Kamus Banjar - Indonesia
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
KAMUS BANJAR - INDONESIA PERPUSTAKAAN FAT FMNAAN DAN 3AHASA DP/-.T<MEN ?EDIDfKAN DAN KE BUDAYAAN PENYIJSUN: ABDUL DJEBAR HAPIP PUSAT PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BAIIASA Departemsii Pendidikan don Kebudayaan Jakarta 1977 r C 31 biipnBahasa * L.3L - re.p.." 4a -an IJo: Kfa PRAKATA Pada tanggal 9 Juni sainpai dengan 4 Agustus 1974 di Tugu, Bogor, telah disdenggarakan Penataran Leksikografi oleh Leinbaga Bahasa Nasional (sekarang: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebud yaan) dengan bantuan Proyek Pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Maksud penataran itu ialah: Pertama: mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan sikap positif terhadap kegiatan penyusunan kamus sebagai usaha mempersiapkan sejumlah tenaga penyusun kamus. Pertaina: meningkatkan adanya hasil karya berupa kamus balk dalam jumlah, jenis, maupun bahasa sumber, yang dapat dipergunakan sebagai keterangan dan penelitian lebih lanjut. Pertania: merangsang gairah penelitian dalam bidang kebahasaan. Dalam hubungan itu Kamus Bahasa Ban/ar - Indonesia mi disusun oleh Drs. Abdul Djebai Hapip dari Universitas Lambung Mangkurat yang juga men jail peserta penataran teisebut. Meskipun dana dan kesempatan terbatas, namun dengan bekal semangat dan ilmu yang diperolehnya selama mengikuti penataran, kamus mi dapat disajikan kepada masyaiakat dalam benwk seperti yang sekarang. Terbitnya Kamus Bahasa Ban/ar - Indonesia mi akan memperkaya khasanah kepustakaan, khususnya dalam bidang perkamusan. Juga dlharapkan agar penerbitan mi 'embuka keinungkinan luas dalam penggarapannya labih lanjut serta pemanfaatannya untuk mengembangkan bahasa Indonesia pada masa yang akan datang. Penerbitan kamus iiii bukan hanya dimungkinkan adanya dana pemerintah yang disalurkan mdalui Proyek Pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, tetapi juga dapat dilaksanakan karena keija sama yang balk dengan bertagai pihak, yang dalani kesempatan iiii Iayak mendapat ucapan terima kasih yajsg sebesar-besarnya. Jakarta, 18 Agustus 1977 Proyek Pengembangan bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah KATA PENGANTAR Dengan segala kerendahan hati Kamus Banjar - Indonesia mi penyusun ketengahkan dengan harapan dapat menjadi sekedar sumbangan bagi pembinaan dan pengembangan bahasa-bahasa Nusantara dalam rangka membina dan mengem- bangkan bahasa nasional kita. Nainun demikian penyusun menyadari sepenuhnya akan segala kekurangan dan kelemahan kamus mi dan dengan segala kejujuran mengharap kritik dan saran untuk perbaikan dan kesempurnaan kamus mi. Kamus Banjar - Indonesia mi sudah merupakan perluasan dan naskah pertama sebagal hasil penataran leksikografi tahap ke-2. Dengan bantuan dan Proyek Pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah maka penyusun berkesempatan untuk lebih memperbaiki dan melengkapi isi kainus mi, yang seluruhnya baru menghimpun lebih kurang 6000 entri pokok (main entry). Dengan terselesaikannya kamus mi perkenankanlah penyusun untuk me- nyampaikan tenima kasih kepada Proyek Pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Departemen Pendidikan dan kebudayaan