37

BAB II

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

A. Kasus Pembunuhan Empat Tahanan di Lapas Cebongan

Kota pada hari Sabtu, 23 Maret 2013 di Lapas Cebongan

Sleman, Yogyakarta terjadi penembakan terhadap empat orang tahanan titipan

Polda DIY. Berdasarkan kronologi di tempat kejadian perkara dapat diketahui bahwa Lapas Cebongan diserbu sekitar 17 orang yang berpenutup muka lengkap dengan senjata api laras panjang, meminta kepada petugas (sipir) Lapas Cebongan untuk ditunjukkan ruangan sel empat tersangka titipan dari Polda DIY.

Pembunuhan di Lembaga Permasyarakatan Kelas II B Sleman, Yogyakarta (Lapas

Cebongan) yang menewaskan empat (4) tahanan tersebut dilakukan oleh sekelompok pria bersenjata tak dikenal.

Dikarenakan permintaan tersebut ditolak, maka gerombolan tersebut melakukan penganiyaan terhadap para sipir serta merusak CCTV, diduga guna menghilangkan barang bukti. Akhirnya dengan dipandu oleh sipir maka gerombolan tersebut ditunjukkan tempat empat tahanan titipan Polda DIY tersebut berada. Setelah mengetahui keberadaan keempat tahanan yang menjadi sasarannya, gerombolan tersebut langsung menembaki keempat tahanan tersebut dari jarak yang sangat dekat (Kedaulatan Rakyat, “4 Tahanan Tewas” edisi 24

Maret 2013). Nama Lapas Cebongan yang sering disebut-sebut oleh masyarakat, sebenarnya adalah Lembaga Permasyarakat (Lapas) Kelas II B Sleman,

37 38

Yogyakarta. Masyarakat menyebut Lapas Cebongan karena letak Lembaga

Permasyarakatan Kelas II B Sleman berdekatan dengan wilayah Cebongan yaitu beralamatkan di Bedingin, Sumberadi, Kecamatan Mlati, Sleman, Yogyakarta.

Hal tersebut dijelaskan oleh Kepala Oditurat Militer II-11 Yogyakarta, Letkol

Budiharto, saat meluruskan nama Lembaga Pemasyarakat Klas IIB Sleman tidak ada nama Lapas Cebongan di Pengadilan Militer II-11 Yogyakarta. Akhirnya banyak pemberitaan di media massa menggunakan nama “Lapas Cebongan” untuk menjelaskan nama Lapas Kelas II B Sleman, Yogyakarta (Prabowo, 2013).

Keempat tahanan titipan Polda DIY yang menjadi korban tewas dalam penyerangan tersebut adalah pelaku pengeroyokan yang terjadi di Hugo’s Cafe yang menewaskan Serka Santoso, seorang anggota Kopassus Grup 2 Kandang

Menjangan, Kartasura, Surakarta. Pada peristiwa tersebut, Serka Heru Santoso tewas karena dikeroyok di Hugo’s Cafe Yogyakarta. Sementara itu, diketahui bahwa keempat tahanan yang menjadi korban tewas dalam penyerangan tersebut adalah pelaku pengeroyokan yang menewaskan Serka Heru Santoso yang menyatakan bahwa adanya dorongan rasa ingin membela kehormatan satuan dan tidak rela bahwa rekannya menjadi korban tindak premanisme. Oleh sebab itu kemudian tersangka memutuskan untuk melakukan aksi penyerangan pada keempat preman di Lapas Cebongan.

Penyerangan Lapas Cebongan terjadi pada tanggal 23 Maret 2013 sekitar pukul 00.15 WIB. Pelaku penyerangan diketahui merupakan 12 orang anggota

Kopassus dengan seorang eksekutor yang menembak keempat korban. Tiga orang diantaranya merupakan prajurit yang sedang mengikuti latihan di Gunung Lawu, 39

termasuk satu orang prajurti yang merupakan eksekutor pada kasus tersebut.

Setelah kejadian, maka tim dari pihak kepolisian melakukan identifikasi terhadap korban dan melakukan olah tempat kejadian perkara. Untuk mengusut kasus tersebut maka dibentuklah tim investigasi dari TNI untuk mengusut kasus tersebut dan untuk menemukan pelaku penyerangan tersebut. Dalam melakukan penyerangan, sebelas oknum tersebut menggunakan 6 senjata api yang terdiri dari

3 pucuk senjata laras panjang jenis AK-47 yang dibawa dari markas latihan

Gunung Lawu, 2 pucuk AK-47 replika dan 1 pucuk pistol SIG Sauer replica.

(Kedaulatan Rakyat,“Penyerang Lapas Siap Tanggung Jawab”, 5 April 2013).

Setelah melalui proses penyelidikan dan sudah diketahui siapa pelakunya, maka diadakanlah persidangan untuk menangani kasus tersebut. Sidang kasus penyerbuan Lapas Cebongan, Sleman, dengan agenda dakwaan terhadap 12 anggota Kopassus Grup-2 Kandang Menjangan tersebut diadakan di Pengadilan

Militer (Dilmil) II-11 Yogyakarta, mengingat pelaku adalah anggota Kopassus.

Dalam persidangan Serda Ucok Tigor Simbolon dinyatakan sebagai terdakwa di berkas satu (1) dalam kasus ini, karena berperan sebagai eksekutor empat tahanan titipan Polda daerah Istimewa Yogyakarta (Tribun Jogja,“Senjata Ucok Sempat

Macet”, 21 Juni 2013).

