Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari , 21(1), Februari 2021, 399-412 Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat universitas Batanghari Jambi JIUBJ ISSN 1411-8939 (Online), ISSN 2549-4236 (Print) DOI 10.33087/jiubj.v21i1.1340

Kerajaan Minangkabau Sebagai Asal-usul Kesultanan Jambi

Arif Rahim Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Batanghari Correspondence email: [email protected]

Abstrak. Tulisan ini membahas tentang kerajaan Minangkabau dan keberadaannya sebagai asal-usul Kesultanan Jambi. Masalah ini dinilai penting karena saat ini banyak kalangan yang kurang memahami hubungan antar kerajaan pada masa lampau, yang mana daerah-daerah tersebut dewasa ini termasuk ke dalam wilayah kerajaan-kerajaan tersebut. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi penjelasan terhadap masalah pokok yang diajukan dan seterusnya berkontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan terutama tentang sejarah lokal Jambi dan Sumatera Barat. Selain itu dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan oleh institusi terkait dalam rangka melestarikan nilai-nilai sejarah dan budaya dan untuk pengembangan dan pembangunan daerah. Dengan menggunakan pendekatan multidimensional dan didukung oleh penerapan motode sejarah yang mengacu ada prosedur penelitian sejarah ilmiah, diharapkan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah akan dapat diungkapkan secara objektif dan sistematis. Hasil Penelitian menunjukkan daerah Minangkabau merupakan daerah tua yang telah didiami manusia setidaknya sejak zaman Batu Muda sekitar 2000 tahun SM. Di daerah kabupaten Lima Puluh Kota banyak ditemuan Menhir yang diperkirakan berasal dari masa tersebut. Daerah Minangkabau merupakan daerah tempat turunnya Sang Sapurba bergelar Datuk Maharaja Diraja yang dalam tradisi lisan dianggap sebagai nenek moyang suku Minangkabau dan rumpun Melayu pada umumnya dan juga sebagai sosok yang menurunkan raja-raja yang memerintah di Pulau , terutama negeri-negeri Melayu. Dalam konteks hubungan Jambi dan Minangkabau, dapat dikatakan bahwa raja-raja yang memerintah di kerajaan Jambi adalah keturunan dari Kerajaan Minangkabau. Putri Selaro Pinang Masak yang dalam legenda kerajaan Jambi dipandang sebagai pendiri kerajaan Jambi adalah anak dari Ananggawarman yang memerintah di Pagaruyung pada tahun 1376 – 1417 M. Sebagai negeri tua, Minangkabau mempunyai sistem adat dan kebudayaan yang yang mempegaruhi daerah sekitarnya, termasuk daerah Jambi. Sumber Lembaga Adat Melayu Jambi mengatakan bahwa yang menyusun adat Jambi adalah Datuk Perpatih Nan Sabatang dari Pagaruyung sedangkan yang berasal dari Bandar Jambi adalah Datuk Ketemanggungan.

Kata kunci: kerajaan Minangkabau; asal usul; kesultanan Jambi

Abstract. This article discusses the Minangkabau kingdom and its existence as the origin of the Jambi Sultanate. This issue is considered important because at this time there are many people who do not understand the relationship between the kingdoms in the past, which regions are currently included in the kingdoms of these kingdoms. The results of this study are expected to provide an explanation of the main problems proposed and so contribute to the development of knowledge, especially about the local history of Jambi and . Besides, it can be used as material for consideration by related institutions in order to preserve historical and cultural values and for regional development and development. By using a multidimensional approach and supported by the application of historical methods that refer to scientific historical research procedures, it is hoped that the questions raised in the formulation of the problem will be objectively and systematically expressed. The results showed that the Minangkabau area was an old area that had been inhabited by humans at least since the Batu Muda era around 2000 years BC. In the district of 50 Kota there are many Menhir findings which are thought to be from that period. The Minangkabau area is the area where Sang Sapurba's title Datuk Maharaja Diraja descended which in oral tradition is considered the ancestor of the Minangkabau tribe and the Malay family in general and also as a figure who descended the kings who ruled on the island of Sumatra, especially the Malay countries. In the context of Jambi and Minangkabau relations, it can be said that the kings who ruled in the Jambi kingdom were descended from the Minangkabau Kingdom. Putri Selaro Pinang Masak, who in the Jambi royal legend is seen as the founder of the Jambi kingdom, was the son of Ananggawarman who ruled in Pagaruyung from 1376 - 1417 AD. As an old country, Minangkabau has a customary and cultural system that affects the surrounding area, including the Jambi area. A source from the Jambi Malay Customary Institute said that the one who composed Jambi's customs was Datuk Perpatih Nan Sabatang from Pagaruyung, while those from Bandar Jambi were Datuk Ketemanggungan

