Yupa: Historical Studies Journal, 1 (1), 2017: 26-37 ISSN: 2541-6960

Andi Selle dalam Pergolakan Bersenjata di Selatan (1950-1964)

Sainal Abidin Guru Sejarah Sekolah Menengah Kejuruan Telkom [email protected]

ABSTRACT This paper describes the background, role and impact of the involvement of Andi Selle in the throes of armed in South Sulawesi. This research is a descriptive-analytic nature by using the historical method through phases of heuristics, critique, interpretation, and historiography. The involvement of Andi Selle in the throes of armed caused by internal conflict on TNI. Andi Selle was involved in a series of conflicts with several parties from the time of independence until the period before independence. The upheaval affects ethnic hatred caused by acts of violence and the monopoly of trade in the region committed soldiers, so that hurt the people of Mandar.

Keywords: Andi Selle, Armed Unrest, South Sulawesi.

ABSTRAK Tulisan ini menjelaskan tentang latar belakang, peranan dan dampak keterlibatan Andi Selle dalam pergolakan bersenjata di Sulawesi Selatan. Penelitian ini bersifat deskriptif analitis dengan menggunakan metode historis yang melalui tahapan heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Keterlibatan Andi Selle dalam pergolakan bersenjata disebabkan oleh konflik internal dalam tubuh TNI. Andi Selle terlibat dalam serangkaian konflik dengan beberapa pihak sejak masa sebelum kemerdekaan sampai periode kemerdekaan. Pergolakan tersebut berdampak pada kebencian etnis yang disebabkan oleh tindak kekerasan dan monopoli perdagangan di wilayah tersebut yang dilakukan prajuritnya, sehingga dianggap melukai hati rakyat Mandar.

Kata Kunci: Andi Selle, Pergolakan Bersenjata, Sulawesi Selatan.

PENDAHULUAN Selle bersama dengan pasukannya yang Dinamika militer di , merupakan salah satu bagian sejarah khususnya di Sulawesi Selatan memiliki yang menarik untuk diperhatikan. Andi sisi menarik dan penting untuk diamati. Selle merupakan salah satu tokoh yang Persoalan yang dimaksud pernah tampil sebagai pejuang dalam berkaitan dengan perang kemerdekaan. Namun, ia memilih kepentingan politik yang untuk keluar dari Tentara Nasional memunculkan pertentangan dalam Indonesia dan melakukan gerilya. internal TNI. Sebagai contoh, tindakan Berdasarkan uraian di atas, tulisan ini pembangkangan yang dilakukan Andi berusaha untuk memaparkan beberapa

26 Andi Selle dalam Pergolakan Bersenjata di Sulawesi Selatan (1950-1964) 27

bagian dari Andi Selle. Pertama, Andi Selle salah satu sudut pandang dalam merupakan tokoh sentral di Pinrang menjelaskan terjadinya gerakan sosial. dalam perang pada masa kemerdekaan. Pada dasarnya, deprivasi relatif Namun, dalam perkembangannnya terjadi merupakan kondisi psikologis yang penentangan terhadap pemerintahan menguntungkan. Crosby menganggap yang sah, terutama pertentangannya bahwa deprivasi dapat diukur dari kondisi dengan Kolonel Andi Muhammad Jusuf psikologis seperti marah, tidak puas, yang menggantikan Brigjen Andi cemburu, putus asa, tidak bahagia dan Mattalatta, Panglima Kodam lain-lain. Namun demikian, mereka XIV Hasanuddin. Kedua, dalam memberikan catatan bahwa aspek menjalankan tugasnya di daerah Polewali- psikologis tersebut berhubungan dengan Mandar, Mamasa, Majene, dan Mamuju, deprivasi apabila berkaitan dengan Andi Selle banyak menimbulkan keadilan (Faturochman, 1998: 7). keresahan bagi masyarakat di daerah Teori Konflik tersebut. Kondisi sosial yang terjadi dalam Pendekatan teoritis yang juga lingkup masyarakat Mandar, memiliki digunakan dalam tulisan ini adalah teori kaitan dengan monopoli dagang yang konflik. Konsep ini dianggap mampu dijalankan. Ketiga, pada tahun 2003, membantu dalam melakukan beredar kabar di kalangan masyarakat, penyelidikan terhadap pergolakan terutama di kalangan pendukungnya pada bersenjata yang melibatkan Andi Selle di masa perang kemerdekaan dan masa Sulawesi Selatan. Sebagai makhluk gerilya, bahwa Andi Selle belum individu, manusia tidak dapat lepas dari meninggal dan dia muncul kembali di ketergantungan sejak lahir dan proses tengah-tengah masyarakat pada masa itu. perkembangannya, hingga proses menuju Keempat, penelitian-penelitian tentang kematian. Dalam dinamika kehidupan Andi Selle belum banyak mendapat masyarakat, semua difokuskan pada tempat dalam historiografi Indonesia. pemenuhan harkat dan martabat dalam kehidupan sosial. Interaksi sosial yang TINJAUAN PUSTAKA Teori Deprivasi dilakukan dalam kehidupan sehari-hari Relatif terkadang tidak sesuai dengan harapan, Teori yang dianggap membantu sehingga melahirkan konflik. Hal berbeda dalam mengamati dan menganalisis dikemukakan oleh Hebridge bahwa fenomena perlawanan ataupun konflik menggambarkan solidaritas, dan pemberontakan terhadap kondisi Negara para kritikus telah mempertukarkan satu adalah deprivasi relatif. Dalam teori-teori komunitas, wilayah, atau bangsa dengan ilmu sosial, deprivasi relatif merupakan yang lain terhadap lahirnya kelas sosial. Salah satunya adalah menggunakan 28 YUPA: HISTORICAL STUDIES JOURNAL, Tahun Pertama, Nomor 1, Januari 2017

