Deskripsi Dan Perkembangan Paguyuban Seni Campursari

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Deskripsi Dan Perkembangan Paguyuban Seni Campursari DESKRIPSI DAN PERKEMBANGAN PAGUYUBAN SENI CAMPURSARI WULANDARI DIDESA SUKA DAMAI KECAMATAN PULO BANDRING KABUPATEN ASAHAN SKRIPSI SARJANA O L E H NAMA : SUGANDA ASMAN SASMITHA .TB. NIM : 120707005 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA PROGRAM STUDI ETNOMUSIKOLOGI MEDAN 2019 DESKRIPSI DAN PERKEMBANGAN PAGUYUBAN SENI CAMPURSARI WULANDARI DIDESA SUKA DAMAI KECAMATAN PULO BANDRING KABUPATEN ASAHAN O L E H NAMA : SUGANDA ASMAN SASMITHA .TB. NIM : 120707005 Disetujui Pembimbing I, Pembimbing II, Drs. Fadlin, MA. Arifninetrirosa, SST., MA NIP. 196102201989031003 NIP. 196502191994032002 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA PROGRAM STUDI ETNOMUSIKOLOGI MEDAN 2019 PENGESAHAN DITERIMA OLEH Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana seni dalam disiplin ilmu Etnomusikologi pada Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, Medan. Fakultas Ilmu Budaya USU Dekan Dr. Budi Agustono, M.A. NIP 196010131976031001 Panitia Ujian: Tanda Tangan 1. Drs. Fadlin, MA. ( ) 2. Arifninetrirosa, SST., MA ( ) 3. Drs. Kumalo Tarigan, M.A. ( ) 4. Drs. Muhammad Takari, M.Hum.,Ph.D. ( ) DISETUJUI OLEH FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ABSTRAK DESKRIPSI DAN PERKEMBANGAN PAGUYUBAN CAMPURSARI WULANDARI DI DESA SUKA DAMAI KECAMATAN PULO BANDRING KABUPATEN ASAHAN Campursari adalah salah satu wujud kesenian musik yang tumbuh dan berkembang di daerah Jawa, Terutama Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur. Wujud musiknya adalah gabungan dari alat musik irama pentatonic (tradisional Indonesia) dan irama nada diatonic (Barat). Dengan menggabungkan dua unsur musik yang berbeda jenis musik barat dan musik jawa yang menghasilka jenis musik yang baru, yang disebutcampur sari dengan dominasi alat musik gamelan, saron, gong dan alat musik jawa lainnya. Dengan menulis skripsi mengenai campur sari ini diharapkan penulis dapat menjelaskan hal-hal yang menjadi pertanyaan pada pokok-pokok permasalahan yang akan di bahas dalam karya tulis ini yaitu mengengetahui deskripsi dan lokasi Paguyuban campursari wulandari dan mengetahui bagaimana manajemen di paguyuban campursari wulandari yang menjadi bahan tulisan yang nantinya ditulis dengan metode-metode penelitian Etnomusikologi dan dengan bimbingan ibu, bapak dosen agar skripsi yang ditulis dapat selesai dengan baik pula. Adapun judul yang akan di angkat dalam pengerjaan skripsi ini adalah : “DESKRIPSI DAN PERKEMBANGAN PAGUYUBAN CAMPURSARI WULANDARI DI DESA SUKA DAMAI KECAMATAN PULO BANDRING KABUPATEN ASAHAN” Kata Kunci : Campursari, Jawa, Asahan, Paguyuban Campursari Wulandari KATA PENGANTAR Apa yang telah dibuat dalam bentuk skripsi yang berjudul, “Deskripsi Manajemen Pertunjukkan Campursari Wulandari Di Desa Suka Damai Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Asahan” adalah berkat kasih dan karunia Allah swt, Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang. Karena-Nya penulis panjatkan puji syukur ke hadirat-Nya. Karya yang merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana seni pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, merupakan salah satu syarat di akhir kegiatan akademis yang formal setelah bertahuntahun menjalankan kewajiban sebagai mahasiswa yang menuntut ketabahan dan kesabaran. Dalam penulisan skripsi ini penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk mencapai hasil yang terbaik. Namun kemudian, penulis menyadari bahwa masih terdapat berbagai kekurangan di dalam penulisan skripsi ini. Oleh karenanya, penulis sangat mengharapkan berbagai saran dan kritik Bapak Dan Ibu dosen selaku orang tua yang mendidik kami di perkuliahan ini untuk skripsi ini agar dapat bermanfaat dan menjadi karya tulis yang baik. Skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, M.Hum., sebagai Rektor Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Dr. Budi Agustono., M.S., Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Universittas Sumatera Utara. 3. IbuArifninetrirosa.,SST.,MA., selaku Ketua Program Studi Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya Sumatera Utara, juga selaku Dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan kepada penulis, dan saran-saran yang sangat bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini, semoga allah selalu memberikan rahmatnya kepada ibu. i 4. Ibu Dra. Heristina Dewi, M.Pd., selaku sekretaris Program Studi Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya Sumatera Utara, dan juga sebagai Wakil Dekan II, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara. 5. BapakDrs. Fadlin, MA., selaku Dosen pembimbing I yang telah memberikan arahan dari materi skripsi ini, semoga Allah selalu memberikan rahmat-Nya kepada bapak. 