Transformasi Budaya Perusahaan Kelompok Kompas Gramedia
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Transformasi Budaya Perusahaan Kelompok Kompas Gramedia Ludwig Suparmo Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Interstudi, Jl. Wijaya II No. 82, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12160, Telp. (021) 726211, Fax : (021) 72798060 e-mail: [email protected] atau [email protected] Abstract Within a few decades the leading national daily Kompas, grew in becoming the number one daily in Indonesia. Aside keeping-up with the press advancement, modernizing through its information technology printing and its long distance production has helped its production. The daily-paper then forming several publishing companies, and extending of other media went on, while the bookstores also grew well. However, it then extended into the non core business lines, such as producing and marketing tissue paper and participating in the growing sector of the hotel business. Jakob Oetama, one of the founders was made aware that he would be losing the span of control and at the same time was still much interested in setting a stronger corporate culture based on the company’s ideals which among others are to enlighten the social life and participating in influencing on practicing good governing system. Jakob Oetama who takes the lead always trusted his young dynamic managers, several years ago then, appointed Agung Adiprasetyo as the CEO. The team then formulated the transformation of their corporate culture; not only by establishing a simple way to be easy followed by all the workers: Vision and Mission, that is stated together, but also adding the “5 Cs Values”: Caring, Credible, Competent, Competitive, Customer Delight. Key Words : Participative Culture, Goal Attainment Approach, System Approach, Principled Centered Leadership.. Abstrak Dalam beberapa dekade Harian Umum Kompas yang terbit secara nasional telah menjadi harian terkemuka di Indonesia. Selain mengikuti perkembangan jaman dalam dunia pers, bentuk terbitnnya secara cetakan teknologi informasi dan jarak jauh sangat membantu modernisasi produksinya. Harian ini berkembang dengan ekstensi terbitan lainnya dan mendirikan beberapa perusahaan penerbitan sedang toko buku yang dimilikinya juga ikut berkembang. Namun kemudian merambah ke bisnis yang bukan bisnis utamanya dengan mendirikikan dan memasarkan kertas tissue, juga bergerak ke bisnis yang marak, perhotelan. Jakob Oetama, salah satu pendiri, sadar bahwa dia akan kehilangan kemampuan mengkontrol, sedang masih penuh semangat untuk terus membina budaya perusahaan yang lebih kokoh berbasis pada idealism perusahaan diantaranya mencerdaskan kehidupan sosial bangsa, juga ingin ikut serta dalam melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik. Jakob Oetmaa sebagai pimpinan selalu mempercayai bakat para manajer muda-nya yang dinamis, beberapa tahun yang lalu telah mengangkat Agung Adiprasetyo sebagai CEO. Tim yang dibentuk kemudian melakukan transformasi budaya; tidak hanya melalui memprakarsai cara yang mudah diikuti para karyawan: Visi dan Misi yang dirangkum menjadi satu kesatuan, sekaligus menambahkan “5 Cs Values”: Caring, Credible, Competent, Competitive, Customer Delight. 1 Kata Kunci : Participative Culture, Goal Attainment Approach, System Approach, Principled Centered Leadership.. Pendahuluan kejujuran, kerja keras dan tidak hanya Setahun silam, 28 Juni, 2015, ngomong saja, semua terjadi berkat harian untuk umum Kompas dengan penyelenggaraan Allah, merupakan kata semboyannya “ Amanat Hati Nurani mutiara yang dilaksanakan dan ditulis dalam Rakyat” sesuai dinamika politik yang pada buku peringatan “50 Tahun Harian Kompas waktu itu, tahun 1965, sedang bergejolak, Memberi Makna”. merayakan ulang tahunnya ke lima puluh. Pengelola harian Kompas Meski sudah lima puluh tahun terbit mengupayakan dengan sungguh-sungguh semboyan itu tetap bermakna hingga tugas ideal harian Kompas ikut serta sekarang. Sedangkan budaya perusahaan mencerdaskan (mencerahkan) kehidupan dimana karyawannya berbakti telah masyarakat. Di tengah beragam cara ditransformasi menjadi lebih mantap dan masyarakat mendapatkan informasi – surat dapat dikuti oleh seluruh jajaran kabar hanya salah satunya – dalam dirinya pimpinannya serta tentu juga para karyawan melekat keyakinan yang jauh dari arogansi dari segala tingkatan. sebagai yang paling besar. Tidak hanya Gagasan pengusaha toko buku pemerintahan dan sistem sosial budaya (ketika itu masih berupa satu toko relatif masyarakat yang mempengaruhi bahkan kecil di kawasan Pasar Baru) dengan nama menentukan perkembangan surat kabar. Toko Buku Gramedia, Auwjong Peng Koen, Surat kabar bisa memberi pengaruh pada atau nama resminya Petrus Kanisius Ojong praksis pemerintahan dan sistem sosial kemudian lebih dikenal sebagai P.K.Ojong masyarakat dan bangsa