PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PEMANFAATAN MUSEUM MONUMEN YOGYA KEMBALI SEBAGAI

SUMBER BELAJAR DAN DESTINASI PARIWISATA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah

Disusun oleh: Andreas Parama Kumudasmara (141314011)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk: 1. Kedua orang tua saya (Thomas Liwung Bayu W dan Anastasia Atik S) yang selalu memberikan dukungan baik materi maupun moril kepada saya. 2. Adik kandung saya (Veronica Rema Rismarini). 3. Teman-teman, sahabat, dan pacar saya.

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

Bekerja sama memang perlu, tapi pastikan dulu pekerjaanmu sudah terselesaikan tepat waktu. (Andreas Parama Kumudasmara)

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 19 Juli 2019 Penulis

Andreas Parama Kumudasmara

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Andreas Parama Kumudasmara NIM : 141314011 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul: “PEMANFAATAN MUSEUM MONUMEN YOGYA KEMBALI SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN DESTINASI PARIWISATA” Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pengkalan data, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 19 Juli 2019 Yang menyatakan,

Andreas Parama Kumudasmara

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

PEMANFAATAN MUSEUM MONUMEN YOGYA KEMBALI SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN DESTINASI PARIWISATA

Andreas Parama Kumudasmara 141314011

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) latar belakang dibangunnya Museum Monumen Yogya Kembali, (2) koleksi museum yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar, (3) kegiatan museum yang berkaitan dengan fungsi museum sebagai sumber belajar dan pariwisata, dan (4) tanggapan pengunjung terhadap keberadaan museum sebagai sumber belajar dan destinasi wisata. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Subjek penelitian ini adalah pengunjung dan pengelola Museum Monumen Yogya Kembali yang dipilih menggunakan teknik non-probability sampling dengan snowball sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam, dan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) latar belakang dibangunnya Museum Monumen Yogya Kembali adalah untuk mengabadikan peristiwa kembalinya Yogyakarta ditangan bangsa Indonesia, (2) semua koleksi di museum memiliki nilai historis yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai sumber belajar terutama sejarah, (3) museum memiliki berbagai macam kegiatan yang berkaitan dengan fungsi museum sebagai sumber belajar dan pariwisata yaitu upacara pada hari bersejarah, travel dialogue, museum goes to campus, dan fasilitas taman lampion yang dapat digunakan pengunjung untuk berwisata setelah mengunjungi museum, (4) tanggapan pengunjung terhadap fungsi museum sebagai sumber belajar dan destinasi pariwisata sangat positif. Pengunjung dapat belajar mengenai sejarah sekaligus berwisata di taman lampion yang berada di sekitar komplek museum.

Kata kunci: Museum Monumen Yogya Kembali, Monjali, Sumber Belajar, Pariwisata.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

UTILIZATION OF MUSEUM MONUMEN YOGYA KEMBALI AS LEARNING RESOURCES AND TOURISM

Andreas Parama Kumudasmara 141314011

This research aims to describe: (1) background of the establishment of Museum Monumen Yogya Kembali, (2) collection in the museum, (3) education and tourism activities in the museum, and (4) the visitor’s response of Utilization of museum as learning resources and tourism. The method of this research is qualitative with case study. Subject for this research are visitors and museum worker selected by non-probability sampling with snowball sampling. Data were collected with observation, interview, and questionnaire. Data analyzing for this research used Miles and Huberman technique consisting of data collecting, data reduction, data presentation, and conclusion. The result of this research show the following: (1) The establishment of the Museum Monumen Yogya Kembali is for remembering about the return of Capital City of Indonesia at that time, (2) all collection in Museum Yogya Kembali have historical values which can be used for historical learning, (3) Museum has a lot of events for education and tourism like flag ceremony, travel dialogue, museum goes to campus, and lantern park which can be used by visitor for tour after visit to the museum, (4) the visitor’s responses on the utilization of museum as learning resources and tourism are positive. Visitors can study about history and also traveled to lantern park located on around museum.

Key words: Yogya Kembali Monument, Learning Resources, Tourism.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur dan terima kasih atas karunia Tuhan Yang Maha Esa sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pemanfaatan Museum Monumen Yogya Kembali Sebagai Sumber Belajar dan Pariwisata”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi di Program Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang selalu memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis selama menyusun skripsi ini. 4. Bapak Hendra Kurniawan, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang selalu memberikan dukungan, bimbingan, dan motivasi kepada penulis saat menyusun skripsi ini. 5. Kedua orang tua dan adik yang selalu mendukung dan mendoakan penulis selama studi di Sanata Dharma. 6. Teman-teman yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan bantuan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini 7. Kepada seseorang yang spesial bagi penulis karena senantiasa membantu penulis dalam penulisan skripsi ini 8. Kepada Jennie, Rose, Lisa, dan Jisoo yang selalu memberi semangat positif kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan di masa mendatang. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 19 Juli 2019 Penulis,

Andreas Parama Kumudasmara

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...... ii HALAMAN PENGESAHAN ...... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...... iv HALAMAN MOTTO ...... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...... vii ABSTRAK ...... viii ABSTRACT ...... ix KATA PENGANTAR ...... x DAFTAR ISI ...... xii DAFTAR TABEL ...... xiv DAFTAR GAMBAR ...... xv DAFTAR LAMPIRAN ...... xvi BAB I PENDAHULUAN ...... 1 A. Latar Belakang ...... 1 B. Rumusan Masalah ...... 7 C. Tujuan Penelitian ...... 7 D. Manfaat Penelitian ...... 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA ...... 10 A. Kajian Teori ...... 10 1. Museum ...... 10 2. Monumen Yogya Kembali ...... 12 3. Sumber Belajar ...... 15 4. Pariwisata ...... 19 B. Penelitian yang Relevan ...... 24 C. Kerangka Pikir ...... 27

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...... 30 A. Jenis Penelitian ...... 30 B. Tempat dan Waktu Penelitian ...... 31 C. Sumber Data ...... 32 D. Metode Pengumpulan Data ...... 32 E. Instrumen Pengumpulan Data ...... 34 F. Teknik Pengambilan Sampel ...... 36 G. Validitas Data ...... 37 H. Teknik Analisis Data ...... 39 I. Sistematika Penulisan ...... 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...... 44 A. Deskripsi Lokasi Penelitian ...... 44 B. Deskripsi Hasil Penelitian ...... 47 1. Latar Belakang Berdirinya Museum ...... 47 2. Koleksi yang ada di Museum ...... 50 3. Kegiatan yang ada di Museum ...... 58 4. Tanggapan Pengunjung terhadap Keberadaan Museum Monumen Yogya Kembali Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata ...... 63 C. Pembahasan ...... 82 1. Latar Belakang Berdirinya Museum ...... 82 2. Koleksi yang ada di Museum ...... 85 3. Kegiatan yang ada di Museum ...... 88 4. Tanggapan Pengunjung terhadap Keberadaan Museum Monumen Yogya Kembali Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata ...... 93 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...... 102 A. Kesimpulan ...... 102 B. Saran ...... 106 DAFTAR PUSTAKA ...... 108 LAMPIRAN ...... 111

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Waktu Penelitian ...... 32 Tabel 2. Tabel Interval Skor Kuesioner ...... 42 Tabel 3. Daftar Koleksi Museum ...... 51

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar I. Gambaran Perubahan Sumber Belajar ...... 16 Gambar II. Kerucut Pengalaman Edgar Dale ...... 17 Gambar III. Kerangka Pikir ...... 29 Gambar IV. Teknik Analisis Miles dan Huberman ...... 40 Gambar V. Grafik Pengunjung Museum Monumen Yogya Kembali ...... 61 Gambar VI. Diagram Hasil Kuesioner Aspek Pengetahuan...... 64 Gambar VII. Diagram Hasil Kuesioner Aspek Sikap ...... 66 Gambar VIII. Diagram Hasil Kuesioner Aspek Aman ...... 68 Gambar IX. Diagram Hasil Kuesioner Aspek Tertib ...... 70 Gambar X. Diagram Hasil Kuesioner Aspek Bersih...... 72 Gambar XI. Diagram Hasil Kuesioner Aspek Sejuk ...... 74 Gambar XII. Diagram Hasil Kuesioner Aspek Indah ...... 76 Gambar XIII. Diagram Hasil Kuesioner Aspek Ramah Tamah ...... 78 Gambar XIV. Diagram Hasil Kuesioner Aspek Kenangan ...... 79 Gambar XV. Diagram Perbandingan Fungsi Museum Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Pariwisata ...... 81

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Catatan lapangan 1: Lembar Observasi Museum ...... 112 Lampiran 2. Lembar Pengamatan Dokumen ...... 113 Lampiran 3. Kisi-kisi Wawancara...... 114 Lampiran 4. Lembar Wawancara Siswa, Guru, dan Pengelola Museum Museum Monumen Yogya Kembali ...... 115 Lampiran 5. Catatan Lapangan 2: Wawancara pengelola museum 1 ...... 117 Lampiran 6. Catatan Lapangan 3: Wawancara pengelola museum 2 ...... 120 Lampiran 7. Catatan Lapangan 4: Wawancara pengunjung museum 1 ...... 122 Lampiran 8. Catatan Lapangan 5: Wawancara pengunjung museum 2 ...... 124 Lampiran 9. Catatan Lapangan 6: Wawancara pengunjung museum 3 ...... 126 Lampiran 10. Catatan Lapangan 7: Wawancara pengunjung museum 4 ...... 128 Lampiran 11. Catatan Lapangan 8: Wawancara pengunjung museum 5 ...... 130 Lampiran 12. Catatan Lapangan 9: Wawancara pengunjung museum 6 ...... 132 Lampiran 13. Catatan Lapangan 10: Wawancara pengunjung museum 7 ...... 134 Lampiran 14. Catatan Lapapangan 11: Wawancara pengunjung museum 8 ... 136 Lampiran 15. Catatan Lapangan 12: Wawancara pengunjung museum 9 ...... 138 Lampiran 16. Silabus ...... 140 Lampiran 17. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...... 154 Lampiran 18. Tabel Data Kuesioner Aspek Pengetahuan ...... 164 Lampiran 19. Tabel Data Kuesioner Aspek Sikap ...... 166 Lampiran 20. Tabel Data Kuesioner Aspek Sapta Pesona Aman ...... 168 Lampiran 21. Tabel Data Kuesioner Aspek Sapta Pesona Tertib ...... 170 Lampiran 22. Tabel Data Kuesioner Aspek Sapta Pesona Bersih ...... 172 Lampiran 23. Tabel Data Kuesioner Aspek Sapta Pesona Sejuk...... 174 Lampiran 24. Tabel Data Kuesioner Aspek Sapta Pesona Indah...... 176 Lampiran 25. Tabel Data Kuesioner Aspek Sapta Pesona Ramah Tamah ...... 178 Lampiran 26. Tabel Data Kuesioner Aspek Sapta Pesona Kenangan ...... 180 Lampiran 27. Foto Dokumentasi ...... 182 Lampiran 28. Denah Ruang Museum Monumen Yogya Kembali ...... 185

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar adalah sebuah proses yang dilakukan oleh manusia secara terus

menerus dalam kehidupannya. Kemampuan untuk dapat terus menerus belajar

merupakan ciri penting yang membedakan manusia dari jenis makhluk lainnya.

Dengan belajar, maka manusia sebagai seorang individu dapat berkembang

secara terus-menerus dan dapat memberikan sumbangan bagi kehidupannya

sendiri serta masyarakat. Sedangkan bagi masyarakat, dengan belajar maka

masyarakat dapat meneruskan kebudayaan yang berupa kumpulan dari

pengetahuan untuk diberikan kepada generasi selanjutnya.1 Selain itu, dengan

belajar maka paling tidak terdapat sedikit perubahan sikap terhadap sesuatu

yang telah dipelajari maupun yang sedang dipelajari oleh manusia tersebut.2

Proses belajar bagi manusia dapat terjadi dimana saja dan kapan saja.

Proses belajar manusia juga dapat dilakukan melalui pendidikan yang formal

maupun non-formal. Proses belajar yang dilakukan dengan formal didapat dari

proses belajar mengajar yang ada di sekolah sedangkan yang non-formal

didapat dari kegiatan di luar sekolah, seperti kegiatan kursus. Proses belajar

mengajar secara formal di sekolah sendiri harus memiliki sifat aktif dan terarah

yang diwujudkan dalam bentuk tujuan instruksional yang jelas dan

1 Karwono H dan Heni Mularsih, Belajar dan Pembelajaran serta Pemanfaatan Sumber Belajar, Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2017, hlm.12. 2 S. Sudjarwo, BeberapaAspek Pengembangan Sumber Belajar, Jakarta: PT Mediyatama Sarana Perkasa, 1988, hlm. 139.

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

operasional.3 Dalam proses belajar dan mengajar yang ada di sekolah, terdapat

beberapa mata pelajaran yang harus ditempuh. Semua mata pelajaran yang ada

di sekolah tersebut memiliki kegunaan bagi perkembangan siswa. Salah satu

mata pelajaran yang penting namun kurang diminati oleh siswa adalah mata

pelajaran sejarah.

Belajar sejarah terkadang sering dianggap membosankan oleh siswa di

sekolah. Kurangnya metode dan media yang digunakan merupakan penyebab

siswa seringkali merasa bosan pada saat belajar sejarah. Namun, belajar sejarah

sebenarnya sangat penting. Ungkapan Latin Historia Magistra Vitae yang

artinya sejarah adalah guru kehidupan menjadi gambaran bagaimana

pentingnya belajar sejarah. Dengan mempelajari sejarah, siswa dapat

mengetahui bahwa kehidupan manusia dan tindakannya selalu berubah dari

waktu kewaktu. 4 Siswa juga dapat mengetahui peristiwa-peristiwa penting

yang terjadi pada masa lalu dan dapat belajar untuk merekonstruksinya.

Belajar sejarah juga dapat memiliki arti yang besar bagi pengembangan

identitas pribadi siswa. Dengan belajar sejarah, siswa dapat menarik nilai-nilai

pelajaran yang terkandung dalam suatu peristiwa sehingga dapat dijadikan

sebagai pedoman hidup dan inspirasi bagi tindakan-tindakan yang akan diambil

pada masa yang akan datang.5 Selain itu, dengan belajar sejarah, siswa juga

dapat mengembangkan kesadaran identitas suatu bangsa secara keseluruhan.

Dengan mempelajari peristiwa mengenai perjuangan bangsanya pada masa

3Ibid., hlm. 140. 4Hamid Rahman dan Muhhamad Saleh, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2011, hlm. 10. 5 Sjamsuddin Helius, Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2016, hlm. 181.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

lalu, siswa dapat semakin memiliki sifat kebangsaan serta rasa cinta tanah air.

Dari penjelasan tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa belajar sejarah

merupakan sesuatu yang penting bagi perkembangan pribadi siswa. Namun

kenyataannya dalam pembelajaran sejarah di sekolah, banyak siswa yang

merasa bosan dengan pembelajaran sejarah yang disampaikan secara narasi.

Oleh karena itu, dalam proses belajar mengajar sejarah guru harus dapat

menemukan sumber belajar yang dapat menarik minat siswa untuk belajar

sejarah.

Dalam belajar sejarah sebenarnya guru memiliki banyak cara yang dapat

dilakukan agar proses pembelajaran sejarah menjadi lebih menarik.

Penggunaan model dan metode pembelajaran yang bervariasi dan disesuaikan

dengan karakter setiap kelas dapat menjadikan proses belajar sejarah lebih

menyenangkan. Penggunaan media pembelajaran juga dapat menjadikan proses

belajar mengajar mengajar berlangsung secara tepat, guna, dan berdaya guna

sehingga mutu pendidikan dapat ditingkatkan dan proses belajar mengajar

menjadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan. Contoh media yang

dapat dimanfaatkan guru adalah gambar, foto, sketsa, maupun grafik agar

siswa dapat lebih mengerti dibandingkan pengunaan metode ceramah oleh

guru.6 Selain media yang digunakan di dalam kelas, terdapat media ataupun

sumber belajar lain yang dapat dimanfaatkan oleh guru agar siswa lebih dapat

menyerap materi yang diajarkan. Sumber belajar yang dapat dimanfaatkan

terkait dengan pembelajaran sejarah adalah museum. Penggunaan Museum

6 Latuheru D. John, Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Masa Kini, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi dan Obyek Pengembangan Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, 1988, hlm.16.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

sebagai sumber belajar dapat dikaitkan dengan kerucut pengalaman Edgar

Dale. Penggunaan kerucut pengalaman Edgar Dale yang menekankan pada

pengalaman langsung siswa di lapangan dimaksudkan agar siswa dapat lebih

mengerti mengenai materi mengenai sejarah. Dengan pengalaman langsung di

lapangan dalam hal ini museum, siswa dapat melihat langsung, memegang atau

meraba peninggalan-peninggalan yang ada di dalam museum. Terkait dengan

hal tersebut, maka siswa dapat menemukan dan mempelajari secara langsung

mengenai materi-materi yang diajarkan di dalam kelas.

Museum sendiri adalah bangunan atau gedung yang digunakan untuk

menyimpan, merawat benda-benda yang memiliki nilai tertentu.7 Museum juga

merupakan sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan,

melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, yang

memperoleh, merawat, dan menghubungkan dan memamerkan, untuk tujuan-

tujuan studi, pendidikan dan kesenangan barang-barang pembuktian manusia

dan lingkungannya.8 Hal tersebut semakin memperkuat fungsi museum sebagai

sumber pembelajaran bagi siswa di luar proses belajar mengajar di kelas.

Banyak museum di Yogyakarta yang dapat dipilih sebagai sumber

pembelajaran. Museum-museum seperti Sonobudoyo, Museum Dirgantara

Mandala, Museum Monumen Yogya Kembali dan museum lainnya dapat kita

gunakan sebagai sumber pembelajaran tergantung dari materi yang sedang

dibahas di dalam kelas. Selain itu, guru juga dapat menentukan jenis museum

7Piter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: Modern English Press, 1991, hlm. 235. 8 Sutaarga Amir, Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997, hlm.19.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

apa yang akan dipakai tergantung dari materi apa yang sedang dipelajari.

Sebagai contoh, jika guru sedang membahas mengenai materi manusia purba, maka guru dapat mengajak siswa ke museum arkeologi seperti ke Museum

Sangiran. Salah satu dari banyak museum di Yogyakarta yang dapat digunakan sebagai sumber pembelajaran adalah Museum Monumen Yogya Kembali.

Museum Monumen Yogya Kembali adalah sebuah museum yang dibangun pada tanggal 29 Juni 1985 dengan peletakan batu pertama oleh Sri

Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paduka Pakualam VIII. Letak dari

Museum Monumen Yogya Kembali ada di Jalan Lingkar Utara, Dusun

Jongkang, Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman. Museum

Monumen Yogya Kembali dapat dijadikan sebagai sumber belajar sejarah karena memiliki koleksi dan diorama yang berkaitan dengan perjuangan masyarakat Yogyakarta untuk melawan kependudukan Belanda yang ingin kembali menguasai Indonesia. Letak museum yang strategis, harga tiket masuk yang terjangkau, dan koleksi yang lengkap mengenai perjuangan masyarakat

Yogyakarta menjadikan Museum Monumen Yogya Kembali dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran bagi siswa. Diorama yang terdapat pada lantai satu museum menceritakan perjuangan masyarakat Yogyakarta dapat menjadi sumber pembelajaran sejarah yang bersifat kronologis. Selain itu, siswa dapat mengilhami nilai-nilai perjuangan yang digambarkan dalam diorama-diorama tersebut. Koleksi mengenai barang peninggalan yang ada di lantai dua museum dapat digunakan siswa sebagai sumber primer dan gambaran mengenai perjuangan masyarakat Yogyakarta pada masa perang dahulu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

Museum Monumen Yogya Kembali memiliki lokasi yang strategis dan koleksi yang memiliki nilai edukasi untuk pembelajaran sejarah. Dengan demikian, para pengunjung dapat menikmati waktu senggang sambil melihat dan belajar mengenai peristiwa perjuangan masyarakat Yogyakarta dalam melawan pemerintahan Belanda. Selain itu, di sekitar lokasi Museum, terdapat pula taman lampion yang dibuka pada siang hingga malam hari. Dengan adanya tambahan objek wisata tersebut, maka minat pengunjung untuk datang ke komplek Museum Monumen Yogya Kembali semakin bertambah meskipun kenyataannya tidak ada hubungan antara museum dengan taman lampion yang ada di sekitar Museum. Namun, dengan terkenalnya wisata taman lampion di sekitar museum, secara tidak langsung membuat nama Museum Monumen

Yogya Kembali semakin dikenal.

Penelitian mengenai pemanfaatan Museum Monumen Yogya Kembali memang sudah pernah dilakukan seperti penelitian dari Ganes Setya Aji yang berjudul “Landmark Museum Monumen Yogya Kembali: Studi motivasi, pengambilan keputusan, dan kepuasan pengunjung”, Makalah dari Dewi

Puspita yang membahas mengenai Museum Monumen Yogya Kembali secara umum, dan Tesis dari Supriyono yang mengkomparasikan bangunan monumen di Yogyakarta termasuk Museum Monumen Yogya Kembali. Namun sejauh pengetahuan peneliti, penelitian mengenai pemanfaatan Museum Monumen

Yogya Kembali sebagai sumber belajar dan destinasi wisata belum pernah diteliti. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti pada akhirnya tertarik untuk menulis penelitian dengan judul “Pemanfaatan Museum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

Monumen Yogya Kembali sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata di

Yogyakarta”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah

penelitian sebagai berikut:

1. Apa latar belakang dibangunnya Museum Monumen Yogya Kembali?

2. Apa saja koleksi yang ada di Museum Monumen Yogya Kembali yang

dapat digunakan sebagai sumber belajar?

3. Apa saja kegiatan yang dilakukan di Museum Monumen Yogya Kembali

berkaitan dengan fungsi museum sebagai sumber belajar dan destinasi

wisata?

4. Bagaimana tanggapan pengunjung terhadap keberadaan Museum Monumen

Yogya Kembali sebagai sumber belajar dan destinasi wisata?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka disusunlah tujuan penelitian

sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan latar belakang dibangunnya Museum Monumen Yogya

Kembali.

2. Mendeskripsikan koleksi di dalam Museum Monumen Yogya Kembali yang

dapat digunakan sebagai sumber belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

3. Mendeskripsikan kegiatan yang dilakukan di Museum Monumen Yogya

Kembali terkait fungsi museum sebagai sumber belajar dan destinasi wisata.

4. Mendeskripsikan tanggapan pengunjung mengenai keberadaan Museum

Monumen Yogya Kembali sebagai sumber belajar dan destinasi wisata.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak antara

lain:

1. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber baru dalam

memahami peran Museum Monumen Yogya Kembali sebagai sumber

pembelajaran dan pariwisata. Selain itu, dengan adanya penelitian ini,

diharapkan menjadi inspirasi untuk dapat menulis karya ilmiah sejenis

kedepannya.

2. Bagi penulis

Dengan meneliti Museum Monumen Yogya Kembali, penulis akan

memperoleh pengetahuan baru tentang museum yang dapat ditulis sebagai

sebuah karya tulis ilmiah.

3. Bagi guru

Hasil penelitian ini, diharapkan guru dapat menjadikan museum

sebagai salah satu sumber pembelajaran, karena siswa dapat melihat

langsung koleksi yang ada di museum dan proses pembelajaran akan lebih

menarik untuk diikuti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

4. Bagi pihak museum

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak

museum agar kedepannya pihak museum dapat semakin mengembangkan

museum agar lebih dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran. Selain itu,

pihak museum dapat menjadikan museum tersebut menjadi objek pariwisata

yang lebih terkenal di Yogyakarta.

5. Bagi Masyarakat

Dengan adanya penelitian ini diharapkan masyarakat semakin

mengetahui jika museum tidak hanya dapat dijadikan tempat menyimpan

barang peninggalan zaman dahulu, namun juga dapat dijadikan sebagai

objek wisata berbasis edukasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Museum a. Pengertian Museum

Museum secara etimologis berasal dari Bahasa Yunani yaitu mouseion

yang merujuk kepada nama kuil untuk Sembilan Dewi Muses yang

melambangkan ilmu dan kesenian. 9 Sedangkan pengertian museum sendiri

menurut ICOM yakni sebuah lembaga permanen yang melayani kepentingan

masyarakat dan kemajuannya, terbuka untuk umum, tidak bertujuan mencari

keuntungan, yang mengumpulkan, memelihara, meneliti, memamerkan, dan

mengkomunikasikan benda-benda pembuktian material manusia dan

lingkungannya, untuk tujuan-tujuan studi, pendidikan dan rekreasi.10

Dari arti kata dan pengertian museum tersebut, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa museum adalah sebuah lembaga yang tidak bertujuan untuk

menarik keuntungan dan memiliki kegiatan untuk melayani masyarakat.

Benda-benda yang disimpan dan dirawat di dalam museum sendiri dapat

dimanfaatkan oleh masyarakat untuk melihat bekas-bekas peninggalan dari

masa lalu. Selain itu, museum juga dapat digunakan sebagai objek dan sumber

pembelajaran bagi masyarakat mengenai sejarah.

9 Wikipedia, 2018, Museum, (https://id.m.wikipedia.org), diakses 1 September 2018 10 Schouten, Pengantar Didaktik Museum, Jakarta: Jendral Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1981, hlm. 3

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

b. Jenis Museum

Terdapat beberapa jenis Museum yang ada di Indonesia sejak awal

didirikan hingga saat ini. Pada tahun 1971, Direktorat Permuseuman

mengelompokkan museum menurut jenis koleksinya. Ketika itu dikenal

terdapat tiga jenis museum yaitu museum umum, museum khusus, dan

museum lokal. Pada tahun 1975, pengelompokkan diubah lagi menjadi

museum umum, museum khusus, dan museum pendidikan.

Pada tahun 1980, pengelompokan museum diubah lagi menjadi museum

umum dan museum khusus dan berdasarkan kedudukannya, Direktorat

Permuseuman mengelompokkan kembali museum umum dan khusus menjadi

museum tingkat nasional, museum tingkat regional (Provinsi), dan museum

tingkat lokal (Kodya/Kabupaten).11 Berdasarkan Direktorat Museum Indonesia,

jenis museum antara lain:12

1) Museum Seni Museum seni sendiri merupakan museum yang berfokus pada barang-barang yang memiliki nilai seni tinggi. Koleksi yang ada di dalam museum ini biasanya koleksi berupa lukisan, gambar, dan patung. 2) Museum Sejarah Museum sejarah merupakan museum yang memberikan edukasi terhadap sejarah dari masa lalu. Biasanya koleksi yang ada di dalam museum ini adalah benda-benda peninggalan masa lalu yang memiliki nilai historis tersendiri. 3) Museum Maritim Museum maritim merupakan museum yang berfokus pada koleksi mengenai bidang kemaritiman.

11 Tjahjopurnomo.R, Sejarah Permuseuman Di Indonesia, Jakarta: Direktorat Permuseuman, Direktorat Jendral Sejarah dan Purbakala, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2011, hlm. 30 12 Direktori Online Museum di Indonesia, 2018, Jenis Museum, (https://direktorionlinemuseumdiindonesia.wordpress.com/jenis-museum/) diakses 1 September 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

4) Museum Arkeologi Museum arkeologi merupakan museum yang koleksinya memuat artefak peninggalan dahulu seperti batuan, arca, dan bagian candi. 5) Museum Ilmu Pengetahuan Museum Ilmu Pengetahuan merupakan museum yang membahas seputar masalah pengetahuan dan sejarahnya.

c. Pengunjung Museum

Berdasarkan jenis-jenis museum tersebut, maka terdapat juga jenis-jenis

pengunjung museum. Berdasarkan buku Pengantar Didaktif Museum, terdapat

beberapa jenis pengunjung museum antara lain:13

1) Pengunjung Pelaku Studi Pengunjung pelaku studi adalah mereka yang menguasai bidang studi tertentu terkait dengan koleksi museum untuk menambah pengetahuannya. 2) Pengunjung bertujuan khusus Pengunjung bertujuan khusus adalah mereka yang datang ke museum karena memilki keperluan khusus ataupun terdapat suatu penelitian yang mengharuskan mereka datang ke museum. 3) Pengunjung pelaku rekreasi Pengunjung pelaku rekreasi adalah pengunjung yang datang ke museum hanya untuk menikmati waktu senggang. Para pengunjung dengan tujuan ini biasanya hanya datang dengan kecenderungan hanya mencari rekreasi dan kunjungannya tidak terarah.

2. Museum Monumen Yogya Kembali a. Pengertian Monumen

Monumen adalah jenis bangunan yang dapat dibuat untuk memperingati

seseorang atau peristiwa yang dianggap penting oleh suatu kelompok sosial

sebagai bagian dari kejadian pada masa lalu. 14 Monumen sendiri seringkali

dibangun sebagai suatu upaya untuk memperindah penampilan suatu lokasi

tertentu. Selain untuk memperingati suatu peristiwa, monumen juga seringkali

13 Schouten, op.cit. hlm.10 14 Wikipedia, 2018, Pengertian Monumen, (https://id.m.wikipedia.org), diakses 9 September 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

digunakan untuk memuat informasi politik bersejarah dan juga memperkuat

suatu citra pada masa tertentu. Monumen terdiri dari berbagai macam jenis

antara lain:

1) Bangunan yang digunakan sebagai marka tanah. 2) Tugu peringatan untuk memperingati orang yang sudah meninggal. 3) Kuil, candi, atau masjid yang digunakan sebagai tempat ibadah. 4) Monolit yang digunakan untk peristiwa keagamaan pada zaman dahulu. 5) Patung tokoh penting ataupun simbol penting. b. Museum Monumen Yogya Kembali

Museum Monumen Yogya Kembali adalah sebuah monumen yang

dibangun untuk mengenang peristiwa masyarakat Yogyakarta dalam melawan

dan merebut Yogyakarta dari tangan Belanda. Bangunan ini terletak di Jalan

Lingkar Utara, Dusun Jongkang, Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik,

Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Museum ini dibangun pada tanggal 29 Juni

1985 dengan peletakan batu pertama oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX

dan Sri Paduka Paku Alam VIII.

Pemilihan lokasi Museum Monumen Yogya Kembali oleh Sri Sultan

Hamengku Buwono IX adalah atas pertimbangan garis poros antara Gunung

Merapi – Museum Monumen Yogya Kembali – Tugu Pal Putih – Kraton –

Panggung Krapyak dan Laut Selatan.15 Garis poros tersebut adalah “sumbu

imajiner” yang dihormati oleh masyarakat Yogyakarta sampai saat ini.

Sumbu imajiner sendiri sangat dihormati oleh masyarakat Yogyakarta

karena melambangkan keseimbangan pada jalinan manusia dengan Tuhannya,

manusia dengan sesama manusia, dan manusia dengan alam. Panggung

15 Utami Sri dkk, loc.cit, hlm.1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

Krapyak ke utara sampai keraton melambangkan kehidupan manusia dari

mulai bayi hingga kehidupannya berumah tangga dan memiliki anak.

Sedangkan dari tugu menuju keraton melambangkan perjalanan manusia

kembali kepada Pencipta. Pusat dari sumbu imajiner ini adalah Keraton

Yogyakarta yang dianggap suci karena diapait oleh enam sungai dengan cara

yang simetris.16

Pembangunan Museum Monumen Yogya Kembali memiliki beberapa

tujuan antara lain:

1) Mengabadikan peristiwa kembali Ibukota Yogyakarta ke tangan bangsa Indonesia. Perjuangan tersebut tidak didapatkan dengan mudah melainkan dengan berbagai cara baik bersenjata, diplomasi, maupun perang urat saraf dan sebagainya. 2) Memperingati kembalinya Ibukota RI Yogyakarta ke tangan Bangsa Indonesia sekaligus penjajahan kolonialis Belanda ke Indonesia. 3) Merupakan ungkapan penghargaan dan rasa terima kasih kepada para pahlawan yang telah mengorbankan jiwanya dalam merebut kembali Yogyakarta sebagai Ibukota Republik Indonesia. 4) Mewariskan dan melestarikan jiwa, semangat nilai-nilai luhur perjungan bangsa Indonesia kepada generasi penerus, sebagai wahana pendidikan, mempertebal identitas dan watak bangsa Indonesia yang patriotik, luhur, harga diri, ulet dan tahan menderita dalam memperjuangkan cita-cita bangsa.17 c. Museum Monumen Yogya Kembali

Museum Monumen Yogya Kembali adalah sebuah museum yang

koleksinya dikhususkan untuk mengenang perjuangan Bangsa Indonesia dalam

mempertahankan kemerdekaan. Museum ini memiliki berbagai koleksi berupa

barang-barang peninggalan perang, gambar, serta diorama yang

16 Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, “MembacaArti Garis Imajiner Merapi, Keraton Yogyakarta Sampai Laut Kidul”, diakses dari https://pariwisata.sleman.go.id/forum/main- forum/membaca-arti-garis-imajiner-merapi-keraton-yogyakarta-sampai-laut-kidul/,pada tanggal 21 November 2018 pukul 15.20 17Ibid., hlm.2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

menggambarkan perjuangan Bangsa Indonesia dalam mempertahankan

kemerdekaannya.

