ISSN: 2085-3823 Jurnal Triton, Vol. 7, No. 2, Desember 2016

DISEMINASI PENGOLAHAN UBI JALAR MENJADI ANEKA PADA MASYARAKAT ARFAK DI KAMPUNG GUIENTUY DISTRIK WARMARE KABUPATEN MANOKWARI PROVINSI PAPUA BARAT

The Dissemination Processing of Sweet to be Various on Community Arfak Kampung Guientuy Distrik Warmare Kabupaten Manokwari West Papua

Benang Purwanto1), Mikhael1) dan Natalia Bubun2) 1)Dosen dan 2)Mahasiswa Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Manokwari Email : [email protected]

ABSTRACT

The aims to determine the level of knowledge and skills Arfak society; and the effectiveness of counseling on sweet potato processing in Kampung Guientuy Distrik Warmare. The research and extension activities carried out in Kampung Guientuy Distrik Warmare Kabupaten Manokwari held for approximately three (3) months, from April - July 2016. This study evaluated the adoption of the draft extension of processing sweet potato into cakes in Kampung Guientuy Warmare District, which includes an evaluation of the level of knowledge and skills targeted counseling and counseling effectiveness. The results showed that the level of knowledge of farmers before the extension was dominant on both criteria as many as 15 people (60.00%), and after counseling dominant on both criteria were as many as 20 people (80.00%). So as to increase farmers' knowledge of extension target at 14.67%. Skills of women farmers in processing sweet potato into a donut into the category of unskilled. The effectiveness of counseling based on knowledge of 69.18%, is the effective criteria.

Keywords: Dissemination processing sweet potato, community Arfak

ABSTRAK

Kajian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan keterampilan masyarakat Arfak; serta efektifitas penyuluhan tentang pengolahan ubi jalar di Kampung Guientuy Distrik Warmare. Kegiatan kajian dan penyuluhan dilaksanakan di Kampung Guientuy Distrik Warmare Kabupaten Manokwari dilaksanakan selama kurang lebih 3 (tiga) bulan, yaitu dari bulan April - Juli 2016. Kajian ini mengevaluasi penerapan rancangan penyuluhan tentang pengolahan ubi jalar menjadi aneka kue di Kampung Guientuy Distrik Warmare, yang meliputi evaluasi tingkat pengetahuan dan keterampilan sasaran penyuluhan dan efektifitas penyuluhan. Hasil kajian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan petani sebelum penyuluhan dominan berada pada kriteria baik sebanyak 15 orang (60,00%), dan sesudah penyuluhan dominan berada pada kriteria baik yaitu sebanyak 20 orang (80,00%). Sehingga terjadi peningkatan pengetahuan petani sasaran penyuluhan sebesar 14,67%. Keterampilan wanita tani dalam pengolahan ubi jalar menjadi kue donat masuk dalam kategori terampil. Efektifitas penyuluhan berdasarkan aspek pengetahuan sebesar 69,18%, berada pada kriteria efektif.

Kata kunci : Diseminasi pengolahan ubi jalar, masyarakat Arfak

21

PENDAHULUAN selera konsumen (preferensi) juga patut dipertimbangkan (Ariani, dkk. 2003). Produk pangan lokal Indonesia saat ini tidak sangat melimpah dan biasanya produk sepenuhnya mencapai swasembada pangan lokal ini berkaitan erat dengan pangan, artinya tidak seluruh wilayah budaya masyarakat setempat. dapat memenuhi sendiri kebutuhan Beranekaragam dan jumlah yang sangat pangannya yang beraneka ragam, besar dari produk pangan lokal tersebut, sehingga pada saat tertentu memerlukan sangat potensi dalam mewujudkan impor. Jika kemampuan produksi bahan kemandirian pangan nasional. pangan domestik tidak dapat mengikuti Terwujudnya kemandirian pangan suatu peningkatan kebutuhan, maka pada waktu daerah atau negara, akan mempercepat yang akan datang Indonesia akan tercapainya ketahanan pangan nasional tergantung impor, yang berarti ketahanan (Riyadi, 2003). pangan nasional akan semakin rentan Produk pangan lokal hingga saat karena akan semakin tergantung pada ini belum mampu menggeser beras dan kebijakan ekonomi negara lain. tepung terigu yang mendominasi makanan Berdasarkan perkiraan tersebut tantangan di Indonesia. Salah satu penyebabnya utama dalam pemantapan ketahanan adalah rendahnya inovasi teknologi pangan adalah optimalisasi pemanfaatan terhadap produk pangan lokal. Kalaupun sumberdaya pangan domestik dan mulai ada kreasi terhadap produk pangan peningkatan kapasitas produksi pangan lokal jumlahnya masih dirasakan sangat dalam jumlah, kualitas dan keragamannya terbatas, sehingga pangan lokal belum (Suyastiri, 2008.). mampu menarik minat konsumen untuk Indonesia merupakan negara yang mengkonsumsinya. Di era globalisasi saat kaya akan sumber daya hayati, banyak ini, permintaan konsumen akan produk jenis tumbuh-tumbuhan yang dapat pangan terus berkembang. Konsumen tumbuh di Indonesia. Namun Indonesia tidak hanya menuntut produk pangan masih mengandalkan produk impor untuk bermutu, bergizi, aman, dan lezat, namun memenuhi kebutuhan dalam negeri juga sesuai selera atau bahkan dapat terutama impor beras dan gandum. Hal ini membangkitkan efek gengsi atau berkelas dikarenakan tingginya ketergantungan bagi yang mengkonsumsinya. Oleh karena pada beras dan impor terigu yang itu, inovasi atau kreasi terhadap produk semakin meningkat. Tingginya angka pangan tidak hanya terfokus pada mutu, impor tersebut, menunjukkan kurangnya gizi, dan keamanan semata. Namun aspek pemanfaatan sumber daya lokal. Padahal banyak sumber daya lokal yang dapat

