POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM PEMBINAAN AKHLAK ISLAMI SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN AL-HUSAINY BUMI SERPONG DAMAI (BSD) TANGERANG SELATAN.
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakulats Ilmu Dakwah Dan ilmu Komunikasi untuk memenuhi syarat gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom.I)
Oleh H A S B U L 109051000147
JURUSAN KOMUNIKASI dan PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH dan ILMU KKOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435H/2015 M
POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM PEMBINAAN AKHLAK ISLAMI SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN AL-HUSAINY BUMI SERPONG DAMAI (BSD) TANGERANG SELATAN.
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakulats Ilmu Dakwah Dan ilmu Komunikasi untuk memenuhi syarat gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom.I)
Oleh H A S B U L 109051000147
Dibawah Bimbingan :
Drs. S. Hamdani, MA NIP: 19550309 199403 1001
JURUSAN KOMUNIKASI dan PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH dan ILMU KKOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435H/2014 M LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Pola Komunikasi Organisasi dalam Pembinaan Ahklak Islami Santri di Pondok Pesantren Modern Al-Husainy Bumi Serpong Damai Tangerang Selatan telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Kamis I I Desember 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada
Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Jakarta, 1 1 Desember 2014
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
Fita Fathurokhmah. M.Si 976rt29 200912 r 001 NIP. 19830610 200912 2 001
Penguji II
tudv Rizal. LK 640428 199303 NIP.19710816
19550309 199403 I 001 LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya, yang diajukan untuk
memenuhi syarat salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata satu (S1)
di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang digunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan asli karya saya atau
merupakan tiruan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Jakarta
Jakarta, 12 September 2014 Penulis
H A S B U L ABSTRAK Hasbul “Pola Komunikasi Organisasi Dalam Pembinaan Akhlak Islami Santri Di Pondok Pesantren Modern Al-Husainy BSD Tanggerang Selatan”.
Pondok Pesantren Modern Al-Husainy merupakan salah satu organisasi Islam yang membantu dan membina santri dari segi agama yang mencakup akhlak Islami, pembinaan yang terjadi di Pondok Pesantren Modern Al-Husainy dilakukan dari dua segi yaitu komunikasi ke dalam dan komunikasi keluar. Metode pembinaan akhlak islami santri dilakukan dengan menekankan kedisiplinan santri. Para pengurus Pesantren mempunyai bentuk komunikasi tersendiri dalam membina santri di pondok pesantren modern Al-Husainy. Dari latar belakang masalah di atas maka muncul pertanyaan, bagaimana pola komunikasi organisasi dalam membentuk akhlak islami santri di PPM Al-Husiny? Bagaimana penerapan pola komunikasi organisasi dalam membentuk akhlak Islami santri di PPM Al-Husainy? Apa pendukung dan penghambat dalam pembinaan akhlak islami santri di PPM Al-Husainy dan solusinya? Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pola komunikasi yang berlangsung sesuai struktur aliran pesan. Menurut Joseph A. Davito, pola komunikasi dalam organisasi terjadi melalui lima bentuk, yaitu pola lingkaran, pola roda, pola y, pola rantai, dan pola bintang/semua saluran. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi lapangan, wawancara mendalam, dan dokumentasi berupa foto, catatan, arsip tertulis lainnya. Pola komunikasi yang terjadi di PPM Al-Husainy ini yaitu pola komunikasi dua arah (Two Way Communication) dengan pendekatan antara pengasuh dengan santri, ustadz dengan santri, dan juga santri dengan para pengurus. Pola komunikasi yang terjadi menghasilkan feedback dan kesamaan makna dalam proses penyampaian pesan dengan menjalin komunikasi lateral/kesamping yang menyebar keseluruh anggota organisasi. Dalam prosesnya, penerapan pola komunikasi terjadi melalui 3 pola, pola roda, pola lingkaran, dan pola bintang/semua saluran. Komunikasi dua arah menjadi efektif ketika penerapan pola komunikasi dilakukan antara ustadz dengan santri, karena menggunakan pendekatan kekeluargaan, seperti antara anak dan orangtuanya. Hambatannya meliputi waktu, perilaku, dan lingkungan. Pendukungnya meliputi pendekatan bahasa dan keaktifan para santri. Dapat disimpulkan bahwa, pola komunikasi organisasi di PPM Al-Husainy menggunakan bentuk komunikasi roda, lingkaran, dan bintang. Pembinaan akhlak Islami para santri melalui koordinasi komunikasi ke dalam dan komunikasi keluar. Artinya komunikasi ke dalam melalui para pengurus Pesantren, dan komunikasi ke luar melalui partisipasi lingkungan sekitar Pesantren. Keywords: Akhlak, Komunikasi, Organisasi, Pola, Pesantren
i KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin, pertama-pertama penulis mengucap rasa syukur yang mendalam atas diberikannya nikmat sehat, nikmat Islam dan nikmat iman oleh Allah SWT. Karena dengan nikmat-nikmat tersebut, penulis mendapatkan kemudahan untuk bisa menyelesaikan skripsi ini yang merupakan syarat untuk meraih gelar sarjana dalam bidang Komunikasi dan Penyiaran Islam
(KPI). Walaupun dalam prosesnya penulis menyadari banyak terjadi kendala yang dihadapi. Namun, atas idzin Allah SWT, penulis mampu menyelesaikanya dengan rasa syukur yang amat mendalam.
Shalawat serta salam senantiasa terucap kepada baginda Nabi besar, panutan semua umat Islam yang mengajak menuju jalan kebenaran serta menyelamatkan umat Islam dari kesesatan, Nabi yang telah menerangi jalan kehidupan dari kegelapan menuju jalan penuh terang benderang, yaitu Nabi
Muhammad saw beserta keluarga, para sahabat, dan tabi’in yang selalu mengikuti perintah dan ajarannya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan dengan mendapatkan bimbingan, bantuan, dan dorongan semangat dari semua pihak yang telah membantu dalam hal apapun. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Arief Subhan, MA. selaku Dekan, Dr. Suparto, M.Ed. Ph.D, selaku
Wakil Dekan Bidang Akademik, Drs. Jumroni, M.Si selaku Wakil Dekan
Bidang Administrasi Umum, dan Dr. H. Sunandar, MA selaku Wakil
ii
Dekan Bidang Kemahasiswaan dan kerja sama Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, Bapak Rachmat Baihaky,MA, dan Sekretaris
Jurusan KPI Ibu Fita Fathurahmah M,Si yang telah membantu
memberikan motivasi dan menuntun penulis dalam menempuh pembuatan
skripsi. Ibu Dra. Nafsiyah, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik
yang telah membantu mengarahkan seluruh mahasiswa untuk mengikuti
proses kegiatan akademik.
3. Bapak Drs. S. Hamdani, MA selaku dosen pembimbing yang senantiasa
dengan sabar meluangkan waktunya untuk membantu dan mengarahkan
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang
bermanfaat bagi penulis.
5. Segenap karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi dan juga Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan kemudahan penulis untuk mendapatkan
berbagai referensi dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Seluruh Jajaran Pengurus PPM Al-Husainy khususnya Habib Ali, Habib
Husein, Ust Anwar dan Haviz yang bersedia menerima penulis untuk
meneliti Pesantren tersebut serta meluangkan waktunya untuk membantu
saat wawancara dan observasi lapangan. Serta para Santri Al-Husainy,
iii
Rizki Hidayatullah yang bersedia untuk diminta waktunya ketika
diwawancara.
7. Emma’(Ibu) Hosna dan Bapak Sugar tercinta, yang selalu mendoakan dan
memberikan motivasi serta kasih sayang mereka berdua yang tidak
terbatas demi kesuksesan penulis untuk terus menuntut ilmu sampai Akhir
hayat.
8. Kaka Tercinta, Musrifa dan Adik tercinta Alfan Al- Abrory yang selalu
mendoakan dan membantu proses mencari jati diri dalam mencapai
kesuksesan.
9. Sahabat Saya, Darwis FM S.Kom.I, Abdullah, Ahmad Zaky S.kom.I,
Tribowo S.Kom.I, Resyana Wilda S.Kom.I, Siti Rahmah S.Kom.I, Ina
Usholliha S.Kom.I, Manggala Boro Jordi, Verga Agesta, Priyan Arga
S.Kom.I, Fazrin Sakwan, Ach Faruk, Hairul Saleh, La Ode Chusnul Huluk
S.Kom.I, Fauzi, Jailani, Suki dan Semua Sahabat KPI C dan KPI E yang
saya tidak bisa sebutkan satu persatu, wanita yang selalu mendampingi
dan memberi semangat untuk saya, Laily Rahmawati tersayang. Yang
senantiasa dengan sabar memberikan dukungan semangat dan doa agar
terselesaikan skripsi ini.
10. Teman-teman seperjuangan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang
Ciputat, Buletin Teras KPI FIDKOM dan Forum Komunikasi Mahasiswa
Santri Banyuanyar (FKMSB) JABODETABEK, yang saling membantu
satu sama lain dan tetap menjaga kekompakan.
11. Para Senior, Bapak Rosyit S.S,M.HI. Bapak AsariS.Th.I, Mas Baidowi,
Kanda Sabir S.Kom.I, Kanda Fuad Maulana S.Kom.I, Kanda Erick
iv
Hariyadi, Kanda Sirojudin Aridho, Kanda Fahdi Falefi S.Kom.I dan
Kanda Haviz Al-asad S.Sos, terimakasih yang tak terhingga untuk selalu
memberi dukungan kepada penulis dalam menempuh pendidikan yang
penuh perjuangan ini.
Dan akhir kata dari penulis, semoga segala bentuk motivasi, dukungan, harapan dan keberkahan doa yang diberikan kepada penulis mendapatkan balasan yang berlimpah dan ridha dari Allah SWT. Amin Ya rabbal Alamin.
Jakarta, 23 September 2014
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...... i KATA PENGANTAR ...... ii DAFTAR ISI ...... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...... 4 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...... 4 D. Metodologi Penelitian ...... 6 E. Tinjauan Pustaka ...... 10 F. Sistematika Penulisan ...... 12
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Pola Komunikasi Organisasi...... 14 B. Jenis Pola dan Bentuk Komunikasi Organisasi...... 18 C. Pembinaan Ahklak Islami Santri...... 22 1. Pengertian Pembinaan...... 22 2. Pengertian Ahklak Islami...... 23 3. Pengertian Santri...... 27 4. Pengertian Pembinaan Ahklak Islami Santri...... 29 D. Pengertian Pondok Pesantren...... 30
BAB III GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN MODERN AL- HUSAINY
A. Sejarah Berdirinya PPM Al-Husainy ...... 34 B. Bioarafi Singkat Pengasuh PPM Al-Husainy ...... 35 C. Profil PPM Al-Husainy ...... 37 D. Denah Lokasi PPM Al-Husainy ...... 39 E. Visi Dan Misi ...... 40 F. Tujuan di Dirikan ...... 41 G. Program-Program PPM Al-Husayni ...... 42 H. Struktur Organisasi Pengurus PPM Al-husainy ...... 43
BAB IV ANALISA DATA
A. Pola Komunikasi Roda ...... 45 B. Pola Komunikasi Lingkaran ...... 47 C. Pendukung dan Penghambat Dalam pembinaan Akhlak Islami Santri Di Pondok Pesantren Modern Al-Husainy ...... 49
vi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...... 53 B. Saran-Saran ...... 54
DAFTAR PUSTAKA ...... 57
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan suatu proses pertukaran arus informasi. Di
mana komunikasi saat ini menjadi suatu hal yang sangat penting karena segala
sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan manusia selalu berhubungan dengan
interaksi sosial dikehidupan sehari-hari. Komunikasi menjadi efektif ketika
pesan dan informasi yang disampaikan dapat diterima dengan jelas, kemudian
terjadinya timbal balik (feedback) antara komunikator dengan komunikan.
Setiap kegiatan manusia, baik itu aktifitas sehari-hari,organisasi lembaga dan sebagainya tidak akan akan lepas dari komunikasi, sehingga dapat di pastikan dimana manusia hidup baik secara invidu maupun anggota masyarakat selalu berkomunikasi,mengapa demikian?karena komunikasi merupakan kebutuhan hidup manusia. Tidak mungkin seseorang menjali hidupnya tanpa berkomunikasi dan komunikasi itu sendiri merupakan unsur penting yang membentuk dan memungkinkan berlangsungnya suatu masyrakat.1
Jika berbicara organisasi, maka sudah tentu akan berbicara
komunikasi pula. Komunikasi dan organisasi tidak bisa dipisahkan. Esensi dari
oranisasi adalah aktivitas dan upaya untuk mengubah, dan merencanakan
tujuan manusia, baik individu maupun kolektif secara sosial. Hal ini
merupakan usaha setiap manusia untuk menuju kehidupan yang lebih baik dan
lebih teratur. Dalam organisasi terdapat penyampaian pola atau mudel
Komunikasi yang beragam. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, pola
adalah system,pola juga di sebut dengan mudel, contoh rancangan,sebagaimana
1 Zulkarnain Nasution, Sosiologi komunikasi massa, ( Jakarta:Universitas terbuka,1993)cet ke-1,h.2
1 2
keterkaitan dengan kata yang di gandengnya2. Pola pada dasarnya adalah
gambaran tentang sebuah proses yang terjadi dalam suatu bahasa in pola lebih
di artikan sebagai bentuk ataupun model yang di hasilkan dari cara atau metode
sebagaimana kata yang digandengnya,yaitu komunikasi.3
Komunikasi organisasi menjadi sangat penting kaitannya ketika suatu
keberhasilan tercapai karena proses komunikasi yang berlangsung di dalamnya
dapat terwujud dengan baik tanpa ada halangan. Keberhasilan dari organisasi
ini meliputi bentuk kerjasama yang selaras antara pengurus organanisasi
dengan para anggota yang terlibat. Hasil dari dibentuknya suatu organisasi
adalah untuk meleburkan visi dan misi yang sama menjadi satu kesatuan yang
utuh untuk tujuan yang bermanfaat bagi semua pihak yang mempunyai peran
masing-masing di dalamnya. Dengan demikian, dapat dikatakan terjadi
kesinambungan yang terus menerus untuk bisa melahirkan suatu bentuk
adaptasi sosial yang menekankan bahwa manusia sebagai makhluk sosisal
memiliki suatu dorongan untuk menjalin kerjasama yang bermanfaat dengan
orang lain disekitarnya.