Persidangan pun terus dilanjutkan sampai mendapatkan putusan dari

Pengadilan Militer untuk eksekutor Serda Ucok Tigor Simbolon dan kesebelas penyerang lainnya. Tentunya, pada saat proses persidangan, berbagai media massa lokal maupun nasional meliputnya secara intensif dengan angle dan frame yang berbeda-beda, berdasarkan kepentingan dan pandangan masing-masing media. 40

Namun, keberagamaan angle dan frame media massa baik lokal maupun nasional tersebut menjadi permasalahan. Ditengah-tengah intensitas pemberitaan media, diberitakan bahwa ternyata sejumlah aktivis Koalisi Rakyat Pemantau Peradilan

Militer (KPPRM) dan jurnalis diintimidasi. Para jurnalis peliput sidang kasus pembunuhan di Lapas kelas IIA, Sleman, Yogyakarta yang lebih dikenal Lapas

Cebongan diberitakan mendapat tekanan atau intimidasi dari pihak kuasa hukum keduabelas terdakwa.

Pihak kuasa hukum terdakwa Kopassus memanggil para jurnalis tersebut karena merasa keberatan dengan pemberitaan edisi 5 Juli 2013 berjudul

“Tidak Terbukti Upaya Pemukulan terhadap Ucok” dan pemberitaan Tribun Jogja edisi 5 Juli 2013, yang berjudul "Edy Pras Kenali Wajah Ucok". Selain itu, pada 6

Juli 2013, Koordinator Masyarakat Pemantau Media (MPM) Lukas Ispandriarno saat memandu diskusi Interaktif dengan tema “Integritas Peradilan Militer dan Isu

Premanisme” di RRI Pro 1 juga mendapat ancaman via SMS (Aco, 2013).

Intimidasi tersebut juga disasarkan pada Wakil Pemimpin Redaksi Tribun

Jogja Setya Krisna Sumargo mendapat telepon dari Gilang yang mengaku staf penasihat hukum terdakwa pada Ahad, 7 Juli 2013. Penelepon meminta Krisna bertemu pimpinan penasihat hukum di Denpom Yogyakarta. Krisna kembali menerima panggilan telepon atas nama Gilang pada Senin, 8 Juli 2013. Jurnalis yang melaporkan adanya intimidasi ke Dewan PERS itu diantaranya berasal dari media Kompas, Tribun Jogja dan penyiar Pro 1 RRI (91,1 FM).

Persidangan kasus Cebongan pun terus dilakukan dan wartawan dari media lokal maupun nasional juga terus intensif melakukan peliputan hingga 41

sidang putusan dilaksanakan untuk menentukan vonis hukuman kepada masing- masing 12 terdakwa dari anggota Kopassus Grup 2 Kandang Menjangan Grup yang sudah menewaskan empat tahann titipan Polda DIY. Akhirnya, Sidang

Putusan Kasus Penyerangan Lapas Cebongan ini dilakukan pada tanggal 5 dan 6

September 2013. Hasilnya tiga terdakwa, pada sidang pertama tanggal 5

September 2013, Serda Ucok Tigor Simbolon divonis 11 tahun penjara, Serda

Sugeng divonis 8 tahun penjara, dan Koptu Kodik divonis 6 tahun penjara, serta ketiga terdakwa mendapat hukuman tambahan, dipecat sebagai anggota TNI

(Kedaulatan Rakyat, “Dikalungi Plintheng Pendukungnya”, 6 September 2013).

Kemudian pada hari yang sama, namun di ruang yang berbeda, lima terdakwa yaitu Serda Tri Juwanto, Sertu Anjar Rahmanto, Sertu Martinus

Robertus Paulus Banani, Sertu Suprapto dan Sertu Herman Siswoyo yang turut membantu aksi pembunuhan di Lapas Cebongan oleh ketiga terdakwa utama, diganjar pidana 1 tahun 9 bulan penjara potong masa tahanan dan tidak mendapat hukuman tambahan pemecatan (Tribun Jogja, “Serda Tri dkk Lolos Hukuman

Pemecatan”, 6 September 2013).

Berlanjut pada tanggal 6 September 2013, dilaksanakan sidang putusan yang hasilnya Serda Ikhmawan Suprapto divonis hukuman 15 bulan penjara, sedangkan Serma Rohmadi, Serma Muhammad Zainuri dan Serka Sutar divonis hukuman 4 bulan 20 hari, dan pada saat sidang berlangsung ketiga terdakwa tersebut langsung dapat bebas, karena pada tanggal 6 September 2013 tepat 4 bulan 20 hari masa tahanan ketiga terdakwa sudah habis. (Kedaulatan Rakyat,

“Dikalungi Plinteng Pendukungnya”, 7 September 2013) 42

B. Surat Kabar Harian Tribun Jogja

1. Sejarah Tribun Jogja

PT. Media Tribun Jogja merupakan salah satu anak perusahaan dari

Kompas Gramedia (KG). Tribun Jogja merupakan salah satu surat kabar daerah di

Yogyakarta yang dikelola oleh Kompas Gramedia. Kompas Gramedia adalah perusahaan besar dan terkemuka yang usahanya bergerak di bidang media massa.

Perusahaan Kompas Gramedia (KG) sendiri didirikan oleh Petrus Kanisius Ojong dan Jakoeb Oetama pada tanggal 28 Juni 1965 (Yuda, 2013 : 33).

Dengan seiring berkembangnya waktu, perusahaan ini mampu menghasilkan berbagai macam surat kabar. Kompas Gramedia mempunyai dua jenis surat kabar berdasarkan dari isi beritanya, yakni surat kabar Nasional dan surat kabar lokal. Surat kabar yang bersifat nasional adalah KOMPAS dan surat kabar yang berbasis lokal atau regional adalah dan Warta.

