sunarto Jurusan Pendidikan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Abstrak ________________ Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendiskripsikan Eksistensi dan faktor yang Sejarah Artikel: mempengaruhi grup musik Campursari Gondo Arum di desa Bondo kabupaten Jepara. Penelitian ini Diterima Oktober 2018 dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan sosiologi. Pengumpulan data dilakukan Disetujui Maret 2019 dengan teknik observasi partisipasif, wawancara terstruktur dan semiterstruktur, serta dokumentasi. Dipublikasikan Juni 2019 Analisis data dilakukan melalui tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksistensi grup musik Campursari Gondo Arum ________________ sudah cukup baik. Hal ini terbukti adanya: (1) tanggapan dari masyarakat an mendapatkan bantuan Kata Kunci sarana prasarana dari pemerintah; (2) memanfaatkan teknologi dengan menambahkan sampling- Campursari, sampling pada keyboard; (3) satu anggota grup ini memiliki gelar sarjana di bidang seni dan anggota Eksistensi. lainnya bertamatkan sekolah menengah atas. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi eksistensi grup ini seperti; (1) manajemen dan pemasaran yang baik melalui media sosial; (2) performing music, yaitu Keyword grup ini memiliki ciri khas; (3) performing art, yaitu grup ini memiliki formasi dan konsep dalam Campursari, pertunjukkannya. Exestence Abstract ______________________ This study aims to find out and describe the existence and factors that influence Campursari Gondo Arum music group in Bondo village, Jepara regency. This research was carried out by using a qualitative method with a sociological approach. Data collection was done by using participatory observation techniques, structured and semi-structured interviews, and documentation. Data analysis was done through the stages of data collection, data reduction, data presentation, and conclusions. The results showed that the existence of Campursari Gondo Arum music group was quite good. It was proven by several factors such as, (1) the responses from the public and got infrastructure assistance from the government; (2) utilizing technology which is adding samplings to the keyboard; (3) one of this group member academycally has a bachelor‟s degree in the arts field and other members have graduated from high school. The factors that influence the existence of this group are; (1) a good management and marketing through social media; (2) a performing music, that this group has a characteristic ; (3) performing art, that this group has a formation and concepts in the show. © 2019 Universitas Negeri Semarang Jurusan Pendidikan Sendratasik, FBS ISSN 2301-6744 Universitas Negeri Semarang, Indonesia Email: [email protected] 74 1.Wiyono, 2. Sunarto JURNAL SENI MUSIK 8 (1) (2019) PENDAHULUAN untuk mengiringi bisa berwujud gamelan tradisional Seni memberikan sistem kehidupan secara (pentatonis), instrumen modern (diatonis), atau universal, yang tentunya mencerminkan suatu gabungan pentatonis dan diatonis. Instrumen kehidupan yang ada di masyarakat. Seni dapat Campursari yang sering dipakai antara lain kendang, berkembang sesuai dengan pola pikir manusianya, demung, saron, gender, gong, keyboard, gitar, bas, sehingga berseni tidak harus monoton. Seni hadir drum, ukulele, dan sejenisnya. Peraga yang sebagai bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi menyanyikan campursari, yaitu wiraswara (putra) yang akan mencerminkan identitas masyarakat di dan wiraswati/swarawati (putri). Instrumen mana mereka tinggal, baik berupa adat istiadat atau pentatonis dan diatonis dipakai secara bersamaan tata cara kehidupannya. Ada berbagai bentuk sehingga menjadi terdengar lebih laras. Lagu yang kesenian diantaranya seni musik atau