Museum Monumen Yogya Kembali membagi koleksi mereka dalam

empat ruangan. Pembagian ruangan tersebut berdasarkan pada peristiwa-

peristiwa yang berhubungan dengan koleksi tersebut. Ruang museum satu

dikhususkan untuk koleksi mengenai proklamasi sampai peristiwa penumpasan

PKI di Madiun tahun 1948. Ruang museum dua berisi koleksi yang

berhubungan dengan pemberontakan PERMESTA. Ruang museum tiga berisi

koleksi yang berhubungan dengan peristiwa serangan umum 1949. Ruang

museum empat berisi koleksi yang berhubungan dengan peristiwa direbutnya

Yogyakarta oleh pejuang Indonesia dari tangan Belanda. Dengan adanya

pembagian koleksi tersebut, maka pengunjung dapat melihat dan mengerti

mengenai sejarah perjuangan Bangsa Indonesia secara lebih jelas dan runtut.

3. Sumber Belajar

Belajar adalah usaha sadar yang dilakukan secara terencana, sistematis,

dan menggunakan metode tertentu untuk mengubah perilaku relatif menetap

melalui interaksi dengan sumber belajar.18 Dengan demikian, belajar adalah

sebuah proses dimana manusia mendapat pengetahuan baru. Belajar sendiri

tidak dapat dilepaskan dari sumber belajar.

Sumber belajar sendiri adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk

mendukung dan memudahkan proses belajar.19 Dengan adanya sumber belajar,

maka kegiatan beajar mengajar diharapkan lebih mudah dan menarik untuk

18 Sitepu, Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2014, hlm.18 19Ibid., hlm.18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

dilakukan. Sumber belajar juga terus mengalami perkembangan. Proses

perkembangan dalam sumber belajar didasari pada perubahan dan penyesuaian

atas dasar pengetahuan. 20 Perkembangan sumber belajar saat ini dapat

digambarkan dengan menggunakan gambar sebagai berikut:

Orang Pihak Pengenal- Media Aneka Tua Lain an buku elektronik sumber

Gambar I. Perubahan Sumber Belajar Dari Masa Ke Masa (diadopsi dari Sitepu dalam buku Pengembangan Sumber Belajar) Saat ini, perkembangan sumber belajar sudah didominasi oleh sumber

elektronik seperti internet, namun, sumber belajar berbasis lingkungan dan

alam ternyata dapat juga diaplikasikan dalam proses pembelajaran yang lebih

menarik. Sebagai contoh, untuk mempelajari mengenai air, maka guru

memberikan pengertian mengenai air dan mengajak siswanya ke sungai untuk

menyaksikan dan merasakan secara langsung mengenai apa itu air, seperti apa

rasanya dan bagaimana bentuknya.21

Sejalan dengan penjelasan di atas, Edgar Dale membuat sebuah kerucut

pengalaman yang mengemukakan bahwa pengalaman belajar seseorang, 75%

20Ibid., hlm.21 21Ibid., hlm.49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

diperoleh melalui indera penglihatan, 13% dari indera pendengaran, dan

selebihnya melalui indera yang lain.22

Gambar II. Kerucut Pengalaman Edgar Dale (Diambil dari https://terandik.blogspot.com/)

Kerucut pengalaman seperti di atas dibuat oleh Edgar Dale dengan tujuan

untuk memberikan alasan atau dasar tentang keterkaitan antara teori belajar

dengan komunikasi audiovisual. Edgar Dale juga mengatakan bahwa hasil

belajar seseorang diperoleh melalui pengalaman langsung, kenyataan yang ada

dilingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan sampai

lambang herbal.23 Karena pembahasan dari penelitian ini memiliki keterkaitan

dengan pengalaman peserta didik dalam mengunjungi suatu objek sebagai

22 Latuheru John, op.cit.,, hlm.16. 23 Bagus Radian, “Kerucut Pengalaman (Cone Of Experience) Edgar Dale”, https://baguswiradyan.wordpress.com/2014/07/06/kerucut-pengalaman-cone-of-experience-edgar- dale/ (diakses pada 2 Desember 2018, pukul 21.12)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

sumber belajar, maka peneliti menggunakan kerucut pengalaman Edgar Dale sebagai salah satu teori dari sumber belajar tersebut. Isi dari tiap tingkat dalam kerucut pengalaman Edgar Dale adalah sebagai berikut:

a. Pengalaman langsung, pada tahap ini anak didik/warga belajar perlu berhubungan langsung dengan keadaan dan kejadian yang sebenarnya. Dengan demikian mereka boleh melihat sendiri, meraba/memegang, mengalami sendiri apa yang sedang mereka hadapi, dan yang terutama agar mereka dapat mampu memecahkan masalah sendiri b. Pengalaman melalui benda tiruan, pada tahap ini kejadian atau benda- benda yang sebenarnya sulit diperoleh, mungkin juga terlampau besar untuk dibawa ke kelas, atau terlampau jauh, maka dapat dibuat benda tiruan yang sama dengan benda sebenarnya. c. Pengalaman melalui dramatisasi, pada tahap ini materi yang diajarkan dalam bentuk dramatisasi perlu diperhatikan mulai dari pakaian, mimic suara, sampai pada sikap maupun sifat-sifat khas dari seseorang yang diperankan agar bisa menarik perhatian anak didik. d. Pengalaman melalui demonstrasi, dalam hal ini materi yang perlu didemonstrasikan maka hendaknya didemonstrasikan e. Pengalaman melalui karyawisata dalam hal ini sangat berarti karena memperkaya dan memperluas pengalaman belajar anak didik kita. Anak didik dapat mencatat, mengadakan observasi, tanya jawab, serta membuat laporan mengenai segala sesuatu yang dilihat dan dilakukan selama karyawisata. f. Pengalaman melalui pameran, dalam hal ini siswa dapat memperlihatkan dan memamerkan kemampuan dan kemajuan mereka secara individu, kelas, maupun secara kesatuan sekolah agar dapat dilihat masyarakat. g. Pengalaman melalui televisi dapat dilakukan karena televisi saat ini sudah mulai banyak menayangkan program pendidikan yang baik serta dapat menarik minat dari peserta didik. h. Pengalaman melalui gambar hidup dapat diperoleh dengan penyajian materi pengajaran yang menggunakan gambar hidup atau film. i. Pengalaman melalui rekaman, gambar diam, radio dapat dilakukan khususnya untuk misteri mengenai bahasa. j. Pengalaman melalui gambar dapat dilakukan dengan memvisualisasikan materi pengajaran dengan menggunakan gambar. k. Pengalaman melalui lambang visual dapat diperoleh dengan menggunakan grafik, poster, peta, atau diagram. l. Pengalaman melalui lambang kata dapat diperoleh dengan menggunakan media buku, majalah, buletin, dan sebagainya.

Dari penjelasan mengenai kerucut pengalaman Edgar Dale tersebut, pemanfaatan museum sebagai sumber belajar sangat membantu siswa dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

menangkap mengenai materi yang sedang diajarkan. Pengalaman langsung di

lapangan menjadikan siswa dapat melihat dan merasakan secara langsung

koleksi museum yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Selain itu

melalui karyawisata, siswa dapat belajar mengenai sejarah di museum dengan

suasana yang lebih menyenangkan. Siswa juga dapat mencatat, melakukan

observasi, tanya jawab, dan membuat laporan mengenai apa yang mereka lihat

saat di obyek museum.24

Dari contoh di atas, maka dapat ditarik pemikiran bahwa sumber belajar

dengan berbasis alam dan lingkungan ternyata dapat semakin memperjelas

teori yang guru jelaskan di sekolah. Selain itu, dengan berkunjung langsung ke

sumber belajar yang bersangkutan, siswa melihat langsung, mendiskusikan,

mengkaji, dan menyimpulkan sumber tersebut menjadi sebuah pembelajaran

baru.

4. Pariwisata a. Pengertian Pariwisata

Pariwisata tidak dapat dilepaskan dari arti kata wisata dan orang yang

melakukan wisata yang disebut sebagai wisatawan. Wisata sendiri adalah

sebuah kegiatan perjalanan yang dilakukan secara sukarela serta bersifat

sementara untuk menikmati objek dan daya tarik objek wisata tersebut.

Kegiatan wisata tersebut biasanya bertujuan untuk melepas jenuh dan sekedar

untuk menikmati keindahan dan keunikan dari objek yang didatangi. Dan

semua kegiatan yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusaha dari

24 Ibid,hlm.19.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

objek dan semua daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait bidang

tersebut adalah pariswisata.25 b. Sejarah Pariwisata di Dunia dan Indonesia

Kegiatan berwisata sebenarnya sudah ada sejak lama. Pada masa sebelum

modern atau sebelum tahun 1920an, perjalanan dilakukan oleh bangsa-bangsa

primitif untuk kelangsungan hidup mereka. Setelah revolusi industri, semakin

tingginya taraf hidup masyarakat di Eropa semakin menjadikan pasar

pariwisata di seluruh Eropa berkembang dengan pesat. Pada masa inilah mulai

muncul literatur-literatur mengenai kepariwisataan. Pariwisata pada masa

modern (1921) atau setelah Perang Dunia II menjadikan masyarakat semakin

mengenal negara lain di luar negaranya. Karena hal tersebut, maka masyarakat

mulai melakukan wisata keluar dari negerinya. Pada masa inilah kegiatan

pariwisata sudah mulai berkembang.26

Perkembangan pariwisata di Indonesia mulai berkembang pada tahun

1910-1920 yaitu pasca dikeluarkannya keputusan dari Gubernur Jenderal

Belanda untuk membentuk badan khusus urusan pariwisata.27 Terbukanya jalur

perdagangan antara bangsa-bangsa yang berasal dari Eropa menuju Asia,

termasuk Indonesia, menjadi faktor utama dalam berkembangnya pariwisata di

dalam negeri. Selain hal tersebut, ternyata faktor lainnya yang menjadikan

pariwisata Indonesia semakin berkembang yaitu:28

25Marsono, Bahan Kuliah Pengantar Pariwisata, Yogyakarta: Program Studi Kepariwisataan Fakultas Ilmu Budaya UGM, 2008, hlm.9 26Antonius Bungaran, Flores Tanjung, dan Rosramadana Nasution, op.cit, hlm.11-13 27Ibid., hlm.14 28Ibid,. hlm.15-16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

1) Semakin berkembangnya industri pariwisata internasional yang kemungkinan diakibatkan hubungan dagang antar negara. 2) Pariwisata tidak termasuk oleh gejolak ekonomi dunia. 3) Pariwisata tidak terpengaruh oleh kuota komoditas ekspor dan impor suatu negara sehingga mempermudah perjalanan wisatawan menuju negara tujuan. 4) Potensi pariwisata di Indonesia sangat besar dan beragam jenisnya. 5) Masyarakat luar negeri sangat membutuhkan kebutuhan hidup yang bersenang-senang dan menari pengalaman baru termasuk di Indonesia. c. Sapta Pesona dalam Pariwisata

Sapta Pesona merupakan tujuh buah unsur yang harus diwujudkan dalam

rangka menarik minat wisatawan berkunjung ke suatu daerah atau wilayah di

Indonesia. Sapta Pesona terdiri dari unsur sebagai berikut:29

1) Aman Wisatawan akan senang berkunjung ke suatu tempat jika merasa aman, tentara, tidak takut, terlindungi, dan bebas. 2) Tertib Kondisi tertib mencakup kondisi yang teratur, rapi, dan lancar serta menunjukan disiplin yang tinggi dalam segi kehidupan masyarakat yang ada di tempat wisata tersebut. 3) Bersih Kondisi bersih adalah kondisi dimana suatu tempat bersih dari sampah, kotoran, limbah, penyakit, dan pencemaran. Wisatawan akan merasa semakin betah di suatu tempat jika suasana di tempat tersebut bersih. 4) Sejuk Lingkungan yang serba hijau, segar, dan rapi memberikan suasana yang sejuk. Suasana sejuk bukan hanya harus di luar ruangan, namun dapat juga diciptakan di dalam ruangan sebuah objek wisata. 5) Indah Keadaan yang menampilkan lingkungan yang menarik dan sedap dipandang disebut indah. Perhatian terhadap segi tata warna, tata ruang, dan tata letak yang selaras dapat menjadikan suasana yang indah. 6) Ramah tamah Ramah tamah adalah sebuah sikap dan perilaku orang yang menunjukan keakraban, sopan, suka membantu, suka tersenyum dan menarik hati. Dengan memperlakukan turis ataupun pengunjung dengan ramah maka pengunjung akan merasa nyaman.

29 Saksono Arie, 2008, 7 Sapta Pesona, (https://ariesaksono.wordpress.com/tag/7-sapta-pesona/), diakses pada 14 Oktober 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

7) Kenangan Kenangan adalah kesan yang melekat dengan kuat pada ingatan seseorang yang disebabkan oleh pengalaman yang di peroleh. Kenangan yang indah saat berwisata ke suatu obyek akan menjadikan orang tersebut ingin kembali datang dan menceritakan kenangan indahnya kepada orang lain, sehingga dapat semakin memperkenalkan obyek wisata tersebut. d. Aturan dalam Pariwisata

Aturan mengenai pariwisata diatur dalam pasal 20 dan pasal 21 Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Aturan tersebut

mencakup mengenai hak, kewajiban, dan larangan yang harus ditaati oleh para

pelaku wisata. Aturan mengenai hak, kewajiban, dan larangan dalam berwisata

dijelaskan sebagai berikut:

1) Setiap orang berhak memperoleh kesempatan memenuhi kebutuhan wisata; 2) Melakukan usaha pariwisata; 3) Mejadi pekerja/buruh pariwisata; dan/atau 4) Berperan dalam proses pembangunan kepariwisataan.

Selain itu dijelaskan pula hak setiap wisatawan dalam pasal dua puluh

sebagai berikut:

1) Informasi yang akurat mengenai daya tarik wisata. 2) Pelayanan kepariwisataan sesuai standar. 3) Perlindungan hukum dan keamanan. 4) Pelayanan kesehatan. 5) Perlindungan hak pribadi. 6) Perlindungan asuransi untuk kegiatan pariwisata yang beresiko tinggi.

Untuk kewajiban setiap orang yang berwisata adalah:

1) Menjaga dan melestarikan daya tarik wisata. 2) Membantu terciptanya suasana aman, tertib, bersih, berperilaku santun, dan menjaga kelestarian lingkungan destinasi pariwisata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Untuk larangan dalam berwisata diatur dalam pasal dua puluh tujuh yang isinya:

1) Setiap orang dilarang merusak sebagian atau seluruh fisik daya tarik wisata. 2) Merusak fisik daya tarik wisata yang dimaksud pada ayat (1) adalah melakukan perbuatan mengubah warna, mengubah bentuk, menghilangkan spesies tertentu, mencemarkan lingkungan, memindahkan, mengambil, menghancurkan, atau memusnahkan daya tarik wisata sehingga berakibat berkurang atau hilangnya keunikan, keindahan, dan nilai autentik suatu daya tarik wisata yang telah ditetapkan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.30 e. Jenis-Jenis Pariwisata

Terdapat berbagai jenis kegiatan pariwisata. Contoh dari jenis pariwisata

tersebut antara lain wisata budaya, wisata sejarah, wisata alam, wisata belanja,

dan wisata keagamaan.31

Wisata mengunjungi museum termasuk dalam wisata sejarah. Dengan

mengunjungi museum kita dapat melihat peninggalan yang ada. Selain melihat,

pengunjung juga dapat merasakan dan memaknai langsung bagaimana

peristiwa tersebut terjadi di masa lalu. Jadi, selain menghabiskan waktu,

pengunjung juga dapat belajar mengenai sejarah masa lalu dengan

mengunjungi museum.

30 Pemerhatihukum, 2013. Undang-Undang Kepariwisataan, (https://pemerhatihukum.wordpress.com/2013/11/07/undang-undang-kepariwisataan-2/), diakses 14 Oktober 2018 31 Binga Rio, 2016, Jenis-Jenis Pariwisata, (https://homesweethome1997.wordpress.com/2016/08/11/jenis-jenis-pariwisata/), diakses 14 Oktober 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Erza Setiana Sirait yang berjudul

“Pemanfaatan Museum Misi Muntilan Sebagai Sumber Belajar Sejarah”.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa museum dapat dimanfaatkan

sebagai sumber belajar diluar pembelajaran formal di dalam kelas. Dengan

adanya hasil tersebut maka peneliti akan mencoba untuk melakukan

penelitian serupa namun dengan museum dan variabel yang berbeda.

Namun demikian, penelitian Erza Setiana Sirait akan menjadi acuan bagi

penelitian ini karena hasil penelitian tersebut berhasil mengungkapakan

bahwa museum dapat digunakan sebagai sumber belajar. Selain itu, salah

satu variabel yang diteliti oleh peneliti adalah fungsi museum sebagai

sumber belajar sehingga peneliti dapat menggunakan penelitian Erza

Setiana Sirat sebagai salah satu acuan dalam penelitian.

2. Penelitian yang dilakukan Risma Ambari Umah dengan judul “Strategi

Museum Perjuangan Kota Yogyakarta Dalam meningkatkan Minat

Pengunjung”. Hasil Penelitian ini membuktikan bahwa ternyata dengan

tingginya minat masyarakat mengunjungi museum, maka museum tersebut

dapat digunakan sebagai sebuah destinasi wisata alternatif yang juga

mendidik. Peneliti memasukan penelitian dari Risma Ambari Umah karena

sebuah museum memerlukan strategi agar semakin banyak orang yang

akhirnya pergi untuk mengunjungi museum tersbut. Hal tersbut sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Peneliti harus mengetahui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

bagaimana strategi yang dilakukan oleh museum agar banyak masyarakat

yang datang untuk mengunjungi museum. Semakin banyak orang yang

berkunjung ke museum, maka fungsi museum sebagai sumber belajar dan

pariwsata akan semakin mudah terealisasikan.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Okina Nur Indah Sari dengan judul “Potensi

dan Pengembangan Museum Wayang Indonesia Sebagai Objek Wisata

Budaya di Kabupaten Wonogiri”. Hasil dari penelitian ini membuktikan

bahwa keunikan yang dimiliki oleh setiap museum yang berbeda dapat

menjadi daya tarik wisata bagi masyarakat luas sehingga potensi dari

kekhasan koleksi tiap museum harus disebarluaskan agar masyarakat

mengetahui potensi dari museum tersebut dan pada akhirnya berkunjung ke

museum tersebut. Peneliti memasukkan penelitian Okina Nur Indah Sari

kedalam sumber yang relevan karena penelitian tersebut memiliki variabel

yang hampir sama dengan penelitian ini yaitu mengenai museum sebagai

suatu objek wisata. Peneliti juga menarik sebuah kesimpulan yaitu dengan

adanya keunikan yang dimiliki oleh sebuah museum, maka akan semakin

banyak orang yang datang. Museum wayang yang memiliki koleksi

beragam jenis wayang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung.

Sehingga peneliti akan melihat keunikan yang dimiliki oleh Museum

Monumen Yogya Kembali yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung

kesana.

Penelitian ini memiliki keterkaitan dengan penelitian-penelitian

relevan tersebut. Keterkaitan yang paling terlihat adalah dijadikannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

museum sebagai objek penelitian. Penelitian dari Erza Setiana Sirait membahas mengenai pemanfaatan museum sebagai sumber belajar dan hal ini juga terkait dengan penelitian yang peneliti lakukan mengenai pemanfaatan Museum Monumen Yogya Kembali sebagai sumber belajar.

Penelitian dari Risma Ambari Umah membahas mengenai strategi dari museum untuk menarik minat pengunjung yang juga memiliki kaitan dengan penelitian penulis. Dengan adanya strategi museum yang dapat menarik pengunjung, maka fungsi museum sebagai sumber belajar dan destinasi wisata akan semakin mudah untuk teralisasikan. Penelitian dari

Okinah Nur Indah Sari mengenai potensi dan pengembangan museum sebagai objek wisata juga memiliki keterkaitan dengan penelitian ini karena sama-sama memiliki bahasan mengenai fungsi museum sebagai destinasi wisata. Dari keterkaitan tersebut, maka posisi dari penelitian yang peneliti lakukan adalah berada di tengah-tengah penelitian yang sudah ada tersebut.

Pembahasan mengenai pemanfaatan museum sebagai sumber belajar maupun destinasi wisata memang sudah ada, namun objek dari penelitian yang sudah ada tersebut berbeda dengan penelitian ini. Penelitian mengenai

Pemanfaatan Museum Monumen Yogya Kembali sebagai sumber belajar dan destinasi wisata belum pernah dilakukan sebelumnya. Hal inilah yang menjadikan posisi dari penelitian ini ada di tengah penelitian yang sudah ada tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

C. Kerangka Pikir

Museum adalah bangunan yang digunakan sebagai tempat untuk

mengumpulkan, memelihara, meneliti, memamerkan, dan mengkomunikasikan

benda-benda pembuktian material manusia dan lingkungannya, untuk tujuan-

tujuan studi, pendidikan, dan rekreasi. Selain itu, museum sendiri tidak

bertujuan untuk mencari keuntungan melainkan lebih kepada pelayanan

terhadap masyarakat. Museum sendiri dapat menjadi tempat alternatif untuk

belajar bagi siswa di sekolah karena dengan datang ke museum, siswa dapat

melihat dan merasakan langsung koleksi yang ada di museum.

Museum Monumen Yogya Kembali adalah sebuah bangunan dengan

bentuk arstiektur yang unik dan dialamnya terdapat museum yang menyimpan

bekas peninggalan perang perebutan Yogyakarta dari tangan Belanda. Banyak

koleksi yang terdapat di dalam museum ini yang dapat dimanfaatkan oleh

masyarakat dan siswa di sekolah untuk lebih mengerti mengenai bagaimana

perjuangan para pahlawan dalam melawan para penjajah Belanda. Museum

yang ada di dalam Museum Monumen Yogya Kembali juga dapat dijadikan

sebagai sumber pembelajaran bagi siswa. Kegiatan yang cenderung monoton

dan membosankan di dalam kelas dapat teratasi dengan datang ke museum

untuk melihat langsung bukti-bukti mengenai perang di Yogyakarta pada masa

lalu. Dengan melihat langsung, maka siswa dapat mencatat mengenai apa yang

mereka lihat di museum dan juga dapat berdiskusi dengan teman-temannya.

Dengan begitu mereka dapat mencatat mengenai hasil diskusi mereka dan

secara tidak langsung mereka berhasil menemukan pengetahuan baru yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

mereka dapatkan dengan berinteraksi langsung dengan objek yang ada di museum. Dengan menemukan secara langsung, maka pengetahuan yang didapatkan tidak mudah hilang. Pengetahuan yang didapatkan berdasarkan pengalaman langsung yang mereka dapat lebih sulit untuk dilupakan.

Selain sebagai sumber belajar, museum memiliki manfaat lain yaitu sebagai sumber pariwisata. Tren masyarakat saat ini yang cenderung membutuhkan suasana baru dan mencari tempat yang bagus, akan menjadikan

Museum Monumen Yogya Kembali menjadi sebuah objek wisata yang baik dan mendidik, bangunan yang unik, serta banyaknya benda-benda koleksi di dalamnya akan menarik wisatawan yang ingin tahu mengenai bagaimana jalannya perang yang ada di Yogyakarta pada waktu itu. Selain itu secara tidak langsung, para wisatawan mendapat nilai-nilai mengenai perjuangan para pahlawan pada masa lalu untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia khususnya di Yogyakarta. Berdasarkan kerangka pikir tersebut, maka dapat digambarkan skema sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Museum Monumen Yogya Kembali

Koleksi Kegiatan Museum Museum

Sumber Destinasi Belajar Pariwisata

Pelajar dan Masyarakat Umum

Gambar III. Kerangka Pikir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam mengkaji penelitian mengenai pemanfaatan Museum Monumen

Yogya Kembali sebagai sumber belajar dan pariwisata, peneliti menggunakan

jenis penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif sendiri, peneliti tidak

menggunakan teori dan konsep dalam mendapatkan perumusan masalah,

namun harus menggali masalah penelitian dari latar penelitian. Peneliti harus

datang langsung ke tempat dia melakukan penelitian dan melakukan observasi

untuk menemukan permasalahan yang ada.32

Untuk definisi metodologi penelitian kualitatif, Kirk dan Miller

mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu

pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada

manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang

tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. 33 Dari definisi yang

dikemukakan di atas, maka dapat ditarik pemikiran bahwa dalam penelitian

kualitatif, peneliti harus melakukan pengamatan dengan lingkungan yang ada

disekitarnya untuk mendapatkan permasalahan dan memahami permasalahan

tersebut.

32 Putra Nusa, Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012, hlm.41 33 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktora Jendral Pendidikan Tinggi, dan Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, 1988, hlm.2

30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

Penelitian Kualitatif sendiri merupakan penelitian yang bersifat deskriptif

yang artinya hasil eksplorasi atas subjek penelitian atau para partisipan melalui

pengamatan dan semua variannya. 34 Dengan sifatnya yang deskriptif, maka

peneliti harus secara rinci menggambarkan hasil mengenai wawancara dan

pengamatan yang dilakukan di lapangan. Dalam proses penelitian, data

didapatkan seringkali merupakan data verbal yang mengandung cerita maupun

jawaban dari subjek penelitian. Dalam pengolahan data tersebut, peneliti

diharuskan mencatat semua keterangan verbal tersebut. Meskipun jawaban dari

narasumber terkadang tidak objektif, namun peneliti diwajibkan memasukan

data tersebut karena semua jawaban dari narasumber tersebut merupakan

realita yang terjadi di dalam masyarakat tempat dilakukannya penelitian.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Museum Monumen Yogya Kembali Jalan

Lingkar Utara, Dusun Jongkang Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik,

Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus – Desember 2018

dengan uraian sebagai berikut:

34 Putra Nusa, op.cit., hlm.71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Tabel 1. Waktu Penelitian

NO Kegiatan Bulan Agus Sep Okt Nov Des 1 Penyusunan Proposal   2 Perizinan  3 Pengumpulan Data   4 Analisis Data  5 Penulisan Laporan  

C. Sumber Data

Sumber data adalah subjek mengenai darimana data diperoleh dalam

penelitian.35 Dalam penelitian kualitatif alat yang digunakan untuk mencari

data adalah observasi, wawancara, dan kuisoner, maka sumber datanya adalah

jawaban dari para narasumber tersebut. Selain itu, sumber data dalam

penelitian bisa juga didapatkan dari buku-buku, dokumen, dan catatan

mengenai koleksi apa saja yang ada di museum.

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari observasi museum,

wawancara dengan petugas dan pengunjung museum, serta kuisioner yang diisi

oleh pengunjung dan petugas museum.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah proses pengumpulan data dengan

teknik tertentu. 36 Metode pengumpulan data diperlukan untuk mengetahui

35 Suhaidi Achmad, 2018, Pengertian Sumber Data , Jenis Data, dan Pengumpulan Data, (https://achmadsuhaidi.wordpress.com/2014/02/26/pengertian-sumber-data-jenis-jenis-data-dan- metode-pengumpulan-data/) diakses 4 September 2018 36Usman Husaini, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008,hlm. 52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

metode mana yang cocok untuk mengumpulkan data tersebut.37 Jika metode

yang digunakan tidak sesuai, maka data yang diperoleh tidak maksimal bagi

sumber penelitian.

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap

gejala-gejala yang diteliti. Dalam metode observasi, maka peneliti harus

mengandalkan pengamatan dan ingatan.38 Untuk mengadakan observasi, maka

peneliti harus menyelidiki tujuan penelitian terlebih dahulu. Setelah itu,

peneliti menentukan cara untuk mencatat hasil observasi pencatatan hasil

observasi ini dapat dilakukan dengan cara check list, rating scale, ataupun

anecdotal record.39 Dalam observasi yang akan dilakukan, peneliti akan datang

menuju tempat penelitian dan mengamati mengenai bentuk fisik dan fasilitas

apa saja yang ada di dalam Museum Monumen Yogya Kembali. Dengan

mengamati dan mencatat, peneliti akan mengumpulkan data mengenai keadaan

fisik dari Museum Monumen Yogya Kembali.

2. Kuesioner

Metode Kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian

pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti.40 Peneliti

akan menyebarkan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai fungsi museum

sebagai sumber belajar dan pariwisata. Berdasarkan prosedurnya, maka peneliti

37Ibid,hlm.52 38Ibid, hlm.52 39 Narbuko Cholid, dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003, hlm.71 40Ibid, hlm.76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

akan menggunakan prosedur kesioner langsung yaitu kuesioner akan diberikan

dan dijawab secara langsung oleh responden.41

3. Wawancara

Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara

langsung. 42 Wawancara berguna untuk mendapatkan data primer dari

narasumber yang diwawancara. Dalam metode wawancara, peneliti akan

terlebih dahulu menyusun susunan pertanyaan yang akan ditanyakan kepada

narasumber. Tema mengenai fungsi museum sebagai sumber belajar dan

pariwisata akan menjadi fokus pertanyaan. Selain itu, wawancara dipilih

karena penelitian kualitatif lebih menekankan kepada data yang diperoleh

langsung dari narasumber.

Jenis wawancara yang akan dilakukan oleh peneliti adalah wawancara

terbuka yaitu tanya jawab yang terarah untuk mengumpulkan data-data yang

relevan. Meskipun wawancara dengan jenis ini menjadikan suasana kaku,

namun tujuan wawancara untuk mendapatkan data yang relevan akan

tercapai.43

E. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data berguna untuk pengumpulan data.

Instrumen pengumpulan data memanfaatkan alat fisik seperti kuesioner. 44

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen sebagai berikut:

41Ibid, hlm.77 42Usman Husaini, Purnomo Setiady, op.cit, hlm.55 43Ibid, hlm.56. 44Moleong J, Lexy, op. cit. hlm. 17.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

1. Pedoman Observasi

Instrumen observasi adalah pedoman melakukan observasi itu sendiri.

Peneliti menggunakan check list untuk pedoman observasi. Sebelum memulai

observasi, peneliti akan membuat instrumen check list tersebut. Isi dari

instrumen check list tersebut adalah faktor mengenai apa yang akan

diselidiki.45 Dengan menggunakan instrumen ini, maka peneliti hanya tinggal

memberikan tanda check list jika apa yang dia liat sesuai dengan data yang ada

di lapangan.

2. Kuesioner

Instrumen pada kuesioner adalah acuan peneliti dalam mengumpulkan

data mengenai pemanfaatan Museum Monumen Yogya Kembali sebagai

sumber belajar dan pariwisata dari responden yang merupakan pengunjung

Museum Monumen Yogya Kembali.46 Bentuk kuesioner yang peneliti gunakan

untuk mengukur tanggapan responden mengenai pemanfaatan museum

tersebut adalah checklist dengan empat alternatif jawaban yaitu sangat setuju

(SS), Setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).

3. Wawancara

Instrumen dalam wawancara adalah susunan dari pertanyaan yang

disusun peneliti sebelum dimulainya proses wawancara. Susunan pertanyaan

itulah yang akan menjadi pedoman bagi peneliti saat proses wawancara

berlangsung.

45 Narbuko Cholid, Abu Achmadi, op.cit. hlm.74. 46Ibid, hlm. 77.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

F. Teknik Sampling

Teknik sampling lebih dikenal dengan teknik pengambilan sampel.

Fungsi dari teknik sampling adalah untuk mereduksi anggota populasi, menjadi

anggota sampel yang mewakili populasinya. Selain itu, teknik sampling juga

akan memudahkan peneliti untuk lebih teliti dan menghemat waktu dan tenaga

dalam melakukan penelitian.47 Terdapat dua jenis yang dapat dilakukan dalam

teknik sampling yaitu sampling random atau probability sampling, dan

sampling non-random atau non-probability sampling. Probability sampling

adalah pengambilan contoh secara acak yang dilakukan dengan beberapa cara

seperti dengan undian, ordinal, tabel bilangan random, dan komputer. Non-

probability sampling adalah pengambilan contoh secara tidak acak.48

Dalam penelitian mengenai pemanfaatan Museum Monumen Yogya

Kembali sebagai sumber belajar dan pariwisata, maka peneliti menggunakan

non-probability sampling. Peneliti menggunakan teknik ini dengan

pertimbangan dalam melakukan sampling, apakah orang tersebut dapat

memberikan informasi yang relevan ataupun tidak. 49 Teknik snowball juga

digunakan peneliti untuk mendapatkan sampel. Maksud dari teknik adalah

peneliti terlebih dahulu melakukan wawancara dengan seorang narasumber,

setelah wawancara selesai, maka peneliti menanyakan kepada narasumber

pertanya mengenai rekomendasi narasumber berikutnya. Dengan kata lain,

narasumber akan terus menerus memberikan rekomendasi mengenai siapa

47 Usman Husaini dan Purnomo Setiady, op.cit, hlm.43 48Narbuko Cholid dan Abu Achmadi, op.cit, hlm.110 49 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003, hlm.64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

narasumber berikutnya.50 Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan sampel

kepada pengurus museum dan pengunjung museumyang terdiri dari guru dan

pelajar.

G. Validitas Data

Dalam sebuah penelitian, sebuah data harus bersifat valid. Dalam

penelitian kualitatif, terdapat beberapa cara untuk melakukan validitas data.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi dan diskusi dengan

teman sejawat.

1. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain, di luar data itu untuk keperluan pengecekan

atau sebagai pembanding terhadap data yang ditemukan. 51 a. Triangulasi teknik

Triangulasi teknik digunakan untuk menguji apakah data yang

didapatkan valid atau tidak. Triangulasi teknik ini dilakukan dengan cara

mengecek data dari narasumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data observasi,

wawancara dengan pengelola dan pengunjung museum, serta menyebarkan

kuesioner. Data yang diperoleh dari observasi, wawancara, dan kuesioner

tersebut kemudian dibandingkan untuk mengetahui keabsahan dari data yang

diperoleh.

