LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 1

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN TAHUNAN BPK RI 2013

*INDEPENDENSI *INTEGRITAS *PROFESIONALISME LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 3 Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala limpahan nikmat dan rahmatNya, sehingga kita masih diberi kesempatan untuk terus mengabdi kepadaNya dan berkhidmat kepada Negara dan Bangsa yang kita cintai, Indonesia. Salah satu bentuk khidmat kita kepada Negara ini, adalah diterbitkannya buku Laporan Tahunan BPK Tahun 2013 yang mendokumentasikan secara singkat mengenai gerak langkah dan kontribusi BPK selama tahun 2013.

Secara garis besar Laporan Tahunan ini berisi dua gambaran keberhasilan BPK di tahun 2013, yaitu capaian di bidang pemeriksaan dan capaian di bidang institusional. Capaian di bidang pemeriksaan meliputi capaian dalam pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Penuntasan Perhitungan Kerugian Negara atas kasus P3SON Hambalang, Pemeriksaan atas Penyelengaraan Ibadah Haji, Restrukturisasi Merpati, Kontraktor Kontrak Kerja Sama Sektor Migas, dan Penyelenggaraan Ujian Nasional adalah contoh capaian yang menonjol di bidang pemeriksaan. Capaian di bidang institusional antara lain meliputi capaian dalam reformasi birokrasi, implementasi e-Audit, pemenuhan kebutuhan sarana-prasarana, dan peningkatan kerja sama internasional.

Selain itu, dalam laporan tahunan 2013 ini disampaikan juga mengenai kesiapan BPK menghadapi tantangan dan perubahan di masa mendatang. Perubahan yang mungkin akan terjadi diantaranya mengenai pergantian pimpinan (anggota) BPK pada tahun 2014, rancangan perubahan undang-undang tentang BPK, pemenuhan kebutuhan SDM BPK, dan perubahan SOTK BPK.

Akhir kata, semoga laporan tahunan ini bermanfaat bagi bangsa dan Negara kita. Amin.

Jakarta, Agustus 2014 Sekretaris Jenderal BPK RI

Hendar Ristriawan LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 5

DAFTAR ISI

PENGANTAR CAPAIAN INSTITUSIONAL 66

DAFTAR ISI REFORMASI BIROKRASI 67

PROFIL 7 SEKILAS CAPAIAN BPK BERTAHAN DENGAN KINERJA NILAI A 68 INSTITUSIONAL SEKILAS BPK 12 BERADA DI ZONA INTEGRITAS 69

GEDUNG 16 PENGEMBANGAN KOMUNITAS UNGGULAN 70

LAMBANG 19 LAPORAN KEUANGAN BPK 71

TUGAS POKOK DAN FUNGSI 20 MEMANTAPKAN IMPLEMENTASI E-AUDIT 74

STRUKTUR ORGANISASI 22 MASUK DI LEVEL INTERNASIONAL 77 CAPAIAN PEMERIKSAAN 32 CAPAIAN SEKILAS AKTIVITAS DI RANAH HUKUM 78 PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN 34 PEMERIKSAAN POWER GEDUNG TOWER 80 MENJAWAB LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT (LKPP) 36 GRAFIS SDM PEGAWAI BPK 85 TANTANGAN 85 LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN DAN LEMBAGA (LKKL) 38 MENJAWAB TANTANGAN MASA DEPAN 95 MASA DEPAN

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (LKPD) 42 PERGANTIAN PIMPINAN BPK 2014 95

LAPORAN KEUANGAN BADAN LAINNYA 45 TERUS MENYEMPURNAKAN STRUKTUR ORGANISASI

PEMERIKSAAN DENGAN TUJUAN TERTENTU 2013 50 DAN TATA KERJA 96

PEMERIKSAAN KINERJA 59 6 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 7

PROFIL

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Drs. Hadi Poernomo, Ak. Ketua BPK

Setelah purna jabatan sebagai Dirjen Pajak, pada 2006, beliau sempat dipercaya untuk menjabat Kepala Bidang Ekonomi Dewan Analisis Strategis Badan Intelejen Negara (BIN). Pada 2009, seiring berakhirnya masa jabatan pimpinan BPK periode 2004-2009, beliau terpilih sebagai anggota BPK. Dan, melalui Sidang Badan, beliau kemudian dipercaya sebagai Ketua BPK periode 2009-2014.

Hasan Bisri, S.E., M.M. Wakil Ketua BPK

Pada kepemimpinan BPK periode 2009-2014, beliau menjabat Anggota III BPK. Namun, setelah Wakil Ketua Herman Widyananda meninggal dunia, posisi Wakil Ketua BPK lowong. Posisi itu kemudian dipercayakan kepadanya melalui Sidang Anggota BPK pada 7 September 2011, untuk kemudian dilantik secara resmi pada 27 September 2011 di Mahkamah Agung. 8 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 9

Dr. Moermahadi Soerja Djanegara, Dr. Agung Firman Sampurna, S.E., S.E., Ak., M.M., CPA. M.Si. Anggota I BPK Anggota V BPK

Lulus pendidikan S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pada tahun 2011 beliau menyelesaikan gelar Pasca Sarjananya (S3) Padjadjaran (1981) dan memperoleh sertifikasi akuntan terdaftar Program Studi Administrasi dan Kebijakan Publik di Universitas (Akuntan Register Negara D 2703). Gelar magister diselesaikannya Indonesia. Sebelumnya beliau telah menyelesaikan S2 Program Studi di STIE IPWI tahun 2000. Program Doktoral Bidang Ilmu Administrasi dan Kebijakan Publik di UI pula pada tahun 1998. Menjadi Ekonomi Akuntansi yang diselesaikan pada tahun 2005 di Universitas Anggota BPK RI, Juli 2013 - sekarang. Padjadjaran. Memperoleh sertifikat Akuntan Publik (CPA) pada tahun 2009 oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).

Drs. Sapto Amal Damandari, Ak. Dr. H. Rizal Djalil Anggota II BPK Anggota VI BPK

Pada tahun 2003-2004, beliau dipercaya sebagai Tenaga Ahli Komisi IX Walau sibuk dengan pekerjaannya sebagai wakil rakyat, beliau tidak DPR Bidang Keuangan dan Perbankan. Tahun 2005-2006, ia ditunjuk lupa dengan pendidikan formal. Program S1 Fakultas kesehatan sebagai Partner Ahli Panitia Anggaran DPR. Dalam tahun 2007, beliau Masyarakat Universitas Indonesia diselesaikan tahun 1984. Beliau terpilih sebagai Anggota BPK dengan masa jabatan 2007-2012. menyelesaikan program Doktoralnya di Universitas Padjadjaran pada Pada periode berikutnya, 2012-2017, beliau kembali berhasil terpilih 2008. Pada tahun 2009 beliau terpilih menjadi anggota BPK periode untuk periode kedua sebagai anggota BPK dalam proses pemilihan di 2009-2014. DPR RI.

Agus Joko Pramono, M.Acc., Ak. Dr.Bahrullah Akbar, Anggota III BPK B.Sc., Drs., S.E., M.B.A Anggota VII BPK Menyelesaikan pendidikan D-3 dan D-4 di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) pada tahun 2000. Dia melanjutkan ke Magister Akuntansi Pada tahun 1992, beliau menyelesaikan pendidikan di University of Universitas Gadjah Mada dan lulus pada tahun 2009. Sekarang dirinya Hull, Inggris, dengan meraih M.B.A dalam bidang akuntansi. Pada sedang menjalani kuliah doktoral Ilmu Pemerintahan di Fakultas Ilmu tahun 2010, beliau menyelesaikan Sarjana Ekonomi Akuntansi di Sosial dan Politik, Universitas Padjadjaran. Agus pernah menjabat STIE DR. Muchtar Thalib, Jakarta. Gelar doctoral ilmu pemerintahan sebagai Tenaga Ahli BPK di bidang BUMN/BUMD dan Kekayaan Negara. juga berhasil diraih di Universitas Padjadjaran, Bandung. Selain, Ph.D Dia juga adalah dosen beberapa perguruan tinggi, seperti STAN, Candidate pada Public Sector Management di University of Leicester, Universitas Pancasila, dan Universitas Trisakti.. Inggris.

Dr. Ali Masykur Musa, M.Si, M.Hum. Anggota IV BPK

Selama pengabdiannya di DPR, beliau pernah menduduki sejumlah jabatan diantaranya sebagai Wakil Ketua Komisi IX DPR bidang Perencanaan Pembangunan dan BUMN (2003-2004) Wakil Ketua Komisi XI DPR bidang Perbankan dan LKBB, serta Sekretaris PAH I BP MPR tentang perubahan UUD 1945 (2000-2003). Pada tahun 2009, beliau terpilih menjadi Anggota BPK periode 2009-2014. 10 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 11

NILAI-NILAI DASAR Visi Dalam melaksanakan misinya BPK menjaga nilai-nilai dasar sebagai berikut: Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang

kredibel dengan menjunjung tinggi nilai-nilai dasar Independensi untuk berperan aktif dalam mendorong terwujudnya Kami menjunjung tinggi independensi, baik secara tata kelola keuangan negara yang akuntabel dan kelembagaan, organisasi, maupun transparan. individu. Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, kami bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan/atau organisasi yang dapat Misi mempengaruhi independensi.

Integritas *Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab Kami membangun nilai integritas keuangan negara *Memberikan pendapat untuk dengan bersikap jujur, obyektif, dan tegas dalam menerapkan meningkatkan mutu pengelolaan dan tanggung jawab prinsip, nilai, dan keputusan. keuangan negara *Berperan aktif dalam menemukan dan mencegah segala bentuk penyalahgunaan dan Profesionalisme Kami membangun nilai penyelewengan keuangan negara profesionalisme dengan menerapkan prinsip kehati-hatian, ketelitian, dan kecermatan, serta berpedoman kepada standar yang berlaku. 12 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 13

pemerintah kolonial saat itu. RIS digabung dengan BPK. Penggabungan itu dilakukan sejak 1 Oktober 1950, berdasarkan Berdasar sejumlah ketentuan yang melingkupi penerapan UUD Sementara (UUDS) 1950 sebagai SekilasSekilas BPKBPK Algemene Rekenkamer, posisi BPK berada pengganti UUD 1945. Kedudukan kantor berada di luar pengaruh dan kekuasaan eksekutif. di Bogor. Meski demikian, kedudukannya juga tidak kemudian berdiri di atas pemerintah. Selain Pada fase perjalanan berikutnya, meski itu, produk hasil pemeriksaan hanya wajib pula Presiden Soekarno lewat Dekrit Presiden 1959 disampaikan ke DPR, yang posisinya saat itu menegaskan, bahwa konstitusi kembali ke juga tidak lebih tinggi dari BPK. UUD 1945, posisi BPK belum juga menguat. Ditiadakannya keberadaan Dewan Pengawas Namun, kedudukan BPK pada masa awal Keuangan, tidak serta merta membuat berdiri tersebut tidak bertahan lama. Seiring kewenangan BPK pulih. pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS) berdasarkan Piagam Konstitusi RIS Ujungnya, adalah dikeluarkannya Peraturan 14 Desember 1949, dibentuk lembaga baru Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) bernama Dewan Pengawas Keuangan RIS yang No. 7 Tahun 1963 yang dilanjut dengan berkedudukan di Bogor. Ketua BPK R. Soerasno keluarnya UU No. 17 Tahun 1965. Dengan Tim pemeriksa BEPEKA sedang melakukan pemeriksaan atas perusahan Kontraktor Bagi Hasil Pertamina, yaitu UNOCAL, di Balikpapan. diangkat sebagai ketuanya, pada 31 Desember ketentuan tersebut BPK ditempatkan berada 1949. Sedangkan, posisi BPK yang saat itu di bawah presiden sebagai pemimpin besar berkedudukan di Jogjakarta hanya menjadi revolusi. Ketua dan wakil ketua BPK sekaligus semacam kantor cabang. berposisi sebagai menteri koordinator dan menteri. Posisi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) hari ini tidak hadir dengan sim salabim. Ada Situasi tersebut juga tidak lama. Dengan proses panjang yang turut menyertainya dari awal berdiri hingga sekarang. kembalinya bentuk negara menjadi Negara Sudah barang tentu, laporan hasil pemeriksaan Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), pada 17 juga bukan lagi hanya disampaikan ke Agustus 1950, Dewan Pengawas Keuangan DPR. Tetapi, juga harus dikirim ke presiden. SEJARAH SINGKAT -- Bersamaan dengan SK presiden tersebut, BERAWAL dari sebuah kota kecil di diangkat pula Dr Aboetari sebagai anggota dan sebelah Utara Jogjakarta, BPK pertama kali Djunaedi sebagai sekretaris. Sebagai ketua, menancapkan peran dan posisinya. Magelang R. Soerasno kemudian juga mengangkat R tercatat menjadi titik awal keberadaan sebuah Kasirman, Banji, M Soebardjo, Dendipradja, lembaga yang sampai sekarang terus tumbuh Rachmad, dan Wiradisastra sebagai pegawai. dan berkembang menjadi salah satu institusi Jadi, pada awal berdirinya, BPK hanya penting dan strategis di negeri ini. digawangi dua pimpinan, seorang pejabat eselon I, dan enam pegawai. Dengan kata Di tengah revolusi fisik mempertahankan lain, hanya terdapat sembilan orang yang kemerdekaan, tepat 1 Januari 1947, BPK saat menjalankan roda tugas BPK waktu itu. itu resmi berdiri. Melalui SK Presiden RI tanggal 28 Desember 1946 yang terbit sebelumnya, Pada periode awal berdirinya, keberadaan lembaga ini pertama kali dipimpin R. Soerasno. BPK sejatinya dimaksudkan untuk mengambil Seorang tokoh yang kemudian juga dipercaya alih fungsi Algemene Rekenkamer (ARK/ Sidang Paripurna Badan Pemeriksa Keuangan yang sedang membahas Perpu No. 6 tahun 1964 untuk sebagai salah satu delegasi Indonesia dalam Badan Pemeriksa masa kolonial Hindia dijadikan undang-undang yang kemudian menjadi UU No. 17 Tahun 1965. Konferensi Meja Bundar pada 1949. Belanda). Sebuah lembaga yang dibentuk untuk mengawasi dan memeriksa keuangan 14 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 15