seni suara, seni sering digunakan bisa berwujud lagu dolanan, tari atau seni gerak, dan seni rupa atau seni visual. langgam, bawa macapat,bawa tembang gedhe, seni musik tidak hanya sekedar nada-nada tinggi gendhing, umpakumpak, lagu pop, dan lain-lainnya. rendah tertentu dengan irama tertentu, keras lunak, (Widiyono, 2013: 233). Namun demikian, secara cepat lambat, tetapi merupakan bahasa dan curahan umum instrumen-instrumen yang biasa digunakan jiwa seseorang. (Akhyar, 2015:21-22). dalam penyajian musik Campursari menurut Wiyoso Musik merupakan bahasa yang universal, karena (2007: 4) antara lain seperti kendang, demung, saron, musik mampu di mengerti dan dipahami oleh setiap cak, gender, gong, keyboard, bass, gitar, drum set. orang dari bangsa apapun di dunia ini. Musik Berikut adalah penjelasan mengenai instrumen- merupakan unsur budaya yang dapat berubah untuk instrumen secara umum yang digunakan dalam menyesuaikan keinginan dan ekspresif dan musik Campursari. emosional umat manusia (Sunarto, 2007: 8). Tidak Kendang bisa dipungkiri bahwa musik telah berada di Kendang adalah alat musik tradisional yang sekeliling kehidupan manusia sejak manusia itu terbuat dari kulit hewan dan dikeringkan. Kendang sendiri berada dalam kandungan ibunya. Musik termasuk jenis alat musik yang dipukul dan memiliki peranan yang sangat penting bagi fungsinya adalah sebagai leader atau pemimpin dan kehidupan manusia sehari-hari sesuai dengan fungsi pengatur sebuah irama. Menurut Yudoyono (1984: dan kegunaannya masing-masing (Masduki, 94) seperangkat alat gamelan jawa, yang paling 2004:43-44). Kita juga mengenal fungsi musik menjadi pusat perhatian atau pun pendengar diantaranya sebagai media hiburan, media ritual, gending-gending adalah alat yang disebut “kendang” media pengobatan, pendidikan sebagai media Besar lingkaran tutup dikedua ujung tidak sama agar informasi dan lain sebagainya. dapat menciptakan suara bermacam-macam menurut Suatu jenis musik untuk saat sekarang ini dapat kebutuhan langgam yang dimainkan. dipopulerkan karena adanya media massa, karena Demung melalui media massa, musik itu diperkenalkan baik Demung adalah alat musik yang menjadi bagian melalui media elektronik maupun media cetak dan dalam sebuah penyajian musik campursari. Dalam atau mungkin ditambah melalui media lain misalnya satu set gamelan biasanya terdapat 2 demung, pertunjukan secara langsung. musik yang menjadi keduanya memiliki versi pelog dan slendro. Namun populer tampaknya menjadi berkait dengan populasi kebanyakan di penyajian campursari hanya yang artinya bahwa musik didukung dan menggunakan 1 saja. Demung menghasilkan nada dipergunakan sebagai sarana berkesenian sehari-hari dengan oktaf terendah dalam keluarga balungan, oleh masyarakat luas. Musik di Indonesia dengan ukuran fisik yang lebih besar. berkembang menjadi banyak ragamnya. Ada musik Saron tradisional dan musik modern, dimana semuanya Saron merupakan salah satu macam alat mempunyai ciri khas masing-masing. Salah satunya gamelan jawa untuk tetabuhan keras berupa wilahan- kemunculan musik Campursari seolah menjadi wilahan dari perunggu yang disusur berderet diatas bangkitnya masyarakat yang lupa terhadap seni kotak kayu sebagai wadah gema (Yudoyono, 1984: tradisinya sendiri, yakni musik jawa gamelan. 