STRATEGI KOMUNIKASI PADA PROGRAM ‘POLEMIK’ DI MNC TRIJAYA FM DALAM PRODUKSI SIARAN “SEPAK MAFIA BOLA”

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom.)

Nama: Margareth Chaterine Da Lopez NIM : 20150400016

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS SOSIAL DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA

TANGERANG

2019

i

ii

iii

iv

ABSTRAK

Penelitian ini dibuat untuk mengetahui bagaimana Strategi Komunikasi Program Polemik : Sepak Mafia Bola pada radio MNC Trijaya FM. Adapun permasalahannya adalah PSSI sebagai induk sepakbola , diduga terlibat dalam isu mafia bola seperti pengaturan skor. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan melakukan wawancara mendalam dan observasi partisipan. Analisis Data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi partisipan, catatan lapangan, catatan pribadi, gambar-gambar dan foto- foto. Hasil penelitian ditemukan bahwa strategi komunikasi program Polemik dalam produksi siaran Sepak Mafia Bola sangat baik. Program Polemik MNC TrijayaFM sangat terencana dengan baik, mulai dari menentukan topik pembicaraan, tempat acara, dan pemilihan narasumber yang pro dan kontra namun memahami masalah persepakbolaan.

Kata kunci : Strategi Komunikasi, Talkshow, Program Polemik, Produksi Siaran Radio, Sepak Mafia Bola

v

ABSTRACT

This research was made to know how communication strategy works in Polemic Program : Sepak Mafia Bola In Radio MNCTrijayaFM? The main problem is PSSI (Indonesian Sport Soccer Organization) assumed in mafia sport soccer namely scores arranged. The methods was conducted with qualitative-descriptive, and data analysis was performed by reviewing all available data from variety resources namely depth-interview, participants observations that have been written in field notes, personal documents, pictures, and photographs. The result of research is founded that communication strategy in Polemic broadcasting program " Sepak Mafia Bola" was very good. Polemic program is well-planned, starting with the topic decision, choosing the venue, and guest speakers (pro and contra), but understood about sport soccer.

Keywords : Communication of Strategy, Talkshow, Polemic Program, Broadcast Production, Soccer Mafia Football

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia- Nya penulis bisa menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Strategi Komunikasi Program ‘Polemik’ di MNC Trijaya FM Dalam Produksi Siaran Sepak Mafia Bola” tepat waktu. Dibutuhkan proses yang panjang, niat dan semangat untuk bisa menyelesaikan skripsi ini dan dapat menyandang gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.IKom). Penulis juga menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam skripsi ini namun penulis terbuka untuk menerima kritik dan saran yang membangun dalam perbaikan skripsi ini. Tidak lupa penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak- pihak yang berpengaruh dan sudah memberikan semangat, bantuan dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini diantaranya: 1. Dr. Sofian Sugioko, MM, CPMA selaku Rektor Universitas Buddhi Dharma. 2. Dr. Lilie Suratminto, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Buddhi Dharma. 3. Iwan, S.Pd., MM, M.Pd. selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Buddhi Dharma. 4. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Buddhi Dharma. 5. Galuh Kusuma Hapsari, S.Si., M.IKom selaku Dosen Pembimbing penulis yang dengan sabar membimbing penulis dan memberikan semangat kepada penulis serta meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta sabar membimbing penulis dalam pengerjaan skripsi ini. 6. Sejumlah narasumber yang sudah meluangkan waktu dan pikirannya untuk bisa melakukan wawancaran diantaranya pemimpin redaksi MNC Trijaya FM, Gaib Maruto Sirait, Social Media Strategist Eny Mariany, pengamat sepakbola Justinus Lhaksana serta jurnalis olahraga TVRI, Eky Rieuwpassa. 7. Kedua orangtua penulis yang selalu mendukung agar segera menyelesaikan skripsi ini. 8. Shelly, kakak penulis yang terus mengingatkan untuk lulus tepat waktu dan memberikan dukungan moral kepada penulis. 9. Ci Selvy dan Ko Anggi yang sudah mengerti dan memaklumi penulis selama bekerja di Kantin Chinese Food. 10. Seluruh teman-teman Ilmu Komunikasi Universitas Buddhi Dharma angkatan pertama yang saling memberikan dukungan, semangat, dan energi yang positif dalam menyelesaikan skripsi ini. 11. Seluruh dosen Ilmu Komunikasi Universitas Buddhi Dharma yang sudah membagikan ilmu dan pengetahuannya dalam membantu mengerjakan skripsi ini. 12. Serta seluruh staff dan karyawan Universitas Buddhi Dharma yang tidak bisa penulis sampaikan satu per satu.

vii

Akhir kata, penulis sekali lagi mengucapkan terima kasih dan berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Penulis juga meminta maaf apabila penulis melakukan kesalahan baik sengaja maupun tidak disengaja.

Tangerang, 9 Juli 2019

Penulis

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL PERNYATAAN ORISINALITAS ...... ii LEMBAR PERSETUJUAN ...... iii LEMBAR PENGESAHAN ...... iv ABSTRAK ...... v ABSTRACT...... vi KATA PENGANTAR ...... vii DAFTAR ISI ...... ix DAFTAR GAMBAR ...... xii DAFTAR TABEL ...... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...... 1 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ...... 9 1.3 Fokus Penelitian ...... 10 1.4 Tujuan Penelitian ...... 10 1.5 Manfaat Penelitian ...... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Penelitian Terdahulu ...... 12 2.2 Kerangka Teoritis ...... 18 2.2.1 Komunikasi ...... 18 2.2.2. Komunikasi Massa ...... 20 2.2.2.1 Ciri-ciri Komunikasi Massa...... 21 2.2.2.2 Tujuan dan Fungsi Komunikasi Massa ...... 22 2.2.3 Media Massa ...... 24 2.2.3.1 Jenis Media Massa ...... 25 2.2.3.2 Fungsi Media Massa ...... 26 2.2.3.3 Karakteristik Media Massa ...... 26 2.2.4 Media Radio ...... 27 2.2.4.1 Format Radio ...... 28

ix

2.2.4.2 Karakteristik Radio ...... 30 2.2.5 Strategi ...... 34 2.2.5.1 Strategi Komunikasi ...... 35 2.2.5.2 Tujuan Strategi Komunikasi ...... 36 2.2.5.3 Komponen Strategi Komunikasi ...... 36 2.2.5.4 Proses Perencanaan Strategi Komunikasi ...... 37 2.2.6 Analisis SWOT ...... 38 2.3 Kerangka Pemikiran ...... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian ...... 42 3.2 Pendekatan Penelitian ...... 42 3.3 Metode Penelitian ...... 43 3.4 Subjek/Objek Penelitian ...... 43 3.5 Teknik Pengumpulan Data ...... 44 3.6 Teknik Analisis Data ...... 44 3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ...... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ...... 46 4.2. Hasil Penelitian ...... 49 4.2.1 Analisa Program ‘Polemik’ MNC Trijaya FM ...... 49 4.2.2. Strategi Komunikasi Polemik Dalam Edisi Sepak Mafia Bola 51 4.2.3 SWOT Analysis Talkshow Polemik MNC Trijaya FM ...... 61 4.2.3.1 Strength (Kekuatan) ...... 61 4.2.3.2 Weakness (Kelemahan) ...... 62 4.2.3.3 Opportunity (Peluang) ...... 63 4.2.3.4 Treats (Ancaman) ...... 65 4.3 Pembahasaan ...... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...... 80 5.2 Saran ...... 80

x

DAFTAR PUSTAKA ...... 82 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...... 85 LAMPIRAN...... 86

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Schramm ...... 19 Gambar 2.2 Strategi Komunikasi ...... 35 Gambar 2.3 Analisis SWOT ...... 38 Gambar 4.1 Logo MNC Trijaya FM ...... 46 Gambar 4.2 Promo Polemik di Media Sosial ...... 68 Gambar 4.3 Narasumber Polemik Edisi “Sepak Mafia Bola”...... 69

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Jurnal ...... 14 Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Skripsi ...... 15 Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu Tesis...... 17 Tabel 2.4 Kerangka Pemikiran ...... 41 Tabel 3.1 Waktu Penelitian ...... 45

xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam menjalankan kehidupan ini, manusia tentu tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain sehingga disebut sebagai makhluk sosial. Setiap individu perlu adanya interaksi antara satu dengan yang lain, tidak hanya pada sesama manusia namun juga kepada makhluk hidup lainnya seperti alam dan lingkungan sekitar. Adanya interaksi yang terjalin, secara tidak langsung kita sebagai makhluk hidup telah melakukan komunikasi. Secara sederhana, komunikasi adalah proses penyampaian pesan antara satu dengan yang lain. Komunikasi menjadi salah satu aspek yang terus dilakukan manusia setiap saat karena manusia sendiri juga membutuhkan komunikasi untuk berbagai kepentingan. Dalam pelaksanaannya, komunikasi sudah sejak lama dilakukan dengan cara yang berbeda-beda. Komunikasi juga bisa dilakukan melalui alat-alat yang mendukung komunikasi tersebut, salah satu contohnya ialah kentungan (alat yang terbuat dari bambu/kayu). Sebelum teknologi berkembang seperti sekarang, kentungan terutama di desa-desa menjadi alat komunikasi untuk mengumpulkan masyarakat sekitar dalam menyampaikan informasi yang biasanya darurat seperti rumah warga kebakaran, kemalingan, dan sebagainya. Selain memiliki manfaat, komunikasi juga bisa menimbulkan konflik jika salah satu pihak ada yang tidak menerima keputusan tersebut lalu pihak tersebut bisa memberikan ancaman sebagai bentuk kekecewaan.

Dalam perkembangannya, komunikasi dibagi dalam unsur-unsur komunikasi salah satunya komunikasi massa. Komunikasi massa dibutuhkan

1 media dalam menyampaikan informasi kepada publik atau khalayak. Pihak yang menerima informasi dalam komunikasi massa bersifat universal, ditujukan kepada masyarakat luas tanpa kelompok tertentu. Media massa menjadi bagian penting dalam komunikasi massa. Secara umum, media massa terbagi menjadi media cetak (koran, majalah), media elektronik (radio, televisi), dan media online

(website, blog). Tidak sedikit masyarakat yang mulai meninggalkan media cetak dan beralih ke media elektronik atau media online karena perkembangan informasi dan teknologi. Adapula beberapa media cetak yang bisa diakses melalui online untuk menyesuaikan dengan perkembangan jaman. Di era modern ini, setiap pelaku usaha dituntut untuk memiliki kreativitas dan inovasi agar usahanya dapat bertahan lama, bisa bersaing, dan dikenal masyarakat, begitu juga dengan media massa seperti radio, televisi, dan lain-lain.

Radio memiliki berbagai cerita tersendiri yang melekat pada kehidupan masyarakat dan radio sudah ada sebelum Indonesia merdeka. Setelah kemerdekaan Indonesia, radio memiliki peran penting dalam memberikan informasi proklamasi kemerdekaan. Melalui radio, berita mengenai kemerdekaan

Indonesia yang dibacakan oleh Presiden Soekarno tak hanya terdengar oleh masyarakat dalam negeri namun juga sampai ke luar negeri. Pada masa orde baru

(orba), pemerintah menggunakan radio sebagai alat propaganda pemerintah dengan memberikan informasi mengenai pencapaian pekerjaan pemerintah sehingga radio pada saat itu merasa kurang bebas dalam menyampaikan pendapat.

Namun setelah reformasi, semuanya berubah, radio merasa terbebas dari sekapan yang mengurungnya selama bertahun-tahun. Di tengah perkembangan teknologi

2 informasi, radio masih menjadi media komunikasi yang memiliki penggemarnya tersendiri dan diperkirakan masih akan terus bertahan hingga waktu yang lama.

Jika kita mendengar talkshow maka identik dengan televisi. Sebenarnya talkshow juga bisa dilakukan di radio. Inti dari talkshow adalah orang berdebat atau beradu argumentasi karena yang berperan penting adalah dialog. Jika lihat program yang menamakan dirinya talkshow di televisi, rata-rata yang kita lihat adalah pembawa acara bertanya dan narasumber menjawab dan itu merupakan konsep yang kurang benar dari talkshow. Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam menyusun program talkshow. Yang pertama adalah harus ada pembicara yang pro dan kontra untuk menciptakan argumentasi tersebut. Kedua ialah sang presenter harus menguasai topik pembicaraan yang akan dibahas. Pengetahuan dan wawasan presenter sangat dibutuhkan dalam hal ini. Kemudian ketiga, dalam talkshow hanya mengundang orang yang pintar berdialog karena materi yang dapat diolah hanya dari dialog itu sendiri (Yusanto, 2017:86). Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa radio juga bisa menyajikan program talkshow yang berkualitas dengan mengandalkan topik yang dibahas. Untuk di Indonesia sendiri, penulis merasa kesulitan mencari talkshow radio yang benar-benar talkshow, tidak hanya asal diskusi saja. Untuk saat ini, Polemik menjadi talkshow radio yang benar-benar mengimplementasikan talkshow yang sebenarnya seperti apa.

Dalam suatu program talkshow, tentu dibutuhkan perencanaan dan strategi yang matang untuk membuat program tersebut bisa bertahan lama dan juga dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Tanpa adanya rencana dan strategi, maka program tersebut akan berjalan tanpa arah dan tujuan yang jelas

3 serta hanya bertahan sebentar. Begitu juga dengan ‘Polemik’ yang tentu memiliki strategi tersendiri dalam konsep penyajiannya untuk menjadi acara yang berkualitas dan bermutu bagi masyarakat.

Radio sebagai salah satu media massa yang mudah untuk diakses oleh masyarakat dimana saja dan kapan saja memiliki pengaruh yang cukup signifikan bagi para pendengarnya. Sebelumnya media ini hanya bisa berkomunikasi satu arah namun saat ini radio sudah menjadi komunikasi dua arah karena pendengar dapat memberikan pendapat atau saran bahkan hingga curhat dengan layanan telepon interaktif, melalui MNC Trijaya FM. Adanya perkembangan teknologi membuat komunikasi dua arah mengalami perubahan dari yang sebelumnya telepon interaktif menjadi melalui media sosial. Munculnya berbagai media sosial dimanfaatkan oleh radio untuk ikut membuat akun media sosial agar tak ketinggalan jaman dan terus mengalami pembaruan sehingga masyarakat bisa terlibat dalam komunikasi tersebut dengan memberikan pandangannya.

Secara global, radio muncul pada tahun 1896 dari keberanian Guglielmo

Marconi, anak seorang pengusaha Italia untuk mempraktikkan teori pengiriman sinyal melalui udara tanpa kabel oleh James Clerk Maxwell dan Heinrich Hertz.

Eksperimennya berhasil untuk mengirim dan menerima kode telegraf pada jarak yang sama besarnya dengan 2 mil. Kemudian tahun 1903, seorang Kanada yang bernama Reginald Fessenden berhasil menemukan liquid baretter, perangkat audio pertama yang memungkinkan penerimaan suara nirkabel. Beliau juga membuat siaran di Brant Rock, sebuah desa pesisir kecil di New England menjadi siaran publik pertama dari suara dan musik dan para pendengarnya ialah kapal- kapal di laut yang dilengkapi beberapa kantor surat kabar untuk menerima

4 transmisi. Seiring perkembangannya, Lee DeForest dari Amerika berhasil melihat radio sebagai sarana penyiaran. Jika Marconi melihat radio sebagai alat untuk komunikasi titik ke titik, misalnya dari kapal ke kapal atau kapal ke pantai maka

DeForest menemukan hal yang lebih luas dari itu (Baran, 2011:240).

Di Indonesia, radio sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda. Saat itu

Belanda memakai radio sebagai alat penyampaian pesan mengenai perdagangan.

Seakan tak mau kalah dan ingin menandingi Belanda, masyarakat Indonesia berhasil mendirikan Bataviase Radiovereniging (BRV) sebagai bentuk perlawanan terhadap propaganda Belanda sekaligus menjadi radio pertama di Indonesia pada tanggal 16 Juni 1925. Lahirnya BRV menjadi inspirasi berbagai daerah untuk bisa melakukan hal serupa dan sala satu radio lokal yang cukup berpengaruh adalah

Solose Radiovereniging, radio asal Surakarta yang dibentuk pada tanggal 1 April

1933. Jaman dulu, orang yang bisa mendengarkan radio hanya kaum bangsawan saja (www.idntimes.com).

Pada era penjajahan Jepang, penyiaran radio dihidupkan kembali setelah sempat mati sebelumnya. Tahun 1942-1945, masyarakat Indonesia hanya boleh mendengarkan radio Jepang bernama Hoso Kanri Kyoku dan memutus sambungan ke luar negeri sekaligus menyita perangkat penyiaran di radio lokal.

Tanggal 14 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat dan saat detik-detik proklamasi dibacakan, namun tidak bisa disiarkan melalui radio. Teks proklamasi baru bisa dibacakan oleh radio pada pukul 19.00 WIB dalam bahasa Indonesia dan

Inggris serta siarannya terdengar hingga Malaysia berkat keberanian Sjachrudin dan Jusuf Ronodiporo. Sejak itu, pemerintah Indonesia berhasil mengambil alih stasiun radio Jepang yang sempat tersebar ke berbagai daerah di Tanah Air dan

5 juga menjadi cikal bakal berdirinya (RRI) yang diresmikan pada 11 September 1945 di Gang Menteng Kecil, kediaman Adang

Kadarusman. Tak sampai disitu, pada jaman orde baru RRI dijadikan semacam alat propaganda pemerintah dengan menjadikan RRI sebagai satu-satunya radio yang diijinkan untuk menyiarkan berita. Radio swasta hanya boleh memutar musik dan kesenian dan juga mempunyai kewajiban untuk memutar siaran dari pusat. Orde baru berakhir, reformasi dan pasca reformasi lahir. Pada era ini, radio swasta diberikan kebebasan untuk tidak wajib memutar siaran di pusat serta bisa mengembangkan program-program di radio dengan kreatif dan bebas berpendapat tanpa ada rasa takut (www.idntimes.com).