Singkatnya, di saat masa-masa akhir orde lama kedudukan BPK kembali seperti yang telah Pada masa itu, BPK tak leluasa memeriksa tersebut, meski tetap memiliki cakupan tugas diamanatkan UUD 1945. Dari sisi kedudukan, semua instansi pemerintah. Pemeriksaan yang masih luas, kedudukan BPK tidak lagi lembaga ini kembali menjadi lebih mandiri. keuangan terhadap lembaga-lembaga seperti setara dengan DPR dan presiden. Meski demikian, keberadaan UU No. 5 Pertamina, BUMN, Bank Indonesia, maupun Pada Tahun 1973 sebagai pengganti UU tentang bank-bank plat merah lainnya tidak bisa Rezim kemudian kembali berubah. Seiring BPK sebelumnya itu, pada kenyataannya dilakukan dengan maksimal. Akses data begitu periode awal pergantian kepemimpinan dari Presiden mengurangi kewenangan BPK. Bisa dikatakan, dibatasi. Soekarno ke Presiden Soeharto, pada 1966, meski secara posisi lebih mandiri, BPK belum berdirinya, pemerintahan baru menganulir UU No. 17 bisa berdaya secara optimal. Secara garis besar, mulai obyek, cara atau Tahun 1965 tersebut. Sekaligus, memulihkan metode, hingga laporan pemeriksaan BPK keberadaan dibatasi. Bahkan, bukan hanya laporan yang tidak lagi bisa dipublikasikan secara BPK sejatinya luas kepada masyarakat, gaya penyusunan 1947 laporan pun harus pula disesuaikan. Seperti dimaksudkan PERIODE halnya lembaga negara lainnya termasuk 1945 parlemen, kemandirian yang diamanatkan UU untuk KEPEMIMPINAN No.5 Tahun 1973 ternyata harus tunduk pada kekuatan politis. Dalam hal ini adalah dominasi mengambil R. Soerasno KETUA BPK kekuasaan eksekutif. alih fungsi Dengan kondisi tersebut, tak heran kalau laporan BPK pada masa orde baru relatif tidak Algemene 1957 1961 1964 1966 dapat menjadi sumber informasi ataupun deteksi dini atas kondisi keuangan negara. Hal Rekenkamer itu mengakibatkan para pengambil keputusan juga akhirnya tidak memiliki bahan lengkap (ARK/Badan A. Karim Pringgodigdo I Gusti Ketut Pudja Sri Sultan HB IX Dadang Suprayogi guna mengantisipasi berbagai situasi, termasuk terjadinya krisis moneter pada 1997-1998. Pemeriksa Era baru yang diselimuti semangat reformasi akhirnya bergulir. Masa penuh harapan masa kolonial tersebut ditandai dengan kejatuhan kekuasaan Presiden Soeharto yang telah memerintah Hindia 1993 1983 1973 selama 32 tahun. Bersamaan dengan semangat keterbukaan yang digaungkan di segala bidang Belanda) itu, semangat reformasi pun turut menjalar ke BPK. Tahun 2006 yang menggantikan UU tentang BPK JB. Sumarlin M. Jusuf Umar Wirahadikusumah sebelumnya. Parlemen akhirnya mengamandemen UUD 1945. Pada amandemen Tahun 2001 tersebut, Singkatnya, BPK pada era reformasi ini telah pasal terkait BPK turut diamandemen. Hal itu menjadi semakin dekat dengan harapan tergambar dalam Bab VIII (A) tentang BPK pasal para pendiri bangsa. Yaitu, menjadi lembaga 23 (E) ayat 1-3, pasal 23 (F) ayat 1-2, dan pasal 1998 2004 2009 pemeriksa keuangan yang bebas, mandiri, 23 (G). Prinsipnya, posisi dan kedudukan BPK dan profesional. Tentu, sebagai bagian menjadi semakin kuat, bebas, dan mandiri. tak terpisahkan dari upaya membentuk Sebagai penjabaran tugas dan fungsi BPK pemerintahan yang bersih dan tata kelola yang sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 baik. Satrio Boedihardjo Anwar Nasution Hadi Poernomo hasil amandemen tersebut, lahir UU No. 15 Joedono TEMPO dOElOE