111). Saron menghasilkan nada satu oktaf lebih Sewaktu masa jayanya musik Campursari yang tinggi daripada demung, dengan ukuran fisik yang dipelopori oleh musisi kondang yang bernama lebih kecil. Tabuh saron biasanya terbuat dari kayu, Manthous sekitar tahun 1994-2004-an yang dengan bentuk seperti palu. Cara memainkan saron membangkitkan musik Jawa hidup kembali. sama halnya dengan cara memainkan depok/demung. (Wadiyo,2008:92-93). Cak Campursari merupakan salah satu bentuk Cak adalah alat musik berdawai dan dimainkan kesenian kesenian Jawa. Nama Campursari muncul secara di petik seperti memainkan gitar karena perpaduan alat-alat musik yang digunakan. menggunakan pick. Menurut Harmunah (1994: 22) Menurut Widiyono (2013: 233) Perpaduan yang Cak sama seperti ukulele, termasuk dalam instrumen dimaksud adalah perpaduan instrumen yang dipakai tali petik dan dalam musik keroncong sebagai alat 75 1.Wiyono, 2. Sunarto JURNAL SENI MUSIK 8 (1) (2019) pemegang ritmis. Alat tersebut dapat memainkan Drum laras pelog dan laras slendro. Drum adalah kelompok alat musik perkusi yang Gong terdiri dari kulit yg direntangkan dan dipukul dengan Menurut Yudoyono (1984: 107) Gong ialah alat tangan atau sebuah batang. Selain kulit, drum juga musik pukul pada gamelan Jawa yang dibuat dari digunakan dari bahan lain, misalnya plastik. Drum perunggu dan mempunyai ukuran besar diantara alat- terdapat di seluruh dunia dan memiliki banyak jenis, alat lainnya. Jadi gong merupakan sebuah alat musik misalnya kendang, timpani, Bodhrán, Ashiko, snare yang dimainkan dengan cara di pukul menggunakan drum, bass drum, tom-tom, beduk, dan lain-lain. sebuah tabuh yang terbuat dari kayu dan diselimuti Menurut Lisbijanto (2013: 40) dalam musik sebuah kain pada ujung kayu tersebut. Gong Campursari alat musik drum merupakan alat musik berperan menutup sebuah irama musik yang panjang tambahan. dan memberi keseimbangan setelah sebelumnya Musik Campursari ini bisa dikatakan musik musik dihiasi oleh irama gending. yang unik dan musik yang kreatif, karena musik Gender Campursari lebih mengedepankan kolaborasi Gender merupakan salah satu kelompok alat instrumen antara musik tradisional dengan musik musik idiophone,yaitu alat musik yang sumber modern yang mempunyai tangga nada yang berbeda,
Recommended publications
  • Using Popular Music Industry in Banyuwangi
    USING POPULAR MUSIC INDUSTRY IN BANYUWANGI Setya Yuwana1, Trisakti2 and Anik Juwariyah3 Cultural Arts Education Study Program Lecturers (Magister Program), Universitas Negeri Surabaya, Indonesia ABSTRACT This paper focuses on: 1) the social movement of ethnic popular music industry in Banyuwangi; 2)the motivating and obstacle factors in Usingpopular music industry in Banyuwangi; and 3) the empowerment model of artists (songwriters, music arrangers, singers and homeband players) in music industry.This research applied social movement, actor network, society empowerment and popular culture industry theories,and using the ethnographic approach. The research data are: 1) the history aspects of Using popular music industry development in Banyuwangi; 2) some real efforts which done by the art music community in Using popular music industry in Banyuwangi; 3) the music industry products in Banyuwangi; 4) royalty arrangement by music producers to the artists. This research’s results are: 1) the artists’ bargaining position can be raised if they are aware of having Intellectual Property Rights certificates in the form of copyrights; 2) the increasing of artists’ welfare can be realized by written employment contract with music producers based on the law; 3) alternative model of a fair unit price of song arrangement based on musical experience database, music producers financial ability and VCD or CD sales on the market. Keywords: music industry, social movement, empowerment model and creative economy. ABSTRAK Tujuan penelitian ini, yakni: 1) mendeskripsikan gerakan sosial industri musik-pupuler etnik di Banyuwangi; 2) mendeskripsikan faktor pendorong dan penghambat gerakan sosial industri musik- populer etnik di Banyuwangi; dan 3) membangun model pemberdayaan ekonomi kreatif seniman (pencipta lagu, pengaransemen, dan penyanyi) dalam industri musik-populer etnik di Banyuwangi.