subkultur yang didefinisikan sebagai berbeda pendapat walaupun sumber budaya yang tidak sepenuhnya dapat datanya sama. Namun, yang terpenting berdiri sendiri dan di dalam budaya yang adalah sumbernya jelas dan dapat lebih besar (Burke, 2015: 183). dilakukan pengecekan kebenarannya. Historiografi merupakan tahap akhir METODE PENELITIAN dari seluruh rangkaian metodologi Tulisan ini merupakan penelitian penulisan sejarah. Pada tahap ini, realitas sejarah dengan menggunakan pendekatan sejarah dipahami sesuai dengan semua deskriptif analitis yang memberikan yang terjadi, sehingga dapat mengisahkan penekanan pada aspek kronologis tentang “Peranan Andi Selle dalam terhadap peranan Andi Selle dalam Pergolakan Bersenjata di Sulawesi pergolakan bersenjata di Sulawesi Selatan Selatan: 1950-1964”. (1950-1964). Tulisan ini berusaha menggambarkan tentang peran Andi Selle PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Peranan Andi Selle dalam Organisasi dalam pergolakan bersenjata dilakukan di Kelaskaran BPRI Suppa Sulawesi Selatan, khususnya di Kabupaten Kemerdekaan RI diproklamasikan di Pinrang. oleh Soekarno Hatta tanggal 17 Langkah pertama yang dilakukan Agustus 1945 dan berita tersebut dengan dalam metode penelitian sejarah yaitu cepat menyebar ke seluruh pelosok Tanah pengumpulan data (heuristik). Teknik Air. Kegembiraan rakyat akan pengumpulan data yang digunakan dalam kemerdekaan itu diwujudkan dengan tulisan ini adalah studi kepustakaan pengibaran bendera Merah Putih, sebagai (library reseach). Pengumpulan data juga bentuk kecintaan mereka terhadap dilakukan dengan cara wawancara, Indonesia yang sekian lama dijajah oleh dokumentasi dan pengkajian arsip. bangsa asing, terutama Belanda dan Data yang diperoleh pada tahap Jepang. Berita kemerdekaan juga tersebar heuristik masih diragukan validitasnya. di daerah Sulawesi Selatan hingga ke Oleh karena itu, perlu dilakukan kritik daerah-daerah pedalaman. Di daerah sumber. Setiap sumber memiliki aspek Parepare dihimpun kekuatan dari eksteren dan interen. Aspek eksteren berbagai golongan, tak terkecuali berkaitan dengan validitas sumber yang keterlibatan para pemuda. Bendera Merah dibutuhkan, sedangkan aspek interennya Putih dikibarkan di berbagai daerah, tidak berkaitan dengan apakah sumber sesuai terkecuali di daerah Suppa. dengan yang dibutuhkan atau tidak. Dalam upaya mencegah gangguan Setelah data dikritik sumbernya, susulan di pihak penjajah, Andi Selle selanjutnya dilakukan interpretasi data. mengerahkan seluruh rakyat di Alitta Dalam interpretasi, seorang peneliti bisa Andi Selle dalam Pergolakan Bersenjata di Sulawesi Selatan (1950-1964) 29

