PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PEMANFAATAN MUSEUM MONUMEN YOGYA KEMBALI SEBAGAI
SUMBER BELAJAR DAN DESTINASI PARIWISATA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah
Disusun oleh: Andreas Parama Kumudasmara (141314011)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk: 1. Kedua orang tua saya (Thomas Liwung Bayu W dan Anastasia Atik S) yang selalu memberikan dukungan baik materi maupun moril kepada saya. 2. Adik kandung saya (Veronica Rema Rismarini). 3. Teman-teman, sahabat, dan pacar saya.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
Bekerja sama memang perlu, tapi pastikan dulu pekerjaanmu sudah terselesaikan tepat waktu. (Andreas Parama Kumudasmara)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 19 Juli 2019 Penulis
Andreas Parama Kumudasmara
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Andreas Parama Kumudasmara NIM : 141314011 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul: “PEMANFAATAN MUSEUM MONUMEN YOGYA KEMBALI SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN DESTINASI PARIWISATA” Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pengkalan data, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 19 Juli 2019 Yang menyatakan,
Andreas Parama Kumudasmara
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PEMANFAATAN MUSEUM MONUMEN YOGYA KEMBALI SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN DESTINASI PARIWISATA
Andreas Parama Kumudasmara 141314011
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) latar belakang dibangunnya Museum Monumen Yogya Kembali, (2) koleksi museum yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar, (3) kegiatan museum yang berkaitan dengan fungsi museum sebagai sumber belajar dan pariwisata, dan (4) tanggapan pengunjung terhadap keberadaan museum sebagai sumber belajar dan destinasi wisata. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Subjek penelitian ini adalah pengunjung dan pengelola Museum Monumen Yogya Kembali yang dipilih menggunakan teknik non-probability sampling dengan snowball sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam, dan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) latar belakang dibangunnya Museum Monumen Yogya Kembali adalah untuk mengabadikan peristiwa kembalinya Yogyakarta ditangan bangsa Indonesia, (2) semua koleksi di museum memiliki nilai historis yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai sumber belajar terutama sejarah, (3) museum memiliki berbagai macam kegiatan yang berkaitan dengan fungsi museum sebagai sumber belajar dan pariwisata yaitu upacara pada hari bersejarah, travel dialogue, museum goes to campus, dan fasilitas taman lampion yang dapat digunakan pengunjung untuk berwisata setelah mengunjungi museum, (4) tanggapan pengunjung terhadap fungsi museum sebagai sumber belajar dan destinasi pariwisata sangat positif. Pengunjung dapat belajar mengenai sejarah sekaligus berwisata di taman lampion yang berada di sekitar komplek museum.
Kata kunci: Museum Monumen Yogya Kembali, Monjali, Sumber Belajar, Pariwisata.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
UTILIZATION OF MUSEUM MONUMEN YOGYA KEMBALI AS LEARNING RESOURCES AND TOURISM
Andreas Parama Kumudasmara 141314011
This research aims to describe: (1) background of the establishment of Museum Monumen Yogya Kembali, (2) collection in the museum, (3) education and tourism activities in the museum, and (4) the visitor’s response of Utilization of museum as learning resources and tourism. The method of this research is qualitative with case study. Subject for this research are visitors and museum worker selected by non-probability sampling with snowball sampling. Data were collected with observation, interview, and questionnaire. Data analyzing for this research used Miles and Huberman technique consisting of data collecting, data reduction, data presentation, and conclusion. The result of this research show the following: (1) The establishment of the Museum Monumen Yogya Kembali is for remembering about the return of Capital City of Indonesia at that time, (2) all collection in Museum Yogya Kembali have historical values which can be used for historical learning, (3) Museum has a lot of events for education and tourism like flag ceremony, travel dialogue, museum goes to campus, and lantern park which can be used by visitor for tour after visit to the museum, (4) the visitor’s responses on the utilization of museum as learning resources and tourism are positive. Visitors can study about history and also traveled to lantern park located on around museum.
Key words: Yogya Kembali Monument, Learning Resources, Tourism.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan syukur dan terima kasih atas karunia Tuhan Yang Maha Esa sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pemanfaatan Museum Monumen Yogya Kembali Sebagai Sumber Belajar dan Pariwisata”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi di Program Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang selalu memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis selama menyusun skripsi ini. 4. Bapak Hendra Kurniawan, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang selalu memberikan dukungan, bimbingan, dan motivasi kepada penulis saat menyusun skripsi ini. 5. Kedua orang tua dan adik yang selalu mendukung dan mendoakan penulis selama studi di Sanata Dharma. 6. Teman-teman yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan bantuan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini 7. Kepada seseorang yang spesial bagi penulis karena senantiasa membantu penulis dalam penulisan skripsi ini 8. Kepada Jennie, Rose, Lisa, dan Jisoo yang selalu memberi semangat positif kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan di masa mendatang. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
Yogyakarta, 19 Juli 2019 Penulis,
Andreas Parama Kumudasmara
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...... ii HALAMAN PENGESAHAN ...... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...... iv HALAMAN MOTTO ...... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...... vii ABSTRAK ...... viii ABSTRACT ...... ix KATA PENGANTAR ...... x DAFTAR ISI ...... xii DAFTAR TABEL ...... xiv DAFTAR GAMBAR ...... xv DAFTAR LAMPIRAN ...... xvi BAB I PENDAHULUAN ...... 1 A. Latar Belakang ...... 1 B. Rumusan Masalah ...... 7 C. Tujuan Penelitian ...... 7 D. Manfaat Penelitian ...... 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA ...... 10 A. Kajian Teori ...... 10 1. Museum ...... 10 2. Monumen Yogya Kembali ...... 12 3. Sumber Belajar ...... 15 4. Pariwisata ...... 19 B. Penelitian yang Relevan ...... 24 C. Kerangka Pikir ...... 27
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...... 30 A. Jenis Penelitian ...... 30 B. Tempat dan Waktu Penelitian ...... 31 C. Sumber Data ...... 32 D. Metode Pengumpulan Data ...... 32 E. Instrumen Pengumpulan Data ...... 34 F. Teknik Pengambilan Sampel ...... 36 G. Validitas Data ...... 37 H. Teknik Analisis Data ...... 39 I. Sistematika Penulisan ...... 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...... 44 A. Deskripsi Lokasi Penelitian ...... 44 B. Deskripsi Hasil Penelitian ...... 47 1. Latar Belakang Berdirinya Museum ...... 47 2. Koleksi yang ada di Museum ...... 50 3. Kegiatan yang ada di Museum ...... 58 4. Tanggapan Pengunjung terhadap Keberadaan Museum Monumen Yogya Kembali Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata ...... 63 C. Pembahasan ...... 82 1. Latar Belakang Berdirinya Museum ...... 82 2. Koleksi yang ada di Museum ...... 85 3. Kegiatan yang ada di Museum ...... 88 4. Tanggapan Pengunjung terhadap Keberadaan Museum Monumen Yogya Kembali Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata ...... 93 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...... 102 A. Kesimpulan ...... 102 B. Saran ...... 106 DAFTAR PUSTAKA ...... 108 LAMPIRAN ...... 111
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Waktu Penelitian ...... 32 Tabel 2. Tabel Interval Skor Kuesioner ...... 42 Tabel 3. Daftar Koleksi Museum ...... 51
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar I. Gambaran Perubahan Sumber Belajar ...... 16 Gambar II. Kerucut Pengalaman Edgar Dale ...... 17 Gambar III. Kerangka Pikir ...... 29 Gambar IV. Teknik Analisis Miles dan Huberman ...... 40 Gambar V. Grafik Pengunjung Museum Monumen Yogya Kembali ...... 61 Gambar VI. Diagram Hasil Kuesioner Aspek Pengetahuan...... 64 Gambar VII. Diagram Hasil Kuesioner Aspek Sikap ...... 66 Gambar VIII. Diagram Hasil Kuesioner Aspek Aman ...... 68 Gambar IX. Diagram Hasil Kuesioner Aspek Tertib ...... 70 Gambar X. Diagram Hasil Kuesioner Aspek Bersih...... 72 Gambar XI. Diagram Hasil Kuesioner Aspek Sejuk ...... 74 Gambar XII. Diagram Hasil Kuesioner Aspek Indah ...... 76 Gambar XIII. Diagram Hasil Kuesioner Aspek Ramah Tamah ...... 78 Gambar XIV. Diagram Hasil Kuesioner Aspek Kenangan ...... 79 Gambar XV. Diagram Perbandingan Fungsi Museum Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Pariwisata ...... 81
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Catatan lapangan 1: Lembar Observasi Museum ...... 112 Lampiran 2. Lembar Pengamatan Dokumen ...... 113 Lampiran 3. Kisi-kisi Wawancara...... 114 Lampiran 4. Lembar Wawancara Siswa, Guru, dan Pengelola Museum Museum Monumen Yogya Kembali ...... 115 Lampiran 5. Catatan Lapangan 2: Wawancara pengelola museum 1 ...... 117 Lampiran 6. Catatan Lapangan 3: Wawancara pengelola museum 2 ...... 120 Lampiran 7. Catatan Lapangan 4: Wawancara pengunjung museum 1 ...... 122 Lampiran 8. Catatan Lapangan 5: Wawancara pengunjung museum 2 ...... 124 Lampiran 9. Catatan Lapangan 6: Wawancara pengunjung museum 3 ...... 126 Lampiran 10. Catatan Lapangan 7: Wawancara pengunjung museum 4 ...... 128 Lampiran 11. Catatan Lapangan 8: Wawancara pengunjung museum 5 ...... 130 Lampiran 12. Catatan Lapangan 9: Wawancara pengunjung museum 6 ...... 132 Lampiran 13. Catatan Lapangan 10: Wawancara pengunjung museum 7 ...... 134 Lampiran 14. Catatan Lapapangan 11: Wawancara pengunjung museum 8 ... 136 Lampiran 15. Catatan Lapangan 12: Wawancara pengunjung museum 9 ...... 138 Lampiran 16. Silabus ...... 140 Lampiran 17. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...... 154 Lampiran 18. Tabel Data Kuesioner Aspek Pengetahuan ...... 164 Lampiran 19. Tabel Data Kuesioner Aspek Sikap ...... 166 Lampiran 20. Tabel Data Kuesioner Aspek Sapta Pesona Aman ...... 168 Lampiran 21. Tabel Data Kuesioner Aspek Sapta Pesona Tertib ...... 170 Lampiran 22. Tabel Data Kuesioner Aspek Sapta Pesona Bersih ...... 172 Lampiran 23. Tabel Data Kuesioner Aspek Sapta Pesona Sejuk...... 174 Lampiran 24. Tabel Data Kuesioner Aspek Sapta Pesona Indah...... 176 Lampiran 25. Tabel Data Kuesioner Aspek Sapta Pesona Ramah Tamah ...... 178 Lampiran 26. Tabel Data Kuesioner Aspek Sapta Pesona Kenangan ...... 180 Lampiran 27. Foto Dokumentasi ...... 182 Lampiran 28. Denah Ruang Museum Monumen Yogya Kembali ...... 185
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar adalah sebuah proses yang dilakukan oleh manusia secara terus
menerus dalam kehidupannya. Kemampuan untuk dapat terus menerus belajar
merupakan ciri penting yang membedakan manusia dari jenis makhluk lainnya.
Dengan belajar, maka manusia sebagai seorang individu dapat berkembang
secara terus-menerus dan dapat memberikan sumbangan bagi kehidupannya
sendiri serta masyarakat. Sedangkan bagi masyarakat, dengan belajar maka
masyarakat dapat meneruskan kebudayaan yang berupa kumpulan dari
pengetahuan untuk diberikan kepada generasi selanjutnya.1 Selain itu, dengan
belajar maka paling tidak terdapat sedikit perubahan sikap terhadap sesuatu
yang telah dipelajari maupun yang sedang dipelajari oleh manusia tersebut.2
Proses belajar bagi manusia dapat terjadi dimana saja dan kapan saja.
Proses belajar manusia juga dapat dilakukan melalui pendidikan yang formal
maupun non-formal. Proses belajar yang dilakukan dengan formal didapat dari
proses belajar mengajar yang ada di sekolah sedangkan yang non-formal
didapat dari kegiatan di luar sekolah, seperti kegiatan kursus. Proses belajar
mengajar secara formal di sekolah sendiri harus memiliki sifat aktif dan terarah
yang diwujudkan dalam bentuk tujuan instruksional yang jelas dan
1 Karwono H dan Heni Mularsih, Belajar dan Pembelajaran serta Pemanfaatan Sumber Belajar, Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2017, hlm.12. 2 S. Sudjarwo, BeberapaAspek Pengembangan Sumber Belajar, Jakarta: PT Mediyatama Sarana Perkasa, 1988, hlm. 139.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
operasional.3 Dalam proses belajar dan mengajar yang ada di sekolah, terdapat
beberapa mata pelajaran yang harus ditempuh. Semua mata pelajaran yang ada
di sekolah tersebut memiliki kegunaan bagi perkembangan siswa. Salah satu
mata pelajaran yang penting namun kurang diminati oleh siswa adalah mata
pelajaran sejarah.
Belajar sejarah terkadang sering dianggap membosankan oleh siswa di
sekolah. Kurangnya metode dan media yang digunakan merupakan penyebab
siswa seringkali merasa bosan pada saat belajar sejarah. Namun, belajar sejarah
sebenarnya sangat penting. Ungkapan Latin Historia Magistra Vitae yang
artinya sejarah adalah guru kehidupan menjadi gambaran bagaimana
pentingnya belajar sejarah. Dengan mempelajari sejarah, siswa dapat
mengetahui bahwa kehidupan manusia dan tindakannya selalu berubah dari
waktu kewaktu. 4 Siswa juga dapat mengetahui peristiwa-peristiwa penting
yang terjadi pada masa lalu dan dapat belajar untuk merekonstruksinya.
Belajar sejarah juga dapat memiliki arti yang besar bagi pengembangan
identitas pribadi siswa. Dengan belajar sejarah, siswa dapat menarik nilai-nilai
pelajaran yang terkandung dalam suatu peristiwa sehingga dapat dijadikan
sebagai pedoman hidup dan inspirasi bagi tindakan-tindakan yang akan diambil
pada masa yang akan datang.5 Selain itu, dengan belajar sejarah, siswa juga
dapat mengembangkan kesadaran identitas suatu bangsa secara keseluruhan.
Dengan mempelajari peristiwa mengenai perjuangan bangsanya pada masa
3Ibid., hlm. 140. 4Hamid Rahman dan Muhhamad Saleh, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2011, hlm. 10. 5 Sjamsuddin Helius, Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2016, hlm. 181.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
lalu, siswa dapat semakin memiliki sifat kebangsaan serta rasa cinta tanah air.
Dari penjelasan tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa belajar sejarah
merupakan sesuatu yang penting bagi perkembangan pribadi siswa. Namun
kenyataannya dalam pembelajaran sejarah di sekolah, banyak siswa yang
merasa bosan dengan pembelajaran sejarah yang disampaikan secara narasi.
Oleh karena itu, dalam proses belajar mengajar sejarah guru harus dapat
menemukan sumber belajar yang dapat menarik minat siswa untuk belajar
sejarah.
Dalam belajar sejarah sebenarnya guru memiliki banyak cara yang dapat
dilakukan agar proses pembelajaran sejarah menjadi lebih menarik.
Penggunaan model dan metode pembelajaran yang bervariasi dan disesuaikan
dengan karakter setiap kelas dapat menjadikan proses belajar sejarah lebih
menyenangkan. Penggunaan media pembelajaran juga dapat menjadikan proses
belajar mengajar mengajar berlangsung secara tepat, guna, dan berdaya guna
sehingga mutu pendidikan dapat ditingkatkan dan proses belajar mengajar
menjadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan. Contoh media yang
dapat dimanfaatkan guru adalah gambar, foto, sketsa, maupun grafik agar
siswa dapat lebih mengerti dibandingkan pengunaan metode ceramah oleh
guru.6 Selain media yang digunakan di dalam kelas, terdapat media ataupun
sumber belajar lain yang dapat dimanfaatkan oleh guru agar siswa lebih dapat
menyerap materi yang diajarkan. Sumber belajar yang dapat dimanfaatkan
terkait dengan pembelajaran sejarah adalah museum. Penggunaan Museum
6 Latuheru D. John, Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Masa Kini, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi dan Obyek Pengembangan Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, 1988, hlm.16.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
sebagai sumber belajar dapat dikaitkan dengan kerucut pengalaman Edgar
Dale. Penggunaan kerucut pengalaman Edgar Dale yang menekankan pada
pengalaman langsung siswa di lapangan dimaksudkan agar siswa dapat lebih
mengerti mengenai materi mengenai sejarah. Dengan pengalaman langsung di
lapangan dalam hal ini museum, siswa dapat melihat langsung, memegang atau
meraba peninggalan-peninggalan yang ada di dalam museum. Terkait dengan
hal tersebut, maka siswa dapat menemukan dan mempelajari secara langsung
mengenai materi-materi yang diajarkan di dalam kelas.
Museum sendiri adalah bangunan atau gedung yang digunakan untuk
menyimpan, merawat benda-benda yang memiliki nilai tertentu.7 Museum juga
merupakan sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan,
melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, yang
memperoleh, merawat, dan menghubungkan dan memamerkan, untuk tujuan-
tujuan studi, pendidikan dan kesenangan barang-barang pembuktian manusia
dan lingkungannya.8 Hal tersebut semakin memperkuat fungsi museum sebagai
sumber pembelajaran bagi siswa di luar proses belajar mengajar di kelas.
Banyak museum di Yogyakarta yang dapat dipilih sebagai sumber
pembelajaran. Museum-museum seperti Sonobudoyo, Museum Dirgantara
Mandala, Museum Monumen Yogya Kembali dan museum lainnya dapat kita
gunakan sebagai sumber pembelajaran tergantung dari materi yang sedang
dibahas di dalam kelas. Selain itu, guru juga dapat menentukan jenis museum
7Piter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: Modern English Press, 1991, hlm. 235. 8 Sutaarga Amir, Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997, hlm.19.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
apa yang akan dipakai tergantung dari materi apa yang sedang dipelajari.
Sebagai contoh, jika guru sedang membahas mengenai materi manusia purba, maka guru dapat mengajak siswa ke museum arkeologi seperti ke Museum
Sangiran. Salah satu dari banyak museum di Yogyakarta yang dapat digunakan sebagai sumber pembelajaran adalah Museum Monumen Yogya Kembali.
Museum Monumen Yogya Kembali adalah sebuah museum yang dibangun pada tanggal 29 Juni 1985 dengan peletakan batu pertama oleh Sri
Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paduka Pakualam VIII. Letak dari
Museum Monumen Yogya Kembali ada di Jalan Lingkar Utara, Dusun
Jongkang, Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman. Museum
Monumen Yogya Kembali dapat dijadikan sebagai sumber belajar sejarah karena memiliki koleksi dan diorama yang berkaitan dengan perjuangan masyarakat Yogyakarta untuk melawan kependudukan Belanda yang ingin kembali menguasai Indonesia. Letak museum yang strategis, harga tiket masuk yang terjangkau, dan koleksi yang lengkap mengenai perjuangan masyarakat
Yogyakarta menjadikan Museum Monumen Yogya Kembali dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran bagi siswa. Diorama yang terdapat pada lantai satu museum menceritakan perjuangan masyarakat Yogyakarta dapat menjadi sumber pembelajaran sejarah yang bersifat kronologis. Selain itu, siswa dapat mengilhami nilai-nilai perjuangan yang digambarkan dalam diorama-diorama tersebut. Koleksi mengenai barang peninggalan yang ada di lantai dua museum dapat digunakan siswa sebagai sumber primer dan gambaran mengenai perjuangan masyarakat Yogyakarta pada masa perang dahulu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Museum Monumen Yogya Kembali memiliki lokasi yang strategis dan koleksi yang memiliki nilai edukasi untuk pembelajaran sejarah. Dengan demikian, para pengunjung dapat menikmati waktu senggang sambil melihat dan belajar mengenai peristiwa perjuangan masyarakat Yogyakarta dalam melawan pemerintahan Belanda. Selain itu, di sekitar lokasi Museum, terdapat pula taman lampion yang dibuka pada siang hingga malam hari. Dengan adanya tambahan objek wisata tersebut, maka minat pengunjung untuk datang ke komplek Museum Monumen Yogya Kembali semakin bertambah meskipun kenyataannya tidak ada hubungan antara museum dengan taman lampion yang ada di sekitar Museum. Namun, dengan terkenalnya wisata taman lampion di sekitar museum, secara tidak langsung membuat nama Museum Monumen
Yogya Kembali semakin dikenal.
Penelitian mengenai pemanfaatan Museum Monumen Yogya Kembali memang sudah pernah dilakukan seperti penelitian dari Ganes Setya Aji yang berjudul “Landmark Museum Monumen Yogya Kembali: Studi motivasi, pengambilan keputusan, dan kepuasan pengunjung”, Makalah dari Dewi
Puspita yang membahas mengenai Museum Monumen Yogya Kembali secara umum, dan Tesis dari Supriyono yang mengkomparasikan bangunan monumen di Yogyakarta termasuk Museum Monumen Yogya Kembali. Namun sejauh pengetahuan peneliti, penelitian mengenai pemanfaatan Museum Monumen
Yogya Kembali sebagai sumber belajar dan destinasi wisata belum pernah diteliti. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti pada akhirnya tertarik untuk menulis penelitian dengan judul “Pemanfaatan Museum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Monumen Yogya Kembali sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata di
Yogyakarta”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah
penelitian sebagai berikut:
1. Apa latar belakang dibangunnya Museum Monumen Yogya Kembali?
2. Apa saja koleksi yang ada di Museum Monumen Yogya Kembali yang
dapat digunakan sebagai sumber belajar?
3. Apa saja kegiatan yang dilakukan di Museum Monumen Yogya Kembali
berkaitan dengan fungsi museum sebagai sumber belajar dan destinasi
wisata?
4. Bagaimana tanggapan pengunjung terhadap keberadaan Museum Monumen
Yogya Kembali sebagai sumber belajar dan destinasi wisata?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka disusunlah tujuan penelitian
sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan latar belakang dibangunnya Museum Monumen Yogya
Kembali.
2. Mendeskripsikan koleksi di dalam Museum Monumen Yogya Kembali yang
dapat digunakan sebagai sumber belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
3. Mendeskripsikan kegiatan yang dilakukan di Museum Monumen Yogya
Kembali terkait fungsi museum sebagai sumber belajar dan destinasi wisata.
4. Mendeskripsikan tanggapan pengunjung mengenai keberadaan Museum
Monumen Yogya Kembali sebagai sumber belajar dan destinasi wisata.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak antara
lain:
1. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber baru dalam
memahami peran Museum Monumen Yogya Kembali sebagai sumber
pembelajaran dan pariwisata. Selain itu, dengan adanya penelitian ini,
diharapkan menjadi inspirasi untuk dapat menulis karya ilmiah sejenis
kedepannya.
2. Bagi penulis
Dengan meneliti Museum Monumen Yogya Kembali, penulis akan
memperoleh pengetahuan baru tentang museum yang dapat ditulis sebagai
sebuah karya tulis ilmiah.
3. Bagi guru
Hasil penelitian ini, diharapkan guru dapat menjadikan museum
sebagai salah satu sumber pembelajaran, karena siswa dapat melihat
langsung koleksi yang ada di museum dan proses pembelajaran akan lebih
menarik untuk diikuti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
4. Bagi pihak museum
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak
museum agar kedepannya pihak museum dapat semakin mengembangkan
museum agar lebih dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran. Selain itu,
pihak museum dapat menjadikan museum tersebut menjadi objek pariwisata
yang lebih terkenal di Yogyakarta.
5. Bagi Masyarakat
Dengan adanya penelitian ini diharapkan masyarakat semakin
mengetahui jika museum tidak hanya dapat dijadikan tempat menyimpan
barang peninggalan zaman dahulu, namun juga dapat dijadikan sebagai
objek wisata berbasis edukasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Museum a. Pengertian Museum
Museum secara etimologis berasal dari Bahasa Yunani yaitu mouseion
yang merujuk kepada nama kuil untuk Sembilan Dewi Muses yang
melambangkan ilmu dan kesenian. 9 Sedangkan pengertian museum sendiri
menurut ICOM yakni sebuah lembaga permanen yang melayani kepentingan
masyarakat dan kemajuannya, terbuka untuk umum, tidak bertujuan mencari
keuntungan, yang mengumpulkan, memelihara, meneliti, memamerkan, dan
mengkomunikasikan benda-benda pembuktian material manusia dan
lingkungannya, untuk tujuan-tujuan studi, pendidikan dan rekreasi.10
Dari arti kata dan pengertian museum tersebut, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa museum adalah sebuah lembaga yang tidak bertujuan untuk
menarik keuntungan dan memiliki kegiatan untuk melayani masyarakat.
Benda-benda yang disimpan dan dirawat di dalam museum sendiri dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk melihat bekas-bekas peninggalan dari
masa lalu. Selain itu, museum juga dapat digunakan sebagai objek dan sumber
pembelajaran bagi masyarakat mengenai sejarah.
9 Wikipedia, 2018, Museum, (https://id.m.wikipedia.org), diakses 1 September 2018 10 Schouten, Pengantar Didaktik Museum, Jakarta: Jendral Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1981, hlm. 3
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
b. Jenis Museum
Terdapat beberapa jenis Museum yang ada di Indonesia sejak awal
didirikan hingga saat ini. Pada tahun 1971, Direktorat Permuseuman
mengelompokkan museum menurut jenis koleksinya. Ketika itu dikenal
terdapat tiga jenis museum yaitu museum umum, museum khusus, dan
museum lokal. Pada tahun 1975, pengelompokkan diubah lagi menjadi
museum umum, museum khusus, dan museum pendidikan.
Pada tahun 1980, pengelompokan museum diubah lagi menjadi museum
umum dan museum khusus dan berdasarkan kedudukannya, Direktorat
Permuseuman mengelompokkan kembali museum umum dan khusus menjadi
museum tingkat nasional, museum tingkat regional (Provinsi), dan museum
tingkat lokal (Kodya/Kabupaten).11 Berdasarkan Direktorat Museum Indonesia,
jenis museum antara lain:12
1) Museum Seni Museum seni sendiri merupakan museum yang berfokus pada barang-barang yang memiliki nilai seni tinggi. Koleksi yang ada di dalam museum ini biasanya koleksi berupa lukisan, gambar, dan patung. 2) Museum Sejarah Museum sejarah merupakan museum yang memberikan edukasi terhadap sejarah dari masa lalu. Biasanya koleksi yang ada di dalam museum ini adalah benda-benda peninggalan masa lalu yang memiliki nilai historis tersendiri. 3) Museum Maritim Museum maritim merupakan museum yang berfokus pada koleksi mengenai bidang kemaritiman.
11 Tjahjopurnomo.R, Sejarah Permuseuman Di Indonesia, Jakarta: Direktorat Permuseuman, Direktorat Jendral Sejarah dan Purbakala, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2011, hlm. 30 12 Direktori Online Museum di Indonesia, 2018, Jenis Museum, (https://direktorionlinemuseumdiindonesia.wordpress.com/jenis-museum/) diakses 1 September 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
4) Museum Arkeologi Museum arkeologi merupakan museum yang koleksinya memuat artefak peninggalan dahulu seperti batuan, arca, dan bagian candi. 5) Museum Ilmu Pengetahuan Museum Ilmu Pengetahuan merupakan museum yang membahas seputar masalah pengetahuan dan sejarahnya.
c. Pengunjung Museum
Berdasarkan jenis-jenis museum tersebut, maka terdapat juga jenis-jenis
pengunjung museum. Berdasarkan buku Pengantar Didaktif Museum, terdapat
beberapa jenis pengunjung museum antara lain:13
1) Pengunjung Pelaku Studi Pengunjung pelaku studi adalah mereka yang menguasai bidang studi tertentu terkait dengan koleksi museum untuk menambah pengetahuannya. 2) Pengunjung bertujuan khusus Pengunjung bertujuan khusus adalah mereka yang datang ke museum karena memilki keperluan khusus ataupun terdapat suatu penelitian yang mengharuskan mereka datang ke museum. 3) Pengunjung pelaku rekreasi Pengunjung pelaku rekreasi adalah pengunjung yang datang ke museum hanya untuk menikmati waktu senggang. Para pengunjung dengan tujuan ini biasanya hanya datang dengan kecenderungan hanya mencari rekreasi dan kunjungannya tidak terarah.
2. Museum Monumen Yogya Kembali a. Pengertian Monumen
Monumen adalah jenis bangunan yang dapat dibuat untuk memperingati
seseorang atau peristiwa yang dianggap penting oleh suatu kelompok sosial
sebagai bagian dari kejadian pada masa lalu. 14 Monumen sendiri seringkali
dibangun sebagai suatu upaya untuk memperindah penampilan suatu lokasi
tertentu. Selain untuk memperingati suatu peristiwa, monumen juga seringkali
13 Schouten, op.cit. hlm.10 14 Wikipedia, 2018, Pengertian Monumen, (https://id.m.wikipedia.org), diakses 9 September 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
digunakan untuk memuat informasi politik bersejarah dan juga memperkuat
suatu citra pada masa tertentu. Monumen terdiri dari berbagai macam jenis
antara lain:
1) Bangunan yang digunakan sebagai marka tanah. 2) Tugu peringatan untuk memperingati orang yang sudah meninggal. 3) Kuil, candi, atau masjid yang digunakan sebagai tempat ibadah. 4) Monolit yang digunakan untk peristiwa keagamaan pada zaman dahulu. 5) Patung tokoh penting ataupun simbol penting. b. Museum Monumen Yogya Kembali
Museum Monumen Yogya Kembali adalah sebuah monumen yang
dibangun untuk mengenang peristiwa masyarakat Yogyakarta dalam melawan
dan merebut Yogyakarta dari tangan Belanda. Bangunan ini terletak di Jalan
Lingkar Utara, Dusun Jongkang, Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik,
Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Museum ini dibangun pada tanggal 29 Juni
1985 dengan peletakan batu pertama oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX
dan Sri Paduka Paku Alam VIII.
Pemilihan lokasi Museum Monumen Yogya Kembali oleh Sri Sultan
Hamengku Buwono IX adalah atas pertimbangan garis poros antara Gunung
Merapi – Museum Monumen Yogya Kembali – Tugu Pal Putih – Kraton –
Panggung Krapyak dan Laut Selatan.15 Garis poros tersebut adalah “sumbu
imajiner” yang dihormati oleh masyarakat Yogyakarta sampai saat ini.
Sumbu imajiner sendiri sangat dihormati oleh masyarakat Yogyakarta
karena melambangkan keseimbangan pada jalinan manusia dengan Tuhannya,
manusia dengan sesama manusia, dan manusia dengan alam. Panggung
15 Utami Sri dkk, loc.cit, hlm.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Krapyak ke utara sampai keraton melambangkan kehidupan manusia dari
mulai bayi hingga kehidupannya berumah tangga dan memiliki anak.
Sedangkan dari tugu menuju keraton melambangkan perjalanan manusia
kembali kepada Pencipta. Pusat dari sumbu imajiner ini adalah Keraton
Yogyakarta yang dianggap suci karena diapait oleh enam sungai dengan cara
yang simetris.16
Pembangunan Museum Monumen Yogya Kembali memiliki beberapa
tujuan antara lain:
1) Mengabadikan peristiwa kembali Ibukota Yogyakarta ke tangan bangsa Indonesia. Perjuangan tersebut tidak didapatkan dengan mudah melainkan dengan berbagai cara baik bersenjata, diplomasi, maupun perang urat saraf dan sebagainya. 2) Memperingati kembalinya Ibukota RI Yogyakarta ke tangan Bangsa Indonesia sekaligus penjajahan kolonialis Belanda ke Indonesia. 3) Merupakan ungkapan penghargaan dan rasa terima kasih kepada para pahlawan yang telah mengorbankan jiwanya dalam merebut kembali Yogyakarta sebagai Ibukota Republik Indonesia. 4) Mewariskan dan melestarikan jiwa, semangat nilai-nilai luhur perjungan bangsa Indonesia kepada generasi penerus, sebagai wahana pendidikan, mempertebal identitas dan watak bangsa Indonesia yang patriotik, luhur, harga diri, ulet dan tahan menderita dalam memperjuangkan cita-cita bangsa.17 c. Museum Monumen Yogya Kembali
Museum Monumen Yogya Kembali adalah sebuah museum yang
koleksinya dikhususkan untuk mengenang perjuangan Bangsa Indonesia dalam
mempertahankan kemerdekaan. Museum ini memiliki berbagai koleksi berupa
barang-barang peninggalan perang, gambar, serta diorama yang
16 Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, “MembacaArti Garis Imajiner Merapi, Keraton Yogyakarta Sampai Laut Kidul”, diakses dari https://pariwisata.sleman.go.id/forum/main- forum/membaca-arti-garis-imajiner-merapi-keraton-yogyakarta-sampai-laut-kidul/,pada tanggal 21 November 2018 pukul 15.20 17Ibid., hlm.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
menggambarkan perjuangan Bangsa Indonesia dalam mempertahankan
kemerdekaannya.
