Download | 10 MB
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
PEMBINA MENTERI KOMINFO, RUDIANTARA PENGARAH SEKRETARIS JENDERAL, ROSARITA NIKEN WIDIASTUTI PENANGGUNG JAWAB PLT. KEPALA BIRO HUMAS, FERDINANDUS SETU REDAKTUR KABAG PUBLIKASI BIRO HUMAS, DAONI DIANI HUTABARAT PENYUNTING/EDITOR MOCHAMMAD TAUFIQ HIDAYAT IVONNE MAHMUD VISKAYANESYA RIZKY PUTRI SULISTIOWATY UPIK KOMARIAH MEITA PUSPARINI VERAWATI ANNISA BONITA P. P. YUSUF DESAIN ADISTA WINDA RIZKA RAHMA AULIA INDROPUTRI LAMDZA RAHMATTUNISSA PRODUKSI FAHMI TRIHATIN SALMA NUR AINI 01. SEKAPUR SIRIH MENTERI MENTERI KOMINFO, RUDIANTARA 02. KATA PENGANTAR BIRO HUMAS PLT. KEPALA BIRO HUMAS, FERDINANDUS SETU 03. DEWAN JURI AJK 2019 KATEGORI MEDIA CETAK, ONLINE, FOTO, TV DAN RADIO MOCHAMMAD TAUFIQ HIDAYAT DAFTAR ISI IVONNE MAHMUD VISKAYANESYA RIZKY PUTRI SULISTIOWATY UPIK KOMARIAH MEITA PUSPARINI VERAWATI ANNISA BONITA P. P. YUSUF 04. 38. 74. ADISTA WINDA RIZKA LIPUTAN LIPUTAN FOTO RAHMA AULIA INDROPUTRI LAMDZA RAHMATTUNISSA MEDIA MEDIA JURNALISTIK CETAK ONLINE 95. 111. FAHMI TRIHATIN SALMA NUR AINI LIPUTAN TV RADIO SEKAPUR SIRIH MENTERI Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh, Salam sejahtera untuk kita sekalian. Salah satu tugas Kementerian Kominfo adalah menyampaikan informasi dari pemerintah kepada publik, baik melalui satuan kerja Humas maupun Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik. Tidak mudah menjalankan fungsi itu dalam era sekarang ini, dalam era di mana konsumsi masyarakat akan informasi kebanyakan disuplai oleh media sosial dan mengancam keberadaan media massa. Fleksibilitas yang dimiliki oleh media sosial dan instant messaging membuat kehadirannya disambut dengan sangat antusias. Banyak orang yang abai atau tidak mau tahu akan keakuratan informasi yang disebarkan melalui media sosial dan aplikasi layanan instant messaging tersebut. Akurasi dan trust yang mer upakan wilayah “sakral” yang selama ini diperjuangkan oleh media massa mendapat tantangan kuat dari kehadiran layanan-layanan internet tersebut. Padahal akurasi, kebenaran, dan independensi informasi adalah salah satu pilar utama bagi kelangsungan hidup sebuah masyarakat dan bangsa. Tanpa kemauan masyarakat untuk “memuja”unsur-unsur yang secara hakiki dimiliki oleh media massa tersebut, masyarakat akan mudah terpicu menuju perpecahan sosial. Dalam kepentingan menjaga harmoni sosial dan keutuhan bangsa inilah pemerintah dan media massa disatukan dalam tanggung jawab yang relatif sama. Saya yakin media massa di Tanah Air dan para jurnalisnya, selalu memilih keutuhan nasional jika dihadapkan dengan informasi yang memecah-belah persatuan. Sejalan dengan itu, pemerintah juga dituntut menjalankan amanahnya untuk melayani masyarakat secara adil tanpa kecuali dan memperkuat kohesivitas anak-anak negeri. Oleh sebab itu, Saya sangat mengapresiasi para jurnalis yang menyampaikan informasi-informasi dari Kominfo dan menyebarluaskannya dengan baik, tanpa kehilangan esensi kaidah-kaidah jurnalistik seperti yang berkompetisi dalam Anugerah Jurnalistik Kominfo tahun 2019 ini. Terima kasih karena telah menyampaikan pemberitaan tentang kerja, pencapaian, dan bahkan juga kritik tentang kerja Kominfo. Semua itu pasti akan kami jadikan masukan untuk merancang program kerja dan eksekusi rencana agar lebih baik di masa datang. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Jakarta, 22 Agustus 2019 Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia TERIMA KASIH JURNALIS Fakta (bahasa Latin: factus) ialah segala pewarta. Menariknya kali ini karya terbaik sesuatu yang tertangkap oleh indra manusia datang dari seluruh pelosok negeri, dari Sampit atau data keadaan nyata yang terbukti dan di Kalimantan hingga Merauke Papua. telah menjadi suatu kenyataan. Catatan atas pengumpulan fakta disebut data, dan kita pun Terima kasih berlimpah kami sampaikan tahu urutan berikutnya, data diolah menjadi kepada Bapak Menteri Rudiantara dan Ibu informasi, informasi lalu menjadi pengetahuan, Sekjen Rosarita Niken Widiastuti atas arahan dan kemudian pengetahuan melahirkan dan bimbingan sehingga seluruh proses AJK kebijaksanaan atau wisdom. 2019 bisa berjalan lancar. Tak ada yang sulit ketika kita selalu berpikir kreatif dan no box, Kita akan selalu berhutang budi kepada para kata-kata Chief RA yang selalu memotivasi pengumpul fakta, para pengolah data, para kami. peracik informasi karena merekalah kita kemudian bisa memperoleh pengetahuan Terima kasih kepada para dewan juri Ibu dan kebijaksanaan. Jurnalis adalah salah Rosarita Niken Widiastuti, Bapak Helmi satu profesi yang bertugas mengumpulkan Yahya, Bapak Primus Dorimulu, Bapak Gatot S fakta, menyajikan data kepada para pembaca, Dewabroto, Mas Aiman Witjaksono, Pak Agus pemirsa dan pendengarnya. Jurnalis adalah Sudibyo, Mas Agus Susanto, Rully Kesuma dan mereka yang akrab dengan 5 W + 1H: Prasetyo Utomo. apa, mengapa, siapa, kapan, di mana, dan Akhirnya, terima kasih para jurnalis! bagaimana. Plt. Kepala Biro Humas Kemkominfo Atas dasar hutang budi kepada para jurnalis Ferdinandus Setu itulah, Anugerah Jurnalistik Kominfo kembali digelar untuk kedua kalinya. Ratusan jurnalis menulis, meliput dan memotret Indonesia di sektor komunikasi dan informatika, mulai dari infrastruktur telekomunikasi di daerah 3T, fintech illegal, kesigapan Tim AIS menghadang hoaks, internet hingga pelosok negeri, hingga merangkai tol di langit nusantara. Buku kecil ini menampilkan 47 karya terbaik dari para journalis, baik jurnalis media cetak, media online, radio, televisi maupun jurnalis foto. Beragam perspektif disuguhkan para DEWAN JURI Kami Sampaikan Terima Kasih Berlimpah Kepada 9 Anggota Dewan Juri Anugerah Jurnalistik Kominfo 2019 : 1. Bapak Agus Sudibyo [Ketua Komisi Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri Dewan Pers] 2. Bapak Primus Dorimulu [Pimpinan Redaksi Investor Daily] 3. Bapak Gatot S Dewabroto [Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga, Tokoh PR] 4. Bapak Agus Susanto [Wartawan dan Fotografer Kompas] 5. Bapak Rully Kesuma [Staf Ahli Desain Korporat PT. Tempo Inti Media] 6. Bapak Prasetyo Utomo [Redaktur Utama LKBN Antara] 7. Bapak Helmy Yahya [Direktur Utama LPP TVRI, Tokoh Penyiaran Nasional] 8. Bapak Aiman Witjaksono [Presenter & Produser Eksekutif Kompas] 9. Ibu Niken Widiastuti [Sekretaris Jenderal Kementerian Kominfo RI] LIPUTAN MEDIA CETAK TAK CUKUP HANYA DIHAPUS M. Ikhsan Mahar Upaya memerangi hoaks dengan menghapus akun media Kompas sosial saja tidak cukup. Perlu upaya