Pondok Pesantren (Pon-Pes) Al-Husainy yang beralamat di Kp. Parigi
Kel. Lengkong Wetan Serpong Tangerang Selatan, adalah pesantren yang
berdiri sejak tahun 1990 silam. Di bawah pimpinan Habib Ali Alwi Bin Husain
Bin Thohir Al-Husainy, Pesantren ini berbasis agama modern. Nama pesantren
Al-Husainy adalah nama yang diambil dari marga pengasuhnya, yakni Habib
Ali.
2 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta:Balai pustaka,2002),edisi ke-3,h.885. 3 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,h.1076
3
Pon-Pes Al-Husainy dengan jumlah santri keseluruhan kurang-lebih
300 orang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai luhur agama. Akhlakul karimah merupakan gagasan utama bagi setiap santri, dan terutama bagi santri baru.
Salah satu cara yang digunakan oleh para pembina di Pon-Pes ini adalah pembinaan. Bagi mereka santri yang baru masuk ke Pon-Pes Al-Husainy mereka akan dibina oleh santri pula.
Menarik untuk diteliti, penulis melihat ada sesuatu yang berbeda dengan pembinaan yang biasa dilakukan di pesantren pada umumnya. Pada umumya pembina pesantren atau santri senior yang mengambil peran penuh.
Namun, tidak pada pesantren Al-Husainy ini. Di pesantren ini santri baru perlu bimbingan khusus, seperti santri yang tidak betah, dan santri yang terindikasi terjangkit minuman keras atau masalah-masalah yang lainnya dibimbing oleh santri pula. Santri tersebut adalah santri yang notabeeninya juga seumuran dengan mereka yang dibimbing. Di sini santri yang duduk di kelas dua Aliyah bisa menjadi pembimbing bagi mereka yang duduk di kelas satu Aliyah.
Memang tidak mudah prosesnya, sebab santri di Pon-Pes Al-Husainy ini sangat beragam. Mereka datang dari segala penjuru Indonesia. Seperti
Ambon, Sulawesi, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Menurut
Anwarudin, santri yang sangat membutuhkan pembinaan khusus itu adalah santri yang datang dari daerah. Tak jarang setelah di tes urin, mereka positif pengguna narkoba. Dengan sistem pendekatan demikian ini Anwarudin (ketua pembina) mengaku lebih efektif dibanding dengan kami para pembina yang turun langsung.
4
Dari sini lah peneliti melihat ada pola organisasi yang unik antara
pembina santri dengan santri dalam pembinaan akhlak santri ini. Dari latar
belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk meneliti dengan judul
Pola Komunikasi Organisasi Dalam Pembinaan Akhlak Islami
Santri di Pondok Pesantren Modern Al-Husainy Bumi Serpong Damai
(BSD) Tangerang Selatan.
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan dan Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini membatasi masalahnya
yaitu bentuk dan pola komunikasi yang terjadi antara pengasuh dan santri,
ustad dan santri dalam menerapkan pembinaan akhlak islami kepada para
santri di di pondok pesantren modern Al-Husainy.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini secara umum sebagai berikut:
“Bagaimana Pola Komunikasi Organisasi dalam membentuk Ahklak Islami
Santri di Pondok Pesantren Modern Al-Husainy”
Rumusan tersebut dapat di rinci sebagai berikut.
a. Bagaimana Pola Komunikasi Roda dalam pembinaan Ahklak Islami
Santri di PP.Al-Husainy ?
b. Bagaimana pola komunikasi lingkaran dalam pembinaan ahklak Islami
Santri di PPM Al-Husainy?
c. Bagaimana pendukung dan penghambat dalam pembinaan Ahklak islami
di PPM Al-Husainy?
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk menerangkan bagaimana penerapan pola komunikasi Roda dalam
pembinaan Akhlak Islami pada santri di PPM Al-Husainy .
b. Untuk mengetahui pola komunikasi lingkaran di PPM Al-Husainy dalam
pembinaan akhlak Islami di PPM Al-Husainy.
c. Untuk mengetahui pendukung dan penghambat dalam pembinaan Ahklak
Islami di PPM Al-Husainy
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis:
1) Memberikan penjabaran secara detail mengenai pola komunikasi
Roda,lingkaran dan pola komunikasi bintang di Pondok Pesantren Al-
Husainy dalam pembinaan akhlak islami terhadap santri.
2) Mengetahui apa saja faktor penghambat dan pendukung pola
komunikasi organisasi yang terjadi di Pondok Pesantren Modern Al-
Husainy dan solusinya agar bisa diketahui bersama.
b. Manfaat Akademik:
1) Menambah kajian ilmu pengetahuan bagi mahasiswa Fakultas Ilmu
Dakwah dan Komunikasi khususnya jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam, tentang pola komunikasi organisasi yang terjadi di
Lembaga Pendidikan Islam.
2) Memberikan kontribusi nilai positif dalam bidang Komunikasi dan
Penyiaran Islam khususnya pada konsep pola komunikasi organisasi
yang terjadi pendok Pesantren.
6
c. Manfaat Praktis:
1) Mengetahui kelebihan dan kekurangan sebuah organisasi Islam dalam
menjalankan struktur organisasinya untuk mencapai tujuan dan
kegiatan dalam menentukan keberhasilan komunikasi organisasi
antara para pengurus dengan santri dan para lulusan santri.
2) Memberikan informasi kepada masyarakat luas bahwa terdapat sebuah
Lembaga Pendidikan yang mempunyai tujuan untuk memberikan
pembinaan akhlak islami kepada para santrinya melalui santunan
pendidikan yang layak untuk diterima.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Kata “metode” dan “metodologi” sering dicampuradukkan
dan disamakan. Padahal keduanya memiliki arti yang berbeda. Kata
“metodologi” berasal dari Yunani methodologia yang berarti “teknik”
atau “prosedur”. Metodologi sendiri merujuk kepada alur pemikiran
umum atau menyeluruh (general logic) dan gagasan teoritis (theoritic
perspective) suatu penelitian. Sedangkan kata “metode” menunjuk pada
teknik yang digunakan dalam sebuah penelitian seperti wawancara atau
observasi. Menurut Tarumingkeng dalam kata pengantar pada buku
Metode Penelitian Kualitatif, dari asal katanya metode berarti “jalan”
atau “cara”. Metode penelitian berarti cara pengumpulan data dan
analisis. Dari analisa data tersebut kemudian peneliti akan mendapatkan
hasil apakah itu berupa penegasan atas teori yang pernah ada
(confirmation) atau suatu penemuan baru (discovery).
7
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.
Penelitian kualitatif bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang otentik
mengenai pengalaman orang-orang, sebagaimana di rasakan orang
bersangkutan.4 Pada penulisan skripsi ini menggunakan pendekatan
kualitatif yang sumber datanya diperoleh dari hasil wawancara dengan
narasumber dan dijelaskan dalam bentuk kata-kata yang kemudian diteliti
dari hasil data pengamatan objek dan perilakunya.
2. Waktu dan Tempat
Penelitian ini di laksanakan pada bulan Januari 2014 sampai bulan
Maret 2014 dan bertempat di pondok Pesantren Modern Al-Husainy Bumi
Serpong Damai Tanggerang Selatan.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah orang
orang yang tergabung dalam organisasi, dalam hal ini adalah pengurus,
pembina, santri senior dan santri di pondok pesantren modern Al-Husainy.
Dan sebagai objek penelitiannya adalah pola komunkasi organisasi dalam
membina ahklak Islami santri di Pondok Pesantren Modern Al-Husainy,
yang dipakai atau di terapkan dalam organisasi di pondok pesantren
tersebut.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
4 Dedy Mulyana, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2008),h.156.
8
a. Observasi
Observasi adalah metode yang digunakan peneliti untuk
mengamati atau melakukan pengindraan langsung terhadap suatu
kondisi, situasi, proses, aktivitas dan perilaku yang dianggap peneliti
dapat digunakan sebagai data pelengkap. “Observasi atau pengamatan
langsung merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sering
digunakan untuk jenis penelitian kualitatif.”5
Dalam observasi ini penulis melakukan pengamatan serta
mengikuti berlangsungnya pola komunikasi organisasi antara
pengasuh,pengurus dan santri, dalam menjalankan pola pembentukan
ahlak islami santri di Pondok Pesantren Modren Al-husainy selama dua
bulan, terhitung dari bulan Januari sampai bulan Maret tahun 2014
terhadap objek penelitian mengenai keadaan yang sebenarnya terjadi di
lokasi penelitian yang berkaitan dengan pola pembentukan ahlak santri.
b. Wawancara
Wawancara (interview), yakni suatu metode pengumpulan
berita, data, atau fakta di lapangan. “Wawancara dalam suatu pe nelitian
bertujuan mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam
suatu masyarakat serta pendirian-pendirian itu, merupakan suatu
pembantu utama dari metode observasi”.6
Prosesnya bisa dilakukan secara langsung dengan bertatap muka
langsung (face to face) dengan narasumber yaitu salah satu dari
5 Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi : Teori dan Aplikasi (Yogyakarta: Gintanyali, 2004), h. 186. 6 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif; Aktualisasi Metodoiligis ke Arah Ragam Varian ontemporer (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), cet. Ke-3. H. 64.
9
pengelola pondok pesantren. Namun, bisa juga dilakukan dengan tidak
langsung seperti melalui telepon, internet atau surat (wawancara tertulis)
untuk mendapatkan informasi dari narasumber. Pada penelitian ini
penulis mewawancarai mudir ma’had Habib Ali Al-Husainy, Ustadz
Anwar Dewan Pembina, Habib Husein ketua dewan Pembina dan tiga
orang santri yaitu Rizki Hidayatullah, Delia dan Abdul Qodir. Dalam hal
ini peneliti ingin mengetahui lebih dalam seperti apa pola komunikasi
organisasi yang diterapkan dalam melakukan pembinaan akhlak Islami
santri di pondok pesantren Modern Al-Husainy.
c. Dokumentasi
“Dokumen-dokumen dapat mengungkapkan bagaimana subjek
mendifinisikan dirinya sendiri,lingkungan, dan situasi yang di hadapinya
suatu saat, dan bagaimana kaitan antara difinsi diri tersebut dalam
hubungan dengan orang-orang di sekelilingnya dengan tindakan
tindakannya.”7
Dalam penelitian ini peneliti mencari dan mengumpulkan data
baik berupa foto maupun catatan, buku, dan arsip-arsip tertulis lainnya
yang terkait dengan masalah penelitian.
5. Analisis Data
Setelah data terkumpul dengan lengkap, maka langkah selanjutnya
adalah analisa data. Lexy J. Moleong dalam bukunya Metodologi Penelitian
Kualitatif. Pada tahapan teknik analisis data yang peneliti gunakan adalah
dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif, analisis data ini
7 Dedy Mulyana, Metodelogi Penelitian Kualitatif, h.195.
10
merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, kemudian memilah-milahnya menjadi satuan yang
bisa dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepada orang lain.8
Karena dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif maka
analisis data dalam penelitian ini sudah dapat dilakukan semenjak data
diperoleh dari lapangan. Hal tersebut, agar data yang didapat tidak terkena
macam-macam pengaruh, antara lain pikiran peneliti, karena apa bila terlalu
lama baru dianalisis dikhawatirkan data akan menjadi kadaluarsa.
6. Pedoman Penulisan
Penulisan dalam penelitian ini mengacu kepada buku Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi
dkk yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and
Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
2007.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penulisan skripsi ini, peneliti menggunakan beberapa literatur
buku dalam penyusunan diantaranya buku tentang Metodologi Penelitian
Kualitatif yang ditulis oleh Lexy J. Maleong, dan Dedi Mulyana dalam buku
Metodologi Penelitian Kualitati, R. Wanyne Pace/Don F.Faules Komunikasi
Organisasi. Selain itu peneliti juga menggunakan beberapa sumber buku untuk
8 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung; PT Remaja Rosdakarya. 2007), h. 248.
11
mendalami permasalahan yang fokus untuk dibahas diantaranya Joseph A.
Davito dalam bukunya Komunikasi Antar Manusia, adapun Peneliti juga menggunakan skripsi terdahulu yang di tulis oleh mahasiswa Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi jurusan KPI dan penulis menemukan beberapa skripsi yang dijadikan rujukan yang berhubungan dengan pola komunikasi organisasi dalam penelitian ini, diantaranya adalah :
1. Skripsi yang berjudul Pola Komunikasi Organisasi Dalam Pembinaan
Akhlak Anggota Yayasan Syarif Hidayatullah Kebayoran Lama Jakarta
Selatan. Penelitian ini di lakukan oleh Fajarudin Hakim, mahasiswa
jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam tahun 2013. Skripsi ini
memabahas tentang komunikasi organisasi yang ada di Yayasan Syarif
Hidayatullah Kebayoran Lama Jakara Selatan dalam membina akhlak
anggota.
2. Skripsi yang berjudul Pola Komunikasi Organisasi Pimpnan Pusat Ikatan
Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (PP IPNU) Dalam mengembangkan dan
membina organisasi, penelitian ini di susun oleh Siti Dahlia, mahasiswi
jurusan komunikasi dan penyiaran islam tahun 2013. Skripsi ini membahas
entang Pola Komunikasi Organisasi Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Puteri
Nahdlatul Ulama ( PP IPPNU) skripsi ini menggunakan metode kualitatif.
3. Skripsi yang berjudul Pola komunikasi organisasi Pengurus Besar
Nahdlatul Ulama( PB NU ) masa khidmat 2010-2015, penelitian ini di
lakukan oleh Ridwan Aditya Putra mahasiswa jurusan komunikasi dan
penyiaran islam (KPI)2013. Skripsi ini menggunakan metode kualitatif.
12
Yang membedakan judul judul di atas dengan peulis adalah, penulis
meneliti mengenai pola komunikasi organisasi dalam membentuk ahklak islami
santri di Pondok Pesantren Modern Al-Husainy. Dalam skripsi ini lebih di
tekankan kepada pola komunikasi organisasi dalam membentuk ahklak islami,
karena menurut penulis, santri di pondok pesantrn Al-Husainy harus bener
bener di perhatikan dan di kontrol karena mengingat latar belakang santri yang
berbeda beda.