Olahraga sepakbola bagaikan dewa di Indonesia. hampir semua kalangan masyarakat di negara ini menyukai sepakbola. Meskipun timnas Indonesia belum pernah juara dalam kejuaraan internasional, setidaknya kita pernah menjadi tuan rumah Piala AFF 2010. Dalam kejuaraan itu, atmosfer yang diciptakan oleh suporter timnas di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) akan membuat lawan siapapun gemetar. Stadion penuh sesak dengan lautan merah putih dan tak henti-hentinya menyanyikan dukungan semangat kepada pemain di lapangan. Penonton yang melihat di televisi pun dibuat merinding dengan

‘kegilaan’ yang diberikan para suporter Indonesia. Ini membuktikan bahwa kecintaan masyarakat terhadap sepakbola Indonesia begitu besar. Meskipun prestasi sepakbola belum mentereng namun Indonesia memiliki legenda sepakbola yang sudah terkenal dan menjadi idola bagi anak-anak muda seperti

Bambang Pamungkas, Boaz Solossa, dan masih banyak lagi.

6

Dapat dikatakan bahwa sepakbola sudah menjadi olahraga yang mendunia dan disukai hampir seluruh masyarakat dunia. Piala Dunia dan Piala Eropa menjadi kejuaraan dunia antar negara yang dinantikan oleh pecinta sepakbola seluruh dunia termasuk Indonesia. Olahraga sepakbola di Indonesia dapat dikatakan menjadi olahraga yang paling disukai dan diminati oleh masyarakat dari

Sabang hingga Merauke karena ada atmosfer dan kesan tersendiri jika menonton sepakbola. Sepakbola dan Indonesia sudah menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan karena dalam sepakbola dapat menyatukan semua perbedaan, seperti mengadakan nonton bareng (nobar), pergi ke stadion dan menyaksikan langsung tim nasional Indonesia atau tim kebanggaan bermain, dan sebagainya. Olahraga ini bisa dilakukan oleh semua orang tanpa melihat status sosial dan selalu masuk dalam perlombaan 17 Agustus-an di setiap desa, kota, sekolah, dan sebagainya.

Setiap klub sepakbola Indonesia baik di kota maupun daerah, tentu memiliki suporter fanatik yang siap mendukung tim kebanggaannya dimanapun dan kapanpun berlaga. Namun jika fanatik itu berlebihan, akan menimbulkan masalah yang dapat merugikan klub seperti terkena sanksi dan mencemarkan nama negara seperti menyalakan kembang api dalam stadion yang seharusnya tidak diperbolehkan hingga timbul kejadian fatal dengan meninggalnya suporter sepakbola karena dianiaya oleh oknum suporter klub lain yang tidak bertanggung jawab. Sebagai induk sepakbola nasional, Persatuan Seluruh Sepakbola Indonesia

(PSSI) harus bisa menyelesaikan kasus – kasus seperti itu agar tidak dapat terulang lagi di masa yang akan datang. Di samping mengurus klub-klub sepakbola Indonesia, PSSI juga mengatur timnas Indonesia untuk bisa mencetak prestasi yang membanggakan. Gelaran sepakbola negara di kawasan Asia

7

Tenggara (se-ASEAN) atau biasa disebut Piala AFF bisa menjadi sebuah turnamen yang bagus untuk mengukur kualitas timnas Indonesia di antara negara

ASEAN.

Dalam 22 tahun gelaran Piala AFF, Indonesia sama sekali belum pernah merasakan nikmatnya juara. Ironis memang, karena di antara negara-negara

ASEAN, Indonesia memiliki luas dan jumlah penduduk paling banyak dan seharusnya memiliki peluang besar untuk menjadi juara karena sumber daya manusia (SDM) yang memadai sedangkan Singapura, negara terkecil di Asia

Tenggara sudah pernah mengangkat trofi tersebut. Dengan memori pahit itulah, banyak masyarakat yang menganggap tidak mungkin timnas Indonesia bisa berlaga di turnamen besar, mimpi bisa bermain di Piala Dunia. Memang kita harus objektif karena butuh waktu yang panjang dan usaha yang keras untuk bisa mencapai hal itu namun banyak yang meyakini untuk mencapai sukses mulailah dengan mimpi yang besar maka kita sebagai masyarakat Indonesia jangan takut untuk bermimpi karena suatu saat mimpi itu akan menjadi kenyataan.

Prestasi yang surut membuat masyarakat mulai mempertanyakan kinerja induk sepakbola Indonesia, PSSI. Harus adanya perubahan dan pembenahan dalam PSSI untuk mengubah wajah timnas Indonesia. Perubahan tersebut harus dilakukan secara menyeluruh baik teknis maupun non teknis serta adanya komitmen untuk memajukan sepakbola Indonesia. Tak sedikit masyarakat yang beranggapan PSSI sama saja dengan yang dulu, walaupun ketua umum PSSI terus berganti namun prestasi timnas Indonesia belum meningkat secara signifikan.

Perlu ada pembenahan internal maupun eksternal di tubuh PSSI dengan tidak mementingkan pada kelompok atau urusan tertentu. Saat ini, ada beberapa

8 anggota PSSI yang berasal dari dunia politik sehingga sebagian masyarakat menganggap ada kepentingan politik dalam mengurus PSSI. Meskipun awal mula berdirinya PSSI ada campur tangan urusan politik, namun di mata masyarakat saat ini sepakbola dan politik adalah dua hal yang berbeda karena sepakbola tidak akan bisa dipolitisasi oleh pihak manapun. Akhir-akhir ini organisasi yang dibentuk di

Yogyakarta ini kembali diberitakan isu miring yaitu kasus pengaturan skor sampai adanya dugaan mafia bola. Sebenarnya isu ini sudah pernah terjadi sebelumnya namun belum ada satu orang pun yang bersalah atas kasus ini sehingga isu ini redup dengan sendirinya. Penulis merasa PSSI harus ‘membersihkan’ namanya dari berita-berita negatif yang selama ini menjadi masalah yang belum diselesaikan. Adanya kasus ini membuat masyarakat semakin kurang percaya dengan PSSI dan anggota serta para pengurus PSSI. Masyarakat hanya bisa berharap adanya perubahan ke arah yang lebih baik dan positif baik untuk timnas

Indonesia maupun PSSI.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Dengan tawaran berbagai genre musik dan diselingi oleh berita yang diputar oleh para pendengar, membuat radio sepertinya tak kesulitan untuk menyaring massa yang cukup besar. Selain musik, radio juga memiliki program bincang-bincang dengan narasumber atau lebih dikenal talkshow mengenai masalah atau konflik yang hangat diperbincangkan oleh masyarakat. ‘Polemik’ menjadi salah satu talkshow radio yang cukup terkenal dan dinanti oleh para pendengar setia MNC Trijaya FM. Tak jarang program yang ditayangkan setiap hari Sabtu ini menciptakan komunikasi yang seru dan menarik untuk didengar.

Dalam mempersiapkan suatu program acara yang bagus, tentu dibutuhkan strategi

9 dan komunikasi yang baik agar dapat berjalan lancar dan dapat diterima oleh masyarakat. Adanya kerjasama tim yang solid dapat membuat program tersebut memiliki daya saing yang sehat dengan program di radio-radio lainnya.

Berdasarkan pemaparan penulis diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimana Strategi Komunikasi pada Program ‘Polemik’ di MNC Trijaya

FM Dalam Produksi Siaran “Sepak Mafia Bola”?

1.3 Fokus Penelitian

Karena penelitian ini berkaitan dengan strategi maka yang akan menjadi fokus ialah strategi atau perencanaan yang dilakukan oleh program Polemik di radio MNC Trijaya FM dalam edisi Sepak Mafia Bola. Penulis memilih strategi karena ingin mengetahui yang dilakukan Polemik dalam edisi Sepak Mafia Bola.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui “Bagaimana

Strategi Komunikasi pada Program Polemik edisi Sepak Mafia Bola di radio

MNC Trijaya FM”

1.5 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

a. Bagi penulis, manfaat praktis yang diharapkan adalah bahwa seluruh

tahapan penelitian serta hasil penelitian yang diperoleh dapat

memperluas wawasan dan sekaligus memperoleh pengetahuan empirik

mengenai penerapan fungsi Ilmu Komunikasi, Public Relations dan

Komunikasi Massa yang diperoleh selama mengikuti kegiatan

perkuliahan pada Universitas Buddhi Dharma.

10

b. Bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian, penulis

berharap manfaat hasil penelitian dapat diterima sebagai kontribusi untuk

membuat strategi komunikasi yang menarik pada acara talkshow di radio.

2. Manfaat Akademis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan bagi upaya

pengembangan Ilmu Komunikasi, terutama Public Relations dan

Komunikasi Massa. b. Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk menjadi referensi bagi

mahasiswa yang melakukan kajian terhadap Strategi Komunikasi stasiun

radio dengan kasus-kasus seputar olahraga.

11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ialah penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya oleh penulis lain dengan hasil yang berbeda-beda. Dengan adanya penelitian terdahulu, akan memudahkan penulis dalam melakukan penelitian karena dapat dijadikan acuan untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan. Hasil dari penelitian sebelumnya bisa menjadi bahan perbandingan bagi penulis dalam menghasilkan nilai penelitian. Penulis memiliki beberapa refeensi untuk dijadikan bahan penelitian diantaranya sebagai berikut:

1. Jaka Lelana (2014) Tesis, Universitas Mercu Buana, dengan judul “Strategi

Produksi Program Polemik di Sindo Trijaya Sebagai Barometer Isu-isu

Bagi Media Nasional”. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif

kualitatif, memiliki persamaan metode penelitian dan objek penelitian,

sedangkan perbedaannya ialah teori yang digunakan adalah teori produksi

radio.

2. Isyana Tungga Dewi (2015) Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, dengan judul “Strategi Programming MNCTV

Dalam Mempertahankan Program Dakwah”. Penelitian ini menggunakan

pendekatan deskriptif kualitatif, dimana peneliti juga memakai pendekatan

tersebut. Perbedaannya terletak pada media massa yang menjadi objek

penelitian adalah media televisi MNCTV.

3. Inayatul Fitriah (2014) Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, dengan judul “Strategi Kreatif Produser Dalam

12

Mempertahankan Eksistensi Program Dakwah Mamah & AA Ber-Aksi

di Stasiun Televisi Indosiar”. Penelitian ini menggunakan pendekatan yang

sama dengan peneliti yaitu deskriptif kualitatif. Perbedaannya terletak pada

subjek penelitian yaitu media televisi Indosiar.

4. Nur Ahmad (2015), Jurnal, STAIN Kudus, dengan judul “Radio Sebagai

Sarana Media Massa Elektronik”. Penelitian ini menggunakan pendekatan

deskriptif kualitatif, persamaannya yaitu media massa yang menjadi objek

penelitian adalah radio sedangkan perbedaannya ialah pada subjek

penelitian.

5. Redi Panuju (2018), Jurnal, Universitas dr. Soetomo, dengan judul “Strategi

Berjaringan Radio Komunitas Islam Madu FM Tulungagung”.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Adapun subjek

yang diteliti memiliki perbedaan yaitu radio komunitas Islam Madu FM

dengan radio MNC Trijaya FM.

6. Meta Khorimah (2018), Skripsi, Universitas Islam Syekh-Yusuf Tangerang,

dengan judul “Peran Produser Dalam Proses Produksi Program Polemik

di Radio MNC Trijaya FM”. Penelitian ini menggunakan pendekatan

deskriptif kualitatif. Persamaannya selain pendekatan yang dipakai juga

subjek penelitian tidak berbeda yaitu MNC Trijaya FM. Perbedaannya ialah

teori yang digunakan adalah teori peran.

13

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Jurnal

Nama Peneliti Nur Ahmad Redi Panuju

Lembaga/Universitas STAIN Kudus Universitas dr. Soetomo

Tahun 2015 2018 Judul Penelitian “Radio Sebagai Sarana Media Massa “Strategi Berjaringan Radio Komunitas Elektronik” Islam Madu FM Tulungagung”.

Metode Penelitian Deskriptif kualitatif Deskriptif kualitatif

Temuan Penelitian Hasil dari penelitian ini ialah radio Hasil penelitian ini ialah strategi dapat digunakan sebagai media yang penyiaran radio komunitas berhasil dapat menyapa seluruh lapisan berinovasi dan Madu FM bisa masyarakat, dengan jangkauan yang beradaptasi tanpa melanggar peraturan cukup luas dan memiliki teknologi serta dapat bersaing dengan radio dan streaming yang bisa disiarkan ke televisi swasta. seluruh dunia.

14

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Skripsi

Nama Peneliti Inayatul Fitriah Isyana Tungga Dewi Meta Khorimah

Lembaga/ Universitas Islam Negeri Universitas Islam Negeri Universitas Islam Syekh- Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta Syarif Hidayatullah Yusuf Tangerang Jakarta

Tahun 2014 2015 2018 Judul Penelitian “Strategi Kreatif Produser “Strategi Programming “Peran Produser Dalam Dalam Mempertahankan MNCTV Dalam Proses Produksi Program Eksistensi Program Dakwah Mempertahankan Polemik di Radio MNC Mamah & AA Ber-Aksi di Program Dakwah” Trijaya FM” Stasiun Televisi Indosiar”

Metode Deskriptif kualitatif Deskriptif kualitatif Deskriptif kualitatif Penelitian Temuan Dari hasil penelitian terdapat Dari hasil penelitian Hasil penelitian ini Penelitian kesesuaian antara teori menunjukkan bahwa menanyakan peran dengan praktik yang terjadi di MNCTV sudah produser dalam proses lapangan. 13 elemen strategi menerapkan teori program Polemik sangat kreatif Naratama yaitu target strategi programming penting. Produser penonton, bahasa naskah, Sydney W. Head meski menjalankan tugas dan format acara, punching line, masih perlu pembenahan tanggung jawab dengan gimmick funfare, clip hanger, dalam perencanaan baik sesuai dengan job tune and bumper, penataan program dakwah dan description seorang artistik, music and fashion, pemilihan acara agar produser ritme dan birama acara, logo program acara yang dan music track untuk i’d disajikan dapat sesuai tune, general rehearsal, dan dengan kebutuhan interactive program manusia diterapkan oleh produser Mamah&AA ber-Aksi dalam upaya mempertahankan eksistensi program

15

Mamah&AA ber-Aksi dalam upaya mempertahankan eksistensi program

16

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu Tesis

Nama Peneliti Jaka Lelana Lembaga/Universitas Universitas Mercu Buana Tahun 2014 Judul Penelitian “Strategi Produksi Program Polemik di Sindo Trijaya Sebagai Barometer Isu-isu Bagi Media Nasional”

Metode Penelitian Deskriptif kualitatif Temuan Penelitian Redaksi Sindo Trijaya FM dapat mengelola dengan baik produksi siaran Polemik secara live tanpa direkam selama 2 jam dan dapat bertahan selama 10 tahun

17

2.2 Kerangka Teoritis

Dalam kerangka teoritis, dapat memberikan pandangan atau gambaran mengenai sejumlah teori yang akan dipakai dalam melakukan penelitian nantinya.

Untuk melakukan suatu penelitian, teori penting digunakan agar dapat dijadikan landasan dan sesuai yang diharapkan sehingga tidak bertentangan dengan aturan yang berlaku. Dalam menyusun penelitian ini, penulis memiliki referensi teori yang bisa digunakan, yaitu sebagai berikut:

2.2.1 Komunikasi

Komunikasi menjadi satu hal yang tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan makhluk hidup. Setiap kegiatan manusia memerlukan komunikasi untuk menyampaikan suatu informasi. Komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin yaitu communicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran, dengan kata sifat communis yang memiliki makna umum atau bersama-sama.

Komunikasi menjadi salah satu aktivitas manusia yang dikenali oleh semua orang namun hanya sedikit yang dapat mendefinisikannya. Dalam komunikasi, terdapat berbagai definisi yang tak terhingga seperti saling bicara satu sama lain, televisi, penyebaran informasi, gaya rambut, kritik sastra dan masih banyak lagi (Fiske,

2012:1). Menurut Schramm (dalam Mulyana, 2010:151), setidaknya ada tiga unsur yang dibutuhkan dalam komunikasi yaitu sumber (source), pesan

(message), dan sasaran (destination). Sumber bisa berasal dari seorang individu atau organisasi komunikasi. Sedangkan pesan dapat berbentuk tinta pada kertas, gelombang suara di udara, lambaian tangan, atau setiap tanda yang dapat ditafsirkan. Sasaran bisa seorang yang mendengarkan, menonton atau membaca atau anggota khalayak media massa.

18

Message

Encoder

Interpreter

Decoder

Message

Gambar 2.1 Model Schramm

Setiap orang dalam proses komunikasi adalah sekaligus sebagai enkoder dan dekoder. Kita secara konstan menyandi-balik tanda-tanda dari lingkungan kita, menafsirkan tanda-tanda tersebut, dan menyandi sesuatu sebagai hasilnya.

Secara tidak langsung Anda menerima dan juga menyampaikan pesan. Proses umpan balik juga penting dalam komunikasi karena memberitahu kita bagaimana pesan tersebut ditafsirkan, baik dalam bentuk kata-kata sebagai jawaban, anggukan kepala, dan sebagainya.

Beberapa ahli memiliki pandangan tersendiri mengenai tujuan dan fungsi komunikasi. Zimmerman (dalam Mulyana, 2010:4) berpendapat ada dua kategori tujuan komunikasi yaitu pertama; berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas- tugas penting bagi kebutuhan kita, menikmati hidup, dan memuaskan rasa penasaran dengan lingkungan sekitar. Kedua; berkomunikasi untuk menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain. Dari dua kategori tersebut, komunikasi memiliki fungsi isi, yaitu adanya pertukaran informasi untuk

19 menyelesaikan tugas serta fungsi hubungan, dengan adanya pertukaran informasi mengenai hubungan dengan orang lain. Menurut Verderber (dalam Mulyana,

2010:4-5), terdapat dua fungsi komunikasi yaitu pertama; fungsi sosial, dengan tujuan untuk kesenangan, menunjukkan adanya ikatan dengan orang lain untuk membangun dan memelihara hubungan. Kedua; fungsi pengambilan keputusan, yaitu memutuskan dalam melakukan atau tidak sesuatu pada saat tertentu. Masih menurut Verderber, sebagian keputusan diambil oleh diri sendiri, dan sebagian lagi adalah hasil konsultasi dengan orang lain. Ada pula sebagian keputusan yang bersifat emosional, dan sebagian lagi melalui pertimbangan yang matang.