Keyword: minangkabau kingdom; origin; Sultanate of Jambi

PENDAHULUAN sebelah barat serta Cina dan Jepang di timur dan utara. Pulau Sumatera adalah pulau terbesar setelah Selama berabad-abad lamanya kawasan-kawasan pulau di antara ribuan pulau yang tersebar di tersebut telah menjalin hubungan dengan Sumatera. suatu kawasan yang disebut Nusantara. Dari segi Kerajaan-kerajaan besar seperti Sriwijaya, Melayu, Aceh penduduk pulau ini juga mempunyai jumlah penduduk terletak di pulau ini. Pada bagian pendahuluan kedua terbanyak setelah pulau Jawa. Dari segi geografis disertasinya Elizaberth E. Graves (2007) melukiskan letaknya adalah yang paling strategis karena terletak di penduduk Sumatera memiliki tingkat mobilitas jalur perdagangan yang menghubungkan dua kawasan individual yang tinggi, melakukan perjalanan jauh untuk penting sepanjang sejarah yakni Arab dan India di berniaga, atau satu waktu melakukan penjarahan, 399 Arif Rahim, Kerajaan Minangkabau Sebagai Asal-usul Kesultanan Jambi menjadi bajak laut. Banyak penduduknya yang Aryani Khatib Bungsu, berdakwah di daerah selatan melakukan pelayaran jauh, bahkan sampai ke pantai yakni Tiro, Bulukumba, Bantaeng dan Tanete timur Afrika dan di sana mereka bergabung dalam (https://id.wikipedia.org/wiki/Datuk_ri_Bandang). pemukiman Melayu Madagaskar. Hingga sekarang nama ketiga ulama tersebut sangat Dengan demikian Sumatera secara historis dihormati di . Pemerintah kabupaten merupakan pulau dengan penduduk gemar berdagang Bulukumba mengabadikan nama Datuk Ri Tiro sebagai dan dinamis, menjadi arena percaturan politik dan nama Islamic Center Bulukumba. internasional, atau persaingan prestasi individual. Orang Penyebaran Islam di Sulawesi Tengah juga Minangkabau di Sumatera Barat khususnya adalah pertama kali dilakukan oleh seorang ulama asal pewaris terhormat dari tradisi yang sudah sangat tua itu Minangkabau bernama Datuk Karama. Nama aslinya (Graves, 2007). adalah Syekh Abdullah Raqie, pertama kali Pernyataan Graves (2007) itu cukup sebagai menyebarkan agama Islam ke Tanah Kaili atau Bumi alasan pentingnya mengkaji Kerajaan Minangkabau. Tak Tadulako, Sulawesi Tengah pada abad ke-17. Awal dapat disangkal kerajaan inilah sebagai penerus dua kedatangan Syekh Abdullah Raqie atau Datuk Karama kerajaan besar Nusantara selama sepuluh abad di Tanah Kaili bermula di Kampung Lere, Lembah Palu sebelumnya yakni Sriwijaya dan Melayu. Ketika (Sulawesi Tengah) pada masa Raja Kabonena, Ipue didirikan oleh Adityawarman tahun 1349 kerajaan yang Nyidi memerintah di wilayah Palu. Selanjutnya Datuk berpusat Pagaruyung Batusangkar sekarang, menguasai Karama melakukan syiar Islam-nya ke wilayah-wilayah daerah yang luas meliputi daerah Provinsi Sumatera lainnya di lembah Palu yang dihuni oleh masyarakat Barat sekarang, daerah pantai timur Arcat (daerah antara Suku Kaili. Wilayah-wilayah tersebut meliputi Palu, Aru dan Rokan hingga Jambi, serta di pantai barat yakni Donggala, Kulawi, Parigi dan daerah Ampana daerah Muko-muko (sekarang Bengkulu hingga Barus di (https://id.wikipedia.org/wiki/Datuk_Karama). Sumatera Utara (Tome Pires, 2016). Selain itu ada Rombongan Datuk Karama yang lain bernama Datuk daerah pengaruh yaitu daerah yang mengakui kedaulatan Mangaji yang berdakwah di daerah Parigi Pagaruyung namun tak diharuskan membayar upeti. (https://id.wikipedia.org/wiki/Datuk_Mangaji). Terdapat 62 kerajaan di Nusantara yang tersebar di (Masyarakat Sulawesi Tengah sangat menghormati Filipina, Brunai, Thailand dan Malaysia, hampir seluruh ulama ini. Sebagai penghargaan nama Datuk Karama Pulau Sumatera, Nusa Tenggara Barat dan Nusa dijadikan sebagai nama perguruan tinggi yaitu IAIN Tenggara Timur. Kerajaan-kerajaan itu mengaku Datokarama Palu. menginduk ke Pagaruyung. Gradasi hubungannya dalam Dalam konteks sejarah Jambi Raja-raja bentuk sapiah-balahan (keturunan dari garis ibu), Minangkabau adalah leluhur yang menurunkan raja-raja kuduang karatan (keturunan dari garis ayah), timbang- yang memerintah di wilayah Jambi yang dikenal dengan pacahan, dan kapak radai yang merupakan keturunan sebutan Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah. kerajaan (Kompas. 22 Juni 2013). Ketika menobatkan Pernyataan itu dapat dikatakan fakta kuat karena seluruh dirinya sebagai raja Adityawarman mamakai gelar penutur maupun penulis sejarah Jambi menyatakan Maharajadiraja, suatu gelar yang lazim digunakan oleh keturunan raja Jambi berasal dari Pagaruyung.. kerajaan besar dan berdaulat sendiri. Masalahnya kini adalah banyak masyarakat yang kurang Kebesaran Minangkabau ditopang oleh keadaan memahami tentang jalinan sejarah antar daerah sehingga alamnya yang subur dan kaya dengan bahan tambang timbul kesan seolah-olah masing-masing daerah punya terutama emas. Daerah ini adalah penghasil lada terbesar sejarah sendiri yang terlepas dari daerah lain. yang menjadi komoditas yang paling berharga dalam Pemberlakuan otonomi daerah sejak zaman reformasi perdagangan dunia selama berabad-abad. semakin menguatkan kesan tersebut, karena masing- Selain pedagang, orang-orang Minangkabau juga masing daerah berupaya mencari “ icon” atau identitas terkenal sebagai pendakwah dan penyebar agama Islam daerah. di Nusantara. Seorang pangeran Pagaruyung yang Sehubungan dengan uraian di atas maka rumusan bernama Raja Baginda beserta pengikutnya dikenal masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai orang yang mula-mula menyebarkan agama berupa pertanyaan, bagaimana keberadaan Kerajaan Islam di Philipina Minangkabau sebagai asal-usul dari kesultanan Jambi. (https://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Filipina). Di Secara spasial pembahasan dalam penelitian ini Sulawesi Selatan Islam disebarkan oleh tiga orang Datuk mencakup bahasan tentang proses terbentuknya kerajaan beserta pengikutnya. Ketiganya dikenal sebagai ahli Minangkabau beserta pengaruhnya terhadap masyarakat huhum (Fiqih), ahli tauhid dan ahli tasauf . Yang Minangkabau di daerah luhak maupun rantau, pertama bernama Dt. Ribandang yang nama aslinya menyangkut aspek sosial, ekonomi maupun politik. adalah Abdul Makmur Khatib Tunggal, berdakwah di Aspek lainnya menyangkut asal-usul kesultanan Jambi daerah Goa, Talo, Sepang, Wajo, Gantarang, dan dengan menitikberatkan penjelasan seputar Bima. Selanjutnya Dt. Patimang atau Dt. Sulaiman perkembangan kesultanan Jambi pada masa awal. Khatib Sulung, berdakwah di kerajaan-kerajaan , Selanjutnya secara temporal pembahasan topik ini Kolaka, Tana Toraja dan Poso. Yang ketiga Nurdin berkisar pada periode sekitar abad 14 dan15. Abad 14 400 Arif Rahim, Kerajaan Minangkabau Sebagai Asal-usul Kesultanan Jambi adalah masa terbentuknya Kerajaan Minangkabau Berdasarkan teori tersebut kemunculan kerajaan sedangkan abad 15 adalah masa berdirinya Kesultanan Minangkabau, Melayu dan Sriwijaya dapat dihubungkan Jambi. dengan keberadaan Selat Malaka dan Samudera Hindia Tulisan ini bertujuan menjelaskan keberadaan yang berfungsi sebagai jalur pelayaran niaga tersebut. Kerajaan Minangkabau sebagai cikal-bakal kerajaan Jalur perdagangan itu dipengaruhi oleh sistem angin di hubungan Kesultanan Jambi. Hali itu didorong oleh Asia tropis (Reid, 1992). Keteraturan itu dimanfaatkan keadaan masih kurangnya hasil kajian tentang sejarah oleh para pemilik kapal untuk kepentingan pelayaran. lokal Jambi, sementara masalah-masalah kesejarahan Apabila hendak melakukan pelayaran jarak jauh, para terutama pada rentang waktu prakolonial masih banyak pemilik kapal berusaha mengurangi resiko pelayaran yang belum terungkap. Dengan demikian hasil tulisan ini dengan cara menentukan waktu yang baik dan mengikuti diharapkan menjadi uraian objektif yang dapat arah angin. Pada bulan Januari-Februari dapat dipastikan memperkaya khasanah pengetahuann terutama bertiup angin utara yang dimanfaatkan oleh kapal-kapal menyangkut dinamika hubungan antara Jambi dan Cina, Jepang, dan Ryukyu untuk berlayar ke selatan. Minangkabau. Dengan melakukan penggalian dan Mereka kembali ke utara ketika bertiup angin dari arah penelusuran data-data sejarah, hasil penelitian ini selatan ada bulan Juni, Juli dan Agustus. Kapal-kapal diharapkan dapat mengungkap sejarah kerajaan-kerajaan Arab dan India akan berlayar ke Nusantara dengan zaman kuno di daerah Jambi sekaligus sebagai refleksi memanfaatkan angin musim barat antara bulan dan bahan pertimbangan dari instansi terkait dalam Aprilhingga Agustus. Kebanyakan dari mereka tinggal mengambil keputusan atau kebijakan terutama apa bila untuk berdagang sembari menunggu datangnya angin hal demikian terkait dengan persoalan kesejarahan musim timur dan datangnya kapal-kapal Cina antara bulan Desember hingga April. Menurut Anthony Reid Kerangka Teoritis (1992) pelayaran yang berdasarkan angin musim inilah Bersandar pada teori set of sets yang digunakan yang mengakibatkan lahirnya bandar-bandar oleh K.N Chaudhuri dalam membahas jalur perdagangan perdagangan. Memperkuat pendapat Reid (1992) ini Samudera Hindia, sejarawan Universitas R.Z O.W Wolters mengatakan bahwa munculnya kerajaan- Leirissa (1997) menyatakan bahwa sejarah Asia antara kerajaan masa awal di Asia Tengara (termasuk Melayu) abad 7 hingga abad 18 dtafsirkan sebagai suatu proses merupakan akibat reaksi penduduk setempat yang sejarah yang berlangsung lebih dari satu milinium, menggunakan kesempatan yang diberikan oleh pedagang dimana laut, lahan subur, gunung-gunung dan gurun, asing (Lapian, 1997). Rupanya penduduk lokal nusantara merupakan elemen-elemen dasar dalam suatu kawasan telah memanfaatkan jalur lalu lintas yang berbasis tempat terjadi interaksi antara, para pelaut, para nomad perdagangan itu untuk mencptakan wilayah-wilayah dan para petani. Pemikiran seperti itu memungkinkan kekuasaan di sepanjang jalur perdagangan tersebut. adanya suatu prinsip dimana setiap elemen dari berbagai Dalam konteks kerajaan Minangkabau yang berada di set seperti samudera Hindia, orang-orang Arab, orang- pedalaman Sumatera, hal demikian lebih orang India, orang-orang Cina dan lain sebagainya memungkinkan karena dari wilayahnya mengalir sungai- dipadukan dalam pola sejarah yang sama. Jalur ini sungai besar seperti Rokan, Siak, Kampar, Indragiri dan dikenal dengan jalur sutera berfungsi menyalurkan Batanghari yang berfungsi sebagai jalan raya produk-produk dari timur ke Barat. Alat utamanya menghubungkan daerah pantai timur Sumatera (Jambi adalah “karavan” yaitu rombongan onta dalam jumlah dan Riau) dengan kawasan hulu (Minangkabau) yang yang sangat besar. merupakan daerah subur yang sangat kaya dengan Terbentuknya jalur perdagangan transkontinental berbagai produk komoditas perdagangan . Teori ini yang membentang di Asia Tengah yang menghubungkan berlaku umum sebagai pendorong munculnya pusat- Chang-an (Ibukota Cina sejak abad 17 hingga abad 13) pusat kekekuasaan di sepanjang jalur strategis, akan dengan wilayah-wilayah sekitar laut Kaspia, serta tetapi mengenai eksistensi dan jatuh bangunnya pusat- dengan Mesopotamia, dan pelabuhan Antiochia di pantai pusat kekuasaan sangat ditentukan oleh dinamika Laut Tengah, adalah satu adalah satu pola sejarah. Jalur internal kawasan seperti peperangan, dan penuklukan- ini dikenal dengan jalur sutera, berfungsi menyalurkan penaklukan yang dilakukan oleh kekuatan yang lebih produk-produk dari timur ke barat. Alat utamanya adalah kuat. Sebagaimana halnya dengan munculnya kerajaan- “karavan” yaitu rombongan onta dalam jumlah yang kerajaan Turki di Asia Barat dan Moghul di India sangat besar . Demikian pula halnya dengan jalur laut adalah buah dari ekspansi kekuasaan bangsa Mongol yang menghubungkan negeri pantai Laut Tengah di barat dari Asia Tengah (Leirissa, 1997). dengan dengan Cina di sebelah timur, melalui Laut Untuk melihat Kerajaan Minangkabau sebagai Merah, Teluk Parsi, Samudera Hindia, Selat Malaka, asal-usul kesultanan Jambi digunakan konsep “ Selat Sunda, dan Laut Cina Selatan. Sejarawan geneologi “ yaitu pengetahuan mengenai asal-usul menyebut jalur ini dengan sebutan jalur pelayaran niaga moyang atau keturunan keluarga seseorang atau orang- karena berfungsi sama dengan jalur sutera (Leirissa, orang. Dahulu kaisar-kaisar, raja-raja, atau orang 1997). terkemuka biasa membuat pohon (family tree) untuk menunjukkan asal-usulnya. Dalam konteks penelitian 401 Arif Rahim, Kerajaan Minangkabau Sebagai Asal-usul Kesultanan Jambi orang-orang tertentu yang menjadi objek penelitian nenek moyang kita, bila dikaji asal-usulnya, serpih- dapat dilakukan melalui biodata atau curriculum vitae belahan tiga jurai, yang tua bernama Maharaja Alif, nya (Sjamsuddin, 2007). tinggal di Romawi , yang tengah namanya Maharaja Depang jatuh ke Negeri Cina, dan yang paling bungsu METODE yakni Maharaja Diraja yang turun ke pulau emas ini Jenis penelitian ini adalah penelitan kepustakaan (Bahar Dt. Nagari Basa, 1966) (library research), yaitu serangkaian penelitian yang Dari kalimat tambo itu dapat diartikan bahwa berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, nenek moyang orang Minangkabau adalah keturunan atau penelitian yang obyek penelitiannya digali melalui dari tiga orang Maharaja yang bersaudara yakni beragam informasi kepustakaan (buku, ensiklopedi, Maharaja Alif yang berkuasa di Romawi, kemudian jurnal ilmiah, koran, majalah, dan dokumen). (Nana adiknya yang nomor dua Maharaja Depang yang Syaodih, 2009) menjadi penguasa Cina, dan yang paling muda yaitu Maharaja Diraja yang datang dan menjadi raja di Pulau HASIL DAN PEMBAHASAN Emas, yakni nama lain dari pulau Sumatera. Di antara Asal-usul dan Kehidupan Awal Suku Minangkabau pengiringnya adalah Tjeti Bilang Pandai. Gelar ini Berdasarkan lingkaran-lingkaran hukum adat yang semula hanya bagi orang Hindu, namun pada disusun oleh Van Vollenhoven, suku bangsa perkembangannya dipakai juga bagi orang asli Minangkabau adalah salah satu dari 19 suku utama yang Minangkabau. Sementara isterinya digelari anak raja, mendiami wilayah Indonesia (Koentjaraningrat, 2009). harimau campo, kambing hutan, kucing siam dan anjing Meski demikian kurun panjang keberadaan suku ini sulit yang mualim. Setelah lama berlayar, sampailah di pulau dijelaskan berdasarkan standar pengetahuan ilmiah. Andalas, pulau Perca. Perahunya tersangkut batu karang Sejarahnya mulai terungkap agak terang sejak abad ke dan rusak. 14. Sedangkan untuk masa sebelumnya tidak ditemukan Lebih jauh termuat dalam tambo bahwa tanah air peninggalan tertulis, kecuali hanya peninggalan- kita ini belumlah terpisah-pisah seperti sekarang, peninggalan arkeologis yang jumlahnya pun tak melainkan bersatu dengan Semenanjung Malaya sampai seberapa. ke tanah Asia. Karena ditimpa oleh topan pada masa Beruntung suku Minangkabau sangat kaya Nabi Nuh , hancurlah tanah itu oleh banjir besar yang dengan tradisi lisan. Di antaranya, yang paling lengkap disebut “kiamat Nabi Nuh”. Tanah-tanah yang hancur itu penggambarannya adalah tambo atau tarombo. Melalui dihanyutkan oleh air surut dan terjadilah selat-selat dan tambo itulah masa silam Minangkabau dapat tergambar. laut-laut yang tidak begitu luas. Pada masa itulah Di dalamnya digambarkan tentang asal usul suku Maharaja Diraja berlayar ke pulau Perca dan mendarat di Minangkabau, proses penyebarannya, wilayah gunung merapi yang dikatakan masih sebesar telur itik. kekuasaan, serta aturan-aturan yang dijadikan pegangan Pelayaran itu sendiri berawal dari tanah basa (Daratan dalam kehidupan masyarakat. India) dengan waktu yang lama. Gambarannya termuat Dalam perspektif historiografis tambo tergolong dalam Tambo Alam yang mengatakan “ dek lamo bentuk historiografi tradisional. Salah satu ciri yang kalamoan, tampaklah gosong dari lauik, nan sagadang melekat padanya adalah kuat dalam hal geneologi, tetapi talua itiak, sadang dilamun-lamun ombak “ lama- lemah dalam hal kronologi dan detil-detil biografis kelamaan berlayar ketika mereka sedang timbul (Taufik Abdullah, 1985). Edward Jamaris (1991) tenggelam berjuang menghadapi ombak dan gelombang, mengklasifkaikasikan tambo sebagi karya sastra. Bila tampaklah gosong dari laut, kira-kira sebesar telur itik dikaitkan dengan sejarah dinilai hanya mengandung 2% (gunung Merapi). Adapun tentang keadaan pulau fakta (Mansur, 1970). Namun perkembangan metodologi Sumatera ketika mereka datang digambarkan dengan penelitian sejarah dewasa ini memungkinkan orang ungkapan pantun : pisau siraiuik bari hulunyo – diasah untuk menyusun sejarah dengan memanfaatkan sumber baru bamato – lautan sajo dahulunyo – mangko banamo tradisi lisan. Sebagian besar penulisan sejarah Afrika pulau paco. Pisau sirauik diberi tangkainya, diasah dulu untuk kurun sebelum kedatangan bangsa-bangsa Eropa baru ada matanya. Lautan semua pada mulanya, paling banyak menggunakan sumber tradisi lisan sekarang bernama pulau Paco (Sumatera). (Vansina, 2014). Dengan demikian menurut tambo nenek moyang Tradisi lisan Minangkabau mengatakan bahwa orang Minangkabau adalah Maharaja Diraja keturunan nenek moyang mereka adalah keturunan Iskandar Yunani yang berlayar ke Pulau Perca (Sumatera) dari Zulkarnain dari Yunani. Dalam sebuah tambo dikatakan Tanah Basa (daratan India). Pelayaran itu memakan : waktu yang lama melewati alunan ombak dan Lorong nan niniak mujang kito, asa usuanjo kalau gelombang laut yang besar. Dalam pelayaran itu dikaji, di dalam tarambo lamo, sapiah balahan tigo djurai akhirnya mereka menampak sebongkah daratan yaitu asa nan dari banua Ruhum. Nan tuo Maharadjo Alif, nan gunung Merapi yang dari kejauhan masih sebesar telur tingga di banua ruhum, nan tangah Maharadjo Depang itik. Maka di situlah mereka mendarat. Keadaan alam di nan jatuah ka banua Tjino, nan bungsu Maharadjo sekitar gunung Merapi ketika mereka mendarat masih Diradjo nan turun ka pulau ameh nangko. Dalam hal diliputi air laut. Itulah sebabnya di dalam tradisi lisan 402 Arif Rahim, Kerajaan Minangkabau Sebagai Asal-usul Kesultanan Jambi