terus-menerus dan berkesinambungan untuk mencegah kabar bohong yang beredar. JAKARTA, KOMPAS — Penyedia layanan media sosial didorong untuk menerapkan langkah sistematis dan berkesinambungan untuk meredam hoaks. Pemblokiran akun yang selama ini dilakukan dianggap hanya langkah jangka pendek yang tidak mampu meredam penyebaran kabar bohong yang telah viral. Pendiri Kelas Muda Digital, Afra Suci Ramadhon, menilai, langkah Facebook menghapus ratusan akun dan halaman di media sosial tidak akan terlalu efektif untuk meredam produksi dan penyebaran kabar bohong di ranah dunia maya. Menurut dia, kebijakan penghapusan akun bisa dengan mudah diakali, terutama oleh para pembuat hoaks yang terorganisasi, misalnya dengan membuat akun-akun baru. ”Cara itu memang bisa sedikit membatasi penyebaran hoaks secara cepat walaupun bukan solusi permanen. Sebab, prinsip penyedia media sosial adalah pengguna bisa mudah berbagi sesuatu ke jaringannya sehingga sesuatu yang telanjur viral akan sulit dihentikan,” ujar Afra yang dihubungi di Jakarta, Sabtu (2/2/2019). Sebelumnya, Facebook mengumumkan penghapusan 207 halaman, 800 akun, 546 grup, dan 208 akun Instagram di Indonesia. Akun-akun tersebut dianggap melanggar standar komunitas mereka. Beberapa contoh halaman Facebook yang dihapus adalah Permadi Arya, Kata Warga, dan Darknet ID. Adapun contoh grup Facebook yang dihapus adalah Berita Hari Ini dan AC Milan Indo. Akun tersebut diduga berhubungan dengan Saracen, sindikasi penyebar informasi palsu dan ujaran kebencian melalui media sosial di Indonesia. Jaringan ini tahun lalu diungkap oleh Polri (Kompas, 2/2/2019). Afra menekankan, perlu ada langkah konkret dan sistematis yang dilakukan penyedia media sosial untuk membatasi pihak-pihak yang ingin memanfaatkan layanan jejaring sosial dengan konten hoaks dan ujaran kebencian. Menurut dia, Facebook perlu memperbaiki model bisnis yang menyebarkan iklan berdasarkan keterkaitan engagement ANUGERAH JURNALISTIK KOMINFO 2019 KOMINFO ANUGERAH JURNALISTIK para pemilik akun. 5 Mural yang mengambil tema saling menghargai menghiasi salah satu gang permukiman warga di kawasan Kedoya Utara, Jakarta, Sabtu (2/2/2019). Menumbuhkan sikap saling menghargai perbedaan dan keragaman dengan sesama akan menghindarkan dari konflik dan perpecahan dalam masyarakat. ”Semakin tinggi engagement menandakan Ferdinandus Setu mengatakan, pihaknya secara semakin banyak pengguna aktif dan ini aktif telah melakukan kontranarasi terhadap peluang untuk mengidentifikasi pengguna yang penyebaran hoaks melalui pengumuman menjadi target iklan. Tidak sedikit hoaks yang klarifikasi hoaks di grup media digital menyebar dengan memasang iklan,” tuturnya. masyarakat. Hal ini dilakukan agar masyarakat memiliki kepedulian bersama untuk melawan Untuk pemberantasan hoaks yang hoaks dengan membuat viral klarifikasi berkesinambungan, Afra menilai Facebook terhadap setiap kabar bohong yang beredar. perlu memiliki tim yang memadai untuk mengidentifikasi hoaks sesuai konten lokal Kementerian Kominfo mencatat rata-rata di Indonesia. Dengan begitu, Facebook setiap tahun terdapat sekitar 800.000 konten tidak hanya bergantung pada laporan dari hoaks. Atas dasar itu, lanjut Ferdinandus, sistem pengawasan lembaga pemerintah