PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) SEJARAH YANG BERKARAKTER PADA MATERI TEORI TENTANG PROSES MASUKNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN KE INDONESIA UNTUK SISWA SMA KELAS X

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh : OLIVIA PRISANDRA NIM : 161314053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan pada:

1. ALLAH SWT atas rahmat dan ridho-Nya.

2. Kedua orang tua yang sangat saya cintai dan selalu menjadi pendukung untuk

saya: Bapak Supriyadi, Ibu Indrawati, dan Bapak Nirwan, kemudian kedua

kakak perempuan saya Septianka Prisandra dan Olga Prisandra, serta satu

kakak laki-laki saya Iqbal Tawaqal Prihendra yang selalu memberikan

dukungan penuh kepada saya.

3. Kedua mbah saya yang selalu memberikan dukungan kepada saya.

4. Keluarga Baymax’s yang selalu berdoa untuk saya

5. Kak Resty, Mba Ajeng, Dewi Amelia Simamora, Sinta Yola, Haryani Sitio,

En, Arista, Rika, Dina, Messi, Mira, Eko, dan Andy yang selalu memberikan

saya motivasi untuk terus mengerjakan skripsi.

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

َفإِ َّن َم َع ٱ ْلعُ ْس ِر يُ ْس ًرا “Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan”. QS. Al Insyirah :5

َو َم ْن يَتَّ ِق ال َّلهَ يَ ْجعَ ْل َلهُ ِم ْن أَ ْم ِر ِه يُ ْس ًرا Dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. QS. At Thalaq:4

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) SEJARAH INDONESIA YANG BERKARAKTER PADA MATERI TEORI TENTANG PROSES MASUKNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM KE INDONESIA UNTUK SISWA SMA KELAS X

Olivia Prisandra Universitas Sanata Dharma 2020 Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar LKPD Sejarah Indonesia yang berkarakter pada materi teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia yang layak untuk siswa SMA kelas X. Penelitian ini menggunakan model pengembangan menurut Dick & Carey dengan langkah-langkah:1) analisis kebutuhan dan tujuan, 2) analisis pembelajaran, 3) analisis pembelajar dan konteksnya, 4) menuliskan tujuan unjuk kerja, 5) mengembangkan instrumen penilaian, 6) mengembangkan strategi pembelajaran, 7) memilih bahan pembelajaran dan mengembangkan nilai budaya bangsa Indonesia, 8) merancang LKPD dan melaksanakan evaluasi formatif, 9) merevisi pembelajaran, 10) evaluasi sumatif. Tahap validasi dilakukan oleh ahli materi, ahli evaluasi pembelajaran, dan ahli pendidikan karakter dengan satu tahap. Subjek uji validasi praktisi dilakukan oleh dua orang guru sejarah SMA. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan data kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk LKPD Sejarah Indonesia yang berkarakter pada materi teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia yang dikembangkan layak digunakan untuk siswa SMA kelas X. Ditunjukkan melalui hasil validasi dari ahli materi termasuk kriteria “baik”, ahli validasi evaluasi pembelajaran termasuk kriteria “baik”, ahli pendidikan karakter termasuk kriteria “baik”. Hasil dari validasi praktisi guru sejarah I dan II termasuk kriteria “sangat baik”.

Kata kunci : Penelitian Pengembangan, Bahan Ajar, Sejarah Indonesia, Teori Tentang Proses Masuknya Agama dan Kebudayaan Islam ke Indonesia, Pendidikan Karakter.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF WORK SHEETS OF INDONESIAN HISTORY STUDENTS WITH CHARACTER WITH THE TOPIC THE ENTRANCE OF RELIGION AND ISLAMIC CULTURE INTO INDONESIA FOR THE TENTH GRADER OF HIGH SCHOOL STUDENTS

Olivia Prisandra Sanata Dharma University 2020

This research aims to develop Indonesian History work sheets teaching materials with character with the topic of the entrance of Islamic religion and culture into Indonesia for the tenth grader of high school students. This study uses a development model according to Dick & Carey with the following steps: 1) analysis of needs and goals, 2) analysis of learning, 3) analysis of learners and their context, 4) writing performance objectives, 5) developing assessment instruments, 6) developing strategies learning, 7) selecting learning materials and developing the cultural values of the Indonesian people, 8) designing the development of work sheet and conducting formative evaluations 9) revising learning, 10) summative evaluations. The validation stage is carried out by a material expert, a learning evaluation expert, and a character education expert with one stage. The data are collected using questionnaires and interviews. The data analysis techniques are quantitative and qualitative. The research result shows that the Indonesian History work sheets with character with the topic of the entrance religion and Islamic culture into Indonesia is developed suitably for high school students in ten grader. It is shown through the results of the validation of the subject matter experts that claims that the criteria is "good"; the expert validation of the evaluation of learning claims that the criteria is "good"; and the character education experts agrees that the criteria is "good". Finally, the results of the validation from the history teacher practitioners I and II is thereby "very good".

Keywords: Development Research, Teaching Materials, Indonesian History, The Entrance of Religion and Islamic Culture into Indonesia, Character Education.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...... i HALAMAN PESETUJUAN PEMBIMBING ...... ii HALAMAN PENGESAHAN ...... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...... iv HALAMAN MOTTO ...... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...... vii ABSTRAK ...... viii ABSTRACT ...... ix KATA PENGANTAR ...... x DAFTAR ISI ...... xii DAFTAR TABEL ...... xv DAFTAR GAMBAR ...... xvii DAFTAR LAMPIRAN ...... xx

BAB I PENDAHULUAN ...... 1 A. Latar Belakang Masalah ...... 1 B. Identifikasi Masalah ...... 8 C. Batasan Masalah ...... 8 D. Rumusan Masalah ...... 9 E. Tujuan Penelitian ...... 9 F. Spesifikasi Produk yang Diharapkan ...... 9 G. Manfaat Penelitian dan Pengembangan ...... 10 BAB II KAJIAN TEORI ...... 13 A. Kajian Teori ...... 13 1. Pengembangan Pendidikan ...... 13 2. Pendekatan Saintifik ...... 14 3. Nilai dan Karakter ...... 16 4. Pembelajaran Sejarah ...... 41 5. Mata Pelajaran Sejarah Indonesia ...... 43 6. Bahan Ajar ...... 43 7. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ...... 51

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8. Evaluasi ...... 57 B. Hasil Penelitian Relevan ...... 62 C. Kerangka Berpikir ...... 67 BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ...... 71 A. Jenis Penelitian ...... 71 B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan ...... 72 C. Uji Coba Produk ...... 76 D. Jenis Data ...... 79 E. Metode Pengumpulan Data ...... 79 F. Teknik Analisis Data ...... 83 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...... 85 A. Hasil Penelitian ...... 85 1. Analisis Kebutuhan ...... 85 2. Hasil Pengembangan ...... 88 a. Deskripsi Desain Produk Awal ...... 88 b. Uji Internal oleh Para Ahli (Evaluasi Formatif ) ...... 102 1. Data Validasi oleh Ahli Materi ...... 102 a) Deskripsi Data Validasi oleh Ahli Materi ...... 102 b) Revisi Produk oleh Ahli Materi ...... 106 2. Data Validasi oleh Ahli Evaluasi Pembelajaran ...... 116 a) Deskripsi Data Validasi oleh Ahli Evaluasi Pembelajaran ...... 116 b) Revisi Produk oleh Ahli Evaluasi Pembelajaran ...... 118 3. Data Validasi oleh Ahli Pendidikan Karakter ...... 131 a) Deskripsi Data Validasi oleh Ahli Pendidikan Karakter ...... 131 b) Revisi Produk Ahli Pendidikan Karakter...... 134 B. Data Validasi Praktisi Guru dan Revisi Produk ...... 165 1. Data Validasi Praktisi Guru I ...... 165 a) Deskripsi Data Validasi Praktisi Guru I ...... 165 b) Revisi Produk oleh Validasi Praktisi Guru I ...... 169 2. Data Validasi Praktisi Guru II ...... 171 a) Deskripsi Data Validasi Praktisi Guru II ...... 171

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b) Revisi Produk oleh Validasi Praktisi Guru II ...... 175 C. Analisis Data ...... 182 1. Hasil Analisis Data Validasi oleh Ahli Materi ...... 182 2. Hasil Analisis Data Validasi oleh Ahli Evaluasi Pembelajaran ...... 184 3. Hasil Analisis Data Validasi oleh Ahli Pendidikan Karakter ...... 186 4. Hasil Analisis Data Validasi Praktisi Guru I dan II ...... 187 a. Hasil Analisis Data Validasi Praktisi Guru I ...... 187 b. Hasil Analisis Data Validasi Praktisi Guru II ...... 191 D. PEMBAHASAN ...... 196 BAB V PENUTUP ...... 203 A. Kesimpulan ...... 203 B. Implikasi ...... 205 1. Implikasi Teoritis ...... 205 2. Implikasi Praktis ...... 205 C. Saran ...... 206 Daftar Pustaka ...... 207 Sumber Buku ...... 207 Sumber Skripsi ...... 208 Sumber Jurnal ...... 208 Sumber Internet ...... 209 LAMPIRAN ...... 210

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Nilai-nilai Budaya Bangsa Indonesia...... 24 Tabel 2 : Kisi-kisi Instrumen PenilaianAhli Materi ...... 80 Tabel 2 : Kisi-kisi Instrumen PenilaianAhli Materi...... 80 Tabel 3 : Kisi-kisi Instrumen Penilaian Ahli Evaluasi Pembelajaran...,...... 81 Tabel 4 : Kisi-kisi Instrumen Penilaian Ahli Pendidikan Karakter...... 81 Tabel 5 : Kisi-kisi Instrumen Penilaian Guru Sejarah Indonesi...... 82 Tabel 6 : Konversi Nilai Skala Lima Berdasarkan Penilaian Acuan Patokan…...... 83 Tabel 7 : Hasil Penilaian Produk LKPD Sejarah Indonesia pada Aspek Pembelajaran oleh Ahli Materi...... 103 Tabel 8 : Hasil Penilaian Produk LKPD Sejarah Indonesia pada Aspek Isi oleh Ahli Materi ...... 104 Tabel 9 : Rekapitulasi Penilaian Produk LKPD Sejarah Indonesia oleh Ahi Materi...... 105 Tabel 10: Kritik dan Saran dari Ahli Materi...... 106 Tabel 11: Hasil Penilaian Produk LKPD Sejarah Indonesia pada Aspek Produk oleh Ahli Evaluasi Pembelajaran...... 116 Tabel 12: Kritik dan Saran dari Ahli Evaluasi Pembelajaran...... 118 Tabel 13: Hasil Penilaian Produk LKPD Sejarah Indonesia pada Aspek Karakter oleh Ahli Pendidikan Karakter...... 131 Tabel 14: Kritik dan Saran dari Ahli Pendidikan Karakter...... 133 Tabel 15: Hasil Validasi Prakitisi Guru Produk LKPD Sejarah Indonesia pada Aspek Pembelajaran oleh Guru I ...... 166 Tabel 16: Hasil Validasi Prakitisi Guru Produk LKPD Sejarah Indonesia pada Aspek Isi oleh Guru I...... 167 Tabel 17: Hasil Validasi Prakitisi Guru Produk LKPD Sejarah Indonesia pada Aspek Produk oleh Guru I...... 167 Tabel 18: Rekapitulasi Validasi Prakitisi oleh Guru I pada Aspek Pembelajaran, Aspek Isi, dan Aspek Produk oleh Guru I...... 168 Tabel 19: Kritik dan Saran dari Guru I…...... 169 Tabel 20: Hasil Validasi Prakitisi Guru Produk LKPD Sejarah Indonesia pada Aspek Pembelajaran oleh Guru II ...... 172 Tabel 21: Hasil Validasi Prakitisi Guru Produk LKPD Sejarah Indonesia pada Aspek Isi oleh Guru II ...... 172 Tabel 22: Hasil Validasi Prakitisi Guru Produk LKPD Sejarah Indonesia pada Aspek Produk oleh Guru II ...... 173 Tabel 23: Rekapitulasi Validasi Prakitisi oleh Guru I pada Aspek Pembelajaran, Aspek Isi, dan Aspek Produk oleh Guru II ...... 174

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 24: Kritik dan Saran dari Guru II ...... 175 Tabel 25: Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Pembelajaran dari Ahli Materi ...... 182 Tabel 26: Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Isi dari Ahli Materi ...... 183 Tabel 27: Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Produk dari Ahli Evaluasi Pembelajaran ...... 185 Tabel 28: Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Karakter dari Ahli Pendidikan Karakter ...... 186 Tabel 29: Hasil Analisis Data Validasi praktisi dari Guru I pada Aspek Pembelajaran ...... 188 Tabel 30: Hasil Analisis Data Validasi praktisi dari Guru I pada Aspek Isi ...... 189 Tabel 31: Hasil Analisis Data Validasi praktisi dari Guru I pada Aspek Produk ...... 190 Tabel 32: Hasil Analisis Data Validasi praktisi dari Guru II pada Aspek Pembelajaran ...... 192 Tabel 33: Hasil Analisis Data Validasi praktisi dari Guru II pada Aspek Isi ...... 193 Tabel 34: Hasil Analisis Data Validasi praktisi dari Guru II pada Aspek Produk ...... 194

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR Gambar I : Tokoh Bisma dalam wayang purwa ...... 29 Gambar II : Wayang Sasak...... 30 Gambar III : Padasan Masjid Menara Kudus bentuk kalajaladwara ...... 34 Gambar IV : Prasasti Bulus Pada ...... 35 Gambar V : Kaligrafi Arab gaya Kursif versi Thuluth ...... 38 Gambar VI : Soko Tatal ...... 40 Gambar VII : Bagian atap Masjid Kudus dan Masjid Demak ...... 41 Gambar VIII : Langkah Penyusunan LKPD ...... 56 Gambar IX : Kerangka Berpikir ...... 70 Gambar X : Komponen Sistem Pembelajaran Dick & Carey ...... 75 Gambar XI : Cover Depan dan Belakang LKPD ...... 89 Gambar XII : Kata Pengantar pada Produk LKPD ...... 90 Gambar XIII : Daftar Isi ...... 91 Gambar XIV : Petunjuk Penggunaan Produk LKPD ...... 92 Gambar XV : Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ...... 95 Gambar XVI : Materi yang ada pada LKPD ...... 96 Gambar XVII : Tampilan Pertanyaan di LKPD...... 97 Gambar XVIII : Tampilan Kegiatan Peserta Didik ...... 98 Gambar XIX : Tampilan Penilaian Sikap yang diisi oleh Peserta Didik ...... 99 Gambar XX : Tampilan Refleksi Berupa Visual Komik ...... 100 Gambar XXI : Daftar Pustaka Pada LKPD ...... 101 Gambar XXII : Tampilan pada Halaman 4 sebelum direvisi...... 107 Gambar XXIII : Tampilan pada Halaman 4 setelah direvisi ...... 108 Gambar XXIV : Tampilan Kompetensi Dasar sebelum direvisi ...... 109 Gambar XXV : Tampilan Kompetensi Dasar setelah direvisi ...... 110 Gambar XXVI : Tampilan Indikator Pencapaian sebelum direvisi ...... 111 Gambar XXVII : Tampilan Indikator Pencapaian setelah direvisi ...... 112 Gambar XXVIII : Tampilan Indikator Pencapaian dan Tujuan Pembelajaran sebelum direvisi ...... 114 Gambar XXIX : Tampilan Indikator Pencapaian dan Tujuan Pembelajaran setelah direvisi ...... 115 Gambar XXX : Tampilan Indikator Pencapaian sebelum direvisi ...... 119 Gambar XXXI : Tampilan Indikator Pencapaian setelah direvisi ...... 120 Gambar XXXII : Tampilan Tujuan Pembelajaran sebelum direvisi ...... 121 Gambar XXXIII : Tampilan Tujuan Pembelajaran setelah direvisi ...... 122 Gambar XXXIV : Tampilan Materi sebelum direvisi ...... 123 Gambar XXXV : Tampilan Materi setelah direvisi ...... 124

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar XXXVI : Tampilan Jawaban Pilihan Ganda sebelum direvisi .... 125 Gambar XXXVII : Tampilan Jawaban Pilihan Ganda setelah direvisi ...... 126 Gambar XXXVIII : Tampilan Peletakkan Jawaban Pilihan Ganda sebelum direvisi ...... 127 Gambar XXXIX : Tampilan Peletakkan Jawaban Pilihan Ganda setelah direvisi ...... 128 Gambar XL : Tampilan Penilaian Sikap sebelum direvisi ...... 129 Gambar XLI : Tampilan Penilaian Sikap setelah direvisi ...... 130 Gambar XLII : Tampilan Cover Depan sebelum direvisi ...... 134 Gambar XLIII : Tampilan Cover Depan setelah direvisi...... 135 Gambar XLIV : Tampilan Cover Belakang sebelum direvisi ...... 136 Gambar XLV : Tampilan Cover Belakang setelah direvisi ...... 137 Gambar XLVI : Tampilan Daftar Isi sebelum direvisi ...... 138 Gambar XLVII : Tampilan Daftar Isi setelah direvisi...... 139 Gambar XLVIII : Tampilan Kata Pengantar sebelum direvisi ...... 140 Gambar XLIX : Tampilan Kata Pengantar setelah direvisi ...... 141 Gambar L : Tampilan Petunjuk Penggunaan sebelum direvisi ...... 142 Gambar LI : Tampilan Petunjuk Penggunaan setelah direvisi ...... 143 Gambar LII : Tampilan Kompetensi Dasar sebelum direvisi ...... 144 Gambar LIII : Tampilan Kompetensi Dasar setelah direvisi ...... 145 Gambar LIV : Tampilan Materi sebelum direvisi ...... 146 Gambar LV : Tampilan Materi setelah direvisi ...... 147 Gambar LVI : Tampilan Materi sebelum direvisi ...... 148 Gambar LVII : Tampilan Materi setelah direvisi ...... 149 Gambar LVIII : Tampilan Tujuan Pembelajaran sebelum direvisi ...... 150 Gambar LIX : Tampilan Tujuan Pembelajaran setelah direvisi ...... 151 Gambar LX : Tampilan Materi sebelum direvisi ...... 152 Gambar LXI : Tampilan Materi setelah direvisi ...... 154 Gambar LXII : Tampilan Background sebelum direvisi ...... 155 Gambar LXIII : Tampilan Background setelah direvisi ...... 156 Gambar LXIV : Tampilan Tugas Mandiri sebelum direvisi ...... 157 Gambar LXV : Tampilan Tugas Mandiri setelah direvisi ...... 158 Gambar LXVI : Tampilan Soal Pilihan Ganda sebelum direvisi ...... 159 Gambar LXVII : Tampilan Soal Pilihan Ganda setelah direvisi ...... 160 Gambar LXVIII : Tampilan Soal Esai sebelum direvisi...... 161 Gambar LXIX : Tampilan Soal Esai setelah direvisi ...... 162 Gambar LXX : Tampilan Daftar Pustaka sebelum direvisi ...... 163 Gambar LXXI : Tampilan Daftar Pustaka setelah direvisi ...... 164 Gambar LXXII : Tampilan Soal Pilihan Ganda sebelum direvisi ...... 170 Gambar LXXIII : Tampilan Soal Pilihan Ganda setelah direvisi ...... 171

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar LXXIV : Tampilan Materi sebelum direvisi ...... 176 Gambar LXXV : Tampilan Materi setelah direvisi ...... 177 Gambar LXXVI : Tampilan Soal Esai sebelum direvisi...... 178 Gambar LXXVII : Tampilan Soal Esai setelah direvisi ...... 179 Gambar LXXVIII : Tampilan Penilaian Sikap sebelum direvisi ...... 180 Gambar LXXIX : Tampilan Penilaian Sikap setelah direvisi ...... 181 Gambar LXXX : Diagram Hasil Analisis Data pada Aspek Pembelajaran oleh Ahli Materi ...... 183 Gambar LXXXI : Diagram Hasil Analisis Data pada Aspek Isi oleh Ahli Materi ...... 184 Gambar LXXXII : Diagram Hasil Analisis Data pada Aspek Produk oleh Ahli Evaluasi Pembelajaran ...... 185 Gambar LXXXIII : Diagram Hasil Analisis Data pada Aspek Karakter oleh Ahli Pendidikan Karakter ...... 187 Gambar LXXXIV : Diagram Hasil Analisis Data pada Aspek Pembelajaran oleh Validasi Praktisi Guru I ...... 189 Gambar LXXXV : Diagram Hasil Analisis Data pada Aspek Isi oleh Validasi Praktisi Guru I ...... 190 Gambar LXXXVI : Diagram Hasil Analisis Data pada Aspek Produk oleh Validasi praktisi Guru I ...... 191 Gambar LXXXVII : Diagram Hasil Analisis Data pada Aspek Pembelajaran olehValidasi Praktisi Guru II ...... 193 Gambar LXXXVIII : Diagram Hasil Analisis Data pada Aspek Isi oleh Validasi Praktisi Guru II ...... 194 Gambar LXXXIX : Diagram Hasil Analisis Data pada Aspek Produk oleh Validasi Praktisi Guru II ...... 195

xix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1: Jadwal Penelitian ...... 211 Lampiran 2: Keterangan dari Konversi Nilai Skala Lima ...... 212 Lampiran 3a : Validasi oleh Ahli Materi ...... 214 Lampiran 3b: Validasi oleh Ahli Evaluasi Pembelajaran ...... 217 Lampiran 3c: Validasi oleh Ahli Pendidikan Karakter ...... 219 Lampiran 3d: Validasi Praktisi Guru I ...... 221 Lampiran 3e: Validasi Praktisi Guru II ...... 224 Lampiran 4 : Silabus Mata Pelajaran Sejarah Indonesia ...... 227 Lampiran 5 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ...... 232 Lampiran 6 : Kisi-Kisi Soal Kelas X ...... 271

xx

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang terpenting bagi setiap manusia.

Oleh karena itu, manusia memiliki hak untuk menempuh pendidikan. Pendidikan dalam kurikulum 2013 sangat mengedepankan PPK (Penguatan Pendidikan

Karakter) yang sangat penting dalam mengembangkan karakter siswa maka diharapkan siswa dapat berguna bagi bangsa dan negara. Hal ini termuat dalam

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU-Sisdiknas) bahwa,1

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (UU-Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 1 Ayat 1).

Untuk itu, tujuan pendidikan nasional mengarah pada pengembangan berbagai karakter bangsa Indonesia. Ratna Megawangi menyatakan bahwa pendidikan karakter merupakan sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari- hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya. Tujuan pertama pendidikan karakter adalah memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku

1 Rulam Ahmadi, Pengantar Pendidikan : Asas & Filsafat Pendidikan, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014, hlm.38.

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

anak baik ketika proses sekolah maupun setelah proses sekolah (setelah lulus dari sekolah).2

Melalui pengembangan Kurikulum 2013 menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif, melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Pengembangan kurikulum difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secara kontekstual. Nilai-nilai karakter bangsa yang dikembangkan pada peserta didik memiliki 18 nilai karakter yang bersumber dari pola hidup, agama dan dasar negara yakni Pancasila dan Undang-Undang

Dasar yang dianut.3 Dalam mata pelajaran sejarah terkandung nilai-nilai moral yang memiliki karakteristik berbeda dengan mata pelajaran lainnya. Setiap peristiwa sejarah merupakan fenomena empiris yang di dalamnya terkandung nilai-nilai moral, nilai-nilai kehidupan, bahkan nilai-nilai tersebut bisa sangat luas dan kompleks.4 Banyaknya nilai karakter dalam pembelajaran sejarah diantaranya nilai religius, toleran, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, dan peduli sosial yang dapat mendukung peningkatan budi pekerti siswa.

Dalam mengembangkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Sejarah

Indonesia lebih menekankan nilai karakter berupa toleransi dan peduli sosial

(akulturasi dan multikultural) pada siswa untuk menghindari isu yang sampai saat ini berkembang yakni disintegrasi kelompok kecil (minoritas), sehingga sangat penting satu sama lain untuk saling peduli, menjaga akulturasi budaya yang masih

2 Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011, hlm.5-9. 3 Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter, Jakarta: Kencana, 2014, hlm.80. 4 Hendrakurniawan, Kajian Kurikulum dan Bahan Ajar Sejarah SMA Menurut Kurikulum 2013, Yogyakarta: Sanata Dharma University Press, 2018, hlm.255.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

ada hingga saat ini, dan menghargai berbagai kelompok yang ada. Selain itu, hadirnya pembelajaran kontekstual memiliki manfaat dalam kegiatan belajar yakni menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan kehidupan peserta didik secara nyata, sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari.5 Perlunya bahan ajar yang tepat guna untuk penambahan kemampuan kognitif, sekaligus menguatkan nilai karakter dalam menyadarkan siswa tentang apa yang mereka perlukan dalam lingkungan yang multikultural.

Dalam hal ini, bahan ajar merupakan bagian terpenting dalam proses pembelajaran, bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi secara runtut dan sistematis sehingga mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Bahan ajar sebagai acuan siswa untuk memahami materi pembelajaran yang diajarkan. Maka dari itu, dibutuhkannya bahan ajar Sejarah Indonesia agar membantu siswa dalam melatih kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Bahan ajar memiliki berbagai bentuk, salah satunya bahan ajar berbentuk cetak yang merupakan sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi, salah satu contohnya ialah LKPD (Lembar Kerja Peserta

Didik).6 Pada Kurikulum 2013 ini, pendidikan kita menekankan bagaimana agar siswa aktif dan pembelajaran berpusat kepada siswa itu sendiri.

5 Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013, hlm.65-110. 6 Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik, Jakarta: Kencana, 2014, hlm.148.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

Mata pelajaran Sejarah sebagai tolak ukur untuk kemajuan masa depan, harapannya menjadikan peserta didik berjiwa nasionalisme dan patriotisme serta membangun negara Indonesia menuju yang lebih baik. Perlu adanya tindakan lebih lanjut untuk menambah wawasan bagi siswa, agar mampu meningkatkan prestasi dalam pembelajaran sejarah melalui LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik).

Pembelajaran Sejarah adalah proses internalisasi nilai-nilai peristiwa masa lalu berupa asal-usul, silsilah, pengalaman kolektif, dan keteladanan pelaku sejarah.7

Pelajaran sejarah menjadi berguna dan memiliki nilai yang baik bagi perkembangan peserta didik, bilamana pendidik dapat mengatasi masalah belajar yang terjadi di dalam kelas ketika pembelajaran sejarah berlangsung. Pengaruh internal yang terjadi di kelas, ada beberapa siswa terlihat bosan, kurangnya kemauan untuk membaca, dan mengantuk ketika mempelajari dan belajar sejarah.

Hal ini ditemui berdasarkan pengalaman saya pada saat PLP KP. Selain itu pengaruh eksternal yang terjadi di sekolah ialah metode pembelajaran dengan ceramah sehingga siswa kurang memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi pembelajaran, kegiatan belajar mengajar kurang efektif akibatnya masih ditemui siswa yang berbicara dengan teman sebangkunya diluar materi pembelajaran yang dibahas, dan fasilitas sekolah yang kurang dimanfaatkan seperti perpustakaan.

Hal tersebut terjadi dikarenakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang digunakan oleh siswa secara umum masih monoton sehingga kurangnya

7 Brian Garvey & Mary Krug, Model-Model Pembelajaran Sejarah di Sekolah Menengah, Yogyakarta: Ombak, 2015, hlm.2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

menerapkan inovasi dan variasi ketika belajar menggunakan Lembar Kerja Peserta

Didik (LKPD) saat pembelajaran sejarah. Dalam mengatasi Lembar Kerja Peserta

Didik (LKPD) yang sampai saat ini masih monoton, maka penulis mengembangakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang berkarakter sesuai dengan materi yang diajarkan agar setiap siswa mengambil pesan moral dan secara tidak langsung mampu membentuk karakter siswa serta sebagai pedoman membuat

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berikutnya. Untuk itu perlu pengaplikasian

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yakni memasukan nilai karakter di dalam materi pembelajaran sejarah guna menanamkan nilai karakter pada siswa agar sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan keadaan bangsa Indonesia yang multikultural. Sebaiknya, guru memanfaatkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dengan maksimal guna mengantisipasi siswa yang kurang memahami materi yang disampaikan guru dan mengantisipasi siswa yang kesulitan dalam belajar.

Pembelajaran sejarah dirancang untuk membentuk pribadi yang arif dan bijaksana, karena itu pembelajaran sejarah menuntut desain yang akan menghasilkan kualitas output yang meliputi pemahaman peristiwa sejarah bangsa, meneladani kearifan, dan sikap bijak pelaku sejarah.8 Dalam pembelajaran sejarah tersebut tersirat makna bagi penanaman karakter siswa.

Berbagai mata pelajaran yang dilakukan di dalam kelas sangat terkait dengan perkembangan peserta didik. Hal ini berupa karakter maupun hasil belajar peserta didik serta membentuk identitas diri sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yang diterapkan pada saat kegiatan belajar mengajar. Perkembangan peserta didik ialah

8 Brian Garvey & Mary Krug, ibid, hlm.2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

perubahan seseorang ke arah yang lebih maju, dewasa, atau lebih matang.

Perkembangan lebih menunjuk pada kemajuan mental/perkembangan rohani yang melaju terus sampai akhir hayat. Proses perkembangan peserta didik tidak pernah berhenti (never ending process), hal ini dipengaruhi oleh pengalaman dan belajar sampai pada masa kematangan peserta didik.9

Kegiatan belajar mengajar di sekolah sangat mempengaruhi tumbuh kembang tiap siswa, sehingga dibutuhkan solusi dari guru itu sendiri sebagai cara untuk meningkatkan pola pikir dan hasil belajar siswa. Hasil belajar tersebut dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri dan lingkungan masyarakat. Selain hasil belajar, siswa juga dibekali pendidikan karakter yang dimana siswa diharapkan mampu mengimplementasikannya dalam peranan di kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan prestasi kognitif belajar sejarah ialah mengolah KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) dengan menghadirkan metode, model, dan media pembelajaran ke dalam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) guna mengarahkan para siswa agar fokus dan tertantang dalam belajar sejarah. Pada akhirnya para siswa mampu menjadikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sebagai sarana yang baik untuk kemajuan prestasi siswa.

Dalam pengimplementasian Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ini, nantinya guru dapat menguji dan melatih kemampuan belajar siswa. Adapun bentuk

LKPD diantaranya menggunakan karakter soal HOTS. Tahapan HOTS (Higher

9 Sutirna, Perkembangan dan Pertumbuhan Peserta Didik, Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET, 2013, hlm.13-17.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

Order Thingking Skills) berdasarkan Krulik dan Rudnick (1999) mulai dari yang terendah hingga berpikir tingkat tinggi, yaitu: recall thinking (menghafal), basic thinking (dasar), critical thinking (kritis), dan creative thinking (kreatif). Nurani

Soyomukti (2013:54) menyatakan bahwa berpikir kritis adalah sebuah skills cognitive yang memungkinkan seseorang menyertakan sebuah situasi, masalah, pertanyaan, atau fenomena agar dapat membuat sebuah penilaian atau keputusan.10

Selain itu, dalam penerapan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) menjadi sangat berguna bagi siswa yakni menjadikan siswa aktif dalam kegiatan belajar dan memperdalam wawasan belajar sejarah serta sangat membantu para siswa dalam mengerjakan soal evaluasi. Menurut Ralph Tyler (1950), mengatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai.11

Melalui penelitian ini, peneliti membuat bahan ajar yang diharapkan dapat mengembalikan semangat belajar siswa dengan mengembangkan media pembelajaran di dalam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dengan menarik.

Bahan ajar yang dibuat berupa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dilengkapi dengan gambar dan materi yang mudah dipahami. Selain itu Lembar Kerja Peserta

Didik (LKPD) yang telah dibuat, memiliki manfaat untuk siswa yakni meningkatkan prestasi akademik melalui hasil belajar berupa soal pilihan ganda, soal essai, dan tugas kelompok.

10 Helmawati, Pembelajaran dan Penilaian Berbasis HOTS, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2019,hlm.132-140. 11 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 3, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2018, hlm.1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

Dari berbagai persoalan tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengembangkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) melalui penelitian dan pengembangan yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD) Sejarah Indonesia yang Berkarakter pada Materi Teori Tentang Proses

Masuknya Agama dan Kebudayaan Islam ke Indonesia untuk Siswa SMA Kelas

X”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah penulis sampaikan di atas, maka peneliti dapat mengiidentifikasikan masalah yang ada sebagai berikut:

1. Materi yang disampaikan dalam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) kurang

kreatif dan terkesan monoton

2. Sumber belajar yang minim dalam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

3. Metode pembelajaran dengan ceramah sehingga siswa kurang memperhatikan

penjelasan yang disampaikan oleh guru

4. Literasi siswa dalam belajar sejarah sangat kurang

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan pada usaha pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Sejarah Indonesia yang berkarakter pada materi teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan

Islam ke Indonesia untuk siswa SMA kelas X.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka peneliti mengambil rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

Apa dan bagaimana pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Sejarah Indonesia yang berkarakter pada materi proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia untuk siswa SMA kelas X?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diambil peneliti, maka tujuan yang ingin dicapai dalam proses penelitian ini untuk :

Mengetahui Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Sejarah Indonesia yang berkarakter pada materi proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke

Indonesia untuk siswa SMA kelas X yang layak digunakan.

F. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Produk yang dihasilkan pada akhir dari penelitian ini berupa Lembar Kerja

Peserta Didik (LKPD) berbasis Sejarah Indonesia yang berkarakter pada materi teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia untuk siswa kelas X SMA dengan spesifikasi produk yang dihasilkan adalah:

1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang dikembangkan berbentuk cetak atau

visual yang mengacu pada kurikulum 2013

2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ditujukan untuk peserta didik SMA kelas

X

3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang berkarakter, khususnya nilai toleransi

dan peduli sosial (akulturasi dan multikultural)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

4. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang disusun memiliki soal evaluasi berupa

pilihan ganda, esai, dan penugasaan dalam bentuk tugas kelompok

5. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dikembangkan untuk meningkatkan

prestasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran

6. Bentuk Fisik Produk :

a. Ukuran : A4

b. Jumlah Halaman : 63

G. Manfaat Penelitian dan Pengembangan

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan di bidang pendidikan khususnya dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran

Sejarah. Penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian mengenai pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD) diharapkan dapat dijadikan pedoman kepada peneliti lain untuk dapat mengembangkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sebagai bahan ajar yang efektif dan terdapat evaluasi berupa soal-soal guna meningkatkan belajar siswa. b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi karena di dalamnya terdapat materi pembelajaran guna menambah ilmu pengetahuan, khususnya dalam mata pelajaran Sejarah Indonesia untuk kelas X SMA dan soal-soal HOTS sebagai pendukung dalam pembelajaran khususnya pada materi teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Penelitian ini menjadi wadah untuk meningkatkan kompetensi peneliti sebagai calon guru, terutama pada bidang penyusunan bahan ajar dan mengelolah soal evaluasi yang sesuai pada kognitif peserta didik. b. Bagi Guru

Penelitian ini menghasilkan sebuah produk, berupa Lembar Kerja Peserta

Didik (LKPD) pada materi proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke

Indonesia. Materi ini dapat digunakan sebagai bahan ajar yang diterapkan pada saat proses pembelajaran berlangsung, sehingga mempermudah guru sejarah dalam menyampaikan materi kepada siswa, melatih kemampuan siswa dalam perkembangan belajar sejarah, serta dapat menerapkan pembelajaran sejarah dengan kreatif dan inovatif. c. Bagi Siswa

Penelitian pengembangan ini dapat menghasilkan Lembar Kerja Peserta

Didik (LKPD) untuk dijadikan bahan ajar guna meningkatkan akademik siswa dalam belajar sejarah dan menanamkan nilai karakter pada siswa yakni toleransi dan peduli sosial (akulturasi dan multikultural). d. Bagi Sekolah

Penelitian pengembangan ini sebagai acuan dalam pengimplementasian

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) di sekolah. Selain itu, penelitian ini bagi sekolah mendapatkan feedback yakni perlunya nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sesuai dengan materi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

pembelajaran untuk menanamkan budi pekerti pada peserta didik serta meningkatkan akademik peserta didik dalam pembelajaran sejarah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

KAJIAN TEORI A. Kajian Teori

1. Pengembangan Pendidikan

Pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Langkah proses pengembangan ini terdiri atas kajian tentang temuan penelitian produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan temuan-temuan tersebut, meakukan uji coba lapangan sesuai dengan latar dimana produk tersebut akan dipakai, dan melakukan revisi terhadap hasil uji lapangan.12 Penelitian dan pengembangan pendidikan dilakukan berdasarkan suatu model pengembangan yang temuan-temuannya di pakai untuk mendesain produk dan prosedur yang kemudian secara sistematis dilakukan uji lapangan, dievaluasi, disempurnakan untuk memenuhi kriteria keefektifan, kualitas, dan standar tertentu. Pengembangan dapat berupa proses, produk, dan rancangan.13 Tujuan pengembangan adalah menghasilkan produk berdasarkan temuan-temuan dari serangkaian uji coba, misalnya melalui kelompok kecil, perorang, kelompok sedang, dan uji lapangan kemudian dilakukan revisi dan seterusnya untuk mendapatkan hasil (produk) yang layak dipakai.14

Berkaitan dengan hal tersebut, banyak proyek penelitian yang dilakukan berkaitan dengan pengembangan produk dibidang pendidikan. Perlu dipahami bahwa penelitian dan pengembangan pada dasarnya memiliki tujuan yaitu

12 Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan Edisi Ketiga, Jakarta: Kencana, 2013, hlm.222-23. 13 Loc. Cit. 14 Punaji Setyosari, ibid, hlm.227.

13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

diperlukan untuk mengupayakan perbaikan dalam bidang pendidikan menuju lebih baik lagi.15

2. Pendekatan Saintifik a. Pengertian Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik adalah kegiatan belajar mengajar yang dirancang sedemikian rupa guna membantu peserta didik untuk lebih berperan dalam membangun suatu kegiatan pembelajaran berbasis penelitian.16 Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa diperoleh dari mana saja. Dalam hal ini, kondisi pembelajaran yang tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi.17

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses, seperti mengamati, mengklasifikasikan, mengukur, menjelaskan, dan menyimpulkan. Dalam proses ini bantuan guru diperlukan akan tetapi bantuan guru semakin berkurang untuk melatih kemampuan berpikir kritis peserta didik yang semakin dewasa dan semakin tingginya kelas peserta didik.18

15 Loc. Cit. 16 Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013, Yogyakarta: Gava Media, 2014, hlm.51. 17 M. Hosnan, Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21, Bogor:Ghalia Indonesia, 2014, hlm.34. 18 Loc. Cit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

b. Tujuan Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik

Terdapat beberapa tujuan pembelajaran dalam menggunakan pendekatan saintifik, antara lain:19

1) Meningkatkan kemampuan intelektual siswa, khususnya kemampuan berpikir secara bertahap pada siswa. 2) Membentuk kemampuan siswa dalam mencari jalan keluar permasalahan secara sistematis (tertata) 3) Menciptakan kondisi pembelajaran yang memberikan kesadaran akan pentingnya belajar sebagai suatu kebutuhan. 4) Memberikan hasil belajar yang baik 5) Melatih siswa dalam belajar mengomunikasikan suatu ide atau gagasan. 6) Mengembangkan karakter peserta didik

c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Berikut ini beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran:20

1) Pembelajaran berpusat pada siswa 2) Pembeajaran membentuk students self concept 3) Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep dan prinsip 4) Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa 5) Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru

19 Daryanto, op.cit, hlm.54. 20 Daryanto, ibid, hlm.58.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

3. Nilai dan Karakter a. Pengertian Nilai dan Karakter

Nilai berasal dari bahasa latin vale’re yang artinya berguna, berlaku, sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu yang dipandang baik, bermanfaat, dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau sekelompok orang. Nilai adalah sesuatu yang dijunjung tinggi dan dapat menjiwai tindakan seseorang.21 Nilai akan selalu berhubungan dengan kebaikan, kebajikan, dan keluhuran budi serta akan menjadi sesuatu yang dihargai dan dikejar oleh seseorang sehingga ia merasa menjadi manusia yang sebenarnya. Sejalan menurut pandangan Linda dan Richard Eyre yang dikutip dalam buku yang berjudul Pembelajaran Nilai Karakter karya Sutarjo

Adisusilo, J.R mengungkapkan bahwa nilai adalah standar perbuatan dan sikap yang menentukan siapa kita, bagaimana kita hidup, dan bagaimana kita memperlakukan orang lain. Tentunya nilai-nilai yang baik bisa menjadikan orang lebih baik, hidup lebih baik dan memperlakukan orang lain secara lebih baik. 22

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia karakter adalah tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain.23

Dalam bahasa Sansekerta budi pekerti berarti “tingkah laku” atau perbuatan yang sesuai dengan nilai-nilai, perilaku manusia dan aturan yang dipegang masyarakat, dan jika perbuatan tersebut menjadi kebiasaan dalam masyarakat, nantinya menjadi tata krama di dalam pergaulan masyarakat. Menurut Edi Setyawati terdapat lima jangkauan nilai budi pekerti, yaitu sikap dan perilaku dalam hubungan :1) dengan

21 Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai Karakter, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2017, hlm.56. 22 Sutarjo Adisusilo, ibid, hlm.57. 23 https://kbbi.web.id/karakter, diakses pada tanggal 10 Juni 2020 pukul 22.16 WIB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Tuhan, 2)dengan diri sendiri, 3) dengan keluarga, 4) dengan masyarakat dan bangsa serta, 5) dengan alam semesta.24

Selain itu Foerster mengungkapkan bahwa karakter adalah seperangkat nilai yang telah menjadi kebiasaan hidup sehingga menjadi sifat tetap dalam diri seseorang, misalnya kerja keras, pantang menyerah, jujur, dan lainnya. Sedangkan tujuan pendidikan karakter yang diungkapkan oleh Foester adalah terwujudnya kesatuan mendasar seseorang dengan perilaku dan sikap/nilai hidup yang dimilikinya.25

b. Keterkaitan Nilai dan Karakter

Nilai mempunyai peranan yang penting dan banyak dalam hidup manusia.

