Gamelan Sistem Sepuluh Nada Dalam Satu Gembyang Untuk Olah Kreativitas Karawitan Bali
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Gamelan Sistem Sepuluh Nada dalam Satu Gembyang untuk Olah Kreativitas Karawitan Bali Hendra Santosa, Saptono Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar Jalan Nusa Indah Denpasar, Bali, 80235 ABSTRACT This article is part of the Competitive Grants study entitled “Prototipe Gamelan Sistem Sepu- luh Nada dalam Satu Gembyang.” The concept of ten tones in one gembyang (oktav) has once been formulated by Raden Angga Mahyar Kusumadinata, Indonesian musicologist. In Balinese, gamelan scales with ten-tone system are written in the Prakempa manuscript. This interesting musical con- cept has not been thoroughly investigated. The previous research has produced a prototype set of ten system gamelan tones in one gembyang whose try out uses the existing gending Bali.This research is expected to provide significant contribution in supporting the creativity of Karawitan artists. Balinese Karawitan Artists no longer need to carry a lot of gamelan to play all the Balinese gamelan since they are already represented in the gamelan of ten tones system in one gembyang. Keywords: gamelan, ten-tone, gembyang, prakempa PENDAHULUAN menggabungkan dua buah gamelan/karak- ter laras untuk membentuk rangkaian nada- Nada-nada pada gamelan Bali pada u- nada sedemikian rupa menjadi sepuluh mumnya digolongkan pada nada pelog dan nada. Penggabungan ini jarang mendapat selendro. Nada pelog seperti yang kita keta- perhatian pada nilai-nilai estetis seperti hui bersama, dalam satu gembyangnya ada nada tumbuk, teknik menabuh, karakter yang mempunyai empat nada, lima nada, gamelan dan lain sebagainya. Dalam festi- dan tujuh nada. Gamelan-gamelan tersebut val Gong Kebyar (lima nada) misalnya, ada misalnya saja gamelan Angklung berlaras karya yang memaksakan kreativitas men- selendro empat nada, gamelan Gender Wa- jadi tujuh dan sepuluh nada dengan melodi yang berlaras selendro lima nada, Gamelan suling tetapi rangka lagunya mengguna- Gong Kebyar, Gong Gede berlaras pelog lima kan gong kebyar. Kreativitas ini sebenarnya cu- nada, gamelan Smar Pagulingan berlaras kup baik tetapi tidak menghiraukan karakter pelog tujuh nada, gamelan Jegog berlaras nada, warna suara, dan kajian musikologis pelog empat nada dan lain sebagainya. Sam- lainnya. Ada pula yang menggabungkan- pai saat ini belum ada gamelan yang ber- nya dengan instrumen musik barat, yang laras/tangga nada sepuluh nada dalam satu kadang karakternya berbeda dangan musik gembyangnya, sehingga sistem tangga nada nusantara. sepuluh menarik untuk diteliti dan direa- Berbeda halnya dengan industri in- lisasikan dalam bentuk gamelan. strumen musik barat yang terus semakin Banyak seniman seni karawitan di Bali berkembang, instrumen musik nusan- khususnya merasa bimbang dalam meng- tara (gamelan) dari tahun ke tahun masih aktualisasikan kreativitasnya dengan cara stagnan tanpa perkembangan yang berarti 85 ~ Pantun Jurnal Ilmiah Seni Budaya ~ Vol. 1 No. 2 Desember 2016 - dan cenderung bergerak ke arah kepunah- Machjar Angga Kusumadinata dari Sunda an. Perkembangan musik barat ditunjang menjabarkan bahwa pelog sepuluh nada ini dengan penggunaan teknologi, sehing- mempunyai jarak yang sama antara nada ga perkembangan musik seiring dengan yang satu dengan nada yang lainnya, yaitu perkembangan teknologi. Kreativitas seni- 120 cent, sehingga satu gembyangnya mem- man karawitan di nusantara yang tinggi se- punyai jarak 1200 cent. perti pada uraian terdahulu perlu ditunjang Berbagai latar belakang tersebut me- dengan perkembangan media (gamelan) nunjukan bahwa penelitian ini penting un- untuk menuangkan kreativitasnya. tuk dilakukan mengingat banyaknya ma- Dasa Nada adalah sebuah konsep sistem hasiswa karawitan khususnya dan seniman nada dengan menggunakan sistem 10 nada karawitan di luar lingkungan kampus yang pada satu gembyang. Konsep sistem nada mencari-cari instrumen dengan nada lebih, ini dirumuskan oleh etnomusikolog Indo- padahal instrumen dan ensembel di Bali nesia yaitu oleh Raden Machjar Angga Ku- sangatlah beragam dan masing-masing mem- sumadinata dengan teori larasnya. Konsep punyai keunikan dan kekhasan tersendiri. 