Buku Gus Dur Fix.Pdf
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Gus Dur Di Mata Wong Cirebon Gus Dur Di Mata Wong Cirebon REFLEKSI TOKOH-TOKOH CIREBON ATAS BERBAGAI PEMIKIRAN DAN GERAKAN KH. ABDURRAHMAN WAHID GUS DUR DIMATA WONG CIREBON Refleksi Tokoh-Tokoh Cirebon atas Berbagai Pemikiran dan Gerakan KH. Abdurrahman Wahid 12 x 18 cm, xxiv + 438 halaman Cetakan Pertama: April 2010 Editor: Ilman Nafi’a Desain/Lay Out: an@nd Foto by http://triyugowinarko.files.wordpress.com Penerbit: PILAR MEDIA - Anggota IKAPI Jl. Petung No. 22 B Papringan Yogyakarta Telp. (0274) 541888, E-mail: [email protected] ISBN: PENGANTAR Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kota Cirebon iwayat hidup Gus Dur sudah banyak diltulis orang baik semasa hidupnya Rmaupun setelah wafatnya. Kajian tentang Gus Dur dilihat dari berbagai sisi dan sudut pandang, namun sepertinya tidak pernah habis diungkap, ibarat orang melihat sisi intan permata, selalu nampak indah dan berkilau dilihat dari arah manapun. Orang begitu antusias membicarakan tentang Gus Dur dengan segala kelebihan dan kekurangannya, mulai dari yang menyanjung tanpa batas sampai dengan yang mensikapinya dengan sinis. Sosok Gus Dur adalah pribadi yang fenomenal, artinya bahwa Gus Dur selalu hadir dalam waktu yang tepat dan memberikan warna khas dalam setiap sepak terjangnya, sehingga Gus Dur di Mata Wong Cirebon | Pengantar dirasakan betul manfaat kehadirannya, dan ini diakui oleh hampir semua orang yang pernah mengenalnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Terkadang Gus Dur bersikap lemah lembut menyampaikan nasehat-nasehat kepada orang lain menyangkut persoalan-persoalan kehidupan dalam menata kehidupan berbangsa dan bernegara, seperti nasehat orang tua kepada anak-anaknya, tetapi juga terkadang bersikap keras dan garang, jika itu terkait dengan persoalan- persoalan prinsip yang harus diperjuangkannya. Sikap dasar Gus Dur dalam menata kehidupan berbangsa dan bernegara tidak terlepas dari pandangan hidupnya, dan selalu mendasarkan pada kaidah “ al muhafadzhoh ‘alal qodimissholih wal akhdzu bil jadidil ashlah “ artinya bersikap mempertahankan nilai-nilai lama yang baik dan relevan, dan mengambil nilai-nilai baru yang lebih baik. Sikap dasar ini selalu Gus Dur perlihatkan dalan menyelesaikan setiap persoalan apa pun dalam konteks keumatan maupun kenegaraan. Hal itu tidaklah berlebihan karena pada dasarnya, ketika kita menghadapi suatu persoalan, maka pilihannya adalah nilai- nilai apa yang kita miliki dari norma-norma agama dan budaya yang dapat dikontribusikan dalam penyelesaian masalah, serta bagaimana i | Gus Dur di Mata Wong Cirebon Pengantar sikap inovatif kita dalam memberikan solusi atas masalah tersebut. Sebagai orang besar dengan pemikiran besar Gus Dur selalu berusaha memberikan pembelajaran dan pemahaman kepada orang lain tentang arti pentingnya visi kemajemukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karenanya gagasan dan pemikirannya selalu dilontarkan dalam berbagai kesempatan, bahwa kita hidup sebagai bangsa yang majemuk, oleh karena itu perlu ada formula yang bisa memberikan ruang dan waktu untuk hdup secara selaras dan berdampingan antar semua warga bangsa dalam keharmonisan yang seimbang. Gus Dur