Selain sebagai pegangan hidup, nilai juga menjadi pedoman untuk menyelesaikan konflik, mengarahkan hidup manusia dan memotivasi, menurut pandangan Kalven yang dikutip dalam buku yang berjudul Pembelajaran Nilai Karakter karya Sutarjo

Adisusilo, J.R. Apabila nilai ditanggapi dengan positif dapat membantu manusia menjadi lebih baik, sebaliknya jika nilai tidak ditanggapi dengan positif menjadikan orang kurang bernilai dan kurang bahagia sebagai manusia.26

Perbuatan atau tingkah laku kita selalu terkait dengan nilai tertentu dalam hal ini sebelum mengambil keputusan untuk melakukan suatu hal, seseorang lebih dahulu memilih nilai apa yang sesuai dengan keadaan yang dialaminya. Selain itu dapat terjadi dalam suatu tindakan, seseorang berhadapan dengan lebih dari satu

24 Sutarjo Adisusilo, ibid, hlm.55. 25 Sutarjo Adisusilo, ibid, hlm.77-78. 26 Sutarjo Adisusilo, ibid, hlm.59.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

nilai. Keadaan seperti ini menjadikan seseorang harus memilih salah satu nilai yang membawa dirinya semakin bermartabat.27 Sebagai contoh seseorang yang mandiri dalam menyelesaikan tugas sekolah, dia mencari nilai kejujuran dari hasil penugasaan yang dikerjakannya akan tetapi dia merasa tugas yang dilakukan sudah benar sehingga termasuk dalam nilai kenikmatan. Dalam hal ini “si mandiri” seharusnya memilih hasil penugasaan yang dikerjakannya, karena nilai kejujuraan lebih utama dibandingkan nilai kenikmatan yang sementara.

Seseorang telah berhasil memahami nilai-nilai dan keyakinan yang dikehendaki masyarakat serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam hidupnya dapat dikatakan sebagai seseorang yang berkarakter, nilai-nilai itu membentuk karakter tiap individu. Dalam hal ini tidak jauh berbeda dengan seseorang yang berbicara mengenai pendidikan budi pekerti yang dimaksudkan sebagai proses pembelajaran di sekolah bertujuan untuk mengembangkan watak atau tabiat peserta didik dengan cara melatih penghayatan nilai-nilai dan keyakinan masyarakat sebagai kekuatan moral dalam kehidupan peserta didik.28

c. Pendidikan Karakter

1. Pengertian Pendidikan Karakter

Adapun pengertian pendidikan karakter menurut Doni Koesoema A. adalah sebuah usaha dari individu baik secara pribadi (melalui pengalamannya sendiri), maupun secara sosial (melalui pengolahan pengalaman atas struktur hidup bersama)

27 Sutarjo Adisusilo, ibid, hlm.66. 28 Sutarjo Adisusilo, ibid, hlm.70.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

untuk membantu menciptakan sebuah lingkungan yang membantu pertumbuhan kebebasannya sebagai individu sehingga individualitas (ciri-ciri yang dimiliki seseorang yang membedakannya dari orang lain) dan keunikannya dapat semakin dihargai.29

Selain itu menurut pandangan Ki Hajar Dewantara yang dikutip dari buku

Pembelajaran Nilai Karakter karya Sutarjo Adisusilo, J.R mengungkapkan bahwa pendidikan karakter memiliki arti pendidikan watak untuk para siswa yang meliputi

“cipta”, “rasa”, dan “karsa”.30 Dalam hal ini ketiganya memiliki artian penting dibidang pendidikan yakni “cipta” ialah proses pengajaran budi pekerti pada siswa dalam berpikir untuk menciptakan suatu hal yang baik, kemudian “rasa” juga merupakan pengajaran budi pekerti pada siswa untuk memiliki kesadaran pada hati nurani sehingga memiliki sikap yang peka terhadap sesama, serta “karsa” ialah proses pengajaran budi pekerti pada siswa dalam hal memberikan respon positif ketika bekerja sama. Watak sebagai sifat seseorang yang dapat dibentuk, artinya watak seseorang dapat berubah-ubah dikarenakan pengaruh oleh faktor eksternal yaitu sekolah, keluarga, masyarakat dan lain-lain.

Dari penjelasan tersebut terdapat pandangan yang berbeda dalam mengartikan pendidikan karakter, namun terbentuknya karakter dipengaruhi oleh faktor internal (akhlak yang dimiliki oleh individu itu sendiri) dan faktor eksternal

(sosial yang dapat mempengaruhi karakter individu tersebut). Kedua faktor ini

29 Doni Koesoema A, Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, Jakarta: PT Gramedia , 2010, hlm.194. 30 Sutarjo Adisusilo, op.cit, hlm.76.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

dapat diperoleh melalui refleksi diri, pendidikan formal maupun nonformal yang

dialami individu.

2. Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter

Dalam prinsip-prinsip pendidikan karakter, terdapat sebelas prinsip yang

dapat membentuk gagasan untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu pelaksanaan

pendidikan karakter. Lickona, Schaps, dan Lewis dalam CEP’s Eleven Princiles of

Effective Character Education menguraikan sebelas prinsip dasar dalam

menunjang keberhasilan pelaksanaan pendidikan karakter. Berikut kesebelas

prinsip yang dimaksudkan: 31

1. Komunitas sekolah mengembangkan nilai-nilai etika dan kemampuan inti sebagai landasan karakter yang baik. 2. Sekolah mendefinisikan karakter secara komprehensif (keseluruhan) untuk memasukkan pemikiran, perasaan, dan perbuatan. 3. Sekolah menggunakan pendekatan komprehensif, sengaja, dan proaktif untuk pengembangan karakter. 4. Sekolah menciptakan masyarakat peduli karakter 5. Sekolah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan tindakan moral. 6. Sekolah menawarkan kurikulum akademik yang berarti dan menantang yang menghargai semua peserta didik mengembangkan karakter, dan membantu mereka untuk mencapai keberhasilan. 7. Sekolah mengembangkan motivasi diri peserta didik. 8. Staf sekolah adalah masyarakat belajar etika yang membagi tanggung jawab untuk melaksanakan pendidikan karakter dan memasukkan nilai-nilai inti yang mengarahkan peserta didik. 9. Sekolah mengembangkan kepemimpinan bersama dan dukungan yang besar terhadap permulaan atau perbaikan pendidikan karakter. 10. Sekolah melibatkan anggota keluarga dan masyarakat sebagai mitra dalam upaya pembangunan karakter. 11. Sekolah secara teratur menilai dan mengukur budaya dan iklim, fungsi-fungsi staf sebagai pendidik karakter serta sejauh mana peserta didik mampu memanifestasikan karakter yang baik dalam pergaulan sehari-hari.

31 Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter, Jakarta: Kencana, 2014, hlm.10-11.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

3. Langkah Pendidikan Nilai

Pendidikan karakter dapat dibentuk dan dikembangkan dengan pendidikan nilai. Dalam hal ini, Notonagoro mengajukan empat langkah yang harus ditempuh agar pendidikan nilai berdaya guna, yaitu:32 a. Para pendidik harus tahu dan jelas dengan akal budinya, memahami dengan hatinya nilai-nilai apa saja yang akan diajarkan para pendidik (nilai-nilai kemanusiaan lainnya). b. Para pendidik mengajarkan nilai tersebut pada peserta didik dengan sentuhan perasaan dan hati, melalui contoh nyata yang menjadi teladan sehingga peserta didik dapat melihat sendiri alangkah baiknya nilai itu. c. Langkah selanjutnya adalah membantu peserta didik untuk menghayati nilai- nilai tersebut tidak saja dalam akal budinya, tetapi dalam hati sanubari si peserta didik sehingga nilai-nilai yang dipahaminya menjadi bagian dari seluruh hidupnya. Tahap ini diharapkan peserta didik memiliki dan menjadikan nilai tersebut sebagai sikap hidupnya serta menjadi landasan bertingkah laku. d. Peserta didik yang telah merasa memiliki sikap hidup sesuai dengan nilai-nilai tersebut didorong dan dibantu untuk mewujudkan atau mengungkapkan dalam tingkah laku dan menerapkan di kehidupan sehari-hari.

4. Tujuan Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter memiliki lima tujuan sebagai berikut:33

1. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter bangsa. 2. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religious. 3. Menanamkan jiwa kepemimpianan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa. 4. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan. 5. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, dan dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity).

32 Sutarjo Adisusilo, op.cit, hlm.73. 33 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, Jakarta: Kencana, 2011, hlm.18.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

d. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang Berkarakter

Penjelasan yang diuraikan oleh buku Panduan Pengembangan Bahan Ajar yang diterbitkan oleh Diknas, bahwa lembar kerja siswa (Student Work Sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik.

Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas dengan kompetensi dasar yang akan dicapainya. Lembar kegiatan dapat digunakan untuk mata pelajaran apa saja.34 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia karakter adalah tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain.35

Dalam mengembangkan produk LKPD pada materi teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia berisikan beberapa nilai-nilai budaya bangsa Indonesia yaitu nilai toleransi dan nilai peduli sosial pada aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik yang nantinya membentuk karakter peserta didik. Ketiga aspek ini ada pada lembar kerja yang dikerjakan peserta didik dalam bentuk individu maupun kelompok. Produk LKPD yang berkarakter ialah mengkaitkan materi dengan nilai budaya bangsa Indonesia sehingga materi yang disampaikan memiliki nilai-nilai yang dapat membentuk karakter peserta didik menjadi lebih baik.

34Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik, Jakarta: Kencana, 2014, hlm.268-269. 35 https://kbbi.web.id/karakter, diakses pada tanggal 10 Juni 2020 pukul 22.16 WIB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

e. Nilai-nilai Budaya Bangsa Indonesia

Nilai-nilai budaya bangsa Indonesia tercermin lewat keanekaragaman budaya dan kompleksitas kehidupan masyarakat Indonesia yang telah membawa dampak positif sekaligus negatif dalam menciptakan keutuhan bangsa. Secara positif, pluralitas suku, bahasa, dan agama memberi kebanggaan tersendiri bagi terciptanya keberagaman budaya khas bangsa Indonesia yang mencerminkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa tetap terpelihara dengan baik. Hal negatif tergambar ketika keterpeliharaan nilai-nilai budaya dan karakter belum berhasil membangun kesadaran bangsa secara menyeluruh untuk mengakui bahwa keanekaragaman ini merupakan kekayaan dan milik bersama yang harus digali, dikembangkan, dan dipelihara secara bersama-sama.36

Kementrian Pendidikan Nasional (KEMENDIKBUD) dalam buku

Pendidikan Karakter karya Muhammad Yaumi M.Hum.,M.A berpandangan bahwa untuk membawa bangsa ini keluar dari keterpurukan dengan melakukan salah satu solusi yaitu peninjauan kembali dalam menentukan sikap terhadap nilai-nilai karakter dan budaya bangsa. Maka pendidikan menjadi fokus utama dalam pengambangan nilai karakter bangsa Indonesia karena pendidikan sebagai tempat terbaik untuk membangun pilar-pilar karakter dan budaya bangsa. Nilai-nilai karakter dan budaya bangsa dapat dilihat pada table berikut: 37

36 Muhammad Yaumi, op.cit, hlm.79. 37 Muhammad Yaumi, ibid, hlm.80.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Tabel 1 : Nilai-Nilai Budaya Bangsa Indonesia

No. Nilai Deskripsi 1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. 2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. 4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 5. Kerja keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi bebagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. 6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. 7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas. 8. Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dengan orang lain. 9. Rasa Ingin Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk Tahu mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. 10. Semangat Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang Kebangsaan menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. 11. Cinta Tanah Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan Air kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. 12. Menghargai Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk Prestasi menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. 13. Bersahabat/ Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, komunikatif bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. 14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

15. Gemar Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. 16. Peduli Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah Lingkungan kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberikan 17. bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. 18. Tanggung Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas Jawab dan kewajiban, yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Dari berbagai nilai karakter tersebut, peneliti memilih dua nilai karakter yang nantinya akan dikembangkan dalam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yaitu toleransi dan peduli sosial (akulturasi dan multikultural). Peneliti memilih dua nilai karakter di atas karena sesuai dengan materi pada materi proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia untuk kelas X. Materi tersebut menggambarkan proses masuknya Islam dari berbagai teori, jalur penyebaran agama Islam, dan peranan walisongo dalam penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.

Pada pengembangan LKPD Sejarah Indonesia, menekankan hal penting disetiap materi untuk menanamkan nilai karakter pada siswa di kelas. Semestinya, siswa dapat mengimplementasikan nilai karakter di lingkungan masyarakat.

Secara tidak langsung, hadirnya toleransi tanpa kita ketahui sudah ada pada zaman kerajaan Hindu Buddha seperti kedatangan berbagai pedagang untuk berdagang dan menyebarkan agama Islam, kemudian peran wali songo paling utama dengan dakwah Islam sehingga agama Islam diterima oleh rakyat. Kemudian peduli sosial dilakukan oleh ialah tidak memperbolehkan penyembelihan sapi saat Idul Adha dan diganti dengan peyembelihan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

kerbau atau kambing. Hal ini dikarenakan pada masa kerajaan Hindu Buddha di

Kudus mayoritas beragama Hindu sehingga menganggap sapi sebagai lambang kesucian bagi umat Hindu.

Selain itu, adanya akulturasi yang terjadi dalam penyebaran agama Islam yang berasal dari Mekkah, Gujarat, Persia, dan Cina melalui perdagangan, perkawinan, dan dakwah dalam memberikan sentuhan Islam. Perlunya penekanan nilai toleransi dan peduli sosial (akulturasi dan multikultural) yang sangat penting pada siswa, untuk memiliki kesadaran bahwasannya lingkungan damai dapat tercipta dari setiap individu yang saling menghargai dan melihat kemajemukan menjadi identitas bangsa Indonesia.

Maka penguatan pada nilai peduli sosial sangat ditekankan untuk tiap-tiap siswa. Hal ini dikarenakan ketika zaman kerajaan Hindu Buddha sudah ada sikap empati terhadap masyarakat dan lingkungannya, dibuktikan dengan saling membantu satu sama lain dan berinteraksi sosial tanpa memandang SARA (Suku,

Ras, Agama dan Antar golongan). Perlu disadari bahwa setiap siswa harus memiliki kepedulian untuk saling melindungi serta membangun solidaritas satu sama lain dalam hidup berbangsa dan bernegara. a. Toleransi

Indonesia merupakan suatu negara yang multikultural, sikap toleransi terhadap pluralitas merupakan keharusan untuk membangun suatu kesatuan yang utuh. Makna toleransi menurut UNESCO dalam buku Pendidikan Karakter karya

Muhammad Yaumi M.Hum., M.A memandang toleransi sebagai rasa penerimaan dan apresiasi terhadap keragaman budaya dunia serta banyaknya bentuk ekspresi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

diri dan cara-cara menjadi manusia yang toleran. Hal ini didorong oleh keterbukaan, pengetahuan, komunikasi, kebebasan berpikir, hati nurani dan keyakinan.38

Toleransi adalah sikap menerima perbedaan orang lain, tidak memaksakan keyakinan kepada orang lain, tidak menyukai orang karena tidak sekeyakinan, sealiran, atau sepaham dengannya dan tidak menghakimi orang lain berdasarkan latar belakang, penampilan, atau kebiasaan yang dilakukannya, karena setiap orang tidak pernah meminta agar dilahirkan dalam suatu suku bangsa tertentu.39 Seperti halnya untuk masuk Islam yang tidak dipaksa bagi yang ingin menganut, karena pada dasarnya Islam datang dengan damai dan sederhana dengan mengucapkan dua kalimat syahadat sudah menjadi syarat untuk memeluk Islam.

Oleh karena itu, seseorang yang toleran pasti memiliki karakter yakni; 1) berwawasan luas (broad-minded), 2) berpikiran terbuka (open-minded), 3) tidak picik (liberal), 4) merasa iba, 5) menahan amarah, 6) lemah lembut.40 Maka kesimpulan dari toleransi adalah sikap menghargai satu sama lain tanpa melihat perbedaan yang ada, menjaga rukun tetangga dilingkungan masyarakat, dan menunjukkan sikap menerima terhadap orang lain yang berbeda pandangan, sikap, dan perilaku dengan memberi respon positif.

Toleransi harus didukung oleh pengetahuan yang luas, bersikap terbuka, kebebasan berpikir dan beragama setara dengan sikap positif dan menghargai orang lain dalam menggunakan kebebasan hak asasi sebagai manusia.41 Perlu diketahui

38 Muhammad Yaumi, ibid, hlm.88-91. 39 Loc. Cit. 40 Loc. Cit. 41 https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/jw/article/download/586/700, diakses pada tanggal 28 April 2020 pukul 21.18 WIB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

bahwa toleransi sudah terjadi pada masa kerajaan Hindu-Buddha dengan saling menerima perbedaan agama Hindu dan Buddha, penyebaran agama Islam di

Indonesia pada masa kerajaan Hindu-Buddha juga diterima dengan baik sehingga munculnya toleransi beragama.

Toleransi beragama adalah toleransi yang mencakup masalah-masalah keyakinan dalam diri manusia yang berhubungan dengan akidah atau ketuhanan yang diyakininya. Seorang harus diberikan kebebasan untuk meyakini dan memeluk agama masing-masing yang dipilihnya serta memberikan penghormatan atas pelaksanaan ajaran-ajaran yang dianut atau diyakininya.42 Hal ini terlihat jelas dalam memberikan penghormatan yang dilakukan oleh Sunan Kudus. Bentuk penghormatan berupa larangan penyembelihan sapi bagi umat Islam ketika lebaran

Idul Adha, karena di Kudus mayoritas beragama Hindu pada saat itu dengan menganggap sapi sebagai lambang kesucian.

Sampai sekarang, masyarakat Kudus masih memegang teguh tradisi tidak menyembelih sapi pada lebaran Idul Adha. Sebagai gantinya, masyarakat Kudus yang saat ini mayoritas beragama Islam lebih memilih untuk menyembelih kerbau atau kambing. Hingga kini anjuran Sunan Kudus masih dilakukan oleh sekelompok kecil di Kota Kretek, Kudus.43

Kemudian sikap toleransi yang ada di Demak terlihat pada media dakwah yang dilakukan dengan wayang kulit. Awalnya wayang dalam ajaran Islam dilarang karena penggambarannya menyerupai bentuk wujud

42 Loc. Cit. 43 https://www.liputan6.com/regional/read/2544774/kisah-sunan-kudus-larang-umat-makan-sapi#, diakses pada tanggal 29 April 2020 pukul 14.12 WIB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

manusia. Namun Sunan Kalijaga pun merubah bentuk wayang agar tidak menyerupai manusia. Wayang sudah ada pada zaman Kerajaan Hindu Buddha dan diangkat kembali sebagai media dakwah oleh Sunan Kalijaga dengan menambahkan unsur Islam. Nilai toleransi antar beragama sangat terlihat jelas dalam pertunjukan wayang yang dapat dilihat/ditonton siapapun baik orang Islam maupun yang beragama lain sehingga berbaur menjadi satu.44 Sunan Kalijaga mengembangkan wayang purwa yakni wayang kulit bercorak Islam dan Sunan

Kalijaga menciptakan wayang corak batik.45

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Wayang_purwa Gambar I: Tokoh Bisma dalam wayang purwa

Ada beragam wayang sebagai media penyebaran Islam. Salah satunya

Wayang Sasak merupakan wayang kulit yang berkembang di Lombok.

Kemunculannya diperkirakan bersamaan dengan penyebaran agama Islam di sana sekitar abad 16. Cerita wayang yang ditulis di daun lontar dalam bahasa Jawa dengan huruf Sasak itu memiliki persamaan cerita dengan Wayang Wong Menak

44http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/tadzkiyyah/article/viewFile/5062/3339, diakses pada tanggal 26 April 2020 pukul 04.17 WIB 45 https://republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/17/05/13/opw5r6313-wayang-dan- penyebaran-islam-di-jawa, diakses pada tanggal 27 Juni 2020 pukul 13.00 WIB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

di Jawa. Tokoh Wong Menak menjadi tokoh teladan yang layak diikuti jejak perjalanan hidupnya. Cerita Wong Menak mengisahkan Amir Hamzah (paman

Nabi Muhammad SAW) yang membela dan mempertahankan Islam dari gangguan dan serangan musuh waktu itu. Dalam Serat Menak, Amir Hamzah dan kepahlawanannya diangkat menjadi tokoh sentral.46 Wajar saja, wayang di Lombok sering disebut dengan wayang menak. Inti ceritanya menggambarkan perjuangan para tokoh Islam yang dipimpin oleh Amir Hamzah, atau di Jawa sering disebut

Amir Ambyah. 47

Wong Agung Menak Umar Maya Maktal

Sumber : https://masmirah.com/2019/04/24/wayang-sasak-3-tokoh-kanan/ Gambar II: Wayang Sasak

46 https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/panggung/article/view/471/pdf, diakses pada tanggal 27 Juni 2020 pukul 14.00 WIB 47 https://www.inibaru.id/tradisinesia/wayang-sasak-dan-kisah-penyebaran-islam-di-lombok, diakses pada tanggal 27 Juni 2020 pukul 14.20 WIB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

f. Peduli Sosial

Dalam agama istilah iman selalu dibarengi dengan kata amal shaleh, yang berarti kewajiban untuk mengasah dimensi ketuhanan, iman, harus diikuti dengan kewajiban untuk mempertajam dimensi sosial, yakni berbuat baik kepada orang lain walaupun pada saat yang sama orang lain belum mampu untuk berbuat baik kepadadiri kita. Yang dimaksud dengan peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.48

Mork dalam buku Pendidikan Karakter karya Muhammad Yaumi M.Hum.,

M.A menjelaskan bahwa setiap kali membangun sikap peduli sosial selalu berhubungan dengan empat elemen penting, yakni:49 1) membaca isyarat sosial; 2) memberikan empati; 3)mengontrol emosi; 4)mengekpresikan emosi pada tempatnya. Pertama isyarat sosial penting untuk membangun relasi diri dengan orang lain dengan baik. Kedua, memberi empati paling tidak memosisikan diri dan pandangan kita berada pada persepektif orang lain, jika memungkinkan kita merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Puncak dari empati adalah memberikan pertolongan dan jalan keluar kepada orang lain yang mengalami kesulitan sehingga orang tersebut mampu keluar dari masalah yang hadapi. Ketiga mengontrol emosi ketika meghadapi segala sesuatu yang membuat ketegangan bersama orang lain dengan meredam emosi yang mungkin membahayakan pihak lain. Keempat, mengekspresikan emosi pada tempatnya yang berarti kapan

48 Muhammad Yaumi, ibid, hlm.112. 49 Loc. Cit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

mengungkapkan rasa iba, kasih sayang, memberikan senyum, dan pujian kepada orang lain. Peduli sosial juga mencegah terjadinya bahaya dan malapetaka yang terjadi dalam masyarakat.50

Harapannya dari pembelajaran sejarah pada materi teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia, peserta didik memiliki rasa peduli sosial yang besar terhadap sesama dan menghormati yang lebih tua. Hal tersebut berpedoman dari sikap empati yang dimiliki oleh Sunan Kudus (Raden

Ja’far Shadiq) dengan menjaga kedamaian bagi masyarakat Kudus yang saat itu mayoritas beragama Hindu, dimana tidak memperbolehkan penyembelihan sapi di daerah Kudus pada saat Idul Adha bagi umat Islam.

Adapun peduli sosial yang ditemui pada Masjid Demak yaitu terdapat pada museum dan makam. Museum yang berada disekitar Masjid Demak, memiliki pengaruh yang besar pada bidang pendidikan seperti tempat mencari informasi dan sebagai studi lapangan oleh wisatawan lokal (pelajar, mahasiswa, dan masyarakat setempat). Sedangkan di makam pada umumnya digunakan sebagai tempat ziarah yang pengunjungnya didominasi oleh mayoritas umat Islam tetapi bagi umat beragama lain juga dapat melakukan ziarah (doa). Dari sikap peduli sosial tersebut masyarakat yang datang berziarah bertujuan untuk mengenang para leluhur. Selain itu makam juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan penelitian.

50 Muhammad Yaumi, ibid, hlm.113.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

Untuk membangun karakter peduli sosial dalam membentuk kepribadian peserta didik, memiliki karakteristik sebagai berikut:51

1. Menunjukkan keprihatinan yang mendalam kepada orang yang mengalami penderitaan. 2. Tidak memberikan sikap dan perilaku kasar dan kejam kepada setiap orang. 3. Dapat merasakan apa yang orang lain rasakan dan memberikan respons positif terhadap perasaan itu. 4. Menunjukkan pengorbanan kenyamanan diri untuk kebaikan orang lain. 5. Memberikan kenyamanan kepada orang yang membutuhkannya. 6. Menunjukkan sikap dan perilaku peduli terhadap kepentingan umum diatas dari pada kepentingan pribadi dan golongan.

Dalam hal ini peduli sosial terkait dengan akulturasi dan multikultural sebagai berikut : f.1 Akulturasi

Akulturasi didefinisikan sebagai proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur- unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.52 Pada penelitian ini nilai karakter yang diambil berupa toleransi dan peduli sosial. Nilai peduli sosial pada LKPD menekankan akulturasi yang masih ada terdapat juga multikultural yang jelas pada materi teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia.

Proses akulturasi materi ini, saya ambil contoh pada Masjid Kudus dan

Masjid Demak. Kedua Masjid ini berdiri pada masa kerajaan Hindu Buddha

51 Loc. Cit. 52 http://staffnew.uny.ac.id/upload/132326872/pengabdian/asimilasi-akulturasi.pdf, diakses pada tanggal 27 April 2020 pukul 02.37 WIB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

sehingga memungkinkan pengaruh dari kebudayaan Hindu Buddha. Kemudian dipadukan juga dengan kebudayaan Islam yang hingga kini sebagai tempat ibadah.

Menara Kudus merupakan peninggalan Hindu sebagai tempat beribadah terhadap yang suci yakni pemujaan roh atau nenek moyang. Menara Kudus hingga kini berpindah fungsi saat Islam sudah manjadi mayoritas di Kudus. Kegunaan dari

Menara Kudus sebagai tempat untuk membunyikan diiringi adzan tanda untuk sholat. Berpindah fungsi menara tidak meninggalkan tujuan aslinya yaitu beribadah dengan berdoa kepada yang Maha Esa walaupun dilakukan dengan cara yang berbeda. Bagi umat Islam shalat bertujuan untuk mendekatkan diri dengan

Allah SWT.

Pada bangunan Masjid Kudus terdapat padasan yang berada di tempat wudhu.

Padasan ini berupa pancuran air dengan hiasan topeng berbentuk kala bermata tiga, air pancuran keluar dari lubang pipa tepat pada mulut kala. Bentuk kala dalam mitos

Hindu-Buddha merupakan makhluk imajinatif sebagai penjaga yang dipercaya dapat memberi kekuatan baik dan menolak kekuatan jahat. 53

Sumber : aanprihandaya.com Sumber : jatengnyamleng.com Gambar III: Padasan Masjid Menara Kudus bentuk kalajaladwara

53 https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/imajinasi/article/download/8685/5806, diakses pada tanggal 4 Mei 2020 pukul 15.07 WIB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

Kemudian di Masjid Demak, akulturasi terlihat pada gambar bulus. Bulus merupakan binatang yang hidup di dua alam, darat dan air, serta dianggap dalam hukum Islam haram. Akan tetapi gambar bulus diletakkan pada mihrab (di depan ruang pengimaman) Masjid Agung Demak. Hal ini sejatinya menunjukkan kebijaksanaan berdakwah pada saat itu, dimana pemeluk agama lama (Hindu dan

Buddha) diingatkan bahwa di dalam masjid juga ada suatu lambang kesucian sebagaimana diyakini para pemeluk Hindu dan Budha yang memandang bulus sebagai binatang suci. Hanya saja, kesucian dan keabadian dalam Islam diperoleh dengan cara melaksanakan shalat berbakti kepada Allah SWT.

Sumber : journal.unnes.ac.id Gambar IV: Prasasti Bulus Pada Mihrab

Ajakan untuk menunaikan shalat pun dikenalkan dengan menggunakan istilah yang akrab bagi pemeluk ajaran lama. Roh-roh yang mereka sembah sering disebuh ‘hyang’ yang berarti Tuhan. Para ulama saat itu juga menggunakan istilah

‘sembahyang’ hanya saja yang dimaksudkan adalah menyembah Allah, sebagai pedoman dari kata shalat sehingga mudah dipahami oleh mereka (Zaini

Muhtarom).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Masjid Menara Kudus dan Masjid Demak memiliki kekhasan yang unik dibuktikan dengan atap yang bertingkat. Tingkatan pada bangunan atap masjid/menara dipercaya bagi umat hindu yakni semakin tinggi suatu tempat akan semakin dekat dengan Tuhan dan dipercaya juga memiliki tingkat tiga berunsur tri loka (dunia bawah– dunia tengah – dunia atas).54 Akulturasi ini tetap menjadikan umat Islam untuk beribadah di kedua Masjid ini. Dalam agama Hindu dikenal berbagai macam alam semesta (bhuana agung) disebut dengan Tri Loka. Tri Loka adalah tiga kelompok alam semesta yaitu Bhur Loka (lapisan dimensi alam negatif),

Bvah Loka (lapisan dimensi siklus kehidupan-kematian), dan Svah Loka (lapisan dimensi alam positif).

Bagian paling bawah, yang disebut Bhur Loka, mengandung lambang- lambang dari unsur-unsur dasar dunia, kura-kura dan naga. Bhur loka atau alam halus negatif ini adalah alam yang dihuni oleh jiwa-jiwa yang bathinnya gelap, hidupnya tidak benar atau menyalahgunakan kesaktian semasa hidupnya.55

Pada bagian tengah (Bvah Loka), terlihat manusia dan elemen-elemen dunia yang hidup: tumbuh-tumbuhan, binatang, dan manusia. Terdiri dari alam material dimana kita saat ini berada dan alam halus Bvah Loka, tempat para jiwa-jiwa antre untuk reinkarnasi kembali.

Bagian paling atas adalah tempat yang dihuni para dewa (Svah Loka) dengan berbagai figur lambangnya. Kadang-kadang terdapat figur-figur yang melambangkan Trimurti yaitu Brahma, Wisnu dan Siwa, atau figur tunggal yang

54 https://seminar.iplbi.or.id/wp-content/uploads/2017/06/HERITAGE2017-A-203-206-Pengaruh- Hindu-pada-Atap-Masjid-Demak.pdf, diakses pada tanggal 27 April 2020 pukul 00.13 WIB 55 http://repo.isi-dps.ac.id/id/eprint/2218, diakses pada tanggal 27 April 2020 pukul 12.50 WIB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

melambangkan Indra (raja para dewa) atau Sang Hyang Tunggal alias Sang Hyang

Widhi. Svah Loka atau alam positif ini adalah alam yang dihuni oleh jiwa-jiwa yang bathinnya bersih, serta hidupnya penuh belas kasih dan kebaikan. f.2 Multikultural

Indonesia merupakan negara yang multikultural dimulai masa kerajaan Hindu

Buddha dan masuknya Islam ke Indonesia, sudah menghadirkan multikultural hingga saat ini. Menurut , dalam jurnal yang berjudul Kajian

Filosofis Terhadap Multikulturalisme Indonesia dibuat oleh Dra. Ana

Irhandayaningsih, M.Si, multikultural adalah suatu hal yang menyangkut pandangan dunia dalam menghargai berbagai kebijakan budaya yang menekankan pada penerimaan terhadap realitas keagamaan, pluralitas (menerima berbagai macam agama), dan multikultural (menerima keberagaman budaya) yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.56

Hingga kini masih ditemui sentuhan budaya Hindu Buddha tanpa mengubah keaslian dari peninggalan tersebut. Pada masa kerajaan Hindu Buddha, umat Hindu dan Buddha hidup berdampingan sehingga memungkinkan munculnya multikultural antara budaya Hindu dan Buddha. Masuknya penyebaran agama

Islam juga menjadikan multikultural semakin berkembang pada masa Hindu

Buddha. Seperti pada Masjid Menara Kudus dan Masjid Demak memiliki

56 https://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika/article/view/3986/3664, diakses pada tanggal 15 Mei 2020 pukul 12.14 WIB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

perpaduan budaya Hindu Buddha hingga beragam makna yang tertuang dalam bangunan tersebut.

Pada bangunan Masjid Menara Kudus terdapat Menara Kudus yang memiliki tiga bagian yaitu bagian kaki (bawah), bagian badan (tengah), dan bagian kepala

(atas). Padasan sebagai tempat berwudhu di Masjid Menara Kudus dengan pola kala-jaladwara.. Tidak hanya pengaruh budaya Hindu Buddha, terdapat sentuhan kaligrafi Arab yang terletak di bagian bawah kubah Masjid Kudus dengan gaya

Kursif versi Thuluth (bentuk sudut lurus dengan garis melengkung dan miring).Hiasan kaligrafi Arab dibagian bawah kubah sangat memperkuat nilai keislaman dan menyeimbangkan nuansa Hindu pada bangunan

Sumber : journal.unnes.ac.id

Sumber : journal.unnes.ac.id Gambar V : Kaligrafi Arab gaya Kursif versi Thuluth

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

Masjid Menara Kudus hingga kini masih melaksanakan tradisi dandangan untuk menyambut bulan suci ramadhan. Tradisi dandangan merupakan pemukulan bedug yang berada di atas Menara Kudus bertujuan untuk memperingatkan masyarakat Kudus bahwa puasa akan berlangsung esok hari.

Multikultural yang ada di Masjid Demak nampak pada gambar bulus yang berada di depan mihrab masjid agung Demak. Bulus adalah suatu lambang kesucian sebagaimana diyakini para pemeluk Hindu dan Budha yang memandang bulus sebagai binatang suci. Ornamen Surya Majapahit yang ada di atas ruang pengimaman memiliki makna yang berarti bagi umat Hindu. Makna tersebut ialah kepercayaan/keyakinan tertinggi agama Hindu tentang keberadaan dewa-dewa sedangkan keyakinan ajaran agama Islam yang tidak mengakui keberadaan dewa- dewa. Perbedaan pandangan ini yang menjadi dasar keberadaan Ornamen Surya

Majapahit tidak mengalangi umat Islam dan para wali untuk mengayomi budaya

Hindu.

Terdapat juga empat soko tatal guru yang menjadi daya tarik pada Masjid

Demak. Empat tiang penyangga ini merupakan hibah dari empat wali terkenal yaitu

Sunan Kalijaga, , Sunan Gunung Jati, dan . Jumlah soko tatal yang empat melambangkan pedoman hidup setiap umat Islam, yakni al-

Qur’an, hadis, ijma’ (sebuah kesepakatan hukum ynang diambil dari musyawarah para ulama mengenai suatu perkara yang tidak ditemukan hukumnya dalam Al

Qur’an atau hadist) dan qiyas (sumber hukum Islam yang ke empat setelah ijma).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Sumber : jateng.inews.id Gambar VI : Soko Tatal

Jadi perpaduan berbagai budaya Hindu Buddha menjadi suatu penghargaan bagi umat Islam dalam perkembangannya yang terletak pada Masjid Menara Kudus dan Masjid Demak. Sampai saat ini terlihat jelas dari kedua masjid tersebut yang memiliki pola atap tajug berlapis pada atap Menara Kudus dan atap Masjid Demak.

Pola atap tajug berlapis merupakan penggambaran dari Gunung Meru yang dipercaya oleh budaya Hindu dengan sebutan tribuwana (dunia bawah – dunia tengah – dunia atas). Masjid yang beratap tiga lapis dengan puncaknya diletakkan mustaka dapat dilihat sebagai pengaruh dari candi Buddha. Namun oleh walisongo diganti degan unsur keagamaan Islam yaitu Iman (enam rukun iman), Islam

(limarukun islam), dan Ihsan (ibadah).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

Sumber : arsitektur.studentjournal.ub Sumber : kompas.com Gambar VII : Bagian atap Masjid Kudus dan Masjid Demak

4. Pembelajaran Sejarah a. Pengertian Pembelajaran Sejarah

Pembelajaran Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan di masa lampau yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak dan kepribadian peserta didik.57 Perlunya penanaman nilai karakter ketika berlangsungnya pembelajaran sejarah bagi peserta didik agar selalu mengingat dan sadar bahwa sebagai anak bangsa harus mengantisipasi dari disintegrasi serta berjiwa nasionalis dan patriotisme.

57 Sapriya, Pendidikan IPS, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, hlm.208-209.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

b. Fungsi Pembelajaran Sejarah

Pembelajaran sejarah selain bertugas memberikan pengetahuan sejarah

(kognitif), tetapi juga memperkenalkan nilai-nilai luhur bangsanya (afektif). Kedua hal ini sulit dimiliki peserta didik jika peserta didik tidak mampu memahami maknanya. Mengingat setiap peserta didik tidak memiliki kemampuan yang sama untuk menangkap makna peristiwa sejarah, maka pengajar dapat membantu peserta didik dengan menjelaskan pesan moral dalam pembelajaran untuk diterapkan dalam lingkungan bermasyarakat. Maka dari itu, hal ini semakin penting apabila dikaitkan dengan pendapat Sartono Kartodirdjo, tentang fungsi pembelajaran sejarah yaitu: 58

1. Untuk membangkitkan minat sejarah tanah airnya 2. Untuk mendapatkan inspirasi dari sejarah, baik dari kisah-kisah kepahlawanan, peristiwa-peristiwa yang merupakan tragedi nasional 3. Memberi pola berikir kearah berpikir secara rasional, kritis, dan empiris 4. Mengembangkan sikap mau menghargai nilai-nilai kemanusiaan.

c. Prinsip Pembelajaran Sejarah

Berikut ini beberapa prinsip pembelajaran sejarah menurut Heri Susanto yang harus diperhatikan: 59

1. Pembelajaran yang dilakukan haruslah adaptif terhadap perkembangan peserta didik dan perkembangan zaman. Kendatipun sejarah bercerita tentang kehidupan masa lalu, bukan berarti sejarah tidak bisa diajar secara kontekstual. Banyak nilai dan fakta sejarah yang bila disampaikan dengan benar dan sesuai dengan alam pikiran peserta didik akan mampu membangkitkan pemahaman dan kesadaran peserta didik terhadap nilai-nilai nasionalisme, patriotisme dan persatuan. 2. Pembelajaran sejarah hendaklah berorientasipada pendekatan nilai. Menyampaikan fakta memang sangat penting dalam pembelajaran sejarah, akan tetapi yang juga tidak kalah penting adalah bagaimana mengupas fakta-

58 Aman, Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta: Ombak, 2011, hlm.100. 59 Heri Susanto, Seputar Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2014, hlm.56-57.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

fakta tersebut dan mengambil intisari nilai yang terdapat di dalamnya sehingga si pembelajar akan menjadi lebih wawas diri sebagai akibat dari pemahaman nilai tersebut. 3. Strategi pembelajaran yang digunakan hendaklah tidak mematikan kreatifitas dan memaksa peserta didik hanya untuk menghafal fakta dalam buku teks. Sejarah sudah saatnya diajarkan dengan cara yang berbeda, kebekuan pembelajaran yang terjadi seringkali dikarenakan rendahnya kreatifitas dalam pembelajaran sejarah. Sebagai akibatnya kejenuhan seringkali menjadi faktor utama yang dihadapi guru dalam mengajarkan sejarah dan siswa dalam belajar sejarah.

5. Mata Pelajaran Sejarah Indonesia Mata Pelajaran Sejarah Indonesia merupakan kajian tentang berbagai peristiwa sejarah di Indonesia ditujukan untuk membangun kesadaran bersama sebagai bangsa yang mengenal jati diri bangsanya dan menjadikan kebersamaan sebagai landasan dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara yang rukun pada masa kini dan masa yang akan datang.60

6. Bahan Ajar a. Pengertian Bahan Ajar

Menurut National Center for Vocational Education Research Ltd dalam buku

Pengembangan Bahan Ajar Tematik karya Andi Prastowo, S.Pd.I., M.Pd.I menjelaskan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tak tertulis. Terdapat pula pandangan yang dikemukakan oleh Pannen bahwa bahan ajar adalah bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan peserta

60 Kemendikbud, Silabus Mata Pelajaran Sejarah Indonesia, Jakarta, 2016, hlm.2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

didik dalam proses pembelajaran. Sejalan dengan Dikmenjur menyatakan pengertian bahan ajar merupakan seperangkat materi atau substansi pembelajaran

(teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran, dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi secara runtut dan sistematis sehingga secara menyeluruh mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu.61

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa bahan ajar secara umum pada dasarnya merupakan segala bahan (baik itu informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis. Bahan ajar menampilkan kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan untuk perencanaan dan pembelajaran tersebut dapat diimplementasikan.62

b. Fungsi Bahan Ajar

Ada dua pembagian fungsi bahan ajar. Pertama menurut pihak yang memanfaatkan bahan ajar dan kedua menurut strategi pembelajaran yang digunakan.

Pertama, menurut pihak yang memanfaatkan bahan ajar. Berdasarkan pihak- pihak yang menggunakan bahan ajar, fungsi bahan ajar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi bagi pendidik dan fungsi bagi peserta didik. 63

61 Andi Prastowo, ibid, hlm.138. 62 Loc. Cit. 63 Andi Prastowo, ibid, hlm.139.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

1. Fungsi bahan ajar bagi pendidik: 64

a. Menghemat waktu pendidik dalam mengajar. b. Mengubah peran pendidik dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator. c. Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif. d. Pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang semestinya diajarkan kepada peserta didik. e. Alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran.

2. Fungsi bahan ajar bagi peserta didik: 65

a. Peserta didik dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman peserta didik yang lain. b. Peserta didik dapat belajar kapan saja dan di mana saja ia kehendaki. c. Peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing. d. Peserta didik dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri. e. Membantu potensi peserta didik untuk menjadi pelajar/mahasiswa yang mandiri.

3. Pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari atau dikuasainya.

Kedua berdasarkan strategi pembelajaran yang digunakan fungsi bahan ajar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: dalam pembelajaran klasikal; individu; dan kelompok.

1. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal: 66

a. Sebagai satu-satunya sumber informasi dan pengawas serta pengendali proses pembelajaran. Peserta didik pasif dan bealajar sesuai dengan kecepatan pendidik dalam mengajar. b. Sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggarakan.

64 Loc. Cit. 65 Andi Prastowo, ibid, hlm.140. 66 Loc. Cit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

2. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual: 67

a. Media utama dalam proses pembelajaran. b. Alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses peserta didik memperoleh informasi. c. Penunjang media pembelajaran individual lainnya.

3. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok: 68

a. Bersifat sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok, dengan cara memberikan informasi tentang latar belakang materi, informasi tentang peran orang-orang yang terlibat dalam belajar kelompok, serta petunjuk tentang proses pembelajaran kelompoknya sendiri. b. Sebagai bahan pendukung bahan belajar utama serta dan jika dirancang sedemikian rupa dapat untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

c. Tujuan Bahan Ajar

Adapun tujuan pembuatan bahan ajar itu sendiri, setidak-tidaknya ada tiga macam, yaitu: 69

1. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial siswa. 2. Membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku- buku teks yang terkadang sulit diperoleh. 3. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran. d. Manfaat Bahan Ajar

Penggunaan bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran akan memberikan manfaat besar bagi kualitas proses dan hasil pembelajaran sebagai berikut.70

1. Tersedianya sumber belajar alternatif yang selain relevan dengan kurikulum, tetapi juga relevan dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik, serta dapat mengakomodasi atau diperkaya dengan aspek konteks dan kearifan lokal.

67 Loc. Cit. 68 Loc. Cit. 69 Andi Prastowo, ibid, hlm.141. 70 Ratumanan dan Imas Rosmiati, Perencanaan Pembelajaran, Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2019, hlm.288-291.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

2. Dimungkinkan pembelajaran akan berlangsung lebih menarik, karena menghadirkan konteks di sekitar peserta didik akan membangkitkan motivasi tersendiri bagi peserta didik. 3. Bahan ajar menjadi lebih kaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi. 4. Menambah khazanah pengetahuan dan pengalaman pendidik dalam menulis bahan ajar. 5. Tersedianya media melalui bahan ajar yang dapat membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara pendidik dengan peserta didik karena peserta didik lebih percaya kepada pendidik. e. Klasifikasi Bahan Ajar

Klasifikasi bahan ajar dalam buku Kajian Kurikulum dan Bahan Ajar Sejarah

SMA Menurut Kurikulum 2013 karya Hendra Kurniawan (2018), secara umum dapat dikategorikan menjadi tiga yakni bahan ajar visual, bahan ajar audio, dan bahan ajar audio visual, berikut penjelasannya. e.1 Bahan Ajar Visual

Bahan ajar visual merupakan bahan ajar pandang. Peserta didik dapat menerima pesan atau informasi dengan cara memandang atau melihat. Penggunaan bahan ajar visual memanfaatkan indera penglihatan. Contoh bahan ajar visual antaralain bahan ajar cetak (printed) seperti handout, modul, diktat, lembar kerja siswa, buku, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, dan bahan non cetak (non printed), seperti model/maket. Berdasarkan contoh tersebut, maka klasifikasi bahan ajar visual menurut Sukewi Sugito dalam buku Kajian Kurikulum dan Bahan Ajar

Sejarah SMA Menurut Kurikulum 2013 karya Hendra Kurniawan sebagai berikut.71

1) Bahan Ajar Visual yang Tidak Diproyeksikan

Bahan ajar visual yang tidak diproyeksikan artinya bahan ajar tersebut tidak membutuhkan alat bantu lain (seperti proyektor) untuk melihatnya. Bahan ajar seperti ini sangat banyak serta mudah diperoleh dan digunakan.

71Hendra Kurniawan, Kajian Kurikulum dan Bahan Ajar Sejarah SMA Menurut Kurikulum 2013, Yogyakarta: Sanata Dharma University Press, 2018, hlm.273-274.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

a. Gambar; yaitu foto, lukisan, atau sejenisnya yang menampakkan orang, tempat, dan benda. Maksud penggunaan gambar yakni apabila dalam pembelajaran kesulitan menampilkan sosok atau benda aslinya di dalam kelas. b. Grafis; yaitu bahan ajar yang terdiri dari lambang, titik, simbol, maupun garis yang menghubungkan gejala yang satu dengan lainnya. Misalnya sketsa, diagram, bahan/chart, grafik, poster, kartun, hingga yang tren saat ini sering disebut infografis, c. Model dan Benda Asli; bahan ajar ini sebenarnya paling tepat guna dibanding dengan tiruannya. Persoalannya seringkali benda asli sulit ditampilkan di dalam kelas. Model kadang lebih praktis dari benda aslinya karena dapat dilepas bagian-bagiannya. Model dapat dibuat selengkap mungkin namun dapat juga sebaliknya sesederhana mungkin sesuai dengan kebutuhan. d. Bahan cetakan; dapat berupa majalah, koran, lks, buletin, modul, diktat, handout, jurnal, buku, dan sejenisnya.

2) Bahan Ajar Visual yang Diproyeksikan

Bahan ajar visual yang diproyeksikan adalah bahan ajar yang dapat memproyeksikan gambar diam ke suatu layar. Misalnya transparansi yang membutuhkan proyektor atau overhead projector (OHP) (saat ini sudah ketinggalan zaman, terakhir kali masih umum digunakan sekitar tahun 2008) hingga yang lebih modern saat ini yaitu dengan menggunakan laptop atau komputer dan reviewer LCD. e.2 Bahan Ajar Audio

Bahan ajar audio merupakan bahan ajar di mana peserta didik dapat menerima pesan atau informasi harus dengan cara mendengarkan. Bahan ajar audio penggunaannya menggunakan indera pendengaran, yaitu ditangkap dalam bentuk suara. Contohnya seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio (CD).

Pada zaman sekarang tentu saja kaset, radio, dan piringan hitam sudah tertinggal.

Penggunaan CD pun pada beberapa kondisi tertentu sudah mulai ditinggalkan dengan adanya alternatif lain. Pada prinsipnya yang dapat disebut sebagai bahan ajar audio pada masa sekarang yaitu file-file digital yang menggunakan format file seperti wma, cda, aac, wav, midi, mp3, maupun lainnya.72

72 Hendra Kurniawan, ibid, hlm.275.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

e.3 Bahan Ajar Audio Visual

Bahan ajar audio visual merupakan bahan ajar yang teknik penyajiannya dilakukan dengan peserta didik harus mendengar sambil melihat secara terpadu untuk dapat menerima informasi yang disajikan. Beberapa bentuknya antara lain:73

1) Televisi Televisi dapat menyajikan gambar hidup berwarna disertai dengan suara. Televisi menyediakan siaran dari jarak jauh (dari studio atau lapangan melalui stasiun televisi) yang diputar kembali dengan segera. Televisi lebih efektif digunakan dalam kelompok kecil atau individual. Televisi baik digunakan sebagai penugasaan bagi siswa untuk menyaksikan berita atau liputan kegiatan penting yang ada hubungannya dengan mata pelajaran. Akhirnya televisi lebih sebagai sumber belajar. 2) Kombinasi Slide Gambar dan Suara Kombinasi slide gambar dan suara merupakan salah satu bahan ajar audio visual yang paling mudah dan dapat diproduksi sendiri-sendiri bagi kepentingan pembelajaran. Bahkan dewasa ini siswa pun rata-rata sudah memiliki keterampilan untuk menghasilkan bahan ajar jenis ini dengan memanfaatkan berbagai aplikasi yang ada di dalam laptop atau komputer. 3) Film Bahan ajar audio visual yang paling menarik sekarang ini tentu saja film. Apalagi dalam pembelajaran sejarah, media film juga paling sering dimanfaatkan. Hal ini dikarenakan film memiliki karakteristik tertentu dalam pembelajaran antara lain: a. Film mampu memperlihatkan gerakan-gerakan sesuatu. b. Film dapat menyajikan suatu proses secara lebih tepat guna. c. Film memungkinkan kita bergerak melampaui ruang dan waktu. d. Film mampu membuat kita dapat mengamati proses kerja suatu objek yang secara normal tidak dapat kita amati. e. Film memungkinkan kita untuk memisahkan bagian perbagian dari suatu peristiwa sehingga dapat dipelajari secara lebih seksama.

Selain tiga klasifikasi tersebut, dalam perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era digital saat ini terdapat pula bahan ajar yang sifatnya multimedia.

Pemanfaatan jaringan internet juga mendukung munculnya jenis bahan ajar ini.

Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) antara lain CAI

73 Hendra Kurniawan, ibid, hlm.275-275.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

(Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).

f. Prinsip-Prinsip Dalam Memilih Bahan Ajar

Adapun prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi : 74

1. Prinsip Relevansi Prinsip relevansi artinya materi pembelajarannya hendaknya relevan memiliki keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. 2. Prinsip Konsisten Prinsip konsisten artinya adanya keajengan antara bahan ajar dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Misalnya, kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. 3. Prinsip Kecukupan Prinsip Kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak.

g. Bahan Ajar Pada Kompetensi Dasar

Berikut bahan ajar pada Kompetensi Dasar (KD) Sejarah Indonesia yang pilih peneliti untuk dijadikan sebagai bahan ajar pada LKPD (Lembar Kerja Peserta

Didik):

3.7 Menganalisis berbagai teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia 4.7 Mengolah informasi teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia dengan menerapkan cara berpikir sejarah, serta mengemukakannya dalam bentuk tulisan

74 http://digilib.unimed.ac.id/1457/1/Fulltext.pdf, diakses pada tanggal 3 Maret 2020 pukul 15.58 WIB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

7. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) a. Pengertian Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Penjelasan yang diuraikan oleh buku panduan pengembangan bahan ajar yang diterbitkan oleh Diknas, bahwa lembar kerja siswa (Student Work Sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas.

Suatu tugas yang diinstruksikan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya. Lembar kegiatan dapat digunakan untuk mata pelajaran apa saja.75

Pengertian Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk- petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai.76 Dalam Lembar Kerja

Peserta Didik (LKPD), siswa akan mendapatkan materi, ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan kompetensi dasar, siswa dapat menemukan arahan yang terstruktur untuk memahami materi yang ada pada LKPD serta saat yang bersamaan siswa diberi materi dan tugas yang berkaitan dengan materi tersebut.77

Dari penjelasan tersebut dapat kita ketahui bahwa Lembar Kerja Peserta

Didik (LKPD) merupakan suatu bahan ajar cetak yang berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan siswa, baik bersifat teoritis dan/atau praktis, yang mengacu kepada

75 Andi Prastowo, op.cit, hlm.268-269. 76 Loc. Cit. 77 Loc. Cit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

kompetensi dasar yang harus dicapai siswa dan penggunaannya tergantung dengan bahan ajar lain.78 b. Fungsi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Berikut ini fungsi dari Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) diungkapkan oleh

Durri Andriani dalam buku Pengembangan Bahan Ajar Tematik karya Andi

Prastowo, sebagai berikut : 79

1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik namun lebih mengaktifkan siswa. 2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sebagai bahan ajar yang mempermudah siswa untuk memahami materi yang diberikan. 3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih. 4. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa. c. Tujuan Penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Menurut Durri Andriani dalam buku Pengembangan Bahan Ajar Tematik karya Andi Prastowo menyatakan paling tidak ada empat poin penting yang menjadi tujuan penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), yaitu: 80

1. Menyajikan bahan ajar yang memudahkan siswa untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan; 2. Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan; 3. Melatih kemandirian belajar siswa; 4. Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada siswa. d. Manfaat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) memilki banyak manfaat bagi pembelajaran, diantaranya melalui Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) kita

78 Loc. Cit. 79 Andi Prastowo, ibid, hlm.270. 80 Loc. Cit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

mendapat kesempatan untuk menarik perhatian siswa agar secara aktif terlibat dengan materi yang dibahas. Salah satu metode yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan hasil yang optimal dari pemanfaatan Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD) yaitu dengan menerapkan metode “SQ3R” atau Survey, Question, Read,

Recite, dan Review (meninjau, membuat pertanyaan, membaca, meringkas, dan mengulang).81

e. Langkah-langkah menyusun Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan hal penting yang menunjang pembelajaran, maka dari itu penyusunan LKPD harus dilakukan secara baik dan di susun harus inovatif dan kreatif. Penyusunan LKPD harus memperhatikan langkah- langkah dan kaidah penyusunan LKPD yang baik.

Menurut Andi Prastowo langkah-langkah dalam menyusun LKPD adalah sebagai berikut: 82

1) Melakukan Analisis Kurikulum Analisis kurikulum merupakan lanngkah pertama dala penyusunan LKPD. Langkah ini untuk menentukan materi-materi mana yang memerlukan bahan ajar LKPD. Materi yang digunakan ditentukan dengan cara melakukan analisis terhadap materi pokok, pengalaman belajar, serta materi yang diajarkan. 2) Menyusun Peta Kebutuhan LKPD Sangat diperlukan untuk mengetahui jumlah LKPD yang harus ditulis serta melihat urutan LKPD-nya. Menyusun peta kebutuhan di ambil dari hasil anaisis kurikulum dan kebutuhan yang diperlukan dalam pembelajaran sesuai dengan hasil analisis. Hal yang biasa di analisis untuk menyusun peta kebutuhan diantaranya, SK, KD, indikator pencapaian, dan LKPD yang sudah digunakan.

81 Loc. Cit. 82 http://repository.ump.ac.id/56/3/Agus%20BAB%20II.pdf, diakses pada tanggal 1 Maret 2020 pukul 23.45 WIB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

3) Menentukan Judul LKPD Judul ditentukan dengan melihat hasil anaisis standar kompetensi dan kompetensi dasar, materi-materi pokok, atau dari pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Satu kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi sebuah judul LKPD. Jika kompetensi dasar tersebut tidak terlalu besar. 4) Penulisan LKPD Dalam penulisan LKPD terdapat langkah-langkah yang harus diperhatikan. Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyusun LKPD: a) Merumuskan kompetensi dasar Untuk merumuskan kompetensi dasar dapat dilakukan dengan melihat pada kurikulum yang berlaku. Kompetensi dasar merupakan turunan dari standar kompetensi. Untuk mencapai kompetensi dasar peserta didik harus mencapai indikator-indikator yang merupakan turunan dari kompetensi dasar. b) Menentukan alat penilaian LKPD yang baik harus memiliki alat penilaian untuk menilai semua yang sudah dilakukan. Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja peserta didik. Alat penilaian dapat berupa soal pilihan ganda dan soal essai. Penilaian yang dilakukan didasarkan pada kompetensi peserta didik. c) Menyusun materi Sebuah LKPD terdapat di dalamnya materi pelajaran yang akan dipelajari. Materi dalam LKPD harus sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai. Ketika menyusun LKPD ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Materi LKPD dapat berupa informasi pendukung, gambaran umum mengenai ruang lingkup materi yang akan dipelajari. Materi dalam LKPD dapat diambil dari berbagai sumber seperti buku, majalah, jurnal, internet, dan sebagainya. d) Memperhatikan struktur LKPD Kita terlebih dahulu memahami segala sesuatu yang akan kita gunakan dalam penyusunan LKPD, terutama bagian dasar dalam penyusunan LKPD sebelum melakukan penyusunan LKPD. Komponen penyusunan LKPD harus sesuai apabila salah satu komponen penyusunan LKPD tidak sesuai maka LKPD tidak akan terbentuk. LKPD terdiri dari enam komponen yaitu judul, petunjuk belajar (petunjuk peserta didik), kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas, dan langkah-langkah kerja serta penilaian.

Langkah-langkah menyusun LKPD pada materi teori tentang masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia menempatkan pendidikan nilai sebagai mendukung pembentukan karakter pada peserta didik, sehingga langkah yang harus ditempuh agar pendidikan nilai tersampaikan dengan baik pada peserta didik dilakukan beberapa langkah yaitu:83 1) pendidik harus paham mengenai nilai apa

83 Sutarjo Adisusilo, op.cit, hlm.73.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

saja yang akan diajarkan oleh peserta didik, sehingga dalam hal ini menyesuaikan materi sejarah dengan nilai yang dipilih yakni nilai toleransi dan nilai peduli sosial,

2) para pendidik mengajarkan nilai tersebut pada peserta didik melalui contoh nyata yang menjadi teladan sehingga peserta didik dapat melihat sendiri alangkah baiknya nilai itu. Dalam LKPD terdapat pada teladan yang dilakukan oleh para walisongo dalam menyebarkan agama Islam dengan damai, 3)membantu peserta didik untuk menghayati dan terdapat dalam hati sanubari si peserta didik. Pada LKPD nilai tersebut terwujud dalam soal evaluasi yang terdapat pada pilihan ganda, esai, visual komik, dan refleksi yang diharapkan peserta didik memiliki dan menjadikan nilai tersebut sebagai sikap hidupnya serta menjadi landasan bertingkah laku, 4)Peserta didik yang telah merasa memiliki sikap hidup sesuai dengan nilai-nilai tersebut dibantu untuk mewujudkan dalam tingkah laku dan menerapkan di kehidupan sehari-hari. Bentuk perwujudan dari LKPD ini dapat dilihat dari tindakan peserta didik yang berinteraksi dengan sesama maupun yang lebih tua baik di sekolah maupun dikehidupan sehari-hari untuk saling menghormati dan menjaga kedamaian satu sama lain.

Selain itu, menyusun LKPD harus memperhatikan nilai sebagai acuan tingkah laku hidup yang diungkapkan oleh Hill dengan tiga tahapan, yaitu:84 1) values thinking atau values cognitive, ialah nilai-nilai pada tahapan dipikirkan (rasional) melalui materi pada LKPD yang mempengaruhi pengetahuan peserta didik, 2) values affective, ialah nilai-nilai yang menjadi keyakinan pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu (komitmen), berasal dari pengajaran oleh pendidik dengan

84 Sutarjo Adisusilo, ibid, hlm.60.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

mengintegrasikan nilai-nilai dengan materi dalam LKPD, 3)values actions, ialah tahap dimana nilai yang telah menjadi keyakinan dan niat (komitmen yang kuat) diwujudkan dalam suatu tindakan nyata, setelah peserta didik memahami nilai yang ada pada materi pembelajaran, harapannya nilai-nilai tersebut diterapkan dengan baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat.

Berikut langkah penyusunan LKPD menurut Andi Prastowo pada gambar di bawah ini. 85

Sumber: Andi Prastowo Gambar VIII : Langkah-langkah Penyusunan LKPD

85 Andi Prastowo,op.cit, hlm.275.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

8. Evaluasi a. Pengertian Evaluasi

Dalam konteks pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan hasil kerja peserta didik, Nitko dan Brookhart dalam buku Evaluasi Dan Penilaian

Pembelajaran Kurikulum 2013 karya Drs. Amirono, M.T dan Drs. Daryanto mendefiniskan evaluasi sebagai suatu proses penentuan nilai yang berkaitan dengan hasil karya dan kinerja peserta didik. Fokus evaluasi dalam konteks ini adalah individu, yaitu prestasi belajar yang dicapai kelompok peserta didik atau kelas.

Beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai objek evaluasi yaitu prestasi belajar, perilaku, motivasi, minat, dan tanggung jawab.86

Hal yang hampir sama dikemukakan oleh Kirkpatrick dalam buku Evaluasi

Dan Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 karya Drs. Amirono, M.T dan Drs.

Daryanto yakni terdapat tiga komponen yang harus di evaluasi dalam pembelajaran yaitu pengetahuan yang dipelajari, keterampilan apa yang dikembangkan, dan sikap apa yang perlu diubah untuk menjadi pribadi yang baik. Untuk mengevaluasi komponen pengetahuan dan/atau perubahan sikap, dapat menggunakan tes tertulis

(paper and pencil test) sebagai alat ukurnya. Hal ini untuk meningkatkan keterampilan peserta didik dengan menggunakan tes kerja sebagai alat ukurnya.87

Dari cakupan evaluasi, terdapat evaluasi yang bersifat makro yaitu menggunakan sample dalam menelaah suatu program dan dampaknya yang sasarannya adalah program pendidikan. Kemudian evaluasi yang bersifat mikro

86 Amirono dan Daryanto, Evaluasi Dan Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013, Yogyakarta: Gava Media, 2016, hlm.22. 87 Amirono dan Daryanto, ibid, hlm.23.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

yang sasarannya adalah program pembelajaran di kelas dan yang menjadi penanggungjawabnya adalah tenaga pendidik.88

b. Evaluasi Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah (ESP)

Model evaluasi kualitas proses dan hasil pembelajaran sejarah, menekankan pada penilaian proses dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sejarah. Hasil pembelajaran sejarah mencakup kecakapan akademik, kesadaran sejarah, dan nasionalisme.

Model ESP (Evaluasi Pembelajaran Sejarah) memiliki dua unsur pokok, yakni kualitas pembelajaran dan hasil pembelajaran. Aspek kualitas pembelajaran mencakup: kinerja guru sejarah, materi pembelajaran sejarah, metode pembelajaran, sarana pembelajaran, iklim kelas, sikap siswa, dan motivasi belajar sejarah. Sedangkan aspek hasil pembelajaran mencakup: kecakapan akademik, kesadaran sejarah, dan nasionalisme.

Kualitas pembelajaran perlu dievaluasi secara keberlanjutan karena mendukung keberhasilan pembelajaran. Semakin berkualitas proses pembelajaran, maka akan semakin tinggi tingkat efektivitas pembelajaran. Pembelajaran yang berkualitas didukung oleh kinerja guru yang baik dalam proses pembelajaran., materi pembelajaran yang dikembangkan dengan baik, metode pembelajaran, sarana pembelajaran yang mendukung, iklim kelas yang kondusif, sikap siswa yang positif terhadap pelajaran sejarah, dan motivasi yang tinggi untuk berprestasi.89

88 Loc. Cit. 89 Aman, op.cit, hlm.132-134.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

c. Fungsi Evaluasi

Berikut fungsi evaluasi dalam pembelajaran :90

1. Evaluasi merupakan alat yang penting sebagai umpan balik bagi peserta didik. 2. Evaluasi merupakan alat yang penting untuk mengetahui bagaimana ketercapaian peserta didik dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan. 3. Evaluasi dapat memberikan informasi untuk mengembangkan program kurikulum. 4. Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional 5. Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar peserta didik kepada para orang tuanya.

d. Tujuan Evaluasi

Tujuan evaluasi bagi pendidik dalam kegiatan belajar mengajar yakni:91

1. Mendeskripsikan kecakapan belajar para peserta didik sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya. 2. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para peserta didik ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan. 3. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya. 4. Memberikan pertanggungjawaban pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Pihak yang dimaksud meliputi pemerintahan, masyarakat, dan para orang tua peserta didik. Menurut Anas tujuan evaluasi pendidikan terdiri atas : a. Tujuan Umum

Secara umum, tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan ada dua yaitu:92

1. Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.

90 Amirono dan Daryanto, ibid, hlm.27. 91 Amirono dan Daryanto, ibid, hlm.28. 92 Loc. Cit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

2. Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pengajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu.

b. Tujuan Khusus

Adapun yang menjadi tujuan khusus dari kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan adalah:93

1. Untuk memicu kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan. Tanpa adanya evaluasi maka tidak mungkin timbul kegairahan atau keingintahuan pada diri peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasinya masing-masing. 2. Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan dan tidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya.

e. Jenis Evaluasi Pembelajaran

Jenis evaluasi Pembelajaran menurut Bloom dalam buku Desain

Pembelajaran Pendidikan karya Norvan Ardy Wiyani, M.Pd.I, mengenalkan dua jenis evaluasi pembelajaran yang terdiri dari evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.

Kemudian jenis-jenis evaluasi pembelajaran tersebut mengalami perkembangan, sehingga ada empat jenis evaluasi pembelajaran yang biasanya dilakukan untuk kepentingan pembelajaran sebagai berikut.94 a. Evaluasi Formatif Evaluasi formatif yaitu evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan di setiap peserta didik selesai mempelajarari beberapa Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai pada mata pelajaran tertentu di satu pokok bahasan mata pelajaran tersebut. Tujuannya adalah untuk menilai tingkat ketercapaian suatu KD. Jika ada peserta didik yang belum mencapainya maka diadakanlah remedial. b. Evaluasi Sumatif Evaluasi sumatif yaitu evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan di setiap peserta didik selesai mempelajari beberapa Kompetensi Dasar yang harus

93Loc. Cit. 94 Norvan Ardy Wiyani, Desain Pembelajaran Pendidikan, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014, hlm.179-180.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

dicapai pada mata pelajaran tertentu pada beberapa pokok bahasan mata pelajaran tersebut. Biasanya evaluasi pembelajaran sumatif dilaksanakan di setiap pertengahan dan akhir pembelajaran. Dengan demikian, evaluasi sumatif ini bertujuan untuk menilai hasil pencapaian belajar peserta didik terhadap berbagai kompetensi yang harus dikuasainya dalam suatu periode, seperti akhir semester dan di kelas terakhir (Ujian Nasional). c. Evaluasi Diagnostik Evaluasi diagnostik yaitu evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan sebagai sarana untuk mendiagnosis berbagai kendala dalam proses pembelajaran. Evaluasi pembelajaran ini sangat bermanfaat untuk meneliti maupun mencari sebab kegagalan dalam proses pembelajaran dan untuk mengetahui di mana letak kesulitan belajar peserta didik. d. Evaluasi Penempatan Evaluasi penempatan yaitu evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan untuk menempatkan peserta didik dalam suatu program pendidikan atau jurusan yang sesuai dengan kemampuan (baik potensial maupun aktual) dan minat peserta didik. Evaluasi pembelajaran ini sangat bermanfaat dalam poses menentukan jurusan sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

B. Hasil Penelitian Relevan

Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti didukung oleh penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya yaitu :

1. Erika Wahyu Nurani (2019) dalam Skripsi Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang yang

melaksanakan penelitian berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)

Berbasis Android Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya Di Kelas IV SD

Negeri 2 Mojo”.95 Tujuan penelitian tersebut adalah ingin mengembangkan

LKS (Lembar Kerja Siswa), mengkaji kelayakan, dan menguji keefektifan

LKS (Lembar Kerja Siswa) berbasis android pada pembelajaran IPA materi

gaya di kelas IV SDN 2 Mojo. Dalam penelitian tersebut memiliki 5 langkah

pengembangan dalam penelitian ini diantaranya adalah 1) Analysis (analisis),

2) Design (rancangan), 3) Development (pengembangan), 4) Implementation

(penerapan), 5) Evaluation (evaluasi). Penelitian ini menghasilkan produk

berupa LKS dengan kategori baik dengan skor rata-rata 3,86.

Persamaan dengan penelitian ini terletak pada penggunaan LKS (Lembar Kerja

Siswa)/ LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik). Perbedaannya dengan penelitian

ini terletak pada penggunaan model R&D. Penelitian Erika Wahyu Nurani

menggunakan model pengembangan ADDIE sedangkan penelitian ini

menggunakan model pengembangan Dick dan Carey. Selain itu pengembangan

95Erika Wahyu Nurani, 2019. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Android Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya Di Kelas IV SD Negeri 2 Mojo, (online), (https://lib.unnes.ac.id/33605/1/1401415435__Optimized.pdf, diakses pada tanggal 25 April 2020 pukul 04.06 WIB)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

LKS (Lembar Kerja Siswa) oleh Erika Wahyu Nurani dikembangkan untuk

siswa SD kelas IV dengan berbasis android pada mata pelajaran IPA materi

gaya sedangkan penelitian ini melakukan pengembangan produk yang di

dalamnya terdapat nilai karakter yang sudah dipilih sesuai dengan materi

pembelajaran sejarah yakni memperkuat nilai toleransi dan peduli sosial

khususnya akulturasi dan multikultural pada penelitian pengembangan untuk

siswa SMA kelas X Sejarah Indonesia pada materi proses masuknya agama

dan kebudayaan Islam ke Indonesia.

2. Syaifullah Munawar (2016) dalam Skripsi Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma yang melaksanakan penelitian berjudul “Pengembangan

menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Subtema

Indonesiaku, Bangsa yang Cinta Damai Mengacu Kurikulum 2013 Untuk

Siswa Kelas Lima (V) SD”.96 Tujuan penelitian tersebut adalah ingin

mengembangkan LKS dan mendeskripsikan LKS menggunakan Model

Pembelajaran Berbasis Masalah pada Subtema Indonesiaku, Bangsa yang

Cinta Damai mengacu Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Lima (V) SD.

Dalam penelitian tersebut memiliki 10 langkah pengembangan, namun dalam

penelitian ini, peneliti membatasi pada lima langkah pengembangan, karena

keterbatasan waktu yang dibutuhkan dalam penelitian dan lembar kerja siswa

96 Syaifullah Munawar, 2016. Pengembangan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Subtema Indonesiaku, Bangsa yang Cinta Damai Mengacu Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Lima (V) SD, (online), (http://repository.usd.ac.id/4275/2/121134255_full.pdf, diakses pada tanggal 31 Maret 2020 pukul 23.08 WIB)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

ini disusun sebagai pegangan guru. Kelima langkah prosedur pengembangan

antara lain, 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4)

validasi desain, 5) revisi desain. Penelitian ini menghasilkan produk berupa

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dengan kualitas baik dengan skor rata-

rata 4,14.

Persamaan dengan penelitian ini terletak pada penggunaan LKS (Lembar Kerja

Siswa)/LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik). Perbedaannya dengan penelitian

ini terletak pada penggunaan model R&D. Penelitian Syaifullah Munawar

menggunakan model pengembangan Borg dan Gall, sedangkan penelitian ini

menggunakan model pengembangan Dick dan Carey. Selain itu pengembangan

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) milik Syaifullah Munawar dikembangkan

untuk siswa SD kelas V dengan model pembelajaran berbasis pada subtema

Indonesiaku, bangsa yang cinta damai sedangkan bahan ajar cetak yang

digunakan dalam penelitian ini untuk siswa SMA kelas X Sejarah Indonesia

yang di dalamnya mengandung pendidikan karakter berupa nilai toleransi dan

peduli sosial khususnya akulturasi dan multikultural pada materi proses

masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia.

3. Himmatul Amanah (2013) dalam Skripsi Program Studi Geografi, Fakultas

Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang yang melaksanakan penelitian

berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Karakter Dan

Kebencanaan Sebagai Bahan Ajar IPS Kelas VIII Materi Lingkungan Hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Di SMPN Kabupaten Semarang”.97 Tujuan penelitian tersebut adalah ingin

menghasilkan LKS berbasis karakter dan kebencanaan materi pelajaran

Lingkungan Hidup. Dalam penelitian tersebut memiliki 10 langkah

pengembangan, namun dalam penelitian ini, peneliti membatasi pada tujuh

langkah pengembangan diantaranya adalah 1) potensi dan masalah, 2)

pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi desain, 5) revisi desain, 6) uji

coba produk, 7) kelayakan produk. Penelitian ini menghasilkan produk berupa

dengan kualitas baik dengan skor rata-rata 82,57.

Persamaan dengan penelitian ini terletak pada penggunaan LKS (Lembar Kerja

Siswa)/LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik). Perbedaannya dengan penelitian

ini terletak pada penggunaan model R&D. Penelitian Himmatul Amanah

menggunakan model pengembangan Borg and Gall sedangkan penelitian ini

menggunakan model pengembangan Dick dan Carey. Selain itu pengembangan

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) oleh Himmatul Amanah dikembangkan

untuk siswa SMP kelas VIII dengan Berbasis Karakter Dan Kebencanaan

Sebagai Bahan Ajar IPS Pada Materi Lingkungan Hidup sedangkan penelitian

ini untuk menanamkan nilai karakter pada siswa SMA kelas X Sejarah

Indonesia yang di dalamnya mengandung pendidikan karakter berupa nilai

toleransi dan peduli sosial khususnya akulturasi dan multikultural pada materi

proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia.

97 Himmatul Amanah, 2013, Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Karakter Dan Kebencanaan Sebagai Bahan Ajar IPS Kelas VIII Materi Lingkungan Hidup Di SMPN Kabupaten Semarang, (online), (https://lib.unnes.ac.id/19951/1/3201408897.pdf, diakses pada tanggal 25 April 2020 pukul 01.01 WIB)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Dari paparan yang telah dijelaskan di atas mengenai persamaan penelitian yang relevan dengan peneliti dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa, pengembangan bahan ajar cetak berupa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Sejarah Indonesia dalam materi proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia untuk siswa kelas X belum pernah dilakukan sebelumnya sehingga peneliti mempunyai ketertarikan untuk mengembangkan produk berupa bahan ajar cetak yaitu Lembar

Kerja Peserta Didik (LKPD) yang berkarakter dengan menekankan nilai toleransi dan peduli sosial (akulturasi dan multikultural). Dalam LKPD terdapat juga penilaian sikap berbentuk kuisioner, yang akan diisi oleh tiap siswa sebagai penentu keberhasilan dalam penanaman karakter pada mata pelajaran Sejarah Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

C. Kerangka Berpikir

Proses pembelajaran di kelas adalah kegiatan belajar mengajar yang melibatkan interaksi antara guru dan siswa. Dalam proses pembelajaran tersebut terdapat komunikasi timbal balik antara guru dan siswa dalam suasana yang edukatif. Namun kurangnya dalam mengelolah pembelajaran sejarah yang efektif oleh guru menjadikan siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru saat proses pembelajaran sejarah, siswa berbicara dengan teman sebangkunya, kurangnya literasi pada siswa, dan masih ditemui penggunaan hp oleh siswa pada proses pembelajaran.

Untuk mengatasi siswa yang kurang memperhatikan guru, siswa yang berbicara dengan teman sebangkunya, kurangnya literasi pada siswa, dan masih ditemui penggunaan hp oleh siswa pada proses pembelajaran. Maka guru harus menggunakan bahan ajar cetak sebagai penyampaian informasi yang efektif di kelas. Banyaknya bahan ajar cetak yang digunakan ketika proses pembelajaran salah satunya LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik).

Pada kenyataannya beberapa guru telah menerapkan LKPD, namun penggunaan LKPD hanya menekankan pada pengetahuan (kognitif) saja dan untuk sikap (afektif) belum ada yang mengembangkan. Sehingga LKPD yang bermuatan nilai-nilai karakter diharapkan menyempurnakan LKPD yang sudah ada, dimana sesuai Kurikulum 2013 menekankan pendidikan karakter berupa nilai-nilai karakter pada tiga aspek yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik. Terdapat masalah yang timbul dalam penggunaan LKPD diantaranya; 1) tidak terlihat motivasi yang kuat pada anak karena LKPD pada umumnya kurang inovasi dan inspirasi, 2) belum ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

pelatihan membuat LKPD di sekolah yang memadai, 3) guru masih menggunakan

LKPD yang sudah ada tanpa ciri khas khusus seperti HOTS, refleksi atau nilai karakter (afektif).

Diperlukannya solusi untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran maka nilai-nilai karakter perlu dijabarkan ke dalam bahan ajar cetak yakni LKPD. Pendidikan karakter secara sederhana dapat dipahami sebagai pendidikan yang menekankan pada penanaman karakter yang baik pada siswa (ada

18 nilai karakter).

Nilai karakter yang akan dikembangkan dalam LKPD ini berupa nilai toleransi dan peduli sosial. Dimana toleransi merupakan sikap menerima perbedaan orang lain, tidak memaksakan keyakinan kepada orang lain yang terwujud pada masa Kerajaan Hindu Buddha menerima penyebaran agama Islam oleh para wali songo dan peduli sosial merupakan sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain yang membutuhkan dengan tindakan Sunan Kudus yang melarang umat Islam menyembelih sapi ketika Lebaran Idul Adha karena di Kudus pada saat itu mayoritas beragama Hindu sehingga penyembelihan sapi diganti dengan kerbau atau kambing.

Pada masa sekarang perlu ditekankan kedua nilai tersebut mengingat bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk dengan menjalin komunikasi yang baik antar sesama, persatuan dalam perbedaan, rukun tetangga, menghargai perbedaan yang ada, dan peduli satu sama lain dengan sikap empati dan simpati.

Nilai karakter ini menjadi gambaran dan menyadarkan siswa bahwa nilai-nilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

karakter tersebut sangat penting diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat.

Pembuatan LKPD mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai siswa.

Banyaknya penggunaan LKPD saat ini berisikan materi dan petunjuk untuk menyelesaikan tugas pembelajaran yang dikerjakan siswa, namun belum ditemukan

LKPD yang bermuatan nilai karakter sehingga penelitian ini secara khusus akan mengembangkan LKPD bermuatan nilai karakter. Nilai karakter yang dipilih berupa nilai toleransi dan peduli sosial (akulturasi dan multikultural) sesuai dengan materi pembelajaran Sejarah Indonesia kelas X yang relevan. Harapannya melalui pembelajaran LKPD ini siswa dapat mengambil setiap makna penting dari pembelajaran sejarah, terutama nilai toleransi dan nilai peduli sosial serta memahami pembelajaran sejarah dengan lebih baik lagi.

Pengembangan yang dihasilkan dalam penelitian ini berbentuk bahan ajar cetak berupa LKPD bermuatan nilai karakter yang digunakan sebagai pembelajaran di sekolah. Selain itu, LKPD yang telah dibuat dapat dijadikan sebagai contoh dalam pembuatan LKPD selanjutnya dengan menempatkan nilai-nilai karakter yang sesuai pada materi yang akan dibahas, guna membentuk karakter siswa yang berkualitas dan peka terhadap situasi yang ada.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Adapun kerangka berpikir dituangkan dalam bagan sebagai berikut :

Proses Materi yang Pembelajaran disampaikan dalam Timbul Masalah

dikelas Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) kurang kreatif dan inovatif

1) Belum ada pelatihan Pendidikan Karakter membuat LKPD di sekolah 2) Ketergantungan guru LKPD bermuatan nilai menggunakan LKPD

karakter berupa Diperlukan Solusi yang sudah ada tanpa toleransi dan peduli ciri khas khusus seperti

sosial HOTS, refleksi atau nilai karakter

Materi Teori Tentang 3) Tidak terlihat motivasi Proses Masuknya Agama yang kuat pada peserta Dan Kebudayaan Islam didik karena LKPD pada Ke Indonesia umumnya kurang inovasi dan inspirasi

Lembar Kerja Peserta Bahan ajar Didik(LKPD) bermuatan cetak nilai karakter

Gambar IX : Kerangka Berpikir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau dikenal dengan R&D (Research and Development). Penelitian dan pengembangan atau

R&D (Research and Development) adalah rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau memperbaiki produk- produk yang telah ada agar dapat dipertanggungjawabkan.98

Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan Dick and

Carey (2003). Langkah-langkah penelitian dan pengembangan model Dick and

Carey ini terdiri atas analisis kebutuhan dan tujuan, menganalisis pembelajaran, menganalisis pembelajar dan konteksnya, merumuskan tujuan unjuk kerja, mengembangkan instrumen penilaian, mengembangkan strategi pembelajaran, mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran, merancang dan melaksanakan evaluasi formatif, melakukan revisi, dan melakukan evaluasi sumatif.99 Produk yang dihasilkan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah Lembar Kerja

Peserta Didik (LKPD) sejarah Indonesia yang berkarakter pada materi teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia untuk siswa SMA kelas X.

.

98 I Made Tegeh, Model Penelitian Pengembangan, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014, hlm.13. 99 Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan Edisi Ketiga, Jakarta: Kencana, 2010, hlm.230-235.

71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan Dick &

Carey (2009), yakni model prosedural biasanya berupa urutan langkah-langkah, yang diikuti secara bertahap dari langkah awal hingga langkah akhir. Model penelitian Dick & Carey memiliki 10 langkah penelitian dan pengembangan (R&D) sebaga berikut: 100

1. Analisis Kebutuhan dan Tujuan

Melakukan analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan program atau produk yang akan dikembangkan. Kegiatan analisis kebutuhan dilakukan peneliti untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi.

2. Analisis Pembelajaran

Melakukan analisis pembelajaran, yang mencakup keterampilan, proses, prosedur, dan tugas-tugas belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

3. Analisis Pembelajar dan Konteksnya

Menganalisis pembelajar dan konteks dilakukan secara bersamaan dengan analisis pembelajaran atau setelah analisis pembelajaran. Menganalisis pembelajar dan konteks mencakup kemampuan, sikap, dan karakteristik dalam latar pembelajaran dimana pengetahuan dan keterampilan baru akan digunakan.

4. Menuliskan Tujuan Unjuk Kerja

Menjabarkan tujuan umum ke dalam tujuan yang lebih spesifik yang berupa rumusan tujuan unjuk kerja, atau operasional, gambaran rumusan operasional mencerminkan tujuan khusus program atau produk yang dikembangkan.

100 Loc. Cit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

5. Mengembangkan Instrumen Penilaian

Peneliti dapat mengembangkan instrumen penilaian sesuai dengan indikator dan mengukur perangkat produk yang dikembangkan. Dalam hal ini instrumen penilaian berkaitan dengan tujuan khusus dan perangkat produk yang dikembangkan. Instumen dengan tujuan khusus dapat berupa hasil belajar sedangkan yang berkaitan dengan perangkat produk yang dikembangkan berupa kuesioner.

6. Mengembangkan strategi pembelajaran

Tahap ini mengembangkan strategi pembelajaran yang secara spesifik untuk membantu pembelajar untuk mencapai tujuan khusus. Peneliti mengembangkan bahan ajar cetak berupa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) pada materi teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia.

Langkah-langkah yang dilakukan: a. Menambahkan materi sesuai dengan Kompetensi Dasar yang dibahas b. Terdapat penugasan individu maupun kelompok pada LKPD yang dilakukan

secara langsung dalam proses pembelajaran c. Dalam LKPD terdapat nilai karakter yang dapat diperoleh dalam materi teori

tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia.

7. Memilih Bahan Pembelajaran dan Mengembangkan Nilai Budaya

Bangsa Indonesia

Dalam hal ini memilih bahan pembelajaran dan mengembangkan nilai berupa bahan ajar cetak yang baik untuk pembelajar dalam bentuk LKPD pada materi teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia untuk peserta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

didik kelas X dan mengembangkan nilai budaya bangsa Indonesia yakni nilai toleransi dan nilai peduli sosial sesuai dengan materi pembelajaran yang dirancang untuk mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.

8. Merancang LKPD dan Melaksanakan Evaluasi Formatif

Merancang produk LKPD dan melaksanakan evaluasi formatif yaitu evaluasi oleh pengembang selama proses, prosedur, program, atau produk dikembangkan.

Evaluasi formatif dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan maksud untuk mendukung proses peningkatan efektivitas. Namun pandemi covid

19 menjadikan evaluasi formatif dilakukan pada validasi praktisi guru untuk melihat kelayakan produk yang dikembangkan.

