BIOGRAFI JRO BAYAN DEPIN : STUDI TENTANG NILAI-NILAI KEPAHLAWANAN DAN SUMBANGANNYA BAGI PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA

Oleh : Ni Komang Sukariasih, (Nim 1014021027 ) (e-mail:[email protected]) Luh Putu Sendratari*) Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Biografi Jro Bayan Depin; dan (2) nilai- nilai kepahlawanan yang terdapat dalam biografi Jro Bayan Depin yang dijabarkan dalam silabus dan RPP pembelajarn sejarah di SMA kurikulum 2013. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yaitu: (1) heuristik (studi dokumen, wawancara, dan observasi); (2) kritik sumber (ekstern dan intern); (3) intepretasi data; (4) historiografi. Hasil penelitian menunjukkan (1) Biografi Jro Bayan Depin dibagi menjadi lima tahapan, yaitu (a) situasi politik pada revolusi fisik (b) latar belakang keluarga; (c) masa kanak-kanak, remaja, dan dewasa; (d) masa perjuangan Jro Bayan Depin ; dan (e) masa-masa akhir kehidupan Jro Bayan Depin. Biografi kepahlwanan Jro Bayan Depin dijabarkan sebagai berikut: (1) Jro Bayan Depin adalah putra pertama dari I Wayan Lembeng dan Ni Luh Sambel. Jro Bayan Depin lahir pada tahun 1881 di Desa Pengejaran. Tahun 1911 beliau menikah dengan Luh Jableh dan dikaruniai dua orang anak yaitu I Wayan Depin dan Jro Bayan Sen. Jro Bayan Depin ikut berperan sebagai penggagas pasukan Pemuda Keamanan Desa. (2)Nilai-nilai kepahlawanan yang terkandung pada sosok Jro Bayan Depin yaitu : (a) keberanian; (b)kewibawaan; (c) solidaritas; (d) patriotisme; (e) tanpa pamrih; dan (f) kemandirian. Biografi kepahlawanan Jro Bayan Depin, dapat memberikan sumbangan pada pembelajaran sejarah di SMA pada silabus dan RPP kurikulum 2013 pada kompetensi inti mengembangkan perilaku (jujur dan disiplin) dan kompetensi dasar memahamani nilai- nilai kepahlawanan yang terkandung dalam perjuangan mempertahankan kemerdekan pada Revolusi Fisik 1946.

Kata Kunci: Biografi, Nilai Kepahlawanan, Pembelajaran Sejarah.

1

ABSTRACT

This research aimed at finding out (1) the biography of Jro Bayan Depin; (2) the heroic values of Jro Bayan Depin which can be described in the syllabus and lesson plan on teaching history in high school curriculum in 2013. This research used historical research method : (1) heuristics (document study, interview, observation ); (2) source criticism (external and internal); (3) data interpretation; and (4) historiography. The results of the study showed that (1) the biography of Jro Bayan Depin can be divided into five stages : (a) the political situation of physical revolution; (b) the family background; (c) the childhood, adolescence, and adulthood; (d) the struggle periods to against NICA; and (e) the ending periods of Jro Bayan Depin’s life. Jro Bayan Depin’s biography can be described as follows: (1) Jro Bayan Depin is the first son of I Wayan Lembeng and Ni Luh Sambel. Jro Bayan Depin was born in 1881 at Pengejaran Village. In 1911 Jro Bayan Depin was married Luh Jableh and have two children named I Wayan Depin and Jro Bayan Sen. Jro Bayan Depin participate as creator of youth village security forces. (2) the heroic values of Jro Bayan Depin are: (a) courage ; (b) authority ; (c) solidarity ; (d) patriotism ; (e) unconditional ; and (f) independence. The biography of Jro Bayan Depin heroism, through the learning process can contribute to the teaching of history in high school, especially in the syllabus and lesson plan based curriculum in 2013 at core competencies to develop (honest behavior and discipline) and basic competencies understand the heroic values in the heroic struggle for independence in the physical revolution 1946.

Keywords: Biography, Heroic Values, Teaching History.