Museum Monumen Yogya Kembali membagi koleksi mereka dalam
empat ruangan. Pembagian ruangan tersebut berdasarkan pada peristiwa-
peristiwa yang berhubungan dengan koleksi tersebut. Ruang museum satu
dikhususkan untuk koleksi mengenai proklamasi sampai peristiwa penumpasan
PKI di Madiun tahun 1948. Ruang museum dua berisi koleksi yang
berhubungan dengan pemberontakan PERMESTA. Ruang museum tiga berisi
koleksi yang berhubungan dengan peristiwa serangan umum 1949. Ruang
museum empat berisi koleksi yang berhubungan dengan peristiwa direbutnya
Yogyakarta oleh pejuang Indonesia dari tangan Belanda. Dengan adanya
pembagian koleksi tersebut, maka pengunjung dapat melihat dan mengerti
mengenai sejarah perjuangan Bangsa Indonesia secara lebih jelas dan runtut.
3. Sumber Belajar
Belajar adalah usaha sadar yang dilakukan secara terencana, sistematis,
dan menggunakan metode tertentu untuk mengubah perilaku relatif menetap
melalui interaksi dengan sumber belajar.18 Dengan demikian, belajar adalah
sebuah proses dimana manusia mendapat pengetahuan baru. Belajar sendiri
tidak dapat dilepaskan dari sumber belajar.
Sumber belajar sendiri adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk
mendukung dan memudahkan proses belajar.19 Dengan adanya sumber belajar,
maka kegiatan beajar mengajar diharapkan lebih mudah dan menarik untuk
18 Sitepu, Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2014, hlm.18 19Ibid., hlm.18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
dilakukan. Sumber belajar juga terus mengalami perkembangan. Proses
perkembangan dalam sumber belajar didasari pada perubahan dan penyesuaian
atas dasar pengetahuan. 20 Perkembangan sumber belajar saat ini dapat
digambarkan dengan menggunakan gambar sebagai berikut:
Orang Pihak Pengenal- Media Aneka Tua Lain an buku elektronik sumber
Gambar I. Perubahan Sumber Belajar Dari Masa Ke Masa (diadopsi dari Sitepu dalam buku Pengembangan Sumber Belajar) Saat ini, perkembangan sumber belajar sudah didominasi oleh sumber
elektronik seperti internet, namun, sumber belajar berbasis lingkungan dan
alam ternyata dapat juga diaplikasikan dalam proses pembelajaran yang lebih
menarik. Sebagai contoh, untuk mempelajari mengenai air, maka guru
memberikan pengertian mengenai air dan mengajak siswanya ke sungai untuk
menyaksikan dan merasakan secara langsung mengenai apa itu air, seperti apa
rasanya dan bagaimana bentuknya.21
Sejalan dengan penjelasan di atas, Edgar Dale membuat sebuah kerucut
pengalaman yang mengemukakan bahwa pengalaman belajar seseorang, 75%
20Ibid., hlm.21 21Ibid., hlm.49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
diperoleh melalui indera penglihatan, 13% dari indera pendengaran, dan
selebihnya melalui indera yang lain.22
Gambar II. Kerucut Pengalaman Edgar Dale (Diambil dari https://terandik.blogspot.com/)
Kerucut pengalaman seperti di atas dibuat oleh Edgar Dale dengan tujuan
untuk memberikan alasan atau dasar tentang keterkaitan antara teori belajar
dengan komunikasi audiovisual. Edgar Dale juga mengatakan bahwa hasil
belajar seseorang diperoleh melalui pengalaman langsung, kenyataan yang ada
dilingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan sampai
lambang herbal.23 Karena pembahasan dari penelitian ini memiliki keterkaitan
dengan pengalaman peserta didik dalam mengunjungi suatu objek sebagai
22 Latuheru John, op.cit.,, hlm.16. 23 Bagus Radian, “Kerucut Pengalaman (Cone Of Experience) Edgar Dale”, https://baguswiradyan.wordpress.com/2014/07/06/kerucut-pengalaman-cone-of-experience-edgar- dale/ (diakses pada 2 Desember 2018, pukul 21.12)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
sumber belajar, maka peneliti menggunakan kerucut pengalaman Edgar Dale sebagai salah satu teori dari sumber belajar tersebut. Isi dari tiap tingkat dalam kerucut pengalaman Edgar Dale adalah sebagai berikut:
a. Pengalaman langsung, pada tahap ini anak didik/warga belajar perlu berhubungan langsung dengan keadaan dan kejadian yang sebenarnya. Dengan demikian mereka boleh melihat sendiri, meraba/memegang, mengalami sendiri apa yang sedang mereka hadapi, dan yang terutama agar mereka dapat mampu memecahkan masalah sendiri b. Pengalaman melalui benda tiruan, pada tahap ini kejadian atau benda- benda yang sebenarnya sulit diperoleh, mungkin juga terlampau besar untuk dibawa ke kelas, atau terlampau jauh, maka dapat dibuat benda tiruan yang sama dengan benda sebenarnya. c. Pengalaman melalui dramatisasi, pada tahap ini materi yang diajarkan dalam bentuk dramatisasi perlu diperhatikan mulai dari pakaian, mimic suara, sampai pada sikap maupun sifat-sifat khas dari seseorang yang diperankan agar bisa menarik perhatian anak didik. d. Pengalaman melalui demonstrasi, dalam hal ini materi yang perlu didemonstrasikan maka hendaknya didemonstrasikan e. Pengalaman melalui karyawisata dalam hal ini sangat berarti karena memperkaya dan memperluas pengalaman belajar anak didik kita. Anak didik dapat mencatat, mengadakan observasi, tanya jawab, serta membuat laporan mengenai segala sesuatu yang dilihat dan dilakukan selama karyawisata. f. Pengalaman melalui pameran, dalam hal ini siswa dapat memperlihatkan dan memamerkan kemampuan dan kemajuan mereka secara individu, kelas, maupun secara kesatuan sekolah agar dapat dilihat masyarakat. g. Pengalaman melalui televisi dapat dilakukan karena televisi saat ini sudah mulai banyak menayangkan program pendidikan yang baik serta dapat menarik minat dari peserta didik. h. Pengalaman melalui gambar hidup dapat diperoleh dengan penyajian materi pengajaran yang menggunakan gambar hidup atau film. i. Pengalaman melalui rekaman, gambar diam, radio dapat dilakukan khususnya untuk misteri mengenai bahasa. j. Pengalaman melalui gambar dapat dilakukan dengan memvisualisasikan materi pengajaran dengan menggunakan gambar. k. Pengalaman melalui lambang visual dapat diperoleh dengan menggunakan grafik, poster, peta, atau diagram. l. Pengalaman melalui lambang kata dapat diperoleh dengan menggunakan media buku, majalah, buletin, dan sebagainya.
Dari penjelasan mengenai kerucut pengalaman Edgar Dale tersebut, pemanfaatan museum sebagai sumber belajar sangat membantu siswa dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
menangkap mengenai materi yang sedang diajarkan. Pengalaman langsung di
lapangan menjadikan siswa dapat melihat dan merasakan secara langsung
koleksi museum yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Selain itu
melalui karyawisata, siswa dapat belajar mengenai sejarah di museum dengan
suasana yang lebih menyenangkan. Siswa juga dapat mencatat, melakukan
observasi, tanya jawab, dan membuat laporan mengenai apa yang mereka lihat
saat di obyek museum.24
Dari contoh di atas, maka dapat ditarik pemikiran bahwa sumber belajar
dengan berbasis alam dan lingkungan ternyata dapat semakin memperjelas
teori yang guru jelaskan di sekolah. Selain itu, dengan berkunjung langsung ke
sumber belajar yang bersangkutan, siswa melihat langsung, mendiskusikan,
mengkaji, dan menyimpulkan sumber tersebut menjadi sebuah pembelajaran
baru.
4. Pariwisata a. Pengertian Pariwisata
Pariwisata tidak dapat dilepaskan dari arti kata wisata dan orang yang
melakukan wisata yang disebut sebagai wisatawan. Wisata sendiri adalah
sebuah kegiatan perjalanan yang dilakukan secara sukarela serta bersifat
sementara untuk menikmati objek dan daya tarik objek wisata tersebut.
Kegiatan wisata tersebut biasanya bertujuan untuk melepas jenuh dan sekedar
untuk menikmati keindahan dan keunikan dari objek yang didatangi. Dan
semua kegiatan yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusaha dari
24 Ibid,hlm.19.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
objek dan semua daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait bidang
tersebut adalah pariswisata.25 b. Sejarah Pariwisata di Dunia dan Indonesia
Kegiatan berwisata sebenarnya sudah ada sejak lama. Pada masa sebelum
modern atau sebelum tahun 1920an, perjalanan dilakukan oleh bangsa-bangsa
primitif untuk kelangsungan hidup mereka. Setelah revolusi industri, semakin
tingginya taraf hidup masyarakat di Eropa semakin menjadikan pasar
pariwisata di seluruh Eropa berkembang dengan pesat. Pada masa inilah mulai
muncul literatur-literatur mengenai kepariwisataan. Pariwisata pada masa
modern (1921) atau setelah Perang Dunia II menjadikan masyarakat semakin
mengenal negara lain di luar negaranya. Karena hal tersebut, maka masyarakat
mulai melakukan wisata keluar dari negerinya. Pada masa inilah kegiatan
pariwisata sudah mulai berkembang.26
Perkembangan pariwisata di Indonesia mulai berkembang pada tahun
1910-1920 yaitu pasca dikeluarkannya keputusan dari Gubernur Jenderal
Belanda untuk membentuk badan khusus urusan pariwisata.27 Terbukanya jalur
perdagangan antara bangsa-bangsa yang berasal dari Eropa menuju Asia,
termasuk Indonesia, menjadi faktor utama dalam berkembangnya pariwisata di
dalam negeri. Selain hal tersebut, ternyata faktor lainnya yang menjadikan
pariwisata Indonesia semakin berkembang yaitu:28
25Marsono, Bahan Kuliah Pengantar Pariwisata, Yogyakarta: Program Studi Kepariwisataan Fakultas Ilmu Budaya UGM, 2008, hlm.9 26Antonius Bungaran, Flores Tanjung, dan Rosramadana Nasution, op.cit, hlm.11-13 27Ibid., hlm.14 28Ibid,. hlm.15-16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
1) Semakin berkembangnya industri pariwisata internasional yang kemungkinan diakibatkan hubungan dagang antar negara. 2) Pariwisata tidak termasuk oleh gejolak ekonomi dunia. 3) Pariwisata tidak terpengaruh oleh kuota komoditas ekspor dan impor suatu negara sehingga mempermudah perjalanan wisatawan menuju negara tujuan. 4) Potensi pariwisata di Indonesia sangat besar dan beragam jenisnya. 5) Masyarakat luar negeri sangat membutuhkan kebutuhan hidup yang bersenang-senang dan menari pengalaman baru termasuk di Indonesia. c. Sapta Pesona dalam Pariwisata
Sapta Pesona merupakan tujuh buah unsur yang harus diwujudkan dalam
rangka menarik minat wisatawan berkunjung ke suatu daerah atau wilayah di
Indonesia. Sapta Pesona terdiri dari unsur sebagai berikut:29
1) Aman Wisatawan akan senang berkunjung ke suatu tempat jika merasa aman, tentara, tidak takut, terlindungi, dan bebas. 2) Tertib Kondisi tertib mencakup kondisi yang teratur, rapi, dan lancar serta menunjukan disiplin yang tinggi dalam segi kehidupan masyarakat yang ada di tempat wisata tersebut. 3) Bersih Kondisi bersih adalah kondisi dimana suatu tempat bersih dari sampah, kotoran, limbah, penyakit, dan pencemaran. Wisatawan akan merasa semakin betah di suatu tempat jika suasana di tempat tersebut bersih. 4) Sejuk Lingkungan yang serba hijau, segar, dan rapi memberikan suasana yang sejuk. Suasana sejuk bukan hanya harus di luar ruangan, namun dapat juga diciptakan di dalam ruangan sebuah objek wisata. 5) Indah Keadaan yang menampilkan lingkungan yang menarik dan sedap dipandang disebut indah. Perhatian terhadap segi tata warna, tata ruang, dan tata letak yang selaras dapat menjadikan suasana yang indah. 6) Ramah tamah Ramah tamah adalah sebuah sikap dan perilaku orang yang menunjukan keakraban, sopan, suka membantu, suka tersenyum dan menarik hati. Dengan memperlakukan turis ataupun pengunjung dengan ramah maka pengunjung akan merasa nyaman.
29 Saksono Arie, 2008, 7 Sapta Pesona, (https://ariesaksono.wordpress.com/tag/7-sapta-pesona/), diakses pada 14 Oktober 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
7) Kenangan Kenangan adalah kesan yang melekat dengan kuat pada ingatan seseorang yang disebabkan oleh pengalaman yang di peroleh. Kenangan yang indah saat berwisata ke suatu obyek akan menjadikan orang tersebut ingin kembali datang dan menceritakan kenangan indahnya kepada orang lain, sehingga dapat semakin memperkenalkan obyek wisata tersebut. d. Aturan dalam Pariwisata
Aturan mengenai pariwisata diatur dalam pasal 20 dan pasal 21 Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Aturan tersebut
mencakup mengenai hak, kewajiban, dan larangan yang harus ditaati oleh para
pelaku wisata. Aturan mengenai hak, kewajiban, dan larangan dalam berwisata
dijelaskan sebagai berikut:
1) Setiap orang berhak memperoleh kesempatan memenuhi kebutuhan wisata; 2) Melakukan usaha pariwisata; 3) Mejadi pekerja/buruh pariwisata; dan/atau 4) Berperan dalam proses pembangunan kepariwisataan.
Selain itu dijelaskan pula hak setiap wisatawan dalam pasal dua puluh
sebagai berikut:
1) Informasi yang akurat mengenai daya tarik wisata. 2) Pelayanan kepariwisataan sesuai standar. 3) Perlindungan hukum dan keamanan. 4) Pelayanan kesehatan. 5) Perlindungan hak pribadi. 6) Perlindungan asuransi untuk kegiatan pariwisata yang beresiko tinggi.
Untuk kewajiban setiap orang yang berwisata adalah:
1) Menjaga dan melestarikan daya tarik wisata. 2) Membantu terciptanya suasana aman, tertib, bersih, berperilaku santun, dan menjaga kelestarian lingkungan destinasi pariwisata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Untuk larangan dalam berwisata diatur dalam pasal dua puluh tujuh yang isinya:
1) Setiap orang dilarang merusak sebagian atau seluruh fisik daya tarik wisata. 2) Merusak fisik daya tarik wisata yang dimaksud pada ayat (1) adalah melakukan perbuatan mengubah warna, mengubah bentuk, menghilangkan spesies tertentu, mencemarkan lingkungan, memindahkan, mengambil, menghancurkan, atau memusnahkan daya tarik wisata sehingga berakibat berkurang atau hilangnya keunikan, keindahan, dan nilai autentik suatu daya tarik wisata yang telah ditetapkan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.30 e. Jenis-Jenis Pariwisata
Terdapat berbagai jenis kegiatan pariwisata. Contoh dari jenis pariwisata
tersebut antara lain wisata budaya, wisata sejarah, wisata alam, wisata belanja,
dan wisata keagamaan.31
Wisata mengunjungi museum termasuk dalam wisata sejarah. Dengan
mengunjungi museum kita dapat melihat peninggalan yang ada. Selain melihat,
pengunjung juga dapat merasakan dan memaknai langsung bagaimana
peristiwa tersebut terjadi di masa lalu. Jadi, selain menghabiskan waktu,
pengunjung juga dapat belajar mengenai sejarah masa lalu dengan
mengunjungi museum.
30 Pemerhatihukum, 2013. Undang-Undang Kepariwisataan, (https://pemerhatihukum.wordpress.com/2013/11/07/undang-undang-kepariwisataan-2/), diakses 14 Oktober 2018 31 Binga Rio, 2016, Jenis-Jenis Pariwisata, (https://homesweethome1997.wordpress.com/2016/08/11/jenis-jenis-pariwisata/), diakses 14 Oktober 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
B. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Erza Setiana Sirait yang berjudul
“Pemanfaatan Museum Misi Muntilan Sebagai Sumber Belajar Sejarah”.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa museum dapat dimanfaatkan
sebagai sumber belajar diluar pembelajaran formal di dalam kelas. Dengan
adanya hasil tersebut maka peneliti akan mencoba untuk melakukan
penelitian serupa namun dengan museum dan variabel yang berbeda.
Namun demikian, penelitian Erza Setiana Sirait akan menjadi acuan bagi
penelitian ini karena hasil penelitian tersebut berhasil mengungkapakan
bahwa museum dapat digunakan sebagai sumber belajar. Selain itu, salah
satu variabel yang diteliti oleh peneliti adalah fungsi museum sebagai
sumber belajar sehingga peneliti dapat menggunakan penelitian Erza
Setiana Sirat sebagai salah satu acuan dalam penelitian.
2. Penelitian yang dilakukan Risma Ambari Umah dengan judul “Strategi
Museum Perjuangan Kota Yogyakarta Dalam meningkatkan Minat
Pengunjung”. Hasil Penelitian ini membuktikan bahwa ternyata dengan
tingginya minat masyarakat mengunjungi museum, maka museum tersebut
dapat digunakan sebagai sebuah destinasi wisata alternatif yang juga
mendidik. Peneliti memasukan penelitian dari Risma Ambari Umah karena
sebuah museum memerlukan strategi agar semakin banyak orang yang
akhirnya pergi untuk mengunjungi museum tersbut. Hal tersbut sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Peneliti harus mengetahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
bagaimana strategi yang dilakukan oleh museum agar banyak masyarakat
yang datang untuk mengunjungi museum. Semakin banyak orang yang
berkunjung ke museum, maka fungsi museum sebagai sumber belajar dan
pariwsata akan semakin mudah terealisasikan.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Okina Nur Indah Sari dengan judul “Potensi
dan Pengembangan Museum Wayang Indonesia Sebagai Objek Wisata
Budaya di Kabupaten Wonogiri”. Hasil dari penelitian ini membuktikan
bahwa keunikan yang dimiliki oleh setiap museum yang berbeda dapat
menjadi daya tarik wisata bagi masyarakat luas sehingga potensi dari
kekhasan koleksi tiap museum harus disebarluaskan agar masyarakat
mengetahui potensi dari museum tersebut dan pada akhirnya berkunjung ke
museum tersebut. Peneliti memasukkan penelitian Okina Nur Indah Sari
kedalam sumber yang relevan karena penelitian tersebut memiliki variabel
yang hampir sama dengan penelitian ini yaitu mengenai museum sebagai
suatu objek wisata. Peneliti juga menarik sebuah kesimpulan yaitu dengan
adanya keunikan yang dimiliki oleh sebuah museum, maka akan semakin
banyak orang yang datang. Museum wayang yang memiliki koleksi
beragam jenis wayang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung.
Sehingga peneliti akan melihat keunikan yang dimiliki oleh Museum
Monumen Yogya Kembali yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung
kesana.
Penelitian ini memiliki keterkaitan dengan penelitian-penelitian
relevan tersebut. Keterkaitan yang paling terlihat adalah dijadikannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
museum sebagai objek penelitian. Penelitian dari Erza Setiana Sirait membahas mengenai pemanfaatan museum sebagai sumber belajar dan hal ini juga terkait dengan penelitian yang peneliti lakukan mengenai pemanfaatan Museum Monumen Yogya Kembali sebagai sumber belajar.
Penelitian dari Risma Ambari Umah membahas mengenai strategi dari museum untuk menarik minat pengunjung yang juga memiliki kaitan dengan penelitian penulis. Dengan adanya strategi museum yang dapat menarik pengunjung, maka fungsi museum sebagai sumber belajar dan destinasi wisata akan semakin mudah untuk teralisasikan. Penelitian dari
Okinah Nur Indah Sari mengenai potensi dan pengembangan museum sebagai objek wisata juga memiliki keterkaitan dengan penelitian ini karena sama-sama memiliki bahasan mengenai fungsi museum sebagai destinasi wisata. Dari keterkaitan tersebut, maka posisi dari penelitian yang peneliti lakukan adalah berada di tengah-tengah penelitian yang sudah ada tersebut.
Pembahasan mengenai pemanfaatan museum sebagai sumber belajar maupun destinasi wisata memang sudah ada, namun objek dari penelitian yang sudah ada tersebut berbeda dengan penelitian ini. Penelitian mengenai
Pemanfaatan Museum Monumen Yogya Kembali sebagai sumber belajar dan destinasi wisata belum pernah dilakukan sebelumnya. Hal inilah yang menjadikan posisi dari penelitian ini ada di tengah penelitian yang sudah ada tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
C. Kerangka Pikir
Museum adalah bangunan yang digunakan sebagai tempat untuk
mengumpulkan, memelihara, meneliti, memamerkan, dan mengkomunikasikan
benda-benda pembuktian material manusia dan lingkungannya, untuk tujuan-
tujuan studi, pendidikan, dan rekreasi. Selain itu, museum sendiri tidak
bertujuan untuk mencari keuntungan melainkan lebih kepada pelayanan
terhadap masyarakat. Museum sendiri dapat menjadi tempat alternatif untuk
belajar bagi siswa di sekolah karena dengan datang ke museum, siswa dapat
melihat dan merasakan langsung koleksi yang ada di museum.
Museum Monumen Yogya Kembali adalah sebuah bangunan dengan
bentuk arstiektur yang unik dan dialamnya terdapat museum yang menyimpan
bekas peninggalan perang perebutan Yogyakarta dari tangan Belanda. Banyak
koleksi yang terdapat di dalam museum ini yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat dan siswa di sekolah untuk lebih mengerti mengenai bagaimana
perjuangan para pahlawan dalam melawan para penjajah Belanda. Museum
yang ada di dalam Museum Monumen Yogya Kembali juga dapat dijadikan
sebagai sumber pembelajaran bagi siswa. Kegiatan yang cenderung monoton
dan membosankan di dalam kelas dapat teratasi dengan datang ke museum
untuk melihat langsung bukti-bukti mengenai perang di Yogyakarta pada masa
lalu. Dengan melihat langsung, maka siswa dapat mencatat mengenai apa yang
mereka lihat di museum dan juga dapat berdiskusi dengan teman-temannya.
Dengan begitu mereka dapat mencatat mengenai hasil diskusi mereka dan
secara tidak langsung mereka berhasil menemukan pengetahuan baru yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
mereka dapatkan dengan berinteraksi langsung dengan objek yang ada di museum. Dengan menemukan secara langsung, maka pengetahuan yang didapatkan tidak mudah hilang. Pengetahuan yang didapatkan berdasarkan pengalaman langsung yang mereka dapat lebih sulit untuk dilupakan.
Selain sebagai sumber belajar, museum memiliki manfaat lain yaitu sebagai sumber pariwisata. Tren masyarakat saat ini yang cenderung membutuhkan suasana baru dan mencari tempat yang bagus, akan menjadikan
Museum Monumen Yogya Kembali menjadi sebuah objek wisata yang baik dan mendidik, bangunan yang unik, serta banyaknya benda-benda koleksi di dalamnya akan menarik wisatawan yang ingin tahu mengenai bagaimana jalannya perang yang ada di Yogyakarta pada waktu itu. Selain itu secara tidak langsung, para wisatawan mendapat nilai-nilai mengenai perjuangan para pahlawan pada masa lalu untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia khususnya di Yogyakarta. Berdasarkan kerangka pikir tersebut, maka dapat digambarkan skema sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Museum Monumen Yogya Kembali
Koleksi Kegiatan Museum Museum
Sumber Destinasi Belajar Pariwisata
Pelajar dan Masyarakat Umum
Gambar III. Kerangka Pikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam mengkaji penelitian mengenai pemanfaatan Museum Monumen
Yogya Kembali sebagai sumber belajar dan pariwisata, peneliti menggunakan
jenis penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif sendiri, peneliti tidak
menggunakan teori dan konsep dalam mendapatkan perumusan masalah,
namun harus menggali masalah penelitian dari latar penelitian. Peneliti harus
datang langsung ke tempat dia melakukan penelitian dan melakukan observasi
untuk menemukan permasalahan yang ada.32
Untuk definisi metodologi penelitian kualitatif, Kirk dan Miller
mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu
pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada
manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang
tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. 33 Dari definisi yang
dikemukakan di atas, maka dapat ditarik pemikiran bahwa dalam penelitian
kualitatif, peneliti harus melakukan pengamatan dengan lingkungan yang ada
disekitarnya untuk mendapatkan permasalahan dan memahami permasalahan
tersebut.
32 Putra Nusa, Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012, hlm.41 33 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktora Jendral Pendidikan Tinggi, dan Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, 1988, hlm.2
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Penelitian Kualitatif sendiri merupakan penelitian yang bersifat deskriptif
yang artinya hasil eksplorasi atas subjek penelitian atau para partisipan melalui
pengamatan dan semua variannya. 34 Dengan sifatnya yang deskriptif, maka
peneliti harus secara rinci menggambarkan hasil mengenai wawancara dan
pengamatan yang dilakukan di lapangan. Dalam proses penelitian, data
didapatkan seringkali merupakan data verbal yang mengandung cerita maupun
jawaban dari subjek penelitian. Dalam pengolahan data tersebut, peneliti
diharuskan mencatat semua keterangan verbal tersebut. Meskipun jawaban dari
narasumber terkadang tidak objektif, namun peneliti diwajibkan memasukan
data tersebut karena semua jawaban dari narasumber tersebut merupakan
realita yang terjadi di dalam masyarakat tempat dilakukannya penelitian.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Museum Monumen Yogya Kembali Jalan
Lingkar Utara, Dusun Jongkang Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik,
Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus – Desember 2018
dengan uraian sebagai berikut:
34 Putra Nusa, op.cit., hlm.71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Tabel 1. Waktu Penelitian
NO Kegiatan Bulan Agus Sep Okt Nov Des 1 Penyusunan Proposal 2 Perizinan 3 Pengumpulan Data 4 Analisis Data 5 Penulisan Laporan
C. Sumber Data
Sumber data adalah subjek mengenai darimana data diperoleh dalam
penelitian.35 Dalam penelitian kualitatif alat yang digunakan untuk mencari
data adalah observasi, wawancara, dan kuisoner, maka sumber datanya adalah
jawaban dari para narasumber tersebut. Selain itu, sumber data dalam
penelitian bisa juga didapatkan dari buku-buku, dokumen, dan catatan
mengenai koleksi apa saja yang ada di museum.
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari observasi museum,
wawancara dengan petugas dan pengunjung museum, serta kuisioner yang diisi
oleh pengunjung dan petugas museum.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah proses pengumpulan data dengan
teknik tertentu. 36 Metode pengumpulan data diperlukan untuk mengetahui
35 Suhaidi Achmad, 2018, Pengertian Sumber Data , Jenis Data, dan Pengumpulan Data, (https://achmadsuhaidi.wordpress.com/2014/02/26/pengertian-sumber-data-jenis-jenis-data-dan- metode-pengumpulan-data/) diakses 4 September 2018 36Usman Husaini, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008,hlm. 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
metode mana yang cocok untuk mengumpulkan data tersebut.37 Jika metode
yang digunakan tidak sesuai, maka data yang diperoleh tidak maksimal bagi
sumber penelitian.
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap
gejala-gejala yang diteliti. Dalam metode observasi, maka peneliti harus
mengandalkan pengamatan dan ingatan.38 Untuk mengadakan observasi, maka
peneliti harus menyelidiki tujuan penelitian terlebih dahulu. Setelah itu,
peneliti menentukan cara untuk mencatat hasil observasi pencatatan hasil
observasi ini dapat dilakukan dengan cara check list, rating scale, ataupun
anecdotal record.39 Dalam observasi yang akan dilakukan, peneliti akan datang
menuju tempat penelitian dan mengamati mengenai bentuk fisik dan fasilitas
apa saja yang ada di dalam Museum Monumen Yogya Kembali. Dengan
mengamati dan mencatat, peneliti akan mengumpulkan data mengenai keadaan
fisik dari Museum Monumen Yogya Kembali.
2. Kuesioner
Metode Kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian
pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti.40 Peneliti
akan menyebarkan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai fungsi museum
sebagai sumber belajar dan pariwisata. Berdasarkan prosedurnya, maka peneliti
37Ibid,hlm.52 38Ibid, hlm.52 39 Narbuko Cholid, dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003, hlm.71 40Ibid, hlm.76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
akan menggunakan prosedur kesioner langsung yaitu kuesioner akan diberikan
dan dijawab secara langsung oleh responden.41
3. Wawancara
Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara
langsung. 42 Wawancara berguna untuk mendapatkan data primer dari
narasumber yang diwawancara. Dalam metode wawancara, peneliti akan
terlebih dahulu menyusun susunan pertanyaan yang akan ditanyakan kepada
narasumber. Tema mengenai fungsi museum sebagai sumber belajar dan
pariwisata akan menjadi fokus pertanyaan. Selain itu, wawancara dipilih
karena penelitian kualitatif lebih menekankan kepada data yang diperoleh
langsung dari narasumber.
Jenis wawancara yang akan dilakukan oleh peneliti adalah wawancara
terbuka yaitu tanya jawab yang terarah untuk mengumpulkan data-data yang
relevan. Meskipun wawancara dengan jenis ini menjadikan suasana kaku,
namun tujuan wawancara untuk mendapatkan data yang relevan akan
tercapai.43
E. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data berguna untuk pengumpulan data.
Instrumen pengumpulan data memanfaatkan alat fisik seperti kuesioner. 44
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen sebagai berikut:
41Ibid, hlm.77 42Usman Husaini, Purnomo Setiady, op.cit, hlm.55 43Ibid, hlm.56. 44Moleong J, Lexy, op. cit. hlm. 17.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
1. Pedoman Observasi
Instrumen observasi adalah pedoman melakukan observasi itu sendiri.
Peneliti menggunakan check list untuk pedoman observasi. Sebelum memulai
observasi, peneliti akan membuat instrumen check list tersebut. Isi dari
instrumen check list tersebut adalah faktor mengenai apa yang akan
diselidiki.45 Dengan menggunakan instrumen ini, maka peneliti hanya tinggal
memberikan tanda check list jika apa yang dia liat sesuai dengan data yang ada
di lapangan.
2. Kuesioner
Instrumen pada kuesioner adalah acuan peneliti dalam mengumpulkan
data mengenai pemanfaatan Museum Monumen Yogya Kembali sebagai
sumber belajar dan pariwisata dari responden yang merupakan pengunjung
Museum Monumen Yogya Kembali.46 Bentuk kuesioner yang peneliti gunakan
untuk mengukur tanggapan responden mengenai pemanfaatan museum
tersebut adalah checklist dengan empat alternatif jawaban yaitu sangat setuju
(SS), Setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).
3. Wawancara
Instrumen dalam wawancara adalah susunan dari pertanyaan yang
disusun peneliti sebelum dimulainya proses wawancara. Susunan pertanyaan
itulah yang akan menjadi pedoman bagi peneliti saat proses wawancara
berlangsung.
45 Narbuko Cholid, Abu Achmadi, op.cit. hlm.74. 46Ibid, hlm. 77.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
F. Teknik Sampling
Teknik sampling lebih dikenal dengan teknik pengambilan sampel.
Fungsi dari teknik sampling adalah untuk mereduksi anggota populasi, menjadi
anggota sampel yang mewakili populasinya. Selain itu, teknik sampling juga
akan memudahkan peneliti untuk lebih teliti dan menghemat waktu dan tenaga
dalam melakukan penelitian.47 Terdapat dua jenis yang dapat dilakukan dalam
teknik sampling yaitu sampling random atau probability sampling, dan
sampling non-random atau non-probability sampling. Probability sampling
adalah pengambilan contoh secara acak yang dilakukan dengan beberapa cara
seperti dengan undian, ordinal, tabel bilangan random, dan komputer. Non-
probability sampling adalah pengambilan contoh secara tidak acak.48
Dalam penelitian mengenai pemanfaatan Museum Monumen Yogya
Kembali sebagai sumber belajar dan pariwisata, maka peneliti menggunakan
non-probability sampling. Peneliti menggunakan teknik ini dengan
pertimbangan dalam melakukan sampling, apakah orang tersebut dapat
memberikan informasi yang relevan ataupun tidak. 49 Teknik snowball juga
digunakan peneliti untuk mendapatkan sampel. Maksud dari teknik adalah
peneliti terlebih dahulu melakukan wawancara dengan seorang narasumber,
setelah wawancara selesai, maka peneliti menanyakan kepada narasumber
pertanya mengenai rekomendasi narasumber berikutnya. Dengan kata lain,
narasumber akan terus menerus memberikan rekomendasi mengenai siapa
47 Usman Husaini dan Purnomo Setiady, op.cit, hlm.43 48Narbuko Cholid dan Abu Achmadi, op.cit, hlm.110 49 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003, hlm.64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
narasumber berikutnya.50 Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan sampel
kepada pengurus museum dan pengunjung museumyang terdiri dari guru dan
pelajar.
G. Validitas Data
Dalam sebuah penelitian, sebuah data harus bersifat valid. Dalam
penelitian kualitatif, terdapat beberapa cara untuk melakukan validitas data.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi dan diskusi dengan
teman sejawat.
1. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain, di luar data itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data yang ditemukan. 51 a. Triangulasi teknik
Triangulasi teknik digunakan untuk menguji apakah data yang
didapatkan valid atau tidak. Triangulasi teknik ini dilakukan dengan cara
mengecek data dari narasumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data observasi,
wawancara dengan pengelola dan pengunjung museum, serta menyebarkan
kuesioner. Data yang diperoleh dari observasi, wawancara, dan kuesioner
tersebut kemudian dibandingkan untuk mengetahui keabsahan dari data yang
diperoleh.