    [Show full text]
  • Adapting and Applying Central Javanese Gamelan Music Theory in Electroacoustic Composition and Performance
    Adapting and Applying Central Javanese Gamelan Music Theory in Electroacoustic Composition and Performance Part II of II: Appendices Thesis submitted in partial fulfilment of requirements for the degree of Ph. D. Charles Michael Matthews School of Arts Middlesex University May 2014 Table of contents – part II Table of figures ....................................................................................................................... 121 Table of tables ......................................................................................................................... 124 Appendix 1: Composition process and framework development ..................... 125 1.1 Framework .............................................................................................................................. 126 1.2 Aesthetic development ........................................................................................................ 127 1.3 Idiomatic reference .............................................................................................................. 128 1.3.1 Electroacoustic music references .......................................................................................... 129 1.3.2 Musical time .................................................................................................................................... 130 1.3.3 Electronic cengkok and envelopes ........................................................................................ 132 1.4 Instruments and interfaces ..............................................................................................
    [Show full text]
  • Campursari Karya Manthous: Kreativitas Industri Musik Jawa Dalam Ruang Budaya Massa
    Campursari Karya Manthous: Kreativitas Industri Musik Jawa dalam Ruang Budaya Massa Wadiyo Universitas Negeri Semarang, Kandidat Doktor Seni Pertunjukan UGM Jalan Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta Timbul Haryono; R.M. Soedarsono Tenaga Pengajar Sekolah Pascasarjana UGM Jalan Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta Victor Ganap Tenaga Pengajar ISI Yogyakarta. Jln. Parang Tritis, KM 6.5. Sewon, Bantul, Yogyakarta ABSTRACT Manthous’s Campursari is a blend of Javanese gamelan pentatonic music with popular music in Indonesia which is based on Western diatonic music. The tones of gamelan and the frequencies of the tune are all transformed into diatonic tone frequency. However, the harmonization which is used is pentatonic harmony of Javanese gamelan. Manthous’s Campursari has succesfully become one of the major music industries since it is supported by three components, namely the organizers of the music productions, the current distribution of music productions, and the needs of the community. The role of mass media is also very helpful toward the existence of this work. News about Manthous’s and his Campursari spread out widely to the public through the mass media. In a relatively short time of its emergence, Manthous’s Campursari has become a mass cultural Javanese music. Keywords: Campursari, mass culture, music industry ABSTRAK Campursari karya Manthous adalah sebuah campuran dari musik pentatonik gamelan Jawa dengan musik populer di Indonesia yang mengacu pada 2 musik diatonis Barat. Nada gamelan dan frekuensi lagu semuanya ditransformasikan menjadi nada frekuensi diatonis. Namun, harmonisasi yang digunakan adalah harmoni pentatonis gamelan Jawa. Campursari karya Manthous telah berhasil menjadi salah satu industri musik besar karena didukung oleh tiga komponen, yaitu penyelenggara produksi musik, distribusi produksi musik, dan kebutuhan masyarakat.
    [Show full text]
  • The Musicality of Campursari Music in the Islamic Ritual Context Bambang Sunarto
    International Journal of Visual and Performing Arts ISSN - Vol. 1, No. 1, Mey 2019, pp. xx-xx 1 The Musicality of Campursari Music in the Islamic Ritual Context Bambang Sunarto Associate Professor at Postgraduate School, Indonesian Art Institute, Surakarta, Jl. Ki Hajar Dewantara No 19, Surakarta, Indonesia [email protected] ARTICLE INFO ABSTRACT This article discusses Campursari’s music, which has an increasingly Article history broad role, from profane to sacrilegious Islamic areas. Since its birth, Received this music serves as entertainment music. In the era of the 1990s and its Revised peak in the 2000s, this music entered and interacted with the Islamic Accepted community. The entry of Campursari music into the Islamic religious community is the embodiment of expectations and demands for environmental situations and conditions. Hopes and demands give birth Keywords to musical syncretism, which gives birth to adaptation strategies. Music syncretism Verstehen are appropriate methods for recognizing forms of adaptation Ritual event and syncretism. The choice of the verstehen method is because this Religious article does not merely highlight the problem of music, but also tries to Campursari understand the social actions of Campursari musicians in serving the Adaptation Muslim community via Campursari music. The choice of this approach is because musical adaptation stems from the idea that the birth of musicality has the support of a socially developed network of meanings. The benefit is to recognize the principles and rules of adaptive value and productive syncretism that occur behind music phenomena. This is an open access article under the CC–BY-SA license. 1. Introduction In Central Java and its surrounding area, since the early 1990s has grown and developed a new musical genre called Campursari music.