*) Dosen Pembimbing Artikel

2

Setiap sepuluh November kita peran tokoh-tokoh lokal seperti Jro Bayan merayakan Hari Pahlawan sebagai Depin. Keberadaanya telah menambah peringatan akan jasa-jasa para pahlawan salah satu daftar nama pejuang di yang berkorban demi bangsa dan negara. khususnya di Kabupaten Bangli. Hal ini Kata pahlawan selalu identik dengan telah menempatkan posisi Jro Bayan perjuangan mempertaruhkan jiwa dan Depin sebagai subjek dalam revolusi fisik , raga. Pengorbanan para pahlawan tersebut yakni sebagai aktor yang memainkan bisa dimaknai dari nilai-nilai peranan penting dalam suatu peperangan. kepahlawanan. Pada umumya nilai-nilai Namun, posisi Jro Bayan Depin kepahlawan diambil dari tokoh-tokoh sebagai seorang pejuang dari Bangli yang besar seperti Soekarno, , Ki membela rakyat serta negara untuk Hajar Dewantara dan sebagainya. Tokoh- melawan penjajah di daerah Desa tokoh tersebut merupakan tokoh-tokoh Pengejaran tidak disejajarkan hingga kini sejarah berskala nasional. Padahal nilai- dengan pahlawan lainnya yang menjadi nilai kepahlawanan dapat diperoleh dari Pahlawan Nasional, seperti Gusti Ngurah pejuang lokal salah satunya adalah Jro Rai, I Gusti Ketut Pudja dan Ida Anak Bayan Depin yang merupakan pejuang di Agung Gede Agung. Padahal beliau Desa Pengejaran Kintamani Kabupaten memiliki andil besar dalam perjuangan di Bangli. Desa Pengejaran melawan NICA. Bahkan Sejarah dewasa ini pada umumnya untuk mengenang jasa dari Jro Bayan menampilkan peranan tokoh-tokoh besar Depi, telah dibangun sebuah monumen dalam berperang. Posisi tokoh tersebut perjuangan di Desa Pengejaran pada tahun selalu sebagai subjek dalam peperangan 1960 oleh keluarga Jro Bayan Depin, dan menempatkan tokoh lokal sebagai namun telah di renovasi pada tanggal 24 objek yang berada pada garda belakang. Oktober 2003 oleh Dinas Kebudayaan Dengan adanya keterlibatan Jro Bayan Kabupaten Bangli. Monumen tersebut Depin dalam perjuanganya di Desa terletak ditengah-tengah Desa Pengejaran Pengejaran pada masa revolusi fisik tahun dekat dengan kantor kepala desa. Dengan 1946 telah menghapus semua anggapan demikian Jro Bayan Depin merupakan yang ada selama ini. Ini membuktikan tokoh sejarah yang sangat berjasa dalam bahwa dalam sejarah tidak hanya memperjuangkan keutuhan negara melibatkan peranan tokoh-tokoh besar Republik Indonesia pada masa revolusi dalam berperang, melainkan ada pula fisik. 3