F. Sistematika Penulisan
Agar penulisan skripsi ini lebih sistematis, peneliti menyusun
penulisan skripsi ini dengan lima bab, yang masing-masing terdiri dari
beberapa sub bab, yaitu:
BAB I Penulis akan menjabarkan tentang Latar Belakang Masalah,
Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian dan
Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Tinjauan Pustaka,
kerangka teory dan Sistematika Penulisan.
BAB II Menjelaskan tentang pengertian pola komunikasi organisasi,
jenis dan bentuk pola komunikasi organisasi, pengertian
pembinaan, pengertian ahlak Islami, pengertian santri, dan
pengertian pembinan ahlak islami santri.
BAB III BAB ini berisi tentang gambaran umum dari pondok pesantren
Al-husainy mulai dari profil pengasuh, latar belakang
berdirinya, tujuan di dirikan, visi dan misi pondok, program-
program pondok pesantren, berikut struktur organisasinya,
13
BAB IV BAB ini berisi hasil temuan pola komunikasi organisasi di
Pondok Pesantren Modern Al-Husainy. Penerapan pola
komunikasi organisasi di PPM Al-Husainy, dan pendukung,
penghambat, dalam pembinaan AkhlakIslami Santri di PPM Al-
Husainy.
BAB V Adalah penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Pola Komunikasi Organisasi
1. Pola Komunikasi
Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola hubungan dua
orang atau lebih dalam proses pengiriman dan penerimaan cara yang tepat,
sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Dimensi pola komunikasi
terdiri dari dua macam, yaitu pola yang berorientasi pada konsep dan pola
yang berorientasi pada sosial yang mempunyai arah hubungan yang
berlainan.
Pola komunikasi atau hubungan itu dapat diciptakan oleh
komplementaris atau simetri. Dalam hubungan komplementer, satu bentuk
perilaku akan diikuti oleh lawannya. Contohnya perilaku dominan dari satu
partisipan mendatangkan perilaku tunduk dan lainnya. Dalam simetri,
tingkatan sejauh mana orang berinteraksi atas dasar kesamaan. Dominasi
bertemu dengan dominasi, atau kepatuhan dengan kepatuhan.1Disini kita
mulai melibatkan bagaimana proses interaksi menciptakan struktur system.
Bagaimana orang merespon satu sama lain menentukan jenis hubungan
yang mereka miliki.
Pola komunikasi adalah suatu gambaran yang sederhana dari proses
komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi
dengan komponen lainnya. Pola Komunikasi diartikan sebagai bentuk atau
pola hubungan dua orang atau lebih dalam proses pengirimandan
1 Tubbs, L Stewart dan Moss Sylvia.Human Comunication (konteks-konteks komunikasi). Remaja Rosda karya. Bandung. 2000
14
15
penerimaan cara yang tepatsehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.2
Dari pengertian di atas maka dapat diartikan bahwa suatu pola
komunikasi adalah bentuk atau pola hubungan antara dua orang atau lebih
dalam proses pengiriman dan penerimaan pesan yang mengkaitkan dua
komponen, yaitu gambaran atau rencana yang meliputi langkah-langkah
pada suatu aktifitas dengan komponen-komponen yang merupakan bagian
penting atas terjadinya hubungan komunikasi antar manusia atau kelompok
dan organisasi. Pola komunikasi adalah bentuk atau pola hubungan antara
dua orang atau lebih dalam proses mengkaitkan dua komponen yaitu
gambaran atau rencana yang menjadi langkah – langkah pada suatu aktifitas
dengan komponen – komponen yang merupakan bagian penting atas
terjadinya hubungan antar organisasi ataupun juga manusia.
2. Fungsi Komunikasi
Wilburn Schramm berpendapat bahwa fungsi komunikasi dapat
dilihat dari aspek komunikator dan komunikan yaitu:
Tabel 1 Perbedaan Komunikator dan Komunikan
NO KOMUNIKATOR KOMUNIKAN Informasi Pemahaman 1 Mendistribusikan informasi yang Menerima dan memahami dimiliki kepada seluruh khalayak. seluruh informasi yang didapatkan untuk kemudian di proses lebih lanjut. Pendidikan Kesediaan Belajar 2 Memberikan pengarahan kepada Mendapatkan pembelajaran seluruh lapisan masyarakat akan dari pengalaman hidup tentang pentingnya tugas dan kewajiban pentingnya mengerti arti
2 http://www.psychologymania.com/2013/08/pengertian-pola-komunikasi.html diakses pada Rabu, 03 September 2014 Pkl. 19.15 WIB.
16
yang dimilikinya. kehidupan. Menginspirasi Menikmati 3 Memberikan hiburan kepada Melupakan sejenak masyarakat, agar bisa terus permasalahan untuk mengembangkan ide-ide kreatif. menyegarkan kembali pemikirannya. Mempengaruhi Memutuskan 4 Menjabarkan setiap pendapat Berhak mempunyai keputusan untuk kemudian memperoleh untuk menerima atau menolak keyakinan dari ketentuan sikap sesuatu yang sesuai dengan dan pendapat. norma masyarakat.
Dari uraian tabel di atas terdapat perbedaan fungsi komunikasi
memiliki unsur timbal balik antara komunikator dan komunikan sesuai
norma yang berlaku.3
3. Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi terdiri dari dua kata, yakni komunikasi dan
organisasi. Agar lebih mudah memahami keduanya, maka kedua kata
tersebut akan di uraikan dengan penjelasan masing-masing. Kata
komunikasi adalah sebuah terjemahan dari bahasa inggris communication,
kata tersebut di kembangkan di Amerika Serikat. Definisi komunikasi dapat
di lihat dari sudut pandang bahasa (etimologi) dan dari sudut pandang istilah
(terminologi).4
Menurut bahasa atau etimologi, komunikasi dalam ensiklopedi
umum di artikan dengan perhubungan. Sedangkan yang terdapatkomunikasi
Organisasikomunikasi berasal dari Bahasa Latin, Communicationyang
diturunkan dari kata Communisdan memiliki arti membangun kebersamaan
3 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), h. 53 4 Ibid h. 19
17
antara dua orang atau lebih. Communis memiliki akar kata yaitu Communico
yang memiliki arti berbagi atau membuat sama. Dalam hal ini berbagi yang
di maksud adalah pemahaman bersama melalui petukaran pesan.5Pengertian
komunikasi secara etimologi tersebut bermaksud memberikan pengertian
bahwa komunikasi yang dilakukan seharusnya menggunakan bahasa yang
maknanya sama-sama dipahami oleh komunikator dan komunikan.
Sedangkan pengertian komunikasi secara terminologi adalah proses
pertukaran arus informasi yang dilakukan oleh komunikator kepada
komunikan dengan menggunakan media sebagai alat penunjang keefektifan
komunikasi dengan maksud dan tujuan tertentu yang pada akhirnya akan
menghasilkan effect yang diterima oleh para pelaku komunkasi tersebut.
Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan
Praktekmemberikan definisi yang mendalam tentang komunikasi sebagai
berikut: “Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian
pikiran atau perasaan seseorang (komunikator) kepada orang lain
(komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-
lain yang muncul dari benaknya”.6
Arni Muhammad juga menyimpulkan “pengertian komunikasi merupakan pertukaran pesan dan informasi antara komunikator dengan komunikan yang terjadi pada seorang individu, kelompok, ataupun berupa organisasi melalui pesan verbal dan nonverbal dengan tujuan untuk merubah tingkah laku para pelaku komunikasi dalam aspek berupa kognitif (pengetahuan), afektif (perasaaan), dan juga psikomotorik (rangsangan) yang menjadikan”.7
Dari uraian beberapa definisi di atas, dapat dikatakan bahwa pada
hakikatnya komunikasi merupakan suatu bentuk interaksi antar individu
5 Dani Vardiasyah, Filsafat Ilmu Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, ( Depok: PT Indek Kelompok Gramedia, 2005), h. 24 6 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h.11. 7 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h. 5
18
melalui proses penyampaian pesan verbal maupun nonverbal berupa ide,
gagasan, opini, dan berfokus untuk mempengaruhi tingkah laku individu
tersebut agar tercapai tujuan bersama. Dalam proses komunikasi, media juga
sangat berperan penting dalam menunjang keefektifan komunikasi, dalam
hal ini dapat dilihat dari bagaimana cara komunikator memanfaatkan media
untuk menyampaikan pesannya kepada komunikan.
B. Jenis Pola dan Bentuk Komunikasi
1. Jenis Pola Komunikasi
Pola komunikasi merupakan suatu sistem yang terjadi di dalam
unsur komunikasi yang berproses karena adanya feedback dari komunikator
kepada komunikan dalam menyampaikan pesannya. Pola komunikasi yang
akan dibahas dalam skripsi ini adalah bentuk-bentuk pola komunikasi yang
terjadi di dalam sebuah organisasi.
Jenis pola komunikasi terdiri dari tiga jenis, diantaranya:
a. Pola Komunikasi Satu Arah (One Way Comunnication)
Pola komunikasi ini terjadi melalui proses penyampaian pesan antara
komunikator kepada komunikan terjadi hanya satu arah dan tidak terjadi
feedback dari komunikan, karena dalam hal ini mereka hanya sebagai
pendengar.
b. Pola Komunikasi Dua Arah (Two Way Comunnication)
Pola komunikasi dua arah merupakan proses komunikasi yang terjadi
adanya timbal balik antara komunikator dengan komunikan dalam
menyampaikan pesan. Pada proses tersebut komunikan bisa memberikan
kritikan ataupun gagasan lainnya kepada komunikator untuk bisa
diproses kembali.
19
c. Pola Komunikasi Multi Arah (Multiple Way Communication)
Pola komunikasi multi arah merupakan penggabungan pola komunikasi
dua arah yang proses komunikasinya terjadi di dalam satu kelompok
besar, dimana komunikator bisa saling bertukar pikiran dengan
komunikan yang lain begitu juga sebaliknya dan menghasilkan sesuatu
gagasan yang baru.
2. Bentuk Pola Komunikasi
Bentuk pola komunikasi lebih menekankan pada jaringan arah
aliran informasi, yang terjadi dalam menyampaikan informasi keseluruh
bagian organisasi dan menerima kembali informasi tersebut. “Analisis
eksperimental pola-pola komunikasi menyatakan bahwa pengaturan tertentu
mengenai “siapa berbicara kepada siapa” mempunyai konsekuensi besar
dalam berfungsinya organisasi”.8
Menurut Joseph A. Devito yang dikutip oleh Abdullah Masmuh
dalam buku “Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif Teori dan Praktek”
menyebutkan bahwa terdapat 5 bentuk aliran pola komunikasi yang terdapat
di dalam sebuah arah jaringan informasi di dalam sebuah organisasi yaitu:
a. Pola Lingkaran
A
B F
C D
8 R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 174
20
Dalam pola ini semua anggota organisasi dapat berkomunikasi
dengan anggota yang lainnya, mereka mempunyai kekuatan untuk
memengaruhi kelompoknya, namun tidak memiliki pimpinan yang
jelas. b. Pola Roda B
C A E
D
Pola roda berbeda dengan pola lingkaran. Pola roda disini
memiliki pimpinan yang jelas, sehingga kekuatan pimpinan berada
pada posisi sentral dan berpengaruh dalam proses penyampaian
informasi sehingga semua informasi yang berjalan harus terlebih dahulu
disampaikan kepada pimpinan. c. Pola Y A B
C
D
E
21
Pola Y juga memiliki pimpinan yang jelas dalam proses aliran
informasi. Semua anggota yang terlibat di dalamnya dapat
mengirimkan dan menerima pesan dengan yang lainnya.9
d. Pola Rantai
A B C D E
Pola rantai memiliki lima tingkatan yang disebut dengan
komunikasi ke atas (upward) dan komunikasi ke bawah (downward)
yang aliran informasinya terjadi dari atas dan ke bawah begitu juga
sebaliknya.
e. Pola Semua Saluran/Bintang
A
B E
C D
Pola semua saluran/bintang merupakan gabungan dan
pengembangan dari pola lingkaran yang mana terjadi interkasi timbal
balik antara anggota komunikasi tanpa mengenal siapa yang menjadi
pimpinan sentralnya.
9 Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif Teori dan Praktek, (Malang: UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang, 2008), h.58
22
C. Pembinaan Akhlak Islami Santri
1. Pengertian Pembinaan
Pembinaan asal katanya “Bina” yang artinya “membangun,
mendirikan”. Dalam bahasa arab berasal dari kata “banaa, yabnaa,
banaaun” yang berarti membangun, memperbaiki. 10 Kata “pembinaan”
yaitu kata “ bina” yang mendapat akhiran “an” yang berarti proses, cara,
perbuatan membina, pembaharuan, penyempurnaan. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia kata “pembinaan” memiliki arti usaha, tindakan dan
kegiatan yang di lakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh
hasil yang lebih baik.11
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kata “pembinaan”
mengandung arti penyempurnaan, pembaharuan usaha, tindakan yang
dilakukan secara berdaya guna untuk memperoleh hasil yang
baik.12Pembinaan dari segi terminologis yaitu suatu upaya, usaha kegiatan
yang terus menerus untuk memperbaiki, meningkatkan, mengarahkan dan
mengembangkan kemampuan untuk mencapai tujuan agar sasaran
pembinaan sehari-hari baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan
sosial masyarakat.13Adapun pembinaan menurut Zakiah Daradjat yaitu:
“Pembinaan adalah upaya pendidikan baik formal maupun non
formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur dan
bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan,
10 Mahmud Yunus, Kamus Bahasa Arab-Indonesia, (Jakarta: Yayasan Penafsiran Al- Qur‟an, 1973), h. 73 11 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), h. 152 12 W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h. 23 13 Proyek Penerangan Bimbingan Dakwah Agama, Bimbingan Rohani Islam Pada Darmawanita, (Jakarta: Departemen Agama, 1984), h.8
23
mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang,utuh, selaras.
Pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan bakat, keinginan serta
prakarsa sendiri, menambah, meningkatkan dan mengembangkan
kearahtercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusia yang optimal
dan pribadi yang mandiri.”14
Sedangkan menurut H. M. Arifin dalam bukunya yang berjudul Ilmu Pendidikan menyatakan: “Dalam proses pembinaan akhlak diperlukan soal perhitungan dimana proses pembinaan lebih terarah pada tujuan yang hendak dicapai karena segala sesuatunya telah direncanakan dengan matang. Itulah sebabnya pembinaan pada remaja usia sekolah memerlukan metode strategis khusus menyangkit bagaimana melaksanakannya dengan melihat situasi dan kondisi pada remaja dan juga bagaimana proses tersebut tidak mendapatkan hambatan dan gangguan”.15
2. Pengertian Akhlak Islami
a. Pengertian Akhlak
Menurut istilah bahasa, kata akhlak bersumber dari bahasa
arab yaitu akhlaqa, yukliqu, ikhlaqan. Kata akhlaqa merupakan bentuk
jamak dari kata khaliqun yang mempunyai makna sebagai ath-
thabi‟ah (kelakuan), al-„adat (kebiasaan), dan al-maru‟ah (adab yang
baik). Dengan demikian kata akhlaq atau khuluq secara kebahasaan
berarti budi pekerti, adat kebiasaan, peringai, muru‟ah atau segala
sesuatu yang yang sudah menjadi tabi‟at.16
Ahmad Amin berpendapat akhlak sebagai bagian dari
kedermawanan, akhlak juga mempunyai arti sebagai berikut:
“Akhlak ialah menangnya keinginan dari beberapa keinginan
manusia dengan langsung berturut-turut. Berarti bahwa kehendak itu
14 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang 1979), h.57 15 M. Arifin, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 58 16 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2010), h. 2
24
bila membiasakan sesuatu, membiasakan memberi, kebiasaan
kehendak ini ialah akhlak dermawan.”17
Ibnu Miskawaih berpendapat tentang akhlak yang dikutip
Muhammad Fauqi Hajja dalam buku Tasswauf Islam dan Akhlak yakni
akhlak bertujuan untuk seluruh manusia agar bisa menjalankan
perilaku dalam kehidupan dengan baik santun tanpa tekanan yang
dialaminya. Akhlak sangat erat kaitannya dengan moralitas yang sudah
tertanam dalam diri semua manusia yang menjadi karakter dalam
kehidupannya.18
“Menurut Ibnu Taimiyah, akhlak berkaitan erat dengan iman,
karena iman terdiri dari beberapa unsur berikut ini:
1) Berkeyakinan bahwa Allah adalah Sang Pencipta satu-satunya,
Pemberi rezeki dan Penguasa seluruh kerajaan.
2) Mengenal Allah dan menyakini bahwa Dia yang patut disembah.
3) Cinta kepada Allah melebihi segala cinta terhadap semua makhluk
Nya.
4) Cinta hamba kepada Tuhannya akan mengantarkannya pada tujuan
yang satu, yaitu demi mencapai ridha Allah SWT.”19
Dari semua pengertian dan pendapat yang mendefinisikan
akhlak, maka dapat di peroleh bahwa akhlak pada hakikatnya
merupakan bagian dari kehidupan manusia yang mengarah kepada
tingkah laku yang cakupannya bersifat sosial untuk bisa memahami
seperti apa perbuatan yang baik dan buruk itu dan bisa mengambil segi
17 Ahmad Amin, Etika Ilmu Akhlak, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1995), h.62 18 Muhammad Fauqi Hajjaj, Tassawuf Islam dan Akhlak, (Jakarta:Amzah, 2011), h.234 19 Chairul Akhmad, “Ensiklopedi Akhlak Nabi SAW: Definisi Akhlak,” artikel diakses pada 18 Agustus 2014 dari http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/01/19/ lxzga4-ensiklopedi-akhlak-nabi-saw-definisi-akhlak.html
25
positifnya. Akhlak sangat berhubungan dengan etika. Ketika akhlak
muncul dalam perbuatan kehidupan, maka etika juga akan hadir di
dalam hati nurani yang timbul bukan dari unsur keterpaksaan,
melainkan dari norma-norma yang sudah tertanam dalam diri
seseorang sesuai dengan kaidah yang dipegangnya. b. Jenis Akhlak
Jenis akhlak terbagi menjadi dua jenis yaitu akhlak terpuji
(akhlakmahmudah) dan akhlak tercela (akhlakmadzmumah). a. khlak Terpuji (Akhlah Mahmudah) adalah akhlak yang berada dalam
kontrol diri iman yang membawa nilai-nilai positif bagi masyarakat
yang tercermin dari keimanan seseorang. Contoh sifat-sifat akhlak
terpuji adalah jujur, pemaaf, amanah, sabar, adil, bersyukur, malu,
menepati janji, pemurah. Dalam surat An: Nisaa ayat 36, Allah SWT
berfirman tentang manusia yang mempunyai akhlak yang mulia dalam
membantu sesamanya.
Artinya: “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan- Nya dengan sesuatu pun, dan berbuat baiklah untuk ibu bapak, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, orang-orang yang sedang dalam perjalanan dan budak-budak kamu. Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang sombong lagi membangga-banggakan diri”.
Akhlak mahmudah mempunyai peran yang signifikan di dalam
kehidupan bermasyarakat. Akhlak ini muncul sebagai respon atas rasa
jiwa sosial yang tinggi dan peka terhadap lingkungan untuk membantu
26
terhadap sesama yang sedang menghadapi kesulitan tanpa adanya unsur
mengharapkan sesuatu dibalik semua itu. b. Akhlak Tercela (Akhlak Madzmumah)
Akhlak tercela adalah akhlak yang sudah diluar batas kontrol
dari keimanan seseorang dan dapat membawa dampak negatif bagi
orang lain dan berakibat buruk bagi diri sendiri. Sifat dari akhlak yang
tercela yaitu bohong, sombong, pemarah, kikir, dengki, buruk sangka,
takkabur, riya, dendam, fitnah. Allah SWT telah mengingatkan manusia
untuk menjauhkan sifat-sfiat tercela ini.Sebagaimana dalam surat Al-
Hujurat ayat 12:
. . Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba- sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”
Akhlak madzmudah menjadi mudharat ketika seseorang tidak
mematuhi setiap ajaran yang sudah tertuang dalam Al-quran dan hadits.
Akibatnya banyak yang merugi baik dalam kehidupan sosial maupun
dalam berhubungan dengan Allah SWT. Berbeda dengan akhlak
mahmudah, akhlak ini termasuk akhlak yang sangat disukai oleh Allah
SWT, apalagi ketika akhlak tersebut bisa bermanfaat bagi sesama umat
muslim yang saling membutuhkan.
27
Seseorang yang mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan yang
dimilikinya kemudian menggabungkannya dengan akhlak mulia maka
akan banyak bermanfaat bagi kehidupan manusia. Sebaliknya jika
seseorang mempunyai ilmu pengetahuan dan kekuasaan yang tinggi,
namun tidak disertai akhlak yang mulia maka akan menjadi
kemudharatan di dunia dan akhirat.20
Pembentukan akhlak mahmudah terjadi melalui proses yang
panjang. Pembinaan akhlak bisa terjadi melalui kegiatan ibadah yang
rutin dijalankan oleh para lembaga/yayasan Islam yang konsen
membentuk anak didiknya menjadi pribadi yang berakhlak mulia, tetap
berpegang teguh terhadap ajaran Al-Qur‟an dan tuntunan hadist
Rasulullah SAW.
3. Pengertian Santri
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian Santri dibagi
menjadi dua, yaitu:
a. Orang yg mendalami agama Islam.
b. Orang yang beribadat dengan sungguh-sungguh(orang yg saleh).21
Tetapi ada yang menempatkan makna santri dalam definisi yang
berbeda. Makna santriadalah bahasa serapan dari Bahasa Inggris yang
berasal dari dua suku kata yaitu SUN dan THREE yang artinya
tiga matahari. Matahari adalah titik pusat tata surya berupa bola berisi gas
yg mendatangkan terang dan panas pada bumi pada siang hari, seperti kita
ketahui matahari adalah sumber energi tanpa batas, matahari pula sumber
20 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), h.15 21 Departemen pendidikan dan kebudayaan, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta Balai Pustaka 2003
28
kehidupan bagi seluruh tumbuhan dan semuanya dilakukan secara ikhlas oleh matahari.Namun maksud tiga matahari dalam kata SUNTHREE adalah tiga keharusan yang dipunyai oleh seorang santri yaitu Iman, Islam dan Ihsan.
Semua ilmu tentang Iman, Islam dan Ihsan dipelajari dipesantren menjadi seorang santri yang dapat beriman kepada Allah secara sungguh- sungguh, berpegang teguh kepada aturan Islam serta dapat berbuat Ihsan kepada sesama. Namun para ilmuan tidak sependapat dan saling berbeda tentang pengertian santri, ada yang menyebut, santri diambil dari bahasa
„tamil‟ yang berarti „guru mengaji‟, ada juga yang menilai kata santri berasal dari kata india „shastri‟ yang berarti „orang yang memiliki pengetahuan tentang kitab suci‟.
Selain itu, pendapat lainnya meyakini bahwa kata santri berasal dari kata ‘Cantrik’ (bahasa sanskerta atau jawa), yang berarti orang yang selalu mengikuti guru. Sedang versi yang lainnya menganggap kata
„santri‟ sebagai gabungan antara kata „saint’ (manusia baik) dan kata „tra’
(suka menolong). Sehingga kata pesantren dapat berarti tempat pendidikan manusia baik-baik.
Dalam praktik bahasa sehari-hari, istilah „santri‟ pun memiliki devariasi yang banyak. Artinya pengertian atau penyebutan kata santri masih suka-suka alias menyisakan pertanyaan yang lebih jauh. Santri apa, yang mana dan bagaimana? Ada santri profesi, ada santri kultur. „Santri
Profesi‟ adalah mereka yang menempuh pendidikan atau setidaknya memiliki hubungan darah dengan pesantren. Sedangkan „Santri Kultur‟ adalah gelar santri yang disandangkan berdasarkan budaya yang berlaku dalam kehidupan masyarakat.
29
Dengan kata lain, bisa saja orang yang sudah mondok di
pesantren tidak disebut santri, karena prilakunya buruk. Dan sebaliknya,
orang yang tidak pernah mondok di pesantren bisa disebut santri karena
prilakunya yang baik dari segi metode dan materi pendidikan.Kata „santri‟
pun dapat dibagi menjadi dua, yakni: „Santri Modern‟ dan‟Santri
Tradisional‟.Seperti juga ada pondok modern dan ada juga pondok
tradisional.
Sedang dari segi tempat belajarnya, ada istilah „santri kalong‟
dan „santri tetap‟. Santri kalong adalah orang yang berada di sekitar
pesantren yang ingin menumpang belajar di pondok pada waktu-waktu
tertentu.Walapun ketika kembali kemasyarakat santri tidak semuanya
berprofesi jadi kyai maupun ustadz, ada yang berprofesi sebagai karyawan,
pengusaha, pedagang dan banyak lainnya, namun diharapkan santri tetap
menjadi santri walaupun hanya berprofesi sebagai pedagang, jadilah
pedagang yang benar ala santri. Adapun yang definisikan kata santri yaitu
serapan dari bahasa jawa/melayu yang bersal dari kata ngantri, memang
tak dapat dipungkiri bahwa dikehidupan sehari-harinya seorang santri
tidak luput dari ngantri entah itu mandi, makan, BAB dan lain sebagainya.
4. Pengertian Pembinaan Akhlak Islami Santri
Pembinaan adalah upaya pendidikan baik formal maupun non
formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur dan
bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan,
mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang,utuh, selaras.
Pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan bakat, keinginan serta
prakarsa sendiri, menambah, meningkatkan dan mengembangkan kearah
30
tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusia yang optimal dan
pribadi yang mandiri.22
Menurut H. M. Arifin dalam bukunya Ilmu Pendidikan menyatakan: “Dalam proses pembinaan akhlak yang baik diperlukan soal perhitungan dimana proses pembinaan lebih terarah pada tujuan yang hendak dicapai karena segala sesuatunya telah direncanakan dengan matang. Itulah sebabnya pembinaan terhadap santri yang memiliki latar belakang yang berbeda di pondok pesantren memerlukan metode strategis khusus menyangkut bagaimana melaksanakannya dengan melihat situasi dan kondisi pada para santri dan juga bagaimana agar proses tersebut tidak mendapatlah-hambatan dan gangguan.”23
D. Pengertian Pondok Pesantren
Untuk memahami makna dan pengertian pondok pesantren,
terlebihdahulu perlu difahami maknanya, istilah pondok pesantren berasal dari
bahasa arab Funduk yang berarti hotel, asrama, rumah dan tempat
tinggal sederhana. 24 Sementara itu untuk istilah pesantren terdapat
perbedaan dalam makna khususnya berkaitan dengan asal-usul katanya.
Secara etimologis pesantren berasal dari kata santri yang mendapat
awalan pe dan akhiran an, yang berarti tempat tinggal para santri. Istilah
santri berasal dari bahasa tamil yang berarti guru ngaji.25 Menurut Nurcholis
Majid ada dua pendapat berkaitan dengan istilah pesantren.Pertama, kata
santri, sebuah kata dari bahasa sanskerta yang artinya melek huruf
(mengenal huruf).Kedua, pendapat yang mengatakan bahwa perkataan
22 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), h. 152 23 M. Arifin, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 58 24 Modernisasi Pesa Terhadap Pendidikan Islam Tradisional (Jakarta: Ciputat Press, 2002) cet.1, h. 62 25 Mansyur dan Mahfud Juanaedi, Rekonstruksi Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia,(Jakarta: Departemen Agama RI, 2005), h. 95
31
santri sesungguhnya berasal dari bahasa jawa dari kata cantrik, berarti
seseorang yang selalu mengikuti guru kemana guru itu pergi menetap.26
Sementra itu Karel A. Stinbrink menyatakan bahwa secara
terminologis dapat dijelaskan bahwa pendidikan pesantren, dilihat dari
segibentuk dan sistemnya, berasal dari India. Sebelum proses penyebaran
Islam di Indonesia, sistem tersebut dipergunakan secara umum untuk
pendidikan dan pengajaran Hindu di Jawa, sistem tersebut kemudian diambil
alih oleh Islam.
