Kamus Banjar - Indonesia

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Kamus Banjar - Indonesia KAMUS BANJAR - INDONESIA PERPUSTAKAAN FAT FMNAAN DAN 3AHASA DP/-.T<MEN ?EDIDfKAN DAN KE BUDAYAAN PENYIJSUN: ABDUL DJEBAR HAPIP PUSAT PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BAIIASA Departemsii Pendidikan don Kebudayaan Jakarta 1977 r C 31 biipnBahasa * L.3L - re.p.." 4a -an IJo: Kfa PRAKATA Pada tanggal 9 Juni sainpai dengan 4 Agustus 1974 di Tugu, Bogor, telah disdenggarakan Penataran Leksikografi oleh Leinbaga Bahasa Nasional (sekarang: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebud yaan) dengan bantuan Proyek Pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Maksud penataran itu ialah: Pertama: mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan sikap positif terhadap kegiatan penyusunan kamus sebagai usaha mempersiapkan sejumlah tenaga penyusun kamus. Pertaina: meningkatkan adanya hasil karya berupa kamus balk dalam jumlah, jenis, maupun bahasa sumber, yang dapat dipergunakan sebagai keterangan dan penelitian lebih lanjut. Pertania: merangsang gairah penelitian dalam bidang kebahasaan. Dalam hubungan itu Kamus Bahasa Ban/ar - Indonesia mi disusun oleh Drs. Abdul Djebai Hapip dari Universitas Lambung Mangkurat yang juga men jail peserta penataran teisebut. Meskipun dana dan kesempatan terbatas, namun dengan bekal semangat dan ilmu yang diperolehnya selama mengikuti penataran, kamus mi dapat disajikan kepada masyaiakat dalam benwk seperti yang sekarang. Terbitnya Kamus Bahasa Ban/ar - Indonesia mi akan memperkaya khasanah kepustakaan, khususnya dalam bidang perkamusan. Juga dlharapkan agar penerbitan mi 'embuka keinungkinan luas dalam penggarapannya labih lanjut serta pemanfaatannya untuk mengembangkan bahasa Indonesia pada masa yang akan datang. Penerbitan kamus iiii bukan hanya dimungkinkan adanya dana pemerintah yang disalurkan mdalui Proyek Pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, tetapi juga dapat dilaksanakan karena keija sama yang balk dengan bertagai pihak, yang dalani kesempatan iiii Iayak mendapat ucapan terima kasih yajsg sebesar-besarnya. Jakarta, 18 Agustus 1977 Proyek Pengembangan bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah KATA PENGANTAR Dengan segala kerendahan hati Kamus Banjar - Indonesia mi penyusun ketengahkan dengan harapan dapat menjadi sekedar sumbangan bagi pembinaan dan pengembangan bahasa-bahasa Nusantara dalam rangka membina dan mengem- bangkan bahasa nasional kita. Nainun demikian penyusun menyadari sepenuhnya akan segala kekurangan dan kelemahan kamus mi dan dengan segala kejujuran mengharap kritik dan saran untuk perbaikan dan kesempurnaan kamus mi. Kamus Banjar - Indonesia mi sudah merupakan perluasan dan naskah pertama sebagal hasil penataran leksikografi tahap ke-2. Dengan bantuan dan Proyek Pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah maka penyusun berkesempatan untuk lebih memperbaiki dan melengkapi isi kainus mi, yang seluruhnya baru menghimpun lebih kurang 6000 entri pokok (main entry). Dengan terselesaikannya kamus mi perkenankanlah penyusun untuk me- nyampaikan tenima kasih kepada Proyek Pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Departemen Pendidikan dan kebudayaan yang telah imembikan kesempatan dan bantuan kepada penyusun, sehingga akhirnya bisa menghasilkan kamus mi. Begitu pula kepada Kanwil Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Kalimantan Selatan, penyusun ucapkan banyak terima kasih atas segala bantuan untuk kelancaran penelitian dan pengumpulan bahan-bahan di daerah-daerah. Penyusunan kamus mi tidak lepas dari Penataran Leksikografi pada bulan Juni - Juli tahun 1974 yang lalu sebagai titik awal dati semua kegiatan penyusunan kamus mi. Maka pada tempatnya kalau pada kesempatan mi penyusun