22

ISSN: 2085-3823 Jurnal Triton, Vol. 7, No. 2, Desember 2016 dimaksimalkan potensinya sehingga banyak dikembangkan berbagai macam dapat mengurangi impor. Salah satu produk olahan ubi jalar menjadi produk sumber daya lokal yang dapat aneka kue seperti: Kelepon, Bingka, dimanfaatkan adalah ubi-ubian Donat, Timus, Bolu, Cupcake, , (Yuliatmoko, 2010). Talam, Brownies, , kue lumpur, Ubi-ubian merupakan makanan bakpao dan lain sebagainya pokok pada zaman dahulu dikarenakan (http://kueresep.com/kumpulan/dari+ubi+j mudah diperoleh dan dapat tumbuh pada alar). berbagai kondisi tanah. Ubi-ubian dapat Pada masyarakat Papua, ubi- dijadikan salah satu penunjang ketahanan ubian yang termasuk pangan lokal, pangan nasional. Jenis ubi yang dikenal misalnya ubi jalar, singkong, dan keladi. di Indonesia antara lain: singkong, ubi, Bagi masyarakat papua, ubi jalar uwi, gembili, talas, garut, ganyong, iles- merupakan bahan makanan pokok selain iles dan suweg. Setiap jenis bahan sagu. Dalam sistem budidaya ubi jalar makanan tersebut memiliki cita rasa, pada masyarakat papua pada umumnya tekstur, aroma dan kandungan gizi yang saat panen hanya sesuai dengan berbeda-beda. Maka dari itu masing- kebutuhan untuk makan, sisanya dijual, masing umbi dapat saling melengkapi pakan ternak (babi), dan untuk bibit. kebutuhan gizi yang dibutuhkan tubuh Pengolahan ubi jalar umumnya direbus (Riyadi, 2003). atau dibakar, belum dilakukan secara Konsumsi ubi jalar sebagai maksimal pengolahan ubi jalar dengan pangan, sebagian besar dilakukan teknologi lainnya (Rauf dan Sri Lestari, dengan cara disantap dari pemasakan ubi 2009). segar. Keragaman-keragaman kecil Berdasarkan data BPS (Papua dilakukan dengan perubahan bentuk atau Barat dalam Angka tahun 2014) tercatat penambahan seperti ubi rebus, ubi terjadi peningkatan luas panen ubi jalar goreng, dan keripik. Ubi jalar selain dari tahun 2011 hingga 2013 di Provinsi dapat dimakan dengan hanya direbus Papua Barat, yaitu pada tahun 2011 atau dibakar saja juga dapat diolah seluas 1.018 ha; tahun 2012 seluas 1.029 menjadi berbagai sajian kue, hanya saja ha; dan tahun 2013 mencapai 1.343 ha. berbeda dengan menikmati ubi jalar rebus Begitu pula dengan produksi ubi jalar dan ubi jalar bakar yang bisa langsung juga terjadi peningkatan, yaitu tahun 2011 dinikmati tanpa menambahkan terlebih sebanyak 10.410 ton (102, 26 kw/ha); dahulu campuran bahan lain dan tahun 2012 sebanyak 10.646 ton (103,46 mengolahnya hingga menjadi adonan kw/ha); dan tahun 2013 sebanyak 14.901 seperti pada kue ubi jalar. Saat ini telah ton (110.96 kw/ha).