Pesantren adalah lembaga lokal yang mengajarkan praktek-
prektekkepercayaan-kepercayaanIslam.Pesantrenmerupakan pengembangan
sistem halaqah yang didalamnya para murid harus mondok dan hidup dalam
zawiyah (kamar penyiapan) syaikhnya (guru tarikat)27Pesantren didefinisikan
sebagai suatu tenpat pendidikan dan pengajaran yang menekankan pelajaran
agama Islam dan didukung asrama sebagai tempat tinggal santri yang
bersifat permanen. Selanjutnya, pesantren adalah sistem pendidikan yang
melakukan kegiatan sepanjang hari, santri tinggal di asrama dalam suatu
kawasan bersama guru, kyai dan senior mereka.28
Dalam buku Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Istilah
Pondok Pesantren merupakan dua istilah yang menunjukkan kepada sesuatu
pengertian, suku Jawa menggunakan sebutan Pondok atau Pesantren dan
26 Nurchalis Majid, Bilik-Blilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta: Paramadina, 1997) cet. 1 Juni 1997, h. 19-20 27 Hilmy Muhammadiyah dan Sulthan Fathani, NU: Identitas Islam Indonesia (Jakarta: Lembaga Studi Agama dan Social (eLSAS), 2004), cet 1 November 1982, h. 18 28 Mujamil Qamar, Pesantren Dari Trnasformasi Metodologi menuju Demokrasi Institusi, (Jakarta: PT Erlangga. Tth), h.2
32
sering pula menyebutnya sebagai Pesantren. 29 Dalam buku Profil
Pesantren dikemukakan bahwa pengajaran agama Islam umumnya dengan
cara non klasikal, dimana seorang guru/kyai mengajarkan ilmu agama
Islam kepada santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam
bahasaArab oleh ulama-ulama Arab.
Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam dengan kyai
sebagai sentralnya dan mesjid pusat lembaganya. 30 Menurut M. Arifin,
Pondok Pesantrenberarti suatu Lembaga Pendidikan Agama Islam yang
tumbuh serta diakui masyarakat sekitar dengan sistem asrama (komplek)
dimana santri-santri menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian
atau madrasah yang sepenuhnya berada dibawah kedaulatan dari leadership
seorang atau beberapa orang kyai dengan ciri-ciri khas yang bersifat
karismatik serta independent dalam segala hal.31 Mukhyidin dalam tesis-nya
yang berjudul “Demokrasi Dalam Sistem Pendidikan Pesantren”
menyatakan pesantren adalah institusi yang memiliki sistem holistic dan
berkelanjutan dan saling terkait pada seluruh elemen yang ada mulai dari
visi, misi pesantren, pola kepemimpinan dan mana jemen pesantren,
kurikulum, proses pembelajaran, fasilitas dan lingkungan yang ada
kesemuanya menghadirkan nuansa dan nilai edukatif.32
29 Amirudin Rosayad dan Baihaki AK, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Departemen Agama RI, 1986), h. 53 30 M. Habib Chirzin M. Dawam Raharjo, Pesantren dan Pembaharuan, (Jakarta LP3ES,1995), cet. Ke-5 h.82 31 Hadimulyo, Dua Pesantren Dua Wajah Budaya, dalam M dawam Raharjo, Pesantren dan Pembaharuan (Jakarta : LP3es 1995), cet Ke-5 h.82 32 Mukhyidin, Demokrasi dalam System Pendidikan Pesantren, (Jakarta: UIN, Tesis, 2008) h. 183
33
Dari beberapa pendapat diatas pada dasarnya tidak menunjukkan suatu kontradiksi, melainkan lebih bersifat saling melengkapi.Sehingga walaupun terdapat perbedaan dalam melihat asal-usul kata pondokdan kata pesantren, namun tidak terdapat esensial. Oleh karena itu, secara sederhana pondok pesantren dapat diartikan sebagai lembaga untuk mempelajari, mendalami, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari, serta mengajarkan kepada santrinya kitab-kitab agama (Agama Islam) dan para santrinya tinggal bersama gurunya.
Maka peran pendidikan akhlak dalam membentuk karakter santri adalah suatu daya dan upaya untuk menumbuhkan atau membina perangai/perilaku, kebiasaan, sopan dan santun agama, kehormatan diri, adat, tabi`at, atau sesuatu yang baik bagi diri seseorang yang dilakukan secara bertahap sehingga mencapai batas kesempurnaanjati diri seseorang yang telah terbentuk dalam proses kehidupan oleh sejumlah nilai-nilai etis di milikinya, berupa pola pikir, sikap dan perilakunya.
BAB III
GAMBARAN UMUM
PONDOK PESANTTREN MODERN AL-HUSAINY
A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren modern Al-husainy
Sejarah singkat berdirinya pondok pesantren modern al-husainy
peneliti dapatkan dari hasil wawancara kepada Habib Ali Alwi Al-Husiny
yang merupakan Pengasuh dan Pendiri Pondok Pesantren Modern Al-husainy.
Pondok Pesantren ini terletak di kampung Pregi, Lengkong Wetan, Serpong,
Tangerang Selatan. Pesantren mulai dibangun pada bulan Oktober tahun 1991
di atas tanah seluas 1 hektar yang merupakan wakaf dari keluarga H. Sano.
Menurut Habib Ali awal mula berdirinya PPM AL-Husainy adalah berdasarkan
keinginan masyarakat sekitar yang ingin memperdalam ilmu keagamaan dan
ingin merubah tingkat ekonomi mereka menjadi lebih layak dari sebelumnya.1
Awalnya pondok pesantren ini diberi nama Pondok Pesantren Nur As-
Sholihat yang notabenenya merupakan Yayasan Pimpinan Hj. Syarifa
Alawiyah yaitu pendiri Yayasan Tarbiyah Nor As-Sholihat yang terletak di
kota Bambu, Jakarta Barat. Seiring berjalannya waktu dalam berapa tahun
kemudian pesantren ini berganti nama menjadi Pondok Pesantren Modern
Al-Husainy. Sebelumnya PPM Al-Husainy hanya mengelola bidang
pendidikan diniyah, yaitu pendidikan yang di fokuskan pada keagamaan saja.
Namun, karena adanya tuntutan zaman dan adanya keinginan dari masyarakat
sekitar,2
1 Wawancara pribadi dengan pengasuh PPM AL-Husiny tanggerang selatan 15 Agustus 2014, 18:42 2 Yayasan tarbiyah Nor As-Sholihat,Pondok Pesantren Modern Al-Husainy, Brosur pendaftaran santri baru ( Tanggerang selatan 2012-1013
34 35
Berdirinya PPM AL-Husainy merupakan keinginan dari masyarakat
muslim Lengkong Wetan, Tangerang Selatan dalam memperoleh pendidikan
umum dan keagamaan yang layak dan sesuai dengan keadaan ekonomi.Tidak
cukup sampai disitu, antusias masyarakat yang begitu besar mendorong
keluarga besar Hj. Syarifah Alawiyah untuk mendirikan pesantren.Tergambar
bahwa masyarakat sempat sangat menginginkan perubahan pola hidup dan pola
ritual keagamaan yang di nilai masih minim.Hal tersebut di sebabkan oleh
beragamnya budaya dan agama yang ada di kelurahan Lengkong Wetan,
Tangerang Selatan.Setidaknya ada tiga agama berbeda yang ada di Lengkong
Wetan tempat berdirinya PPM AL-Husainy, yaitu Islam, Kristen dan
Budha.Tempat peribadatan dari masing-masing agama ini pun berdekatan.3
Melihat antusias masyarakat Desa Lengkong Wetan terhadap
pelestarian nilai agama Islam di tengah-tengah keberagaman agama, Yayasan
Tarbiyah NorAs-Sholihat bersama dengan masyarakat akhirnya mendirikan
PPM Al-Husainy. Jika ditinjau dari sisi geografis, letak PPM AL-Husainy
berada di tengah perumahan Bumi Serpong Damai (BSD). Dengan demikian,
berdirinya Pondok Pesantren tersebut, dimaksudkan untuk mengembangkan
dakwah Islam ke daerah yang ada di sekitar Pondok Pesantren, khususnya bagi
kalangan umat muslim dan umumnya pada pemeluk agama lain.
B. Biogarfi Singkat Pengasuh Pondok Pesantren Modern Al-Husainy
Habib Ali bin Husain bin Thohir merupakan anak dari keturunan ke
empat seorang ulama besar di Hadramaut Yaman, yaitu Al-Qutub Al-Habib
3 Nana Supriatana, yayasan Tarbiyah Nor As-Sholihat, Pondok Pesantren Modern Al- Husainy, buku panduan masa orentas siswa ( MOS ) (Tanggerang selatan: Tahun ajaran 2012- 2013). 36
Abdullah bin Husain Bin Thohir, guru dari seorang ulama besar pengarang kitab Maulid Shimtu Al-Duror, yaitu Al-Habib Ali bin Muhammad Bin Husain
Al-Habsy. Ia merupakan putera kelahiran Indonesia tepatnya di ujung Timur
Maluku yang di kenal dengan “Tanah Raja Raja”, tempatnya di sebelah utara
Pulau Ambon yang merupakan Pusat Gerakan Islam di Maluku (Jazrah itu).
Kakeknya yang sangat mencitai ilmu merupakan pengarang kitab
Sulam Taufikyang di sarahi oleh seorang ulama besar Indonesia, yaitu Syaikh
Nawawi Tanara Banten, yang di jadikan bahan rujukan bagi pemula untuk mendalami Islam. Sehingga kitab ini banyak dibaca di seluruh pasantren yang ada di Indonesia. Dan ini menjadi sebuah isyarat bahwa suatu saat nanti Habib muda ini akan mengabdikan hidupnya dalam dunia ilmu dan dakwah di tanah
Banten. Sehingga pada usia 3 tahun ia sudah hijrah ke ibu kota Jakarta untuk menuntut ilmu. Di awali dari Madrasah Diniyah Al-mansuriyah Jembatan Lima
Kota, milik seorang ulama besar tanah Betawi yakni “Guru Mansyur” yaitu kakek buyut dari Da’i muda Yusuf Mansyur. Kemudian melanjutkan sekolahnya empat tahun di Madrasah Ibtidaiyah Al-Ittihad Tanah Abang.
Tahun 1978 Habib ini berangkat ke Jawa Timur dan Nyantri di Pondok
Pesantren Tebu Ireng, Jombang milik seorang ulama besar, murid dari Syaikh
Nawawi Tanara Banten yaitu Hadhorutus Syaikh Hasyim Asyari, kakek dari mantan ketua umum Nadhlatul Ulama (NU) dan Presiden Republik Indonesia ke 4 yaitu, KH. Abdurrahman Wahid yang di kenal GUS DUR.
Setelah 6 tahun nyantri di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang,
Beliau melanjutkan Studi-nya di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan mengambil jurusan Perbandingan Agama di Fakultas Ushuludin. Pada tahun 37
1985 semangatnya untuk berdakwah mulai timbul, di mulai pada tahun 1987
beliau menjuarai lomba Khutbah Jumat se-DKI, tahun 1988 menjuarai pidato
se-Jabodetabek, tahun 1989 menjadi juara umum Lomba Pidato tingkat
Nasional di Jakarta, yang pada saat itu juara keduanya adalah ustad Arifin
Ilham --Pengasuh Majelis Adzikroh. Di samping itu pun beliau sangat aktif
dalam organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan, hal itu dapat dilihat dari
keaktifannya sebagai Pembina Remaja Masjid DKI dan aktif di Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI).
Debutnya dalam dunia dakwah pun sudah mulai nampak, sehingga
Habib muda ini sering diundang berceramah di berbagai tempat di Jakarta
bahkan sampai keluar daerah, antara lain Cirebon, Tegal, Pekalongan,
Pemalang, Banyuangi, Banjar Masin, Aceh, Kutai, Batam, Padang sampai ke
Merauke, Papua.
Tahun 1991, kiprahnya dalam dunia pendidikan di mulai dengan
mendirikan Pondok Pesantren Al-Husainy di Tanah Banten tepatnya di
kampung Pregi, Lengkong Wetan, Serpong, Tangerang Selatan. Selama
bertahun-tahun, Habib muda ini kehidupannya di warnai dengan mengasuh dan
mendidik santri, serta berdakwah setiap hari.4
C. Profil Pondok Pesantren Modern Al-Husainy
Pondok Pesantren Modern Al-Husainy yang terletak di Kp. Perigi
Lengkong Wetan Serpong Tangerang Selatan-Banten mulai dibangun pada
bulan Oktober 1991 di atas tanah seluas 1 Hektar yang merupakan wakaf dari
keluarga besar H. Sano.
4 http//www.habibali-alhusiny.com. (Artikel diakses pada tanggal 17 Agustus 2014 pukul 22.15). 38
Pada awal mulanya pondok pesantren ini diberi nama pondok
pesantren Nur As-Sholihat yang notabenenya sebuah yayasan pimpinan Hj.
Syarifah Alawiyah yaitu Pendiri Yayasan Tarbiyah Nur As-Sholiyat yang
terletak di Jakarta Barat. Akan tetapi selang berapa tahun kemudian pesantren
ini berganti nama menjadi Pondok Pesantren Modern Al-Husainy.
Pada tahap Pertama Pondok Pesantren Al-Husainy hanya mengelola
bidang pendidikan diniyah. Kemudian karena adanya tuntutan zaman dan
adanya keinginan dari masyarakat sekitar pondok pesantren modern al-husainy
menambah bidang pendidikan, antara lain :
1. Taman Kanak-kanak Islam (TK)
2. Madrasah Ibtidaiyah (MI)
3. Madrasah Tsanawiyah (MTs)
4. Madrasah Aliyah (MA)
5. Madrasah Takhasus (MT )5
5 Yayasan tarbiyah Nor As-Sholihat,Pondok Pesantren Modern Al-Husainy, Brosur pendaftaran santri baru ( Tanggerang selatan 2012-1013). 39
D. Denah Lokasi Pondok Pesantren Modern Al-Husainy
U
RUANG KANTOR LANTAI 2 LANTAI 1
KAMAD & GURU RUANG RUANG RUANG
MI MTs Lab. Lab.