6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya Sumatera Utara, Bapak Prof. Drs. Mauly Purba,M.A., Ph.D.; Ibu Dra. Rithaony, M.A.; Ibu Dra. Frida Deliana, M.Si.; Bapak Drs. Setia Dermawan Purba, M.Si.; Bapak Drs. Bebas Sembiring, M.Si.; Bapak Drs. Perikuten Tarigan, M.Si.; dan Ibu Arifninetrirosa, SST, M.A.; Bapak Drs. Fadlin, M.A.; yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama bertahum-tahun mengikuti perkuliahan. 7. Bapak Merihadi selaku Narasumber yang telah bersedia sepenuh hati memberikan kelapangan waktu, tempat, diskusi, dan wawancara mengenai paguyuban seninya yaitu Campursari wulandari. Semogga allah selalu memberi rahmatnya kepada bapak. 8. Stambuk 2012 Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, Nevo Kaban, Gopas Velentino, Tulus Sargih, Timotius surbakti, Joseph reno, john nhmia tarigan, Ade Pasaribu, Harti Silitonga, Veronika Sitepu, Olivia Gabriella, Yunita Batubara, Friztian Richard, Gogom Silaban, Lawrence Simbolon, Philipus Aritonang dan teman-teman lain nya yang tak bisa disebutkan nama nya satu per satu, yang selama beberapa tahun ini selalu bersama-sama dengan penulis dalam mengikuti banyak matakuliah untuk meraih gelar sarjana. 12. Sahabat-sahabat yang mendukung penulis dengan sepenuh hati dalam menyelesaikan matakuliah yang sudah ditempuh selama di Etnomusikologi terimakasih kepada Abang dan ii Kakak senior, Stambuk 2013 khususnya Arnold Sitorus, Sintong Pasaribu, Felix Sianipar, Ando Sipayung, Deny, Salomo dan teman-teman yang lain yang tidak bisa disbut satu persatu 13. Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada kedua orang tua saya Ayah dan Mama yang senantiasa memberikan dukungan kepada saya baik itu Doa dan Materi, dan semuanya demi sang anak kalian selalu memberikan semangat kepada penulis untuk belajar, dan terus belajar. kepada abang saya Velndana asman sasmitha TB. S.St., dan kepada kedua Adik saya Intan Loneta Asman Sasmitha TB, dan Gilang Praja Asman Sasmitha TB. yang selalu memberikan doa kepada penulis dalam menjalani proses akademi dan semua hal baik lainnya. Medan, Januari 2019 Penulis, Suganda Asman Sasmitha TB NIM: 120707005 iii DAFTAR ISI ABSTRAKSI .................................................................................................. i KATA PENGANTAR.................................................................................... DAFTAR ISI................................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1 1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1 1.2 Pokok Permasalahan .................................................................................. 4 1.3 Tujuan dan Manfaat ................................................................................... 4 1.3.1 Tujuan ............................................................................................... 4 1.3.2 Manfaat ............................................................................................. 5 1.4 Konsep dan Teori....................................................................................... 5 1.4.1 Konsep .............................................................................................. 5 1.4.2 Teori .................................................................................................. 6 1.5 Metode Penelitian ...................................................................................... 7 1.5.1. Studi Kepustakaan............................................................................ 8 1.5.2 Penelitian Lapangan.......................................................................... 8 1.6 Wawancara................................................................................................. 8 1.7 Observasi....................................................................................................9 1.8 Kerja Laboratorium................................................................................... 9 1.9 lokasi Penelitian.........................................................................................9 BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN ASAHAN DAN SUKU JAWA DI ASAHAN........................................................................... 10 2.1 Sejarah Asahan........................................................................................... 10 2.2 Pemerintahan.............................................................................................. 12 2.3 Letak Geografis dan Wilayah Kab.Asahan................................................ 15 2.4 Gambaran Umum Masyarakat Jawa .......................................................... 20 2.5 Suku Jawa di Asahan Dan Tinjauan Historisnya......................................