23

Pada Kabupaten Manokwari, Menurut Yuliatmoko (2010), jika berdasarkan data BPS tahun 2014 ditinjau dari beberapa aspek yang ada tercatat luas panen ubi jalar mencapai dalam ketahanan pangan, khususnya 170 ha, dengan jumlah produksi sebesar aspek ketersediaan pangan maka sangat 1.886 ton (110,92 kw/ha). Tanaman ubi dibutuhkan peran teknologi. Salah satu jalar ini kebanyakan dibudidayakan oleh teknologi yang berperan penting adalah masyarakat lokal Manokwari, terutama teknologi pangan. Teknologi pangan masyarakat Arfak. Tanaman ubi jalar berperan penting dalam meningkatkan biasanya dipanen bagian daun untuk keanekaragaman pangan, meningkatkan sayuran dan bagian ubi yang akan diolah nilai gizi pangan dan meningkatkan untuk pengganti beras. keamanan pangan. Khususnya di bidang Kampung Guientuy merupakan keanekaragaman pangan, teknologi salah satu kampung lokal yang berada pangan dapat berperan dalam pada wilayah Distrik Warmare, ditempati meningkatkan nilai tambah produk pangan oleh masyarakat Arfak yang berasal dari lokal. Suku Moile. Matapencaharian mereka Disamping inovasi terhadap produk dominan bertani dengan tetap pangan lokal, faktor yang tidak kalah mempertahankan pertanian tradisional penting adalah peran pemerintah daerah dan kearifan lokal. Mereka tidak terlepas dalam mendukung dan memajukan produk dari budidaya ubi jalar yang merupakan pangan lokal. Pemerintah daerah harus tanaman utama. Hasil panen ubi jalar mempunyai komitmen yang jelas dalam biasanya diutamakan untuk konsumsi memperjuangkan pangan lokal khususnya rumah tangga, jika berlebihan maka melalui program penganekaragaman sebagian dijual, dan sebagian sebagai pangan sehingga program ini mendapat pakan ternak (makanan babi). Teknologi sambutan yang positif dan dapat pengolahan ubi jalar pada masyarakat mengakar di masyarakat. Pemerintah Arfak di Kampung Guientuy masih bersifat daerah harus mencari model atau pola tradisional karena hanya direbus dan yang tepat dalam memperkenalkan produk dibakar, sehingga diperlukan sentuhan pangan lokal ini (Zuraida dan Supriati, teknologi yang dapat diperkenalkan 2001). kepada masyarakat Arfak dalam Berdasarkan uraian di atas maka pengolahan ubi jalar sebagai sumber dianggap penting untuk melakukan kajian pangan lokal keluarga, terutama sebagai terkait tingkat pengetahuan, keterampilan aneka kua dan dapat menambah dan efektivitas penyuluhan tentang pendapatan keluarga. pengolahan ubi jalar sebagai pangan lokal keluarga, sehingga masyarakat Arfak

24

ISSN: 2085-3823 Jurnal Triton, Vol. 7, No. 2, Desember 2016 dapat mengenal teknologi pengolahan singkap), Kuisioner evaluasi dan pangan lokal (ubi jalar) menjadi aneka Alat/bahan pengolahan ubi jalar kue. (disesuaikan dengan teknologi Tujuan penelitian ini adalah untuk pengolahan ubi jalar yang diperkenalkan). mengetahui tingkat pengetahuan, Jenis data yang dikumpulkan keterampilan dan efektivitas penyuluhan terdiri dari data primer dan data sekunder. tentang pengolahan ubi jalar menjadi 1) Data Primer, adalah data yang aneka kue di Kampung Guientuy Distrik diperoleh langsung dari sumber data di Warmare. Adapun manfaat dari penelitian lokasi kajian. Pengumpulan data primer ini adalah untuk informasi kepada dilakukan dengan melibatkan Pemerintahan Provinsi Papua Barat dan masyarakat Kampung Guientuy Distrik Kabupaten Manokwari dalam menentukan Warmare, sehingga diharapakan data kebijakan pemberdayaan masyarakat yang diperoleh betul-betul akurat. pedesaan dan strategi ketahanan pangan, 2) Data sekunder adalah data pendukung, terutama mendorong ketersediaan diperoleh dari berbagai sumber melalui keanekaragaman pangan lokal pada pengkajian dokumen atau literatur yang tingkat rumahtangga/keluarga. terkait dengan kajian. Data sekunder dapat diperoleh dari instansi METODE PENELITIAN pemerintah yang terkait yaitu: Kantor Kegiatan kajian dan penerapan Distrik Warmare, monografi Kampung rancangan penyuluhan dilaksanakan di Guientuy, kantor BPP Warmare, Kampung Guientuy Distrik Warmare Dinas/instansi terkait, dan Kabupaten Manokwari. Kegiatan kajian ini literatur/dokumen lainnya yang relevan dilaksanakan selama kurang lebih 3 (tiga) dengan kajian ini. bulan, yaitu dari bulan April - Juli 2016 Teknik pengumpulan data yang Alat dan bahan yang digunakan digunakan dalam kajian ini adalah dalam kegiatan kajian materi penyuluhan sebagai berikut: yaitu: Alat tulis menulis, Kamera, Papan 1) Observasi, yaitu pengumpulan data lapangan, dan Pedoman Wawancara. dengan mengamati langsung dan Sedangkan alat dan bahan yang memahami kondisi obyektif lokasi digunakan dalam kegiatan penerapan kajian. rancangan penyuluhan (penyampaian 2) Wawancara mendalam, yaitu materi penyuluhan) yaitu: Alat tulis pengumpulan data dengan melakukan menulis, Kamera, Papan lapangan, wawancara mendalam langsung Spidol, Kertas manila, Lembar Persiapan kepada informan terpilih pada Menyuluh, Media penyuluhan (peta masyarakat Kampung Guientuy,

