<<

ISSN: 2598-0637 Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan Sastra Arab

KEANEKARAGAMAN BUDAYA BERBUSANA ARAB : MAKNA SOSIAL DAN HISTORISNYA

M. Alfin Khoirun Na’im dan Badriyah Widi Andari Universitas Negeri Malang [email protected]

ABSTRAK : Budaya berpakaian di wilayah Arab sangatlah beragam. Warna, kain serta model pakaiannya yang beragam mengindikasikan kelas sosial penggunanya. Dari segi historisnya, pakaian-pakaian Arab memiliki keterikatan dengan tradisi-tradisi yang berkembang disetiap periode. Periodesasi yang tergambarkan dalam sejarah berpakaian orang-orang Arab diantaranya sejarah berpakaian di wilayah Timur Tengah dari masa pemerintahan Umayyah dan Abbasiyah, masa Kesultanan Mamluk, Kekaisaran Ottoman, serta masa awal Kekaisaran Ottoman dan . Sejarah tersebut menjadi sebuah cikal dimana berkembangnya pakaian-pakaian tradisional Arab yang kemudian berkembang baik dari segi istilah maupun coraknya di seluruh bagian negara Arab.

KATA KUNCI : budaya pakaian Arab, keanekaragaman busana, makna sosial, makna historis.

Keberadaan sebuah budaya tidak terlepas dari sejarah kemunculannya. Begitu pula dengan budaya berpakaian, yang memiliki keterkaitan dnegan tradisi- tradisi sebelumnya. Kedatangan Islam di dunia Arab juga tidak lantas merubah keseluruhan tradisi budaya yang sudah ada, termasuk pakaian. Hanya saja ada beberapa perbedaan yang mendasari berpakaian di masa Islam dengan masa pra- Islam. Model-model pakaian dalam sebuah masyarakat tentu berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Jika dalam ajaran Islam pakaian termasuk ajaran syari‘ah, maka dalam budaya barat mungkin berbeda. Dalam budaya barat pakaian merupakan salah satu lambang status sosial, produk seni dan merupakan bagian dari ideologi sekulerisme. Bahkan fungsi pakaian pun telah berubah, bukan lagi untuk menutup aurat (menurut Islam). Perbedaan ini merupakan realitas yang mungkin dapat bersinggungan atau bahkan dianggap bertentangan idealitas ideologi tertentu baik ideologi agama, bangsa dan negara. Pakaian laki-laki dan perempuan berbeda, meski berfungsi namun pakaian keduanya tidak bisa dibalik. Atau model yang satu kurang tepat jika diaplikasikan terhadap lawan jenisnya. Model pakaian masyarakat Arab, Eropa, Asia dan sebagainya akan berbeda satu sama lain. Hal ini bisa jadi disebabkan karena cuaca, budaya, dan

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 714 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan Sastra ISSN 2598-0637 Arab kebutuhan pakaian berbeda. Di sisi lain ideologi masyarakat juga seringkali turut andil dalam terciptanya mode pakaian (Maknuna, 2015). Dalam tulisan ini dibahas mengenai keanekaragaman busana Arab dari berbagai negara di dunia Arab dengan keunikan-keunikan pada setiap negaranya. Selain itu, busana memiliki peran penting dalam pembentukan makna social dimana pengguna nya dapat menjadi simbol social tertentu, baik ditilik dari segi pemakaian dan segi historisnya.

BUDAYA BERBUSANA ARAB Dalam fungsi yang lebih luas, pakaian memberikan fungsi perlindungan, kesopanan, hiasan, dan penampilan (Eicher, 2005). Karenanya, pakaian juga dapat menjadi suatu representamen, yang pada gilirannya dapat mengandung ikon, indeks, dan simbol (Ulfa, 2016). Busana di Arab sangat bermacam-mavam, namun secara umum bentuk busana budaya Arab adalah jubah panjang, baik untuk laki-laki atau perempuan yang membedakan adalah variasi warna dimana laki-laki memiliki warna monoton sedangkan perempuan lebih banyak variasi. (Guindi, 2005). Juga untuk penutup kepala, bagi laki-laki seperti surban yang dililitkan kepala dan bagi perempuan adalah jilbab sebagai penutupnya (Ulfa, 2016). Menjadi berbeda adala penyebutannya diantara negara-negara arab disertai ciri khusus dan unik untuk setiap negara. Berikut ini merupakan gambaran pakaian tradisional Arab yang umum dipakai (Wienhold, 2015):

Pakaian laki-laki : Pakaian panjang sampai pergelangan kaki, biasanya dengan lengan ثوب .1

panjang, mirip dengan jubah. Mengenakan thawb mengekspresikan kesetaraan dan itu juga sangat cocok untuk iklim panas. Biasanya berwarna putih tetapi dapat ditemukan dalam warna lain, terutama di musim dingin.

