Identitas Lokal Radio Berjaringan Mnc Trijaya Fm Melalui Program Ngadu Bako
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Dialektika: Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 6, No. 2, September 2019, hlm.172-187 p-ISSN : 1907-1159; e-ISSN : 2654-5985; Terakreditasi Kemenristekdikti RI SK No. 28/E/KPT/2019 IDENTITAS LOKAL RADIO BERJARINGAN MNC TRIJAYA FM MELALUI PROGRAM NGADU BAKO Slamet Parsono Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Langlangbuana, Jl. Karapitan No.116, 40261, Bandung, Indonesia, Telp. 022-4230601 Email: [email protected] ___________________________________________________________________________ ABSTRAK Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui sejauh mana MNC Trijaya FM sebagai radio berjaringan di Kota Bandung mampu merepresentasikan nilai-nilai identitas lokal suatu daerah. Penelitian ini menggunakan pendekatan metodologis deskriptif kualitatif, dan pendekatan teoretis Analisis Wacana Kritis (AWK) dari Norman Fairclough. Data penelitian ini adalah penggalan wacana program Ngadu Bako MNC Trijaya FM dan wawancara mendalam key informant. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil sebagai berikut: pertama, upaya yang dilakukan MNC Trijaya FM tidak dimaknai sebagai ideologi bahwa karakteristik identitas lokal merupakan budaya yang harus diangkat, bukan dicitrakan sebagai budaya yang lemah. Kedua, analisis praktik kewacanaan dipusatkan pada bagaimana wacana itu diproduksi dan dikonsumsi. Produksi wacana ini berhubungan erat dengan ideologi pengelola MNC Trijaya FM, narasumber talkshow, dan tindakan yang akan dicapai. Sebagai radio berjaringan, MNC Trijaya FM belum mampu sepenuhnya merepresentasikan identitas lokal melalui program Ngadu Bako. Ketiga, wacana yang diproduksi dipengaruhi oleh dimensi tekstual, praktik kewacanaan, dan praktik sosiokultural. Kata Kunci: identitas lokal, radio berjaringan, wacana, dan ideologi. LOCAL IDENTITY OF RADIO NETWORK MNC TRIJAYA FM THROUGH THE NGADU BAKO PROGRAM ABSTRACT The purpose of this study is to determine the extent to which MNC Trijaya FM as a networked radio in the city of Bandung is able to represent the values of local identity of a region. This research uses a descriptive qualitative methodological approach, and a theoretical approach to Critical Discourse Analysis (AWK) from Norman Fairclough. The data of this study are fragments of the Ngadu Bako MNC Trijaya FM program discourse and key informant in-depth interviews. Based on the research, the following results are obtained: first, the efforts made by MNC Trijaya FM are not interpreted as an ideology that the characteristics of local identity are a culture that must be raised, not imaged as a weak culture. Second, the analysis of the practice of discourse focuses on how the discourse is produced and consumed. The production of this discourse is closely related to the ideology of the management of Trijaya FM MNC, talkshow resource persons, and actions to be achieved. As a networked radio, MNC Trijaya FM has not been able to fully represent local identity through the Ngadu Bako program. Third, the discourse produced is influenced by the textual dimension, the practice of discourse, and sociocultural practices. Keywords: local identity, networked radio, discourse, and ideology. 172 Submitted: Juli 2019, Accepted: Agustus 2019, Published September 2019 Dialektika: Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 6, No. 2, September 2019, hlm. 172-187 173 p-ISSN : 1907-1159; e-ISSN : 2654-5985; Terakreditasi Kemenristekdikti RI SK No. 28/E/KPT/2019 PENDAHULUAN justru menyajikan konten yang bersifat Perkembangan radio tentu tidak universal dan Jakarta sentris, sehingga lepas dari kepiawaian para pemiliknya membuka peluang terjadinya degradasi melihat peluang di bisnis media. Radio identitas lokal. Muatan lokal seringkali yang dapat berjangkauan siaran regional, hanya sebagai pelengkap dari konten- nasional, maupun internasional sehingga konten nasional. dapat memiliki segmentasi bervariasi, yaitu Hal ini sejalan dengan apa yang demographic (segmentasi berdasarkan diungkapkan Triyono Lukmantoro (Tempo umur, jenis kelamin, pendapatan bulanan, Interaktif, 2009) bahwa selama ini dan etnis), segmentasi geographic masyarakat di tingkat lokal selalu “dipaksa” (berdasarkan populasi, iklim, dan daerah untuk melihat tontonan gaya hidup dan asal), atau bahkan psychographic persoalan-persoalan yang terjadi di Jakarta. (segmentasi berdasarkan gaya hidup, hobi, Tidak hanya itu, dari aspek bahasa pun peminatan, dan selera). sangat jelas bahwa radio berjaringan Segmentasi inilah yang dapat kebanyakan justru berkiblat pada gaya dijadikan referensi bagi pengelola radio berbicara khas Jakarta. Munculah untuk menciptakan program siaran terminologi baru yakni sentralisasi udara bervariasi yang akan diminati oleh dimana pemusatan siaran tidak hanya dari pendengarnya. Radio jaringan adalah radio