untuk berangkat menuju Suppa dalam internal TNI. Di satu sisi, reorganisasi dan rangka mempertahankan kemerdekaan rasionalisasi dilakukan untuk RI. Wadah perjuangan pun dibentuk meminimalisir keuangan negara di awal dengan nama Badan Pemberontak kemerdekaan, termasuk biaya hidup Republik Indonesia (BPRI), sesuai dengan tentara. Kebijakan tersebut justru sikap mereka yang lebih tegas dalam merugikan laskar pejuang kemerdekaan melakukan pemberontakan terhadap yang tidak diikutsertakan sebagai TNI. penjajah Belanda (Pawiloy, 1989: 167). Persoalan rasionalisasi pada dasarnya BPRI Suppa dalam perkembangannya berawal dengan adanya silang pendapat mengalami perubahan arti menjadi Badan yang terjadi di Markas Besar Angkatan Penunjang Republik Indonesia dan Darat di Jakarta tentang profil TNI. berpusat di Dolangan. BPRI Suppa Syarat menjadi anggota tentara dibentuk pada pertengahan September nasional seperti yang diperdebatkan pada 1945 dan dipimpin langsung oleh Datu Mabes AD ialah bekas pejuang yang tidak Suppa Andi Abdullah Bau Massepe dan buta huruf. Hal ini dianggap bertentangan sebagai wakilnya diserahkan kepada Andi dengan kondisi gerilyawan kemerdekaan Selle yang sebelumnya pernah menjadi Sulawesi termasuk pimpinan Kahar Koordinator Pemuda Suppa. Dalam Muzakkar ataupun yang tergabung organisasi tersebut juga bergabung Andi dibawah komando Andi Selle. (Paeni, Arsyad, La Bangnga, Ambo Siraje, Ambo 1992). Komandan Batalion 710 merasa Nonci, dan Pettana Rajeng (Kila, 1996). dirugikan dengan kebijakan tersebut, Meskipun demikian, yang bertindak sebab anak buahnya kebanyakan tidak sebagai pimpinan dalam BPRI Suppa lebih pernah mengenyam pendidikan, sehingga banyak dikendalikan oleh Andi Selle. Andi memicu pembangkangan Andi Selle Abdullah Bau Massepe disibukkan dengan terhadap setiap perintah atasan demi berbagai urusan kedatuan, sebab waktu mempertahankan anggota ketentaraan itu dirinya menjabat sebagai Datu Suppa. anak buahnya. Dalam Konferensi Paccekke pada tanggal 20-22 Januari 1947, Andi Selle diangkat Andi Selle dalam Batalion C.T.N (Corps Cadangan Nasional) sebagai Komandan Resimen I Divisi Persoalan integrasi langsung KGSS Hasanuddin dengan pangkat (Komando Gerilya Sulawesi Selatan) Letnan Kolonel (Kila, 1996: 64) menjadi bagian dari APRI (Angkatan

Perang Republik Indonesia) tidak dapat Reorganisasi dan Konflik Internal di dipenuhi oleh pemerintah. Kahar Pucuk Pimpinan Tentara Muzakkar bersama dengan pengikutnya Reorganisasi dan rasionalisasi tentara menunjukkan sikap tegas dalam proses menjadi pemicu awal konflik di kalangan 30 YUPA: HISTORICAL STUDIES JOURNAL, Tahun Pertama, Nomor 1, Januari 2017