Sesuatu hal yang masih menjadi tokoh-tokoh lokal hanyalah dibahas secara masalah menyangkut dengan pelajaran singkat pada materi ajar kelas XI. Tidak sejarah di SMA adalah tokoh-tokoh hanya itu pula, gambar-gambar pada sejarah yang disinggung dalam materi cover-cover buku sejarah lebih pelajaran sejarah di SMA merupakan menonjolkan sosok tokoh-tokoh sejarah tokoh-tokoh besar seperti I Gusti Ngurah nasional saja. Melihat situasi pembelajaran Rai, I Gusti Ketut Pudja dan Ida Anak sejarah di SMA yang mengesampingkan Agung Gede Agung. Hal ini dapat tokoh kecil, maka perlu adanya dibuktikan pada buku teks pelajaran pembenahan mengenai fenomena sejarah di SMA yang lebih membahas pembelajaran sejarah yang bersifat bagaimana pejuang tokoh kecil tidak kedaerahan. kelihatan, padahal mereka memiliki peran Menulis sebuah biografi adalah yang sangat berjasa melawan penjajah. suatu usaha untuk memperkenalkan atau Terbukti dari dibuatkannya Monumen menggambarkan seseorang melalui kisah Perjuangan di daerah tertentu. hidupnya. Dengan demikian maka Tidak hanya berhenti disitu saja, penulisan biografi sebenarnya merupakan materi yang ada pada buku teks Sejarah suatu sumbangan untuk pembendaharaan kelas 2 semester ganjil dengan tema sumber pengetahuan mengenai masa “Perlawanan Rakyat Indonesia di Berbagai lampau. Penulisan biografi seorang tokoh Daerah”, hanya menunjukkan betapa sejarah sangatlah penting. Hal tersebut heroiknya perjuangan berguna untuk mengetahui riwayat hidup yang berjuang melawan intervensi Belanda tokoh sejarah dan peranannya dalam di Bali. Padahal dibalik sikap kesatrianya peristiwa sejarah. Penulisan biografi juga seorang I Gusti Ngurah Rai selalu berfungsi sebagai pelengkap sumber didukung oleh pejuang-pejuang kecil pembelajaran sejarah, karena disekitarnya, salah satunya adalah Jro bagaimanapun juga dalam peristiwa Bayan Depin. Sehingga disini pentingnya sejarah, tokoh sejarah memegang peranan menunjukan pejuang lokal sehubungan penting sebagai pelaku sejarah, karena dengan sejarah lokal yang dimiliki oleh mereka memiliki sikap rela berkorban suatu daerah (Widja 1989 : 36). demi orang banyak sehingga layak disebut Masalah lainnya pada sebagai pahlawan (Ginarsa, 1975: 1) pembelajaran sejarah di SMA adalah Dalam melakukan penelitian materi mengenai kedudukan dan peranan tentang biografi sangat cocok 4

menggunakan metode penelitian sejarah. dapat dijadikan contoh (Bambang, 1983: Peneliti harus berfikir secara kritis ketika 15). ia menginterpretasi suatu peristiwa, karena Penulisan karya ini merupakan tidak ada peristiwa di dunia ini yang suatu bentuk ucapan terima kasih terhadap disebabkan hanya satu penyebab saja mereka yang telah berbakti terhadap nusa (monokausal). Semua pasti ada generalisir dan bangsa. Sebagai generasi penerus yang membuat peristiwa itu dapat dilihat bangsa kita harus tidak melupakannya. dari berbagai sudut pandang penyebab, Beliau telah mengorbankan jiwa raganya inilah yang akan melahirkan sebuah untuk generasi sesudah beliau, ialah untuk multidimensionalitas dalam sejarah. kita, anak-anak kita, untuk cucu-cucu kita Multidimensionalitas gejala sejarah perlu dan seterusnya. Mungkin generasi ditampilkan agar gambaran menjadi lebih sekarang masih mengenal beliau, tetapi bulat dan menyeluruh sehingga dapat generasi sesudah kita tidak lagi terhindar dari kesepihakan atau (Soebantardjo, 1983: 31). determinisme. Begitu pula dengan Penulisan ini memberikan penulisan tokoh Jro Bayan Depin dalam gambaran yang jelas mengenai kehidupan bentuk biografi dapat dikaji dengan Jro Bayan Depin dari awal hidupnya pendekatan multidimensionalitas agar hingga akhir hayatnya, sehingga hasil pemaparanya bersifat menyeluruh (Sartono karya mengenai Jro Bayan Depin dalam Kartodirjo, 1993:87). bentuk biografi dapat dijadikan bandingan Penulisan Biografi Jro Bayan dengan tokoh-tokoh nasional lainya. Depin juga merupakan suatu usaha untuk Dalam biografi ini diharapkan nilai-nilai menunjukkan bahwa Bangsa Indonesia, yang terkandung dalam perjuangan Jro khususnya putra daerahnya tidak Bayan Depin dapat di inventarisasikan melupakan Beliau yang telah berjasa sebagai sumber pembelajaran sejarah. Hal membela tanah air dan menentang ini tidak bisa dilepaskan dengan fungsi kolonialisme Belanda. Dalam pergulatan sejarah sebagai media penanaman nilai antara kenangan dan harapan, ialah untuk mempertinggi budi pekerti, kenangan masa lampau dan harapan akan memperkuat kepribadian, mempertebal masa depan yang akan datang yang pada semangat kebangsaan yang diperoleh hakekatnya merupakan eksistensi atau dalam suatu peristiwa (Gandhi, 1995: 49). sejarah “an sich” maka rakyat memerlukan suatu teladan perjuangan yang baik yang 5

