Penciptaan Buku Referensi Masakan Semanggi Sebagai Upaya Pelestarian Kuliner Tradisional Surabaya
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
PENCIPTAAN BUKU REFERENSI MASAKAN SEMANGGI SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN KULINER TRADISIONAL SURABAYA Abdul Aziz Akbar1) Achmad Yanu Alif Fianto 2) Sutikno3) S1 Desain Komunikasi Visual STMIK STIKOM Surabaya Jl. Raya Kedung Baruk 98 Surabaya. 60298 Email: 1)[email protected], 2)[email protected], 3)[email protected] Abstract: Surabaya has several one of which is a traditional food of semanggi Surabaya. However, over the times and technology make foreign food products such as ready meals (fast food) and foreign restaurant businesses thrive in big cities. Society makes a fast food restaurant and the foreign key option than traditional foods. The purpose of creation to create a book that discusses the focus of semanggi Surabaya can provide knowledge to the target audience of Semanggi Surabaya. The design is done by using qualitative methods, namely observation, interviews and literature studies to conclude the concept in the design process. Through the process of data analysis, found the keyword "Cultural Heritage Stories". The results of this book are expected to help increase public awareness of the importance of preserving traditional culinary Surabaya especially Semanggi Surabaya. Keywords: Culinary, Preservation, Book, Reference Surabaya memiliki banyak peninggalan barang dagangannya dan berkata “Semanggi” objek sejarah dan religi yang beberapa dengan intonasi yang khas sehingga diantaranya dilindungi sebagai bangunan dan masyarakat sudah hafal dengan pedagang situs cagar budaya. Selain itu, perkembangan semanggi. Selain itu, ada penjual semanggi kota Surabaya sebagai kota metropolitan yang sudah memili tempat “ngetem” dengan mengakibatkan bertumbuhnya pusat-pusat kata lain berhenti di tempat yang biasa perbelanjaan modern yang juga menjadi suatu berjualan dan para pembeli yang daya tarik wisata minat khusus yaitu minat menghampirinya. Harga dari semanggi hanya belanja. Minat khusus lainnya yang ditawarkan Rp. 6.000,00 untuk satu porsinya. oleh kota Surabaya adalah wisata kuliner. Sebagian besar penjual Semanggi Tidak lengkap apabila berkunjung ke Surabaya Suroboyo berasal dari Desa Kendung, tanpa menikmati kuliner khas Surabaya Benowo, wilayah pinggiran Kota Surabaya maupun masakan nusantara dan mancanegara yang berbatasan dengan Gresik. Desa (Direktori Pariswisata Surabaya, 2013: 11). Kendung, Kecamatan Benowo, Surabaya, Surabaya memiliki beberapa makanan dikenal sebagai kampung semanggi. Warganya tradisional salah satunya adalah semanggi membudidayakan tanaman semanggi di lahan- surabaya. Makanan tradisional ini terdiri dari lahan serta sebagian besar berprofesi sebagai dua macam sayuran yaitu daun semanggi dan penjual. Para penjual berkeliling dan keluar kecambah yang direbus, disajikan bersama masuk kampung di Surabaya menjajakan campuran petis dan bumbunya yang khas semanggi secara berkelompok dan menyebar merupakan perpaduan ketela yang dikukus lalu ke berbagai pelosok di Surabaya. Masyarakat ditumbuk bersama kacang gula merah, gula Surabaya jaman dahulu yang menyukai putih dan garam, serta dilengkapi kerupuk puli. semanggi sampai dibuatlah lagu kroncong Para penjualnya berjalan dengan menggendong yang berjudul Semanggi Suroboyo. Akbar, Fianto, Sutikno, Vol. 3, No.1, Art Nouveau, 2014 “Semanggi Suroboyo. Semanggi Suroboyo, cepat dan mudah (Trimo, 1997). Pemilihan lontong balap wonokromo. Dimakan enak buku referensi ini juga dipilih karena diketahui sekali, sayur semanggi, krupuk puli, Bung bahwa di Indonesia, khususnya di Surabaya mari. Harganya sangat murah. Sepincuk belum ada buku yang membahas secara rinci hanya setali. Dijual serta diburu, masuk tentang asal usul semanggi Surabaya, kampung, keluar kampuang. Bung beli. Sedap kandungan yang terkandung dalam semanggi benar bumbunya, dan enak rasanya. Sayur Surabaya yang menjadi makanan tradisional semanggi, cukulan dicampurnya, dan tak lupa dari kota Surabaya. tempenya. Mari Bung coba beli, sayur Didalam buku referensi semanggi semanggi Suroboyo. Tentu memuaskan hati, surabaya ini menggunakan teknik fotografi sayur semanggi, krupuk puli, Bung beli.” sebagai visualnya. Kekuatan terbesar dari Lagu ini telah menjadi bukti bahwa fotografi pada media, entah itu dari berita, yang dinamakan sayur semanggi itu sudah iklan ataupun apapun, khususnya ada pada melekat di hati masyarakat Surabaya. Namun, kemampuannya untuk memberikan kesan dengan banyak sawah-sawah yang digusur aktual dan “dapat dipercaya” (Rustan, 2008 : dibuat perumahan, maka penduduk semanggi 54). Dalam pembuatan buku referensi yang pun mendekati kepunahan (Widodo, 2002: 90- membahas akan sejarah dan tradisi suatu 91). daerah harus memiliki kekuatan yang dapat Selain itu, seiring perkembangan zaman dipercaya sehingga tidak