RUANG MTs MTs Bahasa
ASRAMA PUTRI
MTs RUANG Kelas RUANG
Ruang HALAMAN SEKOLAH
MI
MTs Kelas RUANG Ruang
RUANG
MI
N
Kelas RUANG Ruang PERPUSTAKAA
GERBANG LAPANGAN OLAH RAGA
WARTEL KANTOR
TU Asrama Putra
RUANG KETUA YAYASAN
1 LANTAI
GEDUNG TK LAB. KOMPUTER
LANTAI 2 LANTAI 40
E. Visi dan Misi Pondok Pesantren Modern Al-Husainy
Pondok pesantren sebagai Lembaga Pendidikan alternative yang
berfungsi sebagai penyokong suksesnya pendidikan di Indonesia. Hal ini
bukanlah hal yang main main, namun diperlukan sebuah keseriusan untuk
menjalaninya. Sebagai dasar dari kegiatan tersebut, sebuah lembaga dituntut
untuk memiliki kejelasan tentang visi misinya. Secara umum, visi dan misi dari
Pondok Pesantren Modern Al-Husainy adalah sebagai berikut:
1. Visi
Membentuk generasi yang beriman, berilmu,beramal, dan berahklak mulia
serta berkompetitif.
2. Misi
a. Beriman : Pondok Pesantren Modern Al-Husainy bertekad untuk
meningkatkan dan menambah keimanan para santri. Sebab kami
menyadari betapapun manusia mengalamikemajuan dalam bidang ilmu
Pengetahuan Tekhnologi (IPTEK) tetapi bila tidak dilandasi dengan
iman, maka hasil kemajuan itu bukan menjadi nikmat malah menjadi
laknat bagi manusia.
b. Berilmu: Pondok Pesantren Modern Alhusainy juga bertekad untuk
mengantarkan santri untuk menguasai Ilmu Pengetahuan dan Agama.
Dari proses ini di harapkan muncul “Religious Scientist”yang mampu
mengaktualisasikan Bahasa Agama kedalam Bahasa Sains Dan
Tekhnologi di era globalisasi dan informasi.
c. Beramal: menanamkan semangat pengabdian dalam mengamalkan ilmu
kepada santri. Sebab kami menyadari betapapun tinggi ilmu seseorang, 41
namun bila tidak membawa mamfaat bagi manusia, maka tidak ada
nilainya.
d. Berahklak Mulia: Pondok Pesantren Modern Al-husainy akan
membentuk akhlak mulia kepada para santri untuk menjaga nilai-nilai
keindahan ajaran Islam agar menjadi barometer di tengah-tengah erosi
moral zaman ini.6
F. Tujuan Didirikan Pondok Pesantren Modern Al-Husainy
Sementara tujuan di dirikannya pondok pesantren al-husainy ini dapat
dilihat dari kemauan masyarakat lengkong wetan dalam memperoleh
pendidikan keagamaan. Mereka mengiginkan sebuah wadah untuk memperoleh
pendidikan, baik pendidikan umum maupun agama.Mereka juga mengiginkan
meningkatkan dan merubah pola hidup dan pola ritual keagamaan mereka yang
masih minim.
Melihat antusias masyarakat Desa Lengkong Wetan terhadap
pelestarian nilai Agama Islam, Yayasan Tarbiyah Nur As-Sholihat bersama
dengan masyarakat akhirnya Mendirikan Pondok Pesantren Al-Husainy ini
ditengah perumahan bumi serpong damai (BSD) dan Bintaro dengan tujuan
untuk mengembangkan Dakwah Islam ke Daerah yang ada disekitar Pondok
Pesantren yang pada umumnya beragama Kristen.7
6 Yayasan tarbiyah Nor As-Sholihat,Pondok Pesantren Modern Al-husainy, Brosur pendaftaran santri baru ( Tanggerang selatan 2012-1013). 7 Nana Supriatana, yayasan Tarbiyah Nor As-Sholihat, Pondok Pesantren Modern Al- Husiny, buku panduan masa orentas siswa (MOS) (Tanggerang selatan: Tahun ajaran 2012-2013). 42
G. Program Kegiatan Pondok Pesantren Modern Al-husainy
PPM Al-Husainy menyelenggarakan kegiatan pendidikan formal
seperti sekolah dari tingkat Taman Kanak-Kanak Islam (TKI), Madrasah
Ibtidaiyah (MI), Madarasah Tsanawiyah (MTs), danMadrasah Aliyah (MA)
Jurusan IPS.
Untuk bidang kepesantrenan PPM AL-Husainy juga
menyelenggarakan pendidikan keagamaan yang bersifat formal pesantren
yaitu Madrasah Takhasus (MT) dengan kurikulum yang sudah di tetapkan oleh
Pondok Pesantren. Adapun pendidikan ekstrakulikuler yang di selenggarakan
di PPM AL-Husainy yaitu pramuka, keterampilan komputer, seni baca Al-
Qur’an, Santri Serba Guna (SSG), koperasi, Pelatihan Dasar Kepemimpinan,
Seni Musik Marawis, Hadrah, Qosidah dan Pelatihan Kader Muballigh
(Muhadharah). Dalam aktifitasnya, santri PPM AL-Husainy di setiap Sabtu
malam melakukan kegiatan khuruj Dakwah (khusus putra). Kegiatan ini adaah
berdakwah kemasjid/musholla sekitar, yang di laksanakan oleh 5-8 santri
perkelompok dengan bimbingan santri senior. Selain kegiatan tersebut PPM
Al-Husainy juga mengadakan pengajian mingguan untuk masyarakat sekitar8
a. Jadwal Harian
NO JAM KEGIATAN 1 04.00-04.30 Qiyamul-Lail 2 04.30-05.00 Shalat Subuh 3 05.00-05.30 Pembacaan Wirid 4 05.30-06.30 Pengajian Kitab Kuning 5 06.30-07.00 Mandi pagi dan Sarapan 6 07.15-12.30 Sekolah Umum 7 12.30-13.00 Shalat Dzuhur &Wirid
8 Wawancara pribadi dengan Habib Ali, Pengasuh Pondok pesantren modern Al- Husainy,Tanggerang selatan 15 Agustus 2014 18:42 43
8 13.00-14.45 Makan dan Istrahat Siang 9 15.00-16.00 Shalat Ashar&Wirid 10 16.00-17.00 Takhasus 11 17.00-18.00 Makan Sore dan Persiapan Sholat magrib 12 18.00-19.15 Pengajian kitab Kunig 13 19.15-20.00 Shalat Isya’ 14 20.00-22.00 Belajar kelompok & Muhadharoh Sumber: brosur pendaftaran santri baru9
H. Struktur Organisasi Kepengerusan pondok pesantren Modern Al-
Husainy
Setiap organisasi yang ada di PPM Al-Husainy berada dalam naungan
Majlis Pembina Santri (MPB). Organisasi-organisasi santri yang ada di PPM
Al-Husainy berfungsi sebagai wadah aktifitas santri yang mempunyai tanggung
jawab kepada semua kegiatan yang berada di Pondok Pesantren Modern Al-
Husainy.
Organisasi-organisai tersebut antara lain:
1. Ikatan Santri Al-Husainy (INSANY) adalah organisasi intra yang
berfungsi membantu tugas-tugas Majelis dan bertanggung jawab,sesuai
kegiatan dan program pondok pesantren.
2. Organisasi Intra Sekolah (OSIS) adalah organisasi intra yang bertanggung
jawab kepada semua kegiatan dan program sekolah.
3. Himpunan Mutakharijun Al-Husainy (HIMA) sebagai wadah dalam
pengkaderan da’i muda untuk dakwah Islam kepada masyarakat secara
umum.
9 Yayasan tarbiyah Nor As-Sholihat,Pondok Pesantren Modern Al-Husainy, Brosur pendaftaran santri baru ( Tanggerang selatan 2012-1013). 44
STRUKTUR KEPENGURUSAN PONDOK PESANTREN MODERNAL-HUSAINY
Pengasuh
Bendahara Ketua Yayasan Skretaris
MTT MA MRS MDI MDI Mudabbir PA/PI Insany
QTT QA QRS QDI
Santri QDI Keterangan :
MTT : Majlis Tarbiyah Wa Al-Taklim MA : Majlis Ammi MRS : Majlis Riyadhah Wa Al-Shihah MDI : Majlis Dakwah Islam QTT : Qismuh Tarbiyah Wa Al-Taklim QA : Qismu Ammi QRS : Qismu Riyadhah Wa Al-Shihah QDI : Qismu Dakwah Islamiyah10
Data Santri yang terdapat di PPM Al-Husainy
Setelah diakomulasikan data santri yang ada di PPM Al-Husainy adalah 257
santri yang terdapat dari laki-laki sebanyak 143 santri dan perempuan 114
santriwati.11
10 Dokumentasi PPM Al-Husainy 11 Sumber :Dokumentasi Pondok Pesantren Modern Al-Husainy
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISA DATA
Berdasarkan uraian dan temuan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis mengenai pola komunikasi organisasi dalam pembinaan Akhlak Islami
Santri di Pondok Pesantren Modern Al-Husainy, maka terdapat 2 (dua) pola komunikasi, yaitu pola roda dan pola lingkaran, sebagaimana yang dijelaskan pada Bab II sebelumnya.
A. Pola Roda
Pada pola roda penulis menilai bahwa komunikasi organisasi yang
terjadi di PPM Al-Husainy adalah keempat unsur komunikator yang ada di
pesantren tersebut, yaitu mudir (pengasuh), pembina, ustadz, santri senior, dan
santri umum, yang masing-masing terlibat dalam komunikasi yang intens yang
berpusat pada diri mudir (pengasuh). Dalam hal ini mudir (pengasuh)
memberikan wewenang kepada para pengurus pesantren (pembina, ustadz,
dan santri senior) untuk mengayomi dan membina akhlak para santri di
pesantren al-Husainy tersebut. Sebagaimana diungkapkan oleh Habib Ali
dalam wawancara dengan penulis, yaitu: “... jadi saya memberikan
kepercayaan kepada pengurus-pengurus di sini untuk berperan aktif
mengayomi santri dalam membentuk Akhlak, yang dibantu oleh pembina dan
santri senior.”1 Walaupun demikian, pandangan mudir (pengasuh) ini
ditambahkan oleh salah satu ustadz al-Husainy, yaitu ustadz Anwar. Dia
mengatakan bahwa: “Walaupun terkadang dalam pembinaan ini dipasrahkan
1 Wawancara pribadi dengan Habib Ali Pengasuh PPM Al-Husainy
45 46
atau yang banyak berperan adalah pengurus beserta santri senior. Mudir tetap
melakukan kontrol kepada kami...”. Di samping mudir (pengasuh)
mempercayakan pembinaan santri kepada segenap pengurus, beliau juga
secara langsung memberikan wejangan dan nilai-nilai akhlak kepeda para
santri melalui kajian kitab kuning, sebagaimana ustadz Anwar katakan bahwa:
”... Beliau punya bagian mengisi jadwal mengajar kitab kuning”2
Dari informasi dan penjelasan tersebut di atas, jika diadaptasikan
dengan pola roda.
Pembina
Santri Ustadz Pengasuh
Santri Senior
Sebagaimana roda yang memiliki titik sentral sebagai penghubung
terhadap bagian lain agar seluruh system kemudi dapat berjalan dengan lancar,
maka pola roda yang terdapat di PPM Al-Husainy juga memiliki suatu titik
sentral, yakni Pengasuh. Artinya, meskipun Pengasuh terkadang memberikan
wewenang kepada Pembina, Ustad ataupun Santri Senior namun beliau
(Pengasuh) tetap menjadi pusat instruksi bagi mereka.
2 Wawancara pribadi dengan ustadz anwar di ppm al-husiny 19:41 WIB, 19 September 2014 47
B. Pola Lingkaran
Pada pola lingkaran penulis menilai bahwa komunikasi organisasi
yang terjadi di PPM Al-Husainy adalah keempat unsur komunikator yang ada
di pesantren tersebut, yaitu Mudir (pengasuh), pembina, ustadz, santri senior,
dan santri umum, yang masing-masing terlibat dalam komunikasi dengan
memiliki kapasitas yang sama. Artinya tidak ada yang menjadi pusat atau
mendominasi dalam komunikasinya, semua pihak memiliki kesempatan yang
sama untuk menyampaikan informasi. Penulis menilai pola ini lebih efektif di
terapkan karena tidak adanya unsur dominan dalam proses penyampaian
pesan, karena terjadi secara langsung, semua unsur yang terlibat bisa
mempengaruhi anggota lainnya. Seperti yang diungkapkan oleh Rizki
Hidayatullah, salah satu santri binaan di PPM Al-Husainy, ”Menghapal
mufrodad, takhasus, diskusi dan banyak juga kegiatan yang di sekolah seperti
pramuka, latihan hadrah dan lain-lain.”3 Jika diperhatikan pada ungkapan
tersebut Rizki menyebutkan kegiatan diskusi. Sebagaimana diketahui biasanya
diskusi dilakukan oleh banyak orang dan penyampaian materi tidak dilakukan
oleh satu orang namun senantiasa berganti di tiap pertemuan. Hal ini juga
diterapkan pada kegiatan diskusi yang dilakukan di PPM Al-Husainy. ”...kalau
diskusi itu terjadwal berdasarkan kesepakatan pada saat diskusi sebelumnya
dan yang jadi pemateri tidak harus Ustadz atau pembina terkadang santri juga
menjadi pemateri.”4 Ungkapan lain juga disebutkan oleh salah satu santri di
3 Wawancara pribadi dengan Rizki Hidayatullah, santri, PPM Al-Husainy, pada 09 September 2014. 4 Wawancara pribadi dengan Rizki Hidayatullah, santri, PPM Al-Husainy, pada 09 September 2014. 48
PPM dalam wawancaranya dengan penulis. Ketika penulis menanyakan
tentang kegiatan-kegiatan yang sering berlangsung di PPM AL-Husainy,
Abdul Qodir mengatakan, ”Banyak, seperti belajar kitab kuning, komputer,
intensif, muhadharah dan amsilati.”5 Fokus dari ungkapan ini adalah mengenai
kegiatan intensif, penulis menilai kegiatan intensif yang di lakukan di PPM
Al-Husainy yang dikemas dengan belajar kelompok merupakan kegiatan yang
sangat mendorong dalam memaksimalkan kegiatan pembinaan Ahklak yang
sifatnya positif terhadap Santri. Ungkapan Abdul Qodir juga di tambahkan
oleh habib Husein salah satu pembina di PPM Al-Husainy. ” Dalam
pembinaan ini banyak kegiatan yang di lakukan oleh temen-temen pengurus
terhadap santri, seperti adanya qiyamul lail,terus di wajibkannya sholat
berjamaah setiap waktu dan ada juga intensif yang di lakukan di luar jam
sekolah yang di kemas dengan belajar kelompok dari masig-tingkatan
sekolah.”6
Dari informasi dan penjelasan tersebut di atas, jika diadaptasikan dengan
pola lingkaran
Pengasuh
Santri Pembina
Santri Senior Usatadz
5 Wawancara pribadi dengan Abdul Qodir, santri PPM Al-Husainy pada 9 September 2014 6 Wawancara pribadi dengan Habib Husein, Dewan Pembina PPM Al-Husainy 49
Melihat bagan pola lingkaran yang terjadi di PPM Al-Husainy,bahwa
komunikasi yang di lakukan adalah komunikasi dua arah (two way
communication) komuikasi tersebut memberikan feedback kepada masing-
masing pihak yang dilakukan oleh semua unsur, mulai dari Mudir (Pengasuh),
Pembina, Ustadz, Santri senior samapi Santri binaan.
