Percik Pemikiran TOKOH MUHAMMADIYAH Untuk Indonesia Berkemajuan Percik Pemikiran TOKOH MUHAMMADIYAH Untuk Indonesia Berkemajuan

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Percik Pemikiran TOKOH MUHAMMADIYAH Untuk Indonesia Berkemajuan Percik Pemikiran TOKOH MUHAMMADIYAH Untuk Indonesia Berkemajuan Percik Pemikiran TOKOH MUHAMMADIYAH untuk indonesia berkemajuan Percik Pemikiran TOKOH MUHAMMADIYAH untuk indonesia berkemajuan Tim Penyusun: Dr. H. Haedar Nashir, M.Si. (Penasehat) Prof. Dr. H. Dadang Kahmad, M.Si. (Penasehat) Dr. H. Muchlas, M.T. (Penanggung jawab) Widiyastuti, S.S., M.Hum. (Koordinator), Lasa Hs., Roni Tabroni, M.Si., Drs. Imron Nasri, Riswinarno, S.S., M.M., David Efendi, M.A. Sri Lestari Linawati, M.S.I., Amir Nashiruddin, S.H.I. Rekho Adriadi, M.I.P., Arief Budiman Ch. Rancang Grafis: [email protected] Manajemen dan Produksi: M. Purwana, Iwan Setiawan, Rizky Taruna, Sarikin Busman IT & Support System: Aisy R. Syam, Rizky Taruna Diterbitkan oleh: Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah Jl. KHA. Dahlan 103 Yogyakarta 55262 Telp. +62-276-375025, Fax. +62-274-381031 email: [email protected], [email protected] website: www.muhammadiyah.or.id Cetakan pertama, Oktober 2018. Dicetak oleh: GRAMASURYA Jalan Pendidikan No.88, Sonosewu, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55182 Tel. (0274) 413364 email: [email protected] website: gramasurya.com Kata Pengantar Pimpinan Pusat Muhammadiyah Alhamdulillah, rasa syukur kepada Allah SWT, atas rahmatnya, persyarikatan Muhammadiyah dapat terus berlangsung hingga saat ini dan sudah mencapai umur satu abad lebih. Keberlangsungan Muhammadiyah hingga mencapai satu abad ini bisa terjadi, selain tentu saja karena ridha Allah, juga karena sejak awal KHA Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah sudah memperhatikan pentingnya kaderisasi para pemimpin yang menggerakkan organisasi Muhammadiyah. Tokoh-tokoh Muhammadiyah mulai dari generasi awal, generasi kedua dan seterusnya bermunculan silih berganti, berkiprah dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak dari zaman penjajahan Belanda, Jepang, pada masa awal kemerdekaan, masa pemerintahan Orde Baru, hingga saat ini pada masa pasca reformasi. Murid-murid atau santri-santri dan kawan-kawan KHA Dahlan, tidak hanya terdiri dari kaum lelaki saja, juga kaum perempuan, terutama para remaja putri dari kampung Kauman, yang belum lama ini telah dibuat filmnya berjudul 9 Putri Sejati oleh LSBO PP Muhammadiyah, adalah termasuk golongan pertama para pendukung pergerakan Muhammadiyah. Dapat disebutkan beberapa nama, misalnya H.M. Syuja adalah santri dan kawan dekat KHA Dahlan yang merintis Bagian Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO) yang menginisiasi pendirian rumah sakit dan balai pengobatan, panti asuhan anak yatim dan santunan sosial lainnya. H.M. Hisyam yang merintis pengembangan sekolah- sekolah Muhammadiyah dalam manajemen Bestuur Muhammadiyah Bahagian Sekolahan. H.M. Fachrodin yang menjadi Ketua Bestuur Muhammadiyah Bahagian Tabligh. H.M. Mokhtar yang menjadi Ketua Bahagian Taman Pustaka. H.M. Sangidu, yang kemudian menjadi HoofdPanghulu Karaton Yogyakarta, adalah salah pendukung KHA Dahlan dan memberikan fasilitas penggunaan nDalem Pengulon untuk kegiatan-kegiatan Muhammadiyah seperti Tabligh dan Frobel atau Taman Kanak-kanak Aisyiyah. Dan masih banyak lagi nama- nama. Diantara kaum putri, bisa disebut misalnya, Siti Bariyah, Siti Munjiyah, Siti Umniyah, Siti Badilah, Siti Aisyah anak KHA Dahlan sendiri dan tak ketinggalan Siti Walidah atau kita kenal Nyai Ahmad Dahlan, adalah tokoh- PPTM-UIB | iii tokoh perempuan Muhammadiyah (Aisyiyah) generasi pertama. Siti Bariyah menjadi ketua Aisyiyah yang pertama. Siti Umniyah dan Hayyinah terlibat dalam kepanitiaan Kongres Perempuan pertama 22-25 Desember 1928. Siti Umniyah menyampaikan orasi berjudul Derajat Perempuan, tentang konsep perempuan Islam berkemajuan. Majelis Pustaka dan Informasi, pada bulan November 2014 telah menerbitkan