    [Show full text]
  • The Background and the Language Change of Campursari
    395 JURNAL ETIKA , Edisi Khusus, No.2, 2010: 395-407 THE BACKGROUND AND THE LANGUAGE CHANGE OF CAMPURSARI Widhyasmaramurti Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia [email protected] ABstract Campursari is a Javanese music genre which was popularized by Manthous, a Javanese artist. In general, campursari is known as a combination essence between instruments such as gamelan and western diatonic instruments, as well as a combination essence within Indonesian national music genres, e.g. kroncong and dangdut. Although there are no written references which sufficiently explained about campursari, but it begin to catch the attention of Javanese people in the end of 1980s. The lack of sufficient references leads to the first question of this writing, which tries to inform about the background of campursari. Furthermore, the Javanese people today have had a social change. They have moved to big cities and have various professional jobs rather than being farmers. Their cultural interests have changed and opened a spot where music industry might come and give its influence. Moreover, the creativity process of campursari has more freedom of act because it lacks of specific meter. Song writers may create their own patterns by having the similar rhyme in a stanza or by using lexicons of non- Javanese language or the lexicons of other languages due to their ability as bilingual or multilingual. Therefore, a second question is raised. The question refers to the language change in campursari. The aim of this writing is to answer research questions. Therefore, four prehipotheses might be raised. First, campursari occurred as a reply on modernity within Javanese community.
    [Show full text]
  • Performing Indonesia a Conference and Festival of Music, Dance, and Drama
    Performing Indonesia a conference and festival of music, dance, and drama October 31−November 3, 2013 Freer Gallery of Art, Arthur M. Sackler Gallery, and S. Dillon Ripley Center, Smithsonian Institution A joint presentation of the Embassy of the Republic of Indonesia in Washington, D.C., and the Freer and Sackler Galleries, Smithsonian Institution Embassy of the Republic of Indonesia in Washington, D.C. H.E. Dr. Dino Patti Djalal, Ambassador of the Republic of Indonesia to the United States of America Freer Gallery of Art and Arthur M. Sackler Gallery Smithsonian Institution Julian Raby, The Dame Jillian Sackler Director of the Arthur M. Sackler Gallery and Freer Gallery of Art Performing Indonesia: A Conference and Festival of Music, Dance, and Drama steering committee Sumarsam, University Professor of Music, Wesleyan University Andrew McGraw, Associate Professor of Music, University of Richmond Haryo Winarso, Attaché for National Education, Embassy of the Republic of Indonesia Michael Wilpers, Manager of Public Programs, Freer and Sackler Galleries Ministry of The Embassy of the Education and Culture Republic of Indonesia, Republic of Indonesia Washington, D.C. Performing Indonesia a conference and festival of music, dance, and drama October 31−November 3, 2013 Schedule evening concerts conference International Gallery, S. Dillon Ripley Center Indonesian Music: Past and Present Javanese Shadow-Play: Hanoman on Fire* Keynote Address Thursday, October 31, 7:30 pm Traditional Performing Arts of Indonesia Javanese Dance and Gamelan from Yogyakarta* in a Globalizing World Friday, November 1, 7:30 pm Sumarsam Saturday, November 2, 11 am Musicians and Dancers of Bali* Freer, Meyer Auditorium Saturday, November 2, 7:30 pm Session 1 Traditional Theater and Dance from Sumatra* Perspectives on Traditional Repertoires Sunday, November 3, 7:30 pm Friday, November 1, 2–5:30 pm gamelan marathon S.