melalui NICA. NICA ini sendiri bertugas dalam periode 1945-1949. Eksistensi RIS ternyata tak bertahan lama, sebab, mayoritas masyarakat Indonesia waktu itu menginginkan Indonesia terlepas dari pengaruh Belanda dan kembali kepada semangat UUD 1945. Akhirnya RIS tutup buku dan Negara Kesatuan Republik Indonesia kembali ada. Namun, Dewan Pengawas Keuangan tetap seperti Kantor Badan Pemeriksa Keuangan di Gedung Algemene Nederlands Indie Kantor Cabang Badan Pemeriksa Keuangan di Gedung Nilmy Yogyakarta. Elektriciteit Matschapay (Aniem), Magelang. sebelumnya. Kedudukan di Bogor, dan Perwakilannya di Yogyakarta. Hal ini dikarenakan konstitusi yang berlaku pada waktu itu adalah UUD Sementara 1950 yang sebenarnya terusan dari Konstitusi RIS dengan berbagai pembaharuannya. Kantor Dewan Pengawas Keuangan di Bogor beralamat di Jl. Ir. H. Juanda No. 50 Bogor. 16 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 Setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 17 diumumkan oleh Presiden Soekarno, maka nama Dewan Pengawas Keuangan berganti nama, kembali Kantor Badan Pemeriksa Keuangan di Jalan Tugu No. 2, Yogyakarta. Kantor Badan Pemeriksa Keuangan di Gedung Bea dan Cukai, Magelang. dengan nama BPK, sesuai dengan TEMPO dOElOE GEDUNG UUD. Hal ini sejalan dengan isi dekrit SEJARAH GEDUNG KANTOR BPK sendiri yang salah satu isinya adalah melalui NICA. NICA ini sendiri bertugas kembali ke UUD’45. Sejak tahun 1959 dalam periode 1945-1949. BUKAN sekedar bangunan fisik, kantor BPK Namun, karena sejumlah situasi saat itu, inilah dikenal sebagai Orde Lama, atau PADAEksistensi 1 JANUARI RIS ternyata 1947 tak BPK bertahan DIBENTUK DAN BERKANTOR DI KOTA masa Demokrasi Terpimpin. Kantor BPK TEMPOMAGELANG.lama, sebab, mayoritas masyarakat d OElOE juga tidak bisa dilepaskan dari sejarah panjang kantor Pusat BPK kembali berpindah tempat. 1947 di Bogor cukup lama bertahan, tetapi Indonesia waktu itu menginginkan Indonesia terlepas dari pengaruh lembaga ini. Seiring pasang-surut posisi dan Kali ini, ditempatkan di bekas Sekolah akhirnya pindah juga. Belandamelalui dan kembali NICA. NIC kepadaA ini semangat sendiri bertugas peran yang dimiliki, lokasi kantor juga sempat Rakyat, Jl. Reksobayan, Jogjakarta. Pada akhir Pada akhir 1970, Kantor BPK UUDdalam 1945. A periodekhirnya R IS1945-1949. tutup buku pindah ke Jakarta. Namun, tetap dan NegaraEksistensi Kesatuan R RISep ternyataublik tak bertahan berpindah-pindah. November 1948, kantor pusat BPK lagi-lagi haru berpindah-pindah tempat, mulai dari Indonesia kembali ada. Namun, Dewan Pengawaslama, Keuangan sebab, mayoritas tetap seperti masyarakat kantor di Jalan Prapatan No.42, Jalan Kantor Badan Pemeriksa Keuangan di Gedung Algemene Nederlands Indie Kantor Cabang Badan Pemeriksa Keuangan di Gedung Nilmy Yogyakarta. dipindah. Yaitu, ke sebuah gedung di Jl. Tugu Elektriciteit Matschapay (Aniem), Magelang. sebelumnya.Indonesia Kedudukan waktu itu di B menginginkanogor, Budi Utomo No. 4/6. Pada November Pertama kali, BPK berkantor di gedung No. 2, Jogjakarta. BERDASARKAN PENETAPAN PEMERINTAHdan NO.6 IndonesiaPerwakilannya TERTANGGAL terlepas di Yogyakarta. dari 6 pengaruhNOVEMBER 1972 berpindah ke Gedung MPR/DPR 1948, KANTOR CABANG BPK DI YOGYAKARTA,Hal iniBel dikarenakananda SEJAK dan SEPTEMBER konstitusikembali yangkepada 1947 semangat 1948 Algemene Nederlands Indie Elektriciteit Senayan. Mengambil tempat di lantai KantorDIJADIKAN Badan Pemeriksa KANTOR Keuangan di Sekolah PUSAT Rakyat BPK. Jalan Reksobayan, berlakuUUD pada 1945. waktu Akh ituirnya adalah R ISUUD tutup buku Kantor Badan Pemeriksa Keuangan di Gedung Karesidenan, Magelang. Sementara 1950 yang sebenarnya 8, 9, dan 10. Yogyakarta. dan Negara Kesatuan Republik Matschapay (Aniem) yang terletak di Jl. Tentara Sebagai amanat hasil Konferensi Meja Bundar Rupanya pimpinan BPK gerah juga terusan dari Konstitusi RIS dengan berbagaiIndonesia pembaharuannya. kembali ada. Kantor Namun, Dewan jika kantor selalu berpindah-pindah Pelajar 64, Kota Magelang. Di bangunan yang di Den Haag, Belanda, pada 23 Agustus–2 DewanPengawas PengawasHASIL Keuangan KONFERENSIKeuangan di tetap Bogor MEJAseperti BUNDAR DI DEN HAAG BELANDA PADA TAHUN tempat. Belum lagi menumpang di Kantor Badan Pemeriksa Keuangan di Gedung Algemene Nederlands Indie Kantor Cabang Badan Pemeriksa Keuangan di Gedung Nilmy Yogyakarta. sempat difungsikan sebagai kantor perusahaan November 1949, Kerajaan Belanda akhirnya Elektriciteit Matschapay (Aniem), Magelang. beralamatsebelumnya.1949,DIBENTUKLAH di Jl. Ir. H. JuandaKedudukan No. 50 di NEGARA Bogor, REPUBLIK INDONESIA SERIKAT. BPK JUGA Gedung MPR/DPR dengan ruangan1949 Bogor.dan BERUBAHPerwakilannya NAMA di Yogyakarta. MENJADI DEWAN PENGAWAS KEUANGAN DAN BERKANTOR Setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 listrik Hindia-Belanda itu, BPK hanya sempat mengakui kemerdekaan Indonesia. Kemudian, yang terbatas dan hanya cukup DI BOGOR. BPK DI YOGYAKARTA TETAP ADA TETAPI MENJADI PERWAKILAN diumumkanHal ini dikarenakan oleh Presiden Soekarno, konstitusi yang sebagai ruangan kerja pimpinan menempati selama tujuh bulan. dibentuklah Republik Indonesia Serikat (RIS) makaberlaku namaDARI Dewan pada DEWAN Pengawas waktu PENGAWAS itu adalah UUD KEUANGAN. BPK. Unit-Unit kerja penunjang dan Keuangan berganti nama, kembali Sementara 1950 yang sebenarnyaKantor Badan Pemeriksa Keuangan di Jalan Tugu No. 2, Yogyakarta. sebagai bentuk negara Indonesia ketika itu. pemeriksaan menempati ruangan- Kantor Badan Pemeriksa Keuangan di Gedung Bea dan Cukai, Magelang. denganterusan nama dari BPK, Konstitusisesuai dengan RIS dengan ruangan di lantai 8 dan 10. Untuk UUD.berbagai Hal ini sejalan pembaharuannya. dengan isi dekrit Kantor Situasi negara yang masih genting pada inspektorat menempati sebagian sendiri yang salah satu isinya adalah PADA AKHIR 1970, KANTOR BPK PINDAHkembaliDewan KE ke JAKARTA.UUD’45. Pengawas Sejak MULAItahunKeuangan 1959 DARI di B KANTORogor masa awal kemerdekaan, membuat BPK Perubahan bentuk negara tersebut juga ruangan di lantai 9. Sementara sub-sub1970 DI JALAN PRAPATAN NO.42 KE JALANinilah BUDIberalamat dikenal UTOMO sebagai di Jl. NO. Orde Ir. H. 46 Lama, Juanda BERPINDAH atau No. 50 LAGI harus berpindah kantor. Awal Juli 1947, BPK mengakibatkan BPK berubah nama. Yaitu, unit pemeriksa menempati ruangan- KE GEDUNG MPR/DPR SENAYAN DI LANTAImasaB Demokrasiogor. 8, 9, DANTerpimpin. 10. Kantor BPK ruangan kerjanya di entitas yang di Bogor Setelahcukup lama Dekrit bertahan, Presiden tetapi 5 Juli 1959 pindah ke Eks Komplek Karesidenan Kedu. menjadi Dewan Pengawas KantorKeuangan Badan Pemeriksa Keuangan(DPK) di Gedung, Klooster, Magelang. Gedung Kantor Dewan Pengawas Keuangan RIS di Jl. Dr. H. Juanda, Bogor.akhirnyadiumumkan pindah juga. oleh Presiden Soekarno, Pada akhir 1970, Kantor BPK maka nama Dewan Pengawas Sekarang, bangunan sayap kiri gedung tersebut yang berkedudukan di Bogor, Jawa BaratMEI 2012. pindah ke Jakarta. Namun, tetap 54 Warta BPK Keuangan berganti nama, kembali 1979 berpindah-pindah tempat, mulaiPADA dari 4 SEPTEMBER 1979Kantor Badan GEDUNG Pemeriksa KeuanganBPK DIRESMIKAN di Jalan Tugu No. 2, Yogyakarta. dimanfaatkan menjadi museum BPK. Tepatnya, terletak di Jl. Dr. H. Juanda. kantordengan di Jalan nama Prapatan BPK No.42,, sesuai Jalan dengan Kantor Badan Pemeriksa Keuangan di Gedung Bea dan Cukai, Magelang. PENGGUNAANNYA OLEH PRESIDEN SOEHARTO, SEJAK SAAT ITU BudiUUD. Utomo Hal No. ini 4/6. sejalan Pada November dengan isi dekrit 1972 berpindah ke Gedung BPKMPR/D TELAHPR MEMILIKI KANTOR SENDIRI DAN MENETAP SECARA sendiri yang salah satuPERMANEN. isinya adalah Senayan. Mengambil tempat di lantai Kantor Badan Pemeriksa Keuangan di Sekolah Rakyat Jalan Reksobayan, 53 - 55 tempo doeloe.indd 54 7/19/2012 4:08:04 PM Tak lama, kantor BPK kembali pindah ke Perlu diketahui, perpindahan DPK ke Bogor Kantor Badan Pemeriksa Keuangan di Gedung Karesidenan, Magelang. 8, 9, kembalidan 10. ke UUD’45. Sejak tahun Yogyakarta.1959 gedung Klooster. Klooster dalam bahasa adalah inisiatif dari Kerajaan Belanda. Bogor Rinilahupanya dikenal pimpinan sebagai BPK gerah Orde juga Lama, atau jika kantormasa selaluDemokrasi berpindah-pindah Terpimpin. Kantor BPK Indonesia berarti biara atau tempat para suster merupakan tempat kedudukan Algemene PADA 17 JANUARI 1985 GEDUNG ARSIPtempat. dDIRESMIKANi B Bogelumor cukuplagi menumpang lama OLEH bertahan, KETUAdi tetapi BPK M. Gedung MPR/DPR dengan ruangan JUSUF. SEJAK TAHUN 1985 BPK MEMBANGUNakhirnya GEDUNG pindah juga. KANTOR PERWAKILAN dan misionaris belajar sekaligus bertempat Rekenkamer masa pemerintahan sipil Belanda yang terbatas dan hanya cukup 1985 BPK DI BEBERAPA PROVINSI. sebagai ruanganPada akhir kerja 1970, pimpinan Kantor BPK tinggal. Gedung tersebut terletak di Jalan di Indonesia ketika itu. BPK.p Unit-Unitindah ke kerja Jakarta. penunjang Namun, dan tetap No. 20, Kecamatan Magelang pemeriksaanberpindah-pindah menempati ruangan- tempat, mulai dari ruangankantor di lantai di Jalan 8 dan Prapatan 10. Untuk No.42, Jalan Tengah. Sejak 1960-an sampai sekarang, tempat Pada 1963, seiring perubahan kembali DPK inspektoratBudi Utomo menempati No. 4/6.sebagian Pada November ruangan di lantai 9. Sementara sub-sub 1972 berpindah ke Gedung MPR/DPR itu kemudian digunakan sebagai tempat menjadi BPK, kantor pindah lagi. Kali ini unit pemeriksa menempati ruangan- Senayan. Mengambil tempat di lantai 2008 ruangan kerjanya di entitas yangPADA TAHUN 2008, PADAKantor BadanMASA Pemeriksa KETUA Keuangan BPK di Sekolah ANWAR Rakyat Jalan NASUTION, Reksobayan, Kantor Badan Pemeriksa Keuangan di Gedung Karesidenan, Magelang. Yogyakarta. pendidikan Kristen yang dikelola Yayasan bergeser dari Bogor ke Jakarta. Kantor baru itu Kantor Badan Pemeriksa Keuangan di Gedung Klooster, Magelang. 8, 9, dan 10. BPK KEMBALIGedung MELAKUKANKantor Dewan Pengawas Keuangan PERLUASAN RIS di Jl. Dr. H. Juanda, GEDUNG Bogor. DI KOMPLEK Rupanya pimpinanKANTOR BPK gerah PUSAT juga JAKARTA. BPK MEMBANGUN GEDUNG DI Pendidikan Tarakanita Magelang. menempati gedung di Jalan Prapatan No. 42, 54 MEI 2012 Warta BPK jika kantor selalu berpindah-pindahBELAKANG GEDUNG ARSIP YANG DIPERGUNAKAN UNTUK Jakarta. Adapun kantor di Bogor difungsikan tempat. Belum lagi menumpangRUANGAN KERJA. di Mengingat seluruh kementerian dan kantor- menjadi sekretariat BPK. Gedung MPR/DPR dengan ruangan 53 - 55 tempo doeloe.indd 54 yang terbatas dan hanya cukup 7/19/2012 4:08:04 PM kantor pemerintahan penting telah berada di AMANDEMEN UUD 1945 PADA TAHUN 2009 YANGsebagai MENENTUKAN ruangan kerja pimpinan BPK. Unit-Unit kerja penunjang dan Jogjakarta, BPK kemudian juga pindah. Sejak Di masa-masa akhir kepemimpinan Sri Sultan 2009 BPK MEMPUNYAI PERWAKILAN DI SELURUH PROVINSI. BPK TERUS MEMBANGUN GEDUNG KANTOR DI SELURUHpemeriksaan PROVINSI menempati DI INDONESIA. ruangan- September 1947, BPK kemudian menempati Hamengkubuwono IX saat itu, kantor BPK ruangan di lantai 8 dan 10. Untuk inspektorat menempati sebagian gedung Nilmy -sekarang dijadikan kantor juga sempat pindah ke Jalan Cut Mutia, ruangan di lantai 9. Sementara sub-sub Bank Negara Indonesia-. Sedangkan, kantor di Jakarta. Tepatnya, menempati sebuah gedung unit pemeriksa menempati ruangan- Magelang difungsikan sebagai kantor cabang. perusahaan negara perkebunan yang sempat ruangan kerjanya di entitas yang Kantor Badan Pemeriksa Keuangan di Gedung Klooster, Magelang. Gedung Kantor Dewan Pengawas Keuangan RIS di Jl. Dr. H. Juanda, Bogor. menjadi kantor Perbendaharaan Negara. BPK 54 MEI 2012 PADA MASA JABATAN KETUA BPKWarta HADI BPK POERNOMO, Pada perjalanan berikutnya, kantor BPK di berada di gedung yang terletak tepat di depan BPK MENAMBAH SATU GEDUNG UNTUK Jogjakarta tersebut sempat ditutup. Hal itu Masjid Cut Mutia tersebut sekitar periode 1964- MENUNJANG KINERJA PARA PEGAWAI DI KOMPLEK 2013 KANTOR PUSAT BPK. GEDUNG TERSEBUT BERDIRI DI berkaitan dengan suasana perang pada Agresi 1965. ATAS LAHAN YANG SEBELUMNYA DIPAKAI UNTUK 53 - 55 tempo doeloe.indd 54 AUDITORIUM BPK. TERDIRI DARI 19 LANTAI7/19/2012 DAN 4:08:04 1 PM Militer II yang dilakukan Belanda. Kantor baru LANTAI BASEMENT. dibuka kembali pada 27 Juni 1949. 18 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 19