50Ibid, hlm.65 51 Lexy J.Moleong, Op.Cit., hlm.330.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
b. Triangulasi sumber
Triangulasi sumber adalah teknik triangulasi yang membandingkan
informasi yang didapatkan dari satu sumber dengan sumber lainnya untuk
mengecek kebenaran data yang diperoleh. Dalam penelitian ini peneliti
membandingkan antara sumber yang didapatkan dari hasil observasi dengan
hasil wawancara, membandingkan hasil wawancara dengan hasil dari
kuesioner, serta membandingkan hasil dari sumber yang peneliti dapatkan di
lapangan dengan penelitian yang relevan untuk semakin memastikan kebenaran
dari data yang diperoleh. c. Triangulasi Teori
Triangulasi teori digunakan peneliti untuk memeriksa tingkat kebenaran
suatu fakta. Dengan menggunakan lebih dari satu teori, maka tingkat kebenaran
dari fakta tersebut akan akurat. Teori yang digunakan peneliti adalah mengenai
museum, monumen, sumber belajar, belajar sejarah, pariwisata, dan teori
mengenai Museum Monumen Yogya Kembali. Peneliti menggunakan teori-
teori tersebut untuk dibandingkan dengan data yang telah peneliti dapakan di
lapangan. Jika data yang diperoleh sejalan dengan teori-teori yang digunakan
sebagai pembanding, maka data yang diperoleh dapat dipastikan keabsahannya.
Triangulasi yang peneliti gunakan untuk penelitian ini adalah triangulasi
teknik, triangulasi sumber, dan triangulasi teori. Triangulasi teknik digunakan
peneliti untuk mengecek apakah data yang diperoleh dari narasumber valid
atau tidak. Cara mengetahuinya adalah dengan mengecek kesamaan antara
wawancara dan kuesioner yang diisi oleh narasumber tersebut. Triangulasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
sumber digunakan untuk membandingkan informasi yang didapatkan dari hasil
wawancara dan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti. Triangulasi teori
digunakan untuk memeriksa kebenaran suatu fakta dan teori yang digunakan
adalah teori mengenai sumber belajar, pariwasata, dan Museum Monumen
Yogya Kembali. Selain itu, wawancara dilakukan setelah pengunjung
melakukan tur di dalam museum agar pengunjung mengetahui mengenai isi
museum saat di wawancara.
2. Diskusi Dengan Teman Sejawat
Dengan adanya diskusi dengan teman yang memiliki penelitian yang
sama, maka akan muncul pemikiran-pemikiran di luar diri peneliti. Dengan
adanya pemikiran lain, maka data yang sudah diperoleh peneliti dapat
didiskusikan dengan teman lain sehingga akan mendapatkan hasil yang valid.
H. Analisis Data
Analisis data adalah analisis terhadap hasil-hasil yang telah diperoleh.
Analisis data dalam penelitian kualitatif menggunakan analisis secara
induktif.52 Dengan analisis berbentuk induktif, lebih dapat membuat hubungan
peneliti dan responden menjadi eksplisit. Dalam analisis data induktif ini, maka
pada saat pengambilan data di lapangan, peneliti harus mengumpulkan data
selengkap mungkin dan juga melakukan analisis. Proses analisis data dilakukan
sejak reduksi data, penyajian data, sampai penarikan kesimpulan.
52 Moleong j. Lexy, op.cit. hlm.4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
1. Analisis Data Miles dan Huberman
Menurut Miles dan Huberman, teknik analisis data dibagi ke dalam tiga
alur kejadian yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan.53
Pengumpulan Penyajian
data data
Reduksi data Penarikan kesimpulan
Gambar IV. Teknik Analisis Data Model Miles dan Huberman (Diadopsi dari Haris Herdiansyah dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial) Berikut penjelasan gambar di atas: a) Reduksi data
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian, pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari
data yang didapatkan di lapangan. Saat pengumpulan data, maka reduksi data
akan terus berlangsung. Guna reduksi data ini adalah untuk membuat
rangkuman dari data yang telah dikumpulkan sehingga akan lebih mudah
dalam penyusunan data. Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data dari
observasi, wawancara, dan angket.
53 Asri Tyka, Analisis Penelitian Kualitatif Model Miles dan Huberman, (https://www.academia.edu/7440214/ANALISIS_PENELITIAN_KUALITATIF_MODEL_MILES_d an_HUBERMAN), diakses 4 September 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
b) Penyajian data
Penyajian data menurut Miles dan Huberman adalah sekumpulan
informasi yang tersusun dan memberikan kemungkinan untuk adanya
penarikan kesimpulan. Penyajian data meliputi berbagai jenis matriks, tabel,
dan bagan. Dengan penyusunan yang baik maka peneliti dapat menarik
kesimpulan apakah data yang dikumpulkan sudah baik ataupun harus
dilakukan penelitian lanjutan. Data yang peneliti sajikan adalah data berupa
hasil dari penelitian atau temuan dan tabel. c) Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan adalah proses menarik kesimpulan dari data-data
yang telah ditemukan selama proses pengambilan data. Kesimpulan biasanya
didapatkan setelah proses pengambilan data telah selesai. Setelah ditarik
kesimpulan maka peneliti tinggal memverifikasi data tersebut sebagai hasil dari
penelitian. Peneliti akan melakukan verifikasi data-data yang telah terkumpul
dari hasil temuan dan penelitian yang telah dilakukan.
Penerapan teknik analisis data Miles and Huberman ini diawali dengan
mengumpulkan data di Museum Monumen Yogya Kembali. Data yang
dikumpulkan oleh peneliti berupa hasil kuesioner, hasil wawancara, dan
observasi. Setelah data terkumpul, peneliti melakukan reduksi data. Jika
peneliti melihat ketidaksesuaian pada data yang diperoleh, maka data tersebut
tidak akan digunakan. Setelah melakukan reduksi data, peneliti melakukan
penyajian data. Hasil dari data yang telah diperoleh dan direduksi disajikan
dalam bentuk tabel maupun diagram disetai dengan keterangan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
menjelaskan isi dari diagram dan tabel tersebut. Langkah terakhir dalam
penerapan teknik analisis data Miles and Huberman tersebut adalah dengan
menarik kesimpulan dari data yang telah disajikan sebelumnya.
2. Analisis Data Kuesioner
Untuk menganalisis data kuesioner, peneliti menggunakan teknik
Penliaian Acuan Patokan (PAP). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
penilaian acuan patokan berskala lima. Penafsiran menggunakan peniliaian
acuan patokan dapat menggunakan langkah sebagai berikut:54
a. Mencari skor ideal, yaitu skor yang mungkin dicapai siswa jika semua soal dapat dijawab dengan benar. b. Mencari rata-rata ( ) ideal dengan rumus: = x skor ideal c. Mencari simpangan baku (s) ideal dengan rumus: s = x d. Menyusun pedoman konversi sesuai dengan kebutuhan. Menyusun pedoman konversi skala lima:
Tabel 2. Interval Skor Kuesioner Interval Skor Kategori Keterangan Χ > + 1,5 A Sangat Tinggi + 0,5 B Tinggi - 0,5 C Cukup - 1,5 D Rendah Χ ≤ - 1,5 E Sangat Rendah
I. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dalam penyusunan penelitian ini,
maka skripsi ini dibagi ke dalam lima bab yaitu:
Bab I Pendahuluan, berisi mengenai latar belakang masalah penulisan,
rumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian.
54 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2009, hlm.235-238.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Bab II Kajian Pustaka, berisi mengenai kajian teori dan kerangka berpikir.
Kajian teori mencakup pengertian museum, Museum Monumen
Yogya Kembali, sumber belajar, dan pariwisata.
Bab III Metodologi Penelitian, berisi mengenai jenis penelitian, tempat dan
waktu penelitian, metode dan instrumen pengumpulan data, teknik
sampling, validitas data, analisis data dan sistematika penulisan.
Bab IV Hasil Penelitian, berisi hasil penelitian dan pembahasan.
Bab V Penutup, berisi kesimpulan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan Museum Yogya Kembali yang
terletak di Jongkang, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Lokasi museum
ini dapat dikatakan strategis karena berada di pinggir jalan lingkar utara
Yogyakarta yang sangat memudahkan akses untuk menjangkau museum ini.
Museum Monumen Yogya Kembali didirikan di atas lahan seluas 49.920 m2.
Pemilihan lokasi Museum Monumen Yogya Kembali sendiri ditetapkan oleh
Sri Sultan Hamengku Buwono IX dengan pertimbangan sumbu imajiner yang
dihormati oleh masyarakat Yogyakarta.55
1. Visi dan Misi Museum Monumen Yogya Kembali a. Visi Museum Monumen Yogya Kembali.56 Mewujudkan, melestarikan, mengembangkan Museum Monumen Yogya Kembali sebagai bukti perjuangan bangsa Indonesia (CL.2).57 b. Misi Museum Monumen Yogya Kembali58 1) Mengabadikan peristiwa kembalinya Ibukota Yogyakarta ke tangan bangsa Indonesia. 2) Memperingati kembalinya Ibukota RI Yogyakarta ke tangan bangsa Indonesia sekaligus berakhirnya penjajahan kolonialis Belanda di Indonesia. 3) Merupakan ungkapan penghargaan dan rasa terima kasih kepada para pahlawan yang telah mengorbanan jiwanya dalam merebut kembali Yogyakarta sebagai Ibukota Republik Indonesia 4) Mewariskan dan melestarikan jiwa, semangat nilai-nilai luhur perjuangan bangsa Indonesia kepada generasi penerus, sebagai wahana pendidikan mempertebal identitas dan watak bangsa Indonesia yang patriotik, luhur,
55 Sri Utami dkk, op.cit hlm.1 56 Ibid., hlm.2 57 Hasil wawancara dengan Bapak Nanang Dwinarto, 15 Maret 2019 58 Sri Utami dkk, loc.cit.
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
harga diri, ulet dan tahan menderita dalam memperjuangkan cita-cita bangsa.
2. Sarana dan Prasarana
Museum Monumen Yogya Kembali adalah sebuah museum yang
dikelola secara swasta, namun untuk sarana dan prasarana yang ada di Museum
Monumen Yogya Kembali tidak kalah dengan museum yang dikelola oleh
negeri. Berikut ini adalah sarana dan prasarana yang ada di Museum Monumen
Yogya Kembali (CL.1).59
a. Kantor staf yang bekerja di Museum Monumen Yogya Kembali
Museum Monumen Yogya Kembali memiliki satu ruangan pada lantai
satu museum yang berfungsi sebagai kantor kepala museum, tata usaha, dan
ruang kerja bagi para staf yang ada di museum. Ruang kantor tersebut
memiliki sekat yang membatasi ruangan kepala museum dan ruang bagi staf
lain.
b. Perpustakaan
Museum Monumen Yogya Kembali memiliki sebuah perpustakaan
yang terletak pada lantai satu berseberangan dengan ruang kantor museum.
Ruang perpustakaan yang ada di Museum Monumen Yogya Kembali
memiliki ukuran yang tidak terlalu besar namun memiliki koleksi yang
cukup lengkap mengenai sejarah perjuangan bangsa Indonesia pasca
kemerdekaan.
59 Hasil observasi pada tanggal 12 Maret 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
c. Ruang audiovisual sekaligus ruang serbaguna
Keunggulan yang juga dimiliki oleh Museum Monumen Yogya
Kembali adalah memiliki ruangan yang dapat dipergunakan sebagai ruang
untuk pemutaran film dengan tema perjuangan rakyat Indonesia untuk
mempertahankan kemerdekaan. Pengunjung biasanya diarahkan untuk
melihat film terlebih dahulu sebelum mengelilingi museum. Ruangan
tersebut memiliki layar yang besar dan panggung. Ruangan ini juga bisa
disewakan untuk berbagai kegiatan seperti pernikahan dan acara lainnya. d. Kamera CCTV
Museum Monumen Yogya Kembali juga sudah dilengkapi dengan
kamera CCTV yang tersebar di seluruh museum untuk memantau aktifitas
pengunjung museum dan menghindari tindakan yang tidak diinginkan. e. Ruang Garbha Graha
Museum Monumen Yogya Kembali memiliki ruang Garbha Graha
pada lantai tiga museum. Ruang Garbha Graha memiliki bentuk seperti
kerucut dengan lubang masuk cahaya pada bagian atasnya. Ruang Garbha
Graha digunakan sebagai ruang untuk mengenang dan mendoakan para
pahlawan pada masa lalu. Diharapkan setelah masuk ruang Garbha Graha
para pengunjung dapat mensyukuri karunia Tuhan atas kemerdekaan yang
telah diraih dan dapat mendoakan para pahlawan yang telah gugur agar
diterima di sisi Tuhan sebagai amal bhaktinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
f. Taman bertema lampion di sekitar museum
Taman bertema lampion di sekitar museum yang dapat digunakan
oleh pengunjung untuk bersantai dan berfoto-foto sebelum ataupun sesudah
mengunjungi museum.
g. Pendingin ruangan
h. Toilet
i. Tempat parkir luas
j. Pos keamanan
B. Deskripsi Hasil Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun dan data yang telah
dikumpulkan oleh peneliti, maka hasil penelitian ini akan dijabarkan dalam
empat bagian yaitu: sejarah berdirinya Museum Monumen Yogya Kembali,
koleksi apa saja yang ada di Museum Monumen Yogya Kembali, kegiatan apa
saja yang dilakukan pihak Museum Monumen Yogya Kembali berkaitan
dengan pemanfaatan museum sebagai sumber belajar dan destinasi wisata,
serta data kuesioner mengenai tanggapan pengunjung museum terhadap fungsi
museum sebagai sumber belajar dan pariwisata. Berikut ini adalah hasil dari
penelitian tersebut:
1. Latar Belakang Berdirinya Museum
Museum Monumen Yogya Kembali pada awalnya dibangun pada
tanggal 29 Juni 1985 dengan upacara tradisional peletakkan kepala kerbau dan
peletakkan batu pertama oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Paduka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Paku Alam VIII. Gagasan awal dibangunnya Museum Monumen Yogya
Kembali dilontarkan oleh Bapak Kolonel Soegiarto selaku Walikotamadya
Yogyakarta atas saran Bapak DR Ruslan Abdulgani dan Bapak Marsudi.60
Pemilihan nama “Yogya Kembali” pada awalnya karena berhasil ditarik
mundurnya pasukan Belanda dari Yogyakarta pada tanggal 29 Juni 1949 dan
kembalinya Presiden Soekarno, Wakil Presiden, dan pemimpin daerah lainnya
ke Yogyakarta. Hal tersebut dipandang sebagai titik awal Bangsa Indonesia
untuk terbebas dari cengkeraman penjajah Belanda dan menentukan bagi
kelangsungan hidup Negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat.61
Museum Monumen Yogya Kembali sendiri diresmikan pembukaanya
oleh Presiden Soeharto pada tanggal 6 Juli 1989. Dengan dibangunnya
Museum Monumen Yogya Kembali diharapkan dapat membuat masyarakat
selalu ingat mengenai sejarah perjuangan Bangsa Indonesia dalam melawan
para penjajah di masa lalu (CL.2). 62 Selain itu, Museum Monumen Yogya
Kembali dapat dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi, sarana pendidikan, dan
penelitian sejarah perjuangan bangsa Indonesia (CL.2).63
Pemilihan lokasi dan bentuk fisik bangunan dari Museum Monumen
Yogya Kembali memiliki arti dan tidak sembarangan dibuat. Bentuk fisik
bangunan Museum Monumen Yogya Kembali yang berbentuk
kerucut/gunungan memiliki beberapa arti sebagai berikut:64 bentuk monumen
yang menyerupai gunung kecil dengan ketinggian 31,80 meter digambarkan
60 Sri Utami dkk, op.cit hlm.1 61Ibid, hlm.1 62 Hasil wawancara dengan Bapak Nanang Dwinarto, 15 Maret 2019 63 Hasil wawancara dengan Bapak Nanang Dwinarto, 15 Maret 2019 64 Sri Utami dkk, op.cit hlm.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
sebagai gunung merapi yang sangat berarti bagi masyarakat Yogyakarta. Selain
itu, beberapa orang menyebutkan bahwa bentuk dari monumen ini sepert
tumpeng yang ditutupi oleh benda putih mengkilat yang dalam tradisi Jawa,
tumpeng diketahui sebagai bentuk gunung yang dapat dihubungkan dengan
kekayaan atau gunungan dalam wayang kulit, yang melambangkan
kebahagiaan, kekayaan, kesucian, dan sebagai penutup setiap episode
perjuangan bangsa.
Pemilihan lokasi pembangunan Museum Monumen Yogya Kembali juga
ditetapkan langsung oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dengan pemikiran
bahwa terletak di garis poros antara Gunung Merapi – Museum Monumen
Yogya Kembali – Tugu Pal Putih – Kraton - Panggung Krapyak – Laut selatan
yang juga merupakan sumbu imajiner yang sampai saat ini masih dihormati
masyarakat Yogyakarta.65
Sebagian besar koleksi yang berada di dalam dan sekitar Museum
Monumen Yogya Kembali merupakan koleksi yang berkaitan dengan
perjuangan Bangsa Indonesia khususnya masyarakat Yogyakarta pasca
kemerdekaan antara tahun 1945 sampai 1949. Meskipun begitu, terdapat
beberapa koleksi terutama patung para pahlawan yang berjasa sebelum masa
kemerdekaan seperti patung Tjut Nyak Dien dan Teungku Umar yang
digunakan sebagai pelengkap koleksi museum. Pemilihan koleksi tersebut
disesuaikan dengan tujuan awal monumen didirikan yaitu untuk mengenang
65Ibid,hlm.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
keberhasilan para pahlawan dahulu untuk merebut kembali Ibukota Indonesia
yang berada di Yogyakarta dari tangan kolonial (CL.2).66
Sebagai bangunan yang monumental, diharapkan Museum Monumen
Yogya Kembali dapat dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi, sarana pendidikan
dan penelitian akan sejarah perjuangan Indonesia pasca kemerdekaan.67
2. Koleksi yang Ada di Museum
Berkaitan dengan koleksi dan benda-benda yang berada di dalam
maupun sekitar Museum Monumen Yogya Kembali, terdapat beberapa hal
yang perlu diketahui. Hal pertama yang perlu diketahui adalah bagaimana cara
museum untuk mengumpukan benda-benda dan koleksi tersebut. Menurut
Bapak Nanang selaku Kepala Bagian Operasional Museum Monumen Yogya
Kembali, semua benda yang dipamerkan baik di dalam maupun sekitar
museum merupakan hibah dari masyarakat ataupun dinas terkait. Contohnya,
dari barang koleksi yang merupakan hibah adalah Meriam PSU Akan Bofors
yang merupakan hibah ataupun sumbangan KSAD pada tangal 28 Maret
1996. 68 Contoh lainnya adalah tandu yang pernah digunakan oleh Jendral
Sudirman yang dihibahkan untuk museum dari masyarakat (CL.2).69
Sebagian besar koleksi yang berada di Museum Monumen Yogya
Kembali sendiri adalah koleksi yang memiliki hubungan dengan perjuangan
rakyat Indonesia pasca kemerekaan antara tahun 1945 sampai 1949. Hal
tersebut disesuaikan dengan tujuan awal dibangunnya monumen ini untuk
66 Hasil wawancara dengan Bapak Nanang Dwinarto, 15 Maret 2019 67 Sri Utami dkk, loc.cit. 68 Sri Utami dkk, op.cit hlm.6 69 Hasil wawancara dengan Bapak Nanang Dwinarto, 15 Maret 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
mengenang kembali perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan
kemerdekaannya (CL.2).70 Namun, terdapat juga koleksi patung para pahlawan
sebelum kemerdekaan yang digunakan sebagai koleksi pelengkap di museum.
Koleksi di Museum Monumen Yogya Kembali sendiri terdiri dari barang
asli dan tiruan. Koleksi yang baru saja dihibahkan oleh pihak museum akan
langsung diperbaiki dan direstorasi oleh pihak museum sendiri sebelum
dipajang. Untuk proses restorasi dan perawatan menurut Bapak Nanang
Dwinarto, Museum Monumen Yogya Kembali sudah memiliki ruang khusus
untuk memperbaiki atau merestorasi koleksi yang ada di museum.
Berkaitan dengan jenis dan koleksi apa saja yang ada di sekitar dan di
dalam Museum Monumen Yogya Kembali, berikut ini adalah tabel mengenai
daftar barang koleksi yang ada di Monjali:
Tabel 3. Daftar Koleksi Museum71
No. Ruangan Jenis Koleksi
1. Hall lantai 1 Patung Dada Panglima Besar Jendral Soedirman dan Letnan Jendral Oerip Soemohardjo Foto Pelaksanaan Pembanguanan Museum Monumen Yogya Kembali Patung foto Imam Bonjol Meriam Jugo M–48 Dokar Tentara Pelajar Patung Nyi Ageng Serang Meriam PSU Akan Bofors Patung Teuku Umar Patung Tjut Nya Dien Meriam PSU Ourlikon Kaliber 20mm Meriam Jogo M-48 Kaliber 76mm Foto kegiatan tentara pelajar 2. Ruang Panil tegak 1-2 yang meliputi foto-foto peristiwa Museum I sekitar Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 dan pertempuran rakyat Indonesia
70 Hasil wawancara dengan Bapak Nanang Dwinarto, 15 Maret 2019 71Buku Petunjuk Koleksi Museum Monumen Yogya Kembali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
melawan sekutu di kota Surabaya Panel Dinding yang terdiri dari 12 panel yang terdiri dari foto-foto yang berkaitan dengan kemeriahan proklamasi sampai perkembangan ABRI tahun 1945- 1950 Vitrin dinding yang terdiri dari 5 vitrin yang isinya mencakup senjata dan visualisasi dari BPRI dan BKR Vitrin sudut yang terdiri dari 3 vitrin yang isinya mencakup benda-benda koleksi yang berkaitan dengan perjuangan fisik bangsa Indonesia seperti senjata, dan miniatur replika pesawat. Vitrin Tengah yang terdiri dari 4 vitrin yang isinya mencakup koleksi yang berkaitan dengan miniatur kapal dan duplikat panji-panji divisi angkatan perang Teras sudut ruang museum yang isinya mencakup senjata-senjata refolusi fisik hasil rampasan dari pihak Jepang dan Sekutu yang selanjutnya digunakan oleh tentara Indonesia pada saat itu Peta Timbul wilayah Republik Indonesia setelah perjanjian Renville 3 Ruang Panel tegak yang terdiri dari 4 panel yang isinya Museum II berkaitan dengan foto perundingan komisi tiga negara, presiden Soekarno, dan pemakaman Jendral Soedirman tahun 1950 Panel dinding yang terdiri dari 13 panel yang isinya mencakup foto yang berkaitan dengan perang Gerilya dan system pertahanan rakyat Vitrin sudut yang terdiri dari 3 vitrin yang isinya mencakup peralatan komunikasi, arsip dan benda yang dipakai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Paku Alam VIII Vitrin tengah yang terdiri dari dua vitrin yang isinya merupakan senjata yang digunakan pada saat perang gerilya Peta timbul rute perang gerilya Teras sudut museum II yang isinya merupakan perlengkapan yang digunkana Jendral Soedirman Peta timbul wilayah Republik Indonesia Serikat 3 Ruang Evokatif dapur umum yang merupakan replica kondisi Museum III dapur umum selama Agresi Militer yang berada di Gunung Kidul Yogyakarta Evokatif Palang Merah Indonesia yang isinya mengenaikondisi Palang Merah Indonesia di Desa Boro Kulon Progo Peta timbul rute Konsolidasi WK III Peta timbul pembagian wilayah Wehrkreis III Alat Cetak Proef Unit Caraka Seperangkat meja kursi tamu yang digunakan Komandan SWK 103 A Mayor Ventje Sumual selama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
perang gerilya di Sleman Peta timbul serangan umum 1 Maret 1949 Potret diri para Komandan Sub Wehrkreis III Seperangkat Meja Kursi yang digunakan siswa Kepolisian Negara Republik Indonesia Vitrin sudut yang memuat koleksi mengenai serangan umum 1 Maret 1949 Dinding ruang museum sebelah utara yang berisi mengenai beberapa lembar dokumen Surat Perintah Harian Komandan Wehkreis III Meja kerja Sri Sultan Hamengku Buwono IX Meja kerja Sri Paduka Paku Alaman Bagan susuan pemerintahan 4 Ruang Patung dada Ir. Soekarno museum IV Patung dada Drs.Moh.Hatta Text Proklamasi Foto dokumen kegiatan Presiden dan Wakil Presiden di Yogyakarta Tempat tidur Presiden Soekarno Patung dada Ki Hadjar Dewantara Patung dada Kyai Haji Mas Mansyur Peta timbul wilayah RIS Meja dan kursi tamu Wakil Presiden Moh.Hatta Potret diri tokoh pimpinan Republik Indonesia Kursi kerja Komite Nasional Indonesia Daerah 5 Dinding Koleksi relief yang menceritakan mengenai perjuangan pagar Indonesia dari tahun 1945-1949. Jumlah relief tersebut langkan adalah 40 relief lantai II
6 Lantai II Berisi mengenai diorama sebanyak 10 buah. Diorama ini menceritakan tentang perjuangan fisik dan diplomasi yang dilakukan Indonesia tahun 1945-1949 7 Lantai III Garbha Graha yang merupakan ruang hening untuk mendoakan para pahlawan dan mensyukuri karunia Tuhan atas kemerdekaan Indonesia. Terdapat duplikat bendera pusaka, unit relief simbolik, dan unit kata mutiara.
Setelah mengetahui mengenai koleksi apa saja yang terdapat di dalam lingkungan Museum Monumen Yogya Kembali, maka kita akan membahas mengenai kategori koleksi yang terdapat di museum. Koleksi-koleksi yang ada di Museum Monumen Yogya Kembali tidak memiliki kategori khusus pada setiap koleksinya. Pembagian koleksi pada empat ruangan di lantai satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
ternyata didasarkan pada waktu kejadian yang berkaitan dengan koleksi
tersebut (CL.3).72 Sebagai contoh, ruangan museum I merupakan ruangan yang
isinya merupakan koleksi yang berkaitan dengan peristiwa proklamasi pada
tahun 1945 dan ruangan museum II untuk koleksi yang berkaitan dengan
perang gerilya yang dilakukan untuk kembali merebut Ibukota Yogyakarta dari
para penjajah pada tahun 1948. Pembagian ruangan ini juga agar
mempermudah pengunjung untuk mengetahui peristiwa yang dibahas secara
lebih runtut dan jelas (CL.3).73
Lantai II museum juga memiliki koleksi berupa relief dan diorama yang
menceritakan perjuangan Bangsa Indonesia tahun 1945-1949. Pengunjung
dapat menikmati koleksi ini dengan melihat relief yang berada di luar dan
masuk ke dalam lantai II untuk melihat diorama yang juga dilengkapi dengan
speaker suara yang semakin menambah kesan nyata pengunjung. Setelah
berkeliling lantai II museum maka pengunjung dapat menaiki lantai III untuk
mengenang para pahlawan dan juga dapat mengheningkan cipta dan
mensyukuri rahmat yang telah diberikan Tuhan YME. Semua itu sudah dibuat
sedemikian rupa oleh pihak pengelola museum agar pengunjung dapat
merasakan seluruh proses perjuangan Bangsa Indonesia pasca kemerdekaan
(CL.3).74
Berkaitan dengan koleksi museum yang dapat digunakan sebagai sumber
belajar, Bapak Nanang dan Bapak Sigit berpendapat bahwa semua koleksi
yang terdapat di Museum Monumen Yogya Kembali dapat digunakan sebagai
72 Hasil wawancara dengan Bapak Sigit, 15 Maret 2019 73 Hasil wawancara dengan Bapak Sigit, 15 Maret 2019 74 Hasil wawancara dengan Bapak Sigit, 15 Maret 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
sumber pembelajaran sejarah ataupun PKN. Koleksi di Museum Monumen
Yogya Kembali kebanyakan merupakan koleksi yang berkaitan dengan proses
perebutan kembali Indonesia terutama Yogyakarta dari tangan Kolonial.
Koleksi tersebut dapat menambah pengetahuan siswa terhadap proses yang
dialami oleh Bangsa Indonesia antara tahun 1945-1949. Selain itu, siswa tidak
hanya dapat menambah pengetahuannya, melainkan dapat meneladani sikap
para pahlawan pada masa lalu. Nilai pengetahuan dan nilai moral bisa siswa
dapatkan dengan berkunjung ke Museum Monumen Yogya Kembali ini
(CL.2,3).75
Penataan koleksi yang dipisah berdasarkan tahun dan juga kelengkapan
koleksi pada lantai satu museum dapat mempermudah siswa untuk memahami
mengenai peristiwa sejarah yang terjadi secara berurutan sesuai dengan
kronologi waktu yang terjadi pada masa lalu. Petugas museum juga selalu
memandu pengunjung yang datang ke museum agar menikmati koleksi secara
runtut agar informasi yang ada dapat diterima dengan maksimal dan berurutan.
Selain koleksi yang berada di lantai satu, pengunjung juga disuguhi film yang
bertemakan perjuangan pasca kemerdekaan Indonesia. Film dokumenter ini
sendiri merupakan fasilitas yang dapat dimanfaatkan pengunjung untuk lebih
mengetahui dan memperdalam materi mengenai perlawanan Bangsa Indonesia
tahun 1945-1949 (CL.4).76 Hal tersebut dikatakan sendiri oleh beberapa guru
yang mendampingi siswanya dalam melakukan studi tour ke Museum
Monumen Yogya Kembali. “Dengan mengunjungi tempat yang memiliki nilai-
75 Hasil wawancara dengan Bapak Nanang dan Sigit, 15 Maret 2019 76 Hasil wawancara dengan Bapak Kadi Sukardi, 13 Maret 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
nilai sejarah, maka dapat membantu siswa untuk melihat langsung dan
memperdalam materi yang telah mereka dapatkan di kelas”, kata Bapak Kadi
Sukardi yang merupakan guru dari MTS Negeri 1 Bandung. Hal serupa juga
dikatakan oleh guru lainnya dimana setelah melihat film dan melihat koleksi
siswa tidak hanya mendapat tambahan pengetahuan melainkan juga dapat
menumbuhkan sikap cinta tanah air dan bela bangsa (CL.5).77
Selain dari sudut pandang para guru, ternyata dengan berkunjung ke
museum dapat menjadi alternatif siswa untuk belajar dan mengetahui tentang
sejarah khususnya sejarah perjuangan Bangsa Indonesia yang terdapat pada
koleksi di Museum Monumen Yogya Kembali ini. Dengan melihat dari dekat
bahkan berfoto serta membaca langsung keterangan yang ada di Museum
ternyata dapat menjadikan siswa lebih merasa nyaman dan asik dalam belajar
sejarah. Dalam wawancara dengan beberapa orang siswa MTS Negeri 1
Bandung yang melakukan kunjungan, mereka menyatakan bahwa dengan
berkunjung ke museum mereka lebih mengerti tenang materi sejarah karena
mereka dapat melihat langsung koleksi yang ada di museum. Selain itu, mereka
juga merasa dengan berkunjung ke museum, semua materi yang mereka terima
di kelas terasa lebih nyata dan hidup sehingga meninggalkan kesan bagi
mereka.
Selain koleksi barang peninggalan yang terdapat pada ruang museum
satu sampai empat yang berada di lantai satu museum, para pengunjung juga
dapat melihat gambaran suasana yang terjadi pada masa lalu dari relief dan
77 Hasil wawancara dengan Ibuk Tatik, 13 Maret 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
diorama yang terdapat pada lantai dua museum. Cerita yang disampaikan juga
sama runtutnya dengan lantai satu sehingga para pengunjung mendapat
gambaran langsung secara visual dari relief maupun diorama yang ada pada
ruangan lantai dua tersebut. Lantai paling atas Museum Monumen Yogya
Kembali adalah bangunan yang paling dapat menggugah rasa nasionalisme dan
kebangsaan disamping koleksi dan film yang berada di lantai satu dan dua
(CL.2).78 Ruangan yang bernama Garbha Graha disebut juga sebagai ruang
sunyi dimana pengunjung dapat mengenang jasa para pahlawan pada masa
lalu, dapat mendoakan para pahlawan, ataupun bersyukur atas kemerdekaan
yang sudah diraih oleh bangsa Indonesia. Dengan berada di ruangan ini,
diharapkan pengunjung akan semakin tergugah untuk menumbuhkan rasa
kebangsaan dan rasa cinta tanah air.
Untuk hambatan yang dialami museum dalam pemanfaatan museum
sebagai sumber belajar, Bapak Sigit selaku pengelola museum dan pencatat
buku tamu yang ada di lantai dua museum mengatakan bahwa untuk pengnjung
yang berasal dari dalam negeri pihak museum tidak menemui hambatan.