    [Show full text]
  • Kisah Perjuangan Sinden Siter
    “DAWAI-DAWAI KEHIDUPAN TRADISIONAL”: KISAH PERJUANGAN SINDEN SITER BERTAHAN HIDUP DARI MASA KE MASA (“THE STRINGS OF TRADITIONAL LIFE”: SINDEN SITER SURVIVAL STORY FROM TIME TO TIME) RESEARCH AND DESIGN PRODUCTION FOR FILM REPORTS By Ghinaa Atikawati ID No. 009201300024 A Research and Creative Project Report presented to The School of Humanities President University In partial fulfillment of the requirements of Bachelor Degree on Communication Studies, Concentration in Film and Television 2017 THESIS ADVISER RECOMMENDATION LETTER This thesis and short film entitled “SINDEN SITER DAWAI-DAWAI KEHIDUPAN TRADISIONAL”: KISAH PERJUANGAN SINDEN SITER BERTAHAN HIDUP DARI MASA KE MASA RESEARCH AND DESIGN PRODUCTION FOR FILM REPORTS”. Prepared and submitted by Ghinaa Atikawati in partial fulfillment of the requirements for the degree of Bachelor of Arts in the Faculty of Humanities, Communication Studies has been reviewed and found to have satisfied the requirements for a thesis fit to be examined. I therefore recommend this thesis for Oral Defense. Cikarang, Indonesia, January 27th 2017 Recommended by Syamsuddin Aziz, M.Phil., Ph. D Naswan Iskandar, M. Sn Research Advisor Creative Advisor i PANEL OF EXAMINERS APPROVAL SHEET The Period of Examiner declare that the thesis and a short film entitled “SINDEN SITER DAWAI-DAWAI KEHIDUPAN TRADISIONAL”: KISAH PERJUANGAN SINDEN SITER BERTAHAN HIDUP DARI MASA KE MASA RESEARCH AND DESIGN PRODUCTION FOR FILM REPORTS”. That was submitted by Ghinaa Atikawati in Film and Television from the Faculty of Humanities was assessed and approved to have passed the oral Examination on 8th March 2017. _________________________________ Dindin Dimyati, S.Sos., MM Chair of Panel of Examination/Examiner I _________________________________ Arda Muhlisiun, M.Sn Examiner II _______________________________ _______________________________ Syamsuddin Aziz, M.Phil., Ph.
    [Show full text]
  • Penciptaan Buku Ilustrasi Gamelan Jawa Dengan Menggunakan Teknik Vektor Sebagai Upaya Pengenalan Alat Musik Tradisional Pada Anak-Anak
    PENCIPTAAN BUKU ILUSTRASI GAMELAN JAWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK VEKTOR SEBAGAI UPAYA PENGENALAN ALAT MUSIK TRADISIONAL PADA ANAK-ANAK TUGAS AKHIR Program Studi S1 Desain Komunikasi Visual Oleh: Afrizal Rudiansyah 11420100023 FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA INSTITUT BISNIS & INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2015 PENCIPTAAN BUKU ILUSTRASI GAMELAN JAWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK VEKTOR SEBAGAI UPAYA PENGENALAN ALAT MUSIK TRADISIONAL PADA ANAK-ANAK Tugas Akhir Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Desain Oleh : Nama : Afrizal Rudiansyah NIM : 11.42010.0023 Program Studi : S1 (Strata Satu) Jurusan : Desain Komunikasi Visual FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA INSTITUT BISNIS DAN INFOMATIKA STIKOM SURABAYA i Tugas Akhir PENCIPTAAN BUKU ILUSTRASI GAMELAN JAWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK VEKTOR SEBAGAI UPAYA PENGENALAN ALAT MUSIK TRADISIONAL PADA ANAK-ANAK Dipersiapkan dan disusun oleh Afrizal Rudiansyah NIM : 11.42010.0023 Telah diperiksa, diuji dan disetujui oleh Dewan Penguji Pada : 10 September 2015 Susunan Dewan Penguji Pembimbing I. Muh. Bahruddin, S.Sos.,M.Med.kom II. Sigit Prayitno Yosep. S.T Penguji I. Ir. Hardman Budiharjo, M.Med.kom.,Kom MOS. II. Darwin Yuwono Riyanto, S.T., M.Med.Kom. Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Dr. Jusak Dekan Fakultas Teknologi dan Informatika INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA ii PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini, saya: Nama : Afrizal Rudiansyah NIM : 11.42010.0023 Dengan ini menyatakan dengan benar, bahwa Tugas Akhir ini adalah asli karya saya bukan plagiat baik sebagian maupun apa lagi keseluruhan. Karya atau pendapat orang lain yang ada dalam tugas akhir ini adalah semata hanya rujukan yang dicantumkan dalam pustaka saya. Apabila dikemudian hari ditemukan adanya tindakan plagiat pada karya tugas akhir ini, maka saya bersedia untuk dilakukan pencabutan terhadap gelar kesarjanaan yang telah diberikan kepada saya.