25

misalnya kepala kampung, kepala dilakukan untuk mengukur sejauhmana suku, toko masyarakat, ketua dan pemahaman sasaran penyuluhan anggota kelompoktani, wanita tani, terhadap materi yang akan disampaikan, penyuluh lapangan yang bertugas di dan juga untuk mengenal sasaran Kampung Guientuy. penyuluhan tercipta suasana akrab 3) Kuesioner, sebagai instrument/alat antara sasaran dan sumber penyuluhan evaluasi kegiatan penyuluhan dalam menunjang kelancaran kegiatan (penyampaian materi penyuluhan); penyuluhan. Tes akhir dilakukan untuk 4) Dokumentasi, digunakan untuk mengukur sejauhmana pemahaman mengumpulkan data melalui dokumen- sasaran penyuluhan terhadap materi dokumen, laporan-laporan, dan lain- penyuluhan yang telah disampaikan oleh lain. sumber. Teknik pengambilan sampel yang Pengukuran tingkat pengetahuan digunakan adalah teknik purposive sasaran penyuluhan digunakan 15 sampling (sampel purposif), yaitu pertanyaan dengan skor 2 jika jawaban pemilihan sampel secara sengaja untuk benar dan skor 1 jika jawaban salah pada memperoleh data dan informasi terkait masing-masing pertanyaan, sehingga pengolahan ubi jalar di tingkat petani. diperoleh: Sampel diambil sebanyak 10 orang yaitu: Nilai Maksimum/tertinggi : 15 x 2 = 30 Kepala Kampung Guientuy (1 orang); Nilai Minimum/terendah : 15 x 1 = 15 Ketua Kelompoktani (1 orang); dan Selanjutnya jumlah nilai-nilai Wanita tani (8 orang). Sedangkan untuk tersebut diakumulasikan untuk mendapatkan data dan informasi terkait menentukan tingkat pengetahuan sasaran pengetahuan, tingkat keterampilan dan penyuluhan menjadi 3 kategori tingkat efektifitas penyuluhan diambil 20 orang pengetahuan dengan rumus perhitungan wanita tani sasaraan penyuluhan sebagai interval masing-masing kategori yaitu: sampel. Nilai 30 Pengukuran tingkat pengetahuan Interval Tertinggi - = – sasaran penyuluhan tentang teknologi = Nilai 15 pengolahan ubi jalar menjadi aneka kue, Terendah dilakukan dalam 2 (dua) tahap, yaitu: (1) Jumlah 3 sebelum kegiatan penyampaian materi Kategori penyuluhan dilakukan tes awal (pre test), = 5 (2) setelah penyampaian materi Berdasarkan nilai interval tersebut, penyuluhan dilakukan tes akhir (post test) maka tingkat pengetahuan sasaran kepada sasaran penyuluhan. Tes awal penyuluhan dikategorikan menjadi:

26

ISSN: 2085-3823 Jurnal Triton, Vol. 7, No. 2, Desember 2016

Baik : skor 25 - 30 waktu yang ditetapkan, yaitu 1 jam) Cukup : skor 20 - < 25 diberi skor 10; kurang cepat (jika Kurang : skor 15 - < 20 melebihi waktu lebih sedikit dari waktu Tingkat keterampilan sasaran yang ditetapkan) diberi skor 5; dan penyuluhan diukur menggunakan tidak cepat (jika waktu yang digunakan checklist-observation yang dilakukan pada lebih lama yaitu 1,5 jam) diberi skor 0. saat aktivitas kegiatan demonstrasi cara Berdasarkan 3 parameter penilaian pengolahan ubi jalar menjadi aneka kue tersebut, maka diperoleh nilai maksimum (sasaran penyuluhan dibagi menjadi 2 dan minimum sebagai berikut: kelompok). Pengukuran tingkat  Nilai maksimum/tertinggi: 3 x 10 = 30 keterampilan menjadi 3 parameter  Nilai minimum/terendah: 3 x 0 = 0 penilaian, yaitu: Selanjutnya nilai keterampilan 1) Ketepatan, dengan kriteria tepat (jika tersebut dikelompokkan menjadi 3 mampu menyebutkan semua bahan kategori tingkat keterampilan, yaitu: dengan benar, dan tepat melakukan Terampil : skor 20 - 30 semua prosedur) diberi skor 10; Cukup terampil : skor 10 - < 20 kurang tepat (jika dari semua bahan Kurang Terampil : skor 0 - < 10 hanya dapat menyebutkan setengah) diberi skor 5; dan tidak tepat (belum Untuk mengukur efektifitas dapat menyebutkan semua bahan penyuluhan dari aspek pengetahuan dengan benar) diberi skor 0. digunakan perhitungan sebagai berikut: 2) Kecermatan, dengan kriteria cermat  Ps - Pr EPp = x 100% (jika cermat dalam mengukur semua N.tQ - Pr bahan dan mampu memanfaatkan Keterangan: waktu dalam melakukan pembuatan Ps : Nilai rata-rata post test kue) diberi skor 10; kurang cermat Pr : Nilai rata-rata pre test (jika mampu mengukur semua bahan, N : Jumlah responden namun waktu yang digunakan dalam t : Nilai tertinggi membuat kue melebihi waktu sudah Q : Jumlah pertanyaan ditentukan) diberi skor 5; tidak cermat Ps - Pr : Peningkatan (jika belum mampu mengukur semua pengetahuan/keterampilan bahan dalam pembuatan kue) diberi N.tQ - Pr : Nilai kesenjangan skor 0. 3) Kecepatan, dengan kriteria: cepat (jika Berdasarkan perhitungan di atas, melakukan semua kegiatan maka efektifitas penyuluhan dari aspek demonstrasi pembuatan kue dengan pengetahuan yang diukur dari presentase

27

peningkatan pengetahuan dikategorikan f. Persiapan materi penyuluhan (LPM, sebagai berikut: Sipnosis) dan media penyuluhan yang Efektif : > 66,6 - 100% digunakan; Cukup Efektif : > 33,3 - 66,6% g. Menyiapkan bahan evaluasi Kurang efektif : 0 - 33,3% penyuluhan dalam bentuk kuesioner; Data yang terkumpul pada kajian h. Persiapan pelaksanaan penyuluhan ini diolah dengan analisis deskriptif dalam (administrasi, waktu dan tempat bentuk naratif, nilai frekuensi, persentase, kegiatan); rataan skor dan rataan total. i. Melaksanakan kegiatan penyuluhan Tahapan pelaksanaan kajian ini (penyampaian materi penyuluhan); sebagai berikut: j. Melakukan evaluasi penyuluhan; a. Administrasi kegiatan dan perijinan k. Menganalisis hasil pelaksanaan model (kantor Distrik Warmare, kantor BPP rancangan penyuluhan. Warmare, Kampung Guientuy, dan Kantor Polisi Warmare); HASIL DAN PEMBAHASAN b. Observasi lapangan di Kampung Tingkat Pengetahuan Sasaran Guientuy; Penyuluhan c. Pengambilan data (Data monografi Sebelum penyampaian materi penyuluhan desa, data-data atau informasi lain kepada petani, terlebih dahulu dilakukan yang terkait dengan pemanfaatan ubi evaluasi yaitu test awal (pre test) terhadap jalar, serta data yang berkaitan dengan petani sasaran penyuluhan sebanyak 15 penerapan rancangan penyuluhan); pertanyaan. Setelah penyampaian materi d. Analisis data hasil temuan/wawancara penyuluhan kepada petani, dilakukan mendalam; evaluasi yaitu test akhir (post test) e. Menyusun model Rancangan terhadap petani sasaran penyuluhan Penyuluhan yang tepat sesuai dengan dengan pertanyaan yang sama pada tes permasalahan, karakteristik dan awal sebanyak 15 pertanyaan. kebutuhan masyarakat di Kampung 1. Tes Awal (pre test) Guientuy yang terkait dengan Tes Awal (pre test) dilaksanakan untuk pemanfaatan pangan lokal khususnya mengukur tingkat pengetahuan petani ubi jalar; sebelum mendapatkan materi penyuluhan. Hasil tes awal (pre test) disajikan pada Tabel 1.