50Ibid, hlm.65 51 Lexy J.Moleong, Op.Cit., hlm.330.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

b. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber adalah teknik triangulasi yang membandingkan

informasi yang didapatkan dari satu sumber dengan sumber lainnya untuk

mengecek kebenaran data yang diperoleh. Dalam penelitian ini peneliti

membandingkan antara sumber yang didapatkan dari hasil observasi dengan

hasil wawancara, membandingkan hasil wawancara dengan hasil dari

kuesioner, serta membandingkan hasil dari sumber yang peneliti dapatkan di

lapangan dengan penelitian yang relevan untuk semakin memastikan kebenaran

dari data yang diperoleh. c. Triangulasi Teori

Triangulasi teori digunakan peneliti untuk memeriksa tingkat kebenaran

suatu fakta. Dengan menggunakan lebih dari satu teori, maka tingkat kebenaran

dari fakta tersebut akan akurat. Teori yang digunakan peneliti adalah mengenai

museum, monumen, sumber belajar, belajar sejarah, pariwisata, dan teori

mengenai Museum Monumen Yogya Kembali. Peneliti menggunakan teori-

teori tersebut untuk dibandingkan dengan data yang telah peneliti dapakan di

lapangan. Jika data yang diperoleh sejalan dengan teori-teori yang digunakan

sebagai pembanding, maka data yang diperoleh dapat dipastikan keabsahannya.

Triangulasi yang peneliti gunakan untuk penelitian ini adalah triangulasi

teknik, triangulasi sumber, dan triangulasi teori. Triangulasi teknik digunakan

peneliti untuk mengecek apakah data yang diperoleh dari narasumber valid

atau tidak. Cara mengetahuinya adalah dengan mengecek kesamaan antara

wawancara dan kuesioner yang diisi oleh narasumber tersebut. Triangulasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

sumber digunakan untuk membandingkan informasi yang didapatkan dari hasil

wawancara dan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti. Triangulasi teori

digunakan untuk memeriksa kebenaran suatu fakta dan teori yang digunakan

adalah teori mengenai sumber belajar, pariwasata, dan Museum Monumen

Yogya Kembali. Selain itu, wawancara dilakukan setelah pengunjung

melakukan tur di dalam museum agar pengunjung mengetahui mengenai isi

museum saat di wawancara.

2. Diskusi Dengan Teman Sejawat

Dengan adanya diskusi dengan teman yang memiliki penelitian yang

sama, maka akan muncul pemikiran-pemikiran di luar diri peneliti. Dengan

adanya pemikiran lain, maka data yang sudah diperoleh peneliti dapat

didiskusikan dengan teman lain sehingga akan mendapatkan hasil yang valid.

H. Analisis Data

Analisis data adalah analisis terhadap hasil-hasil yang telah diperoleh.

Analisis data dalam penelitian kualitatif menggunakan analisis secara

induktif.52 Dengan analisis berbentuk induktif, lebih dapat membuat hubungan

peneliti dan responden menjadi eksplisit. Dalam analisis data induktif ini, maka

pada saat pengambilan data di lapangan, peneliti harus mengumpulkan data

selengkap mungkin dan juga melakukan analisis. Proses analisis data dilakukan

sejak reduksi data, penyajian data, sampai penarikan kesimpulan.

52 Moleong j. Lexy, op.cit. hlm.4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

1. Analisis Data Miles dan Huberman

Menurut Miles dan Huberman, teknik analisis data dibagi ke dalam tiga

alur kejadian yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data,

dan penarikan kesimpulan.53

Pengumpulan Penyajian

data data

Reduksi data Penarikan kesimpulan

Gambar IV. Teknik Analisis Data Model Miles dan Huberman (Diadopsi dari Haris Herdiansyah dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial) Berikut penjelasan gambar di atas: a) Reduksi data

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian, pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari

data yang didapatkan di lapangan. Saat pengumpulan data, maka reduksi data

akan terus berlangsung. Guna reduksi data ini adalah untuk membuat

rangkuman dari data yang telah dikumpulkan sehingga akan lebih mudah

dalam penyusunan data. Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data dari

observasi, wawancara, dan angket.

53 Asri Tyka, Analisis Penelitian Kualitatif Model Miles dan Huberman, (https://www.academia.edu/7440214/ANALISIS_PENELITIAN_KUALITATIF_MODEL_MILES_d an_HUBERMAN), diakses 4 September 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

b) Penyajian data

Penyajian data menurut Miles dan Huberman adalah sekumpulan

informasi yang tersusun dan memberikan kemungkinan untuk adanya

penarikan kesimpulan. Penyajian data meliputi berbagai jenis matriks, tabel,

dan bagan. Dengan penyusunan yang baik maka peneliti dapat menarik

kesimpulan apakah data yang dikumpulkan sudah baik ataupun harus

dilakukan penelitian lanjutan. Data yang peneliti sajikan adalah data berupa

hasil dari penelitian atau temuan dan tabel. c) Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan adalah proses menarik kesimpulan dari data-data

yang telah ditemukan selama proses pengambilan data. Kesimpulan biasanya

didapatkan setelah proses pengambilan data telah selesai. Setelah ditarik

kesimpulan maka peneliti tinggal memverifikasi data tersebut sebagai hasil dari

penelitian. Peneliti akan melakukan verifikasi data-data yang telah terkumpul

dari hasil temuan dan penelitian yang telah dilakukan.

Penerapan teknik analisis data Miles and Huberman ini diawali dengan

mengumpulkan data di Museum Monumen Yogya Kembali. Data yang

dikumpulkan oleh peneliti berupa hasil kuesioner, hasil wawancara, dan

observasi. Setelah data terkumpul, peneliti melakukan reduksi data. Jika

peneliti melihat ketidaksesuaian pada data yang diperoleh, maka data tersebut

tidak akan digunakan. Setelah melakukan reduksi data, peneliti melakukan

penyajian data. Hasil dari data yang telah diperoleh dan direduksi disajikan

dalam bentuk tabel maupun diagram disetai dengan keterangan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

menjelaskan isi dari diagram dan tabel tersebut. Langkah terakhir dalam

penerapan teknik analisis data Miles and Huberman tersebut adalah dengan

menarik kesimpulan dari data yang telah disajikan sebelumnya.

2. Analisis Data Kuesioner

Untuk menganalisis data kuesioner, peneliti menggunakan teknik

Penliaian Acuan Patokan (PAP). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

penilaian acuan patokan berskala lima. Penafsiran menggunakan peniliaian

acuan patokan dapat menggunakan langkah sebagai berikut:54

a. Mencari skor ideal, yaitu skor yang mungkin dicapai siswa jika semua soal dapat dijawab dengan benar. b. Mencari rata-rata ( ) ideal dengan rumus: = x skor ideal c. Mencari simpangan baku (s) ideal dengan rumus: s = x d. Menyusun pedoman konversi sesuai dengan kebutuhan. Menyusun pedoman konversi skala lima:

Tabel 2. Interval Skor Kuesioner Interval Skor Kategori Keterangan Χ > + 1,5 A Sangat Tinggi + 0,5 B Tinggi - 0,5 C Cukup - 1,5 D Rendah Χ ≤ - 1,5 E Sangat Rendah

I. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dalam penyusunan penelitian ini,

maka skripsi ini dibagi ke dalam lima bab yaitu:

Bab I Pendahuluan, berisi mengenai latar belakang masalah penulisan,

rumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian.

54 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2009, hlm.235-238.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Bab II Kajian Pustaka, berisi mengenai kajian teori dan kerangka berpikir.

Kajian teori mencakup pengertian museum, Museum Monumen

Yogya Kembali, sumber belajar, dan pariwisata.

Bab III Metodologi Penelitian, berisi mengenai jenis penelitian, tempat dan

waktu penelitian, metode dan instrumen pengumpulan data, teknik

sampling, validitas data, analisis data dan sistematika penulisan.

Bab IV Hasil Penelitian, berisi hasil penelitian dan pembahasan.

Bab V Penutup, berisi kesimpulan dan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan Museum Yogya Kembali yang

terletak di Jongkang, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Lokasi museum

ini dapat dikatakan strategis karena berada di pinggir jalan lingkar utara

Yogyakarta yang sangat memudahkan akses untuk menjangkau museum ini.

Museum Monumen Yogya Kembali didirikan di atas lahan seluas 49.920 m2.

Pemilihan lokasi Museum Monumen Yogya Kembali sendiri ditetapkan oleh

Sri Sultan Hamengku Buwono IX dengan pertimbangan sumbu imajiner yang

dihormati oleh masyarakat Yogyakarta.55

1. Visi dan Misi Museum Monumen Yogya Kembali a. Visi Museum Monumen Yogya Kembali.56 Mewujudkan, melestarikan, mengembangkan Museum Monumen Yogya Kembali sebagai bukti perjuangan bangsa Indonesia (CL.2).57 b. Misi Museum Monumen Yogya Kembali58 1) Mengabadikan peristiwa kembalinya Ibukota Yogyakarta ke tangan bangsa Indonesia. 2) Memperingati kembalinya Ibukota RI Yogyakarta ke tangan bangsa Indonesia sekaligus berakhirnya penjajahan kolonialis Belanda di Indonesia. 3) Merupakan ungkapan penghargaan dan rasa terima kasih kepada para pahlawan yang telah mengorbanan jiwanya dalam merebut kembali Yogyakarta sebagai Ibukota Republik Indonesia 4) Mewariskan dan melestarikan jiwa, semangat nilai-nilai luhur perjuangan bangsa Indonesia kepada generasi penerus, sebagai wahana pendidikan mempertebal identitas dan watak bangsa Indonesia yang patriotik, luhur,

55 Sri Utami dkk, op.cit hlm.1 56 Ibid., hlm.2 57 Hasil wawancara dengan Bapak Nanang Dwinarto, 15 Maret 2019 58 Sri Utami dkk, loc.cit.

44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

harga diri, ulet dan tahan menderita dalam memperjuangkan cita-cita bangsa.

2. Sarana dan Prasarana

Museum Monumen Yogya Kembali adalah sebuah museum yang

dikelola secara swasta, namun untuk sarana dan prasarana yang ada di Museum

Monumen Yogya Kembali tidak kalah dengan museum yang dikelola oleh

negeri. Berikut ini adalah sarana dan prasarana yang ada di Museum Monumen

Yogya Kembali (CL.1).59

a. Kantor staf yang bekerja di Museum Monumen Yogya Kembali

Museum Monumen Yogya Kembali memiliki satu ruangan pada lantai

satu museum yang berfungsi sebagai kantor kepala museum, tata usaha, dan

ruang kerja bagi para staf yang ada di museum. Ruang kantor tersebut

memiliki sekat yang membatasi ruangan kepala museum dan ruang bagi staf

lain.

b. Perpustakaan

Museum Monumen Yogya Kembali memiliki sebuah perpustakaan

yang terletak pada lantai satu berseberangan dengan ruang kantor museum.

Ruang perpustakaan yang ada di Museum Monumen Yogya Kembali

memiliki ukuran yang tidak terlalu besar namun memiliki koleksi yang

cukup lengkap mengenai sejarah perjuangan bangsa Indonesia pasca

kemerdekaan.

59 Hasil observasi pada tanggal 12 Maret 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

c. Ruang audiovisual sekaligus ruang serbaguna

Keunggulan yang juga dimiliki oleh Museum Monumen Yogya

Kembali adalah memiliki ruangan yang dapat dipergunakan sebagai ruang

untuk pemutaran film dengan tema perjuangan rakyat Indonesia untuk

mempertahankan kemerdekaan. Pengunjung biasanya diarahkan untuk

melihat film terlebih dahulu sebelum mengelilingi museum. Ruangan

tersebut memiliki layar yang besar dan panggung. Ruangan ini juga bisa

disewakan untuk berbagai kegiatan seperti pernikahan dan acara lainnya. d. Kamera CCTV

Museum Monumen Yogya Kembali juga sudah dilengkapi dengan

kamera CCTV yang tersebar di seluruh museum untuk memantau aktifitas

pengunjung museum dan menghindari tindakan yang tidak diinginkan. e. Ruang Garbha Graha

Museum Monumen Yogya Kembali memiliki ruang Garbha Graha

pada lantai tiga museum. Ruang Garbha Graha memiliki bentuk seperti

kerucut dengan lubang masuk cahaya pada bagian atasnya. Ruang Garbha

Graha digunakan sebagai ruang untuk mengenang dan mendoakan para

pahlawan pada masa lalu. Diharapkan setelah masuk ruang Garbha Graha

para pengunjung dapat mensyukuri karunia Tuhan atas kemerdekaan yang

telah diraih dan dapat mendoakan para pahlawan yang telah gugur agar

diterima di sisi Tuhan sebagai amal bhaktinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

f. Taman bertema lampion di sekitar museum

Taman bertema lampion di sekitar museum yang dapat digunakan

oleh pengunjung untuk bersantai dan berfoto-foto sebelum ataupun sesudah

mengunjungi museum.

g. Pendingin ruangan

h. Toilet

i. Tempat parkir luas

j. Pos keamanan

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun dan data yang telah

dikumpulkan oleh peneliti, maka hasil penelitian ini akan dijabarkan dalam

empat bagian yaitu: sejarah berdirinya Museum Monumen Yogya Kembali,

koleksi apa saja yang ada di Museum Monumen Yogya Kembali, kegiatan apa

saja yang dilakukan pihak Museum Monumen Yogya Kembali berkaitan

dengan pemanfaatan museum sebagai sumber belajar dan destinasi wisata,

serta data kuesioner mengenai tanggapan pengunjung museum terhadap fungsi

museum sebagai sumber belajar dan pariwisata. Berikut ini adalah hasil dari

penelitian tersebut:

1. Latar Belakang Berdirinya Museum

Museum Monumen Yogya Kembali pada awalnya dibangun pada

tanggal 29 Juni 1985 dengan upacara tradisional peletakkan kepala kerbau dan

peletakkan batu pertama oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Paduka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Paku Alam VIII. Gagasan awal dibangunnya Museum Monumen Yogya

Kembali dilontarkan oleh Bapak Kolonel Soegiarto selaku Walikotamadya

Yogyakarta atas saran Bapak DR Ruslan Abdulgani dan Bapak Marsudi.60

Pemilihan nama “Yogya Kembali” pada awalnya karena berhasil ditarik

mundurnya pasukan Belanda dari Yogyakarta pada tanggal 29 Juni 1949 dan

kembalinya Presiden Soekarno, Wakil Presiden, dan pemimpin daerah lainnya

ke Yogyakarta. Hal tersebut dipandang sebagai titik awal Bangsa Indonesia

untuk terbebas dari cengkeraman penjajah Belanda dan menentukan bagi

kelangsungan hidup Negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat.61

Museum Monumen Yogya Kembali sendiri diresmikan pembukaanya

oleh Presiden Soeharto pada tanggal 6 Juli 1989. Dengan dibangunnya

Museum Monumen Yogya Kembali diharapkan dapat membuat masyarakat

selalu ingat mengenai sejarah perjuangan Bangsa Indonesia dalam melawan

para penjajah di masa lalu (CL.2). 62 Selain itu, Museum Monumen Yogya

Kembali dapat dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi, sarana pendidikan, dan

penelitian sejarah perjuangan bangsa Indonesia (CL.2).63

Pemilihan lokasi dan bentuk fisik bangunan dari Museum Monumen

Yogya Kembali memiliki arti dan tidak sembarangan dibuat. Bentuk fisik

bangunan Museum Monumen Yogya Kembali yang berbentuk

kerucut/gunungan memiliki beberapa arti sebagai berikut:64 bentuk monumen

yang menyerupai gunung kecil dengan ketinggian 31,80 meter digambarkan

60 Sri Utami dkk, op.cit hlm.1 61Ibid, hlm.1 62 Hasil wawancara dengan Bapak Nanang Dwinarto, 15 Maret 2019 63 Hasil wawancara dengan Bapak Nanang Dwinarto, 15 Maret 2019 64 Sri Utami dkk, op.cit hlm.2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

sebagai gunung merapi yang sangat berarti bagi masyarakat Yogyakarta. Selain

itu, beberapa orang menyebutkan bahwa bentuk dari monumen ini sepert

tumpeng yang ditutupi oleh benda putih mengkilat yang dalam tradisi Jawa,

tumpeng diketahui sebagai bentuk gunung yang dapat dihubungkan dengan

kekayaan atau gunungan dalam wayang kulit, yang melambangkan

kebahagiaan, kekayaan, kesucian, dan sebagai penutup setiap episode

perjuangan bangsa.

Pemilihan lokasi pembangunan Museum Monumen Yogya Kembali juga

ditetapkan langsung oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dengan pemikiran

bahwa terletak di garis poros antara Gunung Merapi – Museum Monumen

Yogya Kembali – Tugu Pal Putih – Kraton - Panggung Krapyak – Laut selatan

yang juga merupakan sumbu imajiner yang sampai saat ini masih dihormati

masyarakat Yogyakarta.65

Sebagian besar koleksi yang berada di dalam dan sekitar Museum

Monumen Yogya Kembali merupakan koleksi yang berkaitan dengan

perjuangan Bangsa Indonesia khususnya masyarakat Yogyakarta pasca

kemerdekaan antara tahun 1945 sampai 1949. Meskipun begitu, terdapat

beberapa koleksi terutama patung para pahlawan yang berjasa sebelum masa

kemerdekaan seperti patung Tjut Nyak Dien dan Teungku Umar yang

digunakan sebagai pelengkap koleksi museum. Pemilihan koleksi tersebut

disesuaikan dengan tujuan awal monumen didirikan yaitu untuk mengenang

65Ibid,hlm.2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

keberhasilan para pahlawan dahulu untuk merebut kembali Ibukota Indonesia

yang berada di Yogyakarta dari tangan kolonial (CL.2).66

Sebagai bangunan yang monumental, diharapkan Museum Monumen

Yogya Kembali dapat dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi, sarana pendidikan

dan penelitian akan sejarah perjuangan Indonesia pasca kemerdekaan.67

2. Koleksi yang Ada di Museum

Berkaitan dengan koleksi dan benda-benda yang berada di dalam

maupun sekitar Museum Monumen Yogya Kembali, terdapat beberapa hal

yang perlu diketahui. Hal pertama yang perlu diketahui adalah bagaimana cara

museum untuk mengumpukan benda-benda dan koleksi tersebut. Menurut

Bapak Nanang selaku Kepala Bagian Operasional Museum Monumen Yogya

Kembali, semua benda yang dipamerkan baik di dalam maupun sekitar

museum merupakan hibah dari masyarakat ataupun dinas terkait. Contohnya,

dari barang koleksi yang merupakan hibah adalah Meriam PSU Akan Bofors

yang merupakan hibah ataupun sumbangan KSAD pada tangal 28 Maret

1996. 68 Contoh lainnya adalah tandu yang pernah digunakan oleh Jendral

Sudirman yang dihibahkan untuk museum dari masyarakat (CL.2).69

Sebagian besar koleksi yang berada di Museum Monumen Yogya

Kembali sendiri adalah koleksi yang memiliki hubungan dengan perjuangan

rakyat Indonesia pasca kemerekaan antara tahun 1945 sampai 1949. Hal

tersebut disesuaikan dengan tujuan awal dibangunnya monumen ini untuk

66 Hasil wawancara dengan Bapak Nanang Dwinarto, 15 Maret 2019 67 Sri Utami dkk, loc.cit. 68 Sri Utami dkk, op.cit hlm.6 69 Hasil wawancara dengan Bapak Nanang Dwinarto, 15 Maret 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

mengenang kembali perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan

kemerdekaannya (CL.2).70 Namun, terdapat juga koleksi patung para pahlawan

sebelum kemerdekaan yang digunakan sebagai koleksi pelengkap di museum.

Koleksi di Museum Monumen Yogya Kembali sendiri terdiri dari barang

asli dan tiruan. Koleksi yang baru saja dihibahkan oleh pihak museum akan

langsung diperbaiki dan direstorasi oleh pihak museum sendiri sebelum

dipajang. Untuk proses restorasi dan perawatan menurut Bapak Nanang

Dwinarto, Museum Monumen Yogya Kembali sudah memiliki ruang khusus

untuk memperbaiki atau merestorasi koleksi yang ada di museum.

Berkaitan dengan jenis dan koleksi apa saja yang ada di sekitar dan di

dalam Museum Monumen Yogya Kembali, berikut ini adalah tabel mengenai

daftar barang koleksi yang ada di Monjali:

Tabel 3. Daftar Koleksi Museum71

No. Ruangan Jenis Koleksi

1. Hall lantai 1  Patung Dada Panglima Besar Jendral Soedirman dan Letnan Jendral  Foto Pelaksanaan Pembanguanan Museum Monumen Yogya Kembali  Patung foto Imam Bonjol  Meriam Jugo M–48  Dokar Tentara Pelajar  Patung Nyi Ageng Serang  Meriam PSU Akan Bofors  Patung  Patung Tjut Nya Dien  Meriam PSU Ourlikon Kaliber 20mm  Meriam Jogo M-48 Kaliber 76mm  Foto kegiatan tentara pelajar 2. Ruang  Panil tegak 1-2 yang meliputi foto-foto peristiwa Museum I sekitar Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 dan pertempuran rakyat Indonesia

70 Hasil wawancara dengan Bapak Nanang Dwinarto, 15 Maret 2019 71Buku Petunjuk Koleksi Museum Monumen Yogya Kembali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

melawan sekutu di kota Surabaya  Panel Dinding yang terdiri dari 12 panel yang terdiri dari foto-foto yang berkaitan dengan kemeriahan proklamasi sampai perkembangan ABRI tahun 1945- 1950  Vitrin dinding yang terdiri dari 5 vitrin yang isinya mencakup senjata dan visualisasi dari BPRI dan BKR  Vitrin sudut yang terdiri dari 3 vitrin yang isinya mencakup benda-benda koleksi yang berkaitan dengan perjuangan fisik bangsa Indonesia seperti senjata, dan miniatur replika pesawat.  Vitrin Tengah yang terdiri dari 4 vitrin yang isinya mencakup koleksi yang berkaitan dengan miniatur kapal dan duplikat panji-panji divisi angkatan perang  Teras sudut ruang museum yang isinya mencakup senjata-senjata refolusi fisik hasil rampasan dari pihak Jepang dan Sekutu yang selanjutnya digunakan oleh tentara Indonesia pada saat itu  Peta Timbul wilayah Republik Indonesia setelah perjanjian Renville 3 Ruang  Panel tegak yang terdiri dari 4 panel yang isinya Museum II berkaitan dengan foto perundingan komisi tiga negara, presiden Soekarno, dan pemakaman Jendral Soedirman tahun 1950  Panel dinding yang terdiri dari 13 panel yang isinya mencakup foto yang berkaitan dengan perang Gerilya dan system pertahanan rakyat  Vitrin sudut yang terdiri dari 3 vitrin yang isinya mencakup peralatan komunikasi, arsip dan benda yang dipakai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Paku Alam VIII  Vitrin tengah yang terdiri dari dua vitrin yang isinya merupakan senjata yang digunakan pada saat perang gerilya  Peta timbul rute perang gerilya  Teras sudut museum II yang isinya merupakan perlengkapan yang digunkana Jendral Soedirman  Peta timbul wilayah Republik Indonesia Serikat 3 Ruang  Evokatif dapur umum yang merupakan replica kondisi Museum III dapur umum selama Agresi Militer yang berada di Gunung Kidul Yogyakarta  Evokatif Palang Merah Indonesia yang isinya mengenaikondisi Palang Merah Indonesia di Desa Boro Kulon Progo  Peta timbul rute Konsolidasi WK III  Peta timbul pembagian wilayah Wehrkreis III  Alat Cetak Proef  Unit Caraka  Seperangkat meja kursi tamu yang digunakan Komandan SWK 103 A Mayor Ventje Sumual selama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

perang gerilya di Sleman  Peta timbul serangan umum 1 Maret 1949  Potret diri para Komandan Sub Wehrkreis III  Seperangkat Meja Kursi yang digunakan siswa Kepolisian Negara Republik Indonesia  Vitrin sudut yang memuat koleksi mengenai serangan umum 1 Maret 1949  Dinding ruang museum sebelah utara yang berisi mengenai beberapa lembar dokumen Surat Perintah Harian Komandan Wehkreis III  Meja kerja Sri Sultan Hamengku Buwono IX  Meja kerja Sri Paduka Paku Alaman  Bagan susuan pemerintahan 4 Ruang  Patung dada Ir. Soekarno museum IV  Patung dada Drs.Moh.Hatta  Text Proklamasi  Foto dokumen kegiatan Presiden dan Wakil Presiden di Yogyakarta  Tempat tidur Presiden Soekarno  Patung dada Ki Hadjar Dewantara  Patung dada Kyai Haji Mas Mansyur  Peta timbul wilayah RIS  Meja dan kursi tamu Wakil Presiden Moh.Hatta  Potret diri tokoh pimpinan Republik Indonesia  Kursi kerja Komite Nasional Indonesia Daerah 5 Dinding  Koleksi relief yang menceritakan mengenai perjuangan pagar Indonesia dari tahun 1945-1949. Jumlah relief tersebut langkan adalah 40 relief lantai II

6 Lantai II  Berisi mengenai diorama sebanyak 10 buah. Diorama ini menceritakan tentang perjuangan fisik dan diplomasi yang dilakukan Indonesia tahun 1945-1949 7 Lantai III  Garbha Graha yang merupakan ruang hening untuk mendoakan para pahlawan dan mensyukuri karunia Tuhan atas kemerdekaan Indonesia. Terdapat duplikat bendera pusaka, unit relief simbolik, dan unit kata mutiara.

Setelah mengetahui mengenai koleksi apa saja yang terdapat di dalam lingkungan Museum Monumen Yogya Kembali, maka kita akan membahas mengenai kategori koleksi yang terdapat di museum. Koleksi-koleksi yang ada di Museum Monumen Yogya Kembali tidak memiliki kategori khusus pada setiap koleksinya. Pembagian koleksi pada empat ruangan di lantai satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

ternyata didasarkan pada waktu kejadian yang berkaitan dengan koleksi

tersebut (CL.3).72 Sebagai contoh, ruangan museum I merupakan ruangan yang

isinya merupakan koleksi yang berkaitan dengan peristiwa proklamasi pada

tahun 1945 dan ruangan museum II untuk koleksi yang berkaitan dengan

perang gerilya yang dilakukan untuk kembali merebut Ibukota Yogyakarta dari

para penjajah pada tahun 1948. Pembagian ruangan ini juga agar

mempermudah pengunjung untuk mengetahui peristiwa yang dibahas secara

lebih runtut dan jelas (CL.3).73

Lantai II museum juga memiliki koleksi berupa relief dan diorama yang

menceritakan perjuangan Bangsa Indonesia tahun 1945-1949. Pengunjung

dapat menikmati koleksi ini dengan melihat relief yang berada di luar dan

masuk ke dalam lantai II untuk melihat diorama yang juga dilengkapi dengan

speaker suara yang semakin menambah kesan nyata pengunjung. Setelah

berkeliling lantai II museum maka pengunjung dapat menaiki lantai III untuk

mengenang para pahlawan dan juga dapat mengheningkan cipta dan

mensyukuri rahmat yang telah diberikan Tuhan YME. Semua itu sudah dibuat

sedemikian rupa oleh pihak pengelola museum agar pengunjung dapat

merasakan seluruh proses perjuangan Bangsa Indonesia pasca kemerdekaan

(CL.3).74

Berkaitan dengan koleksi museum yang dapat digunakan sebagai sumber

belajar, Bapak Nanang dan Bapak Sigit berpendapat bahwa semua koleksi

yang terdapat di Museum Monumen Yogya Kembali dapat digunakan sebagai

72 Hasil wawancara dengan Bapak Sigit, 15 Maret 2019 73 Hasil wawancara dengan Bapak Sigit, 15 Maret 2019 74 Hasil wawancara dengan Bapak Sigit, 15 Maret 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

sumber pembelajaran sejarah ataupun PKN. Koleksi di Museum Monumen

Yogya Kembali kebanyakan merupakan koleksi yang berkaitan dengan proses

perebutan kembali Indonesia terutama Yogyakarta dari tangan Kolonial.

Koleksi tersebut dapat menambah pengetahuan siswa terhadap proses yang

dialami oleh Bangsa Indonesia antara tahun 1945-1949. Selain itu, siswa tidak

hanya dapat menambah pengetahuannya, melainkan dapat meneladani sikap

para pahlawan pada masa lalu. Nilai pengetahuan dan nilai moral bisa siswa

dapatkan dengan berkunjung ke Museum Monumen Yogya Kembali ini

(CL.2,3).75

Penataan koleksi yang dipisah berdasarkan tahun dan juga kelengkapan

koleksi pada lantai satu museum dapat mempermudah siswa untuk memahami

mengenai peristiwa sejarah yang terjadi secara berurutan sesuai dengan

kronologi waktu yang terjadi pada masa lalu. Petugas museum juga selalu

memandu pengunjung yang datang ke museum agar menikmati koleksi secara

runtut agar informasi yang ada dapat diterima dengan maksimal dan berurutan.

Selain koleksi yang berada di lantai satu, pengunjung juga disuguhi film yang

bertemakan perjuangan pasca kemerdekaan Indonesia. Film dokumenter ini

sendiri merupakan fasilitas yang dapat dimanfaatkan pengunjung untuk lebih

mengetahui dan memperdalam materi mengenai perlawanan Bangsa Indonesia

tahun 1945-1949 (CL.4).76 Hal tersebut dikatakan sendiri oleh beberapa guru

yang mendampingi siswanya dalam melakukan studi tour ke Museum

Monumen Yogya Kembali. “Dengan mengunjungi tempat yang memiliki nilai-

75 Hasil wawancara dengan Bapak Nanang dan Sigit, 15 Maret 2019 76 Hasil wawancara dengan Bapak Kadi Sukardi, 13 Maret 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

nilai sejarah, maka dapat membantu siswa untuk melihat langsung dan

memperdalam materi yang telah mereka dapatkan di kelas”, kata Bapak Kadi

Sukardi yang merupakan guru dari MTS Negeri 1 Bandung. Hal serupa juga

dikatakan oleh guru lainnya dimana setelah melihat film dan melihat koleksi

siswa tidak hanya mendapat tambahan pengetahuan melainkan juga dapat

menumbuhkan sikap cinta tanah air dan bela bangsa (CL.5).77

Selain dari sudut pandang para guru, ternyata dengan berkunjung ke

museum dapat menjadi alternatif siswa untuk belajar dan mengetahui tentang

sejarah khususnya sejarah perjuangan Bangsa Indonesia yang terdapat pada

koleksi di Museum Monumen Yogya Kembali ini. Dengan melihat dari dekat

bahkan berfoto serta membaca langsung keterangan yang ada di Museum

ternyata dapat menjadikan siswa lebih merasa nyaman dan asik dalam belajar

sejarah. Dalam wawancara dengan beberapa orang siswa MTS Negeri 1

Bandung yang melakukan kunjungan, mereka menyatakan bahwa dengan

berkunjung ke museum mereka lebih mengerti tenang materi sejarah karena

mereka dapat melihat langsung koleksi yang ada di museum. Selain itu, mereka

juga merasa dengan berkunjung ke museum, semua materi yang mereka terima

di kelas terasa lebih nyata dan hidup sehingga meninggalkan kesan bagi

mereka.

Selain koleksi barang peninggalan yang terdapat pada ruang museum

satu sampai empat yang berada di lantai satu museum, para pengunjung juga

dapat melihat gambaran suasana yang terjadi pada masa lalu dari relief dan

77 Hasil wawancara dengan Ibuk Tatik, 13 Maret 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

diorama yang terdapat pada lantai dua museum. Cerita yang disampaikan juga

sama runtutnya dengan lantai satu sehingga para pengunjung mendapat

gambaran langsung secara visual dari relief maupun diorama yang ada pada

ruangan lantai dua tersebut. Lantai paling atas Museum Monumen Yogya

Kembali adalah bangunan yang paling dapat menggugah rasa nasionalisme dan

kebangsaan disamping koleksi dan film yang berada di lantai satu dan dua

(CL.2).78 Ruangan yang bernama Garbha Graha disebut juga sebagai ruang

sunyi dimana pengunjung dapat mengenang jasa para pahlawan pada masa

lalu, dapat mendoakan para pahlawan, ataupun bersyukur atas kemerdekaan

yang sudah diraih oleh bangsa Indonesia. Dengan berada di ruangan ini,

diharapkan pengunjung akan semakin tergugah untuk menumbuhkan rasa

kebangsaan dan rasa cinta tanah air.

Untuk hambatan yang dialami museum dalam pemanfaatan museum

sebagai sumber belajar, Bapak Sigit selaku pengelola museum dan pencatat

buku tamu yang ada di lantai dua museum mengatakan bahwa untuk pengnjung

yang berasal dari dalam negeri pihak museum tidak menemui hambatan.