Kompas Gramedia memiliki beberapa anak perusahaan, selain bergerak dibidang media cetak. Kompas Gramedia juga bergerak dibidang usaha lain antara lain seperti toko buku, percetakan, perhotelan, lembaga pendidikan, event organizer, radio, stasiun televisi hingga perguruan tinggi. Sebagai salah satu surat kabar daerah milik Kompas Gramedia, Tribun Jogja merupakan koran atau surat kabar yang terbitnya harian alias terbit setiap hari. Tribun juga termasuk dalam kelompok PERSDA meskipun termasuk anggota baru, karena sebelum Tribun,

Kompas Gramedia telah banyak melahirkan koran daerah yang fokus di daerah- daerah tertentu. Surat kabar tersebut antara lain, Serambi yang merupakan surat kabar untuk masyarakat Aceh, Pos Kupang untuk masyarakat 43

Kupang, Bernas Jogja untuk masyarakat Jogja, Bangka Pos untuk masyarakat

Bangka, Banjarmasin Post untuk masyarakat Banjarmasin, Sriwijaya Pos untuk masyarakat Palembang, Tifa untuk masyarakat Papua dan Harian Surya untuk masyarakat Surabaya (Natasya, 2011 : 35).

Tribun Network merupakan Group Of Newspaper Kompas Gramedia.

Tribun sendiri pertama kali muncul pada tahun 2003. Sebagai uji coba, Tribun pertama kali diterbitkan di Balikpapan dan Kalimantan Timur. Seiring perkembangannya, Tribun pun mendapatkan nama di belakang menjadi Tribun

Kaltim. Tribun Kaltim dikelola oleh orang-orang yang ahli dibidangnya hingga surat kabar ini ini pun mendapat sambutan yang baik dari masyarakat. Sambutan baik itu pun dimanfaatkan Tribun untuk lebih memperluas jaringan yang disebut sebagai Tribun Network. Salah satunya adalah PT Media Tribun Jogja yang mempunyai produk surat kabar bernama Tribun Jogja. Tribun Jogja merupakan salahsatuanggotadariTribun Network (Natasya, 2011 : 36).

Tribun Network sendiri memiliki surat kabar yang tersebar luas di 18 propinsi di Indonesia, yaitu di Sumatera terdapat Serambi Indonesia (Aceh),

Sriwijaya Pos (Palembang), Bangka Pos (Bangka Belitung), Tribun Batam

(Batam), Tribun Pekan Baru (Riau), Tribun Jambi (Jambi), dan Tribun Lampung

(Lampung). Di Pulau Jawa terdapat Tribun Jabar (Bandung), Harian Surya

(Surabaya) dan Tribun Jogja (Yogyakarta). Di Kalimantan terdapat Banjarmasin

Post (Kalimantan Selatan), Tribun Kaltim (Kalimantan Timur) dan Tribun

Pontianak (Kalimantan Barat). Di Sulawesi yaitu Tribun Manado (Sulawesi 44

Utara), dan yang terakhir adalah di Nusa Tenggara Timur yaitu Pos Kupang

(Kupang) (Yuda, 2013 : 33 – 34).

PT. Media Tribun Jogja hadir di kota Yogyakarta pada tahun 2010. Nama

Tribun dicetuskan pertama kali oleh para pemimpin di PT Indo Persda Prima

Media yakni induk Tribun di seluruh daerah. PT inilah yang melahirkan nama

Tribun di bawah naungan Kompas Gramedia. PT Indo Persda Prima Media Group ini yang mengelola usaha-usaha koran daerah tergantung posisi masing-masing.

Filosofi nama Tribun diambil dari istilah lain dari panggung atau stadion.

Pertama, Tribun itu selalu berada di posisi yang lebih tinggi daripada arena dan selalu bisa melihat ke semua arah. ari sini Tribun memberikan pandangan lebih luas karena posisinya yang di atas, dimana mereka bisa melihat segala sesuatu hal dengan jelas. Nama Tribun pertama kali digunakan tahun 2004 oleh Tribun

Kaltim, sedangkan Tribun Jogja merupakan unit pers daerah dengan urutan ke 11 yang memakai nama Tribun.BagiTribun Jogja masyarakat ditempatkan sebagai orang special di panggung kehormatan. Hal ini dikarenakan nama Tribun yang diartikan panggung kehormatan dan menjadi tempat untuk memberitahu, memperlihatkan dan menunjukkan hal-hal spesial yang dilakukan oleh insan tersebut. Oleh karena itu, nama yang digunakan oleh Tribun Jogja bisa didefinisikan bahwa pembaca Harian Tribun Jogja ditempatkan sebagai orang yang terhormat dan menyajikan berita secara lengkap (Yuda, 2013 : 34).

Tribun Jogja versi surat kabar terbit pertama kali pada tanggal 11 April

2011 dengan tampilan sebanyak 24 halaman. Sebelumnya, pada tanggal 1

November 2010 Tribun Jogja sudah mengeluarkan Koran digital terlebih dahulu 45

di dunia maya dengan nama “Tribun Jogja Online”. Tribun Jogja mempunyai tag line “Spirit Baru DIY-Jateng”, yang mana cita-cita Tribun Jogja untuk mendampingi dan mengkritik pemerintah untuk mendorong terciptanya demokratisasi di wilayah DIY dan Jateng (Ramdiyastuti, 2013 : 41).

PT. Media Tribun Jogja mampu mencetak surat kabar Harian Tribun Jogja hingga 65 eksemplar setiap harinya dengan isi berita yang berkonsepkan lifestyle.

Pembagian isi berita terdiri dari berita lokal sebanyak 75% dan 25% untuk berita nasional serta internasional. Tribun Jogja juga hanya menjual korannya dengan harga yang sangat terjangkau, yaitu dua ribu rupiah (Rp.2000). Hal ini dimaksudkan agar Tribun Jogja dapat dibaca oleh seluruh lapisan masyarakat serta bisa memenuhi kebutuhan masyarakat dari berbagai kalangan. Dengan harga tersebut masyarakat diberikan pilihan jika ada yang murah dan lengkap, mengapa harus membayar lebih mahal. Konsep inilah yang membuat Tribun Jogja berbeda dengan kompetitor koran lain. Tribun Jogja dapat dikatakan sebagai media mainstream yang baru tetapi mendapat sambutan yang baik oleh masyarakat

Yogyakarta yang pada kenyataannya banyak kompetitor surat kabar lokal yang saling bersaing (Ramdiyastuti , 2013 : 4).