perkembangan kaum gerilya tersebut. pangkat Sersan, sementara Andi Selle Awal Januari sampai pertengahan Agustus Mattola diberi pangkat Kapten dengan tahun 1951, Kahar Muzakkar membentuk kedudukan sebagai Komandan Batalion komando penyelesaian yang diketuai oleh 719 (Hadiwijoyo, 2013: 74). Awalnya Saleh Syahban yang bertugas batalion ini berkedudukan di Maros. mendampingi Panglima TT VII Kawilarang Batalion ini berubah nama menjadi dalam usaha melebur kaum gerilyawan Batalion 710 yang berkedudukan di KGSS ke dalam satuan TNI. Usaha Polewali, serta membawahi beberapa komando penyelesaian yang tampak daerah di bawahnya seperti Parepare, menonjol terjadi pada awal Maret 1951. Pinrang, Polewali dan Majene (La Bora, Gerilyawan KGSS yang semula berstatus wawancara tanggal 10 Mei 2016). dirasionalisasikan menjadi satu resimen Keberhasilan pimpinan APRI yang diresmikan menjadi Corps Cadangan meresmikan dan menarik Andi Selle Nasional (CTN), sambil menunggu saat beserta prajuritnya tidak terlepas dari diresmikan menjadi satuan tempur dalam peran serta nasehat Andi Mappanyukki jajaran TT VII yang peresmiannya dan Andi Pangeran Pettarani. Kedua orang dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus inilah yang membujuk perwira tertinggi 1951 di Makassar (Mattalioe, 1994: 156). Markas Besar Tentara untuk segera Kebijakan pemerintah pusat yang melantik Andi Selle Mattola beserta para melantik Andi Selle dan Andi Sose sebagai prajuritnya menjadi anggota APRI. anggota APRI (Angkatan Perang Republik Dengan kedudukan Raja Bone, Andi Indonesia) tidak disetujui oleh Abdul Mappanyukki di lingkungan Markas Besar Kahar Muzakkar yang tetap pada Tentara sangat dihormati, maka perwira tuntutannya agar diresmikan sebagai tinggi Markas Besar Tentara tidak dapat anggota APRI di dalam satu Brigade menolak bujukannya (Hadiwijoyo, 2013: Hasanuddin. Meskipun demikian, semua 74). pasukan yang pernah dipimpin Abdul Pasca diresmikannya batalion yang Kahar Muzakkar ada yang berhasil dipimpin Andi Selle, terjadi kerenggangan diresmikan menjadi bagian APRI setelah hubungan antara Andi Selle dengan Abdul sebelumnya dilantik. Mantan pasukan Kahar Muzakkar. Kahar Muzakkar CTN tersebut dulu berada dibawah memperkuat pasukannya dan melakukan Pimpinan Andi Selle. perlawanan terhadap pemerintah Mantan pasukan ini dilantik karena Indonesia, sedangkan Andi Selle peduli terhadap bangsa dan negara. bergabung dengan TNI (Natsir, 2004: Pelantikan tersebut dilakukan tanggal 17 207). Agustus 1945. Semua pasukan diberi pangkat Kopral dan ada pula yang diberi Andi Selle dalam Pergolakan Bersenjata di Sulawesi Selatan (1950-1964) 31

Andi Selle sebagai Komandan Korem orangorang Jawa ke Sulawesi apalagi IV Mappesonae menjadi pemimpin di daerah ini (Tangke, Andi Selle bersama pasukan 710 yang dkk 2011: 38-39). Temasuk dengan dipimpinnya telah memberikan kehadiran pasukan APRIS dari kesatuan sumbangsih yang cukup besar dalam Siliwangi di Sulawesi (Ratmanto, 2012: perjuangan kemerdekaan bangsa 148). Indonesia, terutama di daerah Sulawesi Konspirasi Andi Selle dengan Gerakan Selatan, seperti Pinrang, Pare-pare, DI/TII Mandardan dan sekitarnya. Namun, ketika Ditolaknya integrasi langsung bertugas di Polewali Mandar, Andi Selle Komando Gerilyawan Sulawesi Selatan dianggap memberikan pengaruh negatif (KGSS) ke dalam angkatan perang yang ditimbulkan oleh para pengikutnya. Republik Indonesia Serikat (APRIS) Pasukan Andi Selle dianggap sebagai menjadi alasan kelompok Kahar Muzakar pengacau oleh sebagian masyarakat, meninggalkan semua tanda termasuk oleh mantan atasannya, yakni kemiliterannya untuk kemudian masuk Abdul Kahar Muzakkar. (Arsip hutan bersama pengikutnya. Melihat sikap Pemerintah Prov. Sulawesi tersebut, PM Nasir berusaha menempuh Selatan). cara-cara damai guna menyelesaikan Andi Selle dan Negara Federasi masalah KGSS. Pada awal tahun 1950, Andi Selle Pemerintah dan KGSS akhirnya mencapai bersama pasukannya setelah berjuang di kesepakatan. Kahar Muzakar sendiri akan dalam wilayah pusat Pemerintahan diberi pangkat acting Letnan Kolonel. Indonesia (Jawa), kembali ke Sulawesi Namun, dalam acara pelantikannya pada Selatan atas permintaan Kahar Muzakkar. Agustus 1951, ia memilih melarikan diri Hal ini berhubungan dengan kondisi dan kembali masuk hutan. Pada tanggal 20 politik yang semakin kacau, sehingga Januari 1952, Kahar Muzakar menyatakan mengharuskan semua putra terbaik menjadi bagian negara Islam Indonesia di daerah kembali secara bersama-sama bawah S.M. Kartosuwiryo (Ratmanto, untuk berbenah. Puncak dari pergolakan 2012: 160). Penggabungan batalion Bau yang terjadi di Negara Indonesia Timur Massepe pimpinan Andi Selle ke dalam pasca Konferensi Meja Bundar (KMM) tentara sebagai Batalion 719 pada tanggal adalah pemberontakan yang lebih dikenal 7 Agustus 1951 hanyalah memperbesar dengan Peristiwa Andi Aziz (Rukmy, pertentangan antara Abdul Kahar 2006: 16). Ketimpangan pembangunan di Muzakkar dan tentara dalam periode antara di Jawa dengan daerah lainnya, setelahnya (Maesaroh, 2007: 23). membuat Andi Selle kecewa. Selain itu, ia Aktivitas perdagangan memiliki arti tidak suka dengan kedatangan penting dalam pemberontakan ataupun 32 YUPA: HISTORICAL STUDIES JOURNAL, Tahun Pertama, Nomor 1, Januari 2017