Recommended publications
  • Using Popular Music Industry in Banyuwangi
    USING POPULAR MUSIC INDUSTRY IN BANYUWANGI Setya Yuwana1, Trisakti2 and Anik Juwariyah3 Cultural Arts Education Study Program Lecturers (Magister Program), Universitas Negeri Surabaya, Indonesia ABSTRACT This paper focuses on: 1) the social movement of ethnic popular music industry in Banyuwangi; 2)the motivating and obstacle factors in Usingpopular music industry in Banyuwangi; and 3) the empowerment model of artists (songwriters, music arrangers, singers and homeband players) in music industry.This research applied social movement, actor network, society empowerment and popular culture industry theories,and using the ethnographic approach. The research data are: 1) the history aspects of Using popular music industry development in Banyuwangi; 2) some real efforts which done by the art music community in Using popular music industry in Banyuwangi; 3) the music industry products in Banyuwangi; 4) royalty arrangement by music producers to the artists. This research’s results are: 1) the artists’ bargaining position can be raised if they are aware of having Intellectual Property Rights certificates in the form of copyrights; 2) the increasing of artists’ welfare can be realized by written employment contract with music producers based on the law; 3) alternative model of a fair unit price of song arrangement based on musical experience database, music producers financial ability and VCD or CD sales on the market. Keywords: music industry, social movement, empowerment model and creative economy. ABSTRAK Tujuan penelitian ini, yakni: 1) mendeskripsikan gerakan sosial industri musik-pupuler etnik di Banyuwangi; 2) mendeskripsikan faktor pendorong dan penghambat gerakan sosial industri musik- populer etnik di Banyuwangi; dan 3) membangun model pemberdayaan ekonomi kreatif seniman (pencipta lagu, pengaransemen, dan penyanyi) dalam industri musik-populer etnik di Banyuwangi.