menyampaikan ucapan tenima ksth pula kepada Prof. Dr. A. Teeuw, Dr. D.J. Prentice, Prof. A.L. Becker dan parapenatar lainnya. Dan lebih4ebih lagi kepada Prof. Dr. A. Teeuw yang juga sekaligus bentindak sebagai konsultan dalam penyusunan kamus Banjar - Indonesia mi. Di dalam proses penyusunan kamus mi, penyusun banyak pula mendapat bantuan dari Bapak Abdul Gaffax Hanafiah - seorang tokoh pencinta bahasa Banjar - yang dengan senang hati membantu dengan isejunilahl daftar kata (kamus) yang ternyata banyak membantu kelancaran usaha penyusunan kamus mi. Akhirnya kepada Bapak Rektor Unlani, Dekan Fakultas Keguruan Unlam, dan rekan-rekanDosen di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan Unlam yang banyak memberikan dorongan dan bantuan moral dan tenaga - terutama saudara Drs. Jantera Kawi dan Drs. Abdurrahman Ismail - dalarn usaha penyusunan kamus mi, penyusun ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya. Moga-moga karya kecil mi bisa menjadi dokumen kebudayaan Banjar khususnya di saniping kegunaan praktis bagi mereka yang berkepentingan dengan masalah-masalah kedwibahasaan. Banjarmasin, akhir Maret 1976 Penyusun. PENDAHULUAN BAHASA BANJAR. Bahasa Banjar (disingkar BB) ialah bahasa yang dipergunakan oleh suku Banjar. Secara geografis suku mi pada mulanya mendiami hampir seluruh wilayah Propmsi Kalimantan Selatan sekarang mi yang kemudian akibat perpindahan atau percampuran penduduk dan kebudayaannya di dalam proses waktu berabad-abad, maka suku Banjar dan BB tersebar meluas sampai ke daerah-daerah pesisir Kalimantan sepanjang bagian Selatan dan Timur, bahkan banyak didapatkan di beberapa tempat di pulau Sumatera yang kebetulan menjadi pemukiman orang-orang perantau dari Banjar , sejak lama. Menurut Cense 1) BB itu dipergunakan oleh penduduk sekitar Banjarmasin dan Hulu Sungai. Karena penyebaran penduduk, BR sampai di Kutai dan tempat-tempat lain di Kalimantan Timur. Sedang Den Namer 2) melokalisir BR itu - di samping daerah Banjannasin dan Hulu Sungai sampai pula ke daerah Pulau Laut (Kalimantan Tenggara) dan Sampit yang secara administratif pemerintahan termasuk Propmsi Kalimantan Tengah sekarang irii. Kalau kita perhatikan pembicara-pembicara BB, maka dengan mudah kita mengidentifikasi adanya variasi-vaniasi dalam pengucapan ataupun perbedaan- perbedaan kosa kata satu kelompok dengan kelompok suku Banjar lainnya. dan perbedaan itu dapat disebut sebagai dialek dad BB yang bisa dibedakan antara dua dialek besar yaitu: (1) dialek Bahasa Banjar Kuala(&hijkat BK); (2) dialek Bahasa Banjar Hulu Sungai (disingkat BH). Dialek BK umumnya dipakai oleh penduduk "ash" sekitar kota Banjamiasin, Martapura danPalaiharl, sedangkan dialek RH adalah BB yang dipakai oleh penduduk di daerah Hulu Sungai umumnya yaitu daerah-daerah Kabupaten Tapin, Hulu Sungai selatan, Hulu Sungai Tenguh dan Hula Sungai Utara serta Tabalong. Pemakai BH mi jauh lebih luas danmasih menunjukkan beberapa variasi subdi.eIcIlagi yang oleh Den Hamer 3) disebut dengan istilah dialek lokal yaitu seperti Amuntai, Alabio, Kalua, Kandangan, Tanjung, bahkan Den Hamer cenderung berpendapat bahwa bahasa yang dipakai oleh "orang bukit" yaitu penduduk pedalaman pegunungan Meratus merupakan salah satu subdialek BH pula. Dan mungkin subdialek balk BK maupun BH itu masih banyak lagi, kalau melihat masih banyaknya vaniasi pemakaian BB yang masih memerlukan penelitian yang lebih cermat dari para ahli dialektografi sehingga BR itu dengan segala subdialeknya bisa dipetakan secara cermat dan tepat. Berdasarkan pengamatan yang ada, pembedaan antara dialek besar BK dengan BR dapat dilihat paling tidak dad dua hal yaitu: (1) adanya perbedaan pada kosa kata tertentu; (2) perbedaan pada bunyi ucapan terhadap fonem tertentu. Di saniping itu ada pula perbedaan lagu dan tekanan meskipun yang terakhir mi bersifat tidak membedakan (non distinctive). Perbedaan kosa kata antara kedua dialek BB mi misalnya pada contoh kata berikut mi: B B baduhara bakunnah 'dengan sengaja' bibit jumput 'ambil' ambil bungas, langkar baik rupa mulik 'cantik' 1 )A.A.Cee - E.M. Uhienbeck, Critical Survey of Studies on the Language of Borneo, 'S-Gravenhage-Martinus Nijhoff. 