METODE PENELITIAN di Desa Pengejaran pada tahun 1881. Jro Bayan Depin terlahir dalam keluarga Penelitian mengenai sosok Jro dengan keadaan ekonomi yang sangat Bayan Depin menggunakan metode sederhana sehingga dengan keadaan yang penelitian sejarah. Ada empat tahap dalam demikian membuat beliau tidak pernah penelitian sejarah, yaitu (1) Pengumpulan mengenyam pendidikan. Sumber/ jejak-jejak sejarah (Heuristik), Menginjak masa remajanya, Jro yaitu teknik studi dokumen, teknik Bayan Depin tumbuh menjadi sosok laki- wawancara dengan menggunakan teknik laki yang sederhana dan pribadi yang purposive sampling dan snowball mempunyai jiwa sosial yang cukup tinggi. sampling, serta teknik observasi; (2) Kritik Menginjak usia 30 tahun Jro Bayan Depin Sumber, yaitu kritik ekstran dan intern; (3) memutuskan untuk menikah dengan Luh Interpretasi dan; (4) Penulisan Sejarah Jableh pada tahun 1911, namun selama 20 (Historiografi). tahun pernikahan beliau belum dikaruniai

seorang anak. Pada tahun 1931 beliau HASIL DAN PEMBAHASAN dikaruniai anak pertama bernama I Wayan Biografi Jro Bayan Depin Depin, kemudin tahun 1933 beliau Biografi kepahlawanan Jro Bayan dikaruniai anak kedua yaitu bernama I Depin, akan dibahas ke dalam lima bagian Made Kuat (Jro Bayan Sen). Pada saat atau tahapan di setiap jenjang beliau memiliki anak, beliau sudah berusia kehidupannya. Ke lima tahapan tersebut 50 tahun. Namun peran dan kontribusi yaitu (1) Situasi politik pada masa revolusi beliau kepada masyarakat Desa Pengejaran fisik (2) Latar belakang keluarga; (3) Masa telihat ketika beliau terpilih sebagai Jro kanak-kanak, remaja, dan dewasa; (4) Kabayan pada usia 40 tahun dan menjadi Masa perjuangan Jro Bayan Depin sebagai Kelian Dinas/Kabayan Pemucuk sejak pemimpin melawan Belanda ; dan (5) beliau menikah yaitu diusia 30 tahun. Masa-masa akhir dari kehidupan Jro Perjuangan Jro Bayan Depin tidak Bayan Depin. Secara garis besar biografi bisa dilepaskan dari peran beliau sebagai kepahlwanan Jro Bayan Depin dapat pemimpin/JroKabayan. Seorang pemimpin dijabarkan sebagai berikut: Jro Bayan memiliki loyalitas yang kuat karena Depin adalah putra pertama dari keterikatan antar sesama. Begitu juga yang pasangan I Wayan Lembeng (Nang dilakukan tokoh sejarah lokal Jro Bayan Samuin) dan Ni Luh Sambel. Beliau lahir Depin. Sejak Jro Bayan Depin menikah di 6