2.2.2 Komunikasi Massa

Seperti yang diketahui bahwa komunikasi ialah proses pertukaran informasi dari komunikator kepada komunikan yang menimbulkan adanya timbal balik dari proses tersebut. Komunikasi massa menjadi salah satu bagian dari bentuk komunikasi yang melibatkan khalayak ramai dan dapat berpengaruh pada masyarakat sekitar. Komunikasi massa adalah proses penyampaian informasi, ide, dan sikap kepada banyak orang (biasanya dengan menggunakan mesin atau media yang diklasifikasikan ke dalam media massa, seperti radio, televisi, surat kabar/majalah dan film) (Suprapto, 2009:17). Dalam teori peluru atau jarum hipodermik, media massa dinilai memiliki kekuatan yang besar dan komunikan dianggap pasif. Model ini mengasumsikan media massa secara langsung, cepat, cepat, dan memiliki pengaruh yang kuat (www.kompasiana.com).

20

2.2.2.1 Ciri-ciri Komunikasi Massa

Dapat dikatakan bahwa komunikasi massa dapat memberikan pengaruh yang besar karena melibatkan banyak orang. Selain itu, komunikasi massa dapat membentuk suatu opini pada masyarakat yang belum bisa dipastikan kebenarannya. Adapun ciri-ciri komunikasi massa antara lain (Romli, 2016:4-6):

a. Pesan bersifat umum, ditujukan untuk semua orang, bukan untuk

kelompok tertentu.

b. Penerima pesan (komunikan) anonim dan heterogen, artinya penyampai

pesan (komunikator) tidak mengetahui identitas komunikan (anonim),

dan juga komunikan terdiri dari berbagai macam orang yang berbeda

latar belakang satu sama lain (heterogen).

c. Media massa menimbulkan keserempakan, pesan yang diterima oleh

komunikan dapat menimbulkan keserempakan karena diterima pada

waktu yang bersamaan.

d. Komunikasi lebih mengutamakan isi dibanding hubungan, maksudnya

ialah dalam komunikasi massa lebih diutamakan isi pesan yang

disampaikan dan dilakukan.

e. Bersifat satu arah, artinya karena komunikasi massa melibatkan media,

maka tidak ada kontak langsung dalam berjalannya komunikasi.

f. Stimulasi alat indera yang terbatas, dalam hal ini jenis media massa

bergantung pada stimulasi alat indera. Seperti majalah dan koran,

pembaca hanya bisa melihat, dalam siaran radio masyarakat hanya

mendengar, serta media televisi masyarakat melihat dan mendengar.

21

g. Umpan balik tertunda dan tidak langsung, karena bersifat satu arah,

untuk mengetahui umpan balik atau respon dari massa tidak akan

langsung melainkan melalui media sosial seperti Facebook, Twitter, dan

lain-lain sehingga membuat waktu menjadi tertunda.

Dari ciri-ciri tersebut, dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa ialah komunikasi yang bersifat satu arah dan ditujukan oleh masyarakat secara luas.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan munculnya media sosial, komunikasi massa dapat dilakukan dua arah dengan memberikan respon atau tanggapan

Email, Facebook, Twitter dan sebagainya.

2.2.2.2 Tujuan dan Fungsi Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah salah satu aktivitas sosial yang berfungsi di masyarakat. Robert K. Merton (dalam Bungin, 2006:78-81) mengungkapkan bahwa fungsi aktivitas sosial memiliki dua aspek , yaitu fungsi nyata (manifest function) atau fungsi yang diinginkan serta fungsi tidak nyata (latent function) atau fungsi yang tidak diinginkan. Adapun fungsi komunikasi massa ialah sebagai berikut:

a. Fungsi Pengawasan

Sebagai medium yang dipakai oleh masyarakat luas, media massa bisa

digunakan untuk pengawasan terhadap kegiatan masyarakat yang dilakukan

pada umumya dengan bentuk peringatan, kontrol sosial maupun kegiatan

persuasif. Untuk pengawasan dan kontrol sosial, dapat dilakukan dengan

aktivitas preventif untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti

contohnya pemberitaan bahaya narkoba bagi kehidupan masyarakat melalui

22

media massa dan ditujukan kepada masyarakat agar tidak terlibat dalam

pemakaian narkoba. Untuk fungsi persuasif, media massa bisa memberikan

reward atau penghargaan kepada masyarakat yang sudah memberikan dampak

positif bagi masyarakat sekitarnya serta media massa juga dapat memberikan

punishment atau hukuman bagi masyarakat yang merugikan lingkungan

sekitarnya.

b. Fungsi Social Learning

Pendidikan sosial dan melakukan guiding menjadi salah satu fungsi utama

komunikasi massa melalui media massa dengan cara memberikan

pencerahan-pencerahan yang positif bagi masyarakat.

c. Fungsi Penyampaian Informasi

Dalam proses komunikasi massa membutuhkan media massa agar pesan

tersebut sampai kepada masyarakat luas dalam waktu yang cepat dan singkat. d. Fungsi Transformasi Budaya

Sebagian besar fungsi transformasi budaya ialah bagian dari budaya global

dan juga terkait dengan fungsi-fungsi lainnya terutama fungsi social learning.

Seperti diketahui, adanya berbagai perubahan budaya yang disebabkan oleh

perkembangan telematika menjadi perhatian utama masyarakat dunia karena

dapat dimanfaatkan di bidang pendidikan, politik, militer, perdagangan, agama,

hukum, dan sebagainya. Jadi hampir semua perkembangan telematika

melibatkan proses komunikasi massa terutama dalam proses transformasi

budaya.

23 e. Hiburan

Komunikasi massa juga menjadi medium hiburan karena menggunakan

media massa, jadi fungsi hiburan yang ada pada media massa juga menjadi

bagian dari fungsi komunikasi massa.

2.2.3 Media Massa

Media massa biasanya dianggap sebagai sumber berita dan hiburan. Selain itu media massa juga membawa pesan persuasi. Media massa telah merasuki

(persuasive) ke dalam kehidupan modern. Jutaan warga Amerika bangun setiap pagi lalu mendengarkan radio. Tokoh politik menjaring pemilih, perekonomian konsumen Amerika tergantung pada iklan (advertising) untuk menciptakan pangsa pasar yang besar. Anak-anak Amerika menonton 30 ribu hingga 40 ribu pesan komersial setiap tahunnya. Karena media massa sangat bekerja (Vivian,

2008:4).

Media massa adalah suatu alat yang digunakan dalam proses komunikasi massa. Terdiri dari media cetak (surat kabar, majalah) dan media elektronik

(radio, televisi, internet) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagai, yang ditujukan kepada sebagian besar orang yang tersebar untuk disampaikan secara cepat, serentak, dan selintas (khususnya media elektronik)

(Morissan, 2003:5).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), media massa adalah sarana dan saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas. Jika membahas tentang komunikasi massa, maka tidak terlepas dari media massa. Media massa memiliki peran penting dalam

24 perkembangan di segala aspek seperti gaya hidup, kehidupan sosial, politik, dan lain-lain.

Untuk program siaran, berdasarkan jenisnya program dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu program informasi (berita) dan program hiburan

(entertainment). Kemudian program informasi dibagi lagi menjadi dua yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news). Hard news adalah laporan berita terkini yang baru terjadi dan harus segera disiarkan sedangkan soft news ialah berita ringan dengan kombinasi informasi fakta, gosip, dan opini. Untuk program hiburan, dibagi menjadi tiga kelompok besar yaitu musik, drama permainan (game show), dan pertunjukan. Menurut Vane Gross (dalam Morissan, 2008:218), menentukan jenis program berarti memilih daya tarik (appeal) dari program tersebut. Daya tarik yang dimaksud disini ialah bagaimana cara suatu program menentukan dan mampu memikat audiens.

2.2.3.1 Jenis Media Massa

Berdasarkan literatur lama, jenis-jenis media massa diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Media Massa Cetak (Printed Media)

Media cetak adalah media massa yang dicetak dalam lembaran

kertas, yang meliputi koran, tabloid, majalah, buletin, dan sebagainya.

b. Media Massa Elektronik (Electronic Media)

Media elektronik ialah media massa yang disebarluaskan melalui

suara atau video dengan menggunakan teknologi elektro, seperti radio,

televisi, dan film.

25

c. Media Online (Online Media, Cybermedia)

Media online atau media daring (dalam jaringan), media internet,

atau media siber adalah media massa yang dapat ditemukan di internet

(situs web), misalnya seperti Republika Online, Detik.com, Kompas Cyber

Media dan Viva.co.id.

2.2.3.2 Fungsi Media Massa

Media massa juga memiliki fungsi yang saling berhubungan dengan komunikasi massa. Menurut Laswell, fungsi media sebagai memberikan informasi

(to inform), mendidik publik (to educate) serta memberikan hiburan (to entertain).

Hampir sama dengan Laswell, menurut UU No. 40/1999 tentang Pers, fungsi media massa ialah menginformasikan (to inform), mendidik (to educate), menghibur (to entertain), dan juga menjadi pengawas perilaku publik dan penguasa (social control) (https:/romeltea.com).

Media massa dan komunikasi massa saling berhubungan satu sama lain karena media menjadi saluran dalam menyampaikan informasi kepada publik.

Media massa dapat dikatakan sebagai saluran yang digunakan oleh lembaga tertentu dalam menyampaikan pesan kepada khalayak. Media komunikasi dapat berupa lembaga-lembaga keagamaan atau pengajaran seperti aktifitas komunikasi di masjid, gereja, dan sebagainya yang bersifat media tradisional.

2.2.3.3 Karakteristik Media Massa

Menurut McQuail (dalam Morissan, 2013:480), menyebutkan bahwa karakteristik media massa mampu menjangkau massa dalam jumlah yang besar dan luas (universality of reach), bersifat publik dan mampu memberikan

26 popularitas kepada siapa saja yang muncul dalam media massa. Adanya media massa sangat membantu masyarakat untuk mengetahui perkembangan informasi yang terjadi baik dalam maupun luar negeri. Media massa juga bisa menjadi agen perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara seperti kejadian tahun 1998 di Indonesia, dimana pemerintahan pada saat itu dapat digulingkan oleh masyarakat khususnya mahasiswa karena krisis ekonomi yang tidak kunjung usai.

Pada saat-saat seperti itu, media massa memiliki peran penting dalam menyampaikan kondisi terkini yang terjadi di Indonesia khususnya Jakarta dan masyarakat berhak untuk mengetahui hal tersebut.

2.2.4 Media Radio

Menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran menyebutkan bahwa frekuensi radio yang merupakan gelombang elektromagnetik dipergunakan untuk penyiaran dan merambat di udara serta ruang angkasa tanpa sarana pengantar buatan, merupakan ranah publik dan sumber daya alam terbatas.

Seperti spektrum elektromagnetik yang lain, gelombang radio merambat dengan kecepatan 300.000 kilometer per detik (Oramahi, 2012:120).

Radio telah menjadi media massa dimana-mana, tersedia di semua tempat, sepanjang waktu. Radio ada dimana-mana. Sinyal yang melerai spektrum elektromagnetik mencapai hampir seluruh penjuru dunia. Hampir semua tempat di seluruh dunia dapat menerima siaran radio (Vivian, 2008:192).

Radio tetap “jaya di udara” salah satunya karena memiliki keunikan

“pendekatan pribadi” yang menjadi ciri khasnya. Radio bisa menjadi teman pribadi yang setia bagi setiap orang. Penyiar radio menjadi teman kala senang dan

27 susah, meski mayoritas pendengarnya tidak mengenal siapa sesungguhnya sang penyiar, bahkan bertemu pun tidak pernah (Romli, 2014:4)

Dalam media massa seperti radio, televisi dan sebagainya, konten menjadi hal yang utama dalam memberikan informasi. Khusus untuk radio, karena media ini hanya terdengar audio saja maka pihak yang menyampaikan pesan

(komunikator) perlu memiliki gaya penyampaian yang khas dan menarik agar bisa dirasakan oleh pendengar. Radio menjadi media massa yang hemat karena hanya butuh modal suara saja maka masyarakat yang mendengar bisa merasakan apa yang dibicarakan oleh penyiar radio tersebut. Radio juga membuktikan bahwa media massa ini tidak lekang oleh waktu ditengah persaingan dengan televisi.

Di Indonesia sendiri, radio sudah ada sejak jaman Belanda dan ini menjadi suatu kebanggaan tersendiri dan diperkirakan radio akan terus berkembang diikuti dengan perkembangan teknologi. Untuk sumber daya manusianya, radio memiliki peminatnya sendiri termasuk di kalangan anak muda seperti adanya radio sekolah yang diputar saat jam istirahat. Mendengarkan radio bisa menjadi teman kita disaat kita lagi sendiri atau saat kita mengerjakan tugas kuliah/kantor. Kita juga bisa curhat di radio untuk menenangkan hati dan bisa menghibur kita dengan lagu-lagu yang semangat dan enerjik.

2.2.4.1 Format Radio

Seiring dengan berkembangnya radio, program radio dituntut untuk bisa mengemas program tersebut sedemikian rupa agar bisa menarik perhatian banyak orang. Pengelola stasiun radio juga juga harus jeli dalam membidik target pendengarnya sehingga setiap program diskusi yang dihadirkan dapat sesuai dengan audiensnya. Setiap program siaran memiliki format siaran tersendiri

28 disesuaikan dengan pendengarnya. Format siaran diwujudkan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar tentang apa, untuk siapa,, serta bagaimana proses pengelolaan siaran hingga dapat diterima audiens. Ruang lingkup format siaran tak hanya menentukan bagaimana mengelola program siaran (programming) tetapi juga menjelaskan bagaimana memasarkan program siaran tersebut

(marketting) (Morissan, 2008:230).

Terdapat beberapa format yang biasa digunakan dalam siaran radio seperti radio anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua. Ada juga radio yang memiliki format buruh, petani, intelektual, profesional, mahasiswa dan sebagainya jika dilihat dari perilaku, profesi, ataupun gaya hidup. Joseph Dominick (2001) berpendapat jika format stasiun penyiaran radio yang terlihat dalam kegiatan siaran harus tampil dalam empat wilayah, antara lain: (Morissan, 2008:231)

a. Kepribadian (personality) penyiar dan reporter

b. Pilihan musik dan lagu

c. Pilihan musik dan gaya bertutur (talk)

d. Kemasan iklan (spot), jinggel dan berbagai bentuk promosi acara radio

lainnya

Di Indonesia, sesuai dengan ketentuan Undang-undang Penyiaran yang menyatakan bahwa pemohon izin penyiaran yang ingin membuka stasiun penyebaran wajib mencantumkan nama, visi, misi dan format siaran yang akan diselenggarakan serta memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan undang- undang, maka semua stasiun penyiaran wajib memiliki format siaran. Biasanya stasiun radio memproduksi sendiri program siarannya dan hampir tidak pernah melibatkan pihak luar dalam proses produksi. Tak mudah untuk memproduksi

29 suatu program radio, dibutuhkan keterampilan dan kemampuan yang cakap untuk bisa menciptakan program yang menarik didengar (Morissan, 2013:234)

2.2.4.2 Karakteristik Radio

Radio merupakan salah satu media komunikasi massa (mass communication), seperti surat kabar, majalah, dan televisi. Secara umum memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan media lainnya seperti publisitas

(dapat diakses atau dikonsumsi oleh publik), universalitas (pesan bersifat umum), kontinuitas (terus menerus atau berkesinambungan) dan aktualitas (memuat hal- hal baru seperti informasi berita atau peristiwa terbaru. Radio dipandang sebagai

“kekuatan kelima” (The Fifth Estate) setelah lembaga eksekutif (pemerintah), legislatif (parlemen), yudikatif (lembaga peradilan), dan pers atau surat kabar. Hal ini karena radio memiliki kekuatan langsung, tidak memiliki jarak dan rintangan, serta mempunyai daya tarik seperti kekuatan suara, musik, dan efek suara (Romli,

2014:8).

Siaran radio memiliki karakter tersendiri yang tidak dimiliki oleh media lain, ada yang positif (keunggulan) ada pula yang negatif (kelemahan). Karakter inilah yang membuat radio dapat bertahan sampai sekarang. Adapun karakteristik yang dimiliki radio ialah sebagai berikut: (Romli, 2014:8)

a. Auditori

Radio adalah “suara”, siarannya untuk dikonsumsi atau didengar di

telinga. Jadi apapun yang disajikan melalui media ini harus berupa suara

(sound, audio).

30 b. Transmisi

Proses penyampaian atau penyebarluasan kepada pendengar

melalui pemancaran (transmisi) seperti dengan televisi. Transmisi adalah

sebuah pemancaran (transmitter) telekomunikasi untuk memancarkan

sinyal radio frekuensi (RF) yang membawa sinyal informasi berupa

gambar (video) dan suara (audio) sehingga dapat diterima oleh pesawat

penerima (receiver). c. Mengandung gangguan

Gangguan dalam penyampaian komunikasi melalui radio terdapat

dua faktor yaitu pertama; semantic noise factor, yaitu kesalahan penyiar

dalam mengucapkan kata-kata, kesalahan pada naskah, serta kesalahan

mendengar atau menerima pengucapan kata-kata yang didengar sangat

asing oleh pendengar dan kedua; channel noise factor atau mechanic noise

factor, yaitu adanya gangguan teknik sehingga pendengar tidak dapat

mendengarkan dengan jelas pesan yang disampaikan, seperti timbul-

tenggelam (fading). d. Theatre of mind atau imajinatif

Radio dapat menciptakan gambar (makes pictures) dalam imajinasi

pendengar dengan kekuatan kata dan suara. Siaran radio merupakan seni

dalam memainkan imajinasi pendengar dengan kemampuan kata dan

suara. Pendengar hanya bisa membayangkan apa yang disampaikan oleh

pendengar juga penyiar yang tidak kelihatan. Imajinasi pendengar pun

tentu sangat beragam.

31 e. Identik dengan musik

Radio menjadi media utama masyarakat untuk mendengarkan

musik karena merupakan media massa yang tercepat dan termurah.