Minangkabau - siapapun penyusunnya atau penuturnya siriah nan bagagang. Adapaun tatanan sosial yaitu - selalu dikatakan bahwa asal-usul orang Minangkabau mengelompokkan ruang kehidupan masyarakat ke berasal dari gunung Merapi, seperti yang terungkap dalam tingkatan korong kampung, mulai dari taratak dalam pantun berikut: hingga koto dan nagari, serta menciptakan undang- undang sebagai pedoman dan rambu-rambu bagi setiap Dimano disalai palito orang dalam kehidupannya di dalam masyarakat. Dibaliak telong nan batali Pada masa itu ada tiga jenis undang-undang yang Dimano turun niniak kito berdiri. Pertama, Simumbang jatuah yaitu hukum yang Di ateh gunuang Marapi mengatasi masalah sengketa, silang selisih, serta dendam (B.Dt. Nagari Basa, 1966) kesumat di dalam koto dan nagari. Sifat keputusannya Versi lain pantun ini adalah : indak tasangkuik tasampang, indak tasingguang Dari mano titiak palito tagaduah, umpamo aie hilia bah hujan jatuah kakasiak. Dari tangluang nan barapi Artinya sifat keputusan hukum ini adalah mutlak dan Dari mano asa nenek moyang kito harus dipatuhi. Dari puncak Gunuang Marapi Kedua, Si gamak-gamak yakni aturan-aturan (repo.unand.ac.id) tentang kehidupan sosial dan ekonomi. Kok ado karajo Darimana titik pelita nak dikakok ataupun barang nan dibuek, basicapek nak Dari lentera yang berapi daulu, basikuaek nak manggabiah, mano nan tampak nak Darimana asal nenek kita diambiak, mano nan ado nak dikarajokan, ndak dikana Dari puncak gunung merapi. awa-akhia, raso pareso ndak ditaruah, asa dapek lah manjadi. Sabaiak-baiak pakarjaan saelok-elok aka budi... Kedua pantun di atas agak berbeda sampirannya. undang –undang ini menunjukkan kebebasan tak Namun menunjukkan kesamaan isi, yakni sama-sama berbatas. Kehidupan berjalan berdasarkan kemampuan mengatakan bahwa nenek moyang orang Minangkabau diri tetapi tidak memperhatikan etika dan moralitas. berasal dari gunung Merapi. Dari sanalah selanjutnya Segala aspek kehidupan dijalankan berdasarkan mereka turun ke bawah dan membuat sawah, ladang dan kecakapan, ketrampilan, namun juga berdasarkan pemukiman. perbuatan imoral seperti maling dan penipuan. Tentang hal itu dijelaskan dalam tambo. ... Ketiga, Si lamo-lamo adalah aturan yang basentak turun ka bawah dibawah labuhan si timbago, berdasarkan atas keberanian dan kekerasan. Kebenaran lah tibo di guguak ampang, di liggundi nan baselo. Di terletak pada siapa yang berani. yaitu babana ka pangka situlah mulo bataratak, mambuek tampek masiang- langan, batareh ka ampu kaki, basasi ka ujuang tapak. masiang, bakeh diam surang-surang, sabalun bakorong Kareh makanan takiak, lunak makanan sudu. Kok lai jo bakampuang, sabalun bakoto banagari. Di situlah dahan mahambek, dikupak dipatah duo. Kok ado batang mulo mancancang jo malateh, jolong malambeh jo malintang,dikarek dikabuang-kabuang, kok tampak malamun mako batanao baro bilah. Mako ditarukolah rantiang ka mangaik dipatah dipalituakkan. Kok gadang sawah jo ladang, dilambeh hutan jo baluka, dirambah endan-maendan, kok panjang kabek mangabek, nan samak jo rimbo dalam, dilambang bumi tanah subur. (B. laweh saok manyaok. Dt. Nagari Basa, 1966). Bergerak turun ke bawah di Menurut tambo ketiga undang-undang berubah bawah Labuhan Sitimbago, hingga sampai di Guguk pada masa kepemimpinan Dt. Suri Dirajo, karena Ampang, di Liggundi Nanbaselo. Di situlah awalnya undang-undang ini dinilai kurang berkeadilan karena dibangun taratak (pemukiman sederhana) sebagai tempat sifatnya yang tak dapat dibanding, kebenaran tak dapat tinggal masing-masing, sebelum terbentuknya korong disebut, sesat tak dapat surut, salah tak dapat minta dan kampung serta koto dan nagari. Di situ juga mula- ampun. Akibatnya banyak orang tak bersalah yang mula dilakukan merambah hutan dan belukar, membuka terkena hukumannya, serta banyak orang yang tak lahan, meneruka sawah dan ladang untuk kegiatan berutang yang membayar. Aturan itu bersifat otoriter bercocok tanam di tanah yang dinilai subur. dan reaksioner dan sering dimanfaatkan untuk menang Disebabkan bertambuhnya jumlah penduduk sendiri. Jikapun suatu fihak berdiri di atas kebenaran jika maka ditambah pula daerah penghidupan dan dia lemah akan berada di fihak yang kalah. Selain itu pemukiman hingga meliputi daerah yang dinamakan kurang memperhatikan nilai kemanusiaan, kejujuran, Periangan Padang Panjang. Dan seiring dengan itu etika, dan moralitas, karena membuka peluang untuk maka dibuatlah tatanan sosial dan politik yang pencurian dan perbuatan curang. dimaksudkan agar masyarakat bisa hidup damai dan Sebagai pengganti undang-undang tersebut tenteram. Tatanan politik adalah menciptakan sistem tercipta undang-undang baru yang bernama Undang- kekuasaan yang berfungsi untuk karuah mampajaniah undang Tariak Baleh. Undang-undang ini mengatur bila yaitu menyelesaikan masalah dan silang sengketa serta terjadi kejahatan, dibalas dengan hukuman yang menjatuhkan hukuman bagi siapa yang melanggar setimpal dengan perbuatannya. Jika seorang melakukan aturan. Yang menjadi penguasa adalah Maharaja Diraja terbukti melakukan pembunuhan, maka diapun akan yang dikatakan sebagai ayam nan barinduak, sifatan dibunuh. Jukan dia memalu (memukul) maka diapun 403 Arif Rahim, Kerajaan Minangkabau Sebagai Asal-usul Kesultanan Jambi akan dihukum dengan cara dipalu. Begitu juga dalam hal Singgalang yaitu : Guguak, Tabeksarojo, Balingka dan hutang-piutang. Jika seorang berhutang dengan emas, Koto Pambatan. maka bayarannya pun dengan emas. Tak boleh dengan Semua daerah itu adalah daerah yang empat barang lain walaupun nilainya sama. Hutang ameh bayia angkat, namun dalam perkembangannya daerah-daerah jo ameh,hutang nyawo bayia jo nyawo, hutang padi tersebut disebut berdasarkan masing-masing namanya bayia jo padi, hutang kato bayia jo kato. saja. Sedangkan nama Empat Angkat akhirnya hanya Perubahan itu telah membawa perbaikan melekat pada daerah-daerah yang didiami oleh angkatan kehidupan masyarakat. Rakyat yang terdakwa telah pertama. Seluruh daerah tersebut ditambah dengan dapat mengemukakan perasaanya sebagai hak membela daerah-daerah lain yang merupakan pengembangannya diri, melakukan banding, ataupun menta ampun atas kemudian menjadi wilayah yang di sebut Luhak Agam. kesalahannya. Sejak itu tumbuhlah dalam masyarakat Setelah Luhak Agam terisi sebagai daerah rasa kasih-mengasihi, turut memikirkan keadaan orang pemukiman, maka pandangan dialihkan ke kawasan lain dalam pergaulan hidup di korong-kampung atau di gunung Sago terutama daerah sebelah utara hingga koto-nagari. timur. Kawasan ini terdiri dari tanah dataran yang luas, Seiring dengan itu jumlah masyarakat pun terbentang di sepanjang Batang Limpasi, Batang bertambah banyak. Jika semula konsentrasi penduduk Sinamar, dan Batang Agam, dan hanya tinggal menanti hanya berada di bawah gunung Merapi yaitu di orang yang akan mengolah saja. Oleh nenek moyang Langundi nan baselo, dan Periangan Padangpanjang, yang berkuasa pada masa itu disiapkan sebanyak 50 selanjutnya pemukiman tersebar di daerah-daerah yang keluarga yang akan dipindahkan ke sana. Yang akan datar yang terletak di sebelah timur dan selatan gunung dipindahkan itu adalah kaum yang telah berkembang Merapi yakni daerah- daerah Sungaitarab, Sumanik, biak tetapi tidak mempunyai harta sawah ladang yang Suroaso, Padangganting, Buo, Sumpurkudus, dan lain- mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Maka lain. Kecuali Sumpurkudus semua daerah tersebut dibagilah kaum tersebut ke dalam dua kelompok yaitu sekarang masuk ke dalam daerah yang disebut kabupaten kelompok yang akan berpindah, dan kelompok yang Tanahdatar, nama yang diambil berdasarkan peroses akan tetap tinggal di daerah Pariangan Padangpanjang. terbentuknya pemukiman pada masa awal sejarah Meskipun kedua kelompok kaum ini akan terpisah tetapi Minangkabau. hubungan kekeluargaan antara mereka tetap seperti Setelah kawasan selatan dan timur gunung merapi sediakala. Tidak terputus antara yang pergi dan yang telah didiami oleh penduduk yang banyak, dikerahkan tinggal. Itulah yang disebut dalam adat Minangkabau pula tenaga untuk menyelidiki alam sekitar utara dan panjang bakaratan, laweh basibiran. barat gunung Merapi. Ketika ternyata di kawasan Dalam perjalanan mereka menuju kawasan tersebut ternyata banyak tanah yang baik untuk ditanami gunung Sago itu, sampailah mereka di pinggir batang dan dijadikan daerah perkampungan, berangkatlah empat Agam dan menyebranginya. Di seberang sungai itu rombongan (kaum) pertama dari Periangan terdapat suatu daratan ( padang ) yang luas dan datar, Padangpanjang untuk mencencang dan merambah, disana mereka berhenti dan beristirahat. Ketika keesokan membabat hutan untuk dijadikan sawah ladang dan harinya rombongan itu bersiap untuk meneruskan tempat tinggal. Empat rombongan itu sampai disuatu perjalanan, mereka menghitung jumlah anggota daratan yang lebih rendah dikaki gunung Merapi sebelah rombongan. Setelah dihitung ternyata tidak lengkap lagi utara. Rombangan itu menemukan sebuah lubuk yang lima puluh kaum. Sebahagian ahli adat mengatakan mereka namai lubuk Agam di sebuah sungai yang jernih jumlah rombongan itu berkurang lima kaum. Kelima yang hulunya bercabang dua. Yang pertama bernama rombongan yang hilang tersebut adalah rombongan Sungaijernih, yang kedua bernama Batang Tambuo. Datuk Permato Soid di Kuok, Datuk Bandaro Sati di Sungai yang mengalir melewati lubuk itu ke hilirnya Bangkinang, Datuak Tan Gadang di Salo, Datuk disebut Batang Agam. Keempat kaum tersebut akhirnya Baramban di Air Tiris, dan Datuk Marajo Basa di meneruka sawah salang dan membuat pemukiman di Rumbio (https://limapuluhkotakab.go.id/lpk-profil- daerah-daerah lubuk Agam tersebut. Terbentuklah daerah/geografi-dan-demografi). Kelima daerah tersebut daerah-daerah yang bernama Biaro, Balaigurah, terkenal dengan sebutan Kampar Limo Koto dan Lambah, dan Panampuang dan daerah sekitarnya hingga sekarang masuk ke dalam Kabupaten Kampar Provinsi Lasi dan Candung. Riau dan merupakan daerah-daerah penting di kabupaten Selanjutnya berangkat pula rombongan kedua tersebut. yang juga terdiri dari empat rombongan kaum, yang Keterangan lainnya mengatakan hanya dua kaum. masing-masingnya membuat empat perkampungan Kaum pertama di bawah pimpinan Dt. Mareko Panjang yaitu Kurai, Banuhampu, Sianok dan Kotogadang. Janggut meneruskan perjalanan ke Sungai Kampar Kiri Angkatan ketiga juga terdiri dari empat rombongan dan membangun koto dan nagari di sepanjang sungai kaum, mendiami daerah-daerah yang disebut Sarik, tersebut. Kaum kedua yang dipimpin oleh Datuk Mareko Sungaipuar, Batagak, dan Batupalano. Terakhir adalah Putih Gigi, menghiliri sungai Kampar Kanan dan angatan keempat yang juga terdiri empat rombongan berkembang biak disepanjang aliran sungai tersebut. kaum yang membentuk daerah-daerah di kaki gunung Sementara yang lainya membangun perkampungan di 404 Arif Rahim, Kerajaan Minangkabau Sebagai Asal-usul Kesultanan Jambi daerah-daerah: Batuhampar, Tiaka, Airtabit, Anak