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 715 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

ISSN: 2598-0637 Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan Sastra Arab

Gambar 1.1 Thawb

Jubah putih, coklat atau hitam panjang yang dilapisi dengan emas بشت .2

yang dikenakan di atas thawb. Ia juga dikenal sebagai mishlah. Sering dipakai oleh pemimpin negara atau pemimpin agama. Gambar 1.2 Bisht

hiasan kepala tradisional dari Timur Tengah, terbuat dari كوفية .3

kain persegi, dilipat dan dibungkus dengan berbagai gaya di sekitar kepala. Beberapa pemakai membungkus keffiyeh menjadi serban, sementara yang lain memakainya dengan longgar menutupi punggung dan bahu. Biasanya terbuat dari katun putih (populer di Negaranegara Teluk). Keffiyeh umumnya ditemukan di iklim kering guna memberikan perlindungan dari matahari, serta untuk penggunaan melindungi mulut dan mata dari debu dan pasir. Gambar 1.3 Keffiyeh

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 716 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan Sastra ISSN 2598-0637 Arab

4. Tagiyah sebuah penutup kepala tipis kadangkadang dikenakan di bawah keffiyeh agar tidak tergelincir. Gambar 1.4 Tagiyah

.tali hitam tebal, ikatan yang menahan keffiyeh di tempatnya عقال .5

Beberapa pria mungkin pilih untuk tidak memakai agal. Gambar 1.5 Agal

Sedangkan untuk pakaian perempuan: longgar, lengan panjang, pakaian panjang pergelangan kaki ثوب Thawb .1

seperti pakaian pria. Namun, untuk perempuan, leher dan depan dapat disulam dan dihias dengan manikmanik. Juga warna yang lebih bervariasi. Gambar 1.6 Thawb

.celana katun atau sutra yang dikenakan di bawah thawb شلوار Salwar .2

Dikenakan wanita terutama di anak benua , sepasang celana panjang longgar yang dikenakan dengan tunik panjang. Gambar 1.7 Salwar

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 717 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

ISSN: 2598-0637 Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan Sastra Arab

jubah hitam besar yang dikenakan di atas thawb longgar menutupi عباءة .3

seluruh tubuh. Terkadang memakai thawb di bawah abaya mereka. Berpakaian di Timur Tengah mencerminkan lingkungan, tradisi, warisan, kepercayaan religius, dan kepribadian wanita masyarakatnya, bersama dengan selera pribadi dan tren faishonnya sendiri. Ketika dirumah dengan anggota keluarga, sebagian besar wanita tidak memakai abaya. Gambar 1.8 Abaya

jilbab khas yang terikat erat di sekitar kepala dan diselipkan di حجاب .4

belakang untuk menyembunyikan rambut sementara juga menutupi bagian dahi, tetapi meninggalkan wajah yang masih tampak. Ada banyak versi dari hijab yang ada dipakai dalam berbagai cara. Hijab telah lama menjadi simbol kesopanan dan telah digunakan sebagai penutup kepala. Arti Islam dari kata hijab sebenarnya berarti "kesopanan" dan mengacu pada tanggung jawab pria dan wanita harus mempertahankan kesederhanaan mereka dengan mencegah daya tarik dari lawan jenis. Gambar 1.9 Hijab

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 718 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan Sastra ISSN 2598-0637 Arab

Hijab yang menutupi wajah. Disebut juga dengan cadar di نقاب Niqab .5

Indonesia. Beberapa wanita di Timur Tengah mengenakan cadar sebagai bagian dari hijab mereka, sementara yang lainnya tidak. Ini populer di negara- negara Arab di Teluk Persia tetapi juga dapat ditemukan di Afrika Utara, Asia Tenggara, dan anak benua India. Ada banyak gaya niqab. Biasanya ada dua jenis niqab. Yang pertama adalah kain panjang yang dikenakan di sekitar kepala yang meninggalkan mata, dan kadangkadang dahi, terlihat (setengah niqab). Yang kedua adalah penutup wajah total yang terdiri dari pita atas yangdiikatkan di dahi bersama dengan bagian panjang lebar yang menutupi wajah, meninggalkan celah untuk mata (penuh atau niqab teluk). Di Arab Saudi, wanita dibutuhkan untuk mengenakan abaya dan hijab, sedangkan niqab adalah diperlukan untuk wanita muslim tetapi opsional untuk wanita yang lain. Gambar 1.10 Niqab

6. adalah gaya niqāb yang kurang umum. Burqa terdiri dari bahan ringan lebar lipit sekitar topi yang pas di atas kepala. Ada kisi-kisi terawang bersulam tempat untuk melihat. Pakaian luar yang membungkus menyelimuti seluruh tubuh. Itu dikenakan di atas pakaian seharihari yang biasa (seringkali gaun panjang atau jubah dan celana) dan dilepas ketika wanita kembali ke rumah. Burqa hampir sepenuhnya ditemukan di Afghanistan dan daerah - daerah tertentu di dan India. Gambar 1.11 Burqa