Kantor redaksi Tribun Jogja terletak di Jl. Jendral Sudirman No. 52

Yogyakarta. Lokasi percetakan Harian Tribun Jogja terletak di Dusun Nusupan,

Trihanggo, Gamping, Sleman tepatnya di KM-8 Ring Road Barat Nusupan

Yogyakarta. Kemudian, untuk target pembaca yang diinginkan oleh Tribun Jogja adalah pebisnis dan anak muda yang berusia 25-45 tahun dengan pengeluaran perbulan sebesar Rp 2.000.000 hingga 3.000.000 per bulan. Segmentasi pembaca 46

Tribun Jogja berdasarkan jenis kelamin adalah 40% Wanita dan 60% Laki-Laki, serta berdasarkan usia adalah 24-45 tahun (Ramdiyastuti, 2013 : 42).

2. Visi dan Misi Tribun Jogja

Setiap perusahaan tentu memiliki visi dan misi yang menjadi dasar dan pedoman bagi rutinitas pekerjaan sehari-hari. Tribun Jogja memiliki visi untuk menjadi kelompok usaha penerbitan surat kabar, media online dan percetakan terbesar dan tersebar di DIY dan Jateng. Sedangkan, misi dari Tribun Jogja adalah untuk menciptakan informasi yang terpercaya untuk memberikan spirit baru dan mendorong terciptanya demokratisasi di DIY dan Jateng dengan menjalankan bisnis yang beretika, efisien dan menguntungkan perusahaan haruslah berguna bagi perusahaan dan juga masyarakat, Tribun Jogja ingin memajukan daerah Yogyakarta (Yuda, 2013 : 36).

3. Kebijakan Redaksioanal Tribun Jogja

Pertama, Redaksi Tribun Jogja menjunjung tinggi prinsip independen dan kredibel, dalam arti konten pemberitaan bebas tanpa intervensi dan intimidasi pihak manampun, berdasarkan kaidah-kaidah umum jurnalisme dan kode etik jurnalistik. Kedua, Pemimpin Redaksi Tribun Jogja melarang setiap reporter, pewarta foto, editor dan staf di desk manapun untuk menerima sesuatu terkait tugas dan pekerjaan, dalam konteks pemberian tersebut akan mempengaruhi konten pemberitaan. 47

Ketiga, Pemimpin Redaksi Tribun Jogja secara konsisten menerapkan konsep-konsep pemberitaan khas Tribun dengan orientasi kebutuhan pembaca dan pasar. Keempat, Pemimpin Redaksi Tribun Jogja menggaris kebijakan sinergi penuh dengan bagian lain, untuk keperluan pasar dan mengakomodasi kebutuhan pembaca dan pasar Tribun Jogja (Natasya, 2011 : 41).

4. Struktur Organisasi PT Media Tribun Jogja

Secara umum PT. Media Tribun Jogja memiliki lima divisi pokok untuk menjalankan sistem operasional sehari-hari, divisi tersebut di bagi dalam dua divisi utama, yaitu Redaksi dan Bisnis dengan satu Publisher atau Direktur

Utama. Adapun penjelasannya bagan struktur organisasinya sebagai berikut ;

(Ramdiyastuti, 2013 : 43 – 45).

4.1. Divisi Perusahaan Tribun Jogja

- Penerbit : PT. Media Tribun Yogya

- Komisaris Utama : Herman Darmo

- Direktur : Sentrijanto

- Pemimpin Perusahaan : Agus Nugroho

- Wakil Pemimpin Perusahaan : Rosa Darmasari

4.2. Manajer Iklan

- Manajer Keuangan : Chandra Nurwaty

- Manajer PSDM/Umum : Maharani K Negara

- Manajer Sirkulasi : Edi Utama A

- Manajer Percetakan : Supriyono 48

4.3. Divisi Redaksi Tribun Jogja

- Pemimpin Redaksi : Sunarko

- Wakil Pemimpin Redaksi : Setya Krisna Sumargo

- Sekretaris Redaksi : B. H. Aprilia Dewi

- Manajer Liputan : Junianto Setyadi

- Manajer Produksi : Musyafi

- Redaktur : Agus Wahyu T, Ibnu Taufik J, Baskoro

Muncar, Oktora Veriawan, Irwan Ogan

Apriansyah.

- Reporter : Yogya (Iwan Al Khasni, Gaya Lufityanti,

Theresia Andyani, Rina Eviana Dewi, M.

Fatoni, Ign. Sigit Widya, Riezky Andhika

Pradana, Victor Mahrizal, Hendi Kurnia-

wan, Joko Widiarso), Sleman (Mona Kries-

dinar), Gunungkidul (Agung Ismiyanto),

Kulon Progo (Heri Susmiyanti), Bantul

(Bakti Buwona Budiastyo), Surakarta (Ik-

rob Didik Irawan dan Ade Rizal Avianto),

Magelang (M. Nur Huda), Klaten (Obed

Doni Ardianto), Semarang (Puthut Ami Lu-

hur), Purwokerto (Hanan Wiyoko).

- Pewarta Foto : Bramanto Adhy, Hasan Sakri Ghozali,

Krisdianto. 49

- Tata Wajah dan Grafis : Fajar Rakhman Hudha, Agus Sambodo,

Afifudin, Bayu Rusbianto, Titus Fajar Ma-

hargiyanto, Yusuf Haryanti, Yoga Hersoga-

ma, Mateus Dwi Hartanto.

-Informatika dan Teknologi : Benny Ma’il Bin Izmail, Arif Purnomo,

Fembri Nugroho.