yang telah imembikan kesempatan dan bantuan kepada penyusun, sehingga akhirnya bisa menghasilkan kamus mi. Begitu pula kepada Kanwil Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Kalimantan Selatan, penyusun ucapkan banyak terima kasih atas segala bantuan untuk kelancaran penelitian dan pengumpulan bahan-bahan di daerah-daerah. Penyusunan kamus mi tidak lepas dari Penataran Leksikografi pada bulan Juni - Juli tahun 1974 yang lalu sebagai titik awal dati semua kegiatan penyusunan kamus mi. Maka pada tempatnya kalau pada kesempatan mi penyusun menyampaikan ucapan tenima ksth pula kepada Prof. Dr. A. Teeuw, Dr. D.J. Prentice, Prof. A.L. Becker dan parapenatar lainnya. Dan lebih4ebih lagi kepada Prof. Dr. A. Teeuw yang juga sekaligus bentindak sebagai konsultan dalam penyusunan kamus Banjar - Indonesia mi. Di dalam proses penyusunan kamus mi, penyusun banyak pula mendapat bantuan dari Bapak Abdul Gaffax Hanafiah - seorang tokoh pencinta bahasa Banjar - yang dengan senang hati membantu dengan isejunilahl daftar kata (kamus) yang ternyata banyak membantu kelancaran usaha penyusunan kamus mi. Akhirnya kepada Bapak Rektor Unlani, Dekan Fakultas Keguruan Unlam, dan rekan-rekanDosen di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan Unlam yang banyak memberikan dorongan dan bantuan moral dan tenaga - terutama saudara Drs. Jantera Kawi dan Drs. Abdurrahman Ismail - dalarn usaha penyusunan kamus mi, penyusun ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya. Moga-moga karya kecil mi bisa menjadi dokumen kebudayaan Banjar khususnya di saniping kegunaan praktis bagi mereka yang berkepentingan dengan masalah-masalah kedwibahasaan. Banjarmasin, akhir Maret 1976 Penyusun. PENDAHULUAN BAHASA BANJAR. Bahasa Banjar (disingkar BB) ialah bahasa yang dipergunakan oleh suku Banjar. Secara geografis suku mi pada mulanya mendiami hampir seluruh wilayah Propmsi Kalimantan Selatan sekarang mi yang kemudian akibat perpindahan atau percampuran penduduk dan kebudayaannya di dalam proses waktu berabad-abad, maka suku Banjar dan BB tersebar meluas sampai ke daerah-daerah pesisir Kalimantan sepanjang bagian Selatan dan Timur, bahkan banyak didapatkan di beberapa tempat di pulau Sumatera yang kebetulan menjadi pemukiman orang-orang perantau dari Banjar , sejak lama. Menurut Cense 1) BB itu dipergunakan oleh penduduk sekitar Banjarmasin dan Hulu Sungai. Karena penyebaran penduduk, BR sampai di Kutai dan tempat-tempat lain di Kalimantan Timur. Sedang Den Namer 2) melokalisir BR itu - di samping daerah Banjannasin dan Hulu Sungai sampai pula ke daerah Pulau Laut (Kalimantan Tenggara) dan Sampit yang secara administratif pemerintahan termasuk Propmsi Kalimantan Tengah sekarang irii. Kalau kita perhatikan pembicara-pembicara BB, maka dengan mudah kita mengidentifikasi adanya variasi-vaniasi dalam pengucapan ataupun perbedaan- perbedaan kosa kata satu kelompok dengan kelompok suku Banjar lainnya. dan perbedaan itu dapat disebut sebagai dialek dad BB yang bisa dibedakan antara dua dialek besar yaitu: (1) dialek Bahasa Banjar Kuala(&hijkat BK); (2) dialek Bahasa Banjar Hulu Sungai (disingkat BH). Dialek BK umumnya dipakai oleh penduduk "ash" sekitar kota Banjamiasin, Martapura