Biografi Jro Bayan Depin : Studi Tentang Nilai-Nilai Kepahlawanan Dan Sumbangannya Bagi Pembelajaran Sejarah Di Sma
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
BIOGRAFI JRO BAYAN DEPIN : STUDI TENTANG NILAI-NILAI KEPAHLAWANAN DAN SUMBANGANNYA BAGI PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA Oleh : Ni Komang Sukariasih, (Nim 1014021027 ) (e-mail:[email protected]) Luh Putu Sendratari*) Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Biografi Jro Bayan Depin; dan (2) nilai- nilai kepahlawanan yang terdapat dalam biografi Jro Bayan Depin yang dijabarkan dalam silabus dan RPP pembelajarn sejarah di SMA kurikulum 2013. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yaitu: (1) heuristik (studi dokumen, wawancara, dan observasi); (2) kritik sumber (ekstern dan intern); (3) intepretasi data; (4) historiografi. Hasil penelitian menunjukkan (1) Biografi Jro Bayan Depin dibagi menjadi lima tahapan, yaitu (a) situasi politik pada revolusi fisik (b) latar belakang keluarga; (c) masa kanak-kanak, remaja, dan dewasa; (d) masa perjuangan Jro Bayan Depin ; dan (e) masa-masa akhir kehidupan Jro Bayan Depin. Biografi kepahlwanan Jro Bayan Depin dijabarkan sebagai berikut: (1) Jro Bayan Depin adalah putra pertama dari I Wayan Lembeng dan Ni Luh Sambel. Jro Bayan Depin lahir pada tahun 1881 di Desa Pengejaran. Tahun 1911 beliau menikah dengan Luh Jableh dan dikaruniai dua orang anak yaitu I Wayan Depin dan Jro Bayan Sen. Jro Bayan Depin ikut berperan sebagai penggagas pasukan Pemuda Keamanan Desa. (2)Nilai-nilai kepahlawanan yang terkandung pada sosok Jro Bayan Depin yaitu : (a) keberanian; (b)kewibawaan; (c) solidaritas; (d) patriotisme; (e) tanpa pamrih; dan (f) kemandirian. Biografi kepahlawanan Jro Bayan Depin, dapat memberikan sumbangan pada pembelajaran sejarah di SMA pada silabus dan RPP kurikulum 2013 pada kompetensi inti mengembangkan perilaku (jujur dan disiplin) dan kompetensi dasar memahamani nilai- nilai kepahlawanan yang terkandung dalam perjuangan mempertahankan kemerdekan pada Revolusi Fisik 1946. Kata Kunci: Biografi, Nilai Kepahlawanan, Pembelajaran Sejarah. 1 ABSTRACT This research aimed at finding out (1) the biography of Jro Bayan Depin; (2) the heroic values of Jro Bayan Depin which can be described in the syllabus and lesson plan on teaching history in high school curriculum in 2013. This research used historical research method : (1) heuristics (document study, interview, observation ); (2) source criticism (external and internal); (3) data interpretation; and (4) historiography. The results of the study showed that (1) the biography of Jro Bayan Depin can be divided into five stages : (a) the political situation of physical revolution; (b) the family background; (c) the childhood, adolescence, and adulthood; (d) the struggle periods to against NICA; and (e) the ending periods of Jro Bayan Depin’s life. Jro Bayan Depin’s biography can be described as follows: (1) Jro Bayan Depin is the first son of I Wayan Lembeng and Ni Luh Sambel. Jro Bayan Depin was born in 1881 at Pengejaran Village. In 1911 Jro Bayan Depin was married Luh Jableh and have two children named I Wayan Depin and Jro Bayan Sen. Jro Bayan Depin participate as creator of youth village security forces. (2) the heroic values of Jro Bayan Depin are: (a) courage ; (b) authority ; (c) solidarity ; (d) patriotism ; (e) unconditional ; and (f) independence. The biography of Jro Bayan Depin heroism, through the learning process can contribute to the teaching of history in high school, especially in the syllabus and lesson plan based curriculum in 2013 at core competencies to develop (honest behavior and discipline) and basic competencies understand the heroic values in the heroic struggle for independence in the physical revolution 1946. Keywords: Biography, Heroic Values, Teaching History. *) Dosen Pembimbing Artikel 2 Setiap sepuluh November kita peran tokoh-tokoh lokal seperti Jro Bayan merayakan Hari Pahlawan sebagai Depin. Keberadaanya telah menambah peringatan akan jasa-jasa para pahlawan salah satu daftar nama pejuang di Bali yang berkorban demi bangsa dan negara. khususnya di Kabupaten Bangli. Hal ini Kata pahlawan selalu identik dengan telah menempatkan posisi Jro Bayan perjuangan mempertaruhkan jiwa dan Depin sebagai subjek dalam revolusi fisik , raga. Pengorbanan para pahlawan tersebut yakni sebagai aktor yang memainkan bisa dimaknai dari nilai-nilai peranan penting dalam suatu peperangan. kepahlawanan. Pada umumya nilai-nilai Namun, posisi Jro Bayan Depin kepahlawan diambil dari tokoh-tokoh sebagai seorang pejuang dari Bangli yang besar seperti Soekarno, Sudirman, Ki membela rakyat serta negara untuk Hajar Dewantara dan sebagainya. Tokoh- melawan penjajah di daerah Desa tokoh tersebut merupakan tokoh-tokoh Pengejaran tidak disejajarkan hingga kini sejarah berskala