Tidak berhenti di situ, pada 1966, kantor BPK Gedung pertama yang dibangun pada masa pindah lagi. Kali ini, ke gedung di Jl.Budi Utomo kepemimpinan Umar Wirahadikusumah No.6 Jakarta Pusat. Saat ini, gedung tersebut merupakan gedung utama yang terdiri dari digunakan sebagai sarana pendidikan, yakni sebelas lantai. Komposisinya, khusus lantai SMA Negeri 1 Jakarta. Dari sana, BPK sempat 8 dan 9 diisi oleh para pimpinan. Lantai 8 pula berkantor di komplek Kementerian menjadi kantor anggota 1-7 BPK, sedangkan Keuangan, tepatnya di belakang Gedung Eks lantai 9 diisi oleh ketua BPK, wakil ketua BPK, Mahkamah Agung (MA). serta sekretaris jenderal (sekjen). Setelah Umar Wirahadikusumah wafat pada 21 Maret Tidak lama berada di komplek Kemenkeu, 2003, sebagai bentuk penghormatan, gedung BPK kembali berpindah kantor ke Komplek pertama BPK itu diberi nama Gedung Umar Parlemen di Senayan pada 1972. BPK Wirahadikusumah. menempati lantai delapan, sembilan, dan sepuluh Gedung DPR/MPR. Terus berkembang, BPK lalu membangun sebuah gedung arsip di pojok kanan dari Dari situ lah, BPK kemudian menetap hingga Gedung Wirahadikusumah pada 1980-an. saat ini. Tepatnya, di sebuah komplek gedung Gedung yang menyimpan seluruh arsip-arsip di Jl. Jenderal Gatot Subroto No. 31, Jakarta. BPK itu hingga saat ini masih belum diberi LAMBANG Lokasinya berada tepat di depan Gedung DPR/ nama. Pembangunan gedung arsip dilakukan Dan ketiga, hasil program yang efektif. MPR. pada saat BPK dipimpin oleh M. Yusuf. SEJAK pertama berdiri, BPK juga telah mengalami sejumlah perubahan lambang. Unsur berikutnya adalah bunga teratai Keinginan membangun gedung dekat dengan Seiring dengan bertambahnya jumlah pegawai, Hingga saat ini, lambang BPK terdiri dari simbol berkelopak tujuh lembar yang diposisikan komplek parlemen, awalnya turut didorong pada masa kepemimpinan JB. Sumarlin, BPK Garuda Pancasila yang terletak di tengah menopang Cakra. Lambang tersebut dikenal Ketua BPK Umar Wirahadikusumah yang kembali membangun dua gedung. Sedangkan lingkaran Cakra. Pemilihan lambang tersebut sebagai Padsama. Tahta bunga-bunga teratai menjabat ketika itu. Pertimbangannya, BPK pada masa kepemimpinan Anwar Nasution, menggambarkan, bahwa BPK sebagai lembaga melambangkan kebersihan, kesucian, dan memang memiliki kaitan yang erat dengan BPK menambah satu gedung lagi yang berada tinggi negara menjunjung tinggi pancasila. keluhuran lahir batin. Sedangkan, tujuh buah DPR/MPR. Semua laporan yang diperiksa oleh di belakang empat gedung yang telah dibangun Yaitu, sebagai dasar negara untuk dijadikan kelopak teratai menggambarkan landasan BPK nantinya akan diserahkan kepada DPR/ sebelumnya. sebagai landasan filosofi dari semua tindakan pelaksanaan tugas BPK (Sapta Prasetya Jati MPR. yang diambil BPK. dan Ikrar Pemeriksa) yang masing-masing Lima gedung ini dibangun tanpa tiga pilar berjumlah tujuh butir. Gedung BPK tersebut mulai dibangun pada penting BPK. Tetapi dalam perkembangannya, Khusus untuk Cakra, pemilihan lambang 1977 oleh seorang arsitek bernama Ir. setiap kantor perwakilan BPK yang kini telah senjata Betara Wisnu tersebut merupakan Garuda dan Cakra berwarna emas mempunyai Nurponco. Tepat, pada 4 September 1979, tersebar di seluruh Indonesia, tiga pilar gambaran sebuah harapan BPK bisa menjadi arti keluhuran dan keagungan BPK sebagai Presiden Soeharto meresmikan kantor pusat tersebut wajib dimiliki oleh setiap gedung. Tiga institusi yang ampuh. Seampuh senjata lembaga negara. Sedangkan, warna putih BPK. pilar melambangkan independensi, integritas, salah satu tokoh penting dalam pewayangan pada kelopak teratai melambangkan kesucian, dan profesionalisme. tersebut. Khususnya, dalam menjaga agar kebersihan, dan kejujuran yang harus menjiwai pengelolaan keuangan negara selalu tertib, setiap pegawai BPK. berdaya guna, dan berhasil guna. Lambang BPK secara keseluruhan ditetapkan Cakra disusun dengan tiga mata tombak dan dengan nama Tri Dharma Artasantosha. Nama 47 buah lengkungan kecil-kecil pada luar tersebut berarti, menjunjung tinggi pancasila lingkaran. Tiga mata tombak melambangkan dan UUD 1945 serta prinsip-prinsip penuntun ruang lingkup pemeriksaan BPK. Pertama, dalam upaya mencapai tiga keberhasilan ketertiban dan ketaatan dalam penguasaan menuju terwujudnya pertanggungjawaban dan pengurusan keuangan negara. Kedua, daya keuangan negara yang semakin sempurna. guna (efisiensi) dan kehematan (ekonomis). 20 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 I21

serta pembukuan dan tata usaha • Memberi pertimbangan atas standar keuangan negara. Plus, pemeriksaan akuntansi pemerintahan terhadap perhitungan-perhitungan, • Memberi pertimbangan atas rancangan surat-surat, bukti-bukti, rekening koran, sistem pengendalian intern pemerintah pertanggungjawaban, dan daftar lainnya pusat/daerah sebelum ditetapkan. yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara. Dalam hal penyelesaian kerugian negara/ • Menetapkan jenis dokumen, data, serta daerah, BPK berwenang menilai dan/atau informasi mengenai pengelolaan dan menetapkan jumlah kerugian negara yang tanggungjawab keuangan negara yang diakibatkan oleh perbuatan melawan hukum. wajib disampaikan pada BPK. Baik, hal itu dilakukan karena kesengajaan • Menetapkan standar pemeriksaan atau kelalaian yang dilakukan oleh bendahara, keuangan negara setelah konsultasi pengelola BUMN/BUMD, atau lembaga/badan dengan pemerintah pusat/daerah yang lain yang menyelenggarakan pengelolaan wajib digunakan dalam pemeriksaan keuangan negara. Sekaligus memantau pengelolaan dan tanggung jawab keuangan penyelesaian ganti kerugian negara/daerah negara. yang ditetapkan oleh pemerintah terhadap • Menetapkan kode etik pemeriksaan pegawai negeri bukan bendahara dan pejabat pengelolaan dan tanggung jawab keuangan lain, pelaksanaan pengenaan ganti kerugian BPK RI menjadi tuan rumah dalam Seminar Intosai yang ke 3 di pada juni 1988. negara. negara/daerah kepada bendahara pengelola • Menggunakan tenaga ahli dan/atau tenaga BUMN/BUMD, dan lembaga atau badan lain pemeriksa di luar BPK yang bekerja untuk yang menyelenggarakan pengelolaan keuangan dan atas nama BPK. negara. • Membina jabatan fungsional pemeriksa. TUGAS POKOK DAN FUNGSI melaporkan hal tersebut pada instansi yang BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan berwenang. Sesuai ketentuan perundang- tanggungjawab keuangan negara yang undangan, laporan diajukan paling lama 1 dilakukan oleh pengelola keuangan negara. bulan sejak diketahui ada unsur pidana untuk Mulai dari pemerintah pusat, pemerintah dijadikan dasar penyidikan. daerah, lembaga negara, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Dalam melaksanakan tugas pemeriksaan, BPK Layanan Umum (BLU), Badan Usaha Milik berwenang: Daerah (BUMD), dan lembaga atau badan • Menentukan obyek, merencanakan dan lainnya. melaksanakan, menentukan waktu dan metode, serta menyusun dan menyajikan Pemeriksaan BPK mencakup pemeriksaan laporan pemeriksaan. keuangan, pemeriksaan kinerja, dan • Meminta keterangan dan/atau dokumen pemeriksaan dengan tujuan tertentu. yang wajib diberikan oleh setiap orang, Kesemuanya dilakukan dengan standar unit organisasi pemerintah pusat, pemeriksaan keuangan negara sebagaimana pemerintah daerah, Lembaga Negara, yang telah diatur dalam ketentuan. Bank Indonesia, BUMN, BLU, BUMD, dan lembaga atau badan lain yang mengelola Hasil pemeriksaan BPK diserahkan pada DPR, keuangan negara. DPD, dan DPRD sesuai dengan kewenangannya • Melakukan pemeriksaan di tempat Tim pemeriksa BEPEKA sedang melakukan peninjauan atas kegiatan para karyawan PT-IPTN di untuk ditindaklanjuti. Apabila dalam penyimpanan uang dan barang milik Bandung yang sedang merakit badan pesawat CN 235. pemeriksaan ditemukan unsur pidana, BPK negara, di tempat pelaksanaan kegiatan, 22 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 23

STRUKTUR ORGANISASI eselon I yang disebut Kepala Direktorat Utama STRUKTUR organisasi BPK dipimpin oleh (Kaditama). Dibawahnya ada satuan-satuan Auditorat Utama sembilan anggota yang secara keseluruhan kerja eselon II yang disesuaikan dengan bidang Keuangan Negara I bersifat kolegial. Terdiri dari seorang ketua tugas yang dimiliki Ditama Revbang seperti merangkap anggota, seorang wakil ketua tersebut di atas. merangkap anggota, dan tujuh anggota (I-VII) Auditorat Utama Direktorat Utama,Pembinaan Keuangan Negara II dan Pengembangan Hukum lainnya. Ada pula Direktorat Utama Pembinaan dan Pemeriksaan Keuangan Negara Pengembangan Hukum Pemeriksaan Keuangan Kesembilan anggota itu tentu tidak sendirian. Negara (Ditama Binbangkum). Tugasnya BADAN Auditorat Utama Untuk melaksanakan tugas dan wewenangnya, adalah memberikan konsultasi dan bantuan PEMERIKSA Inspektorat Utama Keuangan Negara III BPK dibantu Unit Pelaksana BPK yang masing- hukum kepada anggota dan pelaksana BPK KEUANGAN masing memiliki tugas berbeda. RI. Legislasi, pelayanan informasi hukum, Auditorat Utama KETUA Keuangan Negara IV serta tugas kepaniteraan dalam penyelesaian WAKIL KETUA Sekretariat Jenderal (Setjen) bertugas kerugian Negara/daerah. Seorang pejabat 7 ANGGOTA9orang Sekretariat Jenderal menyelenggarakan pelayanan seluruh jajaran eselon I yang disebut Kepala Direktorat Utama Auditorat Utama Keuangan Negara V Direktorat Utama, Perencanaan, Perwakilan BPK BPK. Selain itu, unit ini juga memiliki tugas (Kaditama) membawahi dua satuan kerja Evaluasi, Pengembangan, di Wilayah Barat Pendidikan dan Pelatihan mengkoordinasikan dukungan administrasi eselon II. Yaitu, Direktorat Konsultasi Hukum Pemeriksaan Keuangan Negara Staf Ahli serta sumberdaya yang dimiliki. Tentu saja, dan Kepaniteraan Kerugian Negara/Daerah Auditorat Utama Keuangan Negara VI Perwakilan BPK kesemuanya diarahkan untuk kelancaran tugas serta Direktorat Legislasi, Analisis, dan Bantuan di Wilayah Timur dan fungsi BPK serta pelaksana BPK. Setjen Hukum. dipimpin oleh seorang sekretaris jenderal Auditorat Utama (Sekjen). Pejabat eselon I ini membawahi Keuangan Negara VII satuan-satuan kerja eselon II. Yaitu, Biro Kesembilan Sekretariat Pimpinan, Biro Humas dan Luar Negeri, Biro Sumber Daya Manusia, Biro anggota itu tentu Unsur-unsur pelaksana BPK di atas secara pengelolaan dan tanggungjawab keuangan Keuangan, Biro Teknologi Informasi, dan Biro umum berada di bawah sekaligus bertanggung Negara pada bidang politik, hukum, Umum. tidak bekerja jawab kepada Wakil Ketua BPK. Di luar itu pertahanan, dan keamanan. Lalu, AKN II yang semua masih ada lagi unit pelaksana yang mempunyai tugas memeriksa pengelolaan dan Selanjutnya adalah Inspektorat Utama (Itama). sendiri. Untuk berada di bawah dan bertanggungjawab pada tanggung jawab keuangan negara pada bidang Unit ini bertugas melakukan pengawasan masing-masing anggota, yang tidak merangkap perekonomian dan perencanaan pembangunan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi seluruh melaksanakan ketua dan wakil ketua BPK. nasional. unsur pelaksana BPK RI. Itama dipimpin seorang Inspektur Utama (Irtama). Pejabat tugas dan Unsur itu adalah Auditorat Utama Keuangan Sedangkan AKN III mempunyai tugas eselon I ini membawahi satuan kerja eselon II Negara (AKN) I-VII. AKN merupakan unsur memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab yang terdiri dari Inspektorat I, II, dan III. wewenangnya, pelaksana tugas pemeriksaan yang menjadi keuangan negara pada bidang lembaga negara, wilayah core business BPK. Seorang Auditor kesejahteraan rakyat, kesekretariatan negara, Unit berikutnya Direktorat Utama Perencanaan, BPK dibantu Unit Utama (Tortama) yang merupakan pejabat aparatur negara, serta riset dan teknologi. Evaluasi, Pengembangan, Pendidikan dan eselon I memimpin masing-masing AKN Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara Pelaksana BPK tersebut. Mereka sekaligus membawahi Selanjutnya, AKN IV mempunyai tugas (Ditama Revbang). Unsur pelaksana ini beberapa satuan kerja pemeriksaan setingkat memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab bertugas menyelenggarakan perencanaan yang masing- eselon II yang membidangi obyek-obyek keuangan negara pada bidang lingkungan strategis dan manajemen kinerja, evaluasi pemeriksaan. Selanjutnya, masing-masing dari hidup, pengelolaan sumber daya alam, dan dan pelaporan pemeriksaan, penelitian dan masing memiliki tujuh AKN yang ada tersebut memiliki tugas infrastruktur. pengembangan, serta pendidikan dan pelatihan bidang pemeriksaan yang berbeda-beda. pemeriksaan keuangan negara. Sebagaimana tugas berbeda Kemudian AKN V mempunyai tugas memeriksa lainnya, Ditama Revbang juga dipimpin pejabat AKN I mempunyai tugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan 24 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 25 negara pada kementerian dalam negeri, AKN VI mempunyai tugas memeriksa Sulawesi, Maluku, dan Papua. Terakhir, adalah kementerian agama, Badan Nasional Pengelola pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Pemeriksaan AKN VII yang mempunyai tugas memeriksa Perbatasan (BNPP), Badan Pengelola Ibadah negara pada Kementerian Kesehatan, Badan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Haji (BPIH), Badan Pengusahaan Kawasan Pengawas Obat dan Makanan, Kementerian BPK mencakup negara pada bidang kekayaan negara yang Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, dan dipisahkan (Badan Usaha Milik Negara). Batam, serta keuangan dan kekayaan daerah Kementerian Pendidikan Nasional. Termasuk pemeriksaan yang dipisahkan pada pemerintah provinsi/ juga meliputi keuangan daerah dan kekayaan Selain itu, sebagai bagian tak terpisahkan dari kabupaten/kota di wilayah Sumatera dan Jawa. daerah yang dipisahkan pada pemerintahan keuangan, unsur pelaksana BPK ada BPK Perwakilan di daerah di Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, masing-masing provinsi seluruh Indonesia. pemeriksaan Dipimpin seorang pejabat eselon II yang disebut Kepala BPK Perwakilan (Kalan). Secara kinerja, dan struktural, untuk BPK Perwakilan di wilayah Sumatera dan Jawa berada di bawah dan pemeriksaan bertanggung jawab pada AKN V, sedangkan BPK Perwakilan di wilayah Bali, Nusa Tenggara, dengan tujuan Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua berada di bawah dan bertanggung jawab pada tertentu. AKN VI. (*) Tujuan Strategis : Mendorong terwujudnya Kesemuanya pengelolaan keuangan negara yang tertib, taat dilakukan pada peraturan perundang-undangan, ekonomis, dengan standar efisien, efektif, transparan, dan bertanggung pemeriksaan jawab dengan memperhatikan rasa keadilan keuangan negara dan kepatutan; Mewujudkan pemeriksaan sebagaimana yang bermutu untuk menghasilkan laporan yang telah diatur hasil pemeriksaan yang bermanfaat dan sesuai dengan peraturan dengan kebutuhan pemangku kepentingan; serta, BPK. Mewujudkan birokrasi yang modern di BPK 26 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 27 Pemeriksaan Kinerja Ibadah Haji Tahun 1432H/2011M