danPalaiharl, sedangkan dialek RH adalah BB yang dipakai oleh penduduk di daerah Hulu Sungai umumnya yaitu daerah-daerah Kabupaten Tapin, Hulu Sungai selatan, Hulu Sungai Tenguh dan Hula Sungai Utara serta Tabalong. Pemakai BH mi jauh lebih luas danmasih menunjukkan beberapa variasi subdi.eIcIlagi yang oleh Den Hamer 3) disebut dengan istilah dialek lokal yaitu seperti Amuntai, Alabio, Kalua, Kandangan, Tanjung, bahkan Den Hamer cenderung berpendapat bahwa bahasa yang dipakai oleh "orang bukit" yaitu penduduk pedalaman pegunungan Meratus merupakan salah satu subdialek BH pula. Dan mungkin subdialek balk BK maupun BH itu masih banyak lagi, kalau melihat masih banyaknya vaniasi pemakaian BB yang masih memerlukan penelitian yang lebih cermat dari para ahli dialektografi sehingga BR itu dengan segala subdialeknya bisa dipetakan secara cermat dan tepat. Berdasarkan pengamatan yang ada, pembedaan antara dialek besar BK dengan BR dapat dilihat paling tidak dad dua hal yaitu: (1) adanya perbedaan pada kosa kata tertentu; (2) perbedaan pada bunyi ucapan terhadap fonem tertentu. Di saniping itu ada pula perbedaan lagu dan tekanan meskipun yang terakhir mi bersifat tidak membedakan (non distinctive). Perbedaan kosa kata antara kedua dialek BB mi misalnya pada contoh kata berikut mi: B B baduhara bakunnah 'dengan sengaja' bibit jumput 'ambil' ambil bungas, langkar baik rupa mulik 'cantik' 1 )A.A.Cee - E.M. Uhienbeck, Critical Survey of Studies on the Language of Borneo, 'S-Gravenhage-Martinus Nijhoff. 1958, hal. 9. 2) Ibid. 3) Ibid. caram calap 'tergenang air' canggar kajung 'tegáng', 'keras' ampah mara 'arah' hangkui nyaring 'nyaring' hagan gasan 'untuk' gani'i dangani 'temani' mahurup manukar 'membeli' padu, padangan dapur 'dapur' hingkat kawa 'dapat' pawa wadah 'tempat' dsb Kosa kata BH di atas tidak tentu ada pada semua subdialek BE, tetapi jelas tidak akan ditemukan dalam dialek BK, atau sebaliknya kosa kata seperti: unda 'saya', dongkah 'sobek besar', atung 'taat,bakti', dan sebagainya dalam BK tidak akan ditemukan pada BH. Tentu saja persamaan kosa kata antara BK dan BH tidak terhitung banyaknya sebagai satu bahasa. Perbedaan dalam pengucapan terhadap fonem tertentu bisa diltha% pada pengucapan kata-kata berikut: BK BH longor lungur 'botak' koreng kuring 'koreng, borok' gemet gimit 'pelan' sedang sadang 'sedang, cukup' senang sanang 'senang' adangan hadangan 'kerbau' anduk handuk 'handuk' anau hanau 'enau' ujan hujan 'hujan' antas hantas 'pintas' handil andil 'terusan, sungai buatan hangkut angkut 'angkut' harit ant '(me)nahan denita hancap ancap 'cepat, lekas' dsb. Dari contoh-contoh di atas dan sejumlah data lainnya, ternyata bahwa BH hanya menggunakan bunyi vokal [a], [i] dan [U], sedangkan BK di samping bunyi-bunyi vkal [a], [i], dan [U], masih terdapat bunyi [m] dan [01 Di dalam BK bunyi vokal itu banyak ditemukan dalam pasangan-pasangan yang kontras (significant) walaupun dalam jumlah yang terbatas seperti /sander/ 'sandar' dan /sindir/ 'sindir', /teken/ 'teken' dan /tikin/ 'tekan', /golon/ 'enak (unt makan)' dan /gulun/ 'gulung' /omah/ 'cerewet' dan /umlh/ 'kupas'. Bunyi [a] banyak kita dengar, tetapi sejauh yang bisa ditemukan ternyata semuanya hanyalah merupakan