1958, hal. 9. 2) Ibid. 3) Ibid. caram calap 'tergenang air' canggar kajung 'tegáng', 'keras' ampah mara 'arah' hangkui nyaring 'nyaring' hagan gasan 'untuk' gani'i dangani 'temani' mahurup manukar 'membeli' padu, padangan dapur 'dapur' hingkat kawa 'dapat' pawa wadah 'tempat' dsb Kosa kata BH di atas tidak tentu ada pada semua subdialek BE, tetapi jelas tidak akan ditemukan dalam dialek BK, atau sebaliknya kosa kata seperti: unda 'saya', dongkah 'sobek besar', atung 'taat,bakti', dan sebagainya dalam BK tidak akan ditemukan pada BH. Tentu saja persamaan kosa kata antara BK dan BH tidak terhitung banyaknya sebagai satu bahasa. Perbedaan dalam pengucapan terhadap fonem tertentu bisa diltha% pada pengucapan kata-kata berikut: BK BH longor lungur 'botak' koreng kuring 'koreng, borok' gemet gimit 'pelan' sedang sadang 'sedang, cukup' senang sanang 'senang' adangan hadangan 'kerbau' anduk handuk 'handuk' anau hanau 'enau' ujan hujan 'hujan' antas hantas 'pintas' handil andil 'terusan, sungai buatan hangkut angkut 'angkut' harit ant '(me)nahan denita hancap ancap 'cepat, lekas' dsb. Dari contoh-contoh di atas dan sejumlah data lainnya, ternyata bahwa BH hanya menggunakan bunyi vokal [a], [i] dan [U], sedangkan BK di samping bunyi-bunyi vkal [a], [i], dan [U], masih terdapat bunyi [m] dan [01 Di dalam BK bunyi vokal itu banyak ditemukan dalam pasangan-pasangan yang kontras (significant) walaupun dalam jumlah yang terbatas seperti /sander/ 'sandar' dan /sindir/ 'sindir', /teken/ 'teken' dan /tikin/ 'tekan', /golon/ 'enak (unt makan)' dan /gulun/ 'gulung' /omah/ 'cerewet' dan /umlh/ 'kupas'. Bunyi [a] banyak kita dengar, tetapi sejauh yang bisa ditemukan ternyata semuanya hanyalah merupakan
Recommended publications
  • Marriot Menu-Cristal Bar-03.13.18
    Breakfast Menu Great Room Menu Apricot French toast ..................................................................................................................................... 2000 Creamy Bircher muesli ................................................................................................................................. 1300 Breakfast burritos ........................................................................................................................................... 2200 Fried or scrambled eggs with bacon wrapped sausage .............................................................. 3000 Ham and cheese croissant .......................................................................................................................... 2600 Bacon and egg croissant ............................................................................................................................. 2600 Scrambled eggs with Basturma in a croissant ................................................................................. 2600 Egg benedict ..................................................................................................................................................... 2600 Granola, yogurt, mix berry compote .................................................................................................... 1300 Fruit salad ........................................................................................................................................................... 1800 Croissant,
    [Show full text]
  • Dinamika Kehidupan Religius Era Kasunanan Surakarta