    [Show full text]
  • MUSIC in CENTRAL JAVA Text by Benjamin Brinner Instructional Materials by J
    MUSIC IN CENTRAL JAVA Text by Benjamin Brinner Instructional Materials by J. Bryan Burton Activities are keyed as follows: AA = all ages E = elementary students (particularly grade 3-6) S = secondary (middle school and high school, grades 7-12) C/U = College and university Chapter 1 First Hearings Vocabulary As you encounter Javanese words and phrases, enter them into the vocabulary list for the chapter and write a definition based on discussion within the chapter or the glossary for the main text. A model is provided for Chapter 1 in the Supplementary Materials section of this manual. In the model, the words have been entered, but neither definitions nor explanations are provided. For the remaining chapters, a blank vocabulary chart is provided in the supplementary section for that chapter. Map Skills AA • On a world map, locate Indonesia. • On a map of Southeast Asia or Indonesia, locate the islands of Java and Bali. • On a map of Java, locate the cities of Jakarta, Surakarta, and Yogyakarta. Gamelan Performance Contexts (pages 3-6) AA 1. Briefly describe a gamelan. (Use of specific instrument names is not required at this stage.) 2. In which settings is gamelan music played? 3. Briefly describe, compare, and contrast the two examples of the use of gamelan music in life- passage celebrations presented on pages 4-6. 4. Listen to CD track 4 and use Handout 1.1 (Supplementary Materials) to identify major events in the selection (use timer on playback device) and record descriptions, observations, and comments. NOTE: This chart, to be used for generic listening, is given as example here and will not be repeated for each CD track.
    [Show full text]
  • The Role of Cultural Radios in Campursari Music Proliferation in East Java
    ETNOSIA: JURNAL ETNOGRAFI INDONESIA Volume 5 Issue 2, DECEMBER 2020 P-ISSN: 2527-9319, E-ISSN: 2548-9747 National Accredited SINTA 2. No. 10/E/KPT/2019 A Virtual Ethnography Study: The Role of Cultural Radios in Campursari Music Proliferation in East Java Zainal Abidin Achmad1, Rachmah Ida2, Mustain3 1 Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur, Indonesia. E-mail: [email protected] 2 Universitas Airlangga, Indonesia. E-mail: [email protected] 3 Universitas Airlangga, Indonesia. E-mail: [email protected] ARTICLE INFO ABSTRACT Keywords: Campursari music is a trend on the radio and a favorite of the people campursari music; of East Java, so it is shifting towards popular culture. This study aims cultural proximity; to uncover the proliferation of campursari music and the role of cultural radio; virtual cultural radios. This qualitative research uses a virtual ethnography ethnography method, which focuses on the physical presence and virtual text together. The subjects are technology (radio and communication How to cite: technology on the internet), humans (radio listeners), physical Achmad, Z.A., Ida, R., interactions, and virtual interactions. Data collection used participant Mustain. (2020). A observation through observation and interviews offline and online in Virtual Ethnography the form of various texts, writings, images, and audiovisuals on Study: The Role of Facebook, Twitter, WhatsApp, Instagram, and Youtube. The Cultural Radios in informants of this study were four cultural experts, namely: Sumadi, Campursari Music Anton Sani, Ibnu Hajar, and Juwono. This study carried out Proliferation in East Java. participatory involvement for one year in the virtual world and 30 ETNOSIA: Jurnal days living in four cities: Surabaya, Nganjuk, Banyuwangi, and Etnografi Indonesia.