tidak pernah berhenti dan mengenal lelah memperjuangkan gagasannya itu, yang terpenting dirinya telah berusaha secara maksimal persoalan hasil itu urusan lain. Pegangannya adalah adagium ushul fiqh yang menyatakan “ma lam yudrok kulluh lam yutrok julluh“ ketika sesuatu tidak bisa diperoleh seluruhnya maka tidak berarti harus ditinggalkan semuanya. Pada sisi lain Gus Dur sering dituduh sebagai sosok yang kontraversial karena gagasanya yang sering dianggap nyeleneh oleh kebanyakan orang, bahkan nyerempet-nyerempet pada hal-hal yang sensitif yang tidak biasa dan tidak nyaman Gus Dur di Mata Wong Cirebon | ii Pengantar dilakukan oleh seorang Gus Dur yang nota bene adalah ulama besar, seperti pernah menjadi Ketua Dewan Kesenian dan contoh-contoh lain yang semisal dengan itu. Isu-isu itu ditanggapi dengan tenang, dan lambat laun orang baru bisa memahaminya setelah melalui penjelasan- penjelasan, dan seiring dengan perjalanan waktu, orang pun berpikir dan membenarkan tindakannya, sekalipun ini tidak bisa diterima oleh semua kalangan, terutama warga nahdliyyin di kampung dan pedesaan. Sesungguhnya yang menarik adalah bagaimana upaya Gus Dur agar dirinya bisa diterima oleh semua lapisan masyarakat, termasuk di kalangan minoritas dan pihak-pihak yang selama itu termarjinalkan dari kehidupan, dalam arti tidak adanya kebebasan dalam mengekspresikan keyakinan, budaya dan adat istiadat yang mereka peluk. Dalam konteks itu Gus Dur sangat gigih berjuang untuk memulihkan hak-hak warga negara sebagaimana diamanatkan dalam falsafah dan idiologi negara Pancasila dan UUD 1945. Ternyata hasilnya bisa dirasakan oleh kita semua, dan karenanya Gus Dur dianggap pahlawan dalam memperjuangkan hak-hak rakyat yang tertindas. Sekiranya tidaklah berlebihan, berkat jasa- iii | Gus Dur di Mata Wong Cirebon Pengantar jasanya dalam membangun keutuhan bangsa dan negara, kepadanya layak diberikan gelar pahlawan nasional. Hal ini didasarkan pada kenyataan, bahwa Gus Dur telah mengabdikan seluruh hidupnya untuk kemaslahatan umat, dan dilakukannya tanpa pamrih, di samping gagasan-gagasannya yang besar akan senantiasa mengilhami para generasi berikutnya baik di kalangan nahdliyyin maupun di luar untuk melanjutkan dan mengimplementasikannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sosok Gus Dur tidak akan terlahir kembali, dan tidak perlu lahir Gus Dur-Gus Dur yang lain, yang terpenting bagi kita adalah bagaimana visi besar Gus Dur tentang kebangsaan bisa dilanjutkan oleh para pemimpin NU khususnya dan tokoh-tokoh yang lain. Itulah wujud terbaik penghormatan kita kepada Gus Dur. Semoga kiprah dan perjuangannya menjadi amal soleh di sisi Allah SWT, dan kita dapat mewarisi perjuangannya. Semoga hadirnya buku Gus Dur di Mata Wong Cirebon memberikan pencerahan wawasan tentang pemikiran Gus Dur dalam prespektif yang beragam, dengan harapan semoga pemikiran-pemikiran yang tertuang dalam buku Gus Dur di Mata Wong Cirebon | ix Pengantar tersebut menyadarkan kita, bahwa betapa masih panjangnya perjuangan kita untuk mewujudkan bangsa yang maju berperadaban sebagaimana yang dipikirkan oleh mendiang almaghfur lahu KH. Abdurrahman Wahid. Cirebon, April 2010 M / Robiul Akhir 1431 H H. FARIHIN NUR x | Gus Dur di Mata Wong Cirebon