Biografi Jro Bayan Depin : Studi Tentang Nilai-Nilai Kepahlawanan Dan Sumbangannya Bagi Pembelajaran Sejarah Di Sma

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Biografi Jro Bayan Depin : Studi Tentang Nilai-Nilai Kepahlawanan Dan Sumbangannya Bagi Pembelajaran Sejarah Di Sma BIOGRAFI JRO BAYAN DEPIN : STUDI TENTANG NILAI-NILAI KEPAHLAWANAN DAN SUMBANGANNYA BAGI PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA Oleh : Ni Komang Sukariasih, (Nim 1014021027 ) (e-mail:[email protected]) Luh Putu Sendratari*) Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Biografi Jro Bayan Depin; dan (2) nilai- nilai kepahlawanan yang terdapat dalam biografi Jro Bayan Depin yang dijabarkan dalam silabus dan RPP pembelajarn sejarah di SMA kurikulum 2013. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yaitu: (1) heuristik (studi dokumen, wawancara, dan observasi); (2) kritik sumber (ekstern dan intern); (3) intepretasi data; (4) historiografi. Hasil penelitian menunjukkan (1) Biografi Jro Bayan Depin dibagi menjadi lima tahapan, yaitu (a) situasi politik pada revolusi fisik (b) latar belakang keluarga; (c) masa kanak-kanak, remaja, dan dewasa; (d) masa perjuangan Jro Bayan Depin ; dan (e) masa-masa akhir kehidupan Jro Bayan Depin. Biografi kepahlwanan Jro Bayan Depin dijabarkan sebagai berikut: (1) Jro Bayan Depin adalah putra pertama dari I Wayan Lembeng dan Ni Luh Sambel. Jro Bayan Depin lahir pada tahun 1881 di Desa Pengejaran. Tahun 1911 beliau menikah dengan Luh Jableh dan dikaruniai dua orang anak yaitu I Wayan Depin dan Jro Bayan Sen. Jro Bayan Depin ikut berperan sebagai penggagas pasukan Pemuda Keamanan Desa. (2)Nilai-nilai kepahlawanan yang terkandung pada sosok Jro Bayan Depin yaitu : (a) keberanian; (b)kewibawaan; (c) solidaritas; (d) patriotisme; (e) tanpa pamrih; dan (f) kemandirian. Biografi kepahlawanan Jro Bayan Depin, dapat memberikan sumbangan pada pembelajaran sejarah di SMA pada silabus dan RPP kurikulum 2013 pada kompetensi inti mengembangkan perilaku (jujur dan disiplin) dan kompetensi dasar memahamani nilai- nilai kepahlawanan yang terkandung dalam perjuangan mempertahankan kemerdekan pada Revolusi Fisik 1946. Kata Kunci: Biografi, Nilai Kepahlawanan, Pembelajaran Sejarah. 1 ABSTRACT This research aimed at finding out (1) the biography of Jro Bayan Depin; (2) the heroic values of Jro Bayan Depin which can be described in the syllabus and lesson plan on teaching history in high school curriculum in 2013. This research used historical research method : (1) heuristics (document study, interview, observation ); (2) source criticism (external and internal); (3) data interpretation; and (4) historiography. The results of the study showed that (1) the biography of Jro Bayan Depin can be divided into five stages : (a) the political situation of physical revolution; (b) the family background; (c) the childhood, adolescence, and adulthood; (d) the struggle periods to against NICA; and (e) the ending periods of Jro Bayan Depin’s life. Jro Bayan Depin’s biography can be described as follows: (1) Jro Bayan Depin is the first son of I Wayan Lembeng and Ni Luh Sambel. Jro Bayan Depin was born in 1881 at Pengejaran Village. In 1911 Jro Bayan Depin was married Luh Jableh and have two children named I Wayan Depin and Jro Bayan Sen. Jro Bayan Depin participate as creator of youth village security forces. (2) the heroic values of Jro Bayan Depin are: (a) courage ; (b) authority ; (c) solidarity ; (d) patriotism ; (e) unconditional ; and (f) independence. The biography of Jro Bayan Depin heroism, through the learning process can contribute to the teaching of history in high school, especially in the syllabus and lesson plan based curriculum in 2013 at core competencies to develop (honest behavior and discipline) and basic competencies understand the heroic values in the heroic struggle for independence in the physical revolution 1946. Keywords: Biography, Heroic