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 719 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

ISSN: 2598-0637 Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan Sastra Arab

KEANEKARAGAMAN BUSANA ARAB Telah disebutkan bahwasanya budaya berbusana yang umum di dunia arab adalah busana dengan bentuk dan model seperti diatas. Namun, terdapat keunikan-keunikan yang membuat busana satu negara-dengan negara lain berbeda. Muncul perbedaan penyebutan, warna hingga pengembangan bentuk dan fungsi menjadikan ciri khusus untuk suatu budaya berbusana di negara tersebut. (Riva, 2016). Mulai dari aksesori busana orang Arab dari penutup kepala. Dari aksesori untuk pria secara umum ada Keffiyah dan Tagiyah (Wienhold, 2015). Muncul di Tunisia Chachia, topi merah datar yang terbuat dari wol dan masih dipakai beberapa pria yang tua disana. Ini adalah simbol dari tradisi Tunisia; Disebutkan juga ada Taqiya, tudung kepala ini biasanya dipakai di bawah Ghutra (surban laki-laki) yang umum di Mesir. Kekhususan Mesir adalah bahwa beberapa pria mengenakan topi ini sendiri tidak memakai surban. Selain Mesir, Sudan juga populer dengan Taqiya (Riva, 2016); Penutup kepala dari Yordania yang disebut Shemagh Mhadab. Keffieh berwarna merah. Merah adalah warna yang khas dari Jordan karena berdiri untuk nilai-nilai budaya Badui. Dalam pemakaian Shemagh Mhadab Yordania memiliki arti sosial semakin besar jumbai, semakin tinggi pentingnya pemakainya (Barlett, 1973). Shumagh adalah nama Saudi untuk Keffiah khas Yordania yang dipakai oleh banyak orang Saudi di musim dingin untuk menggantikan ghuthra. Shumagh juga popular di UEA. Shumagh Qatar biasanya putih dan memiliki kesan seperti Afrika dengan juntaian dua ekor di belakang, kaku di bagian depan. Juga dengan Kuwait Shumagh-nya berwarna putih dengan ada motif khusus jika dilihat dari depan (Riva, 2016); di Palestina disebut dengan Keffieh yang memiliki ciri hitam dan putih. Pola warna ini menjadi simbol Palestina dalam mendukung palestina dari Israel (Mudde, 2005). Sedangkan di Yaman disebut Shawl (Riva, 2016); Ghutra adalah kain katun berbentuk persegi khas dari . Ini dilipat secara diagonal untuk membentuk bentuk segitiga. Pria mengenakan Gutrah di atas Taqiyya. Beberapa pria mengenakan Ghutra langsung di atas kepala tanpa Taqiya. Warna khas Ghutra berwarna putih (Sakina, 2008); Kumma popular di sebagai ganti dari Ghutrah yang kurang popular. Topi tradisional yang memiliki warna berbeda

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 720 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan Sastra ISSN 2598-0637 Arab dan memiliki lubang untuk menjaga kepala tetap dingin. Muzzar, sebuah sorban yang melilit kepala, dengan atau tanpa kumma di bawahan (Barlett, 1973). Untuk aksesori penutup kepala perempuan, terdapat Hijab, Niqab dan Burqa sebagai jenis busana dasarnya. Adapun terdapat pengembangan seperti di Oman Hijab disebut Lahaf. Ada juga Sefsari dari Tunisa. meski jarang dipakai, tetapi masih ada beberapa wanita tua yang masih menggunakan kerudung putih panjang ini. Banyak ditemukan di kota-kota tua Tunisia (Bouzaien, 2012); cadar hampir terlupakan di Aljazair, namun masih dikenakan oleh beberapa wanita Berber Libya, serta Maroko. Ini adalah kain putih panjang yang menutupi seluruh tubuh (Riva, 2016); Lithma adalah versi Yaman dari niqab da nada Sitara juga dari Yaman. Secara harfiah bermakna "tirai", adalah pakaian tradisional ibukota Sana'a. Saat ini, hanya wanita lansia yang memakai kain berwarna-warni ini yang menutupi mereka dari kepala hingga ujung kaki (Apogheephoto, 2016). Pakaian pria pun juga beragam dari bentuk awalnya Thowb. Maroko menyebutnya Jellaba , jubah berkerudung yang lebar dan nyaman dengan lengan panjang yang dapat dianggap sebagai bagian dari warisan nasional. Sedangkan di mesir disebut Gallabiya dan Jalabiya di Sudan; Hampir sama seperti Jellaba, disebut dengan Gandora, yaitu jubah lengan pendek dan lebih ringan dari Jellaba. Terbuat dari kain wol coklat dan putih. Popular di negara Maroko dan Aljazair (Riva, 2016); di Arab Saudi dikenal juga dengan Dishdasha, thowb Saudi yang khas menyerupai kemeja panjang. Memiliki dua kancing leher, sangat ketat dan dibuat untuk memiliki manset; Terdapat jubah unik dari Libya yang disebut Holi, jubah putih melilit tubuh bagi pria Libya, biasanya dipakai dengan Tagiyah (Riva, 2016); Berasal dari Yaman, merupakan Aksesoris khusus yang disebut Jambiyya adalah pisau melengkung yang diselipkan di balik sabuk hias yang lebar. Setiap suku Yaman memiliki setidaknya satu dan sering memakainya. Meskipun Jambiya melayani banyak tujuan, itu terutama belati seremonial. Pada acara-acara seperti pernikahan, mereka digunakan saat menari (Apogheephoto, 2016). Sedangkan beragam pakaian wanita muncul, bukan hanya nama tapi punya keunikan tersendiri, seperti Abaya, jubah hitam dengan beberapa detail berwarna- warni adalah yang paling umum di ibukota Masqat, Oman. Model yang sama seperti abaya, orang Aljazair menyebutnya Karakou, memiliki model sulaman di