PENGANTAR EDITOR “Gus Dur di Mata Wong Cirebon” unia berduka dengan kewafatan KH. Abdurrahman Wahid atau yang dikenal Dnama panggilan “Gus Dur”. Banyak orang tidak percaya dengan kepergiannya yang dianggap begitu cepat, bahkan sempat sebagian menaruh kecurigaan bahwa kewafatan sang guru bangsa ini “disengaja” oleh pihak-pihak yang tidak menyukainya. Apapun yang ada dalam pikiran dan benak masyarakat Indonesia dan dunia tentang “kewafatan Gus Dur”, ternyata keberadaan dan kiprahnya selama ini mempunyai nilai yang sangat signifikan bagi kehidupan manusia. Kepergian Gus Dur tidak hanya telah membuat bumi Indonesia menangis, tetapi juga menyadarkan seluruh komponen bangsa ini untuk memberikan penghormatan sekecil apapun bagi Gus Dur di Mata Wong Cirebon | xi Pengantar Editor pejuang-pejuang dan penjaga-penjaga NKRI ini. Gus Dur terlahir bukan hanya milik Nahdlatul Ulama, komunitas muslim, komunitas pesantren, bahkan bukan milik Indonesia, tetapi ia telah menjadi milik semua komunitas dan milik semua bangsa. Gus Dur benar-benar terlahir menjadi “rahmat” bagi kehidupan manusia di dunia ini. KH. Musthofa Bisri menuliskan kesannya tentang Gus Dur di salah satu media terkenal di Jawa, yaitu Jawa Pos, 11 Pebruari 2010. Beliau menuturkan ada beberapa orang biasa yang kepergiannya banyak ditangisi dan dihormati orang lain sepanjang abad 20 ini, yaitu John F Kenedy Presiden Amerika ke-35, Gamal Abdul Nasser Presiden Republik Mesir, dan KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur mantan ketua PBNU dan Mantan Presiden Republik Indonesia yang ke-4. Menurutnya, John F Kennedy ditangisi kepergiannya, karena presiden ini dianggap berjasa dalam membangun Amerika. Ia terkenal sebagai tokoh yang berani, berwawasan luas kedepan, dan menjanjikan perubahan dunia. Kewafatannya membuat Amerika menangis. Pemakamannya dihadiri oleh ribuan pelayat. Namun, bila dibandingkan dengan jumlah pelayat ketika Gamal Abdul Nasser dimakamkan jumlah itu masih jauh lebih sedikit, karena pemakaman xii | Gus Dur di Mata Wong Cirebon Pengantar Editor Gamal abdul Nasser (1918-1970) dihadiri lebih dari 4 juta orang. Presiden ini yang sering mengaku sebagai muridnya “Bung Karno” begitu dicintai orang dan dihormati orang, karena ia dianggap berjasa mendamaikan konflik Timur Tengah yang tidak kunjung usai. Mesir dan seluruh Timur Tengah berduka akan kewafatannya. Dan dunia berduka kembali dengan kewafatan KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pada tanggal 30 Desember 2009. Kewafatan Gus Dur menjadi fenomena, karena bukan hanya jumlah pengiring dan penta’ziyah pada saat pemakamannya yang mencapai ratusan ribu orang dari seluruh lapisan masyarakat, tetapi hari-hari setelah pemakamannya sampai 7 hari dan 40 hari, bahkan 100 hari dan berikutnya, ribuan orang dari berbagai kalangan masyarakat masih dan akan mendatangi tempat pemakamannya, bahkan diberbagai daerah dan tempat menyampaikan penghormatannya dengan berbagai acara; seminar, bedah buku, do’a bersama, pameran seni, istighosah, tapak tilas, menyalakan lilin, renungan suci , penerbitan buku dll. Dalam catatan ini, nampaknya KH. Musthofa Bisri ingin menyampaikan bahwa John F kenedy dan Gamal Abdul Nasser adalah tokoh besar dan berpengaruh dunia dua abad ini,