Namun terkadang sikap pengunjung sendiri terutama anak kecil yang sedikit
sulit diatur seperti seringnya anak-anak kecil berlarian di museum yang
dikhawatirkan dapat membahayakan dirinya ataupun koleksi yang ada di
museum. Untuk pengunjung dari luar Indonesia, Pak Sigit selaku pengelola
museum mengatakan bahwa pihak Museum Monumen Yogya Kembali belum
memiliki pemandu yang dapat memandu pengunjung yang berasal dari luar
78 Hasil wawancara dengan Bapak Nanang Dwinarto, 15 Maret 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
negeri sehingga untuk pengunjung yang dari luar negeri hanya diarahkan untuk
mengisi buku tamu dan setelah itu dibiarkan berkeliling sendiri atau beberapa
dari mereka membawa pemandu dari luar museum dan hal tersebut
diperbolehkan oleh pihak museum (CL.3).79
Kesimpulan yang didapatkan terhadap pertanyaan apakah Museum
Monumen Yogya Kembali dapat dijadikan sebagai sumber belajar?
Jawabannya adalah bisa karena koleksi yang berkaitan dengan sejarah perang
pasca kemerdekaan sangat lengkap. Penataan koleksi yang sangat baik dan
runtut berdasarkan tahun kejadian dan pemutaran film bertema perjuangan
dapat menjadi sumber pengetahuan baru ataupun sebagai tambahan
pengetahuan bagi siswa maupun guru serta pengunjung lain. Selain
pengetahuan, pengunjung juga akan mendapat pelajaran mengenai nilai sikap
cinta tanah air dan persatuan serta menghargai jasa para pahlawan di masa lalu.
Diorama yang dilengkapi dengan audio serta ruangan Garbha Graha dapat
semakin memperkuat nilai sikap cinta tanah air dan berbangsa setelah
berkunjung ke Museum Monumen Yogya Kembali ini.
3. Kegiatan yang ada di Museum
Museum Yogya Kembali selain memiliki koleksi yang lengkap juga
memiliki beberapa kegiatan yang dilakukan secara rutin. Kegiatan tersebut
melibatkan masyarakat umum terutama pelajar dan instansi kependidikan
seperti sekolah dan universitas. Kegiatan yang terdapat pada Museum
79 Hasil wawancara dengan Bapak Sigit. 15 Maret 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Monumen Yogya Kembali dibagi ke dalam dua jenis yaitu kegiatan edukasi
dan kegiatan wisata. a. Kegiatan edukasi di museum
Museum Monumen Yogya Kembali memiliki beberapa kegiatan yang
berkaitan dengan edukasi dan pemanfaatan museum sebagai sumber belajar.
Kegiatan yang dilakukan oleh pihak pengelola museum antara lain adalah
kegiatan upacara yang dilakukan pada hari-hari besar kenegaraan seperti
upacara peringatan Sumpah Pemuda. Hal tersebut menurut Pak Nanang yang
menjabat sebagai kepala bagian operasional museum, dapat menjadi sarana
edukasi dan pembelajaran sikap bagi generasi muda untuk selalu mengingat
mengenai sejarah perjuangan khususnya Sumpah Pemuda. Hal tersebut senada
dengan visi museum yang ingin menanamkan jiwa ’45 pada generasi muda.
Selain menyelenggarakan upacara yang melibatkan siswa, pengelola
Museum Monumen Yogya Kembali juga menerima calon-calon pejabat
kenegaraan dalam rangka untuk menumbuhkan nilai-nilai kebangsaan (CL.2).80
Sebelum para calon pejabat menjabat di dalam pemerintahan, banyak dari
mereka yang dikirim ke Museum Monumen Yogya Kembali untuk
menumbuhkan nilai-nilai kebangsaan mereka. Kegiatan lain yang dilakukan
oleh pihak museum adalah travel dialogue. Kegiatan ini tidak melibatkan siswa
namun melibatkan kepala-kepala sekolah dari provinsi lain. Kegiatan ini
dilakukan museum dengan datang ke provinsi lain diluar Yogyakarta dan
mengumpulkan kepala-kepala sekolah dari berbagai sekolah dari provinsi
80 Hasil wawancara dengan Bapak Nanang Dwinarto, 15 Maret 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
tersebut dan membahas mengenai sejarah yang berhubungan dengan
perjuangan Bangsa Indonesia pasca kemerdekaan antara tahun 1945-1949.
Kegiatan tersebut dikatakan oleh pengelola museum, dilakukan untuk memberi
tambahan pengetahuan kepada para kepala sekolah dan menumbuhkan nilai
sikap yang berkaitan dengan perjuangan rakyat Indonesia di masa lalu.
Kegiatan lain yang dilakukan oleh museum adalah kegiatan
Museum goes to Campus. Kegiatan ini adalah kegiatan dimana pengelola
Museum Monumen Yogya Kembali mendatangi universitas-universitas untuk
melakukan pameran terkait koleksi yang ada di dalam museum. Beberapa
koleksi yang memungkinkan untuk dibawa keluar museum akan dibawa.
Kegiatan ini juga termasuk dalam rangka promosi sekaligus memberi
pengetahuuan mengenai koleksi museum yang berhubungan dengan
perjuangan rakyat Indonesia pada masa lalu khususnya (CL.2).81
Untuk hambatan yang dialami oleh museum dalam melaksanakan
kegiatan edukasi tersebut, Bapak Nanang mengatakan bahwa tidak terdapat
hambatan dalam melaksanakan tersebut. Terkait kegiatan upacara yang
dilaksanakan Museum, siswa sangat antusias dalam mengikuti kegiatan
tersebut. Hal tersebut sambung Pak Nanang, menjadi bukti bahwa nilai-nilai
persatuan yang ditanamkan sudah ada dalam diri siswa. Untuk program lainnya
tidak ada hambatan yang dihadapi karena sama dengan siswa, instansi lain
yang terkait dengan kegiatan museum terkesan sangat antusias dalam
mengikuti kegiatan tersebut. Untuk kegiatan Museum goes to Campus sendiri,
81 Hasil wawancara dengan Bapak Nanang Dwinarto, 15 Maret 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Museum Monumen Yogya Kembali meraih penghargaan sebagai museum
terfavorit dalam ajang tersebut. Hal tersebut menjadi indikasi bahwa
antusiasme peserta terhadap Museum Monumen Yogya Kembali pada
umumnya dan koleksi yang berkaitan dengan semangat kebangsaan pada
khususnya sangat diminati oleh masyarakat.
Gambar V. Grafik Pengunjung Museum Monumen Yogya Kembali Tahun 2015- 2018 (Diadopsi dari grafik pengunjung Museum Yogya Kembali 2015-2018) b. Kegiatan Pariwisata di Museum
Selain kegiatan edukasi, Museum Monumen Yogya Kembali juga
menawarkan sesuatu yang lain. Kegiatan tersebut adalah kegiatan yang
berkaitan dengan pemanfaatan halaman museum sebagai sarana rekreasi dan
pariwisata.
Fasilitas pertama yang dapat digunakan sebagai sarana bersantai dan
rekreasi setelah mengunjungi museum adalah kolam ikan yang ada di sekitar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
bangunan utama museum. Kolam yang dipenuhi dengan beberapa jenis ikan
sangat menarik para pengunjung setelah berkeliling komplek museum. Dengan
membayar Rp.1.000,00 para pengunjung dapat membeli pakan bagi ikan-ikan
tersebut dan memberi makan ikan-ikan yang ada. Hal tersebut sangat disukai
oleh pengunjung yang membawa serta anak-anak dan keluarganya ke museum
(CL.1).82
Selain adanya kolam ikan, fasilitas lain yang terdapat di museum tersebut
adalah adanya sebuah taman yang mengelilingi bangunan utama Monjali.
Taman tersebut adalah Taman Pelangi. Taman Pelangi sendiri didirikan
berdasarkan kerja sama antara pihak pengelola museum dengan perusahaan
yang saat ini mengelola Taman Pelangi.83 Pembangunan taman ini sendiri pada
awalnya karena kebutuhan Museum Monumen Yogya Kembali untuk
membiayai kebutuhan museum. Karena Museum Monumen Yogya Kembali
dikelola oleh pihak swasta yang artinya tidak dibiayai oleh pemerintah, maka
pihak pengelola museum harus mencari sumber pendapatan lainnya. Atas dasar
pemikiran tersebutlah pada akhirnya muncul kerja sama dengan pengelola
taman pelangi untuk membangun sebuah taman dengan tema lampion yang
dapat dinikmati pengunjung Museum Monumen Yogya Kembali pada sore dan
malam hari setelah museum tutup.
82 Hasil observasi pada tanggal 12 Maret 2019 83 Hasil wawancara dengan Bapak Nanang Dwinarto, 15 Maret 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
4. Tanggapan Pengunjung Terhadap Keberadaan Museum Monumen Yogya
Kembali Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata
Penelitian mengenai pemanfaatan museum sebagai sumber belajar dan
destinasi wisata dilakukan peneliti dengan menggunakan dua metode yaitu
metode kuesioner dan wawancara. Indikator kuesioner yang disusun oleh
peneliti dibedakan menjadi dua yaitu indikator yang berhubungan dengan
sumber belajar dan indikator yang berhubungan dengan pariwisata. Kuesioner
mengenai sumber belajar mencakup dua indikator yaitu pengetahuan dan sikap
sedangkan kuesioner mengenai pariwisata mencakup tujuh indikator yang
berhubungan dengan Sapta Pesona. Untuk mengecek apakah data hasil
kuesioner tersebut valid, maka peneliti menggunakan triangulasi teknik. Hasil
dari penghitungan kuisioner tersebut akan dibandingkan dengan hasil dari
wawancara sehingga akan didapatkan data yang valid. 84 Kuisioner yang
digunakan oleh peneliti memiliki 40 butir pernyataan dan memiliki empat
pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan
Sangat Tidak Setuju (STS) .
Berikut adalah data hasil mengenai pemafaatan museum sebagai sumber
belajar dan destinasi wisata: a. Pengetahuan
Aspek pengetahuan merupakan indikator yang termasuk di dalam
variabel sumber belajar. Pernyataan yang terdapat pada aspek pengetahuan ini
mencakup pengaruh museum dalam membantu siswa mengetahui dan
84 Lexy J.Moleong, Op.Cit., hlm.330
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
memperdalam materi yang berhubungan dengan peristiwa sejarah.85 Hasil dari
pengolahan data kuesioner aspek pengetahuan dapat digambarkan dalam
diagram sebagai berikut:
Gambar VI. Diagram Hasil Kuesioner Aspek Pengetahuan Gambar VI di atas menunjukkan hasil pengolahan data kuesioner aspek
pengetahuan. Berdasarkan diagram tersebut, sebagian besar informan
menyatakan sangat setuju (70%) bahwa berkunjung ke museum dapat
menambah pengetahuan mereka mengenai sejarah.
Berdasarkan data di atas, peneliti dapat menarik sebuah kesimpulan
bahwa Museum Monumen Yogya Kembali dapat dijadikan sebagai sumber
pengetahuan dalam belajar sejarah selain pengetahuan yang didapatkan dari
proses belajar di dalam kelas. Hal tersebut dibuktikan dengan sebagian besar
informan (70%) yang menyatakan setuju jika dengan berkunjung ke museum
dapat menambah pengetahuan mereka mengenai sejarah. Hal ini membuktikan
85 Data selengkapnya pada tabel lampiran no 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
bahwa museum dapat dimanfaatkan sebagai sumber pengetahuan dalam belajar
sejarah.
Hasil kuesioner di atas diperkuat oleh hasil wawancara dengan Bapak
Kadi Sukardi yang merupakan seorang guru dari MTS Negeri 1 Ciparay,
Bandung yang sedang berkunjung. Menurut Bapak Kadi, dengan datang ke
museum secara langsung siswa dapat melihat peninggalan sejarah secara
langsung (CL.4). 86 Dengan melihat secara langsung peninggalan sejarah di
museum, maka siswa dapat lebih mengerti dan memperdalam materi yang
sudah didapatkan di sekolah. Pernyataan Pak Kadi diperkuat kembali dengan
wawancara terhadap Rafli Bambang yang merupakan siswa dari MTS Negeri 1
Ciparay yang mengatakan jika melihat langsung koleksi yang ada di museum
akan lebih mempermudah dia dalam mengerti mengenai peristiwa sejarah
(CL.6).87
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan berkunjung secara
langsung ke museum, maka siswa dapat lebih mengerti mengenai sejarah dan
mendapatkan pengalaman serta pengetahuan baru yang tidak dapat mereka
dapatkan di sekolah. b. Sikap
Selain aspek pengetahuan, aspek lain yang termasuk dalam indikator
sumber belajar adalah aspek sikap. Nilai sikap yang diukur dalam kuesioner ini
adalah sikap bela negara, cinta tanah air, dan sikap keteladanan yang dapat
diambil dari para pahlawan pada masa lalu yang didapatkan informan setelah
86 Hasil wawancara dengan Bapak Kadi Sukardi, 13 Maret 2019 87 Hasil wawancara dengan Rafli Bambang, 13 Maret 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
berkunjung ke Museum.88 Hasil pengolahan data kuesioner aspek sikap dapat
digambarkan dalam diagram sebagai berikut:
Gambar VII. Diagram Hasil Kuesioner Aspek Sikap
Gambar VII di atas menunjukkan hasil kuesioner aspek sikap.
Berdasarkan diagram tersebut, sebagian besar informan menyatakan sangat
setuju (53%) dan setuju (37%) jika dengan berkunjung ke museum dapat
menumbuhkan sikap nasionalisme yang mencakup nilai-nilai kebangsaan.
Dari hasil data kuesioner tersebut, peneliti dapat mengambil kesimpulan
bahwa dengan berkunjung ke Museum Monumen Yogya Kembali dapat
menumbuhkan nilai sikap khususnya sikap kebangsaan pada pengunjung. Hal
tersebut dibuktikan dengan sebagian besar informan (53%) yang sangat setuju
jika berkunjung ke Museum Monumen Yogya Kembali dapat menumbuhkan
sikap kebangsaan. Hanya sebagian kecil informan (10%) yang menganggap
tanpa berkunjung ke Monjali mereka sudah memiliki nilai kebangsaan yang
tinggi.
88 Data selengkapnya pada tabel lampiran no 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Hasil kuesioner di atas diperkuat oleh wawancara dengan Ibu Tatik yang
juga merupakan guru dari MTS Negeri 1 Ciparay. Ibu Tatik yang juga
mengajar PKN mengatakan bahwa dengan berkunjung ke museum siswa bukan
hanya akan mendapatkan pengetahuan baru namun, siswa diharapkan dapat
mengingat kembali jasa-jasa para pahlawan pada masa lalu (CL.5).89 Ibu Tatik
menambahkan bahwa Museum Monumen Yogya Kembali yang juga
merupakan museum perjuangan sangat cocok bagi siswa untuk dapat
menumbuhkan nilai-nilai kebangsaan. Pernyataan Ibu Tatik di atas diperkuat
oleh wawancara terhadap Akmal Fikri yang mengatakan bahwa dengan
berkunjung ke museum maka dia dapat mengetahui bagaimana sulitnya
memperjuangkan kemerdekaan pada masa lalu (CL.7).90 Selain Akmal, siswa
lain yang bernama Rayhan Febrian juga mengatakan dengan berkunjung ke
museum, dia dapat meneladani sikap-sikap para pahlawan pada masa lalu
(CL.8).91
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan berkunjung ke
museum, maka para pengunjung terutama pelajar dapat belajar untuk
meneladani sikap-sikap para pahlawan pada masa lalu. Selain itu, sikap
kebangsaan dan cinta tanah air juga dapat ditumbuhkan dengan berkunjung
langsung ke museum. c. Aman
Aspek aman adalah satu dari tujuh aspek yang terdapat didalam Sapta
Pesona. Sapta Pesona sendiri digunakan oleh peneliti untuk menjadi acuan
89 Hasil wawancara dengan Ibu Tatik, 15 Maret 2019 90 Hasil wawancara dengan Akmal Fikri, 15 Maret 2019 91 Hasil wawancara dengan Rayhan Febrian, 15 Maret 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
penelitian mengenai sejauh mana lingkungan Museum Monumen Yogya
Kembali layak untuk dijadikan sebagai destinasi pariwisata karena unsur yang
terdapat di dalam Sapta Pesona mencakup syarat-syarat sebuah tempat untuk
dijadikan sebagai lokasi wisata. Unsur yang terdapat pada aspek aman ini
adalah mengenai perasaan aman pengunjung ketika berada di lingkungan
Museum Monumen Yogya Kembali. 92 Hasil pengolahan data aspek Sapta
Pesona aman dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut:
Gambar VIII. Hasil Kuesioner Aspek Aman
Gambar VIII di atas menunjukkan hasil kuesioner dari aspek aman.
Berdasarkan diagram tersebut, sebagian besar informan (77%) merasa aman
pada saat melakukan kunjungan ke Museum Monumen Yogya Kembali.
Dari data di atas, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa pihak
pengelola Museum Monumen Yogya Kembali menjamin keamanan
pengunjung dan koleksi yang ada di museum. Hal tersebut dibuktikan dengan
sebagian besar informan (77%) yang menyatakan keamanan di lingkungan
Monjali sudah dijaga dengan baik oleh pengelola.
92 Data selengkapnya pada tabel lampiran no 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Hasil kuesioner tersebut diperkuat oleh wawancara dengan informan
yang bernama Ikhsan. Ikhsan mengatakan bahwa keamanan yang ada di
lingkungan Museum Monumen Yogya Kembali sudah baik. Ikhsan
menambahkan jika adanya CCTV di lingkungan museum semakin menambah
keamanan di lingkungan museum (CL.9).93 Pernyataan serupa juga dikatakan
oleh beberapa pengunjung lain yang menganggap keamanan pengunjung dan
koleksi yang ada di Museum Monumen Yogya Kembali sudah baik.
Observasi yang peneliti lakukan terkait keamanan museum juga semakin
memperkuat hasil skor kuesioner dan wawancara. Adanya CCTV dan pos
keamanan serta selalu adanya petugas museum di sekeliling museum menjamin
keamanan koleksi dan pengunjung selama berkunjung (CL.1).94
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pihak pengelola Museum
Monumen Yogya Kembali sudah menjaga keamanan dengan baik. Keamanan
tersebut mencakup keamanan pengunjung dan koleksi museum sendiri d. Tertib
Tertib merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam Sapta Pesona.
Pernyataan mengenai aspek tertib sendiri adalah pernyataan yang berkaitan
dengan ketertiban lingkungan yang terdapat di sekitar Museum Monumen
Yogya Kembali. 95 Hasil dari pengolahan data dari aspek Sapta Pesona tertib
dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut:
93 Hasil wawancara dengan Ikhsan, 13 Maret 2019 94 Hasil observasi pada tanggal 12 Maret 2019 95 Data selengkapnya pada tabel lampiran no 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Gambar IX. Hasil Kuesioner Aspek Tertib
Gambar IX di atas menunjukkan hasil pengolahan data Sapta Pesona aspek tertib. Berdasarkan diagram tersebut, sebagian besar informan menyatakan sangat setuju (80%) jika lingkungan Museum Monumen Yogya
Kembali sudah tertib dan teratur.
Berdasarkan data di atas, peneliti dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa lingkungan Museum Monumen Yogya Kembali sudah tertib dan teratur.
Kesimpulan tersebut didapat dari hasil kuesioner yang menunjukan sebagian besar informan (80%) menyatakan sangat setuju dengan teratur dan tertibnya lingkungan Museum Monumen Yogya Kembali.
Hasil kuesioner tersebut diperkuat oleh hasil wawancara dengan Ibu
Tatik yang mengatakan bahwa lingkungan di lingkungan Museum Monumen
Yogya Kembali sudah sangat tertib dan terstruktur dengan baik. Hasil wawancara Ibu Tatik diperkuat oleh wawancara Pak Kadi yang mengatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
bahwa pengelola museum selalu berjaga dan mengarahkan pengunjung agar
tertib dan teratur (CL.4,5).96
Hasil wawancara tersebut diperkuat kembali dengan observasi terkait
aspek ketertiban di lingkungan museum. Pihak pengelola museum selalu siap
mengarahkan pengunjung sehingga alur kunjungan menjadi tertib dan terarah.
Selain itu, adanya penunjuk arah akan semakin memudahkan sekaligus
mentertibkan pengunjung saat berkunjung ke Museum Monumen Yogya
Kembali (CL.1).97
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pihak pengelola sudah
menjaga ketertiban lingkungan Museum Monumen Yogya Kembali. Adanya
tanda alur kunjungan serta kesiapan pihak pengelola dalam mengatur
pengunjung menjadikan lingkungan Museum Monumen Yogya Kembali
menjadi tertib dan teratur. e. Bersih
Aspek kebersihan menjadi salah satu aspek yang sangat penting bagi
suatu tempat wisata. Jika lingkungan wisata tersbut bersih, maka pengunjung
akan merasa nyaman dan betah berada di lingkungan tersebut dalam waktu
yang lama. 98 Hasil dari pengolahan data kuesioner Sapta Pesona aspek bersih
digambarkan dalam diagram sebagai berikut:
96 Hasil wawancara dengan Bapak Kadi Sukardi dan Ibu Tatik, 13 Maret 2019 97Hasil observasi pada tanggal 12 Maret 2019 98 Data selengkapnya pada tabel lampiran no 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Gambar X. Hasil Kuesioner Aspek Bersih
Gambar X di atas menunjukkan hasil pengolahan data kuesioner aspek kebersihan. Berdasarkan diagram tersebut, sebagian besar informan sangat setuju (73%) jika lingkungan Museum Monumen Yogya Kembali dijaga dengan baik kebersihannya.
Berdasarkan data di atas, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa pihak pengelola sudah menjaga kebersihan lingkungan Museum Monumen Yogya
Kembali dengan baik. Hal tersebut dibuktikan dengan sebagian besar informan
(73%) yang sangat setuju jika lingkungan Museum Monumen Yogya Kembali dijaga kebersihannya dengan baik.
Hasil dari kuesioner tersebut diperkuat dengan wawancara kepada Pak
Kadi yang mengungkapkan bahwa kebersihan di museum dijaga dengan baik.
Informan tersebut juga mengatakan bahwa selama kunjungan, terlihat pihak pengelola yang sedang membersihkan lantai museum. Pernyataan tersebut membuktikan bahwa pengelola museum menjaga kebersihan museum dengan baik. Hasil wawancara Pak Kadi diperkuat kembali oleh Ibu Tatik yang mengatakan bahwa lingkungan Museum Monumen Yogya Kembali sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
bersih baik di dalam maupun area halaman dan kolam sekitar bangunan utama
(CL.4,5).99
Meski demikian, menurut salah seorang pengunjung museum yaitu Ibu
Ratna Setyawati, pada halaman museum terdapat beberapa bahan bangunan
dan wahana mobil tidak terpakai yang sedikit mengganggu pemandangan
sekitar bangunan utama. Menanggapi hal tersebut, Bapak Nanang Dwinarto
selaku Kepala Bagian Operasional museum menjelaskan, saat penelitian ini
dilakukan pihak pengelola sedang melaksanakan pembangunan rest area bagi
pengunjung sehingga pada siang hari jika pengunjung sudah selesai berkeliling
museum, pengunjung dapat beristirahat sejenak di rest area tersebut. Proses
pembangunan inilah yang sedikit mengganggu kebersihan sekitar museum
meskipun hanya sedikit (CL.2).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebersihan di lingkungan
museum sudah berusaha dijaga dengan baik oleh pihak pengelola museum,
namun karena terdapat pembangunan area istirahat bagi pengunjung maka
terdapat bahan bangunan yang sedikit menganggu kebersihan untuk sementara
meskipun secara keseluruhan lingkungan museum sudah baik dalam hal
kebersihan. f. Sejuk
Aspek sejuk yang tercakup dalam Sapta Pesona bukan hanya mengenai
lingkungan yang serba hijau melainkan lingkungan yang tertata rapi dapat juga
99 Hasil wawancara dengan Bapak Kadi Sukardi dan Ibu Tatik, 13 Maret 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
memberikan suasana yang sejuk. 100 Hasil pengolahan data kuesioner Sapta
Pesona aspek sejuk dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut:
Gambar XI. Hasil Kuesioner Aspek Sejuk Gambar XI di atas menunjukkan hasil pengolahan data kuesioner aspek
sejuk. Berdasarkan diagram tersebut, sebagian besar informan menyatakan
sangat setuju (87%) ketika berkunjung ke Museum Monumen Yogya Kembali
menimbulkan kesan sejuk pagi para pengunjung.
Berdasarkan pengolahan data pada aspek sejuk, peneliti dapat menarik
sebuah kesimpulan bahwa pihak pengelola Museum Monumen Yogya Kembali
dapat menjaga suasana museum agar tetap sejuk sehingga para pengunjung
nyaman pada saat melakukan kunjungan. Hal ini dibuktikan dengan sebagian
besar informan yang menyatakan sangat setuju jika pada saat melakukan
kunjungan merasa nyaman dan sejuk.
Data skor kuesioner tersebut diperkuat oleh wawancara dengan Rayhan
Febrian yang merupakan pengunjung museum. Rayhan mengatakan bahwa
lingkungan di dalam museum sudah sangat sejuk dan nyaman karena adanya
100 Data selengkapnya pada tabel lampiran no 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
pendingin udara di dalam museum. Pernyataan dari Rayhan diperkuat dengan
pernyataan pengunjung lain yakni Devin Akmal Fauzan yang mengatakan
bahwa di sekitar bangunan utama terdapat pohon dan juga pondok untuk
berteduh sehingga sangat nyaman dan sejuk saat berkunjung ke lingkungan
museum (CL.8,10).101
Selain wawancara, hasil observasi peneliti selama berada di museum juga
memperkuat hasil dari kuesioner dimana terdapat pendingin udara dan pohon
serta pondok untuk berteduh di sekitaran bangunan utama museum. Selain itu,
adanya kolam ikan di sekitar bangunan utama museum semakin menambah
kesan sejuk pada saat berkunjung ke lingkungan Museum Monumen Yogya
Kembali (CL.1).102
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan Museum
Monumen Yogya Kembali memang sejuk baik didalam bangunan maupun
sekitar bangunan museum. g. Indah
Aspek keindahan merupakan aspek penting lain yang terdapat dalam
Sapta Pesona. Dalam aspek ini, hal yang ditanyakan mencakup keadaan
lingkungan yang menarik serta sedap dipandang. Keadaan menarik dan sedap
dipandang tersebut meliputi bentuk fisik bangunan Monjali sendiri.103 Hasil
dari pengolahan data Sapta Pesona aspek indah dapat digambarkan sebagai
berikut:
101 Hasil wawancara dengan Rayhan Febrian dan Devin Akmal Fauzan, 13 Maret 2019 102 Hasil observasi pada tangal 12 Maret 2019 103 Data selengkapnya pada tabel lampiran no 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Gambar XII. Hasil Kuesioner Aspek Indah
Gambar XII di atas menunjukkan hasil pengolahan data kuesioner aspek
Indah. Berdasarkan diagram di atas, sebagian besar informan sangat setuju
(73%) jika lingkungan Museum Monumen Yogya Kembali memiliki keunikan dan keindahan yang menjadi ciri khas bagi museum itu sendiri.
Berdasarkan data di atas, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa
Museum Monumen Yogya Kembali memiliki keunikan serta keindahan yang membedakan museum ini dengan museum lainnya. Hal ini dibuktikan dengan sebagian besar informan sangat setuju mengenai keindahan yang dimiliki
Museum Monumen Yogya Kembali. Keindahan ini meliputi keindahan bangunan dan koleksi. Hasil dari kuesioner tersebut diperkuat oleh wawancara terhadap Devin Akmal Fauzan yang merupakan pengunjung. Menurut Devin, bentuk fisik bangunan museum sangat menarik, indah, serta unik. Adanya kolam pada sekitaran museum juga semakin memperindah lingkungan di sekitar museum. Hasil wawancara Devin diperkuat kembali oleh pernyataan informan lain yang bernama Rafli Satwat Ikhsan yang mengatakan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
adanya relief mengenai cerita perjuangan pada lantai dua museum juga sangat
indah (CL.11).104
Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa
pengunjung sangat setuju mengenai keindahan pada bangunan utama dan
lingkungan sekitar museum. Bentuk bangunan yang unik, penyusunan koleksi
yang tertata serta adanya kolam serta taman di sekitar lingkungan museum
menjadikan lingkungan museum sangat indah untuk dikunjungi. h. Ramah Tamah
Dalam proses pemanfaatan Museum Monumen Yogya Kembali sebagai
destinasi wisata, faktor keramahan dari para pengurus museum sangat
diperlukan. Aspek Ramah tamah menjadi sangat penting karena dengan
berlaku ramah kepada para negunjung, maka pengunjung akan merasa dihargai
dan nyaman saat berada di lingkungan museum (CL.3). 105 Hasil dari
pengolahan data kuesioner Sapta Pesona aspek ramah tamah dapat
digambarkan dalam diagram sebagai berikut:106
104 Hasil wawancara dengan Rafli Satwat Ikhsan, 13 Maret 2019 105 Hasil wawancara dengan Bapak Sigit, 15 Maret 2019 106 Data selengkapnya pada tabel lampiran no 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Gambar XIII. Hasil Kuesioner Aspek Ramah Tamah
Gambar XIII di atas menunjukkan hasil data kuesioner aspek ramah
tamah. Berdasarkan diagram di atas, sebagian besar informan sangat setuju
(70%) jika pihak pengelola memiliki sikap yang ramah terhadap mereka pada
saat melakukan kunjungan.
Hasil dari kuesioner tersebut diperkuat dengan wawancara dengan Ibu
Ratna Setyawati seorang guru yang sedang mendampingi siswanya ke
museum. Menurut Ibu Ratna, pihak pengelola sangat ramah dalam menjelaskan
dan sangat sabar saat menghadapi anak-anak yang kadang sulit diatur
(CL.12).107 Pernyataan dari Ratna Setyawati diperkuat dengan pernyataan dari
Rayhan Febrian yang merupakan siswa dalam rombongan tersebut. Menurut
Rayhan, pihak pengelola sangat sabar dan siap menjelaskan jika dia tidak
mengerti mengenai koleksi yang ada di museum (CL.8).108
Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa
pihak pengelola Museum Monumen Yogya Kembali sudah sangat ramah dan
baik dalam melayani pengunjung. Hal tersebut dibuktikan dari skor kuesioner
107 Hasil wawancara dengan Ibu Ratna Setyawati, 13 Maret 2019 108 Hasil wawancara dengan Rayhan Febrian, 13 Maret 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
yang sebagian besar sangat setuju jika pengelola museum sangat ramah. Selain
itu pernyataan beberapa pengunjung dalam wawancara juga memperkuat
kesimpulan dari peneliti. i. Kenangan
Aspek kenangan merupakan aspek yang yang mencakup kesan yang
melekat pada ingatan seseorang yang disebabkan pengalaman yang diperoleh.
Pernyataan dalam kuesioner yang berkaitan dengan aspek kenangan yakni
mengenai kesan yang diperoleh pengunjung sehingga pengunjung tersebut
ingin kembali ke Museum Monumen Yogya Kembali di kemudian hari.109
Hasil dari pengolahan data kuesioner Sapta Pesona aspek kenangan
digambarkan dalam diagram sebagai berikut:
Gambar XIV. Hasil Kuesioner Aspek Kenangan
Gambar XIV di atas merupakan hasil pengolahan data kuesioner aspek
kenangan. Berdasarkan diagram di atas, sebagian besar informan sangat setuju
(73%) jika dengan berkunjung ke Museum Monumen Yogya Kembali dapat
menimnggalkan kesan dan kenanngan dalam diri mereka. Hal tersebut
109 Data selengkapnya pada tabel lampiran no 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
diperkuat oleh wawancara dengan Rafli Satwat Ikhsan yang mengatakan
bahwa berkunjung ke Museum Monumen Yogya Kembali merupakan
kunjungan pertamanya ke museum, namun dengan adanya pengetahuan baru
mengenai sejarah yang didapat maka kunjungan ke museum menjadi sangat
berkesan. Selain Rafli, pengunjung lain yaitu Devin Akmal Fauzan
mengatakan dengan berkunjung di Museum Monumen Yogya Kembali maka
dia lebih mengetahui mengenai sejarah dan dapat menarik nilai-nilai
perjuangan para pahlawan pada masa lalu sehingga kunjungannya menjadi
sangat berkesan (CL.7,11).110
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan
berkunjung ke museum dapat menumbuhkan kenangan bagi para
pengunjungnya. Hal tersebut dibuktikan dengan sebagian besar informan yang
mengaku sangat setuju bahwa kunjungannya ke Museum Monumen Yogya
Kembali sangat berkesan dan meninggalkan kenangan. Hal tersebut diperkuat
oleh hasil wawancara yang peneliti lakukan. Informan mengatakan kunjungan
ke Museum Monumen Yogya Kembali dapat menumbuhkan kesan untuk lebih
mencintai nilai-nilai kebangsaan dan menghargai jasa para pahlawan pada
masa lalu.
110 Hasil wawancara dengan Devin Akmal Fauzan dan Rafli Satwat Ikhsan, 13 Maret 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
j. Perbandingan Fungsi Museum Sebagai Sumber Belajar Dan Destinasi
Pariwisata
Gambar XV. Diagram Perbandingan Fungsi Museum Monumen Yogya Kembali
Berdasarkan data yang diperoleh berkaian dengan variabel sumber
belajar dan destinasi pariwisata, peneliti melakukan perbandingan untuk
mengetahui apakah Museum Monumen Yogya Kembali lebih menonjol untuk
dijadikan sumber belajar atau destinasi pariwisata. Data untuk perbandingan
tersebut didapatkan dari hasil penghitungan kuesioner yang diisi oleh
responden yang merupakan pengunjung Museum Monumen Yogya Kembali.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan oleh peneliti, maka
Museum Monumen Yogya Kembali cenderung lebih menonjol sebagai
Destinasi Pariwisata. Data tersebut diperoleh dengan menjumlahkan skor dari
dua aspek sumber belajar dan tujuh aspek pariwisata yang tercakup dalam
Sapta Pesona.