pergolakan yang terjadi di Sulawesi Andi Selle juga berusaha menjalankan Selatan, termasuk DI/TII dan Batalion 710 peranannya dalam perdagangan dengan di bawah Pimpinan Andi Selle. Proses cara menandatangani izin Smoukel Kopra perdagangan dilakukan dengan cara keluar Sulawesi. Hal tersebut merupakan barter baju-baju khusus perang, perbuatan korupsi terhadap tuannya senjatasenjata ringan dan berat, serta sendiri yaitu pemerintah Soekarno-Hatta. peluru sebagaimana yang dilakukan Andi Bukan hanya kosupsi surat izin keluar, di Selle Mattola (Hadiwijoyo, 2013: 57). beberapa tempat secara diktator absolut Olehnya, Andi Selle dipandang sebagai anarkis juga memerkosa penghidupan sumber utama bagi suplai DI/TII di pedagang-pedagang kopra kecil di Mandar Sulawesi Selatan (Harvey, 1989: 326). (Arsip Pemerintah Provinsi Monopoli Perdagangan Kopra Sulawesi Selatan). Dalam rangka menjamin kebutuhan Para petani di Majene sering dipaksa logistik, termasuk persenjataan anak untuk menjual buah kelapanya secara buahnya, Andi Selle yang memiliki langsung kepada anggota TBO. Pasukan kekuasaan di daerah Suppa-Pinrang Batalyon 710 pimpinan Andi Selle juga meliputi lima kabupaten, telah melakukan mengambil alih semua perkebunan usaha monopoli perdagangan kopra di Belanda yang tersebar di daerah Mandar wilayah tersebut. Komoditi dagang ini (Polmas, Majene, dan Mamuju). Intensitas diangkut ke luar daerah seperti berdagang Batalyon 710 terus meningkat,

Tawao dan Singapura, kemudian bukan hanya mengincar kopra dari petani, ditukar/dibarter dengan senjata. Hal ini tetapi juga melebar ke perkebunan- dianggap lebih menguntungkan pihak perkebunan peninggalan Belanda tanpa mereka dibandingkan dengan cara melibatkan pihak lain (Asba, 2007: 227). menjual langsung kepada konsumen. Hasil perdagangan yang dilakukan Walaupun harus dijual, seluruh hasil Andi Selle beserta para pengikutnya telah penjualan dibelikan kembali senjata guna memberikan kesejahteraan bagi dirinya perjuangan resimen Andi Selle di Sulawesi beserta keluarganya. Menurut H. Rosihan Selatan. Kelancaran arus perdagangan Anwar (dalam Kila, 1995: 65) hasil yang dilakukan Andi Selle karena perdagangan yang dimonopoli oleh Andi didukung oleh sarana kapal yang dimiliki Selle di lima wilayah kabupaten guna secara pribadi oleh beliau (Kila, 1996: 65). menunjang kelancaran perjuangannya, Keberhasilan Andi Selle menguasai telah membawa Andi Selle menjadi orang dan memonopoli perdagangan kopra di kaya. Tidak hanya harta milik Andi Selle, wilayah Mandar tidak terlepas dari beberapa harta benda dari keluarga dan peranan Anak buahnya. Konco-konco kerabat Andi Selle juga dicurigai sebagai Andi Selle dalam Pergolakan Bersenjata di Sulawesi Selatan (1950-1964) 33