28

ISSN: 2085-3823 Jurnal Triton, Vol. 7, No. 2, Desember 2016

Tabel 1. Hasil Tes Awal (pre test) Berdasarkan Kriteria Tingkat Pengetahuan Sasaran Penyuluhan di Kampung Gueintuy Sasaran Penyuluhan Jumlah Kategori No. Kriteria Jumlah Prosentase Perolehan Nilai Skor (Jiwa) (%) Nilai 1. 25 - 30 Baik 15 60,00 383 2. 20 - < 25 Cukup 8 32,00 172 3. 15 - < 20 Kurang 2 8,00 36 Total 25 100,00 591 Rata-rata 23,64

Tabel 1 menunjukan bahwa tingkat karena sebelumnya mereka telah pengetahuan petani sebelum penyuluhan diperkenalkan dengan pengetahuan berdasarkan kriteria tingkat pengetahuan, tentang pengolahan ubi jalar menjadi 3 petani sebanyak 15 orang (60,00%) aneka kue (kue kelepom, kue bingka memiliki tingkat pengetahuan dengan kukus, dan kue donat) dalam kegiatan kriteria baik; sebanyak 8 orang (32,00%) kajian materi penyuluhan. Namun diantara memiliki tingkat pengetahuan dengan ketiga aneka kue tersebut, mereka lebih kriteria cukup; dan 2 orang (8,00%) tertarik untuk mempelajari lebih mendalam memilki tingkat pengetahuan dengan cara pengolahan ubi jalar menjadi kue kriteria kurang. Jumlah perolehan nilai donat. Kondisi ini akan memudahkan rata-rata pengetahuan tes awal sebesar dalam kegiatan penyampaian materi 23,64 point masuk dalam kriteria tingkat penyuluhan dan tes akhir (post test). pengetahuan cukup. Hal ini menunjukkan 2. Tes Akhir (post test) bahwa petani sasaran penyuluhan Tes akhir dilaksanakan untuk mengukur sebelum kegiatan penyampaian materi tingkat pengetahuan petani sasaran penyuluhan mereka telah memiliki penyuluhan sesudah mengikuti penjelasan pengetahuan yang baik tentang materi materi penyuluhan. Hasil tes akhir penyuluhan pengolahan ubi jalar menjadi disaijkan pada Tabel 2. kue donat. Hal tersebut dapat disebabkan

Tabel 2. Hasil Tes Akhir (post test) Berdasarkan Kriteria Tingkat Pengetahuan Sasaran Penyuluhan di Kampung Gueintuy Sasaran Penyuluhan Jumlah Kategori No. Kriteria Jumlah Prosentase Perolehan Nilai Skor (Jiwa) (%) Nilai

29

1. 25 - 30 Baik 20 80,00 583 2. 20 - < 25 Cukup 5 20,00 118 3. 15 - < 20 Kurang - - - Total 25 100,00 701 Rata-rata 28,04

Tabel 2 menunjukan bahwa tingkat kemampuan sumber, metode, teknik dan pengetahuan petani sesudah media penyuluhan yang digunakan mendapatkan penyuluhan berdasarkan mampu untuk meningkatkan pengetahuan kriteria tingkat pengetahuan dominan petani sasaran penyuluhan, dengan berada pada kriteria baik yaitu sebanyak demikian secara keseluruhan 20 orang (80,00%). Jumlah nilai rata-rata menggambarkan bahwa sasaran pengetahuan hasil post test sebesar 28,04 penyuluhan mengikuti dengan baik proses point masuk dalam kriteria tingkat penyampaian materi penyuluhan. pengetahuan baik. Hal ini menunjukan 3. Peningkatan Pengetahuan bahwa kondisi yang tergambarkan pada Berdasarkan hasil tes awal dan tes test awal selanjutnya berdampak pada test akhir maka dapat dilakukan analisis akhir. Kegiatan penyampaian materi terhadap perubahan pengetahuan sasaran penyuluhan mampu meningkatkan penyuluhan. Hasil perubahan pengetahuan petani sasaran penyuluhan. pengetahuan sasaran penyuluhan Selain itu juga menggambarkan bahwa disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Perubahan Tingkat Pengetahuan Sasaran Penyuluhan di Kampung Gueintuy Target Peningkatan Tes Awal Tes Akhir Pengetahuan Pengetahuan Nilai Nilai Nilai Skor % Rata- % Kriteria Rata- % Kriteria Rata % Tertinggi rata rata -rata

30 100 23,64 78,80 Cukup 28,04 93,47 Baik 4,40 14,67

Berdasarkan Tabel 3 diketahui pengetahuan sasaran penyuluhan. Hasil bahwa terjadi peningkatan pengetahuan tersebut dapat juga dipengaruhi oleh petani sasaran penyuluhan sebesar unsur-unsur dalam rancangan penyuluhan 14,67%, dengan rata-rata nilai yaitu sumber, pesan, metode dan teknik, peningkatan 4,40 point. Hal ini serta materi penyuluhan. Selain itu juga menunjukan bahwa rancangan dapat di pengaruhi oleh karakteristik penyuluhan yang disiapkan dan sasaran penyuluhan itu sendiri, misalnya penerapan rancangan penyuluhan tingkat pendidikan. tersebut dapat meningkatkan Keterampilan Sasaran Penyuluhan