9. Merevisi pembelajaran

Revisi dilakukan terhadap proses (pembelajar), prosedur, program, atau produk dikaitkan dengan langkah-langkah sebelumnya. Revisi dilakukan terhadap tujuh langkah pertama, yaitu: tujuan umum pembelajaran, analisis pembelajaran, perilaku awal, tujuan untuk kerja atau performansi, butir tes, strategi pembelajaran, dan/atau bahan-bahan pembelajaran.

10. Evaluasi Sumatif

Setelah suatu produk atau proses pengembangan selesai dikembangkan, langkah berikutnya adalah melakukan evaluasi sumatif. Evaluasi sumatif dilaksanakan dengan tujuan untuk menentukan tingkat keefektivitas produk atau proses secara keseluruhan dibandingkan dengan program lain.

Model penelitian Dick & Carey memiliki 10 langkah, dimana langkah terakhir ialah evaluasi sumatif yang bertujuan untuk menentukan tingkat efektivitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

produk atau proses secara keseluruhan dibandingkan dengan produk lain. Pada penelitian ini, peneliti hanya sampai pada tahap pengembangan produk tanpa menguji efektivitas produk sehingga penelitian ini sampai di tahap kesembilan yaitu revisi produk dilakukan setelah evaluasi formatif.

Komponen sistem pembelajaran Dick dan Carey disajikan dalam bagan lengkap (gambar X) di bawah ini: 101

Analisis kebutuhan dan Identifikasi tujuan umum

Menganalisis Menganalisis pebelajar dan konteks pembelajaran

Merumuskan

tujuan khusus

Mengembangkan instrument assessment

Mengembangkan strategi pembelajaran

Memilih Bahan Pembelajaran dan Mengembangkan Nilai Budaya Bangsa Indonesia

Merancang LKPD dan melaksanakan evaluasi formatif

Melakukan revisi Merancang dan melaksanakan evaluasi Gambar X : Komponen sumatifSistem Pembelajaran Dick & Carey

101 Loc. Cit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

C. Uji Coba Produk

1. Desain Uji Coba

Sebelum menerapkan produk yang akan digunakan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran di kelas, produk harus di uji coba melalui beberapa tahap sampai produk dinyatakan layak digunakan sebagai bahan ajar Sejarah Indonesia. Tingkat kelayakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang dikembangkan akan diketahui melalui hasil analisis kegiatan uji coba yang dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu : a. Validasi produk awal dilakukan oleh ahli materi, ahli evaluasi

pembelajaran, ahli pendidikan karakter, dan ahli guru sejarah.

Ahli materi telah melakukan validasi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan memberikan penilaian melalui instrumen penilaian mengenai materi yang terdapat dalam LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik). Ahli materi dalam pengembangan produk tahap pertama adalah Bapak Hendra Kurniawan, M.Pd yang merupakan dosen Program Studi Pendidikan Sejarah. Beliau dipilih sebagai ahli materi karena ahli dalam bidang tersebut.

Ahli evaluasi pembelajaran telah melakukan validasi Lembar Kerja Peserta

Didik (LKPD) berupa soal pilihan ganda, esai dan tugas kelompok yang terdapat dalam LKPD. Dalam pengembangan produk tahap pertama, Ibu Maria Agustina

Amelia, S.Si., M.Pd. dipilih sebagai ahli evaluasi pembelajaran. Beliau merupakan dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar sebagai ahli evaluasi pembelajaran karena beliau ahli dalam bidang tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Ahli pendidikan karakter telah melakukan validasi Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD) dari segi penanaman nilai karakter yang terdapat dalam LKPD dan memberikan penilaian melalui instrumen penilaian. Ahli pendidikan karakter dalam pengembangan produk tahap pertama adalah Ibu Maria Melani Ika Susanti, S.Pd.,

M.Pd. yang merupakan dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Beliau dipilih sebagai ahli pendidikan karakter karena ahli dalam bidang tersebut.

Validasi praktisi guru sejarah pertama dilakukan oleh Ibu Marlinda Dwi

Ratnani, S.Pd., dalam melakukan validasi pengembangan produk LKPD. Beliau merupakan guru sejarah di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Selanjutnya validasi praktisi guru sejarah kedua dilakukan oleh Bapak Bernadus Pascal Alexander

Wiharjo, S.Pd yang merupakan guru sejarah di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. b. Validasi Praktisi Guru

Validasi praktisi guru diuji oleh dua guru sejarah. Uji coba produk Lembar

Kerja Peserta Didik (LKPD) oleh guru sejarah diuji secara keseluruhan. Guru sejarah juga menguji Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan menilai dari segi penampilan hingga isi materi yang terdapat pada bahan ajar yang dibuat. Instrumen penilaian yang diberikan oleh peneliti mengenai produk pengembangan dan memberikan kritik dan saran atas produk. Uji coba guru sejarah untuk mengetahui kelayakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Sejarah Indonesia yang dikembangkan sebagai bahan ajar.

Penelitian ini dilakukan uji coba 2 tahap. Tahap pertama dilakukan oleh oleh ahli materi, ahli evaluasi pembelajaran, dan ahli pendidikan karakter. Tahap kedua dilakukan validasi praktisi oleh dua guru sejarah SMA. Dalam penelitian ini peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

tidak melakukan penelitian secara langsung di sekolah. Hal ini dikarenakan adanya wabah covid-19.

Berikut tahapan validasi produk bahan ajar LKPD yang dilakukan oleh ketiga ahli dan dua guru sejarah SMA : a) Validasi ahli materi, ahli evaluasi pembelajaran, dan ahi pendidikan karakter b) Revisi Produk I

Revisi dilakukan sesuai saran dari ahli materi, ahli evaluasi pembelajaran, dan

ahi pendidikan karakter c) Uji coba terhadap validasi praktisi 2 orang guru Sejarah SMA d) Revisi produk II dilakukan berdasarkan kritik dan saran dari guru sejarah SMA

yang telah dilakukan

2. Subjek Uji Coba

Subjek uji coba produk pengembangan berupa Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD) sejarah Indonesia terhadap guru sejarah SMA. Guru dijadikan subjek uji coba produk agar dapat memperoleh data untuk melihat kelayakan bahan ajar yang dihasilkan. Pemilihan guru sebagai subjek uji coba dalam penelitian ini karena pandemi covid-19 sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan penelitian terhadap peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

D. Jenis Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif merupakan data mengenai hasil penilaian suatu produk pembelajaran yaitu skor yang dapat diukur melalui data kuesioner sedangkan data kualitatif berupa tanggapan mengenai kritik ataupun saran.

E. Metode Pengumpulan Data

Berikut ini merupakan metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Kuesioner (Angket)

Kusioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kusioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet.102 Ada 2 jenis kuesioner, yaitu tertutup dan terbuka. Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang dirancang sedemikian rupa (pertanyaan/pernyataan) untuk merekam data tentang keadaan yang dialami oleh responden sendiri, kemudian semua alternatif jawaban yang harus dijawab responden telah tertera dalam angket tersebut. Kuesioner terbuka adalah daftar pertanyaan yang dibuat dengan sepenuhnya memberikan kebebasan kepada responden untuk menjawab tentang keadaan yang dialami sendiri, tanpa ada alternatif jawaban dari peneliti. 103

102 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana, 2011, hlm.133-134 103 Loc. Cit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Instrumen kelayakan bahan ajar dibuat dengan Skala Likert, Skala Likert merupakan metode penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai (Azwar, 2012). Skala Likert menggunakan lima kategori yaitu SS (Sangat Setuju), S(Setuju), R(Ragu-ragu), TS (Tidak Setuju),

STS (Sangat Tidak Setuju). Data yang diperoleh dari kuesioner tertutup adalah data kuantitatif yang berupa skor. Untuk keperluan analisis kuantitatif maka jawaban dapat diberi skor: Sangat Tidak Setuju(1), Tidak Setuju(2), Ragu-ragu(3),

Setuju(4), dan Sangat Setuju(5). Adapun kisi-kisi pedoman kuisioner yang ditunjukkan pada ahli materi, ahli evaluasi, ahli pendidikan karakter dan guru sejarah dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2 : Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Ahli Materi No Aspek Indikator 1. Aspek Pembelajaran Kesesuaian LKPD dengan Kompetensi Dasar dan Indikator 2. Gambar dari LKPD menambah ketertarikan peserta didik belajar sejarah 3. Pesan dalam LKPD dapat dengan mudah di pahami 4. Relevansi antara rumusan tujuan dan indikator 5. Kebenaran materi 6. Sasaran pembelajaran jelas 7. Kejelasan materi pembelajaran 8. Kesesuaian isi soal dan jumlah sesuai dengan cakupan materi 9. Kesesuaian bentuk soal 10. Kesesuaian pembahasan materi pada LKPD 11. Aspek Isi Kelengkapan dalam isi materi 12 Pendukung materi pembelajaran 13 Keakuratan sumber materi dan terpercaya 14 Kejelasan materi dapat dengan mudah dipahami 15. Kualitas penyajian materi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Tabel 3: Kisi-kisi Instrumen Penilaian Ahli Evaluasi Pembelajaran No Aspek Indikator 1. Aspek Produk Kualitas fisik LKPD 2. Ilustrasi desain sampul 3. Pemilihan warna dan huruf 4. Kejelasan tujuan pembelajaran pada soal 5. Ketepatan penempatan taksonomi bloom pada soal 6. Kejelasan penggunaan bahasa pada soal 7. Ketepatan soal pada peserta didik 8. HOTS yang ada pada soal sesuai dengan kognitif peserta didik 9. Ketepatan soal essai menjadikan peserta didik berpikir kritis 10. Ketentuan HOTS yang dibuat sesuai dengan soal essai 11. Keterkaitan antar halaman 12. Penyelesaian LKPD

Tabel 4 : Kisi-kisi Instrumen Penilaian Ahli Pendidikan Karakter No Aspek Indikator 1. Aspek Karakter Kesesuaian nilai karakter dengan Kompetensi Dasar 2. Kesesuaian nilai karakter dengan tingkat kemampuan perkembangan peserta didik 3. Merefleksikan karakter sesuai dengan kehidupan sehari-hari 4. Pengembangan sikap menghargai perbedaan (Toleransi) 5. Pengembangan sikap menghormati terhadap sesama (Toleransi) 6. Pengembangan sikap empati (Peduli Sosial) 7. Pengembangan sikap simpati (Peduli Sosial) 8. Kesesuaian akulturasi pada LKPD yang 9. dikembangkan

10. Ketepatan multikultural pada materi LKPD 11. Kesesuaian LKPD pada tujuan pembelajaran 12. Ketepatan dalam memilih nilai karakter

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

Tabel 5 : Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Guru Sejarah Indonesia No Aspek Indikator 1. Aspek Pembelajaran Kesesuaian LKPD dengan Kompetensi Dasar dan Indikator 2. Gambar dari LKPD menambah ketertarikan peserta didik belajar sejarah 3. Pesan dalam LKPD dapat dengan mudah di pahami 4. Kejelasan materi pembelajaran 5. Kesesuaian bentuk soal 6. Aspek Isi Kelengkapan dalam isi materi 7. Keakuratan sumber materi dan terpercaya 8. Kejelasan materi dapat dengan mudah dipahami 9. Kualitas penyajian materi

10. Aspek Produk Ilustrasi desain sampul 11. Pemilihan warna dan huruf 12. Ketepatan penempatan taksonomi bloom pada soal 13. Kejelasan penggunaan bahasa pada soal 14. HOTS yang ada pada soal sesuai dengan kognitif peserta didik 15. Keterkaitan antar halaman 16. Penyelesaian LKPD

2. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian. Wawancara dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang memberikan pertanyaan dan narasumber yang menjawab pertanyaan dari pewawancara. Wawancara dilakukan dengan melalui tatap muka.104 Wawancara dilakukan pada guru sejarah SMA saat

PLP KP sebelum wabah covid.

104 Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dalam Penelitian, Yogyakarta: Cv. Andi Offset, 2010, hlm.171.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

F. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif.

1. Teknik Data Kuantitatif

Pada umumnya data kuantitatif merupakan data penelitian berupa angka- angka. Penggunaan instrumen penilaian yakni kuisioner/angket yang memberikan penilaian berupa angka (skor).105 Skor penilaian diperoleh dari kuesioner dengan mengacu pada skala likert untuk mendapatkan data kuantitatif berdasarkan responden yang ikut serta dalam mengisi kuisioner/angket. Analisis data kuantitatif dengan menghitung nilai yang didapat dari kuesioner kemudian dibagi dengan jumlah pertanyaan yang ada sehingga mendapatkan rerata skor dengan kriteria yang sudah ada di Penilaian Acuan Patokan (PAP). Berikut nilai skala lima menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) yang disajikan dalam Tabel 6.106

Tabel 6 : Konversi Nilai Skala Lima Berdasarkan Penilaian Acuan Patokan Skor Interval Skor Rerata Kategori 5 X >푋̅i + 1,8 x sbi > 4,2 Sangat Baik

4 푋̅i + 0,6 x sbi < X < 푋̅i + 1,8 x sbi > 3,4 - 4,2 Baik

3 푋̅i - 0,6 x sbi < X < 푋̅i + 0,6 x sbi > 2,6 - 3,4 Cukup Baik 2 푋̅i - 1,8 sbi < X < 푋̅i - 0,6 x sbi > 1,8 - 2,6 Kurang Baik

1 X < 푋̅i - 1,8 x sbi < 1,8 Sangat Kurang Baik

105 Sugiyono, Metode Penelitian & Pengembangan, Bandung: Cv. Alfabeta, 2015, hlm.13. 106 Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009,hlm. 238.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

Keterangan: Skor maksimal Ideal = 5 Skor Minimal Ideal = 1 1 푋̅i (Rerata ideal) = (skor maks. ideal + skor min. ideal) 2 1 Sbi (Simpangan baku ideal) = (skor maks. ideal - skor mini. ideal) 6 X = Skor empiris

2. Teknik Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang berupa pendapat sehingga tidak berupa angka tetapi berupa kata atau kalimat.107 Teknik data kualitatif dilakukan melalui wawancara pada saat pengumpulan data dan setelah selesai pengumpulan data.

Wawancara merupakan teknik pengambilan data ketika peneliti langsung berdialog dengan responden untuk menggali informasi dari responden (narasumber).108

107 Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, ibid, hlm.191. 108 Loc. Cit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan diuraikan berdasarkan langkah-langkah jenis penelitian

Dick & Carey sebagai berikut:

Kegiatan analisis kebutuhan dilakukan peneliti untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas. Masih ditemui pada kegiatan belajar mengajar menggunakan metode ceramah sehingga peserta didik kurang memperhatikan penjelasan dari guru, peserta didik berbicara dengan teman sebangkunya, kurangnya literasi pada peserta didik, dan masih ditemui penggunaan gadget oleh peserta didik pada proses pembelajaran, berdasarkan wawancara pada guru sejarah SMA saat PLP KP. Tujuan akhir dari tahap ini adalah peneliti dapat melakukan analisis kebutuhan di dalam kelas untuk menentukan tujuan pembelajaran yang tepat guna, dengan mengembangkan suatu produk berupa bahan ajar cetak yakni Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang berkarakter.

Analisis pembelajaran yang diperoleh pada saat PLP KP, bahwa masih ditemukan penggunaan bahan ajar yang kurang variatif, inovatif dan kreatif. Hal ini dibuktikan dengan adanya peserta didik yang kurang percaya diri atas kemampuannya dan kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Berbagai analisis kebutuhan tersebut menghendaki peneliti melakukan penelitian agar tercapai tujuan pembelajaran yang semestinya dengan mengimplementasikan nilai karakter pada

85

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

materi maupun soal di produk LKPD untuk siswa SMA kelas X.

Dalam langkah R&D model Dick & Carey terdapat analisis pembelajar dan konteks dimana peneliti mengembangkan LKPD dengan tujuan membantu peserta didik berpikir kritis, menambah pengetahuan, pemahaman, dan menanamkan nilai karakter pada peserta didik guna menjadi pribadi yang lebih baik. Dalam LKPD terdapat tugas kelompok dan tugas mandiri yang menjadi uji kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik. Selain itu, terdapat juga nilai karakter di beberapa soal pilihan ganda dan peserta didik membuat suatu kegiatan tentang nilai karakter yang dialami oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari sebagai penilaian afektif saat menerapkan nilai karakter.

Langkah selanjutnya yaitu menuliskan unjuk kerja. Dari pengalaman PLP

KP, penelitian ini mengembangkan produk berupa Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD) yang berkarakter. Produk yang dikembangkan memiliki tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar sejarah dan menanamkan nilai karakter yang sesuai dengan materi yaitu teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia untuk menanamkan nilai karakter toleransi dan peduli sosial.

Setelah menuliskan unjuk kerja, peneliti mengembangkan instrumen penilaian. Dalam penelitian yang dilakukan, saya mengembangkan instrumen penilaian yang berkaitan dengan tujuan khusus berupa hasil belajar peserta didik dalam bentuk penugasaan individu maupun kelompok. Pada hasil belajar, peneliti membuat kisi-kisi soal terdiri dari 35 soal pilihan ganda dan 5 soal esai. Kisi-kisi soal untuk menentukan jawaban peserta didik benar atau salah. Hasil belajar berupa skor perolehan peserta didik yang nantinya dituliskan dalam daftar penilaian peserta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

didik untuk membantu nilai akademik. Selain itu, instrumen penilaian berkaitan juga dengan perangkat produk yang dikembangkan. Dalam hal ini, peneliti membuat kuesioner untuk validasi berbagai ahli dan guru sejarah SMA guna melihat kelayakan pada LKPD bermuatan nilai karakter yang dikembangkan. Dari instumen penilaian ini menghasilkan data sehingga dapat melakukan uji kelayakan dalam pengembangan LKPD.

Tahap selanjutnya dalam susunan Dick & Carey peneliti mengembangkan strategi pembelajaran. Pada tahap ini, peneliti mengembangkan LKPD Sejarah

Indonesia yang berkarakter, strategi pembelajaran yang dilakukan dengan kegiatan belajar mengajar dan penugasaan pada peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar 3.7 mata pelajaran Sejarah Indonesia kelas X semester genap. Peneliti mengembangkan bahan ajar cetak berupa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) pada materi teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke

Indonesia.

Langkah-langkah yang dilakukan: a. Menambahkan materi sesuai dengan Kompetensi Dasar yang dibahas b. Membentuk kelompok belajar dalam menganalisis tugas kelompok. c. Terdapat penugasan individu maupun kelompok pada LKPD d. Dalam LKPD terdapat nilai karakter sesuai dengan materi yang akan dibahas

yaitu nilai toleransi dan peduli sosial (akulturasi dan multikultural).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

2. Hasil Pengembangan a. Deskripsi Desain Produk Awal

Pada tahapan Dick & Carey terdapat langkah mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran yang diuraikan berdasarkan dekripsi desain produk awal.

Penelitian yang dilakukan berupa bahan ajar cetak berbentuk LKPD yang berisi satu kompetensi dasar yaitu 3.7 menganalisis berbagai teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia. Pengembangan LKPD difokuskan pada pengembangan pendidikan karakter sesuai kurikulum 2013 dengan menekankan tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pada

LKPD terdapat instrumen penilaian kognitif berbasis HOTS yang dikembangkan dalam bentuk soal pilihan ganda (beberapa soal) dan penilaian sikap yang bertujuan untuk menguatkan karakter peserta didik.

Pada LKPD ini berisi sampul depan dan belakang, kata pengantar, daftar isi, petunjuk penggunaan, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pencapaian, tujuan pembelajaran, materi, pertanyaan, penilaian sikap, refleksi berbentuk visual komik, dan daftar pustaka. Berikut ini merupakan format awal dari produk yang dikembangkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

1. Sampul depan dan belakang

Pada sampul depan LKPD Sejarah Indonesia berisi judul bahan ajar cetak, materi pembelajaran, ditujukan untuk kelas X tingkat SMA, serta nama penyusun LKPD.

Pada sampul belakang LKPD Sejarah Indonesia terdapat informasi mengenai materi yang dibuat dalam bentuk LKPD dengan yang berkarakter.

Gambar XI : Cover Depan dan Belakang LKPD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

2. Kata Pengantar

Kata pengantar yang berisikan ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kepada seluruh pihak yang terlibat dalam membantu penmbuatan LKPD, dan harapan dari peneliti terhadap produk LKPD yang dibuat.

Gambar XII : Kata Pengantar pada Produk LKPD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

3. Daftar isi

Pada bagian daftar isi berisi keseluruhan pembelajaran LKPD Sejarah Indonesia yang bertujuan untuk mempermudah peserta didik dalam mencari halaman yang digunakan pada LKPD ini.

Gambar XIII : Daftar Isi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

4. Petunjuk penggunaan

Gambar XIV : Petunjuk Penggunaan Produk LKPD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

5. Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator Pencapaian, dan Tujuan

Pembelajaran

Bagian ini berisikan tentang Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator

Pencapaian, dan Tujuan Pembelajaran pada materi teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Gambar XV: Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

6. Materi

Pada materi berisikan materi Sejarah Indonesia mengenai teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia dimulai dari teori mengenai proses masuknya Islam ke Indonesia, faktor yang mempermudah penyebaran Islam di Indonesia, sarana penyebaran Islam, jalur penyebaran Islam di Indonesia, dan akulturasi budaya.

Gambar XVI : Materi yang ada pada LKPD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

7. Pertanyaan

Bagian ini berisikan soal-soal yang akan dijawab oleh peserta didik ketika telah selesai menggunakan LKPD dan bertujuan untuk meningkatkan kognitif peserta didik dalam pebelajaran sejarah yang dibuat dalam LKPD.

Gambar XVII : Tampilan Pertanyaan di LKPD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

8. Mengimplementasikan Nilai Karakter

Bagian ini berisikan kegiatan tentang nilai karakter yang dialami oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk penanaman karakter pada tiap-tiap peserta didik.

Gambar XVIII : Tampilan Kegiatan Peserta Didik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

9. Penilaian sikap

Pada penilaian sikap berbentuk kuesioner yang dilakukan setelah peserta didik menjawab soal-soal yang terdapat dihalaman sebelumnya, peserta didik diminta untuk melakukan pengisian kuesioner guna mengukur keberhasilan dalam menanamkan karakter pada peserta didik oleh guru saat menggunakan LKPD yang berkarakter di kelas.

Gambar XIX : Tampilan Penilaian Sikap yang diisi oleh Peserta Didik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

10. Refleksi

Pada bagian ini berisikan refleksi dari materi yang dipelajari. Refleksi yang dibuat dalam bentuk visual komik guna menarik minat peserta didik untuk berrefleksi dan mengambil makna disetiap pembelajaran sejarah.

Gambar XX : Tampilan Refleksi Berupa Visual Komik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

11. Daftar Pustaka

Pada bagian daftar pustaka berisikan tentang referensi dalam membuat materi teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia.

Gambar XXI : Daftar Pustaka Pada LKPD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

b. Uji Internal oleh Para Ahli (Evaluasi Formatif )

Pada tahap ini peneliti meminta bantuan dari para ahli untuk melakukan uji validasi sebelum tahap uji kelayakan pada validasi praktisi oleh guru. Namun uji coba perorang tidak dilakukan karena wabah covid sehingga diganti dengan validasi praktisi yang dilakukan oleh guru sejarah. Uji validasi dilakukan oleh 3 orang yakni ahli materi, ahli evaluasi pembelajaran dan ahli pendidikan karakter melalui google form yang dibuat oleh peneliti. Pada validasi praktisi dilakukan oleh dua guru sejarah SMA, tahap ini peneliti memberikan kuesioner kepada guru sejarah SMA melalui google form untuk menilai Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD) Sejarah Indonesia apakah layak digunakan sebagai bahan ajar di kelas.

Produk ini berupa LKPD Sejarah Indonesia akan di validasi oleh tiga (3) orang ahli validasi. Ahli validasi terdiri dari satu orang ahli validasi materi, satu orang ahli validasi evaluasi pembelajaran dan satu orang ahli validasi pendidikan karakter.

Dibawah ini akan dijabarkan data validasi produk dari tiga orang ahli validasi sebagai berikut:

1. Data Validasi oleh Ahli Materi a) Deskripsi Data Validasi oleh Ahli Materi

Validasi bahan ajar LKPD Sejarah Indonesia dilakukan oleh ahli materi yakni

Bapak Hendra Kurniawan, M.Pd, proses validasi LKPD hanya melalui satu tahap dengan dilakukan validasi pada tanggal 2 Juli 2020. Terdapat dua aspek yang dinilai oleh ahli materi, diharapkan ahli materi dapat memberikan masukan berupa kritik dan saran terhadap LKPD yang telah dikembangkan sehingga LKPD Sejarah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

Indonesia masuk pada tahap revisi untuk menjadi bahan ajar yang layak digunakan pada peserta didik SMA kelas X.

Dibawah ini merupakan hasil penilaian produk oleh ahli materi yang terdapat pada tabel berikut:

Tabel 7 : Hasil Penilaian Produk LKPD Sejarah Indonesia pada Aspek Pembelajaran oleh Ahli Materi No Indikator yang Deskripsi Skala . Dinilai 1 2 3 4 5 1. Kesesuaian LKPD Materi pada LKPD  dengan sudah sesuai dengan Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar dan dan Indikator Indikator Pembelajaran 2. Gambar dari Gambar yang disajikan  LKPD menambah diberbagai halaman ketertarikan dapat menambah peserta didik ketertarikan peserta belajar sejarah didik 3. Pesan dalam Pesan disetiap halaman  LKPD dapat LKPD mudah untuk dengan mudah di dipahami pahami 4. Relevansi antara Rumusan tujuan dan  rumusan tujuan indikator sesuai dengan dan indicator materi pembelajaran 5. Kebenaran materi Materi yang terdapat  dalam LKPD sesuai dari sumber terpercaya 6. Sasaran Adanya kejelasan  pembelajaran jelas penggunaan sasaran bahan ajar (Peserta didik SMA) 7. Kesesuaian materi Materi yang dibahas  pada kognitif sesuai kognitif peserta peserta didik didik 8. Kesesuaian isi Isi soal sesuai dengan  soal dan jumlah cakupan materi 9. sesuai dengan Jumlah soal sesuai  cakupan materi dengan materi yang dibahas 10. Kesesuaian Bentuk soal yang  bentuk soal disajikan sesuai dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

mengukur ketercapaian indikator pembelajaran 11. Kesesuaian Pembahasan materi  pembahasan pada LKPD sesuai materi pada cakupan. LKPD Jumlah Skor 9 24 10 Total Skor 43 Rata-rata Skor 43/11=3,91 Kriteria Baik

Tabel 8 : Hasil Penilaian Produk LKPD Sejarah Indonesia pada Aspek Isi oleh Ahli Materi No Indikator yang Deskripsi Skala . Dinilai 1 2 3 4 5 1. Kelengkapan Materi dalam LKPD  dalam isi materi sudah lengkap 2. Pendukung materi Materi pembelajaran  pembelajaran memiliki sarana pendukung berupa foto, infografis, dan teka-teki silang. 3. Keakuratan Sumber yang ada di  sumber materi dan dalam LKPD sudah terpercaya akurat dan terpercaya 4. Kejelasan materi Materi pada LKPD  dapat dengan sangat jelas dan mudah mudah dipahami dipahami 5. Kualitas penyajian Penyajian materi pada  materi LKPD memiliki kualitas yang sesuai dengan kognitif peserta didik Jumlah Skor 3 16 Total Skor 19 Rata-rata Skor 19/5=3,8 Kriteria Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

Tabel 9 : Rekapitulasi Penilaian Produk LKPD Sejarah Indonesia oleh Ahli Materi No. Aspek yang Dinilai Rerata Skor Kriteria 1. Aspek Pembelajaran 3,91 Baik 2. Aspek Isi 3,8 Baik 7,71 Rerata Skor Gabungan = 3,84 Baik 2

Pada tabel 7 aspek pembelajaran oleh validasi ahli materi memberikan rerata sebesar skor 3,91 dengan tergolong kriteria “baik”. Tabel 8 pada aspek isi oleh validasi ahli materi memberikan rerata skor sebesar 3,8 dengan tergolong kriteria

“baik”. Rerata skor gabungan dari kedua aspek dalam tahap validasi ahli materi dapat dilihat di tabel 9 yaitu sebesar 3,84 dengan kriteria “baik”. Maka kesimpulan dari validasi ahli materi adalah produk LKPD Sejarah Indonesia dalam materi teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia yang berkarakter dianggap layak untuk diterapkan saat proses pembelajaran sejarah

Indonesa.

Ahli materi juga memberikan kritik dan saran yang dapat digunakan sebagai revisi produk dari segi pembelajaran dan segi isi sehingga produk LKPD Sejarah

Indonesia layak digunakan sebagai bahan ajar pembelajaran sejarah bagi peserta didik SMA. Saran tersebut dijelaskan pada tabel berikut. Dibawah ini merupakan kritik dan saran perbaikan oleh ahli materi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

Tabel 10 : Kritik dan Saran dari Ahli Materi No. Bagian yang salah Jenis Kesalahan Saran Perbaikan 1. Penulisan kalimat pada Kalimat bidang studi Dihilangkan (dihapus) halaman 4 ilmu pengetahuan kalimat tersebut sosial program studi sejarah indonesia tidak relevan 2. Bagian Kompetensi Penulisan KD 1 dan Dihilangkan (dihapus) Dasar dihalaman 6 KD 2 kalimat tersebut 3. Bagian indikator Terdapat penulisan Seharusnya tidak ada pencapaian halaman 7 KD I dan KD 2 di penulisan KD 1 dan 2 Indikator Pencapaian sehingga kalimat tersebut dihilangkan. 4. Indikator pencapaian Isi dari Indikator Semestinya sejalan. dan tujuan pembelajaran Pencapaian dan Tujuan Pembelajaran tidak sejalan

b) Revisi Produk oleh Ahli Materi

Revisi produk dilakukan berdasarkan kritik dan saran yang diberikan oleh ahli materi pada kuesioner, bertujuan meningkatkan kualitas produk LKPD Sejarah

Indonesia sehingga layak digunakan. Bagian ini akan ditampilkan produk LKPD

Sejarah Indonesia yang direvisi dan telah diperbaiki.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

Gambar XXII : Tampilan pada Halaman 4 sebelum direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

Gambar XXIII : Tampilan pada Halaman 4 setelah direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

Gambar XXIV : Tampilan Kompetensi Dasar sebelum direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

Gambar XXV : Tampilan Kompetensi Dasar setelah direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

Gambar XXVI : Tampilan Indikator Pencapaian sebelum direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Gambar XXVII : Tampilan Indikator Pencapaian setelah direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

Gambar XXVIII : Tampilan Indikator Pencapaian dan Tujuan Pembelajaran sebelum direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Gambar XXIX : Tampilan Indikator Pencapaian dan Tujuan Pembelajaran setelah direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

2. Data Validasi oleh Ahli Evaluasi Pembelajaran a) Deskripsi Data Validasi oleh Ahli Evaluasi Pembelajaran

Validasi produk LKPD Sejarah Indonesia dilakukan oleh ahli evaluasi pembelajaran. Ahli evaluasi pembelajaran yang akan memvalidasi tahap pertama pada produk LKPD Sejarah Indonesia adalah Ibu Maria Agustina Amelia, S.Si.,

M.Pd. Proses validasi produk LKPD Sejarah Indonesia hanya melalui satu tahap dilakukan validasi pada tanggal 4 Juli 2020. Terdapat satu aspek yang dinilai oleh ahli evaluasi pembelajaran yakni aspek produk. Diharapkan melalui validitas ahli evaluasi pembelajaran dapat memberikan kritik dan saran terhadap produk LKPD

Sejarah Indonesia tahap pertama sehingga masuk pada tahap revisi untuk menjadi produk LKPD Sejarah Indonesia yang layak digunakan pada peserta didik SMA kelas X.

Dibawah ini merupakan hasil penilaian produk oleh ahli evaluasi pembelajaran yang akan disajikan pada tabel berikut.

Tabel 11 : Hasil Penilaian Produk LKPD Sejarah Indonesia pada Aspek Produk oleh Ahli Evaluasi Pembelajaran No Indikator yang Deskripsi SKALA . Dinilai 1 2 3 4 5 1. Kualitas fisik LKPD Kemenarikan LKPD  2. Ilustrasi desain Kemenarikan ilustrasi  sampul desain sampul LKPD 3. Pemilihan warna Ketepatan jenis huruf  dan huruf dalam setiap halaman 4. Ketepatan ukuran 

5. huruf dalam setiap  halaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

6.. Ketepatan warna  huruf dalam setiap halaman 7. Tujuan pembelajaran  pada soal sudah jelas 8. Ketepatan Penempatan  penempatan taksonomi bloom taksonomi bloom pada soal sudah tepat pada soal 9. Kejelasan Penggunaan bahasa  penggunaan bahasa pada soal sudah jelas pada soal 10. Ketepatan soal pada Soal mudah dipahami  peserta didik peserta didik dengan tepat 11. HOTS yang ada Soal HOTS yang  pada soal sesuai dibuat sesuai dengan dengan kognitif kognitif peserta didik peserta didik 12. Ketepatan soal essai Soal essai menjadikan  menjadikan peserta peserta didik berpikir didik berpikir kritis kritis dengan tepat 13. Ketentuan HOTS Ketentuan HOTS  yang dibuat sesuai yang dibuat dengan dengan soal essai soal essai sesuai dengan ketentuan tujuan pembelajaran 14. Keterkaitan antar Adanya keterkaitan  halaman antar halaman yang satu dengan yang lainnya 15. Penyelesaian LKPD Penyelesaian LKPD  cetak/digital Jumlah Skor 24 24 Total Skor 48 Rata-rata Skor 48/14=3,43 Kriteria Baik

Pada tabel 11 aspek produk oleh validasi ahli evaluasi pembelajaran memberikan rerata skor sebesar 3,43 dengan tergolong kriteria “baik”. Maka kesimpulan dari validasi ahli evaluasi pembelajaran adalah produk LKPD Sejarah

Indonesia dalam materi teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

Islam ke Indonesia dianggap layak untuk diterapkan saat proses pembelajaran

Sejarah Indonesa.

Ahli evaluasi pembelajaran juga memberikan kritik dan saran yang dapat digunakan sebagai revisi dari segi produk guna menyempurnakan LKPD sehingga layak dan dapat digunakan sebagai bahan ajar bagi peserta didik SMA kelas X.

Berikut kritik dan saran dari Ahli Evaluasi Pembelajaran.

Tabel 12 : Kritik dan Saran dari Ahli Evaluasi Pembelajaran No. Bagian yang salah Jenis Kesalahan Saran Perbaikan 1. Penulisan kata dan Masih ditemui Sudah diperbaiki penomoran serta kalimat penulisan kata dan penomoran serta kalimat yang kurang sesuai. 2. Jawaban pilihan ganda Penyusunan jawaban Sudah diperbaiki di perbaiki lagi 3. Penilaian sikap Pernyataannya harus Sudah diperbaiki sesuai b) Revisi Produk oleh Ahli Evaluasi Pembelajaran

Revisi produk yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas dari produk sehingga layak digunakan. Pada bagian ini akan ditampilkan bagian dari revisi

LKPD Sejarah Indonesia dan perbaikan revisi.

Berikut penjelasan revisi yang dilakukan berdasarkan masukan berupa kritik dan saran dari ahli evaluasi pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

Gambar XXX : Tampilan Indikator Pencapaian sebelum direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

Gambar XXXI : Tampilan Indikator Pencapaian setelah direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

Gambar XXXII : Tampilan Tujuan Pembelajaran sebelum direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

Gambar XXXIII : Tampilan Tujuan Pembelajaran setelah direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

Gambar XXXIV : Tampilan Materi sebelum direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

Gambar XXXV : Tampilan Materi setelah direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Gambar XXXVI : Tampilan Jawaban Pilihan Ganda sebelum direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

Gambar XXXVII : Tampilan Jawaban Pilihan Ganda setelah direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

Gambar XXXVIII : Tampilan Peletakkan Jawaban Pilihan Ganda sebelum direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

Gambar XXXIX : Tampilan Peletakkan Jawaban Pilihan Ganda setelah direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

Gambar XL : Tampilan Penilaian Sikap sebelum direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

Gambar XLI : Tampilan Penilaian Sikap setelah direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

3. Data Validasi oleh Ahli Pendidikan Karakter a) Deskripsi Data Validasi oleh Ahli Pendidikan Karakter

Validasi produk LKPD Sejarah Indonesia dilakukan oleh Ibu Maria Melani Ika

Susanti, S.Pd. yang merupakan dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar. Ibu Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd dipilih sebagai ahli pendidikan karakter karena beliau ahli dalam bidang tersebut. Proses validasi produk LKPD

Sejarah Indonesia hanya melalui satu tahap. Produk LKPD ini dilakukan pada tanggal 7 Juli 2020. Bagian validasi untuk ahli pendidikan karakter terdapat satu aspek yaitu aspek karakter. Ahli pendidikan karakter diharapkan memberikan kritik dan saran terhadap produk LKPD Sejarah Indonesia pada tahap pertama sehingga produk dapat masuk pada tahap revisi untuk menjadi produk yang layak digunakan peserta didik SMA kelas X.

Dibawah ini merupakan hasil penilaian produk oleh ahli pendidikan karakter yang akan disajikan pada tabel berikut.

Tabel 13 : Hasil penilaian Produk LKPD Sejarah Indonesia pada Aspek Karakter oleh Ahli Pendidikan Karakter No Indikator yang Deskripsi SKALA . Dinilai 1 2 3 4 5 1. Kesesuaian nilai Nilai karakter sudah  karakter dengan sesuai dengan Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar 2. Kesesuaian nilai Nilai karakter sesuai  karakter dengan dengan tingkat tingkat kemampuan kemampuan perkembangan perkembangan peserta didik peserta didik 3. Merefleksikan Pendidikan karakter  karakter sesuai dapat direfleksikan dengan kehidupan sesuai kehidupan sehari-hari sehari-hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

4. Pengembangan LKPD  sikap menghargai mengembangkan perbedaan sikap menghargai (Toleransi) perbedaan 5. Pengembangan LKPD  sikap menghormati mengembangkan terhadap sesama sikap menghormati (Toleransi) terhadap sesama 6. Pengembangan LKPD  sikap empati mengembangkan (Peduli Sosial) sikap empati 7. Pengembangan LKPD  sikap simpati mengembangkan (Peduli Sosial) sikap simpati 8. Kesesuaian Akulturasi yang akulturasi pada dikembangkan pada  LKPD yang LKPD sudah sesuai dikembangkan 9. Ketepatan Multikultural pada  multikultural pada materi LKPD sudah materi LKPD tepat 10. Kesesuaian LKPD LKPD sesuai  pada tujuan dengan tujuan pembelajaran pembelajaran 11. Ketepatan dalam Pemilihan nilai  memilih nilai karakter sudah tepat karakter Jumlah Skor 2 15 16 5 Total Skor 38 Rata-rata Skor 38/11=3,5 Kriteria Baik

Pada tabel 13 aspek karakter oleh validasi ahli pendidikan karakter materi memberikan rerata skor 3,5 dengan tergolong kriteria “baik”. Maka kesimpulan dari validasi ahli pendidikan karakter adalah produk LKPD Sejarah Indonesia dalam materi teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia yang berkarakter dianggap layak untuk diterapkan saat proses pembelajaran Sejarah

Indonesa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

Ahli pendidikan karakter juga memberikan kritik dan saran yang dapat digunakan sebagai revisi produk dari segi karakter sehingga produk LKPD Sejarah

Indonesia layak digunakan sebagai bahan ajar pembelajaran sejarah bagi peserta didik SMA. Saran tersebut dijelaskan pada tabel berikut. Dibawah ini merupakan kritik dan saran perbaikan oleh pendidikan karakter.

Tabel 14 : Kritik dan Saran dari Ahli Pendidikan Karakter No. Bagian yang salah Jenis Kesalahan Saran Perbaikan 1. Pada cover depan Pemilihan logo, salah Diperbaiki sesuai penulisan kata, dan tata saran letak Semester Genap. 2. Pada cover belakang Kalimat kurang efektif. Diperbaiki sesuai dan kata pengantar saran 3. Penulisan pada daftar Ukuran huruf yang belum Diperbaiki sesuai isi seragam. saran 4. Terkait penyebutan Masih nampak kesalahan Sudah diperbaiki dan penulisan penyebutan dan penulisan sesuai EYD. yang belum konsisten (pengetikan). 5. Tujuan Pembelajaran Belum ada cara mengukur Diperbaiki dengan kegiatan nyata pada peserta memberikan didik yang berisi kegiatan terhadap implementasi nilai karakter peserta didik. dalam kehidupan sehari- hari. 6. Pada materi saluran Perlu digali lagi muatan Diperbaiki dan dakwah karakternya diperdalam muatan karakternya 7. Pada bagian nilai Pemilihan background Diperbaiki supaya toleransi dan peduli kurang kontras kontras. sosial 8. Pada teka-teki silang Teka-teki relatif mudah Sudah diperbaiki sesuai saran 9. Pada soal pilihan Terdapat teknik penulisan Sudah diperbaiki ganda yang belum rapi sesuai saran 10. Pada soal esai Penempatan soal belum Sudah diperbaiki maksimal sesuai saran 11. Pada daftar pustaka Penulisan daftar pustaka Sudah diperbaiki kurang maksimal sesuai saran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

b) Revisi Produk Ahli Pendidikan Karakter

Revisi produk dilakukan untuk meningkatkan kualitas sehingga produk layak digunakan. Pada bagian ini akan ditampilkan bagian dari produk LKPD Sejarah

Indonesia yang direvisi dan telah diperbaiki. Berikut penjelasan revisi yang dilakukan berdasarkan masukan berupa kritik dan saran dari ahli pendidikan karakter.