Namun terkadang sikap pengunjung sendiri terutama anak kecil yang sedikit

sulit diatur seperti seringnya anak-anak kecil berlarian di museum yang

dikhawatirkan dapat membahayakan dirinya ataupun koleksi yang ada di

museum. Untuk pengunjung dari luar Indonesia, Pak Sigit selaku pengelola

museum mengatakan bahwa pihak Museum Monumen Yogya Kembali belum

memiliki pemandu yang dapat memandu pengunjung yang berasal dari luar

78 Hasil wawancara dengan Bapak Nanang Dwinarto, 15 Maret 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

negeri sehingga untuk pengunjung yang dari luar negeri hanya diarahkan untuk

mengisi buku tamu dan setelah itu dibiarkan berkeliling sendiri atau beberapa

dari mereka membawa pemandu dari luar museum dan hal tersebut

diperbolehkan oleh pihak museum (CL.3).79

Kesimpulan yang didapatkan terhadap pertanyaan apakah Museum

Monumen Yogya Kembali dapat dijadikan sebagai sumber belajar?

Jawabannya adalah bisa karena koleksi yang berkaitan dengan sejarah perang

pasca kemerdekaan sangat lengkap. Penataan koleksi yang sangat baik dan

runtut berdasarkan tahun kejadian dan pemutaran film bertema perjuangan

dapat menjadi sumber pengetahuan baru ataupun sebagai tambahan

pengetahuan bagi siswa maupun guru serta pengunjung lain. Selain

pengetahuan, pengunjung juga akan mendapat pelajaran mengenai nilai sikap

cinta tanah air dan persatuan serta menghargai jasa para pahlawan di masa lalu.

Diorama yang dilengkapi dengan audio serta ruangan Garbha Graha dapat

semakin memperkuat nilai sikap cinta tanah air dan berbangsa setelah

berkunjung ke Museum Monumen Yogya Kembali ini.

3. Kegiatan yang ada di Museum

Museum Yogya Kembali selain memiliki koleksi yang lengkap juga

memiliki beberapa kegiatan yang dilakukan secara rutin. Kegiatan tersebut

melibatkan masyarakat umum terutama pelajar dan instansi kependidikan

seperti sekolah dan universitas. Kegiatan yang terdapat pada Museum

79 Hasil wawancara dengan Bapak Sigit. 15 Maret 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Monumen Yogya Kembali dibagi ke dalam dua jenis yaitu kegiatan edukasi

dan kegiatan wisata. a. Kegiatan edukasi di museum

Museum Monumen Yogya Kembali memiliki beberapa kegiatan yang

berkaitan dengan edukasi dan pemanfaatan museum sebagai sumber belajar.

Kegiatan yang dilakukan oleh pihak pengelola museum antara lain adalah

kegiatan upacara yang dilakukan pada hari-hari besar kenegaraan seperti

upacara peringatan Sumpah Pemuda. Hal tersebut menurut Pak Nanang yang

menjabat sebagai kepala bagian operasional museum, dapat menjadi sarana

edukasi dan pembelajaran sikap bagi generasi muda untuk selalu mengingat

mengenai sejarah perjuangan khususnya Sumpah Pemuda. Hal tersebut senada

dengan visi museum yang ingin menanamkan jiwa ’45 pada generasi muda.

Selain menyelenggarakan upacara yang melibatkan siswa, pengelola

Museum Monumen Yogya Kembali juga menerima calon-calon pejabat

kenegaraan dalam rangka untuk menumbuhkan nilai-nilai kebangsaan (CL.2).80

Sebelum para calon pejabat menjabat di dalam pemerintahan, banyak dari

mereka yang dikirim ke Museum Monumen Yogya Kembali untuk

menumbuhkan nilai-nilai kebangsaan mereka. Kegiatan lain yang dilakukan

oleh pihak museum adalah travel dialogue. Kegiatan ini tidak melibatkan siswa

namun melibatkan kepala-kepala sekolah dari provinsi lain. Kegiatan ini

dilakukan museum dengan datang ke provinsi lain diluar Yogyakarta dan

mengumpulkan kepala-kepala sekolah dari berbagai sekolah dari provinsi

80 Hasil wawancara dengan Bapak Nanang Dwinarto, 15 Maret 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

tersebut dan membahas mengenai sejarah yang berhubungan dengan

perjuangan Bangsa Indonesia pasca kemerdekaan antara tahun 1945-1949.

Kegiatan tersebut dikatakan oleh pengelola museum, dilakukan untuk memberi

tambahan pengetahuan kepada para kepala sekolah dan menumbuhkan nilai

sikap yang berkaitan dengan perjuangan rakyat Indonesia di masa lalu.

Kegiatan lain yang dilakukan oleh museum adalah kegiatan

Museum goes to Campus. Kegiatan ini adalah kegiatan dimana pengelola

Museum Monumen Yogya Kembali mendatangi universitas-universitas untuk

melakukan pameran terkait koleksi yang ada di dalam museum. Beberapa

koleksi yang memungkinkan untuk dibawa keluar museum akan dibawa.

Kegiatan ini juga termasuk dalam rangka promosi sekaligus memberi

pengetahuuan mengenai koleksi museum yang berhubungan dengan

perjuangan rakyat Indonesia pada masa lalu khususnya (CL.2).81

Untuk hambatan yang dialami oleh museum dalam melaksanakan

kegiatan edukasi tersebut, Bapak Nanang mengatakan bahwa tidak terdapat

hambatan dalam melaksanakan tersebut. Terkait kegiatan upacara yang

dilaksanakan Museum, siswa sangat antusias dalam mengikuti kegiatan

tersebut. Hal tersebut sambung Pak Nanang, menjadi bukti bahwa nilai-nilai

persatuan yang ditanamkan sudah ada dalam diri siswa. Untuk program lainnya

tidak ada hambatan yang dihadapi karena sama dengan siswa, instansi lain

yang terkait dengan kegiatan museum terkesan sangat antusias dalam

mengikuti kegiatan tersebut. Untuk kegiatan Museum goes to Campus sendiri,

81 Hasil wawancara dengan Bapak Nanang Dwinarto, 15 Maret 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Museum Monumen Yogya Kembali meraih penghargaan sebagai museum

terfavorit dalam ajang tersebut. Hal tersebut menjadi indikasi bahwa

antusiasme peserta terhadap Museum Monumen Yogya Kembali pada

umumnya dan koleksi yang berkaitan dengan semangat kebangsaan pada

khususnya sangat diminati oleh masyarakat.

Gambar V. Grafik Pengunjung Museum Monumen Yogya Kembali Tahun 2015- 2018 (Diadopsi dari grafik pengunjung Museum Yogya Kembali 2015-2018) b. Kegiatan Pariwisata di Museum

Selain kegiatan edukasi, Museum Monumen Yogya Kembali juga

menawarkan sesuatu yang lain. Kegiatan tersebut adalah kegiatan yang

berkaitan dengan pemanfaatan halaman museum sebagai sarana rekreasi dan

pariwisata.

Fasilitas pertama yang dapat digunakan sebagai sarana bersantai dan

rekreasi setelah mengunjungi museum adalah kolam ikan yang ada di sekitar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

bangunan utama museum. Kolam yang dipenuhi dengan beberapa jenis ikan

sangat menarik para pengunjung setelah berkeliling komplek museum. Dengan

membayar Rp.1.000,00 para pengunjung dapat membeli pakan bagi ikan-ikan

tersebut dan memberi makan ikan-ikan yang ada. Hal tersebut sangat disukai

oleh pengunjung yang membawa serta anak-anak dan keluarganya ke museum

(CL.1).82

Selain adanya kolam ikan, fasilitas lain yang terdapat di museum tersebut

adalah adanya sebuah taman yang mengelilingi bangunan utama Monjali.

Taman tersebut adalah Taman Pelangi. Taman Pelangi sendiri didirikan

berdasarkan kerja sama antara pihak pengelola museum dengan perusahaan

yang saat ini mengelola Taman Pelangi.83 Pembangunan taman ini sendiri pada

awalnya karena kebutuhan Museum Monumen Yogya Kembali untuk

membiayai kebutuhan museum. Karena Museum Monumen Yogya Kembali

dikelola oleh pihak swasta yang artinya tidak dibiayai oleh pemerintah, maka

pihak pengelola museum harus mencari sumber pendapatan lainnya. Atas dasar

pemikiran tersebutlah pada akhirnya muncul kerja sama dengan pengelola

taman pelangi untuk membangun sebuah taman dengan tema lampion yang

dapat dinikmati pengunjung Museum Monumen Yogya Kembali pada sore dan

malam hari setelah museum tutup.

82 Hasil observasi pada tanggal 12 Maret 2019 83 Hasil wawancara dengan Bapak Nanang Dwinarto, 15 Maret 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

4. Tanggapan Pengunjung Terhadap Keberadaan Museum Monumen Yogya

Kembali Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata

Penelitian mengenai pemanfaatan museum sebagai sumber belajar dan

destinasi wisata dilakukan peneliti dengan menggunakan dua metode yaitu

metode kuesioner dan wawancara. Indikator kuesioner yang disusun oleh

peneliti dibedakan menjadi dua yaitu indikator yang berhubungan dengan

sumber belajar dan indikator yang berhubungan dengan pariwisata. Kuesioner

mengenai sumber belajar mencakup dua indikator yaitu pengetahuan dan sikap

sedangkan kuesioner mengenai pariwisata mencakup tujuh indikator yang

berhubungan dengan Sapta Pesona. Untuk mengecek apakah data hasil

kuesioner tersebut valid, maka peneliti menggunakan triangulasi teknik. Hasil

dari penghitungan kuisioner tersebut akan dibandingkan dengan hasil dari

wawancara sehingga akan didapatkan data yang valid. 84 Kuisioner yang

digunakan oleh peneliti memiliki 40 butir pernyataan dan memiliki empat

pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan

Sangat Tidak Setuju (STS) .

Berikut adalah data hasil mengenai pemafaatan museum sebagai sumber

belajar dan destinasi wisata: a. Pengetahuan

Aspek pengetahuan merupakan indikator yang termasuk di dalam

variabel sumber belajar. Pernyataan yang terdapat pada aspek pengetahuan ini

mencakup pengaruh museum dalam membantu siswa mengetahui dan

84 Lexy J.Moleong, Op.Cit., hlm.330

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

memperdalam materi yang berhubungan dengan peristiwa sejarah.85 Hasil dari

pengolahan data kuesioner aspek pengetahuan dapat digambarkan dalam

diagram sebagai berikut:

Gambar VI. Diagram Hasil Kuesioner Aspek Pengetahuan Gambar VI di atas menunjukkan hasil pengolahan data kuesioner aspek

pengetahuan. Berdasarkan diagram tersebut, sebagian besar informan

menyatakan sangat setuju (70%) bahwa berkunjung ke museum dapat

menambah pengetahuan mereka mengenai sejarah.

Berdasarkan data di atas, peneliti dapat menarik sebuah kesimpulan

bahwa Museum Monumen Yogya Kembali dapat dijadikan sebagai sumber

pengetahuan dalam belajar sejarah selain pengetahuan yang didapatkan dari

proses belajar di dalam kelas. Hal tersebut dibuktikan dengan sebagian besar

informan (70%) yang menyatakan setuju jika dengan berkunjung ke museum

dapat menambah pengetahuan mereka mengenai sejarah. Hal ini membuktikan

85 Data selengkapnya pada tabel lampiran no 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

bahwa museum dapat dimanfaatkan sebagai sumber pengetahuan dalam belajar

sejarah.

Hasil kuesioner di atas diperkuat oleh hasil wawancara dengan Bapak

Kadi Sukardi yang merupakan seorang guru dari MTS Negeri 1 Ciparay,

Bandung yang sedang berkunjung. Menurut Bapak Kadi, dengan datang ke

museum secara langsung siswa dapat melihat peninggalan sejarah secara

langsung (CL.4). 86 Dengan melihat secara langsung peninggalan sejarah di

museum, maka siswa dapat lebih mengerti dan memperdalam materi yang

sudah didapatkan di sekolah. Pernyataan Pak Kadi diperkuat kembali dengan

wawancara terhadap Rafli Bambang yang merupakan siswa dari MTS Negeri 1

Ciparay yang mengatakan jika melihat langsung koleksi yang ada di museum

akan lebih mempermudah dia dalam mengerti mengenai peristiwa sejarah

(CL.6).87

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan berkunjung secara

langsung ke museum, maka siswa dapat lebih mengerti mengenai sejarah dan

mendapatkan pengalaman serta pengetahuan baru yang tidak dapat mereka

dapatkan di sekolah. b. Sikap

Selain aspek pengetahuan, aspek lain yang termasuk dalam indikator

sumber belajar adalah aspek sikap. Nilai sikap yang diukur dalam kuesioner ini

adalah sikap bela negara, cinta tanah air, dan sikap keteladanan yang dapat

diambil dari para pahlawan pada masa lalu yang didapatkan informan setelah

86 Hasil wawancara dengan Bapak Kadi Sukardi, 13 Maret 2019 87 Hasil wawancara dengan Rafli Bambang, 13 Maret 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

berkunjung ke Museum.88 Hasil pengolahan data kuesioner aspek sikap dapat

digambarkan dalam diagram sebagai berikut:

Gambar VII. Diagram Hasil Kuesioner Aspek Sikap

Gambar VII di atas menunjukkan hasil kuesioner aspek sikap.

Berdasarkan diagram tersebut, sebagian besar informan menyatakan sangat

setuju (53%) dan setuju (37%) jika dengan berkunjung ke museum dapat

menumbuhkan sikap nasionalisme yang mencakup nilai-nilai kebangsaan.

Dari hasil data kuesioner tersebut, peneliti dapat mengambil kesimpulan

bahwa dengan berkunjung ke Museum Monumen Yogya Kembali dapat

menumbuhkan nilai sikap khususnya sikap kebangsaan pada pengunjung. Hal

tersebut dibuktikan dengan sebagian besar informan (53%) yang sangat setuju

jika berkunjung ke Museum Monumen Yogya Kembali dapat menumbuhkan

sikap kebangsaan. Hanya sebagian kecil informan (10%) yang menganggap

tanpa berkunjung ke Monjali mereka sudah memiliki nilai kebangsaan yang

tinggi.

88 Data selengkapnya pada tabel lampiran no 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Hasil kuesioner di atas diperkuat oleh wawancara dengan Ibu Tatik yang

juga merupakan guru dari MTS Negeri 1 Ciparay. Ibu Tatik yang juga

mengajar PKN mengatakan bahwa dengan berkunjung ke museum siswa bukan

hanya akan mendapatkan pengetahuan baru namun, siswa diharapkan dapat

mengingat kembali jasa-jasa para pahlawan pada masa lalu (CL.5).89 Ibu Tatik

menambahkan bahwa Museum Monumen Yogya Kembali yang juga

merupakan museum perjuangan sangat cocok bagi siswa untuk dapat

menumbuhkan nilai-nilai kebangsaan. Pernyataan Ibu Tatik di atas diperkuat

oleh wawancara terhadap Akmal Fikri yang mengatakan bahwa dengan

berkunjung ke museum maka dia dapat mengetahui bagaimana sulitnya

memperjuangkan kemerdekaan pada masa lalu (CL.7).90 Selain Akmal, siswa

lain yang bernama Rayhan Febrian juga mengatakan dengan berkunjung ke

museum, dia dapat meneladani sikap-sikap para pahlawan pada masa lalu

(CL.8).91

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan berkunjung ke

museum, maka para pengunjung terutama pelajar dapat belajar untuk

meneladani sikap-sikap para pahlawan pada masa lalu. Selain itu, sikap

kebangsaan dan cinta tanah air juga dapat ditumbuhkan dengan berkunjung

langsung ke museum. c. Aman

Aspek aman adalah satu dari tujuh aspek yang terdapat didalam Sapta

Pesona. Sapta Pesona sendiri digunakan oleh peneliti untuk menjadi acuan

89 Hasil wawancara dengan Ibu Tatik, 15 Maret 2019 90 Hasil wawancara dengan Akmal Fikri, 15 Maret 2019 91 Hasil wawancara dengan Rayhan Febrian, 15 Maret 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

penelitian mengenai sejauh mana lingkungan Museum Monumen Yogya

Kembali layak untuk dijadikan sebagai destinasi pariwisata karena unsur yang

terdapat di dalam Sapta Pesona mencakup syarat-syarat sebuah tempat untuk

dijadikan sebagai lokasi wisata. Unsur yang terdapat pada aspek aman ini

adalah mengenai perasaan aman pengunjung ketika berada di lingkungan

Museum Monumen Yogya Kembali. 92 Hasil pengolahan data aspek Sapta

Pesona aman dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut:

Gambar VIII. Hasil Kuesioner Aspek Aman

Gambar VIII di atas menunjukkan hasil kuesioner dari aspek aman.

Berdasarkan diagram tersebut, sebagian besar informan (77%) merasa aman

pada saat melakukan kunjungan ke Museum Monumen Yogya Kembali.

Dari data di atas, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa pihak

pengelola Museum Monumen Yogya Kembali menjamin keamanan

pengunjung dan koleksi yang ada di museum. Hal tersebut dibuktikan dengan

sebagian besar informan (77%) yang menyatakan keamanan di lingkungan

Monjali sudah dijaga dengan baik oleh pengelola.

92 Data selengkapnya pada tabel lampiran no 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Hasil kuesioner tersebut diperkuat oleh wawancara dengan informan

yang bernama Ikhsan. Ikhsan mengatakan bahwa keamanan yang ada di

lingkungan Museum Monumen Yogya Kembali sudah baik. Ikhsan

menambahkan jika adanya CCTV di lingkungan museum semakin menambah

keamanan di lingkungan museum (CL.9).93 Pernyataan serupa juga dikatakan

oleh beberapa pengunjung lain yang menganggap keamanan pengunjung dan

koleksi yang ada di Museum Monumen Yogya Kembali sudah baik.

Observasi yang peneliti lakukan terkait keamanan museum juga semakin

memperkuat hasil skor kuesioner dan wawancara. Adanya CCTV dan pos

keamanan serta selalu adanya petugas museum di sekeliling museum menjamin

keamanan koleksi dan pengunjung selama berkunjung (CL.1).94

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pihak pengelola Museum

Monumen Yogya Kembali sudah menjaga keamanan dengan baik. Keamanan

tersebut mencakup keamanan pengunjung dan koleksi museum sendiri d. Tertib

Tertib merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam Sapta Pesona.

Pernyataan mengenai aspek tertib sendiri adalah pernyataan yang berkaitan

dengan ketertiban lingkungan yang terdapat di sekitar Museum Monumen

Yogya Kembali. 95 Hasil dari pengolahan data dari aspek Sapta Pesona tertib

dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut:

93 Hasil wawancara dengan Ikhsan, 13 Maret 2019 94 Hasil observasi pada tanggal 12 Maret 2019 95 Data selengkapnya pada tabel lampiran no 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Gambar IX. Hasil Kuesioner Aspek Tertib

Gambar IX di atas menunjukkan hasil pengolahan data Sapta Pesona aspek tertib. Berdasarkan diagram tersebut, sebagian besar informan menyatakan sangat setuju (80%) jika lingkungan Museum Monumen Yogya

Kembali sudah tertib dan teratur.

Berdasarkan data di atas, peneliti dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa lingkungan Museum Monumen Yogya Kembali sudah tertib dan teratur.

Kesimpulan tersebut didapat dari hasil kuesioner yang menunjukan sebagian besar informan (80%) menyatakan sangat setuju dengan teratur dan tertibnya lingkungan Museum Monumen Yogya Kembali.

Hasil kuesioner tersebut diperkuat oleh hasil wawancara dengan Ibu

Tatik yang mengatakan bahwa lingkungan di lingkungan Museum Monumen

Yogya Kembali sudah sangat tertib dan terstruktur dengan baik. Hasil wawancara Ibu Tatik diperkuat oleh wawancara Pak Kadi yang mengatakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

bahwa pengelola museum selalu berjaga dan mengarahkan pengunjung agar

tertib dan teratur (CL.4,5).96

Hasil wawancara tersebut diperkuat kembali dengan observasi terkait

aspek ketertiban di lingkungan museum. Pihak pengelola museum selalu siap

mengarahkan pengunjung sehingga alur kunjungan menjadi tertib dan terarah.

Selain itu, adanya penunjuk arah akan semakin memudahkan sekaligus

mentertibkan pengunjung saat berkunjung ke Museum Monumen Yogya

Kembali (CL.1).97

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pihak pengelola sudah

menjaga ketertiban lingkungan Museum Monumen Yogya Kembali. Adanya

tanda alur kunjungan serta kesiapan pihak pengelola dalam mengatur

pengunjung menjadikan lingkungan Museum Monumen Yogya Kembali

menjadi tertib dan teratur. e. Bersih

Aspek kebersihan menjadi salah satu aspek yang sangat penting bagi

suatu tempat wisata. Jika lingkungan wisata tersbut bersih, maka pengunjung

akan merasa nyaman dan betah berada di lingkungan tersebut dalam waktu

yang lama. 98 Hasil dari pengolahan data kuesioner Sapta Pesona aspek bersih

digambarkan dalam diagram sebagai berikut:

96 Hasil wawancara dengan Bapak Kadi Sukardi dan Ibu Tatik, 13 Maret 2019 97Hasil observasi pada tanggal 12 Maret 2019 98 Data selengkapnya pada tabel lampiran no 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Gambar X. Hasil Kuesioner Aspek Bersih

Gambar X di atas menunjukkan hasil pengolahan data kuesioner aspek kebersihan. Berdasarkan diagram tersebut, sebagian besar informan sangat setuju (73%) jika lingkungan Museum Monumen Yogya Kembali dijaga dengan baik kebersihannya.

Berdasarkan data di atas, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa pihak pengelola sudah menjaga kebersihan lingkungan Museum Monumen Yogya

Kembali dengan baik. Hal tersebut dibuktikan dengan sebagian besar informan

(73%) yang sangat setuju jika lingkungan Museum Monumen Yogya Kembali dijaga kebersihannya dengan baik.

Hasil dari kuesioner tersebut diperkuat dengan wawancara kepada Pak

Kadi yang mengungkapkan bahwa kebersihan di museum dijaga dengan baik.

Informan tersebut juga mengatakan bahwa selama kunjungan, terlihat pihak pengelola yang sedang membersihkan lantai museum. Pernyataan tersebut membuktikan bahwa pengelola museum menjaga kebersihan museum dengan baik. Hasil wawancara Pak Kadi diperkuat kembali oleh Ibu Tatik yang mengatakan bahwa lingkungan Museum Monumen Yogya Kembali sudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

bersih baik di dalam maupun area halaman dan kolam sekitar bangunan utama

(CL.4,5).99

Meski demikian, menurut salah seorang pengunjung museum yaitu Ibu

Ratna Setyawati, pada halaman museum terdapat beberapa bahan bangunan

dan wahana mobil tidak terpakai yang sedikit mengganggu pemandangan

sekitar bangunan utama. Menanggapi hal tersebut, Bapak Nanang Dwinarto

selaku Kepala Bagian Operasional museum menjelaskan, saat penelitian ini

dilakukan pihak pengelola sedang melaksanakan pembangunan rest area bagi

pengunjung sehingga pada siang hari jika pengunjung sudah selesai berkeliling

museum, pengunjung dapat beristirahat sejenak di rest area tersebut. Proses

pembangunan inilah yang sedikit mengganggu kebersihan sekitar museum

meskipun hanya sedikit (CL.2).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebersihan di lingkungan

museum sudah berusaha dijaga dengan baik oleh pihak pengelola museum,

namun karena terdapat pembangunan area istirahat bagi pengunjung maka

terdapat bahan bangunan yang sedikit menganggu kebersihan untuk sementara

meskipun secara keseluruhan lingkungan museum sudah baik dalam hal

kebersihan. f. Sejuk

Aspek sejuk yang tercakup dalam Sapta Pesona bukan hanya mengenai

lingkungan yang serba hijau melainkan lingkungan yang tertata rapi dapat juga

99 Hasil wawancara dengan Bapak Kadi Sukardi dan Ibu Tatik, 13 Maret 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

memberikan suasana yang sejuk. 100 Hasil pengolahan data kuesioner Sapta

Pesona aspek sejuk dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut:

Gambar XI. Hasil Kuesioner Aspek Sejuk Gambar XI di atas menunjukkan hasil pengolahan data kuesioner aspek

sejuk. Berdasarkan diagram tersebut, sebagian besar informan menyatakan

sangat setuju (87%) ketika berkunjung ke Museum Monumen Yogya Kembali

menimbulkan kesan sejuk pagi para pengunjung.

Berdasarkan pengolahan data pada aspek sejuk, peneliti dapat menarik

sebuah kesimpulan bahwa pihak pengelola Museum Monumen Yogya Kembali

dapat menjaga suasana museum agar tetap sejuk sehingga para pengunjung

nyaman pada saat melakukan kunjungan. Hal ini dibuktikan dengan sebagian

besar informan yang menyatakan sangat setuju jika pada saat melakukan

kunjungan merasa nyaman dan sejuk.

Data skor kuesioner tersebut diperkuat oleh wawancara dengan Rayhan

Febrian yang merupakan pengunjung museum. Rayhan mengatakan bahwa

lingkungan di dalam museum sudah sangat sejuk dan nyaman karena adanya

100 Data selengkapnya pada tabel lampiran no 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

pendingin udara di dalam museum. Pernyataan dari Rayhan diperkuat dengan

pernyataan pengunjung lain yakni Devin Akmal Fauzan yang mengatakan

bahwa di sekitar bangunan utama terdapat pohon dan juga pondok untuk

berteduh sehingga sangat nyaman dan sejuk saat berkunjung ke lingkungan

museum (CL.8,10).101

Selain wawancara, hasil observasi peneliti selama berada di museum juga

memperkuat hasil dari kuesioner dimana terdapat pendingin udara dan pohon

serta pondok untuk berteduh di sekitaran bangunan utama museum. Selain itu,

adanya kolam ikan di sekitar bangunan utama museum semakin menambah

kesan sejuk pada saat berkunjung ke lingkungan Museum Monumen Yogya

Kembali (CL.1).102

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan Museum

Monumen Yogya Kembali memang sejuk baik didalam bangunan maupun

sekitar bangunan museum. g. Indah

Aspek keindahan merupakan aspek penting lain yang terdapat dalam

Sapta Pesona. Dalam aspek ini, hal yang ditanyakan mencakup keadaan

lingkungan yang menarik serta sedap dipandang. Keadaan menarik dan sedap

dipandang tersebut meliputi bentuk fisik bangunan Monjali sendiri.103 Hasil

dari pengolahan data Sapta Pesona aspek indah dapat digambarkan sebagai

berikut:

101 Hasil wawancara dengan Rayhan Febrian dan Devin Akmal Fauzan, 13 Maret 2019 102 Hasil observasi pada tangal 12 Maret 2019 103 Data selengkapnya pada tabel lampiran no 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Gambar XII. Hasil Kuesioner Aspek Indah

Gambar XII di atas menunjukkan hasil pengolahan data kuesioner aspek

Indah. Berdasarkan diagram di atas, sebagian besar informan sangat setuju

(73%) jika lingkungan Museum Monumen Yogya Kembali memiliki keunikan dan keindahan yang menjadi ciri khas bagi museum itu sendiri.

Berdasarkan data di atas, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa

Museum Monumen Yogya Kembali memiliki keunikan serta keindahan yang membedakan museum ini dengan museum lainnya. Hal ini dibuktikan dengan sebagian besar informan sangat setuju mengenai keindahan yang dimiliki

Museum Monumen Yogya Kembali. Keindahan ini meliputi keindahan bangunan dan koleksi. Hasil dari kuesioner tersebut diperkuat oleh wawancara terhadap Devin Akmal Fauzan yang merupakan pengunjung. Menurut Devin, bentuk fisik bangunan museum sangat menarik, indah, serta unik. Adanya kolam pada sekitaran museum juga semakin memperindah lingkungan di sekitar museum. Hasil wawancara Devin diperkuat kembali oleh pernyataan informan lain yang bernama Rafli Satwat Ikhsan yang mengatakan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

adanya relief mengenai cerita perjuangan pada lantai dua museum juga sangat

indah (CL.11).104

Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa

pengunjung sangat setuju mengenai keindahan pada bangunan utama dan

lingkungan sekitar museum. Bentuk bangunan yang unik, penyusunan koleksi

yang tertata serta adanya kolam serta taman di sekitar lingkungan museum

menjadikan lingkungan museum sangat indah untuk dikunjungi. h. Ramah Tamah

Dalam proses pemanfaatan Museum Monumen Yogya Kembali sebagai

destinasi wisata, faktor keramahan dari para pengurus museum sangat

diperlukan. Aspek Ramah tamah menjadi sangat penting karena dengan

berlaku ramah kepada para negunjung, maka pengunjung akan merasa dihargai

dan nyaman saat berada di lingkungan museum (CL.3). 105 Hasil dari

pengolahan data kuesioner Sapta Pesona aspek ramah tamah dapat

digambarkan dalam diagram sebagai berikut:106

104 Hasil wawancara dengan Rafli Satwat Ikhsan, 13 Maret 2019 105 Hasil wawancara dengan Bapak Sigit, 15 Maret 2019 106 Data selengkapnya pada tabel lampiran no 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Gambar XIII. Hasil Kuesioner Aspek Ramah Tamah

Gambar XIII di atas menunjukkan hasil data kuesioner aspek ramah

tamah. Berdasarkan diagram di atas, sebagian besar informan sangat setuju

(70%) jika pihak pengelola memiliki sikap yang ramah terhadap mereka pada

saat melakukan kunjungan.

Hasil dari kuesioner tersebut diperkuat dengan wawancara dengan Ibu

Ratna Setyawati seorang guru yang sedang mendampingi siswanya ke

museum. Menurut Ibu Ratna, pihak pengelola sangat ramah dalam menjelaskan

dan sangat sabar saat menghadapi anak-anak yang kadang sulit diatur

(CL.12).107 Pernyataan dari Ratna Setyawati diperkuat dengan pernyataan dari

Rayhan Febrian yang merupakan siswa dalam rombongan tersebut. Menurut

Rayhan, pihak pengelola sangat sabar dan siap menjelaskan jika dia tidak

mengerti mengenai koleksi yang ada di museum (CL.8).108

Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa

pihak pengelola Museum Monumen Yogya Kembali sudah sangat ramah dan

baik dalam melayani pengunjung. Hal tersebut dibuktikan dari skor kuesioner

107 Hasil wawancara dengan Ibu Ratna Setyawati, 13 Maret 2019 108 Hasil wawancara dengan Rayhan Febrian, 13 Maret 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

yang sebagian besar sangat setuju jika pengelola museum sangat ramah. Selain

itu pernyataan beberapa pengunjung dalam wawancara juga memperkuat

kesimpulan dari peneliti. i. Kenangan

Aspek kenangan merupakan aspek yang yang mencakup kesan yang

melekat pada ingatan seseorang yang disebabkan pengalaman yang diperoleh.

Pernyataan dalam kuesioner yang berkaitan dengan aspek kenangan yakni

mengenai kesan yang diperoleh pengunjung sehingga pengunjung tersebut

ingin kembali ke Museum Monumen Yogya Kembali di kemudian hari.109

Hasil dari pengolahan data kuesioner Sapta Pesona aspek kenangan

digambarkan dalam diagram sebagai berikut:

Gambar XIV. Hasil Kuesioner Aspek Kenangan

Gambar XIV di atas merupakan hasil pengolahan data kuesioner aspek

kenangan. Berdasarkan diagram di atas, sebagian besar informan sangat setuju

(73%) jika dengan berkunjung ke Museum Monumen Yogya Kembali dapat

menimnggalkan kesan dan kenanngan dalam diri mereka. Hal tersebut

109 Data selengkapnya pada tabel lampiran no 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

diperkuat oleh wawancara dengan Rafli Satwat Ikhsan yang mengatakan

bahwa berkunjung ke Museum Monumen Yogya Kembali merupakan

kunjungan pertamanya ke museum, namun dengan adanya pengetahuan baru

mengenai sejarah yang didapat maka kunjungan ke museum menjadi sangat

berkesan. Selain Rafli, pengunjung lain yaitu Devin Akmal Fauzan

mengatakan dengan berkunjung di Museum Monumen Yogya Kembali maka

dia lebih mengetahui mengenai sejarah dan dapat menarik nilai-nilai

perjuangan para pahlawan pada masa lalu sehingga kunjungannya menjadi

sangat berkesan (CL.7,11).110

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan

berkunjung ke museum dapat menumbuhkan kenangan bagi para

pengunjungnya. Hal tersebut dibuktikan dengan sebagian besar informan yang

mengaku sangat setuju bahwa kunjungannya ke Museum Monumen Yogya

Kembali sangat berkesan dan meninggalkan kenangan. Hal tersebut diperkuat

oleh hasil wawancara yang peneliti lakukan. Informan mengatakan kunjungan

ke Museum Monumen Yogya Kembali dapat menumbuhkan kesan untuk lebih

mencintai nilai-nilai kebangsaan dan menghargai jasa para pahlawan pada

masa lalu.

110 Hasil wawancara dengan Devin Akmal Fauzan dan Rafli Satwat Ikhsan, 13 Maret 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

j. Perbandingan Fungsi Museum Sebagai Sumber Belajar Dan Destinasi

Pariwisata

Gambar XV. Diagram Perbandingan Fungsi Museum Monumen Yogya Kembali

Berdasarkan data yang diperoleh berkaian dengan variabel sumber

belajar dan destinasi pariwisata, peneliti melakukan perbandingan untuk

mengetahui apakah Museum Monumen Yogya Kembali lebih menonjol untuk

dijadikan sumber belajar atau destinasi pariwisata. Data untuk perbandingan

tersebut didapatkan dari hasil penghitungan kuesioner yang diisi oleh

responden yang merupakan pengunjung Museum Monumen Yogya Kembali.

Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan oleh peneliti, maka

Museum Monumen Yogya Kembali cenderung lebih menonjol sebagai

Destinasi Pariwisata. Data tersebut diperoleh dengan menjumlahkan skor dari

dua aspek sumber belajar dan tujuh aspek pariwisata yang tercakup dalam

Sapta Pesona.

Meskipun hasil perbandingan kedua variabel tersebut cenderung

menonjolkan variabel destinasi pariwisata, namun Museum Monumen Yogya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

Kembali tetap dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Hal tersebut

dibuktikan oleh hasil wawancara yang dilakukan kepada pengunjung Museum

Monumen Yogya Kembali. Dengan demikian, meskipun dalam perbandingan

variabel cenderung lebih menonjol sebagai destinasi pariwisata, Museum

Monumen Yogya Kembali tetap dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar.

C. Pembahasan

1. Latar Belakang Berdirinya Museum

Berdasarkan hasil penelitian, salah seorang perwakilan dari pengelola

museum mengatakan bahwa pembangunan awal museum dimulai pada tanggal

29 Juni 1985, dengan upacara tradisional penanaman kepala kerbau dan

peletakan batu pertama oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka

Paku Alam VIII. Gagasan awal pembangunan Museum Monumen Yogya

Kembali pertamakali dicetuskan oleh Bapak Kolonel Soegiarto selaku

Walikota madya Yogyakarta. Pemilihan nama “Yogya Kembali” memiliki

fungsi sebagai pengingat peristiwa ditarik mundurnya pasukan Belanda pada

tanggal 29 Juni 1949 dari Ibukota Yogyakarta.

Menurut pengelola museum, tujuan didirikannya Museum Monumen

Yogya Kembali adalah untuk mengingatkan masyarakat tentang sejarah

Bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya. Tujuan tersebut

diperkuat dengan teori yang ada di dalam buku pedoman museum yang salah

satu bagiannya menjelaskan tentang tujuan awal didirikannya Museum

Monumen Yogya Kembali. Saat selesai dibangun, tujuan dari Museum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Monumen Yogya Kembali adalah sebagai bangunan yang mengabadikan

peristiwa kembalinya Ibu Kota Yogyakarta ke tangan Bangsa Indonesia. Selain

itu, tujuan lain dibangunnya Museum Monumen Yogya Kembali ini adalah

sebagai ungkapan penghargaan dan rasa terima kasih terhadap para pahlawan

yang sudah berjuang mempertahankan kemerdekaan serta mewariskan dan

melestarikan jiwa, dan nilai-nilai luhur perjuangan bangsa Indonesia.111

Museum memiliki beberapa jenis. Jenis-jenis museum antara lain adalah

museum seni, museum sejarah, museum maritim, museum arkeologi, dan

museum ilmu pengetahuan.112 Berdasarkan teori mengenai pengertian museum

tersebut, Museum Monumen Yogya Kembali termasuk ke dalam museum

sejarah. Tujuan dari pembangunan Museum Monumen Yogya Kembali sejalan

dengan teori mengenai kesadaran sejarah. Hal tersebut dibuktikan dengan

tujuan pembangunan Museum Monumen Yogya Kembali yang dapat

membangkitkan kesadaran historis bagi para pengunjung museum. Dengan

bangkitnya kesadaran historis, maka para pengunjung dapat merefleksikan hal-

hal positif dari nilai perjuangan pada masa lalu serta secara tidak langsung

dapat mengetahui identitas bangsa Indonesia itu sendiri.113Hal tersebut sejalan

dengan tujuan dibangunnya Museum Monumen Yogya Kembali.

Terkait dengan lokasi pembangunan Museum Monumen Yogya Kembali,

Sri Sultan Hamengku Buwono IX adalah orang yang menentukan lokasi

pembangunan tersebut. Pertimbangan mengenai lokasi Monjali sendiri

111 Sri Utami dkk, op.cit hlm.2 112 Direktori Online Museum di Indonesia, 2018, Jenis Museum, (https://direktorionlinemuseumdiindonesia.wordpress.com/jenis-museum/) diakses 1 September 2018 113 Aman, Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta: Ombak,2011, hlm. 30.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

didasarkan pada “Sumbu Imajiner”. 114 Lokasi pembangunan Museum

Monumen Yogya Kembali terletak pada poros antara Gunung Merapi – Tugu

Pal Putih – Keraton – Panggung Krapyak – Laut Selatan. Pertimbangan

mengenai penentuan lokasi tersebut didasarkan oleh teori mengenai “sumbu

imajiner” yang sampai saat ini masih dihormati oleh masyarakat Yogyakarta.

Teori mengenai sumbu imajiner ini memiliki makna keselarasan dan

keseimbangan hubungan antara manusia dan Tuhan serta manusia dan

sesamanya. 115 Berdasarkan teori mengenai sumbu imajiner tersebut, dengan

dibangunnya Museum Monumen Yogya Kembali pada lokasi ini, diharapkan

dapat terjadi kesinambungan dan keserasian dalam tata kota di daerah

Yogyakarta.

Museum Monumen Yogya Kembali selesai dibangun dan diresmikan

pembukaannya oleh Presiden Soeharto pada tanggal 6 Juli 1989. Sebagai

bangunan yang memiliki nilai monumental, Museum Monumen Yogya

Kembali diharapkan dapat digunakan sebagai sarana rekreasi, sarana

pendidikan, dan penelitian akan kronik sejarah perjuangan Bangsa Indonesia.

Hal tersebut diperkuat dengan teori definisi museum yang isinya mengenai

pemanfaatan museum untuk melayani kepentingan masyarakat dan

kemajuannya, terbuka untuk umum, tidak mencari keuntungan,

mengumpulkan, memelihara, meneliti, memamerkan dan mengkomunikasikan

benda-benda pembuktian material manusia dan lingkungannya, untuk tujuan-

114 Sri Utami dkk, op.cit hlm.1 115 Sumintarsih dkk, Toponim Kota Yogyakarta, Yogakarta: Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kota Yogyakarta, 2007, hlm.23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

tujuan studi, pendidikan dan rekreasi. Teori mengenai definisi museum tersebut

sejalan dengan harapan pembangunan Museum Monumen Yogya Kembali.

2. Koleksi yang Ada di Museum

Koleksi yang ada di Museum Monumen Yogya Kembali terdiri dari

banyak benda seperti peninggalan senjata, dokumen, alat komunikasi, dan

sebagainya. Dalam pengumpulan benda-benda koleksi baik benda asli maupun

replika, beberapa penjaga Museum Monumen Yogya Kembali mengatakan

bahwa koleksi yang ada di Museum Monumen Yogya Kembali didapatkan dari

hasil hibah (hadiah ataupun sumbangan) dari masyarakat ataupun instansi lain.

Pernyataan terebut semakin diperkuat oleh Kepala Bagian Operasioal Museum

yang menyatakan bahwa semua koleksi peninggalan yang terdapat di Museum

Monumen Yogya Kembali adalah hasil dari hibah masyarakat ataupun instansi

lainnya (CL.2).116 Contoh koleksi yang didapatkan dari hasil hibah ini adalah

tandu yang pernah digunakan oleh Jenderal Soedirman. Koleksi tersebut

setelah diserahkan kepada pihak museum lalu direstorasi dan diteliti sebelum

akhirnya dapat dipamerkan.

Di Indonesia sendiri terdapat beberapa jenis museum antara lain museum

seni, museum sejarah, museum maritim, museum arkelogi, dan museum ilmu

pengetahuan. 117 Setiap museum memiliki pengkategorian sendiri dalam

koleksinya. Berdasarkan hasil wawancara mengenai pengkategorian dan jenis

museum, Museum Monumen Yogya Kembali merupakan museum yang

koleksinya dikhususkan mengenai sejarah perjuangan Bangsa Indonesia pasca

116 Hasil wawancara dengan Bapak Nanang Dwinarto, 15 Maret 2019 117 Direktori Online Museum di Indonesia, 2018, Jenis Museum, (https://direktorionlinemuseumdiindonesia.wordpress.com/jenis-museum/) diakses 27 maret 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

kemerdekaan dengan rentang waktu antara tahun 1945-1949. Untuk koleksi

yang ada di Museum Monumen Yogya Kembali, selain harus mengenai sejarah

perjuangan Bangsa Indonesia antara tahun 1945-1949, tidak ada

pengkategorian khusus (CL.3).118 Pembagian koleksi di dalam 4 ruangan pada

lantai satu didasarkan pada tahun yang berhubungan dengan barang koleksi

tersebut. Sebagai contoh, ruang museum 1 pada Museum Monumen Yogya

Kembali berisi mengenai koleksi yang berhubungan dengan proklamasi

kemerdekan sampai penumpasan PKI pada tahun 1948 sedangkan ruangan 2

museum berisi mengenai koleksi yang berhubungan dengan perang gerila yang

terjadi pada tahun 1948. Setiap koleksi disimpan di dalam ruangan sesuai tahun

dan setiap ruangan yang ada di dalam museum menceritakan secara runtut

peristiwa yang terjadi mulai dari peristiwa kemerdekaan sampai peristiwa

berhasil direbutnya kembali Yogyakarta dari tangan penjajah. Penyusunan

koleksi secara kronologis dan urut oleh pihak museum sejalan dengan teori

historiografi sejarah. Dengan melihat koleksi secara urut dan kronologis, maka

akan timbul perasaan historisitas pada diri pengunjung.119

Koleksi museum merupakan hal yang sangat penting dan harus ada di

dalam museum. Koleksi yang tersimpan di Museum Monumen Yogya Kembali

sendiri memiliki ciri khas dan nilai historis yang tinggi. Jenis koleksi

tersebutlah yang membedakan museum ini dengan museum lainnya. Koleksi

yang berhubungan dengan perjuangan Bangsa Indonesia dalam

118 Hasil wawancara dengan Bapak Sigit, 15 Maret 2019 119 Sartono Kartodirdjo, Lembaran Sejarah Metode dan Didaktik Sejarah, Yogyakarta: Seksi Penelitian Jurusan Sejarah Universitas Gadjah Mada. 1974, hlm. 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

mempertahankan kemerdekaannya juga dapat dijadikan sebagai sumber

pembelajaran bagi siswa (CL.2).120

Tingginya nilai historis yang ada pada setiap koleksi yang ada di

Museum Monumen Yogya Kembali tentu dapat dimanfaatkan sebagai

tambahan sumber pembelajaran. Adanya label dan kartu penjelasan yang ada

pada setiap koleksi semakin mempermudah pengunjung dalam menangkap

informasi yang ada pada setiap koleksi. 121 Pelajaran mengenai perjuangan

bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan tentu sudah didapatkan

di sekolah maupun universitas, namun dengan berkunjung langsung ke

museum khususnya Museum Monumen Yogya Kembali, siswa dapat lebih

memperdalam pengetahuan yang sudah didapatkan di sekolah. Selain

memperdalam, dengan melihat langsung koleksi di museum, siswa dapat

melihat dan berinteraksi secara langsung dengan koleksi yang ada. Penggunaan

koleksi museum sebagai sumber pembelajaran nyatanya sangat dibutuhkan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru MTS Negeri 1 Bandung yang

sedang melakukan kunjungan (CL.4), beliau mengatakan bahwa sangat penting

untuk siswa mengunjungi museum karena dengan berkunjung langsung ke

museum, siswa dapat melihat secara langsung bukti-buki peninggalan

perjangan pada masa lalu. Hal tersebut sejalan dengan teori permuseuman

dimana museum memiliki benda yang dapat dilihat dan dipegang secara

langsung sehingga dapat menjadi sarana pembelajaran bagi pengunjung. 122

120 Hasil wawancara dengan Bapak Nanang Dwinarto, 15 Maret 2019 121 Amir Stuarga, Studi Museologia, Jakarta : Direktorat Jendral Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1991, hlm.35 122 Schouten, op.cit. hlm.69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Selain itu, dengan melihat langsung koleksi tersebut diharapkan siswa dapat

mengambil nilai-nilai yang dapat mereka teladani dari para pahlawan yang

peningalannya ada pada Museum Monumen Yogya Kembali ini. Hal ini

sejalan dengan pernyataan dari pihak pengelola dimana Museum Monumen

Yogya Kembali memang menekankan agar generasi muda dapat menanamkan

jiwa semangat ’45 dan mengaplikasikannya dengan kehidupan saat ini (CL.2).

3. Kegiatan yang ada di Museum

Pengunjung museum merupakan unsur yang sangat penting dalam

kehidupan museum itu sendiri. Terdapat beberapa jenis pengunjung yang

datang ke museum. Pengunjung pelaku studi, pengunjung bertujuan khusus,

dan pelaku rekreasi adalah beberapa jenis pengunjung yang datang ke

museum.123 Fungsi museum sebagai sumber belajar dan pariwisata secara tidak

langsung ditentukan juga oleh jenis pengunjung yang sudah dipaparkan pada

bab II sebelumnya. Jika pengunjung datang dengan tujuan edukasi, maka

fungsi museum sebagai tempat edukasi dan sumber belajar dapat dilakukan

dengan baik. Jika pengunjung datang dengan tujuan berwisata, maka fungsi

museum sebagai destinasi wisata juga dapat dilakukan dengan baik. a. Kegiatan edukasi di museum

Kegiatan edukasi yang ada di Museum Monumen Yogya Kembali secara

garis besar tetap berkaitan dengan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia pada

masa lalu. Kegiatan yang dilakukan oleh pihak museum tersebut adalah

upacara pada hari-hari besar seperti upacara yang dilakukan oleh pihak

123 Schouten, op.cit. hlm.10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

museum pada hari pahlawan. Dalam pelaksanaan kegiatan upacara tersebut,

pihak museum mengundang siswa dari beberapa sekolah serta serta orang-

orang yang berasal dari berbagai instansi lain. Menurut pengelola Museum,

dengan melaksanakan kegiatan upacara tersebut secara tidak langsung pihak

museum telah melatih para peserta upacara untuk selalu mengingat jasa-jasa

para pahlawan pada masa lalu (CL.2).124 Kegiatan tersebut juga sejalan dengan

visi-dan misi yang dimiliki oleh pihak museum.

Selain kegiatan upacara, pihak museum juga melaksanakan kegiatan

travel dialogue (CL.2). Kegiatan travel dialogue ini adalah kegiatan dimana

utusan dari Museum Monumen Yogya Kembali berkunjung ke provinsi lain

dan melakukan presentasi didepan kepala-kepala sekolah dari provinsi tersebut.

Presentasi tersebut berkaitan dengan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia

dalam mempertahankan kemerdekaannya.

Kegiatan edukasi selanjutnya yang paling umum adalah mendampingi

para pengunjung saat mengunjungi Museum Monumen Yogya Kembali

(CL.1).125 Pengunjung pada awalnya akan diarahkan untuk melihat film pada

ruang serbaguna museum. Film yang diputar berkaitan dengan sejarah

perjuangan Bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya.

Setelah itu pemandu museum akan mengarahkan pengunjung untuk secara urut

melihat koleksi yang ada di empat ruangan museum. Setelah selesai melihat

koleksi pada keempat ruangan pada lantai satu museum, petugas akan

mengarahkan para pengunjung untuk naik ke lantai dua dan melihat diorama

124 Hasil wawancara dengan Bapak Nanang Dwinarto, 15 Maret 2019 125 Hasil observasi pada tangal 12 Maret 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

serta relief yang menceritakan kronologis perang untuk merebut kembali

Ibukota Yogyakarta pada waktu itu. Setelah selesai, para pengunjung dapat

berdoa ataupun merenungkan mengenai jasa para pahlawan pada lantai tiga

museum. Dengan melihat koleksi secara urut dan kronologis, maka akan timbul

perasaan historisitas pada diri pengunjung.126 Menurut pengelola, hal tersebut

selain menambah pengetahuan pengunjung mengenai sejarah, juga menambah

nilai sikap pengunjung dalam lebih mengargai kemerdekaan yang diraih

dengan susah payah oleh para pahlawan pada masa lalu (CL.2). 127

Pendampingan yang dilakukan oleh pihak museum ini sejalan dengan teori

yang dikemukakan oleh Schouten bahwa pendampingan siswa di museum

disertai pemberian tugas dapat menjadi salah satu media pengajaran yang baik

bagi siswa.128

Kegiatan edukasi lainnya yang dilakukan oleh pihak musem adalah

dengan menerima calon-calon pejabat pemerintahan di Museum Monumen

Yogya Kembali. Para calon pejabat ini ditempatkan di Monjali untuk

menumbuhkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Menurut pihak pengelola,

sebelum menjabat di pemerintahan, para calon pejabat tersebut harus memiliki

nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah air dalam dirinya sehingga setelah

menjabat nanti dapat mengamalkan nilai-nilai kehidupan berbangsa dan cinta

tanah air dengan baik (CL.2).129

126 Sartono Kartodirdjo, op.cit, hlm.8 127 Hasil wawancara dengan Bapak Nanang Dwinarto, 15 Maret 2019 128 Schouten, op.cit. hlm.74 129 Hasil wawancara dengan Bapak Nanang Dwinarto, 15 Maret 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

Berdasarkan pemaparan di atas, Museum Monumen Yogya Kembali

dapat dikategorikan sebagai tempat yang dapat digunakan sebagai sarana

edukasi dan sumber belajar bagi pengunjung. Hal tersebut diperkuat dengan

teori mengenai sumber belajar yang mengatakan bahwa sesuatu yang dapat

digunakan untuk mendukung dan memudahkan proses belajar adalah sumber

belajar. 130 Kegiatan yang sudah dipaparkan di atas menjadi bukti bahwa

Museum Monumen Yogya Kembali memang dapat dimanfaatkan sebagai

sumber belajar dan sarana edukasi bagi pengunjung. b. Kegiatan Pariwisata di Museum

Selain kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran dan edukasi,

Museum Monumen Yogya Kembali juga memiliki kegiatan yang berkaitan

dengan pariwisata meskipun menurut pengelola, fungsi museum sebagai

sumber belajar maupun wisata tergantung dari niat pengunjung itu sendiri saat

datang ke museum (CL.3).131 Hal tersebut diperkuat dengan teori mengenai

jenis pengunjung yang datang ke museum. Pengunjung museum dapat

dibedakan menjadi tiga kategori yaitu pengunjung yang datang dengan tujuan

studi, pengunjung yang datang dengan tujuan tertentu, dan pengunjung yang

datang dengan tujuan rekreasi.132 Jika pengunjung datang dengan tujuan studi,

maka bagi pengunjung tersebut museum dapat dijadikan sebagai sumber

pembelajaran dan pengetahuan namun jika pengunjung datang dengan niat

rekreasi, maka bagi pengunjung tersebut museum dapat berfungsi sebagai

sarana wisata.

130 Sitepu, op.cit, hlm.18 131 Hasil wawancara dengan Bapak Sigit, 15 Maret 2019 132 Schouten, op.cit. hlm.10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

Berdasarkan pemaparan di atas, memang fungsi museum ditentukan oleh

niat kedatangan dari pengunjung itu sendiri, namun dalam bidang pariwisata,

Museum Monumen Yogya Kembali memiliki fasilitas yang mencukupi.

Fasilitas Museum Monumen Yogya Kembali yang berkaitan dengan pariwisata

adalah adanya Taman Pelangi di sekitar gedung museum.

Museum Monumen Yogya Kembali merupakan museum swasta yang

dituntut untuk memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa dibiayai oleh pemerintah.

Karena alasan tersebut, maka pihak pengelola Monjali bekerja sama dengan

pengelola taman pelangi untuk membangun sebuah taman dengan tema

lampion di sekitar komplek museum. Pembangunan taman lampion ini pada

awalnya sempat mendapatkan kritik dari salah satu universitas ternama di

Yogyakarta, namun karena tuntutan seperti pemaparan di atas pada akhirnya

pihak museum tetap melanjutkan kerja sama tersebut.

Taman lampion yang berada di sekitar komplek Museum Monumen

Yogya Kembali memiliki banyak fasilitas yang mendukung tempat tersebut

agar menjadi salah satu objek wisata yang terkenal. Lingkungan yang aman,

tertib, bersih, sejuk, indah, serta petugas yang ramah dapat meninggalkan kesan

yang baik kepada pengunjung museum sehingga pengunjung akan datang

kembali ke tempat tersebut. 133 Selain menawarkan tempat berfoto dengan

suasana lampion beraneka bentuk, adanya fasilitas pendukung seperti tempat

makan dan toilet menjadikan pengunjung merasa nyaman saat berkunjung ke

taman lampion pada malam hari. Faktor tersebut semakin dipertegas dengan

133 Saksono Arie, 2008, 7 Sapta Pesona, (https://ariesaksono.wordpress.com/tag/7-sapta-pesona/), diakses pada 25 Oktober 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

teori mengenai pariwisata dimana persiapan akan jasa dan produk harus sesuai

dengan tuntutan akan pemenuhan kebutuhan wisatawan. 134 Fasilitas yang

sudah sangat memadai serta adanya fasilitas pendukung seperti penjual

makanan yang menawarkan makanan pada pengunjung menjadikan Taman

Pelangi yang ada di sekitar bangunan Monjali dapat dikategorikan sebagai

tempat wisata yang baik.

4. Tanggapan Pengunjung Terhadap Keberadaan Museum Monumen Yogya

Kembali Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata

Pengunjung yang datang mengunjungi Museum Monumen Yogya

Kembali memiliki berbagai latar belakang dan tujuan. Sama seperti yang telah

dipaparkan pada bagian sebelumnya bahwa terdapat jenis-jenis pengunjung

yang datang ke museum. Perbedaan latar belakang dan tujuan dalam

berkunjung inilah yang membedakan hasil serta tanggapan responden

mengenai keberadaan Museum Monumen Yogya Kembali sebagai sumber

belajar dan destinasi wisata. Pemaparan di atas diperjelas oleh teori dari Edgar

Dale. Edgar Dale dalam teorinya mengatakan bahwa pengalaman seseorang

didapatkan dari gambar dan rekaman visual baik film, objek benda maupun

media cetak. Perbedaan setiap orang dalam menangkap hal tersebut secara

tidak langsung mempengaruhi pengalaman yang didapatkan termasuk saat

berkunjung ke Museum Monumen Yogya Kembali ini.135

Kuesioner dan wawancara menjadi metode yang peneliti gunakan dalam

mencari tahu tanggapan pengunjung mengenai pemanfaatan Museum

134 Susetyo Prabowohadi, Teknik Memandu Wisata, Yogyakarta : RIA, 1983, hlm.11 135 Latuheru John, op.cit, hlm.16.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

Monumen Yogya Kembali sebagai sumber belajar dan destinasi wisata.

Variabel sumber belajar mencakup dua indikator yaitu indikator pengetahuan dan sikap sedangkan variabel mengenai destinasi wisata mencakup Sapta

Pesona yang mencakup tujuh buah indikator. a. Sumber Belajar

Hasil indikator sumber belajar diperoleh melalui kuisioner yang

disebarkan oleh peneliti terhadap 30 orang responden yang sedang

berkunjung di Museum Monumen Yogya Kembali. Kuisioner mengenai

pemanfaatan museum sebagai sumber belajar terdiri dari 22 butir pernyataan

yang terdiri dari 12 pernyataan mengenai indikator pengetahuan dan 10

pernyataan mengenai indikator sikap. Pernyataan yang terdapat pada

kuisioner tersebut mengandung pernyataan positif dan negatif dengan tujuan

agar data yang diperoleh dapat semakin valid.

Dari indikator mengenai sumber belajar yang mencakup pengetahuan

dan sikap, dapat dideskripsikan tanggapan pengunjung mengenai

pemanfaatan museum sebagai sumber belajar. Berikut ini adalah pemaparan

dari indikator pengetahuan dan juga sikap.

1) Pengetahuan

Berdasarkan data yang telah diperoleh dan diolah dari kuesioner

dengan indikator pengetahuan, sebagian besar pengunjung Museum

Monumen Yogya Kembali merasa dengan berkunjung ke Museum

Monumen Yogya Kembali, mereka dapat semakin mengerti mengenai

sejarah perjuangan bangsa Indonesia bahkan mendapatkan pengetahuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

baru. Koleksi yang disusun secara kronologis dan adanya pemutaran film

sebelum berkeliling museum semakin menambah pengetahuan

pengunjung terutama siswa mengenai sejarah perjuangan Bangsa

Indonesia pada masa lalu. Selain itu, dengan melihat langsung koleksi

dan film yang ada di museum semakin memperjelas siswa dalam

mengerti mengenai sejarah di Indonesia.136

2) Sikap

Berdasarkan data yang diperoleh dan diolah dari indikator aspek

sikap, sebagian besar pengunjung museum merasa bahwa setelah

berkunjung ke museum, para pengunjung dapat memperoleh nilai-nilai

sikap yang dapat mereka teladani terutama bagi siswa. Dengan melihat

langsung koleksi dan film yang diputarkan di museum, siswa dapat

melihat betapa sulitnya perjuangan para pahlawan pada masa lalu dalam

mempertahankan kemerdekaannya. Dengan melihat dan membayangkan

hal tersebut, siswa dapat lebih menghargai usaha-usaha para pahlawan.

Selain menghargai pahlawan, siswa dapat mengambil nilai-nilai positif

yang dapat mereka teladani dan aplikasikan dalam kehidupan saat ini.

Hal tersebut sejalan dengan tujuan dari Museum Monumen Yogya

Kembali sendiri yaitu untuk menanamkan jiwa ’45 dan nilai kebangsaan

pada generasi muda.

136 CL 5 dan 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

b. Destinasi Wisata

Dari indikator mengenai destinasi wisata yang mencakup 7 indikator

Sapta Pesona, peneliti dapat mengetahui tanggapan pengunjung mengenai

pemanfaatan museum sebagai destinasi wisata. Berikut ini adalah pemaparan

dari indikator Sapta Pesona.

1) Aman

Dari data yang peneliti peroleh dari indikator aspek aman, sebagian besar

pengunjung museum merasa aman saat sedang melakukan kunjungan di

lingkungan Monjali. Terciptanya keadaan aman di Monjali tidak lepas dari

fasilitas yang dimiliki museum. Adanya CCTV di sekitar museum dapat

memantau dan menjamin keamanan para pengujung dan juga koleksi yang ada

di museum. Selain adanya CCTV, adanya petugas keamanan juga semakin

menjamin keamanan pengunjung museum. Untuk urusan kendaraan, terdapat

petugas parkir yang dapat menjaga keamanan kendaraan pengunjung.137

2) Tertib

Dari data yang peneliti peroleh dari indikator aspek tertib, sebagian besar

pengunjung museum merasa bahwa lingkungan yang ada di dalam dan di

sekitar Monjali sudah tertib. Terciptanya keadaan tertib di museum tidak

terlepas dari arahan yang diberikan oleh petugas museum kepada pengunjung,

Petugas museum selalu mengarahkan pengunjung untuk terlebih dahulu

137 CL 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

menonton film dan mengelilingi museum secara urut agar pengetahuan yang

didapatkan dapat diterima dengan baik.138

3) Bersih

Dari data yang peneliti peroleh dari indikator aspek bersih, sebagian

besar pengunjung museum merasa bahwa lingkungan yang ada di dalam dan di

sekitar Monjali sudah dijaga kebersihannya dengan baik. Terciptanya keadaan

bersih di museum tidak terlepas dari petugas museum yang secara rutin

membersihkan bagian luar dan dalam museum. Meski demikian, tidak semua

pengunjung setuju bahwa lingkungan Monjali sudah sangat bersih. Pendapat

pengunjung tersebut merupakan akibat dari adanya pembangunan fasilitas

ruang tunggu bagi pengunjung yang sedang dibangun di luar gedung

museum.139 Akibat dari pembangunan ini, terdapat material bangunan dan debu

di sekitar tempat pembangunan. Meskipun demikian, hal tersebut tidak terlalu

berpengaruh terhadap kebersihan museum secara menyeluruh.

4) Sejuk

Dari data yang peneliti peroleh dari indikator aspek sejuk, sebagian besar

pengunjung museum merasa bahwa lingkungan yang ada di dalam dan di

sekitar Monjali sudah menciptakan suasana sejuk saat berkunjung. Terciptanya

suasana yang sejuk bukan hanya karena pepohonan yang ada di sekitar

museum namun keberhasilan museum dalam menempatkan koleksi serta

138 CL 1 139 CL 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

adanya fasilitas pendingin ruangan memberikan kesan sejuk pada para

pengunjung museum.140

5) Indah

Dari data yang peneliti peroleh dari indikator aspek keindahan, sebagian

besar pengunjung museum merasa bahwa lingkungan yang ada di dalam dan di

sekitar Monjali sudah memenuhi kriteria keindahan. Terciptanya suasana yang

indah pada lingkungan Monjali merupakan pengaruh dari penyusunan koleksi

yang tersusun dengan baik. Penyusunan koleksi secara kronologis secara tidak

langsung memperindah bagian dalam dari museum. 141 Faktor lain yang

mempengaruhi keindahan Museum Monumen Yogya Kembali adalah bentuk

fisik dari bangunan Monjali sendiri. Bentuk bangunan yang unik menjadi

penyebab tidak langsung keindahan dari Monjali. Selain itu, adanya taman

pelangi pada malam hari juga menjadi daya tarik dan keindahan tersendiri bagi

wisatawan yang berkunjung ke Monjali pada malam hari.142

6) Ramah Tamah

Dari data yang peneliti peroleh dari indikator aspek ramah tamah,

sebagian besar pengunjung museum merasa bahwa petugas yang ada di

lingkungan Monjali sudah sangat ramah terhadap pengunjung. Sikap ramah

petugas museum tersebut dilakukan atas bentuk profesionalisme pekerjaan.

Selain itu, pihak museum memiliki penilaian sendiri terhadap keberhasilan

museum yaitu pengulangan kunjungan dari pengunjung. 143 Jika pengunjung

140 CL 1 dan 2 141 CL 2 142 CL 1 143 CL 2 dan 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

memiliki keinginan dan kembali lagi ke Monjali artinya Museum Monumen

Yogya Kembali bisa dikatakan berhasil dalam penyelenggaraannya. Agar

pengunjung mau kembali ke Monjali, maka sikap ramah harus selalu

ditunjukkan oleh petugas museum.

7) Kenangan

Dari data yang peneliti peroleh dari indikator aspek kenangan, sebagian

besar pengunjung museum merasa bahwa dengan berkunjung ke Monjali dapat

meninggalkan kenangan bagi pengunjung. Terciptanya kenangan tersebut

dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti sikap ramah petugas museum, film

dokumenter yang diputar di museum, maupun suasana ketika pengunjung

berada di ruang hening museum. Pengunjung akan secara langsung melihat

film dan peninggalan para pahlawan pada masa lalu. Selain itu, diorama yang

mengeluarkan efek suara akan memberikan kesan bagi para pengunjung ketika

mengunjungi Monjali.144

8) Perbandingan fungsi museum sebagai sumber belajar dan destinasi pariwisata

Berdasarkan hasil perbandingan antara variabel sumber belajar dan

destinasi pariwisata, Museum Monumen Yogya Kemali lebih cenderung

menonjol sebagai destinasi pariwisata. Meskipun demikan, Museum Monumen

Yogya Kembali tetap dapat digunakan sebagai sumber belajar terutama sejarah.

Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti

terhadap informan yang merupakan pengunjung dari Museum Monumen

Yogya Kembali. Dengan demikian Museum Monumen Yogya Kembali tetap

144 CL 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

dapat difungsikan sebagai sumber belajar selain variabel yang lebih menonjol yaitu destinasi pariwisata

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan jika Museum Monumen

Yogya Kembali dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar dan destinasi pariwisata di Yogyakarta. Pemanfaatan Museum Monumen Yogya Kembali sebagai sumber belajar dapat dilakukan karena museum sudah memenuhi dua indikator sumber belajar yaitu pengetahuan dan sikap. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, sebagian besar pengunjung sangat setuju jika dengan berkunjung ke Museum Monumen Yogya Kembali, mereka mendapat pengetahuan baru mengenai sejarah khususnya sejarah perjuangan Bangsa

Indonesia pasca kemerdekaan. Dengan melihat langsung koleksi yang tergolong lengkap di Museum Monumen Yogya Kembali serta adanya diorama dan relief yang menggambarkan kejadian sejarah secara runtut, pengunjung akan semakin mudah untuk belajar sejarah. Selain itu, dengan adanya pemutaran film sejarah dan adanya ruang Garbha Graha para pengunjung dapat melihat dan mengenang para pahlawan pada masa lalu. Dengan demikian sikap cinta tanah air dan kebangsaan akan tumbuh dalam diri para pengunjung setelah mengunjungi museum.

Selain sebagai sumber belajar, Museum Monumen Yogya Kembali juga dapat digunakan sebagai destinasi wisata. Hal ini dibuktikan oleh sebagian besar informan yang sangat setuju jika Museum Monumen Yogya Kembali sudah memenuhi kriteria Sapta Pesona yang menjadi acuan sebuah tempat layak dijadikan destinasi wisata atau tidak. Sudah tercapainya unsur-unsur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

Sapta Pesona menjadikan Museum Monumen Yogya Kembali layak dijadikan sebagai destinasi wisata edukatif bagi para pengunjung. Selain telah memenuhi kriteria Sapta Pesona, lokasi dan fasilitas pendukung museum lainnya menjadi faktor pendukung kelayakan Museum Monumen Yogya Kembali sebagai destinasi wisata. Letak museum yang sangat strategis dan mudah di akses mempermudah wisatawan yang akan berkunjung ke museum. Lokasi museum yang terdapat di pinggir jalan utama (Ring Road Utara) akan semakin mempermudah wisatawan dalam menemukan lokasi museum. Selain lokasi yang strategis tersebut, adanya fasilitas lain seperti taman lampion yang terdapat di sekitar bangunan utama museum juga menjadi daya tarik bagi wisatawan. Setelah mengunjungi bangunan utama museum, para wisatawan dapat menikmati suasana taman lampion terutama pada sore dan malam hari.