Values, Teaching History. *) Dosen Pembimbing Artikel 2 Setiap sepuluh November kita peran tokoh-tokoh lokal seperti Jro Bayan merayakan Hari Pahlawan sebagai Depin. Keberadaanya telah menambah peringatan akan jasa-jasa para pahlawan salah satu daftar nama pejuang di Bali yang berkorban demi bangsa dan negara. khususnya di Kabupaten Bangli. Hal ini Kata pahlawan selalu identik dengan telah menempatkan posisi Jro Bayan perjuangan mempertaruhkan jiwa dan Depin sebagai subjek dalam revolusi fisik , raga. Pengorbanan para pahlawan tersebut yakni sebagai aktor yang memainkan bisa dimaknai dari nilai-nilai peranan penting dalam suatu peperangan. kepahlawanan. Pada umumya nilai-nilai Namun, posisi Jro Bayan Depin kepahlawan diambil dari tokoh-tokoh sebagai seorang pejuang dari Bangli yang besar seperti Soekarno, Sudirman, Ki membela rakyat serta negara untuk Hajar Dewantara dan sebagainya. Tokoh- melawan penjajah di daerah Desa tokoh tersebut merupakan tokoh-tokoh Pengejaran tidak disejajarkan hingga kini sejarah berskala nasional. Padahal nilai- dengan pahlawan lainnya yang menjadi nilai kepahlawanan dapat diperoleh dari Pahlawan Nasional, seperti Gusti Ngurah pejuang lokal salah satunya adalah Jro Rai, I Gusti Ketut Pudja dan Ida Anak Bayan Depin yang merupakan pejuang di Agung Gede Agung. Padahal beliau Desa Pengejaran Kintamani Kabupaten memiliki andil besar dalam perjuangan di Bangli. Desa Pengejaran melawan NICA. Bahkan Sejarah dewasa ini pada umumnya untuk mengenang jasa dari Jro Bayan menampilkan peranan tokoh-tokoh besar Depi, telah dibangun sebuah monumen dalam berperang. Posisi tokoh tersebut perjuangan di Desa Pengejaran pada tahun selalu sebagai subjek dalam peperangan 1960 oleh keluarga Jro Bayan Depin, dan menempatkan tokoh lokal sebagai namun telah di renovasi pada tanggal 24 objek yang berada pada garda belakang. Oktober 2003 oleh Dinas Kebudayaan Dengan adanya keterlibatan Jro Bayan Kabupaten Bangli. Monumen tersebut Depin dalam perjuanganya di Desa terletak ditengah-tengah Desa Pengejaran Pengejaran pada masa revolusi fisik tahun dekat dengan kantor kepala desa. Dengan 1946 telah menghapus semua anggapan demikian Jro Bayan Depin merupakan yang ada selama ini. Ini membuktikan tokoh sejarah yang sangat berjasa dalam bahwa dalam sejarah tidak hanya memperjuangkan keutuhan negara melibatkan peranan tokoh-tokoh besar Republik Indonesia pada masa revolusi dalam berperang, melainkan ada pula fisik. 3 Sesuatu hal yang masih menjadi tokoh-tokoh lokal hanyalah dibahas secara masalah menyangkut dengan pelajaran singkat pada materi ajar kelas XI. Tidak sejarah di SMA adalah tokoh-tokoh hanya itu pula, gambar-gambar pada sejarah yang disinggung dalam materi cover-cover buku sejarah lebih pelajaran sejarah di SMA merupakan menonjolkan sosok tokoh-tokoh sejarah tokoh-tokoh besar seperti I Gusti Ngurah nasional saja. Melihat situasi pembelajaran Rai, I Gusti Ketut Pudja dan Ida Anak sejarah di SMA yang mengesampingkan Agung Gede Agung. Hal ini dapat tokoh kecil, maka perlu adanya dibuktikan pada buku teks pelajaran pembenahan mengenai fenomena sejarah di SMA yang lebih membahas pembelajaran sejarah yang bersifat bagaimana pejuang tokoh kecil tidak kedaerahan. kelihatan, padahal mereka memiliki peran Menulis sebuah biografi adalah yang sangat berjasa melawan penjajah. suatu usaha untuk memperkenalkan atau Terbukti dari dibuatkannya Monumen menggambarkan seseorang melalui kisah Perjuangan di daerah tertentu. hidupnya. Dengan demikian maka Tidak hanya berhenti disitu saja, penulisan biografi sebenarnya merupakan materi yang ada pada buku teks Sejarah suatu sumbangan untuk pembendaharaan kelas 2 semester ganjil dengan tema sumber pengetahuan mengenai masa “Perlawanan Rakyat Indonesia di Berbagai lampau. Penulisan biografi seorang tokoh Daerah”, hanya menunjukkan betapa sejarah sangatlah penting. Hal tersebut heroiknya perjuangan I Gusti Ngurah Rai berguna untuk mengetahui