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 721 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

ISSN: 2598-0637 Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan Sastra Arab bagian dadanya dan banyak warna karena wanita Aljazair suka berwarna. Jaket bordir tradisional ini telah membuat trend baru di panggung mode Aljazair dan sekarang digunakan pada acara-acara penting dan pernikahan. Abaya hitam versi Qatar disebut Al Darra dan Dara'a, nama yang sama dengan gaun Qatar, tetapi datang dalam versi yang lebih berwarna dan model yang berbeda. Biasanya digunakan untuk pernikahan, tarian tradisional dan sebagainya. Balto adalah versi Yaman dari Abaya yang tersebar luas di daerah perkotaan.;, sebuah overdress yang mirip dengan jellaba tetapi tanpa kerudung. Biasanya dipakai dalam acara-acara perayaan atau pernikahan, itu tidak digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh orang Maroko; Berbentuk celana yang diebut Sherwal, celana longgar dan nyaman ini juga sering terlihat di negara-negara Teluk dikenakan di bawah Thowb. Mereka adalah salah satu dari beberapa pakaian tradisional yang masih dipakai oleh beberapa warga negara Lebanon yang digunakan tersendiri tanpa mengenakan Thowb. Selain di Lebanon juga digunakan di Syiria dengan sebutan Sirwal, celana panjang ini tidak boleh dilewatkan dari pakaian tradisional Syiria. Memiliki bentuk panjang, longgar dan biasanya terdapat dalam warna hitam atau netral (Riva, 2016). Selain pakaian, terdapat juga aksesori untuk alas kaki yang berasal dari Maroko yaitu , yang sebagian besar berwarna kuning, tetapi warna lain juga digunakan. Orang Maroko menemani Jellaba dengan tradisional Balgha ini (Lachlan, 1997).

MAKNA SOSIAL PAKAIAN ARAB Menurut awal kekhalifahan Islam, para khalifah Islam awal memang memberlakukan peraturan ketat agar orang-orang Arab tetap menjaga kemurnian identitas mereka. Kekhalifahan yang menaklukkan kota-kota untuk selalu melakukan ekspansi ke daerah-daerah terluar, membuat budaya kearaban semakin berbaur, maka kemudian kemurnian kearaban tetap diharapkan tetap terjaga, termasuk dalam hal pakaian (Maftuhin, 2011). Masudi (2008) mengatakan bahwasanya bagi orang Arab, menggunakan gaun putih dan panjang menggambarkan pentingnya pakaian tradisional Arab. Pakaian merupakan simbol yang terlihat yang dapat mengintegrasikan dengan budaya yang berbeda dan

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 722 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan Sastra ISSN 2598-0637 Arab menjaga keseimbangan dengan yang lalu. Karena menggunakan pakaian tradisional arab memperkenalkan budaya pahlawan mereka dengan berbagai macam gaya dan item dan dapat dibanggakan. Sebagai produk budaya yang bersifat kebendaan (material culture), pakaian memiliki banyak dimensi yang bisa mengundang berbagai disiplin ilmu untuk mengerjakannya: dimensi fisik dan dimensi simbolik, dimensi struktural dan interpretif. Aspek fisik pakaian dapat menjadi fokus ilmu-ilmu teknik untuk menemukan bahan pakaian yang nyaman dikenakan atau yang sehat bagi kulit, dan yang mempunyai nilai estetika tinggi. Sejarah seni, terkait dengan nilai estetis itu, juga sudah lama menjadikan fisik pakaian sebagai objek kajiannya. Sementara dari segi simboliknya, yang mencakup makna sosial, ekonomi, dan kultural dari suatu pakaian, meskipun agak terlambat juga sudah dikaji oleh ilmu-ilmu sosial dan ilmu budaya (Maftuhin, 2011).