miliknya, seperti rumah dan isinya milik Mardjaman. Kedatangan Pangdam di Kab. Andi Achmad (penjaga empang Andi Enrekang bermaksud untuk memberikan Selle), di Langga yang diusut pada tanggal perintah kepada Dan Yon Kujang Mayor 30 Mei 1964 (Arsip Pemda Pinrang). Himawan Soesanto agar mempersiapkan Perundingan Damai Berujung Maut diri dan satu kompi pasukan terbaiknya Berbagai upaya ditempuh oleh untuk mengawal Kolonel M. Jusuf dalam pemerintah, seperti upaya damai yang pertemuannya dengan Andi Selle di dilakukan pihak Kodam VII Wirabuana di Pinrang (Ratmanto, 2012: 168). bawah komando Jenderal M. Jusuf yang Setelah semuanya siap, maka meminta Andi Selle untuk meninggalkan dilakukanlah perundingan di sebuah posnya yang bertempat di Polewali tempat yang berada di pinggiran Kota Mandar. Akan tetapi, Andi Selle tidak Pinrang, tepatnya di Desa Leppangan di menghiraukan perintah atasannya itu. sebuah Gedung Bulog. Sebagaimana Panglima Kodam VII Wirabuana dilukiskan pelaku sejarah Andi Naga, kemudian menyusun strategi untuk mantan ajudan pribadi Andi Selle, bahwa melakukan negosiasi dan diplomasi atas ketika itu mereka berangkat dari Polewali penyelesaian masalah tersebut. Atas usul sekitar jam 07.00 bersama dengan dari Jenderal M. Jusuf, disepakatilah beberapa orang yang ikut di dalam sebuah secara bersama untuk melakukan mobil Jip dan sebelum tiba di lokasi perundingan yang berlokasi di Kabupaten perundingan, rombongan sempat singgah Pinrang. membeli rokok untuk dibawa pada saat Proses perundingan yang dilakukan perundingan yang akan berlangsung pada 5 April 1964 melibatkan banyak (Andi Naga, Wawancara 4 Mei 2016). orang di dalamnya. Masing-masing telah Jarak dari Leppangang ke kediaman menyiapkan dirinya dengan segala Bupati H. Andi Makkulau di Kota Pindrang kemungkinan yang terjadi, baik dari pihak kurang lebih 8 km. Dalam perjalanan Andi Selle maupun pihak Panglima M. itulah terjadi peristiwa Pinrang tanggal 5 Jusuf. Sebelum menuju ke lokasi April 1964. Kendaraan yang ditumpangi perundingan, Pangdam Hasanuddin oleh Pangdam XIV/Hasanudin M.Yusuf Kolonel M. Jusuf bersama dengan dan Andi Selle telah sampai ke Kota rombongan berkunjung ke Markas Yon Pinrang dan menuju ke Rumah Bupati. Kujang di Enrekang. Dalam kesempatan Seharusnya kendaraan itu berbelok ke tersebut, ikut serta beberapa orang kanan kediaman yang dituju, tetapi kepercayaan Kolonel Jusuf, yaitu Letkol ternyata kendaraan yang ditumpangi Suharsono (Asisten Operasi Koandait), tersebut tetap terus dan seakan-akan mau Kolonel CPM Sugiri (Kepala Polisi Militer ke Parepare untuk kemudian ke Makassar. daerah XIV), dan Kombes Drs. Kontak senjata tidak dapat dihindari 34 YUPA: HISTORICAL STUDIES JOURNAL, Tahun Pertama, Nomor 1, Januari 2017

dalam insiden tersebut yang manengngi rakyat’e”. (Peristiwa ini mengakibatkan adanya korban dari kedua disebabkan oleh perbuatan Andi Napi, belah pihak. Meskipun pertempuran jangan kau pertemukan saya dengannya tersebut berlangsung singkat, insiden sampai akhir hayatku, semua orang jadi tersebut memakan banyak korban, baik korban akibat perbuatannya) (P. Amba, yang luka-luka maupun yang tewas dalam wawancara 5 Mei 2016). kejadian tersebut. Beberapa korban tewas Andi Selle sebagai pimpinan juga diantaranya, Peltu Daud Supriyanto, Praka meminta agar anak buahnya dirawat dan Adang B, dan Kolonel Sugiri. dilindungi dari pasukan TNI. Berselang Adapun Kombes Polisi Mardjaman, Supir beberapa menit, Andi Selle meminta Langnga, dan sejumlah prajurit kujang disiapkan kuda untuk digunakan menuju luka-luka. Sementara itu, Andi Selle Corawali dan dijemput oleh penduduk beserta ratusan pasukannya melarikan setempat, kemudian melanjutkan diri dan meninggalkan rekan-rekan perjalananya menuju Alitta tepatnya di mereka yang tergeletak tewas (Ratmanto, Dusun Bottae yang dijemput oleh Ambo 2012: 173). Bunga dan La Salama (Keduanya Pada saat itu Andi Selle dikawal oleh merupakan pasukan Andi Selle) dan masyarakat menuju Lerang-lerang. Di sempat tinggal selama dua malam di suatu daerah itu, Andi Selle beserta pasukannya tempat yang jauh dari pemukiman. Pada dijemput oleh dua tokoh masyarakat, saat itu, ia dirawat dan diberi makan oleh yakni P. Marrung dan H. Wasina. La Cokke (H. Kile, Wawancara, tanggal 6 Berselang beberapa waktu, empat orang Mei 2016). anak buahnya datang menyusul, dua Atas bantuan La Tanjong, Andi Selle orang anak buahnya mengalami luka-luka bersama rombongan melanjutkan akibat terjadinya tembak-menembak (P. perjalanan menuju Suppa, tepatnya di Amba, Wawancara pada tangga 5 Mei daerah Parengki. Dalam rombongan 2016). tersebut Mayor Tallara, Andi Naga, La Setelah mendapat perawatan secara Cokke dan beberapa orang lainnya sederhana, Andi Selle meminta supaya menuju Suppa dan singgah dirumah P. disiapkan kuda yang ingin digunakan Cape’. (H. Kile, wawancara, tanggal 6 Mei untuk menyeberang dari tempat itu 2016). Setelah sampai di Parengki Andi menuju daerah Suppa. Namun, sebelum Selle bersama dengan rombongan ingin meninggalkan tempat itu, Andi Selle melanjutkan perjalanan ke daerah sempat mengatakan kepada pengikutnya, Polewali. Kemudian dari Parengki mereka “iye kejadiangnge gara-gara sipa’na La melewati lautan menggunakan perahu Napi, aja mupasitaka narangnga mate’, menuju Bulu (Gunung) Sirasa melewati masolang maneng tauwe nataro, masolang Andi Selle dalam Pergolakan Bersenjata di Sulawesi Selatan (1950-1964) 35