riwayat hidup yang berjuang melawan intervensi Belanda tokoh sejarah dan peranannya dalam di Bali. Padahal dibalik sikap kesatrianya peristiwa sejarah. Penulisan biografi juga seorang I Gusti Ngurah Rai selalu berfungsi sebagai pelengkap sumber didukung oleh pejuang-pejuang kecil pembelajaran sejarah, karena disekitarnya, salah satunya adalah Jro bagaimanapun juga dalam peristiwa Bayan Depin. Sehingga disini pentingnya sejarah, tokoh sejarah memegang peranan menunjukan pejuang lokal sehubungan penting sebagai pelaku sejarah, karena dengan sejarah lokal yang dimiliki oleh mereka memiliki sikap rela berkorban suatu daerah (Widja 1989 : 36). demi orang banyak sehingga layak disebut Masalah lainnya pada sebagai pahlawan (Ginarsa, 1975: 1) pembelajaran sejarah di SMA adalah Dalam melakukan penelitian materi mengenai kedudukan dan peranan tentang biografi sangat cocok 4 menggunakan metode penelitian sejarah. dapat dijadikan contoh (Bambang, 1983: Peneliti harus berfikir secara kritis ketika 15). ia menginterpretasi suatu peristiwa, karena Penulisan karya ini merupakan tidak ada peristiwa di dunia ini yang suatu bentuk ucapan terima kasih terhadap disebabkan hanya satu penyebab saja mereka yang telah berbakti terhadap nusa (monokausal). Semua pasti ada generalisir dan bangsa. Sebagai generasi penerus yang membuat peristiwa itu dapat dilihat bangsa kita harus tidak melupakannya. dari berbagai sudut pandang penyebab, Beliau telah mengorbankan jiwa raganya inilah yang akan melahirkan sebuah untuk generasi sesudah beliau, ialah untuk multidimensionalitas dalam sejarah. kita, anak-anak kita, untuk cucu-cucu kita Multidimensionalitas gejala sejarah perlu dan seterusnya. Mungkin generasi ditampilkan agar gambaran menjadi lebih sekarang masih mengenal beliau, tetapi bulat dan menyeluruh sehingga dapat generasi sesudah kita tidak lagi terhindar dari kesepihakan atau (Soebantardjo, 1983: 31). determinisme. Begitu pula dengan Penulisan
Recommended publications
  • Teuku Mohammad Hasan (Sumatra), Soetardjo Kartohadikoesoemo (Jawa Barat), R
    GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA PENGARAH Hilmar Farid (Direktur Jenderal Kebudayaan) Triana Wulandari (Direktur Sejarah) NARASUMBER Suharja, Mohammad Iskandar, Mirwan Andan EDITOR Mukhlis PaEni, Kasijanto Sastrodinomo PEMBACA UTAMA Anhar Gonggong, Susanto Zuhdi, Triana Wulandari PENULIS Andi Lili Evita, Helen, Hendi Johari, I Gusti Agung Ayu Ratih Linda Sunarti, Martin Sitompul, Raisa Kamila, Taufik Ahmad SEKRETARIAT DAN PRODUKSI Tirmizi, Isak Purba, Bariyo, Haryanto Maemunah, Dwi Artiningsih Budi Harjo Sayoga, Esti Warastika, Martina Safitry, Dirga Fawakih TATA LETAK DAN GRAFIS Rawan Kurniawan, M Abduh Husain PENERBIT: Direktorat Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jalan Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Tlp/Fax: 021-572504 2017 ISBN: 978-602-1289-72-3 SAMBUTAN Direktur Sejarah Dalam sejarah perjalanan bangsa, Indonesia telah melahirkan banyak tokoh yang kiprah dan pemikirannya tetap hidup, menginspirasi dan relevan hingga kini. Mereka adalah para tokoh yang dengan gigih berjuang menegakkan kedaulatan bangsa. Kisah perjuangan mereka penting untuk dicatat dan diabadikan sebagai bahan inspirasi generasi bangsa kini, dan akan datang, agar generasi bangsa yang tumbuh kelak tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter. Oleh karena itu, dalam upaya mengabadikan nilai-nilai inspiratif para tokoh pahlawan tersebut Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan kegiatan penulisan sejarah pahlawan nasional. Kisah pahlawan nasional secara umum telah banyak ditulis. Namun penulisan kisah pahlawan nasional kali ini akan menekankan peranan tokoh gubernur pertama Republik Indonesia yang menjabat pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia. Para tokoh tersebut adalah Teuku Mohammad Hasan (Sumatra), Soetardjo Kartohadikoesoemo (Jawa Barat), R. Pandji Soeroso (Jawa Tengah), R.