Gambar XLII : Tampilan Cover Depan sebelum direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

Gambar XLIII : Tampilan Cover Depan setelah direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

Gambar XLIV : Tampilan Cover Belakang sebelum direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

Gambar XLV : Tampilan Cover Belakang setelah direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

Gambar XLVI : Tampilan Daftar Isi sebelum direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

Gambar XLVII : Tampilan Daftar Isi setelah direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

Gambar XLVIII : Tampilan Kata Pengantar sebelum direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

Gambar XLIX : Tampilan Kata Pengantar setelah direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

Gambar L : Tampilan Petunjuk Penggunaan sebelum direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

Gambar LI : Tampilan Petunjuk Penggunaan setelah direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

Gambar LII : Tampilan Kompetensi Dasar sebelum direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

Gambar LIII : Tampilan Kompetensi Dasar setelah direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

Gambar LIV : Tampilan Materi sebelum direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

Gambar LV : Tampilan Materi setelah direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

Gambar LVI : Tampilan Materi sebelum direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

Gambar LVII : Tampilan Materi setelah direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

Gambar LVIII : Tampilan Tujuan Pembelajaran sebelum direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

Gambar LIX : Tampilan Tujuan Pembelajaran setelah direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152

Gambar LX : Tampilan Materi sebelum direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154

Gambar LXI : Tampilan Materi setelah direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155

Gambar LXII : Tampilan Background sebelum direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

Gambar LXIII : Tampilan Background setelah direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157

Gambar LXIV : Tampilan Tugas Mandiri sebelum direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158

Gambar LXV : Tampilan Tugas Mandiri setelah direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159

Gambar LXVI : Tampilan Soal Pilihan Ganda sebelum direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

160

Gambar LXVII : Tampilan Soal Pilihan Ganda setelah direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

161

Gambar LXVIII : Tampilan Soal Esai sebelum direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

162

Gambar LXIX : Tampilan Soal Esai setelah direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

163

Gambar LXX : Tampilan Daftar Pustaka sebelum direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

164

Gambar LXXI : Tampilan Daftar Pustaka setelah direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

165

B. Data Validasi Praktisi Guru dan Revisi Produk

Validasi praktisi yang dilakukan oleh guru mencakup tiga tahap yakni aspek pembelajaran, aspek isi dan aspek produk. Dilaksanakan validasi praktisi terhadap guru sejarah bertujuan untuk mengetahui kelayakan produk LKPD yang dikembangkan. Hasil dari validasi praktisi dari guru sejarah dijadikan sebagai masukan untuk perbaikan produk nantinya.

Uji validasi praktisi guru dilakukan oleh dua guru sejarah SMA yang ahli dalam bidang sejarah dan memiliki pengalaman mengajar pada mata pelajaran sejarah untuk peserta didik SMA. Validasi praktisi guru I oleh Ibu Marlinda Dwi

Ratnani, S.Pd. menjadi guru sejarah di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Validasi praktisi guru II oleh Bapak Bernadus Pascal Alexander Wiharjo, S.Pd. yang menjadi guru sejarah di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

1. Data Validasi Praktisi Guru I a) Deskripsi Data Validasi Praktisi Guru I

Data validasi praktisi guru dilakukan oleh Marlinda Dwi Ratnani, S.Pd. yang merupakan guru di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta dan mengajar pada mata pelajaran sejarah. Validasi praktisi guru dilakukan pada tanggal 9 Juli 2020. Berikut hasil validasi praktisi guru terhadap produk LKPD yang dilakukan oleh Marlinda

Dwi Ratnani, S.Pd.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

166

Tabel 15 : Hasil Validasi Praktisi Guru Produk LKPD Sejarah Indonesia pada Aspek Pembelajaran oleh Guru I No Indikator yang Deskripsi SKALA . Dinilai 1 2 3 4 5 1. Kesesuaian LKPD Materi pada LKPD  dengan Kompetensi sesuai dengan Dasar dan Indikator Kompetensi Dasar dan Indikator Pembelajaran 2. Gambar dari LKPD Gambar yang  menambah disajikan diberbagai ketertarikan peserta halaman dapat didik belajar sejarah menambah ketertarikan peserta didik 3. Pesan dalam LKPD Pesan disetiap  dapat dengan mudah halaman LKPD di pahami mudah untuk dipahami 4. Kesesuaian materi Materi yang dibahas  pada kognitif peserta sesuai kognitif didik peserta didik 5. Kesesuaian bentuk Bentuk soal yang  soal disajikan sesuai dalam mengukur ketercapaian indikator pembelajaran Jumlah Skor 16 5 Total Skor 21 Rata-rata Skor 21/5=4,2 Kriteria Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

167

Tabel 16 : Hasil Validasi Praktisi Guru Produk LKPD Sejarah Indonesia pada Aspek Isi oleh Guru I No Indikator yang Deskripsi SKALA . Dinilai 1 2 3 4 5 1. Kelengkapan dalam Materi dalam LKPD  isi materi sudah lengkap 2. Keakuratan sumber Sumber yang ada di  materi dan dalam LKPD sudah terpercaya akurat dan terpercaya 3. Kejelasan materi Materi pada LKPD  dapat dengan mudah sangat jelas dan dipahami mudah dipahami 4. Kualitas penyajian Penyajian materi  materi pada LKPD memiliki kualitas yang sesuai dengan kognitif peserta didik Jumlah Skor 8 10 Total Skor 18 Rata-rata Skor 18/4=4,5 Kriteria Sangat Baik

Tabel 17 : Hasil Validasi Praktisi Guru Produk LKPD Sejarah Indonesia pada Aspek Produk oleh Guru I No Indikator yang Deskripsi SKALA . Dinilai 1 2 3 4 5 1. Ilustrasi desain Kemenarikan  sampul ilustrasi desain sampul LKPD 2. Pemilihan warna dan Ketepatan jenis  huruf huruf dalam setiap halaman 3. Ketepatan ukuran  huruf dalam setiap halaman 4. Ketepatan warna  huruf dalam setiap halaman 5. Ketepatan Penempatan  penempatan taksonomi bloom

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

168

taksonomi bloom pada soal sudah pada soal tepat 6. Kejelasan Penggunaan bahasa  penggunaan bahasa pada soal sudah pada soal jelas 7. HOTS yang ada Soal HOTS yang  pada soal sesuai dibuat sesuai dengan dengan kognitif kognitif peserta peserta didik didik 8. Keterkaitan antar Adanya keterkaitan  halaman antar halaman yang satu dengan yang lainnya 9. Penyelesaian LKPD Penyelesaian LKPD  cetak/digital Jumlah Skor 24 15 Total Skor 39 Rata-rata Skor 39/9=4,33 Kriteria Sangat Baik

Tabel 18 : Rekapitulasi Validasi Praktisi oleh Guru I pada Aspek Pembelajaran, Aspek Isi, dan Aspek Produk No. Aspek yang Dinilai Rerata Skor Kriteria 1. Aspek Pembelajaran 4,2 Baik 2. Aspek Isi 4,5 Sangat Baik 3. Aspek Produk 4,33 Sangat Baik 13,03 Rerata Skor Gabungan =4,34 Sangat Baik 3

Pada tabel 15 aspek pembelajaran guru I memberikan rerata sebesar skor 4,2 dengan tergolong kriteria “baik”. Tabel 16 pada aspek isi guru I memberikan rerata skor sebesar 4,5 dengan tergolong kriteria “sangat baik”. Tabel 17 pada aspek produk guru I memberikan rerata skor sebesar 4,33 dengan tergolong kriteria

“sangat baik”.

Rerata skor gabungan dari ketiga aspek dalam tahap validasi praktisi guru I dapat dilihat di tabel 18 yaitu sebesar 4,34 dengan kriteria “sangat baik”. Maka kesimpulan dari validasi praktisi guru I adalah produk LKPD Sejarah Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

169

dalam materi teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke

Indonesia yang berkarakter dianggap layak untuk diterapkan saat proses pembelajaran sejarah Indonesa.

Setelah guru I melakukan penilaian dan memberikan saran serta kritik yang digunakan sebagai revisi produk dari segi pembelajaran, segi isi, dan segi produk guna menyempurnakan LKPD sehingga layak dan dapat digunakan sebagai bahan ajar bagi peserta didik SMA kelas X. Berikut kritik dan saran dari guru sejarah.

Tabel 19 : Kritik dan Saran dari Guru I No. Bagian yang salah Jenis Kesalahan Saran Perbaikan 1. Tata letak jawaban Jawaban pilihan ganda Dirapikan pada halaman pilihan ganda (a.b.c.d.e) yang terpisah yang sama di halaman berbeda b) Revisi Produk oleh Validasi Praktisi Guru I

Revisi produk yang dilakukan oleh Guru I untuk meningkatkan kualitas dari produk sehingga layak digunakan. Bagian ini akan ditampilkan revisi berdasarkan kritik dan saran yang dijelaskan pada tabel 19 dan telah diperbaiki. Berikut ini penjelasan produk yang belum direvisi dan yang telah direvisi sesuai kritik dan saran dari Guru I.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

170

Gambar LXXII: Tampilan Soal Pilihan Ganda sebelum direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

171

Gambar LXXIII : Tampilan Soal Pilihan Ganda setelah direvisi

2. Data Validasi Praktisi Guru II a) Deskripsi Data Validasi Praktisi Guru II

Data validasi praktisi guru dilakukan oleh Bapak Bernadus Pascal Alexander

Wiharjo, S.Pd. yang merupakan guru sejarah di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

Validasi praktisi guru dilakukan pada tanggal 12 Juli 2020. Berikut hasil validasi praktisi guru terhadap produk LKPD yang dilakukan Bapak Bernadus Pascal

Alexander Wiharjo, S.Pd.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

172

Tabel 20 : Hasil Validasi Praktisi Guru Produk LKPD Sejarah Indonesia pada Aspek Pembelajaran oleh Guru II No Indikator yang Deskripsi SKALA . Dinilai 1 2 3 4 5 1. Kesesuaian LKPD Materi pada LKPD  dengan Kompetensi sesuai dengan Dasar dan Indikator Kompetensi Dasar dan Indikator Pembelajaran 2. Gambar dari LKPD Gambar yang  menambah disajikan diberbagai ketertarikan peserta halaman dapat didik belajar sejarah menambah ketertarikan peserta didik 3. Pesan dalam LKPD Pesan disetiap  dapat dengan mudah halaman LKPD di pahami mudah untuk dipahami 4. Kesesuaian materi Materi yang dibahas  pada kognitif peserta sesuai kognitif peserta didik didik 5. Kesesuaian bentuk Bentuk soal yang  soal disajikan sesuai dalam mengukur ketercapaian indikator pembelajaran Jumlah Skor 12 10 Total Skor 22 Rata-rata Skor 22/5=4,4 Kriteria Sangat Baik

Tabel 21 : Hasil Validasi Praktisi Guru Produk LKPD Sejarah Indonesia pada Aspek Isi oleh Guru II No Indikator yang Deskripsi SKALA . Dinilai 1 2 3 4 5 1. Kelengkapan dalam Materi dalam LKPD  isi materi sudah lengkap 2. Keakuratan sumber Sumber yang ada di  materi dan dalam LKPD sudah terpercaya akurat dan terpercaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

173

3. Kejelasan materi Materi pada LKPD  dapat dengan mudah sangat jelas dan dipahami mudah dipahami 4. Kualitas penyajian Penyajian materi pada  materi LKPD memiliki kualitas yang sesuai dengan kognitif peserta didik Jumlah Skor 4 15 Total Skor 19 Rata-rata Skor 19/4=4,75 Kriteria Sangat Baik

Tabel 22 : Hasil Validasi Praktisi Guru Produk LKPD Sejarah Indonesia pada Aspek Produk oleh Guru II No Indikator yang Deskripsi SKALA . Dinilai 1 2 3 4 5 1. Ilustrasi desain Kemenarikan ilustrasi  sampul desain sampul LKPD 2. Pemilihan warna dan Ketepatan jenis huruf  huruf dalam setiap halaman 3. Ketepatan ukuran  huruf dalam setiap halaman 4. Ketepatan warna  huruf dalam setiap halaman 5. Ketepatan Penempatan  penempatan taksonomi bloom taksonomi bloom pada soal sudah tepat pada soal 6. Kejelasan Penggunaan bahasa  penggunaan bahasa pada soal sudah jelas pada soal 7. HOTS yang ada Soal HOTS yang  pada soal sesuai dibuat sesuai dengan dengan kognitif kognitif peserta didik peserta didik 8. Keterkaitan antar Adanya keterkaitan  halaman antar halaman yang satu dengan yang lainnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

174

9. Penyelesaian LKPD Penyelesaian LKPD  cetak/digital Jumlah Skor 3 20 15 Total Skor 38 Rata-rata Skor 38/9=4,22 Kriteria Sangat Baik

Tabel 23 : Rekapitulasi Validasi Praktisi oleh Guru II pada Aspek Pembelajaran, Aspek Isi, dan Aspek Produk No. Aspek yang Dinilai Rerata Skor Kriteria 1. Aspek Pembelajaran 4,4 Sangat Baik 2. Aspek Isi 4,75 Sangat Baik 3. Aspek Produk 4,22 Sangat Baik 13,37 Rerata Skor Gabungan =4,46 Sangat Baik 3

Pada tabel 20 aspek pembelajaran guru II memberikan rerata sebesar skor 4,4 dengan tergolong kriteria “sangat baik”. Tabel 21 pada aspek isi guru II memberikan rerata skor sebesar 4,75 dengan tergolong kriteria “sangat baik”. Tabel

22 pada aspek produk guru II memberikan rerata skor sebesar 4,22 dengan tergolong kriteria “sangat baik”.

Rerata skor gabungan dari ketiga aspek dalam tahap validasi praktisi guru II dapat dilihat di tabel 23 yaitu sebesar 4,46 dengan kriteria “sangat baik”. Maka kesimpulan dari validasi praktisi guru II adalah produk LKPD Sejarah Indonesia dalam materi teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke

Indonesia yang berkarakter dinyatakan layak untuk diterapkan saat proses pembelajaran sejarah Indonesa.

Setelah guru II melakukan penilaian dan memberikan saran serta kritik yang digunakan sebagai revisi produk dari segi pembelajaran, segi isi, dan segi produk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

175

guna menyempurnakan LKPD sehingga layak dan dapat digunakan sebagai bahan ajar bagi peserta didik SMA kelas X. Berikut kritik dan saran dari guru sejarah.

Tabel 24 : Kritik dan Saran dari Guru II No. Bagian yang salah Jenis Kesalahan Saran Perbaikan 1. Pada penjelasan multikultural Belum ada Dijelaskan terlebih penjelasan dahulu maksud mengenai multikultural dan multikultural contohnya 2. Pada soal esai Belum ada soal Salah satu soal terkait dengan diganti dengan soal nilai-nilai yang terkait nilai- kehidupan. nilai kehidupan 3. Penilaian sikap Kata mengukir Diganti dengan mencoret

b) Revisi Produk oleh Validasi Praktisi Guru II

Revisi produk yang dilakukan oleh Guru II untuk meningkatkan kualitas dari produk sehingga layak digunakan. Pada bagian ini akan ditampilkan revisi berdasarkan kritik dan saran yang dijelaskan pada tabel 24 dan telah diperbaiki.

Berikut ini penjelasan produk yang belum direvisi dan yang telah direvisi sesuai kritik dan saran dari Guru II.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

176

Gambar LXXIV : Tampilan Materi sebelum direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

177

Gambar LXXV : Tampilan Materi setelah direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

178

Gambar LXXVI : Tampilan Soal Esai sebelum direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

179

Gambar LXXVII : Tampilan Soal Esai setelah direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

180

Gambar LXXVIII : Tampilan Penilaian Sikap sebelum direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

181

Gambar LXXIX : Tampilan Penilaian Sikap setelah direvisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

182

C. Analisis Data

1. Hasil Analisis Data Validasi oleh Ahli Materi

Berikut akan disajikan hasil analisis data validasi oleh Ahli Materi pada aspek pembelajaran dan isi. a. Aspek Pembelajaran

Hasil analisis data validasi pada aspek pembelajaran dari ahli materi dalam tabel berikut :

Tabel 25 : Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Pembelajaran dari Ahli Materi Kriteria Skor Item Frekuensi Persentase(%) Sangat Baik 5 2 18% Baik 4 6 55% Cukup Baik 3 3 27% Kurang baik 2 0 0% Sangat Kurang Baik 1 0 0% Jumlah 11 100%

Berdasarkan tabel 25, dapat dilihat hasil analisis data pada aspek pembelajaran dari ahli materi memperoleh jumlah frekuensi sebanyak 2 dengan persentase 18% tergolong kriteria “sangat baik”. Jumlah frekuensi sebanyak 6 dengan persentase 55% tergolong kriteria “baik”. Selanjutnya jumlah frekuensi sebanyak 3 dengan persentase 27% tergolong kriteria “cukup baik”. Sedangkan pada kriteria “kurang baik” dan “sangat kurang baik” memiliki jumlah frekuensi 0 dan persentase 0% (tidak ada). Hasil analisis data pada aspek pembelajaran dari ahli materi dapat dilihat pada gambar diagram sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

183

PERSENTASE ASPEK PEMBELAJARAN

0% 0%

18% 27%

55%

Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang baik Sangat Kurang Baik

Gambar LXXX : Diagram Hasil Analisis Data pada Aspek Pembelajaran oleh Ahli Materi

Berdasarkan diagram pada Gambar LXXX , hasil analisis data validasi oleh ahli materi pada aspek pembelajaran tergolong kriteria dominan “baik”. b. Aspek Isi

Hasil analisis data validasi pada aspek isi dari ahli materi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 26 : Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Isi dari Ahli Materi Kriteria Skor Item Frekuensi Persentase(%) Sangat Baik 5 0 0% Baik 4 4 78% Cukup Baik 3 1 20% Kurang baik 2 0 0% Sangat Kurang Baik 1 0 0% Jumlah 5 100%

Berdasarkan tabel 26, dapat dilihat hasil analisis data pada aspek isi dari ahli materi memperoleh jumlah frekuensi sebanyak 4 dengan persentase 78% tergolong kriteria “baik”. Selanjutnya jumlah frekuensi sebanyak 1 dengan persentase 20% tergolong kriteria “cukup baik”. Sedangkan pada kriteria “sangat baik”, “kurang baik”, dan “sangat kurang baik” memiliki jumlah frekuensi 0 dan persentase 0%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

184

(tidak ada). Hasil analisis data pada aspek isi dari ahli materi dapat dilihat pada gambar diagram sebagai berikut :

PERSENTASE ASPEK ISI

0% 0% 0%

20%

80%

Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang baik Sangat Kurang Baik

Gambar LXXXI : Diagram Hasil Analisis Data pada Aspek Isi oleh Ahli Materi

Berdasarkan diagram pada Gambar LXXXI, hasil analisis data validasi oleh ahli materi pada aspek isi tergolong kriteria dominan “baik”.

2. Hasil Analisis Data Validasi oleh Ahli Evaluasi Pembelajaran

Terdapat satu aspek yaitu aspek produk yang dilakukan oleh Ahli Evaluasi

Pembelajaran. Berikut akan disajikan hasil analisis data validasi oleh Evaluasi

Pembelajaran pada aspek produk. a. Aspek Produk

Hasil analisis data validasi pada aspek isi dari ahli materi dapat dilihat pada tabel berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

185

Tabel 27 : Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Produk dari Ahli Evaluasi Pembelajaran Kriteria Skor Item Frekuensi Persentase(%) Sangat Baik 5 0 0% Baik 4 6 43% Cukup Baik 3 8 57% Kurang baik 2 0 0% Sangat Kurang Baik 1 0 0% Jumlah 14 100%

Berdasarkan tabel 27, dapat dilihat hasil analisis data pada aspek produk dari ahli evaluasi pembelajaran memperoleh jumlah frekuensi sebanyak 6 dengan persentase 43% tergolong kriteria “baik”. Selanjutnya jumlah frekuensi sebanyak 8 dengan persentase 57% tergolong kriteria “cukup baik”. Sedangkan pada kriteria

“sangat baik”, “kurang baik”, dan “sangat kurang baik” memiliki jumlah frekuensi

0 dan persentase 0% (tidak ada). Hasil analisis data pada aspek produk dari ahli evaluasi pembelajaran dapat dilihat pada gambar diagram sebagai berikut :

PERSENTASE ASPEK PRODUK 0% 0% 0%

43%

57%

Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang baik Sangat Kurang Baik

Gambar LXXXII : Diagram Hasil Analisis Data pada Aspek Produk oleh Ahli Evaluasi Pembelajaran

Berdasarkan diagram pada Gambar LXXXII, hasil analisis data validasi oleh ahli materi pada aspek isi tergolong kriteria dominan “cukup baik”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

186

3. Hasil Analisis Data Validasi oleh Ahli Pendidikan Karakter

Terdapat satu aspek yang dilakukan oleh Ahli Pendidikan Karakter dalam memvalidasi produk LKPD yaitu aspek karakter. Berikut akan disajikan hasil analisis aspek tersebut dari ahli pendidikan karakter. a. Aspek Pendidikan Karakter

Hasil analisis data validasi pada aspek karakter dari ahli pendidikan karakter dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 28 : Hasil Analisis Data Validasi pada Aspek Karakter dari Ahli Pendidikan Karakter Kriteria Skor Item Frekuensi Persentase(%) Sangat Baik 5 1 9,1% Baik 4 4 36,4% Cukup Baik 3 5 45,4% Kurang baik 2 1 9,1% Sangat Kurang Baik 1 0 0% Jumlah 11 100%

Berdasarkan tabel 28, dapat dilihat hasil analisis data pada aspek karakter dari validasi ahli pendidikan karakter memperoleh jumlah frekuensi sebanyak 1 dengan persentase 9,1% tergolong kriteria “sangat baik”. Jumlah frekuensi sebanyak 4 dengan persentase 36,4% tergolong kriteria “baik”. Jumlah frekuensi sebanyak 5 dengan persentase 45,4% tergolong kriteria “cukup baik”. Selanjutnya jumlah frekuensi sebanyak 1 dengan persentase 9,1% tergolong kriteria “kurang baik”.

Pada kriteria “sangat kurang baik” memiliki jumlah frekuensi 0 dan persentase 0%

(tidak ada). Hasil analisis data pada aspek karakter dari ahli pendidikan karakter dapat dilihat pada gambar diagram sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

187

PERSENTASE ASPEK KARAKTER

0%

9,10% 9,10%

36,40% 45,40%

Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang baik Sangat Kurang Baik Gambar LXXXIII : Diagram Hasil Analisis Data pada Aspek Karakter oleh Ahli Pendidikan Karakter

Berdasarkan diagram pada Gambar LXXXIII, hasil analisis data validasi oleh ahli pendidikan karakter pada aspek karakter tergolong kriteria dominan “cukup baik”.

4. Hasil Analisis Data Validasi Praktisi Guru I dan II

Hasil analisis data validasi praktisi dilakukan oleh 2 guru sejarah. Validasi praktisi memberikan nilai pada tiga aspek yaitu aspek pembelajaran, aspek isi, dan aspek produk. Berikut akan disajikan hasil analisis data ketiga aspek yang dinilai oleh 2 guru sejarah. a. Hasil Analisis Data Validasi Praktisi Guru I

Tahap validasi praktisi guru I dilakukan oleh dua guru sejarah. Aspek yang dinilai mencakup aspek pembelajaran, aspek isi, dan aspek produk. Berikut akan disajikan hasil analisis data dari ketiga aspek yang dinilai oleh validasi praktisi guru

I.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

188

a. Aspek Pembelajaran

Hasil analisis data validasi praktisi dari guru I pada aspek pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 29 : Hasil Analisis Data Validasi Praktisi dari Guru I pada Aspek Pembelajaran Kriteria Skor Item Frekuensi Persentase(%) Sangat Baik 5 1 20% Baik 4 4 78% Cukup Baik 3 0 0% Kurang baik 2 0 0% Sangat Kurang Baik 1 0 0% Jumlah 5 100%

Berdasarkan tabel 29, dapat dilihat hasil analisis data pada aspek pembelajaran dari validasi praktisi guru I memperoleh jumlah frekuensi sebanyak

1 dengan persentase 20% tergolong kriteria “sangat baik”. Selanjutnya jumlah frekuensi sebanyak 4 dengan persentase 78% tergolong kriteria “baik”. Sedangkan pada kriteria “cukup baik”, “kurang baik”, dan “sangat kurang baik” memiliki jumlah frekuensi 0 dan persentase 0% (tidak ada). Hasil analisis data pada aspek pembelajaran dari validasi praktisi guru I dapat dilihat pada gambar diagram sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

189

PERSENTASE ASPEK PEMBELAJARAN 0% 0% 20% 0%

80 %

Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang baik Sangat Kurang Baik

Gambar LXXXIV : Diagram Hasil Analisis Data pada Aspek Pembelajaran oleh Validasi Praktisi Guru I

Berdasarkan diagram pada Gambar LXXXIV, hasil analisis data validasi oleh praktisi guru I pada aspek pembelajaran tergolong kriteria dominan “baik”. b. Aspek Isi

Hasil analisis data validasi praktisi dari guru I pada aspek isi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 30 : Hasil Analisis Data Validasi Praktisi dari Guru I pada Aspek Isi Kriteria Skor Item Frekuensi Persentase(%) Sangat Baik 5 2 50% Baik 4 2 50% Cukup Baik 3 0 0% Kurang baik 2 0 0% Sangat Kurang Baik 1 0 0% Jumlah 4 100% Berdasarkan tabel 30, dapat dilihat hasil analisis data pada aspek isi dari validasi praktisi guru I memperoleh jumlah frekuensi sebanyak 2 dengan persentase

50% tergolong kriteria “sangat baik”. Selanjutnya jumlah frekuensi sebanyak 2 dengan persentase 50% tergolong kriteria “baik”. Sedangkan pada kriteria “cukup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

190

baik”, “kurang baik”, dan “sangat kurang baik” memiliki jumlah frekuensi 0 dan persentase 0% (tidak ada). Hasil analisis data pada aspek isi dari validasi praktisi guru I dapat dilihat pada gambar diagram sebagai berikut :

PERSENTASE ASPEK ISI

0% 0% 0%

50% 50%

Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang baik Sangat Kurang Baik

Gambar LXXXV : Diagram Hasil Analisis Data pada Aspek Isi oleh Validasi Praktisi Guru I

Berdasarkan diagram pada Gambar LXXXV, hasil analisis data validasi oleh praktisi guru I pada aspek isi tergolong memperoleh kriteria 50% “sangat baik”,

50% “baik”. c. Aspek Produk

Hasil analisis data validasi praktisi dari guru I pada aspek produk dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 31 : Hasil Analisis Data Validasi Praktisi dari Guru I pada Aspek Produk Kriteria Skor Item Frekuensi Persentase(%) Sangat Baik 5 3 33% Baik 4 6 67% Cukup Baik 3 0 0% Kurang baik 2 0 0% Sangat Kurang Baik 1 0 0% Jumlah 9 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

191

Berdasarkan tabel 31, dapat dilihat hasil analisis data pada aspek produk dari validasi praktisi guru I memperoleh jumlah frekuensi sebanyak 3 dengan persentase

33% tergolong kriteria “sangat baik”. Selanjutnya jumlah frekuensi sebanyak 6 dengan persentase 67% tergolong kriteria “baik”. Sedangkan pada kriteria “cukup baik”, “kurang baik”, dan “sangat kurang baik” memiliki jumlah frekuensi 0 dan persentase 0% (tidak ada). Hasil analisis data pada aspek produk dari validasi praktisi guru I dapat dilihat pada gambar diagram sebagai berikut :

PERSENTASE ASPEK PRODUK 0% 0% 0%

33%

67%

Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang baik Sangat Kurang Baik

Gambar LXXXVI: Diagram Hasil Analisis Data pada Aspek Produk oleh validasi praktisi Guru I

Berdasarkan diagram pada Gambar LXXXVI, hasil analisis data validasi oleh praktisi guru I pada aspek produk tergolong kriteria dominan “baik”. b. Hasil Analisis Data Validasi Praktisi Guru II

Berikut akan disajikan hasil analisis data dari ketiga aspek meliputi aspek pembelajaran, aspek isi, dan aspek produk yang dinilai oleh validasi praktisi guru

II.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

192

a. Aspek Pembelajaran

Hasil analisis data validasi praktisi dari guru II pada aspek pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 32 : Hasil Analisis Data Validasi Praktisi dari Guru II pada Aspek Pembelajaran Kriteria Skor Item Frekuensi Persentase(%) Sangat Baik 5 2 40% Baik 4 3 60% Cukup Baik 3 0 0% Kurang baik 2 0 0% Sangat Kurang Baik 1 0 0% Jumlah 5 100%

Berdasarkan tabel 32, dapat dilihat hasil analisis data pada aspek produk dari validasi praktisi guru II memperoleh jumlah frekuensi sebanyak 2 dengan persentase 40% tergolong kriteria “sangat baik”. Selanjutnya jumlah frekuensi sebanyak 3 dengan persentase 60% tergolong kriteria “baik”. Sedangkan pada kriteria “cukup baik”, “kurang baik”, dan “sangat kurang baik” memiliki jumlah frekuensi 0 dan persentase 0% (tidak ada). Hasil analisis data pada aspek pembelajaran dari validasi praktisi guru II dapat dilihat pada gambar diagram sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

193

PERSENTASE ASPEK PEMBELAJARAN

0% 0% 0%

40%

60%

Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang baik Sangat Kurang Baik

Gambar LXXXVII : Diagram Hasil Analisis Data pada Aspek Pembelajaran oleh Validasi Praktisi Guru II

Berdasarkan diagram pada Gambar LXXXVII, hasil analisis data validasi oleh praktisi guru II pada aspek pembelajaran tergolong kriteria dominan “baik”. b. Aspek Isi

Hasil analisis data validasi praktisi dari guru II pada aspek isi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 33 : Hasil Analisis Data Validasi Praktisi dari Guru II pada Aspek Isi

Kriteria Skor Item Frekuensi Persentase(%) Sangat Baik 5 3 75% Baik 4 1 25% Cukup Baik 3 0 0% Kurang baik 2 0 0% Sangat Kurang Baik 1 0 0% Jumlah 4 100% Berdasarkan tabel 33, dapat dilihat hasil analisis data pada aspek isi dari validasi praktisi guru II memperoleh jumlah frekuensi sebanyak 3 dengan persentase 75% tergolong kriteria “sangat baik”. Selanjutnya jumlah frekuensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

194

sebanyak 1 dengan persentase 25% tergolong kriteria “baik”. Sedangkan pada kriteria “cukup baik”, “kurang baik”, dan “sangat kurang baik” memiliki jumlah frekuensi 0 dan persentase 0% (tidak ada). Hasil analisis data pada aspek isi dari validasi praktisi guru II dapat dilihat pada gambar diagram sebagai berikut :

PERSENTASE ASPEK ISI

0% 0% 0%

25%

75%

Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang baik Sangat Kurang Baik

Gambar LXXXVIII : Diagram Hasil Analisis Data pada Aspek Isi oleh oleh Validasi Praktisi Guru II

Berdasarkan diagram pada Gambar LXXXVIII, hasil analisis data validasi oleh praktisi guru II pada aspek isi tergolong kriteria dominan “sangat baik”. c. Aspek Produk

Hasil analisis data validasi praktisi dari guru II pada aspek produk dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 34 : Hasil Analisis Data Validasi Praktisi dari Guru II pada Aspek Produk Kriteria Skor Item Frekuensi Persentase(%) Sangat Baik 5 3 33% Baik 4 5 56% Cukup Baik 3 1 11% Kurang baik 2 0 0% Sangat Kurang Baik 1 0 0% Jumlah 9 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

195

Berdasarkan tabel 34, dapat dilihat hasil analisis data pada aspek produk dari validasi praktisi guru II memperoleh jumlah frekuensi sebanyak 3 dengan persentase 33% tergolong kriteria “sangat baik”. Jumlah frekuensi sebanyak 5 dengan persentase 56% tergolong kriteria “baik”. Selanjutnya jumlah frekuensi sebanyak 1 dengan persentase 11% tergolong kriteria “cukup baik”. Sedangkan pada kriteria “kurang baik” dan “sangat kurang baik” memiliki jumlah frekuensi 0 dan persentase 0% (tidak ada). Hasil analisis data pada aspek produk dari validasi praktisi guru II dapat dilihat pada gambar diagram sebagai berikut :

PERSENTASE ASPEK PRODUK

0% 0%

11%

33%

56%

Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang baik Sangat Kurang Baik

Gambar LXXXIX : Diagram Hasil Analisis Data pada Aspek Produk oleh Validasi Praktisi Guru II

Berdasarkan diagram pada Gambar LXXXIX, hasil analisis data validasi oleh praktisi guru II pada aspek produk tergolong kriteria dominan “baik”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

196

D. PEMBAHASAN

Produk bahan ajar cetak berupa LKPD Sejarah Indonesia telah melalui berbagai tahap berdasarkan model Dick dan Carey. Proses pembuatan bahan ajar ini, peneliti menambahkan materi pada LKPD dan refleksi dalam bentuk visual komik untuk menarik pesan moral mengenai nilai toleransi dan peduli sosial.

Kemudian produk LKPD yang dibuat oleh peneliti, peneliti serahkan kepada ahli materi, ahli evaluasi pembelajaran, dan ahli pendidikan karakter untuk memvalidasi produk LKPD Sejarah Indonesia materi teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia. Setelah produk LKPD selesai divalidasi oleh ketiga ahli serta diberikan kritik dan saran, kemudian peneliti melakukan revisi sesuai masukan dari ketiga ahli. Produk LKPD yang sudah direvisi, selanjutnya dilakukan uji coba kelayakan yaitu uji validasi paraktisi oleh guru sejarah SMA untuk menilai kelayakan produk LKPD yang dikembangkan.

Hasil validasi oleh ahli materi pada aspek pembelajaran dan aspek isi memperlihatkan bahwa produk LKPD termasuk dalam kriteria “baik” dengan perolehan rerata skor gabungan 3,86. Hasil validasi oleh ahli evaluasi pembelajaran pada aspek produk termasuk dalam kriteria “baik”dengan perolehan skor rata-rata

3,43. Hasil validasi oleh ahli pendidikan karakter pada aspek karakter termasuk dalam kriteria “baik”dengan perolehan skor rata-rata 3,5. Hasil validasi praktisi guru I pada aspek pembelajaran, aspek isi, dan aspek produk memperlihatkan bahwa produk LKPD Sejarah Indonesia termasuk dalam kriteria “sangat baik” dengan perolehan rerata skor gabungan 4,34. Hasil validasi praktisi guru II pada aspek pembelajaran, aspek isi, dan aspek produk memperlihatkan bahwa produk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

197

LKPD Sejarah Indonesia termasuk dalam kriteria “sangat baik” dengan perolehan rerata skor gabungan 4,46.

Hasil perolehan skor yang peneliti paparkan dari hasil validasi ketiga ahli dan validasi praktisi dari dua guru sejarah SMA, dapat disimpulkan bahwa produk

LKPD Sejarah Indonesia yang berkarakter berupa nilai toleransi dan nilai peduli sosial pada materi teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke

Indonesia yang dikembangkan dapat dijadikan sebagai bahan ajar untuk membantu guru dalam proses pembelajaran sejarah serta sebagai alat evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik saat belajar sejarah, memberikan penguatan nilai karakter pada peserta didik, serta menyampaikan pesan moral yang ada pada materi sejarah melalui visual komik agar dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang dihasilkan diharapkan sesuai dengan bahan ajar cetak yang berisikan materi, ringkasan, serta petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Selain itu Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai seperti yang diungkapkan oleh Prastowo.109 Kemudian didukung juga menurut pandangan Panen yang mengatakan bahwa bahan ajar ialah materi atau bahan pelajaran yang disusun harus sistematis agar dapat digunakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.110 Produk Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD) yang dikembangkan sesuai dengan tingkat kognitif peserta didik, dalam

109 Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik, Jakarta: Kencana, 2014, hlm.269. 110 Andi Prastowo, ibid, hlm.138.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

198

hal ini dilakukan secara bertahap agar materi pembelajaran sejarah tersampaikan dengan baik.

Berbagai penugasaan individu maupun kelompok pada LKPD dikatakan sebagai evaluasi pembelajaran sejarah, hal ini sesuai dengan fungsi evaluasi sebagai alat yang penting untuk mengetahui ketercapaian peserta didik dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan dan alat yang penting sebagai umpan balik untuk peserta didik dalam meningkatkan pemahaman peserta didik saat belajar sejarah.111 Dalam bidang pendidikan, menurut pandangan Nitko dan Brookhart evaluasi sebagai suatu proses penetapan nilai yang berkaitan dengan kinerja dan hasil karya peserta didik. 112 Pada saat guru selesai menyampaikan materi kepada peserta didik, guru memberikan penugasaan pada peserta didik yang nantinya hasil kerja peserta didik dinilai oleh guru dan nilai tersebut dicatat dalam daftar penilaian peserta didik. Terdapat juga tiga komponen yang harus dievaluasi dalam pembelajaran menurut pandangan Kirkpatrick yaitu pengetahuan yang dipelajari, keterampilan apa yang dikembangkan, dan sikap apa yang perlu diubah untuk menjadi pribadi yang baik. Dalam mengevaluasi komponen pengetahuan dan/atau perubahan sikap, dapat menggunakan tes tertulis (paper and pencil test) sebagai alat ukurnya. Hal ini guna meningkatkan keterampilan peserta didik dengan menggunakan tes kerja sebagai alat ukurnya.113 Dalam LKPD yang dikembangkan terdapat soal-soal evaluasi pada aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Aspek kognitif dalam LKPD ada pada soal pilihan ganda dan soal

111 Amirono dan Daryanto, Evaluasi Dan Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013, Yogyakarta: Gava Media, 2016, hlm.27. 112 Amirono dan Daryanto, ibid, hlm.22. 113 Amirono dan Daryanto, ibid, hlm.23.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

199

esai serta menganalisis kasus terkait materi pembelajaran. Aspek afektif dalam membuat suatu kegiatan yang diperoleh peserta didik dari materi teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia untuk kehidupan sehari-hari. Kemudian pada aspek psikomotorik, terdapat tugas kelompok yakni membuat poster tentang keberagaman bangsa Indonesia.

Evaluasi pembelajaran sejarah pada saat proses pembelajaran di kelas, memiliki dua aspek yaitu aspek kualitas pembelajaran dan aspek hasil pembelajaran.114 Pada aspek kualitas pembelajaran sejarah mencakup kinerja guru sejarah, situasi kelas, materi pembelajaran sejarah, sikap peserta didik, sarana pembelajaran, dan motivasi peserta didik, hal ini menjadi pendukung keberhasilan proses pembelajaran sejarah. Kemudian aspek hasil pembelajaran berupa kecakapan peserta didik dalam memahami pembelajaran sejarah, kesadaran dalam belajar sejarah, dan memahami nilai-nilai budaya bangsa yang dikembangkan.

Selain itu peserta didik dapat menjadikan pembelajaran sejarah sebagai pedoman hidup atau cerminan agar terwujudnya perilaku peserta didik yang tidak mudah terpengaruh lingkungan luar (perilaku yang tidak baik) dan dapat memilih tindakan yang baik dan benar dalam menyikapi keadaan sekarang atau kedepannya.

Produk LKPD yang dikembangkan memiliki tujuan pencapaian agar materi pembelajaran terkait dengan nilai budaya bangsa dapat dipahami dan diterapkan oleh peserta didik. Nilai-nilai tersebut tersampaikan melalui pendidikan karakter sesuai dengan teori menurut Ki Hajar Dewantara yang mengatakan pendidikan karakter memiliki arti pendidikan watak untuk para siswa yang meliputi “cipta”,

114 Aman, Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta: Ombak, 2011, hlm.100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

200

“rasa”, dan “karsa”. Ketiganya dilakukan secara bertahap agar terwujudnya karakter dalam diri peserta didik dengan baik sehingga peserta didik dapat mengembangkan karakter dan memberikan respon berupa tindakan yang membangun pada situasi dimanapun dan kapanpun. Watak sebagai sifat seseorang yang dapat dibentuk artinya watak seseorang dapat berubah-ubah dikarenakan pengaruh oleh faktor eksternal yaitu sekolah, keluarga, masyarakat dan lain- lain.115Peserta didik juga harus menerapkan nilai yang menjadi tujuan pembelajaran

LKPD ini dalam kehidupan sehari-hari. Diharapkan dalam proses pembelajaran di sekolah, khususnya pada mata pelajaran sejarah Indonesia dapat memberikan pengalaman belajar bagi peserta didik untuk sadar mengenai jati diri bangsanya dengan mengajarkan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia dari peristiwa sejarah yang telah terjadi.

Peserta didik dapat menemukan nilai toleransi dan peduli sosial, sebagaimana toleransi sebagai sikap rasa penerimaan dan apresiasi terhadap keragaman budaya serta peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain yang membutuhkan.116 Nilai tersebut dapat membentuk karakter peserta didik melalui pendidikan karakter yang dikatakan oleh Doni Koesoema A bahwa pendidikan karakter dapat diperoleh dari sebuah usaha individu baik secara pribadi maupun secara sosial (melalui pengolahan pengalaman atas struktur hidup bersama) untuk membantu menciptakan sebuah lingkungan yang membantu pertumbuhan kebebasan sebagai individu dan keunikannya semakin

115 Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai Karakter, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2017, hlm.61. 116 Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter, Jakarta: Kencana, 2014, hlm.90-112.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

201

dihargai.117Banyak pengalaman yang diperoleh peserta didik dalam membentuk karakter di lingkungan sekolah yaitu dari pengalaman belajar peserta didik melalui proses pembelajaran berkelompok yang secara tidak langsung menghadirkan kerjasama, menghargai satu sama lain, dan bijak dalam memilih tindakan. Proses pembelajaran khususnya mata pelajaran sejarah Indonesia yang dilakukan oleh peserta didik dapat dijadikan sebagai alat evaluasi pembelajaran bagi pendidik untuk melihat pemahaman peserta didik terhadap pembelajaran sejarah. Hal ini nampak dari LKPD yang dihasilkan yaitu: 1) produk LKPD digunakan sebagai alat evaluasi dalam proses pembelajaran salah satunya pada mata pelajaran sejarah

Indonesia bagi peserta didik SMA kelas X, 2) produk LKPD memuat nilai budaya bangsa Indonesia yakni nilai toleransi dan nilai peduli sosial terutama dalam mengembangkan karakter yang beracuan pada Kurikulum 2013 revisi.

Produk LKPD Sejarah Indonesia yang berkarakter sudah melewati berbagai tahapan validasi berbagai ahli dan validasi praktisi guru, akan tetapi produk LKPD

Sejarah Indonesia yang berkarakter ini memiliki kelebihan dan kekurangan yakni: a. Kelebihan Produk LKPD Sejarah Indonesia

1. Produk LKPD digunakan sebagai alat evaluasi pembelajaran untuk membantu

peserta peserta didik berpikir kritis dalam menyelesaikan lembar kerja.