PERIODESASI PERKEMBANGAN PAKAIAN ARAB ISLAM DI WILAYAH TIMUR TENGAH Pakaian Pada Masa Dinasti Ummayyah Dan Abbasiyah Baker (2005) mengatakan bahwa Pada Abad ke-9 di masa pemerintahan Umayyah telah terjadi penolakan terhadap pakaian yang dikenakan oleh Khalifah Umayyah Walid ke-II (berkuasa pada tahun 734-744) yaitu Jubah Sutera yang diberi wewangian kuning terhadap pakaian kebesaran Hisham (berkuasa pada tahun 724-743) sebagai bentuk pendemonstrasian gaya hidup yang bermoral. Pada masa awal keberadaannya negara Islam, tidak ada pengaruh yang amat kuat yang dapat merubah budaya berpakaian dari mereka. Mayoritas dari mereka (non-Muslim) masih melestarikan budaya seperti membayar upeti pakaian terhadap gereja Koptik yang dilakukan oleh masyarakat Mesir, dan bahkan mereka enggan menggunakan pakaian yang serupa dengan orang Arab Muslim. Pakaian yang dikenakan masyarakat Pra-Islam pada waktu itu berupa izar dan thawb, sedangkan pakaian yang dikenakan sebagai penanda muslim adalah qamis (baju) yang berlengan pendek yang dikenakan oleh Muslim laki-laki maupun perempuan, yang diatasnya diberi mantel (caba). Pada Abad ke-8, surban (/imamah) menjadi penanda bagi seorang Muslim laki-laki.

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 723 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

ISSN: 2598-0637 Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan Sastra Arab

Gambar 1.12 izar Gambar 1.13 Turban

Laki-laki Muslim dianjurkan untuk tidak mengenakan pakian berwarna merah ataupun hijau, sedangkan perempuan tidak dianjurkan mengenakan perhiasan yang mencolok, melainkan menutupi kepala dan wajahnya dengan jilbab, dan diperkenankan menggunakan sirwal (celana). Ketika musim haji kebanyakan dari Muslim mengenakan sandal (naqlun) yaitu sandal dari kulit unta yang biasa dipakai oleh Nabi Muhammad SAW. Gambar 1.14 naqlun

Penetapan tradisi Khilca sejak tahun 661 hingga 749 pada periode Umayyah, yaitu sebuah tradisi pemberian pakaian pribadi atau kain panjang yang terinspirasi oleh kebiasaan Nabi Muhammad memberikan pakaian pribadi atau kain miliknya terhadap orang-orang tertentu sebagai tanda penghormatan. Terdapat juga (sulaman pita permadani) yang memuat nama Khalifah, dan detail lainnya, berupa anyaman pada bahu (dalam mantel/caba, serta jubba) yang posisi anyamannya menjuntai kebawah yang juga menjasi sebuah bentuk penghormatan. Gambar 1.15 Tiraz

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 724 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan Sastra ISSN 2598-0637 Arab

Pakaian warna putih pada masa Umayyah biasa digunakan untuk shalat jum’at yang dipadu dengan pemakaian surban, seperti yang digambarkan pada koin, "mahkota" itu mirip dengan mahkota Sasanid (taj) atau topi gula-roti tinggi (qalansuwa). Pada masa ini penggambaran pakaian perempuan hanya sebatas pada perempuan penghibur dan pembantu, dengan sedikit pengecualian. Sebagaimana dulu sirwal sering digunakan dengan qamis. Lukisan Qusayr Amra di awal abad ke-8 menunjukkan perempuan penghibur dengan setengah telanjang dalam balutan rok kotak-kotak, tetapi para perempuan yang sedang dalam penobatan menggunakan pakaian panjang dengan kerah leher yang lebar dan memakai kerudung. Pada masa pemerintahan Raja Sulayman (memerintah 715-717) dan khalifah Abbasiyah Harun al-Rasyid (memerintah 786-809), memiliki kain pakaian favorit yaitu washi dari Mesir, Irak, dan Yaman. Seperti yang dijelaskan Ibn Khaldun, warna dinasti Abbasiyah berwarna hitam, sebagai peringatan atas kematian cucu Muhammad. Pada upacara seremonial, khalifah biasanya mengenakan pakaian hitam, dengan mantel Nabi di atas bahunya (yang menandakan berkatnya) dan membawa relik lain yang terkait dengan Muhammad, atau dia kadang-kadang mengenakan pakaian dalam monokrom yang disulam dengan wol putih atau sutera. Qalansuwa masih dianggap sebagai "mahkota", tetapi khalifah individual lebih menyukai satu model daripada yang lain. Pakaian wazir (menteri) pada masa Abbasiyah yaitu sabuk rangkap, sedangkan rekan-rekannya (ashab al-dararic) mengenakan jubah wol panjang, kancing leher ke dada, dan lengan panjang. Perwira tentara (ashab al-aqbiyya) mengenakan qaba yang lebih pendek dan pas, yang diperkenalkan dari Iran oleh Khalifah al-Mansur (memerintah 754-775), dengan celana panjang atau legging. Pangkat tertinggi memakai warna hitam, dan tidak diperkenankan warna tersebut digunakan oleh pangkat yang rendah. Teolog menggunakan jubah luarnya yang tebal dari katun hitam, linen, atau wol, dihiasi dengan band tiras emas-bordir, ketika khotbah jum’at ia menggunakan mengenakan serban hitam, sedangkan pada acara-acara tidak resmi dia mengenakan serban putih, ditutupi oleh tudung taylasan hitam sebahu.