    [Show full text]
  • Sejarah Paket C Indonesia Merdeka Modul 9 Awal.Indd
    MODUL TEMA 9 MODUL 9 Indonesia Merdeka i Hak Cipta © 2018 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang Kata Pengantar Sejarah Indonesia Paket C Setara SMA/MA Modul Tema 9 : Indonesia Merdeka endidikan kesetaraan sebagai pendidikan alternatif memberikan layanan kepada mayarakat yang Penulis: Sulaiman Hasan karena kondisi geografi s, sosial budaya, ekonomi dan psikologis tidak berkesempatan mengiku- ti pendidikan dasar dan menengah di jalur pendidikan formal. Kurikulum pendidikan kesetaraan Diterbitkan oleh: Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan- P dikembangkan mengacu pada kurikulum 2013 pendidikan dasar dan menengah hasil revisi berdasarkan Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat-Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018 peraturan Mendikbud No.24 tahun 2016. Proses adaptasi kurikulum 2013 ke dalam kurikulum pendidikan kesetaraan adalah melalui proses kontekstualisasi dan fungsionalisasi dari masing-masing kompetensi iv+ 36 hlm + illustrasi + foto; 21 x 28,5 cm dasar, sehingga peserta didik memahami makna dari setiap kompetensi yang dipelajari. Pembelajaran pendidikan kesetaraan menggunakan prinsip fl exible learning sesuai dengan karakteristik peserta didik kesetaraan. Penerapan prinsip pembelajaran tersebut menggunakan sistem pembelajaran modular dimana peserta didik memiliki kebebasan dalam penyelesaian tiap modul yang di sajikan. Kon- sekuensi dari sistem tersebut adalah perlunya disusun modul pembelajaran pendidikan kesetaraan yang memungkinkan peserta didik untuk belajar dan melakukan evaluasi ketuntasan secara mandiri. Tahun 2017 Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat mengembangkan modul pembelajaran pendidikan kesetaraan dengan melibatkan Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemdikbud, para akademisi, pamong belajar, guru dan tutor pendidikan kesetaraan. Modul pendidikan kesetaraan disediakan mulai paket A tingkat kompe- tensi 2 (kelas 4 Paket A).
    [Show full text]
  • Laporan Tahunan Bpk Ri 2013
    LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 1 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TAHUNAN BPK RI 2013 *INDEPENDENSI *INTEGRITAS *PROFESIONALISME LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 3 Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala limpahan nikmat dan rahmatNya, sehingga kita masih diberi kesempatan untuk terus mengabdi kepadaNya dan berkhidmat kepada Negara dan Bangsa yang kita cintai, Indonesia. Salah satu bentuk khidmat kita kepada Negara ini, adalah diterbitkannya buku Laporan Tahunan BPK Tahun 2013 yang mendokumentasikan secara singkat mengenai gerak langkah dan kontribusi BPK selama tahun 2013. Secara garis besar Laporan Tahunan ini berisi dua gambaran keberhasilan BPK di tahun 2013, yaitu capaian di bidang pemeriksaan dan capaian di bidang institusional. Capaian di bidang pemeriksaan meliputi capaian dalam pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Penuntasan Perhitungan Kerugian Negara atas kasus P3SON Hambalang, Pemeriksaan atas Penyelengaraan Ibadah Haji, Restrukturisasi Merpati, Kontraktor Kontrak Kerja Sama Sektor Migas, dan Penyelenggaraan Ujian Nasional adalah contoh capaian yang menonjol di bidang pemeriksaan. Capaian di bidang institusional antara lain meliputi capaian dalam reformasi birokrasi, implementasi e-Audit, pemenuhan kebutuhan sarana-prasarana, dan peningkatan kerja sama internasional. Selain itu, dalam laporan tahunan 2013 ini disampaikan juga mengenai kesiapan BPK menghadapi tantangan dan perubahan di masa mendatang. Perubahan
    [Show full text]
  • Kemerdekaan Dan Proklamasi Indonesia
    PERSIAPAN KEMERDEKAAN Kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik semakin jelas, sehingga melalui Koiso Kumaika, pada 7 September 1944 Jepang memberi janji kemerdekaan terhadap bangsa Indonesia. Kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik semakin jelas, sehingga pada 1 Maret 1945, Jenderal Kumakichi Harada mengumumkan pembentukan BPUPKI atau Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokoritsu Zyunbi Chosakai). BPUPKI terdiri dari 60 anggota tokoh Indonesia dan 7 anggota tokoh Jepang, dengan: Dr. Radjiman Widyodiningrat sebagai ketua R. Surono sebagai wakil ketua Indonesia Itibangase Yoshio sebagai wakil ketua Jepang BPUPKI melaksanakan dua kali sidang, yaitu: Sidang I (29 Mei – 1 Juni 1945) Menghasilkan rumusan dasar negara: Mr. M. Yamin (29 Mei) Prof. Dr. Supomo (31 Mei) 1. Perikebangsaan 1. Persatuan 2. Perikemanusiaan 2. Kekeluargaan 3. Periketuhanan 3. Mufakat dan Demokrasi 4. Perikerakyatan 4. Musyawarah 5. Kesejahteraan Rakyat 5. Keadilan Sosial Ir. Soekarno (1 Juni) Sidang II (10-16 Juli 1945) 1. Kebangsaan Indonesia 2. Internasionalisme atau Menghasilkan rancangan UUD Perikemanusiaan yang selanjutnya dilakukan oleh 3. Mufakat atau Demokrasi PPKI atau Panitia Persiapan 4. Kesejahteraan Sosial Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Zyunbi Inkai) 5. Ketuhanan yang Maha Esa Pada 22 Juni 1945, terbentuk Panitia Kecil atau Panitia Sembilan yang menghasilkan dokumen berisi asa dan tujuan Negara Indonesia yang dikenal SidangsebagaiIPiagam (29 Mei Jakarta– 1 Juni. 1945) Anggota Panitia Sembilan: Piagam Jakarta 1. Ir. Soekarno 1. Ketuhanan dengan berkewajiban 2. Drs. M. Hatta menjalankan syariat-syariat Islam bagi 3. Mr. M. Yamin para pemeluknya 4. Mr. Ahmad Subardjo 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 5. Mr. A. A. Maramis 3. Persatuan Indonesia 6. Abdulkahar Muzakar 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam 7.