usia 30 tahun, secara langsung beliau memberikan latihan kepada pasukan terpilih menjadi Kabayan Pemucuk dan Pemuda Keamanan Desa (PKD), untuk pada usia 40 tahun menjadi Jro Kabayan di mengantisipasi kedatangan Belanda ke Desa Adat. Peran serta Jro Bayan Depin Desa Pengejaran. Keadaan semakin tidak dipengaruhi oleh keadaan atau situasi di menentu, masyarakat Desa Pengejaran Desa Pengejaran yang menjadikan Jro semakin resah, karena seringkalinya Bayan Depin memiliki niat untuk pasukan Belanda melakukan patroli dan menunjukan langkahnya melawan NICA. mendatangi desa mereka. Tanggal 21 Juni 1946 pasukan Dalam menjalankan tugasnya Ciung Wanara (pasukan Long March I sebagai pemimpin pergerakan di Desa Gusti Ngurah Rai) sampai di Desa Pengejaran, Jro Bayan Depin banyak Pengejaran setelah melakukan perjalanan dibantu oleh pasukan MB DPRI daerah menuju Gunung Agung. Jro Bayan Depin Bangli yang diketuai oleh Anak Agung menyambut sangat baik kedatangan Gede Anom Muditha yang membenahi mereka. Ketika tentara NICA yang organisasi perjuangan menjadi satu bermarkas di Lampu mendengar bahwa komando DPRI(Made Kaller,2000:9). ada pasukan I Gusti Ngurah Rai di Desa Dalam melatih pasukan Pemuda Pengejaran, langsung melakukan serangan Keamanan Desa (PKD), Jro Bayan Depin ke daerah tersebut. NICA berhasil memperoleh peralatan perang seperti mengetahui pasukan I Gusti Ngurah Rai di senapan dan granat yang didapat dari Desa Pengejaran berkat laporan dari mata- pasukan MB DPRI daerah Bangli yang mata yang mereka kirim untuk mengintai diketuai oleh Anak Agung Gede Anom daerah Desa Pengejaran dan sekitarnya. Muditha yang menjadi Kordinator MB Serangan terjadi di malam hari pukul Bali Timur yang bertujuan memudahkan 19.00 Wita. Jro Bayan Depin tertembak pembinaan wilayah sampai kebanjar- oleh peluru NICA. Beliau gugur dalam banjar dalam menghadapi gerakan tentara peperangan tersebut, namun pasukan Gajah Merah/NICA(Meraku ,2000: 88) Pemuda Keamanan Desa (PKD) mampu Jro bayan Depin membentuk melawan tentara Belanda. Sedangkan pasukan rahasia yang disebut dengan dipihak musuh terdapat korban, sehingga Pemuda Keamanan Desa (PKD). Pasukan mereka terpaksa mengundurkan diri ke tersebut dilatih oleh Jro Bayan Depin di Desa Lampu dan Belantih untuk menuju daerah Mayungan. Jro Bayan Depin terus posnya masing-masing. 7

Wafatnya Jro Bayan Depin karena kepahlawanan yang patut diteladani oleh tertembak peluru dianggap sebagai anak didik dan generasi muda. Adapun kematian manusia yang tidak wajar atau nilai-nilai kepahawanan yang terkandung Salah Pati. Jasad Beliau dikubur di pada sosok Jro Bayan Depin, antara lain: perbatasan Tempek Belandingan dengan (1) nilai keberanian; (2) nilai kewibawaan; Desa Mengening. Pada tahun 1950 berkat (3) nilai solidaritas; (4) nilai patriotisme; kebijakan dari pemerintah Bangli, jasad (5) nilai tanpa pamrih; dan (6) nilai beliau digali kembali untuk dilakukan kemandirian. Pelebon atau Pengabenan di Bangli. Tujuan pemerintah Bangli untuk Sumbangan Biografi Jro Bayan Depin melakukan pengabenan masal terhadap Bagi Pembelajaran Sejarah di SMA para pahlawan yang telah wafat adalah berdasarkan Silabus dan RPP untuk menghormati jasa para pahlawan Kurikulum 2013 yang wafat akibat perjuanganya melawan Silabus merupakan rancangan penjajah. Untuk mengenang jasa-jasa pembelajaran yang berisi rencana bahan beliau, maka dibangunlah sebuah tugu ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang pahlawan pada tahun 1960 oleh keluarga dan kelas tertentu, sebagai hasil dari dan masyarakat Desa Pengejaran dan telah seleksi pengelompokan, pengurutan, dan direnovasi permanen pada tanggal 24 penyajian materi kurikulum yang Oktober 2003. Tugu tersebut berbentuk dipertimbangkan berdasarkan ciri dan Padmasana, tujuanya adalah selain kebutuhan daerah setempat (Majid, 2005: berfungsi sebagai tugu pahlawan atau 38). Silabus SMA yang dianalisis kali ini simbul terjadinya suatu peristiwa, tugu sebagai pertimbangan untuk menjabarkan tersebut juga dijadikan sebagai tempat nilai-nilai kepahlawanan Jro Bayan Depin sembahyang ketika 17 Agustus sebagai adalah silabus SMAN 1 Kintamani Bangli. peringatan hari kemerdekaan Indonesia Materi yang relevan untuk menyisipkan dan 10 November untuk meperingati hari nilai-nilai kepahlawanan pada silabus di pahlawan. SMAN 1 Kintamani pada “materi menganalisis perjuangan bangsa Nilai-Nilai Kepahlawanan Jro Bayan Indonesia sejak Proklamasi sampai Depin lahirnya Orde Baru”. Materi ini terdapat Dari usaha-usaha Beliau yang telah pada LKS bab 2 kelas XII IPS. dirintis, dapat digali nilai-nilai 8

