Bab Iii Analisis Framing Pemberitaan Pilpres Di Program Berita “Indonesia Dalam Berita”
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
BAB III ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN PILPRES DI PROGRAM BERITA “INDONESIA DALAM BERITA” Bab ini akan menjelaskan tentang hasil analisis framing pemberitaan pilpres di program “Indonesia dalam Berita” yang disiarkan oleh MNC Trijaya FM. Pilpres kali ini diikuti oleh dua kontestan yaitu pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dengan nomor urut 01 dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dengan nomor urut 02. Keduanya akan bersaing untuk memimpin RI periode 2019-2024. 3.1. Materi Analisis Framing Materi analisis framing dalam penelitian kali ini adalah informasi pemilihan presiden (pilpres) yang disiarkan di program berita “Indonesia dalam Berita” oleh MNC Trijaya FM dalam kurun Januari hingga sebelum masa tenang Pilpres 13 April 2019. Program ini disiarkan pada jam tayang utama yaitu pada pukul 12.00- 12.30 WIB setiap hari Senin hingga Jumat di luar hari libur nasional. Analisis ini menggunakan konsep framing Pan dan Kosicki yang menjelaskan bahwa setiap berita memiliki frame yang merupakan pusat organisasi ide. Frame merupakan proses membuat suatu pesan lebih menonjol, membuat informasi lebih daripada yang lain sehingga khalayak lebih tertuju pada pesan tersebut. Frame berhubungan dengan makna. Bagaimana seseorang memaknai suatu peristiwa dapat dilihat dari perangkat tanda yang dimunculkan ke dalam teks. Perangkat tersebut dapat dianalisis dari pemilihan kata atau simbol yang dibentuk melalui aturan tertentu. Pembagian framing Pan dan Kosicki dalam 51 Eriyanto dilakukan melalui perangkat: (1) Struktur sintaksis, (2) Skrip, (3) Tematik, dan (4) Retoris. Penelitian ini akan membahas framing 16 berita terkait pilpres dalam kurun Januari hingga April 2019 pada program “Indonesia dalam Berita” MNC Trijaya FM. Berikut ini adalah daftar berita pilpres 2019 di program berita “Indonesia dalam Berita”. Tabel 3.1 Daftar Berita Pilpres 2019 di Program Berita “Indonesia dalam Berita” MNC Trijaya FM No Tanggal Judul Posisi 1 Selasa, 15 Januari Pidato Visi Misi Prabowo dinilai Headline kurang berpengaruh pada swing voter 2 Kamis, 17 Januari Prabowo menunggu pertanyaan Headline tentang isu pelanggaran HAM dalam debat nanti malam, 3 Jumat, 18 Januari Kisi-kisi pertanyaan dari KPU Headline Membuat Debat yang berlangsung semalam Kurang Seru 4 Senin, 4 Februari Kampanye dengan Pidato Ofensif Headline Jokowi dinilai telah keluar dari pakemnya selama ini 5 Jumat, 8 Februari KPK mempersilahkan Prabowo Headline melapor soal dugaan kebocoran APBN, 6 Senin, 18 BPN mengajukan protes atas serangan Headline Februari Jokowi terhadap kepemilikan lahan Prabowo 7 Rabu, 20 Februari Pemerintah diminta membuka semua Headline data Hak Guna Usaha Lahan bagi pengusaha, 8 Jumat, 22 Jokowi kembali bagi-bagi sertifikat Headline Februari tanah di Pasar Minggu 9 Senin, 25 BPN mempersilahkan Jokowi Headline Februari mengirim surat resmi jika ingin meminta kembali konsesi lahan yang dipegang Prabowo 10 Senin, 18 Maret Debat cawapres semalam berlangsung Berita datar karena hambatan psikologis, kedua 52 11 Kamis, 20 Maret Survey terbaru menunjukkan selisih Berita suara