Bulu (Gunung) pakoro’. (La Samaila, pemberontakan Andi Selle berjalan Wawancara, 5 Mei 2016). dengan normal. Meskipun demikian, Berselang beberapa waktu setelah masyarakat Mandar mengalami trauma terjadinya pergolakan yang terjadi 5 April akibat adanya pergolakan yang terjadi di 1964, Andi Selle beserta pasukan setianya daerahnya. Andi Selle Mattola yang ketika semakin terdesak hingga mereka harus itu menjabat sebagai Komandan Korem IV bergerilya di hutan. Hampir setiap gunung Mappesonae, menyerukan kepada yang terdapat diantara perbatasan masyarakat Mandar yang pergi dengan Pinrang dan Polewali Mandar, termasuk terpaksa dari kampung halamannya Gunung Pakoro dan gunung Sirasa pernah akibat gangguan keamanan di masa dijadikan sebagai tempat persembunyian lampau agar kembali untuk membangun Andi Selle (wawancara P. Amba Tanggal 5 daerah ini (Koran Tanah Air terbit 17 Mei 2016). Tempat itu dijadikan sebagai Agustus 1960). Selama 10 Tahun tempat berdiam semasa pelarian dan (19541964) terjadi proses kebencian perburuan yang dilakukan oleh Kodam etnis terhadap sikap penguasaan yang XIV/Hasanuddin dalam melakukan dilakukan oleh Andi Selle. Mereka Operasi Tumpas. dianggap sebagai pemeras rakyat Mandar Dampak dari Pergolakan Bersenjata melalui perdagangan beras dan kopra Keberlangsungan pergolakan yang merupakan hasil utama daerah bersenjata di Sulawesi Selatan yang Mandar (Gonggong 2004:337). melibatkan Andi Selle telah menimbulkan PENUTUP berbagai akibat. Baik dari segi Pergolakan bersenjata yang politikmiliter, sosial-ekonomi, bahkan melibatkan Andi Selle pada dasarnya juga moral. Setelah diadakan operasi dilatarbelakangi beberapa faktor. penumpasan terhadap pasukan Andi Selle Pertama, pengangkatan Andi Muhammad yang tergabung dalam batalion 710 di Yusuf sebagai panglima Kodam XIV daerah Mandar, terdengar berita-berita Hasanuddin menggantikan Andi positif tentang penghancuran Mattalatta. A. Muhammad Yusuf dianggap kekuatankekuatan pensiunan Letkol Andi bukan perwira yang pantas menggantikan Selle Mattola cs oleh pemerintah pusat. Andi Mattalatta, sebab Andi Selle lebih Dengan demikian, masyarakat tidak lagi senior dari pada Andi Muhammad Yusuf. dihantui ketakutan dan tekanan Kedua, pembangunan yang tidak merata psikologis. Aktivitas masyarakat pun antara Jawa dan Sulawesi merupakan berjalan normal kembali (Arsip Pribadi alasan dilakukannya penentangan Andi Rahman Tamma). terhadap pemerintahan yang sah. Pembangunan di daerah Polewali Mandar dan wilayah sekitarnya pasca 36 YUPA: HISTORICAL STUDIES JOURNAL, Tahun Pertama, Nomor 1, Januari 2017