Seiring dengan perkembangan Beragam manfaat atau faidah yang pendidikan di Indonesia, menurut mentri dapat dipetik dari penjabaran nilai-nilai pendidikan dan kebudayaan, Muhamad kepahlawanan kepada peserta didik yaitu Nuh bahwa ditengah perubahan zaman, peserta didik sebagai generasi muda agar sistem pendidikan di Indonesia juga harus dapat mencontoh setiap nilai yang ada. ikut menyesuaikan. Sistem terbaru setelah Dalam menanamkan nilai-nilai digunakannya kurikulum KTSP adalah kepahlawanan kepada siswa dapat Kurikulum 2013. Pengembangan menggunakan pendekatan penanaman nilai Kurikulum 2013 diharapkan dapat menjadi (inculcation approach) adalah suatu jawaban untuk meningkatkan kemampuan pendekatan yang memberi penekanan pada sumber daya manusia menghadapi penanaman nilai-nilai sosial dalam diri perubahan dunia (http//kurikulum 2013- siswa. Tujuan pendidikan nilai sosial latar belakang pengembanganya diunduh tertentu menurut pendekatan ini adalah: tanggal 25 februari 2014). pertama, diterimanya nilai-nilai sosial Bedasarkan silabus kurikulum tertentu oleh siswa; kedua, berubahnya 2013 kelas XII untuk SMA dan SMK, nilai-nilai siswa yang tidak sesuai dengan maka nilai-nilai kepahlawanan dari Jro nilai-nilai sosial yang diinginkan. Metode Bayan Depin dapat diselipkan pada kolom yang digunakan dalam proses “proses pembelajaran terkait proses pembelajaran menurut pendekatan ini diskusi dan menganalisis nilai-nilai antara lain: keteladanan, penguatan positif kepahlawanan”. Selain dapat disisipkan dan negatif, simulasi, permainan peranan, pada silabus, nilai-nilai kepahlawanan Jro diskusi dan lain-lain (Zaim, 2009: 61). Bayan Depin dapat pula dijabarkan pada Metode ini dapat digunakan dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) diterapkan pada Rencana Pelaksanaan pada kurikulum 2013 di SMA. Rencana Pembelajaran dengan metode diskusi. Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah Nilai-nilai kepahlawanan ini juga rencana yang menggambarkan prosedur bisa dijadikan alternatif penanaman nilai dan pengorganisasian pembelajaran untuk karakter bangsa yang belakangan ini mencapai satu kompetensi dasar yang semakin memudar. Namun nilai-nilai ditetapkan dalam standar isi dan kepahlawan yang sudah dijabarkan pada dijabarkan dalam silabus(http// pengertian silabus dan Rencana Pelaksanaan RPP dan silasbus diunduh tanggal 20 Pembelajaran (RPP) tidak akan berguna Februari 2014). apabila tidak ada penyampaian secara 9