Di luar Sapta Pesona, dua faktor tersebutlah yang semakin memperkuat fungsi

Museum Monumen Yogya Kembali sebagai destinasi wisata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti memperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Latar belakang dibangunnya Museum Monumen Yogya Kembali adalah

untuk mengabadikan peristiwa kembalinya Ibu Kota Yogyakarta ke tangan

Bangsa Indonesia. Selain untuk mengabadikan peristiwa tersebut,

pembangunan Museum Monumen Yogya Kembali juga sebagai bentuk

ucapan terima kasih kepada para pahlawan yang sudah berjuang

mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada masa lalu. Hal tersebut dapat

dilihat pada dinding depan bangunan museum yang bertuliskan nama-nama

pahlawan yang gugur dalam perang pasca kemerdekaan. Selain latar

belakang yang sudah disebutkan di atas, pembangunan Museum Monumen

Yogya Kembali juga memiliki tujuan sebagai pengingat kepada generasi

saat ini mengenai perjuangan para pahlawan untuk mempertahankan

kemerdekan Indonesia. Diharapkan dengan berkunjung ke museum, para

pengunjung terutama para pelajar dapat lebih menghargai jasa-jasa

pahlawan, semakin mengerti nilai-nilai kebangsaan dan rasa cinta tanah air.

Tujuan tersebut didukung oleh fasilitas museum seperti koleksi, pemutaran

film dokumenter, relief dan diorama mengenai perjuangan para pahlawan

102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

pada masa lalu, serta adanya ruang Garbha Graha yang dapat digunakan

pengunjung untuk mengenang dan mendoakan para pahlawan.

2. Koleksi yang ada di Museum Monumen Yogya Kembali berfokus pada

koleksi yang berhubungan dengan peristiwa perjuangan pasca kemerdekaan

Indonesia antara tahun 1945 sampai 1949. Barang koleksi yang terdapat

pada Museum Monumen Yogya Kembali terdiri dari peralatan yang

dikenakan para pahlawan pada masa lalu, foto dan dokumen peristiwa

penting pada masa lalu, serta relief dan diorama yang secara garis besar

menceritakan perjuangan Bangsa Indonesia pasca kemerdekaan. Koleksi-

koleksi tersebut dapat menambah wawasan pengunjung mengenai sejarah

perjuangan Bangsa Indonesia pasca kemerdekaan antara tahun 1945-1949.

Adanya keterangan yang ditulis oleh pihak museum di bawah setiap koleksi

semakin mempermudah pengunjung dalam mengetahui sejarah dari setiap

koleksi di museum. Selain itu, dengan melihat diorama dan relief pada lantai

dua museum, para pengunjung dapat melihat gambaran langsung mengenai

peristiwa sejarah sehingga dapat semakin mengerti mengenai peristiwa

sejarah tersebut. Selain menambah pengetahuan pengunjung, adanya

fasilitas pemutaran film perjuangan dapat menumbuhkan sikap kebangsaan

dan cinta tanah air dalam diri para pengunjung. Dengan melihat langsung

film dokumenter sejarah, para pengunjung dapat mengetahui betapa sulitnya

para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Dengan

demikian, para pengunjung dapat lebih menghargai jasa para pahlawan dan

mencintai bangsa Indonesia karena telah mengetahui betapa sulitnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

perjuangan para pahlawan pada masa lalu. Dari pemaparan di atas, dapat

disimpulkan bahwa semua koleksi yang ada di Museum Monumen Yogya

Kembali dapat dijadikan sebagai sumber belajar sejarah termasuk

menambah pengetahuan dan nilai sikap dalam diri pengunjung museum

tersebut.

3. Kegiatan edukasi yang ada di Museum Monumen Yogya Kembali sebagian

besar adalah kegiatan yang bertujuan untuk menambah wawasan mengenai

perjuangan bangsa Indonesia pasca kemerdekaan. Contoh dari kegiatan

edukasi ini adalah dengan menyelenggarakan acara Museum Goes to

Campus. Dalam acara ini pihak museum memperkenalkan mengenai koleksi

yang ada di museum serta kisah sejarah yang berhubungan dengan koleksi

tersebut kepada mahasiswa kampus tersebut. Selain acara Museum Goes to

Campus, kegiatan lain yang ada dan dilakukan pihak museum adalah Travel

Dialogue. Kegiatan ini dilakukan dengan mengumpulkan kepala-kepala

sekola di provinsi lain untuk berdialog mengenai sejarah perjuangan Bangsa

Indonesia antara tahun 1945-1949. Selain dua kegiatan di atas, pihak

museum juga menyelenggarakan kegiatan untuk menumbuhkan rasa

kebangsaan dan cinta tanah air. Contoh dari kegiatan tersebut adalah

upacara pada hari besar nasional dengan mengundang siswa-siswi pelajar

maupun dinas lainnya. Secara keseluruhan kegiatan eduasi yang dilakukan

oleh pihak Museum Monumen Yogya Kembali tidak terlepas dari tujuan

didirikannya museum yaitu untuk mengingat perjuangan Bangsa Indonesia,

menghargai jasa para pahlawan, dan menumbuhkan rasa kebangsaan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

cinta tanah air kepada para peserta kegiatan tersebut. Selain kegiatan

edukasi, terdapat juga kegiatan pariwisata yang dapat dilakukan di Museum

Monumen Yogya Kembali. Adanya taman lampion di sekitar bangunan

utama museum yang dibuka pada sore sampai malam hari dapat juga

dijadikan objek wisata bagi pengunjung pada malam hari. Keindahan taman

lampion serta sudah memadainya fasilitas museum semakin mempernyaman

pengunjung dalam berwisata ke Komplek Museum Monumen Yogya

Kembali

4. Tanggapan Pengunjung mengenai fungsi museum sebagai sumber belajar

sejarah adalah sangat positif. Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan dapat terlihat bahwa sebagian besar pengunjung sangat setuju jika

Museum Monumen Yogya Kembali dapat dijadikan sebagai sumber belajar

sejarah. Adanya faktor pengetahuan dan wawasan baru yang didapatkan

setelah mengunjungi museum membuktikan bahwa koleksi yang ada di

museum memang memiliki nilai sejarah yang tinggi dan dapat dijadikan

sebagai sumber belajar sejarah bagi pengunjung terutama pelajar. Selain

nilai pengetahuan, adanya nilai-nilai sikap yang didapatkan pengunjung

setelah berkunjung ke museum membuktikan Museum Monumen Yogya

Kembali dapat dijadikan sebagai sumber belajar sejarah baik sebagai

sumber pengetahuan maupun untuk menumbuhkan nilai sikap kebangsaan

dan cinta tanah air pada diri pengunjung. Selain sebagai sumber belajar,

terdapat terdapat juga tanggapan pengunjung berkaitan dengan fungsi

museum sebagai destinasi pariwisata. Tanggapan pengunjung mengenai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

fungsi museum sebagai destinasi wisata adalah sangat baik. Sebagian besar

pengunjung sangat puas saat datang dan berwisata di Museum Monumen

Yogya Kembali maupun di Taman Lampion sekitar museum. Sudah

tercapainya aspek Sapta Pesona membuktikan bahwa Komplek Museum

Monumen Yogya Kembali dapat dijadikan sebagai destinasi wisata di

Yogyakarta. Selain itu, lokasi museum yang strategis dan mudah dicapai

juga menjadi faktor positif dari objek wisata taman lampion Museum

Monumen Yogya Kembali.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka diajukan beberapa saran sebagai

berikut:

1. Bagi Pengelola museum diharapakanagar dapat mengikuti perkembangan

masyarakat saat ini. Dengan mengetahui perkembangan masyarakat saat ini,

maka pihak museum diharapkan dapat berinovasi dalam menciptakan

program-program baru yang dapat mendorong minat masyarakat dalam

berkunjung ke museum.

2. Bagi siswa agar mengubah pandangan mengena museum. Berkunjung ke

museum bukan merupakan kegiatan yang membosankan karena dengan

berkunjung ke museum maka para pelajar dapat belajar sekaligus melihat

langsung koleksi-koleksi mengenai sejarah. Dengan demikian siswa dapat

lebih mengerti mengenai peristiwa sejarah dengan berkunjung langsung ke

museum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

3. Bagi guru sejarah agar dapat menjadikan museum sebagai sumber dalam

belajar sejarah. Selain itu, dengan berkunjung ke museum, guru dapat

menciptakan suasana belajar yang baru dan menyenangkan bagi siswanya

agar tidak bosan belajar sejarah di kelas. Guru juga dapat memanfaatkan

koleksi yang ada di museum untuk lebih memperdalam mengenai materi

sejarah sesuai dengan koleksi tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Amir Sutarga. 1997. Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum.

Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Cholid Narbuko & Abu Achmadi. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Hamid Rahman & Muhamad Saleh. 2011. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta:

Penerbit Ombak.

Husaini Usman. 2008. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Karwono H & Heni Mularsih. 2017. Belajar dan Pembelajaran serta

Pemanfaatan Sumber Belajar. Depok: PT RajaGrafindo Persada.

Latuheru, John D. 1988. Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Masa Kini.

Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi dan Obyek Pengembangan Lembaga Pendidikan dan

Tenaga Kependidikan.

Marsono. 2008. Bahan Kuliah Pengantar Pariwisata. Yogyakarta: Program Studi

Kepariwisataan Fakultas Ilmu Budaya UGM.

Moleong, Lexy J. 1988. Metodologi Penelitian Kualitatif.Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Direktora Jendral Pendidikan Tinggi, dan

Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Nusa Putra. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan.Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada.

108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Piter Salim & Yenny Salim. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer.

Jakarta: Modern English Press.

Schouten. 1981. Pengantar Didaktik Museum. Jakarta: Jendral Kebudayaan

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sitepu. 2014. Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada.

Sjamsuddin Helius. 2016. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Sri Utami dkk. 2018. Buku Petunjuk Koleksi Monumen Yogya Kembali.

Yogyakarta: Badan Pengelola Monumen Yogya Kembali.

Sudjarwo, S. 1988. Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta: PT

Mediyatama Sarana Perkasa.

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Tjahjopurnomo, R. 2011. Sejarah Permuseuman Di Indonesia. Jakarta: Direktorat

Permuseuman, Direktorat Jendral Sejarah dan Purbakala, Kementerian

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Sumber Internet:

Dinas Pariwisata Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. 2017. Visiting Jogja.

(https://visitingjogja.com). diakses pada tanggal 10 Oktober 2018.

Wikipedia. 2018. Museum. (https://id.m.wikipedia.org). diakses 1 September

2018.

109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Direktori Online Museum di Indonesia. 2018. Jenis Museum,

(https://direktorionlinemuseumdiindonesia.wordpress.com/jenis-museum/).

diakses 1 September 2018.

Wikipedia. 2018. Pengertian Monumen. (https://id.m.wikipedia.org). diakses 9

September 2018.

Saksono Arie. 2008. 7 Sapta Pesona, (https://ariesaksono.wordpress.com/tag/7-

sapta-pesona/). diakses pada 14 Oktober 2018.

Suhaidi Achmad. 2018. Pengertian Sumber Data, Jenis Data, dan Pengumpulan

Data. (https://achmadsuhaidi.wordpress.com/2014/02/26/pengertian-

sumber-data-jenis-jenis-data-dan-metode-pengumpulan-data/) diakses 4

September 2018.

110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1

Catatan Lapangan 1 (CL1)

LEMBAR OBSERVASI MUSEUM

Nama Museum : Museum Monumen Yogya Kembali

Waktu Pelaksanaan : 14 Maret 2019

Hasil No. Objek yang diamati Ya Tidak

1. Lokasi Museum Strategis Museum memiliki bangunan pokok (permanen tetap, permanen temporer, auditorium, kantor, 2. laboratorium, konservasi, perpustakaan, bengkel, preparasi, dan ruang penyimpanan Koleksi) Koleksi Museum memiliki nilai-nilai 3. sejarah dan nilai-nilai ilmiah Museum memiliki papan atau kertas 4. penjelasan dari tiap koleksinya 5. Museum memiliki kamera keamanan Museum memiliki tingkat keamanan 6. terhadap barang koleksinya Museum melakukan perawatan rutin 7. terhadap setiap barang koleksinya Museum memiliki ruang 8. penyimpanan koleksi yang luas Museum memiliki pencahayaan 9. yang baik bagi setiap koleksinya Museum memiliki daftar inventaris 10. yang selalu diperbaharui secara berkala 11. Museum memiliki curator 12. Museum memiliki tim edukasi Museum memiliki tenaga 13. administrasi 14. Museum memiliki tenaga edukasi Museum memiliki sarana promosi 15. baik online maupun tidak

112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2

LEMBAR PENGAMATAN DOKUMEN

Hasil No. Obyek yang diamati Ya Tidak 1. Buku tamu bagi pengunjung museum 2. Katalog mengenai koleksi museum 3. Buku Pedoman Museum

113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3

KISI-KISI PERTANYAAN WAWANCARA

Kisi-Kisi Wawancara Guru dan Siswa

No Butir-Butir Pertanyaan 1 Museum sebagai sarana untuk menambah pengetahuan sejarah bagi siswa Musem sebagai sarana untuk membangun sikap siswa berkaitan dengan 2 sejarah Kendala apa yang dihadapi dalam pemanfaatan museum sebagai sumber 3 belajar 4 Keamanan Lingkungan museum 5 Ketertiban Lngkungan museum 6 Kebersian Lingkngan museum 7 Kesejukan Lingkungan museum 8 Keindahan Lingkngan museum 9 Keramahan pengelola museum 10 Kenangan yang ditimbulan setelah berkunjung ke museum

Kisi-Kisi Wawancara Pengelola Museum

No Butir-Butir Pertanyaan 1 Latar belakang berdirinya museum Monumen Yogya Kembali 2 Koleksi-koleksi yang ada di Museum Monumen Yogya Kembali 3 Kegiatan edukasi yang ada di Museum Yogya Kembali Pemafaatan Museum Monumen Yogya Kembali sebagai sumber belajar dan 4 destinasi wisata

114

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4

Lembar Wawancara Siswa, Guru, dan Pengelola Museum Monumen Yogya Kembali

A. Wawancara Terhadap Siswa 1. Apakah sebelum mengunjungi Museum monumen Yogya Kembali sudah pernah mengadakan kunjungan ke museum lainnya? 2. Apakah dengan mengunjungi museum secara langsung dapat memperjelas materi yang sudah anda dapatkan di dalam kelas? 3. Menurut anda, apakah setelah berkunjung ke museum dapat menambah pengetahuan baru mengenai sejarah? 4. Selain pengetahuan, apakah dengan berkunjung langsung ke museum dapat nilai- nilai baru yang dapat diteladani? 5. Untuk lingkungan museum sendiri, apakah lingkungan museum sudah aman dan tertib? 6. Untuk kebersihan di lingkungan museum sendiri, apakah sudah bdijaga dengan baik? 7. Saat berkunjung ke museum sendiri, apakah muncul perasaan sejuk dan nyaman 8. Untuk keindahan museum dan penataan koleksi apakah sudah diatur dengan baik? 9. Apakah pengelola museum memiliki sifat yang ramah? 10. Apakah setelah berkunjung ke museum ini meninggalkan kesan bagi anda dan jika ada kesempatan apakah akan berkunjung kembali?

B. Wawancara Terhadap Guru 1. Apakah sebelum mengunjungi Museum Monumen Yogya Kembali, pihak sekolah atau anda sendiri sudah pernah mengadakan kunjungan studi ke museum? 2. Apakah dengan mengunjungi museum secara langsung dapat memperjelas materi yang sudah siswa dapatkan di dalam kelas? 3. Menurut anda, apakah setelah berkunjung ke museum dapat menambah pengetahuan baru bagi siswa mengenai sejarah? 4. Selain pengetahuan, apakah dengan berkunjung langsung ke museum siswa dapat nilai-nilai baru yang dapat diteladani?

115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Untuk lingkungan museum sendiri, apakah lingkungan museum sudah aman dan tertib? 6. Untuk kebersihan di lingkungan museum sendiri apakah sudah diperhatikan dengan baik? 7. Saat berkunjung ke museum sendiri, apakah muncul perasaan sejuk dan nyaman 8. Untuk penataan koleksi apakah sudah baik? 9. Apakah pengelola museum memiliki sifat yang ramah? 10. Apakah setelah berkunjng ke museum ini meninggalkan kesan bagi anda dan jika ada kesempatan apakah akan berknjung kembali?

C. Wawancara Terhadap Pengelola Museum 1. Bagaimana tujuan awal didirikannya Museum Monumen Yogya Kembali ini? 2. Bagaimana cara museum untuk mengumpulkan barang-barang koleksi yang ada di museum? 3. Apakah ada kegiatan yang dilakukan oleh Museum Monumen Yogya Kembali berkaitan dengan pemanfaatan museum sebagai sumber belajar dan seperti apa kegiatannya? 4. Terkait dengan kegiatan tersebut, apakah terdapat hambatan yang dihadapi oleh pihak museum? 5. Apakah kegiatan tersebut bersifat tetap? 6. Adakah kegiatan yang dilakukan museum terkait dengan pemanfaatan museum sebagai destinasi pariwisata? 7. Apakah pihak museum sering melakukan kegiatan promosi untuk semakin memperkenalkan museum kepada pihak luar?

116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5

Catatan Lapangan 2 (CL 2) Wawancara

Topik : Pemanfaatan Museum Monumen Yogya Kembali Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata di Yogyakarta Peneliti : Andreas Parama Kumudasmara Informan : Nanang Dwinarto (Pengelola Museum Monumen Yogya Kembali) Waktu : 15 Maret 2019

Keterangan: P: Peneliti I: Informan

P: Bagaimana tujuan awal didirikannya Museum Monumen Yogya Kembali ini I: Tujuan awal didirikannya museum ini adalah untuk mengingatkan masyarakat tentang sejarah Bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya. Museum ini juga memiliki visi untuk menanamkan jiwa-jiwa semangat ’45 pada generasi muda dan untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Jadi seperti itu tujuan awal dibangunnya Museum Monumen Yogya Kembali ini P: Bagaimana cara museum untuk mengumpulkan barang-barang koleksi yang ada di museum? I: Untuk barang-barang yang ada di Museum ini kami dapatkan dari hibah, sebagai contoh adalah tandu yang dipakai oleh Jendral . Tandu itu kami dapatkan dari hibah masyarakat dan setelah itu kami melakukan perbaikan pada tandu tersebut dan kami pajang. Barang koleksi lainnya juga didapatkan dengan cara sererti itu. P: Apakah ada kegiatan yang dilakukan oleh Museum Monumen Yogya Kembali berkaitan dengan pemanfaatan museum sebagai sumber belajar dan seperti apa kegiatannya? I: Untuk kegiatan di Museum Monumen Yogya Kembali, kita lebih bergerak pada bidang kegiatan sejarah yang sesuai dengan visi museum yaitu menanamkan jiwa-jiwa ’45 pada generasi muda tadi mas. Jadi kegiatannya ya berupa kegiatan yang dapat mengingatkan kita kembali pada pengorbanan yang sudah dilakukan oleh para pahlawan pada jaman dulu.Kegiatan yang kami lakukan adalah dengan upacara pada hari pahlawan dengan mengundang masyarakat, murid-murid sekolah, dan instansi lainnya.Selain itu juga, biasanya kita mendapat kunjungan dari calon-calon pejabat

117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

untuk memunculkan wawasan kebangsaan mereka. Selain itu, kami juga melakukan Travel Dialog yaitu dengan datang ke provinsi lain dan mengumpulakan kepala-kepala sekolah dari propinsi tersebut dan membahas mengenai sejarah yang behubungan dengan museum ini. Jadi ya itu termasuk kegiatan yang kami lakukan dalam bidang pendidikan sesuai dengan visi dan misi museum ini P: Terkait dengan kegiatan tersebut, apakah terdapat hambatan yang dihadapi oleh pihak museum? I: Saya pikir tidak ada mas, malah para peserta terutama siswa terlihat antusias. Jadi sebenarnya mas, anak-anak atau siswa ini memiliki jiwa persatuan yang tinggi dan membenci perpecahan, sehingga dengan adanya kegiatan upacara yang dilaksanakan di lingkungan museum, maka mereka dapat semakin menumbuhkan rasa persatuan mereka dan pada akhirnya menjadikan mereka menjadi semakin antusias dalam melaksanakan kegiatan tersebut.Bahkan para murid tersebut ingin diundang kembali untuk upacara tersebut. P: Apakah kegiatan tersebut bersifat tetap? I: Ya, kegiatan tersbut selalu kami laksanakan pada moment tertentu setiap tahunnya seperti upacara yang dilaksanakan pada hari pahlawan tersebut. P: Adakah kegiatan yang dilakukan museum terkait denga pemanfaatan museum sebagai destinasi pariwisata? I: Ada mas, jadi begini, Museum Monumen Yogya Kembali ini merupakan museum swasta sehingga harus mencari pendanaan secara mandiri. Untuk itu, maka pihak dari Museum Monumen Yogya Kembali bekerja sama dengan pengelola taman pelangi untuk menjadikan lingkungan di sekitar Museum ini menjadi tempat wisata yang menarik di Yogyakarta. Jadi diharapkan masyarakat tidak hanya mengetahui kawasan Malioboro saja yang gemerlapan di malam hari, namun ada juga yang gemerlapan di sekitar Monjali pada malam hari, seperti itu mas. P: Apakah terdapat hambatan yang dihadapi pihak museum dalam pemanfaatan Museum Monumen Yogya Kembali sebagai destinasi pariwisata? I: Sebenarnya tidak ada mas, namun ada beberapa yang mengkritik. Katanya kenapa di lingkungan sekitar museum yang seharusnya bersejarah malah ada tman seperti itu, tapi saya kira hal tersebut bukan permasalahan yang besar, dan lagi pengunjung yang mengunjungi Objek Monjali tetap ramai. P: Apakah pihak museum sering melakukan kegiatan promosi untuk semakin memperkenalkan museum kepada pihak luar?

118

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

I: Untuk kegiatan promosi sudah kami lakukan. Yang pertama kami memiliki alat promosi di media sosial seperti facebook dan instagram dan secara intens melakukan upload. Sarana promosi yang kedua adalah media cetak.Kadang kadang jika ada kunjungan dari rombongan mana biasanya ada media cetak yang datang dan meminta data jumlah pengunjung yang berkunjung kesini. Lalu ada juga promosi langsung yang kami lakukan dengan ikut serta dalam pawai-pawai yang diadakan oleh instansi lain seperti Dinas Kebudayaan Yogyakarta. Lalu kami juga ikut serta dalam pameran goes to Campus yang dilaksanakan di kampus-kampus dan kami pada tahun 2018 sempat mendapat penghargaan dari UNS karena menjadi museum terfaforit pada pameran disana. Jadi dengan ikut serta dalam pameran tersebut, Nama dari Museum ini dapat semakin dikenal oleh masyarakat luas.

119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 6

Catatan Lapangan 3 (CL 3) Wawancara

Topik : Penataan Ruang dan Koleksi serta Jenis pengunjung yang mengunjungi Museum Monumen Jogja Kembali Peneliti : Andreas Parama Kumudasmara Informan: Sigit (Pengelola Museum Monumen Yogya Kembali) Waktu : 15 Maret 2019

Keterangan: P: Peneliti I: Informan

P: Untuk di Museum Monumen Yogya Kembali, apakah terdapat pengelompokan khusus terhadap koleksi-koleksi yang ada di Museum I: Sebenarnya, untuk di Museum Monumen Yogya Kembali sendiri pengelompokan terhadap hanya pada tahunnya saja, contohnya pada lantai satu museum terdapat ruangan-ruangan seperti museum satu, dua, dan seterusnya. Koleksi yang ada di setiap ruangan sebenarnya dipisahkan atau dikelompokan berdasarkan tahunnya.Museum Monumen Yogya Kembali ini kan difokuskan pada sejarah pasca kemerdekaan tahun 1945-1949 dan pada setiap ruangan itu koleksi-koleksi dikelompokan berdasarkan tahun kejadiannya. Seperti itu mas. P: Bagaimana penataan koleksi yang ada di Museum Yogya Kembali? I: Untuk Penataan koleksi sendiri sebenarnya hanya mengikuti bentuk dari bangunan ini sendiri, mengapa diorama diletakan di lantai dua museum dan tidak di lantai satu, sebernarnya tidak ada alasan khusus selain ketersediaan ruangan dan bentuk fisik bangunan, karena di lantai satu tidak memungkinkan untuk memuat diorama, maka diorama diletakan pada lantai dua museum. P: Untuk pengunjung museum, mayoritas tujuan pengunjung apakah untuk studi atau untuk berwisata? I: Banyaknya ya pengunjung studi bersama rombongan-rombongan dari sekolah, ada juga yang melakukan penelitian-penelitian di museum ini. Untuk yang tujaun wisata juga ada baik dalam maupun luar negeri, biasanya hanya untuk melihat sekilas dan foto- foto saja. Khusus untuk pengunjung luar negeri, karena belum ada pemandunya maka ya bawa pemandu sendiri atau kadang tanpa pemandu jadi ya mereka paling banyak

120

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

lima orang datang, kita minta tanda tangan buku tamu dan mereka jalan-jalan sendiri di dalam museum untuk melihat koleksi di museum ini.

121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 7

Catatan Lapangan 4 (CL 4) Wawancara

Topik : Pemanfaatan Museum Monumen Yogya Kembali Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata di Yogyakarta Peneliti : Andreas Parama Kumudasmara Informan : Kadi Sukardi (Guru MTS N 1 Ciparay) Waktu : 14 Maret 2019

Keterangan: P: Peneliti I: Informan P: Apakah sebelum mengunjungi Museum Monumen Yogya Kembali, pihak sekolah atau anda sendiri sudah pernah mengadakan kunjungan studi ke museum? I: Sering mas, jika ada studi wisata maka akan disempatkan berkunjung ke museum atau tempat dengan nilai sejarah P: Apakah dengan mengunjungi museum secara langsung dapat memperjelas materi yang sudah siswa dapatkan di dalam kelas? I: Tentu saja mas, setelah mengetahu secara garis besar di dalam kelas, sekarang disini siswa dapat melihat langsung dan memperdalam materi tersebut P: Menurut anda, apakah setelah berkunjung ke museum dapat menambah pengetahuan baru bagi siswa mengenai sejarah? I: Tentu mas,seperti yang saya sudah bilang sebelumnya para murid dapat lebih memperdalam materi yang sudah mereka dapatkan di dalam kelas sehingga pasti mendapatkan pengetahuan baru dengan berkunjung ke museum. P: Selain pengetahuan, apakah dengan berkunjung langsung ke museum siswa dapat nilai-nilai baru yang dapat diteladani? I: Tentu saja mas, dengan berkunjung langsung ke museum siswa dapat melihat bukti- bukti peninggalan serta film mengenai sejarah. Dengan melihat bukti peninggalan dan film tersebut secara langsung maka otomatis siswa dapat melihat perjuangan para pahlawan dahulu tidak mudah.Setelah mengetahu hal itu tentu siswa dapat mengambil nilai-nilai seperti nilai kebangsaan dan perjuangan pada masa lalu meskipun pihak guru juga harus membantu meluruska nanti di sekolah. P: Untuk lingkungan museum sendiri, apakah lingkungan museum sudah aman dan tertib?

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

I: Menurut saya sudah. Adanya petunjuk jalur masuk bagi pengunjung dapat menjadikan pengunjung menjadi tertib saat berkunjung. Selain itu adanya pengella museum yang selalu berjaga pasti menjadikan lingkungan aman P: Untuk kebersihan di lingkungan museum sendiri? I: Sudah baik sih mas untuk kebersihannya, tadi ada pegawai museum yang ngepel juga kan jadi bukti kalua pengelola menjaga kebersiha museum ini P: Saat berkunjung ke museum sendiri, apakah muncul perasaan sejuk dan nyaman I: Ia mas, di dalam dingin dan sejuk serta ada pendingin ruangan jadi nyaman saat berkunjung P: Untuk penataan koleksi apakah sudah baik? I: Baik, penataan koleksi yang disusun runtut menjadikan pengunjung dapat dengan mudah mengerti mengenai cerita sejarah secara kronologis P: Apakah pengelola museum memiliki sifat yang ramah? I: Ramah, tadi rombongan datang langsung disapa dan dibantu dalam kunjungannya P: Apakah setelah berkunjng ke museum ini meninggalkan kesan bagi anda dan jika ada kesempatan apakah akan berkunjung kembali ? I: Tentu mas, banyak nilai-nilai yang berkesan setelah berkunjung ke museum ini dan siswa juga dapat belajar banyak dengan berkunjung ke museum seperti ini. Jika ada kesempatan maka sekolah akan mengadakan kunjungan kembali ke museum ini

123

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 8

Catatan Lapangan 5 (CL 5) Wawancara

Topik :Pemanfaatan Museum Monumen Yogya Kembali Sebagai Sumber Belajardan Destinasi Wisata di Yogyakarta Peneliti : Andreas Parama Kumudasmara Informan : Tatik (Guru MTS N 1 Ciparay) Waktu : 14 Maret 2019

Keterangan: P: Peneliti I: Informan

P: Apakah sebelum mengunjungi Museum Monumen Yogya Kembali, pihak sekolah atau anda sendiri sudah pernah mengadakan kunjungan studi ke museum? I: Dari pihak sekolah sendiri sudah beberapa kali menggunakan museum sebagai tujuan studi tour karena mengandung nilai-nilai sejarah pada masa lalu P: Apakah dengan mengunjungi museum secara langsung dapat memperjelas materi yang sudah siswa dapatkan di dalam kelas? I: Museum sangat berguna untuk pembelajaran sejarah, bukan hanya untuk memperjelas materi bagi siswa di dalam kelas, namun juga bagi guru. Dengan berkunjung ke museum maka siswa dapat melihat langsung peninggalan sejarah pada masa lalu sehingga siswa dapat lebih mengingat mengenai peristiwa yang terjadi pada masa lalu dan pada akhirnya dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air dan menghargai jasa-jasa para pahlawan. Bukan hanya untuk memperjelas materi saja P: Menurut anda, apakah setelah berkunjung ke museum dapat menambah pengetahuan baru bagi siswa mengenai sejarah? I:Tentu saja mas, Dengan melihat langsung benda yang ada di museum dapat semakin memperkaya pengetahuan sejarah bagi siswa P: Selain pengetahuan, apakah dengan berkunjung langsung ke museum siswa dapat nilai-nilai baru yang dapat diteladani? I: Ia mas, seelah melihat langsung peninggalan dan cerita mengenai sejarah perjuangan, siswa kami harapkan dapat meneladani nilai-nilai perjuangan pada masa lalu dan dapat menimbulkan perasaan cinta tanah air dan kebangsaan

124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

P: Untuk lingkungan museum sendiri, apakah lingkungan museum sudah aman dan tertib? I: Sudah mas sangat baik untuk keamanan dan ketertiban yang ada di lingkungan museum, sudah tertata dengan baik dan terstruktur. P: Untuk kebersihan di lingkungan museum sendiri? I: Sangat baik mas, di dalam museum nyaman dan bersih dan di luar juga baik, kolam di sekitar bangunan museum juga bersih jadi nyaman saat berkunjung P: Saat berkunjung ke museum sendiri, apakah muncul perasaan sejuk dan nyaman I: Kalau di luar mungkin sedikit panas apalagi saat berjalan dari loket depan sampai bangunan museum tapi di dalam museum sudah baik mas sudah sejuk dan nyaman P: Untuk penataan koleksi apakah sudah baik? I: Sudah rapi dan baik mas saya dengar dari petugas kalau penyusunan koleksi dipisah berdasarkan tahun. Selain itu peletakan koleksi juga baik dan rapih jadi enak dipandang P: Apakah pengelola museum memiliki sifat yang ramah? I: iya, pihak pengelola museum ramah ke pengunjung P: Apakah setelah berkunjung ke museum ini meninggalkan kesan bagi anda dan jika ada kesempatan apakah akan berkunjung kembali? I: Tentu saja mas, jadi bisa mengetahui jika dulu para pahlawan berjuang demi bangsa jadi kita terutama siswa dan mas sebagai generasi penerus harus menjaga apa yang sudah dierjuangkan pada masa lalu. Saya juga akan berkunjuung kembali jika diberi kesempatan.