2. Produk LKPD yang berkarakter sebagai pendukung dalam menguatkan afektif

peserta didik dalam belajar sejarah.

3. Produk LKPD mudah dipahami dengan baik dan benar oleh peserta didik.

117 Doni Koesoema A, Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, Jakarta: PT Gramedia , 2010, hlm.194.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

202

4. Produk LKPD mengandung nilai-nilai karakter jika dibandingkan dengan

produk LKPD lainnya. b. Kelemahan Produk LKPD Sejarah Indonesia

1. Memperbanyak produk LKPD membutuhkan dana yang tidak sedikit.

2. Terdapat penambahan materi yang perlu dipelajari peserta didik

3. Produk LKPD belum di uji coba pada peserta didik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja

Peserta Didik (LKPD) Sejarah Indonesia yang Berkarakter pada Materi Teori

Tentang Proses Masuknya Agama dan Kebudayaan Islam ke Indonesia Untuk

Siswa SMA Kelas X” menghasilkan produk yang layak digunakan sebagai bahan ajar sejarah dalam membantu pembelajaran peserta didik. Kemudian penelitian ini telah melalui tahap yang mendukung kelayakan produk LKPD yang berkarakter dengan model penelitian dan pengembangan RnD menurut Dick dan Carey. Produk yang dikembangkan, telah melewati beberapa tahap validasi yang dimulai dari ahli materi, ahli evaluasi pembelajaran, ahli pendidikan karakter, serta uji coba perorangan yang dilakukan validasi praktisi oleh dua guru sejarah SMA.

Selanjutnya dilakukan revisi sesuai saran dan kritik dari berbagai validasi untuk menyempurnakan produk agar lebih baik serta layak digunakan dalam proses pembelajaran sejarah untuk SMA kelas X.

Berdasarkan hasil penilaian dari ahli materi, ahli evaluasi, ahli pendidikan karakter, dan validasi praktisi yang dilakukan oleh dua guru sejarah SMA, kelayakan produk LKPD Sejarah Indonesia yang Berkarakter pada Materi Teori

Tentang Proses Masuknya Agama dan Kebudayaan Islam Ke Indonesia dapat dipaparkan melalui data sebagai berikut: a. Hasil penilaian produk LKPD Sejarah Indonesia oleh ahli materi pada aspek

pembelajaran tergolong kriteria “baik” dengan rata-rata skor sebesar 3,91. Pada

203

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

204

aspek isi menunjukkan bahwa LKPD Sejarah Indonesia tergolong kriteria

“baik” dengan rata-rata skor sebesar 3,8. Kemudian pada rekapitulasi oleh ahli

materi tergolong kriteria “baik” dengan rerata skor sebesar 3,84. b. Hasil penilaian produk LKPD Sejarah Indonesia oleh ahli evaluasi

pembelajaran pada aspek produk menunjukkan bahwa LKPD Sejarah

Indonesia tergolong kriteria “baik” dengan rata-rata skor sebesar 3,43. c. Hasil penilaian produk LKPD Sejarah Indonesia oleh ahli pendidikan karakter

pada aspek karakter menunjukkan bahwa LKPD Sejarah Indonesia tergolong

kriteria “baik” dengan rata-rata skor sebesar 3,5. d. Hasil uji validasi praktisi produk LKPD Sejarah Indonesia oleh guru I pada

aspek pembelajaran tergolong kriteria “baik” dengan rata-rata skor sebesar 4,2.

Pada aspek isi tergolong kriteria “sangat baik” dengan rata-rata skor sebesar

4,5. Pada aspek produk tergolong kriteria “sangat baik” dengan rata-rata skor

sebesar 4,33. Kemudian pada rekapitulasi oleh guru I tergolong kriteria “sangat

baik” dengan rerata skor sebesar 4,34. e. Hasil uji validasi praktisi produk LKPD Sejarah Indonesia oleh guru II pada.

pada aspek pembelajaran tergolong kriteria “sangat baik” dengan rata-rata skor

sebesar 4,4. Pada aspek isi tergolong kriteria “sangat baik” dengan rata-rata

skor sebesar 4,75. Pada aspek produk tergolong kriteria “sangat baik” dengan

rata-rata skor sebesar 4,22. Kemudian pada rekapitulasi oleh guru II tergolong

kriteria “sangat baik” dengan rerata skor sebesar 4,46.

Berdasarkan data hasil skor yang diperoleh dari ahli materi, ahli evaluasi pembelajaran, ahli pendidikan karakter dan validasi praktisi yang dilakukan oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

205

dua guru sejarah SMA terhadap produk LKPD Sejarah Indonesia yang Berkarakter pada Materi Teori Tentang Proses Masuknya Agama dan Kebudayaan Islam ke

Indonesia, maka dapat disimpulkan bahwa produk LKPD layak digunakan sebagai bahan ajar cetak dalam pembelajaran untuk peserta didik SMA kelas X .

B. Implikasi

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi sehingga membantu

para penulis lain melakukan penelitian pengembangan bahan ajar LKPD

untuk peserta didik SMA kelas X.

2. Implikasi Praktis

a. Untuk meningkatkan prestasi belajar sejarah dan pengimplementasian

peserta didik terhadap produk LKPD sejarah Indonesia yang

berkarakter pada materi teori tentang proses masuknya agama dan

kebudayaan Islam ke Indonesia.

b. Untuk membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran

sejarah yang terkait dengan nilai budaya bangsa Indonesia yakni nilai

toleransi dan nilai peduli sosial pada peserta didik melalui penggunaan

produk LKPD.

c. Untuk menambah pemahaman peserta didik dalam belajar sejarah di

sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

206

C. Saran

Berdasarkan penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan melalui berbagai tahapan, maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. Untuk Sekolah

Produk LKPD yang dikembangkan hendaknya dapat digunakan oleh pihak sekolah untuk memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran sejarah.

2. Untuk Guru

Produk LKPD Sejarah Indonesia yang berkarakter pada materi teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia dapat dijadikan sebagai sumber belajar guru dalam menyampaikan pembelajaran Sejarah Indonesia pada peserta didik dan alat evaluasi untuk melihat ketercapaian peserta didik saat belajar sejarah sekaligus menanamkan nilai karakter.

3. Untuk Peserta Didik

Peserta didik dapat menggunakan bahan ajar cetak berupa LKPD yang berkarakter sebagai sumber belajar guna menambah pengetahuan, meningkatkan prestasi dalam belajar sejarah melalui alat evaluasi yang telah dibuat berupa soal- soal, dan membentuk karakter yang baik pada peserta didik.

4. Untuk Peneliti Selanjutnya

Diharapkan pada peneliti selanjutnya dapat mengembangkan produk LKPD lebih baik lagi dari LKPD sebelumnya dengan menyesuaikan nilai karakter pada materi yang akan dibahas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

207

Daftar Pustaka

Sumber Buku :

Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Ombak. Amirono dan Daryanto. 2016. Evaluasi & Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media. Andi Prastowo. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Jakarta: Kencana. Burhan Bungin. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana. Daryanto. 2016. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media. Dharma Kesuma. 2011. Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Doni Koesoema A. 2010. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: PT Gramedia. Eko Putro Widoyoko. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Etta Mamang Sangadji dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dalam Penelitian, Yogyakarta: Cv. Andi Offset. Helmawati. 2019. Pembelajaran dan Penilaian Berbasis HOTS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hendra Kurniawan. 2018. Kajian Kurikulum dan Bahan Ajar Sejarah SMA Menurut Kurikulum 2013. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press. Heri Susanto. 2014. Seputar Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Aswaja Pressindo. Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia. Krug, Brian Garvey dan Mary. 2015. Model-Model Pembelajaran Sejarah di Sekolah Menengah. Yogyakarta: Ombak. Muhammad Yaumi. 2014. Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana. Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Norvan Ardy Wiyani. 2014. Desain Pembelajaran Pendidikan. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media. Punaji Setyosari. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

208

Punaji Setyosari. 2013. Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan Edisi Ketiga. Jakarta: Kencana.

Ratumanan dan Imas Rosmiati. 2019. Perencanaan Pembelajaran. Depok: PT RajaGrafindo Persada. Rulam Ahmadi. 2014. Pengantar Pendidikan : Asas & Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Sapriya. 2009. Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2015. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2018. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 3. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sutarjo Adisusilo. 2017. Pembelajaran Nilai Karakter. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Sutirna. 2013. Perkembangan dan Pertumbuhan Peserta Didik. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana

Sumber Skripsi : Erika Wahyu Nurani, 2019. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Android Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya Di Kelas IV SD Negeri 2 Mojo. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang: Semarang

Syaifullah Munawar, 2016. Pengembangan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Subtema Indonesiaku, Bangsa yang Cinta Damai Mengacu Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Lima (V) SD. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta. Himmatul Amanah, 2013, Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Karakter Dan Kebencanaan Sebagai Bahan Ajar IPS Kelas VIII Materi Lingkungan Hidup Di SMPN Kabupaten Semarang. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang: Semarang

Sumber Jurnal : Casram. 2016. Membangun Sikap Toleransi Beragama Dalam Masyarakat Plural, Bandung. Vol. 1. No.2. hlm 185. Supatmo. 2014. Keunikan Ornamen Bermotif Figuratif Pada Kompleks Bangunan Masjid Menara Kudus, Semarang. Vol. VIII. No.1. hlm 63.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

209

Supatmo. 2016. Keragaman Seni Hias Bangunan Bersejarah Masjid Agung Demak, Semarang. Vol. X. No.2. hlm 107. Ana Irhandayaningsih. 2012. Kajian Filosofis Terhadap Multikulturalisme Indonesia, Semarang. Vol. 15. No.9. hlm 1. Mustika Zahro, Sumardi, dan Marjono. 2017. The Implementation Of The Character Education In History Teaching, Jember. Vol 1. hlm 6. Risma Sitohang. 2014. Mengembangkan Bahan Ajar Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) DI SD, Medan. Vol. 23. No.02. hlm 21.

Sumber Internet : https://www.liputan6.com/regional/read/2544774/kisah-sunan-kudus-larang-umat- makan-sapi#. Diakses pada tanggal 29 April 2020 pukul 14.12 WIB http://staffnew.uny.ac.id/upload/132326872/pengabdian/asimilasi-akulturasi.pdf. Diakses pada tanggal 27 April 2020 pukul 02.37 WIB https://seminar.iplbi.or.id/wp-content/uploads/2017/06/HERITAGE2017-A-203- 206-Pengaruh-Hindu-pada-Atap-Masjid-Demak.pdf. Diakses pada tanggal 27 April 2020 pukul 00.13 WIB http://repo.isi-dps.ac.id/id/eprint/2218. Diakses pada tanggal 27 April 2020 pukul 12.50 WIB http://repository.ut.ac.id/4157/1/IDIK4009-M1.pdf, diakses pada tanggal 3 Maret 2020 pukul 15.50 WIB http://eprints.uny.ac.id/48734/3/4.%20BAB%20II.pdf, diakses pada tanggal 2 Maret 2020 pukul 00.31 WIB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

210

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

211

Lampiran 1: Jadwal Penelitian Februari Maret April Mei Juni Juli No Jenis Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Penyusunan Laporan 2. Seminar Proposal 3. Penyusunan Produk 4. Pembuatan Produk 5. Validasi Ahli Materi 6. Validasi Ahli Evaluasi Pembelajaran 7. Validasi Ahli Pendidikan Karakter 8. Validasi Praktisi (Guru) 9. Revisi Produk Akhir 10. Penyusunan Hasil Akhir Laporan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

212

Lampiran 2: Keterangan dari Konversi Nilai Skala Lima Konversi Nilai Skala Lima Berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP): Skor Interval Skor Rerata Kategori 5 X >푋̅i + 1,8 x sbi > 4,2 Sangat Baik

4 푋̅i + 0,6 x sbi < X < 푋̅i + 1,8 x sbi > 3,4 - 4,2 Baik

3 푋̅i - 0,6 x sbi < X < 푋̅i + 0,6 x sbi > 2,6 - 3,4 Cukup Baik 2 푋̅i - 1,8 sbi < X < 푋̅i - 0,6 x sbi > 1,8 - 2,6 Kurang Baik

1 X < 푋̅i - 1,8 x sbi < 1,8 Sangat Kurang Baik Keterangan: Skor maksimal Ideal = 5 Skor Minimal Ideal = 1 1 푋̅i (Rerata ideal) = (skor maks. ideal + skor min. ideal) 2 1 = (5+1)=3 2 1 Sbi (Simpangan baku ideal) = (skor maks. ideal - skor mini. ideal) 6 1 = (5-1)=0,67 6 X = Skor empiris

Berikut cara penghitungan berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP) Sangat Baik = X >푋̅i + 1,8 x sbi = X > 3 + (1.8 x 0,67) = X >3+1,21 = X >4,21

Baik = 푋̅i + 0,6 x sbi < X < 푋̅i + 1,8 x sbi

= 3 + (0,6 x 0,67) < X ≤ 푋̅i +(1,8 x 0,67) = 3 + 0,4 < X ≤ 3 +1,21 = 3,4 < X ≤ 4,21

Cukup Baik = 푋̅i - 0,6 x sbi < X < 푋̅i + 0,6 x sbi

= 3 – (0,6 x 0,67) < X ≤ 푋̅i + ( 0,6 x 0,67) = 3 – 0,4 < X ≤ 3 + 0,4 = 2,6 < X ≤ 3,4

Kurang Baik = 푋̅i - 1,8 sbi < X < 푋̅i - 0,6 x sbi

= 3 – (1,8 x 0,67) < X ≤ 푋̅i - (0,6 x 0,67) = 3 – 1,21 < X ≤ 3 – 0,4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

213

= 1,79 < X ≤ 2,6

Sangat Kurang Baik = X < 푋̅i - 1,8 x sbi = X ≤ 3 – (1,8 x 0,67) = X ≤ 3 – 1,21 = X ≤ 1,79

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

214

Lampiran 3a : Validasi oleh Ahli Materi Nama Dosen :Bapak Hendra Kurniawan, M.Pd Hasil Penilaian Produk LKPD Sejarah Indonesia pada Aspek Pembelajaran oleh Ahli Materi No. Indikator yang Deskripsi Skala Dinilai 1 2 3 4 5 1. Kesesuaian Materi pada LKPD  LKPD dengan sudah sesuai dengan Kompetensi Kompetensi Dasar dan Dasar dan Indikator Pembelajaran Indikator 2. Gambar dari Gambar yang disajikan  LKPD menambah diberbagai halaman ketertarikan dapat menambah peserta didik ketertarikan peserta belajar sejarah didik 3. Pesan dalam Pesan disetiap halaman  LKPD dapat LKPD mudah untuk dengan mudah di dipahami pahami 4. Relevansi antara Rumusan tujuan dan  rumusan tujuan indikator sesuai dengan dan indicator materi pembelajaran 5. Kebenaran materi Materi yang terdapat  dalam LKPD sesuai dari sumber terpercaya 6. Sasaran Adanya kejelasan  pembelajaran penggunaan sasaran jelas bahan ajar (Peserta didik SMA) 7. Kesesuaian materi Materi yang dibahas  pada kognitif sesuai kognitif peserta peserta didik didik 8. Kesesuaian isi Isi soal sesuai dengan  soal dan jumlah cakupan materi sesuai dengan Jumlah soal sesuai  cakupan materi dengan materi yang 9. dibahas

10. Kesesuaian Bentuk soal yang  bentuk soal disajikan sesuai dalam mengukur ketercapaian indikator pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

215

11. Kesesuaian Pembahasan materi  pembahasan pada LKPD sesuai materi pada cakupan. LKPD Jumlah Skor 9 24 10 Total Skor 43 Rata-rata Skor 43/11=3,91 Kriteria Baik

Hasil Penilaian Produk LKPD Sejarah Indonesia pada Aspek Isi oleh Ahli Materi No Indikator yang Deskripsi Skala . Dinilai 1 2 3 4 5 1. Kelengkapan Materi dalam LKPD  dalam isi materi sudah lengkap 2. Pendukung materi Materi pembelajaran  pembelajaran memiliki sarana pendukung berupa foto, infografis, dan teka-teki silang. 3. Keakuratan sumber Sumber yang ada  materi dan didalam LKPD sudah terpercaya akurat dan terpercaya 4. Kejelasan materi Materi pada LKPD  dapat dengan sangat jelas dan mudah mudah dipahami dipahami 5. Kualitas penyajian Penyajian materi pada  materi LKPD memiliki kualitas yang sesuai dengan kognitif peserta didik Jumlah Skor 3 16 Total Skor 19 Rata-rata Skor 19/5=3,8 Kriteria Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

216

Kritik dan Saran dari Ahli Materi No. Bagian yang salah Jenis Kesalahan Saran Perbaikan 1. Penulisan kalimat pada Kalimat bidang studi Dihilangkan (dihapus) halaman 4 ilmu pengetahuan kalimat tersebut sosial program studi sejarah indonesia tidak relevan 2. Bagian Kompetensi Penulisan KD 1 dan Dihilangkan (dihapus) Dasar dihalaman 6 KD 2 kalimat tersebut 3. Bagian indikator Terdapat penulisan Seharusnya tidak ada pencapaian halaman 7 KD I dan KD 2 di penulisan KD 1 dan 2 Indikator Pencapaian sehingga kalimat tersebut dihilangkan. 4. Indikator pencapaian Isi dari Indikator Semestinya sejalan. dan tujuan pembelajaran Pencapaian dan Tujuan Pembelajaran tidak sejalan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

217

Lampiran 3b : Validasi oleh Ahli Evaluasi Pembelajaran

Nama Dosen : Ibu Maria Agustina Amelia, S.Si., M.Pd. Hasil Penilaian Produk LKPD Sejarah Indonesia pada Aspek Produk oleh Ahli Evaluasi Pembelajaran No. Indikator yang Deskripsi SKALA Dinilai 1 2 3 4 5 1. Kualitas fisik Kemenarikan LKPD  LKPD 2. Ilustrasi desain Kemenarikan ilustrasi  sampul desain sampul LKPD 3. Pemilihan warna Ketepatan jenis huruf  dan huruf dalam setiap halaman 4. Ketepatan ukuran  huruf dalam setiap halaman 5. Ketepatan warna  huruf dalam setiap halaman 6. Kejelasan tujuan Tujuan pembelajaran  pembelajaran pada pada soal sudah jelas soal 7. Ketepatan Penempatan  penempatan taksonomi bloom taksonomi bloom pada soal sudah tepat pada soal 8. Kejelasan Penggunaan bahasa  penggunaan bahasa pada soal sudah jelas pada soal 9. Ketepatan soal Soal mudah dipahami  pada peserta didik peserta didik dengan tepat 10. HOTS yang ada Soal HOTS yang  pada soal sesuai dibuat sesuai dengan dengan kognitif kognitif peserta didik peserta didik 11. Ketepatan soal Soal essai menjadikan  essai menjadikan peserta didik berpikir peserta didik kritis dengan tepat berpikir kritis 12. Ketentuan HOTS Ketentuan HOTS  yang dibuat sesuai yang dibuat dengan dengan soal essai soal essai sesuai dengan ketentuan tujuan pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

218

13. Keterkaitan antar Adanya keterkaitan  halaman antar halaman yang satu dengan yang lainnya 14. Penyelesaian Penyelesaian LKPD  LKPD cetak/digital Jumlah Skor 24 24 Total Skor 48 Rata-rata Skor 48/14=3,43 Kriteria Baik

Kritik dan Saran dari Ahli Evaluasi Pembelajaran No. Bagian yang salah Jenis Kesalahan Saran Perbaikan 1. Penulisan kata dan Masih ditemui Sudah diperbaiki penomoran serta kalimat penulisan kata dan penomoran serta kalimat yang kurang sesuai. 2. Jawaban pilihan ganda Penyusunan jawaban Sudah diperbaiki di perbaiki lagi 3. Penilaian sikap Pernyataannya harus Sudah diperbaiki sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

219

Lampiran 3c : Validasi oleh Ahli Pendidikan Karakter

Nama Dosen : Ibu Maria Melani Ika Susanti, S.Pd. Hasil penilaian Produk LKPD Sejarah Indonesia pada Aspek Karakter oleh Ahli Pendidikan Karakter No Indikator yang Deskripsi SKALA . Dinilai 1 2 3 4 5 1. Kesesuaian nilai Nilai karakter sudah  karakter dengan sesuai dengan Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar 2. Kesesuaian nilai Nilai karakter sesuai  karakter dengan dengan tingkat tingkat kemampuan kemampuan perkembangan perkembangan peserta didik peserta didik 3. Merefleksikan Pendidikan karakter  karakter sesuai dapat direfleksikan dengan kehidupan sesuai kehidupan sehari-hari sehari-hari 4. Pengembangan LKPD  sikap menghargai mengembangkan perbedaan sikap menghargai (Toleransi) perbedaan 5. Pengembangan LKPD  sikap menghormati mengembangkan terhadap sesama sikap menghormati (Toleransi) terhadap sesame 6. Pengembangan LKPD  sikap empati mengembangkan (Peduli Sosial) sikap empati 7. Pengembangan LKPD  sikap simpati mengembangkan (Peduli Sosial) sikap simpati 8. Kesesuaian Akulturasi yang akulturasi pada dikembangkan pada  LKPD yang LKPD sudah sesuai dikembangkan 9. Ketepatan Multikultural pada  multikultural pada materi LKPD sudah materi LKPD tepat 10. Kesesuaian LKPD LKPD sesuai  pada tujuan dengan tujuan pembelajaran pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

220

11. Ketepatan dalam Pemilihan nilai  memilih nilai karakter sudah tepat karakter Jumlah Skor 2 15 16 5 Total Skor 38 Rata-rata Skor 38/11=3,5 Kriteria Baik

Kritik dan Saran dari Ahli Pendidikan Karakter No. Bagian yang salah Jenis Kesalahan Saran Perbaikan 1. Pada cover depan Pemilihan logo, salah Diperbaiki sesuai penulisan kata, dan tata saran letak Semester Genap. 2. Pada cover belakang Kalimat kurang efektif. Diperbaiki sesuai dan kata pengantar saran 3. Penulisan pada daftar Ukuran huruf yang belum Diperbaiki sesuai isi seragam. saran 4. Terkait penyebutan Masih nampak kesalahan Sudah diperbaiki dan penulisan penyebutan dan penulisan sesuai EYD. yang belum konsisten (pengetikan). 5. Tujuan Pembelajaran Belum ada cara mengukur Diperbaiki dengan kegiatan nyata pada peserta memberikan didik yang berisi kegiatan terhadap implementasi nilai karakter peserta didik. dalam kehidupan sehari- hari. 6. Pada materi saluran Perlu digali lagi muatan Diperbaiki dan dakwah karakternya diperdalam muatan karakternya 7. Pada bagian nilai Pemilihan background Diperbaiki supaya toleransi dan peduli kurang kontras kontras. sosial 8. Pada teka-teki silang Teka-teki relatif mudah Sudah diperbaiki sesuai saran 9. Pada soal pilihan Terdapat teknik penulisan Sudah diperbaiki ganda yang belum rapi sesuai saran 10. Pada soal esai Penempatan soal belum Sudah diperbaiki maksimal sesuai saran 11. Pada daftar pustaka Penulisan daftar pustaka Sudah diperbaiki kurang maksimal sesuai saran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

221

Lampiran 3d : Validasi Praktisi Guru I

Nama Guru Sejarah : Ibu Marlinda Dwi Ratnani, S.Pd. Hasil Validasi Praktisi Guru Produk LKPD Sejarah Indonesia pada Aspek Pembelajaran oleh Guru I No Indikator yang Deskripsi SKALA . Dinilai 1 2 3 4 5 1. Kesesuaian LKPD Materi pada LKPD  dengan Kompetensi sesuai dengan Dasar dan Indikator Kompetensi Dasar dan Indikator Pembelajaran 2. Gambar dari LKPD Gambar yang  menambah disajikan diberbagai ketertarikan peserta halaman dapat didik belajar sejarah menambah ketertarikan peserta didik 3. Pesan dalam LKPD Pesan disetiap  dapat dengan mudah halaman LKPD di pahami mudah untuk dipahami 4. Kesesuaian materi Materi yang dibahas  pada kognitif peserta sesuai kognitif didik peserta didik 5. Kesesuaian bentuk Bentuk soal yang  soal disajikan sesuai dalam mengukur ketercapaian indikator pembelajaran Jumlah Skor 16 5 Total Skor 21 Rata-rata Skor 21/5=4,2 Kriteria Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

222

Hasil Validasi Praktisi Guru Produk LKPD Sejarah Indonesia pada Aspek Isi oleh Guru I No Indikator yang Deskripsi SKALA . Dinilai 1 2 3 4 5 1. Kelengkapan dalam Materi dalam LKPD  isi materi sudah lengkap 2. Keakuratan sumber Sumber yang ada  materi dan didalam LKPD terpercaya sudah akurat dan terpercaya 3. Kejelasan materi Materi pada LKPD  dapat dengan mudah sangat jelas dan dipahami mudah dipahami 4. Kualitas penyajian Penyajian materi  materi pada LKPD memiliki kualitas yang sesuai dengan kognitif peserta didik Jumlah Skor 8 10 Total Skor 18 Rata-rata Skor 18/4=4,5 Kriteria Sangat Baik

Hasil Validasi Praktisi Guru Produk LKPD Sejarah Indonesia pada Aspek Produk oleh Guru I No Indikator yang Deskripsi SKALA . Dinilai 1 2 3 4 5 1. Ilustrasi desain Kemenarikan  sampul ilustrasi desain sampul LKPD 2. Pemilihan warna dan Ketepatan jenis  huruf huruf dalam setiap halaman 3. Ketepatan ukuran  huruf dalam setiap halaman 4. Ketepatan warna  huruf dalam setiap halaman 5. Ketepatan Penempatan  penempatan taksonomi bloom taksonomi bloom pada soal sudah pada soal tepat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

223

6. Kejelasan Penggunaan bahasa  penggunaan bahasa pada soal sudah pada soal jelas 7. HOTS yang ada Soal HOTS yang  pada soal sesuai dibuat sesuai dengan dengan kognitif kognitif peserta peserta didik didik 8. Keterkaitan antar Adanya keterkaitan  halaman antar halaman yang satu dengan yang lainnya 9. Penyelesaian LKPD Penyelesaian LKPD  cetak/digital Jumlah Skor 24 15

Total Skor 39 Rata-rata Skor 39/9=4,33 Kriteria Sangat Baik

Kritik dan Saran dari Guru I No. Bagian yang salah Jenis Kesalahan Saran Perbaikan 1. Tata letak jawaban Jawaban pilihan ganda Dirapikan pada halaman pilihan ganda (a.b.c.d.e) yang terpisah yang sama di halaman berbeda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

224

Lampiran 3e : Validasi Praktisi Guru II Nama Guru Sejarah : Bapak Bernadus Pascal Alexander Wiharjo, S.Pd

Hasil Validasi Praktisi Guru Produk LKPD Sejarah Indonesia pada Aspek Pembelajaran oleh Guru II No Indikator yang Deskripsi SKALA . Dinilai 1 2 3 4 5 1. Kesesuaian LKPD Materi pada LKPD  dengan Kompetensi sesuai dengan Dasar dan Indikator Kompetensi Dasar dan Indikator Pembelajaran 2. Gambar dari LKPD Gambar yang  menambah disajikan diberbagai ketertarikan peserta halaman dapat didik belajar sejarah menambah ketertarikan peserta didik 3. Pesan dalam LKPD Pesan disetiap  dapat dengan mudah halaman LKPD di pahami mudah untuk dipahami 4. Kesesuaian materi Materi yang dibahas  pada kognitif peserta sesuai kognitif peserta didik didik 5. Kesesuaian bentuk Bentuk soal yang  soal disajikan sesuai dalam mengukur ketercapaian indikator pembelajaran Jumlah Skor 12 10 Total Skor 22 Rata-rata Skor 22/5=4,4 Kriteria Sangat Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

225

Hasil Validasi Praktisi Guru Produk LKPD Sejarah Indonesia pada Aspek Isi oleh Guru II No Indikator yang Deskripsi SKALA . Dinilai 1 2 3 4 5 1. Kelengkapan dalam Materi dalam LKPD  isi materi sudah lengkap 2. Keakuratan sumber Sumber yang ada  materi dan didalam LKPD sudah terpercaya akurat dan terpercaya 3. Kejelasan materi Materi pada LKPD  dapat dengan mudah sangat jelas dan dipahami mudah dipahami 4. Kualitas penyajian Penyajian materi pada  materi LKPD memiliki kualitas yang sesuai dengan kognitif peserta didik Jumlah Skor 4 15 Total Skor 19 Rata-rata Skor 19/4=4,75 Kriteria Sangat Baik

Hasil Validasi Praktisi Guru Produk LKPD Sejarah Indonesia pada Aspek Produk oleh Guru II No Indikator yang Deskripsi SKALA . Dinilai 1 2 3 4 5

1. Ilustrasi desain Kemenarikan ilustrasi  sampul desain sampul LKPD 2. Pemilihan warna dan Ketepatan jenis huruf  huruf dalam setiap halaman 3. Ketepatan ukuran  huruf dalam setiap halaman 4. Ketepatan warna  huruf dalam setiap halaman 5. Ketepatan Penempatan  penempatan taksonomi bloom taksonomi bloom pada soal sudah tepat pada soal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

226

6. Kejelasan Penggunaan bahasa  penggunaan bahasa pada soal sudah jelas pada soal 7. HOTS yang ada Soal HOTS yang  pada soal sesuai dibuat sesuai dengan dengan kognitif kognitif peserta didik peserta didik 8. Keterkaitan antar Adanya keterkaitan  halaman antar halaman yang satu dengan yang lainnya 9. Penyelesaian LKPD Penyelesaian LKPD  cetak/digital Jumlah Skor 3 20 15 Total Skor 38 Rata-rata Skor 38/9=4,22 Kriteria Sangat Baik

Kritik dan Saran dari Guru II No. Bagian yang salah Jenis Kesalahan Saran Perbaikan 1. Pada penjelasan multikultural Belum ada Dijelaskan terlebih penjelasan dahulu maksud mengenai multikultural dan multikultural contohnya 2. Pada soal esai Belum ada soal Salah satu soal diganti terkait dengan dengan soal yang nilai-nilai terkait nilai-nilai kehidupan. kehidupan 3. Penilaian sikap Kata mengukir Diganti dengan mencoret

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

227

Lampiran 4

SILABUS

MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 9 Yogyakarta

Kelas : X / II (Genap) Alokasi Waktu : 4 JP (2 pertemuan/perminggu) KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia KI 3 :Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

228

KD IPK Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber Waktu Belajar 3.7 Menganalisis 3.7.1 Menganalisis Zaman Kerajaan-  Membaca buku teks Tugas 2 JP x Hapsari, berbagai teori tentang berbagai teori Kerajaan Islam di dan melihat gambar- Kelompok 45’ Ratna dan proses masuknya masuknya agama Islam Indonesia gambar peninggalan M. Adil. agama dan ke Indonesia  Teori-teori masuknya zaman kerajaan Islam di 2016 kebudayaan Islam ke 3.7.2 Menganalisis agama dan kebudayaan Indonesia (Edisi Indonesia faktor-faktor yang Islam  Membuat dan Revisi). mempermudah  Kerajaan-kerajaan mengajukan Sejarah 4.7 Mengolah informasi penyebaran Islam di Islam pertanyaan/tanya Indonesia teori tentang proses Indonesia  Bukti-bukti jawab/berdiskusi tentang untuk masuknya agama dan 3.7.3 Menjelaskan kehidupan pengaruh informasi tambahan yang SMA/MA kebudayaan Islam ke peran walisongo dalam Islam yang masih ada belum dipahami/ingin Kelas X. Indonesia dengan pelembagaan agama sampai masa kini diketahui sebagai Jakarta: menerapkan cara Islam klarifikasi tentang teori Penerbit berpikir sejarah, serta masuknya agama dan Erlangga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

229 mengemukakannya 3.7.4 Mengidentifikasi kebudayaan Islam, Tes 2 JP x Hapsari, dalam bentuk tulisan jalur-jalur penyebaran perkembangan kehidupan tertulis 45’ Ratna dan Islam di Indonesia masyarakat, dan M. Adil. 3.7.5 Menganalisis pemerintahan dan budaya fortofolio 2016 nilai toleransi dan pada masa kerajaan- (Edisi peduli sosial dalam kerajaan Islam di Revisi). penyebaran Islam Indonesia serta Sejarah 4.7.1 Siswa dapat menunjukkan contoh Indonesia mengolah informasi bukti-bukti yang masih untuk mengenai teori tentang berlaku pada kehidupan SMA/MA proses masuknya masyarakat Indonesia Kelas X. agama dan kebudayaan masa kini Jakarta: Islam ke Indonesia  Mengumpulkan Penerbit dalam bentuk poster informasi terkait dengan Erlangga pertanyaan tentang teori masuknya agama dan kebudayaan Islam, perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan dan budaya pada masa kerajaan- kerajaan Islam di Indonesia serta menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini melalui bacaan, pengamatan terhadap sumber-sumber zaman kerajaan-kerajaan Islam yang ada di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

230

museum atau peninggalan-peninggalan yang ada di lingkungan terdekat  Menganalisis informasi dan data-data yang didapat baik dari bacaan maupun dari sumber- sumber lain yang terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang teori masuknya agama dan kebudayaan Islam, perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan dan budaya pada masa kerajaan- kerajaan Islam di Indonesia serta menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini  Menyajikan informasi dalam bentuk laporan tertulis tentang teori masuknya agama dan kebudayaan Islam, perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan dan budaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

231

pada masa kerajaan- kerajaan Islam di Indonesia serta menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

232

Lampiran 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 9 Yogyakarta Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Kelas/Semester : X/II Materi Pokok : Teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia Alokasi Waktu : 4 JP (2 pertemuan/perminggu)

A. Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Project Based Learning, peserta didik dapat : 1. Menganalisis berbagai teori masuknya agama Islam ke Indonesia 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempermudah penyebaran Islam di Indonesia 3. Menjelaskan peran walisongo dalam pelembagaan agama Islam 4. Mengidentifikasi jalur-jalur penyebaran Islam di Indonesia 5. Menganalisis nilai toleransi dan peduli sosial dalam penyebaran Islam 6. Mengolah informasi mengenai teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia dalam bentuk poster Selain itu diharapkan dapat menanamkan nilai karakter pada sikap peserta didik dalam menghargai keberagaman. B. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Pertemuan Pertama (2 JP) Kegiatan Aktivitas Waktu Pendahuluan 1. Guru mengkondisikan peserta didik untuk 15 menit lebih tertib sebelum memulai proses pembelajaran 2. Guru memulai pelajaran dengan mengucapkan salam untuk menanamkan sikap religius 3. Guru memperhatikan kesiapan peserta didik sebelum memulai pembelajaran dengan mengabsensi kehadiran peserta didik dan memperhatikan kondisi kelas agar tertib 4. Guru menyampaikan IPK dan manfaatnya dalam kehidupan bermasyarakat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

233

Kegiatan Aktivitas Waktu Inti 1. Mengamati 60 menit a. Guru memberikan informasi mengenai topik dan tujuan pembelajaran dari materi tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia. b. Guru menayangkan slide powerpoint yang berisi foto, video, dan materi tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia. c. Peserta didik memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru. 2. Menanyakan a. Setelah materi selesai di jelaskan, guru menguji peserta didik dengan memberi beberapa pertanyaan terkait materi pembelajaran dan peserta didik diminta menjawabnya. b. Peserta didik juga diberi kesempatan untuk bertanya dan guru mendata peserta didik yang aktif bertanya. 3. Mengumpulkan Data/Informasi a. Peserta didik diwajibkan membentuk kelompok kecil berisi 4-5 peserta didik dalam satu kelompok yang heterogen baik jenis kelamin, etnis, agama, maupun kemampuan akademiknya b. Guru menyampaikan beberapa hal terkait materi tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia dan pengaruhnya yang masih ditemui dalam kehidupan sehari-hari. c. Guru menginformasikan kepada kelompok untuk mendiskusikan lembar kerja yang dibagikan tentang proses penyebaran agama Islam oleh . Kelompok dianjurkan memilih salah satu wali sanga (tidak boleh sama tokohnya) yang akan dianalisis bersama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

234

d. Peserta didik dalam kelompok mendiskusikan lembar kerja tersebut dan melakukan penelusuran informasi untuk menjawab tugas yang diberikan oleh guru. e. Guru membantu peserta didik dalam mengumpulkan informasi yang akurat sesuai dengan materi yang dibahas. 4. Mengasosiasi a. Setiap peserta didik menyampaikan informasi yang diperolehnya dalam kelompoknya masing-masing. b. Kelompok bekerjasama memanfaatkan berbagai macam sumber belajar yang ada (buku, koran, dan internet) serta diperoleh melalui klasifikasi data, komparasi, dan sebagainya. 5. Mengkomunikasikan a. Kelompok memaparkan hasil diskusinya di depan kelas. b. Guru dan peserta didik dapat memberikan tanggapan. c. Anggota kelompok mencatat setiap masukan untuk mempersiapkan revisi karyanya. d. Peserta didik dalam kelompok menarik kesimpulan berdasarkan hasil diskusi sebelum mengakhiri persentasi. Penutup 1. Guru memfasilitasi peserta didik untuk 15 menit menyimpulkan materi yang dibahas dalam pertemuan ini dengan jujur. 2. Guru mengajak peserta didik berefleksi untuk menemukan hal-hal penting dan bermakna dari pembelajaran yang dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat dengan menghargai perbedaan yang ada. 3. Guru menginformasikan kepada peserta didik mengenai pokok materi yang sama pada pertemuan berikutnya. 4. Guru menutup pembelajaran dengan rasa syukur dan memberi salam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

235

2. Pertemuan Kedua (2 JP) Kegiatan Aktivitas Waktu Pendahuluan 1. Guru mengkondisikan peserta didik untuk 15 menit lebih tertib sebelum memulai proses pembelajaran 2. Guru memulai pelajaran dengan mengucapkan salam untuk menanamkan sikap religius 3. Guru mempersensi peserta didik agar kondisi kelas tertib 4. Guru menyampaikan IPK dan manfaatnya dalam kehidupan bermasyarakat

Inti 1. Mengamati 60 menit a. Guru menampilkan slide powerpoint yang berisi foto, video, dan materi mengenai nilai toleransi dan peduli sosial dalam penyebaran Islam. b. Peserta didik mengamati slide powerpoint yang dibuat oleh guru. c. Guru menjelaskan slide yang berisi materi lanjutan tentang proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia. 2. Menanyakan a. Guru memberikan beberapa pertanyaan berdasarkan materi yang disampaikan kepada peserta didik b. Guru memberian kesempatan peserta didik untuk bertanya c. Peserta didik yang dapat menjawab pertanyaan dari guru dan bertanya, akan didata oleh guru 3. Mengumpulkan Data/Informasi a. Peserta didik dikelompokkan menjadi beberapa kelompok kecil berisi 4-5 orang dalam satu kelompok yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

236

heterogen dengan kemampuan akademik peserta didik, jenis kelamin, etnis, dan agama. b. Guru menyampaikan hal pokok mengenai materi yang diajarkan dan menginformasikan tugas yang ada di LKPD. c. Peserta didik dalam kelompok harus berkolaborasi dalam membuat poster mengenai keberagaman bangsa Indonesia (antar kelompok tidak boleh sama kalimatnya) 4. Mengasosiasi a. Peserta didik dalam kelompok mengorganisasikan seluruh informasi yang diperoleh melalui mencari konsep kunci dan sebagainya. 5. Mengkomunikasikan a. Kelompok memaparkan hasil karyanya berupa poster di depan kelas dan menjelaskan makna dari karya yang dibuat. b. Peserta didik dan guru memberi tanggapan. c. Setelah memaparkan hasil karyanya, kelompok membuat kesimpulan terkait karya yang dibuat. d. Guru memberikan apresiasi bagi kelompok yang terbaik dalam menyelesaikan posternya. Penutup 1. Guru mengajak peserta didik berrefleksi 15 menit untuk menemukan hal-hal penting dan bermakna dari pembelajaran yang dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat dengan menghargai perbedaan yang ada. 2. Guru menugaskan kepada peserta didik untuk membaca materi yang akan dibahas dalam pertemuan selanjutnya. 3. Guru menutup pembelajaran dengan rasa syukur dan memberi salam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

237

C. Penilaian Pembelajaran 1. Teknik Penilaian a. Sikap: Penilaian diri b. Pengetahuan: Tes tertulis c. Keterampilan: Poster 2. Bentuk Penilaian a. Sikap: Lembar penilaian diri b. Pengetahuan: Soal Pilihan Ganda dan Esai c. Keterampilan: Rubrik poster 3. Rencana Kegiatan Remedial Bagi peserta didik yang belum mencapai batas kriteria ketuntasan minimal maka diberi kegiatan remedial berupa soal esai berisi materi pembelajaran yang dibahas. 4. Rencana Kegiatan Pengayaan Bagi peserta didik yang sudah memenuhi batas kriteria ketuntasan minimal maka diberi kegiatan pengayaan berupa penugasan membuat artikel sejarah mengenai peninggalan Islam.

