<<

SIAPA KH ?  Muhammad Darwis bin KH Abu Bakar bin KH Muhammad Sulaiman bin KH Murtadlo bin K ‘Ilyas bin Demang Jurung bin Ki Ageng Gribig (Jatinom) bin Maulana Fadlullah (Prapen) bin Maulana ‘Ainul Yaqin () bin Maulana Ishak bin Maulana (Sunan Gresik)  KH Muh Asy’ari bin KH Abdul Wahid bin KH Abdul Halim bin Raden Benowo bin Joko Tingkir (Raja Pajang dg gelar Sultan Hadiwijaya) bin Ki Ageng Pengging (Boyolali) bin Maulana Abdul Faqih bin Maulana ‘Ainul Yaqin (Sunan Giri) bin Maulana Ishak bin Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik) PARA GURU 2 TOKOH

 KH Ahmad Dahlan (1869) 1. Syekh Mahfud al-Tarmasy di Mekah 2. Syekh Ahmad Khatib Minangkabau 3. KH Saleh Darat al-Samarangi 4. KH Muhammad Saleh Jogya (Fiqih) 5. KH Muhsin (Nahwu Shorof) 6. KH Muhammad Noor 7. KH Abdul Hamid Lempuyangan Waktu di Mekah : 1. K Makhful Termas Ilmu Fiqh) 2. Sa’id Babusyel (Ilmu Fiqh) 3. Mufti Syafi’i (Ilmu Hadist) 4. K Asy’ari Bacean (Ilmu Falak) 5. Syekh Mishri (Ilmu Qiraah) dan berkawan dengan orang yang disana Syaikh Muhammad Khatib dr Minangkabau, K Nawawi dari Banten K Mas Abdullah K Fakih Maskumambang Gresik • KH Hasyim Asy’ari ( 1. K Kholil (Pewsantren Kademangan) 2. K Usman 3. KH Saleh Darat Semarang 4. Syekh Muhammad Al Marqi (Mekah) 5. Syekh Muhammad Sulaiman Hasballah 6. Syekh Sayid Muhammad Zain Dahlan 7. Syekh Zahid 8. Syekh Umar Assyani 9. Syekh Yusuf Al Misri 10. Syekh Jamal Mufti Hanafi 11. Syekh Thayyib al-Sasi, Syekh Bakar Shabbagh, Sayyid Ghaleh bin Alawi bin Agil, Syekh Abdul Hamid Quds, Syekh Muhammad Muhammad Abdullah Hamdun Sayyid Aidrus al Dabagh DASAR PEMIKIRAN KH AHMAD DAHLAN :  Memakai Hukum yang berdasar : 1. Al- Qur’an 2. Hadist 3. Ijma’ 4. Qiyas Tetapi lebih banyak menekankan pada Al Qur’an Dalam mempelajari Al-Qur’an menggunakan cara sbb: 1. Bagaimana artinya? 2. Bagaimana Tafsir/Keterangannya? 3. Bagaimana maksudnya? 4. Apakah ini larangan? Apakah sudah meninggalkan larangan? 5. Apakah ini perintah yg wajib dikerjakan? Apkah sudah mengerjakan? Bila belum dapat menjalankan tidak perlu membawa ayat-ayat yg lain. KH AHMAD DAHLAN DALAM MENCARI KEBENARAN :  MENGADAKAN PERTEMUAN DENGAN PARA  TIDAK SUKA MENGAMBIL KEPUTUSAN SENDIRI  DALAM BERAGAMA TIDAK CUKUP BERANGGAPAN GERAKAH KH AHMAD DAHLAN BANYAK DIPENGARUHI OLEH GERAKAN TAJDID (reformasi)