koto Luhak Limapuluh Kota mengembangkan Airtabit, Situjuh, Halaban, Talagogantiang, Taram, rantaunya ke arah timur mengiliri sungai Kampar dan Sarilamak, dan Gunung Bungsu. Semua daerah itu sungai Siak, bahkan menyebrangi selat Malaka. Di sana termasuk ke dalam wilayah kabupaten Limapuluh Kota mereka membangun negeri yang disebut Negeri sekarang. Sembilan dan diperintah seorang raja yang diutus dari Dengan tersebarnya pemukiman penduduk ke Pagaruyung. Meskipun ada yang berasal dari daerah-daerah tiga gunung yakni Merapi, Singgalang, Tanahdatar, paling banyak nama sebutan suku-suku Sago, dan sekitarnya maka terbentuklah tiga luhak, yaitu yang ada di Negeri Sembilan diambil dari nama-nama Tanahdatar, Agam, dan Limapuluhkota. Ketiganya daerah di Lima puluh Kota yang merupakan daerah asal merupakan daerah inti dari masyarakat Minangkabau. mereka. Misalnya suku Payakumbuh, Sarilamak, Ketika jumlah penduduk di ketiga Luhak itu bertambah Simalanggang, Batuhampar. Mungkal, Tiga batu ( Tiga padat, maka merekapun menyebar ke daerah-daerah batur Situjuh ). sekitarnya, bahkan ke daerah lain melampaui daerah- Hingga di sini tambo seakan berhasil memberikan daerah yang telah lebih dulu ditempati oleh suku bangsa gambaran tentang masa lampau masyarakat yang lain. Daerah-daerah tersebut disebut daerah rantau. Minangkabau mulai dari tahap awal hingga tersebar ke Orang-orang luhak Tanahdatar membangun berbagai daerah yang cukup luas cakupannya. Namun daerah rantau ke arah selatan dan tenggara, meliputi sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya keterangan daerah Solok dan daerah-daerah sekitar Gunung Talang tambo sangat lemah dalam hal kronologi. Dari seluruh lainnya. Dari sana mereka turun ke daerah pesisir rangkaian proses itu tak terdapat cantuman waktu yang bahagian selatan yaitu daerah Padang, dan derah-daerah menentukan kapan terjadinya suatu peristiwa beserta lain di sepanjang pantai hingga daerah Muko-muko di urutannya. Untuk itu keterangan-keterangan yang propinsi Bengkulu yang disebut Bandar sepuluh. terdapat dalam tambo sebisa mungkin disinkronkan Daerah-daerah itu dikenal dengan sebutan Rantau Alam dengan keterangan lain yang disampaikan oleh para ahli Surambi Sungai Pagu, Rantau Duobaleh Koto dan arkeologi, antropologi, filologi, dan lain-lain. Dalam hal Rantau Pasisia Panjang. waktu kedatangan umpamanya, dapat dikatakan bahwa Yang ke arah Tenggara menyusuri Batang waktunya abad ke 4 sebelum Masehi. Data sejarah Kuantan dan mendirikan perkampungan di sepanjang mencatat kehidupan Alexander Agung yang disebut sungai tersebut hingga ke batas Rengat sekarang. Iskandar Zulkarnain itu hidup. Waktu itu juga sinkron Daerah-daerah tersebut yaitu Lubuak Ambacang, dengan zaman bercocok tanam atau zaman perundagian, Lubuak Jambi, Gunuang Koto, Benai,Pangian, Basra, karena diawal kedatangan mereka dikatakan telah Sitinjua, Kopa, Taluak Ingin, Inuman,Surantiah, Taluak merambah hutan, meneruka sawah dan ladang, membuat Rayo, Simpang Kulayang, Aia Molek, Pasia, Ringgit, pemukiman, dan mengunakan peralatan seperti pedang. Kuantan, Talang Mamak, dan Kualo Thok. Keseluruhan Data arkeologis menunjukan bahwa di daerah kabupaten daerah tersebut disebut Rantau nan kurang aso duo 50 kota sekarang banyak ditemukan benda-benda zaman puluah. perundagian seperti menhir, dan dolmen. (https://id.wikipedia.org/wiki/Orang_Minangkabau). Yang memancing persoalan seluruh tambo Luhak Agam bergerak ke arah barat dan utara uraiannya dilengkapi kata-kata dan konsep-konsep mendirikan perkampungan di Pariaman dan Pasaman Islam, seperti kata Allah SWT, Bismillah, kutipan ayat- yang disebut Rantau Luhak Agam. Daerah-daerahnya ayat Al Quran dan hadist. Pertanyaannya apakah mencakup: Tiku, Gasan, Aua Malintang, Malai Sungai kedatangan dan kehidupan Masyarakat Minangkabau Garinggiang,Sungai Limau, Limo Koto (Padang Alai, baru mulai sejak kedatangan Islam ? Jawaban yang Kudu Gantiang,Limau Puruik, Sikucua, dan Cimpago), mungkin tepat adalah “tidak”. Rupanya tambo baru Tujuah Koto (Tandikek, Sungai Durian, Batu Kalang, mulai ditulis orang setelah masyarakat Minangkabau Koto Dalam, KotoBaru, Sungai Sariak, dan Ampalu), mengenal budaya tulisan. Dan itu setelah masa Pariaman,NanSabarih,Ulakan, Anduriang Kayu Tanam, kedatangan Islam. Sebelumnya pemaparannya hanya Guguak Kapalohilalang, Duo Kali Sabaleh Anam secara lisan dan turun-temurun. Karena tujuan tambo Lingkuang Sicincin, Pakandangan, Parik Malintang, sifatnya geneologis dan pedagogis, maka pengungkapan Sintuak Lubuak Aluang, Kasang, Katapiang, dan Rantau masa lampau secara objektif menjadi kurang penting, Pasaman. Dari pasaman kawasan rantau Luhak Agam atas dasar itulah penjelasan tambo dipengaruhi oleh diperluas hingga memasuki daerah-daerah aliran sungai konsep-konsep Islam, karena masa itu agama Islam telah Rokan yang termasuk ke dalam kabupaten Rokan Hulu dijadikan pandangan hidup masyarakat Minangkabau. sekarang. Daerah-daerah tersebut disebut dengan Rantau Nan Tigo Kabuang Aia. Bahasa, suku, dan adat Sistem Sosial dan Pemerintahan istiadatnya mirip dengan yang terdapat di daerah Rao Menurut Mestika Zed (2010) secara teori nagari- Kabupaten Pasaman nagari tradisional Minangkabau yang beragam itu, hidup (https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Rokan_Hulu# bagaikan republik-republik kecil yang otonom, dalam Penduduk). ha1 ini, mencakup entitas geografis, tradisi adat dan sistem politik yang berbeda-beda. Pepatah adat 405 Arif Rahim, Kerajaan Minangkabau Sebagai Asal-usul Kesultanan Jambi mengatakan adat selingkaran nagari. Artinya masing- masing nagari berbeda-beda adat istiadatnya. Perbedaan Ahli pubakala Poerbatjaraka menafsirkan kata itu juga tercermin dalam tanatan adatnya (i) Kelarasan Minanga (Tamwan) itu adalah Minangkabau, dan Bodi-Caniago yang menganut adat keperpatihan dan (ii) menurutnya dahulu ada seorang besar dari Minangkabau Kelarasan Koto Piliang, yang menganut adat pergi berperang, berhenti lebih dulu di Jambi, lalu terus ketemanggungan. Yang pertama dianggap lebih ke dengan mendapat kemenangan lalu demokratis, sedang yang kedua lebih aristokratik dan membuat kota di daerah itu yang diberi nama Sriwijaya hirarkhis. (Marwati Djoened Poesponegoro, 1992). Jika benar apa Di luar kawasan inti (Luhak) terdapat kawasan yang dijelaskan oleh Poerbatjaraka di atas maka pada rantau. Perbedaan antara kedua kawasan ini lebih abad ke 7 di Minangkabau sudah berdiri sebuah kerajaan kontras sebagaimana terungkap dalam pepatah adat yang kuat namun pusat kekuasaannya oleh Dipunta Minangkabau: nagari bapenghulu, rantau barajo (nagari Hyang dipindahkan ke Palembang. Pemindahan tersebut seperintah penghulu, rantau diperintah raja). Artinya kemungkinan didasarkan pada pertimbangan lokasi nagari-nagari tradisional Minangkabau berada di bawah pusat pemerintahan ke tempat yang lebih strategis dlam otoritas penghulu, sementara daerah rantau diperintah kaitannya dengan jalur lalu lintas perdagangan oleh bangsawan-bangsawan setempat, diistilahkan internasional. dengan "raja", yang menurut tradisi adalah juga Raja selanjutnya yang berdasarkan keterangan keturunan raja-muda yang dikirim dari keluarga tertulis memerintah di Minangkabau yaitu Kerajaan Pagaruyung. Aditiyawarman, berkuasa antara tahun 1347-1375. Dia Jika dihitung berdasarkan keterangan tambo, adalah keturunan darah rantau, campuran Minang dan tersebut empat orang raja yang pernah memerintah (Jawa) yang pulang kampung ke Minangkabau sebelum adanya sumber tertulis. Minangkabau pada tahun 1339. Kala itu sistem Keempatnya yaitu Datuk Maharajo Dirajo, Datuk Suri pemerintahan yang bersifat independen di bawah Dirajo, Datuk Maharajo Nan Banego-nego, dan Datuk penghulu, sudah berdiri mapan di nagari-nagari. Setelah Ketumanggungan yang memerintah bersama adiknya memeluk agama Islam, raja-raja Pagaruyung Datuk Perpatih Nan Sabatang. Namun demikian bukan sepeninggal Adityawarman mulai membangun struktur berarti raja yang pernah memerintah hanya empat orang kerajaan yang memiliki kaki ke bawah. Pucuk kekuasaan saja. Nama keempat orang itu di sebutkan karena masa teringgi dipegang oleh Raja Alam berkedudukan di pemerintahan mereka adalah momentum penciptaan Pagaruyung. Raja Alam dibantu oleh dua orang raja undang-undang yang diterapkan dalam mengatur untuk urusan adat dan agama. Yang pertama disebut masyarakat. yaitu tiga undang-undang awal, undang- Raja Adat, berkedudukan di Buo, dan yang kedua undang tarik balas dan undang-undang sistem disebut Raja Ibadat berkedudukan di Sumpurkudus. musyarawarah/mufakat yang disusun oleh Datuk Ketiga raja itu lazim disebut dengan sebutan Raja Tiga Ketumanggungan dan Datuk Perpatih Nan Sabatang. Selo. Di bawah raja-raja tersebut berdiri lembaga yang Adapun masa ketika diberlakukannya masing-masing disebut Basa Ampek Balai, yaitu yaitu semacam undang tersebut memerintah sejumlah raja, namun tidak lembaga kementrian yang dipimpin empat orang besar disebutkan dalam tambo. 'big man' yang bertanggung jawab dalam urusan adat, Raja pertama, berdasarkan pada keterangan agama, militer dan perekonomian. Masing-masing tertulis adalah Dipunta Hiyang Sri Jayanasa yang dipegang oleh (i) Datuk Bandaharo, berkedudukan di memerintah pada abad ke 7. Pernyataan ini berdasarkan Sungai Tarab (urusan adat); (ii) Tuan Kadi di Padang pada prasasti Kedukan Bukit yang petikannya sebagai Ganting (urusan agama): (iii). Datuk lndomo di Saruaso berikut: (urusan ekonomi). (iv) Datuk Makhudum di Sumanik (Urusan keamanan (militer) dengan Tuan Gadang di ....Dipunta Hyang manalap siddhayatra dengan Batipuah sebagai panglima angkatan perang. Keempat perahu pada tanggal 11 paro terang lembaga inilah yang mengurus perkara-perkara di (sulapaksa)bulan waisaka, tahun 604 S (23 April 682 bidangnya masing-masing di seluruh kawasan di Luhak M) Pada tanggal 7 paro terang bulan Jyestha (19 dan Rantau (Mestika Zed, 2010). Mei 662, Dipunta Hyang berangkat dari Minanga Minangkabau tumbuh sebagai kerajaan besar di membawa tentra dua laksa dan 200 peti kosa Sumatera pada masa pemerintahan Adityawarman. perbekalan dengan perahu serta 1312 orang tentara Wilayah kekuasaannya meliputi daerah inti Provinsi berjalan di darat datang di suatu tempat Sumatera Barat sekarang ditambah daerah-daerah yang bernama....Pada tanggal paro terang bulan Asadha sekarang masuk ke dalam wilayah-wilayah provinsi (16 Juni 682) dengan suka cita mereka datang di Riau, Jambi, Sumatera utara, Aceh dan Bengkulu. suatu tempat dan membuat kota (wanua) dan Menurut Tome Pires (2016), tanah Minangkabau selain kerajaan Sriwijaya memperoleh kemenangan, dataran tinggi pedalaman Sumatra tempat di mana perjalannya berhasil dan seluruh negeri memperoleh rajanya tinggal, juga termasuk wilayah pantai timur kemakmuran.. (Marwati Djoened Poesponegoro, Arcat (antara Aru dan Rokan) ke Jambi dan kota-kota 1992). pelabuhan pantai barat Panchur (Barus), Tiku dan 406 Arif Rahim, Kerajaan Minangkabau Sebagai Asal-usul Kesultanan Jambi