    DINAMIKA KEHIDUPAN RELIGIUS ERA KASUNANAN SURAKARTA Drs. Supariadi, M.Hum, dkk. LITBANGDIKLAT PRESS i DINAMIKA KEHIDUPAN RELIGIUS ERA KASUNANAN SURAKARTA Hak cipta dilindungi Undang-Undang All Rights Reserved Penulis: Drs. Supariadi, M.Hum, dkk Editor : Fakhriati Lukmanul Hakim Desain Cover & Layout : BataviArt Diterbitkan oleh: LITBANGDIKLAT PRESS Jl. M. H. Thamrin No. 6 Lantai 2 Jakarta Pusat Telepon: 021-3920688 Fax: 021-3920688 Website: balitbangdiklat.kemenag.go.id Anggota IKAPI No. 545/Anggota Luar Biasa/DKI/2017 Cetakan : Pertama November 2017 ISBN : 978-602-51270-1-4 ii KATA PENGANTAR PENERBIT Selamat, Litbangdiklat Press, disingkat LD Press, sebuah sebuah lembaga penerbitan di lingkungan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama telah hadir secara resmi masuk dalam keanggotaan Ikatan Penerbit Indonesia/IKAPI pada 1 Juni 2017. Patut disyukuri, karena keinginan ini sudah lama terpendam, dan baru bisa terwujud pada tahun 2017 ini. Kehadiran lembaga penerbitan di lingkungan lembaga pe- nelitian yang “diakui” oleh IKAPI sangatlah penting, sebagai wadah publikasi hasil-hasil kelitbangan. Publikasi menyasar pada dua hal, pertama memberikan informasi terbaru terkait sebuah isu yang menjadi objek studi. Dengan demikian ha- sil studi yang terpublikasikan dapat berkontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan. Kedua, hasil penelitian yang dipublikasikan dapat mem- pengaruhi atau memberi kontribusi pada proses pembuatan kebijakan publik. Caroll Weiss (1979), misalnya, membeda- kan penggunaan hasil penelitian ke dalam tiga jenis, yakni penggunaan instrumental, penggunaan konseptual, dan peng- gunaan simbolik. Penggunaan ‘instrumental’ mengacu pada pengaruh penelitian yang bersifat langsung dan dapat diukur (measurable) terhadap proses pembuatan kebijakan publik. iii Penggunaan ‘konseptual’ mengacu pada kondisi di mana ha- sil riset hanyalah salah satu jenis informasi yang dipertim- bangkan para pembuat kebijakan ketika hendak membuat atau mengambil keputusan kebijakan.
    [Show full text]
  • Spices from the East: Papers in Languages of Eastern Indonesia
    Sp ices fr om the East Papers in languages of eastern Indonesia Grimes, C.E. editor. Spices from the East: Papers in languages of Eastern Indonesia. PL-503, ix + 235 pages. Pacific Linguistics, The Australian National University, 2000. DOI:10.15144/PL-503.cover ©2000 Pacific Linguistics and/or the author(s). Online edition licensed 2015 CC BY-SA 4.0, with permission of PL. A sealang.net/CRCL initiative. Also in Pacific Linguistics Barsel, Linda A. 1994, The verb morphology of Mo ri, Sulawesi van Klinken, Catherina 1999, A grammar of the Fehan dialect of Tetun: An Austronesian language of West Timor Mead, David E. 1999, Th e Bungku-Tolaki languages of South-Eastern Sulawesi, Indonesia Ross, M.D., ed., 1992, Papers in Austronesian linguistics No. 2. (Papers by Sarah Bel1, Robert Blust, Videa P. De Guzman, Bryan Ezard, Clif Olson, Stephen J. Schooling) Steinhauer, Hein, ed., 1996, Papers in Austronesian linguistics No. 3. (Papers by D.G. Arms, Rene van den Berg, Beatrice Clayre, Aone van Engelenhoven, Donna Evans, Barbara Friberg, Nikolaus P. Himmelmann, Paul R. Kroeger, DIo Sirk, Hein Steinhauer) Vamarasi, Marit, 1999, Grammatical relations in Bahasa Indonesia Pacific Linguistics is a publisher specialising in grammars and linguistic descriptions, dictionaries and other materials on languages of the Pacific, the Philippines, Indonesia, Southeast and South Asia, and Australia. Pacific Linguistics, established in 1963 through an initial grant from the Hunter Douglas Fund, is associated with the Research School of Pacific and Asian Studies at The Australian National University. The Editorial Board of Pacific Linguistics is made up of the academic staff of the School's Department of Linguistics.