segi geografis, tetapi juga arus informasi yang memiliki stasiun transmisi di beberapa publik bersumber dari Jakarta, sehingga tempat sekaligus, yang dapat menjangkau mempersulit terealisasinya demokratisasi pendengarnya dalam cakupan siar yang penyiaran. Semakin beragam isi siaran luas. Program siarannya pun dibuat sesuai target pendengar, maka semakin bervariasi, disesuaikan dengan segmentasi demokratislah ranah penyiaran kita yang dipilih dan dibidiknya. (Sudibyo, 2004: 17). Peneliti melihat bahwa keberadaan Salah satu radio yang menerapkan radio berjaringan di Indonesia belum radio berjaringan di Indonesia adalah MNC sepenuhnya mampu mengakomodasi Trijaya FM. Sebagai radio berjaringan, dengan baik kebutuhan pendengar akan MNC Trijaya FM dituntut mampu informasi yang berskala lokal. Dalam membawa misi lokal di masing-masing praktik bisnis media, para pengelola radio daerah tempat radio tersebut mengudara. Submitted: Juli 2019, Accepted: Agustus 2019, Published September 2019 Dialektika: Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 6, No. 2, September 2019, hlm. 172-187 174 p-ISSN : 1907-1159; e-ISSN : 2654-5985; Terakreditasi Kemenristekdikti RI SK No. 28/E/KPT/2019 MNC Trijaya FM Bandung memiliki Opik atau sederhananya saling adu tanggung jawab dalam melestarikan perbincangan dalam sebuah pertemuan. identitas lokal di tanah Pasundan melalui Program talkshow ini disiarkan program-program yang diciptakan. MNC secara live (langsung) rutin satu minggu Trijaya FM Radio dengan jaringannya sekali. Tema yang digarap dalam Ngadu diharapkan mampu mendistribusi informasi Bako adalah seputar tema budaya secara luas dan merata sesuai segmentasi masyarakat Jawa Barat dan isu-isu hangat masing-masing. kota seperti sampah, layanan umum, Mengingat jangkauan siaran yang pemilihan kepala daerah (pilkada), terbatas, maka sudah menjadi kewajiban lingkungan, dan ekonomi perpolitikan lain bagi radio lokal untuk memberdayakan yang memiliki kedekatan guna memenuhi potensi daerah yang bersangkutan, kebutuhan informasi masyarakat Kota sehingga konten yang relevan dengan Bandung. pendengar adalah yang berkaitan dengan Sebagai anak perusahaan yang berada di daerah itu sendiri. Oleh karena itu, sejak bawah naungan Media Nusantara Citra 2010 MNC Trijaya FM mengeluarkan (MNC) Group, MNC Trijaya FM Bandung sebuah program Ngadu Bako dengan memang dituntut mandiri secara finansial membawa misi kebudayaan untuk dan melahirkan ide-ide kreatif. Karena itu, dihadirkan ke tengah-tengah pendengar. pihak pengelola selalu mencoba menggali Program ini diasosiasikan sebagai siaran semua ide-ide yang ada menjadi program yang memiliki karakter identitas lokal yang mampu menghasilkan pendapatan, dengan menampilkan kearifan-kearifan selain daripada menjaga entitas budaya lokal melalui bahasa. lokal setempat. Program ini mengupas berita Istilah identitas lokal sendiri ataupun isu hangat melalui pisau humor dan memiliki pengertian yang beragam. kacamata budaya di saluran 91,3 FM. Berkenaan dengan tujuan konsep identitas Pembicaranya adalah seorang sastrawan itu digunakan, termasuk MNC Trijaya FM Sunda yang namanya cukup dikenal di tentu memiliki konsep tersendiri dalam kalangan seniman di Jawa Barat, yakni mengartikan apa itu identitas lokal. Taufik Faturohman. Program acara Ngadu Identitas merupakan sebuah konsep yang Bako ini juga kerap diberi kepanjangan kompleks, memiliki ciri dan pandangan Ngawangkong Adu Lawung Bareng Kang yang berbeda-beda di dalam mengartikan Submitted: Juli 2019, Accepted: Agustus 2019, Published September 2019 Dialektika: Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 6, No. 2, September 2019, hlm. 172-187 175 p-ISSN : 1907-1159; e-ISSN : 2654-5985; Terakreditasi Kemenristekdikti RI SK No. 28/E/KPT/2019 diri. Biasanya identitas lokal diasosiasikan seharusnya dihindari, ataupun dilakukan dengan perilaku kebudayaan, contohnya penyeragaman gaya siaran dengan induk pada bahasa, adat istiadat, keyakinan, jaringan. Justru adanya gaya bahasa siaran sejarah, pakaian, dan budaya (Kaplan, lokal daerah tertentu, hal tersebut bisa 2010: 20). menjadi identitas dari satu daerah hingga Identitas yang direpresentasikan menjadi daya tarik tersendiri. oleh MNC Trijaya FM Bandung sendiri Meski begitu, dalam menjalankan dapat ditinjau melalui gaya penyiaran yang pembentukan wacana di MNC Trijaya FM menggunakan bahasa daerah, tagline radio, sangat dipengaruhi oleh ideologi pengelola maupun muatan siaran. Identitas ini media maupun narasumber yang selanjutnya dibagi ke dalam dua bagian dihadirkan. Konstruksi suatu wacana dalam yaitu identitas lokal dan identitas nasional. media massa memiliki peranan yang sangat Bahasa menjadi sesuatu yang sangat krusial dan esensial, khususnya pada tema- mempengaruhi lokalitas sebuah stasiun tema yang diangkat dan cara menyajikan radio. Hal ini tidak lepas dari karakter dari wacana tersebut. MNC Trijaya FM itu sendiri yang Peneliti