Pariaman Dari catatan tersebut juga dinyatakan tanah Pasisia Banda Sapuluah (daerah Pesisir Selatan) Indragiri, Siak dan Arcat merupakan bagian dari tanah Taratak Aia Hitam (daerah Muko-muko di Bengkulu) Minangkabau, dengan Teluk Kuantan sebagai pelabuhan Sampai ka Tanjuang Simalidu (Daerah perbatasan utama raja Minangkabau tersebut. Namun belakangan dengan Jambi) daerah-daerah rantau seperti Siak, Kampar dan Indragiri Pucuak Jambi Sambilan Lurah (daerah pegunungan kemudian lepas dan ditaklukkan oleh Kesultanan Malaka di Jambi sebelah barat). dan Kesultanan Aceh. Wilayah ini dapat dilacak dari pernyataan Tambo Selain itu dikenal pula wilayah pengaruh politik (legenda adat) berbahasa Minang ini sebagai berikut: Kerajaan Pagaruyung yaitu wilayah tempat hidup, Dari Sikilang Aia Bangih hingga Taratak Aia Hitam. tumbuh, dan berkembangnya kebudayaan Minangkabau. Dari Durian Ditakuak Rajo hingga Sialang Balantak Pengaruh kerajaan Pagaruyung melingkupi hampir Basi seluruh pulau Sumatra seperti yang ditulis William Sikilang Aia Bangih adalah batas utara, sekarang Marsden dalam bukunya The history of Sumatra (1784). di daerah Pasaman Barat, berbatasan dengan Natal, Beberapa kerajaan lainnya di luar Sumatra juga Sumatra Utara. Taratak Aia Hitam adalah daerah mengakui kedaulatan Pagaruyung, walaupun bukan Bengkulu. Durian Ditakuak Rajo adalah wilayah di dalam hubungan pemberian upeti. Ada sebanyak 62 Kabupaten Bungo, Jambi. Yang terakhir, Sialang hingga 75 kerajaan kecil di Nusantara yang menginduk Balantak Basi adalah wilayah di Rantau Barangin, pada Pagaruyung, yang tersebar di Filipina, Brunei, Kabupaten Kampar, Riau sekarang. Thailand, dan Malaysia, serta di Sumatra, Nusa Secara lengkapnya, di dalam tambo dinyatakan Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat di Indonesia. bahwa Alam Minangkabau (wilayah Kerajaan Hubungan tersebut dibedakan berdasarkan gradasi Pagaruyung) adalah sebagai berikut: hubungan, yakni sapiah balahan (garis keturunan perempuan), kuduang karatan (garis keturunan laki-laki), Nan salilik Gunuang Marapi ( daerah Luhak nan tiga kapak radai, serta timbang pacahan yang merupakan yakni kabupaten Tanahdatar, Agam dan Limapuluh keturunan kerajaan. Kota sekarang). Saedaran Gunuang Pasaman (Daerah sekeliling Minangkabau dan Asal-usul Kesultanan Jambi Gunung Pasaman) Sumber-sumber Minangkabau tidak terlalu banyak Sajajaran Sago jo Singgalang (daerah sekitar menerangkan tentang hubungannya dengan Jambi. Gunung Sago dan Gunung Singgalang) Keterangan tentang Jambi terdapat dalam tambo yaitu Saputaran Talang jo Kurinci (Daerah sekitar Gunung pada bagian nasihat Datuk Ketumanggungan pada rakyat Talang dan Gunung Kerinci) Dari Sirangkak nan Minangkabau terutama laras Koto Piliang : Badangkang (Daerah Periangan Padang Panjang) ... Maka berkata Datuk Ketumanggungan kepada Hinggo Buayo Putiah Daguak (daerah Muko-muko Laras Koto Piliang, peganglah kata hamba sembilan sekarang masuk Provinsi Bengkulu) patah oleh raja dan penghulu. Pertama dirikan kerajaan Sampai ka Pintu Rajo Hilia (Daerah Jambi sebelah di Bukit Batu Patah, kedua dirikan kerajaan di Saruaso, barat) keempat dirikan kerajaan di Padang Ganting, kelima Hinggo Durian Ditakuak Rajo (Daerah Perbatasan dirikan kerajaan di Sumanik, keenam dirikan kerajaan Jambi) di Rantau Cati nan Batigo, dirikan kerajaan di Bandar Sipisak-pisau Hanyuik (Daerah Indragiri Hulu hingga Padang supaya jinak Walanda akan maisi mas manah Gunung Sahilan Kampar) pada kita, ka salapan dirikan kerajaan di tanah Jambi Sialang Balantak Basi (daerah sekitar Gunung akan maisi emas manah kepada kita, ka sambilan Sahilan dan Singingi). dirikan kerajaan di tanah Palembang supaya lalu Hinggo Aia Babaliak mudiak (Mudiak daerah rantau perahu ke tanah Jambi, dari pada lalu tanah Jambi pesisir sebelah timur yaitu daerah rantau Palalawan) kepada kita. Dan lagi pula dirikan kerajaan pada negeri Sailiran Batang Bangkaweh (Daerah Singkarak dan Siak supaya lalu perahu pada negeri kita dan lagi pula aliran Batang Ombilin) dirikan kerajaan pada negeri Rambah Tambesi dan Sampai ka ombak nan badabua (Sampai ke Rokan Pandalaian supaya jinak segala hamba rakyat Samudera Hindia) Daulat Yang Dipertuan barang kemana berjalan. Maka Sailiran Batang Sikilang (daerah sepanjang Batang dirikan pula kerajaan di tanah Aceh seorang supaya Sikilang di Air Bangis) boleh orang (pergi) naik haji ke Mekah dan Medinah Hinggo lauik nan sadidieh (sampai ke lautan Hindia) segala rakyat Daulat Yang Dipertuan. Itulah amanatku Ka timua Ranah Aia Bangih (daerah sebelah timur (Jamaris, 1991). Air Bangis ) Dirikan kerajaan di tanah Jambi... Palembang.. Rao jo Mapek Tunggua (Daerah Rao dan Mapat Siak.. Rambah Tembesi.. Pandalaian .. Rokan.. Aceh.. Tunggul) artinya tegakkan kekuasaan di seluruh pulau Sumatera. Gunuang Mahalintang (Daerah sekitar Gunung Daerah-daerah itu disebut Rantau.Jambi dan Palembang Malintang di Pasaman) terletak di daerah selatan Sumatra. Siak, Rambah 407 Arif Rahim, Kerajaan Minangkabau Sebagai Asal-usul Kesultanan Jambi