125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 9

Catatan Lapangan 6 (CL 6)

Wawancara

Topik : Pemanfaatan Museum Monumen Yogya Kembali Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata di Yogyakarta Peneliti : Andreas Parama Kumudasmara Informan : Rafli Bambang (Siswa MTS N 1 Ciparay) Waktu : 14 Maret 2019

Keterangan: P: Peneliti I: Informan

P: Apakah sebelum mengunjungi Museum Monumen Yogya Kembali, anda sudah pernah mengadakan kunjungan studi ke museum? I: sudah beberapa kali di Bandung P: Apakah dengan mengunjungi museum secara langsung dapat memperjelas materi yang sudah anda dapatkan di dalam kelas? I: Ia jadi bisa lihat langsung koleksi disini jadi lebih jelas daripada belajar di kelas P: Menurut anda, apakah setelah berkunjung ke museum dapat menambah pengetahuan baru mengenai sejarah? I: Ia mas, soalnya lebih ngerti jika lihat langsung ke museum P: Selain pengetahuan, apakah dengan berkunjung langsung ke museum dapat nilai-nilai baru yang dapat diteladani? I: Ia mas kayak nilai perjuangan gitu dulu perang lawan penjajah jadi harus berjuang P: Untuk lingkungan museum sendiri, apakah lingkungan museum sudah aman dan tertib? I: Sudah P: Untuk kebersihan di lingkungan museum sendiri? I: Sudah bersih P: Saat berkunjung ke museum sendiri, apakah muncul perasaan sejuk dan nyaman I: Sejuk mas di dalam pakai pendingin ruangan P: Untuk keindahan museum sendiri dan penataan koleksi?

126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

I: Bagus mas bangunannya unik bentuknya terus banyak tempat buat foto juga. Koleksinya juga rapi P: Apakah pengelola museum memiliki sifat yang ramah? I: Ramah, tadi sempet bercanda sama pejaga yang di lantai dua asik bapaknya P: Apakah setelah berkunjung ke museum ini meninggalkan kesan bagi anda dan jika ada kesempatan apakah akan berkunjung kembali? I: Ia mas berkesan. Jadi tahu mengenai perjuangan dulu susah sama harus pantang menyerah.

127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 10

Catatan Lapangan 7 (CL 7)

Wawancara

Topik : Pemanfaatan Museum Monumen Yogya Kembali Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata di Yogyakarta Peneliti : Andreas Parama Kumudasmara Informan : Akmal Fikri (Siswa MTS N 1 Ciparay) Waktu : 14 Maret 2019

Keterangan: P: Peneliti I: Informan

P: Apakah sebelum mengunjungi Museum Monumen Yogya Kembali, anda sudah pernah mengadakan kunjungan studi ke museum? I: sudah tapi ga sering P: Apakah dengan mengunjungi museum secara langsung dapat memperjelas materi yang sudah anda dapatkan di dalam kelas? I: ia mas ngeliat langsung di museum bisa lebih jelas daripada di sekolah P: Menurut anda, apakah setelah berkunjung ke museum dapat menambah pengetahuan baru mengenai sejarah? I: Ia mas dapat pengetahuan baru tentang sejarah kayak perjuangannya gimana prosesnya gimana. P: Selain pengetahuan, apakah dengan berkunjung langsung ke museum dapat nilai-nilai baru yang dapat diteladani? I: Ia mas jadi harus menghargai jasa para pahlawan pada masa lalusoalnya dah membuat Indonesia bisa merdeka kayak sekarang. P: Untuk lingkungan museum sendiri, apakah lingkungan museum sudah aman dan tertib? I: Sudah mas sudah aman dan tertib P: Untuk kebersihan di lingkungan museum sendiri? I: Sudah bersih mas enak buat foto juga tempatnya P: Saat berknjung ke museum sendiri, apakah muncul perasaan sejuk dan nyaman I: Sejuk mas tapi diluar panas

128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

P: Untuk keindahan museum dan penataan koleksi? I: Indah bangunannya terus ada kolamnya sama ada taman lampion bisa buat foto, untuk koleksinya bagus P: Apakah pengelola museum memiliki sifat yang ramah? I: Ramah dan baik kalau kita Tanya mereka jelasin mas P: Apakah setelah berkunjung ke museum ini meninggalkan kesan bagi anda dan jika ada kesempatan apakah akan berkunjung kembali ? I: ya saya lebih tau tentang sejarah mas terus nanti mau datang lagi kapan kapan.

129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 11

Catatan Lapangan 8 (CL 8)

Wawancara

Topik : Pemanfaatan Museum Monumen Yogya Kembali Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata di Yogyakarta Peneliti : Andreas Parama Kumudasmara Informan : Rayhan Febrian (Siswa MTS N 1 Ciparay) Waktu : 14 Maret 2019

Keterangan: P: Peneliti I: Informan

P: Apakah sebelum mengunjungi Museum Monumen Yogya Kembali, anda sudah pernah mengadakan kunjungan studi ke museum? I: sudah tapi bareng sekolah doang mas P: Apakah dengan mengunjungi museum secara langsung dapat memperjelas materi yang sudah anda dapatkan di dalam kelas? I: jelas mas jadi lebih jelas di museum P: Menurut anda, apakah setelah berkunjung ke museum dapat menambah pengetahuan baru mengenai sejarah? I: Ia mas kan ngeliat langsung bendanya jadi makin jelas juga tentang sejarah P: Selain pengetahuan, apakah dengan berkunjung langsung ke museum dapat nilai-nilai baru yang dapat diteladani? I: Ia mas, saya bisa dapat nilai perjuangan dan keteladanan mas P: Untuk lingkungan museum sendiri, apakah lingkungan museum sudah aman dan tertib? I: sudah mas P: Untuk kebersihan di lingkungan museum sendiri? I: Sudah bersih mas bagus P: Saat berkunjung ke museum sendiri, apakah muncul perasaan sejuk dan nyaman I: Sejuk mas enak di dalam soalnya dingin daripada diluar panas P: Untuk keindahan museum dan penataan koleksi? I: Indah mas cocok buat foto, untuk koleksinya banyak dan ada penjelasannya jadi jelas

130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

P: Apakah pengelola museum memiliki sifat yang ramah? I: Baik mas ramah juga ke pengunjung sudah bagus P: Apakah setelah berkunjung ke museum ini meninggalkan kesan bagi anda dan jika ada kesempatan apakah akan berkunjung kembali ? I: Jadi tau tentang sejarah mas terus nilai keteladanan gitu mas kan berkesan. Jadi bagus. Jika ada kesempatan mau kesini lagi

131

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 12

Catatan Lapangan 9 (CL 9)

Wawancara

Topik : Pemanfaatan Museum Monumen Yogya Kembali Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata di Yogyakarta Peneliti : Andreas Parama Kumudasmara Informan : Ikhsan Waktu : 14 Maret 2019

Keterangan: P: Peneliti I: Informan

P: Apakah sebelum mengunjungi Museum Monumen Yogya Kembali, anda sudah pernah mengadakan kunjungan studi ke museum? I: sudah pernah mas P: Apakah dengan mengunjungi museum secara langsung dapat memperjelas materi yang sudah anda dapatkan di dalam kelas? I: jelas mas kita dapat berinteraksi langsung dengan koleksi yang ada P: Menurut anda, apakah setelah berkunjung ke museum dapat menambah pengetahuan baru mengenai sejarah? I: Tentu saja jadi kayak semakin memperjelas apa yang sudah diajarkan di kelas mas P: Selain pengetahuan, apakah dengan berkunjung langsung ke museum dapat nilai-nilai baru yang dapat diteladani? I: Ia mas, nilai-nilai yang dapat diteladani kayak dari para pahlawan gitu P: Untuk lingkungan museum sendiri, apakah lingkungan museum sudah aman dan tertib? I: Sudah mas sudah aman apalagi ada cctv juga kan disini mas P: Untuk kebersihan di lingkungan museum sendiri? I: sudah bersih tempatnya nyaman juga untuk berkunjung P: Saat berkunjung ke museum sendiri, apakah muncul perasaan sejuk dan nyaman I: Sejuk mas walaupun diluar panas tapi ada kayak tempat berteduh juga. di dalam museum nyaman mas P: Untuk keindahan museum dan penataan koleksi?

132

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

I: Bentuk museumnya unik mas lucu terus ada taman lampion juga tapi kalau siang ya ga nyala tapi tetep bagus untuk foto P: Apakah pengelola museum memiliki sifat yang ramah? I: Baik mas ada pengelola yang bisa diajak bercanda juga P: Apakah setelah berkunjung ke museum ini meninggalkan kesan bagi anda dan jika ada kesempatan apakah akan berkunjung kembali ? I: Berkesan mas, bisa belajar banyak tentang sejarah dan perjuangan pada masa lalu. Saya mau datang lagi mas

133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 13

Catatan Lapangan 10 (CL 10)

Wawancara

Topik : Pemanfaatan Museum Monumen Yogya Kembali Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata di Yogyakarta Peneliti : Andreas Parama Kumudasmara Informan : Devin Akmal Fauzan (Pengunjung) Waktu : 14 Maret 2019

Keterangan: P: Peneliti I: Informan

P: Apakah sebelum mengunjungi Museum Monumen Yogya Kembali, anda sudah pernah mengadakan kunjungan studi ke museum? I: belum pernah P: Apakah dengan mengunjungi museum secara langsung dapat memperjelas materi yang sudah anda dapatkan di dalam kelas? I: Jadi semakin jelas dengan langsung datang ke museum P: Menurut anda, apakah setelah berkunjung ke museum dapat menambah pengetahuan baru mengenai sejarah? I: Ia dapat menambah pengetahuan baru tentang sejarah P: Selain pengetahuan, apakah dengan berkunjung langsung ke museum dapat nilai-nilai baru yang dapat diteladani? I: Dapat meneladani para pahlawan mas sama cinta tanah air P: Untuk lingkungan museum sendiri, apakah lingkungan museum sudah aman dan tertib? I: Sudah aman dan tertib mas lingkungan di museum P: Untuk kebersihan di lingkungan museum sendiri? I: diluar banyak kayak batu pasir tapi sisanya bersih mas P: Saat berknjung ke museum sendiri, apakah muncul perasaan sejuk dan nyaman I: sudah sejuk mas banyak pohon di luar sama di dalam dingin P: Untuk keindahan museum dan penataan koleksi?

134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

I: Bagus mas, bangunannya kayak piramida, terus ada kolamnya juga. Koleksinya juga lengkap dan ada keterangannya jadi ngerti itu koleksi apa P: Apakah pengelola museum memiliki sifat yang ramah? I: Ramah dan baik P: Apakah setelah berkunjung ke museum ini meninggalkan kesan bagi anda dan jika ada kesempatan apakah akan berkunjung kembali? I: Meninggalakan kesan mas. Harus cinta tanah air karena dulu para pahlawan sudah berusaha supaya merdeka terus mau datang lagi jika bisa karena pengalaman pertama juga dan ternyata menyenangkan

135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 14

Catatan Lapangan 11 (CL 11) Wawancara

Topik : Pemanfaatan Museum Monumen Yogya Kembali Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata di Yogyakarta Peneliti : Andreas Parama Kumudasmara Informan : Rafli Satwat Ikhsan (Pengunjung) Waktu : 14 Maret 2019

Keterangan: P: Peneliti I: Informan

P: Apakah sebelum mengunjungi Museum Monumen Yogya Kembali, anda sudah pernah mengadakan kunjungan studi ke museum? I: belum ini baru pertama kali ke museum P: Apakah dengan mengunjungi museum secara langsung dapat memperjelas materi yang sudah anda dapatkan di dalam kelas? I: Jelas mas, di sekolah kan kita belajar dari buku, kalau ke museum jadi bisa melihat langsung peninggalannya P: Menurut anda, apakah setelah berkunjung ke museum dapat menambah pengetahuan baru mengenai sejarah? I: Iya mas jadi dapat pengetahuan baru juga soalnya ada beberapa penjelasan yang ga ada di buku tapi dijelasin disini belum lagi bisa liat peninggalannya secara langsung P: Selain pengetahuan, apakah dengan berkunjung langsung ke museum dapat nilai-nilai baru yang dapat diteladani? I: Ada mas nilai perjuangan dan nilai cinta tanah air. Terus kita juga bisa meneladani para pahlawan pada masa lalu mas P: Untuk lingkungan museum sendiri, apakah lingkungan museum sudah aman dan tertib? I: Di museum ini sudah mas P: Untuk kebersihan di lingkungan museum sendiri? I: Kebersihan juga sudah baik mas P: Saat berkunjung ke museum sendiri, apakah muncul perasaan sejuk dan nyaman I: Jujur kalau diluar panas mas, tapi begitu masuk sejuk mas enak di dalam

136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

P: Untuk keindahan museum dan penataan koleksi? I: Indah mas, bangunannya, koleksinya terus di lantai dua ada diorama dan relief. Bagus buat foto mas P: Apakah pengelola museum memiliki sifat yang ramah? I: Ramah dan baik. Jika saya tidak mengerti tentang satu koleksi maka akan dijelaskan P: Apakah setelah berkunjung ke museum ini meninggalkan kesan bagi anda dan jika ada kesempatan apakah akan berkunjung kembali? I: Berkesan sekali apalagi ini pengalaman pertama kan mas jadi pengen berkunjung lagi dan museum yang lain juga. Meninggalkan kesan yang baik pokoknya buat saya mas

137

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 15

Catatan Lapangan 12 (CL 12)

Wawancara

Topik : Pemanfaatan Museum Monumen Yogya Kembali Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata di Yogyakarta Peneliti : Andreas Parama Kumudasmara Informan : Ratna Setyawati (Guru MTS N 1 Ciparay) Waktu : 14 Maret 2019

Keterangan: P: Peneliti I: Informan

P: Apakah sebelum mengunjungi Museum Monumen Yogya Kembali, pihak sekolah atau anda sendiri sudah pernah mengadakan kunjungan studi ke museum? I: Untuk kunjungan ke museum, pihak sekolah sudah sering mengadakannya. Kunjungan ke museum atau tempat yang memiliki sejarah khususnya selalu diagendakan dalam perjalanan studi tour oleh pihak sekolah. P:Apakah dengan mengunjungi museum secara langsung dapat memperjelas materi yang sudah siswa dapatkan di dalam kelas? I: Ya jelas, jadi murid dengan datang ke museum dapat melihat mengenai bukti-bukti peninggalan pada jaman dahulu dan yang pasti semakin memperjelas P: Menurut anda, apakah setelah berkunjung ke museum dapat menambah pengetahuan baru bagi siswa mengenai sejarah? I: Tentu saja mas, karena dengan berkunjung ke mseum siswa dapat secara langsung melihat bekas-bekas peninggalan sejarah yang ada. Selain itu ada juga film yang menjelaskan peristiwa pada masa lalu sehingga siswa bisa lebih mengerti. P: Selain pengetahuan, apakah dengan berkunjung langsung ke museum siswa dapat nilai-nilai baru yang dapat diteladani? I: Kalau menurut saya pribadi ia mas, terutama dari pemutaran film. Siswa dapat lebih mengetahui mengenai nilai-nilai perjuangan Bangsa Indonesia pada masa lalu P: Untuk lingkungan museum sendiri, apakah lingkungan museum sudah aman dan tertib? I: Sudah,untukkeamanan dan ketertiban sudah baik

138

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

P: Untuk kebersihan di lingkungan museum sendiri? I: Sudah bersih untuk di dalam museum tapi di luar museum masih ada beberaa material bangunan dan mobil-mobilan yang sepertinya kurang enak untuk dilihat mas. P: Saat berkunjung ke museum sendiri, apakah muncul perasaan sejuk dan nyaman I: Kalau di dalam enak mas tapi kalo di luar panas. Tapi kan emang Jogja cuacanya panas. Tapi di luar juga sudah ada pondok-pondok dan pohon yang dapat digunakan berteduh mas jadi cukup lah P: Untuk penataan koleksi aakah sudah baik? I: Sudah rapi mas baik P: Apakah pengelola museum memiliki sifat yang ramah? I: Ramah dan murah senyum serta sabar menghadapi anak-anak P: Apakah setelah berkunjung ke museum ini meninggalkan kesan bagi anda dan jika ada kesempatan apakah akan berkunjung kembali ? I: Ia mas, saya jadi tau dan semakin merasa bahwa Bangsa Indonesia dahulu berjuang dengan sulit dan hal tersebut meningalkan kesan bagi saya. jika ada kesempatan akan kembali berkunjung.

139

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 16

PENGEMBANGAN SILABUS

Nama Sekolah : SMA NEGERI 1 DEPOK, Sleman, Yogyakarta Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Kelas/semester : XI/II

No Kompetensi Dasar Materi Pokok/ Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi Sumber Pembelajaran Pembelajaran Waktu Belajar

1. 3.5 Menganalisis sifat Pendudukan Jepang  Membaca buku teks, 3.5.1 Menjelaskan maksud Tes Tertulis (PG 8 JP Ratna pendudukan Jepang di Indonesia melihat gambar- kedatangan Jepang di dan Uraian) Hapsasri,M dan respon bangsa gambar peristiwa Indonesia .Adil,2013.  Kedatangan Indonesia penting zaman Sejarah Jepang 3.5.2 Mendiskripsikan sifat Indonesia 4.5 Menalar sifat pemerintahan pendudukan Jepang di pendudukan Jepang (jilid 2). PT pendudukan Jepang  Sifat pendudukan Indonesia Gelora di Indonesia dan respon bangsa Jepang Aksara Indonesia dan 3.5.3 Menganalisis respon bangsa Indonesia terhadap Pratama. menyajikannya  Respon bangsa  Membuat dan pendudukan Jepang dalam bentuk cerita Indonesia mengajukan pertanyaan/tanya sejarah terhadap 3.5.4 Menjelaskan dampak pendudukan jawab/berdiskusi pendudukan Jepang di

Jepang tentang informasi bidang sosial bagi tambahan yang kehidupan bangsa belum Indonesia dipahami/ingin diketahui sebagai 3.5.5 Menganalisis kehidupan

klarifikasi tentang bangsa Indonesia selama kependudukan Jepang proses kedatangan, sifat, dan respon 3.5.6 Mengidentifikasi akibat

bangsa Indonesia pendudukan Jepang di Indonesia di bidang

140

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

terhadap ekonomi pendudukan Jepang 3.5.7 Menyebutkan teori-teori  Mengumpulkan dalam masuknya Pendudukan Jepang di informasi terkait Indonesia dengan proses kedatangan, sifat, dan respon bangsa Indonesia terhadap pendudukan Jepang

melalui bacaan, internet dan sumber- 4.5.1 Membuat video tentang sumber lainnya peristiwa penting zaman pemerintahan pendudukan Jepang di Indonesia  Menganalisis informasi dan data- data yang didapat Rubrik baik dari bacaan Video maupun dari sumber-sumber lain untuk mendapatkan kesimpulan tentang proses kedatangan, sifat, dan respon bangsa Indonesia terhadap pendudukan Jepang

 Melaporkan hasil analisis dalam bentuk cerita sejarah tentang proses kedatangan, sifat, dan respon bangsa

141

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Indonesia terhadap pendudukan Jepang

2. 3.6 Menganalisis peran  Membaca buku teks, 3.6.1 Menjelaskan tokoh-tokoh Tes Tertulis (PG 4 JP Ratna tokoh-tokoh nasional melihat gambar- Nasional dalam Hapsasri,M Tokoh-Tokoh dan Uraian) dan daerah dalam gambar tokoh-tokoh memperjuangkan .Adil,2013. memperjuangkan Nasional dan Daerah kemerdekaan Sejarah nasional dan daerah kemerdekaan Dalam Indonesia Memperjuangkan dalam 3.6.2 Membandingkan Indonesia memperjuangkan (jilid 2). PT Kemerdekaan strategi/cara para tokoh Gelora kemerdekaan 4.6 Menulis sejarah tentang daerah dan Nasional Aksara Indonesia satu tokoh nasional dalam memperjuangkan Pratama. dan tokoh dari kemerdekaan Indonesia  Membuat dan daerahnya yang berjuang melawan mengajukan 3.6.3 Mengidentifikasi nilai-nilai penjajahan pertanyaan/tanya para tokoh-tokoh dalam jawab/berdiskusi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia tentang informasi tambahan yang belum dipahami/ingin diketahui sebagai 4.6.1 Menyajikan tentang satu Rubrik klarifikasi tentang tokoh dari daerahnya atau peran tokoh-tokoh nasional yang berjuang Video nasional dan daerah melawan penjajahan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia

 Mengumpulkan informasi terkait dengan peran tokoh- tokoh nasional dan daerah dalam

142

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui bacaan, internet dan sumber-sumber lainnya

 Menganalisis informasi dan data- data yang didapat baik dari bacaan maupun dari sumber-sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang peran tokoh-tokoh nasional dan daerah dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia

 Melaporkan hasil analisis dalam bentuk tulisan sejarah tentang satu tokoh nasional dan tokoh dari daerahnya yang berjuang melawan penjajahan

3. 3.7 Menganalisis peristiwa Proklamasi  Membaca buku teks, 3.7.1 Menjelaskan peristiwa Tes Tertulis (PG 4 JP Ratna

143

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

proklamasi Kemerdekaan melihat gambar Proklamasi dan Uraian Hapsasri,M kemerdekaan dan Indonesia peristiwa-peristiwa Kemerdekaan .Adil,2013. maknanya bagi penting sekitar Sejarah  Peristiwa 3.7.2 Menguraikan makna kehidupan sosial, proklamasi Indonesia proklamasi peristiwa proklamasi budaya, ekonomi, kemerdekaan, (jilid 2). PT politik, dan pendidikan Kemerdekaan bagi kehidupan sosial, Gelora gambar tokoh-tokoh budaya, ekonomi, politik bangsa Indonesia proklamasi Aksara dan pendidikan bangsa Pratama. 4.7 Menalar peristiwa kemerdekaan, dan Indonesia

proklamasi mengunjungi objek kemerdekaan dan sejarah terdekat 3.7.3 Menemukan nilai-nilai

maknanya bagi peristiwa penting kehidupan sosial,  Membuat dan proklamasi Indonesia

budaya, ekonomi, mengajukan politik, dan pendidikan pertanyaan/tanya

bangsa Indonesia dan jawab/berdiskusi menyajikannya dalam tentang informasi 4.7.1 Membuat video tentang bentuk cerita sejarah tambahan yang peristiwa proklamasi belum kemerdekaan dan Rubrik dipahami/ingin maknanya bagi kehidupan

diketahui sebagai sosial, budaya, ekonomi, Video klarifikasi tentang politik, dan pendidikan peristiwa proklamasi bangsa Indonesia kemerdekaan,

pembentukan

pemerintahan pertama,dan tokoh- tokoh proklamasi

Indonesia

 Mengumpulkan informasi terkait dengan peristiwa

proklamasi kemerdekaan,

144

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pembentukan pemerintahan pertama, dan tokoh- tokoh proklamasi Indonesia. melalui bacaan, internet dan sumber-sumber lainnya

 Menganalisis informasi dan data- data yang didapat baik dari bacaan maupun dari sumber-sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan, pembentukan pemerintahan pertama, dan tokoh- tokoh proklamasi Indonesia

 Melaporkan hasil analisis dalam bentuk cerita sejarah tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan, pembentukan pemerintahan

145

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pertama, dan menulis sejarah perjuangan Bung Karno dan Bung Hatta

4. 3.8 Menganalisis peristiwa  Pembentukan  Membaca buku teks, 3.8.1 Menjelaskan Tes Tertulis (PG 4 JP Ratna pembentukan pemerintahan melihat gambar pembentukan dan Uraian Hapsasri,M pemerintahan pertama pertama RI peristiwa-peristiwa pemerinatahn pertama .Adil,2013.

Republik Indonesia penting sekitar RI Sejarah pada awal Indonesia proklamasi 3.8.2 Membandingkan kemerdekaan dan kemerdekaan, (jilid 2). PT maknanya bagi perubahan dan Gelora gambar tokoh-tokoh kehidupan kebangsaan perkembangan politik Aksara proklamasi Indonesia masa kini masa awal kemerdekaan Pratama. kemerdekaan, dan

4.8 Menalar peristiwa mengunjungi objek 3.8.3 Menyebutkan contoh makna pembentukan pembentukan sejarah terdekat pemerintahan Republik pemerintahan pertama Indonesia pada awal  Membuat dan Republik Indonesia pada awal kemerdekaan kemerdekaan dan mengajukan dengan kehidupan maknanya bagi pertanyaan/tanya kebangsaan Indonesia kehidupan kebangsaan jawab/berdiskusi masa kini Indonesia masa kini tentang informasi

dan menyajikannya tambahan yang dalam bentuk cerita belum sejarah  4.8.1 Membuat laporan dipahami/ingin tertulis tentang Pembentukan Rubrik diketahui sebagai pemerintahan pertama RI klarifikasi tentang Makalah peristiwa proklamasi kemerdekaan, pembentukan pemerintahan pertama,dan tokoh- tokoh proklamasi

146

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Indonesia

 Mengumpulkan informasi terkait dengan peristiwa proklamasi kemerdekaan, pembentukan pemerintahan pertama, dan tokoh- tokoh proklamasi Indonesia. melalui bacaan, internet dan sumber-sumber lainnya

 Menganalisis informasi dan data- data yang didapat baik dari bacaan maupun dari sumber-sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan, pembentukan pemerintahan pertama, dan tokoh- tokoh proklamasi Indonesia

Melaporkan hasil

147

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

analisis dalam bentuk cerita sejarah tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan, pembentukan pemerintahan pertama, dan menulis sejarah perjuangan Bung Karno dan Bung Hatta

5. 3.9 Menganalisis peran Tokoh proklamator  Membaca buku teks, 3.9.1 Mendiskripsikan tokoh Tes Tertulis (PG 4 JP Ratna dan nilai-nilai dan tokoh lainnya melihat gambar proklamator dan tokoh dan Uraian) Hapsasri,M perjuangan Bung sekitar proklamasi peristiwa-peristiwa lainnya sekitar .Adil,2013. Karno dan Bung Hatta proklamasi Indonesia Sejarah penting sekitar sebagai proklamator Indonesia proklamasi 3.9.2 Menjelaskan peran serta tokoh-tokoh kemerdekaan, (jilid 2). PT lainnya sekitar perjuangan Bung Karno Gelora gambar tokoh-tokoh proklamasi dan Bung Hatta Aksara proklamasi Pratama. 4.9 Menuliskan peran dan kemerdekaan, dan 3.9.3 Mengidentifikasi nilai- nilai-nilai perjuangan mengunjungi objek nilai perjuangan Bung Karno dan Bung Hatta Bung Karno dan Bung sejarah terdekat Hatta serta tokoh- tokoh lainnya sekitar  Membuat dan

proklamasi mengajukan 4.9.1 Membuat laporan tertulis pertanyaan/tanya tentang peran dan nilai- Rubrik jawab/berdiskusi nilai perjuangan Bung tentang informasi Karno dan Bung Hatta Makalah tambahan yang belum dipahami/ingin diketahui sebagai klarifikasi tentang

148

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

peristiwa proklamasi kemerdekaan, pembentukan pemerintahan pertama,dan tokoh- tokoh proklamasi Indonesia

 Mengumpulkan informasi terkait dengan peristiwa proklamasi kemerdekaan, pembentukan pemerintahan pertama, dan tokoh- tokoh proklamasi Indonesia. melalui bacaan, internet dan sumber-sumber lainnya

 Menganalisis informasi dan data- data yang didapat baik dari bacaan maupun dari sumber-sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan, pembentukan

149

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pemerintahan pertama, dan tokoh- tokoh proklamasi Indonesia

Melaporkan hasil analisis dalam bentuk cerita sejarah tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan, pembentukan pemerintahan pertama, dan menulis sejarah perjuangan Bung Karno dan Bung Hatta

6. 3.10 Menganalisis strategi Perjuangan  Melihat tayangan 3.10.1 Menjelaskan alasan awal Tes Tertulis (PG) 2 JP Sardiman dan bentuk Mempertahankan video tentang Sekutu dan Belanda A.M. 2017.

perjuangan bangsa Kemerdekaan dari perjuangan dan ingin kembali menguasai Sejarah Indonesia dalam Ancaman Sekutu dan strategi Bangsa Indonesia pasca Indonesia upaya Belanda Indonesia dalam proklamasi 1945 Kelas XI

mempertahankan mempertahankan SMA/MA kemerdekaan dari  Bentuk dan 3.10.2 Menganalisis upaya Semester 2 kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan strategi Belanda dalam (Kurikulum ancaman Belanda menguasai kembali Belanda perjuangan 2013 Edisi menghadapi dan Sekutu Indonesia pasca Revisi). ancaman proklamasi 1945 Jakarta:  Membuat dan Belanda Kementeria 4.10 Mengolah informasi mengajukan 3.10.3 Menganalisis strategi dan n tentang strategi dan pertanyaan/tanya bentuk perjuangan bentuk perjuangan  Bentuk dan bangsa Indonesia dalam Pendidikan jawab/berdiskusi bangsa Indonesia strategi upaya mempertahankan dan tentang informasi dalam upaya perjuangan kemerdekaan dari Kebudayaa tambahan yang mempertahankan menghadapi ancaman Sekutu dan

150

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kemerdekaan dari ancaman belum Belanda n. ancaman Sekutu dan Sekutu dipahami/ingin 4.10.1 Mengolah informasi Resume Belanda dan diketahui sebagai tentang strategi dan menyajikannya klarifikasi tentang bentuk perjuangan dalam bentuk cerita bentuk dan strategi sejarah bangsa Indonesia dalam perjuangan bangsa upaya mempertahankan Indonesia dalam kemerdekaan dari menghadapi ancaman Sekutu dan ancaman Sekutu dan Belanda dan Belanda menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah  Mengumpulkan informasi terkait dengan bentuk dan strategi perjuangan bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman Sekutu dan Belanda melalui bacaan dan/atau internet, serta sumber lainnya

 Menganalisis informasi dan data- data yang didapat dari bacaan maupun dari sumber-sumber terkait lainya untuk mendapatkan kesimpulan tentang bentuk dan strategi perjuangan bangsa Indonesia dalam

151

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menghadapi ancaman Sekutu dan Belanda

 Melaporkan hasil analisis dalam bentuk cerita sejarah tentang bentuk dan strategi perjuangan bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman Sekutu dan Belanda

152

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 17

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Negeri 1 Depok Mata Pelajaran : Sejarah (Wajib) Kelas/Semester : XI / Genap Materi Pokok : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Dari Ancaman Sekutu dan Belanda Alokasi Waktu : 1 Minggu x 2 Jam Pelajaran @45 Menit

A. Kompetensi Inti 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

3.10 Menganalisis strategi danbentuk 3.10.1 Menjelaskan alasan awal Sekutu perjuangan bangsa Indonesia dalam dan Belanda ingin kembali upaya mempertahankan kemerdekaan menguasai Indonesia pasca dari ancaman Sekutu dan Belanda proklamasi 1945 3.10.2 Menganalisis upaya Belanda dalam menguasai kembali Indonesia pasca proklamasi 1945 3.10.3 Menganalisis strategi dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda

4.10 Mengolah informasi tentang 4.10.1 Mengolah informasi tentang

153

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

strategi dan bentuk perjuangan bangsa strategi dan bentuk perjuangan Indonesia dalam upaya mempertahankan bangsa Indonesia dalam upaya kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan mempertahankan kemerdekaan Belanda dan menyajikannya dalam dari ancaman Sekutu dan Belanda bentuk cerita sejarah dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah

C. Tujuan Pembelajaran Melalui pembelajaran Discovery Based Learning, siswa dapat menganalisis mengenai upaya-upaya yang dilakukan oleh bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda. Selain itu, dengan menggunakan pembelajaran aktif dan bermakna, siswa juga dapat memiliki sikap toleransi dan bertanggung jawab. D. Materi Pembelajaran 1. Perjuangan Bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda dan Sekutu

E. Metode Pembelajaran Model Pembelajaran : Discovery Based Learning Metode : Tanya Jawab, Presentasi, Ceramah Bervariasi, Kunjungan : Studi

F. Media Pembelajaran Alat:

 Laptop  LCD Bahan:

 Video mengenai Perjuangan Bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda dan Sekutu  Powerpoint  Lembar Kerja Siswa (LKS)

G. Sumber Belajar a. Sardiman A.M. 2017. Sejarah Indonesia Kelas XI SMA/MA Semester 2 (Kurikulum 2013 Edisi Revisi). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

154

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

H. Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)

Guru: Orientasi

 Guru mengecek kesiapan fisik kelas sebelum belajar, jika ada sampah atau kotoran bisa dibersihkan terlebih dahulu  Membuka pelajaran dengan doa (religius)  Mendata kehadiran peserta didik (disiplin)  Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan Apersepsi

 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik  Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan materi yang akan disampaikan Motivasi

 Menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti (60 Menit)

Sintak Model Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Stimulation (stimulasi/pemberian KEGIATAN LITERASI rangsangan) Peserta didik diberi rangsangan atau motivasi untuk memusatkan perhatian pada topik materi Perjuangan Bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda dan Sekutu:  Mengamati  Menayangkan video tentang perjuangan bangsa Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda dan Sekutu(rasa ingin tahu)  Membagikan lembar kerja dengan materi mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda dan Sekutu (disiplin)  Menyimak  Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar tentang materi Perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda dan Sekutu. (nasionalisme)

155

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Problem Statement (identifikasi CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIS) masalah) Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan berkaitan dengan video yang disajikan, contohnya:  Mengajukan pertanyaan tentang materi: Perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda dan Sekutu yang tidak dipahami dari apa yang diamati untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis.

Data Collection (pengumpulan KEGIATAN LITERASI data) Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyaan melalui kegiatan:  Membaca sumber lain selain buku teks Peserta didik melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca berbagai referensi dari berbagai sumber yang sesuai dengan materi perjuangan Bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda dan Sekutu

Data Processing (pengolahan CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIS) data)  Mengumpulkan informasi Mencatat semua informasi tentang materi Perjuangan Bangsa Indonesia dalam mempertahankan Kemerdekaan dari ancaman Belanda dan Sekutu yang telah diperoleh dari hasil menonton video maupun kegiatan literasi dari berbagai sumber yang relevan dan kemudian dibuat dalam bentuk resume sejarah. CREATIVITY (KREATIFITAS) Guru memberikan peserta didik tugas untuk membuat resume video.