Meskipun hasil perbandingan kedua variabel tersebut cenderung
menonjolkan variabel destinasi pariwisata, namun Museum Monumen Yogya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Kembali tetap dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Hal tersebut
dibuktikan oleh hasil wawancara yang dilakukan kepada pengunjung Museum
Monumen Yogya Kembali. Dengan demikian, meskipun dalam perbandingan
variabel cenderung lebih menonjol sebagai destinasi pariwisata, Museum
Monumen Yogya Kembali tetap dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar.
C. Pembahasan
1. Latar Belakang Berdirinya Museum
Berdasarkan hasil penelitian, salah seorang perwakilan dari pengelola
museum mengatakan bahwa pembangunan awal museum dimulai pada tanggal
29 Juni 1985, dengan upacara tradisional penanaman kepala kerbau dan
peletakan batu pertama oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka
Paku Alam VIII. Gagasan awal pembangunan Museum Monumen Yogya
Kembali pertamakali dicetuskan oleh Bapak Kolonel Soegiarto selaku
Walikota madya Yogyakarta. Pemilihan nama “Yogya Kembali” memiliki
fungsi sebagai pengingat peristiwa ditarik mundurnya pasukan Belanda pada
tanggal 29 Juni 1949 dari Ibukota Yogyakarta.
Menurut pengelola museum, tujuan didirikannya Museum Monumen
Yogya Kembali adalah untuk mengingatkan masyarakat tentang sejarah
Bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya. Tujuan tersebut
diperkuat dengan teori yang ada di dalam buku pedoman museum yang salah
satu bagiannya menjelaskan tentang tujuan awal didirikannya Museum
Monumen Yogya Kembali. Saat selesai dibangun, tujuan dari Museum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Monumen Yogya Kembali adalah sebagai bangunan yang mengabadikan
peristiwa kembalinya Ibu Kota Yogyakarta ke tangan Bangsa Indonesia. Selain
itu, tujuan lain dibangunnya Museum Monumen Yogya Kembali ini adalah
sebagai ungkapan penghargaan dan rasa terima kasih terhadap para pahlawan
yang sudah berjuang mempertahankan kemerdekaan serta mewariskan dan
melestarikan jiwa, dan nilai-nilai luhur perjuangan bangsa Indonesia.111
Museum memiliki beberapa jenis. Jenis-jenis museum antara lain adalah
museum seni, museum sejarah, museum maritim, museum arkeologi, dan
museum ilmu pengetahuan.112 Berdasarkan teori mengenai pengertian museum
tersebut, Museum Monumen Yogya Kembali termasuk ke dalam museum
sejarah. Tujuan dari pembangunan Museum Monumen Yogya Kembali sejalan
dengan teori mengenai kesadaran sejarah. Hal tersebut dibuktikan dengan
tujuan pembangunan Museum Monumen Yogya Kembali yang dapat
membangkitkan kesadaran historis bagi para pengunjung museum. Dengan
bangkitnya kesadaran historis, maka para pengunjung dapat merefleksikan hal-
hal positif dari nilai perjuangan pada masa lalu serta secara tidak langsung
dapat mengetahui identitas bangsa Indonesia itu sendiri.113Hal tersebut sejalan
dengan tujuan dibangunnya Museum Monumen Yogya Kembali.
Terkait dengan lokasi pembangunan Museum Monumen Yogya Kembali,
Sri Sultan Hamengku Buwono IX adalah orang yang menentukan lokasi
pembangunan tersebut. Pertimbangan mengenai lokasi Monjali sendiri
111 Sri Utami dkk, op.cit hlm.2 112 Direktori Online Museum di Indonesia, 2018, Jenis Museum, (https://direktorionlinemuseumdiindonesia.wordpress.com/jenis-museum/) diakses 1 September 2018 113 Aman, Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta: Ombak,2011, hlm. 30.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
didasarkan pada “Sumbu Imajiner”. 114 Lokasi pembangunan Museum
Monumen Yogya Kembali terletak pada poros antara Gunung Merapi – Tugu
Pal Putih – Keraton – Panggung Krapyak – Laut Selatan. Pertimbangan
mengenai penentuan lokasi tersebut didasarkan oleh teori mengenai “sumbu
imajiner” yang sampai saat ini masih dihormati oleh masyarakat Yogyakarta.
Teori mengenai sumbu imajiner ini memiliki makna keselarasan dan
keseimbangan hubungan antara manusia dan Tuhan serta manusia dan
sesamanya. 115 Berdasarkan teori mengenai sumbu imajiner tersebut, dengan
dibangunnya Museum Monumen Yogya Kembali pada lokasi ini, diharapkan
dapat terjadi kesinambungan dan keserasian dalam tata kota di daerah
Yogyakarta.
Museum Monumen Yogya Kembali selesai dibangun dan diresmikan
pembukaannya oleh Presiden Soeharto pada tanggal 6 Juli 1989. Sebagai
bangunan yang memiliki nilai monumental, Museum Monumen Yogya
Kembali diharapkan dapat digunakan sebagai sarana rekreasi, sarana
pendidikan, dan penelitian akan kronik sejarah perjuangan Bangsa Indonesia.
Hal tersebut diperkuat dengan teori definisi museum yang isinya mengenai
pemanfaatan museum untuk melayani kepentingan masyarakat dan
kemajuannya, terbuka untuk umum, tidak mencari keuntungan,
mengumpulkan, memelihara, meneliti, memamerkan dan mengkomunikasikan
benda-benda pembuktian material manusia dan lingkungannya, untuk tujuan-
114 Sri Utami dkk, op.cit hlm.1 115 Sumintarsih dkk, Toponim Kota Yogyakarta, Yogakarta: Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kota Yogyakarta, 2007, hlm.23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
tujuan studi, pendidikan dan rekreasi. Teori mengenai definisi museum tersebut
sejalan dengan harapan pembangunan Museum Monumen Yogya Kembali.
2. Koleksi yang Ada di Museum
Koleksi yang ada di Museum Monumen Yogya Kembali terdiri dari
banyak benda seperti peninggalan senjata, dokumen, alat komunikasi, dan
sebagainya. Dalam pengumpulan benda-benda koleksi baik benda asli maupun
replika, beberapa penjaga Museum Monumen Yogya Kembali mengatakan
bahwa koleksi yang ada di Museum Monumen Yogya Kembali didapatkan dari
hasil hibah (hadiah ataupun sumbangan) dari masyarakat ataupun instansi lain.
Pernyataan terebut semakin diperkuat oleh Kepala Bagian Operasioal Museum
yang menyatakan bahwa semua koleksi peninggalan yang terdapat di Museum
Monumen Yogya Kembali adalah hasil dari hibah masyarakat ataupun instansi
lainnya (CL.2).116 Contoh koleksi yang didapatkan dari hasil hibah ini adalah
tandu yang pernah digunakan oleh Jenderal Soedirman. Koleksi tersebut
setelah diserahkan kepada pihak museum lalu direstorasi dan diteliti sebelum
akhirnya dapat dipamerkan.
Di Indonesia sendiri terdapat beberapa jenis museum antara lain museum
seni, museum sejarah, museum maritim, museum arkelogi, dan museum ilmu
pengetahuan. 117 Setiap museum memiliki pengkategorian sendiri dalam
koleksinya. Berdasarkan hasil wawancara mengenai pengkategorian dan jenis
museum, Museum Monumen Yogya Kembali merupakan museum yang
koleksinya dikhususkan mengenai sejarah perjuangan Bangsa Indonesia pasca
116 Hasil wawancara dengan Bapak Nanang Dwinarto, 15 Maret 2019 117 Direktori Online Museum di Indonesia, 2018, Jenis Museum, (https://direktorionlinemuseumdiindonesia.wordpress.com/jenis-museum/) diakses 27 maret 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
kemerdekaan dengan rentang waktu antara tahun 1945-1949. Untuk koleksi
yang ada di Museum Monumen Yogya Kembali, selain harus mengenai sejarah
perjuangan Bangsa Indonesia antara tahun 1945-1949, tidak ada
pengkategorian khusus (CL.3).118 Pembagian koleksi di dalam 4 ruangan pada
lantai satu didasarkan pada tahun yang berhubungan dengan barang koleksi
tersebut. Sebagai contoh, ruang museum 1 pada Museum Monumen Yogya
Kembali berisi mengenai koleksi yang berhubungan dengan proklamasi
kemerdekan sampai penumpasan PKI pada tahun 1948 sedangkan ruangan 2
museum berisi mengenai koleksi yang berhubungan dengan perang gerila yang
terjadi pada tahun 1948. Setiap koleksi disimpan di dalam ruangan sesuai tahun
dan setiap ruangan yang ada di dalam museum menceritakan secara runtut
peristiwa yang terjadi mulai dari peristiwa kemerdekaan sampai peristiwa
berhasil direbutnya kembali Yogyakarta dari tangan penjajah. Penyusunan
koleksi secara kronologis dan urut oleh pihak museum sejalan dengan teori
historiografi sejarah. Dengan melihat koleksi secara urut dan kronologis, maka
akan timbul perasaan historisitas pada diri pengunjung.119
Koleksi museum merupakan hal yang sangat penting dan harus ada di
dalam museum. Koleksi yang tersimpan di Museum Monumen Yogya Kembali
sendiri memiliki ciri khas dan nilai historis yang tinggi. Jenis koleksi
tersebutlah yang membedakan museum ini dengan museum lainnya. Koleksi
yang berhubungan dengan perjuangan Bangsa Indonesia dalam
118 Hasil wawancara dengan Bapak Sigit, 15 Maret 2019 119 Sartono Kartodirdjo, Lembaran Sejarah Metode dan Didaktik Sejarah, Yogyakarta: Seksi Penelitian Jurusan Sejarah Universitas Gadjah Mada. 1974, hlm. 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
mempertahankan kemerdekaannya juga dapat dijadikan sebagai sumber
pembelajaran bagi siswa (CL.2).120
Tingginya nilai historis yang ada pada setiap koleksi yang ada di
Museum Monumen Yogya Kembali tentu dapat dimanfaatkan sebagai
tambahan sumber pembelajaran. Adanya label dan kartu penjelasan yang ada
pada setiap koleksi semakin mempermudah pengunjung dalam menangkap
informasi yang ada pada setiap koleksi. 121 Pelajaran mengenai perjuangan
bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan tentu sudah didapatkan
di sekolah maupun universitas, namun dengan berkunjung langsung ke
museum khususnya Museum Monumen Yogya Kembali, siswa dapat lebih
memperdalam pengetahuan yang sudah didapatkan di sekolah. Selain
memperdalam, dengan melihat langsung koleksi di museum, siswa dapat
melihat dan berinteraksi secara langsung dengan koleksi yang ada. Penggunaan
koleksi museum sebagai sumber pembelajaran nyatanya sangat dibutuhkan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru MTS Negeri 1 Bandung yang
sedang melakukan kunjungan (CL.4), beliau mengatakan bahwa sangat penting
untuk siswa mengunjungi museum karena dengan berkunjung langsung ke
museum, siswa dapat melihat secara langsung bukti-buki peninggalan
perjangan pada masa lalu. Hal tersebut sejalan dengan teori permuseuman
dimana museum memiliki benda yang dapat dilihat dan dipegang secara
langsung sehingga dapat menjadi sarana pembelajaran bagi pengunjung. 122
120 Hasil wawancara dengan Bapak Nanang Dwinarto, 15 Maret 2019 121 Amir Stuarga, Studi Museologia, Jakarta : Direktorat Jendral Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1991, hlm.35 122 Schouten, op.cit. hlm.69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Selain itu, dengan melihat langsung koleksi tersebut diharapkan siswa dapat
mengambil nilai-nilai yang dapat mereka teladani dari para pahlawan yang
peningalannya ada pada Museum Monumen Yogya Kembali ini. Hal ini
sejalan dengan pernyataan dari pihak pengelola dimana Museum Monumen
Yogya Kembali memang menekankan agar generasi muda dapat menanamkan
jiwa semangat ’45 dan mengaplikasikannya dengan kehidupan saat ini (CL.2).
3. Kegiatan yang ada di Museum
Pengunjung museum merupakan unsur yang sangat penting dalam
kehidupan museum itu sendiri. Terdapat beberapa jenis pengunjung yang
datang ke museum. Pengunjung pelaku studi, pengunjung bertujuan khusus,
dan pelaku rekreasi adalah beberapa jenis pengunjung yang datang ke
museum.123 Fungsi museum sebagai sumber belajar dan pariwisata secara tidak
langsung ditentukan juga oleh jenis pengunjung yang sudah dipaparkan pada
bab II sebelumnya. Jika pengunjung datang dengan tujuan edukasi, maka
fungsi museum sebagai tempat edukasi dan sumber belajar dapat dilakukan
dengan baik. Jika pengunjung datang dengan tujuan berwisata, maka fungsi
museum sebagai destinasi wisata juga dapat dilakukan dengan baik. a. Kegiatan edukasi di museum
Kegiatan edukasi yang ada di Museum Monumen Yogya Kembali secara
garis besar tetap berkaitan dengan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia pada
masa lalu. Kegiatan yang dilakukan oleh pihak museum tersebut adalah
upacara pada hari-hari besar seperti upacara yang dilakukan oleh pihak
123 Schouten, op.cit. hlm.10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
museum pada hari pahlawan. Dalam pelaksanaan kegiatan upacara tersebut,
pihak museum mengundang siswa dari beberapa sekolah serta serta orang-
orang yang berasal dari berbagai instansi lain. Menurut pengelola Museum,
dengan melaksanakan kegiatan upacara tersebut secara tidak langsung pihak
museum telah melatih para peserta upacara untuk selalu mengingat jasa-jasa
para pahlawan pada masa lalu (CL.2).124 Kegiatan tersebut juga sejalan dengan
visi-dan misi yang dimiliki oleh pihak museum.
Selain kegiatan upacara, pihak museum juga melaksanakan kegiatan
travel dialogue (CL.2). Kegiatan travel dialogue ini adalah kegiatan dimana
utusan dari Museum Monumen Yogya Kembali berkunjung ke provinsi lain
dan melakukan presentasi didepan kepala-kepala sekolah dari provinsi tersebut.
Presentasi tersebut berkaitan dengan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia
dalam mempertahankan kemerdekaannya.
Kegiatan edukasi selanjutnya yang paling umum adalah mendampingi
para pengunjung saat mengunjungi Museum Monumen Yogya Kembali
(CL.1).125 Pengunjung pada awalnya akan diarahkan untuk melihat film pada
ruang serbaguna museum. Film yang diputar berkaitan dengan sejarah
perjuangan Bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya.
Setelah itu pemandu museum akan mengarahkan pengunjung untuk secara urut
melihat koleksi yang ada di empat ruangan museum. Setelah selesai melihat
koleksi pada keempat ruangan pada lantai satu museum, petugas akan
mengarahkan para pengunjung untuk naik ke lantai dua dan melihat diorama
124 Hasil wawancara dengan Bapak Nanang Dwinarto, 15 Maret 2019 125 Hasil observasi pada tangal 12 Maret 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
serta relief yang menceritakan kronologis perang untuk merebut kembali
Ibukota Yogyakarta pada waktu itu. Setelah selesai, para pengunjung dapat
berdoa ataupun merenungkan mengenai jasa para pahlawan pada lantai tiga
museum. Dengan melihat koleksi secara urut dan kronologis, maka akan timbul
perasaan historisitas pada diri pengunjung.126 Menurut pengelola, hal tersebut
selain menambah pengetahuan pengunjung mengenai sejarah, juga menambah
nilai sikap pengunjung dalam lebih mengargai kemerdekaan yang diraih
dengan susah payah oleh para pahlawan pada masa lalu (CL.2). 127
Pendampingan yang dilakukan oleh pihak museum ini sejalan dengan teori
yang dikemukakan oleh Schouten bahwa pendampingan siswa di museum
disertai pemberian tugas dapat menjadi salah satu media pengajaran yang baik
bagi siswa.128
Kegiatan edukasi lainnya yang dilakukan oleh pihak musem adalah
dengan menerima calon-calon pejabat pemerintahan di Museum Monumen
Yogya Kembali. Para calon pejabat ini ditempatkan di Monjali untuk
menumbuhkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Menurut pihak pengelola,
sebelum menjabat di pemerintahan, para calon pejabat tersebut harus memiliki
nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah air dalam dirinya sehingga setelah
menjabat nanti dapat mengamalkan nilai-nilai kehidupan berbangsa dan cinta
tanah air dengan baik (CL.2).129
126 Sartono Kartodirdjo, op.cit, hlm.8 127 Hasil wawancara dengan Bapak Nanang Dwinarto, 15 Maret 2019 128 Schouten, op.cit. hlm.74 129 Hasil wawancara dengan Bapak Nanang Dwinarto, 15 Maret 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Berdasarkan pemaparan di atas, Museum Monumen Yogya Kembali
dapat dikategorikan sebagai tempat yang dapat digunakan sebagai sarana
edukasi dan sumber belajar bagi pengunjung. Hal tersebut diperkuat dengan
teori mengenai sumber belajar yang mengatakan bahwa sesuatu yang dapat
digunakan untuk mendukung dan memudahkan proses belajar adalah sumber
belajar. 130 Kegiatan yang sudah dipaparkan di atas menjadi bukti bahwa
Museum Monumen Yogya Kembali memang dapat dimanfaatkan sebagai
sumber belajar dan sarana edukasi bagi pengunjung. b. Kegiatan Pariwisata di Museum
Selain kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran dan edukasi,
Museum Monumen Yogya Kembali juga memiliki kegiatan yang berkaitan
dengan pariwisata meskipun menurut pengelola, fungsi museum sebagai
sumber belajar maupun wisata tergantung dari niat pengunjung itu sendiri saat
datang ke museum (CL.3).131 Hal tersebut diperkuat dengan teori mengenai
jenis pengunjung yang datang ke museum. Pengunjung museum dapat
dibedakan menjadi tiga kategori yaitu pengunjung yang datang dengan tujuan
studi, pengunjung yang datang dengan tujuan tertentu, dan pengunjung yang
datang dengan tujuan rekreasi.132 Jika pengunjung datang dengan tujuan studi,
maka bagi pengunjung tersebut museum dapat dijadikan sebagai sumber
pembelajaran dan pengetahuan namun jika pengunjung datang dengan niat
rekreasi, maka bagi pengunjung tersebut museum dapat berfungsi sebagai
sarana wisata.
130 Sitepu, op.cit, hlm.18 131 Hasil wawancara dengan Bapak Sigit, 15 Maret 2019 132 Schouten, op.cit. hlm.10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Berdasarkan pemaparan di atas, memang fungsi museum ditentukan oleh
niat kedatangan dari pengunjung itu sendiri, namun dalam bidang pariwisata,
Museum Monumen Yogya Kembali memiliki fasilitas yang mencukupi.
Fasilitas Museum Monumen Yogya Kembali yang berkaitan dengan pariwisata
adalah adanya Taman Pelangi di sekitar gedung museum.
Museum Monumen Yogya Kembali merupakan museum swasta yang
dituntut untuk memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa dibiayai oleh pemerintah.
Karena alasan tersebut, maka pihak pengelola Monjali bekerja sama dengan
pengelola taman pelangi untuk membangun sebuah taman dengan tema
lampion di sekitar komplek museum. Pembangunan taman lampion ini pada
awalnya sempat mendapatkan kritik dari salah satu universitas ternama di
Yogyakarta, namun karena tuntutan seperti pemaparan di atas pada akhirnya
pihak museum tetap melanjutkan kerja sama tersebut.
Taman lampion yang berada di sekitar komplek Museum Monumen
Yogya Kembali memiliki banyak fasilitas yang mendukung tempat tersebut
agar menjadi salah satu objek wisata yang terkenal. Lingkungan yang aman,
tertib, bersih, sejuk, indah, serta petugas yang ramah dapat meninggalkan kesan
yang baik kepada pengunjung museum sehingga pengunjung akan datang
kembali ke tempat tersebut. 133 Selain menawarkan tempat berfoto dengan
suasana lampion beraneka bentuk, adanya fasilitas pendukung seperti tempat
makan dan toilet menjadikan pengunjung merasa nyaman saat berkunjung ke
taman lampion pada malam hari. Faktor tersebut semakin dipertegas dengan
133 Saksono Arie, 2008, 7 Sapta Pesona, (https://ariesaksono.wordpress.com/tag/7-sapta-pesona/), diakses pada 25 Oktober 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
teori mengenai pariwisata dimana persiapan akan jasa dan produk harus sesuai
dengan tuntutan akan pemenuhan kebutuhan wisatawan. 134 Fasilitas yang
sudah sangat memadai serta adanya fasilitas pendukung seperti penjual
makanan yang menawarkan makanan pada pengunjung menjadikan Taman
Pelangi yang ada di sekitar bangunan Monjali dapat dikategorikan sebagai
tempat wisata yang baik.
4. Tanggapan Pengunjung Terhadap Keberadaan Museum Monumen Yogya
Kembali Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata
Pengunjung yang datang mengunjungi Museum Monumen Yogya
Kembali memiliki berbagai latar belakang dan tujuan. Sama seperti yang telah
dipaparkan pada bagian sebelumnya bahwa terdapat jenis-jenis pengunjung
yang datang ke museum. Perbedaan latar belakang dan tujuan dalam
berkunjung inilah yang membedakan hasil serta tanggapan responden
mengenai keberadaan Museum Monumen Yogya Kembali sebagai sumber
belajar dan destinasi wisata. Pemaparan di atas diperjelas oleh teori dari Edgar
Dale. Edgar Dale dalam teorinya mengatakan bahwa pengalaman seseorang
didapatkan dari gambar dan rekaman visual baik film, objek benda maupun
media cetak. Perbedaan setiap orang dalam menangkap hal tersebut secara
tidak langsung mempengaruhi pengalaman yang didapatkan termasuk saat
berkunjung ke Museum Monumen Yogya Kembali ini.135
Kuesioner dan wawancara menjadi metode yang peneliti gunakan dalam
mencari tahu tanggapan pengunjung mengenai pemanfaatan Museum
134 Susetyo Prabowohadi, Teknik Memandu Wisata, Yogyakarta : RIA, 1983, hlm.11 135 Latuheru John, op.cit, hlm.16.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Monumen Yogya Kembali sebagai sumber belajar dan destinasi wisata.
Variabel sumber belajar mencakup dua indikator yaitu indikator pengetahuan dan sikap sedangkan variabel mengenai destinasi wisata mencakup Sapta
Pesona yang mencakup tujuh buah indikator. a. Sumber Belajar
Hasil indikator sumber belajar diperoleh melalui kuisioner yang
disebarkan oleh peneliti terhadap 30 orang responden yang sedang
berkunjung di Museum Monumen Yogya Kembali. Kuisioner mengenai
pemanfaatan museum sebagai sumber belajar terdiri dari 22 butir pernyataan
yang terdiri dari 12 pernyataan mengenai indikator pengetahuan dan 10
pernyataan mengenai indikator sikap. Pernyataan yang terdapat pada
kuisioner tersebut mengandung pernyataan positif dan negatif dengan tujuan
agar data yang diperoleh dapat semakin valid.
Dari indikator mengenai sumber belajar yang mencakup pengetahuan
dan sikap, dapat dideskripsikan tanggapan pengunjung mengenai
pemanfaatan museum sebagai sumber belajar. Berikut ini adalah pemaparan
dari indikator pengetahuan dan juga sikap.
1) Pengetahuan
Berdasarkan data yang telah diperoleh dan diolah dari kuesioner
dengan indikator pengetahuan, sebagian besar pengunjung Museum
Monumen Yogya Kembali merasa dengan berkunjung ke Museum
Monumen Yogya Kembali, mereka dapat semakin mengerti mengenai
sejarah perjuangan bangsa Indonesia bahkan mendapatkan pengetahuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
baru. Koleksi yang disusun secara kronologis dan adanya pemutaran film
sebelum berkeliling museum semakin menambah pengetahuan
pengunjung terutama siswa mengenai sejarah perjuangan Bangsa
Indonesia pada masa lalu. Selain itu, dengan melihat langsung koleksi
dan film yang ada di museum semakin memperjelas siswa dalam
mengerti mengenai sejarah di Indonesia.136
2) Sikap
Berdasarkan data yang diperoleh dan diolah dari indikator aspek
sikap, sebagian besar pengunjung museum merasa bahwa setelah
berkunjung ke museum, para pengunjung dapat memperoleh nilai-nilai
sikap yang dapat mereka teladani terutama bagi siswa. Dengan melihat
langsung koleksi dan film yang diputarkan di museum, siswa dapat
melihat betapa sulitnya perjuangan para pahlawan pada masa lalu dalam
mempertahankan kemerdekaannya. Dengan melihat dan membayangkan
hal tersebut, siswa dapat lebih menghargai usaha-usaha para pahlawan.
Selain menghargai pahlawan, siswa dapat mengambil nilai-nilai positif
yang dapat mereka teladani dan aplikasikan dalam kehidupan saat ini.
Hal tersebut sejalan dengan tujuan dari Museum Monumen Yogya
Kembali sendiri yaitu untuk menanamkan jiwa ’45 dan nilai kebangsaan
pada generasi muda.
136 CL 5 dan 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
b. Destinasi Wisata
Dari indikator mengenai destinasi wisata yang mencakup 7 indikator
Sapta Pesona, peneliti dapat mengetahui tanggapan pengunjung mengenai
pemanfaatan museum sebagai destinasi wisata. Berikut ini adalah pemaparan
dari indikator Sapta Pesona.
1) Aman
Dari data yang peneliti peroleh dari indikator aspek aman, sebagian besar
pengunjung museum merasa aman saat sedang melakukan kunjungan di
lingkungan Monjali. Terciptanya keadaan aman di Monjali tidak lepas dari
fasilitas yang dimiliki museum. Adanya CCTV di sekitar museum dapat
memantau dan menjamin keamanan para pengujung dan juga koleksi yang ada
di museum. Selain adanya CCTV, adanya petugas keamanan juga semakin
menjamin keamanan pengunjung museum. Untuk urusan kendaraan, terdapat
petugas parkir yang dapat menjaga keamanan kendaraan pengunjung.137
2) Tertib
Dari data yang peneliti peroleh dari indikator aspek tertib, sebagian besar
pengunjung museum merasa bahwa lingkungan yang ada di dalam dan di
sekitar Monjali sudah tertib. Terciptanya keadaan tertib di museum tidak
terlepas dari arahan yang diberikan oleh petugas museum kepada pengunjung,
Petugas museum selalu mengarahkan pengunjung untuk terlebih dahulu
137 CL 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
menonton film dan mengelilingi museum secara urut agar pengetahuan yang
didapatkan dapat diterima dengan baik.138
3) Bersih
Dari data yang peneliti peroleh dari indikator aspek bersih, sebagian
besar pengunjung museum merasa bahwa lingkungan yang ada di dalam dan di
sekitar Monjali sudah dijaga kebersihannya dengan baik. Terciptanya keadaan
bersih di museum tidak terlepas dari petugas museum yang secara rutin
membersihkan bagian luar dan dalam museum. Meski demikian, tidak semua
pengunjung setuju bahwa lingkungan Monjali sudah sangat bersih. Pendapat
pengunjung tersebut merupakan akibat dari adanya pembangunan fasilitas
ruang tunggu bagi pengunjung yang sedang dibangun di luar gedung
museum.139 Akibat dari pembangunan ini, terdapat material bangunan dan debu
di sekitar tempat pembangunan. Meskipun demikian, hal tersebut tidak terlalu
berpengaruh terhadap kebersihan museum secara menyeluruh.
4) Sejuk
Dari data yang peneliti peroleh dari indikator aspek sejuk, sebagian besar
pengunjung museum merasa bahwa lingkungan yang ada di dalam dan di
sekitar Monjali sudah menciptakan suasana sejuk saat berkunjung. Terciptanya
suasana yang sejuk bukan hanya karena pepohonan yang ada di sekitar
museum namun keberhasilan museum dalam menempatkan koleksi serta
138 CL 1 139 CL 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
adanya fasilitas pendingin ruangan memberikan kesan sejuk pada para
pengunjung museum.140
5) Indah
Dari data yang peneliti peroleh dari indikator aspek keindahan, sebagian
besar pengunjung museum merasa bahwa lingkungan yang ada di dalam dan di
sekitar Monjali sudah memenuhi kriteria keindahan. Terciptanya suasana yang
indah pada lingkungan Monjali merupakan pengaruh dari penyusunan koleksi
yang tersusun dengan baik. Penyusunan koleksi secara kronologis secara tidak
langsung memperindah bagian dalam dari museum. 141 Faktor lain yang
mempengaruhi keindahan Museum Monumen Yogya Kembali adalah bentuk
fisik dari bangunan Monjali sendiri. Bentuk bangunan yang unik menjadi
penyebab tidak langsung keindahan dari Monjali. Selain itu, adanya taman
pelangi pada malam hari juga menjadi daya tarik dan keindahan tersendiri bagi
wisatawan yang berkunjung ke Monjali pada malam hari.142
6) Ramah Tamah
Dari data yang peneliti peroleh dari indikator aspek ramah tamah,
sebagian besar pengunjung museum merasa bahwa petugas yang ada di
lingkungan Monjali sudah sangat ramah terhadap pengunjung. Sikap ramah
petugas museum tersebut dilakukan atas bentuk profesionalisme pekerjaan.
Selain itu, pihak museum memiliki penilaian sendiri terhadap keberhasilan
museum yaitu pengulangan kunjungan dari pengunjung. 143 Jika pengunjung
140 CL 1 dan 2 141 CL 2 142 CL 1 143 CL 2 dan 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
memiliki keinginan dan kembali lagi ke Monjali artinya Museum Monumen
Yogya Kembali bisa dikatakan berhasil dalam penyelenggaraannya. Agar
pengunjung mau kembali ke Monjali, maka sikap ramah harus selalu
ditunjukkan oleh petugas museum.
7) Kenangan
Dari data yang peneliti peroleh dari indikator aspek kenangan, sebagian
besar pengunjung museum merasa bahwa dengan berkunjung ke Monjali dapat
meninggalkan kenangan bagi pengunjung. Terciptanya kenangan tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti sikap ramah petugas museum, film
dokumenter yang diputar di museum, maupun suasana ketika pengunjung
berada di ruang hening museum. Pengunjung akan secara langsung melihat
film dan peninggalan para pahlawan pada masa lalu. Selain itu, diorama yang
mengeluarkan efek suara akan memberikan kesan bagi para pengunjung ketika
mengunjungi Monjali.144
8) Perbandingan fungsi museum sebagai sumber belajar dan destinasi pariwisata
Berdasarkan hasil perbandingan antara variabel sumber belajar dan
destinasi pariwisata, Museum Monumen Yogya Kemali lebih cenderung
menonjol sebagai destinasi pariwisata. Meskipun demikan, Museum Monumen
Yogya Kembali tetap dapat digunakan sebagai sumber belajar terutama sejarah.
Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti
terhadap informan yang merupakan pengunjung dari Museum Monumen
Yogya Kembali. Dengan demikian Museum Monumen Yogya Kembali tetap
144 CL 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
dapat difungsikan sebagai sumber belajar selain variabel yang lebih menonjol yaitu destinasi pariwisata
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan jika Museum Monumen
Yogya Kembali dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar dan destinasi pariwisata di Yogyakarta. Pemanfaatan Museum Monumen Yogya Kembali sebagai sumber belajar dapat dilakukan karena museum sudah memenuhi dua indikator sumber belajar yaitu pengetahuan dan sikap. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, sebagian besar pengunjung sangat setuju jika dengan berkunjung ke Museum Monumen Yogya Kembali, mereka mendapat pengetahuan baru mengenai sejarah khususnya sejarah perjuangan Bangsa
Indonesia pasca kemerdekaan. Dengan melihat langsung koleksi yang tergolong lengkap di Museum Monumen Yogya Kembali serta adanya diorama dan relief yang menggambarkan kejadian sejarah secara runtut, pengunjung akan semakin mudah untuk belajar sejarah. Selain itu, dengan adanya pemutaran film sejarah dan adanya ruang Garbha Graha para pengunjung dapat melihat dan mengenang para pahlawan pada masa lalu. Dengan demikian sikap cinta tanah air dan kebangsaan akan tumbuh dalam diri para pengunjung setelah mengunjungi museum.
Selain sebagai sumber belajar, Museum Monumen Yogya Kembali juga dapat digunakan sebagai destinasi wisata. Hal ini dibuktikan oleh sebagian besar informan yang sangat setuju jika Museum Monumen Yogya Kembali sudah memenuhi kriteria Sapta Pesona yang menjadi acuan sebuah tempat layak dijadikan destinasi wisata atau tidak. Sudah tercapainya unsur-unsur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Sapta Pesona menjadikan Museum Monumen Yogya Kembali layak dijadikan sebagai destinasi wisata edukatif bagi para pengunjung. Selain telah memenuhi kriteria Sapta Pesona, lokasi dan fasilitas pendukung museum lainnya menjadi faktor pendukung kelayakan Museum Monumen Yogya Kembali sebagai destinasi wisata. Letak museum yang sangat strategis dan mudah di akses mempermudah wisatawan yang akan berkunjung ke museum. Lokasi museum yang terdapat di pinggir jalan utama (Ring Road Utara) akan semakin mempermudah wisatawan dalam menemukan lokasi museum. Selain lokasi yang strategis tersebut, adanya fasilitas lain seperti taman lampion yang terdapat di sekitar bangunan utama museum juga menjadi daya tarik bagi wisatawan. Setelah mengunjungi bangunan utama museum, para wisatawan dapat menikmati suasana taman lampion terutama pada sore dan malam hari.