    [Show full text]
  • Genetic Inheritance in the Isolects of Kotawaringin Barat, Kalimantan
    Genetic Inheritance in the Malayic languages of Kotawaringin Barat, Indonesia by Chad K. White (Under the direction of Jared Klein) Abstract This thesis will attempt to classify the languages of Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Indonesia using comparative analysis and dialectology. Comparison will be made with Proto-Malayic and other comparative dialectal studies to determine if the KoBar lan- guages are autochthonous to Borneo or part of a back-migration of Malay languages from outside Borneo. If they are autochthonous, then I will seek to place them in the network of Malayic dialects based on phonological changes. Finally, the internal relationships of the languages will be determined based on sound changes. It is my hope that this paper will move forward the study of Malayic languages on Borneo. Index words: Malayic, Malay, Language, Historical Linguistics, Comparative Linguistics, Dialectology, Borneo, Kotawaringin Barat, back-migration, Kalimantan Tengah, Banjar, Kendayan, Iban, (academic) Genetic Inheritance in the Malayic languages of Kotawaringin Barat, Indonesia by Chad K. White B.A., Columbia International University, 1999 A Thesis Submitted to the Graduate Faculty of The University of Georgia in Partial Fulfillment of the Requirements for the Degree Master of Arts Athens, Georgia 2008 c 2008 Chad K. White All Rights Reserved Genetic Inheritance in the Malayic languages of Kotawaringin Barat, Indonesia by Chad K. White Approved: Major Professor: Jared Klein Committee: Don McCreary Michael A. Covington David Mead Electronic Version Approved: Maureen Grasso Dean of the Graduate School The University of Georgia August 2008 Dedication To Becky and my boys iv Acknowledgments I would like to thank Dr.
    [Show full text]
  • Biblioasia Jan-Mar 2021.Pdf
    Vol. 16 Issue 04 2021 JAN–MAR 10 / The Mystery of Madras Chunam 24 / Remembering Robinsons 30 / Stories From the Stacks 36 / Let There Be Light 42 / A Convict Made Good 48 / The Young Ones A Labour OF Love The Origins of Kueh Lapis p. 4 I think we can all agree that 2020 was a challenging year. Like many people, I’m looking Director’s forward to a much better year ahead. And for those of us with a sweet tooth, what better way to start 2021 than to tuck into PRESERVING THE SOUNDS OF SINGAPORE buttery rich kueh lapis? Christopher Tan’s essay on the origins of this mouth-watering layered Note cake from Indonesia – made of eggs, butter, flour and spices – is a feast for the senses, and very timely too, given the upcoming Lunar New Year. The clacking of a typewriter, the beeping of a pager and the Still on the subject of eggs, you should read Yeo Kang Shua’s examination of Madraschunam , the plaster made from, among other things, egg white and sugar. It is widely believed to have shrill ringing of an analogue telephone – have you heard these been used on the interior walls of St Andrew’s Cathedral. Kang Shua sets the record straight. sounds before? Sounds can paint images in the mind and evoke Given the current predilection for toppling statues of contentious historical figures, poet and playwright Ng Yi-Sheng argues that Raffles has already been knocked off his pedestal – shared memories. figuratively speaking that is. From a familiar historical figure, we turn to a relatively unknown personality – Kunnuck Mistree, a former Indian convict who remade himself into a successful and respectable member of society.
    [Show full text]
  • The Philippines Illustrated
    The Philippines Illustrated A Visitors Guide & Fact Book By Graham Winter of www.philippineholiday.com Fig.1 & Fig 2. Apulit Island Beach, Palawan All photographs were taken by & are the property of the Author Images of Flower Island, Kubo Sa Dagat, Pandan Island & Fantasy Place supplied courtesy of the owners. CHAPTERS 1) History of The Philippines 2) Fast Facts: Politics & Political Parties Economy Trade & Business General Facts Tourist Information Social Statistics Population & People 3) Guide to the Regions 4) Cities Guide 5) Destinations Guide 6) Guide to The Best Tours 7) Hotels, accommodation & where to stay 8) Philippines Scuba Diving & Snorkelling. PADI Diving Courses 9) Art & Artists, Cultural Life & Museums 10) What to See, What to Do, Festival Calendar Shopping 11) Bars & Restaurants Guide. Filipino Cuisine Guide 12) Getting there & getting around 13) Guide to Girls 14) Scams, Cons & Rip-Offs 15) How to avoid petty crime 16) How to stay healthy. How to stay sane 17) Do’s & Don’ts 18) How to Get a Free Holiday 19) Essential items to bring with you. Advice to British Passport Holders 20) Volcanoes, Earthquakes, Disasters & The Dona Paz Incident 21) Residency, Retirement, Working & Doing Business, Property 22) Terrorism & Crime 23) Links 24) English-Tagalog, Language Guide. Native Languages & #s of speakers 25) Final Thoughts Appendices Listings: a) Govt.Departments. Who runs the country? b) 1630 hotels in the Philippines c) Universities d) Radio Stations e) Bus Companies f) Information on the Philippines Travel Tax g) Ferries information and schedules. Chapter 1) History of The Philippines The inhabitants are thought to have migrated to the Philippines from Borneo, Sumatra & Malaya 30,000 years ago.