    [Show full text]
  • JAVANESE CATHOLIC MUSICAL TRADITIONS in YOGYAKARTA, CENTRAL JAVA Elizabeth Hamilton SIT Study Abroad
    SIT Graduate Institute/SIT Study Abroad SIT Digital Collections Independent Study Project (ISP) Collection SIT Study Abroad Fall 2018 FROM ORGAN TO GAMELAN: JAVANESE CATHOLIC MUSICAL TRADITIONS IN YOGYAKARTA, CENTRAL JAVA Elizabeth Hamilton SIT Study Abroad Follow this and additional works at: https://digitalcollections.sit.edu/isp_collection Part of the Catholic Studies Commons, Ethnomusicology Commons, and the South and Southeast Asian Languages and Societies Commons Recommended Citation Hamilton, Elizabeth, "FROM ORGAN TO GAMELAN: JAVANESE CATHOLIC MUSICAL TRADITIONS IN YOGYAKARTA, CENTRAL JAVA" (2018). Independent Study Project (ISP) Collection. 2939. https://digitalcollections.sit.edu/isp_collection/2939 This Unpublished Paper is brought to you for free and open access by the SIT Study Abroad at SIT Digital Collections. It has been accepted for inclusion in Independent Study Project (ISP) Collection by an authorized administrator of SIT Digital Collections. For more information, please contact [email protected]. FROM ORGAN TO GAMELAN: JAVANESE CATHOLIC MUSICAL TRADITIONS IN YOGYAKARTA, CENTRAL JAVA Elizabeth Hamilton ISP Adviser: Emilie Coakley, PhD Candidate at the University of Pittsburgh SIT Study Abroad Indonesia: Arts, Religion, and Social Change Fall 2018 FROM ORGAN TO GAMELAN 1 Table of Contents Acknowledgements ……………………………………………………………………………… 2 Introduction……………………………………………………………………………………. 3-6 Vatican II: A Bridge to Inculturation …………………………………………………………. 7-9 Pushing Keys, Striking Gongs, and Strumming Strings ……………………………………. 10-13 Pusat Musik Liturgi: The Center of Catholic Music ……………………………………….. 14-15 A Little Black Book with Red-Lined Pages ………………………………………………... 16-17 Tensions Between Traditional and Progressive Church Musicians ………………………... 18-19 Where Do We Find Music in Mass? ……………………………………………………….. 20-23 Music Gives Muscles to the Skeleton of Prayer …………………………………………… 24-26 With the Angels and Saints, We, Too, Sing ………………………………………………..
    [Show full text]
  • Radio Republik Indonesia Surakarta, 1945-1960S: Its Role in Efforts to Maintain Indonesian Independence and the Formation of National Culture
    Indonesian Historical Studies, Vol. 1, No. 2, 138-153 © 2017 Radio Republik Indonesia Surakarta, 1945-1960s: Its Role in Efforts to Maintain Indonesian Independence and the Formation of National Culture Dhanang Respati Puguh Department of History, Faculty of Humanities, Diponegoro University * Corresponding Author: [email protected] Abstract This article discusses the role of Radio Republik Indonesia (RRI, The Radio of RepuBlic of Indonesia) Surakarta in the period 1945-1960s. In that period RRI Surakarta had two roles in the context of decolonization. In the period 1945-1949, RRI Surakarta had a role in the effort to maintain the independence of Indonesia. The RRI Surakarta employees struggled to maintain the existence of RRI Surakarta with rescueing the station and Received: transmitter so that the struggle of the Indonesian nation in defending the 8 DecemBer 2017 independence of Indonesia could Be Broadcasted to various parts. In the period 1950-1960s RRI Surakarta participated in efforts to formation a Accepted: 18 DecemBer 2017 national culture. When the discourse of national culture continued to Be discussed By the elite of Indonesia, since 1950 the Bureau of the Radio of RepuBlic of Indonesia had set the estaBlishment and the choice of ways to Build a national culture. In this connection, RRI should Be directed to build a national culture. Based on the policy of the Bureau of Radio of RepuBlic of Indonesia, RRI Surakarta realized that idea By organizing Javanese art Broadcasts (gamelan, wayang wong, kethoprak, and shadow puppets), “local entertainment” and national music, and organizing Radio Star Competition. RRI Surakarta Radio Star made an important role in the creation of popular music in Indonesia.