2

Keterampilan wanita tani sebagai kelompok, yaitu kelompok PKK dan sasaran penyuluhan dalam pengolahan kelompok Pokja. Hasil pengukuran ubi jalar menjadi kue donat dilakukan keterampilan wanita tani sebagai sasaran dengan cara membagi sasaran penyuluhan pengolahan ubi jalar menjadi penyuluhan tersebut menjadi 2 (dua) kue donat disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Keterampilan Sasaran Penyuluhan Dalam Pengolahan Ubi Jalar menjadi Kue Donat di Kampung Gueintuy Kelompok Sasaran Skor No. Aspek Penilaian Kriteria Penyuluhan Nilai 1. PKK Ketepatan 5 Kurang tepat Kecermatan 10 Cepat Kecepatan 5 Kurang cepat Jumlah 20 Terampil 2. Pokja Ketepatan 10 Tepat Kecermatan 10 Cermat Kecepatan 10 Cepat Jumlah 30 Terampil

Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa wanita tani yang berada pada kelompok kelompok Pokja dinilai tepat, cermat, dan PKK (Lampiran 10). cepat dalam pembuatan kue donat, Efektifitas Penyuluhan sedangkan kelompok PKK dinilai kurang Efektifitas penyuluhan berdasarkan aspek cepat dan kurang cepat dalam pembuatan pengetahuan petani sasaran penyuluhan kue donat. Kelompok Pokja dominan tentang pengolahan ubi jalar menjadi kue terdiri dari wanita tani yang memiliki donat di Kampung Gueintuy disajikan tingkat pendidikan yang lebih baik dari pada Tabel 5.

Tabel 5. Efektifitas Penyuluhan Pada Aspek Pengetahuan Sasaran Penyuluhan di Kampung Gueintuy

Rata-rata Nilai Peningkatan Nilai Efektifitas Skor Tes Pengetahuan Kesenjangan Tes Awal Max % Kriteria Akhir (Ps-Pr) (Ntq-Pr) 23,64 28,04 30 4,40 6,36 69,18 Efektif

Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa penyuluhan di Kampung Gueintuy. nilai efektifitas penyuluhan berdasarkan Berdasarkan hasil pengolahan data aspek pengetahuan sebesar 69,18%, diperoleh data sebanyak 16 orang sasaran berada pada kriteria efektif. Hal ini penyuluhan (64,00%) berada pada kriteria menunjukkan bahwa rancangan efektif; sebanyak 6 orang (24,00%) berada penyuluhan dinilai efektif dalam pada kriteria cukup efektif; dan sebanyak meningkatkan pengetahuan sasaran ii

3 orang (12,00%) berada pada kriteria penyuluhan termotivasi untuk mengetahui kurang efektif. materi yang disampaikan karena materi Rancangan penyuluhan yang terdiri dari penyuluhannya dianggap menarik dan unsur sumber, materi, media, metode dan penting untuk dipahami. Penggunaan teknik, serta sasaran penyuluhan media, motode dan teknik penyuluhan dianggap efektif. Sumber penyuluhan dianggap tepat/sesuai dengan mampu menyampaikan materi dengan karakteristik sasaran penyuluhan. baik kepada sasaran penyuluhan, Efektifitas penyuluhan berdasarkan tingkat sehingga dapat dipahami dengan baik pendidikan di Kampung Gueintuy disajikan oleh sasaran penyuluhan. Sasaran pada Tabel 6.

Tabel 6. Efektifitas Penyuluhan Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kampung Gueintuy Nilai Rata-rata Nilai Peningkatan Nilai Efektifitas Tingkat Pre Post Test Skor Pengetahu- Kesenjang- Pendi- Test (Ps) Maks an an % Kategori dikan (Pr) (Ps - Pr) (Ntq - Pr) TS 18,00 23,50 30 5,50 12,00 45,83 Cukup Efektif SD 21,33 25,67 30 2,89 5,78 50,00 Cukup Efektif SLTP 24,00 28,60 30 11,50 15,00 76,67 Efektif SLTA 25,63 29,63 30 3,20 3,50 91,43 Efektif D2-S1 25,50 30,00 30 4,50 4,50 100,00 Efektif

Pada Tabel 6 terlihat bahwa 1. Tingkat pengetahuan petani sebelum semakin tinggi tingkat pendidikan sasaran penyuluhan dominan berada pada penyuluhan, maka nilai prosentase kriteria baik sebanyak 15 orang efektifitas semakin tinggi, sehingga yang (60,00%), dan sesudah penyuluhan kegiatan penyuluhan semakin efektif dominan berada pada kriteria baik yaitu dalam peningkatan pengetahuan sasaran sebanyak 20 orang (80,00%). Sehingga penyuluhan. Dengan demikian dapat terjadi peningkatan pengetahuan petani disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan sasaran penyuluhan sebesar 14,67%. sasaran penyuluhan dapat mempengaruhi 2. Keterampilan wanita tani dalam efektifitas penyuluhan. pengolahan ubi jalar menjadi kue donat masuk dalam kategori terampil. KESIMPULAN DAN SARAN 3. Efektifitas penyuluhan berdasarkan Kesimpulan aspek pengetahuan sebesar 69,18%, Berdasarkan hasil kajian yang berada pada kriteria efektif. telah dilaksanakan di Kampung Gueintuy maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Saran