Di luar Sapta Pesona, dua faktor tersebutlah yang semakin memperkuat fungsi
Museum Monumen Yogya Kembali sebagai destinasi wisata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti memperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Latar belakang dibangunnya Museum Monumen Yogya Kembali adalah
untuk mengabadikan peristiwa kembalinya Ibu Kota Yogyakarta ke tangan
Bangsa Indonesia. Selain untuk mengabadikan peristiwa tersebut,
pembangunan Museum Monumen Yogya Kembali juga sebagai bentuk
ucapan terima kasih kepada para pahlawan yang sudah berjuang
mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada masa lalu. Hal tersebut dapat
dilihat pada dinding depan bangunan museum yang bertuliskan nama-nama
pahlawan yang gugur dalam perang pasca kemerdekaan. Selain latar
belakang yang sudah disebutkan di atas, pembangunan Museum Monumen
Yogya Kembali juga memiliki tujuan sebagai pengingat kepada generasi
saat ini mengenai perjuangan para pahlawan untuk mempertahankan
kemerdekan Indonesia. Diharapkan dengan berkunjung ke museum, para
pengunjung terutama para pelajar dapat lebih menghargai jasa-jasa
pahlawan, semakin mengerti nilai-nilai kebangsaan dan rasa cinta tanah air.
Tujuan tersebut didukung oleh fasilitas museum seperti koleksi, pemutaran
film dokumenter, relief dan diorama mengenai perjuangan para pahlawan
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
pada masa lalu, serta adanya ruang Garbha Graha yang dapat digunakan
pengunjung untuk mengenang dan mendoakan para pahlawan.
2. Koleksi yang ada di Museum Monumen Yogya Kembali berfokus pada
koleksi yang berhubungan dengan peristiwa perjuangan pasca kemerdekaan
Indonesia antara tahun 1945 sampai 1949. Barang koleksi yang terdapat
pada Museum Monumen Yogya Kembali terdiri dari peralatan yang
dikenakan para pahlawan pada masa lalu, foto dan dokumen peristiwa
penting pada masa lalu, serta relief dan diorama yang secara garis besar
menceritakan perjuangan Bangsa Indonesia pasca kemerdekaan. Koleksi-
koleksi tersebut dapat menambah wawasan pengunjung mengenai sejarah
perjuangan Bangsa Indonesia pasca kemerdekaan antara tahun 1945-1949.
Adanya keterangan yang ditulis oleh pihak museum di bawah setiap koleksi
semakin mempermudah pengunjung dalam mengetahui sejarah dari setiap
koleksi di museum. Selain itu, dengan melihat diorama dan relief pada lantai
dua museum, para pengunjung dapat melihat gambaran langsung mengenai
peristiwa sejarah sehingga dapat semakin mengerti mengenai peristiwa
sejarah tersebut. Selain menambah pengetahuan pengunjung, adanya
fasilitas pemutaran film perjuangan dapat menumbuhkan sikap kebangsaan
dan cinta tanah air dalam diri para pengunjung. Dengan melihat langsung
film dokumenter sejarah, para pengunjung dapat mengetahui betapa sulitnya
para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Dengan
demikian, para pengunjung dapat lebih menghargai jasa para pahlawan dan
mencintai bangsa Indonesia karena telah mengetahui betapa sulitnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
perjuangan para pahlawan pada masa lalu. Dari pemaparan di atas, dapat
disimpulkan bahwa semua koleksi yang ada di Museum Monumen Yogya
Kembali dapat dijadikan sebagai sumber belajar sejarah termasuk
menambah pengetahuan dan nilai sikap dalam diri pengunjung museum
tersebut.
3. Kegiatan edukasi yang ada di Museum Monumen Yogya Kembali sebagian
besar adalah kegiatan yang bertujuan untuk menambah wawasan mengenai
perjuangan bangsa Indonesia pasca kemerdekaan. Contoh dari kegiatan
edukasi ini adalah dengan menyelenggarakan acara Museum Goes to
Campus. Dalam acara ini pihak museum memperkenalkan mengenai koleksi
yang ada di museum serta kisah sejarah yang berhubungan dengan koleksi
tersebut kepada mahasiswa kampus tersebut. Selain acara Museum Goes to
Campus, kegiatan lain yang ada dan dilakukan pihak museum adalah Travel
Dialogue. Kegiatan ini dilakukan dengan mengumpulkan kepala-kepala
sekola di provinsi lain untuk berdialog mengenai sejarah perjuangan Bangsa
Indonesia antara tahun 1945-1949. Selain dua kegiatan di atas, pihak
museum juga menyelenggarakan kegiatan untuk menumbuhkan rasa
kebangsaan dan cinta tanah air. Contoh dari kegiatan tersebut adalah
upacara pada hari besar nasional dengan mengundang siswa-siswi pelajar
maupun dinas lainnya. Secara keseluruhan kegiatan eduasi yang dilakukan
oleh pihak Museum Monumen Yogya Kembali tidak terlepas dari tujuan
didirikannya museum yaitu untuk mengingat perjuangan Bangsa Indonesia,
menghargai jasa para pahlawan, dan menumbuhkan rasa kebangsaan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
cinta tanah air kepada para peserta kegiatan tersebut. Selain kegiatan
edukasi, terdapat juga kegiatan pariwisata yang dapat dilakukan di Museum
Monumen Yogya Kembali. Adanya taman lampion di sekitar bangunan
utama museum yang dibuka pada sore sampai malam hari dapat juga
dijadikan objek wisata bagi pengunjung pada malam hari. Keindahan taman
lampion serta sudah memadainya fasilitas museum semakin mempernyaman
pengunjung dalam berwisata ke Komplek Museum Monumen Yogya
Kembali
4. Tanggapan Pengunjung mengenai fungsi museum sebagai sumber belajar
sejarah adalah sangat positif. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan dapat terlihat bahwa sebagian besar pengunjung sangat setuju jika
Museum Monumen Yogya Kembali dapat dijadikan sebagai sumber belajar
sejarah. Adanya faktor pengetahuan dan wawasan baru yang didapatkan
setelah mengunjungi museum membuktikan bahwa koleksi yang ada di
museum memang memiliki nilai sejarah yang tinggi dan dapat dijadikan
sebagai sumber belajar sejarah bagi pengunjung terutama pelajar. Selain
nilai pengetahuan, adanya nilai-nilai sikap yang didapatkan pengunjung
setelah berkunjung ke museum membuktikan Museum Monumen Yogya
Kembali dapat dijadikan sebagai sumber belajar sejarah baik sebagai
sumber pengetahuan maupun untuk menumbuhkan nilai sikap kebangsaan
dan cinta tanah air pada diri pengunjung. Selain sebagai sumber belajar,
terdapat terdapat juga tanggapan pengunjung berkaitan dengan fungsi
museum sebagai destinasi pariwisata. Tanggapan pengunjung mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
fungsi museum sebagai destinasi wisata adalah sangat baik. Sebagian besar
pengunjung sangat puas saat datang dan berwisata di Museum Monumen
Yogya Kembali maupun di Taman Lampion sekitar museum. Sudah
tercapainya aspek Sapta Pesona membuktikan bahwa Komplek Museum
Monumen Yogya Kembali dapat dijadikan sebagai destinasi wisata di
Yogyakarta. Selain itu, lokasi museum yang strategis dan mudah dicapai
juga menjadi faktor positif dari objek wisata taman lampion Museum
Monumen Yogya Kembali.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka diajukan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Bagi Pengelola museum diharapakanagar dapat mengikuti perkembangan
masyarakat saat ini. Dengan mengetahui perkembangan masyarakat saat ini,
maka pihak museum diharapkan dapat berinovasi dalam menciptakan
program-program baru yang dapat mendorong minat masyarakat dalam
berkunjung ke museum.
2. Bagi siswa agar mengubah pandangan mengena museum. Berkunjung ke
museum bukan merupakan kegiatan yang membosankan karena dengan
berkunjung ke museum maka para pelajar dapat belajar sekaligus melihat
langsung koleksi-koleksi mengenai sejarah. Dengan demikian siswa dapat
lebih mengerti mengenai peristiwa sejarah dengan berkunjung langsung ke
museum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
3. Bagi guru sejarah agar dapat menjadikan museum sebagai sumber dalam
belajar sejarah. Selain itu, dengan berkunjung ke museum, guru dapat
menciptakan suasana belajar yang baru dan menyenangkan bagi siswanya
agar tidak bosan belajar sejarah di kelas. Guru juga dapat memanfaatkan
koleksi yang ada di museum untuk lebih memperdalam mengenai materi
sejarah sesuai dengan koleksi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Amir Sutarga. 1997. Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Cholid Narbuko & Abu Achmadi. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Hamid Rahman & Muhamad Saleh. 2011. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta:
Penerbit Ombak.
Husaini Usman. 2008. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Karwono H & Heni Mularsih. 2017. Belajar dan Pembelajaran serta
Pemanfaatan Sumber Belajar. Depok: PT RajaGrafindo Persada.
Latuheru, John D. 1988. Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Masa Kini.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi dan Obyek Pengembangan Lembaga Pendidikan dan
Tenaga Kependidikan.
Marsono. 2008. Bahan Kuliah Pengantar Pariwisata. Yogyakarta: Program Studi
Kepariwisataan Fakultas Ilmu Budaya UGM.
Moleong, Lexy J. 1988. Metodologi Penelitian Kualitatif.Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Direktora Jendral Pendidikan Tinggi, dan
Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Nusa Putra. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan.Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Piter Salim & Yenny Salim. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer.
Jakarta: Modern English Press.
Schouten. 1981. Pengantar Didaktik Museum. Jakarta: Jendral Kebudayaan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sitepu. 2014. Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Sjamsuddin Helius. 2016. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Sri Utami dkk. 2018. Buku Petunjuk Koleksi Monumen Yogya Kembali.
Yogyakarta: Badan Pengelola Monumen Yogya Kembali.
Sudjarwo, S. 1988. Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta: PT
Mediyatama Sarana Perkasa.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Tjahjopurnomo, R. 2011. Sejarah Permuseuman Di Indonesia. Jakarta: Direktorat
Permuseuman, Direktorat Jendral Sejarah dan Purbakala, Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Sumber Internet:
Dinas Pariwisata Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. 2017. Visiting Jogja.
(https://visitingjogja.com). diakses pada tanggal 10 Oktober 2018.
Wikipedia. 2018. Museum. (https://id.m.wikipedia.org). diakses 1 September
2018.
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Direktori Online Museum di Indonesia. 2018. Jenis Museum,
(https://direktorionlinemuseumdiindonesia.wordpress.com/jenis-museum/).
diakses 1 September 2018.
Wikipedia. 2018. Pengertian Monumen. (https://id.m.wikipedia.org). diakses 9
September 2018.
Saksono Arie. 2008. 7 Sapta Pesona, (https://ariesaksono.wordpress.com/tag/7-
sapta-pesona/). diakses pada 14 Oktober 2018.
Suhaidi Achmad. 2018. Pengertian Sumber Data, Jenis Data, dan Pengumpulan
Data. (https://achmadsuhaidi.wordpress.com/2014/02/26/pengertian-
sumber-data-jenis-jenis-data-dan-metode-pengumpulan-data/) diakses 4
September 2018.
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1
Catatan Lapangan 1 (CL1)
LEMBAR OBSERVASI MUSEUM
Nama Museum : Museum Monumen Yogya Kembali
Waktu Pelaksanaan : 14 Maret 2019
Hasil No. Objek yang diamati Ya Tidak
1. Lokasi Museum Strategis Museum memiliki bangunan pokok (permanen tetap, permanen temporer, auditorium, kantor, 2. laboratorium, konservasi, perpustakaan, bengkel, preparasi, dan ruang penyimpanan Koleksi) Koleksi Museum memiliki nilai-nilai 3. sejarah dan nilai-nilai ilmiah Museum memiliki papan atau kertas 4. penjelasan dari tiap koleksinya 5. Museum memiliki kamera keamanan Museum memiliki tingkat keamanan 6. terhadap barang koleksinya Museum melakukan perawatan rutin 7. terhadap setiap barang koleksinya Museum memiliki ruang 8. penyimpanan koleksi yang luas Museum memiliki pencahayaan 9. yang baik bagi setiap koleksinya Museum memiliki daftar inventaris 10. yang selalu diperbaharui secara berkala 11. Museum memiliki curator 12. Museum memiliki tim edukasi Museum memiliki tenaga 13. administrasi 14. Museum memiliki tenaga edukasi Museum memiliki sarana promosi 15. baik online maupun tidak
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2
LEMBAR PENGAMATAN DOKUMEN
Hasil No. Obyek yang diamati Ya Tidak 1. Buku tamu bagi pengunjung museum 2. Katalog mengenai koleksi museum 3. Buku Pedoman Museum
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3
KISI-KISI PERTANYAAN WAWANCARA
Kisi-Kisi Wawancara Guru dan Siswa
No Butir-Butir Pertanyaan 1 Museum sebagai sarana untuk menambah pengetahuan sejarah bagi siswa Musem sebagai sarana untuk membangun sikap siswa berkaitan dengan 2 sejarah Kendala apa yang dihadapi dalam pemanfaatan museum sebagai sumber 3 belajar 4 Keamanan Lingkungan museum 5 Ketertiban Lngkungan museum 6 Kebersian Lingkngan museum 7 Kesejukan Lingkungan museum 8 Keindahan Lingkngan museum 9 Keramahan pengelola museum 10 Kenangan yang ditimbulan setelah berkunjung ke museum
Kisi-Kisi Wawancara Pengelola Museum
No Butir-Butir Pertanyaan 1 Latar belakang berdirinya museum Monumen Yogya Kembali 2 Koleksi-koleksi yang ada di Museum Monumen Yogya Kembali 3 Kegiatan edukasi yang ada di Museum Yogya Kembali Pemafaatan Museum Monumen Yogya Kembali sebagai sumber belajar dan 4 destinasi wisata
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4
Lembar Wawancara Siswa, Guru, dan Pengelola Museum Monumen Yogya Kembali
A. Wawancara Terhadap Siswa 1. Apakah sebelum mengunjungi Museum monumen Yogya Kembali sudah pernah mengadakan kunjungan ke museum lainnya? 2. Apakah dengan mengunjungi museum secara langsung dapat memperjelas materi yang sudah anda dapatkan di dalam kelas? 3. Menurut anda, apakah setelah berkunjung ke museum dapat menambah pengetahuan baru mengenai sejarah? 4. Selain pengetahuan, apakah dengan berkunjung langsung ke museum dapat nilai- nilai baru yang dapat diteladani? 5. Untuk lingkungan museum sendiri, apakah lingkungan museum sudah aman dan tertib? 6. Untuk kebersihan di lingkungan museum sendiri, apakah sudah bdijaga dengan baik? 7. Saat berkunjung ke museum sendiri, apakah muncul perasaan sejuk dan nyaman 8. Untuk keindahan museum dan penataan koleksi apakah sudah diatur dengan baik? 9. Apakah pengelola museum memiliki sifat yang ramah? 10. Apakah setelah berkunjung ke museum ini meninggalkan kesan bagi anda dan jika ada kesempatan apakah akan berkunjung kembali?
B. Wawancara Terhadap Guru 1. Apakah sebelum mengunjungi Museum Monumen Yogya Kembali, pihak sekolah atau anda sendiri sudah pernah mengadakan kunjungan studi ke museum? 2. Apakah dengan mengunjungi museum secara langsung dapat memperjelas materi yang sudah siswa dapatkan di dalam kelas? 3. Menurut anda, apakah setelah berkunjung ke museum dapat menambah pengetahuan baru bagi siswa mengenai sejarah? 4. Selain pengetahuan, apakah dengan berkunjung langsung ke museum siswa dapat nilai-nilai baru yang dapat diteladani?
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Untuk lingkungan museum sendiri, apakah lingkungan museum sudah aman dan tertib? 6. Untuk kebersihan di lingkungan museum sendiri apakah sudah diperhatikan dengan baik? 7. Saat berkunjung ke museum sendiri, apakah muncul perasaan sejuk dan nyaman 8. Untuk penataan koleksi apakah sudah baik? 9. Apakah pengelola museum memiliki sifat yang ramah? 10. Apakah setelah berkunjng ke museum ini meninggalkan kesan bagi anda dan jika ada kesempatan apakah akan berknjung kembali?
C. Wawancara Terhadap Pengelola Museum 1. Bagaimana tujuan awal didirikannya Museum Monumen Yogya Kembali ini? 2. Bagaimana cara museum untuk mengumpulkan barang-barang koleksi yang ada di museum? 3. Apakah ada kegiatan yang dilakukan oleh Museum Monumen Yogya Kembali berkaitan dengan pemanfaatan museum sebagai sumber belajar dan seperti apa kegiatannya? 4. Terkait dengan kegiatan tersebut, apakah terdapat hambatan yang dihadapi oleh pihak museum? 5. Apakah kegiatan tersebut bersifat tetap? 6. Adakah kegiatan yang dilakukan museum terkait dengan pemanfaatan museum sebagai destinasi pariwisata? 7. Apakah pihak museum sering melakukan kegiatan promosi untuk semakin memperkenalkan museum kepada pihak luar?
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5
Catatan Lapangan 2 (CL 2) Wawancara
Topik : Pemanfaatan Museum Monumen Yogya Kembali Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata di Yogyakarta Peneliti : Andreas Parama Kumudasmara Informan : Nanang Dwinarto (Pengelola Museum Monumen Yogya Kembali) Waktu : 15 Maret 2019
Keterangan: P: Peneliti I: Informan
P: Bagaimana tujuan awal didirikannya Museum Monumen Yogya Kembali ini I: Tujuan awal didirikannya museum ini adalah untuk mengingatkan masyarakat tentang sejarah Bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya. Museum ini juga memiliki visi untuk menanamkan jiwa-jiwa semangat ’45 pada generasi muda dan untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Jadi seperti itu tujuan awal dibangunnya Museum Monumen Yogya Kembali ini P: Bagaimana cara museum untuk mengumpulkan barang-barang koleksi yang ada di museum? I: Untuk barang-barang yang ada di Museum ini kami dapatkan dari hibah, sebagai contoh adalah tandu yang dipakai oleh Jendral Sudirman. Tandu itu kami dapatkan dari hibah masyarakat dan setelah itu kami melakukan perbaikan pada tandu tersebut dan kami pajang. Barang koleksi lainnya juga didapatkan dengan cara sererti itu. P: Apakah ada kegiatan yang dilakukan oleh Museum Monumen Yogya Kembali berkaitan dengan pemanfaatan museum sebagai sumber belajar dan seperti apa kegiatannya? I: Untuk kegiatan di Museum Monumen Yogya Kembali, kita lebih bergerak pada bidang kegiatan sejarah yang sesuai dengan visi museum yaitu menanamkan jiwa-jiwa ’45 pada generasi muda tadi mas. Jadi kegiatannya ya berupa kegiatan yang dapat mengingatkan kita kembali pada pengorbanan yang sudah dilakukan oleh para pahlawan pada jaman dulu.Kegiatan yang kami lakukan adalah dengan upacara pada hari pahlawan dengan mengundang masyarakat, murid-murid sekolah, dan instansi lainnya.Selain itu juga, biasanya kita mendapat kunjungan dari calon-calon pejabat
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk memunculkan wawasan kebangsaan mereka. Selain itu, kami juga melakukan Travel Dialog yaitu dengan datang ke provinsi lain dan mengumpulakan kepala-kepala sekolah dari propinsi tersebut dan membahas mengenai sejarah yang behubungan dengan museum ini. Jadi ya itu termasuk kegiatan yang kami lakukan dalam bidang pendidikan sesuai dengan visi dan misi museum ini P: Terkait dengan kegiatan tersebut, apakah terdapat hambatan yang dihadapi oleh pihak museum? I: Saya pikir tidak ada mas, malah para peserta terutama siswa terlihat antusias. Jadi sebenarnya mas, anak-anak atau siswa ini memiliki jiwa persatuan yang tinggi dan membenci perpecahan, sehingga dengan adanya kegiatan upacara yang dilaksanakan di lingkungan museum, maka mereka dapat semakin menumbuhkan rasa persatuan mereka dan pada akhirnya menjadikan mereka menjadi semakin antusias dalam melaksanakan kegiatan tersebut.Bahkan para murid tersebut ingin diundang kembali untuk upacara tersebut. P: Apakah kegiatan tersebut bersifat tetap? I: Ya, kegiatan tersbut selalu kami laksanakan pada moment tertentu setiap tahunnya seperti upacara yang dilaksanakan pada hari pahlawan tersebut. P: Adakah kegiatan yang dilakukan museum terkait denga pemanfaatan museum sebagai destinasi pariwisata? I: Ada mas, jadi begini, Museum Monumen Yogya Kembali ini merupakan museum swasta sehingga harus mencari pendanaan secara mandiri. Untuk itu, maka pihak dari Museum Monumen Yogya Kembali bekerja sama dengan pengelola taman pelangi untuk menjadikan lingkungan di sekitar Museum ini menjadi tempat wisata yang menarik di Yogyakarta. Jadi diharapkan masyarakat tidak hanya mengetahui kawasan Malioboro saja yang gemerlapan di malam hari, namun ada juga yang gemerlapan di sekitar Monjali pada malam hari, seperti itu mas. P: Apakah terdapat hambatan yang dihadapi pihak museum dalam pemanfaatan Museum Monumen Yogya Kembali sebagai destinasi pariwisata? I: Sebenarnya tidak ada mas, namun ada beberapa yang mengkritik. Katanya kenapa di lingkungan sekitar museum yang seharusnya bersejarah malah ada tman seperti itu, tapi saya kira hal tersebut bukan permasalahan yang besar, dan lagi pengunjung yang mengunjungi Objek Monjali tetap ramai. P: Apakah pihak museum sering melakukan kegiatan promosi untuk semakin memperkenalkan museum kepada pihak luar?
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
I: Untuk kegiatan promosi sudah kami lakukan. Yang pertama kami memiliki alat promosi di media sosial seperti facebook dan instagram dan secara intens melakukan upload. Sarana promosi yang kedua adalah media cetak.Kadang kadang jika ada kunjungan dari rombongan mana biasanya ada media cetak yang datang dan meminta data jumlah pengunjung yang berkunjung kesini. Lalu ada juga promosi langsung yang kami lakukan dengan ikut serta dalam pawai-pawai yang diadakan oleh instansi lain seperti Dinas Kebudayaan Yogyakarta. Lalu kami juga ikut serta dalam pameran goes to Campus yang dilaksanakan di kampus-kampus dan kami pada tahun 2018 sempat mendapat penghargaan dari UNS karena menjadi museum terfaforit pada pameran disana. Jadi dengan ikut serta dalam pameran tersebut, Nama dari Museum ini dapat semakin dikenal oleh masyarakat luas.
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6
Catatan Lapangan 3 (CL 3) Wawancara
Topik : Penataan Ruang dan Koleksi serta Jenis pengunjung yang mengunjungi Museum Monumen Jogja Kembali Peneliti : Andreas Parama Kumudasmara Informan: Sigit (Pengelola Museum Monumen Yogya Kembali) Waktu : 15 Maret 2019
Keterangan: P: Peneliti I: Informan
P: Untuk di Museum Monumen Yogya Kembali, apakah terdapat pengelompokan khusus terhadap koleksi-koleksi yang ada di Museum I: Sebenarnya, untuk di Museum Monumen Yogya Kembali sendiri pengelompokan terhadap hanya pada tahunnya saja, contohnya pada lantai satu museum terdapat ruangan-ruangan seperti museum satu, dua, dan seterusnya. Koleksi yang ada di setiap ruangan sebenarnya dipisahkan atau dikelompokan berdasarkan tahunnya.Museum Monumen Yogya Kembali ini kan difokuskan pada sejarah pasca kemerdekaan tahun 1945-1949 dan pada setiap ruangan itu koleksi-koleksi dikelompokan berdasarkan tahun kejadiannya. Seperti itu mas. P: Bagaimana penataan koleksi yang ada di Museum Yogya Kembali? I: Untuk Penataan koleksi sendiri sebenarnya hanya mengikuti bentuk dari bangunan ini sendiri, mengapa diorama diletakan di lantai dua museum dan tidak di lantai satu, sebernarnya tidak ada alasan khusus selain ketersediaan ruangan dan bentuk fisik bangunan, karena di lantai satu tidak memungkinkan untuk memuat diorama, maka diorama diletakan pada lantai dua museum. P: Untuk pengunjung museum, mayoritas tujuan pengunjung apakah untuk studi atau untuk berwisata? I: Banyaknya ya pengunjung studi bersama rombongan-rombongan dari sekolah, ada juga yang melakukan penelitian-penelitian di museum ini. Untuk yang tujaun wisata juga ada baik dalam maupun luar negeri, biasanya hanya untuk melihat sekilas dan foto- foto saja. Khusus untuk pengunjung luar negeri, karena belum ada pemandunya maka ya bawa pemandu sendiri atau kadang tanpa pemandu jadi ya mereka paling banyak
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lima orang datang, kita minta tanda tangan buku tamu dan mereka jalan-jalan sendiri di dalam museum untuk melihat koleksi di museum ini.
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7
Catatan Lapangan 4 (CL 4) Wawancara
Topik : Pemanfaatan Museum Monumen Yogya Kembali Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata di Yogyakarta Peneliti : Andreas Parama Kumudasmara Informan : Kadi Sukardi (Guru MTS N 1 Ciparay) Waktu : 14 Maret 2019
Keterangan: P: Peneliti I: Informan P: Apakah sebelum mengunjungi Museum Monumen Yogya Kembali, pihak sekolah atau anda sendiri sudah pernah mengadakan kunjungan studi ke museum? I: Sering mas, jika ada studi wisata maka akan disempatkan berkunjung ke museum atau tempat dengan nilai sejarah P: Apakah dengan mengunjungi museum secara langsung dapat memperjelas materi yang sudah siswa dapatkan di dalam kelas? I: Tentu saja mas, setelah mengetahu secara garis besar di dalam kelas, sekarang disini siswa dapat melihat langsung dan memperdalam materi tersebut P: Menurut anda, apakah setelah berkunjung ke museum dapat menambah pengetahuan baru bagi siswa mengenai sejarah? I: Tentu mas,seperti yang saya sudah bilang sebelumnya para murid dapat lebih memperdalam materi yang sudah mereka dapatkan di dalam kelas sehingga pasti mendapatkan pengetahuan baru dengan berkunjung ke museum. P: Selain pengetahuan, apakah dengan berkunjung langsung ke museum siswa dapat nilai-nilai baru yang dapat diteladani? I: Tentu saja mas, dengan berkunjung langsung ke museum siswa dapat melihat bukti- bukti peninggalan serta film mengenai sejarah. Dengan melihat bukti peninggalan dan film tersebut secara langsung maka otomatis siswa dapat melihat perjuangan para pahlawan dahulu tidak mudah.Setelah mengetahu hal itu tentu siswa dapat mengambil nilai-nilai seperti nilai kebangsaan dan perjuangan pada masa lalu meskipun pihak guru juga harus membantu meluruska nanti di sekolah. P: Untuk lingkungan museum sendiri, apakah lingkungan museum sudah aman dan tertib?
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
I: Menurut saya sudah. Adanya petunjuk jalur masuk bagi pengunjung dapat menjadikan pengunjung menjadi tertib saat berkunjung. Selain itu adanya pengella museum yang selalu berjaga pasti menjadikan lingkungan aman P: Untuk kebersihan di lingkungan museum sendiri? I: Sudah baik sih mas untuk kebersihannya, tadi ada pegawai museum yang ngepel juga kan jadi bukti kalua pengelola menjaga kebersiha museum ini P: Saat berkunjung ke museum sendiri, apakah muncul perasaan sejuk dan nyaman I: Ia mas, di dalam dingin dan sejuk serta ada pendingin ruangan jadi nyaman saat berkunjung P: Untuk penataan koleksi apakah sudah baik? I: Baik, penataan koleksi yang disusun runtut menjadikan pengunjung dapat dengan mudah mengerti mengenai cerita sejarah secara kronologis P: Apakah pengelola museum memiliki sifat yang ramah? I: Ramah, tadi rombongan datang langsung disapa dan dibantu dalam kunjungannya P: Apakah setelah berkunjng ke museum ini meninggalkan kesan bagi anda dan jika ada kesempatan apakah akan berkunjung kembali ? I: Tentu mas, banyak nilai-nilai yang berkesan setelah berkunjung ke museum ini dan siswa juga dapat belajar banyak dengan berkunjung ke museum seperti ini. Jika ada kesempatan maka sekolah akan mengadakan kunjungan kembali ke museum ini
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8
Catatan Lapangan 5 (CL 5) Wawancara
Topik :Pemanfaatan Museum Monumen Yogya Kembali Sebagai Sumber Belajardan Destinasi Wisata di Yogyakarta Peneliti : Andreas Parama Kumudasmara Informan : Tatik (Guru MTS N 1 Ciparay) Waktu : 14 Maret 2019
Keterangan: P: Peneliti I: Informan
P: Apakah sebelum mengunjungi Museum Monumen Yogya Kembali, pihak sekolah atau anda sendiri sudah pernah mengadakan kunjungan studi ke museum? I: Dari pihak sekolah sendiri sudah beberapa kali menggunakan museum sebagai tujuan studi tour karena mengandung nilai-nilai sejarah pada masa lalu P: Apakah dengan mengunjungi museum secara langsung dapat memperjelas materi yang sudah siswa dapatkan di dalam kelas? I: Museum sangat berguna untuk pembelajaran sejarah, bukan hanya untuk memperjelas materi bagi siswa di dalam kelas, namun juga bagi guru. Dengan berkunjung ke museum maka siswa dapat melihat langsung peninggalan sejarah pada masa lalu sehingga siswa dapat lebih mengingat mengenai peristiwa yang terjadi pada masa lalu dan pada akhirnya dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air dan menghargai jasa-jasa para pahlawan. Bukan hanya untuk memperjelas materi saja P: Menurut anda, apakah setelah berkunjung ke museum dapat menambah pengetahuan baru bagi siswa mengenai sejarah? I:Tentu saja mas, Dengan melihat langsung benda yang ada di museum dapat semakin memperkaya pengetahuan sejarah bagi siswa P: Selain pengetahuan, apakah dengan berkunjung langsung ke museum siswa dapat nilai-nilai baru yang dapat diteladani? I: Ia mas, seelah melihat langsung peninggalan dan cerita mengenai sejarah perjuangan, siswa kami harapkan dapat meneladani nilai-nilai perjuangan pada masa lalu dan dapat menimbulkan perasaan cinta tanah air dan kebangsaan
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
P: Untuk lingkungan museum sendiri, apakah lingkungan museum sudah aman dan tertib? I: Sudah mas sangat baik untuk keamanan dan ketertiban yang ada di lingkungan museum, sudah tertata dengan baik dan terstruktur. P: Untuk kebersihan di lingkungan museum sendiri? I: Sangat baik mas, di dalam museum nyaman dan bersih dan di luar juga baik, kolam di sekitar bangunan museum juga bersih jadi nyaman saat berkunjung P: Saat berkunjung ke museum sendiri, apakah muncul perasaan sejuk dan nyaman I: Kalau di luar mungkin sedikit panas apalagi saat berjalan dari loket depan sampai bangunan museum tapi di dalam museum sudah baik mas sudah sejuk dan nyaman P: Untuk penataan koleksi apakah sudah baik? I: Sudah rapi dan baik mas saya dengar dari petugas kalau penyusunan koleksi dipisah berdasarkan tahun. Selain itu peletakan koleksi juga baik dan rapih jadi enak dipandang P: Apakah pengelola museum memiliki sifat yang ramah? I: iya, pihak pengelola museum ramah ke pengunjung P: Apakah setelah berkunjung ke museum ini meninggalkan kesan bagi anda dan jika ada kesempatan apakah akan berkunjung kembali? I: Tentu saja mas, jadi bisa mengetahui jika dulu para pahlawan berjuang demi bangsa jadi kita terutama siswa dan mas sebagai generasi penerus harus menjaga apa yang sudah dierjuangkan pada masa lalu. Saya juga akan berkunjuung kembali jika diberi kesempatan.