Mengetahui, Kota, tanggal Kepala SMAN 9 Yogyakarta Guru Mata Pelajaran

Nama Lengkap Nama Lengkap NIP NIP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

238

Lampiran 1. Bahan Ajar

A. Teori-Teori tentang Masuknya Agama Islam ke Indonesia Ada empat teori mengenai proses masuknya agama Islam ke Indonesia, yaitu: 1. Teori Gujarat Menurut teori yang didukung oleh Snouck Hurgronje, W.F Suttherheim dan B.H.M. Vlekke, Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke 13, dibawa oleh para pedagang Islam dari Gujarat, . Ada dua bukti untuk mendukung teori ini: pertama, batu nisan Sultan Malik AL-Saleh, Sultan Samudra Pasai (meninggal tahun 1297) yang bercorak Gujarat (India); kedua, tulisan Marcopolo pedagang dari Venesia, yang menyatakan pernah singgah di Perlak (Peureula) pada tahun 1292 dan mendapati banyak penduduknya yang beragama Islam serta peran pedagang India dalam penyebaran agama tersebut. 2. Teori Mekkah Menurut teori ini di dukung oleh Buya dan J.C. van Leur, pengaruh Islam telah masuk ke Nusantara sekitar abad VII, dibawa oleh para pedagang Arab. Buktinya ada pemukiman Islam tahun 674 di Baros, pantai sebelah Barat Sumatra. Menyanggah teori Gujarat, teori ini meyakini Islam yang berkembang di Samudra Pasai menganut mazhab Syafi’i, mazhab besar di Mesir dan Mekkah pada masa itu, sedangkan daerah Gujarat menganut mazhab Hanafi. Selain itu, sultan-sultan Pasai menggunakan gelar al-malik, gelar yang lazim dipakai di Mesir saat itu. Bukti lain terkait munculnya Islam sebelum abad XIII terdapat makam seorang wanita di Gresik, Jawa Timur, yang tertulis atas nama Fatimah binti Maimun (berangka tahun 1082) serta temuan sejumlah makam Islam di Tralaya (wilayah Majapahit), Trowulan, Jawa Timur. Diperkirakan, pada masa jayanya banyak warga Majapahit beragama Islam. 3. Teori Persia Menurut teori Persia didukung oleh Hoesein Djajadiningrat, Islam di Indonesia dibawa masuk oleh orang-orang Persia sekitar abad XIII. Hal ini dibuktikan dengan adanya aliran Syiah di Nusantara. Beberapa tradisi Syiah juga dilakukan di Indonesia, seperti adanya upacara Tabot yaitu upacara memperingati meninggalnya Husain bin Ali cucu Nabi Muhammad, di Bengkulu dan Sumatra Barat () setiap tanggal 10 Muharam atau 1 Asyura untuk memperingati wafatnya Hasan dan Husein, cucu Nabi Muhammad SAW. Upacara ini juga merupakan ritual tahunan di Persia. Selain itu, ada kesamaan antara ajaran sufi yang dianut Syekh Siti Jenar dan sufi Iran beraliran Al-Hallaj.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

239

4. Teori Cina Sekitar abad ke XV, kaisar Yong Le salah satu kaisar terbaik yang pernah memerintah Cina. Kaisar Yong Le mengirim ekspedisi pelayaran keliling dunia di bawah pimpinan Cheng Ho sehingga budaya Cina tersebar ke berbagai dunia. Ekspedisi pelayaran bertujuan untuk menambah persahabatan, menjaga kedamaian dan meningkatkan kemakmuran di pesisir serta memungkinkan migrasi bangsa cina terutama ke Samudera Barat (Asia Tenggara) pada abad XIV. Banyak muslim yang berasal dari Cina ikut dalam ekspedisi pelayaran dimungkinkan membawa pengaruh Islam dan Cheng Ho sebagai pengikut agama Islam dari suku Hui Terdapat pengaruh yang begitu melekat hingga sekarang dari muslim Tiongkok-Jawa terlihat kemeja koko muslim pria memiliki kesamaan model dengan kerah cheongsam yang dikenakan oleh pria Cina. Model kebaya muslim yang menjadi tren ialah kebaya encim, hingga kini kebaya tersebut masih diminati oleh mayoritas muslim di Indonesia Selain itu, tradisi lebaran juga mengungkap keberadaan pengaruh Cina, seperti makan bersama dengan menu utama kari dipadukan dengan ketupat saat merayakan Idul Fitri, sangat identik dengan komunitas muslim Jawa. Hal ini sama dengan komunitas Cina yang berkumpul dan makan bersama keluarga saat Imlek, terutama pada malam penutupan tahun baru Imlek (Cap Go Meh). Tidak hanya itu, lebaran Idul Fitri dirayakan dengan berbagi dan memberikan uang kepada anak-anak. Bahkan hingga kini, banyak orang tidak canggung menyebutnya angpao (Istilah Cina untuk amplop merah diisi dengan uang yang biasanya dibagi saat Imlek). Dalam buku yang berjudul Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Negara Timbulnya-Negara Islam di Nusantara (pertama kali diterbitkan pada tahun 1968) karya Slamet Muljana (2005) mengungkapkan tentang keberadaan walisongo. Ia juga menyebutkan beberapa walisongo diduga keturunan Cina.

B. Faktor-Faktor yang Mempermudah Penyebaran Islam di Indonesia Ada beberapa faktor yang menyebabkan mudahnya penyebaran Islam di Indonesia, yakni sebagai berikut. 1) Penyebaran agama Islam dilakukan dengan jalan damai, tanpa paksaan ataupun peperangan. 2) Syarat penerimaan untuk memeluk Islam sangatlah mudah, yakni dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. 3) Upacara keagamaan dalam agama Islam sifatnya sederhana sehingga tidak membebani masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

240

4) Adanya unsur-unsur yang sama antara Islam dan ajaran sebelumnya. Contohnya, istilah sembahyang yang berarti menyembah hyang, tetap dipergunakan untuk istilah melaksanakan salat. 5) Dalam Islam, tidak ada pelapisan sosial setiap manusia mempunyai kedudukan yang sama. Hal yang membedakan hanyalah amal ibadahnya. 6) Penganutnya mempunyai kewajiban untuk melakukan dakwah. 7) Islam memperkenalkan konsep pemerataan ekonomi melalui sistem zakat. 8) Metode dakwah yang inklusif melalui seni, pernikahan, dan kerjasama dengan penguasa. 9) Kondisi kerajaan bercorak Hindu-Buddha semakin mengalami kemunduran. 10) Kedatangan bangsa Eropa yang ingin menjajah menimbulkan semangat untuk bersatu. Secara umum Islam masuk ke Asia Tenggara dengan cara damai. Adapun karakteristik penyebaran Islam di Asia Tenggara yaitu; (1)Islam masuk dengan jalan damai yang menjadi dominan secara kultural di samping terjadi proses Islamisasi secara struktural; (2)letak geografis Asia Tenggara yang strategis mendorong banyak orang asing mengunjunginya sehingga Asia Tenggara merupakan kawasan yang bersifat terbuka; (3)karena kondisi geografis/geopolitis, Islam di Asia Tenggara bersifat variatif dan dinamis; (4) umat Islam di Asia Tenggara merupakan salah satu wilayah yang penduduknya mayoritas beragama Islam; dan (5)keadaan Islam pesisir yang merupakan Islam yang tidak kaku, terbuka, tidak terkonsentrasi pada orangnya, bersedia menerima perubahan dan sebagainya. Lain halnya dengan karakteristik Islam daratan dan/atau pedalaman yang cenderung statis, formal, struktural, dan kaku. Perkembangan dan peradaban Islam sangat dipengaruhi oleh struktur kebudayaan yang dianut oleh masyarakat karena kuatnya unsur kebudayaan dan bahasa yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Mengenai kedatangan Islam di Asia Tenggara hampir semua didahului oleh interaksi antar masyarakat wilayah kepulauan dengan para pedagang Arab, Cina, Gujarat, Iran, dan Yaman. Pada abad ke V sebelum Masehi, Kepulauan Melayu telah menjadi tempat persinggahan para pedagang yang berlayar dan telah menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar pesisir. Hal ini dimanfaatkan para pedagang Muslim yang singgah untuk menyebarkan Islam. Selain itu, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di wilayah tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

241

C. Peran Walisongo Dalam Pelembagaan Islam Peran walisongo pada masa pelembagaan Islam dengan mendirikan masjid. Dalam proses penyebaran Islam, masjid tidak hanya berfungsi untuk tempat beribadah tetapi juga tempat pengajian dan dari masjidlah proses penyebaran Islam dimulai. Masa-masa awal proses islamisasi, masjid menjadi tempat ritual, masjid juga sebagai pusat tumbuh dan berkembangnya kebudayaan Islam. Banyak masjid yang diyakini sebagai peninggalan Wali dan dinamakan Wali yang bersangkutan. Seperti masjid yang didirikan oleh Raden Rahmat (Sunan Ampel) sehingga masjidnya dinamakan Masjid Ampel, Masjid Giri didirikan oleh , Masjid Drajat yang didirikan oleh , Masjid Kudus oleh Sunan Kudus, Masjid Agung Demak oleh Sunan Kalijaga dan sebagainya. Selain masjid dalam pembentukan kelembagaan Islam, walisongo juga mendirikan . Pesantren merupakan lembaga pengembang masyarakat Islam tradisional yang bertujuan untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral agama sebagai pedoman hidup bermasyarakat. Sistem pembelajaran yang dilaksanakan oleh pesantren menghimpun komunitas sendiri, didalamnya hidup bersama-sama sejumlah orang yang berkomitmen keikhasan dan kerelaan hati untuk membentuk kultur atau budaya sendiri. Setiap walisongo memiliki pesantren yang dibangun secara turun temurun dengan nama wali tersebut berada. Seperti pesantren Ampel, pesantren Bangkuning, pesantren Drajat, pesantren Giri dan sebagainya. Lembaga pesantren yang paling menentukan watak keislaman dari kerajaan- kerajaan Islam dan yang memegang peranan paling penting bagi penyebaran Islam sampai pelosok-pelosok. Pada abad ke-20, munculah berbagai pesantren yang menjadi lembaga untuk pengembangan Islam dengan segala sistem pembelajaran dan pengajaran yang khusus yaitu sorogan, wetonan, dan bandongan. Sorogan merupakan metode pembelajaran individual dimana (peserta didik) harus menyerahkan hasil (sorog) materi yang telah dipahami kepada (pendidik). Kyai (pendidik) sebagai penerima hasil perkembangan belajar individual santrinya harus memberikan pembenaran apabila terjadi kesalahan dari santri, dalam hal ini Kyai (pendidik) adalah sumber ilmu. Metode sorogan dijabarkan sebagai metode pembelajaran individual (individual learning). Dalam praktiknya dilaksanakan di suatu ruangan dengan adanya Kyai dan seorang santri yang saling berhadapan serta santri yang lain menyimak di belakang sambil menunggu giliran. Santri yang sedang sorogan dengan Kyai membawa sebuah kitab dengan materi yang sudah ditentukan sebelumnya untuk dilihat kemampuannya dalam membaca dan menguasai materi yang ada di kitab. Dalam peristiwa ini, ustadz atau guru melakukan monitoring dan koreksi seperlunya kesalahan atau kekurangan atas bacaan (sorogan) santri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

242

Bandongan atau juga disebut wetonan ialah suatu metode pembelajaran dimana santri (peserta didik) mendapat pembelajaran secara kelompok dan diberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang materi yang diajarkan (Kuswandono, 2011). Bandongan secara bahasa berasal dari ngabandungan yang artinya menyimak (memperhatikan) secara seksama. Bandongan atau wetonan merupakan sistem belajar kelompok dalam arahan dan bimbingan kyai yang terdiri antara 5 sampai 500 orang santri. Mereka mendengarkan seorang guru atau kyai yang membaca, menerjemahkan, menerangkan, dan mengulas kitab-kitab dalam bahasa arab dan santri masing-masing memperhatikan bukunya sendiri dan membuat catatan-catatan yang dianggap sulit atau penting. Selain pesantren, terdapat juga yang terkenal di wilayah Minangkabau. Istilah surau di Minangkabau sudah dikenal sebelum datangnya Islam di wilayah nusantara. Kata surau berasal dari India yang merupakan suatu tempat yang digunakan sebagai pusat pengajaran dan pendidikan agama Hindu- Buddha. Nama surau diambil dengan menukarkan sifat religius dari Buddha ke Islam. Dalam sistem Minangkabau, surau kepunyaan suku atau kaum sebagai pelengkap . Surau merupakan rumah yang didiami para pemuda setelah akil baligh terpisah sementara dari rumah keluarga yang menjadi tempat tinggal wanita dan anak-anak. Waktu belajar mengajar biasanya dilaksanakan pada pagi atau petang hari antara satu sampai dua jam. Pendidikan surau tidak memungut biaya sedikit pun. Fungsi surau ini semakin kuat posisinya karena struktur masyarakat (sistem kekerabatan) Minangkabau yang menganut sistem matrilineal (mengikuti garis keturunan dari pihak ibu) menurut ketentuan adat bahwa laki-laki tidak punya kamar di rumah orang tua mereka, sehingga mereka diharuskan tidur di surau. Dalam hal ini surau menjadi tempat penting bagi pedewasaan generasi Minangkabau, baik segi ilmu pengetahuan maupun keterampilan seperti untuk mempertahankan diri, menghargai adat istiadat, serta tradisi lainnya. Setelah kedatangan Islam, fungsi keagamaan semakin penting yang diperkenalkan pertama kali oleh Syekh Burhanuddin di Ulakan, Pariaman (murid Syekh Abdurrauf Al-Singkili dari Aceh dan bermukim di Ulakan Pariaman). Saat ini eksistensi surau di samping sebagai tempat shalat juga digunakan oleh Syekh Burhanuddin sebagai tempat mengajarkan ajaran Islam . Surau mempunyai dua makna bagi kehidupan masyarakat Minangkabau. Pertama, bermalam berarti menjadi tempat tidur dan tempat beristirahat di malam hari. Kedua, sebagai tempat belajar dan memperdalam ilmu untuk bekal hidup. Surau juga merupakan suatu bangunan kecil tempat sholat yang digunakan juga sebagai tempat mengaji Al-Qur’an dan belajar dasar-dasar pengetahuan agama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

243

bagi anak-anak. Pengertian surau hampir sama dengan istilah langgar atau mushola.

D. Jalur-Jalur Penyebaran Islam di Indonesia Penyebaran agama Islam yang berlangsung damai dapat terlihat pada cara- cara penyebarannya, yaitu melalui saluran perdagangan, perkawinan, pendidikan, ajaran tasawuf, dakwah, dan kesenian. Pedagang, mubalig, wali, ahli tasawuf, guru agama, dan haji berperan penting dalam proses tersebut.

1. Jalur Perdagangan Perdagangan merupakan metode penyebaran Islam yang paling kentara, bahkan dapat dikatakan sebagai aluran pertama dan utama penyebaran awal Islam. Dalam proses ini, pedagang Nusantara dan pedagang asing (Islam) dari Gujarat dan Timur Tengah (Arab dan Persia) bertemu dan saling bertukar pengaruh. Sebagian dari para pedagang asing ini tinggal di wilayah dekat pantai, yang disebut pekojan. Demikian juga pengaruh Islam di tempat tinggal mereka, hal ini juga menjelaskan mengapa kerajaan-kerajaan selalu berawal dari wilayah pesisir. Para pedagang itu menjalin kontak dengan para adipati wilayah pesisir, dan perlahan-lahan masuk ke lingkaran pusat istana. Ketika raja-raja dan para bangsawan memeluk Islam, rakyatnya dengan mudah mengikuti. Sementara itu, karakteristik kultur pesisir yang mudah menerima serta terbuka terhadap hal-hal baru merupakan faktor lain yang memudahkan penyebaran agama dan kebudayaan Islam.

2. Jalur Perkawinan Pedagang-pedagang dan juga keluarganya menikah dengan perempuan pribumi, putra-putri para bangsawan (adipati), dan bahkan dengan anggota keluarga kerajaan. Hal ini berdampak positif terhadap perkembangan Islam. Hal ini karena pedagang atau ulama itu mensyaratkan perempuan idamannya untuk mengucapkan kalimat Syahadat terlebih dahulu. Anak-anak hasil pernikahan itu pun cenderung mengikuti agama Islam, agama yang dianut orang tuanya. Perkawinan anak-anak kaum bangsawan (adipati) ataupun raja punya dampak lebih. Mereka lebih mudah memengaruhi istana untuk mendukung penyebaran Islam. Lama-kelamaan seluruh anggota keluarga istana memeluk Islam. Maka, kerajaan yang tadinya bercorak Hindu-Buddha perlahan-lahan bercorak Islam. Seperti Raden Rahmat atau Sunan Ampel dengan Nyai Manila dan Sunan Gunung Jati dengan putri Kawunganten.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

244

3. Saluran Pendidikan Para ulama dan mubaligh menyebarkan Islam melalui pendidikan dengan mendirikan pondok-pondok pesantren di berbagai daerah. Pondok-pondok pesantren kaum muda (santri) dari berbagai daerah dan kalangan menimba pengetahuan tentang Islam. Saluran ini sangat efektif untuk mempercepat dan memperluas penyebaran Islam hingga ke daerah-daerah yang terpencil. Pesantren-pesantren awal yang ada pada saat itu di antaranya sebagai berikut.  Pesantren Ampel Denta (Surabaya), yaitu didirikan oleh Sunan Ampel.  Pesantren Sunan Giri (Surabaya), yang didirikan oleh Sunan Giri. Pesantren ini terkenal hingga Maluku. Banyak santri dari Maluku (khususnya wilayah Hitu) datang berguru pada Sunan Giri, atau para kiai dari Giri diundang mengajar ke Hitu. Selain menjadi pendidik di pesantren, beberapa ulama atau kiai diminta menjadi penasihat agama atau guru bagi para bangsawan keraton. Contohnya Kiai Ageng Selo menjadi penasihat dan guru Sutawijaya (pendiri Kesultanan Mataram), atau Syekh Yusuf Al-Makassari menjadi penasihat Sultan Ageng Tirtayasa (Kesultanan Banten).

4. Saluran Ajaran Tasawuf Tasawuf adalah ajaran ketuhanan yang telah bercampur dengan mistik atau hal-hal yang bersifat magis. Ahli-ahli tasawuf biasanya memiliki kekuatan magis dan keahlian dalam bidang pengobatan. Ajaran Tasawuf ini diperkirakan masuk ke Nusantara sekitar abad ke XIII, tetapi baru berkembang pesat sekitar abad XVII. Ajaran tasawuf banyak dijumpai dalam cerita-cerita babad dan hikayat dari masyarakat setempat. Ajaran ini mudah berkembang terutama di Jawa karena ajaran Islam melalui tasawuf disesuaikan dengan pola pikir masyarakat yang masih berorientasi agama Hindu. Lewat tasawuf bentuk Islam yang diperkenalkan menunjukkan kesamaan dengan alam pikiran orang-orang Jawa-Hindu, Siwa, dan Buddha. Tokoh-tokoh tasawuf yang terkenal diantaranya , Syamsudin as-Sumatrani, Nurrudin ar-Raniri, Sunan Bonang, dan Syekh Siti Jenar.

5. Saluran Dakwah Penyebaran Islam tidak dapat dilepaskan dari peranan para wali. Ada sembilan wali yang menyebarkan Islam dengan cara berdakwah, yang disebut juga Wali Sanga. Mereka dikenal telah memiliki ilmu serta penghayatan yang tinggi terhadap agama Islam. a. Sunan Gresik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

245

b. Sunan Gunung Jati c. Sunan Ampel d. Sunan Giri e. Sunan Bonang f. Sunan Kudus g. Sunan Kalijaga h. Sunan Muria i. Sunan Drajat

6. Saluran Kesenian Agama Islam juga disebarkan melalui kesenian. Beberapa bentuknya telah disebutkan, seperti wayang (oleh Sunan Kalijaga), gamelan (oleh Sunan Bonang), serta gending (lagu-lagu) berisi syair-syair nasihat dan dasar-dasar ajaran Islam. Kesenian yang telah berkembang sebelumnya tidak musnah tetapi diperkaya dengan seni Islam (proses tersebut disebut akulturasi). Seni sastra juga berkembang pesat: banyak buku tentang tasawuf, hikayat, dan babat dimasukkan ke dalam bahasa Melayu.

E. Nilai Toleransi dan Peduli Sosial Dalam Penyebaran Islam Masuknya Islam ke tanah Jawa mengalami perkembangan yang besar sampai saat ini, hingga memberikan pengaruh yang baik sekaligus nilai yang bermanfaat sehingga perlu disadari bagi generasi muda bahwa pentingnya menjaga keberagaman satu sama lain. Berikut nilai sekaligus penjelasan yang terlihat dari Masjid Menara Kudus dan Masjid Demak. 1) Toleransi Perlu diketahui bahwa toleransi merupakan sikap menghargai satu sama lain tanpa melihat perbedaan yang ada. Dalam hal ini bentuk toleransi sudah terjadi pada masa kerajaan Hindu-Buddha dengan saling menerima perbedaan antara agama Hindu dan Buddha. Selain itu penyebaran agama Islam di Indonesia pada masa kerajaan Hindu-Buddha juga diterima dengan baik sehingga munculnya toleransi beragama yang semakin berkembang. Toleransi sangat terlihat jelas yang dilakukan oleh Sunan Kudus dalam memberikan penghormatan berupa larangan penyembelihan sapi bagi umat Islam ketika lebaran Idul Adha di Kudus. Hal ini dikarenakan mayoritas beragama Hindu saat itu dengan menganggap sapi sebagai lambang kesucian. Melalui pemahaman Sunan Kudus mengenai budaya masyarakat Jawa yang masih menganut sistem kepercayaan Hindu-Buddha, Sunan Kudus berusaha mendekati masyarakat dengan menghias seekor lembu dan mengikatnya di halaman masjid. Masyarakat masih memuliakan lembu sesuai dengan ajaran Hindu-Buddha menjadikan masyarakat datang dan menyaksikan lembu tersebut. Sunan Kudus memanfaatkan momen tersebut untuk melancarkan dakwah dan menambah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

246

pengetahuan masyarakat. Kreatifitas yang dilakukan Sunan Kudus mendapat simpati masyarakat sehingga dakwahnya perlahan diterima oleh masyarakat. Sampai sekarang, masyarakat Kudus masih memegang teguh tradisi tidak menyembelih sapi pada lebaran Idul Adha. Sebagai gantinya, masyarakat Kudus yang saat ini mayoritas beragama Islam lebih memilih untuk menyembelih kerbau atau kambing. Hingga kini anjuran Sunan Kudus masih dilakukan oleh sekelompok kecil di Kota Kretek, Kudus.

2) Peduli sosial Sikap peduli sosial selalu berhubungan dengan membangun relasi diri dengan orang lain dengan baik, memberi empati, dan jika memungkinkan kita merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Hingga kini masih ditemui peduli sosial, berikut penjelasannya. Peduli sosial sudah ada pada masa kerajaan Hindu-Buddha, berpedoman dari sikap empati yang dimiliki oleh Sunan Kudus (Raden Ja’far Shadiq). Sikap tersebut seperti menjaga kedamaian antar umat beragama di daerah Kudus pada zamannya dimana tidak memperbolehkan penyembelihan sapi di daerah Kudus pada saat Idul Adha bagi umat Islam. Adapun peduli sosial yang ditemui pada Masjid Demak terdapat pada museum dan makam. Museum yang berada di sekitar Masjid Demak, memiliki pengaruh yang besar pada bidang pendidikan seperti tempat mencari informasi dan sebagai studi lapangan oleh wisatawan lokal (pelajar, mahasiswa, dan masyarakat setempat). Sedangkan di makam pada umumnya digunakan sebagai tempat ziarah yang pengunjungnya didominasi oleh mayoritas umat Islam tetapi bagi umat beragama lain juga dapat melakukan ziarah (doa). Kedatangan berbagai masyarakat memiliki simpati yang baik yaitu mendoakan leluhur dengan khusyuk. Saat bulan Syakban atau sebelum Ramadhan, banyak umat muslim dari berbagai daerah berziarah ke makam-makam Kesultanan Demak yang terletak di belakang Masjid Demak. Dari sikap peduli sosial tersebut masyarakat yang datang berziarah bertujuan untuk mengenang para leluhur. Selain itu makam juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan penelitian. Di bawah ini merupakan dokumentasi yang ada di sekitar Masjid Demak. Nilai peduli sosial menjadikan tiap manusia menerima dan menghargai hal apapun diantaranya akulturasi dan multikultural yang ada pada Masjid Menara Kudus dan Masjid Demak, berikut penjelasannya. a. Akulturasi Akulturasi merupakan perpaduan dua budaya yang tidak meninggalkan budaya aslinya. Hingga kini masih ditemui sentuhan budaya Hindu-Buddha tanpa mengubah keaslian dari peninggalan tersebut yang terdapat pada Masjid Kudus dan Masjid Demak di masing-masing bangunan masjid. Kedua Masjid ini berdiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

247

pada masa kerajaan Hindu-Buddha sehingga memungkinkan pengaruh dari kebudayaan Hindu-Buddha dipadukan dengan kebudayaan Islam pada bangunan masjid yang sebagai tempat ibadah sampai saat ini. 1. Masjid Menara Kudus Masjid Menara Kudus berdiri tahun 1549 M, terletak di Desa , Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Masjid Menara Kudus merupakan peninggalan Sunan Kudus yang memadukan budaya Hindu-Buddha dan Islam (akulturasi), di atas menara kudus terdapat bedug yang dibunyikan oleh umat Islam. Bagian atap menara terdiri dari atap tajug yang menunjukkan unsur Hindu diwujudkan dalam pembangunan menara. Bagian menara dibagi menjadi tiga bagian yaitu, bagian kaki, badan, dan kepala. Bagian kaki terdiri dari ornamen motif Hindu. Bagian badan menara memiliki ruang kecil yang menyerupai bangunan Hindu seperti pura dan candi. Bagian atas menara atau puncak menara berupa ruangan, di bawah menara atap tergantung sebuah bedug yang berfungsi untuk memanggil umat muslim ketika waktu salat telah tiba. Bentuk dasar menara adalah candi, sebab banyak kalangan yang melihat candi-Menara sebelum di-Menara-kan adalah Pure Agung. Pure besar tempat penyimpanan abu jenazah para bangsawan Majapahit. Hal ini terbukti dengan masih terjaganya tradisi sadra (Hindu), yakni tradisi mendoakan leluhur setiap bulan Sya’ban (Ruwah/arwah), yang di era Islam menjadi tradisi ziarah kubur (nyadran). Berikut gambar Masjid Kudus yang sudah mengalami pembaharuan seiring berkembangnya zaman. Pada Masjid Menara Kudus terdapat padasan merupakan tempat wudhu untuk memenuhi ketentuan jamaah yang hendak melakukan shalat di masjid. Padasan yang berada di sisi selatan terdapat dua deret pancuran, masing-masing berjumlah 8 menghubungkan delapan kala pada pancuran air wudhu yang disebut dengan astasanghikamarga, delapan jalan keutamaan (asta=delapan, sanghika=berlipat, marga=jalan). Astasanghikamarga adalah ajaran Sang Budha yang pertama-tama diberikan kepada murid-muridnya di Benares (India), terdiri atas pengetahuan yang benar, keputusan yang benar, perkataan yang benar, perbuatan yang benar, pekerjaan yang benar, usaha yang benar, meditasi yang benar, dan perhatian yang benar. Pancuran air terdapat hiasan topeng berbentuk kala bermata tiga. Bentuk kala dalam mitos Hindu-Buddha merupakan makhluk imajinatif sebagai penjaga yang dipercaya dapat memberi kekuatan baik dan menolak kekuatan jahat, bentuk serupa pada tradisi seni Hindu-Buddha. Pola luar membentuk sudut puncak pada bagian atas, seperti mahkota dengan mulut mengangga (sebagai saluran air wudhu), gigi kelihatan dengan dua taring atas melengkung ke bawah seperti motif ukel (melengkung). Di bawah ini gambar padasan yang menjadi tempat wudhu di Masjid Menara Kudus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

248

Masyarakat Kauman Kudus memiliki beberapa tradisi kebudayaan yang sebagian besar berkaitan dengan ritual keagamaan, yang hingga kini masih dilaksanakan dengan rutin, seperti : 1.Memiliki beberapa tradisi kebudayaan yang sebagian besar berkaitan dengan ritual keagamaan 2.Tradisi Dandangan untuk menyambut Bulan Ramadhan dengan membunyikan bedug di atas Menara Kudus 3.Tradisi Buka Luwur setiap 10 Muharram untuk mengganti kain penutup makam Sunan Kudus merupakan kepercayaan yang dianut dan dipertahankan hingga masa sekarang berupa tradisi pelarangan menyembelih sapi. Makna simbolik dari perjuangan Sunan Kudus adalah cermin positif yang menjadi teladan dan inspirasi kekinian. Manusia harus mampu menjadi pemimpin yang mumpuni, mempunyai penguasaan terhadap pengetahuan duniawi dan kesalehan. Perpaduan sebagai umaro (pemimpin dunia) dan ulama (pemimpin agama) adalah contoh ideal yang patut diteladani, dengan dua kemampuan tersebut seorang pemimpin dapat membawa rakyatnya menuju masyarakat yang adil, makmur, dan diridhoi oleh Allah SWT.

2. Masjid Demak Masjid Demak berdiri pada tahun 1479 M, masuknya Islam ke Indonesia perlahan mengubah kebudayaan Hindu-Buddha yang sebelumnya menjadi pengaruh besar di Nusantara dan mempengaruhi kemunduran kerajaan Hindu seperti Kerajaan Majapahit. Masjid Agung Demak adalah masjid peninggalan Kerajaan Demak yang terletak di Kampung Kauman, Kelurahan Bintaro, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Dalam menyebarkan ajaran Islam walisongo menggunakan strategi sinkretisme (suatu proses perpaduan dari beberapa paham-paham atau aliran- aliran agama atau kepercayaan untuk mencari keserasian dan keseimbangan). Proses penyebaran sinkretis yang dilakukan walisongo berupa penambahan dan pengubahan ritual – ritual lama yang dilakukan masyarakat sehingga munculnya akulturasi budaya. Bentuk atap Masjid Agung Demak yang memiliki atap tajug berlapis tiga, berbeda dengan masjid timur tengah yang umumnya beratap kubah. Dalam Masjid Agung Demak, tercermin dari atapnya yang bersusun tiga. Mengenai sistem kepercayaan, pola atap tajug berlapis merupakan penggambaran dari Gunung Meru yang dipercaya oleh budaya Hindu-Buddha. Sebelum Islam datang ke Jawa, masyarakat Jawa telah memiliki kepercayaan yang kuat bahwa tempat yang tinggi adalah tempat yang sakral. Biasanya proses penyembahan nenek moyang dilakukan di tempat yang tinggi contohnya daerah pegunungan. Perkembangannya tempat–tempat penyembahan berubah menjadi candi–candi sebagai tempat pemujaan dewa dan tempat abu raja disemayamkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

249

Bentuk candi yang mengerucut ke atas dan dibuat berundak – undak adalah upaya untuk mendapatkan citra gunung yang dianggap sebagai tempat sakral. Selain pada candi, citra gunung juga dapat ditemukan pada di Bali. Masyarakat di Bali juga menganut kuat tentang alam semesta yakni Gunung Meru dalam ajaran Hindu. Sunan Kalijaga tidak mau menghilangkan tradisi, budaya, dan aliran kepercayaan yang melekat pada masyarakat saat itu. Adat dan budaya lalu (Hindu dan Buddha) tidak dihilangkan, melainkan diubah dan disesuaikan secara perlahan dengan nilai-nilai Islami (akulturasi) dapat dilihat sebagai berikut: 1. Akulturasi terlihat pada gambar bulus. Bulus merupakan binatang yang hidup di dua alam, darat dan air serta dilarang dalam hukum Islam. Akan tetapi gambar bulus diletakkan pada mihrab (di depan ruang pengimaman tempat Imam memimpin shalat berjemaah dalam suatu masjid) Masjid Agung Demak. Hal Ini menunjukkan kebijaksanaan berdakwah ketika itu dimana pemeluk agama lama (Hindu-Buddha) diingatkan bahwa di dalam masjid juga ada suatu lambang kesucian sebagaimana diyakini para pemeluk Hindu dan Budha yang memandang bulus sebagai binatang suci. Hanya saja, kesucian dan keabadian dalam Islam diperoleh dengan cara melaksanakan shalat berbakti kepada Allah Yang Maha Esa. Ajakan untuk menunaikan shalat dikenalkan dengan menggunakan istilah yang akrab bagi pemeluk ajaran lama. Roh-roh yang mereka sembah sering disebuh ‘hyang’ yang berarti Tuhan. Para ulama saat itu juga menggunakan istilah ‘sembahyang’ hanya saja yang dimaksudkan adalah menyembah Allah, sepadan dengan kata shalat sehingga mudah dipahami oleh mereka. 2. Ornamen Surya Majapahit pada mimbar di atas ruang pengimaman pada Masjid Demak. Keberadaan ornamen Surya Majapahit menunjukkan adanya ikatan yang erat antara Kesultanan Demak sebagai kerajaan Islam dan Majapahit sebagai Kerajaan Hindu. Penyebaraan agama Islam oleh walisongo tidak menghilangkan tradisi dan nilai-nilai pra-Islam (Hindu-Buddha) yang berkembang sebelumnya. Surya Majapahit merupakan kepercayaan/keyakinan tertinggi agama Hindu tentang keberadaan dewa-dewa dan keyakinan ajaran agama Islam yang tidak mengakui keberadaan dewa-dewa.Perbedaan pandangan ini tidak menjadi penghalang bagi para wali untuk menghormati budaya Hindu. 3. Saat runtuhnya Kerajaan Majapahit, sebagian peninggalan seni berupa perlengkapan upacara kerajaan dibawa ke kesultanan Demak termasuk wayang dan alat gamelan yang sudah berkembang pada zaman Hindu-Buddha. Ketika wayang diangkat kembali oleh Kerajaan Demak, Raden Fatah selaku Sultan Demak meminta Sunan Kalijaga menyempurnakan bentuk wayang dan membuat lakon didalamnya termuat atau mencerminkan hal-hal pokok ajaran Islam yakni rukun Islam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

250

Awalnya wayang dalam ajaran Islam dilarang karena penggambarannya menyerupai bentuk wujud manusia. Sunan Kalijaga pun merubah bentuk wayang dengan memodifikasi agar tidak persis menyerupai manusia, seperti ukuran tangan yang lebih panjang dari ukuran kaki, kepala dibuat menyerupai binatang agar tidak serupa dengan manusia dan memuat unsur aqidah, akhlak serta ibadah. Bentuk kreativitas yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga dalam berdakwah dengan pendekatan seni budaya yaitu menggunakan wayang kulit sebagai media dakwah dengan akulturasi. Dalam pertunjukan wayang yang dapat dilihat/ditonton siapapun baik orang Islam maupun yang beragama lain sehingga berbaur menjadi satu. Sunan Kalijaga mengembangkan wayang purwa yakni wayang kulit bercorak Islam. Selain itu Sunan Kalijaga menciptakan corak batik bermotif burung mengandung arti agar seseorang selalu menjaga ucapannya. Wayang dipertunjukkan di masjid dan masyarakat bebas untuk menyaksikan pada saat menyebarkan agama Islam. Namun, dengan syarat, mereka harus berwudhu dan mengucap syahadat dulu sebelum masuk masjid. Ada beragam wayang sebagai media penyebaran Islam. Selain wayang purwa, terdapat wayang sasak merupakan wayang kulit yang berkembang di Lombok. Kemunculannya diperkirakan bersamaan dengan penyebaran agama Islam di sana sekitar abad 16. Cerita wayang yang ditulis di daun lontar dalam bahasa Jawa dengan huruf Sasak itu memiliki persamaan cerita dengan Wayang Wong Menak di Jawa. Tokoh Wong Menak menjadi tokoh teladan yang layak diikuti jejak perjalanan hidupnya dengan cerita yang mengisahkan Amir Hamzah (paman Nabi Muhammad SAW) membela dan mempertahankan Islam dari gangguan dan serangan musuh waktu itu. Dalam Serat Menak, Amir Hamzah dan kepahlawanannya diangkat menjadi tokoh sentra. Wajar saja, wayang di Lombok sering disebut dengan wayang menak. Inti ceritanya menggambarkan perjuangan para tokoh Islam yang dipimpin oleh Amir Hamzah, atau di Jawa sering disebut Amir Ambyah. Selain itu dalam politik pemerintahan peran Sunan Kalijaga sudah dimulai sejak awal berdirinya kesultanan Demak hingga akhir kesultanan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa perannya bersama para wali lainnya sangat penting dalam politik dan pemerintahan saat itu. Dibuktikan dengan saran Sunan Kalijaga terkait teknik pembangunan (tata letak) kota kabupaten maupun kotapraja yang selamanya tampak di dalamnya terdapat empat bangunan yaitu: (1) istana keraton atau kabupaten, (2) alun-alun, (3) pohon beringin, (4) masjid. Letak kabupaten atau keraton selalu memangku alun-alun dengan adanya pohon beringin di alun-alun tersebut, membelakangi gunung atau menghadap laut, dan letak masjid selalu di sebelah baratnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

251

b. Multikultural Multikultural adalah budaya yang dimiliki oleh setiap kelompok manusia dan harus dihargai keberadaannya. Hal ini nampak pada masa kerajaan, umat Hindu dan Buddha hidup berdampingan sehingga memungkinkan munculnya multikultural antara budaya Hindu dan Buddha. Masuknya penyebaran agama Islam juga menjadikan multikultural semakin berkembang pada masa Hindu- Buddha. Seperti yang ada pada Masjid Menara Kudus dan Masjid Demak memiliki perpaduan budaya Hindu-Buddha hingga beragam makna yang tertuang dalam bangunan tersebut. Pada bangunan Masjid Menara Kudus terdapat Menara Kudus yang memiliki tiga bagian yaitu bagian kaki (bawah), bagian badan (tengah), dan bagian kepala (atas). Kemudian padasan sebagai tempat berwudhu di Masjid Menara Kudus. Padasan tersebut berupa hiasan pola kala-jaladwara. Tidak hanya pengaruh budaya Hindu-Buddha , terdapat sentuhan kaligrafi Arab yang terletak di bagian bawah kubah Masjid Kudus dengan gaya Kursif versi Thuluth (bentuk sudut lurus dengan garis melengkung dan miring). Hiasan kaligrafi Arab di bagian bawah kubah sangat memperkuat nilai keislaman dan menyeimbangkan nuansa Hindu pada bangunan. Di bawah ini terdapat gambar dari gaya Kursif. Masjid Menara Kudus hingga kini masih melaksanakan tradisi dandangan untuk menyambut bulan suci ramadhan. Tradisi dandangan merupakan pemukulan bedug yang berada di atas Menara Kudus bertujuan untuk memperingatkan masyarakat Kudus bahwa puasa akan berlangsung esok hari. Multikultural yang ada di Masjid Demak nampak pada gambar bulus yang berada di depan mihrab masjid agung Demak. Bulus adalah suatu lambang kesucian sebagaimana diyakini para pemeluk Hindu dan Budha yang memandang bulus sebagai binatang suci. Ornamen Surya Majapahit yang ada di atas ruang pengimaman memiliki makna yang berarti bagi umat Hindu berupa kepercayaan/keyakinan tertinggi agama Hindu tentang keberadaan dewa-dewa sedangkan keyakinan ajaran agama Islam yang tidak mengakui keberadaan dewa-dewa. Perbedaan pandangan ini yang menjadi dasar keberadaan Ornamen Surya Majapahit tidak mengalangi umat Islam dan para wali untuk mengayomi budaya Hindu. Terdapat juga empat soko tatal guru yang menjadi daya tarik pada Masjid Demak. Empat tiang penyangga ini merupakan hibah dari empat wali terkenal yaitu Sunan Kalijaga, Sunan Ampel, Sunan Gunung Jati, dan Sunan Bonang. Jumlah soko tatal yang empat melambangkan pedoman hidup setiap umat Islam, yakni al-Qur’an, hadis, ijma’ (sebuah kesepakatan hukum yang diambil dari musyawarah para ulama mengenai suatu perkara yang tidak ditemukan hukumnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

252

dalam Al Qur’an atau hadist.) dan qiyas (sumber hukum Islam yang ke empat setelah ijma).

Perpaduan berbagai budaya Hindu-Buddha menjadi suatu penghargaan bagi umat Islam dalam perkembangannya. Sampai saat ini terlihat jelas dari kedua masjid tersebut yang memiliki pola atap tajug berlapis pada atap Menara Kudus dan atap Masjid Demak. Pola atap tajug berlapis merupakan penggambaran dari Gunung Meru yang dipercaya oleh budaya Hindu dengan sebutan tribuwana (dunia bawah – dunia tengah–dunia atas). Masjid yang beratap tiga lapis dengan puncaknya diletakkan mustaka dapat dilihat sebagai pengaruh dari candi Buddha. Namun oleh walisongo memadukan dengan unsur keagamaan Islam yaitu Iman (enam rukun iman), Islam (lima rukun islam), dan Ihsan (ibadah).

Lampiran 2. Media Pembelajaran

1. Bahan : Power Point, foto, dan video mengenai teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia dan lembar kerja peserta didik 2. Alat : Laptop, LCD, speaker, spidol, papan tulis. 3. Sumber Belajar : Hapsari, Ratna dan M. Adil. 2016 (Edisi Revisi). Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

253

Lampiran 3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Nama Anggota Kelompok : 1.……………………… 2.……………………… 3.……………………… 4.……………………… 5.……………………… Kelas :……………………… Hari/tanggal :……………………… SOAL :

Petunjuk Pengerjaan:

1. Bentuklah kelompok yang terdiri dari 4-5 peserta didik dalam

satu kelompok!

2. Setiap kelompok memilih salah satu walisongo dan analisis bersama proses penyebaran agama Islam oleh walisongo yang dipilih (tidak boleh sama tokohnya)! 3. Carilah referensi yang mendukung seperti buku, koran, dan internet! 4. Tulis hasil pekerjaan di buku tulis masing-masing dan presentasikan di depan kelas!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

254

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Tugas Mandiri

Analisislah berbagai kasus di bawah ini dan cari nilai-nilai yang tertuang dalam pembelajaran!

1. Pada masa Kerajaan Hindu-Buddha, kedatangan agama Islam diterima baik oleh masyarakat yang menganut agama Hindu-Buddha. Dari pernyataan tersebut, analisislah nilai kehidupan yang dapat diimpementasikan di sekolah dan dikehidupan bermasyarakat. 2. Sunan Kudus melarang umat Islam untuk menyembelih sapi pada saat Lebaran Idul Adha dikarenakan Sunan Kudus sangat menghargai ajaran agama Hindu yang menjadi mayoritas saat itu. Dari hal tersebut, nilai apa saja yang menjadi teladan bagi kita untuk hidup dalam keberagaman. 3. Sunan Kudus dan Sunan Kalijaga mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan kebudayaan setempat dalam menyebarkan agama Islam. Hal ini sekaligus bentuk penghormatan terhadap budaya yang sudah lebih dulu ada sebelum kedatangan agama Islam. Bentuk apresiasi apa yang kita

lakukan sebagai generasi muda agar hal tersebut tetap terjaga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

255

Nama Anggota Kelompok : 1.……………………… 2.……………………… 3.……………………… 4.……………………… 5.……………………… Kelas :……………………… Hari/tanggal :……………………… SOAL :

Petunjuk Pengerjaan:

1. Bentuklah kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik! 2. Setiap kelompok membuat poster tentang “Keberagaman Bangsa Indonesia”! 3. Poster dikerjakan dengan sekreatif mungkin dan antar kelompok tidak boleh sama kalimatnya!