Pendengar dapat merasakan sensasi dalam mendengarkan musik di radio

karena pendengar tidak mengetahui lagu apa yang akan didengar sehingga

membuat pendengar merasa terkejut, berbeda dengan kaset dimana

pendengar sudah mengetahui urutan lagunya. f. Cepat dan langsung

Radio menjadi media komunikasi massa yang paling cepat dalam

menyampaikan informasi tanpa harus melalui proses yang rumit butuh

waktu lama seperti televisi dan surat kabar. Hanya dengan sambungan

telepon genggam saja, pendengar sudah terhubung dengan reporter radio

yang langsung menyampaikan berita atau informasi yang ada di lapangan. g. Sederhana

Tidak rumit, tidak banyak hiasan atau properti baik bagi pengelola

maupun pendengar. Dalam ruang siaran, kita hanya melihat perlengkapan

sederhana seperti tempat duduk, mixer, set komputer, mikrofon, dan

headphone. Ruang siaran tidak butuh tempat yang luas, cukup berukuran

4x4 meter atau mungkin lebih kecil. h. Akrab dan dekat

Radio akrab dengan pemiliknya. Biasanya orang yang

mendengarkan radio sedang sendirian di mobil, di kamar, di dapur, dan

sebagainya. Oleh karena itu, penyiar dan reporter (komunikator) akan

32

berbicara seolah-olah berbincang dengan teman dekatnya. Pembicaraan

yang dibahas juga ringan dan menyentuh pribadi pendengar. i. Hangat

Paduan kata-kata yang formal dengan diiringi musik dan efek suara

dalam radio dapat mempengaruhi emosi pendengar. Pendengar akan

bereaksi dan merasa bahwa penyiar adalah teman dekatnya karena gaya

komunikasinya yang ramah dan hangat. j. Fleksibel, mobile, dan portable

Mendengarkan radio bisa dilakukan sambil mengerjakan tugas,

membaca novel, membuat laporan di kantor, dan sebagainya dan

dipastikan tidak mengganggu aktivitas lain. Selain itu radio juga bisa

didengarkan melalui handphone. k. Selintas

Yang menjadi kekurangan radio ialah siaran radio cepat hilang dan

gampang dilupakan. Pendengar tidak bisa memutar kembali siaran tersebut

karena hanya selintas. l. Global

Sajian informasi bersifat global, tidak rinci, dan jika ada informasi

angka-angka akan dibulatkan seperti misalnya penyiar akan menyebut

“seribu orang lebih” untuk angka 1.053 orang. m. Batasan waktu

Waktu siaran radio relatif terbatas, hanya 24 jam sehari berbeda

dengan media cetak yang bisa memperbanyak halaman secara bebas.

33

n. Beralur linier

Pendengar hanya bisa menikmati radio berdasarkan urutan program

yang sudah ditetapkan, berbeda dengan majalah atau televisi yang bebas

memilih bacaan atau program yang disukai.

o. Memiliki pendengar khas

Radio memiliki audiens atau pendengar yang khas dengan

karakteristik heterogen (orang-orang yang berbeda usia, jenis kelamis, ras,

latar belakang, strata sosial, sosial-politik-budaya, dan kepentingan),

pribadi (pendengar berasal dari pribadi-pribadi, bukan anggota tim atau

organisasi), aktif (pendengar radio siaran tidak pasif, namun berpikir,

dapat melakukan interpretasi dan dapat menilai apa yang didengar), dan

selektif (pendengar dapat memilih gelombang, frekuensi, atau siaran radio

yang sesuai dengan selera).

2.2.5 Strategi

Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti “seni berperang”.

Strategi dapat dikatakan sebagai suatu dasar atau alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Pengertian strategi menurut Marrus (dalam Rofa’ah

2016:66) ialah suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana tujuan tersebut dapat tercapai.

Menurut Hamel dan Prahalad (dalam Rangkuti, 2006:4) memiliki pandangan tersendiri dalam strategi yaitu suatu tindakan yang bersifat incremental

(senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut

34 pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Strategi hampir dimulai dari apa yang dapat terjadi, bukan dimulai dari apa yang terjadi.

Menurut Clauswitz (dalam Yunus, 2016:11), kata “strategi” berasal dari bahasa Yunani yaitu strategos (stratos artinya militer, ag artinya memimpin) yang memiliki arti generalship atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal perang dalam membuat rencana untuk memenangkan perang. Maka tidak heran apabila istilah strategi sering dipakai dalam dunia militer untuk peperangan. Strategi adalah rencana jangka panjang untuk mencapai suatu tujuan yang terdiri dari aktivitas penting untuk mencapai tujuan tersebut.

2.2.5.1 Strategi Komunikasi

Gambar 2.2 Strategi Komunikasi

Dalam suatu program, dibutuhkan strategi atau perencanaan yang matang agar dapat berjalan lancar. Strategi komunikasi yang baik dapat menghasilkan acara yang berkualitas dan menarik. Tanpa adanya strategi, program tersebut seperti kehilangan arah dan akan menimbulkan sautu hal yang tidak diinginkan.

35

Strategi komunikasi adalah paduan dari perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai tujuan tertentu (www.komunikasipraktis.com).

Berpikir positif harus menjadi dasar dalam strategi komunikasi bahwa semua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi mampu melakukan perubahan apabila memiliki kesadaran dan perhatian pada perubahan itu (Bungin, 2015:62).

Harold D. Lasswell menggambarkan bahwa cara yang tepat untuk menggambarkan kegiatan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan “Who

Says What In Which Channel To Whom With What Effect?” (siapa mengatakan apa dengan cara apa kepada siapa dengan efek bagaimana?)

2.2.5.2 Tujuan Strategi Komunikasi

Strategi pada umumnya dapat menentukan gambaran tentang visi perusahaan melalui suatu sistem atau kebijakan serta menggambarkan sebuah arah yang didukung oleh sumber daya yang ada. Menurut beberapa ahli, strategi komunikasi setidaknya memiliki tiga tujuan antara lain:

a. Memastikan pesan diterima oleh komunikan (to secure understanding)

b. Membina penerimaan pesan (to establish acceptance)

c. Kegiatan yang dimotivasikan (to motivate action)

2.2.5.3 Komponen Strategi Komunikasi

Dalam strategi komunikasi, dibutuhkan komponen-komponen yang digunakan untuk mendukung jalannya proses komunikasi. Adapun komponen utama komunikasi ialah sebagai berikut (pakarkomunikasi.com):

a. Komunikator, pihak yang menyampaikan informasi diharapkan memiliki

daya tarik dan kredibilitas. Komunikator harus memiliki daya tarik tertentu

36

agar khalayak sasaran dapat mengikuti yang diinginkan oleh komunikator.

Selain itu komunikator juga harus menguasai permasalahan dengan baik

serta penggunaan bahasa yang mudah dimengerti oleh khalayak.

b. Pesan komunikasi, informasi yang disampaikan oleh komunikator harus

tepat sasaran dengan bahasa yang jelas, sesuai dengan topik yang

dibicarakan serta disampaikan dengan seimbang.

c. Media komunikasi, pemilihan media dalam strategi komunikasi

disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai, pesan yang hendak

disampaikan, serta teknik komunikasi yang hendak digunakan.

d. Khalayak sasaran, melakukan identifikasi khalayak sasaran dapat

disesuaikan dengan tujuan komunikasi serta juga disesuaikna dengan

pengetahuan khalayak, pengalaman khalayak, serta memperhatikan situasi

dan fisik psikologis khalayak sasaran.

2.2.5.4 Proses Perencanaan Strategi Komunikasi

Dalam perencanaan strategi komunikasi, setidaknya ada 4 tahapan yang perlu dipahami dalam suatu proses perencanaan strategi komunikasi, diantaranya ialah:

a. Analisis situasi, menggunakan penelitian untuk melakukan analisis situasi

secara akurat

b. Mengembangkan rencana strategis yang ditujukan kepada permasalahan

yang telah diidentifikasi

c. Menjalankan perencanaan dengan alat-alat komunikasi untuk mencapai

tujuan tertentu

d. Evaluasi untuk mengukur keberhasilan strategi komunikasi

37

2.2.6 Analisis SWOT

Gambar 2.3 Analisis SWOT

Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) ialah suatu

cara atau metode yang digunakan dalam kegiatan bisnis untuk suatu proyek

tertentu atau masih dalam rencana. Pada tahun 1960-an, Albert S. Humphrey

pertama kali memperkenalkan analisis SWOT ini untuk memimpin proyek

riset di Stanford Research Institue yang menggunakan data dari perusahaan-

perusahaan Fortune 500 (https://www.jurnal.id/id/blog/2017-manfaat-faktor-

yang-memengaruhi-dan-contoh-analisis-swot/ diakses tanggal 11 Maret 2019

pukul 16.38 WIB).

Dalam pelaksanaannya, analisis SWOT memiliki manfaat tersendiri untuk

memudahkan mencapai tujuan tertentu, antara lain:

a. Adanya kekuatan (strengths) dapat mengambil keuntungan dari peluang

(opportunities) yang ada.

b. Mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan.

c. Kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada.

d. Mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman

menjadi nyata atau membuat ancaman (threats) baru.

38

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam analisis SWOT yaitu

faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal sendiri dibagi menjadi dua

yaitu kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses). Keduanya

akan berdampak lebih baik jika kekuatan lebih besar dibandingkan kelemahan.

Adanya kekuatan internal yang kuat akan memberikan hasil penelitian yang

jauh lebih baik. Yang menjadi bagian dalam faktor internal ini ialah sumber

daya yang dimiliki, finansial atau keuangan, kelebihan atau kelemahan di

dalam organisasi serta pengalaman-pengalaman yang berhasil maupun yang

gagal.

Untuk faktor eksternal, juga memiliki dua poin yaitu peluang (opportunity)

dan ancaman (threats). Meskipun dua poin ini tidak terlibat secara langsung

namun dapat dijadikan pertimbangan dalam membangun strategi bisnis. Yang

termasuk dalam faktor eksternal ialah lingkungan, budaya, sosial, politik, tren,

ideologi, perkembangan teknologi, dan sebagainya.

2.3 Kerangka Pemikiran

Olahraga sepakbola di Indonesia sudah menjadi olahraga masyarakat

karena dari Sabang sampai Merauke memainkan olahraga ini baik di desa

terpencil maupun di kota-kota besar. Sepakbola tak mengenal agama, ras,

golongan, dan sebagainya namun sepakbola bisa menjadi olahraga yang

menyenangkan dan menyatukan dalam perbedaan. Meskipun prestasi sepakbola

Indonesia menurun di dunia internasional, namun antusiasme masyarakat

khususnya di daerah dalam mendukung tim nasional Indonesia tak pernah surut.

Dukungan yang diberikan masyarakat Indonesia ternyata tidak dibarengi dengan

kinerja para anggota PSSI.

39

Beberapa kali lembaga ini disorot karena minimnya prestasi timnas tingkat senior dan kurang adanya dukungan yang dibutuhkan dalam mendukung keberhasilan timnas di kejuaraan internasional. Kasus terbaru yang melanda PSSI ialah dugaan adanya pengaturan skor yang diklaim dilakukan oleh anggota PSSI sendiri.

Berdasarkan pemaparan yang telah penulis uraikan, maka penulis menyimpulkan masalah penelitian dalam bentuk bagan sebagai berikut:

40

Bagaimana Strategi Komunikasi pada Program Talkshow Program ‘POLEMIK’ di MNC Trijaya ‘POLEMIK’ Tema “Sepak FM Dalam Produksi Siaran “Sepak Mafia Bola” Mafia Bola”?

Kasus Pengaturan Skor pada internal PSSI

1. Teori Lasswell 2. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity,

Threat)

Strategi Komunikasi Pada Program

‘Polemik’ di MNC Trijaya FM Dalam Produksi Siaran “Sepak Mafia Bola”

Tabel 2.4 Kerangka Pemikiran

41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Paradigma Penelitian

Menurut Ritzer (dalam Endraswara, 2006:9), paradigma adalah pandangan yang mendasar dari para pakar tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang seharusnya dipelajari oleh salah satu cabang ilmu pengetahuan. Dengan demikian, paradigma menjadi alat bantu bagi ilmuwan dalam merumuskan apa saja yang harus dipelajari, persoalan apa yang harus dijawab, bagaimana seharusnya menjawabnya serta aturan apa yang harus diikuti dalam menginterpretasikan informasi yang diperoleh.

Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme karena bahasa tidak hanya dilihat untuk memahami realitas objektif belaka dan dipisahkan dari subjek sebagai penyampai pesan. Dalam konstruktivisme, subjek

(komunikan/dekoder) menjadi faktor sentral dalam kegiatan komunikasi serta hubungan-hubungan sosial. Penelitian ini memiliki beberapa bukti yang cukup akurat karena peneliti bertemu langsung dan melakukan wawancara dengan narasumber serta dapat mengetahui bagaimana “Strategi Komunikasi pada

Program ‘POLEMIK’ di MNC Trijaya FM Dalam Produksi Siaran Sepak Mafia

Bola”.

3.2 Pendekatan penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode studi deskriptif. Menurut Erickson (dalam Anggito dan Johan,

2018:7) penelitian kualitatif merupakan suatu upaya untuk menentukan dan

42 menggambarkan secara naratif kegiatan yang dilakukan dan dampak yang akan mereka rasakan dalam kehidupan mereka.

3.3 Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Dalam metode ini, peneliti menggunakan pendekatan deskriptif dalam meneliti program diskusi ‘Polemik’ di MNC Trijaya FM dan wawancara serta dokumen-dokumen pendukung. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), wawancara adalah proses tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal (Barata, 2003:117). Dalam penelitian deskriptif, kita ingin mengetahui bagaimana suatu peristiwa dapat terjadi sehingga dengan demikian temuan-temuan dari penelitian deskriptif lebih luas dan lebih terperinci (Gulo, 2000:19).

3.4 Subjek/Objek Penelitian

a. Subjek penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian ialah

Pemimpin Redaksi MNC Trijaya FM, Gaib Maruto Sigit, Social Media

Strategist MNC Trijaya FM Eny Mariany, pengamat sepakbola Justinus

Lhaksana, dan jurnalis olahraga TVRI Eky Riewpassa.

b. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian ialah program

diskusi ‘Polemik’ MNC Trijaya FM dalam tema “Sepak Mafia Bola”.

43

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data, peneliti mengambil data dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah sumber data penelitian yang didapatkan langsung dari sumber aslinya seperti, wawancara, jajak pendapat maupun observasi. Adapun penulis sudah melakukan wawancara tatap muka dengan pemimpin redaksi MNC Trijaya FM serta karena keterbatasan waktu penulis melakukan wawancara melalui telepon dengan narasumber lain. Sedangkan data sekunder ialah sumber data penelitian yang diperoleh dengan media perantara meliputi buku, catatan, serta dokumentasi-dokumentasi yang mendukung penulis dalam pembuatan skripsi.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya) (Fitri & Anny dalam Rifai,

2012:73). Data menjadi alat bagi pengambil keputusan sebagai dasar dalam membuat kebijakan-kebijakan atau pemecahan masalah. Keputusan atau kebijakan yang baik hanya bisa diperoleh dari pengambil keputusan yang baik

(jujur, pandai, dan berani membuat keputusan yang objektif), dimana keputusan tersebut didasarkan atas data yang baik pula.

Penulis juga melakukan wawancara kepada pihak-pihak terkait yang sesuai dengan penelitian penulis untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Adapun narasumber penulis yaitu Gaib Maruto Sigit, Pemimpin

Redaksi MNC Trijaya FM, Eny Mariany, Social Media Strategis MNC Trijaya

44

FM, Justinus Lhaksana, pengamat sepakbola serta jurnalis olahraga sepakbola

TVRI, Eky Rieuwpassa.

3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan selama 2 (dua) bulan yaitu tanggal 12

September 2018 hingga 28 November 2018. Lokasi penelitian beralamat di iNews

Center building Lantai 5, Jalan Kebon Sirih Kav. 17-19 Jakarta Pusat 10340.

Sept 2018 Okt 2018 Nov 2018

Uraian 17 18 28 1 16 17 18 25 26 13 14 15 22 23

Persiapan Penelitian Perencanaan

Pelaksanaan (pengumpulan data) Pelaksanaan (analisis data) Penyusunan dan pengolahan data Penyusunan laporan

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

Gambar 4.1 Logo MNC Trijaya FM

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa MNC Trijaya FM tergabung dalam MNC Radio Networks, jaringan media radio yang menjadi bagian dari perusahaan media terbesar se-Asia Tenggara, yakni MNC Group. Selain MNC

Trijaya FM, MNC Radio Networks juga memiliki beberapa radio diantaranya

Radio Dangdut Indonesia, Global Radio, dan V Radio serta membuat MNC Radio

Networks menjadi kelompok radio terbesar di Indonesia. MNC Radio Networks saat ini memiliki 33 jaringan dan 100 radio yang sudah tersebar ke seluruh penjuru Indonesia.

Dalam penelitian ini, penulis memilih program Polemik. Setiap minggunya, Polemik menghadirkan narasumber-narasumber yang kompeten dalam bidangnya dengan tema-tema yang menarik. Polemik menjadi talkshow akhir pekan di radio MNC Trijaya 104.6 FM yang dipandu oleh Margi Syarief

46 sebagai moderator. MNC Trijaya memilih para birokrat, menteri, pemerintahan, profesional sebagai sasaran pendengarnya. Selain Polemik, MNC Trijaya juga mempunyai beberapa talkshow lain yang tidak kalah menarik seperti Hot Topic,

Tokoh Bicara, Indonesia Bersaing, Rock Hits, Talk to CEO, dan Bincang

Finansial. Dengan adanya beberapa program tersebut, mengindikasikan bahwa

MNC Trijaya ingin selalu unggul dengan radio lainnya dengan menghadirkan talkshow mengenai kesenian, keuangan, motivasi, dan sebagainya MNC Trijaya juga menggunakan sosial media untuk memberikan update berita terbaru serta kegiatan apa yang akan dilakukan. MNC Trijaya juga memiliki situs website tersendiri yang memuat berbagai berita menarik dan aktual dari dalam maupun luar negeri. Dapat dikatakan MNC Trijaya ini merupakan salah satu radio yang cukup mandiri karena memiliki berbagai media sosial serta website yang siap untuk memberikan perkembangan informasi kepada masyarakat. Letak perusahaan ini juga cukup strategis karena berada di tengah kota yaitu Jalan

Kebon Sirih Kav 17-19, Jakarta Pusat yang memudahkan dalam mendapatkan informasi.