PERLUNYA PENYEMPURNAAN PENYELENGGARAAN NAMUN dari tahun ke tahun, fakta Makkah dan Madinah, proses pemilihan HAJI menunjukkan jika persoalan demi persoalan perusahaan katering, dan cara penyajian serta seringkali mengganggu kekhusyukan jalannya jenis menu katering di Arafah dan Mina. Ibadah Haji. Karena itu, tak mengherankan jika pelaksanaan ibadah haji terus menjadi sorotan Hasil pemeriksaan menunjukkan, Setiap tahun, Indonesia mendapat jatah kuota haji hingga sekitar 210.000 jamaah. Per publik. Sebagai auditor negara, BPK hadir penyelenggaraan ibadah haji 1432H/2011M akhir 2013, ada 2,2 juta masyarakat Indonesia yang masuk daftar antrian ibadah haji. Adapun dana haji yang terkumpul hingga 2013 tercatat sebesar Rp64 triliun dan diproyeksi untuk mendorong dan memastikan tercapainya dari sisi pelayanan perumahan dan katering terus naik hingga menembus angka Rp115 triliun pada 2018. kinerja prima dalam pembinaan, pelayanan, dan telah mengalami kemajuan dibanding perlindungan bagi jamaah haji Indonsia dengan penyelenggaraan 1431H/2010H. Namun sebaik-baiknya. demikian, pelaksanaan pelayanan perumahan jamaah haji, katering, serta kegiatan monitoring Pada Semester I 2013, BPK telah dan evaluasi belum efektif. menyelesaikan pemeriksaan kinerja atas penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun Khusus untuk layanan perumahan, belum 1432H/2011M pada Kementerian Agama, sepenuhnya mematuhi Ta’limatul Hajj Panitia Penyelenggara Ibadah Haji, dan instansi (peraturan urusan perhajian Kementerian terkait lainnya. Haji Kerajaan Arab Saudi). Beberapa temuan penting dalam layanan perumahan adalah Dalam pemeriksaan kinerja tersebut, BPK adanya perumahan yang disewa tapi belum fokus menilai efektivitas pengelolaan pelayanan memenuhi standar kualitas. Selain itu, ada pula perumahan dan katering. Sasaran pemeriksaan perumahan yang disewa di Makkah belum diarahkan pada proses pemilihan dan penentuan memenuhi kriteria luasan per jamaah. penempatan jamaah pada perumahan di 28 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 29

Temuan penting lain yang diungkap BPK pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan adalah masih lemahnya monitoring dan tugas monitoring dan evaluasi, baik di Arab evaluasi oleh Kementerian Agama, khususnya Saudi maupun di embarkasi serta debarkasi. Direktorat Jenderal PHU. Misalnya, dirjen PHU ternyata belum memiliki standard Tak berhenti di situ, nilai penting ibadah haji operation procedures (SOP) dalam monitoring membuat BPK all out, berupaya optimal untuk TERHADAP KELEMAHAN MONITORING dan evaluasi layanan di embarkasi maupun mendorong peningkatanan layanan bagi jamaah debarkasi. Akibatnya, layanan perumahan dan haji. Karena itu, BPK pun sudah berpikir jauh DAN EVALUASI TERSEBUT, BPK TELAH katering menjadi tidak optimal. ke depan dengan menggandeng JAN Malaysia. MEREKOMENDASIKAN KEPADA MENTERI AGAMA AGAR MEMERINTAHKAN DIRJEN PHU UNTUK Selain itu, laporan kegiatan monitoring dan Dengan badan pemeriksa asal Negeri Jiran MENYUSUN SOP evaluasi juga tidak disajikan secara informatif. itu, BPK serius mendiskusikan rencana Akibatnya, hasil monitoring dan evaluasi pemeriksaan paralel atas pengelolaan, serta yang mestinya bisa menjadi masukan untuk menjajaki topik pemeriksaan atas pemondokan perbaikan dan peningkatan layanan haji periode dan Sistem Komputerisasi haji Terpadu Temuan lainnya adalah proses pengukuran rekam jejak atas permasalahan yang pernah berikutnya, tidak bisa dimanfaatkan dengan (SISKOHAT). perumahan jamaah haji di Makkah yang belum dilakukan dan jangka waktu blacklist optimal. Ujung-ujungnya, permasalahan demi didukung pedoman yang memadai. Akibatnya, perusahaan katering dari tahun ke tahun. permasalahan terus berulang setiap tahun. Dengan berbagai rekomendasi dan langkah ada 41.415 jamaah yang menempati perumahan Akibatnya, ditemukan adanya perusahaan- tersebut, BPK bisa menjadi pelecut semangat dengan jarak lebih dari 2.000 meter dari perusahaan yang sebelumnya bermasalah dan Terhadap kelemahan monitoring dan evaluasi bagi aparat pemerintah untuk memperbaiki Masjidil Haram, sehingga mengganggu proses di-blacklist, tapi bisa masuk kembali pada tersebut, BPK telah merekomendasikan kepada pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji pada ibadah karena tidak adanya transportasi yang tahun-tahun berikutnya. menteri agama agar memerintahkan dirjen tahun-tahun berikutnya. (*) memadai. PHU untuk menyusun SOP serta meningkatkan Terhadap kelemahan-kelemahan tersebut, Selain itu, penyediaan menu makanan oleh BPK telah merekomendasikan kepada menteri perusahaan katering selama di Madinah, agama agar menginstruksikan direktur jenderal Arafah, dan Mina kurang memadai. Misalnya, penyelenggaraan haji dan umroh (Dirjen PHU) di Madinah dijumpai adanya nasi basi dan DENGAN BERBAGAI REKOMENDASI DAN LANGKAH untuk menyempurnakan pedoman penyewaan berlendir. Adapun di Mina dan Arafah yang perumahan, lalu memerintahkan Dirjen PHU menggunakan sistem prasmanan terbatas TERSEBUT, BPK BISA MENJADI PELECUT SEMANGAT dan Tim Penyewaan Perumahan supaya membuat antrian panjang sehingga beberapa BAGI APARAT PEMERINTAH UNTUK MEMPERBAIKI mematuhi ketentuan yang mengatur luasan jamaah tidak mendapat jatah sesuai haknya. PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI per jamaah sesuai aturan Ta’limatul Hajj, serta PADA TAHUN-TAHUN BERIKUTNYA memberi penjelasan dan berkoordinasi kepada Terhadap berbagai kelemahan itu, BPK Kementerian Haji Arab Saudi terkait catatan sudah merekomendasikan kepada menteri negatif yang diberikan kepada Indonesia. agama untuk memerintahkan dirjen PHU agar menyusun database perusahaan penyedia jasa Terkait pelayanan katering, BPK menemukan katering, menyempurnakan pedoman yang beberapa kelemahan, misalnya Ditjen PHU mengatur penentuan kapasitas penyedia jasa tidak memiliki database perusahaan katering katering, serta menyempurnakan pedoman yang pernah melakukan pelayanan untuk pelayanan katering yang mengatur pola jamaah haji Indonesia, sehingga tidak ada penyajian makanan jamaah haji. 30 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 31

Agus Joko Pramono, S.ST., Ak., M.Acc., mengucapkan sumpah jabatan sebagai Anggota BPK masa jabatan 2013-2014 yang dipandu oleh Ketua BPK, Drs. Hadi Poernomo, Ak., di Auditorium BPK, Jakarta 1 Agustus 2013 32 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 33

ATAS hal itulah, serangkaian pemeriksaan Pada Semester I 2013, BPK telah melakukan terhadap pengelolaan keuangan negara secara pemeriksaan dengan total 597 obyek serius terus dilaksanakan BPK, hingga saat ini. pemeriksaan. Terdiri dari, 519 obyek Tak terkecuali, apa yang telah pula dilakukan pemeriksaan laporan keuangan, 9 obyek sepanjang 2013. Bentuk implementasi atas pemeriksaan kinerja, dan 69 obyek sebuah komitmen penting mengawal bangsa pemeriksaan PDTT. ini. Upaya mengawal penegelolaan keuangan Capaian BPK di bidang pemeriksaan, negara agar transparan dan akuntabel sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, tersebut berlanjut pada termin berikutnya. meliputi tiga hal pokok. Masing-masing adalah Pada Semester II, BPK kembali melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan (LK), pemeriksaan dengan total 662 obyek pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan pemeriksaan. Terdiri dari, 117 obyek laporan tujuan tertentu (PDTT). keuangan, 158 obyek pemeriksaan kinerja, dan CAPAIAN 387 obyek pemeriksaan PDTT. PEMERIKSAAN Kontribusi terbaik berusaha terus dihadirkan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Kepentingan menjaga dan membangun Indonesia dengan senantiasa mendorong transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara di setiap lini, menjadi titik awalnya. LK TELAH DISAJIKAN & DIUNGKAPKAN SECARA WAJAR LK TELAH DISAJIKAN DALAM SEMUA & DIUNGKAPKAN SECARA WAJAR HAL YANG DALAM SEMUA HAL MATERIAL DAN YANG MATERIAL, LK TIDAK DISAJIKAN INFORMASI KECUALI UNTUK & DIUNGKAPKAN DAMPAK HAL-HAL DALAM SEGALA HAL KEUANGAN LK TIDAK DAPAT YANG BERHUBUNGAN YANG MATERIAL, DALAM LK DAPAT DENGAN YANG DIPERIKSA SESUAI SEHINGGA DIANDALKAN DIKECUALIKAN, DENGAN STANDAR SEHINGGA INFORMASI INFORMASI DALAM PEMERIKSAAN / KEUANGAN DALAM LK TIDAK DAPAT PEMERIKSA TIDAK LK YANG TIDAK DIANDALKAN DAPAT MEYAKINI DIKECUALIKAN DALAM LK APAKAH BEBAS OPINI PEMERIKSAAN DARI SALAH SAJI DAPAT DIANDALKAN MATERIAL