5. Kantor Biro Yogyakarta

Alamat Redaksi : Jl. Jenderal Sudirman No. 52 Yogyakarta

Telepon dan Fax : (0272) 564061

Email : [email protected]

Website : www.tribunjogja.com

Alamat Percetakan : Jl Ring Road Barat Km 8, Trihanggo, Sleman, Yogyakarta

6. Jaringan Distribusi Tribun Jogja

Daerah yang menjadi wilayah penyebaran atau pendistribusian surat kabar

Harian Pagi Tribun Jogja adalah sebagai berikut (Ramdiyastuti, 2013 : 45 – 46) ;

TABEL 4 Distribusi Tribun Jogja

DISTRIBUSI TRIBUN JOGJA DIY dan JATENG Semarang 4,2%, Temanggung 0.9%, Salatiga 1,2%, Kebumen 1,6%, Wonosobo 1,1%, Purworejo 2,5%, Surakartta 4,5%, Sukoharjo 0,8%, Klaten 4,5%, Magelang 6,1%, dan DIY 72,6%. 50

DIY Kulon Progo 8,5%, Sleman 21,5%, Gunung Kidul 7,9%, Bantul 15,5% dan Kota Jogja 46,6%.

PT Media Tribun Jogja memiliki distribur di setiap wilayah peredarannya sehingga membantu Harian Pagi Tribun Jogja dalam melakukan pendsitribusian, sehingga Harian Pagi Tribun Jogja mempunyai armada penjualan sendiri yang membantu dalam penjualan surat kabar Tribun Jogja. Distributor Harian Jogja meliputi (Ramdiyastuti, 2013 : 46 – 47) ; a. Pedagang Khusus (75 orang)

Pedagang surat kabar yang khusus menjual surat kabar Tribun Jogja. b. Agen Khusus (96 agen)

Agen penjualan surat kabar Tribun Jogja yang dikelola, diatur dan diangkat

langsung sebagai agen penjualan surat kabar Tribun Jogja. c. Agen Multi (102 agen)

Agen penjualan yang menjual berbagai macam majalah, surat kabar, tabloid,

dan media cetak lainnya dari berbagai brand. d. Kanvaser dalam dan luar kota (15 kanvanser)

Penjual surat kabar mealui sales motorist (penggarap outlet). e. Pengecer atau Loper Koran (412 pengecer)

Penjual yang menjual surat kabar, majalah, tabloid, dan media cetalk lainnya

secara satuan (eceran) kepada pembeli media cetak. 51

7. Kategori Rubrik Tribun Jogja

Di dalam setiap surat kabar pasti memiliki sajian berita yang berbeda- beda, salah satunya penyajian berita dalam SKH Tribun Jogja. Tribun Jogja menyajikan 39 teknik penyajian rubrik berita yang bermacam-macam. Berikut adalah rubrik-rubrik dalam Tribun Jogja (Yuda, 2013 : 38 – 41) ; a. Halaman Muka Tribun Jogja (Headline)

Halaman ini berisi dengan berita-berita yang sedang terjadi atau hangat

diperbincangkan baik secara nasional, lokal hingga internasional. Disajikan

dengan gambar dan desain cover yang menarik hati pembaca. b. Rubrik Internasional

Rubrik ini berisi berita-berita yang terjadi di berbagai belahan dunia termasuk

berita-berita tentang dalam negeri di mata dunia. c. Tribun Bizz

Rubrik ini menyajikan berita-berita terkait bisnis yang sedang berkembang

atau teknologi terbaru baik dunia otomotif hingga elektronik. d. Tribun Shopping

Rubrik ini berisi tentang berita tentang event atau acara yang ada kaitannya

dengan dunia belanja, serta menyajikam tips-tips untuk kebutuhan wanita baik

kecantikan, lifestyle, fashion hingga tips gaya berbusana yang sedang trend. e. Rubrik Hotline Public Services

Rubrik ini berisi pertanyaan ataupun keluhan dari masyarakat terkait dengan

pelayanan publik baik pemerintahan ataupun swasta yang akan dijawab oleh

pihak-pihak yang berkompeten. 52

f. Rubrik Magelang Square

Rubrik ini berisi kumpulan berita-berita tentang peristiwa atau kejadian di

wilayah Magelang dan sekitarnya yang dikupas secara mendalam. g. Rubrik Tribun Jateng

Rubrik ini berisi kumpulan berita-berita tentang wilayah Jawa Tengah dan

sekitarnya yang dikupas secara mendalam. h. Rubrik Seleb Lifestyle

Rubrik ini merupakan kumpulan berita-berita mengenai dunia selebritis baik

yang dirangkum dari selebritis nasional hingga internasional. Rubrik ini berisi

terkait dengan kehidupan personal selebriti. Berita yang ditampilkan termasuk

dalam berita feature (ringan) i. Rubrik I-Tribunners

Rubrik ini ditampilkan komentar-komentar pembaca dari dunia maya (citizen

journalism) mengenai sebuah berita atau isu yang sedang hangat

diperbincangkan, seperti facebook dan twitter. j. Rubrik Malioboro Blitz

Rubrik ini berisi berita dari wilayah Yogyakarta baik pendidikan, politik,

kriminal, maupun budaya, serta berita-beruta seputar kawasan malioboro yang

dianggap sebagai jantung kota Yogyakarta. k. Rubrik Superball dan Soccerland

Rubrik ini berisi berita mengenai seputar dunia sepak bola dan mengupas

beberapa tokoh olahraga, baik dari internasional, nasional hingga regional. 53

l. Rubrik Smart Women

Rubrik ini berisi tentang kegiatan atau usaha, baik itu kebutuhan, kesehatan

yang menceritakan dunia karir atau kehidupan sosok wanita inspiratif yang

bertujuan untuk menginspirasi dan menggerakkan wanita untuk maju dalam

karir atau kesehariannya. m. Rubrik Culinary Guide

Rubrik ini berisi menu makanan atau minuman andalan dari sebuah cafe,

restaurant yang ditujukan kepada pembaca Tribun Jogja. n. Rubrik Art and Culture

Rubrik ini berisi terkait berita-berita dalam dunia kesenian atau kebudayaan

lengkap beserta dengan ulasan yang ringan dan santai. o. Rubrik Community Life.