buku 100 Tokoh Muhammadiyah yang Menginspirasi, berisi tentang profil para tokoh Muhammadiyah dan kiprahnya dalam persyarikatan Muhammadyah dan kehidupan kebangsaan Indonesia. Pada kesempatan ini, MPI PP Muhammadiyah kembali menerbitkan sebuah buku dengan judul Percik Pemikiran Tokoh Muhammadiyah untuk Indonesia Berkemajuan. Buku yang secara khusus dimaksudkan untuk mendokumentasikan percik-percik pemikiran para tokoh Muhammadiyah, baik berupa pikiran-pikiran pribadi maupun pikiran-pikiran dalam upaya pengembangan Muhammadiyah dan khususnya pemikiran-pemikiran sebagai sumbangsih Muhammadiyah kepada kehidupan kebangsaan Indonesia. Buku ini menjadi pelengkap dari buku sebelumnya yang sudah disebutkan di atas. Memang apa yang sudah dikumpulkan oleh MPI ini belum lengkap, karena baru memuat sebagian kecil dari banyak pemikiran yang sudah berkembang di kalangan tokoh-tokoh Muhammadiyah. Mudah-mudahan dapat disempurnakan lagi di kemudian hari. Pimpinan Pusat Muhammadiyah memberikan penghargaan atas jerih payah yang sudah dilakukan oleh Majelis Pustaka dan Informasi yang sudah menyusun buku ini. Yang demikian ini adalah sebuah tradisi baik yang sudah dilakukan oleh Majelis Pustaka sejak jaman dahulu. Kepada Tim Penyusun dan berbagai pihak yang membantu Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam penerbitan buku ini diucapkan banyak terima kasih. Nasrun Minallah wa fathun qarib. Yogyakarta, Februari 2019 Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. H. Dadang Kahmad, M.Si. Ketua (Bidang Pustaka dan Informasi) iv | MPI PPM Kata Pengantar Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid yang dinamis, kreatif dan inovatif, pada dirinya telah menyatu kata-kata reformis dan modernis, sebagai simbol jati diri yang modern dan berwawasan masa depan. Dari kata-kata reformis dan mo- dernis itu dapat dipahami bahwa Muhammadiyah merupakan organisasi pertama sebagai pelopor dalam mengaktualisasikan ajaran Islam secara murni, ikhlas dan mutaba’ah, yang kemudian secara bertahap menyebar dengan pesatnya di Indonesia. Bahkan, di abad kedua perjalanan gerak dakwah perju- angan Muhammadiyah merambah sampai ke luar negeri dengan berdirinya Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah di berbagai negara. Sebagai kekuatan nasional, sejak awal berdirinya pada tanggal 08 Dzulhijjah 1330 H bertepatan dengan 18 Nopember 1912 M, Muhammadiyah telah ber- juang dalam pergerakan kemerdekaan dan para tokoh serta warganya terlibat aktif dalam proses berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diprok- lamirkan pada 17 Agustus 1945. Muhammadiyah memiliki komitmen dan tang- gung jawab tinggi untuk memajukan bangsa dan Negara sebagaimana dicita- citakan para pendiri bangsa. Para tokoh Muhammadiyah sejak era K.H. Ahmad Dahlan dan Nyai Walidah Dahlan hingga sesudahnya mengambil peran aktif dalam usaha-usaha kebangkitan nasional dan perjuangan meraih kemerdekaan. Muhammadiyah, dalam kehidupan kebangsaan maupun kemanusiaan universal berdasarkan pada pandangan Islam berkemajuan, menegaskan komitmen untuk terus berkiprah menyemai benih-benih kebenaran, kebaikan, kedamaian, keadilan, kemaslahatan, kemakmuran dan keutamaan hidup (rahmatan lil alamnin) secara dinamis menuju peradaban yang utama. Islam ditegakkan untuk menjunjung tinggi kemanusiaan baik laki-laki maupun perempuan tanpa diskriminasi. Islam yang menggelorakan misi anti-perang, anti-terorisme, anti-penindasan, anti-keterbelakangan, dan anti terhadap segala PPTM-UIB | v bentuk perusakan di muka bumi seperti korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, kejahatan kemanusiaan, eksploitasi alam, serta berbagai kemungkaran yang menghancurkan kehidupan. Di dalam Khittah Muhammadiyah dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara (Khittah Denpasar), hasil Sidang Tanwir Muhammadiyah tahun 2002, Muham- madiyah berpandangan bahwa berkiprah dalam kehidupan bangsa dan negara merupakan salah satu perwujudan dari misi dan fungsi melaksanakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar sebagaimana telah menjadi panggilan sejarahnya, sejak zaman pergerakan hingga masa awal dan setelah kemerdekaan Indonesia. Peran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tersebut diwujudkan dalam langkah-langkah strategis dan taktis sesuai kepribadian, keyakinan dan cita- cita hidup. Selain itu, Khittah Perjuangan Muhammadiyah juga menjadi acuan gerakan sebagai wujud komitmen dan tanggung jawab dalam mewujudkan “Baldatun Thoyyibatun Warabbun Ghafuur’. Banyak pemikiran para tokoh Muhammadiyah dalam bingkai kebangsaan yang belum terangkum dan diketahui oleh para kader Persyarikatan maupun masya- rakat pada umumnya. Oleh karena itu Majelis Pustaka dan Informasi PP Muham- madiyah mempunyai gagasan untuk menyusun sebuah buku yang mengum- pulkan pemikiran-pemikiran para tokoh Muhammadiyah tersebut, mulai dari masa awal berdirinya Persyarikatan Muhammadiyah hingga saat ini. Buku ini diberi judul “Percik Pemikiran Tokoh Muhammadiyah untuk Indonesia Berkemajuan”. Buku ini disusun terdiri dari tiga bagian, pertama memuat deskripsi sekilas tentang peranan dan kontribusi Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam bagian ini, ditampilkan dua buah tulisan, yakni: Etos Berkemajuan Muhammadiyah dan Daya Transformasi Memajukan Indonesia dan Muhammadiyah Mengawal Perjalanan Bangsa. Bagian kedua memuat tentang percik pemikiran para tokoh Muhammadiyah berupa artikel, makalah dan tulisan ilmiah, sebagai sumbangsih pemikiran bagi upaya pembangunan Indonesia dengan mencermati permasalahan kehidupan yang dihadapi bangsa Indonesia. Di bagian ini ditampilkan enam tulisan, yakni: 1). Jalan Persatuan Para Pemimpin (merupakan bagian pemikiran KHA Dahlan yang disampaikan sebagai pidato dalam Rapat Tahunan ke-11 tahun 1922, di masa akhir kehidupan dan kepemimpinan beliau. Transkrip lengkap pidato ini dimuat di buku Album Tahun 1923 terbitan Hofdbestuur vi | MPI PPM Moehammadijah Bahagian Taman Poestaka dengan judul Tali Pengikat Hidup Manusia, dimuat ulang di
Recommended publications
  • Buku Muhammadiyah 100 Tahun Menyinari Negeri
    Muhammadiyah Muhammadiyah 100 Tahun Menyinari Negeri MAJELIS PUSTAKA DAN INFORMASI PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH 100 Tahun Menyinari Negeri Muhammadiyah Muhammadiyah 100 Tahun Menyinari Negeri Penanggung Jawab: Drs. H. Muchlas, M.T. “Aku titipkan Muhammadijah ini kepadamu, dengan penuh (Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah) harapan agar Muhammadijah dapat dipelihara dan didjaga den- Tim Penyusun: M. Raihan Febriansyah, Arief Budiman Ch., Yazid R. Passandre gan sesungguhnja. Karena dipelihara dan didjaga, hendaklah da- M. Amir Nashiruddin, Widiyastuti, Imron Nasri pat abadi hidup Muhammadijah kita. Memelihara dan mendjaga Tim Usaha dan Produksi: Muhammadijah, bukan pekerdjaan jang mudah, maka aku tetap Muhammad Purwana, Sarikin Busman berdo’a setiap masa dan ketika dihadapkan Ilahi Rabbi. Begitu Tim Asistensi: Rizky Taruna, Dwi Priyanto, Eko Priyanto pula mohon berkat restu do’a limpahan rahmat karunia Allah, Diterbitkan oleh: agar Muhammadijah tetap madju, berbuah dan memberi man- Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah Jl. KHA Dahlan 103 Yogyakarta 55262 faat bagi seluruh manusia sepandjang masa, dari zaman ke za- Telp. 0274-375025 Fax. 0274-381031 man. Dan aku berdo’a agar kamu sekalian jang mewarisi, mend- e-mail: [email protected] website: www.muhammadiyah.or.id jaga dan memadjukan Muhammadijah.” isbn: 979-xxxxx-0-x (K.H. Ahmad Dahlan, 1923) ii iii 100 Tahun Menyinari Negeri Muhammadiyah Kata Pengantar TIM PENYUSUN Alhamdulillah, akhirnya buku ini terbit juga. Ini adalah monumen sejarah yang penting. Seratus tahun perjalanan gerakan Muhammadiyah adalah sesuatu yang sudah seharusn- ya disyukuri dan salah satu bentuk kesyukuran itu adalah penerbitan buku ini. Buku ini ditulis dalam tiga bagian. Bagian pertama, mengisahkan perjalanan 100 tahun yang telah dilalui Muhammadiyah secara singkat dan momen-momen penting perkem- bangan organisasi ini.