Tembesi, Rokan Pandalaian terletak di provinsi Riau Adapun Putri Bungsu tetap tinggal di Pagaruyung, bagian tengah Sumatra, dan Aceh terletak di bagian dan naik tahta kerajaan bergelar Tuan Gadis. Dialah paling utara pulau Sumatera.....hal ini sejalan dengan yang memegang hukum adat dan hukum syarak di Koto epesode XXIV yan menceritakan bahwa raja-raja di Besar yang berpagar ruyung. Rumah kerajaannya Aceh, Bintan, Jambi, Palembang, Inderapura, dan (Istana) bernama Silindung Bulan dan dan rangkiangnya Indragiri adalah keturunan Daulat Yang Dipertuan Sitinjau Laut. Pagaruyung (Jamaris, 1991). Berdasarkan catatan M.M.H Mennes yang termuat Pada penjelasan episode XXIV yaitu pada bab dalam kolonial instituut disebutkan bahwa zaman dahulu Sultan Negeri Jambi dikatakan bahwa : ...Sultan negeri kala (kemungkinan sekitar tahun 1440 an ) ada seorang Jambi yang bernama Sultan Baginda Tuan anak yang raja yang bersemayam di sekitar Sabak bahagian pantai Dipertuan di negeri Pagaruyung jua adanya. Inilah mula- yang di sebut Tan Telanai. Dia berkeinginan untuk mula jadi raja di negeri Jambi, melimpah ke Batanghari memperistri putri raja Minangkabau yang berkedudukan lalu ke Riau adanya (Jamaris, 1991). di Tanjungbungo (Pagaruyung) Batusangkar, namun Keterangan Tambo Minangkabau di atas ditolak oleh putri tersebut melalui sebuah siasat. Putri menyebutkan nama yang berbeda dengan sumber- itu bernama Putri Selara Pinang Masak. Dalam ranji sumber yang umumnya digunakan di Jambi, yaitu kerajaan Minangkabau disebut Puti Salareh Pinang tentang nama raja yang mula-mula memerintah di Jambi. Masak. Dikatakan bahwa dia bersedia menerima Legenda kerejaan Jambi umumnya mengatakan bahwa pinangan Tun Telanai dengan sejumlah syarat antara lain raja pertama yang memerintah adalah Putri Selaro Pnang : Pertama, melihat terlebih dahulu kerajaannya. Kedua, masak. Tapi kemungkinan apa yang tersebut dalam Ia minta dibuatkan istana khusus baginya dalam tempo tambo Minangkabau tersebut mengacu pada raja laki- satu malam, yaitu harus siap sebelum ayam berkokok. laki yang memerintah di tanah Jambi pada masa-masa Jika sekiranya syarat-syarat itu tidak terpenuhi maka awal. Namun terlepas dari perbedaan sebutan naman perkawinan akan batal. Tun Telanai tak kesulitan untuk tersebut, seluruh sumber-sumber sejarah Jambi dan memenuhi persyaratan pertama, tetapi tak dapat Minangkabau sama-sama menjelaskan bahwa raja-raja memenuhi syarat yang ke dua. Sebenarnya dengan yang memerintah di Jambi keturunan dari Daulat Yang kemampuannya Tun Telanai bisa saja menyiapkan istana Dipertuan Pagaruyung. tersebut sesuai dengan waktu yang ditentukan, namun Di dalam Undang-undang Piagam dan Kisah ketika istana tersebut hampir selesai Putri Pinang Masak Negeri Jambi karangan Ngebi Sutho Dilago Periai Rajo pelan-pelan ke luar rumah dengan membawa sebuah Sari (1982), dikisahkan bahwa tatkala meninggalnya colok (obor) sehingga menyebabkan ayam berkokok. Tun Telanai, daerah Jambi tidak lagi mempunyai raja. Sehingga perkawinan itu pun batal. Namun karena rasa Sehubungan dengan itu maka turunlah ke Jambi anak cintanya, walaupun gagal memperistri Putri Selaras raja Pagaruyung yang bernama Putri Selaro Pinang Pinang Masak raja tersebut mengakuinya sebagai anak Masak untuk menjadi raja dan mendirikan pusat yang berhak mewarisi kerajaannya kelak setelah dia kekuasaanya di Tanjung Jabung. Disebutkan bahwa ayah meninggal. Putri Selaro Pinang Masak bernama Raja Beramah. Dikisahkan bahwa Tun Telanai meninggal belasan Selain Putri Selaro Pinang Masak, raja Beramah punya tahun kemudian, dibunuh oleh putranya yang dia buang dua anak perempuan yang berusia lebih muda yaitu Tuan ke laut disebabkan ramalan ahli nujum yang meramalkan Putri Panjang Rambut, dan Tuan Putri Bungsu. bahwa anaknya itu kelak akan membunuhnya. Ramalan Tak lama setelah memerintah di Jambi (Tanjung itu rupanya terbukti. Putranya itu tidak sampai Jabung), Putri Selaro Pinang Masak menikah dengan meninggal karena terdampar ke pantai Siam dan diambil Datuk Paduko Berhalo, yaitu anak raja dari Negeri sebagai anak oleh raja Siam. Dia mendatangi ayahnya Istanbul (Turki). Dari perkawinan itu lahir empat orang dan membunuhnya dengan alasan telah menelantarkan anak yaitu, mulai dari yang paling tua Orang Kayo dan membuangnya. Setelah berhasil membunuh ayahnya Pingai, Orang Kayo Kedataran, Orang Kayo Hitam, dan ia terus ke mudik menemui Putri Selaras Pinang Masak yang paling muda perempuan bernama Orang Kayo dan menyerahkan kerajaan ayahnya. Setelah itu ia Gemuk. kembali ke Siam dan udmembawa seluruh rakyatnya Putri Panjang Rambut menikah dengan sesama sehingga tanah kerajaan itu menjadi hutan belukar. keluarga raja Pagaruyung juga punya anak empat orang. Putri Pinang Masak yang telah menerima Yang tua bernama Sunan Muaro Pijoan, selanjutnya peyerahan kerajaan sesuai dengan amanah Tun Telanai, Sunan Kembang Sari, Sunan Pulau Johor dan yang berangkat ke daerah Sabak dengan rakyat banyak. Di paling muda sekali prempuan tak disebutkan namanya samping itu juga diikuti oleh tiga saudaranya yaitu menjadi istri Orang Kayo Hitam. Sunan Muara Pijoan, Sunan Kembang Sari, dan Sunan Putri Panjang Rambut mengikut kakaknya Putri Pulau Johor. Dari tiga sunan inilah berkembang Selaro Pinang Masak berpindah dari Pagaruyng ke keturunannnya yang disebut Bangsa XII. Jambi. Keturunan kedua orang putri inilah yang menjadi Beberapa tahun setelah Putri Pinang Masak cikal-bakal bangsawan Jambi yang disebut bangsa XII. menjadi raja di Ujung Jabung, ia menikah dengan Datuk Paduka Berhala, yaitu seorang asing yang terdampar di 408 Arif Rahim, Kerajaan Minangkabau Sebagai Asal-usul Kesultanan Jambi pulau Berhala karena kapalnya pecah di selatan Pulau Putri Panjang Rambut I, dan Putri Reno Bungsu Singkep. Dikatakan bahwa orang tersebut berasal Silindung Bulan. Nama terakhir menjadi penerus tahta Konstantinopel, anak Sultan Turki yakni Sultan Zainal kerajaan di Pagaruyung. Sedangkan Putri Pinang Masak Abidin bin Hasan binti Fatimah binti Muhammad dan Putri Panjang Rambut I turun ke Jambi untuk Rasulullah (Mukty Nasruddin, 1989). selanjutnya menurunkan raja-raja dan bangsawan Suatu versi yang berbeda adalah yang kerajaan Jambi. Jika mengacu pada naskah incung di dikemukakan oleh Aulia Tasman (2016). Berdasarkan atas, maka ibu dari Putri Selaro Pinang Masak bukanlah sumber-sumber yang diambilnya dari naskah tulisan Puti Reno Dewi melainkan Putri Dayang Bulan. encong Kerinci, tambo-tambo adat Kerinci, terutama Sedangkan Bapaknya bukanlah Ananggawarman atau tambo adat Jerangkang Tinggi – Pulau Sangkar, terdapat Raja Beramah, tetapi tak diketahui karena ibunya hamil perbedaan uraian tentang sosok Putri Selaro Pinang tanpa suami. Masak, tentang siapa suaminya, serta proses dan rute Tentang suami Putri Selaro Pinang Masak perjalanannya dari Pagaruyung hingga sampai di Jambi. menurutnya adalah Dewang Peniting Putrawano yang Tentang silsilahnya dikatakan bahwa Putri Pinang disebut Raja Keminting atau sebutan lainnya Sigindo Masak adalah cucu dari Datuk Paduko Berhalo yang Batinting. Sosok ini merupakan cucu dari Hiyang berasal dari Minangkabau. Datuk Paduko Berhalo ini Idrajati ( Suami raja Minangkabau yang ke 4, populer oleh Aulia Tasman (2016) diinterpretasikan nama lain dengan sebutan Bundo Kanduang) yang datang dari dari Adityawarman. Interpretasi ini didasarkan alasan Indrapura, buah perkawinan anaknya yang bernama bahwa Adityawarman pemeluk agama Budha yang Dang Tuanku dengan Putri Reno Kemuning Mego. disembah dan dihormati oleh rakyatnya. Pernyataan ini Selanjutnya dalam hal proses kedatangan dan rute kemudian dihubungkannya dengan tambo alam perjalanan, terdapat perbedaan rute dan peristiwa selama Minangkabau dan tambo Indrapura yang menyebutkan di perjalanan. Rute perjalanan Putri Pinang Masak bahwa orang tua Putri Selaro Pinang Masak adalah menurut Aulia Tasman (2016) adalah dari Pagaruyung Ananggawarman ( Raja Beramah ) yang merupakan melalui Solok Selatan dan Kerinci. Tepatnya melalui anak dari Adityawarman (Tasman, 2016). Dengan daerah sekitar gunung Talang di Solok, terus ke Danau demikian Tasman menolak keberadaan Datuk Paduko Bento di Kayu Aro, Sungai Penuh dan Pulau Sangkar di Berhalo sebagai suami Putri Selaro Pinang Masak Kerinci. Sesampai di Kerinci dia menikah dengan raja sebagaimana yang tercantum dalam legenda kerajaan Keminting atau Sigindo Batinting. Selanjutnya terjadi Jambi. Datuk Paduko Berhalo yang di dalam silsilah peristiwa perperangan dengan kerajaan Palembang raja-raja Jambi dikatakan sebagai raja Turki putra dimana Putri Unduk Pinang Masak dijadikan sebagai Zainal Abidin bin Saidina Husein binti Fatimah Zahra tawanan raja Palembang. Putri unduk Pinang Masak binti Muhammad SAW, dinilai hanyalah tokoh mitos. kemudian berhasil melarikan diri. Namun dalam Alasannya berdasarkan urutan kejadian tentang Kerajaan pelariannya dia tak kembali ke Pulau Sangkar melainkan Turki Usmaniah tak ada ruang waktu yang mengatakan ke mengiliri Sungai Batanghari melalui Bangko, Muaro bahwa Datuk Paduko Berhalo adalah keturunan ke lima Bulian, terus ke Ujung Jabung (Tasman, 2016). dari Nabi Muhammad SAW Guna mencari kejelasan sejarah versi Aulia Selanjutnya Aulia Tasman (2016) juga mengutip Tasman (2016) ini benyak pernyataannya yang berkaitan dengan orang tua Putri Selaro Pinang Masak. memerlukan pengkajian sejarah lebih dalam karena Pada sebuah naskah tulisan incung yang dijadikannya beberapa interpretasinya harus disesuaikan dengan cara sebagai sumber oleh dinyatakan bahwa... nenek Paduka berpikir historis. Pertama, tentang sosok Datuk Paduko Berhala mengadakan anak yang berdua, seorang laki-laki Berhalo yang diidentifikasi sebagai Adityawarman. dan seorang perempuan menunggu Periangan Padang Pernyataan ini perlu didukung data yang cukup dan fakta Panjang. Yang laki-laki Temenggung, yang perempuan yang lebih kuat. Pengidentifikasian nama yang ada pada Dayang Bulan. Dayang Bulan kawin dengan Makhudum sebuah prasasti, biasanya diambil dari tulisan yang Jada memperoleh anak Dayang Berani... Dayang pun terdapat pada prasasti itu sendiri. Seperti maklumat yang ada, Makhudum Jada meninggal, lama kelamaan Dayang dituliskan pada punggung Arca Amoghapaca, tertulis Bulan hamil tanpa suami. Diketahui saudara kami diusir nama: Udayatiyawarman Pratapaparakarma Rajendra oleh Temenggung ke negeri yang terletak di hulu maliwarmadewa. Atau sebagaimana tercantum Periangan Padang Panjang. Anakpun lahir. Siapa dalam prasasti Kubu Rajo No.I, Adityawarman namanya ialah bernama Putri Unduk Pinang Masak menyebut dirinya sebagai Kanakamedinindra atau Raja Lama-kelamaan maka ada lahir pula anak laki-laki, Tanah Kanaka. Tanah Kanaka atau “tanah emas” sama itulah yang bernama Perpatih Sebatang... artinya dengan Swarnadvipa yang pada waktu itu Uraian pada naskah incung di atas jauh berbeda dipakai untuk menyebut pulau Sumatera. Dalam prasasti dengan kebanyakan sumber lain yang mengatakan Bukit Gombak Adityawarman menamakan dirinya bahwa Putri Pinang Masak adalah anak dari Srimat Sri Adityawarman Pratapaparakrama Ananggawarman atau Raja Beramah dengan istrinya Rajendramauliwarmadewa Maharajadhiraja (Casparis, bernama Puti Reno Dewi. Putri Pinang Masak adalah 1992). Ada juga gelar yang cukup panjang dalam lidah yang tertua dari tiga bersaudara. Dua lainnya adalah masyarakat Minangkabau yaitu Dewang Palokamo 409 Arif Rahim, Kerajaan Minangkabau Sebagai Asal-usul Kesultanan Jambi