 Muhammad bin Abdul Wahab (1703-1792) di Arab Saudi (Menekankan pada pemurnian akidah/keimanan, sehingga gerakannya bersifat Purifikasi (pemurnian) Keimanan yg menyimpang dari tuntunan Islam harus diluruskan)  MuhammadAbduh(1849-1905) menekankan pada pemanfaatan budaya modern dan menempuh jalur pendidikan, sehingga tidak tertinggal oleh kemajuan zaman. Maka gerakan lebih bersifat modernis langsung brsentuhan dengan masyarakat  Muhammad Rasyid Ridha (1865-1935) di Mesir Menekankan pada gerakan kembali kepada tuntunan Al-Qur’an dan Hadist, memusuhi praktek pemujaan kepada orang2 yg disucikan (-wali) serta bid’ah yg di dasarkan ats animisme PANDANGAN KH AHMAD DAHLAN  Keadaan Islam di Indonesia pada awal abad ke- 20 juga mirip  Bid’ah, Khurafat banyak terjadi

 Difinisi Bid’ah menurut Asy-Syatibi : ibarat dari sesuatu djalan/tjara dalam agama yang dibuat-buat baharu menjerupai djalannya Sjariat, jang di tudjukan dengan mendjalankannya untuk melebihkan utamanya dalam ibadah kepada Tuhan.

 Khurafat : Kepertjajaan tanpa pedoman jang sjah, melainkan hanya ikut-ikut orang tua/nenek mojang  QS al Jaatsiyah : 32 “Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya” APA SEBAB MEREKA SESAT?  Bodoh, ini yang paling banyak, mereka belum mengetahui atau mengerti ajaran yang benar  Tidak cocok dengan orang yang membawa kebenaran, apalagi orang itu musuh  Mereka telah mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang dicintai lebih dahulu. Kebanyakan manusia sudah mempunyai kepercayaan lebih dahulu, kemudian mecari dalil-dalil yang memperkuat atau yang cocok dengan apa yang menjadi kepercayaannya. Jarang sekali orang mencari ilmu/dalil-dalil, mencari mana benar untuk dipegang dan dikerjakan.  Merka takut berpisah dengan keluarga-keluarganya ,kawan-kawannya, takut kehilangan apa yang menjadi kesenangannya (harta, benda, kedudukan) dan karena takut menderita kesusahan dan dirasa berat  Tidak berani menjalankan barang yang benar karena takut sakit dan mati WALI SANGA DI TANAH JAWA  Syekh Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik) abad 14  Raden Rahmat ()  Raden Paku (Sunan Giri) 1442 M  Raden Makdum Ibrahim () 1465-1525 M  Raden Qosim () 1470 M  Raden Said () 1450  Raden Umar said (Sunan Muria)  Jakfar Shodiq ()  Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) 1450 ADA 2 SEBUTAN PADA WALI SANGA  Kelompok Islam Putihan : 1. Sunan Giri 2. Sunan Ampel 3. Sunan Drajat dengan ajaran “melaksanakan ajaran agama mengikuti jalan yang lurus  Kelompok Islam : 1. Sunan Kalijaga 2. Sunan Bonang 3. Sunan Kudus 4. Sunan Gung Jati 5. Sunan Muria berpendapat :  Membiarkan dahulu istiadat lama yang sukar diubah, sehingga tidak terjadi kekerasan dalam penyebaran Islam  Adat istiadat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam , tetapi mudah dihilangkan , maka ditiadakan  Mengikuti dengan cermat kelakuan dan adat rakyat ,tetapi diusahan untuk mempengaruhi sedikit demi sedikit agar mereka bersedia menerima Islam yang benar  Menghindari terjadinya konfrontasi langsung atau terjadinya kekarasan dalam penyebaran agama Islam, seperti mengambil ikan tanpa memperkeruh airnya  Merebut simpati rakyat, sehingga mereka bersedia berkumpul dan mendekat untuk mendengarkan ajaran Islam.Caranya dengan membuat hati mereka gembira, misalnya dengan menggunakan kesenian rakyat seperti gending dan .