    [Show full text]
  • Etos Gerakan Dan Strategi Aksi Muhammadiyah Menyambut Muktamar Ke 48 Di Solo, Jawa Tengah
    Etos Gerakan dan Strategi Aks Muhammadiyah Menyambut Muktamar Ke-48 di Solo, Jawa Tengah ETOS GERAKAN DAN STRATEGI AKSI MUHAMMADIYAH MENYAMBUT MUKTAMAR KE 48 DI SOLO, JAWA TENGAH Nurbani Yusuf Abstrak Semarak Muktamar Muhammadiyah ke-48 yang akan diselenggarakan di Kota Solo seolah menjadi wahana untuk para kader berlomba-lomba memberikan kontribusinya guna kemajuan umat dan bangsa. Tulisan ini merupakan sebuah upaya konkrit yang dilakukan oleh penulis untuk meningkatkan etos gerakan dan strategi aksi Muhammadiyah dalam menghadapi tantangan zaman. Muhammadiyah bukan saja gerakan pemikiran tapi juga sekaligus gerakan amal, yang dikemas dalam satu pergerakan yang dinamis dan utuh dengan tidak meninggalkan watak ke-Islamannya, Carl Whiterington menyebut bahwa sebagai sebuah harakah pemikiran, Muhammadiyah menawarkan gagasan modernisasi, purifikasi dan moderasi yang komplet. Kata Kunci: Etos Gerakan, Strategi Aksi, Muhammadiyah, Muktamar Ke-48 Muhammadiyah Tajdid Al Harakah Muhammadiyah menabalkan dirinya sebagai pergerakan Islam paling menginspirasi selama satu abad terakhir, ‘perkoempoelan’ yang digagas oleh Kyai Ahmad Dahlan ini bahkan telah melampaui pergerakan Islam yang duluan lahir di negeri Timur Tengah, Mesir, Pakistan dan pesisir India dan 30 MAARIF Vol. 14, No. 2 — Desember 2019 Nurbani Yusuf Yaman. Sebut saja Pan Islamisme Syaikh Afghan, gerakan purifikasi Syaikh Abdul Wahab, Ali Jinah, Iqbal atau al Maoudodi di India dan Pakistan, atau gerakan salafi Syaikh Abduh dan muridnya Syaikh Rasyid Ridha di Mesir, atau gerakan-gerakan politik. Ikhwan-nya Syaikh al Banna, HT-nya Syaikh Taqiyuddin an Nabhani, atau gerakan kultural sufiistik semisal Syaikh at Tijani, Syaikh Naqsabandy, hampir semua yang saya sebut tidak pernah menjadi besar di negerinya sendiri bahkan ada yang kemudian diusir karena tidak sejalan, dengan tidak bermaksud saling merendahkan satu sama lainnya semata hanya semacam komparasi dengan berbagai tipologi dan karakter pergerakan.
    [Show full text]
  • Pembaharuan Pendidikan Perspektif Ahmad Dahlan
    PEMBAHARUAN PENDIDIKAN PERSPEKTIF AHMAD DAHLAN Erjati Abbas Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung Email: [email protected] Abstract The Islamic reform movement in Indonesia cannot be separated from the figure of Ahmad Dahlan through the Muhammadiyah organization. This can be traced through the early history and development of Muhammadiyah which was shown by Ahmad Dahlan's character through the idea of renewal or the tajdid movement. This article looks at the character of KH. Ahmad Dahlan from an anthropological and sociological perspective. The reading is intended to determine the role of the character in the map of the development of the community. The main thing to be examined in this article is the correlation between KH. Ahmad Dahlan and the pesantren education system in Indonesia. The correlation between Muhammadiyah and Islamic boarding schools was studied using the discussion of the categorical simplification model on three indicators of Muhammadiyah's function and role, namely as an educational institution and the development of Islamic teachings, as an institution for Islamic struggle and da'wah, and as an institution for community empowerment and service. From the three categories it can be seen that KH. Ahmad Dahlan is a figure who is able to respond to the latest challenges quickly and precisely through the tajdid (renewal) movement in the fields of education, preaching, and empowering the Indonesian people. Keywords: Ahmad Dahlan, Renewal, Education, Da'wah, Community Empowerment. Abstrak Gerakan pembaharuan Islam di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari sosok Ahmad Dahlan melalui organisasi Muhammadiyah. Hal ini dapat ditelusuri melalui sejarah awal dan perkembangan Muhammadiyah yang ditunjukkan oleh ketokohan Ahmad Dahlan melalui ide pembaharuan atau gerakan tajdid.