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 725 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

ISSN: 2598-0637 Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan Sastra Arab

1. Pakaian Kesultanan Mamluk Sharbush dan sarajuq, adalah tutup kepala militer kebanggaan yang digunakan sampai akhir abad ke-13, kemudian digantikan oleh kalawta atau topi kain kecil yang digunakan dengan ataupun tanpa serban. Sebagaimana pada masa pemerintahan Abbasiyah, orang-orang Sunni masih mengenakan jubah hitam dan penutup kepala yang sudah dianggap sebagai pakaian teologi “resmi”, kemudian penggunaan pakaian tersebut dilarang oleh Sultan Barquq pada tahun 1396 dan 1397 yang kemudian beralih pada pemakaian pakaian luar kain wol berwarna. Para kadi (hakim) mengenakan dilq, sementara hakim lain mengenakan farajiyya, istilah garmen yang digunakan sejak 1031. Gambar 1.16 Farajiyya

Pada masa Kesultanan Mamluk, terdapat sebuah khilca atau system pemberian pakaian kehormatan, yang disajikan untuk menandai penunjukan baru, kedatangan dan keberangkatan seseorang dari pengadilan, kesimpulan yang sukses dari proyek arsitektur atau perawatan medis, dan kesempatan serupa. Beberapa diantara khilca tersebut ialah: yang di berikan kepada komandan tertinggi berupa pakaian dari satin Rumi yang berwarna merah dan kuning, yang dilapisi dengan hiasan berbentuk tupai serta dipangkas oleh berang-berang, dan dirajut dengan benang emas dan kalawta jepit. Kepala wazir diberi sebuah jubah sutra putih fawqani, yang dirajut dengan benang emas dan dihiasi sulaman sutra, tupai, dan berang-berang. Sedangkan birokrat tingkat rendah hanya diberi kain yang tidak terlalu mahal dari warna lainnya. Pada tahun 1371 dan 1372, Sultan pada masa itu memerintahkan anggota keluarga nabi Muhammad, baik laki-laki ataupun perempuan untuk mengenakan sepotong kain hijau di depan umum untuk memberikan rasa hormat terhadap mereka.

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 726 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan Sastra ISSN 2598-0637 Arab

2. Pakaian Pada Masa Kekaisaran Ottoman Dalam koleksi Topkapi Saray Museum (Istanbul), ada lebih dari dua ribu item pakaian yang terkait dengan sultan Ottoman dan rumah tangga mereka; hanya sedikit yang terkait dengan perempuan dan anak-anak kerajaan. Sumber ini ditambah dengan banyak manuskrip dan lukisan album, dan barang-barang lainnya. (Baker, 2005) Pakaian upacara yang khas, yang modis dari pertengahan abad ke-15 hingga pertengahan abad ke-16, adalah kaftan lengan panjang selutut yang dipakai di atas garmen lengan lainnya, baju tanpa kerah, dan celana panjang; versi betis juga tersedia. Pada Abad ke-17, terdapat gaya Jubah yang memiliki lengan lebar meruncing tajam ke pergelangan tangan kancing yang disebut dolaman. Para sultan dan pejabat-pejabat tingkat tinggi mengenakan mantel panjang yang disebut kapaniche dengan penutup kerah persegi yang lebar menutupi bahu ; untuk mantel penahanan sultan, bulunya adalah rubah hitam, sementara patih agung, kasim kepala, dan bostanci bashi (komandan penjaga pribadi) biasanya memiliki pohon musang. Tidak ada perbedaan mencolok antara pakaian upacara Ottoman dari kepala birokrat dan komandan tentara, tetapi ada berbagai seragam resimen yang berbeda selama berabad-abad. Bostanci dapat dikenali dengan pakaian luarnya yang merah, setinggi betis, dan lengan panjang yang dikenakan dengan topi merah, di atas telinga kanan, atau topi kerucut cokelat tinggi (yang menunjukkan peringkatnya). Korps pemanah seremonial pemanah mengenakan shalvar ketat (celana panjang) selang dengan sepatu bot sampai pergelangan kaki, di atasnya dikenakan underskirt filmy dan pakaian luar berlengan yang sangat berpola rumit; hiasan kepala berbentuk kerucut asimetris dengan kepala lebar emas dilengkapi ensemble. Pasukan Peyk dari utusan pengadilan memiliki "helm" tembaga berlapis emas, sementara resimen Janissary lainnya memakai keche , "tube" putih yang meninggi sekitar dua belas inci dari kaku. Para teolog Muslim kebanyakan memakai jubah luar (cube) atau dalam bahasa Arab disebut, yang pemakaiannya menyapu lantai dan mengancing dari pinggang, dengan lengan yang sangat lebar. Teolog-teolog penting mengenakan urf , sebuah gulungan turban berbentuk bulat besar, berwarna putih, sementara