MNC Trijaya FM sempat mengalami perubahan nama sebelum dikenal hingga sekarang. Pada tanggal 12 September 2011, radio ini sempat bernama

Sindo Radio, kemudian tanggal 26 September 2017 diubah lagi menjadi MNC

Trijaya FM hingga sekarang. MNC Trijaya FM adalah transformasi dari Radio

Trijaya FM yang sudah mengudara sejak tahun 1990-an di berbagai daerah di

Indonesia. Setelah melewati proses negosiasi yang cukup panjang, akhirnya tahun

2005, MNC Group berhasil mengambil 100 persen saham Trijaya FM sekaligus resmi membeli Radio Trijaya FM. Sejak saat itu, format yang diusung MNC

47

Trijaya FM berisi musik, berita, dan talkshow yang cukup dominan serta karena berganti kepemilikan, maka berubah juga manajemennya. Tahun 2008, MNC

Trijaya FM mengubah format radio menjadi radio informasi, musik, dan lifestyle dengan segmen yang tetap yaitu profesional muda. Perubahan format ini dilakukan karena diharapkan MNC Trijaya FM dapat mengembangkan konten dan program yang dimiliki serta dapat bersaing dengan radio lain secara kompetitif.

MNC Trijaya FM menyajikan berbagai informasi penting secara khas dan beragam bagi para pendengarnya yang mereka sebut sebagai “Profesional MNC

Trijaya”. Target pendengar MNC Trijaya FM ialah profesional, birokrat, dan entrepreneur dengan kisaran usia 30-45 tahun S.E.S ABC+. Selain itu, tagline

MNC Trijaya FM ialah “News, Information, and Music” dengan corporate tagline

“The Real News and Information”. MNC Trijaya FM juga bekerjasama dengan

MNC Media Group lainnya seperti Koran Sindo, iNews TV, Majalah Sindo

Weekly, dan online www.sindonews.com serta didukung MNC media lain seperti

RCTI, Global TV, dan Okezone.com. Sejumlah bintang tamu seperti para pengusaha, menteri, dan profesional pernah hadir untuk mengisi program-program di MNC Trijaya FM. Tak hanya itu, beberapa klien dari kementerian, lembaga dan badan negara, perusahaan swasta hingga asing serta produsen sejumlah produk dari berbagai jenis juga mempercayakan MNC Trijaya FM untuk melakukan sosialisasi program, memperkenalkan dan memperkuat brand yang mereka miliki.

(http://mnctrijaya.com/profile diakses pada tanggal 5 Mei 2019 pukul 15.18

WIB).

48

Setiap perusahaan tentu memiliki visi dan misi untuk mengetahui arah dan tujuan yang akan dicapai tak terkecuali dengan MNC Trijaya FM. Adapun visi dan misi MNC Trijaya FM adalah sebagai berikut:

Visi : Menyajikan informasi dan hiburan dalam bentuk audio sesuai

kebutuhan Profesional Muda Indonesia.

Misi : Menjalin radio untuk Profesional Muda dengan jaringan

mencakup seluruh kota di Indonesia.

4.2 Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara dengan beberapa

narasumber seperti pemimpin redaksi MNC Trijaya FM, Gaib Maruto Sigit, Eny

Mariany, Social Media Strategist MNC Trijaya FM serta pengamat sepakbola

Justinus Lhaksana atau biasa disapa coach Justin dan Eky Rieuwpassa jurnalis

olahraga dari TVRI.

Dalam penelitian ini, penulis melihat strategi komunikasi program

Polemik sudah bagus dan matang. Konsisten menjadi kunci yang penting dalam

program Polemik di MNC Trijaya FM dan mereka juga berusaha mengikuti

perkembangan dalam masyarakat agar dapat bersaing dengan media massa

lainnya.

4.2.1 Analisa Program “Polemik” MNC Trijaya FM

Program talkshow tidak hanya ada pada stasiun televisi namun radio juga memiliki talkshow sendiri. Polemik ini menjadi satu-satunya talkshow radio yang sudah cukup lama bertahan hingga saat ini. Sebelum bernama Polemik, program ini namanya adalah Bincang Sabtu dan sempat bekerjasama dengan Media

49

Indonesia. Perubahan nama terjadi ketika adanya pergantian manajemen baru dan salah satu direktur meminta program ini berubah nama dan jadilah Polemik hingga sekarang. Polemik disiarkan seminggu sekali di hari sabtu dan mereka memilih tempat di salah satu kafe di Cikini Jakarta. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Gaib Maruto Sigit, pada wawancara tanggal 6 Juni 2019:

“Jadi tahun 2002, itu kita punya program namanya Bincang Sabtu di hari Sabtu memang di jam 9 sampai jam 11. Bincang Sabtu karena bincangnya di hari Sabtu. Tempatnya tuh di kafe di salah satu kafe di Cikini bekerjasama dengan Media Indonesia. Jadi kita yang tentukan tema, narasumber, hostnya dari mereka. Pokoknya kerjasama lah, promosinya dari mereka promosi di Media Indonesia. Nah acara itu rutin tiap hari Sabtu, satu minggu sekali sampai berjalan terus. Tahun 2010, MNC membeli saham radio Trijaya secara mayoritas kemudian manajemen baru. Kita punya direktur baru, salah satu direktur tahun 2011 meengganti nama Bincang Sabtu menjadi Polemik.”

Setiap minggunya Polemik selalu mengangkat tema atau isu-isu yang sedang aktual dan memiliki efek yang besar dengan masyarakat. Tema yang diambil oleh oleh Polemik juga harus memenuhi kriteria yang sudah ditentukan oleh tim redaksi yaitu beritanya harus aktual dalam minggu itu, lalu memiliki impact ke masyarakat, dan juga namanya sesuai dengan programnya polemik jadi harus ada yang diperdebatkan serta narasumber yang diinginkan mudah didapat karena Polemik ini hadir untuk memdidik orang dan orang yang mendengarkan mendapat substansinya. Terkait hal ini, Gaib M. Sigit menambahkan:

“Diangkat dalam sebuah peristiwa sebuah fenomena yang kita angkat menjadi topik di Polemik. Nah itu ada beberapa kriteria, satu, yang paling utama adalah dia harus peristiwa yang aktual. Aktual dalam minggu itu jadi mulai dari senin, selasa, rabu, kamis, sampai kamis itu bahkan mungkin sampai jumat kita cari mana yang paling update. Yang kedua, aktual iya tapi kita lihat dulu aktual ini memiliki impact gak, impactnya seperti bola salju. Kalau bola voli itu kan ya bola voli berguling tapi ya segitu-gitu aja tapi kalau bola salju semakin dia berguling semakin dia

50

besar. Semakin dia membesar maka impactnya semakin, daya rusaknya semakin banyak kan. ... Nah kalau buat kita di suatu peristiwa, peristiwa yang punya efek bola salju adalah peristiwa yang memiliki impactnya luas kepada masyarakat. Maksudnya orang ini akan terus membicarakan misalnya senin ini bisa kita jadiin ini nih. Makin kesini makin kesini makin besar. Itu yang kedua. Yang ketiga, kira-kira tema ini itu memiliki sesuai dengan nama acara kita Polemik. Jadi bukan tema yang hanya untuk di diskusikan buat seminar. Kita ini talkshow, namanya juga talk show jadi pertunjukan orang bicara bukan keindahan berbicara bukan, tapi pertunjukan orang berbicara. Namanya pertunjukan berarti kan ada kalau dalam sinetron, film, drama itu ada antagonis, ada protagonis, ada orang yang netral. Dalam diskusi talkshow apalagi di radio yang hanya mengandalkan sound only itu harus ada yang kayak gitunya sehingga dia turun naik emosinya pendengar tuh dimainkan. Jadi bener-bener bisa dipolemikkan. Jadi kita cari narasumber yang pro, narasumber yang kontra, dan lain. Yang keempat, kita melihat orang yang kita ingin cari pro kontranya itu mudah kita dapat. Kalau susah yah itu ada suatu peristiwa yang bagus cuma narasumbernya susah. Inti pembicaraan intinya adalah orang ini harus tampil karena kalau gak ada orang ini gak tampil yah kita cuma maki-maki pemerintah....”

Dalam penjelasan itu dapat dikatakan bahwa Polemik cukup serius dalam pemilihan tema atau topik yang benar-benar terbaru dan hangat diperbincangkan oleh masyarakat luas. Polemik juga selalu melakukan persiapan yang matang dalam kegiatan produksinya serta mencoba untuk memberikan solusi terhadap permasalahan yang terjadi.

4.2.2 Strategi Komunikasi Polemik Dalam Edisi Sepak Mafia Bola

Berbagai program yang dimiliki oleh media massa tentu memiliki sasaran penonton atau pendengar agar pesan dari acara tersebut sampai kepada mereka.

MNC Trijaya FM sebagai stasiun radio yang menyiarkan program Polemik juga mempunyai target pendengar yang dipaparkan oleh Gaib M. Sigit, pemimpin redaksi MNC Trijaya FM:

51

“Target pendengarnya memang kita menentukan. Segmennya ABC+ tapi kita sudah kerucutkan tiga birokrat, profesional, dan birokrat itu pemerintah, profesional itu dosen, insinyur, banker satu lagi pengusaha supaya fokus aja. Ini kan luas nih, profesional itu kan luas. Seorang yang bekerja di level bawah pun selama dia profesional ya segmen kita juga, jadi lebih kesitu.”

Sebelum suatu program ditayangkan, tentu memiliki perencanaan yang matang agar program tersebut berjalan lancar, tak terkecuali dengan

Polemik. Polemik juga mempunyai perencanaan dan pemimpin redaksi, Gaib M.

Sigit pun memberikan jawabannya mengenai rencana Polemik edisi sepak mafia bola sebagai berikut:

“Yah...sebelum kita mengambil edisi ini, kita pasti akan melihat selama seminggu terakhir, topik apa yang sedang menjadi perbincangan di masyarakat saat itu. Nah...dari beberapa judul ini, kita ambil yang mana yang paling punya impact di masyarakat, salah satunya sepak mafia bola. Edisi ini dibentuk karena pada minggu itu sedang ramai kasus pengaturan skor dan menjadi topik yang banyak diperbincangkan di masyarakat. Yah..jadi kita ambil edisi itu.”

Selain perencanaan, ada juga persiapan yang dilakukan dalam suatu program agar bisa berjalan dengan baik seperti mengumpulkan informasi dan sebagainya. Berikut jawaban Gaib M. Sigit mengenai persiapan yang dilakukan Polemik dalam edisi sepak mafia bola :

“Kalau mengenai persiapan sih.. ya pasti banyak, seperti memilih narasumber yang gampang dicari, lalu mempunyai kapabilitasnya dan yang pasti orang yang mengerti dan mengetahui secara benar mengenai sepak bola itu. Tidak hanya itu, kita juga buat undangan untuk teman-teman wartawan buat dibagiin ke media agar bisa ikut langsung dalam program itu. Jadi yah gitu, kita pilih narasumber dan buat undangan juga. Oyaa kita juga buat poster iklan sepak

52

mafia bola di media sosial kita.... untuk bahan diskusi, kita punya tim sendiri yang bertanggungjawab dengan masalah ini. Kita memiliki chanel-chanel yang diambil dari beberapa referensi yang terpercaya dan informasinya cukup kuat. Sebelum siaran kita juga melakukan briefing untuk persiapan dalam edisi sepak mafia bola ini.” (Gaib M. Sigit, wawancara)

Polemik juga memiliki segmentasi atau pembagian waktu yang seimbang untuk narasumber dan pendengar seperti yang dikatakan Gaib M. Sigit berikut ini:

“Buat segmentasi programnya jadi kita tuh kasih kesempatan buat si narasumber ini untuk kasih penjelasan gitu. Kan ada lima tuh narasumbernya, yaa kita kasih kesempatan buat mereka ngejelasin. Nah setelah itu kita juga kasih kesempatan buat pendengar buat kasih tanggapan mengenai mafia bola ini. Jadi ada pembagian mana buat narasumber mana buat pendengar dan juga buat host. Jadi kita usahakan porsinya pas lahh...”

Polemik juga memperhatikan respon pendengar tentang sepak mafia bola ini dan berikut respon para pendengar Polemik dalam edisi sepak mafia bola seperti yang dituturkan oleh Gaib M. Sigit:

“Ya responnya sih baik yaa... Banyak dari sms, whatsapp yang masuk dan kasih komentar buat sepakbola kita, dan sebagian besar itu mereka itu menyayangkan adanya mafia bola di tubuh PSSI. Kalau gak salah dari PSSI itu yang dateng Gusti Randa jadi dia bisa jelasin kenapa PSSI begini, PSSI begitu ya gitu lahh.”

Evaluasi menjadi bagian akhir dalam suatu program untuk melihat apa saja yang menjadi kekurangan dan bisa menjadi referensi untuk ke depannya. Adapun evaluasi Polemik pasca “Sepak Mafia Bola” adalah sebagai berikut, seperti kutipan wawancara dengan Gaib M. Sigit:

53

“Semua narasumber datang, ada satgasnya datang, pengamat sepakbola ada, ada suporter, ada lembaga LSMnya hadir, PSSI juga hadir saat itu. Semua orang yang terlibat disitu semuanya hadir cuma paling kita belum, narasumber belum terbuka, gak semua hal diperbincangkan disitu. Itu aja sih paling. Mungkin kalau soal topik sudah bagus, narasumber semuanya lengkap, yang terlibat semua hadir cuma mungkin penggaliannya agak kurang. Dilakukan evaluasi terutama dari SMS atau Whatsapp yang masuk ke kita. SMS sih banyak, kalau ngomongin PSSI pasti banyak tapi kan kita juga ngebahas secara substansi. ... Ya mungkin kita berharapnya tuh ada nama yang disebut, nama baru tapi ternyata gak ada nama baru yang disebut.”

Terkait sosial media, Eny Mariany sebagai Social Media Strategist MNC

Trijaya FM juga menambahkan:

“Setiap minggu dilakukan evaluasi mulai dari promo, baik promo on-air maupun online. Apakah promonya sudah maksimal, apakah pendengar sudah terinfo dengan baik mengenai acara yang akan berlangsung, lalu lewat mana saja bisa didengarkan/disaksikan, dan sebagainya.” (Wawancara 6 Juni 2019)

Kasus yang menimpa PSSI tentang pengaturan skor seolah tidak ada ujungnya. Beberapa talkshow televisi maupun radio mencoba untuk membahas topik ini dengan narasumber yang sesuai dengan bidangnya. Program Polemik juga tak mau ketinggalan untuk mengangkat tema yang berkaitan dengan kasus ini. Awal bulan Januari lalu, Polemik memberikan tema “Sepak Mafia Bola” untuk menggali apa yang sebenarnya terjadi dalam PSSI, dan berikut hasil wawancara penulis dengan narasumber yang sama, Gaib M. Sigit:

“Kan di PSSI waktu itu sedang pembenahan, terus petinggi PSSI diperiksa polisi karena pengaturan skor dalam laga liga gojek. Nah isu suap, mafia, pengaturan skor itu selalu muncul di PSSI. Nah kita ingin PSSInya segera berbenah, mumpung ada kasus ini dan kemudian polisi ikut serta karena baru pertama kali polisi membuat satgas anti mafia

54

bola yang sebelumnya belum pernah ada sehingga kita dukung. Tujuannya kita pengen supaya PSSI berbenah dan serius menangani sepakbola Indonesia karena kita gak maju- maju. Atas dasar itu kita memilih tema ini sebagai bentuk dukungan buat pemerintah yang ingin memperbaiki sepakbola plus harapan dari masyarakat Indonesia supaya sepakbola Indonesia maju. Momentum ini kita manfaatkan makanya judulnya sepak, tendang mafia bola ditendang aja jangan ada lagi main, ada mafia dalam sepakbola. Itu kita bahas sebagai bahasan utama kita.” (Gaib M. Sigit, wawancara)

Meskipun beberapa media sempat membahas topik ini, namun PSSI diklaim belum mengalami perubahan yang signifikan. Padahal media berusaha untuk membongkar kasus mafia ini namun jika dalam internal PSSI saja tidak ada kemauan untuk berubah maka hasilnya akan sama saja dan itu diungkapkan oleh pengamat sepakbola, Justin, sesuai wawancara pada tanggal 22 Mei 2019:

“Nggak ada perubahan (dalam PSSI). Karena orang tidak sadar betapa kuatnya PSSI, jadi tidak ada organ di luar atau tekanan yang bisa melakukan tekanan terhadap PSSI. Mereka berwujud kepada aturan di FIFA dimana tidak boleh ada intervensi dari pihak ketiga, dan orang di dalam (PSSI) memang banyak yang tidak mau ada perubahan.”

Terkait terbongkarnya kasus pengaturan skor PSSI yang terungkap oleh

media, Gaib M.Sigit menambahkan :

“... sebuah sepakbola yang sukses dimulai dari organisasi yang baik, yang sehat. Organisasi yang sehat itu akan menghadirkan ide-ide yang cerdas dan program yang bagus karena sepakbola itu berjenjang, gak bisa tiba-tiba orang bisa punya tim super itu gak bisa kecuali Avengers. Dia harus berjenjang dari kecil, remaja, muda sampai dewasa, liganya juga rapi, liga satu liga dua liga tiga. Nah itu sepakbola jadi gak bisa tiba-tiba jadi itu gak bisa. Harus ada program yang jelas dan program itu hanya bisa dibuat oleh organisasi yang sehat. Gimana organisasinya sehat kalau isinya mafia semua yang skornya bisa diatur, kapan golnya berapa ininya bisa diatur, wasitnya bisa dibayar, gak bakal maju kayak gitu.” (Wawancara pada 6 Juni 2019)

55

Jurnalis olahraga TVRI, Eky Rieuwpassa juga menambahkan bahwa:

“Sekarang ini belum kelihatan berubah ya. Sekarang ini kan PSSI belum ada pergantian, masih di bawah kepengurusan yang lama, di bawahnya Pak Edy kemudian dilanjutkan dengan plt Pak Joko Driyono dan sekarang plt PSSI Iwan Budianto. Jadi belum ada kelihatan perubahan, masih yang lama kecuali mungkin ada pemilihan baru yang rencananya akan digelar bulan ini yaitu KLB, itu kan Kongres Luar Biasa yang membahas berbagai hal di PSSI salah satunya kan program penting mereka tapi secara keseluruhan belum ada sih perubahan di PSSI. Masih seperti biasa kayaknya.” (Wawancara 24 Mei 2019)

Masalah yang tak kunjung usai dalam organisasi PSSI sendiri berdampak pula dengan prestasi tim nasional atau timnas. Dalam level senior, timnas

Indonesia belum memberikan prestasi yang membanggakan namun di level junior timnas kita pernah menjuarai AFF Cup U-22 dan U-19 beberapa tahun lalu.

