Studi Kasus: Strategi Komunikasi Pemasaran Sate Taichan “Goreng”)
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Jurnal PIKMA: Publikasi Media Dan Cinema, Volume 3, No. 2, Maret 2021, hlm 85-106 Menata Ulang Bisnis F&B Pasca Pandemi (Studi Kasus: Strategi Komunikasi Pemasaran Sate Taichan “Goreng”) Niko Al-Hakim Fakultas Komunikasi Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR Email: [email protected] ABSTRAK Saat pandemi Covid-19 terjadi, praktik bisnis di seluruh dunia pun terganggu. Dari banyaknya toko ritel yang tutup hingga pasar tradisional, para pelaku bisnis, baik pemain besar maupun kecil menerima pukulan besar yang sama dalam implikasi yang berbeda. Memahami efek global utama yang disebabkan oleh satu virus yang dimulai dari pasar tradisional kecil di Wuhan, F&B didorong untuk tidak hanya beradaptasi, tetapi juga untuk memikirkan langkah maju sambil memastikan mereka tidak kehilangan karyawan dan konsumen mereka melalui strategi komunikasi pemasaran terintegrasi digital yang kreatif. Penelitian kualitatif deskriptif ini bertujuan untuk memberikan analisis mendalam tentang strategi komunikasi pemasaran Sate Taichan “Goreng” (STG) selama Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) di Indonesia yang dilakukan di beberapa kota dengan potensi ekonomi tinggi di Indonesia. Dalam penerapannya, STG menggunakan 8 (delapan) model bauran komunikasi pemasaran. Hasilnya, Sate Taichan “Goreng” berhasil dioperasikan dengan penyesuaian normal baru dengan dukungan penerapan strategi cross-channel komunikasi pemasaran yang berkelanjutan. Selain itu, kehidupan normal baru yang mengarah pada “Stay at home” ekonomi juga dinilai memainkan peran utama bagi keberhasilan operasi bisnis STG selama PSBB. Kata-kata Kunci: Komunikasi Pemasaran, Digitalisasi, Luar jaringan, Pandemi, Bisnis Reimagining F&B Business Post-Pandemic (Study Case: Sate Taichan “Goreng” Marketing Communications Strategy) ABSTRACT As the Covid-19 pandemic has happened, business practices across the globe were disrupted. From many closing retails stores to traditional markets, business people, both big and small players took the same big hit in different implications. Understanding the major global effect caused by one single virus that started from a small traditional market in Wuhan, F&B were being pushed to not only to adapt, but also to think a step forward while making sure they’re not losing their employees and consumers through creative digital-integrated marketing communications strategy. This descriptive qualitative research is aimed to provide an in-depth analysis of Sate Taichan “Goreng” (STG) marketing communications strategy during the Indonesia’s Large-Scale Social Restrictions (PSBB) conducted in the country’s several highly-economic potential cities. In practice, STG uses 8 (eight) marketing communication mix models. The result was Sate Taichan “Goreng” has successfully been operated under the new-normal adjustments with the support of the continuous cross-channel marketing communications strategy implementation. Apart from that, the new normal life that leads into the “Stay- at-Home” economy is also considered to play major role for STG’s successful business operations during the PSBB. Keywords: Marketing Communications, Digitalization, Online, Pandemic Business Published: Maret 2021 ISSN: 2622-5476 (cetak), ISSN: 2655-6405 (online) Website: https://jurnal.amikom.ac.id/index.php/pikma 85 Jurnal PIKMA: Publikasi Media Dan Cinema, Volume 3, No. 2, Maret 2021, hlm 85-106 PENDAHULUAN Covid-19 di Indonesia. Tujuan dari satgas Sejak pertama kali dilaporkan di tersebut adalah agar pemerintah dalam Wuhan, China, kemudian menyebar ke memimpin penanganan penyebaran seluruh dunia dan ditetapkan sebagai pandemi di tanah air yang kemudian pandemi global oleh World Health dinyatakan sebagai negara non bencana Organization (WHO), pandemi Covid-19 alam berdasarkan Peraturan Presiden telah memberikan perubahan besar, 12/2020 pada April 2020 (Arifin, 2020) berdampak pada hampir semua aspek Lebih lanjut, untuk menekan manusia secara global. Beberapa gejala peningkatan kasus positif Covid-19 di yang ditimbulkan oleh virus baru ini antara seluruh wilayah, telah dikeluarkan lain demam tinggi, gangguan pernafasan, peraturan Pembatasan Sosial Skala Besar batuk, dan pada kasus yang lebih parah, (PSBB) di bawah Kementerian Kesehatan virus menyebabkan infeksi paru-paru Republik Indonesia pada 3 April 2020. bahkan pneumonia, sindrom pernafasan Sebagai pusat penyebaran virus tersebut akut, gagal ginjal, dan kematian. dengan jumlah kasus terbanyak pada saat Memahami kekhawatiran utama tersebut, itu, DKI Jakarta menjadi provinsi pertama pada tanggal 30 Januari 2021, World yang diberikan izin dalam pelaksanaan Health Organization pada hari Kamis ketentuan PSBB, berdasarkan Keputusan mengeluarkan deklarasi darurat global, Menteri