"Haul Cuci Pusaka Keramat Tajug" Di Kelurahan Cilenggang Serpong Tangerang Selatan
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MELALUI FOLKLOR "HAUL CUCI PUSAKA KERAMAT TAJUG" DI KELURAHAN CILENGGANG SERPONG TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh: SAMSUL ARIFIN NIM. 109051000077 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoloeh gelar Strata 1 (S1) di Uiniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 4 Oktober 2013 Samsul Arifin NIM: 109051000077 Nama : Samsul Arifin NIM : 109051000077 ABSTRAK KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MELALUI FOLKLOR “HAUL CUCI PUSAKA KERAMAT TAJUG” DI KELURAHAN CILENGGANG SERPONG TANGERANG SELATAN Folklor (cerita rakyat) merupakan fenomena unik di kalangan masyarakat. Folklor juga merupakan warisan budaya dan merupakan kekayaan khazanah nusantara. Fenomena ini terdapat di tengah-tengah kota meropolit, tepatnya di Kelurahan Cilenggang Serpong Tangerang Selatan. Nyiraman, istilah masyarakat setempat, atau “Haul Cuci Pusaka Keramat Tajug.” Dalam kacamata budaya, folklor memang harus dilestarikan. Namun, tidak jarang folklor bersebrangan dengan ketentuan syariat agama (Islam). Adapun rumusan masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana komunikasi antarbudaya (KAB) melalui folklor “Haul Cuci Pusaka Keramat Tajug” (HCPKT)? Sedangkan pertanyaan turunannya adalah seperti apa komunikasi antara etnis yang berbeda yang terjadi pada perayaan folklor “HCPKT”? Mengapa ada komunikasi antara subkultur yang berbeda, dan seperti apa komunikasi antara subkultur yang berbeda pada perayaan folklor “HCPKT”? Adakah bentuk komunikasi antarbudaya selain dari yang disebutkan di atas, dan bagaimanakah bentuk komunikasi antarbudaya tersebut? Komunikasi antarbudaya yang terjadi pada folklor “HCPKT” sangat luas. Berbagai adat daerah Cilenggang yang ditemukan peneliti sangat unik. Peneliti melihat mulai dari folklor itu sendiri maupun pemilik folklornya. Masyarakat yang tergabung dalam perayaan folklor pun menjadi fokus penelitian dalam skripsi ini. Jelasnya, komunikasi antarbudaya yang terjadi secara garis besar diperankan oleh masyarakat pemilik folklor dan masyarakat diluar pemilik folklor. Peneliti menggungakan dua teori dalam penelitian ini, yaitu, teori Joseph A. Devito dan teori Andi Faisal Bakti. Kedua teori ini digunakan untuk menganalisis jenis-jenis KAB. Setelah pengklasifikasian jenis KAB melalui kedua teori di atas, peneliti juga akan menganalisis folklor dalam konteks KAB. Teori yang digunakan yaitu teori konservatif dan teori transformatif Andi Faisal Bakti. Jelasnya, proses analisis dalam penelitian ini ada dua tahap, yaitu analisis jenis-jenis KAB dan analisis folklor dalam konteks KAB. Adapun metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode etnografi. Dalam penelitian ini peneliti merujuk pada buku Lexi J. Maleong. Sebagai pelengkap peneliti juga menggunakan buku Setya Yuwana Sudikan, Sugiyono, Djam’an Satori dan Deddy Mulyana. Komunikasi antara etnis yang berbeda terjadi antara keturunan Tubagus Atief dengan masyarkat sekitar. Selain dari itu, perbedaan bahasa juga menunjukkan adanya komunikasi antara etnis. Sedangkan antara komunikasi subkultur yang berbeda terjadi antara kelompok pekerja bangunan dengan kelompok pedagang. Selain yang disebutkan dalam abstrak ini, masih ada jenis-jenis KAB lainnya. Jelasnya, masih ada beberapa jenis KAB yang terjadi saat acara folklor “HCPKT.” Dapat disimpulkan, bahwa penelitian ini ada dua tahap analisis. Tahap pertama mengarah pada jenis KAB, dan tahap kedua mengarah pada kategori folklor. Dalam analisis jenis KAB, teori yang digunakan merupakan perpaduan antara teori Devito dengan Bakti. Sedangkan corak folklor menggunakan teori konservatif dan transformatif dari Andi Faisal Bakti. Sehingga penelitian ini menghasilkan Enam jenis KAB dan lima kategori folklor. Kata kunci: KAB, folklor, penelitian, teori, Haul Cuci Pusaka Keramat Tajug. i KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah, Tuhan sekalian alam. Penulis haturkan puja dan puji syukur alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji hanya bagi Allah sebagai ungkapan rasa syukur atas segala nikmat yang telah diberikan kepada penulis. Nikmat sehat, nikmat iman dan Islam dan nikmat-nikmat yang lain yang tak ada sedikitpun perumpamaan atas nikmat-nikmat tersebut. Atas nikmat tersebutlah penulis dengan segala