10 nada didukung pula oleh etnomusikolog Penelitian ini akan berdampak dan berkon- lainnya seperti Atik Sopandi dengan teori tribusi pada khazanah musik Indonesia lingkaran kempyung, R. Hardjo Subroto de- karena bersifat rekayasa gamelan dengan ngan teori skema larasnya, walaupun se- sistem sepuluh nada. Seniman karawitan cara fisik belum ditemukan hasil percobaan akan dapat bereksperimen dalam pencipta- dari kedua etnomusikolog tersebut. Sistem an musik-musik baru, daya kreativitas seni- tangga nada sembilan dan sepuluh nada man karawitan akan semakin bertambah. dalam satu gembyang, tersirat pula pada se- Penelitian ini memakan waktu selama buah manuskrip lontar tentang gamelan di enam tahun yang terbagi dalam tiga tahap- Bali yang bernama Lontar Aji Gurnitha dan an yang masing-masing lama penelitiannya Lontar Prakempa yang termaksud dalam dua tahun. Target penelitian tahap pertama konsep Pengider Bhuana. antara lain adalah terbentuknya prototipe Pengider Bhuana adalah konsep dasar instrumen 10 nada baik secara virtual mau- dari berbagai macam tindakan, merupakan pun petuding (panduan) nada-nada yang unsur pokok dalam pembentukan nada- terbuat dari kayu, dan sebagian instrumen nada pada gamelan Bali. Disebutkan bah- gamelan Dasa Nada. Adapun untuk tahun wa laras nada-nada pelog dan selendro di- kedua targetnya adalah penambahan in- cantumkan dalam sebuah urutan lingkaran strumen dan diseminasi prototipe dengan dengan delapan arah mata angin di tambah melibatkan mahasiswa dalam praktik lagu- satu untuk bagian pusat (tengah) ini adalah lagu lama. Instrumen yang dibuat ben- konsep untuk tangga nada sembilan nada tuknya akan mirip dengan gangsa gamelan dalam satu gembyang, dan untuk konsep Gong Kebyar, yaitu bilahnya digantung. sepuluh nada dalam satu gembyang adalah Tahap kedua, memerlukan waktu selama sebuah lingkaran dengan delapan arah dua tahun adalah dengan tujuan membuat mata angin ditambah dua nada di pusat gending-gending baru sebanyak 6 buah gen- bagian atas dan bawah. Kalau nada-nada ding yang tentunya dipadukan pula dengan tersebut disusun dimulai dari tengah men- gending yang sudah ada dan hasilnya dapat jadi ndong, dung, ndung, dang, ndang, ding, didiseminasikan baik berupa pementasan nding, deng, ndeng, ding, nding, dan dong. langsung maupun berupa rekaman audio Musikolog yang pernah menuliskan video. Penelitian tahap ketiga dilakukan teori tentang interval nada pada pelog sepu- selama 2 tahun dan fokus pada perbaikan luh nada dalam satu gembyang yaitu Raden prototipe gamelan seperti penambahan bi- 86 - Santosa dan Saptono: Gamelan Sistem Sepuluh Nada dalam Satu Gembyang - lah, penambahan instrumen bilah dan pen- terapan yang bersifat kualitatif yang harus con, dan tidak menutup kemungkinan menggunakan pendekatan multi-disiplin. penambahan reportoar gending. Dengan Pendekatan multi-disiplin ilmu yang di- terbentuknya prototipe gamelan 10 nada lakukan adalah pendekatan matematis un- maka diharapkan para kreator karawi- tuk mengukur interval, pendekatan estetis tan tidak perlu bersusah payah mencari untuk menentukan nada dasar, pendekat- gamelan yang berlaras pelog dan gamelan an ilmu sampling nada pada sofware Fruity berlaras selendro yang kemudian digabung- loops untuk membuat sampler nada-nada kan menjadi satu, tetapi cukup menggu- secara virtual, pendekatan ilmu pembuatan nakan gamelan bernada 10 untuk keper- gamelan atau organologis untuk mewu- luan kreativitasnya. judkan nada-nada dalam instrumen, dan Penelitian ini bertujuan untuk mening- pendekatan musikologis untuk mengeta- katkan perkembangan dunia karawitan hui teknik menabuh gamelan. baik secara teoritis maupun praktis. Dilihat Prototipe instrumen 10 nada yang ter- dari segi teoritis dapat mengembangkan buat dari kayu akan dieksplorasi sedemiki- pengetahuan instrumentasi, pengetahuan an rupa melalui berbagai macam percobaan pembuatan gamelan, pengetahuan konsep dengan cara memainkan berbagai lagu dasar nada, sehingga nantinya diharapkan yang telah ada. Instrumen-instrumen dari pengguna hasil penelitian ini akan kembali prototipe gamelan dasa nada dibuat dengan pada sumber teori musik Indonesia yang memerhatikan berbagai faktor teknis mena- sangat beragam. Penelitian ini berdasarkan buh. Hasil dari percobaan ini merupakan beberapa teori, antara lain teori nada ber- dasar penetapan model ensambel dari pe- dasarkan arah mata angin (lontar prakem- runggu yang akan dibuat. pa), teori laras oleh Raden Machjar Angga Bahan pertimbangan prototipe gamelan Kusumadinata, lingkaran kempyung oleh 10 nada adalah: 1) Bahan instrumen yang Atik Sopandi, dan teori skema laras oleh dibuat tahun pertama terbuat dari kayu, R Hardjo Subroto. Dengan penerapan be- dan prototipe gamelan akan dibuat dari berapa teori tersebut, maka penelitian ini perunggu. 2) Jumlah nada dalam satu dapat mewujudkan sebuah gamelan baru gembyang biasanya 5 nada dan atau 7 nada yang mempunyai sistem 10 (sepuluh) nada berubah menjadi 10 nada. 3) Bilah-bilah dalam satu gembyang. instrumen apakah akan digantung atau Hadirnya gamelan yang mempunyai 10 ditancapkan. 4) Teknik menabuh apakah nada dalam satu gembyang, akan menambah menggunakan 2 tangan atau satu tangan. 5) kemampuan praktis penabuh karawitan, Pemukul yang dipergunakan apakah kayu berlanjut pada pertambahan pengetahuan polos atau kayu dengan pelembut. karawitan, daya cipta seni karawitan, dan Pada penelitian “Nawa Swara: Gamelan keterampilan teknik bermain karawitan. Sistem Sembilan Nada dalam Satu Gembyang”, Tujuan