Rubrik ini berkaitan tentang komunitas-komunitas baik itu di dunia otomotif,

teknologi, hobby, profesi dan lain-lain yang ada dan berkembang di Jogja. p. Rubrik Music Zone.

Rubrik ini berisi mengenai berita-berita seputar perkembangan dunia musik

lokal, nasional hingga internasional, beserta informasi tentang musisi. q. Rubrik Teenage Life

Rubrik ini berisi tentang kehidupan dunia remaja baik itu tentang kesehatan,

hiburan, kegiatan, dari seorang tokoh-tokoh remaja khususnya di Yogyakarta. r. Rubrik Home

Rubrik Home ini menampilkan artikel yang menyangkut pernak-pernik,

design interior hunian atau hotel hingga kolom konsultasi tata letak ruangan. 54

C. Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat

1. Sejarah Singkat

Awal lahirnya Kedaulatan Rakyat mengalami berbagai halangan dan rintangan, seperti juga kelahiran Negara Republik Indoesia, surat kabar ini mengalami perjalanan hidup yang penuh cobaan. Pada awal sejarah Kedaulatan

Rakyat, banyak pemuda Yogyakarta yang dulu dimusuhi Belanda bekerja di Sinar

Matahari, di antaranya; Bramono (mantan Pemimpin Redaksi Sedya Tama),

Soemartoro dan Samawi (seorang wartawan dan guru Taman siswa). Setelah

Jepang takluk oleh pejuang Bramono, Soemantoro, Samawi dan para pejuang pers lain berusaha agar Sinar Matahari tetap terbit. Namun tidak lagi untuk propaganda Jepang melainkan untuk menggelorakan perjuangan terutama informasi Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945. Hal ini membuat ketidak senangan jepang dan kemudian Sinar Matahari ditutup.

Menurut Mr Soedarisman Poerwokoesoemo yang waktu itu menjabat ketua KNI Daerah Yogyakarta, penyegelan tersebut dilakukan KNI Yogyakarta dibantu oleh Samawi. Tujuannya agar Sinar Matahari tidak dimanfaatkan Jepang untuk memanipulasi situasi. Untuk membuat siaran kilat yang memberitakan berita-berita Proklamasi, pekerja-pekerja Sinar Matahari penah meminjam mesin cetak dari percetakan Taman Siswa (Media Kit Kedaulatan Rakyat, 2013).

Setelah Sinar Matahari disegel, masyarakat Yogyakarta menjadi buta informasi mengenai situasi dunia dan keadaan dalam negeri Indonesia. Akhirnya

Samawi, Soemantoro dan Bramono memelopori untuk berjuang membuka segel kantor Sinar Matahari dan bermaksud menerbitkan surat kabar pengganti Sinar 55

Matahari. Pada tanggal 26 September 1945, seluruh persiapan mulai dari layout dan lain-lain sudah selesai, yang belum hanya tinggal nama surat kabar yang akan terbit tersebut. Pada saat itu ada yang mengusulkan agar namanya dimintakan kepada pengurus KNI Daerah Yogyakarta yang berkantor di Gedung Agung.

Kemudian, Samawi dan soemantoro menghadap ketua KNI Daerah Yogyakarta

Mr Soedarisman Poerwokoesoemo untuk memintakan surat kabar yang akan terbit

(Media Kit Kedaulatan Rakyat, 2013).

Akhirnya pada hari kamis kliwon 27 September 1945, 40 hari sesudah

Proklamasi, lahirlah surat kabar harian dengan nama KEDAULATAN RAKYAT yang menjadi sumber informasi bagi rakyat untuk menyebarkan aspirasi dan semangat perjuangan. Kantor redaksi KR memakai bekas kantor Sinar Matahari di JL. Malioboro (sebelah utara gedung DPRD DIY). Terbit pertama 2.000 eksemplar dan diedarkan ke seluruh wilayah Yogyakarta dengan berita utamanya adalah “Kekoeasaan Pemerintah Daerah Jang Seloeroehnya di Tangan Bangsa

Indonesia”. Hari ke-2 3000 eksemplar dan hari ke-3 4000 eksemplar dan semua habis terjual. Susunan pengelola Kedaulatan Rakyat pada waktu itu meliputi ;

- Pemimpin Umum : Bramono

- Pemimpin Redaksi : Soemantoro

- Wakil Pemimpin Redaksi : Samawi

- Staf Redaksi : Djojosoepadmo dan Mardisisworo

SKH Kedaualatan Rakyat (KR) yang lahir sesudah Sri Sultan HB IX menyatakan daerah kekuasaannya menjadi bagaian RI tanggal 5 September 1945.

Tepat 40 hari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 27 September 56

1945, sampai kini SKH Kedaulatan Rakyat tetap setia bersama rakyat berkarya dengan menyebarkan informasi yang benar dan berimbang. Seluruh jurnalis

Kedaulatan Rakyat senantiasa siap menangkap informasi serta mengolahnya secara objektif dan berimbang sampai kemudian menyebarkan lembaran-lembaran berita ke seluruh penjuru daerah dalam pekat dan dinginnya malam agar dapat di terima oleh pembaca pada saat yang tepat untuk menemani rakyat berkarya

(Media Kit Kedaulatan Rakyat, 2013).

Menyajikan informasi aktual bukanlah hal yang mudah, karena itu SKH

Kedaulatan Rakyat berusaha memberikan yang terbaik bagi pembacanya. Untuk memenuhi selera pembaca, Kedaulatan Rakyat berusaha menggunakan bahasa lugas dan gampang dicerna karena Kedaulatan Rakyat menyadari bahwa pembacanya terdiri dari berbagai kalangan dan lapisan masyarakat yang berbeda tingkat pendidikannya.