nasional. Padahal nilai- dengan pahlawan lainnya yang menjadi nilai kepahlawanan dapat diperoleh dari Pahlawan Nasional, seperti Gusti Ngurah pejuang lokal salah satunya adalah Jro Rai, I Gusti Ketut Pudja dan Ida Anak Bayan Depin yang merupakan pejuang di Agung Gede Agung. Padahal beliau Desa Pengejaran Kintamani Kabupaten memiliki andil besar dalam perjuangan di Bangli. Desa Pengejaran melawan NICA. Bahkan Sejarah dewasa ini pada umumnya untuk mengenang jasa dari Jro Bayan menampilkan peranan tokoh-tokoh besar Depi, telah dibangun sebuah monumen dalam berperang. Posisi tokoh tersebut perjuangan di Desa Pengejaran pada tahun selalu sebagai subjek dalam peperangan 1960 oleh keluarga Jro Bayan Depin, dan menempatkan tokoh lokal sebagai namun telah di renovasi pada tanggal 24 objek yang berada pada garda belakang. Oktober 2003 oleh Dinas Kebudayaan Dengan adanya keterlibatan Jro Bayan Kabupaten Bangli. Monumen tersebut Depin dalam perjuanganya di Desa terletak ditengah-tengah Desa Pengejaran Pengejaran pada masa revolusi fisik tahun dekat dengan kantor kepala desa. Dengan 1946 telah menghapus semua anggapan demikian Jro Bayan Depin merupakan yang ada selama ini. Ini membuktikan tokoh sejarah yang sangat berjasa dalam bahwa dalam sejarah tidak hanya memperjuangkan keutuhan negara melibatkan peranan tokoh-tokoh besar Republik Indonesia pada masa revolusi dalam berperang, melainkan ada pula fisik. 3 Sesuatu hal yang masih menjadi tokoh-tokoh lokal hanyalah dibahas secara masalah menyangkut dengan pelajaran singkat pada materi ajar kelas XI. Tidak sejarah di SMA adalah tokoh-tokoh hanya itu pula, gambar-gambar pada sejarah yang disinggung dalam materi cover-cover buku sejarah lebih pelajaran sejarah di SMA merupakan menonjolkan sosok tokoh-tokoh sejarah tokoh-tokoh besar seperti I Gusti Ngurah nasional saja. Melihat situasi pembelajaran Rai, I Gusti Ketut Pudja dan Ida Anak sejarah di SMA yang mengesampingkan Agung Gede Agung. Hal ini dapat tokoh kecil, maka perlu adanya dibuktikan pada buku teks pelajaran pembenahan mengenai fenomena sejarah di SMA yang lebih membahas pembelajaran sejarah yang bersifat bagaimana pejuang tokoh kecil tidak kedaerahan. kelihatan, padahal mereka memiliki peran Menulis sebuah biografi adalah yang sangat berjasa melawan penjajah. suatu usaha untuk memperkenalkan atau Terbukti dari dibuatkannya Monumen menggambarkan seseorang melalui kisah Perjuangan di daerah tertentu. hidupnya. Dengan demikian maka Tidak hanya berhenti disitu saja, penulisan biografi sebenarnya merupakan materi yang ada pada buku teks Sejarah suatu sumbangan untuk pembendaharaan kelas 2 semester ganjil dengan tema sumber pengetahuan mengenai masa “Perlawanan Rakyat Indonesia di Berbagai lampau. Penulisan biografi seorang tokoh Daerah”, hanya menunjukkan betapa sejarah sangatlah penting. Hal tersebut heroiknya perjuangan I Gusti Ngurah Rai berguna untuk mengetahui riwayat hidup yang berjuang melawan intervensi Belanda tokoh sejarah dan peranannya dalam di Bali. Padahal dibalik sikap kesatrianya peristiwa sejarah. Penulisan biografi juga seorang I Gusti Ngurah Rai selalu berfungsi sebagai pelengkap sumber didukung oleh pejuang-pejuang kecil pembelajaran sejarah, karena disekitarnya, salah satunya adalah Jro bagaimanapun juga dalam peristiwa Bayan Depin. Sehingga disini pentingnya sejarah, tokoh sejarah memegang peranan menunjukan pejuang lokal sehubungan penting sebagai pelaku sejarah, karena dengan sejarah lokal yang dimiliki oleh mereka memiliki sikap rela berkorban suatu daerah (Widja 1989 : 36). demi orang banyak sehingga layak disebut Masalah lainnya pada sebagai pahlawan (Ginarsa, 1975: 1) pembelajaran sejarah di SMA adalah Dalam melakukan penelitian materi mengenai kedudukan dan peranan tentang biografi sangat cocok 4 menggunakan metode penelitian sejarah. dapat dijadikan contoh (Bambang, 1983: Peneliti harus berfikir secara kritis ketika 15). ia menginterpretasi suatu peristiwa, karena Penulisan karya ini merupakan tidak ada peristiwa di dunia ini yang suatu bentuk ucapan terima kasih terhadap disebabkan hanya satu penyebab saja mereka yang telah berbakti terhadap nusa (monokausal). Semua pasti ada generalisir dan bangsa. Sebagai generasi penerus yang membuat peristiwa itu dapat dilihat bangsa kita harus tidak melupakannya. dari berbagai sudut pandang penyebab, Beliau telah mengorbankan jiwa raganya inilah yang akan melahirkan sebuah untuk generasi sesudah beliau, ialah untuk multidimensionalitas dalam sejarah. kita, anak-anak kita, untuk cucu-cucu kita Multidimensionalitas gejala sejarah perlu dan seterusnya. Mungkin generasi ditampilkan agar gambaran menjadi lebih sekarang masih mengenal beliau, tetapi bulat dan menyeluruh sehingga dapat generasi sesudah kita tidak lagi terhindar dari kesepihakan atau (Soebantardjo, 1983: 31). determinisme. Begitu pula dengan Penulisan