    [Show full text]
  • Proklamasi Kemerdekaan Dan Pembentukan Pemerintahan Indonesia
    PROKLAMASI KEMERDEKAAN DAN PEMBENTUKAN PEMERINTAHAN INDONESIA A. PERSIAPAN PROKLAMASI Pada tanggal 7 agustus 1945, pemerintah Jepang membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sebagai pengganti BPUPKI. PPKI beranggotakan 27 orang, yaitu: 1. Anang Abdul Hamidan 2. Andi Pangeran Pettarani 3. Bandoro Pangeran Hario Purubojo 4. Bendoro Kanjeng Pangeran Ario Suryohamijoyo 5. Dr. G.S.S.J. Ratulangie 6. Dr. Kanjeng Raden Tumenggung Rajiman Wedyodiningrat 7. Dr. M. Amir. 8. Drs. Muhammad Hatta 9. Drs. Yap Tjwan Bing 10. Haji Abdul Wahid Hasyim 11. Haji Teuku Muhammad Hasan 12. Ir. Sukarno 13. Ki Bagus Hadikusumo 14. Ki Hajar Dewantara 15. Mas Sutarjo Kartohadikusumo 16. Mr. Abdul Abbas 17. Mr. I Gusti Ketut Puja 18. Mr. Raden Ahmad Subarjo 19. Mr. Raden Iwa Kusuma Sumantri 20. Mr. Raden Kasman Singodimejo 21. Mr. Yohanes Latuharhary 22. Muhammad Ibnu Sayuti Melik 23. Prof. Dr. Mr. Raden Supomo 24. Raden Abdul Kadir 25. Raden Adipati Wiranatakusuma 26. Raden Oto Iskandardinata 27. Raden Panji Suroso Dari 27 orang di atas beberapa tokoh pergerakan dan golongan minoritas. Ir. Soekarno ditunjuk sebagai ketua, Drs. Moh. Hatta sebagai wakil ketua, dan Mr. Ahmad Soebarjo sebagai penasihat. Pada tanggal 8 agustus 1945 Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan dr. Rajiman Widyodiningrat (mantan ketua BPUPKI), menerima panggilan Marsekal Terauchi, Panglima Tentara Jepang Kawasan Asia Tenggara, agar datang ke markas besarnya di Dalath (Vietnam Selatan). Pada tanggal 9 agustus 1945 mereka berangkat ke Dalath didampingi dua pejabat Gunseikanbu (kantor pemerintahan militer) colonel Nomura dan Miyoshi. Dalam pertemuannya di Dalath, Marsekal Terauchi menyatakan bahwa kemerdekaan Indonesiasudah dapat diumumkan apabila persiapannya sudah selesai. Pada tanggal 14 agustus 1945, rombongan tiba kembali di Jakarta dan disambut oleh Sutan Syahrir yang menyampaikan berita kekalahan Jepang yang didengarnya dari siaran radio luar negeri.