Pergolakan bersenjata yang Gonggong, A. 1990. Abdul Qahhar Mudzakkar dan Gerakan DI/TII di melibatkan Andi Selle dengan Andi Sulawesi Selatan. Jakarta. Universitas Muhammad Jusuf terjadi pada 5 April Indonesia, Disertasi

1964. Peristiwa tersebut disebabkan ______.1992. Abdul Qahhar Mudzakkar dari adanya penolakan Andi Selle terhadap Patriot Hingga Pemberontak. Jakarta. PT Gramedia Widiasarana Indonesia Andi Muhammad Jusuf sebagai Panglima Kodam, serta perbedaan pendapat Hadiwijoyo, S. 2013. Kahar Muzakkar dan Kartosuwiryo. Jogjakarta. Palapa. keduanya mengenai gerombolan DI/TII. Dampak yang ditimbulkan dari Harvey, B. S. 1989. Pemberontakan Kahar Muzakkar: dari Tradisi ke DI/TII. pergolakan bersenjata yang melibatkan Jakarta. Pustaka Utama Grafiti.

Andi Selle ialah masyarakat Mandar Kila, S. 1996. Kelaskaran “45” Di Sulawesi mengalami tekanan psikologis yang Selatan: BBPRI Suppa dan BP. Gangawa. Ujung Pandang. berjalan dalam waktu yang cukup lama, Depertemen Pendidikan dan sehingga mengakibatkan adanya Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Balai Kajian Sejarah kebencian etnis dan pembangunan daerah dan Nilai Tradisional. yang tidak berjalan dengan baik. ______.1997. Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia REFERENSI Tahun 1945-1949 di Pinrang. Ujung Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Pandang. Depertemen Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, Arsip dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pribadi Andi Rahman Tamma Kebudayaan, Balai Kajian Sejarah (19501965) No. Reg: 486. dan Nilai Tradisional.

Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Maesaroh, S. 2007. Abdul Qahhar Provinsi Sulawesi Selatan, Arsip Muzakkar Sang Patriot Pejuang Pemda Tk II Pinrang (1947-1985). No. Islam. Tanggerang. Yayasan Al-Abrar. Reg: 1229. Mattalioe, M. B. 1994. Pemberontakan Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Meniti Jalur Kanan. Jakarta, PT. Provinsi Sulawesi Selatan, Arsip Gramedia Widiasarana Indonesia. Pemda prov. Sulawesi Selatan (19461960). No. Reg: 480. Natsir, M. 2004. Darul Islam/Tentara Islam Indonesia di Massenrengpulu: Asba, A. R. 2007. Kopra Makassar Studi tentang Integrasi Gerilya ke Perebutan Pusat dan Daerah; Kajian dalam Negara Kesatuan Republik Sejarah Ekonomi Politik Regional di Indonesia. Tesis. Program Pasca Indonesia. Jakarta, Yayasan Obor Sarjana Universitas Negeri Makassar. Indonesia. Paeni, M. 1992. Rasionalisasi Tentara, Satu Dilema Pasca Kemerdekaan Indonesia Burke, P. 2015. Sejarah dan Teori Sosial. Timur. Makalah, disampaikan pada Jakarta. Yayasan Pustaka Obor tanggal 16 Juli 1992 Indonesia Faturochman. 1998. Deprivasi Relatif: Ratmanto, A. 2012. Pasukan Siliwangi: Rasa Keadilan dan Kondisi Psikologis Loyalitas, Patriotisme dan Heroisme. Buruh Pabrik. Universitas Gadjah Yogyakarta: Mata Padi Pressindo. Mada. Jurnal. Andi Selle dalam Pergolakan Bersenjata di Sulawesi Selatan (1950-1964) 37

Rukmy. 2006. Apa dan Siapa RMS. Jakarta. Timpani Publising.

Harian Tanah Air. Tanggal terbit 17 Agustus 1960. Kodam XIV Sulselra, Korem Hn IV Mapesonae.

Wawancara dengan Andi Naga Pettana

Rajeng (Pensiunan TNI/Mantan Ajudan Pribadi Andi Selle) tanggal 4 Mei 2016.

Wawancara dengan La Samailah (Pensiunan Tentara) tanggal 4 Mei 2016.

Wawancara dengan P. Amba (Petani) tanggal 5 Mei 2016.

Wawancara dengan La Bora (Pensiunan Tentara/Bekas Anggota DI/TII) tanggal 10 Mei 2016.