C. Pendukung dan Penghambat dalam Pembinaan Ahklak Islami Santri di
PPM Al-Husainy
1. Pendukung utama yang menunjang pada Pola Komunikasi dalam
pembinaan Ahklak diantaranya adalah:
a. Bahasa
Bahasa merupakan penyambung komunikasi, maka para pengurus pun
juga menerapkan bahasa yang mudah dimengerti oleh santri. Bahasa
yang diterapkan adalah bahasa orang tua kepada anaknya. Bahasa
tersebut termasuk lisan/tulisan. Bahasa lisan menjadi yang paling utama
karena meliputi tutur kata yang sopan dan mencerminkan bahwa
sesungguhnya seorang muslim yang mempunyai akhlak islami yang
tercermin dari dirinya.
b. Keaktifan Santri
Santri yang aktif menjalani proses pendidikan baik di lingkup pesantren
ataupun di sekolah menjadi pendorong untuk para santri lainnya.
Mereka juga saling menyemangati untuk tidak hanya berdiam diri,
namun memelejari skill dan hobby melalui kegiatan penunjang sebagai
bekal untuk mempunyai nantinya ketika lulus Pesantren ataupun
sekolah. Salah satu santri yang sering dipanggil dari pesantren untuk 50
mengajar hadroh dan samman. Selain itu, ada juga santri yang sudah
menjadi anggota pramuka di sekolahnya.Itu merupakan keaktifan para
santri yang bisa menjadi motivasi untuk santri lainnya khususnya
mereka yang berada di jenjang tingkat pendidikan di bawahnya.
2. Penghambat Pembinaan Akhlak Islami di PPM Al-Husiny
Dalam proses pembinaan akhlak Islami di PPM Al-Husainy,
banyak terjadi kendala yang dihadapai oleh para pengurus PPM Al-
Husainy maupun para santri tersebut. Hambatan yangdihadapi juga
terbagi menjadi dua jenis, yakni penghambat dari intern mapun dari
ekstern. Beberapa faktor penghambatnya diantaranya adalah:
a. Penghambat dari dalam/ intern
1) Waktu
Faktor waktu merupakan kendala yang dimiliki para
pengurus dan santri dalam proses pembinaan akhlak Islami.
Mengingat bahwa para pengurus pesantren juga merupakan seorang
tenaga pengajar/ guru disekolah. Jadi waktu yang dimiliki oleh para
pengurus sangat terbatas. Apalagi para pengurus juga sering
mendapat undangan dari luar sekolah. Jika ada kegiatan dadakan,
dan ingin melakukan pertemuan, maka komunikasi yang terjadi pun
tidak berlangsung baik. Seperti yang diungkapkan oleh Habib
Husein selaku dewan Pembina di PPM Al-Husainy,“Komunikasi
pun kalau memang terpaksa harus bertemu dengan mereka
konsentrasinya sudah berkurang, tidak fokus.”7
7Wawancara Pribadi dengan Habib Husein, Dewan Pembina PPM Al-Husainy.Tangse l9 September 2014 51
Selain itu, dari pihak santri juga memiliki keterbatasan
waktu karena pada umumnya para santri bersekolah di sekolah
formal, yang mempunyai peraturan yang berbeda dengan
pesantren.Dan jika ada pertemuan, paling tidak ada beberapa santri
yang tidak bisa mengikuti karena mereka terbentur dengan kegiatan
yang ada disekolahnya. Para pengurus pun juga memaklumi hal
tersebut.
2). Perilaku.
Faktor prilaku santri juga menjadi hambatan dalam pembinaan
aklak islami di PPM Al-Husainy seperti yang di sampaikan oleh
Habib Husein dewan Pembina di PPM Al-Husainy “sekolah kita
tidak di isolasi buat anak-anak pesantren saja, tapi juga bercampur
dengan orang luar. Sehingga pergaulannya di sekolah itu kadang
sulit di control untuk pergaulann dengan temen-temennya,sehingga
ada pengaruh jelek kepada anak-anak santri kita khususnya santri
yang tinggal di pesantren”8
b. Penghambat dari luar/ ekstern
Faktor penghambat juga datang dari lingkungan, lingkungan
ini juga menjadi perhatian pengurus PPM Al-Husainy dalam
melaksanakan pembinaan Akhlak islami santri di PPM Al-Husainy,
karena di nilai menjadi penghambat santri dalam proses pembinaan
akhlak islaminya. Salah satunya adalah lingkungan tempat tinggal
pergaulan mereka, kurangnya pengawasan secara penuh dan terbukanya
8 Wawancara Pribadi dengan Habib Husein, Dewan Pembina PPM Al-Husainy. Tangse l9 September 2014 52
pesantren secara giorafis dan kedekatan jarak dari perumahan warga, sehingga terkadang ada sebagian santri yang keluar dari pesantren tanpa izin dari pengurus PPM Al-husainy bermain kerumah warga.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan temuan hasil penelitian yang dilakukan oleh
penulis mengenai pola komunikasi organisasi dalam pembinaan Akhlak Islami
Santri di Pondok Pesantren Modern Al-Husainy, maka terdapat 2 (dua) pola
komunikasi, yaitu pola roda dan pola lingkaran.
1. Pada pola roda penulis menilai bahwa komunikasi organisasi yang terjadi di
PPM Al-Husainy adalah keempat unsur komunikator yang ada di pesantren
tersebut, yaitu mudir (pengasuh), pembina, ustadz, santri senior, dan santri
umum, yang masing-masing terlibat dalam komunikasi yang intens yang
berpusat pada diri mudir (pengasuh). Dalam hal ini mudir (pengasuh)
memberikan wewenang kepada para pengurus pesantren (pembina, ustadz,
dan santri senior) untuk mengayomi dan membina akhlak para santri di
pesantren Modern Al-Husainy
2. Pada pola lingkaran penulis menilai bahwa komunikasi organisasi yang
terjadi di PPM Al-Husainy adalah keempat unsur komunikator yang ada di
pesantren tersebut, yaitu Mudir (pengasuh), pembina, ustadz, santri senior,
dan santri umum, yang masing-masing terlibat dalam komunikasi dengan
memiliki kapasitas yang sama. Artinya tidak ada yang menjadi pusat atau
mendominasi dalam komunikasinya, semua pihak memiliki kesempatan
yang sama untuk menyampaikan informasi. Penulis menilai pola ini lebih
efektif di terapkan karena tidak adanya unsur dominan dalam proses
penyampaian pesan, karena terjadi secara langsung, semua unsur yang
53 54
terlibat bisa mempengaruhi anggota lainnya tren al-Husainy tersebut
3. Pendukung yang dimilki oleh PPM Al-Husainy dalam membina akhlak
islami santri adalah : Bahasa dan Keaktifan Santri
4. Faktor yang menjadi penghambat dalam proses pembinaan akhlak islami
para santri di lingkungan pesantren adalah : Waktu, Perilaku dan
lingkungan.
B. Saran-Saran
untuk terus meningkatkan pembinaan Ahklak Islami Santri di PPM
Al-Husainy. maka di perlukan saran-saran saran yang pertama masalah waktu
1. Masalah waktu yang menjadi penghalang jajaran pengurus yayasan
seharusnya lebih difokuskan ulang. Seluruh pengurus PPM Al-Husainy
harus kembali membentuk komitmen mengenai waktu. Selain itu juga,
komunikasi pun harus tetap terjalin secara intens. Komunikasi melalui
media apapun bisa dilakukan, untuk tetap menjaga kekompakan dan
kesolidan pengurus serta tali silaturahmi yang baik antar seluruh pengurus
dengan para santri.
2. Mengenai keaktifan santri yang positif di lingkungan sekolah. Mereka
mampu mengikuti seluruh kegiatan aka demik maupun ekstra kurikuler
lainnya. Untuk itu, ada baiknya di PPM Al-Husainy lebih di
programkankembalimengenaikegiatan-kegiatan yang menunjangskill dan
bakat mereka. Seperti diadakannya kegiatan workshop/ pelatihan sebulan
sekali dengan memanggil tenaga ahli dari lingkungan luar Pesantren, dan
setiap bulannya berganti tema sesuai dengan kebutuhan santri. Tujuannya
agar para santri bisa di arahkan sesuai dengan kemampuan yang mereka 55
miliki untuk siap menunjang karir setelah lulus sebagai santri di Pondok
Pesantren Modern Al-Husainy.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Ahmad. Etika Ilmu Akhlak. Jakarta: PT Bulan Bintang. 1995.
Arifin, M. Ilmu Pendidikan. Jakarta: BumiAksara. 1991
Arni, Muhammad. Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2009.
Aziz, Moh. Ali. Ilmu Dakwah. Jakarta: Preneda Media. 2004.
Bakti, Azdu Nusa. http://pendidikansosiologi. blogspot.com /2012/01/ potretkurikulum-keagamaan-pada-sekolah. Html.
Birowo, Antonius. Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Gintanyali. 2004.
Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kualitatif; Aktualisasi Metodoiligis kearah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2004.
Chairul, Akhmad. Ensiklopedi Akhlak Nabi SAW. Definisi Akhlak. http://www.republika.co.id/berita/duniaislam/khazanah/12/01/19/l xzga4-ensiklopedi-akhlak-nabi-saw-definisi-akhlak.html diakses 18 Agustus 2014.
Dahlan, M. Alwi. Manusia Komunikasi. Komunikasi Manusia. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.
Daradjat, Zakiah. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang. 1979.
Davito, Joseph A.. Komunikasi Antar Manusia. Penerjemah: Agus Maulana. Jakarta: Profesional Books. 1997.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 2003.
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2007.
Fauqi, Hajjaj Muhammad. Tassawuf Islam dan Akhlak. Jakarta: Amzah. 2011. http://www.psychologymania.com /2013/08/ pengertian-pola-komunikasi.html di akses pada 18 Agustus 2014.
Masmuh, Abdullah. Komunikasi Organisasi Dalam Persfektif Teori Praktek. Malang. 2008.
Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2008.
57 58
Moleong, Lexy J.. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2007.
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2007.
Nasrullah, Rulli. Komunikasi Antar Budaya di Era Budaya Cyber. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2012.
Nata, Abudin. Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2010.
Poerwadarminta, W. J. S.. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang. 1979.
Proyek Penerangan Bimbingan Dakwah Agama, Bimbingan Rohani Islam Pada Darmawanita. Jakarta: Departemen Agama. 1984.
Roudhonah. Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2007.
Thariq, Muhammad dan Faisal Umar. Sukses Menjadi Pemimpin Islam. Jakarta: Maghfiroh Pustaka. 2005.
Warner, W. Liod Dkk. Manager, Latar Belakang Kepribadian dan Peranannya. Semarang: Dahara Prize. 1992.
Yunus, Mahmud. Kamus Bahasa Arab-Indonesia. Jakarta: Yayasan Penafsiran Al-Qur’an. 1973.
Nama : Habib Ali Al-Husainy Jabatan : Pengasuh(Mudir) PPM Al-Husainy Hari/Tanggal : Sabtu, 16 Agustus 2014 Waktu Wawancara : 19:23 -21:00 Tempat Wawancara : Pondok Pesantren Modern Al-Husainy
1. Tanya : Sudah berapa lama Yayasan PPM Al-Husainy berdiri?
Jawab : sudah 24 tahun pesantren ini erdiri. Waktu itu pada tahun 1991
2. Tanya : Apa yang melatarbelakangi berdirinya
Jawab : pertamakali kan saya ceramah disini,selesai ceramah ada orang yang
mau mewakafkan tanahnya untuk di di jadikan pesantren disini,akhirya saya
terima untuk di bangun pesantren,terus banyak permintaan dari masyarakat untk
di jadikan pesantren karena mengingat minimnya pengetahuan keagamaan yang
ada di kampung lengkong ini, dan meningkatkan kemajuan masyarakat baik dari
segi pendidikan maupun ekonome.
3. Tanya: Apa Visi Dan misi dari PPM ini ?
Jawab : Membentuk generasi yang beriman, berilmu, beramal, dan berahklak
mulia serta berkompetitif.
4. Tanya : Program apa saja yang sangat di tekannkan di PPM Al-Husainy?
Jawab: kalau program sebetulnya banyak ,tapi ada yang sangat di tekankan
untuk memperbaiki akhlak santri disini ,sepert Sholat berjamaah,berzikir
sebelum sholat, belajar kitab kuni (taklimul mutaallim)dan ada juga program
yang bentuknya berceramah ,dan itu di lakukan langsung terjun kemasyarakat.
5. Tanya : Siapa saja yang ber peran aktif dalam pembinaan akhlak islami santri di PPM ini?
Jawab : Pembinana,pengurus dan santri senior.
6. Tanya : Bagaimana proses pola komunikasi yang Bapak terapkan dalam
membina santri tersebut?
Jawab : saat ini kan saya lagi menjabat DPD RI Provensi ya, jadi saya
memberikan kepercayaan kepada pengurus-pengurus pengurus disini untuk
berperan aktif mengayomi santri dalam memtuk akhlak yang baik dan di bantu
oleh Pembina dan santri senior, akan tetapi ,saya tetap melakukan control kepada
mereka walupun kurang itens.jadi walaupun bukan saya yang turun langsung
semua ustad berperan, Ustadz ini mengajar Akhlak. Ustadz itu mengajarkan Al-
Quran, fiqih, sesuai bidang masing-masing. Abis Ashar, Maghrib bersama. Santri
dipisahkan sesuai umurnya. Yang , SMP, dan SMA berbeda dan tidak
bersamaan, karena materinya berbed
7. Tanya : Apa harapan Bapak ke depan untuk santri PPM ini?
Jawab : harapannya ketika nanti sudah lulus dari pesantren ini , bisa
menegakkan syariat islam dan dapat di harapkan oleh bangsa dan Negara dan
mendapat ilmu yang berfaat tentunya
8. Tanya :Apa rencana ke depan yang dilakukan untuk PPM ini?
Jawab : kalau rencana kedepannya saya akan terun s meningkatkan pesantren ini
yang lebih baik dari sebelumnya.