    [Show full text]
  • Mr Johannes Latuharhary Hasil Karya Pengabdiannya.Pdf
    MR. J�hrums Labnhm'hm'U Hasil Karya dan Pengabdiannya Oleh: 1.0. NANULAITTA DEPARTEMEN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DIREKTORAT JENDERAL SEJARAH DAN PURBAKALA DIREKTORAT NILAI SEJARAH 2009 SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL KEBUDAYAAN Proyek lnventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional (IDSN) yang berada pada Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan telah berhasil menerbitkan seri buku biografi dan kesejarahan. Saya menyambut dengan gembira hasil penerbitan tersebut. Buku-buku tersebut dapat diselesaikan berkat adanya kerja sama antara para penulis dengan tenaga-tenaga di dalam Proyek. Karena baru merupakan langkah pertama, maka dalam buku-buku hasil Proyek IDSN itu masih terdapat kelemahan dan kekurangan. Diharapkan hal itu dapat disempurnakan pada masa yang mendatang. Usaha penulisan buku-buku kesejarahan wajib kita tingkatkan mengingat perlunya kita untuk senantiasa memupuk, memperkaya dan memberi corak pada kebudayaan nasional dengan tetap memelihara dan membina tradisi dan peninggalan sejarah yang mempunyai nilai perjuangan · bangsa, kebanggaan serta kemanfaatan nasional. Saya mengharapkan dengan terbitnya buku-buku ini dapat menambah sarana penelitian dan kepustakaan yang diperlukan untuk pembangunan bangsa dan negara, khususnya pembangunan kebudayaan. Akhirnya saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penerbitan ini. Jakarta, Juni 1982 Direktur Jenderal Kebudayaan Prof. Dr. Haryati Soebadio NIP. 130119123 KATA PENGANTAR Proyek lnventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional merupakan salah satu proyek dalam lingkungan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang antara lain mengerjakan penulisan biografi Tokoh yang telah berjasa dalam masyarakat. Adapun pengertian Tokoh dalam naskah ini ialah seseorang yang telah berjasa atau berprestasi di dalam meningkatkan dan mengembangkan pendidikan, pengabdian, ilmu pengetahuan, keolahragaan dan seni budaya nasional di Indonesia .
    [Show full text]
  • HUMANIS Journal of Arts and Humanities
    HUMANIS Journal of Arts and Humanities p-ISSN: 2528-5076, e-ISSN: 2302-920X Terakreditasi Sinta-4, SK No: 23/E/KPT/2019 Vol 25.2 Mei 2021: 214-222 Pergulatan Perempuan dalam Revolusi Fisik di Bali I Nyoman Sukiada, Anak Agung Ayu Girindra Wardani, Ni Wayan Sri Rahayu Universitas Udayana, Denpasar, Bali, Indonesia Email korespondensi: [email protected] , [email protected] , [email protected] Info Artikel Abstract Masuk: 4 Maret 2021 This study discusses the role of women in the Physical Revolution Revisi:18 April 2021 in Bali. The appearance of a woman in the history of politics in Diterima: 29 April 2021 Bali as a leader has been seen since ancient Balinese times. However, the rise of women seems to have only been seen when Keywords: Struggle, Women, the government established the Shanti Girls School. Armed with Physical Revolution knowledge and experience in the field of organization, Balinese women are aware of the importance and meaning of independence for a nation. When the Dutch colonial government and NICA troops returned to occupy Bali in March 1946, women played a very important role in defending the independence of the Republic of Indonesia. Women played various roles, such as in the logistics sector as a member of the soup kitchen in charge of providing various types of food to the fighters; in the health sector by helping fighters who were injured and also supplying various types of medicine to the fighters; as a liaison in charge of conveying information on the state of the fighters and the state of the enemy to the leader of the fighters.
    [Show full text]
  • Identifikasi Nilai-Nilai Kepahlawanan Mr. I Gusti
    ARTIKEL Judul IDENTIFIKASI NILAI-NILAI KEPAHLAWANAN MR. I GUSTI KETUT PUDJA DALAM USAHA MERAIH KEMERDEKAAN BANGSA INDONESIA DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA oleh I Ketut Anom Mahartawan NIM 1114021024 JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2015 1 IDENTIFIKASI NILAI-NILAI KEPAHLAWANAN MR. I GUSTI KETUT PUDJA DALAM USAHA MERAIH KEMERDEKAAN BANGSA INDONESIA DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA Oleh I Ketut Anom Mahartawan*, Dr. Tuty Maryati, M.Pd**, Ketut Sedana Arta, S.Pd.M.Pd*** Jurusan pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: [email protected], [email protected], [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Peranan Mr. I Gusti Ketut Pudja dalam usaha meraih kemerdekaan bangsa Indonesia; (2) Nilai-nilai kepahlawanan Mr. I Gusti Ketut Pudja yang dapat diwariskan kepada generasi muda; (3) Pengintegrasian nilai -nilai kepahlawanan beliau sebagai sumber pembelajaran sejarah di SMA. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu: (1) Jenis penelitian menggunakan penelitian kualitatif; (2) Teknik penentuan lokasi penelitian yaitu di Puri Sukasada; (3) Teknik penentuan informan menggunakan purposive sampling; (4) Instrumen penelitian menggunakan pedoman wawancara dan pedoman observasi; (5) Teknik pengumpulan data menggunakan (a) Teknik studi dokumen menggunakan sumber buku dan foto Mr. I Gusti Ketut Pudja (b) Teknik observasi yaitu di Puri Sukasada (c) Teknik wawancara yaitu dengan keluarga Mr. I Gusti Ketut Pudja, legiun veteran Kabupaten Buleleng dan guru sejarah (6) Metode penjamin keabsahan data yaitu triangulasi sumber data dan triangulasi metode; (7) Teknik analisis data yaitu: (a) Pengumpulan data; (b) Reduksi data; (c) Penyajian data; (d) Mengambil Kesimpulan.