32

ISSN: 2085-3823 Jurnal Triton, Vol. 7, No. 2, Desember 2016

Berdasarkan kesimpulan yang Mardikanto. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. UNS Press. disebutkan diatas, maka dapat disarankan Surakarta. agar perlu dilakukan kegiatan pembinaan ------. 1991. Penyuluhan kepada wanita tani dalam peningkatan Pembangunan Pertanian. UNS Press. pengetahuan, misalnya kegiatan kursus Surakarta. tani dan pelatihan pengolahan bahan Mardikanto dan Surtani. 1999. Pengantar pangan dalam bentuk atau jenis lainnya. Penyuluhan Pertanian. Fapsara, Surakarta.

Padmowihardjo. S. 2000. Metode Penyuluhan Pertanian. Universitas DAFTAR PUSTAKA Terbuka. Jakarta. ------. 2001. Metode Penyuluhan Pertanian. Universitas Terbuka. Jakarta. Ariani, Mewa, Arah, 2003. Kendala dan

Pentingnya Diversifikasi Pangan di Rauf, A.W dan Sri Lestari,M. 2009. Pemanfaatan Komoditas Pangan Lokal Indonesia. Bogor: Forum Agro Ekonomi. Sebagai Sumber Pangan Alternatif di Vol. 21 no 2. Papua. Jurnal Litbang Pertanian.

Dilla Sumadi. 2007. Komunikasi Riyadi. 2003. Diversifikasi Untuk Pembangunan. Pendekatan Terpadu. Mendukung Ketahanan Pangan. Bogor: Bandung: Simbiosa Rekatama Media. PAU Pangan dan Gizi IPB.

Hafied Cangara. 2003. Pengantar Ilmu Sarwono, B. 2005. Ubi Jalar, Cara Budi Komunikasi. PT Raja Grafindo Persada. Daya yang Tepat, Efisien dan Ekonomis. Jakarta. Jakarta: Bumi Aksara.

Hanafi, Abdullah. 1981. Soedarmanto, 1992. Dasar-Dasar dan Memasyarakatkan Ide-Ide Baru. Disarikan Pengelolaan Penyuluhan Pertanian. dari karya: Everett M. Rogers dan F. Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Floyd Shoemaker (Communication of Malang. Innovations). Surabaya: Penerbit Usaha

Nasional. Soekartawi. T. 1998. Metode Penyuluhan

Pertanian. Penerbit Universitas Indonesia. Ibrahim J. 2003. Komunikasi dan Jakarta. Penyuluhan Pertanian. Media Publising dan UMM Pres. Malang. Soetriono dkk. 2006. Pengantar Ilmu

Pertanian. Bayumedia. Jakarta. Ismail Nawawi. 2006. Pembangunan dan

Problema Masyarakat. Kajian Konsep, Sugiyono. 2000. Statistik Untuk Model, Teori dari Aspek Ekonomi dan Penelitian. CV Alfabeta. Bandung Sosiologi. Surabaya: CV. Putra Media

Nusantara. Suriatna. 1998. Metode Penyuluhan

Pertanian. PT. Mediatama Sarana Kartasapoetra A.G. Teknologi Penyuluhan Perkasa. Jakarta. Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.

------. 1991. Teknologi Penyuluhan Suwasono. 1992. Evaluasi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta. Pertanian. Bahan Diskusi. APP Malang.

33

Suyastiri, N.,M. 2008. Diversifikasi Jaya. Edisi Khusus Balittan Konsumsi Pangan Pokok Berbasis Malang. Potensi Lokal dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Rumah Wiriatmadja Soekandar. 1986. Pokok- Tangga Pedesaan. Jurnal Pokok Penyuluh Pertanian. CV. Ekonomi Pembangunan. Vol 13 Jasaguna. Jakarta. (2008). Yuliatmoko, W. 2010. Inovasi Teknologi Van den ban dan H.S. Hawkins 1999, Produk Pangan Lokal Untuk Penyuluhan Pertanian. Penerbit Percepatan Ketahanan Pangan. PT. Kanisius Jakarta. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka. Widyastuti, C.A. 1994. Peranan Wanita Suku Dani dalam Zuraida, N. dan Y. Supriati. 2001. Usaha Mempertahankan Kelangsungan Tani Ubi Jalar Sebagai Bahan Ubi Jalar Sebagai Makanan Pokok Pangan Alternatif dan Diversifikasi di Kabupaten jayawijaya, Irian Sumber Karbohidrat. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

34