4. Ukuran kertas F4 5. Poster akan dipaparkan di depan kelas dan diposting pada media sosial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

256

Lampiran 4. Instrumen Penilaian

1. Penilaian Sikap: Lembar Penilaian Diri

SIKAP TOLERANSI Nama Peserta Didik:……………......

Sikap No. Pernyataan STS TS R S SS 1. Saya sangat menghargai peninggalan sejarah di Indonesia. 2. Saya senang mencoret bangunan bersejarah. 3. Saya gembira ketika berkerjasama dengan teman yang berbeda keyakinan. 4. Saya gembira ketika berteman dengan satu keyakinan saja. 5. Saya sangat menghargai dan melestarikan akulturasi budaya dari berbagai daerah di Indonesia. 6. Saya sangat menghargai dan melestarikan akulturasi budaya dari berbagai negara diluar negeri. 7. Saya sangat menghargai teman yang sedang beribadah di Gereja, Kuil, ataupun Masjid. 8. Saya sangat menghargai teman yang beribadah sesuai dengan agama yang saya anut. 9. Saya selalu berperilaku baik terhadap teman, guru, dan keluarga. 10. Saya selalu berperilaku baik terhadap teman terdekat saja. Pedoman penskoran sebagai berikut: Pernyataan positif: STS=1, TS=2, R=3, S=4, dan SS=5. Pernyataan negatif: STS=5, TS=4, R=3, S=2, dan SS=1. Tidak menjawab= 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

257

Nilai = Skor Perolehan x 100 Skor Total Kriteria =

Nilai Kuantitatif Kriteria Nilai Kualitatif 79-100 Sangat Tinggi A 61-78 Tinggi B 41-60 Sedang C 21-40 Rendah D 0-20 Sangat Rendah E

2. Penilaian Pengetahuan: Soal Pilihan Ganda dan Esai Evaluasi Pilihlah jawaban yang paling tepat dan kerjakan dengan jujur !

I. Pilihan Ganda 1. Berbagai teori muncul tentang proses masuknya agama Islam ke Indonesia dengan bukti pendukung. Berikut teori yang sesuai dengan bukti pendukung adalah .... a. Teori Gujarat dengan bukti adanya permukiman Islam tahun 674 di Baros b. Teori Persia yang berdasarkan bukti tulisan Marcopolo pedagang dari Venesia c. Teori Mekkah dengan adanya bukti pemukiman Islam tahun 674 di Baros d. Teori Mekkah sesuai dengan bukti pendukung ialah batu nisan Sultan Malik Al-Saleh e. Teori Cina dengan bukti pengikut agama Islam dari Turki 2. Perhatikan tabel di bawah ini ! No. X Y

1) Adanya upacara Tabot, Sultan-sultanPasai

memperingati menggunakan gelar al-malik. meninggalnya Husain bin Ali cucu Nabi Muhammad. 2) Mazhab Hanafi tumbuh di Didukung oleh Snouck Turki, India, dan Cina Hurgronje, W.F Suttherheim dan bagian selatan. B.H.M. Vlekke. 3) Adanya batu nisan Sultan Berdasarkan tulisan Marcopolo Malik AL-Saleh. pedagang dari Venesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

258

Berdasarkan tabel di atas, keterangan teori Gujarat pada proses masuknya agama Islam ke Indonesia ditunjukkan oleh kombinasi .... a. X1), X2), Y1) b. X1), X2), Y2) c. X2), X3), Y3) d. X3), Y1), Y3) e. X3), Y2), Y3) 3. Teori Mekkah meyakini Islam yang berkembang di Samudra Pasai menganut mazhab .... a. Hanafi b. Hambali c. Hanifa d. Maliki e. Syafi’i 4. Menurut teori Persia, Islam dibawa oleh orang Persia sekitar abad XIII. Pernyataan tersebut dibuktikan dengan .... a. Islam berkembang di Samudera Pasai b. Terdapat batu nisan Sultan Malik Al-Saleh c. Tulisan Marco Polo yang pernah singgah di Perlak d. Ditemukannya makam Fatimah binti Maimun e. Upacara memperingati meninggalnya cucu Nabi Muhammad 5. Teori Cina dalam proses perkembangan Islam di Indonesia mulai dibawa oleh orang dari suku Hui (Cina), salah satunya bernama Cheng Ho. Fakta yang mendasari teori tersebut adalah .... a. Cheng Ho singgah di Perlak untuk bertemu Sultan Zainal Abidin Shah Bahian b. Tahun 1407, Cheng Ho singgah di Palembang membentuk Komunitas Muslim Cina di Nusantara c. Tahun 1419, Cheng Ho menunjuk Haji Bong Tak Keng untuk mengatur komunitas Muslim Cina di Asia Selatan d. Gan Eng Cu ditugaskan untuk mengurus orang-orang Muslim Cina di Asia Tenggara e. Gan Eng Cu telah dikirim ke Gresik untuk mengawasi Komunitas Muslim Tionghoa di Jawa 6. Pada abad ke XIV, Laksamana Cheng Ho memimpin perjalanan ke Samudra Barat. Tujuan dari perjalanan adalah .... a. Menambah pasukan untuk ikut dalam perjalanan selanjutnya b. Mendirikan pemerintahan Cina di nusantara c. Menambah persahabatan dan menjaga kedamaian d. Menempati berbagai wilayah di nusantara e. Melakukan transaksi jual beli di pesisir pantai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

259

7. Kemiripan budaya Islam yang ada di Indonesia dengan budaya Cina terdapat pada teori Cina sebagai bukti pendukung. Salah satu kemiripan dari kedua budaya tersebut adalah .... a. Komunitas muslim Cina di nusantara menganut mazhab Hanafi tahun 1419 b. Penemuan makam yang memakai huruf Arab c. Pada saat Idul Fitri dan Imlek dirayakan dengan berbagi dan memberikan uang kepada anak-anak d. Perkembangan agama Islam berasal dari suku Hui di Cina e. Kedatangan Islam ke Indonesia pada era Dinasti Tang 8. Penyebaran agama Islam di Indonesia berjalan dengan damai, tanpa paksaan dan syarat masuk Islam sangatlah mudah. Kemudahan tersebut nampak dari .... a. Mengucapkan dua kalimat syahadat b. Adanya pelapisan sosial c. Upacara keagamaan yang memiliki tahapan d. Memiliki kedudukan antara pemerintah dan rakyat e. Setiap manusia memiliki amal ibadah yang sama 9. Kedatangan agama Islam tidak terlepas dari pengaruh agama sebelumnya yaitu Hindu-Buddha. Hal ini dapat dibuktikan dari .... a. Pelapisan sosial yang masih ada dalam kehidupan sehari-hari b. Penamaan sembahyang sama tetapi tujuannya berdoa kepada YME c. Tata cara beribadah yang sama tetapi tujuannya berbeda d. Waktu pelaksanaan beribadah sama e. Isi kitab yang digunakan memiliki kesamaan 10. Perhatikan keterangan berikut! 1) Tidak ada pelapisan sosial di Islam 2) Islam memperkenakan pemerataan ekonomi melalui zakat 3) Adanya unsur yang sangat berbeda antara Islam dan ajaran sebelumnya 4) Kerajaan bercorak Hindu-Buddha mengalami kemajuan 5) Mengucapkan dua kalimat syahadat Faktor yang menyebabkan penyebaran Islam diterima di Indonesia ditunjukkan oleh angka .... a. 1), 2), dan 3) b. 1), 2), dan 5) c. 2), 3), dan 4) d. 2), 4), dan 5) e. 3), 4), dan 5) 11. Penyebaran Islam dilakukan oleh para pedagang dari berbagai negara dikarenakan letak geografis Asia Tenggara. Salah satunya di wilayah nusantara, yang letak geografisnya mempermudah kedatangan agama Islam nampak dari ....

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

260

a. Letak wilayah yang berdekatan b. Akulturasi yang terjalin dari pedagang dan masyarakat lokal c. Berbagai kerajaan yang ada saling berdekatan satu sama lain d. Banyaknya pulau memungkinkan agama Islam mulai berkembang di wilayah pesisir e. Terdapat agama Islam yang lebih dahulu tersebar di pedalaman 12. Kedatangan agama Islam lebih mudah berkembang pada wilayah pesisir pantai dibanding Islam di pedalaman. Hal ini dikarenakan oleh .... a. Penduduk yang berada di pesisir pantai mengikuti agama yang dianut pemimpinnya b. Penduduk yang tinggal di pesisir terbuka dan bersedia menerima perubahan c. Peduduk pesisir pantai cenderung statis dan kaku d. Kawasan pesisir pantai sudah ada orang Arab sebelum masa kerajaan e. Kawasan pesisir pantai dikuasai oleh keluarga raja 13. Dalam penyebaran agama Islam di wilayah nusantara memiliki proses yang berbeda–beda. Proses tersebut mempermudah penerimaan agama Islam oleh penduduk asli yang hingga kini nampak dari .... a. Banyaknya peninggalan kerajaan Islam di Indonesia bagian Timur b. Umat Islam di Indonesia merupakan salah satu penduduk yang mayoritas beragama Islam c. Banyaknya pengaruh agama Islam yang ada di Indonesia d. Terdapat ornamen arab di setiap bangunan rumah penduduk e. Penggunaan bahasa arab yang menjadi kebiasaan sehari-hari penduduk Indonesia 14. Penyebaran agama Islam di nusantara dilakukan dengan berdakwah dan perdagangan. Menurut Graaf (1987) Islamisasi dilakukan dengan tiga cara yakni pedagang muslim, para da’i dan orang suci (wali). Dari dua pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa .... a. Kedatangan Islam dengan berdakwah dan perdagangan oleh banyak orang b. Kedatangan Islam di Nusantara hanya dilakukan oleh pedagang muslim c. Para da’i dan orang suci (wali) melakukan penyebaran Islam di wilayah pesisir d. Dakwah dalam penyebaran Islam dilakukan oleh pedagang muslim dan para da’i e. Dakwah dan perdagangan dalam penyebaran Islam dilakukan oleh pedagang muslim, para da’i dan orang suci (wali)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

261

15. Perhatikan pernyataan berikut ! 1) Banyak masjid yang diyakini sebagai peninggalan para wali 2) Masjid tumbuh dan berkembang dalam kebudayaan Islam 3) Masjid didirikan oleh pemerintah pada saat itu 4) Bangunan Masjid memiliki sentuhan ornamen Arab 5) Penamaan masjid menggunakan nama penguasa pada masanya Dari pernyataan di atas, perkembangan masjid pada awal kedatangan Islam hingga kini ditunjukan oleh angka .... a. 1), 2), dan 3) b. 1), 2), dan 4) c. 2), 3), dan 4) d. 2), 4), dan 5) e. 3), 4), dan 5) 16. Perhatikan tabel berikut ! No. Nama Masjid dan pendirinya 1) Masjid Ampel oleh Raden Rahmat

2) Masjid Giri oleh Maunat Syarifuddin

3) Masjid Agung Demak oleh Raden Said

4) Masjid Drajat oleh Raden Paku

5) Masjid Kudus oleh Raden Ja’far Shadiq

Masjid diyakini sebagai peninggalan para wali sanga. Dari tabel di atas nama masjid dan pendirinya yang sesuai ditunjukkan oleh angka .... a. 1), 2), dan 3) b. 1), 3), dan 4) c. 1), 3), dan 5) d. 2), 3), dan 5) e. 3), 4), dan 5) 17. Selain pesantren, terdapat pelembagaan ajaran Islam yang dikenal di Minangkabau dengan sebutan surau. Berikut alasan didirikan surau yaitu .... a. Struktur masyarakat Minangkabau yang terdiri dari berbagai agama b. Kewajiban oleh adat setempat untuk mendirikan surau c. Masyarakat Minangkabau menganut sistem matrilineal d. Memperdalam berbagai agama yang ada di Minangkabau e. Menambah bukti persebaran Islam di Minangkabau 18. Terdapat sistem pembelajaran yang khusus di pesantren yaitu sorongan, wetonan, dan bandongan. Sorongan dilakukan dengan cara ....

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

262

a. Santri melakukan pembelajaran individual saja b. Melaksanakan pembelajaran diluar ruangan dengan adanya Kyai dan seorang santri yang berhadapan c. Santri harus menyerahkan hasil berupa bacaan Al-Qur’an yang telah dipahami kepada Kyai dengan saling berhadapan dalam suatu ruangan d. Pembelajaran secara kelompok dan diberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang materi yang diajarkan e. Santri mendengarkan kyai yang menerangkan kitab dalam bahasa arab dan santri masing-masing memperhatikan bukunya sendiri dan membuat catatan yang dianggap sulit atau penting 19. Perhatikan fungsi surau di bawah ini! 1) Menjadi tempat pendewasaan bagi laki-laki di Minangkabau 2) Tempat mengajarkan ajaran Islam 3) Sebagai sekolah untuk menuntun berbagai ilmu pengetahuan 4) Sebagai tempat untuk sholat dan tempat untuk mengaji Al-Qur’an 5) Tempat melakukan pedui sosial Berdasarkan yang sesuai dengan fungsi surau di atas ditunjukkan oleh angka .... a. 1), 2), dan 3) b. 1), 2), dan 4) c. 1), 3), dan 5) d. 2), 3), dan 4) e. 2), 3), dan 5) 20. Jalur perdagangan mempermudah proses masuknya Islam di nusantara. Hal ini dikarenakan .... a. Sebagian besar pedagang asing tinggal di wilayah pesisir b. Pesisir pantai tempat strategis dalam berdagang dan menyebarkan agama Islam c. Terdapat kerajaan Islam di pesisir pantai d. Sekelompok ulama menyebarkan agama Islam di nusantara e. Adanya perkampungan arab sebelum masa kerajaan di pesisir pantai 21. Pesantren sangat berguna untuk mempercepat dan memperluas penyebaran Islam hingga ke daerah-daerah yang terpencil. Dalam hal ini pesantren termasuk pada bidang .... a. Dakwah b. Tasawuf c. Pendidikan d. Seni e. Perdagangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

263

22. Perhatikan tabel berikut! No. A B 1) Melalui Dakwah Perkawinan dengan mensyaratkan penyebaran agama Islam perempuan/laki-laki idamannya dilakukan oleh rakyat untuk mengucapkan kalimat setempat dipesisir pantai Syahadat terlebih dahulu. 2) Melalui pendidikan dengan Dakwah yang dilakukan oleh mendirikan pondok- peranan para wali pondok pesantren di berbagai daerah 3) Tasawuf biasanya Seni sastra dan perwayangan dilakukan dalam bidang berkembang sangat pesat dalam kesenian penyebaran agama Islam Keterangan pada tabel di atas terkait saluran penyebaran Islam di Indonesia yang tepat ditunjukkan oleh kombinasi .... a. A1), A2), dan B1) b. A1), A3), dan B1) c. A2), A3), dan B2) d. A2), B1), dan B2) e. A3), B2), dan B3) 23. Salah satu walisongo yang memanfaatkan media wayang dalam penyebaran agama Islam di Jawa ialah .... a. Sunan Muria b. Sunan Drajat c. Sunan Bonang d. Sunan Kalijaga e. Sunan Gresik 24. Sunan Giri merupakan seniman yang menciptakan media kesenian berupa.... a. Wayang b. Pangkur c. Bonang dan Durma d. Sinom dan Kinanti e. Asmarandana dan Pucung 25. Perhatikan para walisongo berikut! 1) Sunan Giri 2) Sunan Drajat 3) Sunan Gunung Jati 4) Sunan Bonang 5) Sunan Kudus Berdasarkan nama para walisongo di atas. Walisongo yang melakukan dakwah di wilayah Jawa Timur dalam menyebarkan agama Islam ditunjukkan oleh angka ....

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

264

a. 1), 2), dan 3) b. 1), 2), dan 4) c. 1), 3), dan 5) d. 2), 3), dan 4) e. 2), 3), dan 5) 26. Sunan Kalijaga menggunakan wayang kulit sebagai media dakwah untuk menarik perhatian masyarakat saat itu. Pada masa sekarang, dakwah dilakukan dengan cara .... a. Penyampaian dakwah bentuk tertulis saja b. Tidak boleh bagi agama lain mendengarkan c. Orang tertentu saja d. Lisan maupun tertulis dan siapa saja boleh ikut mendengarkan e. Pelaksanaan dakwah bersifat tertutup 27. Perhatikan gambar di bawah ini!

Padasan Masjid Menara Kudus Ornamen kala jaladwara Pada gambar di atas, padasan berbentuk kala sebagai tempat wudhu pada Masjid Menara Kudus. Bentuk kala dalam mitos Hindu-Buddha memiliki arti yakni .... a. Kepercayaan tertinggi agama Hindu tentang keberadaan dewa-dewa b. Makhluk imajinatif sebagai penjaga yang dipercaya dapat memberi kekuatan baik dan menolak kekuatan jahat c. Menceritakan tentang kehidupan binatang semacam fabel d. Penyembahan nenek moyang dilakukan di tempat yang tinggi e. Memperkuat nilai keislaman dilihat dari ornamen yang ada 28. Multikultural pada Masjid Menara Kudus terlihat dari berbagai ornamen yang ada pada bangunan masjid. Berikut ornamen yang ada pada Masjid Menara Kudus adalah .... a. Ada ornamen Hindu dan Islam yang hingga kini ditemui di Masjid Kudus b. Terdapat ornamen Hindu dan Buddha yang sampai saat ini ditemui serta hadirnya ornamen Islam yang semakin berkembang pada Masjid Kudus c. Ornamen Buddha yang sangat mendominasi bangunan Masjid Kudus d. Terdapat ornamen Islam yang memberikan pengaruh besar pada Masjid Kudus e. Banyaknya ornamen Buddha dan Islam yang sangat kental pada bangunan Masjid Kudus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

265

29. Perhatikan keterangan berikut! 1. Padasan berupa pancuran air wudhu dengan hiasan pola kala-jaladwara 2. Gambar bulus yang berada ditempat Imam memimpin shalat berjamaah dalam suatu masjid 3. Bentuk kubah masjid setengah lingkaran 4. Ornamen Surya Majapahit yang berada di atas ruang pengimaman 5. Wayang kulit yang menjadi media dakwah dalam penyebaran agama Islam Dari keterangan di atas, terdapat akulturasi pada Masjid Demak yang ditunjukkan oleh angka .... a. 1), 2), dan 3) b. 1), 3), dan 4) c. 2), 3), dan 4) d. 2), 4), dan 5) e. 3), 4), dan 5) 30. Perhatikan gambar berikut!

Ornamen Surya Majapahit di Masjid Demak Pada gambar tersebut, ornamen surya majapahit berada di atas ruang pengimaman Masjid Demak. Ornamen ini memiliki makna sebagai .... a. Suatu lambang kesucian diyakini para pemeluk Hindu dan Buddha b. Kepercayaan tertinggi agama Hindu tentang keberadaan dewa-dewa c. Menceritakan tentang kehidupan binatang semacam fabel d. Berisikan nama-nama Nabi e. Sebagai penjaga yang dipercaya dapat memberi kekuatan baik 31. Wayang Sasak merupakan yang berkembang di lombok. Cerita wayang sasak memiliki kesamaan dengan Wayang Wong Menak di Jawa yang mengisahkan tentang .... a. Damarwulan dengan kisah perseteruan asmaranya b. Ramayana c. Mahabharata d. Amir Hamzah (paman Nabi Muhammad SAW) e. Pandawa Lima

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

266

32. Berikut ini bentuk toleransi yang ditunjukkan oleh Sunan Kalijaga adalah .... a. Dilarangnya memakan daging sapi b. Ornamen Arab yang terdapat di Surya Majapahit c. Memperbolehkan siapa saja untuk menonton pertunjukkan wayang kulit d. Memperbolehkan sesajen berada disekitaran Masjid Demak e. Mengikuti budaya Hindu-Buddha yang berkembang pada saat itu 33. Hingga saat ini banyak masyarakat lokal dan manca negara yang sangat peduli terhadap para tokoh penyebaran Islam. Hal tersebut nampak dari .... a. Beberapa masyarakat ikut dalam merawat Masjid Demak dan sekitarnya b. Banyaknya pengunjung yang berziarah ke makam kesultanan Demak bertujuan mendoakan para leluhur dan menghormati jasanya c. Masyarakat membatasi jumlah pengunjung untuk mengantisipasi agar makam selalu terjaga dengan baik d. Terdapat masyarakat yang tidur disekitar makam bertujuan untuk selalu berdoa kepada para leluhur e. Pengunjung membeli karya tangan penduduk sekitar untuk membantu perekonomian masyarakat sekitar 34. Sunan Kudus dalam penyebaran agama Islam diterima baik oleh masyarat lokal yang beragama Hindu-Buddha sehingga menjadikan toleransi sudah ada saat itu. Hal ini dikarenakan .... a. Sunan Kudus sudah terkenal pada masa Kerajaan Hindu-Buddha b. Pengaruh yang diajarkan oleh Sunan Kudus dalam bidang kesenian c. Sunan Kudus begitu mengayomi masyarakat lokal d. Sunan Kudus ikut dalam peribadahan masyarakat lokal e. Ketertarikan masyarakat lokal kepada Sunan Kudus karena membantu dalam menyelesaikan pekerjaan 35. Peduli sosial yang diajarkan oleh Sunan Kudus nampak dari .... a. Sikap Sunan Kudus yang selalu menolong keluarga raja b. Sunan Kudus menghargai leluhur Hindu-Buddha c. Sunan Kudus membantu umat Hindu-Buddha dalam beragama d. Sikap empati yang dimiliki oleh Sunan Kudus terhadap umat beragama Hindu-Buddha e. Memberikan bantuan makanan kepada umat Hindu-Buddha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

267

II. Esai Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan ringkas. 1. Analisislah proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia menurut teori Gujarat dan Cina. 2. Analisislah sistem pembelajaran sorongan dan wetonan yang ada di pesantren. 3. Analisislah saluran ajaran tasawuf dan dakwah dalam penyebaran Islam di Indonesia. 4. Analisislah bentuk akulturasi yang ada pada Masjid Menara Kudus dan Masjid Demak. 5. Analisislah nilai-nilai kehidupan yang diperoleh dari Sunan Kudus dan Sunan Kalijaga dalam menjaga kerukunan antar umat beragama sehingga dapat diimplementasikan dalam lingkungan masyarakat.

Kunci Jawaban : Pilihan Ganda 1.C 6. C 11. D 16. C 21. C 26. D 31. D 2.E 7. C 12. B 17. C 22. D 27. B 32. C 3.E 8. A 13. B 18. C 23. D 28. B 33. B 4.E 9. B 14. E 19. B 24. E 29. D` 34. C 5.C 10. B 15. B 20. B 25. B 30. B 35. D

Esai

1. Proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia menurut teori Gujarat, Islam dibawa oleh para pedagang Islam dari Gujarat, India dengan didukung oleh bukti bukti ditemukannya batu nisan Sultan Malik AL-Saleh, Sultan Samudra Pasai (meninggal tahun 1297) yang bercorak Gujarat (India) dan tulisan Marcopolo pedagang dari Venesia. Sedangkan pada teori Cina Kaisar Yong Le mengirim ekspedisi pelayaran keliling dunia di bawah pimpinan Cheng Ho (pengikut agama Islam dari suku Hui) memungkinkan budaya Cina tersebar ke berbagai dunia termasuk Samudera Barat (Asia Tenggara). Pada tahun 1407, Cheng Ho singgah di Palembang dan membentuk yang pertama Komunitas Muslim Cina di nusantara. Kemudian Haji Gan En Cu ditugaskan oleh Cheng Ho untuk mengawasi komunitas muslim Cina di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

268

Tuban. Kedatangan Cheng Ho semakin mendorong orang Cina memeluk Islam. 3. Sorogan adalah metode pembelajaran individual dimana santri (peserta didik) harus menyerahkan hasil (sorog) materi konsep yang telah dipahami kepada Kyai (pendidik). Dalam praktiknya dilaksanakan dalam suatu ruangan dengan adanya Kyai dan seorang santri yang saling berhadapan dan santri yang lain menyimak di belakang sambil menunggu giliran. Wetonan adalah suatu metode pembelajaran dimana santri (peserta didik) mendapat pembelajaran secara kelompok dan diberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang materi yang diajarkan. Mereka mendengarkan seorang guru atau kyai yang membaca, menerjemahkan, menerangkan, dan mengulas kitab-kitab dalam bahasa arab dan santri masing-masing memperhatikan bukunya sendiri dan membuat catatan-catatan yang dianggap sulit atau penting. 4. Saluran Ajaran Tasawuf adalah ajaran ketuhanan yang telah bercampur dengan mistik atau hal-hal yang bersifat magis. Ahli-ahli tasawuf biasanya memiliki kekuatan magis dan keahlian dalam bidang pengobatan. Ajaran ini mudah berkembang terutama di Jawa karena ajaran Islam melalui tasawuf disesuaikan dengan pola pikir masyarakat yang masih berorientasi agama Hindu. Saluran Dakwah adalah cara penyebaran Islam yang dilakukan oleh para wali (Wali Sanga). Mereka dikenal telah memiliki ilmu serta penghayatan yang tinggi terhadap agama Islam. Selain itu melakukan penyebaran Islam dengan cara yang sederhana yakni tidak memaksa dan sederhana 5. Akulturasi pada Masjid Menara Kudus terdapat di bagian atap menara terdiri dari tiga bagian yaitu, bagian kaki, badan, dan kepala. Bagian kaki terdiri dari ornamen motif Hindu. Padasan yang merupakan tempat wudhu berupa pancuran air dengan hiasan topeng berbentuk kala bermata tiga. Bentuk kala dalam mitos Hindu-Buddha merupakan makhluk imajinatif sebagai penjaga yang dipercaya dapat memberi kekuatan baik dan menolak kekuatan jahat. Bentuk kalajaladwara lebih pipih dari bentuk serupa pada tradisi seni Hindu- Buddha. Bentuk atap Masjid Agung Demak yang memiliki atap tajug berlapis tiga. Dalam ajaran Hindu yaitu berunsur tiga tribuwana (dunia atas–dunia tengah- dunia bawah). Sebelum Islam datang ke Jawa, masyarakat Jawa telah memiliki kepercayaan yang kuat bahwa tempat yang tinggi adalah tempat yang sakral. Biasanya prosesi penyembahan nenek moyang dilakukan di tempat yang tinggi contohnya di pegunungan. Akulturasi lainnya terlihat pada gambar bulus. Bulus sebagai suatu lambang kesucian sebagaimana diyakini para pemeluk Hindu dan Budha yang memandang bulus sebagai binatang suci. Ornamen Surya Majapahit pada mimbar di atas ruang pengimaman pada Masjid Demak. Surya Majapahit bukan sekedar hiasan ornamen, namun merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

269

kepercayaan/keyakinan tertinggi agama Hindu tentang keberadaan dewa-dewa dan keyakinan ajaran agama Islam yang tidak mengakui keberadaan dewa- dewa. Perbedaan pandangan ini tidak menjadi peghalang bagi para wali untuk menghormati budaya Hindu. Wayang dan alat gamelan yang sudah berkembang pada zaman Hindu Buddha. Ketika wayang diangkat kembali oleh Kerajaan Demak, Raden Fatah selaku Sultan Demak meminta Sunan Kalijaga menyempurnakan bentuk wayang dan membuat lakon di dalamnya termuat atau mencerminkan hal-hal pokok ajaran Islam yakni rukun Islam. 5. a. Nilai toleransi dengan menerima perbedaan satu sama lain b. Nilai peduli sosial yang ditunjukan dengan sikap empati dan sikap simpati yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga dan Sunan Kudus\ c. Nilai kejujuran yang dilakukan oleh Sunan Kudus dan Sunan Kalijaga dalam menyebarkan agama Islam

Pedoman penskoran esai sebagai berikut: Setiap nomor; benar sempurna, skor = 4 benar, skor = 3 sebagian benar, skor = 2 salah, skor = 1 tidak menjawab, skor = 0 Nilai = Skor Perolehan x 100 Skor Total

3. Penilaian Keterampilan: Rubrik Poster Buatlah satu poster mengenai keberagaman bangsa Indonesia!

Poster dibuat dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik dalam membuat satu poster mengenai keberagaman bangsa Indonesia. 2. Poster dikerjakan dengan sekreatif mungkin dan antar kelompok tidak boleh sama kalimatnya. 3. Ukuran kertas F4 4. Poster akan dipaparkan di depan kelas untuk mendapatkan masukan dan disempurnakan sebelum diposting pada media sosial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

270

No. Aspek/Indikator Skor 1. Poster yang disajikan sesuai dengan ketentuan pada LKPD 1-5 (sangat tepat= 5, tepat= 4, kurang tepat= 3, tidak tepat= 2, sangat tidak tepat= 1, tidak ada= 0) 2. Isi poster menggunakan sangat kreatif (sangat dapat= 5, 1-5 dapat= 4, meragukan= 3, tidak dapat= 2, sangat tidak dapat= 1, sembarang tanpa sumber= 0) 3. Desain poster yang dibuat sesuai dengan hasil karya yang 1-5 dibuat oleh kelompok (sangat akurat= 5, akurat= 4, kurang akurat= 3, tidak akurat= 2, sangat tidak akurat= 1, tidak ada= 0) 4. Kelompok mampu mempertanggungjawabkan hasil karya 1-5 yang dibuat bersama (sangat akurat= 5, akurat= 4, kurang akurat= 3, tidak akurat= 2, sangat tidak akurat= 1, tidak ada= 0) 5. Kelompok mampu menemukan nilai yang terkandung dalam 1-5 poster (sangat akurat= 5, akurat= 4, kurang akurat= 3, tidak akurat= 2, sangat tidak akurat= 1, tidak ada= 0) Pedoman penilaian sebagai berikut: Nilai = Skor Perolehan x 100 Skor Total

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

271

Lampiran 6 Kisi-Kisi Soal Kelas X JENIS SEKOLAH : SMA LOKASI WAKTU : 45 Menit MATA PELAJARAN : Sejarah Indonesia JUMLAH SOAL : 35 PG, 5 Esai KELAS/SEMESTER : X / II PENULIS : Olivia Prisandra KURIKULUM : 2013

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI MATERI INDIKATOR NO JENIS ASPEK DASAR SOAL SOAL KOGNITIF

3. Memahami, menerapkan, 3.7 Menganalisis Teori-Teori tentang Peserta didik dapat 1 Pilihan C4 menganalisis pengetahuan berbagai teori Masuknya Agama menganalisis bukti Ganda faktual, konseptual, tentang proses Islam ke Indonesia yang sesuai dari teori prosedural berdasarkan rasa masuknya agama masuknya agama ingin tahunya tentang ilmu dan kebudayaan Islam di Indonesia pengetahuan, teknologi, seni, Islam ke Indonesia budaya, dan humaniora Peserta didik dapat 2 Pilihan C4 dengan wawasan menganalisis teori Ganda kemanusiaan, kebangsaan, Gujarat pada proses kenegaraan, dan peradaban masuknya Islam ke terkait penyebab fenomena Indonesia dan kejadian, serta Peserta didik dapat 3 Pilihan C4 menerapkan pengetahuan menganalisis Ganda mazhab yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

272

prosedural pada bidang kajian diyakini pada teori yang spesifik sesuai dengan Mekkah bakat dan minatnya untuk Peserta didik dapat 4 Pilihan C4 memecahkan masalah. menganalisis bukti Ganda pendukung pada teori Persia Peserta didik dapat 5 Pilihan C4 menelaah fakta yang Ganda mendasari teori Cina dalam proses perkembangan Islam Peserta didik dapat 6 Pilihan C5 memperjelas tujuan Ganda laksamana Zheng He ke Samudra Barat Peserta didik dapat 7 Pilihan C4 menganalisis Ganda kemiripan budaya Islam dan budaya Cina Peserta didik dapat 1 Esai C5 menganalisis proses masuknya agama dan kebudayaan Islam menurut teori Gujarat dan Cina pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

273

Faktor-Fakor yang Peserta didik dapat 8 Pilihan C4 Mempermudah menganalisis Ganda Penyebaran Islam di penyebaran agama Indonesia Islam dilakukan sangat mudah Peserta didik dapat 9 Pilihan C4 menganalisis Ganda pengaruh agama sebelumnya pada perkembangan Islam. Peserta didik dapat 10 Pilihan C5 memilih faktor Ganda penyebab penyebaran Islam di terima di Indonesia Peserta didik dapat 11 Pilihan C4 menganalisis letak Ganda geografis yang menjadi faktor mempermudah masuknya Islam Peserta didik dapat 12 Pilihan C4 menganalisis Ganda perkembangan Islam di wilayah pesisir Peserta didik 13 Pilihan C4 menganalisis bukti Ganda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

274

penerimaan agama Islam di Indonesia Peran Wali Sanga Peserta didik dapat 14 Pilihan C5 Dalam Pelembagaan menyimpulkan Ganda Islam kedatangan Islam yang dilakukan dengan berdakwah (wali)dan berdagang (pedagang muslim) Peserta didik dapat 15 Pilihan C5 memilih pernyataan Ganda yang benar dalam perkembangan masjid hingga kini Peserta didik dapat 16 Pilihan C4 menganalisis Masjid Ganda yang pernah didirkan oleh para wali Peserta didik dapat 17 Pilihan C4 menganalisis Ganda didirikannya surau di Minangkabau Peserta didik dapat 18 Pilihan C4 mendeteksi sistem Ganda pembelajaran yang ada di pesantren dengan benar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

275

Peserta didik dapat 19 Pilihan C4 menganalisis fungsi Ganda surau yang ada di Minangkabau Peserta didik dapat 2 Esai C4 menganalisis sistem pembelajaran yang ada di pesantren Jalur-Jalur Peserta didik dapat 20 Pilihan C4 Penyebaran Islam di menganalisis jalur Ganda Indonesia perdagangan yang mempermudah proses masuknya Islam Peserta didik dapat 21 Pilihan C4 menganalisis Ganda dibidang pendidikan dalam mengembangkan Islam Peserta didik dapat 22 Pilihan C4 menelaah saluran Ganda penyebaran Islam yang sesuai Peserta didik dapat 23 Pilihan C5 memilih salah satu Ganda walisongo yang memanfaatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

276

media wayang sebagai penyebaran agama Islam Peserta didik dapat 24 Pilihan C4 menganalisis media Ganda kesenian yang digunakan oleh Sunan Giri Peserta didik dapat 25 Pilihan C4 menganalisis Ganda walisongo yang melakukan penyebaran agama Islam di Jawa Timur Peserta didik dapat 26 Pilihan C4 menganalisis Ganda dakwah pada masa sekarang Peserta didik dapat 3 Esai C4 menganalisis saluran ajaran tasawuf dan dakwah Nilai Toleransi dan Peserta didik mampu 27 Pilihan C4 Peduli Sosial Dalam menganalisis makna Ganda Penyebaran Islam padasan yang sebagai tempat wudhu umat Islam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

277

Peserta didik dapat 28 Pilihan C4 menganalisis bentuk Ganda multikultural yang ada di Masjid Kudus Peserta didik dapat 29 Pilihan C6 mengkategorikan Ganda bentuk akulturasi yang ada pada Masjid Demak Peserta didik dapat 30 Pilihan C4 menganalisis arti Ganda ornamen yang ada pada Masjid Demak Peserta didik 31 Pilihan C4 menganalisis isi Ganda cerita dari wayang sasak Peserta didik dapat 32 Pilihan C4 menganalisis bentuk Ganda toleransi yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga Peserta didik dapat 33 Pilihan C4 menganalisis bentuk Ganda kepedulian masyarakat hingga saat ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

278

Peserta didik dapat 34 Pilihan C6 menganalisis bentuk Ganda toeransi yang dilkakukan oleh Sunan Kudus Peserta didik dapat 35 Pilihan C4 menganalisis peduli Ganda sosial yang nampak dari Sunan Kudus Peserta didik dapat 4 Esai C5 menganalisis bentuk akulturasi yang ada pada Masjid Menara Kudus dan Masjid Demak Peserta didik dapat 5 Esai C5 menganalisis nilai kehidupan yang diperoleh dari Sunan Kudus dan Sunan Kalijaga yang dapat diimplementasikan di lingkungan masyarakat. 4. Mengolah, menalar, dan 4.7 Mengolah Pada bagian K.4 kegiatan pembelajaran penungasaannya berupa rubrik poster menyaji dalam ranah konkret informasi teori yang tercantum di LKPD dan RPP. dan ranah abstrak terkait tentang proses dengan pengembangan dari masuknya agama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

279

yang dipelajarinya di sekolah dan kebudayaan secara mandiri, dan mampu Islam ke Indonesia menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan. menerapkan cara berpikir sejarah, serta mengemukakannya dalam bentuk poster

Kunci Jawaban : Pilihan Ganda 1.C 6. C 11. D 16. C 21. C 26. D 31. D 2.E 7. C 12. B 17. C 22. D 27. B 32. C 3.E 8. A 13. B 18. C 23. D 28. B 33. B 4.E 9. B 14. E 19. B 24. E 29. D` 34. C 5.C 10. B 15. B 20. B 25. B 30. B 35. D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

280

Esai

1. Proses masuknya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia menurut teori Gujarat, Islam dibawa oleh para pedagang Islam dari Gujarat, India dengan didukung oleh bukti bukti ditemukannya batu nisan Sultan Malik AL-Saleh, Sultan Samudra Pasai (meninggal tahun 1297) yang bercorak Gujarat (India) dan tulisan Marcopolo pedagang dari Venesia. Sedangkan pada teori Cina Kaisar Yong Le mengirim ekspedisi pelayaran keliling dunia di bawah pimpinan Cheng Ho (pengikut agama Islam dari suku Hui) memungkinkan budaya Cina tersebar ke berbagai dunia termasuk Samudera Barat (Asia Tenggara). Pada tahun 1407, Cheng Ho singgah di Palembang dan membentuk yang pertama Komunitas Muslim Cina di nusantara. Kemudian Haji Gan En Cu ditugaskan oleh Cheng Ho untuk mengawasi komunitas muslim Cina di Tuban. Kedatangan Cheng Ho semakin mendorong orang Cina memeluk Islam. 2. Sorogan adalah metode pembelajaran individual dimana santri (peserta didik) harus menyerahkan hasil (sorog) materi konsep yang telah dipahami kepada Kyai (pendidik). Dalam praktiknya dilaksanakan dalam suatu ruangan dengan adanya Kyai dan seorang santri yang saling berhadapan dan santri yang lain menyimak di belakang sambil menunggu giliran. Wetonan adalah suatu metode pembelajaran dimana santri (peserta didik) mendapat pembelajaran secara kelompok dan diberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang materi yang diajarkan. Mereka mendengarkan seorang guru atau kyai yang membaca, menerjemahkan, menerangkan, dan mengulas kitab-kitab dalam bahasa arab dan santri masing-masing memperhatikan bukunya sendiri dan membuat catatan-catatan yang dianggap sulit atau penting. 3. Saluran Ajaran Tasawuf adalah ajaran ketuhanan yang telah bercampur dengan mistik atau hal-hal yang bersifat magis. Ahli-ahli tasawuf biasanya memiliki kekuatan magis dan keahlian dalam bidang pengobatan. Ajaran ini mudah berkembang terutama di Jawa karena ajaran Islam melalui tasawuf disesuaikan dengan pola pikir masyarakat yang masih berorientasi agama Hindu. Saluran Dakwah adalah cara penyebaran Islam yang dilakukan oleh para wali (Wali Sanga). Mereka dikenal telah memiliki ilmu serta penghayatan yang tinggi terhadap agama Islam. Selain itu melakukan penyebaran Islam dengan cara yang sederhana yakni tidak memaksa dan sederhana 4. Akulturasi pada Masjid Menara Kudus terdapat di bagian atap menara terdiri dari tiga bagian yaitu, bagian kaki, badan, dan kepala. Bagian kaki terdiri dari ornamen motif Hindu. Padasan yang merupakan tempat wudhu berupa pancuran air dengan hiasan topeng berbentuk kala bermata tiga. Bentuk kala dalam mitos Hindu-Buddha merupakan makhluk imajinatif sebagai penjaga yang dipercaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

281

dapat memberi kekuatan baik dan menolak kekuatan jahat. Bentuk kalajaladwara lebih pipih dari bentuk serupa pada tradisi seni Hindu-Buddha. Bentuk atap Masjid Agung Demak yang memiliki atap tajug berlapis tiga. Dalam ajaran Hindu yaitu berunsur tiga tribuwana (dunia atas – dunia tengah – dunia bawah). Sebelum Islam datang ke Jawa, masyarakat Jawa telah memiliki kepercayaan yang kuat bahwa tempat yang tinggi adalah tempat yang sakral. Biasanya prosesi penyembahan nenek moyang dilakukan di tempat yang tinggi contohnya di pegunungan. Akulturasi lainnya terlihat pada gambar bulus. Bulus sebagai suatu lambang kesucian sebagaimana diyakini para pemeluk Hindu dan Budha yang memandang bulus sebagai binatang suci. Ornamen Surya Majapahit pada mimbar di atas ruang pengimaman pada Masjid Demak. Surya Majapahit bukan sekedar hiasan ornamen, namun merupakan kepercayaan/keyakinan tertinggi agama Hindu tentang keberadaan dewa-dewa dan keyakinan ajaran agama Islam yang tidak mengakui keberadaan dewa-dewa. Perbedaan pandangan ini tidak menjadi peghalang bagi para wali untuk menghormati budaya Hindu.Wayang dan alat gamelan yang sudah berkembang pada zaman Hindu Buddha. Ketika wayang diangkat kembali oleh Kerajaan Demak, Raden Fatah selaku Sultan Demak meminta Sunan Kalijaga menyempurnakan bentuk wayang dan membuat lakon di dalamnya termuat atau mencerminkan hal-hal pokok ajaran Islam yakni rukun Islam. 5. a. Nilai toleransi dengan menerima perbedaan satu sama lain b. Nilai peduli sosial yang ditunjukan dengan sikap empati dan sikap simpati yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga dan Sunan Kudus c. Nilai kejujuran yang dilakukan oleh Sunan Kudus dan Sunan Kalijaga dalam menyebarkan agama Islam