WTP WDP TW TMP 34 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 35

LAPORAN KEUANGAN Di luar pemberian opini, hasil pemeriksaan telah pula memeriksa LK Badan Pengusahaan keuangan Semester I juga menyajikan temuan MANDAT Undang-Undang Nomor 15 Tahun Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Persentase Opini Pemeriksaan LK 2012 aset tetap negara/daerah yang dikuasai pihak 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Bebas Batam (BP Batam). Plus, 4 Laporan pada Semester I 2013 lain. Nilainya mencapai Rp1,05 triliun. Dengan Tanggung Jawab Keuangan Negara menjadi Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun rincian, Rp869,66 miliar di pusat dan Rp175,79 pegangan. Ketentuan tersebut sekaligus Anggaran 2011. miliar di daerah. menjadi pondasi BPK melaksanakan 68 pemeriksaan atas laporan keuangan (LK) yang Seperti biasanya, pemeriksaan dilakukan Selain itu, ditemukan pula aset tetap yang rutin dilaksanakan dari tahun ke tahun. Mulai terhadap elemen-elemen laporan keuangan. tidak diketahui keberadaannya senilai Rp493,25 dari LK pemerintah pusat, pemerintah daerah, Meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan LKKL miliar. Rinciannya, Rp19,19 miliar ada di pusat hingga badan lainnya termasuk BUMN. realisasi anggaran (LRA) / laporan surplus dan Rp474,06 miliar di daerah. Kemudian, (defisit) / laporan aktivitas, laporan ekuitas ada pula ditemukan pembelian aset tetap Pemberian opini disertai rekomendasi dan rasio modal, serta laporan arus kas (LAK). yang berstatus sengketa senilai Rp9,14 miliar. kemudian menjadi output-nya. Sebuah Dengan rincian, Rp2,70 miliar di pusat dan pernyataan profesional pemeriksa mengenai Untuk neraca seluruh entitas yang diperiksa, 22 Rp6,44 miliar di daerah. kewajaran informasi keuangan yang disajikan pemeriksaan BPK meliputi aset senilai masing-masing LK. Rp6.601,40 triliun, kewajiban senilai Rp3.589,36 Pada paruh pertama semester itu pula, hasil triliun, dan ekuitas senilai Rp2.035,82 triliun. pemeriksaan menunjukkan adanya 5.307 kasus Secara garis besar, opini yang diberikan Sedangkan untuk LRA, rinciannya meliputi 2 kelemahan sistem pengendalian internal (SPI). BPK mengacu pada sejumlah hal pokok. pendapatan senilai Rp1.917,62 triliun, belanja Sebagai catatan, istilah kasus yang dipakai Yaitu, kesesuaian dengan standar akuntansi senilai Rp2.035,82 triliun, dan pembiayaan neto di sini tidak selalu berimplikasi hukum atau pemerintah (SAP), kecukupan pengungkapan senilai Rp225,14 triliun. berdampak finansial. (adequate disclosures), kepatuhan terhadap perundang-undangan, dan efektivitas sistem Kemudian, berdasar hasil pemeriksaan yang Sejumlah kasus kelemahan SPI tersebut terdiri pengendalian internal (SPI). dilakukan, BPK memberikan opini WDP atas 267 dari kelemahan sistem pengendalian akuntansi LK Pemerintah Pusat (LKPP). Sedangkan, LKPD dan pelaporan. Kemudian, ada pula terkait Sepanjang 2013, pemeriksaan laporan terhadap 92 LK Kementerian/Lembaga (LKKL) kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan keuangan yang dilaksanakan BPK juga berjalan termasuk LK BUN (Bendahara Umum Negara), anggaran pendapatan dan belanja, serta dalam dua termin. Yaitu, semester I dan BPK memberikan 68 opini WTP, 22 opini WDP kelemahan struktur pengendalian intern. semester II. (termasuk LK BUN), dan 2 opini TMP. Selain itu, hasil pemeriksaan pada semester Secara umum, pada enam bulan pertama 2013, Sedangkan terhadap 415 LK Pemerintah Daerah 113 pertama tersebut juga mengungkapkan, BPK telah melakukan pemeriksaan keuangan (LKPD), BPK memberikan 113 opini WTP, 267 adanya ketidakpatuhan terhadap ketentuan Tahun 2012 atas Laporan Keuangan Pemerintah opini WDP, 4 opini TW, dan 41 opini TMP. perundang-undangan. Yaitu, sebanyak 7.282 Pusat (LKPP). Bersamaan dengan itu, juga Kemudian untuk LK BP Batam dan 4 LKPD 2011, 31 kasus senilai Rp7,83 triliun. dilakukan pemeriksaan terhadap 92 Laporan BPK memberikan opini TMP. Adapun terhadap Keuangan Kementerian/Lembaga (LKKL) badan lainnya, BPK memberikan opini WTP 4 Jumlah kasus dengan nilai sebesar itu terdiri termasuk Laporan Keuangan Badan Usaha terhadap 4 LK badan, opini WDP terhadap 1 dari dua bagian besar. Yaitu, Sub Total I Negara (LKBUN). LK badan, dan 1 opini TMP untuk 1 LK badan yang terdiri dari kasus ketidakpatuhan lainnya. mengakibatkan kerugian negara/daerah, Tidak berhenti di situ, di periode yang sama, potensi kerugian negara/daerah, dan BPK juga memeriksa 415 Laporan Keuangaan kekurangan penerimaan. Jumlahnya sebanyak Pemerintah Daerah (LKPD), serta 6 LK badan WTP WDP TW TMP 4.117 kasus (56 persen dari total kasus) senilai lainnya termasuk Bank Indonesia dan Lembaga Rp6.67 triliun. Penjamin Simpanan (LPS). Selain itu, BPK 36 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 37

Rekomendasi BPK terhadap kelompok kasus opinion atas LKPP. tersebut adalah penyetoran sejumlah uang ke kas negara/daerah atau penyerahan aset. Sejumlah permasalahan yang masih Dan, selama proses pemeriksaan, entitas telah 5.307 kasus ditemukan BPK sehingga memberikan opini menindaklanjuti dengan penyerahan aset WDP merupakan bagian dari kelemahan atau penyetoran ke kas negara/daerah senilai SPI pengendalian intern. Termasuk pula, beberapa Rp340,35 miliar. permasalahan terkait ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan. Sedangkan di Sub Total 2, terdiri atas kasus Badan lainnya, BPK memberikan 2 opini WTP, 1 ketidakpatuhan mengakibatkan penyimpangan opini WDP, dan 6 opini TMP. Diantaranya, terkait selisih kurs dalam administrasi, ketidakhematan, ketidakefisienan laporan realisasi anggaran (LRA) 2012. Di situ, dan ketidakefektifan. Jumlahnya sebanyak Hasil pemeriksaan pada termin kedua tersebut pemerintah belum menghitung penerimaan/ 3.165 kasus (44 persen) senilai Rp1,16 triliun. menunjukkan adanya 1.448 kasus kelemahan belanja karena untung/rugi selisih kurs dari Rekomendasi BPK atas kasus tersebut adalah SPI. Diantara kelompok temuan yang ada, seluruh transaksi mata uang asing sesuai tindakan administratif dan/atau perbaikan SPI. kelemahan SPI yang sering ditemukan dalam Buletin Teknis SAP Nomor 12. Ketentuan itu pemeriksaan LK adalah kelemahan sistem tentang Akuntansi Transaksi dalam Mata Uang Capaian pemeriksaan yang dilaksanakan BPK pengendalian akuntansi dan pelaporan. Yaitu, Asing. pada semester pertama berlanjut pada termin sebanyak 601 kasus. Antara lain, karena kedua. Selama Semester II 2013, BPK telah pencatatan tidak/belum dilakukan atau belum Dalam hal tersebut, pemerintah sebenarnya melakukan pemeriksaan terhadap 108 LKPD akurat dan proses penyusunan laporan tidak telah mencatat Realisasi Penerimaan Negara 2012. Meliputi 7 LK Pemerintah Provinsi, 88 LK sesuai ketentuan. Bukan Pajak (PNPB) lainnya dan Belanja Pemerintah Kabupaten, dan 13 LK Pemerintah lain-lain dari untung/rugi karena selisih kurs, Kota. Selain itu, BPK juga melakukan Masih berdasar hasil pemeriksaan Semester masing-masing senilai Rp2,09 triliun dan pemeriksaan atas 9 LK Badan lainnya. II 2013, telah diungkapkan pula terkait Rp282,39 miliar. Termasuk, pemerintah juga ketidakpatuhan terhadap ketentuan telah mencatat nilai Sisa Lebih Pembiayaan Hasilnya, BPK memberikan opini WTP atas perundang-undangan. Yaitu, sebanyak 2.165 KRITERIA PEMBERIAN OPINI Anggaran (SiLPA) setelah penyesuaian senilai 7 LKPD dan opini WDP atas 52 LKPD. Lalu, 2 kasus senilai Rp3,74 triliun. Rp21,02 triliun, yang diantaranya merupakan LKPD mendapat opini TW serta 47 LKPD lainnya MENURUT UU NO 15 TAHUN 2006 saldo selisih kurs dari kas (unrealized) senilai mendapat opini TMP. Sedangkan terhadap LK minus Rp499,28 miliar.

Namun, karena tidak dihitung berdasarkan • Kesesuaian Standar Akuntansi Buletin Teknis Nomor 12 tersebut, maka LAPORAN KEUANGAN Pemerintah (SAP) penerimaan/belanja karena untung/rugi selisih kurs dapat berbeda secara signifikan. Atas hal PEMERINTAH PUSAT (LKPP) • Kecukupan pengungkapan itulah, data yang tersedia tidak memungkinkan sama dengan capaian yang diraih sejak tiga BPK melaksanakan prosedur pemeriksaan Pemerintah pusat mempertahankan opini tahun sebelumnya. Berturut-turut mulai (adequate disclosures) yang memadai. Khususnya, untuk memperoleh wajar dengan pengecualian (WDP) atas 2009, pemerintah pusat dianggap berhasil keyakinan atas pendapatan dan belanja • Kepatuhan terhadap perundang- laporan keuangan 2012. Opini tersebut menyajikan secara wajar LK mereka atas semua lainnya karena untung/rugi selisih kurs dan hal yang material, kecuali untuk dampak undangan selisih kurs dari kas (unrealized). hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan. • Efektivitas Sistem Pengendalian Selain sejumlah daftar kelemahan-kelemahan lainnya, opini WDP atas LKPP juga berkaitan Opini LKPP Opini atas LKPP 2012 tersebut tentu lebih baik Intern (SPI) dengan temuan BPK dalam pemeriksaan ketimbang lima tahun berturut-turut sebelum laporan keuangan kementerian/lembaga WDP 2009. Selama itu, BPK memberikan opini tidak (LKKL) dan LK BUN yang dilaporkan dalam memberikan pendapat (TMP) atau disclaimer LKPP. Tentu saja masih berhubungan dengan 38 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 39 pokok-pokok kelemahan pengendalian intern dan ketidakpatuhan terhadap ketentuan Atas sejumlah kelemahan tersebut, beberapa perundangan. rekomendasi dikeluarkan BPK. Diantaranya, segera mempercepat tindak lanjut rekomendasi BPK terdahulu terkait amandemen kontrak Misalnya, terkait pembayaran PPh Migas bagi hasil sektor migas dan/atau amandemen dengan tarif lebih rendah dari tarif PPh yang tax treaty. Atau, rekomendasi lainnya seputar ditetapkan dalam Kontrak Bagi Hasil. Sehingga, penyempurnaan peraturan, sistem, dan penerimaan negara lebih rendah, senilai aplikasi perhitungan selisih kurs. ekuivalen Rp1,30 triliun karena penggunaan tarif tax treaty.