    [Show full text]
  • IIAS Logo [Converted]
    Women from Traditional Islamic Educational Institutions in Indonesia Educational Institutions Indonesia in Educational Negotiating Public Spaces Women from Traditional Islamic from Traditional Islamic Women Eka Srimulyani › Eka SrimulyaniEka amsterdam university press Women from Traditional Islamic Educational Institutions in Indonesia Publications Series General Editor Paul van der Velde Publications Officer Martina van den Haak Editorial Board Prasenjit Duara (Asia Research Institute, National University of Singapore) / Carol Gluck (Columbia University) / Christophe Jaffrelot (Centre d’Études et de Recherches Internationales-Sciences-po) / Victor T. King (University of Leeds) / Yuri Sadoi (Meijo University) / A.B. Shamsul (Institute of Occidental Studies / Universiti Kebangsaan Malaysia) / Henk Schulte Nordholt (Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies) / Wim Boot (Leiden University) The IIAS Publications Series consists of Monographs and Edited Volumes. The Series publishes results of research projects conducted at the International Institute for Asian Studies. Furthermore, the aim of the Series is to promote interdisciplinary studies on Asia and comparative research on Asia and Europe. The International Institute for Asian Studies (IIAS) is a postdoctoral research centre based in Leiden and Amsterdam, the Netherlands. Its objective is to encourage the interdisciplinary and comparative study of Asia and to promote national and international cooperation. The institute focuses on the humanities and social
    [Show full text]
  • Soekarno Dan Kemerdekaan Republik Indonesia
    SOEKARNO DAN PERJUANGAN DALAM MEWUJUDKAN KEMERDEKAAN RI (1942-1945) SKRIPSI Robby Chairil 103022027521 FAKULTAS ADAB HUMANIORA JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 / 1431 H ABSTRAKSI Robby Chairi Perjuangan Soekarno Dalam Mewujudkan Kemerdekaan RI (1942-1945) Perjuangan Soekarno dimulaii pada saat beliau mendirika Partai Nasional Indoonesia (PNI) tahun 1927, dan dijadikannya sebagai kendaraan poliitiknya. Atas aktivitasnya di PNI yang selalu menujuu kearah kemerdekaan Indonesia, ditambah lagi dengan pemikiran dan sikapnya yang anti Kolonialliisme dan Imperialisme, dan selalu menentang selalu menentang Kapitalisme-Imperialisme. Dengan perjuangan Soekarno bersama teman-temannya pada waktu itu dan bantuan Tentara Jepang, penjajahan Belanda dapat diusir dari Indonesia. Atas bantuan Jepang mengusir Belanda dari Indonesia, maka timbulah penjajah baru di Indonesia yaitu Jepang pada tahun 1942. Kedatangan tentara Jepang ke Indonesia bermula ingin mencari minyak dan karet, dan disambut dengan gembira oleh rakyat Indonesia yang dianggap akan membantu rakyat Indonesia mewuudkan kemakmuran bagi bangsa-bangsa Asia. Bahkan, pada waktu kekuuasaan Jepang di Indonesia, Soekarno dengan tterpaksa turut serta bekerja sama dengan Jepang dan ikut ambil bagian dalam organisassi buatan Jepang yaitu, Jawa Hokokai, Pusat Tenaga Rakyyat (PUTERA), Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI), dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Terjalinnya kerjasama dengan Jepang, membawa dampak yang sangat besar baginya yaitu, Soekarno dijulukii sebagai Kolaborator dan penjahat perang, Soekarno memanfaatkan kerjasama itu dengan menciptakan suatu pergerakan menuju Indonesia merdeka. Dengan pemikiran, sikap dan ucapan Sokarno yang selalu menentang Kolonialisme, Kapitaisme, Imperialisme, dan bantuan teman seperjuangan Soekarno pada waktu itu, akhirnya dapat mendeklarasikan teks Proklamasi di rumah Soekarno, di Jalan Pengangsaan Timur No. 56, pada harri Jumat tanggal 17 Agustus 1945.
    [Show full text]
  • The Development of Qur'anic Interpretation in the Era of Reformation in Indonesia
    IOSR Journal Of Humanities And Social Science (IOSR-JHSS) Volume 20, Issue 6, Ver. II (Jun. 2015), PP 08-16 e-ISSN: 2279-0837, p-ISSN: 2279-0845. www.iosrjournals.org The Development of Qur’anic Interpretation in the Era of Reformation in Indonesia Dr. Muhammad Sofyan, Lc, MA1, Dr. Muhammad Arifin, M.Hum2, Drs. Supardi, M.Ag3, Drs. Milhan,MA4 Faculty of Ushuluddin, State Institute for Islamic Studies of North Sumatera (IAIN/UIN), Medan, Indonesia Faculty of Law, Muhammadiyah University of North Sumatera (UMSU), Medan, Indonesia Faculty of Dakwah, State Institute for Islamic Studies of North Sumatera (IAIN/UIN), Medan, Indonesia Faculty of Syari’ah, State Institute for Islamic Studies of North Sumatera (IAIN/UIN), Medan, Indonesia Abstract: By exploring some works of Tafsir those were published in 2000s until the present, the writer concludes that the development of Qur’anic interpretation in the reformation era is a continuation of the paradigm in the 1990s. There are some features regarding of this, both method and technique that should be noted here: First, on the method, most of the works of Tafsir in that time can be regarded as a method of Tafsir al-Ijtima’I for the characteristic of interpretation is a contextualization of Qur’anic verses as a reading of the reality of what happened in Indonesia. There is also a work that written in the method of Tafsir ‘Ilm. Not only by employing general model of Tafsir that have been used by previous Moslem scholars, but also some works import the western method of hermeneutic, that in fact yields controversial conclusion.
    [Show full text]
  • Contribution of Siti Walidah in the Nation Character Building Through ‘Aisyiyah Movement
    CONTRIBUTION OF SITI WALIDAH IN THE NATION CHARACTER BUILDING THROUGH ‘AISYIYAH MOVEMENT Lingga Wisma Cahyaningrum and Ma’arif Jamuin Student at Islamic Religious Education Faculty of Islamic Studies, Universitas Muhammadiyah Surakarta e-mail: [email protected]., [email protected] Abstract-Siti Walidah is a reformer, the founder of ‘Aisyiyah, and also promoter of the nation character building. Her contribution in the efforts to establish the nation character has been manifested in formal and informal education, and social movement since 1918. She also did a breakthrough in her era by setting up ‘Aisyiyah along with its various activities, particularly the initiative in providing Islamic education for women. The movement is guided by the Quran and Sunnah in the framework of the nation character building with Prophet Muhammad as the role model. The guideline of the movement is beautifully reflected in ‘Aisyiyah Mars, which is still amendable until now. Keywords: Contribution, ‘Aisyiyah, Character Education, Mars ‘Aisyiyah Abstrak-Siti Walidah merupakan seorang tokoh pembaharu, pendiri gerakan ‘Aisyiyah dan peletak dasar model pembangunan karakter bangsa. Kontribusi Walidah dalam membangun karakter bangsa melalui pendidikan formal, pendidikan informal dan gerakan social sejak tahun 1918 telah membuahkan hasil bagi bangsa Indonesia. Mutiara pemikirannya diwujudkan dalam gerakan ‘Aisyiyah melalui berbagai macam kegiatan. Ia bergerak aktif di bidang pendidikan Islam untuk kaum perempuan. Gerakannya sentantiasa berpedoman pada Alquran dan sunnah dalam kerangka membangun karakter bangsa dengan meneladani Akhlak Rasulullah SAW. Panduan gerakannya tertulis indah dalam lagu mars ‘Aisyiyah, yang berkemajuan hingga sekarang. Kata Kunci: Kontribusi, ‘Aisyiyah, Pendidikan Karakter, Mars ‘Aisyiyah 68 - ISEEDU Volume 2, Nomor 1, May 2018 Contribution of Siti..