keterbatasan penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Selawat serta salam semoga tatap tercurah limpah atas Nabi Muhammad SAW. Manusia teragung yang diagungkan Allah. Sumber dari segala kehidupan dan sumber keselamatan. Nabi pembawa syafaat, menyelamatkan umat dari gelap menuju terang. Selama proses penulisan skripsi ini banyak sekali kesan dan pelajaran yang penulis dapatkan, terlebih dalam kaitannya dengan apa yang menjadi objek penulisan skripsi ini. Banyak nasihat dari guru (dosen) yang terus akan membekas sampai titik penghabisan. Kesabaran, ketekunan, ketelitian, kedisiplinan, kesopanan, dan kehati-hatian adalah sedikit dari sekian ribu pesan moral yang penulis dapatkan. Tidak hanya semasa penulisan skripsi ini saja, sejak penulis menempuh perkuliahan dari awal sampai akhir, pesan-pesan itu seperti mutiara yang selalu indah dengan sendirinya. Selanjutnya dari nasihat, bantuan, serta doa mereka itulah penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis sangat menyadari akan jauhnya skripsi ini dari kesempurnaan. Dengan demikian penulis akan terus berusaha melakukan perbaikan dan pembelajaran. Adapun saran, nasihat, kritik yang membangun atas perbaikan skripsi ini sangatlah berharga bagi penulis. ii Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan, bimbingan, dan dorongan semangat dan motifasi dari berbagai pihak. Dari lisan mereka muncul kekuatan yang dapat memacu semangat penulis saat penulis lalai dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dr. Arief Subhan M.A sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIKOM), Dr. Suparto, M. Ed, MA selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Drs. Jumroni, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi dan Keuangan, serta selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), dan juga kepada Drs. Wahidin Saputra, MA selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan. 2. Umi Musyarofah, MA selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Wanita muslimah yang penulis kenal di jurusan yang konsisten dan sederhana, bersahaja dan selalu memberikan nasihat. 3. Prof. Dr. Andi Faisal Bakti, Ph.D, MA selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu, memberikan bimbingan dan pengarahan pada penulisan skripsi ini. Beliau sangat sabar dalam membimbing penulis. Penulis biasanya melakukan bimbingan skripsi ini di kediaman Beliau. Berjam-jam kami duduk dan penuh teliti, Beliau selalu memberikan pengarahan. Senang dan sekaligus beban. Senang dapat bimbingan dengan Beliau karena keseriusan dalam membimbing penulis sangat penulis rasakan. Dari beliau penulis banyak mengambil pelajaran. Penulis ingat jurus membaca dari beliau, “Jurus Baca Tujuhbelas Rakaat.” Kalimat inilah yang sering penulis iii dengar dari lisan Beliau saat bimbingan. Memang jurus ini sudah penulis dapat sejak smester lima silam. Beliau pernah menjelaskan bahwa membaca itu seperti orang sedang shalat. Shalat itu butuh keseriusan (khusyuk). Kalau tidak serius bukan shalat namanya. Begitu pula dalam membaca, baca yang serius dan teliti agar pahalanya dapat dipetik. Jurus ini seperti mantra dalam telinga, terus dan akan terus diingat. Semoga penulis tetap konsisten atas jurus ini. Terimakasih banyak, Prof. 4. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah membantu mengarahkan seluruh mahasiswa untuk mengikuti proses kegiatan akademik. 5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang bermanfaat bagi penulis. Semoga ilmu yang telah diberikan bermanfaat untuk selama-lamanya. 6. Segenap karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan juga Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kemudahan penulis untuk mendapatkan berbagai referensi dalam penyelesaian skripsi ini. 7. Ayah tercinta (Abah) H. Suyatno dan Ibunda (Umi) Hj. Sufyani yang selalu bertengadah dengan tulus dan ikhlas mendoakan penulis, memotivasi, mendorong penulis untuk selalu semangat. Terimakasih atas segala kasih sayang Abah dan Umi. Tak kutemukan apa-apa dari wajah anggun mereka berdua kecuali doa dan semangat yang menyala. Selalu kunanti momen-momen penting saat penulis hendak berangkat ke Jakarta, iv mereka selalu hadiahi penulis dengan doa yang tiada dapat dihitung dengan apapun. 8. Adik tersayang, Sukran Makmun (Suk Ma). Terimakasih atas doa dan nasihat-nasihatmu. Bangga rasanya melihat semangat belajarmu yang selalu berkobar. Semoga selalu dalam