Kesehatan Republik Indonesia yang disebut "Public Health Emergency of Nomor HK.01.07 / MENKES / 239/2020 International Concern", disingkat PHEIC tentang Peraturan Menteri Kesehatan (Douglas & Staudenmaier, 2020). Republik Indonesia. Penetapan PSBB di Indonesia melaporkan kasus Covid-19 Provinsi DKI Jakarta (Hakim, 2020). pertama pada Maret 2020 dan hingga saat Pemberlakuan peraturan yang bersifat ini kasusnya terus meningkat. Pada 26 membatasi atau PSBB telah menyebabkan Januari 2021, ditandai satu juta kasus perubahan besar dalam kehidupan manusia, positif Covid-19 dengan jumlah kematian menyebabkan segala bentuk interaksi sosial telah melebihi dari 28.000 orang seperti pekerjaan, sekolah, dan interaksi (Putwiliani, 2021). sosial masif lainnya dilarang. Selain itu, Mengingat dengan adanya urgensi pandemi juga menyebabkan perubahan di akan penanganan yang serius, pada tanggal sektor ekonomi. Badan Pusat Statistik 13 Maret 2020, Presiden Republik (BPS) menyatakan bahwa dunia usaha Indonesia, Joko Widodo membentuk mengalami penurunan jumlah pendapatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan usaha yang disebabkan oleh penurunan 86 Jurnal PIKMA: Publikasi Media Dan Cinema, Volume 3, No. 2, Maret 2021, hlm 85-106 penjualan dan produksi yang kemudian diklaim sebagai yang mengalami menyebabkan orang kehilangan pekerjaan penurunan tertinggi, dengan angka karena inisiatif perusahaan untuk bertahan penurunan 26% dan 18% (Moka Indonesia, hidup (Badan Pusat Statistik, 2020). 2020). Lebih lanjut, Gabungan Pengusaha Sebuah survei dari Kementerian Tenaga Makanan & Minuman Indonesia Kerja menyatakan bahwa pada Agustus (GAPMMI) bahkan memperkirakan 2020, dari 1.105 perusahaan yang pertumbuhan industri F&B hanya akan mengikuti survei, 47,4% mayoritas mengalami angka 4-5% selama pandemi mengklaim bahwa Covid-19 berbahaya Covid-19 (Prakoso, 2020). Seiring bisnis bagi kelangsungan bisnis (Ridhoi, 2021) yang terus terganggu dan perubahan pola Dengan terbatasnya interaksi sosial di konsumsi pelanggan, pemilik bisnis F&B masyarakat yang kemudian juga membatasi didorong untuk tidak hanya beradaptasi, mobilitas usaha di berbagai sektor dan tetapi juga berinovasi untuk memastikan industri, salah satu industri yang kelangsungan bisnis mereka dengan mengalami dampak paling besar dari melihat kemungkinan baru, model bisnis pandemi ini adalah industri Food and baru dan menanamkan cara "normal baru" Beverages (F&B). Hasil survei BPS untuk keberlanjutan dan ketahanan bisnis mencatat dari 82,5% pelaku usaha yang F&B ke depan. mengaku terkena pandemi, sektor usaha Di sisi lain, pandemi juga telah akomodasi dan F&B menduduki peringkat membawa negara, termasuk Indonesia 1 sebagai sektor usaha dengan penurunan memasuki dimensi baru perubahan industri pendapatan terbesar (92,47%) (Bayu, yaitu Revolusi Industri Keempat (Industri 2020). Penurunan angka pendapatan sektor 4.0) dalam bentuk ekonomi digital. F&B yang cukup besar tersebut disebabkan Perkembangan teknologi informasi yang oleh beberapa faktor seperti kondisi dibarengi dengan peningkatan jumlah ekonomi yang tidak menentu, fenomena internet dan penggunaannya telah infodemik, dan regulasi PSBB yang membawa perekonomian Indonesia membuat masyarakat mempertimbangkan memasuki era baru, era ekonomi digital - kembali pilihannya dalam membeli dan ditunjukkan dengan munculnya model makan di luar rumah. Menurut hasil survei bisnis baru dalam meningkatkan customer internal Moka, dari 17 kota yang diamati, experience seiring dengan semakin Terdapat 13 kota yang mengalami efisiennya kegiatan bisnis dan aktivitas penurunan pendapatan paling tajam untuk bisnis responsif, menyesuaikan dengan industri F&B, dengan Bali dan Surabaya kebutuhan pasar (SMERU, nd). 87 Jurnal PIKMA: Publikasi Media Dan Cinema, Volume 3, No. 2, Maret 2021, hlm 85-106 Secara konseptual, Knickrehm, dkk. referensi. Penelitian pertama ditulis oleh (2016) mendefinisikan ekonomi digital Liliyana pada tahun 2020 dengan judul, sebagai bagian dari total output ekonomi “Implementasi Bauran Promosi Dalam yang diperoleh dari sejumlah besar input Usaha Kuliner Rumah Makan Bumbu Desa "digital". Konsep tersebut pertama kali Ciledug Pada Masa Pandemi Covid-19”. diperkenalkan pada tahun 1990-an terutama Tujuan penelitian ini adalah untuk dengan munculnya internet yang kemudian menganalisis dampak yang ditimbulkan menjadi tumpuan bagi pertumbuhan dari penerapan strategi bauran pemasaran ekonomi digital. Perkembangan teknologi Rumah Makan Bumbu Desa Ciledug pada informasi telah mengubah perilaku saat pandemi Covid-19. Lebih lanjut masyarakat dalam bertransaksi, Liliyana mengungkapkan bahwa setiap memungkinkan peningkatan penggunaan bulannya, jumlah pengunjung bulanan alat pembayaran nontunai seiring dengan Rumah Makan Bumbu Desa Ciledug maraknya penggunaan e-money sebagai semakin meningkat dan terutama mereka alat pembayaran.