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN DAN LEMBAGA (LKKL)

Perkembangan opini LKKL termasuk LK BUN belanja bantuan sosial, belanja hibah, belanja (Bendahara Umum Negara) sejak 2008 sampai barang, belanja modal, kas lainnya dan setara 2012 terus mengalami tren positif. Hal tersebut kas, serta persediaan dan piutang bukan pajak. setidaknya tergambar dari penambahan secara Sedangkan atas 2 LKKL yang mendapat opini umum LKKL yang mendapat opini WTP atas TMP disebabkan pencatatan dan pengelolaan laporan keuangannya. yang belum memadai atas aset tetap, serta Ketua BPK RI Hadi Poernomo menyerahkan Laporan Hasil pemeriksaan LKPP tahun 2012 kepada pendapatan dan belanja modal. Ketua DPR Marzuki Alie di Gedung Nusantara DPR, 11 Juni 2013. Pada 2008, dari total 83 LKKL yang ada, baru 34 entitas yang mendapat opini WTP. Namun, Diantara deretan kelemahan tersebut, akun capaian tersebut kemudian melonjak menjadi yang sering dikecualikan dalam pemberian 68 entitas pada 2012, dengan total yang opini atas kewajaran LK adalah aset tetap. diperiksa sebanyak 92 LKKL. BPK telah mengecualikan aset tetap dalam Dari sisi angka persentase, opini WTP pada LKKL pemberian opini atas 9 LKKL. Entitas-entitas itu 2012 memang mengalami sedikit penurunan tidak dapat menyajikan informasi aset tetap dibanding 2011. Yaitu, sebesar 76 persen pada sesuai standar yang telah ditetapkan. 2011 menjadi 74 persen pada 2012. Namun, yang perlu juga diperhatikan, bahwa jumlah Selain itu, permasalahan aset tetap yang LKKL 2012 yang diperiksa BPK lebih banyak ditemukan dan perlu pula mendapat dibandingkan pemeriksaan LKKL 2011. Yaitu, perhatian pemerintah antara lain terkait terdapat 6 KL yang baru mendapatkan bagian hal pengamanan. Meliputi pencatatan, anggaran tersendiri di 2012. administrasi, dan pengamanan fisik aset tetap.

Berdasar temuan pemeriksaan Semester Di luar opini WTP, pada 2012 masih terdapat 22 I Tahun 2013, ketidakpatuhan pemerintah LKKL termasuk LK BUN dengan opini WDP dan 2 terhadap ketentuan perundang-undangan lainnya dengan opini TMP. Opini WDP diberikan terkait aset tetap tersebut telah mengakibatkan BPK umumnya disebabkan kelemahan dalam adanya aset tetap negara dikuasai pihak lain. sejumlah hal. Mulai dari pengelolaan aset Yaitu, senilai Rp869,66 miliar. tetap, penerimaan negara bukan pajak (PNPB), 40 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 41

Perkembangan Opini LKKL serta lemah dalam pengawasan maupun kasus di 80 entitas, KL yang telah melakukan Tahun 2008 s.d. 2012 pengendalian. penyetoran tersebut sebanyak 61 entitas. permasalahan Opini LKKL Jumlah Selain itu, kasus-kasus kelemahan SPI pada Akibat kedua adalah potensi kerugian negara. WTP WDP TW TMP umumnya juga terjadi karena pejabat/ Terdapat 56 kasus senilai Rp2,29 triliun yang aset tetap 2008 34 31 0 18 83 pelaksana yang bertanggung jawab tidak berhasil ditemukan BPK. Dari kasus yang menaati ketentuan dan prosedur yang ada. ditemukan itu telah ditindaklanjuti pula masih banyak 2009 44 26 0 8 78 Tak terkecuali, karena penetapan/pelaksanaan dengan penyetoran uang ke kas negara atau 2010 52 29 0 2 83 kebijakan yang tidak tepat serta belum penyerahan aset, senilai Rp5.06 miliar. Entitas ditemukan menetapkan prosedur kegiatan. yang telah melakukan penyetoran sebanyak 5 2011 66 18 0 3 87 KL, dari total 29 entitas. dan perlu pula 2012 68 22 0 2 92 Terhadap kasus-kasus kelamahan SPI tersebut, BPK telah merekomendasikan pimpinan entitas Kemudian, akibat ketiga adalah kekurangan mendapat Berhasil ditemukan pula aset tetap negara yang diperiksa agar segera menetapkan penerimaan. Dalam hal itu terdapat 2013 kasus tidak diketahui keberadaannya senilai Rp19,19 prosedur dan kebijakan yang tepat. Termasuk senilai Rp1,77 trilun. Berdasar temuan tersebut, perhatian miliar. Serta, pembelian aset tetap yang merekomendasikan agar meningkatkan telah ditindaklanjuti dengan penyetoran uang berstatus sengketa senilai Rp2,70 miliar. koordinasi, melakukan perencanaan dengan ke kas negara senilai Rp67,75 miliar. Dari pemerintah cermat, meningkatkan pengawasan dan 65 entitas yang ada, 44 entitas yang telah Selain menerbitkan laporan hasil pemeriksaan pengendalian dalam pelaksanaan kegiatan, melakukan penyetoran tersebut. keuangan berupa opini, sesuai ketentuan serta memberi sanksi kepada pejabat/ Standar Pemeriksaan Keuangan Negara pelaksana yang bertanggung jawab sesuai (SPKN), BPK juga menerbitkan laporan hasil ketentuan yang berlaku. pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern (SPI) atas setiap entitas yang diperiksa. Secara Terlepas dari opini dan penilaian atas umum, penilaian kesesuaian SPI pada sistem efektivitas SPI, hasil pemeriksaan BPK juga akuntansi dan pelaporan telah memadai. Hal mengungkapkan ketidakpatuhan terhadap itu terlihat dari telah terpenuhinya komponen ketentuan perundang-undangan. Hal tersebut struktur pengendalian intern pada 68 KL yang tentu saja berimplikasi terhadap beberapa hal. memperoleh opini WTP. Untuk klasifikasi akibat pertama adalah Pun demikian, hasil evaluasi SPI oleh BPK atas kerugian negara. Dalam hal itu terdapat 92 LKKL masih menunjukkan adanya 748 kasus 483 kasus yang ditemukan senilai Rp683,79 kelemahan. Terdiri atas 267 kasus kelemahan miliar. Pada umumnya, kasus-kasusnya sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan, meliputi adanya belanja perjalanan dinas 283 kasus kelamahan sistem pengendalian fiktif, belanja/pengadaan barang/jasa fiktif, pelaksanaan anggaran pendapatan dan dan rekanan pengadaan barang/jasa yang belanja, serta 198 kasus kelemahan struktur tidak menyelesaikan pekerjaan. Atau, ada pengedalian intern. pula terkait kekurangan volume pekerjaan, kelebihan pembayaran selain kekurangan Berdasar pemeriksaan BPK, kasus-kasus volume pekerjaan, dan pemahalan harga (mark tersebut pada umumnya terjadi karena up). pejabat/pelaksana yang bertanggung jawab tidak/belum melakukan pencatatan secara Atas kasus-kasus kerugian negara yang akurat. Termasuk, karena belum adanya pula berhasil ditemukan BPK tersebut, entitas telah kebijakan dan perlakuan akuntansi yang jelas, menindaklanjuti dengan melakukan penyetoran Wakil Ketua BPK RI Hasan Bisri memberikan sambutan dalam rapat koordinasi dengan Biro kurang cermat dalam perencanaan, belum uang ke kas negara atau penyerahan aset Keuangan guna mempertahankan opini WTP yang telah diperoleh BPK pada tahun-tahun sebelumnya, 11 Februari 2013. melakukan koordinasi dengan pihak terkait, senilai Rp90,23 miliar. Dari temuan sebaran 42 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 43

Disamping tiga akibat di atas, dalam Pada Semester I Tahun 2013 itu pula, BPK juga Perkembangan Opini LKPD melakukan sejumlah hal. Antara lain, agar hal ketidakpatuhan terhadap ketentuan telah menyelesaikan pemeriksaan atas LK Tahun 2008 s.d. 2012 memberikan sanksi sesuai ketentuan yang perundang-undangan juga mengungkap kasus Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan berlaku kepada pejabat yang lali dan tidak OPINI penyimpangan yang bersifat administratif Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam) LKPD cermat dalam menaati dan memahami JUMLAH (Tahun) yang jumlahnya mencapai 395 kasus. Selain Tahun 2011. Berdasar pemeriksaan yang WTP WDP TW TMP ketentuan yang berlaku. Sanksi sesuai itu, ada pula terkait ketidakhematan dan dilakukan, BPK memberi opini TMP. ketentuan juga perlu diberikan pada pejabat ketidakefektifan sebanyak 107 kasus senilai 2008 13 323 31 118 485 yang belum optimal dalam melaksanakan Rp530,18 miliar. 2009 15 330 48 111 504 tugas dan tanggung jawabnya.

2010 34 341 26 121 522 BPK juga merekomendasikan agar kepala 2011 67 349 8 100 524 daerah melakukan rekonsiliasi untuk LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (LKPD) menentukan nilai persediaan yang sebenarnya 2012 113 267 4 31 415 dan melakukan stock opname persediaan secara periodik. Termasuk meningkatkan Kecenderungan ke arah positif juga dari pengelolaan keuangan yang lebih baik yang diperiksa. Dari situ, hasil evaluasi pengawasan dan pengendalian dalam ditunjukkan entitas pemerintah daerah. Jumlah sebagaimana yang terus didorong BPK. menunjukkan bahwa LKPD yang memperoleh perencanaan serta pelaksanaan kegiatan. dan persentase peraih opini WTP meningkat WTP dan WDP pada umumnya memiliki SPI Termasuk pula agar meningkatkan koordinasi dari tahun ke tahun sejak 2008. Sampai dengan pemeriksaan Semester I Tahun yang memadai. dengan pihak terkait. 2013 tersebut, opini baru diberikan kepada 415 Berdasar pemeriksaan BPK Semester I 2013, LKPD Tahun 2012. Hal itu karena belum seluruh Adapun LKPD yang memperoleh opini TMP dan Selain itu, BPK juga telah merekomendasikan persentase yang memperoleh opini WTP pemerintah daerah dapat menyelesaikan TW perlu melakukan perbaikan SPI. Terutama, kepada pejabat yang bertanggung jawab agar di LKPD Tahun 2012 meningkat 14 persen penyusunan laporan keuangan dan/atau untuk unsur-unsur lingkungan pengendalian, melaksanakan tugas dan tanggung jawab dibanding tahun sebelumnya. Yaitu, dari terlambat menyerahkan LK-nya pada BPK. penilaian resiko, kegiatan pengendalian, dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Serta, sebanyak 13 persen pada LKPD Tahun 2011 pemantauan. segera menyusun dan menetapkan kebijakan menjadi 27 persen pada Tahun 2012. Pada Semester II 2013, atas 108 LKPD Tahun yang formal atas suatu prosedur atau 2012 yang diperiksa, progres juga terlihat. Satu Pada pemeriksaan Semester I 2013, keseluruhan prosedur. Masih mengacu perbandingan di dua tahun LKPD mengalami peningkatan opini dari TMP hasil evaluasi atas 415 LKPD Tahun 2012 yang sama, persentase LKPD yang memperoleh menjadi WTP dan dua LKPD dari WDP menjadi menunjukkan terdapat 4.412 kasus kelemahan Di bagian lain, selain opini dan evaluasi atas opini WDP juga positif. Jumlahnya turun 3 WTP. Kenaikan opini tersebut disebabkan SPI. Terdiri atas 1.586 kasus kelemahan SPI, hasil pemeriksaan juga menemukan persen. Yaitu, dari sebanyak 67 persen pada entitas telah melaksanakan perbaikan sistem pengendalian akuntansi, 1.935 kasus ketidakpatuhan terhadap ketentuan Tahun 2011 menjadi 64 persen pada Tahun kelemahan yang ditemukan BPK dalam LKPD kelemahan sistem pengendalian pelaksana perundang-undangan. Dampaknya lagi- 2012. tahun sebelumnya. anggaran pendapatan dan belanja, serta 891 lagi adalah kerugian daerah, potensi kasus kelemahan struktur pengendalian intern. kerugian daerah, kekurangan penerimaan, Kondisi yang hampir sama juga terlihat pada Selain itu, masih di paruh semester yang sama, penyimpangan administrasi, ketidakhematan, persentase LKPD yang memperoleh opini TMP. progres juga ditunjukkan 14 LKPD. Sejumlah Kemudian, pada pemeriksaan Semester II 2013 dan ketidakefektifan. Pada Tahun 2012, jumlahnya menjadi hanya LKPD tersebut mengalami peningkatan opini menunjukkan, adanya 1.367 kasus kelemahan sebanyak 8 persen. Atau, turun 11 persen dari dari TW atau TMP menjadi WDP. SPI. Diantara kelompok temuan yang ada, Hasil pemeriksaan Semester I 2013 Tahun 2011 yang masih sebanyak 19 persen. kelemahan SPI yang sering ditemukan dalam Selebihnya, masih bertahan dengan opini pemeriksaan LK adalah kelemahan sistem Adanya kenaikan persentase opini WTP di WDP, TW, dan TMP. Kecuali, satu LKPD yang pengendalian akuntansi dan pelaporan. Yaitu, satu sisi, dan penurunan persentase opini mengalami penurunan opini dari WDP menjadi sebanyak 568 kasus. Antara lain, karena Semester WDP dan TMP di sisi yang lain, secara umum TMP dan satu LKPD dari TMP menjadi TW. pencatatan tidak/belum dilakukan atau belum menggambarkan adanya perbaikan yang akurat dan proses penyusunan laporan tidak II 2013, dicapai oleh entitas pemerintah daerah. Selanjutnya, seperti halnya pemeriksaan sesuai ketentuan. Terutama, dalam menyajikan suatu LK yang terhadap LK yang lain, hasil pemeriksaan BPK 108 LKPD wajar sesuai dengan prinsip yang berlaku. terhadap LKPD juga memuat laporan hasil Terhadap kasus-kasus kelemahan SPI tersebut, Lebih lanjut, hal itu juga merupakan gambaran pemeriksaan atas SPI pada setiap entitas BPK telah merekomendasikan kepala daerah diperiksa TEMPO dOElOE Pejalanan Nomaden Kantor BPK