Indonesia. Harian (1920-1980) bersama Jakob Oetama (1931 - Kompas telah membuktikannya lewat berita, ) merintis terbitnya harian Kompas. Mimpi tulisan, analisis, tajuk rencana, karikatur dan besar, cita-cita, perjuangan kedua perintis lainnya. Berita utama di halaman satu dan pendiri Kelompok Kompas Gramedia sedikit banyak menjadi barometer tercermin dalam harian Kompas pemerintah atas suatu fakta, termasuk mengemban amanat hati nurani rakyat, sebagai rujukan menyangkut topik tertentu, 2 dalam hal urusan kebijakan-kebijakan yang masyarakat menegah-kebawah khuus yang berskala publik. bertempat tinggal dan bekerja di DeJaBoTaBek yang selain mewartakan Perkembangan terbitnya harian berita nasional utama lebih banyak Kompas pernah juga mengalami masa sulit menyiarkan berita lokal, yang tetap menghadapi kebijakan pemerintahan di Orde dibutuhkan oleh golongan tertentu hingga Baru dengan pengendalian media dibawah kini. Kelompok Kompas Gramedia juga Kementerian Penerangan. Banyak kebijakan pernah berinovasi mencari celah pasar relatif intern yang digariskan sebagai strategi kecil dengan menerbitkan Tabloid Senior komunikasi dalam masa sulit itu, dan bagi kaum yang lebih tua yang secara berhasil mengatasi rintangan yang harus stastistik demografis, kaum manula dihadapi. Sementara itu Toko Buku diperkirakan bertambah terus; namun media Gramedia ikut berkembang, bahkan dengan sasaran khusus ini akhirnya tidak manajemen tentu memikirkan diteruskan. Kelompok Kompas Gramedia perkembangan percetakan menuju teknologi lebih sukses dalam menyasar pembaca dan digital, siap juga mencetakan berbagai buku penggemar olah raga, khususnya olah raga dari berbagai penerbitan. Penerbit Buku persepak-bolaan dengan menerbitkan tabloid Kompas, Elex Media Komputindo, Bola. Masih dalam sektor media Kelompok Grasindo, KPG dan ada beberapa lagi Kompas Gramedia mengikuti tren penerbit relatif kecil dibawah Kelompok perkembangan bisnis yang menunjukkan Kompas Gramedia; yang kemudian hari fenomena meningkatnya penggunaan didevistasi. Kompas Gramedia kemudian jaringan internet untuk mendapatkan menjadi suatu kelompok kerja (group) yang informasi. Maka Harian Kompas membuat terlebih dulu sudah memiliki Studio Radio versi online dari edisi cetak yang disebut Sonora dan menerbitkan majalah bulanan portal kompas.com. Intisari serta majalah anak - anak Bobo. Kompas Gramedia TV lahir di tahun Diversivikasi media yang lebih khusus bagi 2009 menjadi kendaraan perusahaan untuk manajemen keuangan dan perbankan maenjalankan bisnis di pertelivisian, diawali melahirkan tabloid Kontan. Harian Warta dengan Kompas Gramedia Production Kota merupakan terbitan Kelompok Kompas dengan tugas menghasilkan produksi value Gramedia yang menyasar pembaca added, sehingga program yang diproduksi 3 berisis nilai - nilai kemanusiaan, nilai sosial berhenti disini, Kelompok Kompas dan pendidikan. Dari sini lahirlah Kompas Gramedia menjalin kerja sama secara Gramedia TV network, Kompas Channel, internasional dengan menerbitkan majalah Kompas Gramedia Vision dan Kompas TV, kelolaan Walt Disney dan yang prestigious selanjutnya hadir pula TV berlangganan adalah terbitnya majalah bulanan dalam dengan brand K-Vision. bahasa Indonesia National Geogaphy sama Dengan faham kapitalisasi dan re- tepat seperti terbitan internasional National invistasi sebagai perusahaan yang dikelola Geography dalam bahasa dunia lainnya. dengan baik dengan manajemen keuangan yang rapi, Kompas Gramedia mengngambil Pokok Permasalahan alih beberapa koran daerah yang kesukaran Dengan berkembangnya Kelompok dalam permodalan, dari Banda Aceh, Kompas Gramedia sedemikian pesatnya, Palembang hingga Kupang, bermanifestasi juga “membengkak” di luar core business, menjadi koran daerah di di hampir seluruh yaitu industri media, dapat dimengerti propensi dengan nama Harian Tribun. bahwa pucuk pimpinan menghadapi Sementara itu Kelompok Kompas Gramedia problema span of control dan efektivitas juga berinvestasi ke industri kertas tissue kemimpinan. Nilai budaya perusahaan dengan merek Tessa. Sedang Gramedia Film tergerus dan tidak selalu sesuai dengan hasil telah lebih dulu didirikan. Perusahaan juga berbagai produk sektor industrinya. melakukan diversivikasi usaha diluar core Perlakuan hasil industri unit bisnis business media dengan membangun unit manufaktur kertas tissue Tessa harusnya bisnis perhotelan, dengan mendirikan PT beda perlakuannya dibandingkan industri Grahawita Santika, yang sekarang jasa perhotelan Santika yang seyogyanya mengelola sederatan hotel Santika di lebih mengikuti kaidah service excellence. beberpa kota besar di Indonesia. Kapitalisasi Demikian jelasnya pula bagi industri media berlanjut dengan pendirian Yayasan Media surat kabar dan tabloid yang tetap ingin Informasi yang membuka Universitas menyampaikan idealism mencerdaskan dan Multimedia Nusantara yang merupakan