    [Show full text]
  • PASAR TERAPUNG Dalam Perspektif Pengembangan Pariwisata
    Kearifan Lokal PASAR TERAPUNG Dalam Perspektif Pengembangan Pariwisata Dr. Ellyn Normelani, M. Pd, M. S KOTA TUA 2019 Kearifan Lokal PASAR TERAPUNG Dalam Perspektif Pengembangan Pariwisata Kearifan Lokal PASAR TERAPUNG Dalam Perspektif Pengembangan Pariwisata Copyright ©, 2019 Pertama kali diterbitkan di Indonesia dalam Bahasa Indonesia oleh Kota Tua. Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip atau memperban- yak baik sebagian ataupun keseluruhan isi buku dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari penerbit. Ukuran: 15,5 cm X 23 cm ; Hal: i - x ; 1 - 123 Penulis: Dr. Ellyn Normelani, M. Pd, M. S ISBN: 978-602-5699-72-6 Editor: Irham Thoriq Tata letak: Yudo Asmoro Sampul: Yudo Asmoro Penerbit: Kota Tua Penerbit Kota Tua Jalan Sanan 27 B, Purwantoro, Blimbing, Kota Malang Email: [email protected]. Tlp.( 0341) 4352440 Anggota IKAPI No. 223/JTI/2019 ii Kearifan Lokal PASAR TERAPUNG Dalam Perspektif Pengembangan Pariwisata KATA PENGANTAR uji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karuniaNya, Psehingga buku yang berjudul KEARIFAN LOKAL PASAR TERAPUNG DALAM PERSPEKTIF PENGEMBANGAN PARIWISATA bisa diselesaikan. Semoga buku ini bisa menambah wawasan dan memberikan gambaran terkait karakteristik, tipologi, dan jenis produk yang dijual di pasar terapung, secara umum semoga buku ini bermanfaat untuk pengembangan pariwisata khususnya pasar terapung sebagai salah satu kearifan lokal di Banjarmasin Kalimantan Selatan. Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan konstribusi dalam memberikan data, informasi dan bahan terkait proses penyusunan buku ini. Semoga bantuan yang telah diberikan memberikan manfaat positif dan menjadi ladang amal ibadah bagi semuanya. Sangat disadari bahwa buku ini masih mengandung banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
    [Show full text]
  • Kamus Napu-Indonesia-Inggirs
    Kamus Napu–Indonesia–Inggris Tr. Mondolu N. P. Tokari Karel Nelloh H. Tebo Sinus Limba Maniba Gae (compilers) Roger Hanna (Advisor) 2011 Sulang Language Data and Working Papers: Lexicons and Dictionaries, no. 2 Sulawesi Language Alliance http://sulang.org/ SulangDict002-v1 LANGUAGES Subject language : Napu Language of materials : Napu, Indonesian, English DESCRIPTION Napu, with currently around 6,000 speakers, is a language of interior Central Sulawesi, Indonesia. This triglot dictionary in Napu, Indonesian and English comprises slightly over two thousand main entries. The dictionary proper is supplemented by Indonesian-Napu and English-Napu reverse indexes. TABLE OF CONTENTS Pengantar; Susunan; Catatan mengenai tata bahasa Napu; Singkatan bahasa Indonesia; Singkata bahasa Inggris; Kamus Napu–Indonesia–Inggris; Indeks Indonesia–Napu; Indeks Inggris–Napu. SPELLING CONVENTIONS Spelling conventions for Napu words follow Indonesian (e.g. ng for velar nasal, and c, j for voiceless and voiced affricates), except that w represents a voiced bilabial fricative (not a semi-vowel). Note also that in Napu e is a front vowel (as in Indonesian enak ‘delicious’) and is never articulated as schwa (Indonesian enam ‘six’). Napu does not have a glottal stop phoneme. VERSION HISTORY Version 1 [01 February 2011] This dictionary was circulated for a Napu audience in 2001. It was reformatted for web publication in January 2011. © 2001–2011 by SIL International and Panitia Pengembangan Bahasa Napu. All Rights Reserved. Kamus Napu–Indonesia–Inggris Tim Penyusun: Tr. Mondolu N. P. Tokari Karel Nelloh H. Tebo Sinus Limba Maniba Gae Penasehat: Roger Hanna, MA Pengantar Kamus Napu–Indonesia–Inggris ini merupakan usaha untuk mengumpulkan kata-kata bahasa Napu yang sering dipakai di dalam satu buku.