Deowano, lengkapnya Rajo Dewang Palokamo Indo Ketiga, tentang Raja Keminting atau Sigindo Deowano”. Apabila disesuaikan dengan bahasa Batinting sebagai suami Putri Selaro Pinang Masak. Jika sanskerta, kata-katanya nama itu menjadi Raja Dewa keterangan ini dilihat dari perspektif geneolagis maka Palakarma Indra Dewawarma”. Selain itu ada pula nama keterangan ini sangat susah dipahami. Berbagai sumber lain yang dihubungkan dengannya yakni Aji Mantrolot. sejarah umumnya menerangkan bahwa Putri Pinang Nama ini diyakini banyak sejarawan sebagai nama kecil Masak adalah generasi ketiga atau cucu dari dari Adtyawarman. Atau bisa juga berdasarkan sebutan Adityawarman. Sedangkan Raja Keminting yang masyarakat sekitar lokasi keberadaan suatu arca atau menjadi suaminya adalah generasi ke enam. Raja prasasti sejarah. Masyarakat Sungai Lansek Sumatera Keminting adalah cicit dari Putri Reno Bungsu Barat tempat ditemukannya arca Amoghapaca Silindung Bulan yang merupakan adik Putri Selaro menamakan arca tersebut Si Rocok (Amran, 1981). Pinang Masak. Puti Bungsu Silindung Bulan menikah Kedua, berkaitan dengan asal-usul Putri Selaro dengan Wijayawarman Mauliwarmadewa alias Dewang Pinang Masak yang dikatakan sebagai cucu dari Dt. Pandan Putowano alias YDP Maharaja Sakti I. Paduka Berhalo dari anaknya yang bernama Dayang Pernikahan ini melahirkan anak bernama Pati Panjung Bulan yang kawin dengan seseorang bernama Rambut II yang nama lainnya yaitu Bundo Kandung. Makhudum Jada. Pasangan ini punya anak bernama Puti Panjang Rambut II kawin dengan Indo Jati alias Dayang Berani. Namun Mukhudum Jada meninggal Bujanggo Salamat Panjang Gombak melahirkan anak taklama setelah Dayang lahir. Lama kelamaan Dayang bernama Dewang Pandan Salasiah Bonang Raiwano Berani hamil tanpa suami dan melahirkan seorang anak alias Dang Tuanku. Dang Tuanku menikah dengan Putri bernama Putri Unduk Pinang Masak. Aulia Tasman Retno Kemuning Mego alias Putri Bungsu II melahirkan (2016) menyamakan nama ini dengan Putri Selaro anak Dewang Sari Dewano alias Maharaja Dewana alias Pinang Masak. Jika kisah ini dianggap benar maka YDP Maharaja Sakti II, Sutan Alam Dunia/Dunie. Bapak dari Putri Selaro Pinang Masak tidak diketahui. Dikatakan bahwa Dang Tuanku punya anak empat urang Hal ini sangat berbeda dengan sumber-sumbersejarah salah satunya bernama Dewang Peniting Putrawano alias lain yang mengatakan bahwa Putri Selaro Pinang Masak Raja Keminting, alias Sigindo Batinting yang menjadi Adalah cucu dari Adityawarman, yakni dari putranya Putri Unduk (Selaro) Pinang Masak . Masalahnya bernama Ananggawarman atau dikenal juga dengan terdapat jarak generasi yang amat jauh di antara sebutan Raja Beramah. Ananggwarman punya anak tiga keduanya. Jika keduanya diurutkan generasinya maka orang perempuan yaitu Putri Pinang Masak, Putri Raja Keminting adalah cicit dari Putri Selaro Pinang Panjang Rambut, dan yang paling muda Putri Bungsu Masak. Mungkinkah perkawinan itu terjadi. Untuk lebih (Ngebi Sutho Dilago: 1982, Mukti Nasruddin, 1989, jelas dapat diperhatikan dari ranji atau silsilah berikut https://id.wikipedia.org/wiki/Ananggawarman). ini.