Jokowi Ma’ruf dan Prabowo kedua Sandi makin menipis 12 Senin, 25 Maret Dua pasang capres cawapres Berita optimalkan kampanye terbuka kedua 13 Rabu, 27 Maret Hari keempat kampanye terbuka Headline Jokowi ke Kalimantan Sandiaga menemui pendukungnya di Papua Barat 14 Jumat, 5 April Jokowi Melanjutkan Kampanye di Headline 2019 Cirebon Sedangkan Prabowo Membantah Terkena Stroke 15 Senin, 8 April Judul: Jelang Pencoblosan Masyarakat Headline 2019 Diminta Sambut Pemilu dengan Kegembiraan 16 Selasa, 9 April Jokowi Menargetkan 60% Suara di Headline 2019 Karawang Sementara Kampanye Sandiaga Uno di Bali Terhenti karena Hujan Deras 3.2. Analisis Framing 3.2.1. Berita Selasa, 15 Januari 2019 (Judul: Pidato Visi Misi Prabowo Dinilai Kurang Berpengaruh pada Swing Voter) Ringkasan berita berupa pernyataan dari pengamat politik yang menyatakan bahwa pidato Prabowo pada saat debat pilpres dinilai kurang berpengaruh kepada swing voter. Sintaksis pada berita ini menunjukkan justifikasi bahwa pidato Prabowo kurang berpengaruh pada swing voter. Justifikasi ditampilkan pada headline berita dengan mengambil pernyataan narasumber pengamat komunikasi politik Suko Widodo. Kutipan pengamat komunikasi tidak ditampilkan, hanya teks yang dibacakan oleh penyiar sehingga meragukan apakah pendapat tersebut benar-benar dari pernyataan pengamat komunikasi politik. Berikut ini narasi teks yang dibacakan penyiar: 53 Suko Widodo juga mengkritisi durasi pidato Prabowo yang terlalu lama sehingga kurang efektif dan tidak mengena pada publik. Pidato Prabowo lebih efektif untuk memperkuat soliditas internal tetapi diprediksi kurang berdampak pada swing voter yang belum menentukan pilihannya. Dalam kaidah jurnalistik radio disebutkan bahwa penegasan penayangan kutipan suara narasumber penting untuk menghindarkan diri dari opini wartawan. Berita tanpa kutipan suara narasumber untuk media radio mengesankan berita dibuat secara terburu-buru untuk memenuhi unsur aktualitas saja. Selain itu kekuatan radio adalah terletak pada suara atau audio sehingga penayangan kutipan suara narasumber menjadi sangat penting dimunculkan untuk memenuhi kaidah jurnalistik. Skrip dalam berita ini secara berturutan menyampaikan alur dari pidato Prabowo Subianto kemudian dilanjut dengan kutipan pidato Jokowi dan komentar dari dua tim sukses. Terakhir disampaikan pendapat dari pengamat komunikasi politik tentang debat yang sudah berlangsung. Skrip pada berita ini kurang memenuhi unsur 5W dan 1 H karena mengesampingkan unsur where. Sementara itu kutipan yang diambil juga dipotong sesuai keperluan. Kutipan narasumber yang disiarkan dari kandidat Presiden Prabowo dan Tim Jokowi, bukan Jokowi selaku narasumber utama yang diposisikan sebagai pesaing kandidat presiden. Ini menunjukkan bahwa berita lebih difokuskan pada materi yang disampaikan oleh Prabowo Subianto: Negara yang kokoh harus memiliki lembaga-lembaga pemerintahan yang kuat, yang bersih, yang berintegritas. Kita perlu hakim-hakim yang unggul dan jujur. Kita perlu jaksa-jaksa yang unggul dan jujur. Kita perlu polisi-polisi yang unggul dan jujur. Kita perlu intelijen yang unggul yang setia kepada bangsa dan rakyat. Intelijen itu ngintelin musuh negara jangan intelin...intelin mantan presiden Republik Indonesia, jangan intelin