    [Show full text]
  • February 19, 2011 December 24, 2011
    deCemBeR 24, 2011 hawaii FiliPino ChRoniCle 1 ♦♦ DFEBCREMUABREYR 1294,, 22001111 ♦♦ l e i r b a G l i g r i V y b y h p a r g o t o h P HAWAII-FILIPINO NEWS PHILIPPINE NEWS LEGAL NOTES City Releases 2012 yeaRendeR : Filing eB-2 n ow Real PRoPeRty PeaCe with milF, BeFoRe Visa CaPs assessments nPa s till elusiVe Change HAWAII FILIPINO CHRONICLE PRESORTED STANDARD 94-356 WAIPAHU DEPOT RD., 2ND FLR. U.S. POSTAGE WAIPAHU, HI 96797 PAID HONOLULU, HI PERMIT NO. 9661 2 hawaii FiliPino ChRoniCle deCemBeR 24, 2011 EDITORIAL Publisher & Executive Editor Put Your Worries Aside; Be Happy, the Holiday Charlie Y. Sonido, M.D. Publisher & Managing Editor Season Is Here Chona A. Montesines-Sonido f one thing is certain, particularly during the out to an invisible hand, saddened, but taking comfort in the Associate Editors past few years, it is uncertainty. The lingering belief that she is now joined in the presence of the main Dennis Galolo economic maelstrom has angered Americans so characters in that same liturgy we've heard every year dur - Edwin Quinabo profoundly to a point where taking massive ing Christmas mass. Creative Designer I protest to the streets seemed like the only op - We also remember as Filipinos the tradition of fiesta Junggoi Peralta tion to get the powers that be to pay attention during the holidays. All our uncles, aunties and cousins Design Consultant that so much is so wrong with the status quo: high unem - coming together to welcome in the New Year.
    [Show full text]
  • User's Guide for the Indonesia Family Life Survey, Wave 4
    User's Guide for the Indonesia Family Life Survey, Wave 4 AND ANNA MARIE WATTIE We recommend the following citations for the IFLS data: For papers using IFLS1 (1993): Frankenberg, E. and L. Karoly. "The 1993 Indonesian Family Life Survey: Overview and Field Report." November, 1995. RAND. DRU-1195/1-NICHD/AID For papers using IFLS2 (1997): Frankenberg, E. and D. Thomas. ―The Indonesia Family Life Survey (IFLS): Study Design and Results from Waves 1 and 2‖. March, 2000. DRU-2238/1-NIA/NICHD. For papers using IFLS3 (2000): Strauss, J., K. Beegle, B. Sikoki, A. Dwiyanto, Y. Herawati and F. Witoelar. ―The Third Wave of the Indonesia Family Life Survey (IFLS3): Overview and Field Report‖. March 2004. WR-144/1- NIA/NICHD. For papers using IFLS4 (2007): Strauss, J., F. Witoelar, B. Sikoki and AM Wattie. ―The Fourth Wave of the Indonesia Family Life Survey (IFLS4): Overview and Field Report‖. March 2009. WR-675/1-NIA/NICHD. ii Preface This document describes some issues related to use of the fourth wave of the Indonesia Family Life Survey (IFLS4), alone and together with earlier waves of IFLS: IFLS1, 2 and 3. It is the second of six volumes documenting IFLS4. The first volume describes the basic survey design and implementation. The Indonesia Family Life Survey is a continuing longitudinal socioeconomic and health survey. It is based on a sample of households representing about 83% of the Indonesian population living in 13 of the nation’s 26 provinces in 1993. The survey collects data on individual respondents, their families, their households, the communities in which they live, and the health and education facilities they use.