Setidaknya itu yang disampaikan oleh pengamat sepakbola Justinus Lhaksana mengatakan bahwa:

“Belum memberikan prestasi karena ada sesuatu hal yang salah yang tidak pernah diperbaiki yaitu pembinaan. Orang selalu sebut kita kurang pembinaan, bla bla bla, tapi tidak ada satu yang menyebutkan pembinaan itu apa. Untuk gue pembinaan itu adalah setiap minggu anak-anak dari usia 6 tahun sampai 17 tahun bermain dari Sabang sampai Merauke. ... Kalo gue jadi ketua PSSI. Satu, gue akan rombak administrasinya yang salah. Contoh, Asprov (Asosiasi Provinsi) itu tidak boleh ada ketua, itu harus karyawan kita karena mereka memiliki peran-peran penting untuk menjalankan program PSSI. Yang sekarang terjadi ketua Asprov adalah dipilih, kita tau yang namanya pemilihan pasti ada money politic dan kepentingan- kepentingan politik biasanya. Satu itu harus dirubah. Kedua kita membuat me-restructure SSB (Sekolah Sepak Bola). Sekarang orang mau bikin SSB setiap saat bisa. Gak ada parameternya, gak ada semua harus, enggak. Yang punya SSB itu harus punya kelas dari 6 sampai 17 tahun. Dari situ antara SSB harus dibentuk sebuah kompetisi yang dari

56

Sabang sampai Merauke, mulai dari situ. Kalau itu sudah dimulai dari sekarang, 15 tahun 20 tahun ke depan baru kita memetik hasilnya secara konsisten bukan kebetulan menang. Jadi kita harus membangun sebuah policy yang bottom up bukan bottom down, membangun sebuah fondasinya, infrastruktur, administrasi dirubah. Kita 15 tahun juara ASEAN aja gak bisa, sementara jumlah pemain sepakbola kita itu melebihi daripada Thailand, Vietnam, dan lain-lain. Kenapa kita tetep gak berhasil karena ada yang salah dong. Ya salahnya menurut gue itu di pembinaan.”

Eky pun juga memiliki pendapat yang sama dengan Justin bahwa:

“Banyak hal sih tapi yang paling penting salah satunya adalah pembinaan ya kan. Butuh pembinaan berjenjang dari anak-anak, junior, senior buat tim nasional gitu kan. Pembinaan berjenjang kita sangat jelek gitu kan, fasilitas kita jelek, ilmu sepakbola masih kurang, kepelatihan kita masih sangat kurang. Populasi kita kan 200 juta-an sedangkan masyarakat kita kan hampir semuanya menyukai sepakbola dan hampir semua anak anak Indonesia menyukai sepakbola. Pelatih kita sangat kurang sekali dan harus dikembangkan lagi oleh PSSI. Yang kedua dari PSSInya sendiri. PSSI kan seakan-akan ya mengulang aja tiap tahun yang dilakukan dan tidak ada perubahan ditambah lagi dengan kasus yang menimpa PSSI salah satunya match fixing ini. Itu kan salah satunya bisa merusak sportivitas karena jadi gak mumpuni lagi olahraga. Jadi tim yang menang atau yang juara sekarang ini jadi dipertanyakan kredibilitas juaranya itu. Jadi itulah yang menyebabkan prestasi kita tidak berkembang.”

Imbas dari meluasnya kasus ini membuat pihak kepolisian sampai membentuk satgas anti mafia bola untuk membantu membongkar kasus ini.

Seiring dengan berjalannya waktu, saat ini satgas anti mafia bola sudah kurang terdengar lagi oleh media dan membuat publik bertanya dengan kelanjutan satgas anti mafia bola. Gaib M. Sigit mengatakan bahwa:

“Awal-awal kita sangat yakin dengan satgas ini tapi kok sekarang berhenti ya. Cukup sampai di Joko Driyono, plt PSSI tapi udah berhenti sampai situ gak sampai sidang

57

mafianya malah berhenti. Belum ada follow up, malah soal dokumen malah rame.”

Mengenai masalah satgas anti mafia bola, Justin menambahkan:

“Mereka (satgas anti mafia bola) sudah menangkap kalau gak salah 14 orang, sekarang berapa orang yang sudah divonis. Nol, zero point zero. Selama mereka tidak divonis, kita tidak bisa bilang mereka bersalah. Jadi kita tunggu aja, gak tau apakah masih dalam proses atau apa tapi so far udah berapa bulan gak kedengeran lagi. “

Pendapat yang berbeda mengenai masalah satgas anti mafia bola diutarakan oleh Eky bahwa :

“Itu sebenarnya dipertanyakan juga sama publik sepakbola. Walaupun sudah ditetapkan lima atau enam orang tersangka termasuk plt Joko Driyono itu tapi kan kemarin sempat bergulir lagi kemarin yang SekjenPSSI Ratu Tisha dua kali mangkir dalam panggilan Pengadilan Negeri Banjarnegara. Nah itu kan sekarang putus kan kasusnya itu, jadi hilang karena masa tugas Satgas Anti Mafia sudah habis masa kerjanya. Jadi satgasnya itu udah bubar dari bulan Juni kemarin kalau gak salah tuh.”

Dari segi sepakbola, dapat dikatakan bahwa negara-negara Asia Tenggara

lain terus berbenah untuk kemajuan yang lebih baik dan itu belum terjadi di

Indonesia sehingga membuat timnas kita minim prestasi di dunia internasional

dan Justin mengatakan bahwa:

“Kalau seandainya, gue gak tau juga negara mana yang di banned sama FIFA, diintervensi terus berkembang, satu hal yang harus kita fokuskan adalah niat. Negara lain mau di banned atau tidak mereka niat untuk membangun dan gue liat kita itu gak ada niat untuk membangun, yang kita niat adalah mengumpulkan orang-orang kita sendiri, yang jadi korban siapa fansnya dan fansnya terlalu bodoh untuk tetap mendukung sepakbola Indonesia.”

Eky juga menambahkan bahwa:

“Asia Tenggara itu Brunei. Brunei itu sempat dihukum FIFA karena ada kasus dualisme atau apa pokoknya ada kasus

58

sepakbola disana. Itu mereka dihukum FIFA tapi mereka perbaiki semuanya. Sekarang Brunei itu sepakbolanya lumayan maju loh walaupun belum maju-maju banget kayak kita ya tapi kalau kita melihat jika dulu sepakbola mereka tidak bisa ngapa-ngapain tapi sekarang sepakbola mereka sudah berkembang. Qatar juga sama. Qatar juga dulu punya kasus di sepakbola tapi sekarang dia apa. Dia itu juara Piala Asia dua kali sama jadi tuan rumah Piala Dunia 2022, karena federasi sepakbolanya berbenah, introspeksi sehingga mereka bisa jadi tuan rumah Piala Dunia 2022.” (Wawancara 24 Mei 2019)

Pergantian pelatih timnas sudah PSSI lakukan sebagai upaya untuk bisa memberikan prestasi bagi timnas Indonesia. Pelatih dalam maupun luar negeri sudah pernah dilatih oleh Indonesia dan saat ini timnas kita dilatih oleh pelatih asing berkebangsaan Skotlandia, Simon McMenemy. Sebelumnya, timnas juga pernah dilatih oleh Luis Milla, pelatih asal Spanyol yang pernah bermain untuk klub sepakbola Barcelona dan Real Madrid. Namun beliau memutuskan untuk tidak menjadi pelatih lagi dan kembali ke kampung halamannya. Kabar ini membuat masyarakat menyayangkan keputusan tersebut dan Justin juga mempunyai pandangan yang mengatakan bahwa:

“... itu kan harus dilihat dari banyak sudut. Dari sudut pertama gajinya terlalu besar, 3 milyar untuk 3 pelaztih per bulan itu terlalu besar untuk PSSI, jadi PSSI gak sanggup untuk bayar dia. Kita harus melihat tantangan kita. Kita tidak bisa merangkul gunung karena tangan kita terlalu pendek untuk merangkul gunung tapi kita bisa merangkul pohon, kasarnya kan begitu. Itu yang harus kita lakukan, bekerja mengambil pelatih yang sesuai dengan kapasitas kita. Sebenarnya banyak pelatih yang lumayan, yang gak bobrok cuma mereka satu harus diberi kepercayaan, kedua diberi waktu, ketiga memainkan filosofi yang cocok dengan kapasitas pemain kita dan itu harusnya ada.”

Jurnalis olahraga TVRI Eky ini, mencoba menjealaskan apa yang terjadi oleh Luis Milla dan berikut petikan wawancaranya:

59

“Kasus Luis Milla itu kan awalnya panjang sebenarnya tuh. Dari awal ketika habis Sea Games, kan Luis Milla dikontrak sampai Asian Games kemarin terus kontraknya berakhir, dibilangnya begitu karena kontrak awal itu sampai Asian Games targetnya, tapi ada opsi perpanjangan untuk Sea Games di Filipina ini. Setelah Asian Games, ini beritanya sebenarnya masih simpang siur juga, PSSI bilang mau perpanjang kontrak Luis Milla dan Luis Milla juga bersedia untuk memperpanjang kontraknya karena dia senang Indonesia, yang kedua dia punya prospek jangka panjang untuk memajukan sepakbola Indonesia. Kan kita dapat informasi tuh dari orang dekatnya Milla, agentnya Milla ternyata PSSI punya tunggakan gaji Luis Milla sekitar milyaran. Sebenarnya Luis Milla mau saja memperpanjang tapi syaratnya PSSI harus membayar sisa tunggakan gajinya itu. Itu yang sebenarnya membuat Luis Milla marah dan kecewa dan akhirnya dia memutuskan untuk balik ke sana (Spanyol). Yaudah jadi tidak diperpanjang.”

Meskipun timnas Indonesia saat ini belum bisa berprestasi, namun harapan itu selalu ada dan tidak akan pernah berhenti berharap. Untuk melihat timnas berprestasi, tentu bukan hal yang mudah dan instan, semua butuh proses. Harapan untuk timnas Indonesia, Justin mengatakan:

“Gak ada harapan. Yang bisa merombak sepakbola kita itu cuma satu RI 1. RI 1 bisa merombak taro orang yang bener bukan orang-orang yang punya nama tapi orang yang bener- bener smart untuk masuk ke PSSI rombak dari dalam. Mereka itu tergantung oleh aparat, tergantung oleh infrastruktur itu punya negara semua. Gue jadi Jokowi nih gue panggil semua stakeholder semua pemilik klub kita datang. Gue bilang gue mau rombak PSSI, caranya gimana. Nanti akan ada pemilihan orang-orang gue yang gue taro, kalian harus milih mereka. Contoh gue yang ditaro oleh Jokowi, gue dipilih sebagai ketua. Gue buat aturan, gue rombak administrasi, gue rombak pemilihan dan lain-lain itu harus didukung sama stakeholder sama exco-exco, dan berjalan itu bareng. Jadi bukan dengan cara nge-banned yang dilakukan oleh Menpora beberapa tahun lalu. Kalo itu gak boleh. Tapi kan kita fair-fair aja, kita ikutin SOP (Standar Operasional Prosedur) FIFA, ada pemilihan yang pilih juga yang punya suara. Gue mencalonkan diri boleh- boleh aja dong dan kita ancam orang-orang di dalam kalian harus turun. Apakah bisa bisa, dan gak ada konflik

60

coninterest, dan ketua Asprov digaji semua, dan kita dukung secara financial, dan kita dapat sponsor dari BUMN. Jadi dari RI 1 harus menjalankan dengan cara yang cantik.” (Wawancara 22 Mei 2019)

Eky memiliki pendapat yang berbeda dengan Justin. Beliau mengatakan bahwa:

“Buat PSSI dia harus benahi dulu tubuh dia sendiri, dia harus berbenah, harus fokus pada pembinaan jangan pada kompetisi karena kompetisi itu sudah punya badan sendiri lagi dan menempatkan orang yang tepat pada posisi yang tepat. Karena kan kuncinya dari dia, kalau misalkan dianya bisa berubah, bisa bagus maka akan pengaruh pada pembinaan. Untuk sepakbola, sepakbola itu udah kayak agama kedua gitu ya buat kita. Semua kan tergantung pada induknya, kalau mereka bagus maka sepakbola kita juga akan bagus.”

4.2.3 SWOT Analysis Talkshow Polemik MNC Trijaya FM

Seperti diketahui bahwa analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity,

Threat) biasanya digunakan untuk menggambarkan situasi yang terjadi. Masalah yang terjadi pada sepakbola nasional sudah membuat berbagai media prihatin dan memutuskan untuk mengangkat tema ini sebagai bahan diskusi suatu program, tak terkecuali di Polemik. Sebagai talkshow radio yang cukup lama di Indonesia dan memiliki pendengar yang cukup banyak, penulis merasa bahwa Polemik menjadi sarana yang pas untuk membahas masalah tersebut, dan penulis mencoba untuk menganalisis program Polemik dari sudut pandang SWOT.

4.2.3.1 Strength (kekuatan)

Selain talkshow radio yang sudah lama, Polemik juga konsisten untuk menghadirkan diskusi yang menarik dan berkualitas walaupun seringkali muncul

61 perbedaan pendapat. Seperti yang disampaikan oleh Gaib M. Sigit mengatakan bahwa:

“Jadi kita gak bisa didikte kali ya. Kita gak pengen satu suara, tetap harus ada ciri khas karena kalau satu suara jangan Polemik namanya. Jadi nama itu udah bikin kita beban, nama itu beban tapi justru dengan nama itu kita jadi bertanggungjawab. Kalau menghadirkan semuanya pro Jokowi, ya bukan Polemik, semua pro Prabowo bukan Polemik. Ada kebijakan Jokowi yang buat kebijakan kita hadirkan, yang mengkritisi juga kita hadirkan, dan itu udah biasa kayak gitu. Jadi kalau pun harus terpaksa memang, dulu saya lupa, ada yang hampir semuanya setuju sama satu kebijakan tapi ada dalam pelaksanaannya ada item-item yang mereka tidak sepakat tapi setuju untuk dilaksanakan. Contohnya misalnya ujian nasional, narasumber sepakat nih tapi mereka ingin ini sementara aja. Ada yang sementara tapi setelah itu kita ganti, tapi ada yang selamanya. Jadi tetap ada nilai unsur beda-beda pendapatnya disitu. Itu sih salah satunya.”

Suatu program bisa bertahan cukup lama karena adanya konsistensi dan itu

Polemik buktikan. Konsistensi sangat penting karena itu bisa menjadi keunggulan dan masyarakat pun juga mudah untuk mengetahui program tersebut. Gaib M.

Sigit pun menambahkan:

“Satu yang pertama adalah konsistensi. Konsisten dengan banyak hal, satu, dia konsisten dengan tema-tema yang aktual, yang lagi diperbincangkan di publik, dan menarik untuk diperbincangkan. Yang kedua, konsisten menghadirkan narasumber yang berimbang jadi ada yang pro, kontra, netral pro kontra netral. Yang ketiga konsisten membuat program talkshow di tempat yang sama, di minggu yang sama, di jam yang sama.”

4.2.3.2 Weakness (kelemahan)

Setiap media massa tentu memiliki kekurangan dan kelebihan masing- masing. Kekurangan yang dimiliki oleh radio ini tentu masyarakat hanya bisa mendengarkan suara atau audio saja tanpa melihat visualnya. Disini peran

62 moderator atau host sangat penting karena berhubungan langsung dengan pendengar. Seorang host radio harus bisa memiliki wawasan kata yang luas dan humoris karena program yang dibawakan mengambil isu-isu yang berat. Polemik memilih Margi Syarief sebagai host atau moderator tentu karena memiliki alasan tersendiri dan alasan tersebut dikemukakan oleh Gaib M. Sigit, sang pemimpin redaksi MNC Trijaya FM sebagai berikut:

“Sebenarnya moderator ini kan, pertama kita pilih orangnya tetap satu orang supaya pendengarnya familiar dan lebih dikenal, jadi gak gonta ganti. Yang kedua ada ciri khasnya karena kalau gonta ganti gak punya ciri khas. Yang ketiga, satu orang ini akan membuat dia terbiasa dengan dialog, diskusi, dia kenal dengan narasumber. Karena di radio, host yang dikenal sama narasumber itu jauh lebih, bicaranya lebih terbuka dibanding yang gak dikenal dan di radio gimick-gimick itu penting karena dia hanya mengandalkan suara. Kalau ada video kan enak, dia bisa gimicknya keliatan tapi kalau di radio enggak. Maka gimicknya dari radio itu adalah becandanya antara host dengan narasumber itu menjadi hal yang penting sekali. Bahkan becandaan-becandaan dapur, misalnya dia pernah makan sama narasumber ini, diceritain itu jauh lebih menarik dibanding hanya sekedar dia butuh omongan....dia benar-benar harus mengikuti perkembangan dan itu ada di Margi. Dia pengalaman di ya, ketemu banyak teman narasumber, dia ngerti politik juga jadi buat kita dia cukup pas lah.”