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 9
Catatan Lapangan 6 (CL 6)
Wawancara
Topik : Pemanfaatan Museum Monumen Yogya Kembali Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata di Yogyakarta Peneliti : Andreas Parama Kumudasmara Informan : Rafli Bambang (Siswa MTS N 1 Ciparay) Waktu : 14 Maret 2019
Keterangan: P: Peneliti I: Informan
P: Apakah sebelum mengunjungi Museum Monumen Yogya Kembali, anda sudah pernah mengadakan kunjungan studi ke museum? I: sudah beberapa kali di Bandung P: Apakah dengan mengunjungi museum secara langsung dapat memperjelas materi yang sudah anda dapatkan di dalam kelas? I: Ia jadi bisa lihat langsung koleksi disini jadi lebih jelas daripada belajar di kelas P: Menurut anda, apakah setelah berkunjung ke museum dapat menambah pengetahuan baru mengenai sejarah? I: Ia mas, soalnya lebih ngerti jika lihat langsung ke museum P: Selain pengetahuan, apakah dengan berkunjung langsung ke museum dapat nilai-nilai baru yang dapat diteladani? I: Ia mas kayak nilai perjuangan gitu dulu perang lawan penjajah jadi harus berjuang P: Untuk lingkungan museum sendiri, apakah lingkungan museum sudah aman dan tertib? I: Sudah P: Untuk kebersihan di lingkungan museum sendiri? I: Sudah bersih P: Saat berkunjung ke museum sendiri, apakah muncul perasaan sejuk dan nyaman I: Sejuk mas di dalam pakai pendingin ruangan P: Untuk keindahan museum sendiri dan penataan koleksi?
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
I: Bagus mas bangunannya unik bentuknya terus banyak tempat buat foto juga. Koleksinya juga rapi P: Apakah pengelola museum memiliki sifat yang ramah? I: Ramah, tadi sempet bercanda sama pejaga yang di lantai dua asik bapaknya P: Apakah setelah berkunjung ke museum ini meninggalkan kesan bagi anda dan jika ada kesempatan apakah akan berkunjung kembali? I: Ia mas berkesan. Jadi tahu mengenai perjuangan dulu susah sama harus pantang menyerah.
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 10
Catatan Lapangan 7 (CL 7)
Wawancara
Topik : Pemanfaatan Museum Monumen Yogya Kembali Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata di Yogyakarta Peneliti : Andreas Parama Kumudasmara Informan : Akmal Fikri (Siswa MTS N 1 Ciparay) Waktu : 14 Maret 2019
Keterangan: P: Peneliti I: Informan
P: Apakah sebelum mengunjungi Museum Monumen Yogya Kembali, anda sudah pernah mengadakan kunjungan studi ke museum? I: sudah tapi ga sering P: Apakah dengan mengunjungi museum secara langsung dapat memperjelas materi yang sudah anda dapatkan di dalam kelas? I: ia mas ngeliat langsung di museum bisa lebih jelas daripada di sekolah P: Menurut anda, apakah setelah berkunjung ke museum dapat menambah pengetahuan baru mengenai sejarah? I: Ia mas dapat pengetahuan baru tentang sejarah kayak perjuangannya gimana prosesnya gimana. P: Selain pengetahuan, apakah dengan berkunjung langsung ke museum dapat nilai-nilai baru yang dapat diteladani? I: Ia mas jadi harus menghargai jasa para pahlawan pada masa lalusoalnya dah membuat Indonesia bisa merdeka kayak sekarang. P: Untuk lingkungan museum sendiri, apakah lingkungan museum sudah aman dan tertib? I: Sudah mas sudah aman dan tertib P: Untuk kebersihan di lingkungan museum sendiri? I: Sudah bersih mas enak buat foto juga tempatnya P: Saat berknjung ke museum sendiri, apakah muncul perasaan sejuk dan nyaman I: Sejuk mas tapi diluar panas
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
P: Untuk keindahan museum dan penataan koleksi? I: Indah bangunannya terus ada kolamnya sama ada taman lampion bisa buat foto, untuk koleksinya bagus P: Apakah pengelola museum memiliki sifat yang ramah? I: Ramah dan baik kalau kita Tanya mereka jelasin mas P: Apakah setelah berkunjung ke museum ini meninggalkan kesan bagi anda dan jika ada kesempatan apakah akan berkunjung kembali ? I: ya saya lebih tau tentang sejarah mas terus nanti mau datang lagi kapan kapan.
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 11
Catatan Lapangan 8 (CL 8)
Wawancara
Topik : Pemanfaatan Museum Monumen Yogya Kembali Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata di Yogyakarta Peneliti : Andreas Parama Kumudasmara Informan : Rayhan Febrian (Siswa MTS N 1 Ciparay) Waktu : 14 Maret 2019
Keterangan: P: Peneliti I: Informan
P: Apakah sebelum mengunjungi Museum Monumen Yogya Kembali, anda sudah pernah mengadakan kunjungan studi ke museum? I: sudah tapi bareng sekolah doang mas P: Apakah dengan mengunjungi museum secara langsung dapat memperjelas materi yang sudah anda dapatkan di dalam kelas? I: jelas mas jadi lebih jelas di museum P: Menurut anda, apakah setelah berkunjung ke museum dapat menambah pengetahuan baru mengenai sejarah? I: Ia mas kan ngeliat langsung bendanya jadi makin jelas juga tentang sejarah P: Selain pengetahuan, apakah dengan berkunjung langsung ke museum dapat nilai-nilai baru yang dapat diteladani? I: Ia mas, saya bisa dapat nilai perjuangan dan keteladanan mas P: Untuk lingkungan museum sendiri, apakah lingkungan museum sudah aman dan tertib? I: sudah mas P: Untuk kebersihan di lingkungan museum sendiri? I: Sudah bersih mas bagus P: Saat berkunjung ke museum sendiri, apakah muncul perasaan sejuk dan nyaman I: Sejuk mas enak di dalam soalnya dingin daripada diluar panas P: Untuk keindahan museum dan penataan koleksi? I: Indah mas cocok buat foto, untuk koleksinya banyak dan ada penjelasannya jadi jelas
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
P: Apakah pengelola museum memiliki sifat yang ramah? I: Baik mas ramah juga ke pengunjung sudah bagus P: Apakah setelah berkunjung ke museum ini meninggalkan kesan bagi anda dan jika ada kesempatan apakah akan berkunjung kembali ? I: Jadi tau tentang sejarah mas terus nilai keteladanan gitu mas kan berkesan. Jadi bagus. Jika ada kesempatan mau kesini lagi
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 12
Catatan Lapangan 9 (CL 9)
Wawancara
Topik : Pemanfaatan Museum Monumen Yogya Kembali Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata di Yogyakarta Peneliti : Andreas Parama Kumudasmara Informan : Ikhsan Waktu : 14 Maret 2019
Keterangan: P: Peneliti I: Informan
P: Apakah sebelum mengunjungi Museum Monumen Yogya Kembali, anda sudah pernah mengadakan kunjungan studi ke museum? I: sudah pernah mas P: Apakah dengan mengunjungi museum secara langsung dapat memperjelas materi yang sudah anda dapatkan di dalam kelas? I: jelas mas kita dapat berinteraksi langsung dengan koleksi yang ada P: Menurut anda, apakah setelah berkunjung ke museum dapat menambah pengetahuan baru mengenai sejarah? I: Tentu saja jadi kayak semakin memperjelas apa yang sudah diajarkan di kelas mas P: Selain pengetahuan, apakah dengan berkunjung langsung ke museum dapat nilai-nilai baru yang dapat diteladani? I: Ia mas, nilai-nilai yang dapat diteladani kayak dari para pahlawan gitu P: Untuk lingkungan museum sendiri, apakah lingkungan museum sudah aman dan tertib? I: Sudah mas sudah aman apalagi ada cctv juga kan disini mas P: Untuk kebersihan di lingkungan museum sendiri? I: sudah bersih tempatnya nyaman juga untuk berkunjung P: Saat berkunjung ke museum sendiri, apakah muncul perasaan sejuk dan nyaman I: Sejuk mas walaupun diluar panas tapi ada kayak tempat berteduh juga. di dalam museum nyaman mas P: Untuk keindahan museum dan penataan koleksi?
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
I: Bentuk museumnya unik mas lucu terus ada taman lampion juga tapi kalau siang ya ga nyala tapi tetep bagus untuk foto P: Apakah pengelola museum memiliki sifat yang ramah? I: Baik mas ada pengelola yang bisa diajak bercanda juga P: Apakah setelah berkunjung ke museum ini meninggalkan kesan bagi anda dan jika ada kesempatan apakah akan berkunjung kembali ? I: Berkesan mas, bisa belajar banyak tentang sejarah dan perjuangan pada masa lalu. Saya mau datang lagi mas
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 13
Catatan Lapangan 10 (CL 10)
Wawancara
Topik : Pemanfaatan Museum Monumen Yogya Kembali Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata di Yogyakarta Peneliti : Andreas Parama Kumudasmara Informan : Devin Akmal Fauzan (Pengunjung) Waktu : 14 Maret 2019
Keterangan: P: Peneliti I: Informan
P: Apakah sebelum mengunjungi Museum Monumen Yogya Kembali, anda sudah pernah mengadakan kunjungan studi ke museum? I: belum pernah P: Apakah dengan mengunjungi museum secara langsung dapat memperjelas materi yang sudah anda dapatkan di dalam kelas? I: Jadi semakin jelas dengan langsung datang ke museum P: Menurut anda, apakah setelah berkunjung ke museum dapat menambah pengetahuan baru mengenai sejarah? I: Ia dapat menambah pengetahuan baru tentang sejarah P: Selain pengetahuan, apakah dengan berkunjung langsung ke museum dapat nilai-nilai baru yang dapat diteladani? I: Dapat meneladani para pahlawan mas sama cinta tanah air P: Untuk lingkungan museum sendiri, apakah lingkungan museum sudah aman dan tertib? I: Sudah aman dan tertib mas lingkungan di museum P: Untuk kebersihan di lingkungan museum sendiri? I: diluar banyak kayak batu pasir tapi sisanya bersih mas P: Saat berknjung ke museum sendiri, apakah muncul perasaan sejuk dan nyaman I: sudah sejuk mas banyak pohon di luar sama di dalam dingin P: Untuk keindahan museum dan penataan koleksi?
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
I: Bagus mas, bangunannya kayak piramida, terus ada kolamnya juga. Koleksinya juga lengkap dan ada keterangannya jadi ngerti itu koleksi apa P: Apakah pengelola museum memiliki sifat yang ramah? I: Ramah dan baik P: Apakah setelah berkunjung ke museum ini meninggalkan kesan bagi anda dan jika ada kesempatan apakah akan berkunjung kembali? I: Meninggalakan kesan mas. Harus cinta tanah air karena dulu para pahlawan sudah berusaha supaya merdeka terus mau datang lagi jika bisa karena pengalaman pertama juga dan ternyata menyenangkan
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 14
Catatan Lapangan 11 (CL 11) Wawancara
Topik : Pemanfaatan Museum Monumen Yogya Kembali Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata di Yogyakarta Peneliti : Andreas Parama Kumudasmara Informan : Rafli Satwat Ikhsan (Pengunjung) Waktu : 14 Maret 2019
Keterangan: P: Peneliti I: Informan
P: Apakah sebelum mengunjungi Museum Monumen Yogya Kembali, anda sudah pernah mengadakan kunjungan studi ke museum? I: belum ini baru pertama kali ke museum P: Apakah dengan mengunjungi museum secara langsung dapat memperjelas materi yang sudah anda dapatkan di dalam kelas? I: Jelas mas, di sekolah kan kita belajar dari buku, kalau ke museum jadi bisa melihat langsung peninggalannya P: Menurut anda, apakah setelah berkunjung ke museum dapat menambah pengetahuan baru mengenai sejarah? I: Iya mas jadi dapat pengetahuan baru juga soalnya ada beberapa penjelasan yang ga ada di buku tapi dijelasin disini belum lagi bisa liat peninggalannya secara langsung P: Selain pengetahuan, apakah dengan berkunjung langsung ke museum dapat nilai-nilai baru yang dapat diteladani? I: Ada mas nilai perjuangan dan nilai cinta tanah air. Terus kita juga bisa meneladani para pahlawan pada masa lalu mas P: Untuk lingkungan museum sendiri, apakah lingkungan museum sudah aman dan tertib? I: Di museum ini sudah mas P: Untuk kebersihan di lingkungan museum sendiri? I: Kebersihan juga sudah baik mas P: Saat berkunjung ke museum sendiri, apakah muncul perasaan sejuk dan nyaman I: Jujur kalau diluar panas mas, tapi begitu masuk sejuk mas enak di dalam
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
P: Untuk keindahan museum dan penataan koleksi? I: Indah mas, bangunannya, koleksinya terus di lantai dua ada diorama dan relief. Bagus buat foto mas P: Apakah pengelola museum memiliki sifat yang ramah? I: Ramah dan baik. Jika saya tidak mengerti tentang satu koleksi maka akan dijelaskan P: Apakah setelah berkunjung ke museum ini meninggalkan kesan bagi anda dan jika ada kesempatan apakah akan berkunjung kembali? I: Berkesan sekali apalagi ini pengalaman pertama kan mas jadi pengen berkunjung lagi dan museum yang lain juga. Meninggalkan kesan yang baik pokoknya buat saya mas
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 15
Catatan Lapangan 12 (CL 12)
Wawancara
Topik : Pemanfaatan Museum Monumen Yogya Kembali Sebagai Sumber Belajar dan Destinasi Wisata di Yogyakarta Peneliti : Andreas Parama Kumudasmara Informan : Ratna Setyawati (Guru MTS N 1 Ciparay) Waktu : 14 Maret 2019
Keterangan: P: Peneliti I: Informan
P: Apakah sebelum mengunjungi Museum Monumen Yogya Kembali, pihak sekolah atau anda sendiri sudah pernah mengadakan kunjungan studi ke museum? I: Untuk kunjungan ke museum, pihak sekolah sudah sering mengadakannya. Kunjungan ke museum atau tempat yang memiliki sejarah khususnya selalu diagendakan dalam perjalanan studi tour oleh pihak sekolah. P:Apakah dengan mengunjungi museum secara langsung dapat memperjelas materi yang sudah siswa dapatkan di dalam kelas? I: Ya jelas, jadi murid dengan datang ke museum dapat melihat mengenai bukti-bukti peninggalan pada jaman dahulu dan yang pasti semakin memperjelas P: Menurut anda, apakah setelah berkunjung ke museum dapat menambah pengetahuan baru bagi siswa mengenai sejarah? I: Tentu saja mas, karena dengan berkunjung ke mseum siswa dapat secara langsung melihat bekas-bekas peninggalan sejarah yang ada. Selain itu ada juga film yang menjelaskan peristiwa pada masa lalu sehingga siswa bisa lebih mengerti. P: Selain pengetahuan, apakah dengan berkunjung langsung ke museum siswa dapat nilai-nilai baru yang dapat diteladani? I: Kalau menurut saya pribadi ia mas, terutama dari pemutaran film. Siswa dapat lebih mengetahui mengenai nilai-nilai perjuangan Bangsa Indonesia pada masa lalu P: Untuk lingkungan museum sendiri, apakah lingkungan museum sudah aman dan tertib? I: Sudah,untukkeamanan dan ketertiban sudah baik
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
P: Untuk kebersihan di lingkungan museum sendiri? I: Sudah bersih untuk di dalam museum tapi di luar museum masih ada beberaa material bangunan dan mobil-mobilan yang sepertinya kurang enak untuk dilihat mas. P: Saat berkunjung ke museum sendiri, apakah muncul perasaan sejuk dan nyaman I: Kalau di dalam enak mas tapi kalo di luar panas. Tapi kan emang Jogja cuacanya panas. Tapi di luar juga sudah ada pondok-pondok dan pohon yang dapat digunakan berteduh mas jadi cukup lah P: Untuk penataan koleksi aakah sudah baik? I: Sudah rapi mas baik P: Apakah pengelola museum memiliki sifat yang ramah? I: Ramah dan murah senyum serta sabar menghadapi anak-anak P: Apakah setelah berkunjung ke museum ini meninggalkan kesan bagi anda dan jika ada kesempatan apakah akan berkunjung kembali ? I: Ia mas, saya jadi tau dan semakin merasa bahwa Bangsa Indonesia dahulu berjuang dengan sulit dan hal tersebut meningalkan kesan bagi saya. jika ada kesempatan akan kembali berkunjung.
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 16
PENGEMBANGAN SILABUS
Nama Sekolah : SMA NEGERI 1 DEPOK, Sleman, Yogyakarta Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Kelas/semester : XI/II
No Kompetensi Dasar Materi Pokok/ Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi Sumber Pembelajaran Pembelajaran Waktu Belajar
1. 3.5 Menganalisis sifat Pendudukan Jepang Membaca buku teks, 3.5.1 Menjelaskan maksud Tes Tertulis (PG 8 JP Ratna pendudukan Jepang di Indonesia melihat gambar- kedatangan Jepang di dan Uraian) Hapsasri,M dan respon bangsa gambar peristiwa Indonesia .Adil,2013. Kedatangan Indonesia penting zaman Sejarah Jepang 3.5.2 Mendiskripsikan sifat Indonesia 4.5 Menalar sifat pemerintahan pendudukan Jepang di pendudukan Jepang (jilid 2). PT pendudukan Jepang Sifat pendudukan Indonesia Gelora di Indonesia dan respon bangsa Jepang Aksara Indonesia dan 3.5.3 Menganalisis respon bangsa Indonesia terhadap Pratama. menyajikannya Respon bangsa Membuat dan pendudukan Jepang dalam bentuk cerita Indonesia mengajukan pertanyaan/tanya sejarah terhadap 3.5.4 Menjelaskan dampak pendudukan jawab/berdiskusi pendudukan Jepang di
Jepang tentang informasi bidang sosial bagi tambahan yang kehidupan bangsa belum Indonesia dipahami/ingin diketahui sebagai 3.5.5 Menganalisis kehidupan
klarifikasi tentang bangsa Indonesia selama kependudukan Jepang proses kedatangan, sifat, dan respon 3.5.6 Mengidentifikasi akibat
bangsa Indonesia pendudukan Jepang di Indonesia di bidang
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terhadap ekonomi pendudukan Jepang 3.5.7 Menyebutkan teori-teori Mengumpulkan dalam masuknya Pendudukan Jepang di informasi terkait Indonesia dengan proses kedatangan, sifat, dan respon bangsa Indonesia terhadap pendudukan Jepang
melalui bacaan, internet dan sumber- 4.5.1 Membuat video tentang sumber lainnya peristiwa penting zaman pemerintahan pendudukan Jepang di Indonesia Menganalisis informasi dan data- data yang didapat Rubrik baik dari bacaan Video maupun dari sumber-sumber lain untuk mendapatkan kesimpulan tentang proses kedatangan, sifat, dan respon bangsa Indonesia terhadap pendudukan Jepang
Melaporkan hasil analisis dalam bentuk cerita sejarah tentang proses kedatangan, sifat, dan respon bangsa
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Indonesia terhadap pendudukan Jepang
2. 3.6 Menganalisis peran Membaca buku teks, 3.6.1 Menjelaskan tokoh-tokoh Tes Tertulis (PG 4 JP Ratna tokoh-tokoh nasional melihat gambar- Nasional dalam Hapsasri,M Tokoh-Tokoh dan Uraian) dan daerah dalam gambar tokoh-tokoh memperjuangkan .Adil,2013. memperjuangkan Nasional dan Daerah kemerdekaan Sejarah nasional dan daerah kemerdekaan Dalam Indonesia Memperjuangkan dalam 3.6.2 Membandingkan Indonesia memperjuangkan (jilid 2). PT Kemerdekaan strategi/cara para tokoh Gelora kemerdekaan 4.6 Menulis sejarah tentang daerah dan Nasional Aksara Indonesia satu tokoh nasional dalam memperjuangkan Pratama. dan tokoh dari kemerdekaan Indonesia Membuat dan daerahnya yang berjuang melawan mengajukan 3.6.3 Mengidentifikasi nilai-nilai penjajahan pertanyaan/tanya para tokoh-tokoh dalam jawab/berdiskusi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia tentang informasi tambahan yang belum dipahami/ingin diketahui sebagai 4.6.1 Menyajikan tentang satu Rubrik klarifikasi tentang tokoh dari daerahnya atau peran tokoh-tokoh nasional yang berjuang Video nasional dan daerah melawan penjajahan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia
Mengumpulkan informasi terkait dengan peran tokoh- tokoh nasional dan daerah dalam
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui bacaan, internet dan sumber-sumber lainnya
Menganalisis informasi dan data- data yang didapat baik dari bacaan maupun dari sumber-sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang peran tokoh-tokoh nasional dan daerah dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia
Melaporkan hasil analisis dalam bentuk tulisan sejarah tentang satu tokoh nasional dan tokoh dari daerahnya yang berjuang melawan penjajahan
3. 3.7 Menganalisis peristiwa Proklamasi Membaca buku teks, 3.7.1 Menjelaskan peristiwa Tes Tertulis (PG 4 JP Ratna
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
proklamasi Kemerdekaan melihat gambar Proklamasi dan Uraian Hapsasri,M kemerdekaan dan Indonesia peristiwa-peristiwa Kemerdekaan .Adil,2013. maknanya bagi penting sekitar Sejarah Peristiwa 3.7.2 Menguraikan makna kehidupan sosial, proklamasi Indonesia proklamasi peristiwa proklamasi budaya, ekonomi, kemerdekaan, (jilid 2). PT politik, dan pendidikan Kemerdekaan bagi kehidupan sosial, Gelora gambar tokoh-tokoh budaya, ekonomi, politik bangsa Indonesia proklamasi Aksara dan pendidikan bangsa Pratama. 4.7 Menalar peristiwa kemerdekaan, dan Indonesia
proklamasi mengunjungi objek kemerdekaan dan sejarah terdekat 3.7.3 Menemukan nilai-nilai
maknanya bagi peristiwa penting kehidupan sosial, Membuat dan proklamasi Indonesia
budaya, ekonomi, mengajukan politik, dan pendidikan pertanyaan/tanya
bangsa Indonesia dan jawab/berdiskusi menyajikannya dalam tentang informasi 4.7.1 Membuat video tentang bentuk cerita sejarah tambahan yang peristiwa proklamasi belum kemerdekaan dan Rubrik dipahami/ingin maknanya bagi kehidupan
diketahui sebagai sosial, budaya, ekonomi, Video klarifikasi tentang politik, dan pendidikan peristiwa proklamasi bangsa Indonesia kemerdekaan,
pembentukan
pemerintahan pertama,dan tokoh- tokoh proklamasi
Indonesia
Mengumpulkan informasi terkait dengan peristiwa
proklamasi kemerdekaan,
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembentukan pemerintahan pertama, dan tokoh- tokoh proklamasi Indonesia. melalui bacaan, internet dan sumber-sumber lainnya
Menganalisis informasi dan data- data yang didapat baik dari bacaan maupun dari sumber-sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan, pembentukan pemerintahan pertama, dan tokoh- tokoh proklamasi Indonesia
Melaporkan hasil analisis dalam bentuk cerita sejarah tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan, pembentukan pemerintahan
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pertama, dan menulis sejarah perjuangan Bung Karno dan Bung Hatta
4. 3.8 Menganalisis peristiwa Pembentukan Membaca buku teks, 3.8.1 Menjelaskan Tes Tertulis (PG 4 JP Ratna pembentukan pemerintahan melihat gambar pembentukan dan Uraian Hapsasri,M pemerintahan pertama pertama RI peristiwa-peristiwa pemerinatahn pertama .Adil,2013.
Republik Indonesia penting sekitar RI Sejarah pada awal Indonesia proklamasi 3.8.2 Membandingkan kemerdekaan dan kemerdekaan, (jilid 2). PT maknanya bagi perubahan dan Gelora gambar tokoh-tokoh kehidupan kebangsaan perkembangan politik Aksara proklamasi Indonesia masa kini masa awal kemerdekaan Pratama. kemerdekaan, dan
4.8 Menalar peristiwa mengunjungi objek 3.8.3 Menyebutkan contoh makna pembentukan pembentukan sejarah terdekat pemerintahan Republik pemerintahan pertama Indonesia pada awal Membuat dan Republik Indonesia pada awal kemerdekaan kemerdekaan dan mengajukan dengan kehidupan maknanya bagi pertanyaan/tanya kebangsaan Indonesia kehidupan kebangsaan jawab/berdiskusi masa kini Indonesia masa kini tentang informasi
dan menyajikannya tambahan yang dalam bentuk cerita belum sejarah 4.8.1 Membuat laporan dipahami/ingin tertulis tentang Pembentukan Rubrik diketahui sebagai pemerintahan pertama RI klarifikasi tentang Makalah peristiwa proklamasi kemerdekaan, pembentukan pemerintahan pertama,dan tokoh- tokoh proklamasi
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Indonesia
Mengumpulkan informasi terkait dengan peristiwa proklamasi kemerdekaan, pembentukan pemerintahan pertama, dan tokoh- tokoh proklamasi Indonesia. melalui bacaan, internet dan sumber-sumber lainnya
Menganalisis informasi dan data- data yang didapat baik dari bacaan maupun dari sumber-sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan, pembentukan pemerintahan pertama, dan tokoh- tokoh proklamasi Indonesia
Melaporkan hasil
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
analisis dalam bentuk cerita sejarah tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan, pembentukan pemerintahan pertama, dan menulis sejarah perjuangan Bung Karno dan Bung Hatta
5. 3.9 Menganalisis peran Tokoh proklamator Membaca buku teks, 3.9.1 Mendiskripsikan tokoh Tes Tertulis (PG 4 JP Ratna dan nilai-nilai dan tokoh lainnya melihat gambar proklamator dan tokoh dan Uraian) Hapsasri,M perjuangan Bung sekitar proklamasi peristiwa-peristiwa lainnya sekitar .Adil,2013. Karno dan Bung Hatta proklamasi Indonesia Sejarah penting sekitar sebagai proklamator Indonesia proklamasi 3.9.2 Menjelaskan peran serta tokoh-tokoh kemerdekaan, (jilid 2). PT lainnya sekitar perjuangan Bung Karno Gelora gambar tokoh-tokoh proklamasi dan Bung Hatta Aksara proklamasi Pratama. 4.9 Menuliskan peran dan kemerdekaan, dan 3.9.3 Mengidentifikasi nilai- nilai-nilai perjuangan mengunjungi objek nilai perjuangan Bung Karno dan Bung Hatta Bung Karno dan Bung sejarah terdekat Hatta serta tokoh- tokoh lainnya sekitar Membuat dan
proklamasi mengajukan 4.9.1 Membuat laporan tertulis pertanyaan/tanya tentang peran dan nilai- Rubrik jawab/berdiskusi nilai perjuangan Bung tentang informasi Karno dan Bung Hatta Makalah tambahan yang belum dipahami/ingin diketahui sebagai klarifikasi tentang
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
peristiwa proklamasi kemerdekaan, pembentukan pemerintahan pertama,dan tokoh- tokoh proklamasi Indonesia
Mengumpulkan informasi terkait dengan peristiwa proklamasi kemerdekaan, pembentukan pemerintahan pertama, dan tokoh- tokoh proklamasi Indonesia. melalui bacaan, internet dan sumber-sumber lainnya
Menganalisis informasi dan data- data yang didapat baik dari bacaan maupun dari sumber-sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan, pembentukan
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pemerintahan pertama, dan tokoh- tokoh proklamasi Indonesia
Melaporkan hasil analisis dalam bentuk cerita sejarah tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan, pembentukan pemerintahan pertama, dan menulis sejarah perjuangan Bung Karno dan Bung Hatta
6. 3.10 Menganalisis strategi Perjuangan Melihat tayangan 3.10.1 Menjelaskan alasan awal Tes Tertulis (PG) 2 JP Sardiman dan bentuk Mempertahankan video tentang Sekutu dan Belanda A.M. 2017.
perjuangan bangsa Kemerdekaan dari perjuangan dan ingin kembali menguasai Sejarah Indonesia dalam Ancaman Sekutu dan strategi Bangsa Indonesia pasca Indonesia upaya Belanda Indonesia dalam proklamasi 1945 Kelas XI
mempertahankan mempertahankan SMA/MA kemerdekaan dari Bentuk dan 3.10.2 Menganalisis upaya Semester 2 kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan strategi Belanda dalam (Kurikulum ancaman Belanda menguasai kembali Belanda perjuangan 2013 Edisi menghadapi dan Sekutu Indonesia pasca Revisi). ancaman proklamasi 1945 Jakarta: Membuat dan Belanda Kementeria 4.10 Mengolah informasi mengajukan 3.10.3 Menganalisis strategi dan n tentang strategi dan pertanyaan/tanya bentuk perjuangan bentuk perjuangan Bentuk dan bangsa Indonesia dalam Pendidikan jawab/berdiskusi bangsa Indonesia strategi upaya mempertahankan dan tentang informasi dalam upaya perjuangan kemerdekaan dari Kebudayaa tambahan yang mempertahankan menghadapi ancaman Sekutu dan
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kemerdekaan dari ancaman belum Belanda n. ancaman Sekutu dan Sekutu dipahami/ingin 4.10.1 Mengolah informasi Resume Belanda dan diketahui sebagai tentang strategi dan menyajikannya klarifikasi tentang bentuk perjuangan dalam bentuk cerita bentuk dan strategi sejarah bangsa Indonesia dalam perjuangan bangsa upaya mempertahankan Indonesia dalam kemerdekaan dari menghadapi ancaman Sekutu dan ancaman Sekutu dan Belanda dan Belanda menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah Mengumpulkan informasi terkait dengan bentuk dan strategi perjuangan bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman Sekutu dan Belanda melalui bacaan dan/atau internet, serta sumber lainnya
Menganalisis informasi dan data- data yang didapat dari bacaan maupun dari sumber-sumber terkait lainya untuk mendapatkan kesimpulan tentang bentuk dan strategi perjuangan bangsa Indonesia dalam
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menghadapi ancaman Sekutu dan Belanda
Melaporkan hasil analisis dalam bentuk cerita sejarah tentang bentuk dan strategi perjuangan bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman Sekutu dan Belanda
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 17
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMA Negeri 1 Depok Mata Pelajaran : Sejarah (Wajib) Kelas/Semester : XI / Genap Materi Pokok : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Dari Ancaman Sekutu dan Belanda Alokasi Waktu : 1 Minggu x 2 Jam Pelajaran @45 Menit
A. Kompetensi Inti 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.10 Menganalisis strategi danbentuk 3.10.1 Menjelaskan alasan awal Sekutu perjuangan bangsa Indonesia dalam dan Belanda ingin kembali upaya mempertahankan kemerdekaan menguasai Indonesia pasca dari ancaman Sekutu dan Belanda proklamasi 1945 3.10.2 Menganalisis upaya Belanda dalam menguasai kembali Indonesia pasca proklamasi 1945 3.10.3 Menganalisis strategi dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda
4.10 Mengolah informasi tentang 4.10.1 Mengolah informasi tentang
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
strategi dan bentuk perjuangan bangsa strategi dan bentuk perjuangan Indonesia dalam upaya mempertahankan bangsa Indonesia dalam upaya kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan mempertahankan kemerdekaan Belanda dan menyajikannya dalam dari ancaman Sekutu dan Belanda bentuk cerita sejarah dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah
C. Tujuan Pembelajaran Melalui pembelajaran Discovery Based Learning, siswa dapat menganalisis mengenai upaya-upaya yang dilakukan oleh bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda. Selain itu, dengan menggunakan pembelajaran aktif dan bermakna, siswa juga dapat memiliki sikap toleransi dan bertanggung jawab. D. Materi Pembelajaran 1. Perjuangan Bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda dan Sekutu
E. Metode Pembelajaran Model Pembelajaran : Discovery Based Learning Metode : Tanya Jawab, Presentasi, Ceramah Bervariasi, Kunjungan : Studi
F. Media Pembelajaran Alat:
Laptop LCD Bahan:
Video mengenai Perjuangan Bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda dan Sekutu Powerpoint Lembar Kerja Siswa (LKS)
G. Sumber Belajar a. Sardiman A.M. 2017. Sejarah Indonesia Kelas XI SMA/MA Semester 2 (Kurikulum 2013 Edisi Revisi). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
H. Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Guru: Orientasi
Guru mengecek kesiapan fisik kelas sebelum belajar, jika ada sampah atau kotoran bisa dibersihkan terlebih dahulu Membuka pelajaran dengan doa (religius) Mendata kehadiran peserta didik (disiplin) Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan Apersepsi
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan materi yang akan disampaikan Motivasi
Menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan Inti (60 Menit)
Sintak Model Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Stimulation (stimulasi/pemberian KEGIATAN LITERASI rangsangan) Peserta didik diberi rangsangan atau motivasi untuk memusatkan perhatian pada topik materi Perjuangan Bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda dan Sekutu: Mengamati Menayangkan video tentang perjuangan bangsa Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda dan Sekutu(rasa ingin tahu) Membagikan lembar kerja dengan materi mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda dan Sekutu (disiplin) Menyimak Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar tentang materi Perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda dan Sekutu. (nasionalisme)
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Problem Statement (identifikasi CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIS) masalah) Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan berkaitan dengan video yang disajikan, contohnya: Mengajukan pertanyaan tentang materi: Perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda dan Sekutu yang tidak dipahami dari apa yang diamati untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis.
Data Collection (pengumpulan KEGIATAN LITERASI data) Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyaan melalui kegiatan: Membaca sumber lain selain buku teks Peserta didik melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca berbagai referensi dari berbagai sumber yang sesuai dengan materi perjuangan Bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda dan Sekutu
Data Processing (pengolahan CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIS) data) Mengumpulkan informasi Mencatat semua informasi tentang materi Perjuangan Bangsa Indonesia dalam mempertahankan Kemerdekaan dari ancaman Belanda dan Sekutu yang telah diperoleh dari hasil menonton video maupun kegiatan literasi dari berbagai sumber yang relevan dan kemudian dibuat dalam bentuk resume sejarah. CREATIVITY (KREATIFITAS) Guru memberikan peserta didik tugas untuk membuat resume video.