    [Show full text]
  • RESEARCH PAPER SERIES No SERIES No. 2008-03
    RESEARRESEARRESEARCH PPCH APERAPERAPER SERIES No... 2008-03 Rice in the Filipino Diet and Culture Filomeno V. Aguilar Jr. PHILIPPINE INSTITUTE FOR DEVELOPMENT STUDIES Surian sa mga Pag-aaral Pangkaunlaran ng Pilipinas Filomeno V. Aguilar Jr. is Professor at the Department of History, Ateneo de Manila University. He is also the Editor of Philippine Studies, and the current Chair of the Board of Trustees of the Philippine Social Science Council. He recently served as President of the International Association of Historians of Asia in 2004–2006, and Director of the Institute of Philippine Culture, Ateneo de Manila University, from April 2003 to November 2005. He taught at the National University of Singapore and James Cook University in Australia. He obtained his Ph.D. from Cornell University. This paper is part of an upcoming volume Rice in the Filipino Way of Life: a Retrospect, which is the result of a seminar series jointly sponsored by the Philippine Rice Research Institute (PhilRice) and the Philippine Institute for Development Studies (PIDS) in celebration of the International Year of Rice in 2004. Rice in the Filipino Diet and Culture Filomeno V. Aguilar Jr. RESEARCH PAPER SERIES NO. 2008-03 PHILIPPINE INSTITUTE FOR DEVELOPMENT STUDIES Surian sa mga Pag-aaral Pangkaunlaran ng Pilipinas Copyright 2008 Philippine Institute for Development Studies Printed in the Philippines. All rights reserved. The views expressed in this paper are those of the author and do not necessarily reflect the views of any individual or organization. Please
    [Show full text]
  • About Travelfish About This
    Southeast Asia In A Tube Banteay Chhmar Sri Mariamman Riding The Great North Khao San Road Beng Mealea Wat Pho Sultan Mosque Wat Phra Kaew Phnom Kulen Minority villages in Kon Tum Wat Arun Armenian Church Kanchanaburi Banteay Samre Dong Thap Homestays Wat Saket Wat Phra Phuttabat Ayutthaya Banteay Srei Three Ridges Walk Trowulan Hang En Wat Si Chum Rinjani Sukhothai Sumba Bayon Baphuon Wat Doi Suthep Hsipaw Monywa Gardens by the Bay Chiang Mai Khao Sok Bromo Wat Phra Singh Kengtung Kalaw Gili Paserang Pai Ta Phrom Kaeng Krachan Agung Kyaukme Wat Phra That Phanom Angkor Thom Inle Lake Pulau Ubin Kanawa Chiang Rai Shwe Ba Batur Doi Phuka Banteay Kdei Bakheng Shwedagon Taunng Sule Gili Air Mandalay Ijen Ta Keo Candi Badut Khao Luang Gibbon Experience Loikaw Mawlamyine Angkor Wat Mahamuni Paya Bali Ice Skating Tambora Ta Nei Khao Yai Pulau Moyo Pre Rup Thaton Kampung Chetti Mawleik Yangon Singosari Tanjung Puting Luang Prabang Khanom Jiin ABOUT TRAVELFISH Bike With Elena Karimunjawa Erawan Vang Vieng Larb Neak Pean Preah Khan Hpa–an Batu Caves Redang Vientiane Travelfish is an independent travel Ile Api Som Tam Candi Sukuh Penang Hill Perhantians Srah Srang Don Dhet guide publisher focused on much Ye Taman Negara Gaeng Om Pangkor of Southeast Asia. We’ve been Panoramic Cable Car Nam Tok Neua Langkawi Kinabalu Savannakhet Kinabatangan River covering the region since 2004. Kai Yaang Dawei Ko Lipe Banteay Thom Sepilok Borobudur Ko Tarutao Tha Khaek Loop Tom Yum To learn more about Travelfish, Living Land Organic Farm Phnom Phnom Penh West Baray
    [Show full text]