Sebagai korannya rakyat, SKH Kedaulatan Rakyat senantiasa menyuarakan hati nurani rakyat yang setiap tindakannya migunani tumraping liyan (berguna bagi masyarakat). Kedaulatan Rakyat dibesarkan oleh rakyat DIY dan Jawa Tengah sehingga punya komitmen berbuat untuk rakyat (Media Kit

Kedaulatan Rakyat, 2013).

2. Struktur Organisasi Kedaulatan Rakyat

Awalnya SKH Kedaulatan Rakyat bermula dari sebuah koperasi, sebelum akhirnya berubah nama menjadi NV di tahun 1950 dan kemudian berubah lagi 57

menjadi PT. Badan Penerbitan Kedaulatan Rakyat. Hal ini disesuaikan dengan

Surat Keputusan dari Menteri Kehakiman pada tanggal 7 Desember 1950.

Kedaulatan Rakyat didirikan oleh H Samawi dan Madikin Wonohito dan para penerusnya Dr H Soemadi M Wonohito dan Drs HM Idham Samawi merawat dan melanjutkan perjuangan para pendiri Kedaulatan Rakyat.Saatini

Kedaulatan Rakyat dipimpin oleh (Media Kit Kedaulatan Rakyat, 2013);

- Penasihat :DrsHMIdhamSamawi

- Direktur Utama : dr Gun Nugroho Samawi

- Direktur keuangan : Imam Satriadi, SH

- Direktur Pemasaran : Fajar Kusumawardhani, S

- Direktur Produksi : HM Wirmon Samawi, SE MIB

- Direktur Litbang : Sugeng Wibowo,SH

- Pimpinan Redaksi/Penanggung Jawab : Drs Octo Lampito, Mpd

- Wakil Pemimpin Redaksi : Drs H Ahmad Lutfie,

Ronny Sugiantoro, SPd SE MM

- Redaktur Pelaksana : Drs Hudono SH, Joko Budiharjo;

Mussahada

- Manajer Sirkulasi : Purwantoro Hening Widodo, Bsc

- Manajer Iklan : M. Amin Syarif, Spt

3. Data Media

Nama Media : Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat

Motto : Suara Hati Nurani Rakyat 58

Terbit Pertama : 27 September 1945

Perintis : H. Samawi, Madikin Wonohito

Penerbit : PT. Badan Penerbit Kedaulatan Rakyat

SIUPP : No.127/SK/MENPEN/SIUPP/A.7/1986, 4 Desember 1990

Alamat Kantor Pusat : Jl. P. Mangkubumi 40-60 Yogyakarta 55232

Telp. (0274) 565685 9hunting) Fax. (0274) 563125

Email : [email protected]; [email protected]

Alam Redaksi : Jl. P. Mangkubumi 40-60 Yogyakarta 55232

Telp. (0274) 565685 9hunting) Fax. (0274) 563125

Email : [email protected] ; [email protected]

Alamat Percetakan : Jl. Raya Yogya-Solo Km, 11 Sleman, Yogyakarta 55573

Telp. (0274) 496549, 496449

Bank Account : Bank BNI Rekening Giro : 003.044.0854

Bank Bukopin Rekening Giro : 1000.103.04.3

4. Prestasi Kedaulatan Rakyat

Seiring dengan dinamika dan keinginan untuk menjumpai masyarakat

Kedaulatan Rakyat Group telah menerbitkan berbagai media baru yaitu Koran

Merapi,SKMMinggu Pagi, KR Radio 107,2 FM dan krjogja.com. Melalui program dompet KR peduli, Kedaulatan Rakyat dipercaya masyarakat menyalurkan bantuan bagi korban bencana alam dan kemanusiaan. Mulai Gempa

Liwa 2000, Gempa Flores 2001, TKI Nirmala Bonat 2003, Tsunami Aceh 2004, 59

Longsor Banjar Negara 2005, Gempa DIY-JATENG 2006, Gempa Padang 2009 sampai erupsi Merapi 2010 (Media Kit Kedaulatan Rakyat, 2013).

Kedaulatan Rakyat menjadi tempat bagi masyarakat kurang mampu yang menderita sakit untuk menumpahkan derita. Melalui Rubrik KR Migunani

Tumraping Liyan, Kedaulatan Rakyat mengetuk hati dan memfasilitasi para dermawan untuk menyalurkan sumbangan kepada mereka. Prestasi yang diraih

Kedaulatan Rakyat, antara lain menjadi Cakram Award 2006, sebagai media lokal terbaik 2006, koran harian terbesar peringkat 1 Greater Yogyakarta (Nielesmen tahun 2012), koran harian pembaca terbanyak peringkat 6 Nasional (Nielesmen tahun 2012), dan Koran paling efektif untuk beriklan peringkat 2 Nasional

(Nielesmen tahun 2012) (Media Kit Kedaulatan Rakyat, 2013).

5. Visi dan Misi Kedaulatan Rakyat

- Visi Kedaulatan Rakyat

Sebagai sumber informasi bagi masyarakat, Kedaulatan Rakyat ingin menyebarkan informasi dengan cepat dan tepat sasaran. Oleh karena itu, jurnalis

Kedaulatan Rakyat siap untuk mencari informasi dan mengolahnya secara berimbang menjadi lembaran-lembaran berita dari surat kabar kebanggaan rakyat seluruh penjuru daerah.

Kedaulatan Rakyat ingin menyebarkan informasi dengan benar, berimbang dan cepat. Kedaulatan Rakyat bertujuan untuk menjadi berguna

(Migunaning Tumraping Liyan), membangun bersama (Bebarengan Mrantasi

Gawe), dan membawa terang bagi kehidupan (Urip Sejatine Gawe Urup) 60

sehingga SKH Kedaulatan Rakyat hidup di dalam realitas sosial mereka, adalah suatu perjuangan yang berat. Dikawal oleh armada yang handal, SKH Kedaulatan

Rakyat berusaha mejadi tolak ukur dan sumber inspirasi bagi hidup dan perjuangan rakyat. SKH Kedaulatan Rakyat lahir sebagai hasil perjuangan rakyat yang diteruskan sampai kapan pun juga (Nugroho, 2011 : 29 – 30).