    [Show full text]
  • Eksistensi Grup Musik Campursari Gondo Arum Di
    JURNAL SENI MUSIK 8 (1) (2019) JURNAL SENI MUSIK http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsm EKSISTENSI GRUP MUSIK CAMPURSARI GONDO ARUM DI DESA BONDO KABUPATEN JEPARA Jalu Sigit Aji Wiyono , Sunarto Jurusan Pendidikan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Abstrak ________________ Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendiskripsikan Eksistensi dan faktor yang Sejarah Artikel: mempengaruhi grup musik Campursari Gondo Arum di desa Bondo kabupaten Jepara. Penelitian ini Diterima Oktober 2018 dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan sosiologi. Pengumpulan data dilakukan Disetujui Maret 2019 dengan teknik observasi partisipasif, wawancara terstruktur dan semiterstruktur, serta dokumentasi. Dipublikasikan Juni 2019 Analisis data dilakukan melalui tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksistensi grup musik Campursari Gondo Arum ________________ sudah cukup baik. Hal ini terbukti adanya: (1) tanggapan dari masyarakat an mendapatkan bantuan Kata Kunci sarana prasarana dari pemerintah; (2) memanfaatkan teknologi dengan menambahkan sampling- Campursari, sampling pada keyboard; (3) satu anggota grup ini memiliki gelar sarjana di bidang seni dan anggota Eksistensi. lainnya bertamatkan sekolah menengah atas. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi eksistensi grup ini seperti; (1) manajemen dan pemasaran yang baik melalui media sosial; (2) performing music, yaitu Keyword grup ini memiliki ciri khas; (3) performing art, yaitu grup ini memiliki formasi dan konsep dalam Campursari, pertunjukkannya. Exestence Abstract ______________________ This study aims to find out and describe the existence and factors that influence Campursari Gondo Arum music group in Bondo village, Jepara regency. This research was carried out by using a qualitative method with a sociological approach.
    [Show full text]
  • Lampiran 1 INSTRUMEN WAWANCARA
    57 Lampiran 1 INSTRUMEN WAWANCARA Tujuan Umum : Mendapatkan data yang tepat mengenai penerapan teknik rebab Jawa ke biola pada musik keroncong dalam penyajian langgam Jawa Tujuan Khusus : 1. Mendapatkan data mengenai langgam Jawa keroncong dan karawitan Jawa 2. Mendapatkan data mengenai penerapan teknik rebab Jawa ke biola dalam sajian langgam Jawa. Indikator : Narasumber dan pakar yang dipilih dalam pencarian data untuk penelitian ini dapat memberikan penjelasan mengenai : 1. Deskripsi langgam Jawa dan unsur – unsur yang terdapat di dalamnya. 2. Deskripsi teknik rebab Jawa dan biola pada sajian langgam Jawa, 3. Dokumentasi berupa audiovisual salah satu lagu langgam Jawa 58 Lampiran 2 Pedoman Wawancara Narasumber Pertanyaan 1. Pakar teknik permainan biola a. Apa pengertian dari langgam gaya rebab Jawa Jawa dalam repertoar keroncong dan bagaimana karakteristik, khususnya di biola ? b. Apakah ada adaptasi teknik dari rebab Jawa ke Intrument Biola ? Jika ada, apakah yang di adaptasi ? c. Bagaimana teknik dalam biola langgam Jawa ? d. Apa saja ornament – ornament dalam memainkan biola dalam langgam Jawa ? e. Apakah ada kesulitan dalam memaikan biola gaya rebab Jawa ? f. Seberapa luas peranan biola dalam repertoar langgam Jawa ? g. Bagaimana adapatasi teknik 59 permainan biola gaya rebab Jawa? h. Apakah dalam memainkan langgam Jawa dalam keroncong, pemain harus menguasai rebab Jawa ? i. Apa perbedaan langam Jawa di keroncong dan Langgam Karawitan ? j. Lebih dulu mana adanya langgam keroncong atau langgam Jawa? 2. Narasumber a. Apa pengertian dari langgam Jawa ? b. Mengapa disebut langgam? Apakah memiliki karakteristik tertentu ? c. Teknik apa saja yang digunakan pada saar memaina lagu – lagu langgam ? d. Bagaimana teknik permainan biola dalam keroncong dalam sajian langgam Jawa ? 60 e.
    [Show full text]
  • Adapting and Applying Central Javanese Gamelan Music Theory in Electroacoustic Composition and Performance
    Adapting and Applying Central Javanese Gamelan Music Theory in Electroacoustic Composition and Performance Part II of II: Appendices Thesis submitted in partial fulfilment of requirements for the degree of Ph. D. Charles Michael Matthews School of Arts Middlesex University May 2014 Table of contents – part II Table of figures ....................................................................................................................... 121 Table of tables ......................................................................................................................... 124 Appendix 1: Composition process and framework development ..................... 125 1.1 Framework .............................................................................................................................. 126 1.2 Aesthetic development ........................................................................................................ 127 1.3 Idiomatic reference .............................................................................................................. 128 1.3.1 Electroacoustic music references .......................................................................................... 129 1.3.2 Musical time .................................................................................................................................... 130 1.3.3 Electronic cengkok and envelopes ........................................................................................ 132 1.4 Instruments and interfaces ..............................................................................................