merubah yang sudah dan teknologi membuat makanan produk asing ada, maka dari itu penggunaan teknik fotografi seperti makanan siap saji (fast food) dan untuk visual dan illustrasi adalah hal yang usaha-usaha restaurant asing berkembang di tepat untuk penggarapan buku referensi kota-kota besar. Masyarakat menjadikan semanggi surabaya. makanan siap saji dan restaurant asing itu Adanya buku referensi ini diharapkan pilihan utama ketimbang makanan tradisional. dapat tersampaikan informasi yang lebih baik Penyebab lain, kurangnya kesadaran bagi masyarakat Surabaya yang gemar masyarakat akan pentingnya kuliner tradisional terhadap hal-hal yang berkaitan dengan khususnya semanggi Surabaya. Hal ini sejarah, gemar akan kuliner, dan suka disebabkan karena minimnya informasi yang mencicipi makananan baru juga dapat mendalam tentang kuliner tradisional dijadikan untuk penelitian selanjutnya. Semanggi Surabaya. Dari permasalahan tersebut, sebuah buku referensi yang berisikan METODE PERANCANGAN informasi tentang semanggi Surabaya perlu Metode yang akan digunakan dalam untuk dirancang sebagai upaya pelestarian perancangan kali ini adalah metode kualitatif. kuliner tradisional Surabaya. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang Pelestarian dalam kamus Bahasa digunakan untuk mengurai variabel-variabel Indonesia (Eko, 2006:88) berasal dari kata yang ada dalam penelitian. Tujuan dari dasar lestari, yang artinya adalah tetap selama- pendekatan ini menemukan pola hubungan lamanya tidak berubah. Maka dapat yang bersifat interaktif, menemukan teori, disimpulkan bahwa yang dimaksud pelestarian menggambarkan realitas yang kompleks dan produk lokal adalah upaya untuk memperoleh pemahaman makna. Dalam kasus mempertahankan agar produk lokal tetap semanggi Surabaya ini merupakan salah satu dipertahankan sebagaimana adanya. permasalahan yang kompleks tentang Kesimpulannya yang dimaksud dengan perkembangan sejarah kuliner tradisional. pelestarian kuliner tradisional semanggi Menurut Sugiyono (2013:25), sejarah Surabaya adalah usaha untuk mempertahankan perkembangan seseorang tokoh atau agar kuliner tradisional Semanggi Surabaya masyarakat akan dapat dilacak melalui metode dapat bertahan sebagaimana adanya. kualitatif. Dengan menggunkan data Dalam kasus ini buku yang dipilih adalah buku dokumentasi, wawancara mendalam kepada referensi. Buku referensi itu sendiri berarti pelaku atau orang yang dipandang tahu. suatu buku atau sejumlah publikasi kepada Dengan pendekatan kualitatif, siapa orang berkonsultasi untuk mencari fakta- diharapkan data yang didapatkan dapat sesuai, fakta atau informasi tentang latar belakang terperinci dan menunjang kelanjutan suatu objek, orang, dan atau peristiwa secara Akbar, Fianto, Sutikno, Vol. 3, No.1, Art Nouveau, 2014 perancangan buku referensi masakan semanggi Metode wawancara mendalam atau in- Surabaya ini. depth interview dipergunakan untuk memperoleh data dengan metode wawancara Teknik Pengumpulan Data dengan narasumber yang akan diwawancarai Data Primer (Umar, 2003: 56). Pada penelitian ini pedoman 1. Observasi lapangan secara langsung wawancara yang digunakan adalah wawancara Dalam buku Sugiyono (2013:145), terstruktur yang disusun secara terperinci dan mengemukakan bahwa observasi merupakan dilakukan dengan secara langsung kepada suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses Dinas Kebudayaaan dan Pariwisata Surabaya, biologis dan psikologis. Jenis observasi yang Ibu Sona dan Ibu Suhartini selaku penjual dilakukan untuk penelitian kali ini adalah semanggi keliling yang berpengalaman, observasi berperan serta (Participant terakhir kepada Ibu Asiyah selaku petani Observation) dalam observasi ini, peneliti semanggi. terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang Data Sekunder sedang diamati atau yang digunakan sebagai 1. Metode kepustakaan sumber data penelitian. Melakukan Mengkaji informasi melalui media- pengamatan dan ikut melakukan apa yang media cetak seperti koran, buku, majalah, dan dikerjakan oleh sumber data, dan ikut karya Tugas Akhir. Metode kepustakaan merasakan suka dukanya. Dengan observasi merupakan teknik observasi secara tidak partisipan ini, maka data yang diperoleh akan langsung. lebih lengkap dan tajam. 2. Internet Pada tahap ini peneliti melakukan Penilitian data yang dilakukan melalui pengumpulan data yang dengan pengamatan jaringan internet. Data tersebut untuk mencari secara langsung ke tempat ibu Sona, ibu artikel, referensi yang terkait dengan Suhartini berjualan dan ibu Asiyah di sawah pembuatan buku referensi masakan semanggi miliknya serta mengadakan pencatatan secara Surabaya. sistematis terhadap hal-hal yang dapat 3. Dokumentasi memberikan penjelasan secara jelas tentang Metode dokumentasi yaitu mencari data aktifitas, perilaku, lingkungan dan gambaran mengenai hal-hal atau variable yang berupa umum tentang semanggi Surabaya sebagai catatan,