Bagan Hubungan Kerajaan Minangkabau dan Kesultanan Jambi

410 Arif Rahim, Kerajaan Minangkabau Sebagai Asal-usul Kesultanan Jambi

Selanjutnya dalam hal proses kedatangan dan rute ini mempunyai anak perempuan tiga orang, yang paling perjalanan, terdapat perbedaan rute dan peristiwa selama tua , Putri Selaro Pinang Masak, kedua Putri Panjang di perjalanan. Di dalam Undang-undang Piagam dan Rambut, dan yang ketiga yang paling muda yakni Putri Kisah Negeri Jambi hanya disebutkan .... tatkalo mati Putri Silindung Bulan alias Putri Bungsu. Dua yang Tan Telanai ini, Jambi tidak berajo lagi. Maka turun pertama turun ke Jambi sementara Putri Bungsu tetap anak rajo Pagaruyung ke Jambi perempuan nama Tuan tinggal dan memerintah di Minangkabau bersama Putri Selaro Pinang Masak (Ngebi Sutho Dilago, 1982). suaminya Wijayawarman yang bergelar YDP Maharaja Dalam hal ini secara khusus tidak disebutkan tentang Sakti I. rute perjalanannya. Demikian pula Mukti Nasruddian Kedatangan Putri Selaro Pinang Masak tidak (1989) hanya menyebutkan Putri Selaro Pinang Masak hanya membawa kekuasaan politik, melainkan juga berangkat ke daerah Sabak dengan diikuti oleh rakyat sistem hukum dan adat istiadat ynag hingga ini masih banyak dan disertai tiga orang saudaranya. Namun tetap berlaku di daerah Jambi. Raden Abdullah seorang berdasarkan kisah yang mengatakan bahwa ketiga tokoh Lembaga Adat Melayu Jambi mengatakan bahwa saudaranya yang menyertainya tadi kembali ke yang menyusun adat Jambi itu adalah Datuk Perpatih pedalaman/uluan dan membangun kerajaan-kerajaan Nan Sabatang dari Pagaruyung (Minangkabau), kecil di Jujuhan, Sirih Sekapur, dan Tanjung Belit, maka sedangkan yang berasal dari Bandar Jambi adalah Datuk dapat diperkirakan rute perjalanan yang ditempuh adalah Ketumanggunan. Sejalan dengan itu Oemar Ngebi Sutho rute sepanjang aliran sungai Batanghari. Dasar Dilago mengatakan bahwa teliti dari Jambi, undang- pikirannya adalah semua daerah tersebut terlelatak di undang dari Minangkabau. (A Danhuri Mukti, 2008). sekitar aliran sungai Batanghari. Sehubungan dengan uraian di atas maka rumusan DAFTAR PUSTAKA masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah A.B. Lapian. 1997. Sejarah Indonesia Penilaian berupa pertanyaan, bagaimana keberadaan Kerajaan Kembali Karya Utama Sejarawan Asing. Depok. Minangkabau sebagai asal-usul dari kesultanan Jambi. Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya. LPUI. SIMPULAN A. Danhuri Mukti. 2008. Sejarah KabupatenTebo Jambi. Daerah Minangkabau adalah daerah tua dengan Pemkab Tebo sejarah dan kebudayaannya yang tua pula. Daerah ini Aulia Tasman. 2016. Menelusuri Jejak Kerajaan Melayu telah didiami oleh penduduk setidaknya sejak sejak Jambi dan Perkembangannya. Jakarta. Gaung zaman neo-lithikum 2000 tahun sebelum Masehi. Hal Persada Pers ini dibuktikan dengan banyaknya ditemukan Bahar Dt. Nagari Basa & Permato. 1966. Fasafah peninggalan Menhir yang tersebar di berbagai daerah di pakaian penghulu di Minangkabau. Payakumbuh: Kabupaten 50 Kota Sumatera Barat. C.V. Eleonora Dari perspektif tradisi lisan Melayu daerah Casparis, J. G. DE. 1992. Kerajaan Malayu dan Minangkabau dengan Gunung Merapi nya adalah tempat Adityawarman. Makalah disampaikan dalam turunnya Sang Sapurba atau nama lainnya Sir Maharaja Seminar Sejarah Melayu Kuno Jambi 7 – 8 Diraja, keturunan Iskandar Zulkarnain yang merupakan Desember 1992. cikal-bakal raja-raja yang memerintah di negeri-negeri Graves, Elizabeth. 2007. Asal-usul Elite Minangkabau Melayu di Pulau Sumatera. Sebagai negeri tua Daerah Modern. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia Minangkabau menghasilkan hukum adat istiadat. Datuk Helius Sjamsuddin. 2007. Metodologi Sejarah. Ketumanggungan dan Datuk Perpatih Nan Sabatang Jogyakarta.Penerbit Ombak. dikenal sebagai orang-orang yang merancang dan https://id.wikipedia.org/wiki/Orang_Minangkabau merumuskan adat Minangkabau. Adat ini kemudian diakses 10 Juni 2020 mempengaruhi negeri-negeri Melayu lainnya. Hingga https://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Filipina . di akses saat ini masyarakat Negeri Sembilan di Malaysia masih tanggal 16 Februari 2020 mengakui bahwa adat kebudayaan yang mereka jalankan https://id.wikipedia.org/wiki/Datuk_ri_Bandang, diakses adalah warisan dari Datuk Perpatih Nan Sabatang 10 Juni 2020 Bila dikaitkan dengan Jambi dapat dipastikan https://id.wikipedia.org/wiki/Datuk_Karama, di akses 10 kedua daerah ini mempunyai ikatan sejarah dan budaya juni 2020 yang kuat. Dari segi sejarah hubungan kerajaan, dapat https://id.wikipedia.org/wiki/Datuk_Mangaji diakses 10 dikatakan bahwa Kerajaan Minangkabau adalah sebagai Juni 2020 asal-usul dan cikal-bakal kesultanan Jambi. Hampir (https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Rokan_Hulu# semua sumber sejarah baik lisan maupun tulisan Penduduk ) di akses 27 Januari 2021 mengatakan bahwa Putri Selaro Pinang Masak adalah https://limapuluhkotakab.go.id/lpk-profil- penubuh kerajaan / kesultanan Jambi. Dan dia adalah daerah/geografi-dan-demografi 10 Juni 2020 anak dari Raja Minangkabau yang bernama https://id.wikipedia.org/wiki/Ananggawarman diakses Ananggawarman atau nama lainnya Raja Beramah. Raja 10 Juni 2020 411 Arif Rahim, Kerajaan Minangkabau Sebagai Asal-usul Kesultanan Jambi

Jamaris, Edward. 1991. Tambo Minangkabau: Suntingan Teks Disertai Analisis Struktur. Jakarta: Balai Pustaka Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta. Penerbit Rineka Cipta Kompas.com, 22 Juni 2013 Marsden, William, F.R.S. 2016. Sejarah Sumatera.Jogyakarta. Penerbit Indo Literasi M.D Mansur. 1970. Sedjarah Minangkabau. Jakarta Bharata Mukti Nasrudin. 1989. Jambi Dalam Sejarah Nusantara. Naskah tidak diterbitkan. Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung. h.52. Ngebi Suto Dilago Periai Rajo Sari. 1982. Undang- undang Piagam dan Kisah Negeri Jambi. Jakarta. Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah. Pires, Tome. 2016. Suma Oriental. Jogyakarta. Penerbit Ombak Pusponegoro, Marwati Joned; Notosusanto, Nugroho. 1992. Sejarah Nasional Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka repo.unand.ac.id RZ. Leirissa. 1997. Sunda Kelapa Sebagai Bandar Jalur Sutra. Jakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan, Depdikbud Reid, Anthony. 1992. South-East Asia in The Age of Commers 1450-1680.New Haven London.Yale University Press Rusli Amran. 1981. Sumatera Barat Hingga Plakat Panjang. Jakarta. Sinar Harapan Taufik Abdullah. 1985, Ilmu Sejarah dan Historiografi. Jakarta. PT Gramedia. Vansina, J. 2014. Tradisi Lisan sebagai Sejarah. Yogyakarta: Ombak. Zed, Mestika. 2010. Pengantar Filsafat Sejarah. UNP Press

412