    [Show full text]
  • Campursari Karya Manthous: Kreativitas Industri Musik Jawa Dalam Ruang Budaya Massa
    Campursari Karya Manthous: Kreativitas Industri Musik Jawa dalam Ruang Budaya Massa Wadiyo Universitas Negeri Semarang, Kandidat Doktor Seni Pertunjukan UGM Jalan Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta Timbul Haryono; R.M. Soedarsono Tenaga Pengajar Sekolah Pascasarjana UGM Jalan Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta Victor Ganap Tenaga Pengajar ISI Yogyakarta. Jln. Parang Tritis, KM 6.5. Sewon, Bantul, Yogyakarta ABSTRACT Manthous’s Campursari is a blend of Javanese gamelan pentatonic music with popular music in Indonesia which is based on Western diatonic music. The tones of gamelan and the frequencies of the tune are all transformed into diatonic tone frequency. However, the harmonization which is used is pentatonic harmony of Javanese gamelan. Manthous’s Campursari has succesfully become one of the major music industries since it is supported by three components, namely the organizers of the music productions, the current distribution of music productions, and the needs of the community. The role of mass media is also very helpful toward the existence of this work. News about Manthous’s and his Campursari spread out widely to the public through the mass media. In a relatively short time of its emergence, Manthous’s Campursari has become a mass cultural Javanese music. Keywords: Campursari, mass culture, music industry ABSTRAK Campursari karya Manthous adalah sebuah campuran dari musik pentatonik gamelan Jawa dengan musik populer di Indonesia yang mengacu pada 2 musik diatonis Barat. Nada gamelan dan frekuensi lagu semuanya ditransformasikan menjadi nada frekuensi diatonis. Namun, harmonisasi yang digunakan adalah harmoni pentatonis gamelan Jawa. Campursari karya Manthous telah berhasil menjadi salah satu industri musik besar karena didukung oleh tiga komponen, yaitu penyelenggara produksi musik, distribusi produksi musik, dan kebutuhan masyarakat.
    [Show full text]
  • The Musicality of Campursari Music in the Islamic Ritual Context Bambang Sunarto
    International Journal of Visual and Performing Arts ISSN - Vol. 1, No. 1, Mey 2019, pp. xx-xx 1 The Musicality of Campursari Music in the Islamic Ritual Context Bambang Sunarto Associate Professor at Postgraduate School, Indonesian Art Institute, Surakarta, Jl. Ki Hajar Dewantara No 19, Surakarta, Indonesia [email protected] ARTICLE INFO ABSTRACT This article discusses Campursari’s music, which has an increasingly Article history broad role, from profane to sacrilegious Islamic areas. Since its birth, Received this music serves as entertainment music. In the era of the 1990s and its Revised peak in the 2000s, this music entered and interacted with the Islamic Accepted community. The entry of Campursari music into the Islamic religious community is the embodiment of expectations and demands for environmental situations and conditions. Hopes and demands give birth Keywords to musical syncretism, which gives birth to adaptation strategies. Music syncretism Verstehen are appropriate methods for recognizing forms of adaptation Ritual event and syncretism. The choice of the verstehen method is because this Religious article does not merely highlight the problem of music, but also tries to Campursari understand the social actions of Campursari musicians in serving the Adaptation Muslim community via Campursari music. The choice of this approach is because musical adaptation stems from the idea that the birth of musicality has the support of a socially developed network of meanings. The benefit is to recognize the principles and rules of adaptive value and productive syncretism that occur behind music phenomena. This is an open access article under the CC–BY-SA license. 1. Introduction In Central Java and its surrounding area, since the early 1990s has grown and developed a new musical genre called Campursari music.