- Misi Kedaulatan Rakyat

Menjadi media yang menyampaikan informasi aktual dan terbaik bagi pembacanya. Kemudian, untuk mengetahui selera para pembaca, Kedaulatan

Rakyat memakai bahasa yang lugas dan gampang dicerna oleh pembacanya.

Karena Kedaulatan Rakyat menyadari bahwa pembacanya berasal dari berbagai kalangan dan lapisan masyarakat dengan tingkat pendidikan yang berbeda pula

(Talal, 2013 : 43).

6. Kebijakan Redaksional Kedaulatan Rakyat

6.1. Landasan Idiil

-“Suara Hati Nurani Rakyat”

- Berpihak pada NKRI

- Konsisten menerapkan filosofi “ngono yo ngono mung ojo ngono” yang

mempunyai arti dalam mengkritik atau memberi saran jangan telalu kasar,

serta menggunakan bahasa yang santun dan halus, sehingga orang yang

dikritik atau diberi saran tidak sakit hati.

- Independen tidak berpihak pada golongan atau partai politik tertentu 61

- Dalam menyikapi keadaan berpegang pada filosofi “ngeli ning ora keli” yang

memiliki arti, mengalir dan mengikuti perkembangan zaman, tetapi tidak

terbawa arus.

- Menganut filosofi, “mikul dhuwur, mendem jero” yang artinya, menghargai

jasa-jasa yang sudah meninggal, semua kejelekan atau kekurangannya

dipendam dan disimpan jauh-jauh sehingga tidak perlu diingat-ingat kembali.

6.2. Landasan operasional

- Menekankan solusi dari pada pembuat masalah

- Arif dan bijak serta santun dalam pemberitaan. Cepat tetapi tetap akurat.

- Berorientasi pada pemberitaan yang bermanfaat bagi banyak orang

- Menganut keberimbangan dan tetap berpegang teguh pada perundang-

undangan pers yang ada dan kode etik wartawan Indonesia.

- Berpegang pada landasan legal yang menaungi institusi pers, adalah Undang-

Undang No. 40 Tahun 1999 tentang pers.

- Sebagai intitusi Pers, SKH Kedaulatan Rakyat juga menganut UUD 1945

sebagai landasan konstitusional dalam pelaksanaanya (Talal, 2013 : 43 – 44).

7. Tiras Kedaulatan Rakyat

TABEL 5 Tiras Kedaulatan Rakyat

DIY DAERAH LAIN Kota Yogyakarta 49.229 Jawa Tengah 12.211 Sleman 355.534 Jawa timur 724 62

Bantul 14.753 Jawa barat 352 Kulon Progo 4.036 DKI 1.937 Gunung Kidul 5.670 Kalimantan 88 9 Bali 24

Jumlah 109.227 Jumlah 15.312

- Jumlah Total Tiras Kedaulatan Rakyat adalah 124.539 (Media Kit

Kedaulatan Rakyat, 2013).

8. Jumlah Pembaca Kedaulatan Rakyat

TABEL 6 Peringkat Pembaca di Great Yogyakarta

1 Kedaulatan Rakyat 482.000 2 Merapi 109.000 3 Minggu Pagi 106.000 4 Kompas 50.000 5 Harian Jogja 27.000 6 Meteor 26.000 7 Radar Yogya 15.000 8 Bernas 13.000 9 Jawa Pos 12.000 10 Suara Merdeka 9.000

(Sumber : Media Kit Kedaulatan Rakyat, 2013) 63

TABEL 7 Penyebaran Pembaca Kedaulatan Rakyat

1 Kota Yoyakarta 198.000 2 Sleman 153.010 3 Bantul 99.157 4 Gunungkidul 9.273 5 Kulonprogo 7.192 6 Purworejo – Kebumen – Gombong 3.884 7 Surakarta – Sragen – Karanganyar – Wonogiri – Sukoharjo 1.812 8 Magelang – Wonosobo – Temanggung – Parakan 5.805 9 Semarang – Kudus – Pati – Demak – Batang – Pekalongan 1.797 10 Purwoketo – Tegal – Pemalang – Cilacap – Majenang 2.911 11 Klaten – Boyolali – Salatiga 5.236 12 DKI Jakarta – Jabar – Jatim – Kalimantan – Sumatra – Bali 989

(Sumber : Media Kit Kedaulatan Rakyat, 2013) a. Berdasarkan Jenis Kelamin

Semua orang usia 10+ di Yogayakarta pembaca KR berdasarkan jenis kelamin

(dalam%) adalah Laki-laki 64%, Perempuan 36%.

b. Berdasarkan Usia

Semua orang usia 10+, pembaca Kedaulatan Rakyat, berdasarkan golongan usia (dalam persen(%))adalah;

- Usia 10 – 19 : 13%,

- Usia20 – 29 : 31%,

- Usia 30 – 39 : 24%, 64

- Usia 40 – 49 : 18%,

- Usia 50+ : 14%.

c. Berdasarkan Profesi

Semua orang usia 10+, pembaca Kedaulatan Rakyat, berdasarkan profesi

(dalam%) adalah White Collar 25%, Blue collar 30%, Entrepreneur 15%, Student

16%, Housewife 5% dan Other 10%.

d. Bedasarkan Pendidikan

Semua orang usia 10+, pembaca Kedaulatan Rakyat, berdasarkan pendidikan

(dalam%) adalah Tidak Tamat SD 0%, Tamat SD 6%, Tamat SMP 17%, Tamat

SMA 55, Akademi 9 % dan Universitas 12%.

e. Berdasarkan SES C

Semua orang usia 10+, pembaca Kedaulatan Rakyat,berdasarkanSESC

(dalam%) adalah Skala A 9%, Skala B 28%, Skala C 45 %, Skala D 15%, dan

Skala E 0% (Media Kit Kedaulatan Rakyat, 2013).