    [Show full text]
  • Irma Kristanti-150210302086.Pdf
    DigitalDigital RepositoryRepository UniversitasUniversitas JemberJember PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL BORG AND GALL SKRIPSI Oleh Irma Kristanti NIM 150210302086 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2019 i DigitalDigital RepositoryRepository UniversitasUniversitas JemberJember PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL BORG AND GALL SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Strata Satu (S1) Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember dan mencapai gelar Sarjana Pendidikan Oleh Irma Kristanti NIM 150210302086 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2019 ii DigitalDigital RepositoryRepository UniversitasUniversitas JemberJember PERSEMBAHAN Skripsi ini dipersembahkan untuk: 1. Bapak Selat dan Ibu Ismah beserta keluarga besar yang senantiasa mendoakan, memberikan dukungan moril dan materi serta motivasi selama ini; 2. Bapak Sofyan dan Ibu Rubi’ah beserta keluarga yang senantiasa mendoakan, memberikan dukungan dan semangat; 3. Bapak KH. Hamam dan Ibu Hj. Isniyatul Ulya selaku pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswi Al-Husna yang senantiasa mendoakan dan membimbing selama
    [Show full text]
  • Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan Di Jawa Barat
    ATLAS SEJARAH INDONESIA BERITA PROKLAMASI KEMERDEKAAN ATLAS SEJARAH INDONESIA BERITA PROKLAMASI KEMERDEKAAN ATLAS SEJARAH INDONESIA BERITA PROKLAMASI KEMERDEKAAN Pengarah Dra. Triana Wulandari. M.Si Penyunting Dr. Abdul Syukur Penulis Dr. Abdurakhman Dr. Agus Setiawan Koordinator Agus Widiatmoko Riset Budi Karyawan S Fider Tendiardi Dede Sunarya Zakiyah Egar Imani Desain Bayu Isworo Diterbitkan Oleh: Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG: Dilarang mengutip seluruh atau sebagian isi buku tanpa seizin penerbit CETAKAN I 2018 ISBN : 978-602-1289-97-6 Keterangan Sampul: 1. Teks Proklamasi Tulisan Tangan Soekarno, 2. Foto Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan oleh Ir. Soekarno DAFTAR ISI Sambutan . 5 Bab I Pendahuluan 1 . Pengantar . 8 2 . Petunjuk Penggunaan Buku . 10 3 . Istilah-istilah Penting . 12 4 . Tanggal-tanggal penting . 14 Bab II Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 1 . Janji Kemerdekaan . 24 2 . Persiapan Kemerdekaan Indonesia . 32 Bab III Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 1 . Jawa Barat . 60 2 . Jawa Tengah . 70 3 . Jawa Timur . 76 4 . Sunda Kecil (Bali, NTT, NTB) . 80 5 . Sumatera . 88 6 . Kalimantan . 102 7 . Sulawesi . 108 8 . Maluku . 114 Bab IV Kesadaran Kebangsaan, Rela Berkorban, dan Cinta Tanah Air Melalui Proklamasi Kemerdekaan . 124 Bab V Penutup . 128 ATLAS SEJARAH INDONESIA - BERITA PROKLAMASI KEMERDEKAAN 3 4 ATLAS SEJARAH INDONESIA - BERITA PROKLAMASI KEMERDEKAAN Sambutan uji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat, dan hidayah-Nya, Direktorat Sejarah dapat menyelesaikan penyusunan Atlas Sejarah Indonesia: Berita Proklamasi PKemerdekaan . Atlas adalah kumpulan peta yang disatukan dalam bentuk buku atau bentuk multimedia . Atlas dapat memuat informasi tematik suatu wilayah yang dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan yang praktis dan komunikatif bagi masyarakat yang membutuhkan, tidak terkecuali informasi yang berkaitan dengan peristiwa sejarah .