Verification (pembuktian) COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI) Peserta didik mempresentasikan hasil yang telah dibuat di depan kelas.
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Generalization (menarik COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI) kesimpulan) Guru memberi penegasan pada materi yang telah dipresentasikan peserta didik. Peserta didik dan guru bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dibahas. Catatan: Selama pembelajaran Perjuangan Bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan berlangsung, guru mengamati sikap peserta didik dalam pembelajaran yang meliputi sikap: disiplin, jujur, kritis, mandiri,toleran,dan bertanggung jawab
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Peserta didik:
Membuat catatan mengenai poin-poin penting yang telah dipelajari sesuai dengan materi Perjuangan Bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda dan Sekutu Guru:
Guru bersama peserta didik melakukan refleksi dari materi yang sedang dibahas. Guru melakukan penugasan pada siswa untuk mengunjungi secara mandiri Museum Monumen Yogya Kembali dan membuat video mengenai peninggalan sejarah perjuangan yang ada pada museum tersebut.
I. Penilaian
Penilaian Teknik Rubrik Instrumen Remedial Pengayaan Penilaian Penilaian Penilaian (<70) (>70) Sikap : Observasi 1) Pembelajaran 1) Belaja ulang r Pengetahu- : Tes Tertulis 2) Pemberian mandiri an bimbingan Terlampir secara khusus Keterampil : Proyek 3) Pemberian -an tugas-tugas latihan secara khusus
J. Lampiran Pendukung RPP Lampiran Penilaian Lampiran Materi Pelajaran
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EVALUASI PEMBELAJARAN Lembar Jurnal Guru Mata Pelajaran Nama Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Depok Tahun Pelajaran : 2018/2019 Kelas/Semester : XI/Genap Mata Pelajaran : Sejarah (Peminatan) Teknik Penilaian : Observasi Bentuk Instrumen : Lembar Observasi
1. LEMBAR PENILAIAN SIKAP Petunjuk: Lembar ini dinilai oleh Guru. Berilah skor 1-4 pada kolom yang sesuai sesuai dengan hasil observasi Guru.
Sikap Jumlah No Nama Rasa Ingin Bertanggung Skor Nasionalisme Disiplin Tahu Jawab 1. 2. 3. Dst.
Keterangan: Masing-masing kolom diisi dengan kriteria: A = Sangat Baik B = Baik C = Cukup D = Kurang
Nilai = Jumlah Perolehan skor X 100 Skor Maksimal
Kriteria Nilai : 76 - 100 = A 51 - 75 = B 26 - 50 = C < 25 = D
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN (TES) Kisi-kisi tes tertulis (Pilihan Ganda) Materi Pokok: Perjuangan Bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda dan Sekutu
Bentuk Kompetensi Dasar Indikator Soal Soal
3.10 Menganalisis strategi 3.10.1 Menjelaskan alasan dan bentuk awal Sekutu dan perjuangan bangsa Belanda ingin PG Indonesia dalam kembali menguasai upaya Indonesia pasca mempertahankan proklamasi 1945 kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan 3.10.2 Menganalisis upaya Belanda Belanda dalam menguasai kembali PG Indonesia pasca proklamasi 1945
3.10.3 Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya PG mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda
a. Soal Evaluasi Pilihlah jawaban yang paling tepat dari kelima jawaban yang telah tersedia (A, B, C, D, dan E)! 1. Tugas utama pasukan sekutu di Indonesia adalah … a.Menjadi penengah perundingan d. Membantu Belanda yang ingin Indonesia dan Jepang berkuasa kembali di Indonesia b. Melucuti senjata tentara e.Membantu Indonesia dalam Jepang dan memulangkan ke memproklamasikan negaranya kemerdekaannya c.Mengambil alih kekuasaan Jepang di Indoneisa 2. Pemimpin warga Surabaya pada pertempuran 10 November 1945 adalah ... a.Sudirman d. Pattimura b. Sutomo e.Bung Tomo c.Iskan
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Pada perjanjian Renville, delegasi Indoneisa diwakili oleh ... a.Mr. Supomo d. Muhammad Hatta b. Rajiman Widyodiningrat e.Muhammad Yamin c.Mr Amir Syarifudin 4. Setelah Indonesia merdeka Belanda datang kembali ke Indonesia untuk membuat pemerintahan sipil yang disebut ... a.NICA d. RIS b. PUTERA e.Gerakan VOC c.Gerakan 3A 5. Tujuan kedatangan NICA di Indonesia adalah ... a.Membantu tentara Jepang b. Menguasai Indonesia c.Mengawasi kemerdekaan Indonesia d. Mengakui kedaulatan RI e.Membantu Menjaga kemerdekaan Indonesia
6. Dalam Serangan Umum 1 Maret Tentara Republik Indonesia berhasil menduduki Kota Yogyakarta selama ... a.4 Jam d. 7 Jam b. 5 Jam e.8 Jam c.6 Jam 7. Dalam KMB Delegasi Indonesia dipimpin oleh ... a.Mr. Sultan Syahrir b. Mr. Moh Hatta c.Mr Amir Syarifuddin d. Mr. Moh Roem e.Mr. Moh Yamin 8. Pada 21 Juli 1947, Belanda melakukan serangan militer yang disebut sebagai ... a.Agresi Perang Belanda I d. Agresi Militer Belanda II b. Agresi Militer Sekutu e.Agresi Perang Belanda II c.Agresi Militer Belanda I 9. Belanda melakukan agresi militer II pada tanggal ... a.19 Desember 1948 d. 21 September 1948 b. 20 Oktober 1948 e.18 Agustus 1948 c.15 Oktober 1948 10. Serangan Umum 1 Maret 1949 memakai sandi ... a. Janur Kuning d. Ayam Jantan b. Gelora Indonesia e.Puputan c. Bintang Fajar 11. Pertempuran di Surabaya terjadi pada tanggal ... a. 2 Mei 1945 d. 20 Oktober 1945 b. 20 Mei 1945 e. 10 November 1945 c. 10 Juli 1945
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12. PBB membentuk “Komisi Tiga Negara” untuk menyelesaikan sengketa Indonesia dan Belanda yang beranggotakan negara berikut kecuali ... a. Inggris d. Australia b. Amerika Serikat e. Semua salah c. Belgia 13. Pasukan sekutu mendarat di Medan pada 9 Oktober 1945 dipimpin oleh ... a. Thomas Rafless d. A.W.S. Mallaby b. Westerling e. Jhon Wick c. T.E.D. Kelly 14. Jendral Inggris yang tewas dalam pertempuran Surabaya ... a. Thomas Rafless b. T.E.D. Kelly c. A.W.S. Mallaby d. Jhon Wick e. Westerling 15. Para pejuang Bandung membumi hanguskan kota saat melawan tentara sekutu dengan cara membakar ... a. Ban b. Sampah c. Gedung-gedung penting d. Bendera Belanda e. Kendaraan perang
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kunci Jawaban 1. D 6. C 11. E 2. E 7. B 12. A 3. C 8. C 13. C 4. A 9. A 14. C 5. B 10. A 15. C
Setiap soal memiliki bobot yang sama = 1
Nilai = Jumlah Perolehan skorX 100 Skor maksimum Keterangan: 90 - 100 = sudah melampaui kompetensi 80 - 89 = sudah melampaui kompetensi 70 - 79 = sudah mencapai kompetensi 60 - 69 = belum melampaui kompetensi >60= kurang mencapai kompetensi
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN (NON TES) Nama Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Depok Tahun Pelajaran : 2018/2019 Mata Pelajaran : Sejarah (Wajib) Petunjuk : Lembar Penilaian Keterampilan ini diisi oleh guru Bentuk Tugas : Video Kelas/Semester : XI/Genap Tanggal Penilaian : ______
A. Kompetensi Dasar : 4.10 Mengolah informasi tentang strategi dan bentuk perjuangan Bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah B. Deskripsi Tugas : 1) Bentuk Tugas : Membuat video mengenai sejarah perjuangan Bangsa Indonesia pasca kemerdekaan yang terdapat di Museum Monumen Yogya Kembali. 2) Tempat/Waktu : 1 Minggu 3) Bentuk Laporan : Video 4) Rubrik Penilaian : Petunjuk: Lembar ini dinilai oleh Guru. Berilah skor 1-4 pada kolom yang sesuai sesuai dengan hasil observasi Guru. Aspek Yang Dinilai Relevansi Teknik Jumlah No Nama Kreativitas Narasi (1-4) isi Video pengambilan skor (1-4) (1-4) Video (1-4) 1 2 dst.
Keterangan : Masing-masing kolom diisi dengan kriteria: 4 = Sangat Baik 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang
Nilai = Jumlah Perolehan Skor X 100 Skor maksimum
Kriteria Nilai: 76-100 = A 51-75 = B 26-50 = C >25 = D
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 18
TABEL LAMPIRAN 1. ASPEK KOGNITIF
Nomor Soal (Pengetahuan) No Nama Jumlah Skor Nilai Kategori 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Andreas Bagus 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 41 85,41 Sangat Tinggi 2 Maria Fernanda 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 40 83,33 Sangat Tinggi 3 Falentina Dian 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 41 85,41 Sangat Tinggi 4 Melsaria Permata Sari 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 40 83,33 Sangat Tinggi 5 Diyah Kusuma 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 43 89,58 Sangat Tinggi 6 Deti Wulandari 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 43 89,58 Sangat Tinggi 7 Dea Oktaviani 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 40 83,33 Sangat Tinggi 8 Rai 1 2 1 3 1 2 1 4 3 1 4 4 27 56,25 Cukup 9 Ghina Amara 1 2 3 2 2 1 4 4 4 1 4 2 30 62,5 Tinggi 10 Fitri S 3 3 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 43 89,58 Sangat Tinggi 11 Reva Ghalager 4 4 3 2 1 2 3 1 1 2 3 3 29 60,41 Tinggi 12 Agnes K 4 4 3 1 4 1 4 4 3 4 4 4 40 83,33 Sangat Tinggi 13 Saiful R 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 45 93,75 Sangat Tinggi 14 Angelina Cindy 4 4 3 4 4 3 4 2 3 2 4 3 40 83,33 Sangat Tinggi 15 Syah Badai 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 44 91,66 Sangat Tinggi 16 Dimas Okiliyansah 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 75 Sangat Tinggi 17 Rizky M Ramadhan 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 38 79,16 Sangat Tinggi 18 Yudistira Wardani 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 75 Sangat Tinggi 19 Syahdan Arbian 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 38 79,16 Sangat Tinggi 20 Stefani Susnito 4 3 3 4 4 3 2 2 1 2 1 2 31 64,58 Tinggi 21 Shella Dwi Lestari 4 3 4 3 3 3 1 2 2 2 1 2 30 62,5 Tinggi 22 Ayesha Lintang 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 37 77,08 Sangat Tinggi 23 Alifia Rahma Andini 4 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 32 66,66 Tinggi 24 Vingky Amanda Dewi 4 3 3 3 4 4 3 2 3 2 2 2 35 72,91 Tinggi 25 Susan Putri Wahyuni 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 38 79,16 Sangat Tinggi 26 Siska Putrianti 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 31 64,58 Tinggi
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27 Marcelina Eka Nurfadila 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 31 64,58 Tinggi 28 Blasius Kristian Andi 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 43 89,58 Sangat Tinggi 29 Lyvia Nuri S 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 2 37 77,08 Sangat Tinggi 30 Denita Rahmayati 3 3 3 4 4 4 4 3 2 2 2 3 37 77,08 Sangat Tinggi Jumlah 1116 150 Max 45 93,75 Min 27 56,25 Mean 37.2 75
Kategori Keterangan Interval skor A Sangat Tinggi X > 74,99 B Tinggi 58,33 < X > 74,99 C Cukup 41,67 < X > 58,33 D Rendah 25,01 < X > 41,67 E Sangat Rendah X < 25,01
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 19
LAMPIRAN TABEL 2. ASPEK SIKAP
NomorSoal (Sikap) No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 JumlahSkor Nilai Kategori 1 Andreas Bagus 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 36 90 Sangat Tinggi 2 Maria Fernanda 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 36 90 Sangat Tinggi 3 Falentina Dian 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 34 85 Sangat Tinggi 4 Melsaria Permata Sari 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 32 80 Sangat Tinggi 5 Diyah Kusuma 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 32 80 Sangat Tinggi 6 Deti Wulandari 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 33 82,5 Sangat Tinggi 7 Dea Oktaviani 4 4 4 4 4 3 2 3 2 3 33 82,5 Sangat Tinggi 8 Rai 4 2 1 2 1 4 3 1 3 2 23 57,5 Cukup 9 Ghina Amara 2 3 1 4 1 4 3 1 4 1 24 60 Tinggi 10 Fitri S 4 4 4 4 4 4 1 4 1 4 34 85 Sangat Tinggi 11 Reva Ghalager 1 2 4 1 4 3 4 3 2 4 28 70 Tinggi 12 Agnes K 4 1 3 4 4 4 4 4 4 3 35 87,5 Sangat Tinggi 13 Saiful R 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 35 87,5 Sangat Tinggi 14 Angelina Cindy 4 4 3 3 3 3 3 4 2 2 31 77,5 Sangat Tinggi 15 Syah Badai 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 38 95 Sangat Tinggi 16 Dimas Okiliyansah 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 29 72,5 Tinggi 17 Rizky M Ramadhan 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 75 Sangat Tinggi 18 Yudistira Wardani 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 29 72,5 Tinggi 19 Syahdan Arbian 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 32 80 Sangat Tinggi 20 Stefani Susnito 4 4 2 2 3 1 1 2 2 1 22 55 Cukup 21 Shella Dwi Lestari 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 25 62,5 Tinggi
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22 Ayesha Lintang 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 35 87,5 Sangat Tinggi 23 Alifia Rahma Andini 3 4 4 1 1 2 2 2 2 3 24 60 Tinggi 24 Vingky Amanda Dewi 3 3 4 1 1 2 2 2 2 3 23 57,5 Cukup 25 Susan Putri Wahyuni 3 3 3 3 3 2 2 4 2 3 28 70 Tinggi 26 Siska Putrianti 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 25 62,5 Tinggi 27 Marcelina Eka Nurfadila 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 25 62,5 Tinggi 28 Blasius Kristian Andi 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 31 77,5 Sangat Tinggi 29 Lyvia Nuri S 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 29 72,5 Tinggi 30 Denita Rahmayati 3 4 3 2 3 4 3 3 2 2 29 72,5 Tinggi Jumlah 900 1075 Max 38 95 Min 22 55 Mean 30 76.78571
Kategori Keterangan Interval skor A Sangat Tinggi X > 74,99 B Tinggi 58,33 < X > 74,99 C Cukup 41,67 < X > 58,33 D Rendah 25,01 < X > 41,67 E Sangat Rendah X < 25,01
167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 20
LAMPIRAN TABEL 3. ASPEK AMAN
NomorSoal (Aman) No Nama JumlahSkor Nilai Kategori 1 2 1 Andreas Bagus 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 2 Maria Fernanda 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 3 Falentina Dian 3 3 6 75 Sangat Tinggi 4 Melsaria Permata Sari 3 3 6 75 Sangat Tinggi 5 Diyah Kusuma 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 6 Deti Wulandari 4 4 8 100 Sangat Tinggi 7 Dea Oktaviani 4 1 5 62,5 Tinggi 8 Rai 2 4 6 75 Sangat Tinggi 9 Ghina Amara 2 4 6 75 Sangat Tinggi 10 Fitri S 4 4 8 100 Sangat Tinggi 11 Reva Ghalager 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 12 Agnes K 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 13 Saiful R 4 2 6 75 Sangat Tinggi 14 Angelina Cindy 4 4 8 100 Sangat Tinggi 15 Syah Badai 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 16 Dimas Okiliyansah 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 17 Rizky M Ramadhan 3 3 6 75 Sangat Tinggi 18 Yudistira Wardani 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 19 Syahdan Arbian 3 3 6 75 Sangat Tinggi 20 Stefani Susnito 3 1 4 50 Cukup 21 Shella Dwi Lestari 3 1 4 50 Cukup 22 Ayesha Lintang 4 4 8 100 Sangat Tinggi 23 Alifia Rahma Andini 4 4 8 100 Sangat Tinggi 24 Vingky Amanda Dewi 1 4 5 62,5 Tinggi 25 Susan Putri Wahyuni 3 1 4 50 Cukup 26 Siska Putrianti 3 1 4 50 Cukup
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27 Marcelina Eka Nurfadila 2 1 3 37,5 Rendah 28 Blasius Kristian Andi 4 4 8 100 Sangat Tinggi 29 Lyvia Nuri S 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 30 Denita Rahmayati 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi Jumlah 189 1325 Max 8 100 Min 3 37,5 Mean 6.3 77.94
Kategori Keterangan Interval skor A Sangat Tinggi X > 74,99 B Tinggi 58,33 < X > 74,99 C Cukup 41,67 < X > 58,33 D Rendah 25,01 < X > 41,67 E Sangat Rendah X < 25,01
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 21
LAMPIRAN TABEL 4. ASPEK TERTIB
NomorSoal (Tertib) No Nama JumlahSkor Nilai Kategori 1 2 1 Andreas Bagus 3 3 6 75 Sangat Tinggi 2 Maria Fernanda 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 3 Falentina Dian 4 4 8 100 Sangat Tinggi 4 Melsaria Permata Sari 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 5 Diyah Kusuma 4 4 8 100 Sangat Tinggi 6 Deti Wulandari 3 3 6 75 Sangat Tinggi 7 Dea Oktaviani 4 1 5 62,5 Tinggi 8 Rai 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 9 Ghina Amara 1 3 4 50 Cukup 10 Fitri S 4 4 8 100 Sangat Tinggi 11 Reva Ghalager 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 12 Agnes K 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 13 Saiful R 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 14 Angelina Cindy 3 2 5 62,5 Tinggi 15 Syah Badai 3 3 6 75 Sangat Tinggi 16 Dimas Okiliyansah 3 3 6 75 Sangat Tinggi 17 Rizky M Ramadhan 3 3 6 75 Sangat Tinggi 18 Yudistira Wardani 3 3 6 75 Sangat Tinggi 19 Syahdan Arbian 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 20 Stefani Susnito 3 1 4 50 Cukup 21 Shella Dwi Lestari 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 22 Ayesha Lintang 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 23 Alifia Rahma Andini 2 4 6 75 Sangat Tinggi 24 Vingky Amanda Dewi 2 3 5 62,5 Tinggi 25 Susan Putri Wahyuni 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 26 Siska Putrianti 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27 Marcelina Eka Nurfadila 3 3 6 75 Sangat Tinggi 28 Blasius Kristian Andi 3 3 6 75 Sangat Tinggi 29 Lyvia Nuri S 3 2 5 62,5 Tinggi 30 Denita Rahmayati 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi Jumlah 190 1075 Max 8 100 Min 4 50 Mean 6.33 76.79
Kategori Keterangan Interval skor A Sangat Tinggi X > 74,99 B Tinggi 58,33 < X > 74,99 C Cukup 41,67 < X > 58,33 D Rendah 25,01 < X > 41,67 E Sangat Rendah X < 25,01
171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 22
LAMPIRAN TABEL 5. ASPEK BERSIH
NomorSoal (Bersih) No Nama JumlahSkor Nilai Kategori 1 2 3 4 1 Andreas Bagus 3 4 4 4 15 93,75 Sangat Tinggi 2 Maria Fernanda 3 3 4 3 13 81,25 Sangat Tinggi 3 Falentina Dian 4 3 3 4 14 87,5 Sangat Tinggi 4 Melsaria Permata Sari 4 3 3 4 14 87,5 Sangat Tinggi 5 Diyah Kusuma 4 4 4 3 15 93,75 Sangat Tinggi 6 Deti Wulandari 3 3 4 3 13 81,25 Sangat Tinggi 7 Dea Oktaviani 4 4 1 1 10 62,5 Tinggi 8 Rai 3 3 3 2 11 68,75 Tinggi 9 Ghina Amara 3 3 2 1 9 56,25 Cukup 10 Fitri S 4 4 4 4 16 100 Sangat Tinggi 11 Reva Ghalager 4 2 3 4 13 81,25 Sangat Tinggi 12 Agnes K 4 3 3 4 14 87,5 Sangat Tinggi 13 Saiful R 3 3 4 3 13 81,25 Sangat Tinggi 14 Angelina Cindy 3 3 2 2 10 62,5 Tinggi 15 Syah Badai 4 4 3 1 12 75 Sangat Tinggi 16 Dimas Okiliyansah 3 3 3 3 12 75 Sangat Tinggi 17 Rizky M Ramadhan 3 3 3 3 12 75 Sangat Tinggi 18 Yudistira Wardani 3 2 3 3 11 68,75 Tinggi 19 Syahdan Arbian 3 3 2 2 10 62,5 Tinggi 20 Stefani Susnito 4 4 2 2 12 75 Sangat Tinggi 21 Shella Dwi Lestari 3 4 4 4 15 93,75 Sangat Tinggi 22 Ayesha Lintang 4 3 4 3 14 87,5 Sangat Tinggi 23 Alifia Rahma Andini 2 3 4 4 13 81,25 Sangat Tinggi 24 Vingky Amanda Dewi 2 3 3 3 11 68,75 Tinggi 25 Susan Putri Wahyuni 3 3 4 4 14 87,5 Sangat Tinggi 26 Siska Putrianti 3 3 4 4 14 87,5 Sangat Tinggi
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27 Marcelina Eka Nurfadila 3 3 3 3 12 75 Sangat Tinggi 28 Blasius Kristian Andi 3 3 3 3 12 75 Sangat Tinggi 29 Lyvia Nuri S 3 3 2 2 10 62,5 Tinggi 30 Denita Rahmayati 3 3 4 4 14 87,5 Sangat Tinggi Jumlah 378 550 Max 16 100 Min 9 75 Mean 12.6 78.57
Kategori Keterangan Interval skor A Sangat Tinggi X > 74,99 B Tinggi 58,33 < X > 74,99 C Cukup 41,67 < X > 58,33 D Rendah 25,01 < X > 41,67 E Sangat Rendah X < 25,01
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 23
LAMPIRAN TABEL 6. ASPEK SEJUK
NomorSoal (Sejuk) No Nama JumlahSkor Nilai Kategori 1 2 1 Andreas Bagus 3 3 6 75 Sangat Tinggi 2 Maria Fernanda 4 4 8 100 Sangat Tinggi 3 Falentina Dian 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 4 Melsaria Permata Sari 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 5 Diyah Kusuma 3 3 6 75 Sangat Tinggi 6 Deti Wulandari 3 3 6 75 Sangat Tinggi 7 Dea Oktaviani 3 1 4 50 Cukup 8 Rai 4 2 6 75 Sangat Tinggi 9 Ghina Amara 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 10 Fitri S 4 4 8 100 Sangat Tinggi 11 Reva Ghalager 4 1 5 62,5 Tinggi 12 Agnes K 4 4 8 100 Sangat Tinggi 13 Saiful R 4 4 8 100 Sangat Tinggi 14 Angelina Cindy 3 3 6 75 Sangat Tinggi 15 Syah Badai 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 16 Dimas Okiliyansah 3 3 6 75 Sangat Tinggi 17 Rizky M Ramadhan 3 3 6 75 Sangat Tinggi 18 Yudistira Wardani 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 19 Syahdan Arbian 3 3 6 75 Sangat Tinggi 20 Stefani Susnito 4 2 6 75 Sangat Tinggi 21 Shella Dwi Lestari 3 3 6 75 Sangat Tinggi 22 Ayesha Lintang 4 4 8 100 Sangat Tinggi 23 Alifia Rahma Andini 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 24 Vingky Amanda Dewi 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 25 Susan Putri Wahyuni 4 4 8 100 Sangat Tinggi 26 Siska Putrianti 3 3 6 75 Sangat Tinggi
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27 Marcelina Eka Nurfadila 3 2 5 62,5 Tinggi 28 Blasius Kristian Andi 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 29 Lyvia Nuri S 3 1 4 50 Cukup 30 Denita Rahmayati 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi Jumlah 195 1525 Max 8 100 Min 4 50 Mean 6.5 80.26
Kategori Keterangan Interval skor A Sangat Tinggi X > 74,99 B Tinggi 58,33 < X > 74,99 C Cukup 41,67 < X > 58,33 D Rendah 25,01 < X > 41,67 E Sangat Rendah X < 25,01
175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 24
LAMPIRAN TABEL 7. ASPEK INDAH
NomorSoal (Indah) No Nama JumlahSkor Nilai Kategori 1 2 3 4 1 Andreas Bagus 4 4 4 3 15 93,75 Sangat Tinggi 2 Maria Fernanda 4 3 4 3 14 87,5 Sangat Tinggi 3 Falentina Dian 3 4 3 3 13 81,25 Sangat Tinggi 4 Melsaria Permata Sari 4 4 4 3 15 93,75 Sangat Tinggi 5 Diyah Kusuma 4 3 3 4 14 87,5 Sangat Tinggi 6 Deti Wulandari 3 3 3 4 13 81,25 Sangat Tinggi 7 Dea Oktaviani 3 3 1 1 8 50 Cukup 8 Rai 1 2 3 4 10 62,5 Tinggi 9 Ghina Amara 4 4 2 4 14 87,5 Sangat Tinggi 10 Fitri S 4 4 4 4 16 100 Sangat Tinggi 11 Reva Ghalager 1 1 1 1 4 25 Sangat Rendah 12 Agnes K 4 4 4 3 15 93,75 Sangat Tinggi 13 Saiful R 2 2 3 3 10 62,5 Tinggi 14 Angelina Cindy 3 3 2 3 11 68,75 Tinggi 15 Syah Badai 4 4 3 4 15 93,75 Sangat Tinggi 16 Dimas Okiliyansah 3 3 3 3 12 75 Sangat Tinggi 17 Rizky M Ramadhan 3 3 3 3 12 75 Sangat Tinggi 18 Yudistira Wardani 4 4 3 3 14 87,5 Sangat Tinggi 19 Syahdan Arbian 3 3 3 1 10 62,5 Tinggi 20 Stefani Susnito 4 4 1 4 13 81,25 Sangat Tinggi 21 Shella Dwi Lestari 4 3 3 4 14 87,5 Sangat Tinggi 22 Ayesha Lintang 3 3 4 3 13 81,25 Sangat Tinggi 23 Alifia Rahma Andini 3 3 3 4 13 81,25 Sangat Tinggi 24 Vingky Amanda Dewi 3 3 4 3 13 81,25 Sangat Tinggi 25 Susan Putri Wahyuni 4 4 4 4 16 100 Sangat Tinggi 26 Siska Putrianti 3 3 3 3 12 75 Sangat Tinggi
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27 Marcelina Eka Nurfadila 3 3 2 2 10 62,5 Tinggi 28 Blasius Kristian Andi 3 3 3 3 12 75 Sangat Tinggi 29 Lyvia Nuri S 3 3 2 1 9 56,25 Cukup 30 Denita Rahmayati 3 3 3 3 12 75 Sangat Tinggi Jumlah 372 650 Max 16 100 Min 4 25 Mean 12.4 72.22
Kategori Keterangan Interval skor A Sangat Tinggi X > 74,99 B Tinggi 58,33 < X > 74,99 C Cukup 41,67 < X > 58,33 D Rendah 25,01 < X > 41,67 E Sangat Rendah X < 25,01
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 25
LAMPIRAN TABEL 8. ASPEK RAMAH TAMAH
NomorSoal (Ramah Tamah) No Nama JumlahSkor Nilai Kategori 1 2 1 Andreas Bagus 3 3 6 75 Sangat Tinggi 2 Maria Fernanda 3 3 6 75 Sangat Tinggi 3 Falentina Dian 4 4 8 100 Sangat Tinggi 4 Melsaria Permata Sari 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 5 Diyah Kusuma 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 6 Deti Wulandari 3 3 6 75 Sangat Tinggi 7 Dea Oktaviani 3 1 4 50 Cukup 8 Rai 1 3 4 50 Cukup 9 Ghina Amara 4 1 5 62,5 Tinggi 10 Fitri S 4 4 8 100 Sangat Tinggi 11 Reva Ghalager 3 2 5 62,5 Tinggi 12 Agnes K 4 4 8 100 Sangat Tinggi 13 Saiful R 2 2 4 50 Cukup 14 Angelina Cindy 3 3 6 75 Sangat Tinggi 15 Syah Badai 4 4 8 100 Sangat Tinggi 16 Dimas Okiliyansah 3 3 6 75 Sangat Tinggi 17 Rizky M Ramadhan 3 3 6 75 Sangat Tinggi 18 Yudistira Wardani 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 19 Syahdan Arbian 3 2 5 62,5 Tinggi 20 Stefani Susnito 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 21 Shella Dwi Lestari 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 22 Ayesha Lintang 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 23 Alifia Rahma Andini 2 3 5 62,5 Tinggi 24 Vingky Amanda Dewi 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 25 Susan Putri Wahyuni 2 4 6 75 Sangat Tinggi 26 Siska Putrianti 3 3 6 75 Sangat Tinggi
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27 Marcelina Eka Nurfadila 3 2 5 62,5 Tinggi 28 Blasius Kristian Andi 3 3 6 75 Sangat Tinggi 29 Lyvia Nuri S 3 2 5 62,5 Tinggi 30 Denita Rahmayati 3 3 6 75 Sangat Tinggi Jumlah 183 1300 Max 8 100 Min 4 50 Mean 6.1 76.47
Kategori Keterangan Interval skor A Sangat Tinggi X > 74,99 B Tinggi 58,33 < X > 74,99 C Cukup 41,67 < X > 58,33 D Rendah 25,01 < X > 41,67 E Sangat Rendah X < 25,01
179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 26
LAMPIRAN TABEL 9. ASPEK KENANGAN
NomorSoal (Kenangan) No Nama JumlahSkor Nilai Kategori 1 2 1 Andreas Bagus 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 2 Maria Fernanda 4 4 8 100 Sangat Tinggi 3 Falentina Dian 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 4 Melsaria Permata Sari 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 5 Diyah Kusuma 4 4 8 100 Sangat Tinggi 6 Deti Wulandari 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 7 Dea Oktaviani 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 8 Rai 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 9 Ghina Amara 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 10 Fitri S 4 4 8 100 Sangat Tinggi 11 Reva Ghalager 4 1 5 62,5 Tinggi 12 Agnes K 4 4 8 100 Sangat Tinggi 13 Saiful R 4 4 8 100 Sangat Tinggi 14 Angelina Cindy 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 15 Syah Badai 4 4 8 100 Sangat Tinggi 16 Dimas Okiliyansah 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 17 Rizky M Ramadhan 3 4 7 87,5 Sangat Tinggi 18 Yudistira Wardani 4 4 8 100 Sangat Tinggi 19 Syahdan Arbian 3 3 6 75 Sangat Tinggi 20 Stefani Susnito 4 3 7 87,5 Sangat Tinggi 21 Shella Dwi Lestari 3 2 5 62,5 Tinggi 22 Ayesha Lintang 3 3 6 75 Sangat Tinggi 23 Alifia Rahma Andini 3 2 5 62,5 Tinggi 24 Vingky Amanda Dewi 3 2 5 62,5 Tinggi 25 Susan Putri Wahyuni 3 2 5 62,5 Tinggi 26 Siska Putrianti 3 2 5 62,5 Tinggi
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27 Marcelina Eka Nurfadila 3 2 5 62,5 Tinggi 28 Blasius Kristian Andi 3 3 6 75 Sangat Tinggi 29 Lyvia Nuri S 3 3 6 75 Sangat Tinggi 30 Denita Rahmayati 2 3 5 62,5 Tinggi Jumlah 197 1000 Max 8 100 Min 5 75 Mean 6.57 90.91
Kategori Keterangan Interval skor A Sangat Tinggi X > 74,99 B Tinggi 58,33 < X > 74,99 C Cukup 41,67 < X > 58,33 D Rendah 25,01 < X > 41,67 E Sangat Rendah X < 25,01
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 27
FOTO DOKUMENTASI
Berfoto dengan Pak Nanang selaku Kepala Bagian Operasional Museum Monjali (Sumber: Dokumentasi Pribadi diambil pada tanggal 15 Maret 2019)
Berfoto dengan Pak Sigit selaku Pengelola Museum dan Pencatat Buku Tamu Lantai 2 (Sumber: Dokumentasi Pribadi diambil pada tanggal 15 Maret 2019)
182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Beberapa pengunjung (siswa) mengerjakan kuesioner yang diberikan oleh Peneliti (Sumber: Dokumentasi Pribadi diambil pada 17 Maret 2019)
Peneliti berfoto bersama guru setelah melakukan wawancara (Sumber: Dokumentasi Pribadi diambil pada 17 Maret 2017)
183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ruang Garbha Graha yang berada di lantai 3 dan digunakan untuk mengheningkan cipta (Sumber: Dokumentasi Pribadi diambil pada 15 Maret 2019)
Bagian Luar Museum Monumen Yogya Kembali (Sumber: Dokumentasi Pribadi diambil pada tanggal 12 Maret 2019)
184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 28
DENAH RUANG MUSEUM MONUMEN YOGYA KEMBALI
Denah Ruang Lantai 1 Museum Monumen Yogya Kembali (Diambil dari http://monjali6789.blogspot.com/, diakses pada 22 Juli 2019 pukul 18:27 WIB)
185