    [Show full text]
  • Karawitan Pakeliran Wayang Kulit Jum'at Kliwonan Di
    KARAWITAN PAKELIRAN WAYANG KULIT JUM’AT KLIWONAN DI PENDAPA KABUPATEN GROBOGAN Skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Nama : Mohamad Sholeh NIM : 2501411048 Program studi : Pendidikan Seni Musik Jurusan : Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 i PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang Panitia Ujian Skripsi ii PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan siding Panitian Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang iii PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Q.S. Al-Insyirah: 6) Orang besar menempuh jalan kearah tujuan melalui rintangan dan kesukaran yang hebat. (Muhammad SAW) PERSEMBAHAN Ibunda Sulasih dan Ayahanda Pujiyat Keluarga Segenap dosen Sendratasik Seni Musik angkatan 2011 Para sahabat dan teman-teman Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi v KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “KARAWITAN PAKELIRAN WAYANG KULIT JUM’AT KLIWONAN DI PENDAPA KABUPATEN GROBOGAN”. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan yang disebabkan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu saran dan kritik sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Dalam penulisan skripsi ini penulis memperoleh bantuan dari berbagai pihak.
    [Show full text]
  • A Brief Study on the Musical Performance of Tingkilan from East Kalimantan
    Fl. Sudiran, A BriefHUMANIORA Study on the Musical Performance of Tingkilan from East Kalimantan VOLUME 18 No. 1 Februari 2006 Halaman 27 - 36 A BRIEF STUDY ON THE MUSICAL PERFORMANCE OF TINGKILAN FROM EAST KALIMANTAN Fl. Sudiran* ABSTRAK Komunikasi dan kontak perorangan antara pedagang dari Timur Tengah/Padang Pasir dan Indonesia pada waktu yang lampau selama beberapa dekade membuat mereka berkolaborasi, misalnya, di bidang sosial, ekonomi, budaya, pertahanan, keamanan, dan lain-lain. Peralatan musik ini adalah gambus, maruas ( percussion ). Semua lagu, musik, dan tari mempunyai gaya keislaman. Yang paling terkenal di Kalimantan Timur adalah Tingkilan yang mengiringi tari Jepen.Tingkilan dipentaskan pada waktu pesta. Pengaruh agama Islam sangat kuat dalam musik ini. Kata Kunci: gaya, keislaman, tingkilan, kolaborasi. INTRODUCTION called Tingkilan group orchestra. It still exist in There are many kinds of music in East East Kalimantan and the people perform it on Kalimantan, for examples Gamelan music certain feast days, for example wedding party, orchestra in the museum of Mulawarman harvest days, Maulud Nabi Muhammd SAW Tenggarong, Sampe in the society of Dayak Celebration, Isra’ Mi’raj of Muhammad SAW, Kenyah at Pampang village nothern part of Idul Fitri, Idul Adha, Nuzul Qur’an and the New Samarinda, and Tingkilan in the society of Kutai Year of Islam. Most people in East Kalimantan or among the people on the beach of East still enjoy watching and listening tingkilan. Kalimantan. Tingkilan group orchestra consists of one The those kinds of music mentioned above Gambus, five medusa, one cello and some are not so popular nowadays because they are singers (male or female).
    [Show full text]