    [Show full text]
  • The Background and the Language Change of Campursari
    395 JURNAL ETIKA , Edisi Khusus, No.2, 2010: 395-407 THE BACKGROUND AND THE LANGUAGE CHANGE OF CAMPURSARI Widhyasmaramurti Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia [email protected] ABstract Campursari is a Javanese music genre which was popularized by Manthous, a Javanese artist. In general, campursari is known as a combination essence between instruments such as gamelan and western diatonic instruments, as well as a combination essence within Indonesian national music genres, e.g. kroncong and dangdut. Although there are no written references which sufficiently explained about campursari, but it begin to catch the attention of Javanese people in the end of 1980s. The lack of sufficient references leads to the first question of this writing, which tries to inform about the background of campursari. Furthermore, the Javanese people today have had a social change. They have moved to big cities and have various professional jobs rather than being farmers. Their cultural interests have changed and opened a spot where music industry might come and give its influence. Moreover, the creativity process of campursari has more freedom of act because it lacks of specific meter. Song writers may create their own patterns by having the similar rhyme in a stanza or by using lexicons of non- Javanese language or the lexicons of other languages due to their ability as bilingual or multilingual. Therefore, a second question is raised. The question refers to the language change in campursari. The aim of this writing is to answer research questions. Therefore, four prehipotheses might be raised. First, campursari occurred as a reply on modernity within Javanese community.
    [Show full text]
  • Campursari, Seni Musik
    Campursari, Seni Musik http://encyclopedia.jakarta-tourism.go.id/post/campursari--seni-musik?lang=id Oleh: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta 14-Mei-2019 Campursari adalah kolaborasi musik tradisional gamelan Jawa dengan alat musik modern yang saat ini sudah sangat memasyarakat, bahkan hingga ke luar Jawa. Gebrakan yang dibuat oleh Manthous bersaudara, dengan syair lagu menggunakan bahasa Jawa sederhana, bahasa pergaulan sehari-hari, menjadikan musik ini sangat mengena. Terlebih ketika dikolaborasikan dengan musik dangdut yang memiliki banyak penggemar. Istilah jaman sekarang adalah “pecah”. Bibit musik Campursari sebenarnya sudah muncul di tahun enampuluhan, dengan modifikasi alat-alat musik gamelan sehingga dapat dikombinasi dengan instrumen musik barat, atau sebaliknya. Tetapi instrumen-instrumen barat tetap 'tunduk' pada pakem musik yang disukai masyarakat setempat yaitu langgam Jawa dan gending. Musik Campursari yang dimainkan oleh Ki Narto Sabdo tetap menggunakan alat instrumen gamelan Jawa, tetapi lagu-lagu yang dibawakan oleh penyanyinya sudah dicampur dengan irama atau gending yang nadanya dibikin dangdut. Lagu yang awalnya berirama tembang berubah menjadi mocopat atau berirama langgam. Waldjinah, penyanyi yang terkenal pada saat itu, kemudian mengikuti jejak Ki Narto Sabdo. RRI Surakarta juga pernah memadukan musik keroncong dengan tambahan siter dan gendang di tahun 1960-an, tetapi tidak dilirik karena dianggap keluar dari pakem. Tokoh yang dianggap sebagai pendobrak tradisi dan membuat musik Campursari menjadi terkenal adalah seorang pemusik bernama Manthous. Dalam setiap pertunjukannya sebagian perangkat gamelan Jawa (slenthem, peking, gendang atau kendang, gong, sebagian bonang, dan suling) dikolaborasikan dengan keyboard. Ia menumbuhkembangkan langgam Jawa (gamelan dan keroncong) lalu merambah dunia dangdut dengan menghadirkan campuran musik keroncong dan dangdut (congdut), yang dipopulerkan oleh Didi Kempot.