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 727 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

ISSN: 2598-0637 Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan Sastra Arab dari tahun 1590-an sang nakib ul-eshraf (dalam bahasa Arab, naqib al-ashraf), pemimpin keturunan Nabi Muhammad, memiliki turban berwarna hijau seperti jubah luarnya. Pakaian jalanan akhir abad ke-16 adalah sebuah baju besi panjang lengan panjang (dalam bahasa Arab, farajiyya ) dengan kerah panjang punggung yaka dan tutup wajah mahrama dua potong, dikenakan dengan peche bulu kuda hitam di atas mata. 3. Pakaian Awal Kekaisaran Ottoman Dan Iran Dekrit Gulhane tahun 1839 menghapus perbedaan hukum dan sosial antara Muslim Utsmani dan subyek non-Muslim, termasuk undang-undang mewah yang berkaitan dengan non-Muslim. Tiga belas tahun sebelumnya, semua pria dewasa, kecuali teolog, telah diperintahkan untuk mengenakan pakaian berdasarkan gaya Eropa: celana panjang lurus, kaos berkerah, cravat, dan , bukan jubah sutra panjang panjang longgar dan turban. pada abad ke-19, wanita Ottoman banyak yang mulai memesan salinan busana yang dikenakan oleh wanita Eropa yang berkunjung. Setelah Perang Dunia I Mustafa Kemal "Ataturk" memerintahkan pemakaian topi bertepi dan pakaian bergaya Barat untuk pria, dengan hukuman keras untuk ketidakpatuhan. pakaian wanita tidak termasuk; namun, gaji tidak akan dibayarkan kepada pemerintah wanita dan pegawai publik (misalnya, guru, perawat, pengacara, dan juru tulis) kecuali mereka mengenakan gaya Eropa dan meninggalkan wajah atau kerudung.

PENUTUP Berbudaya tidak lepas dari busana dimana busana dapat menjadi dimbol social tertentu pemakainya. Dalam budaya busana Arab terdapat berbagai macam bentuk yang memiliki keunikan dan fungsi masing-masing. Namun, walau terdapat perbedaan, terdapat budaya busana arab secara umum yakni model gamis pangjang untuk semua kalangan. Selain hal tersebut, berkembanglah pula bentuk busana arab dengan berbagai penyebutan dan ciri khas masing tiap negara Arab. Budaya busana Arab sangat mengindikasikan adanya kelas social yang terlihat dari setiap pemakainya. Kedatangan Islam tidak lantas merubah seluruh tradisi kebudayan bangsa Arab, termasuk berpakaian. Dalam segi historisnya, pakaian yang digunakan setiap periode dari masa Umayyah dan Abbasiyah hingga

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 728 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan Sastra ISSN 2598-0637 Arab kekaisaran Ottoman memiliki keterikatan antara satu dengan yang lain, dimana dalam satu periode tersebut masih melestarikan penggunaan pakaian periode sebelumnya. Meski demikian terdapat beberapa perbedaan diantaranya seperti dari tradisi Khilca terhadap profesi masyarakatnya.