Pewawancara Nara Sumber
Hasbul Habib Ali Al-Husainy Nama : Rizki hidayatullah Umur : 14 Tahun Status : Santri PPM Al-Husiny Waktu Wawancara : Selasa,September 2014 14:00-14:30 Tempat Wawancara : Pondok Pesantren Modern Al-Husainy
1. Tanya: Sejak kapan adik nyantri di Pesantren ini?
Jawab: Saya masuk pesantren ini pada tahun 2010
2. Tanya: Darimana adik mengetahui PPM ini?
Jawab : Dari kaka saya, soalnya kaka saya juga pernah nyantri disini
3. Tanya : Apakah adik merasa senang mengikuti semua kegiatan di PPM ini?
Jawab: senang sekali, karena saya bisa belajar dengan temen-temen yang baru
4. Tanya :Bagaimana pendapat adik mengenai para pengajar/ustadz di PPM ini?
Jawab : bagus , enak ,baik, Soalnya pengurusnya itu kaya ga ada jarak, kaya
kaka atau orang tua sendiri
5. Tanya : Materi apa saja yang sudah diberikan oleh pengajar/ ustadz selama adik
nyantri di sini?
Jawab: Alhamdulilah lumayan banyak ,seperti ilmu fiqih,taklmul muataallim
dan banyak jua yang lainnya.
6. Tanya : Kegiatan apa yang sering di jalankan di PPM ini?
Jawab: menghapal mufrodad, Takhasus,dan banyak juga kegiatan yang di
sekolah kaya pramuka,terus latian hadroh Dll
7. Seperti apa gambaran kegiatan yang adek sebutkan tadi?
Jawab : kalau mofrodad itu menghafal seperti bahasa arab lalu di setor,kalau
pramuka itu bagian luar jam sekolah,hadro juga kaya gitu, kalau diskusi itu
terjadwal berdasarkan kesepakatan pada saat diskusi sebelumnya dan yang jadi pemateri tidak harus Ustadz atau pembina terkadang santri juga menjadi pemateri
8. Tanya : Apakah adik merasa ada kekurangan dalam hal pengajaran di PPM ini?
Jawab: kalau masalah kurang terkadang ada, apa lagi di sekolah kalau gurunya
tidak datang dan tidak ada penggantinya,
9. Tanya : Selain kegiatan di Pesantren, apakah ada kegiataan keagamaan lain di
luar?
Jawab: Sebetulnya dari pesantren ada kegiatan ke luar yang namanya Khuruj
tapi saya tidak ikut.
10. Tanya: Apakah adik merasakan perubahan dan perbedaan dari dalam diri untuk
menjadi lebih baik dari sebelumnya dalam hal kegiatan islami seperi solat/
mengaji/ membaca doa untuk orang tua/ berakhlak sopan dan santun terhadap
semua orang dan lain lain?
Jawab: Sangat merasakan ,setelah mondok disini banyak perilaku saya ng
berubah, yang perama kurang baik alhamdulilah menjadi baik. Alhamdulilah
juga sudah bisa mengaji,dan sholat berjemaah.
Pewawancara Nara Sumber
Hasbul Rizki Hidayatullah
Nama : Ustad Anwar Jabatan : Ustadz/ Pembina Hari/Tanggal : 9 Septeber 2014 Waktu Wawancara : 18:45-19-30 Tempat Wawancara : Pondok Pesantren Modern Al-Huainy
1. Tanya: seperti apa pembinaan akhlak Islami terhadap santri di PPM Al-
Husainy ini?
Jawab : Pembinaan Ahklak islami santri disini di tekankan dengan pendekatan
persuasive,karena terkadang santri masih banyak yang males malesan, karena
mengingat juga santri yang mem punyai latar belakang berbeda-beda.jadi harus
bener-bener pendekatannya kaya keluarga sendiri.
2. Tanya: Bagaimana proses pola komunikasi yang Bapak terapkan dalam
membina santri di PPM ini?
Jawab : Disini kan yang berperan aktif kan Pembina pengurus dan sntri senior,
walaupun di pembinaan ini di pasrahkan atau yang banyak berperan adalah
pengurus beserta santri senior,Mudir tetap melakukan kontrol kepada
kami,apalagi juga beliau punya bagian mengisi jadwal mengajar kitab kuning.
3. Tanya: Menurut Ustadz, apakah pola komunikasi yang di terapkan sudah
berjalan dengan efektif?
Jawab: Alahmdulilah selama ini berjalan efektif ya walaupun masih ada kendala
kendala yang perlu di perhatikan, tapi semua itu adalah proses dari pembinaan
ini.
4. Tanya: apa saja penghambat yang Ustadz hadapi saat proses berlangsungnya
pembinaan akhlak islami santri di PPM Al-Husainy ini?
Jawab: kalau penghambat pasti ada, apa lagi santri masih terkadang males malesan untuk ikut kegiatan,terus ada juga pergaulan temen-temen yang
terkadang dekat dengan siswa di luar pesanren itu juga jadi penghambat,
5. Tanya: apa pendukung yang Ustadz hadapi saat berkomunikasi dengan santri
dalam pembinaan akhlak dan mental santri?
Jawab : kalau pendukung ,kita selalu menjaga kekompakan dan pengasuh juga
tiap hari mengontrol kami dalam menjalani kegiatan,sehingga kami juga merasa
terjaga dan bertanggung jawab dalam pembinaan santri disini.
6. Tanya: Apa usaha yang dilakukan Ustadz dalam menghadapi hambatan proses
berlangsungnya pembinaan Ahklak islami santri di PPM Al-Husainy?
Jawab: yang pertama saya dan pengurus lainnya tidak pernah putus asa selalu
mencari solusi kalau misalnya ada hal yang kurang baik di PPM ini,yang kedua
kami selalu menegakkan peraturan yang sudah di tentukan, kalu misalnya ada
yang melangar tetap kami hukum,selain itu jadi solusi dan menumbuhkan rasa
kedisiplilan kepada santri.
7. Tanya: Apa Harapan Ustadz Ke Depan untuk santri di PPM ini?
Jawab: Harapan Kedepannya Saya Dan Pengurus Disini Berharap Supaaya
Santri Menjadi Lebih Baik Mempunyai Akhlak Yang Baik Dan Bermanfaat Bagi
Masyarakat.
Pewawancara Nara Sumber
Hasbul Ustad Anwar
Nama : Habib Husein Jabatan : Dewan Pembina Hari/Tanggal : Selasa,September 2014 Waktu Wawancara : 19:40-20:42 Tempat Wawancara : PPM Al-Husainy
1. Tanya : Bagai mana tentang pembinaan di PPM ini?
Jawab : Mengenai pembinaan disini, karena pesantren itu sebagai pusat
pendidikan,yang kita tekankan adalah khlak dalam pergaulan sehari hari sama
temen-temennya atupun di masyarakat umum , oleh karena itu pesantren kita
tidak tertutup selayaknya pesantren modern.seperti ada kegiatan sosial di
masyarakat ,santri disini sudah mulai di ikutkan tujuannya supaya kegiatan itu
bisa di dijadikan bahan pengkajian dan pembelajaran, di saat mereka pulang
kerumah nanti, untuk merenung dan berpikir yang membawa manfaat dalam
bidang pengetahuan, dan sosial. Pada akhirnya terjadi evaluasi dalam diri
mereka untuk mau melihat objek yang dipelajari.
2. Tanya: Seperti apa pembinaan Akhlak Islami Santri di PPM Al-Husainy?
Jawab : pembinaan di pesantren ini kita selalu menekankan seperti
kekeluargaan, baik antara dewan pembina, pengurus, dan santri senior. Supaya
santri betah dan merasa tidak ada beban ,sehingga tidak males malesan dalam
menjalankan kegiatan sehari harinya.
3. Tanya : Akhlak seperti apa yang harus di miliki oleh para santri?
Jawab : Akhlak yang sesuai dengan syariat Islam,itu yang harus di miliki oleh
santri dengan mempelajari ilmu-ilmu agama, Pada hakikatnya mendalami ilmu
agama. Langkah-langkahnya yang pertama memberikan pemahaman, kemudian
mengaplikasikan, kemudian mereka ini hidup di dalam satu masyrakat harus saling memberi penghormatan sesuai dengan nilai-nilai agama
4. Kegiatan apa saja yang di lakukan terhadap santri dalam pembinaan ahklak islami
ini?
Jawab : Dalam pembinaan ini banyak kegiatan yang di lakukan oleh temen-temen
pengurus terhadap santri, seperti adanya qiyamul lail,terus di wajibkannya sholat
berjamaah setiap waktu dan ada juga intensif yang di lakukan di luar jam sekolah
yang di kemas dengan belajar kelompok dari masig-tingkatan sekolah.
5. Tanya: Bagaimana proses pola komunikasi yang Bapak terapkan dalam
membina santri tersebut?
Jawab : kalau proses pola komunikasi, kita sebagai pembina disini kan juga
punya kegiatan mengajar di sekolah , jadi pembina itu memberikan wewenang
yang lebih kepada santri senior untuk melakukan pendekatan pendekatan secara
sikologis,karena mereka yag di anggap dekat dengan santri terutama santri baru,
akan tetapi pembina dan pengurus tidak menutup kemungkina juga turjun
langsung.
6. Tanya :Faktor penghambat apa saja yang menjadi hambatan dalam
melaksanakan pembinaan di PPM Al-Husainy ini?
Jawab: sekolah kita tidak di isolasi buat anak-anak pesantren saja tapi juga
bercampur dengan orang luar. Sehingga pergaulannya di sekolah itu kadang sulit
di control untuk pergaulann dengan temen-temennya,sehingga ada pengaruh
jelek kepada anak-anak santri kita khusnya santri yang tinggal di pesantren dan
itu juga kami anggap sebagian dari hambatan dalam proses pelakasanaan
pembinaan aklak santri
7. Tanya : Bagai mana solusinya dalam menghadapi hambata hambatan dalam pembinaan di PPM Al-Husainy ini?
Jawab : Solusinya ita tetep pasang temen-temen mereka satu kelas untuk
menjaga meraka mengawasi dan mencatat pelanggaran pelanggaran yang
melanggar di sekolah,seperti tidak boleh membawa alat komunikasi,dan tidak
boleh keuar pondok jauh-jauh,dan juga Biasanya orang-orang di musholla itu
kan, tokoh-tokoh yang dianut oleh anak-anak. Kita melalui beliau, menjalin
komunikasi untuk saling membantu mengenai pembinaan-pembinaan, jika ada
anak Santri yang menyimpang perilaku untuk diinformasikan kepada kami
8. Tanya : Apa harapan Habib ke depan untuksantri binaan Yayasan?
Jawab: harapan kedepannya semoga santri dan pesantren Al-Husaini ini semakin
maju semakin bermanfaat bagi masyarakat,khususnya ummat islam umumnya
bagi masyarakat indonesia
Pewawancara Nara Sumber
Hasbul Habib Husein
Nama : Abdul Qodir Umur : 14 Tahun Status : Santri PPM Al-Husiny Waktu Wawancara : 10, September 2014 13:00-13:45 Tempat Wawancara : Pondok Pesantren Modern Al-Husainy
1. Tanya: Sejak kapan adik nyantri di Pesantren ini?
Jawab: Saya masuk pesantren ini pada tahun 2011
2. Tanya: Darimana adik mengetahui PPM ini?
Jawab : Dari Orang Tua
3. Tanya : Apakah adik merasa senang mengikuti semua kegiatan di PPM ini?
Jawab: senang sekali banyak dapat pengalaman.
4. Tanya :Bagaimana pendapat adik mengenai para pengajar/ustadz di PPM ini?
Jawab : para pengajarnya baik baik , kami disini suka semua
5. Tanya : Materi apa saja yang sudah diberikan oleh pengajar/ ustadz selama adik
nyantri di sini?
Jawab: Banyak, belajar kitab kuning, terus belajar komputer,
mohadhoroh,intensif sama amsilati.
6. Tanya : Kegiatan apa yang sering di jalankan di PPM ini?
Jawab: Menghapal mufrodad, Takhasus,dan banyak juga kegiatan yang di
sekolah kaya pramuka,terus latian hadroh dll
7. Tanya : Apakah adik merasa ada kekurangan dalam hal pengajaran di PPM ini?
Jawab: tidak,karena disini sudah baik baik semua mulai dari kaka kaka’nya
sama temen temen yang lain juga baik semua
8. Tanya : Selain kegiatan di Pesantren, apakah ada kegiataan keagamaan lain di
luar?
Jawab: Tidak ada,cukup di pesantren aja 9. Tanya: Apakah adik merasakan perubahan dan perbedaan dari dalam diri untuk
menjadi lebih baik dari sebelumnya dalam hal kegiatan islami seperi solat/
mengaji/ membaca doa untuk orang tua/ berakhlak sopan dan santun terhadap
semua orang dan lain lain?
Jawab: Iya ada, sebelumnya kalau di rumah di sholat berjemaah disini bisa
sholat,pertamya juga ga bisa ngaji tapi sekarang sudah bisa ngaji,terus kita juga
sudah di ajari akhlak yang baik kepada orang tua dan para ustad kita semua,
kalau saya masih di rumah saya ga tau apa apa.
Pewawancara Nara Sumber
Hasbul Abdul Qodir
Bersama Habib Ali Alawi Al-Husainy, ( selesai wawancara)
Pertemuan para ulama di PPM Al-Husainy
Proses wawancara bersama Habib Husein dan Ust.Anwar Kajian kitab para pengurus dan santri senior
Pembinaan tata cara Sholat Pengenalan IPTEK PPM Al-Husainy
Kegiatan belajar mengajar di PPM Al-husainy
Lomba Nasyid di PPM Al-Husaini