4.2.3.3 Opportunity (peluang)

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, radio menjadi salah satu media yang tetap bertahan dan akan terus bertahan sampai waktu yang sangat lama. Walaupun hanya bisa didengarkan, namun pendengar bisa merasakan emosi dari penyiar. Radio juga mengalami perubahan yang modern sesuai dengan perkembangan jaman:

“... kita gak bisa mengandalkan on-air saja tapi harus memanfaatkan digital, sosial media dan bantuan dari

63

media-media lain supaya talkshow itu makin besar. Jadi kita gak bisa stand alone, kita gak bisa berdiri sendiri, kita harus dibantu oleh media lain jadi kita harus dibantu dengan perangkat digital yang kita punya supaya implikasinya lebih luas. Kalau dulu kan on-air doang iya, tapi sekarang sudah gak bisa. Kalau kita mau berkembang ya kita harus menyesuaikan dengan keadaan tanpa kita harus kehilangan jati diri. Tetap kita melakukan hal yang utama cuma dibantu dengan hal-hal yang lain yang membuat kita jadi lebih besar.” (Gaib M. Sigit, 6 Juni 2019)

Talkshow Polemik juga selalu di-upload ke kanal Youtube dan tentu memiliki alasan tersendiri. Eny Mariany, Social Media Strategist MNC Trijaya

FM menuturkan:

“Untuk menjangkau pendengar di seluruh Indonesia, bahkan juga di luar negeri. Juga untuk melengkapi kebutuhan pendengar yang ingin melihat langsung suasana serta jalannya diskusi polemik, namun berhalangan hadir ke TKP. Selain itu juga MNC Trijaya ingin agar Polemik tidak hanya bisa dinikmati melalui radio, namun juga di platform social media kami, sekaligus juga salah satu acara mensosialisasikan akun- akun sosmed MNC Trijaya kepada masyarakat.” (Wawancara 6 Juni 2019)

Dalam program Polemik, walaupun acara ini sudah cukup terkenal di kalangan media namun mereka tidak mau merasa eksklusif. Mereka juga tetap memberikan promosi-promosi kepada media yang mana hal ini bisa memberikan keuntungan tersendiri bagi mereka, dan berikut petikan wawancara dengan Eny

Mariany:

“ ... Social Media MNC Trijaya memberikan info kepada masyarakat melalui update postingan-postingan di hampir semua platform, antara lain Twitter, Facebook, Instagram, Youtube, dan Website, termasuk dalam program Polemik. Socmed membantu memberikan info mulai dari promo acara, dokumentasi selama acara berlangsung, moment-moment menarik selama acara,

64

serta post event. Link dari postingan-postingan tersebut kemudian disebarluaskan kembali baik di on-air, online, maupun via whatsapp group.”

4.2.3.4 Treats (ancaman)

Yang dimaksud ancaman disini tentu bukan yang negatif melainkan hal yang positif. Di tengah banyaknya program-program radio yang hadir, tentu masyarakat memilih program dengan topik yang berkualitas. Di tengah persaingan ini, Polemik bisa bertahan dengan konten-konten yang memiliki dampak luas dan menjadi perbincangan bagi masyarakat, sebagaimana wawancara penulis dengan pemimpin redaksi

MNC Trijaya FM, Gaib M. Sigit:

“Nah buat di radio hanya mengandalkan sound only, suara. Kita ngomong dua jam hanya pake suara. Sesudah itu kalau monoton berarti membosankan kan dua jam. Dengerin orang ngomong sendiri aja kita males, ini dua jam, cuma break sejam cuma tiga kali berarti total dua jam enam. Dan kita suruh stay orang dengerin. Makanya paling menentukan itu adalah kontennya, kekuatan dari narasumbernya itu, karena cuma itu andalan kita, maka itu yang menjadi prioritas. Topiknya yang hangat dan narasumbernya yang punya quality jadi orang merasa penting dengerin ini. Terus yang kedua, kita harus mengembangkan bahwa yang dengerin radio nggak cuma di mobil, nggak cuma di radio tapi juga ada di space yang lain, dia bisa dengerin handphone, dia bisa dengerin di laptop, dia bisa dengerin di TV lewat MNC vision, satelit. Terus ada juga orang yang pengen lihat kayak gimana sih talkshownya, kita ada di live di instagram, di youtube. Jadi ini channel kita siapin supaya kita bisa terus bertahan. Bukan berarti kita gak pede dengan on-air doang tapi kita menerima situasi bahwa masyarakat juga berkembang. Gak semua orang kan punya radio transistor tapi semua orang punya handphone dan di handphone pasti ada radio.” (Gaib M. Sigit, wawancara)

65

Dalam dunia media, harus siap untuk menghadapi segala perkembangan yang ada dan cepat untuk meyesuaikan agar dapat bertahan lama. Persaingan pasti ada dan industri media harus menciptakan persaingan yang positif dengan bersama-sama memberikan berita dan informasi yang positif dan menghibur bagi masyarakat.

4.3 Pembahasan

Di Indonesia, sepakbola menjadi olahraga yang paling banyak disukai oleh masyarakat, dari berbagai agama, ras, profesi dan sebagainya. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki klub sepakbola masing-masing dan tentu juga para fans atau suporter yang siap mendukung. Jika kita melihat timnas Indonesia bermain di ajang bergengsi seperti Piala AFF (kejuaraan sepakbola antar negara se

Asia Tenggara) maka akan ada nobar (nonton bareng) dengan teman, keluarga, saudara, dan sebagainya.

Belasan tahun yang lalu, Indonesia pernah terpilih menjadi tuan rumah

Piala AFF dan bermain di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. Setiap Indonesia bermain, para suporter datang langsung ke stadion untuk memberikan semangat.

Masyarakat Indonesia seolah terhipnotis dengan pagelaran bola akbar ini. Saat itu

Indonesia berhasil mencapai final namun sangat disayangkan bahwa Indonesia harus kalah dan mengakui keunggulan dari rival abadi mereka, Malaysia.

Sebagian masyarakat saat itu mengklaim Indonesia akan menjadi juara karena bertindak sebagai tuan rumah, kemudian ada juga yang menilai permainan

Indonesia mulai meningkat sejak dilatih Alfred Riedl (pelatih timnas Indonesia saat itu). Sejak saat itu, Indonesia belum pernah lagi mencapai final Piala AFF.

66

Jangan kan masuk final, untuk lolos dari fase grup saja, timnas kita harus bersusah payah bahkan tidak lolos sama sekali.

Dari segi sumber daya manusia, Indonesia dapat dikatakan memiliki talenta-talenta muda yang siap untuk membela tim Merah Putih. Banyak sekali anak-anak kecil yang memiliki cita-cita sebagai pemain sepakbola terkenal.

Mereka memiliki impian untuk membawa tim Garuda berjaya di level internasional. Beberapa waktu lalu timnas Indonesia U-19 dan U-22 berhasil menjuarai piala AFF yang belum pernah diraih oleh timnas senior. Tak heran jika masyarakat pun bertanya-tanya tentang hasil yang bertolakbelakang antara timnas level senior dan level junior.

Bicara timnas Indonesia tentu tak bisa dilepaskan dari PSSI. Induk sepakbola Tanah Air ini bertanggungjawab dengan apa yang dialami oleh timnas

Indonesia sekarang karena mereka menentukan agenda klub maupun timnas dan memiliki pengaruh yang signifikan bagi perkembangan sepakbola nasional.

Awal tahun kemarin PSSI menjadi perbincangan publik karena kasus pengaturan skor. Sebenarnya kasus ini bukan hal yang baru bagi PSSI karena sebelumnya PSSI sudah beberapa kali mendapatkan kasus serupa. Meskipun PSSI pernah mendapatkan tuduhan yang sama namun kasus tersebut seolah hilang dan tidak terdengar lagi. Masyarakat pun juga seolah kurang percaya dengan PSSI dan menganggap tuduhan itu benar walaupun hal ini harus digali lagi. Karena ada indikasi internal PSSI ikut berperan dalam kasus ini, maka beberapa media baik televisi maupun radio menyoroti masalah ini dan membahas topik ini dalam program talkshow, salah satunya program Polemik.

67

Gambar 4.2 Promo Polemik di Media Sosial

Talkshow ini disiarkan setiap hari sabtu oleh radio MNC Trijaya 104.6 FM dan talkshow ini juga menjadi satu-satunya talkshow radio yang bisa bertahan sampai sekarang. Lokasi yang dipilih Polemik untuk siaran bukanlah kantor atau studio pada umumnya, mereka memilih kafe D’Consulate Resto & Lounge,

Jakarta sebagai tempat siaran Polemik. Polemik juga setiap minggunya selalu mengangkat tema-tema yang bisa diperdebatkan dan juga ada substansinya.

Untuk membahas kasus yang dialami PSSI, Polemik memberikan tema “Sepak

Mafia Bola.” Narasumber yang dihadirkan oleh Polemik langsung tertuju pada pihak-pihak terkait yaitu dari PSSI ada Gusti Randa sebagai Anggota Exco

(Executive Commitee) PSSI, Sekjen Asosiasi Pemain Profesional Indonesia

(APPI) Muhammad Hardika Aji, Wasekjen Sepakbola Indonesia Juara (SIJ) sekaligus Ketua Paguyuban Suporter Timnas Indonesia Ignatius Indro,

Sekretaris Kemenpora Gatot Dewa Broto, dan Kabag Penum Polri/Jubir Satgas

Anti Mafia Bola Kombes Pol Syahar Diantono.

68

Gambar 4.3 Narasumber Polemik Edisi “Sepak Mafia Bola”

Penulis memilih program Polemik sebagai penelitian ini karena penulis menganggap Polemik memiliki keunikan tersendiri. Walaupun ini talkshow di radio, namun Polemik bisa menciptakan diskusi yang menarik didengar dan tidak gampang bosan sehingga pendengar juga merasakan dan bisa merasakan dan terlibat dalam diskusi ini. Adanya interaksi suara antara moderator dengan narasumber juga dapat dirasakan oleh pendengar. Seperti yang dikatakan oleh

Gaib Maruto Sigit bahwa di radio pun butuh gimmick dan gimmick itu berasal dari perbincangan host dan narasumber. Pemilihan host atau moderator pun penting karena dibutuhkan wawasan dan jaringan perkenalan yang luas. Polemik pun memilih Margi Syarief sebagai host Polemik dan beliau sudah kurang lebih dua tahun di Polemik. Sebelum di MNC Trijaya, Margi Syarief juga pernah bekerja di radio Elshinta.

Selain itu Polemik tiap minggunya juga mengupload video di channel

Youtube MNC Trijaya 104.6 FM, jadi jika masyarakat penasaran dengan visualnya bisa melihat di Youtube. Masyarakat juga bisa berpartisipasi dalam diskusi tersebut dengan memberikan komentar di SMS dan Whatsapp serta sosial

69 media Instagram dan Twitter di @MNCTrijayaFM. Dengan adanya hal tersebut membuat masyarakat merasa dekat dan bisa memberikan pendapatnya.

Teknologi semakin berkembang dan manusia pun harus menerima dan belajar agar tidak dianggap gaptek (gagap teknologi). Adanya teknologi membuat segalanya jadi lebih mudah, cepat serta efisien begitu pun dengan media.

Meskipun program Polemik sudah memiliki ‘nama’, namun mereka tetap membuat undangan, promosi, dan sebagainya serta bantuan dengan media lain untuk membantu Polemik semakin dikenal masyarakat. Yang dilakukan oleh

Polemik ini secara tidak langsung dapat memberikan pengaruh yang positif untuk kerjasama dengan produk atau brand tertentu. Selain itu narasumber juga termasuk dalam strategi Polemik karena Polemik berusaha untuk menghadirkan narasumber yang pro, kontra dan netral agar masyarakat mengetahui solusi yang diberikan. Jika narasumber yang diinginkan tidak bisa hadir, maka dengan terpaksa temanya berubah. Narasumber Polemik juga harus berani dan vokal serta memiliki kapabilitas di bidangnya masing-masing, seperti yang disampaikan oleh

Gaib, sang pemimpin redaksi. Tak hanya itu saja, Polemik juga konsisten dalam mempersiapkan produksi ini dengan matang dan masih menurut Gaib, konsisten sangat dibutuhkan oleh suatu program agar bisa bertahan lama. Dalam Polemik sendiri, konsisten menjadi salah satu fondasi kuat yang sudah melekat dalam tim redaksi baik konsisten menentukan tema, menentukan narasumber, serta konsisten memilih talkshow di tempat dan jam yang sama.

Polemik memilih tema “Sepak Mafia Bola” karena topik ini bisa diperdebatkan dan memiliki respon yang luas pada masyarakat. Dalam Polemik, perbedaan pendapat itu biasa terjadi yang terpenting adalah masyarakat

70 mendapatkan substansi dari diskusi ini, tidak diskusi yang asal-asalan. Sebagai talkshow radio yang berpengalaman, Polemik memiliki tanggungjawab untuk ikut mengangkat isu hangat dan aktual yang bermutu dan mempunyai nilai mendidik.

Suatu program media membutuhkan kerjasama tim yang solid dan kompak agar dapat menghasilkan acara yang berkualitas. Semua orang dalam tim harus dianggap sama pentingnya dan memiliki kontribusi dalam tim tersebut. Setiap orang bebas mengeluarkan pendapat dan opininya tanpa merasa takut dan berani dalam memberikan komentar serta harus siap juga pendapatnya tidak diterima.

Gaib mengatakan bahwa Polemik tidak harus berdasarkan keputusan dia karena posisi dia sebagai pemimpin redaksi. Polemik memiliki tim sendiri dan tim tersebut berkoordinasi untuk mempersiapkan tema atau diskusi selanjutnya yang akan dibahas. Tak sedikit yang beranggapan bahwa jabatan pemimpin adalah orang yang berkuasa atas tim yang dipimpinnya padahal kenyatannya tidak seperti itu. Pemimpin harus bisa menghargai perbedaan pendapat, mendengarkan pendapat dari anggotanya dan berani menerima saran dan kritik yang membangun.

Setiap radio tentu memiliki klasifikasi masyarakat yang mendengarkan radio tersebut. Target pendengar ini ditentukan sendiri oleh radio sehingga pihak radio sudah mengetahui program apa saja yang akan mereka buat yang diharapkan akan sesuai dengan para pendengar. MNC Trijaya FM termasuk Polemik memilih tiga target pendengar yaitu birokrat dari pemerintah, pengusaha atau wirausaha serta profesional seperti insinyur, dosen dan sebagainya. Jika dilihat dari targetnya, MNC Trijaya cenderung mengarah pada kalangan menengah ke atas, namun hal ini dibantah oleh pemred Gaib. Dia mengatakan bahwa orang yang bekerja pada level bawah jika ia bekerja dengan profrsional maka akan masuk

71 dalam target mereka. Penentuan target pendengar ini cukup penting agar media radio juga bisa fokus dalam menjangkau target mereka karena pada umumnya semua lapisan masyarakat bisa mendengarkan radio tanpa ada batasan.

Media massa sudah memainkan perannya untuk membuka atau mengungkapkan masalah internal PSSI dan mengundang narasumber yang sesuai dengan bidangnya untuk menjelaskan kepada masyarakat. Ramainya kasus ini membuat Kapolri Tito Karnavian untuk membentuk suatu tim khusus awal tahun lalu yang diberi nama Satgas Anti Mafia Bola yang bertugas mengenai dugaan adanya mafia bola dalam tubuh PSSI. Dengan adanya satgas ini memberikan secercah harapan bagi masyarakat akan perubahan sepakbola nasional. Berbeda dengan sebagian masyarakat, Pengamat sepakbola Justinus Lhaksana berpendapat, sekalipun sudah dibentuk Satgas Anti Mafia Bola namun di internal PSSI sendiri tidak ingin ada perubahan. Mengapa PSSI sulit berubah, masih menurut Justin bahwa PSSI berpegang pada aturan FIFA yang melarang ada tekanan dari pihak luar sehingga membuat PSSI sulit diganggu. Jika benar pendapatnya Justin, maka akan sulit bagi pihak manapun untuk memeriksa kegiatan internal PSSI dan harapan masyarakat untuk bisa melihat timnas Indonesia berlaga di Piala Dunia semakin tertutup rapat karena prestasi timnas tergantung pada kinerja PSSI sebagai induk olahraga kesukaan masyarakat Indonesia ini.

Saat ini satgas tersebut tidak terdengar lagi, padahal awal dibentuknya tim ini, sudah ada beberapa orang yang ditangkap dan ditahan dan media juga turut menyoroti penangkapan tersebut. Banyak masyarakat yang menunggu kelanjutan dari proses tersebut dan berharap mafia bola sesungguhnya dapat terungkap ke publik. Menurut Eky, jurnalis olahraga TVRI, satgas tersebut sudah

72 dibebastugaskan alias bubar. Eky menyatakan bahwa tim satgas hanya mempunyai batas waktu tertentu dalam kasus tersebut dan baru-baru ini sudah dibubarkan. Jika benar itu adanya maka tak heran jika akhir-akhir ini berita mengenai satgas anti mafia bola seakan hilang ditelan bumi. Padahal satgas anti mafia bola pernah menangkap salah satu pimpinan PSSI, Joko Driyono dengan tuduhan menghilangkan barang bukti kasus pengaturan skor. Saat ini status Joko

Driyono atau biasa disapa Jokdri sudah naik menjadi terdakwa dan baru-baru ini beliau dituntut dua tahun enam bulan penjara oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU)

Jakarta Selatan. Jokdri termasuk orang lama di PSSI dan beliau juga pernah menduduki posisi penting dalam PSSI dari sekjen hingga wakil ketua umum.

Ketika Edy Rahmayadi memutuskan mundur sebagai Ketua Umum PSSI, Jokdri didaulat menjadi pelaksana tugas sementara (plt) PSSI. Karena Jokdri ditahan, maka saat ini yang menjadi plt PSSI adalah Iwan Budianto. Jabatan Plt ini bersifat sementara sampai pada Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI yang kemungkinan digelar pada bulan Juli ini. Biasanya agenda dalam KLB PSSI ini akan dibahas mengenai aturan dan kepengurusan PSSI dan kemungkinan besar membahas

Ketua Umum PSSI yang baru.

Seperti yang ditulis sebelumnya bahwa PSSI memiliki andil dalam perkembangan sepakbola nasional. Induknya saja bermasalah maka tak heran jika yang dibawahnya pun juga terkena imbasnya. Satu dari sekian masalah PSSI yang penulis merasa tidak relevan adalah diperbolehkannya anggota PSSI merangkap jabatan seperti misalnya dia memiliki jabatan di klub lokal maupun di tubuh PSSI.

Penulis merasa tidak boleh ada pejabat klub lokal yang mempunyai jabatan di

PSSI karena akan terjadi kepentingan-kepentingan yang tidak diinginkan. Selain

73 itu di Indonesia, politik dan sepakbola seakan begitu melekat. Penulis berpendapat seperti itu karena beberapa kali anggota partai politik menjadi Ketua Umum PSSI.