DAFTAR RUJUKAN Apogeephoto. 2016. Yemeni Dress: Photographing the Yemen Culture and Customs. (online). dimuat dalam http://www.apogeephoto.com/yemeni- dress-photographing-the-culture-and-customs/. Diakses pada 25 Maret 2018. Baker, L. Patricia. 2005. : History of Islamic Dress. (online). dimuat dalam http://fashion-history.lovetoknow.com/clothing-around- world/middle-east-history-islamic-dress. diakses pada 21 Maret 2018. Bartlett , J. R. 1973. The First and Second Books of the Maccabees : Traditional Jewish Head-Dress Was Either Something Like the Arab's Keffiyeh (a Cotton Square Folded and Wound Around a Head) or Like a Turban or Cap. London: Cambridge University Press. Bouzaien, Chiraz. 2012. Le Sefseri, Une Tradition Qui Disparaît. dimuat https://www.baya.tn/rubriques/home/famille/le-sefseri-une-tradition-qui- disparait/. Diakses pada 25 Maret 2018. Eicher, J.B. 2005. Clothing, Costume, and Dress. Dalam Steele. V edition Encyclopedia of Clothing and Fashion, Thomson-Gale. Guindi, F.E. (2005) . Dalam Steele, V (Ed), Encyclopedia of Clothing and Fashion. Thomson-Gale. Lachlan, Anne Mc. 1997. Morocco Hand Book and . Morocco: Footprint Handbooks. Maftuhin, Arif. 2011. Menyingkap Struktur Makna Pakaian Arab. Jurnal. dimuat dalam Jurnal Musawa Vol. 10 No. 1. Maknuna, AA. 2015. Konsep Pakaian dan Teori Semantik. Online. Dimuat dalam http://repo.iain-tulungagung.ac.id/3229/2/BAB%20II.pdf . diakses pada tanggal 06 April 2018.

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 729 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

ISSN: 2598-0637 Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan Sastra Arab

Masudi, Faisal. 2008. The Arab dress code : A Symbol of Identity. online. dimuat dalam http://gulfnews.com/news/uae/general/the-arab-dress-code-a- symbol-of-identity-1.458449. Diakses tanggal 20 Maret 2018. Mudde, Cas. 2005. Racist Extremism in Central and Eastern Europe. London: Routledge. Riva, Beatrice. 2016. Arab Clothing the Ultimate Guide. (online). dimuat dalam http://istizada.com/arab-clothing-the-ultimate-guide/. Diakses pada 25 Maret 2018. Sakina & Sara. 2008. Clothing in Arabia-Thobes and . (online). dimuat dalam https://islamzpeace.wordpress.com/tag/ghutra/. Diakses pada 28 Maret 2018. Ulfa, Ruzqiyah. 2016. Analisis Semiotika Pierce Jenis Gamis Sebagai Representasi Budaya Arab. Dalam Jurnal Semiotika: Jurnal Komunikasi. Wienhold. 2015. Middle Eastern Dress Vocabulary. Illinois: Center for Southeast Asian & Middle Eastern Studies University of Illinois.

SUMBER GAMBAR Gambar 1.1 Thawb: https://www.amazon.com/MyBatua-Aarish-Galabiyya- Jubbah-Dishdash/dp/B00LX8HMI6. Gambar 1.2 Bisht: https://www.ebay.co.uk/itm/BROWN-BISHT-CLOAK- ARAB-DRESS-THOBE-SAUDI-MENS--EID-LUXURY- AUTHENTIC-GIFT-EID-/260296031387. Gambar 1.3 Keffiyeh: https://en.wikipedia.org/wiki/Keffiyeh#/media/File:Bedouin_Riyadh,_Saudi _Arabia,_1964.jpg. Gambar 1.4 Tagiyah: http://www.ebay.co.uk/bhp/muslim-hat. Gambar 1.5 Agal : https://www.islamicplace.com/products/thin-agal-cord-for- men-scarf-kifaya-9. Gambar 1.6 Thawb: https://www.ebay.co.uk/p/Islamic-Muslim-Women-Maxi- Dress-Abaya-Kaftan-Moslem-Long--THAWB-Arab-Thoubs-1734- black-XL/11011335268. Gambar 1.7 Salwar: https://id.pinterest.com/pin/256142297533058374/.

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 730 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan Sastra ISSN 2598-0637 Arab

Gambar 1.8 Abaya: https://en.wikipedia.org/wiki/Abaya#/media/File:Islamic_Clothing_Abaya .jpg. Gambar 1.9 Hijab: http://fashionoid.net/tag/tutorial-hijab/. Gambar 1.10 Niqab: https://www.amazon.in/Justkartit-Womens-Layeres-Islamic- Nosepiece/dp/B079LRNX4H. Gambar 1.11 Burqa : https://edition.cnn.com/2017/08/17/asia/australia-pauline- hanson-burqa/index.html. Gambar 1.12 Izar : https://www.custom-qamis.com/en/tailored-serwel-izar/93- izar-pagne.html. Gambar 1.13 Turban : http://www.turbandiva.com/Mans-Turban-Dark-Gray- Dreads-Wrap-Motorcycle-Scarf-Tactical-Scarf-_p_788.html. Gambar 1.14 Naqlun : http://www.sarkub.com/faedah-gambar-sandal-nabi- muhammad-saw/. Gambar 1.15Tiraz : https://www.metmuseum.org/toah/hd/tira/hd_tira.htm. Gambar 1.16 Farajiyya : http://idlelion.blogspot.co.id/2013/11/urban-middle- eastern-clothing-layers-in.html.

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 731 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang