perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II

GAMBARAN UMUM SURAT KABAR

A. Profil Surat Kabar Media

1. Sejarah Berdirinya Surat Kabar Media Indonesia

Media Indonesia merupakan media cetak yang menyampaikan

informasiinformasi baik dalam mau pun luar negeri kepada masyarakat

Indonesia, di awal perkembangannya Media Indonesia merupakan surat

kabar umum yang baru bisa terbit 4 halaman dengan tiras yang terbatas.

Pada tanggal 19 Januari 1970, Teuku Yousli Syah selaku penggagas

berdirinya Media Indonesia memulai perjalanan Surat kabar ini di tengah

masyarakat Indonesia. Bermodalkan tekad dan semangat untuk

menginformasikan masyarakat saat itu, Media Indonesia terbit perdana

(SIT) No. 0856/SK Dir-PK/SIT/1969, tanggal 6 Desember 1969, yang

dikeluarkan Departemen Penerangan (www.mediaindonesia.com).

Di awal perkembangannya, Media Indonesia justru tidak hadir

dalam bentuk pemberitaan politik maupun bisnis seperti saat ini.

Melainkan lebih banyak memberi informasi yang bentuknya hiburan

seperti kehidupan artis, cerita sehari-hari, dan sebagainya. Sehingga

saat itu Media Indonesia dikenal dengan sebutan koran kuning, yaitu

koran yang penuh dengan cerita gosip. Barulah di tahun 1988 dengan

kesadaran untuk terus berkarya di bidang jurnalis,Teuku Yousli Syah

bergandengan tangan dengan Surya Paloh oleh karena perubahan dan

perkembangan regulasi di bidang pers dan penerbitan yang terjadi.

commit to user 43 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

44

Tentunya hal ini tidak membuat kinerja serta eksistensi Media Indonesia

di tengah kepercayaan masyarakat jadi menurun, melainkan Media

Indonesia berhasil menciptakan target pembacanya sendiri.

Media Indonesia kini berkembang dari segi kualitas sumber daya

manusia, banyak tenaga kerja professional muda yang turut bergabung.

sehingga target pembaca turut berkembang menjadi target pasar.

Hingga saat ini Media Indonesia menjaga konsistensinya untuk berkiprah

dalam pemberitaan politik, ekonomi, gaya hidup, hobi, dan hiburan. Tepat

di usia yang ke-40, pada 19 Januari 2010, bersamaan dengan

diluncurkannya buku Editorial Media Indonesia, motto dari pada Media

(www.mediaindonesia.com).

2. Visi dan Misi Perusahaan

Media cetak yang sudah berdiri selama 42 tahun dalam menyajikan

berita kepada pembaca Indonesia, tidak dapat dipandang sebelah mata.

Banyak suka duka pengalaman telah dilalui Media Indonesia namun

tidak menyurutkan semangat dan langkahnya

menjadi motto kosong dan sia-sia, malahan menjadi spirit pegangan

sampai kapan pun. Namun, sejak Media Indonesia ditangani oleh tim

manajemen baru di bawah naungan PT. Citra Media Nusa Purnama,

timbul pertanyaan tentang apa yang menjadi visi media cetak harian ini

dalam industri dunia pers. Adapun visi Media Indonesia adalah Menjadi

Surat Kabar Independen yang Inovatif, Lugas, Terpercaya, dan Paling commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

45

Berpengaruh. Visi yang ada menjadi arah dan tujuan kemana Media

Indonesia akan dibawa. Seperti yang dikutip dari salah satu dokumen

warna berubah, tetapi visi untuk membangun sebuah harian independen

ialah uraian visi tersebut, yaitu (www.mediaindonesia.com) :

a. Independen, yaitu menjaga sikap nonpartisipan; di mana karyawan

tidak menjadi pengurus parta politik; menolak segala bentuk

pemberian yang dapat mempengaruhi objektivitas; dan mempuyai

keberanian bersikap beda.

b. Inovatif, yaitu terus-menerus menyempurnakan dan mengembangkan

kemampuan teknologi dan Sumber Daya Manusia; serta secara terus

menerus mengembangkan rubrik, halaman dan penyempurnaan

perwajahan.

c. Lugas, yaitu menggunakan bahasa yang terang dan langsung.

d. Terpercaya, yaitu selalu melakukan checkdan recheck; meliputi

berita dari dua pihak dan seimbang; serta selalu melakukan

investigasi dan pengalaman.

e. Paling Berpengaruh, yaitu dibaca oleh para pengambil keputusan;

memiliki kualitas editorial yang dapat mempengaruhi pengambil

keputusan; mampu membangun kemampuan antisipatif; mampu

membangun network narasumber; dan memiliki pemasaran/distributif

yang handal.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

46

Visi yang jelas dan terencana tidaklah mungkin dicapai tanpa adanya

misi yang akurat untuk dijalankan. Adapun misi yang dimiliki Media

Indonesia adalah :

a. Menyajikan informasi terpercaya secara nasional dan regional serta

berpengaruh bagi pengambilan keputusan.

b. Mempertajam isi yang relevan untuk pengembangan pasar.

c. Membangun Sumber Daya Manusia dan Menajemen yang

profesional dan unggul, mampu mengembangkan perusahaan

penerbitan yang sehat dan menguntungkan

B. Profil Surat Kabar

1. Sejarah Singkat Harian Kompas

Kompas sebagai suatu perusahaan media massa yang besar dan

prestisius ini merupakan sebuah perusahaan yang paling lama atau

mempunyai umur yang lebih lama dari media yang lainnya. Harian yang

bangkrutnya PT Kinta dengan terbitan majalah bulanan Intisari yang

didirikan oleh (Alm.) Auwjong Peng Koen, atau lebih dikenal dengan

nama Petrus Kanisius Ojong seorang pimpinan redaksi mingguan Star

Weekly, berserta , wartawan mingguan Penabur milik gereja

Katolik. Edisi perdana dari bulanan Inti Sari terbit pertama kali pada

tanggal 7 Agustus 1963, dengan jumlah 128 halaman dengan terdiri dari

22 artikel (www.kompas.com).

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

47

Edisi perdana ini memuat karya terjemahan tentang bintang layar

perak Marilyn Monroe, pengalaman perjalanan ke London Nugroho

Notosusanto, seorang ahli sejarah dari Universitas Indonesia, dan kisah

Usmar Ismail, sutradara film kenamaan, ketika pertama kali membuat

film. Tahun 1964 Presiden Soekarno mendesak Partai Katolik untuk

mendirikan koran, maka dari wartawan bulanan Intisari inilah sebagian

wartawan Katolik direkrut. Selanjutnya, beberapa tokoh Katolik

terkemuka seperti P.K. Ojong, Jakob Oetama, R.G. Doeriat, Frans

Xaverius Seda, Policarpus Swantoro, R. Soekarsono,mengadakan

pertemuan bersama beberapa wakil elemen hierarkis dari Majelis Agung

Wali Gereja Indonesia (MAWI): Partai Katolik, Perhimpunan Mahasiswa

Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Pemuda Katolik dan Wanita

Katolik. Mereka sepakat mendirikan Yayasan Bentara Rakyat.

Susunan pengurus pertama dari Yayasan Bentara Rakyat adalah;

ketua Ignatius Joseph Kasimo (ketua Partai Katolik), wakil ketua Frans

Seda (Menteri Perkebunan dalam kabinet Soekarno), penulis I F.C.

Palaunsuka, penulis II Jakob Oetama, dan bendahara P.K. Ojong. Dari

Yayasan Bentara Rakyat inilah harian Kompas dilahirkan.

Pada awal penerbitannya, Frans Seda yang pada waktu itu menjabat

sebagai menteri perkebunan rakyat mengatakan Jenderal Ahmad Yani

menyarankan bahwa supaya Kompas memberikan wacana untuk

menandingi wacana PKI yang berkembang, pada saat itu. Namun secara

pribadi Jacob Oetama dan beberapa pemuka agama Katolik seperti

Monsignor Albertus Soegijapranata, Ignatius Joseph Kasimo tidak mau commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

48

menerima begitu saja mengingat kontekstual politik, ekonomi dan

infrastruktur pada saat itu tidak mendukung.

Tapi tekad Partai Katolik menerbitkan koran sudah final Ojong dan

Oetama ditugaskan membangun perusahaan. Mulailah mereka bekerja

mempersiapkan penerbitan koran baru, corong Partai Katolik. Tapi, suhu

politik yang memanas saat itu, membuat pekerjaan ini tak mudah.

Rencananya, koran ini diberi nama Bentara Rakyat. Menurut Frans Seda

PKI tahu rencana itu, lantas dihadang, namun karena Bung Karno setuju

jalan terus hingga izinnya keluar. Frans Seda mengacu pada Partai

Komunis Indonesia adalah salah satu partai besar di Indonesia pada 1950-

an dan 1960-an serta PKI memenangkan tempat keempat dalam pemilihan

umum 1955.

Izin sudah di tangan, tapi Bentara Rakyat tak kunjung terbit.

Rupanya rintangan belum semuanya berlalu. Masih ada satu halangan

yang harus dilewati, yakni izin dari Panglima Militer , waktu itu

dijabat oleh Letnan Kolonel Dachja. Dari markas militer Jakarta, diperoleh

jawaban izin operasi keluar jika syarat 5.000 tanda tangan pelanggan

terpenuhi. Akhirnya para wartawan pegi ke pulau Flores untuk

mendapatkan tanda tangan tersebut, karena memang flores mayoritas

adalah penduduk beragama katolik.

Ketika akan menjelang terbit petama kalinya Frans Seda yang pada

waktu itu menjabat menteri perkebunan melaporkan pada presiden

Soekarno untuk melaporkan kesiapan terbitan perdana harian yang

awalnya diberi- commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

49

berdasarkan kesepakatan redaksi pada saat itu, untuk menerima usulan dari

Presiden Soekarno untuk mengubah nama harian Bentara Rakyat menjadi

Kompas.

Kompas edisi pertama dicetak oleh PN Eka Grafika, milik harian

Abadi yang berafiliasi pada Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia

(Masyumi).8 Tepat 28 Juni 1965, bayi Kompas lahir, dengan motto,

Di halaman pertama pojok kiri atas, tertulis nama staf: Pemimpin

Redaksi Jakob Oetama; Staf Redaksi J. Adisubrata, Lie Hwat Nio, Marcel

Beding, Th. Susilastuti, Tan Soei Sing, J. Lambangdjaja, Tan Tik Hong,

Th. Ponis Purba, Tinon Prabawa, dan Eduard Liem. Menurut Jakob

Oetama, nama P. K. Ojong ketika itu tabu politik dan lagi pula figur Ojong

tidak disukai Soekarno.

Dalam kontekstual politik pada saat itu untung tak dapat diraih,

malang tak bisa ditolak. Pagi hari 30 September 1965, tepat tiga bulan usia

Kompas, sebagian besar warga Jakarta terlelap dalam tidur pulasnya,

ketika sekelompok tentara bersenjata menangkap beberapa jenderal yang

dituduh terlibat dalam Dewan Jenderal. Peristiwa ini mengubah jalannya

republik. Sejarah mencatat sebagai upaya perebutan kekuasaan terhadap

pemerintahan Soekarno. Seperti beberapa harian yang terbit bersama

dengan Kompas, mereka tidak terlepas dari upaya untuk memberikan commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

50

tandingan kepada pers yang berafiliasi dengan ideologi kiri seperti PKI,

dan harian yang dituduh tidak revolusioner lainnya.

Sehari setelah peristiwa itu, August Parengkuan dan Ponis Purba

yang tengah mendapat giliran tugas malam, diberi tahu pihak percetakan

bahwa Kompas beserta surat-kabar lain tak boleh terbit. Hanya harian

Angkatan Bersenjata, Berita Yudha, kantor berita Antara, dan Pemberitaan

Angkatan Bersenjata yang diperbolehkan menyiarkan berita. Larangan

untuk tidak naik cetak tersebut dikeluarkan oleh pihak militer Jakarta.

pemberitaan yang simpang-siur mengenai pengkhianatan oleh apa yang

dinamakan Komando Gerakan 30 September atau Dewan Revolusi, perlu

adanya tindakantindakan penguasaan terhadap media-

Ketika itu Parengkuan dan Purba tetap yakin Kompas tak perlu

dilarang terbit. Alasannya, Kompas sudah mengecam pemberontakan, dan

di dalam lay out sudah disiapkan bahwa Kompas edisi 2 Oktober juga

memuat pernyataan sikap dari Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana RE

Martadinata.

Penyerangan terhadap PKI, ternyata tak menyelamatkan Kompas.

Koran itu baru boleh terbit lagi pada 6 Oktober 1965. Rentang waktu

seminggu itu, hingga saat ini menjadi misteri yang belum terkuak. Banyak

asumsi, pertanyaan, dan analisis bergentayangan. Mengapa seluruh koran

dibredel dan hanya menyisakan koran milik militer ? Pertumbuhan

Kompas meningkat. Saat pertama kali dicetak, oplah Kompas sekitar

4.800 eksemplar. Ketika pindah ke percetakan yang lebih bagus, commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

51

Percetakan Masa Merdeka, tirasnya meningkat jadi 8.003 eksemplar,

hingga menjelang pembredelan yang dilakukan Orde Baru.

Saat terbit kembali pada 6 Oktober 1965, tiras Kompas menembus

angka 23.268 eksemplar. Zaman berganti. Soekarno diganti Jenderal

Soeharto. Pada 1999, setahun sesudah Soeharto dipaksa mundur, tiras

Kompas mencapai angka lebih dari 600 ribu eksemplar per hari. Penelitian

yang dilakukan oleh lembaga riset AC Nielsen tahun 1999 menunjukkan

pasar terbesar masih seputar Jakarta 46,77%, Bogor, Tangerang, dan

Bekasi 13,02%, Jawa Barat 13.02%, Jawa Tengah, Yogyakarta 6,67%,

Jawa Timur 2,04%, Sumatera 8,81%, Kalimantan 2,16%, dan Indonesia

Timur 4,23%. Gramedia sebagai perusahaan induk Kompas tercatat

sebagai perusahaan yang membayar pajak terbesar nomer 32 pada tahun

1980 sedang pada tahun pada tahun 1993 untuk perusahaan PT Kompas

Media Nusantara saja diperkirakan menghasillkan Rp 240 milyar setahun

dengan keuntungan bersih Rp 30 sampai 35 triliun. Tahun 1991 PT

Gramedia dengan penerbitan bukunya menduduki urutan ke-151.

Konon katanya berkat surplus yang diraih Kompas-Gramedia kala

itu, walau para pelanggan koran Kompas tak membayar biaya

langganannya, surat kabar ini tetap bisa meraup keuntungan karena

pemasukan dari iklan terus mengalir. Sampai tahun 1991, angka penjualan

Kompas mencapai 525.000 tiras perhari dan ditambah 50.000 eksamplar

pada hari Minggu. Sebelumnya, tahun 1990, Kompas berekspansi dengan

membentuk 38 anak perusahaan yang dikenal dengan kelompok Kompas-

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

52

Gramedia yang bergerak di bidang percetakan, penerbitan, dan stasiun

radio.

Dalam kancah dunia politik, sesuai ketentuan perundang-undangan

pada waktu itu yang mengharuskan surat kabar berafiliasi ke partai politik,

maka Kompas pun terpaksa berafiliasi ke partai. Tapi, itu tidak

berlangsung lama, sebab sesuai dengan komitmen awal para perintisnya

yang berpendapat, visi kemasyarakatan koran haruslah terbuka. Visi dan

sikap itu selain sesuai dengan keyakinan pimpinan, juga cocok dengan

fungsi pers yang dikehendaki umumnya masyarakat Indonesia, yaitu ikut

mengembangkan, saling pengertian dalam masyarakat yang majemuk. Hal

ini sesuai pula dengan paham falsafah bangsa Indonesia, Pancasila.

Saat ini Kompas terbit berdasarkan SIUPP SK Menpen No.

031/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 tertanggal 19 November 1985. SK ini

disertai dengan Kep. Lapkus Pangkopkamtibda No. 103/PC/1969 tanggal

21 Januari 1969 yang diperolehnya setelah politik dalam negeri

menampakkan kestabilan setelah peristiwa berdarah G.30.S/PKI meletus.

2. Visi dan Misi Harian Kompas

Harian Kompas memiliki Visi dan Misi yaitu Menjadi agen

perubahan dalam membangun komunitas Indonesia yang lebih harmonis,

toleran, aman, dan sejahtera dengan mempertahankan Kompas sebagai

market leader secara nasional melalui optimalisasi sumber daya dan

sinergi bersama mitra strategis. Kompas sebagai harian nasional di

juga dijadikan sebagai visi dan misi dari Harian Kompas. Secara umum, commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

53

Kompas menyatakan diri sebagai harian yang independen dan mencoba

lebih obyektif dalam setiap pemberitaannya (www.kompas.com).

Selain itu, Kompas menempatkan kemanusiaan sebagai suatu

ideologi yang ditanamkan oleh (alm) Petrus Kanisius Ojong dan Jakob

Oetama adalah Amanat Hati Nurani Rakyat yaitu memanusiakan manusia

dengan basis Ilahi (Humanisme Transendental).

Artinya, Kompas ingin dalam setiap pemberitaanya benar-benar

memberikan manfaat bagi masyarakat. Sebagai harian yang

mengidentifikasikan pembawa kepentingan dan suara hati rakyat, Kompas

mampu menghadirkan berita yang aktual dan kontroversi melalui kolom

karikaturnya. Ideologi Kompas selalu digunakan dalam produk jurnalistik

Kompas. Petrus Kanisius Ojong (alm.) dan Jakob Oetama selalu

mengajarkan jurnalisme yang santun kepada para karyawan Kompas

dengan jalan mengedepankan cara yang santun dan elegan dalam

memberikan kritik terhadap suatu keadaan. Pemilihan bahasa yang

digunakan dipilih bahasa yang sopan dan santun tetapi orang yang

diberikan kritik menyadari bahwa ada perbuatannya yang tidak benar.

Kompas dalam menyajikan berita cenderung sesuai dengan fakta

realitas yang ada, lebih kritis dan tidak berpihak terhadap organisasi atau

partai apapun untuk menghindari berita-berita yang membuat Kompas

pernah diberhentikan dan dibredel oleh pemerintah. Inimengindikasikan

bahwa editorial Kompas menjadi alat berlindung dari kekuatannya, salah

satunya dalam bentuk karikatur. Kompas menjadi satu media yang

mempunyai kekuatan dan kekuasaan besar untuk membantu meningkatkan commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

54

dukungan dan mengajak khalayak untuk selalu berpihak pada setiap

langkah kebijakan pemerintah (www.kompas.com).

C. Profil Surat Kabar Jawa Pos

1. Sejarah Surat Kabar Jawa Pos

Jawa Pos lahir dengan mengusung nama Java Pos, kemudian

berubah menjadi Djawa Pos, yang akhirnya berubah kembali menjadi

Jawa Pos. Didirikan oleh The Chung Sen seorang warga Indonesia

kelahiran Bangka yang bekerja di kantor film di Surabaya. Dialah yang

bertugas untuk selalu menghubungi surat kabar agar pemuatan iklan

filmnya lancar. Dari sini pula The Chung Sen mengetahui bahwa

memiliki surat kabar ternyata menguntungkan, maka didirikanlah Java

Post (www.jawapos.com).

Jawa Pos untuk pertama kalinya didirikan pada tanggal 1 Juli 1949,

memang dilihat dari hari lahirnya Jawa Pos termasuk salah satu surat kabar

tertua di Indonesia, waktu itu namanya Java Post lalu pernah juga menjadi

Djawa Post, Djawa Pos, dan kemudian Jawa Pos sampai sekarang.

Kesuksesan Jawa Pos, membuat The Chung Shen berpikir untuk

mendirikan pula koran berbahasa Mandarin dan Belanda. Bisnis The

Chung Shen di bidang surat kabar tidak selamanya mulus. Pada akhir

tahun 1970-an, penghasilan Jawa Pos mengalami kemerosotan yang tajam.

Tahun 1982, oplahnya hanya tinggal 6.700 eksemplar setiap harinya

yang diakibatkan adanya perkembangan teknologi cetak juga kian sulit

diikuti. Pelanggannya di dalam kota Surabaya tinggal 2000 orang, commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

55

peredarannya di Malang tinggal 350 lembar. Maka dalam keadaan fisiknya

yang semakin tua dan didorong keinginnanya untuk bisa dekat dengan

anak-anaknya, di usia 80 tahun The Chung Sen memutuskan untuk

meyerahkan pengelolaan Jawa Pos diserahkan kepada pengelola majalah

mingguan berita Tempo pada tanggal 1 April 1982.

Pak The (begitu panggilan untuk The Chung Sen) menyatakan tidak

mungkin lagi bisa mengembangkan Jawa Pos. tapi pak The tidak ingin

surat kabar yang didirikannya mati begitu saja. Itulah sebabnya Jawa

Pos diserahkan kepada pengelola yang baru. Pak The sendiri memilih

Tempo dengan pertimbangan khusus. Ketika kepemimpinan Eric FH

Samola, waktu itu adalah Direktur Utama PT. Grafiti Pers (penerbit

majalah Tempo) mengambil alih Jawa Pos. Dengan manajemen baru, Eric

mengangkat Dahlan Iskan, yang sebelumnya adalah Kepala Biro Tempo

di Surabaya untuk memimpin Jawa Pos. Eric Samola kemudian meninggal

dunia pada tahun 2000 (www.jawapos.com).

Dahlan Iskan adalah sosok yang menjadikan Jawa Pos yang waktu

itu hampir mati dengan oplah 6.000 eksemplar, dalam waktu lima tahun

menjadi surat kabar dengan oplah 300.000 eksemplar. Lima tahun

kemudian terbentuklah Jawa Pos News Network (JPNN), salah satu

jaringan surat kabar terbesar di Indonesia, dimana memiliki lebih dari 80

surat kabar, tabloid dan majalah, serta 40 jaringan percetakan di Indonesia.

Pada tahun 1997, Jawa Pos pindah ke gedung yang baru di Graha Pena

salah satu gedung pencakar langit di Surabaya. Tahun 2002 dibangun

Graha Pena di Jakarta. Dan, saat ini bermunculan gedung-gedung Graha commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

56

Pena di hampir semua wilayah di Indonesia. Tahun 2002, Jawa Pos Group

membangun pabrik kertas koran yang kedua dengan kapasitas dua kali

lebih besar dari pabrik yang pertama. Kini pabrik itu, PT. Adiprima Sura

Perinta, mampu memproduksi kertas koran 450 ton/hari. Lokasi pabrik

ini di Kabupaten Gresik, Surabaya.

Setelah sukses mengembangkan media cetak di seluruh Indonesia,

pada tahun 2002 Jawa Pos Grup mendirikan stasiun televisi lokal JTV

di Surabaya, yang kemudian diikuti Batam TV di Batam, Riau TV di

Pekanbaru, FMTV di Makassar, PTV di Palembang, Padjadjaran TV di

Bandung. Pada tahun 2008, Jawa Pos Group menambah stasiun televisi

baru: Mahkamah Konstitusi Televisi (MKtv) yang berkantor di Gedung

Mahkamah Konstitusi Jakarta. Pada tahun 2009, Jawa Pos Group

menambah data center baru: Fangbian Iskan Corporindo (FIC) yang

berkantor di Gedung Graha Pena Surabaya.

Grup Jawa Pos atau Jawa Pos Group adalah perusahaan yang

menaungi 151 surat kabar daerah dan nasional, yang paling terkenal adalah

Jawa Pos, dan belasan tabloid, majalah dan televisi daerah. Surat kabar

daerah yang berada di bawah payung Grup Jawa Pos kebanyakan

berawalan "Radar", seperti Radar Bandung, Radar Surabaya, Radar Solo,

Radar Lampung, Radar, Radar Banjarmasin Banten, dan sebagainya. Dari

sisi manajemen, Radar-Radar yang ada ini dikelola secara otonom.

Rekrutmen karyawan dan wartawan dilakukan sendiri oleh masing-masing

manajemen Radar (www.jawapos.com).

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

57

2. Visi dan Misi Jawa Pos

Visi dan misi Jawa Pos tercermin pada moto Pancasila

Mencerdaskan Pada visi Jawa Pos terdapat pandangan

masyarakat dan bangsa Indonesia yang cerdas dan bersikap bijaksana.

Misi Dalam konteks ini peran yang ingin diambil Jawa Pos adalah peran

untuk mendidik dan mencerdaskan khalayak pembaca sebagai komponen

bangsa melalui sajian berita-berita dan ulasannya. Sedangkan misi Jawa

Pos adalah berkehendak untuk menyajikan informasi kepada segenap

masyarakat tanpa terkecuali, Tidak ada misi khusus dari suatu golongan

atau kepentingan tertentu (www.jawapos.com).

Sementara itu, kebijakan redaksional Jawa Pos adalah bahwa Jawa

Pos berupaya untuk menjadi referensi utama bagi masyarakat Jawa Timur.

Dari pengalaman penulis magang di Jawa Pos, tercermin bahwa standard

penulisan Jawa Pos mengacu pada kelayakan jurnalistik secara umum.

Seperti halnya, koran harian lain, peristiwa peristiwa aktual menjadi

bidikan utama Jawa Pos dalam mengisi halaman korannya.

Dari sisi etika, Jawa Pos juga masih berusaha menjaga netralitas dan

menjaga keseimbangan berita. Pada sisi tertentu, aspek human interest

sering menjadi andalan koran ini untuk menarik perhatian pembaca. Aspek

ini muncul pada berita berita features yang biasa dikenal dengan istilah

berita box. Selain itu, aspek foto dan grafis juga menjadi perhatian besar

karakter pemberitaan di Jawa Pos. Terlihat banyak sekali berita yang

memunculkan foto dan atau grafis. Sesuai dengan kaidah commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

58

bercerita lebih dari seribu kebijakan ini tentu memudahkan

pembaca dalam memahami peristiwa.

Karakter pemberitaan Jawa Pos adalah bersifat menggugah perasaan

pembaca. Artinya, perasaan pembaca banyak diusik dengan aspek latar

berita yang mendasari lahirnya sebuah peristiwa. Untuk itulah, banyak

pihak menyebut model tulisan di Jawa Pos adalah telling

story (menceritakan sebuah peristiwa). Bukti model tulisan ini terumus

jelas utamanya dalam berita berita olahraga dan berita jenis features

(www.jawapos.com).

D. Profil Surat Kabar Republika

1. Sejarah Berdirnya Surat Kabar Republika

Republika adalah koran nasional yang dilahirkan oleh kalangan

komunitas Muslim bagi publik di Indonesia. Penerbitan tersebut

merupakan puncak dari upaya panjang kalangan umat, khususnya para

wartawan profesional muda yang telah menempuh berbagai langkah.

Kehadiran Ikatan Cendekiawan Muslim se -Indonesia yang dapat

menembus pembatasan ketat pemerintah untuk izin penerbitan saat itu

memungkinkan upaya-upaya tersebut berbuah. Republika terbit perdana

pada 4 Januari 1993 (www.republika.co.id).

Penerbitan Republika menjadi berkah bagi umat. Sebelum masa

itu, aspirasi umat tidak mendapat tempat dalam wacana nasional.

Kehadiran media ini bukan hanya memberi saluran bagi aspirasi tersebut,

namun juga menumbuhkan pluralisme informasi di masyarakat. Karena itu commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

59

kalangan umat antusias memberi dukungan, antara lain dengan membeli

saham sebanyak satu lembar saham per orang. PT. Abdi Bangsa Tbk

sebagai penerbit Republika pun menjadi perusahaan yang menjadi

perusahaan publik.

Kelahiran Republika tidak dapat dipisahkan dari kehadiran Ikatan

Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI). Republika lahir sebagai

perwujudan salah satu program ICMI. Organisasi ICMI bukan sekedar

perkumpulan cendikiawan muslim tetapi juga sebagai perhimpunan

kekuatan politik islam yang pada masa 70 dan 80-an banyak dipinggirkan

oleh rezim Golkar dan militer.

oleh Republika. Ideologi Republika adalah ideologi pemiliknya, PT Abdi

Bangsa, yaitu Kebangsaan, Kerakyatan dan Keislaman. Republika banyak

berupaya menyajikan Islam sebagai agama yang dapat memberi inspirasi

terhadap kesadaran sosial selaras dengan aspirasi kontemporer seperti

keterbukaan, pluralisme, kecanggihan dunia informasi. Terbit, Bertahan,

dan Maju Dengan Kreatifitas (www.republika.co.id).

Mengelola usaha penerbitan koran bukan perkara sederhana. Selain

sarat dengan modal dan sarat SDM, bisnis inipun sarat teknologi.

Keberhasilan Republika menapaki usia 15 tahun merupakan buah upaya

keras manajemen dan seluruh awak pekerja di PT Abdi Bangsa Tbk

yang dilakukan oleh perusahaan yang menerbitkan koran ini sejak 1993

untuk mengelola segala kerumitan itu. Selain dituntut piawai berhitung,

pengelola koran juga harus jeli, cerdik, dan kreatif bersiasat untuk commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

60

tetap bertahan dan memenangkan persaingan. Sejak awal, Republika

memang dekat dengan "sesuatu yang baru". Tatkala lahir, Republika

menggebrak dengan tampilan "Desain Blok" yang tak lazim. Republika

pun mampu menyabet gelar juara pertama Lomba Perwajahan Media

Cetak 1993 (www.republika.co.id).

Tahun 1995, Republika membuka situs web di internet. Republika

menjadi yang pertama mengoperasikan Sistem Cetak Jarak Jauh( SCJJ )

pada tahun 1997. Pendekatan juga dilakukan kepada komunitas pembaca

lokal. Republika menjadi salah satu koran pertama yang menerbitkan

halaman khusus daerah. Selalu dekat dengan publik pembaca adalah

komitmen Republika untuk maju. Republika tercatat sebagai perusahaan

penerbitan pers (koran) pertama yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta

(Listed) tahun 2001.

Mulai tahun 2004, Republika dikelola oleh PT Republika Media

Mandiri (RMM ). Sementara PT Abdi Bangsa naik menjadi perusahaan

induk (Holding Company). Di bawah PT RMM, Republika terus

melakukan inovasi penyajian. Segala kreativitas dicurahkan untuk sedapat

mungkin membuat Republika dan meladeni keinginan publik. Dan saat ini

RMM berada di bawah bendera Mahaka Media, kelompok ini juga

menerbitkan majalah Golf Digest, koran berbahasa mandarin Harian

Indonesia, majalah Parents, majalah a+, radio Jak FM, dan JakTV.

Mahaka Media juga melakukan kolaborasi dengan kelompok radio

Prambors, terutama radio Female dan Delta. Perbedaan gaya bahasa

sebelumnya menambah ruang bisnis dan independensi Republika menjadi commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

61

lebih kuat. Karena itu secara bisnis koran ini terus berkembang menjadi

semakin profesional dan matang sebagai koran nasional untuk komunitas

muslim.

Beberapa terobosan-terobosan yang dilakukan oleh koran Republika

dari segi isi yaitu kerjasama Republika dengan The New York Times (AS)

dan Berita Harian (Malaysia). Kolaborasi Republika dengan dua koran

asing itu menunjukan inovasi koran ini terhadap gagasan-gagasan di

luar arus sebagai surat kabar komunitas muslim. Selain itu dari sisi layout

Republika juga terus melakukan perubahan-perubahan, yang hasilnya

pada tahun 2009 memperoleh The Best Newspaper Front Pages Design

Asia Media Award dari Asosiasi Surat Kabar Dunia pada WAN-IFRA ke

8.

2. Visi dan Misi Republika

Visi :

Menjadikan harian umum Republika sebagai koran umat yang terpercaya

dan mengedepankan nilai-nilai universal yang sejuk, toleran, damai,

cerdas, dan profesional, namun mempunyai prinsip dalam keterlibatannya

menjaga persatuan bangsa dan kepentingan umat Islam yang berdasarkan

pemahaman Rahmatan Lil Alamin yaitu rahmat bagi semua makhluk di

dunia.

Misi :

a. Menciptakan dan menghidupkan sistem manajemen yang efisien

dan efektif, serta mampu dipertanggungjawabkan secara profesional.

b. Menciptakan budaya kerja yang sehat dan transparan. commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

62

c. Meningkatkan kinerja dengan menciptakan sistem manajemen

yang kondusif dan profesional.

d. Meningkatkan penjualan iklan dan koran, sementara menekan

biaya operasional (antara lain dengan memiliki mesin cetak).

e. Memprioritaskan pengembangan pemasaran surat kabar Republika

di Jabodetabek, tanpa harus mematikan di daerah yang sudah ada.

f. Merajut tali persaudaraan dengan organisasi-organisasi Islam di

Indonesia Republika dan Islam (www.republika.co.id).

commit to user