    [Show full text]
  • Performing Indonesia a Conference and Festival of Music, Dance, and Drama
    Performing Indonesia a conference and festival of music, dance, and drama October 31−November 3, 2013 Freer Gallery of Art, Arthur M. Sackler Gallery, and S. Dillon Ripley Center, Smithsonian Institution A joint presentation of the Embassy of the Republic of Indonesia in Washington, D.C., and the Freer and Sackler Galleries, Smithsonian Institution Embassy of the Republic of Indonesia in Washington, D.C. H.E. Dr. Dino Patti Djalal, Ambassador of the Republic of Indonesia to the United States of America Freer Gallery of Art and Arthur M. Sackler Gallery Smithsonian Institution Julian Raby, The Dame Jillian Sackler Director of the Arthur M. Sackler Gallery and Freer Gallery of Art Performing Indonesia: A Conference and Festival of Music, Dance, and Drama steering committee Sumarsam, University Professor of Music, Wesleyan University Andrew McGraw, Associate Professor of Music, University of Richmond Haryo Winarso, Attaché for National Education, Embassy of the Republic of Indonesia Michael Wilpers, Manager of Public Programs, Freer and Sackler Galleries Ministry of The Embassy of the Education and Culture Republic of Indonesia, Republic of Indonesia Washington, D.C. Performing Indonesia a conference and festival of music, dance, and drama October 31−November 3, 2013 Schedule evening concerts conference International Gallery, S. Dillon Ripley Center Indonesian Music: Past and Present Javanese Shadow-Play: Hanoman on Fire* Keynote Address Thursday, October 31, 7:30 pm Traditional Performing Arts of Indonesia Javanese Dance and Gamelan from Yogyakarta* in a Globalizing World Friday, November 1, 7:30 pm Sumarsam Saturday, November 2, 11 am Musicians and Dancers of Bali* Freer, Meyer Auditorium Saturday, November 2, 7:30 pm Session 1 Traditional Theater and Dance from Sumatra* Perspectives on Traditional Repertoires Sunday, November 3, 7:30 pm Friday, November 1, 2–5:30 pm gamelan marathon S.
    [Show full text]
  • Kisah Perjuangan Sinden Siter
    “DAWAI-DAWAI KEHIDUPAN TRADISIONAL”: KISAH PERJUANGAN SINDEN SITER BERTAHAN HIDUP DARI MASA KE MASA (“THE STRINGS OF TRADITIONAL LIFE”: SINDEN SITER SURVIVAL STORY FROM TIME TO TIME) RESEARCH AND DESIGN PRODUCTION FOR FILM REPORTS By Ghinaa Atikawati ID No. 009201300024 A Research and Creative Project Report presented to The School of Humanities President University In partial fulfillment of the requirements of Bachelor Degree on Communication Studies, Concentration in Film and Television 2017 THESIS ADVISER RECOMMENDATION LETTER This thesis and short film entitled “SINDEN SITER DAWAI-DAWAI KEHIDUPAN TRADISIONAL”: KISAH PERJUANGAN SINDEN SITER BERTAHAN HIDUP DARI MASA KE MASA RESEARCH AND DESIGN PRODUCTION FOR FILM REPORTS”. Prepared and submitted by Ghinaa Atikawati in partial fulfillment of the requirements for the degree of Bachelor of Arts in the Faculty of Humanities, Communication Studies has been reviewed and found to have satisfied the requirements for a thesis fit to be examined. I therefore recommend this thesis for Oral Defense. Cikarang, Indonesia, January 27th 2017 Recommended by Syamsuddin Aziz, M.Phil., Ph. D Naswan Iskandar, M. Sn Research Advisor Creative Advisor i PANEL OF EXAMINERS APPROVAL SHEET The Period of Examiner declare that the thesis and a short film entitled “SINDEN SITER DAWAI-DAWAI KEHIDUPAN TRADISIONAL”: KISAH PERJUANGAN SINDEN SITER BERTAHAN HIDUP DARI MASA KE MASA RESEARCH AND DESIGN PRODUCTION FOR FILM REPORTS”. That was submitted by Ghinaa Atikawati in Film and Television from the Faculty of Humanities was assessed and approved to have passed the oral Examination on 8th March 2017. _________________________________ Dindin Dimyati, S.Sos., MM Chair of Panel of Examination/Examiner I _________________________________ Arda Muhlisiun, M.Sn Examiner II _______________________________ _______________________________ Syamsuddin Aziz, M.Phil., Ph.
    [Show full text]