    [Show full text]
  • Pahlawan Nasional.Indd
    www.bacaan-indo.blogspot.com www.bacaan-indo.blogspot.com www.tedisobandi.blogspot.com Kuncoro Hadi & Sustianingsih Ensiklopedia Pahlawan Nasional www.tedisobandi.blogspot.com www.bacaan-indo.blogspot.com Ensiklopedia Pahlawan Nasional Penulis : Kuncoro Hadi & Sustianingsih Editor : Qoni Desain Cover : Aulia[r] Layout : Lendo Cetakan : 2015 ISBN : 978-602-9434-61-3 Diterbitkan Oleh : Istana Media (Grup Relasi Inti Media, anggota IKAPI) Jl. Suryodiningratan Gg. Rahmat No. 644B Mj II Rt.34/Rw.10 Mantrijeron Yogyakarta Tlp/Fax: 0274-413728 www.tedisobandi.blogspot.com www.bacaan-indo.blogspot.com Pengantar Dalam kamus besar bahasa Indonesia, Hero [pahlawan] berarti orang yang dihormati karena keberaniannya. Pahlawan berarti orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanan dalam membela kebenaran, seorang pejuang yang gagah berani membela kelompok atau bangsa-negaranya. Untuk itu, seorang pahlawan berhak mendapat kehormatan dengan menyandang gelar dari negara. Dalam hal ini, Kementerian Sosial Republik Indonesia memberi batasan yang jelas bahwa gelar merupakan penghargaan negara yang diberikan pemimpin negara [presiden] kepada seseorang yang telah gugur atau meninggal dunia atas perjuangan, pengabdian, dharma bakti dan karya yang luar biasa kepada bangsa dan negara. Sehingga gelar pahlawan nasional merupakan gelar yang diberikan kepada warga negara Indonesia atau seseorang yang berjuang melawan penjajahan di wilayah yang sekarang menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang gugur atau meninggal dunia demi membela bangsa dan negara, atau yang semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara Republik Indonesia. Jadi seorang pahlawan mempunyai dua unsur penting. Pertama, tindak kepahlawanan yang berarti melakukan perbuatan nyata yang dapat dikenang dan diteladani www.tedisobandi.blogspot.com www.bacaan-indo.blogspot.com Buku Pintar Super Lengkap Pahlawan Nasional sepanjang masa bagi warga masyarakat lainnya.
    [Show full text]
  • Nama Pahlawan Nasional NAMA TMP Nomor Tanggal
    DAFTAR PAHLAWAN NASIONAL S/D TAHUN 2014 Keterangan Makam Keputusan Presiden Republik Indonesia No. Nama Pahlawan Nasional NAMA TMP Nomor Tanggal 1 Abdul Muis 218 Tahun 1959 30 Agustus 1959 Cikutra, Bandung 2 Ki Hajar Dewantara 305 Tahun 1959 28 Nopember 1959 Tahunan, Umbul Harjo, Yogyakarta 3 R.M. Surjopranoto 310 Tahun 1959 30 Nopember 1959 Gambiran, Umbul Harjo, Yogyakarta 4 Mohammad Hoesni Thamrin 175 Tahun 1960 28 Juli 1960 Tanah Kusir, Jakarta 5 KH. Samanhudi 590 Tahun 1961 9 Nopember 1961 Kuncen, Wirobraja, Yogyakara 6 H.O.S. Cokroaminoto 590 Tahun 1961 9 Nopember 1961 Cikutra, Bandung 7 Setyabudi 590 Tahun 1961 9 Nopember 1961 Cikutra, Bandung 8 Si Singamangaradja XII 590 Tahun 1961 9 Nopember 1961 Balige, Tobasa 9 Dr. GSSJ Ratulangie 590 Tahun 1961 9 Nopember 1961 Tondano, Sulawesi Utara 10 DR. Sutomo 657 Tahun 1961 27 Desember 1961 Bubutan, Surabaya 11 KH. Akhmad Dahlan 657 Tahun 1961 27 Desember 1961 Brontokusuman,, Mergangsang Yogyakarta 12 KH. Agus Salim 657 Tahun 1961 27 Desember 1961 TMPN Utama Kalibata 13 Jend. Gatot Subroto 222 Tahun 1962 18 Juni 1962 Ungaran Timur, Semarang 14 Sukarjo Wiryopranoto 222 Tahun 1962 18 Juni 1962 TMPN Utama Kalibata 15 Dr. Ferdinand Lumban Tobing 361 Tahun 1962 17 Nopember 1962 Kolang, Tapanuli Tengah 16 KH. Zainul Arifin 35 Tahun 1963 4 Maret 1963 TMPN Utama Kalibata 17 Tan Malaka 53 Tahun 1963 28 Maret 1963 Tidak Diketahui 18 MGR.A. Sugyopranoto SJ 152 Tahun 1963 26 Juli 1963 TMP Giri Tunggal, Semarang 19 Ir. H. Juanda Kartawijaya 244 Tahun 1963 29 Nopember 1963 TMPN Utama Kalibata 20 DR.
    [Show full text]