mantan ketua MPR RI, jangan intelin putranya 54 proklamator kita, jangan intelin mantan panglima TNI, jangan intelin ulama-ulama besar kita, kalau mau intelin mantan pangkostrad, nggak apa-apa. Meskipun materi berita difokuskan kepada Prabowo tetapi secara keseluruhan berita ini menguntungkan kubu Jokowi karena berita yang ditampilkan lebih banyak menonjolkan sisi negatif Prabowo. Sebaliknya meskipun porsinya kecil tetapi berita menyiarkan sisi positif dari Jokowi. Hal ini termasuk pernyataan dari narasumber pengamat komunikasi politik yang seharusnya netral ditampilkan lebih mengritik penampilan Prabowo dalam debat: Sementara itu pengamat komunikasi politik Universitas Airlangga Surabaya Suko Widodo menilai pidato visi misi Prabowo lebih banyak memuat pernyataan menyerang tapi tidak diimbangi tawaran gagasan baru. Padahal seharusnya pidato ofensif seharusnya juga dibarengi dengan solusi inovasi untuk menghadirkan perubahan. Retoris melalui pemilihan idiom kritik pedas dan klise ditujukan kepada Prabowo. Kritik pedas memiliki kesan kritik yang tidak selalui disukai oleh orang kebanyakan, sehingga kritik pedas dari Prabowo kepada Jokowi merupakan kritik yang tidak disukai. Dalam hal ini citra Prabowo menjadi tidak lebih baik dibanding Jokowi. Pernyataan Prabowo dalam debat yang dikatakan klise juga menguntungkan kubu Jokowi karena Prabowo dianggap tidak mengetahui secara pasti masalah yang ingin disampaikan kepada masyarakat. Penggunaan kata idiom paradoks Indonesia juga dipakai untuk memberikan penekanan bahwa kritik yang disampaikan seolah tidak hanya kepada calon presiden dengan nomor urut 01 tetapi juga kepada Indonesia. 55 Pernyataan ini seolah memberikan penegasan bahwa keputusan pemerintahan yang telah diambil oleh incumbent memberikan dampak negatif bagi Indonesia. Sehingga memilih incumbent pada pilpres akan membuat Indonesia tidak lebih baik. Sementara itu capres dengan nomor urut 01 Joko Widodo digambarkan santai menanggapi kritik yang dilontarkan Prabowo. Kubu 01 juga memberikan kritik kepada calon nomor urut 02 dengan memakai istilah citra diri “penyelamat” karena menilai 01 dari sisi buruknya saja dan bertindak seolah ingin menjadi penyelamat negara. Apa yang dilontarkan pasangan nomor urut 02 dianggap sebagai sesuatu yang usang dan miskin gagasan segar. Dengan demikian pemberitaan cenderung memberikan keberpihakan kepada Jokowi. Lebih lanjut tentang representasi kedua kandidat ini akan dibahas pada Bab IV. 3.2.2. Berita Kamis, 17 Januari 2019 (Judul: Prabowo Menunggu Pertanyaan tentang Isu Pelanggaran HAM dalam Debat Nanti Malam) Latar berita ini berupa persiapan para kandidat menghadapi debat pilpres yang akan berlangsung. Tema yang akan diangkat dalam debat antara lain penegakan hukum, HAM, korupsi dan terorisme. Ketua KPU Arif Budiman mengimbau masyarakat agar tidak melewatkan acara debat sebab apa yang akan disampakan para kandidat menjadi referensi penting untuk memilih pada 17 April mendatang. 56 Pemberitaan edisi Kamis, 18 Januari 2019 ini memenuhi unsur sintaksis. Penyiar membacakan berita mulai dari judul headline, lead berita, dilengkapi kutipan narasumber. Pemberitaan seputar Pilpres pada edisi ini ditempatkan pada headline dengan lead Prabowo menunggu pertanyaan tentang isu HAM dalam