    [Show full text]
  • 1 Surau Jembatan Besi
    SURAU JEMBATAN BESI: CIKAL BAKAL LAHIRNYA PENDIDIKAN ISLAM MODERN DI PADANGPANJANG Oleh Witrianto1 Pendidikan adalah usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah tingkah laku manusia ke arah yang diinginkan. Batasan ini berlaku baik untuk pendidikan formal maupun non formal. Kegiatan mendidik atau pendidikan bisa terjadi di tempat-tempat yang memang disediakan untuk itu, seperti sekolah dengan guru sebagai pendidiknya, atau di rumah dengan orangtua yang dengan kata, sikap, dan perilakunya berusaha untuk membentuk sikap, pandangan hidup anak-anaknya. Saudara atau teman dapat juga menjadi pendidik, karena penolakan atau penerimaan mereka terhadap perilaku seseorang menentukan seseorang itu untuk dapat mempertahankan sikap atau mengharuskan mengubah sikap atau perilaku. Dalam masyarakat sederhana, pada awalnya pendidikan dimaksudkan untuk mengajarkan budaya, yaitu mengajar anak untuk mengetahui dan mengamalkan nilai- nilai dan tatacara yang berlaku dalam masyarakat. Proses ini berjalan secara informal, anak belajar melalui pengamatan pada lingkungannya dan orang-orang yang terdekat dengan dia. Sikap yang harus dilakukan dalam menghadapi situasi tertentu diketahui dalam pengamatan atau pengalaman. Jadi dalam masyarakat sederhana, semua orang yang lebih tua dan berpengalaman adalah pendidik, begitu pula alam sekitarnya. Namun, dalam masyarakat yang lebih kompleks, makin banyak yang harus diketahui anak untuk bisa hidup dalam lingkungan masyarakatnya dengan baik, karena itu anak tidak dapat lagi belajar “dengan sendirinya”. Seseorang memerlukan cara yang lebih efisien untuk dapat menerima transmisi budaya dan pengetahuan yang begitu banyak. Untuk itu diperlukan adanya pendidikan yang formal dengan guru sebagai pendidik dan terbagi dalam berbagai jenjang dan kekhususan. 1 Penulis adalah staf pengajar Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra Universitas Andalas, saat ini sedang menempuh pendidikan di Program S-3 Program Studi Pembangunan Pertanian Universitas Andalas Padang.
    [Show full text]
  • Representasi Perempuan Jawa Siti Walidah Dalam Film Nyai Ahmad Dahlan
    Jurnal SEMIOTIKA Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/ Vol.14 (No. 2 ) : no. 111 - 223. Th. 2020 Hasil Penelitian p-ISSN: 1978-7413 e-ISSN: 2579-8146 REPRESENTASI PEREMPUAN JAWA SITI WALIDAH DALAM FILM NYAI AHMAD DAHLAN Astri Wulandari*, Wuri Rahmawati Komunikasi, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta ABSTRACT This study aims to describe the representation of Javanese women shown by Siti Walidah in Nyai Ahmad Dahlan's movie. This biopic genre film tells the story of the life of Siti Walidah, who is often known as Nyai Ahmad Dahlan, one of the heroes of female emancipation. This study employed a qualitative descriptive approach with data analysis techniques based on John Fiske's theory of the codes of television. This research employed semiotic analysis with a gender approach as well as paradigmatic analysis and syntagmatic analysis. Syntagmatic analysis is used to describe signs that are important in meaning. Meanwhile, paradigmatic analysis is used to further examine the hidden codes in the film. This study focused on 3 levels of analysis, namely the level of reality (appearance, make-up, clothing, environment, and behavior), the level of representation (music and camera), and the level of ideology (feminism, patriarchy, capitalism, and socialism). Based on the results of the research, it was found that Siti Walidah presented Javanese women who described the reality of Javanese life and culture at that time, that Javanese women were depicted as having a simple appearance using a kebaya combined with a jarik of cloth with a batik motif, with plain makeup. This film used the Javanese language used in everyday life.
    [Show full text]
  • Perdebatan Tentang Dasar Negara Pada Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (Bpupk) 29 Mei—17 Juli 1945
    PERDEBATAN TENTANG DASAR NEGARA PADA SIDANG BADAN PENYELIDIK USAHA-USAHA PERSIAPAN KEMERDEKAAN (BPUPK) 29 MEI—17 JULI 1945 WIDY ROSSANI RAHAYU NPM 0702040354 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA 2008 Perdebatan dasar..., Widy Rossani Rahayu, FIB UI, 2008 1 PERDEBATAN TENTANG DASAR NEGARA PADA SIDANG BADAN PENYELIDIK USAHA-USAHA PERSIAPAN KEMERDEKAAN (BPUPK) 29 MEI–17 JULI 1945 Skripsi diajukan untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Humaniora Oleh WIDY ROSSANI RAHAYU NPM 0702040354 Program Studi Ilmu Sejarah FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA 2008 Perdebatan dasar..., Widy Rossani Rahayu, FIB UI, 2008 2 KATA PENGANTAR Puji serta syukur tiada terkira penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang sungguh hanya karena rahmat dan kasih sayang-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini ditengah berbagai kendala yang dihadapi. Ucapan terima kasih dan salam takzim penulis haturkan kepada kedua orang tua, yang telah dengan sabar tetap mendukung putrinya, walaupun putrinya ini sempat melalaikan amanah yang diberikan dalam menyelesaikan masa studinya. Semoga Allah membalas dengan balasan yang jauh lebih baik. Kepada bapak Abdurrakhman M. Hum selaku pembimbing, yang tetap sabar membimbing penulis dan memberikan semangat di saat penulis mendapatkan kendala dalam penulisan. Kepada Ibu Dwi Mulyatari M. A., sebagai pembaca yang telah memberikan banyak saran untuk penulis, sehingga kekurangan-kekurangan dalam penulisan dapat diperbaiki. Kepada Ibu Siswantari M. Hum selaku koordinator skripsi dan bapak Muhammad Iskandar M. Hum selaku ketua Program Studi Sejarah yang juga telah memberikan banyak saran untuk penulisan skripsi ini. Kepada seluruh pengajar Program Studi Sejarah, penulis ucapakan terima kasih untuk bimbingan dan ilmu-ilmu yang telah diberikan. Kepada Bapak RM. A. B.