Politik dan sepakbola adalah dua hal yang sangat berbeda yang harus dikelola dengan cara yang berbeda pula. Dalam dunia politik terlalu banyak kepentingan- kepentingan golongan tertentu yang ingin berkuasa sedangkan dalam sepakbola dibutuhkan orang-orang yang independen, berpengalaman dalam dunia olahraga serta yang paling penting adalah niat untuk membangun sepakbola Indonesia.

Penulis setuju dengan yang dikatakan oleh Justin bahwa niat menjadi hal yang penting untuk memperbaiki sepakbola kita. Jika niatnya saja sudah salah maka ke depannya akan melenceng dan tidak berkembang. Sangat disayangkan apabila

Indonesia, negara yang memiliki populasi penduduk lebih dari 200 juta jiwa ini dengan mayoritas masyarakatnya yang menyukai sepakbola harus melihat timnas kesayangan mereka belum berkembang. Penulis iri dengan negara-negara kecil yang bisa lolos dalam gelaran piala dunia empat tahun sekali.

Masalah PSSI yang lain adalah pembinaan. Belum adanya program pembinaan yang matang dan jelas juga bisa menjadi penyebab prestasi Indonesia jalan di tempat. Hal ini pun juga menjadi sorotan bagi Gaib, Justin dan Eky.

Mereka menilai perlu adanya pembinaan usia dini yang harus dikembangkan selain itu Justin juga mengusulkan adanya turnamen untuk melatih fisik dan mental bermain sepakbola karena jika dari muda sudah terbiasa dengan kompetisi maka mereka kedepannya akan lebih terbiasa dengan atmosfer tersebut.

Tak sedikit pemain yang akan merasa canggung jika bermain di timnas level internasional karena kurangnya jam terbang dan itu bisa menyebabkan penurunan performa dari pemain tersebut. Jika kita ingin melihat sepakbola

74

Indonesia berkembang, harus melalui proses yang panjang, tidak bisa langsung instan. Negara-negara yang biasa berlaga di Piala Dunia pun juga memiliki program pembinaan sedini mungkin. Pembinaan bisa menjadi solusi yang tepat untuk melihat sepakbola Indonesia maju dan jangan hanya wacana saja namun harus juga dipraktekkan. Dengan pembinaan, anak-anak muda Indonesia dapat memiliki mental yang kuat dan semangat pantang menyerah. Selain itu, mereka juga bisa mengerti taktik dan strategi serta skema permainan yang akan dimainkan. Tentu untuk menuju kesuksesan pasti akan mengalami kegagalan namun kita harus bangkit lagi dan belajar dari kesalahan yang pernah dibuat.

Menurut Eky, PSSI saat ini memiliki program bernama Filanesia (Filosofi

Sepakbola Indonesia) yang akan fokus pada pembinaan berjenjang, pelatihan teknik dan sebagainya. Diharapkan Filanesia ini mampu menjadi jawaban bagi puasanya prestasi timnas dan dapat membentuk pemain-pemain timnas muda sebagai pemain yang berkualitas dan mempunyai daya juang yang tinggi.

PSSI juga seringkali melakukan gonta-ganti pelatih, baik pelatih dalam maupun luar negeri. Rata-rata rentang waktu sang pelatih melatih timnas

Indonesia hanya beberapa tahun, tidak terlalu lama. Sepertinya PSSI sengaja memberikan kontrak jangka pendek untuk melihat sejauh mana pelatih tersebut bisa membuat timnas Indonesia bisa berbicara banyak pada kejuaraan tertentu.

Dapat dikatakan bahwa PSSI tidak mau mengambil risiko dengan langsung memberikan kontrak jangka panjang. Jika PSSI memberikan kontrak jangka panjang namun ternyata pelatih tersebut meraih hasil yang kurang memuaskan maka PSSI kemungkinan akan memecat pelatih tersebut. Biasanya dalam kontrak terdapat penjanjian jika kontrak diputus atau dipecat maka PSSI harus membayar

75 uang kompensasi dan itu akan membuat PSSI rugi. Menurut penulis, pelatih siapapun itu harus diberi kesempatan untuk membuktikan kualitasnya. Jika ingin melihat timnas Indonesia juara, maka harus mengalami proses yang panjang dan itu tidak mudah. Selain itu pelatih juga membutuhkan kepercayan dari pengurus

PSSI dan publik dalam menangani timnas Indonesia sehingga pelatih juga termotivasi untuk mempunyai semangat dalam membangun tim. Pelatih membutuhkan waktu yang panjang untuk bisa membangun tim dan menemukan pemain-pemain yang tepat serta sesuai dengan kebutuhan tim. Dengan geografis

Indonesia yang luas, tak gampang menyeleksi pemain timnas dari Sabang sampai

Merauke untuk bermain membela tim Garuda. PSSI juga diharapkan jangan terlalu mengatur timnas, biarkan saja timnas berjalan sebagaimana mestinya

Dalam Polemik edisi “Sepak Mafia Bola” tanggal 5 Januari 2019, jubir

Satgas Anti Mafia Bola Kombes Pol Syahar Diantono, menuturkan bahwa tim ini terlebih dulu menampung semua informasi yang berkaitan dengan dugaan pengaturan skor dan adanya mafia bola. Beliau juga menambahkan sudah ada empat tersangka yang sudah ditahan dalam kasus ini dan tidak menutup kemungkinan akan ada tersangka baru. Satgas Anti Mafia Bola juga memberikan kesempatan kepada masyarakat jika ada informasi mengenai kasus pengaturan skor dapat menghubungu call center yang dibuka 24 jam. Syahar menjelaskan sudah ada ratusan informasi yang polisi dapatkan dari masyarakat dan sebagian besar berasal dari Liga 2 dan Liga 3 mengenai dugaan adanya pengaturan skor dalam sepakbola. Satgas pun masih mendalami informasi tersebut.

Anggota Exco PSSI, Gusti Randa dalam Polemik “Sepak Mafia Bola” menjelaskan terlebih dahulu mengenai organisasi dan keanggotaan PSSI seperti

76 agenda yang dibahas oleh KLB, tugas Exco atau komite, dan sebagainya. Gusti

Randa sendiri berada di komite hukum dan ahli status PSSI. Intinya adalah PSSI mendukung adanya Satgas Anti Mafia Bola dan merasa terbantu dengan dibentuknya tim tersebut. PSSI juga bukan lembaga yang berwenang dengan vonis pidana, jadi dengan adanya Satgas ini setidaknya PSSI dan Polri dapat bekerjasama memberantas mafia. Berdasarkan pengakuan Gusti Randa bahwa

PSSI hanya bisa memberikan sanksi dari Komisi Disiplin (Komdis) seperti denda, larangan masuk stadion, dan sebagainya. Seperti yang penulis katakan bahwa anggota PSSI yang rangkap jabatan berpotensi memiliki kepentingan tertentu.

Gusti Randa pun memiliki opini sendiri bahwa anggota PSSI yang merangkap jabatan di klub tidak dilarang oleh statuta PSSI dan ia ingin PSSI melakukan revisi pada aturan tersebut dengan meminta ijin pada FIFA (organisasi sepakbola dunia).

Ketika sampai pada Sekretaris Kemenpora, Gatot Dewa Broto yang sekaligus mewakili pemerintah berbicara dalam acara Polemik edisi “Sepak Mafia

Bola”, beliau mengapresiasi Satgas karena menurut beliau Satgas sudah melakukan tugas dengan cepat dan juga apresiasi kepada PSSI karena sudah ada perubahan. Gatot juga menegaskan bahwa pemerintah tidak akan membekukan

PSSI dan Gatot juga meyakini bahwa Satgas ini bukan bentuk intervensi dari pemerintah. Sebelumnya Gatot juga sempat diperiksa oleh Satgas dan beliau mengakui dalam proses pemeriksaan itu polisi sangat profesional dan tidak ada nuansa politis jadi beliau minta untuk jangan pernah mengarahkan kasus ini pada politik. Jika sebelumnya Gusti Randa mengungkit mengenai aturan PSSI berdasarkan FIFA, maka Gatot memberikan komentarnya. Gatot mengatakan

77 dalam statuta FIFA pasal 18 ayat 2 yang menyatakan bahwa salah satu potensi terjadinya pengaturan skor di beberapa negara di Asia ialah pemilik klub sepakbola juga menjadi anggota federasi dan Gatot pun meminta PSSI untuk melihat pada aturan tersebut.

Sebagai perwakilan dari Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI),

Muhammad Hardika Aji pun menjawab mengenai dugaan keterlibatan pemain dalam kasus pengaturan skor. Beliau mengungkapkan bahwa APPI pernah diundang oleh Interpol dan FIFA untuk menjadi trainner anti pengaturan skor di

Malaysia. Kemudian Aji menambahkan fokus pemain saat ini ialah jika ada pemain yang melihat potensi pengaturan skor harus segera melaporkan dan APPI juga membuat kampanye dengan membuat kaos yang bertuliskan Anti Match

Fixing di bagian belakang. Sekain kaos, APPI juga membuat video Anti Match

Fixing agar pemain memahami dulu seperti apa pengaturan skor itu.

Jika tadi perwakilan pemain, sekarang perwakilan suporter. Ignatius Indro,

Wasekjen Sepakbola Indonesia Juara (SIJ) dan Ketua Paguyuban Suporter Timnas

Indonesia menyoroti berbagai hal seperti masih banyaknya target PSSI belum tercapai, hanya bisa juara AFF U-16, kemudian masih adanya suporter yang menjadi korban dalam sepakbola seperti kasus suporter Persija yang tewas di

Bandung dan juga yang lagi hangat yaitu kasus mafia bola. Beliau mengaku kecewa karena ada dugaan anggota internal federasi atau PSSI dan pemilik klub juga terlibat dalam kasus memalukan ini. Indro ingin mereka diselidiki dan diperiksa yang terlibat dalam dugaan kasus pengaturan skor ini. Selain itu Indro melihat Satgas yang dibentuk oleh Polri ini bisa memberikan harapan kepada masyarakat akan sepakbola Indonesia. Indro dan rekan-rekan juga sempat datang

78 ke kantor Satgas untuk memberikan dukungan bahkan memberikan karangan bunga.

Dalam edisi sepak mafia bola ini, tim Polemik sebelumnya telah melakukan riset mengenai beberapa topik yang terjadi dalam masyarakat dan pada saat itu kasus sepakbola ini sedang ramai diperbincangkan sehingga Polemik mengambil tema ini. Polemik juga memilih narasumber Sebelum melakukan tayangan sepak mafia bola, Polemik memiliki tim tersendiri untuk menyiapkan informasi yang berkaitan dengan mafia bola ini. Polemik juga membuat undangan kepada wartawan dan media agar datang langsung ke tempat Polemik diadakan sehingga program Polemik edisi Sepak Mafia Bola bisa disebarluaskan dengan berbagai media massa.

Setelah penulis melihat video Polemik edisi “Sepak Mafia Bola” di

Youtube, penulis menilai bahwa host Margi Syarief terlihat mendalami topik tersebut dan menanyakan dengan cukup detail mengenai informasi yang diberikan oleh narasumber. Di Polemik, narasumber diberikan kesempatan terlebih dahulu untuk berbicara tanpa dibatasi oleh waktu tertentu. Selain itu, beberapa narasumber seperti Gusti Randa dan Gatot Dewa Broto memberikan apresiasi kepada program Polemik karena bisa memberikan ruang untuk berdiskusi dengan bebas dan mengeluarkan unek-uneknya. Diskusi ini juga melibatkan masyarakat untuk berkomentar dan menyatakan pendapatnya. Pendapat dari masyarakat nantinya akan dibacakan oleh host dan sekaligus meminta klarifikasi dari pihak terkait secara langsung.

79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian maka penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa dalam talkshow Polemik edisi “Sepak Mafia Bola”, adanya konsistensi dan komitmen menjadi kunci talkshow tersebut bisa bertahan lama. Bukan pekerjaan mudah untuk mempertahankan suatu talkshow di radio yang hanya mengandalkan suara saja dan bisa bersaing dengan media massa lainnya. Selain itu program

Polemik dan MNC Trijaya FM juga berusaha untuk terus melakukan perkembangan dan pembaharuan agar bisa bertahan selama mungkin. MNC

Trijaya juga berkoordinasi dengan media-media digital lain untuk membuat program Polemik menjadi lebih besar dan semakin dikenal masyarakat.

Perbincangan yang dihasilkan oleh Polemik bukan diskusi yang biasa saja tetapi diskusi yang seru, yang berbeda pendapat karena ada narasumber yang pro dan kontra namun juga harus ada maknanya. Jadi Polemik ini berusaha untuk mengundang narasumber yang berimbang dan sesuai dengan kapasitas tanpa menghilangkan inti dari pembicaraan tersebut.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang sudah peneliti lakukan, program Polemik dengan tema “Sepak Mafia Bola” sudah cukup memiliki strategi yang mapan dan matang. Hasilnya juga sudah dibuktikan bahwa Polemik menjadi talkshow radio pertama yang sudah mengudara selama kurang lebih sepuluh tahun. Dengan

80 prestasi yang membanggakan ini, kiranya program Polemik dapat mempertahankan apa yang sudah mereka capai dan tetap konsisten dalam informasi yang aktual kepada masyarakat. Polemik juga bisa berkembang dan cepat beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang begitu cepat termasuk di dunia media. Selain itu untuk video Polemik di Youtube masih ada kekurangan yaitu audionya kurang sehingga suara narasumber terkadang putus-putus. Kiranya

Polemik atau MNC Trijaya bisa melakukan pembenahan agar suara terdengar lancar tanpa gangguan.

Untuk media massa secara umum, baik radio maupun televisi, jangan terlalu cepat puas dengan apa yang sudah diraih timnas junior maupun senior.

Menurut peneliti, pemberitaan mengenai timnas yang terlalu berlebihan dapat berpengaruh pada fisik dan psikis pemain yang membuat si pemain kelelahan.

Cukup pemberitaan yang sebagaimana mestinya, dan tidak perlu berhari-hari karena hal itu dapat membuat timnas kita cepat puas. Dan juga kita sebagai masyarakat awam jangan terlalu memberikan tekanan yang berlebihan kepada timnas, yang kita lakukan hanya mendukung dan memberikan semangat pada timnas Indonesia agar dapat memberikan prestasi bagi bangsa Indonesia.

81

DAFTAR PUSTAKA

Anggito, Albi dan Johan Setiawan. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi: CV Jejak

Baran, Stanley J. 2011. Pengantar Komunikasi Massa: Literasi Media dan Budaya. Jakarta: Salemba Humanika

Barata, Atep Adya. 2003. Dasar-dasar Pelayanan Prima. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana

----- 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana

----- 2015. Komunikasi Pariwisata (Tourism Communication): Pemasaran dan Brand Destinasi. Jakarta: Kencana

Endraswara, Suwardi. 2006. Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan Ideologi, Epistemologi dan Aplikasi. : Pustaka Widyatama

Fitrah dan Luthfiyah. 2017. Metodologi Penelitian: Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas dan Studi Kasus. Sukabumi: CV Jejak

Gulo, W. 2000. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo

Harapan, Edi dan Syarwani Ahmad. 2014. Komunikasi Antarpribadi: Perilaku Insani Dalam Organisasi Pendidikan. Depok: RajaGrafindo Persada

Morissan. 2003. Jurnalistik TV Mutakhir. Jakarta: Ramdani Praka Jakarta

82

----- 2008. Manajemen Media Penyiaran. Jakarta: Kencana

----- 2013. Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta: Kencana

Mulyana, Deddy. 2010. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. : PT Remaja Rosdakarya

Oramahi, A. Hasan. 2012. Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio. Jakarta: Erlangga

Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis Untuk Menghadapi Abad 21. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Rifai. 2012. Kualitatif (Teori, Praktek Statistika dan Riset Penelitian Kualitatif atau Teknologi). Sukoharjo. BornWin’s Publising

Rofa’ah. 2016. Pentingnya Kompetensi Guru Dalam Kegiatan Pembelajaran Dalam Perspektif Islam. Yogyakarta: Deepublish

Romli, Khomsahrial. 2016. Komunikasi Massa. Jakarta: Grasindo

Romli, M. Syamsul Asep. 2014. Siaran Radio Manajemen Program daan Teknik Industri. E-book

Suprapto, Tommy. 2009. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta: Medpress

Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana

Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo

Yunus, Eddy. 2016. Manajemen Strategis. Yogyakarta: ANDI

83

Yusanto, Freddy. 2017. Buku Ajar Produksi Program Televisi Multi Camera. Yogyakarta: Deepublish

Sumber Internet https://www.idntimes.com/news/indonesia/vanny-rahman/sejarah-panjang-radio- di-indonesia-dari-kolonial-hingga-millennial/full diakses pada tanggal 8 Maret 2019 pukul 17.28 WIB

https://www.idntimes.com/news/indonesia/vanny-rahman/sejarah-panjang-radio- di-indonesia-dari-kolonial-hingga-millennial/full diakses pada tanggal 11 Maret 2019 pukul 20.04 WIB

https://www.jurnal.id/id/blog/2017-manfaat-faktor-yang-memengaruhi-dan- contoh-analisis-swot/ diakses pada tanggal 11 Maret 2019 pukul 16.38 WIB https://romeltea.com/media-massa-makna-karakter-jenis-dan-fungsi/ pada tanggal 14 Maret 2019 pukul 18.27 WIB

http://mnctrijaya.com/profile diakses pada tanggal 5 Mei 2019 pukul 15.18 WIB

https://www.kompasiana.com/igaceper/54f781c2a33311a0718b45db/teori-peluru- atau-jarum-hipodermik diakses pada tanggal 7 Mei 2019 pukul 20.33 WIB

https://www.komunikasipraktis.com/2015/10/strategi-komunikasi-pengertian- dan.html diakses pada tanggal 7 Mei 2019 pukul 21.33 WIB

https://pakarkomunikasi.com/teori-strategi-komunikasi diakses pada tanggal 8 Mei 2019 pukul 12.06 WIB

Sumber Skripsi

Khorimah, Meta. 2018. “Peran Produser Dalam Proses Produksi Program “POLEMIK” di Radio MNC Trijaya FM”. Skripsi tidak diterbitkan

84

85