Verification (pembuktian) COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI) Peserta didik mempresentasikan hasil yang telah dibuat di depan kelas.

156

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Generalization (menarik COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI) kesimpulan)  Guru memberi penegasan pada materi yang telah dipresentasikan peserta didik.  Peserta didik dan guru bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dibahas. Catatan: Selama pembelajaran Perjuangan Bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan berlangsung, guru mengamati sikap peserta didik dalam pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, jujur, kritis, mandiri,toleran,dan bertanggung jawab

Kegiatan Penutup (15 Menit)

Peserta didik:

 Membuat catatan mengenai poin-poin penting yang telah dipelajari sesuai dengan materi Perjuangan Bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda dan Sekutu Guru:

 Guru bersama peserta didik melakukan refleksi dari materi yang sedang dibahas.  Guru melakukan penugasan pada siswa untuk mengunjungi secara mandiri Museum Monumen Yogya Kembali dan membuat video mengenai peninggalan sejarah perjuangan yang ada pada museum tersebut.

I. Penilaian

Penilaian Teknik Rubrik Instrumen Remedial Pengayaan Penilaian Penilaian Penilaian (<70) (>70) Sikap : Observasi 1) Pembelajaran 1) Belaja ulang r Pengetahu- : Tes Tertulis 2) Pemberian mandiri an bimbingan Terlampir secara khusus Keterampil : Proyek 3) Pemberian -an tugas-tugas latihan secara khusus

J. Lampiran Pendukung RPP  Lampiran Penilaian  Lampiran Materi Pelajaran

157

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

EVALUASI PEMBELAJARAN Lembar Jurnal Guru Mata Pelajaran Nama Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Depok Tahun Pelajaran : 2018/2019 Kelas/Semester : XI/Genap Mata Pelajaran : Sejarah (Peminatan) Teknik Penilaian : Observasi Bentuk Instrumen : Lembar Observasi

1. LEMBAR PENILAIAN SIKAP Petunjuk: Lembar ini dinilai oleh Guru. Berilah skor 1-4 pada kolom yang sesuai sesuai dengan hasil observasi Guru.

Sikap Jumlah No Nama Rasa Ingin Bertanggung Skor Nasionalisme Disiplin Tahu Jawab 1. 2. 3. Dst.

Keterangan: Masing-masing kolom diisi dengan kriteria: A = Sangat Baik B = Baik C = Cukup D = Kurang

Nilai = Jumlah Perolehan skor X 100 Skor Maksimal

Kriteria Nilai : 76 - 100 = A 51 - 75 = B 26 - 50 = C < 25 = D

158

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN (TES)  Kisi-kisi tes tertulis (Pilihan Ganda)  Materi Pokok: Perjuangan Bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda dan Sekutu

Bentuk Kompetensi Dasar Indikator Soal Soal

3.10 Menganalisis strategi 3.10.1 Menjelaskan alasan dan bentuk awal Sekutu dan perjuangan bangsa Belanda ingin PG Indonesia dalam kembali menguasai upaya Indonesia pasca mempertahankan proklamasi 1945 kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan 3.10.2 Menganalisis upaya Belanda Belanda dalam menguasai kembali PG Indonesia pasca proklamasi 1945

3.10.3 Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya PG mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda

a. Soal Evaluasi Pilihlah jawaban yang paling tepat dari kelima jawaban yang telah tersedia (A, B, C, D, dan E)! 1. Tugas utama pasukan sekutu di Indonesia adalah … a.Menjadi penengah perundingan d. Membantu Belanda yang ingin Indonesia dan Jepang berkuasa kembali di Indonesia b. Melucuti senjata tentara e.Membantu Indonesia dalam Jepang dan memulangkan ke memproklamasikan negaranya kemerdekaannya c.Mengambil alih kekuasaan Jepang di Indoneisa 2. Pemimpin warga Surabaya pada pertempuran 10 November 1945 adalah ... a.Sudirman d. b. e.Bung Tomo c.Iskan

159

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Pada perjanjian Renville, delegasi Indoneisa diwakili oleh ... a.Mr. Supomo d. Muhammad Hatta b. Rajiman Widyodiningrat e.Muhammad Yamin c.Mr Amir Syarifudin 4. Setelah Indonesia merdeka Belanda datang kembali ke Indonesia untuk membuat pemerintahan sipil yang disebut ... a.NICA d. RIS b. PUTERA e.Gerakan VOC c.Gerakan 3A 5. Tujuan kedatangan NICA di Indonesia adalah ... a.Membantu tentara Jepang b. Menguasai Indonesia c.Mengawasi kemerdekaan Indonesia d. Mengakui kedaulatan RI e.Membantu Menjaga kemerdekaan Indonesia

6. Dalam Serangan Umum 1 Maret Tentara Republik Indonesia berhasil menduduki Kota Yogyakarta selama ... a.4 Jam d. 7 Jam b. 5 Jam e.8 Jam c.6 Jam 7. Dalam KMB Delegasi Indonesia dipimpin oleh ... a.Mr. Sultan Syahrir b. Mr. Moh Hatta c.Mr Amir Syarifuddin d. Mr. Moh Roem e.Mr. Moh Yamin 8. Pada 21 Juli 1947, Belanda melakukan serangan militer yang disebut sebagai ... a.Agresi Perang Belanda I d. Agresi Militer Belanda II b. Agresi Militer Sekutu e.Agresi Perang Belanda II c.Agresi Militer Belanda I 9. Belanda melakukan agresi militer II pada tanggal ... a.19 Desember 1948 d. 21 September 1948 b. 20 Oktober 1948 e.18 Agustus 1948 c.15 Oktober 1948 10. Serangan Umum 1 Maret 1949 memakai sandi ... a. Janur Kuning d. Ayam Jantan b. Gelora Indonesia e.Puputan c. Bintang Fajar 11. Pertempuran di Surabaya terjadi pada tanggal ... a. 2 Mei 1945 d. 20 Oktober 1945 b. 20 Mei 1945 e. 10 November 1945 c. 10 Juli 1945

160

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12. PBB membentuk “Komisi Tiga Negara” untuk menyelesaikan sengketa Indonesia dan Belanda yang beranggotakan negara berikut kecuali ... a. Inggris d. Australia b. Amerika Serikat e. Semua salah c. Belgia 13. Pasukan sekutu mendarat di Medan pada 9 Oktober 1945 dipimpin oleh ... a. Thomas Rafless d. A.W.S. Mallaby b. Westerling e. Jhon Wick c. T.E.D. Kelly 14. Jendral Inggris yang tewas dalam pertempuran Surabaya ... a. Thomas Rafless b. T.E.D. Kelly c. A.W.S. Mallaby d. Jhon Wick e. Westerling 15. Para pejuang Bandung membumi hanguskan kota saat melawan tentara sekutu dengan cara membakar ... a. Ban b. Sampah c. Gedung-gedung penting d. Bendera Belanda e. Kendaraan perang

161

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kunci Jawaban 1. D 6. C 11. E 2. E 7. B 12. A 3. C 8. C 13. C 4. A 9. A 14. C 5. B 10. A 15. C

Setiap soal memiliki bobot yang sama = 1

Nilai = Jumlah Perolehan skorX 100 Skor maksimum Keterangan: 90 - 100 = sudah melampaui kompetensi 80 - 89 = sudah melampaui kompetensi 70 - 79 = sudah mencapai kompetensi 60 - 69 = belum melampaui kompetensi >60= kurang mencapai kompetensi

162

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN (NON TES) Nama Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Depok Tahun Pelajaran : 2018/2019 Mata Pelajaran : Sejarah (Wajib) Petunjuk : Lembar Penilaian Keterampilan ini diisi oleh guru Bentuk Tugas : Video Kelas/Semester : XI/Genap Tanggal Penilaian : ______

A. Kompetensi Dasar : 4.10 Mengolah informasi tentang strategi dan bentuk perjuangan Bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah B. Deskripsi Tugas : 1) Bentuk Tugas : Membuat video mengenai sejarah perjuangan Bangsa Indonesia pasca kemerdekaan yang terdapat di Museum Monumen Yogya Kembali. 2) Tempat/Waktu : 1 Minggu 3) Bentuk Laporan : Video 4) Rubrik Penilaian : Petunjuk: Lembar ini dinilai oleh Guru. Berilah skor 1-4 pada kolom yang sesuai sesuai dengan hasil observasi Guru. Aspek Yang Dinilai Relevansi Teknik Jumlah No Nama Kreativitas Narasi (1-4) isi Video pengambilan skor (1-4) (1-4) Video (1-4) 1 2 dst.

Keterangan : Masing-masing kolom diisi dengan kriteria: 4 = Sangat Baik 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang

Nilai = Jumlah Perolehan Skor X 100 Skor maksimum

Kriteria Nilai: 76-100 = A 51-75 = B 26-50 = C >25 = D

163

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 18

TABEL LAMPIRAN 1. ASPEK KOGNITIF

Nomor Soal (Pengetahuan) No Nama Jumlah Skor Nilai Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Andreas Bagus 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 41 85,41 Sangat Tinggi 2 Maria Fernanda 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 40 83,33 Sangat Tinggi 3 Falentina Dian 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 41 85,41 Sangat Tinggi 4 Melsaria Permata Sari 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 40 83,33 Sangat Tinggi 5 Diyah Kusuma 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 43 89,58 Sangat Tinggi 6 Deti Wulandari 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 43 89,58 Sangat Tinggi 7 Dea Oktaviani 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 40 83,33 Sangat Tinggi 8 Rai 1 2 1 3 1 2 1 4 3 1 4 4 27 56,25 Cukup 9 Ghina Amara 1 2 3 2 2 1 4 4 4 1 4 2 30 62,5 Tinggi 10 Fitri S 3 3 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 43 89,58 Sangat Tinggi 11 Reva Ghalager 4 4 3 2 1 2 3 1 1 2 3 3 29 60,41 Tinggi 12 Agnes K 4 4 3 1 4 1 4 4 3 4 4 4 40 83,33 Sangat Tinggi 13 Saiful R 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 45 93,75 Sangat Tinggi 14 Angelina Cindy 4 4 3 4 4 3 4 2 3 2 4 3 40 83,33 Sangat Tinggi 15 Syah Badai 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 44 91,66 Sangat Tinggi 16 Dimas Okiliyansah 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 75 Sangat Tinggi 17 Rizky M Ramadhan 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 38 79,16 Sangat Tinggi 18 Yudistira Wardani 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 75 Sangat Tinggi 19 Syahdan Arbian 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 38 79,16 Sangat Tinggi 20 Stefani Susnito 4 3 3 4 4 3 2 2 1 2 1 2 31 64,58 Tinggi 21 Shella Dwi Lestari 4 3 4 3 3 3 1 2 2 2 1 2 30 62,5 Tinggi 22 Ayesha Lintang 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 37 77,08 Sangat Tinggi 23 Alifia Rahma Andini 4 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 32 66,66 Tinggi 24 Vingky Amanda Dewi 4 3 3 3 4 4 3 2 3 2 2 2 35 72,91 Tinggi 25 Susan Putri Wahyuni 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 38 79,16 Sangat Tinggi 26 Siska Putrianti 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 31 64,58 Tinggi

164

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27 Marcelina Eka Nurfadila 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 31 64,58 Tinggi 28 Blasius Kristian Andi 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 43 89,58 Sangat Tinggi 29 Lyvia Nuri S 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 2 37 77,08 Sangat Tinggi 30 Denita Rahmayati 3 3 3 4 4 4 4 3 2 2 2 3 37 77,08 Sangat Tinggi Jumlah 1116 150 Max 45 93,75 Min 27 56,25 Mean 37.2 75

Kategori Keterangan Interval skor A Sangat Tinggi X > 74,99 B Tinggi 58,33 < X > 74,99 C Cukup 41,67 < X > 58,33 D Rendah 25,01 < X > 41,67 E Sangat Rendah X < 25,01

165

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 19

LAMPIRAN TABEL 2. ASPEK SIKAP

NomorSoal (Sikap) No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 JumlahSkor Nilai Kategori 1 Andreas Bagus 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 36 90 Sangat Tinggi 2 Maria Fernanda 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 36 90 Sangat Tinggi 3 Falentina Dian 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 34 85 Sangat Tinggi 4 Melsaria Permata Sari 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 32 80 Sangat Tinggi 5 Diyah Kusuma 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 32 80 Sangat Tinggi 6 Deti Wulandari 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 33 82,5 Sangat Tinggi 7 Dea Oktaviani 4 4 4 4 4 3 2 3 2 3 33 82,5 Sangat Tinggi 8 Rai 4 2 1 2 1 4 3 1 3 2 23 57,5 Cukup 9 Ghina Amara 2 3 1 4 1 4 3 1 4 1 24 60 Tinggi 10 Fitri S 4 4 4 4 4 4 1 4 1 4 34 85 Sangat Tinggi 11 Reva Ghalager 1 2 4 1 4 3 4 3 2 4 28 70 Tinggi 12 Agnes K 4 1 3 4 4 4 4 4 4 3 35 87,5 Sangat Tinggi 13 Saiful R 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 35 87,5 Sangat Tinggi 14 Angelina Cindy 4 4 3 3 3 3 3 4 2 2 31 77,5 Sangat Tinggi 15 Syah Badai 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 38 95 Sangat Tinggi 16 Dimas Okiliyansah 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 29 72,5 Tinggi 17 Rizky M Ramadhan 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 75 Sangat Tinggi 18 Yudistira Wardani 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 29 72,5 Tinggi 19 Syahdan Arbian 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 32 80 Sangat Tinggi 20 Stefani Susnito 4 4 2 2 3 1 1 2 2 1 22 55 Cukup 21 Shella Dwi Lestari 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 25 62,5 Tinggi

166

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22 Ayesha Lintang 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 35 87,5 Sangat Tinggi 23 Alifia Rahma Andini 3 4 4 1 1 2 2 2 2 3 24 60 Tinggi 24 Vingky Amanda Dewi 3 3 4 1 1 2 2 2 2 3 23 57,5 Cukup 25 Susan Putri Wahyuni 3 3 3 3 3 2 2 4 2 3 28 70 Tinggi 26 Siska Putrianti 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 25 62,5 Tinggi 27 Marcelina Eka Nurfadila 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 25 62,5 Tinggi 28 Blasius Kristian Andi 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 31 77,5 Sangat Tinggi 29 Lyvia Nuri S 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 29 72,5 Tinggi 30 Denita Rahmayati 3 4 3 2 3 4 3 3 2 2 29 72,5 Tinggi Jumlah 900 1075 Max 38 95 Min 22 55 Mean 30 76.78571

Kategori Keterangan Interval skor A Sangat Tinggi X > 74,99 B Tinggi 58,33 < X > 74,99 C Cukup 41,67 < X > 58,33 D Rendah 25,01 < X > 41,67 E Sangat Rendah X < 25,01

167

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 20

LAMPIRAN TABEL 3. ASPEK AMAN

NomorSoal (Aman) No Nama JumlahSkor Nilai Kategori 1 2 1 Andreas Bagus 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 2 Maria Fernanda 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 3 Falentina Dian 3 3 6 75 Sangat Tinggi 4 Melsaria Permata Sari 3 3 6 75 Sangat Tinggi 5 Diyah Kusuma 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 6 Deti Wulandari 4 4 8 100 Sangat Tinggi 7 Dea Oktaviani 4 1 5 62,5 Tinggi 8 Rai 2 4 6 75 Sangat Tinggi 9 Ghina Amara 2 4 6 75 Sangat Tinggi 10 Fitri S 4 4 8 100 Sangat Tinggi 11 Reva Ghalager 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 12 Agnes K 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 13 Saiful R 4 2 6 75 Sangat Tinggi 14 Angelina Cindy 4 4 8 100 Sangat Tinggi 15 Syah Badai 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 16 Dimas Okiliyansah 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 17 Rizky M Ramadhan 3 3 6 75 Sangat Tinggi 18 Yudistira Wardani 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 19 Syahdan Arbian 3 3 6 75 Sangat Tinggi 20 Stefani Susnito 3 1 4 50 Cukup 21 Shella Dwi Lestari 3 1 4 50 Cukup 22 Ayesha Lintang 4 4 8 100 Sangat Tinggi 23 Alifia Rahma Andini 4 4 8 100 Sangat Tinggi 24 Vingky Amanda Dewi 1 4 5 62,5 Tinggi 25 Susan Putri Wahyuni 3 1 4 50 Cukup 26 Siska Putrianti 3 1 4 50 Cukup

168

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27 Marcelina Eka Nurfadila 2 1 3 37,5 Rendah 28 Blasius Kristian Andi 4 4 8 100 Sangat Tinggi 29 Lyvia Nuri S 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 30 Denita Rahmayati 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi Jumlah 189 1325 Max 8 100 Min 3 37,5 Mean 6.3 77.94

Kategori Keterangan Interval skor A Sangat Tinggi X > 74,99 B Tinggi 58,33 < X > 74,99 C Cukup 41,67 < X > 58,33 D Rendah 25,01 < X > 41,67 E Sangat Rendah X < 25,01

169

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 21

LAMPIRAN TABEL 4. ASPEK TERTIB

NomorSoal (Tertib) No Nama JumlahSkor Nilai Kategori 1 2 1 Andreas Bagus 3 3 6 75 Sangat Tinggi 2 Maria Fernanda 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 3 Falentina Dian 4 4 8 100 Sangat Tinggi 4 Melsaria Permata Sari 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 5 Diyah Kusuma 4 4 8 100 Sangat Tinggi 6 Deti Wulandari 3 3 6 75 Sangat Tinggi 7 Dea Oktaviani 4 1 5 62,5 Tinggi 8 Rai 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 9 Ghina Amara 1 3 4 50 Cukup 10 Fitri S 4 4 8 100 Sangat Tinggi 11 Reva Ghalager 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 12 Agnes K 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 13 Saiful R 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 14 Angelina Cindy 3 2 5 62,5 Tinggi 15 Syah Badai 3 3 6 75 Sangat Tinggi 16 Dimas Okiliyansah 3 3 6 75 Sangat Tinggi 17 Rizky M Ramadhan 3 3 6 75 Sangat Tinggi 18 Yudistira Wardani 3 3 6 75 Sangat Tinggi 19 Syahdan Arbian 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 20 Stefani Susnito 3 1 4 50 Cukup 21 Shella Dwi Lestari 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 22 Ayesha Lintang 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 23 Alifia Rahma Andini 2 4 6 75 Sangat Tinggi 24 Vingky Amanda Dewi 2 3 5 62,5 Tinggi 25 Susan Putri Wahyuni 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 26 Siska Putrianti 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi

170

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27 Marcelina Eka Nurfadila 3 3 6 75 Sangat Tinggi 28 Blasius Kristian Andi 3 3 6 75 Sangat Tinggi 29 Lyvia Nuri S 3 2 5 62,5 Tinggi 30 Denita Rahmayati 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi Jumlah 190 1075 Max 8 100 Min 4 50 Mean 6.33 76.79

Kategori Keterangan Interval skor A Sangat Tinggi X > 74,99 B Tinggi 58,33 < X > 74,99 C Cukup 41,67 < X > 58,33 D Rendah 25,01 < X > 41,67 E Sangat Rendah X < 25,01

171

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 22

LAMPIRAN TABEL 5. ASPEK BERSIH

NomorSoal (Bersih) No Nama JumlahSkor Nilai Kategori 1 2 3 4 1 Andreas Bagus 3 4 4 4 15 93,75 Sangat Tinggi 2 Maria Fernanda 3 3 4 3 13 81,25 Sangat Tinggi 3 Falentina Dian 4 3 3 4 14 87,5 Sangat Tinggi 4 Melsaria Permata Sari 4 3 3 4 14 87,5 Sangat Tinggi 5 Diyah Kusuma 4 4 4 3 15 93,75 Sangat Tinggi 6 Deti Wulandari 3 3 4 3 13 81,25 Sangat Tinggi 7 Dea Oktaviani 4 4 1 1 10 62,5 Tinggi 8 Rai 3 3 3 2 11 68,75 Tinggi 9 Ghina Amara 3 3 2 1 9 56,25 Cukup 10 Fitri S 4 4 4 4 16 100 Sangat Tinggi 11 Reva Ghalager 4 2 3 4 13 81,25 Sangat Tinggi 12 Agnes K 4 3 3 4 14 87,5 Sangat Tinggi 13 Saiful R 3 3 4 3 13 81,25 Sangat Tinggi 14 Angelina Cindy 3 3 2 2 10 62,5 Tinggi 15 Syah Badai 4 4 3 1 12 75 Sangat Tinggi 16 Dimas Okiliyansah 3 3 3 3 12 75 Sangat Tinggi 17 Rizky M Ramadhan 3 3 3 3 12 75 Sangat Tinggi 18 Yudistira Wardani 3 2 3 3 11 68,75 Tinggi 19 Syahdan Arbian 3 3 2 2 10 62,5 Tinggi 20 Stefani Susnito 4 4 2 2 12 75 Sangat Tinggi 21 Shella Dwi Lestari 3 4 4 4 15 93,75 Sangat Tinggi 22 Ayesha Lintang 4 3 4 3 14 87,5 Sangat Tinggi 23 Alifia Rahma Andini 2 3 4 4 13 81,25 Sangat Tinggi 24 Vingky Amanda Dewi 2 3 3 3 11 68,75 Tinggi 25 Susan Putri Wahyuni 3 3 4 4 14 87,5 Sangat Tinggi 26 Siska Putrianti 3 3 4 4 14 87,5 Sangat Tinggi

172

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27 Marcelina Eka Nurfadila 3 3 3 3 12 75 Sangat Tinggi 28 Blasius Kristian Andi 3 3 3 3 12 75 Sangat Tinggi 29 Lyvia Nuri S 3 3 2 2 10 62,5 Tinggi 30 Denita Rahmayati 3 3 4 4 14 87,5 Sangat Tinggi Jumlah 378 550 Max 16 100 Min 9 75 Mean 12.6 78.57

Kategori Keterangan Interval skor A Sangat Tinggi X > 74,99 B Tinggi 58,33 < X > 74,99 C Cukup 41,67 < X > 58,33 D Rendah 25,01 < X > 41,67 E Sangat Rendah X < 25,01

173

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 23

LAMPIRAN TABEL 6. ASPEK SEJUK

NomorSoal (Sejuk) No Nama JumlahSkor Nilai Kategori 1 2 1 Andreas Bagus 3 3 6 75 Sangat Tinggi 2 Maria Fernanda 4 4 8 100 Sangat Tinggi 3 Falentina Dian 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 4 Melsaria Permata Sari 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 5 Diyah Kusuma 3 3 6 75 Sangat Tinggi 6 Deti Wulandari 3 3 6 75 Sangat Tinggi 7 Dea Oktaviani 3 1 4 50 Cukup 8 Rai 4 2 6 75 Sangat Tinggi 9 Ghina Amara 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 10 Fitri S 4 4 8 100 Sangat Tinggi 11 Reva Ghalager 4 1 5 62,5 Tinggi 12 Agnes K 4 4 8 100 Sangat Tinggi 13 Saiful R 4 4 8 100 Sangat Tinggi 14 Angelina Cindy 3 3 6 75 Sangat Tinggi 15 Syah Badai 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 16 Dimas Okiliyansah 3 3 6 75 Sangat Tinggi 17 Rizky M Ramadhan 3 3 6 75 Sangat Tinggi 18 Yudistira Wardani 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 19 Syahdan Arbian 3 3 6 75 Sangat Tinggi 20 Stefani Susnito 4 2 6 75 Sangat Tinggi 21 Shella Dwi Lestari 3 3 6 75 Sangat Tinggi 22 Ayesha Lintang 4 4 8 100 Sangat Tinggi 23 Alifia Rahma Andini 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 24 Vingky Amanda Dewi 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 25 Susan Putri Wahyuni 4 4 8 100 Sangat Tinggi 26 Siska Putrianti 3 3 6 75 Sangat Tinggi

174

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27 Marcelina Eka Nurfadila 3 2 5 62,5 Tinggi 28 Blasius Kristian Andi 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 29 Lyvia Nuri S 3 1 4 50 Cukup 30 Denita Rahmayati 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi Jumlah 195 1525 Max 8 100 Min 4 50 Mean 6.5 80.26

Kategori Keterangan Interval skor A Sangat Tinggi X > 74,99 B Tinggi 58,33 < X > 74,99 C Cukup 41,67 < X > 58,33 D Rendah 25,01 < X > 41,67 E Sangat Rendah X < 25,01

175

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 24

LAMPIRAN TABEL 7. ASPEK INDAH

NomorSoal (Indah) No Nama JumlahSkor Nilai Kategori 1 2 3 4 1 Andreas Bagus 4 4 4 3 15 93,75 Sangat Tinggi 2 Maria Fernanda 4 3 4 3 14 87,5 Sangat Tinggi 3 Falentina Dian 3 4 3 3 13 81,25 Sangat Tinggi 4 Melsaria Permata Sari 4 4 4 3 15 93,75 Sangat Tinggi 5 Diyah Kusuma 4 3 3 4 14 87,5 Sangat Tinggi 6 Deti Wulandari 3 3 3 4 13 81,25 Sangat Tinggi 7 Dea Oktaviani 3 3 1 1 8 50 Cukup 8 Rai 1 2 3 4 10 62,5 Tinggi 9 Ghina Amara 4 4 2 4 14 87,5 Sangat Tinggi 10 Fitri S 4 4 4 4 16 100 Sangat Tinggi 11 Reva Ghalager 1 1 1 1 4 25 Sangat Rendah 12 Agnes K 4 4 4 3 15 93,75 Sangat Tinggi 13 Saiful R 2 2 3 3 10 62,5 Tinggi 14 Angelina Cindy 3 3 2 3 11 68,75 Tinggi 15 Syah Badai 4 4 3 4 15 93,75 Sangat Tinggi 16 Dimas Okiliyansah 3 3 3 3 12 75 Sangat Tinggi 17 Rizky M Ramadhan 3 3 3 3 12 75 Sangat Tinggi 18 Yudistira Wardani 4 4 3 3 14 87,5 Sangat Tinggi 19 Syahdan Arbian 3 3 3 1 10 62,5 Tinggi 20 Stefani Susnito 4 4 1 4 13 81,25 Sangat Tinggi 21 Shella Dwi Lestari 4 3 3 4 14 87,5 Sangat Tinggi 22 Ayesha Lintang 3 3 4 3 13 81,25 Sangat Tinggi 23 Alifia Rahma Andini 3 3 3 4 13 81,25 Sangat Tinggi 24 Vingky Amanda Dewi 3 3 4 3 13 81,25 Sangat Tinggi 25 Susan Putri Wahyuni 4 4 4 4 16 100 Sangat Tinggi 26 Siska Putrianti 3 3 3 3 12 75 Sangat Tinggi

176

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27 Marcelina Eka Nurfadila 3 3 2 2 10 62,5 Tinggi 28 Blasius Kristian Andi 3 3 3 3 12 75 Sangat Tinggi 29 Lyvia Nuri S 3 3 2 1 9 56,25 Cukup 30 Denita Rahmayati 3 3 3 3 12 75 Sangat Tinggi Jumlah 372 650 Max 16 100 Min 4 25 Mean 12.4 72.22

Kategori Keterangan Interval skor A Sangat Tinggi X > 74,99 B Tinggi 58,33 < X > 74,99 C Cukup 41,67 < X > 58,33 D Rendah 25,01 < X > 41,67 E Sangat Rendah X < 25,01

177

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 25

LAMPIRAN TABEL 8. ASPEK RAMAH TAMAH

NomorSoal (Ramah Tamah) No Nama JumlahSkor Nilai Kategori 1 2 1 Andreas Bagus 3 3 6 75 Sangat Tinggi 2 Maria Fernanda 3 3 6 75 Sangat Tinggi 3 Falentina Dian 4 4 8 100 Sangat Tinggi 4 Melsaria Permata Sari 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 5 Diyah Kusuma 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 6 Deti Wulandari 3 3 6 75 Sangat Tinggi 7 Dea Oktaviani 3 1 4 50 Cukup 8 Rai 1 3 4 50 Cukup 9 Ghina Amara 4 1 5 62,5 Tinggi 10 Fitri S 4 4 8 100 Sangat Tinggi 11 Reva Ghalager 3 2 5 62,5 Tinggi 12 Agnes K 4 4 8 100 Sangat Tinggi 13 Saiful R 2 2 4 50 Cukup 14 Angelina Cindy 3 3 6 75 Sangat Tinggi 15 Syah Badai 4 4 8 100 Sangat Tinggi 16 Dimas Okiliyansah 3 3 6 75 Sangat Tinggi 17 Rizky M Ramadhan 3 3 6 75 Sangat Tinggi 18 Yudistira Wardani 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 19 Syahdan Arbian 3 2 5 62,5 Tinggi 20 Stefani Susnito 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 21 Shella Dwi Lestari 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 22 Ayesha Lintang 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 23 Alifia Rahma Andini 2 3 5 62,5 Tinggi 24 Vingky Amanda Dewi 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 25 Susan Putri Wahyuni 2 4 6 75 Sangat Tinggi 26 Siska Putrianti 3 3 6 75 Sangat Tinggi

178

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27 Marcelina Eka Nurfadila 3 2 5 62,5 Tinggi 28 Blasius Kristian Andi 3 3 6 75 Sangat Tinggi 29 Lyvia Nuri S 3 2 5 62,5 Tinggi 30 Denita Rahmayati 3 3 6 75 Sangat Tinggi Jumlah 183 1300 Max 8 100 Min 4 50 Mean 6.1 76.47

Kategori Keterangan Interval skor A Sangat Tinggi X > 74,99 B Tinggi 58,33 < X > 74,99 C Cukup 41,67 < X > 58,33 D Rendah 25,01 < X > 41,67 E Sangat Rendah X < 25,01

179

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 26

LAMPIRAN TABEL 9. ASPEK KENANGAN

NomorSoal (Kenangan) No Nama JumlahSkor Nilai Kategori 1 2 1 Andreas Bagus 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 2 Maria Fernanda 4 4 8 100 Sangat Tinggi 3 Falentina Dian 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 4 Melsaria Permata Sari 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 5 Diyah Kusuma 4 4 8 100 Sangat Tinggi 6 Deti Wulandari 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 7 Dea Oktaviani 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 8 Rai 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 9 Ghina Amara 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 10 Fitri S 4 4 8 100 Sangat Tinggi 11 Reva Ghalager 4 1 5 62,5 Tinggi 12 Agnes K 4 4 8 100 Sangat Tinggi 13 Saiful R 4 4 8 100 Sangat Tinggi 14 Angelina Cindy 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 15 Syah Badai 4 4 8 100 Sangat Tinggi 16 Dimas Okiliyansah 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 17 Rizky M Ramadhan 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 18 Yudistira Wardani 4 4 8 100 Sangat Tinggi 19 Syahdan Arbian 3 3 6 75 Sangat Tinggi 20 Stefani Susnito 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 21 Shella Dwi Lestari 3 2 5 62,5 Tinggi 22 Ayesha Lintang 3 3 6 75 Sangat Tinggi 23 Alifia Rahma Andini 3 2 5 62,5 Tinggi 24 Vingky Amanda Dewi 3 2 5 62,5 Tinggi 25 Susan Putri Wahyuni 3 2 5 62,5 Tinggi 26 Siska Putrianti 3 2 5 62,5 Tinggi

180

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27 Marcelina Eka Nurfadila 3 2 5 62,5 Tinggi 28 Blasius Kristian Andi 3 3 6 75 Sangat Tinggi 29 Lyvia Nuri S 3 3 6 75 Sangat Tinggi 30 Denita Rahmayati 2 3 5 62,5 Tinggi Jumlah 197 1000 Max 8 100 Min 5 75 Mean 6.57 90.91

Kategori Keterangan Interval skor A Sangat Tinggi X > 74,99 B Tinggi 58,33 < X > 74,99 C Cukup 41,67 < X > 58,33 D Rendah 25,01 < X > 41,67 E Sangat Rendah X < 25,01

181

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 27

FOTO DOKUMENTASI

Berfoto dengan Pak Nanang selaku Kepala Bagian Operasional Museum Monjali (Sumber: Dokumentasi Pribadi diambil pada tanggal 15 Maret 2019)

Berfoto dengan Pak Sigit selaku Pengelola Museum dan Pencatat Buku Tamu Lantai 2 (Sumber: Dokumentasi Pribadi diambil pada tanggal 15 Maret 2019)

182

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Beberapa pengunjung (siswa) mengerjakan kuesioner yang diberikan oleh Peneliti (Sumber: Dokumentasi Pribadi diambil pada 17 Maret 2019)

Peneliti berfoto bersama guru setelah melakukan wawancara (Sumber: Dokumentasi Pribadi diambil pada 17 Maret 2017)

183

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ruang Garbha Graha yang berada di lantai 3 dan digunakan untuk mengheningkan cipta (Sumber: Dokumentasi Pribadi diambil pada 15 Maret 2019)

Bagian Luar Museum Monumen Yogya Kembali (Sumber: Dokumentasi Pribadi diambil pada tanggal 12 Maret 2019)

184

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 28

DENAH RUANG MUSEUM MONUMEN YOGYA KEMBALI

Denah Ruang Lantai 1 Museum Monumen Yogya Kembali (Diambil dari http://monjali6789.blogspot.com/, diakses pada 22 Juli 2019 pukul 18:27 WIB)

185