    [Show full text]
  • The Contested State of Sufism in Islamic Modernism: the Case of the Muhammadiyah Movement in Twentieth-Century Indonesia
    journal of Sufi studies 3 (�0�4) �83–��9 brill.com/jss The Contested State of Sufism in Islamic Modernism: The Case of the Muhammadiyah Movement in Twentieth-Century Indonesia Herman L. Beck Tilburg University (The Netherlands) Abstract The Muhammadiyah in Indonesia is commonly known not to be very sympathetic towards mysticism in terms of its manifestations in mystical religious fraternities and pantheistic identity mysticism. Although its stance versus these religious phenomena seems to be very clear, many of its members are struggling to determine their attitude towards the issue. The continuing uncertainty about its legitimacy is evident from the questions Muhammadiyah members send to the Suara Muhammadiyah regarding this topic. In this article I focus on the Muhammadiyah’s ‘official’ vision through its first hundred years of existence. My thesis is that its rigidness in rejecting ‘mystical and spiritual’ manifestations is not only caused by its fear of unbelief and heresy, but also closely related to the political and social circumstances in which it is confronted with these ‘mystical and spiritual’ manifestations in the first place. Résumé La Muhammadiyah en Indonésie est bien connue pour ne pas être sympathique vers le mysticisme, soit sous la forme de confréries religieuses-mystiques ou sous la forme de mysticisme panthéiste. Bien que son opposition à ces phénomènes religieux semble être très clair beaucoup de ses membres ont du mal à déterminer leur attitude à l’égard de la question. L’incertitude persistante quant à la légitimité de la mystique est évidente dans les questions des membres de la Muhammadiyah envoyées à la Suara Muhammadiyah concernant le sujet.
    [Show full text]
  • Datar Isi Bab I
    DATAR ISI BAB I : PENDAHULUAN ……………………………………………………………….. 23 BAB II : LATAR HISTORIS MTA DI . …. .. 24 BAB III : WAHABISME DAN GERAKAN PURIFIKASI DI PEDESAAN JAWA … …. 55 BAB IV : RESPONS ISLAM MAINSTREAM INDONESIA PADA MTA …….. 110 BAB V : KEBANGKITAN ISLAM POLITIK PADA PEMILU 2014 DI INDONESIA .. …160 BAB VI : PENUTUP …. …… 205 BAB I PENDAHULUAN Di awal abad ke-21, pasca runtuhnya Orde Baru, kesempatan politik semakin terbuka yang dimotori oleh gerakan reformasi Indonesia. Hal tersebut juga mendorong gerakan mobilisasi massa secara transparan dalam ruang publik. Hal ini menimbulkan munculnya berbagai macam gerakan sosial secara massif di Indonesia. Perubahan iklim politik pada Orde Reformasi tersebut, berpengaruh juga terhadap perkembangan kehidupan keagamaan masyarakat Islam di Indonesia. Pengaruh ini dapat dilihat dengan semakin menguatnya identitas dan gerakan kelompok keagamaan di luar mainstream kelompok keagamaan. Dalam perkembangan gerakan sosial keagamaan tersebut, terdapat tiga aspek yang menonjol, yaitu pertama, aspek yang didorong oleh orientasi politis, kedua orientasi keagamaan yang kuat, dan ketiga orientasi kebangkitan kultural rakyat Indonesia.1 Adapun dalam pendekatannya, kaum agamawan dan gerakan keagamaan, menurut AS Hikam, menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan “menegara” dan pendekatan “masyarakat”.2 Terdapat beberapa faktor yang secara bersamaan menggerakkan orang untuk membangun sebuah bangsa yang bersatu. Faktor-faktor tersebut tidak terbatas pada adanya kesamaan pengalaman masa lalu seperti ras, bahasa, dan
    [Show full text]