Majelis Tarjih Dan Agenda Pengembangan Pemikiran Islam
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
https://doi.org/10.36869/pjhpish.v6i2.151 MAJELIS TARJIH DAN AGENDA PENGEMBANGAN PEMIKIRAN ISLAM DALAM KONTEKS PERUBAHAN MASYARAKAT DI YOGYAKARTA MAJELIS TARJIH AND ISLAMIC THOUGHT DEVELOPMENT AGENDA IN THE COMMUNITY CHANGE CONTEXT IN YOGYAKARTA Iwan Dwi Aprianto1, Insanul Muttaqin2 1Staf SD Muhammadiyah Trisigan Dusun Trisigan, Kelurahan Murtigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul 2Staf SMK Ar-Rahmah Srandakan Dusun Kedungbule, Kelurahan Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul Pos-el: [email protected] Naskah diterima 20-07-2020 Naskah direvisi 23-11-2020 Naskah disetujui 30-11-2020 ABSTRACT Muhammadiyah’s thought struggle that oriented at the religious reformation and purification was realized by institutionalizing the study of Islamic thought by established Majelis Tarjih. This council’s position in the Muhammadiyah organization is a fatwa institution that determines the law on issues disputed by Moslems, mainly its members, which concern the religious field. This study aims to de- termine the early development process of the Majelis Tarjih and the main points of thought, which resulted in Yogyakarta’s changing context. The method used in this study was a critical historical method, which consisted of four stages, i.e., heuristics, source criticism (verification), interpretation, and historiography. The results showed that Majelis Tarjih played a role in developing the mission of the Muhammadiyah organization in the purification efforts of Islam by returning all religious is- sues to the primary sources, i.e., the Qur’an and hadith. In its development, Majelis Tarjih generated various religious decisions in response to various problems faced by Moslem. Such contribution dem- onstrates Majelis Tarjih’s ability to answer contemporary issues, even methodologically, to changes adapted to science and technology development. Keywords: Majelis Tarjih, Muhammadiyah, Islamic thought ABSTRAK Pergumulan pemikiran Muhammadiyah yang berorientasi pada reformasi dan pemurnian agama di- wujudkan melalui usaha melembagakan kajian pemikiran Islam dengan membentuk Majelis Tar- jih. Kedudukan majelis ini dalam organisasi Muhammadiyah adalah lembaga fatwa penentu hukum mengenai masalah-masalah yang diperselisihkan oleh umat Islam, khususnya anggotanya, yang menyangkut bidang agama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses perkembangan awal Majelis Tarjih dan pokok-pokok pikiran yang dihasilkannya dalam konteks perubahan dalam ma- syarakat di Yogyakarta. Metode yang dipakai di dalam penelitian ini adalah metode=sejarah kritis. Metode ini terdiri atas empat tahap, yaitu heuristik, verifikasi, interprestasi, serta historiografi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Majelis Tarjih berperan mengembangkan misi organisasi Mu- hammadiyah dalam usaha pemurnian agama Islam dengan cara mengembalikan segala persoalan ke- agamaan ke sumber utamanya, yaitu Al-Qur’an dan hadis. Dalam perkembangannya, Majelis Tarjih menghasilkan berbagai keputusan keagamaan sebagai respons atas bermacam-macam permasalahan yang dihadapi=oleh umat Islam. Kontribusi demikian menunjukkan kemampuan Majelis Tarjih untuk menjawab masalah-masalah kontemporer, bahkan secara metodologis mengarah kepada perubahan yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kata kunci: Majelis Tarjih, tarjih Muhammadiyah, pemikiran Islam. 285 Pangadereng: jurnal hasil penelitian ilmu sosial dan humaniora, Vol. 6 No. 2, Desember 2020: hlm. 285 - 299 PENDAHULUAN ran apapun mengenai suatu masalah didasar- kan atas Al-Qur’an dan sunah, sehingga warga Muhammadiyah merupakan gerakan Muhammadiyah dapat terhindar dari khilafiyah pembaruan Islam yang cukup pesat perkemba- (perbedaan pendapat) yang cenderung menye- ngannya hingga saat ini. Organisasi ini didiri- babkan perpecahan (Karim, 1986:76). kan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada 18 Novem- Pergumulan pemikiran yang dikelola ber 1912 di Yogyakarta, dengan tujuan untuk Muhammadiyah melalui Majelis Tarjih dipan- dakwah Islam. Secara umum, kelahiran organ- dang menarik untuk direkonstruksi lebih lanjut, isasi ini didorong oleh memburuknya kondisi khususnya dalam perkembangan pendiriannya kehidupan umat Islam, terutama disebabkan hingga masa akhir pemerintah Hindia Belanda. oleh tradisionalisme Islam, Jawaisme, dan Hal demikian bukan hanya karena kurun waktu modernisme kolonial. Ketiga faktor inilah yang itu merupakan tonggak awal dari Majelis Tarjih telah mendorong Muhammadiyah tidak sebatas dan menjadi pola pemikiran Muhammadiyah dalam gerakan agama, melainkan juga gerakan- pada masa sesudahnya, melainkan putusan- gerakan sosial (Shihab, 1998:4). putusan yang dihasilkan pada waktu itu juga Berbagai amal usaha yang dikembangkan mencerminkan produk ijtihad jama’i (pemiki- oleh Muhammadiyah sejak masa awal berdirin- ran kolektif) Muhammadiyah yang dibutuhkan ya, antara lain mendirikan lembaga pendidi- masyarakat Islam dalam menghadapi tantangan kan, menyelenggarakan rapat-rapat umum un- zaman (Abdurrachman, 2002:38-39). tuk membahas berbagai masalah keislaman, Fokus penelitian terhadap Majelis Tarjih mendirikan badan wakaf dan masjid-masjid, ini adalah berkenaan dengan pemikiran-pe- serta menerbitkan surat kabar atau majalah mikiran keagamaan yang dibahas oleh Muham- (Noer, 1988:86). Melalui berbagai amal usaha madiyah sebagai respons terhadap problematika inilah, Muhammadiyah dalam waktu yang rela- keagamaan dan masyarakat yang muncul pada tif cepat memperoleh dukungan massa lebih masa akhir pemerintah Hindia Belanda. Den- luas. Langkah Muhammadiyah dalam gerakan gan demikian, hasil penelitian ini dipandang tajdid (pembaruan) yang berorientasi kepada penting untuk melengkapi informasi mengenai reformasi serta pemurnian agama diwujud- sejarah perkembangan pemikiran Islam di In- kan melalui usahanya melembagakan kajian donesia pada permulaan abad ke-20, sekaligus pemikiran Islam dengan membentuk Majelis dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan Tarjih, yang diputuskan pada Kongres Muham- atas fatwa-fatwa dan keputusan Majelis Tarjih madiyah ke-16 pada 1927 di Pekalongan (Ab- dan lembaga-lembaga keagamaan lain. durrachman, 2002:37). Berdasarkan uraian tersebut, peneliti Salah satu tujuan dari pembentukan merumuskan beberapa permasalahan, yaitu 1) Majelis Tarjih adalah mengeluarkan fatwa atau Bagaimanakah latar belakang kelahiran dan kepastian hukum, sehingga kedudukannya perkembangan awal dari organisasi Muham- menjadi forum keputusan serta pendapat organ- madiyah? 2) Mengapa Muhammadiyah mem- isasi yang dapat dijadikan pedoman oleh para bentuk Majelis Tarjih dalam mengembangkan anggotanya. Kedudukan majelis ini dalam or- perannya sebagai gerakan pembaruan Islam? 3) ganisasi Muhammadiyah adalah lembaga fatwa Apa sajakah pokok-pokok pikiran yang dihasil- penentu hukum mengenai masalah-masalah kan oleh Majelis Tarjih dalam konteks peruba- yang diperselisihkan oleh umat Islam, khusus- han masyarakat di Yogyakarta? nya anggotanya, yang menyangkut bidang aga- Terkait pustaka, salah satu kajian tentang ma dan kemasyarakatan (PP. Muhammadiyah, Majelis Tarjih dan konsep pengambilan hu- 2009:16). kum dari berbagai masalah keagamaan adalah Sebelum Majelis Tarjih berdiri, Muham- penelitian yang dilakukan oleh Asjmuni Ab- madiyah masih mengadopsi dan menoleransi durrachman (2002) berjudul Manhaj Tarjih hasil ijtihad (penafsiran pendapat) para ulama Muhammadiyah: Metodologi dan Aplikasi. terdahulu berupa fikih (persoalan hukum yang Dia membahas majelis ini dengan pendekatan mengatur berbagai aspek kehidupan dan iba- historis-yuridis. Bahan dasar kajian yang di- dah). Prinsip yang melandasi langkah-langkah lakukannya adalah sejarah pertumbuhan dan majelis tersebut, yaitu pendapat atau pemiki- perkembangan Majelis Tarjih serta beberapa 286 Pangadereng: jurnal hasil penelitian ilmu sosial dan humaniora, Vol. 6 No. 2, Desember 2020: hlm. 285 - 299 keputusannya. Dari penelitian yang dilaku- Islam yang mempelajari kaidah-kaidah dan kannya, dia menemukan prinsip-prinsip dasar sumber-sumber secara terperinci dalam rangka ketarjihan dan sistem istinbat (usaha membuat menghasilkan hukum Islam yang diambil dari keputusan hukum berdasarkan dalil-dalil Al- sumber-sumber tersebut). Adapun perbedaan Qur’an atau sunah) hukum Majelis Tarjih. Se- kajian ini terletak kepada prinsip-prinsip ketar- lain itu, dia menegaskan bahwa setidaknya ada jihan berdasarkan rumusan-rumusan keputusan tiga prinsip yang melandasi pemikiran ketarji- Majelis Tarjih dengan melihat persoalan-perso- han Muhammadiyah, yaitu prinsip kenisbian alan kontemporer yang secara eksplisit belum akal, prinsip tidak berorientasi pada mazhab, ada dasarnya di dalam Al-Qur’an dan sunah, dan prinsip keterbukaan serta toleransi. Ber- serta mengungkap cara dan menentukan tolok dasarkan prinsip-prinsip ini, tarjih tidak me- ukur kemaslahatan dalam bahasannya. Kajian nempatkan akal sebagai instrumen utama dalam dalam pembahasan ini dikembangkan atas po- merumuskan pemikiran keagamaan karena kok permasalahan faktor yang menyebabkan bersifat nisbi. pembentukan Majelis Tarjih hingga metode Adapun pustaka yang digunakan sebagai yang digunakan Majelis Tarjih untuk mengelu- kajian tentang rumusan-rumusan keputusan arkan fatwa dengan cara ijtihad terhadap per- Majelis Tarjih adalah hasil penelitian Fathur- masalahan yang secara tekstual tidak ada di rahman Djamil (1995) berjudul Teknik Ijtihad dalam Al-Qur’an maupun hadis. Tarjih Muhammadiyah. Dia mengemukakan bahwa ijtihad majelis ini sesuai dengan teori METODE maqâsid asy-syarîah melalui berbagai teknik, yaitu qiyâs, istihsân, maṣlahah