khusus dari guru mata pelajaran sejarah. dan I Made Kuat (Jro Bayan Sen). Jro Perlu juga adanya peran serta kepala bayan depin menancapkan perannya sekolah dan pemerintah untuk lebih sebagai pemimpin ketika membentuk memperkenalkan nilai sejarah lokal pasukan rahasia dari pemuda-pemuda kepada siswa agar nila-nilai tersebut Desa Pengejaran yaitu Pasukan Pemuda senantiasa dapat dijadikan sebagai pijakan Keamanan Desa. Jro Bayan Depin untuk menanamkan moral yang baik bagi menghembuskan nafas trakhirnya pada generasi penerus bangsa. usia 65 tahun yaitu tanggal 21 juni 1946. Beliau wafat karena tertembak akibat pertembpuran dengan pasukan Belanda. KESIMPULAN DAN SARAN Jasad jro Bayan Depin telah dipelebon Secara garis besar biografi kepahlwanan pada tahun 1950 di Bangli. Kini dia Jro Bayan Depin dapat dijabarkan sebagai disemayamkan bersama pahlawan- berikut: Jro Bayan Depin adalah putra pahlawan lainya di Taman Makam tunggal putra pertama dari pasangan I pahlawan Panglipuran Bangli dan Taman Wayan Lembeng dan Ni Luh Sambel. Jro Makam pahlawan Margarana Tabanan. Bayan Depin lahir di Desa Pengejaran Adapaun saran dan masukan yang pada tahun 1881. Sebenarnya, beliau ditujukan kepada anggota masyarakat terlahir dengan nama I Wayan Samuin , maupun peneliti sejenis. Saran ini namun gelar Jro Kabayan di dapatkannya ditujukan kepada : (1) Guru sejarah dalam setelah beliau menjabat sebagai Jro menyampaikan materi pelajaran sejarah, Kabayan di Desa adat pada umur 40 tahun. khusunya guru-guru yang mengajar di Selain itu beliau juga menjabat sebagai sekitar wilayah Desa Pengejaran supaya kelian dinas /Kabayan Pamucuk ketika mengaitkan materi pelajaran dengan Desa Pengejaran masih tergabung dalam lingkungan sekitar seperti peristiwa Desa Gebog Satak. Nama Depin diperoleh sejarah serta peran Jro Bayan Depin, (2) dari nama anak pertama beliau yaitu I Pemerintah Desa Pengejaran harus lebih Wayan Depin, sehingga nama Jro Bayan peka lagi terhadap nasib dari anggota Depin tersebut lebih dikenal sampai pejuang di hari tuanya sekarang serta sekarang ini. Jro Bayan Depin menikah memperhatikan bangunan-bangunan pada usia 30 tahun dengan seorang bersejarah seperti Tugu Pahlawan Jro perempuan bernama Luh Jableh dan Bayan Depin, (3) Pihak Keluarga Jro memiliki dua putra yaitu I Wayan Depin Bayan Depin tetaplah menjadi keluarga 10

panutan dengan tetap bersikap yang rela Bangli : Dinas Kebudayaan berkorban bagi nusa dan bangsa tanpa Kabupaten Bangli. mengharapkan balas jasa apapun, (4) Majid, Abdul. 2005. Perencanaan Generasi Muda agar meneladani dan Pembangunan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT. mengaplikasikan nilai-nilai yang Remaja Rosdaka terkandung pada sosok Jro Bayan Depin. Meraku, Gusti Bagus, dkk. 2000.

Bergerilya bersma I Gusti Kata Persembahan Ngurah Rai 1945-1950. Bandung: Ganesa Exact Bandung Sebagai akhir dari tulisan ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Soebantardjo, R.M. 1983. “Biografi”. Pemikiran Biografi, Ibu Dr.Luh Putu Sendratri, M.Hum selaku Kepahlawanan dan Kesejarahan pembimbing I penulis yang telah banyak Suatu Kumpulan Prasaran Pada memberikan bimbingan, motivasi, arahan Berbagai Lokakarya Jilid I. (hlm. dan saran sehingga penulis bisa menyusun 31). : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan artikel ini dengan tepat waktu. Tidak lupa Direktorat Sejarah Dan Nilai juga kepada bapak I Ketut Sedana Arta Tradisional Proyek Inventarisasi selaku pembimbing II penulis sekaligus Dan Dokumentasi Sejarah Nasional. Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan bimbingan, motivasi, arahan Widja, I Gede. 1989. Sejarah Lokal Suatu dan saran sehingga penulis bisa menyusun Perspektif Dalam Pengajaran Sejarah. Departemen pendidikan artikel ini dengan tepat waktu. dan kebudayaan direktorat jenderal pendidikan tinggi proyek DAFTAR RUJUKAN pengembangan lembaga pendidikan tenaga kependidikan ;

Jakarta. Gandhi, I Made. 1995. “Pengalaman Sebagai Guru Sejarah”. Dalam Sri Sutjiatiningsih (Ed.). Pengajaran Sejarah Kumpulan Makalah Simposium. (hlm 47- 57). Jakarta: Dwi Jaya Karya.

Kaler , I Made. 2000. Sejarah Singkat Perjuangan Pahlawan Pejuang dan Veteran Pejuang Lemerdekaan Kabupaten Bangli. 11