Masih pada 1947, dibentuklah perwakilan BPK di Yogyakarta. Tempatnya, untuk sementara berada di Gedung Kementerian Keuangan, yang waktu itu dikenal sebagai Gedung Nilmy Yogyakarta. Berdasarkan Penetapan Pemerintah No.6 tertanggal 6 November 1948, Kantor Cabang BPK di Yogyakarta, sejak September 1947 dijadikan Kantor Pusat BPK. Sementara kedudukan BPK di Magelang, dibalik menjadi Kantor Cabang. Sejak itu, Kantor Pusat BPK ditempatkan pada bekas Sekolah Rakyat di Jalan Reksobayan. Artinya, selang waktu dari Gedung Nilmy ke bekas Sekolah Rakyat di Reksobayan sangat singkat. Pada akhir November 1948, Kantor BARAT kata kantor adalah sebuah rumah, bisa dikatakan Pusat BPK dipindah lagi ke Gedung di Jalan Tugu No. 2. Pasca BPK adalah lembaga negara yang banyak berpindah- Agresi Militer Belanda ke-2, Kantor Cabang BPK di Magelang pindah rumah dalam rentang waktu yang tidak terlalu dihapuskan. Saat itu, hanya Kantor Pusat BPK di Yogyakarta lama. Tidak punya tempat menetap yang permanen. saja yang ada. Namun,I kegiatan nomaden BPK itu berakhir sudah. Kini, BPK Sebagai amanat hasil Konferensi Meja Bundar di Den memiliki kantor tetap beralamat di Jl. Gatot Subroto No. 31, Haag, Belanda (23 Agustus-2 November 1949), dimana Jakarta Pusat. Pemerintah Kerajaan Belanja mengakui kemerdekaan Sejak pembentukannya, BPK bisa dikatakan satu-satunya Indonesia, dibentuklah Republik Indonesia Serikat (RIS) lembaga negara yang lahir bukan di pusat kekuasaan. sebagai bentuk negara Indonesia. Pascaproklamasi kemerdekaan, pemerintah yang baru saja 44 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 45 Perubahan bentuk negara ini juga mengakibatkan terbentuk kemudian memindahkan pusat pemerintahannya, BPK berubah nama menjadi Dewan Pengawas Keuangan. dari Jakarta ke Yogyakarta. Sesuai amanat UUD 1945 bahwa Kedudukannya di Bogor. Sementara BPK di Yogyakarta sendiri perlu dibentuk suatu badan pemeriksa keuangan, maka menjadi bagian tak terpisahkan dari kontribusi tetap ada tetapi menjadi perwakilan Dewan Pengawas pemerintah melalui Kementerian Keuangan menginisiasi Penyetoran uang ke kas daerah atau BPK mengawal keuangan negara, termasuk Keuangan. Dalam perspektif ketatanegaraan, Yogyakarta pembentukan BPK. Walau dalam struktur ketatanegaraan penyerahan aset-aset tersebut tentu saja juga keuangan daerah. sendiri merupakan sebuah negara di bawah payung RIS. Indonesia pada waktu itu, BPK mempunyai kedudukan terjadi di temuan hasil pemeriksaan BPK pada Perlu diketahui, salah satu alasan kedudukan Dewan sebagai lembaga tinggi negara, kantornya tidak berada di kelompok temuan yang lain. Kesemuanya Pengawas Keuangan di Bogor adalah faktor dari pihak Yogyakarta, tetapi berada di Magelang. Kerajaan Belanda sendiri. Bogor merupakan tempat Perjalanan nomaden BPK dimulai sejak resmi berdirinya kedudukan Algemene Rekenkamer masa pemerintahan sipil pada 1 Januari 1947. Kantor BPK di Magelang ternyata Belanda ((Netherlands-Indies Civil Administration/Nederlandsch- berpindah-pindah tempat. Dimulai dari Gedung Aniem LAPORAN KEUANGAN BADAN LAINNYA Indië Civil Administratie /NICA) di Indonesia, setelah Jepang sebagai kantor BPK pertama kali. Tak berselang lama, pindah menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada Perang Dunia ke Kantor Bea dan Cukai Magelang. Ke-2 pada 1945. Saat Sekutu memasuki Indonesia, NICA ikut Melengkapi hasil pemeriksaan tiga kelompok Selanjutnya, pada Semester II Tahun 2013, BPK Sekitar Juli 1947, berpindah lagi ke salah satu gedung serta di dalamnya. Artinya, Belanda ingin kembali menjajah entitas sebelumnya, pada Semester I Tahun melanjutkan pemeriksaan atas 9 LK Badan di kompleks Karesidenan Kedu dan akhirnya pindah lagi ke Indonesia setelah kekuasaan Jepang atas Indonesia berakhir 2013, BPK juga melakukan pemeriksaan atas Gedung Klooster, masih di Kota Magelang. 6 LK badan lainnya Tahun 2012. Meliputi LK Bank Indonesia (BI), LK Lembaga Penjamin BPK memberikan Warta BPK MEI 2012 53 Anggota BPK RI Moermahadi Soerja Djanegara mendampingi Ketua BPK RI setelah melakukan Simpanan (LPS), LK Penyelenggaraan Ibadah pertemuan dengan Kapolri Jenderal Sutarman. Haji (PIH) Tahun 1433 H/2012 M, LK Loan opini WTP atas ADB No. 2575-INO pada Rural Infrastructure Support (RIS) Program to the Program Nasional LK BI dan tiga LK 53 - 55 tempo doeloe.indd 53 7/19/2012 4:07:45 PM Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM) mengungkapkan, sebanyak 5.876 kasus Rp415,73 miliar dan di tingkat kota sebanyak Project II Direktorat Jenderal Cipta Karya Loan ADB yang senilai sekitar Rp2,44 triliun sebagai akibat hal 345 kasus senilai sekitar Rp80,26 miliar. Total Kementerian Pekerjaan Umum (PU), dan dua LK tersebut. Kasus-kasus itu ditemukan pada 415 senilai sekitar Rp644 miliar. Loan ADB lainnya. diperiksa pada entitas pemerintah daerah. Khusus kasus-kasus yang ditemukan Hasilnya, BPK memberikan opini WTP atas LK Semester I 2013. Jika diklasifikasikan berdasar kelompok pada kelompok temuan kerugian daerah BI dan tiga LK Loan ADB yang diperiksa pada temuan, dapat diketahui bahwa yang paling pada semester pertama tersebut, telah Semester I 2013. Sedangkan, untuk LK PIH banyak ditemukan dalam pemeriksaan LKPD ditindaklanjuti dengan penyetoran uang ke 2012 dan LK LPS 2012, BPK masing-masing adalah penyimpangan administrasi sebesar kas daerah atau penyerahan aset. Nilainya memberikan opini WDP dan TMP. 37 persen. Kemudian, diikuti dengan kerugian mencapai sekitar Rp153,38 miliar. Lainnya. Meliputi diantaranya, LK Badan daerah sebesar 35 persen, dan kekurangan Sementara itu, menyangkut evaluasi Sistem Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas penerimaan sebesar 15 persen. Sisanya, Pada Semester II 2013, hasil pemeriksaan BPK Pengendalian Internal (SPI), hasil pemeriksaan dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam) Tahun sebesar 13 persen merupakan temuan juga berhasil mengungkap ketidakpatuhan BPK menunjukkan adanya 48 kasus kelemahan. 2012, LK Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu potensi kerugian daerah, ketidakhematan, terhadap ketentuan perundang-undangan. Kasus-kasus itu tersebar di seluruh sub Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Tahun 2011 ketidakefisienan, serta ketidakefektifan. Yaitu, sebanyak 2.114 kasus senilai sekitar kelompok jenis temuan yang disusun BPK. dan Tahun 2012, serta LK Perum Produksi Film Rp2,02 triliun. Negara (Perum PFN) Tahun 2007, 2008, 2009, Terkait sebaran kasus, temuan BPK Sedangkan terkait kepatuhan terhadap dan 2010. Termasuk, LK Perusahaan Daerah Air mengungkap, bahwa dari berbagai kelompok Seperti halnya pada semester sebelumnya, ketentuan perundang-undangan, hasil Minum (PDAM) Kota Padang Tahun 2012 dan LK temuan yang ada, semua kasus muncul di temuan BPK atas berbagai kasus pemeriksaan mengungkap 46 kasus senilai PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang Tahun 2012. berbagai tingkatan wilayah yang ada. Mulai ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang- Rp28,66 miliar. Kasus-kasus itu ditemukan pada dari provinsi, kabupaten, dan kota. undangan juga kemudian ditindaklanjuti 6 entitas yang diperiksa. Dari sejumlah kasus Hasilnya, LK BP Batam 2012 mendapat opini sejumlah entitas. Misalnya, di kelompok tersebut, selama proses pemeriksaan, entitas TMP, serta LK BP Migas Tahun 2011 dan 2012 Misalnya, khusus terkait kelompok temuan temuan kerugian daerah. Berdasar kasus-kasus telah menindaklanjuti dengan penyerahan aset sama-sama mendapat opini WTP. Kemudian kerugian negara. Sebanyak 262 kasus yang ditemukan senilai Rp652,09 miliar, yang atau penyetoran uang ke kas negara senilai untuk 4 LK Perum PFN, BPK memberikan opini ditemukan di tingkat pemerintah provinsi sudah ditindaklanjuti dengan penyetoran uang Rp47,75 juta. TMP pada keempat-empatnya. Hal itu karena senilai sekitar Rp148,01 miliar. Lalu, di ke kas negara/daerah atau penyerahan aset ada kesangsian besar mengenai kemampuan kabupaten sebanyak 1.448 kasus senilai sekitar senilai sekitar Rp27,83 miliar. 46 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 47 Pemeriksaan Investigatif Kasus PT Bank Century Tbk perusahaan dalam mempertahankan senilai Rp1.723.027,34 juta. Sebanyak 81 kasus kelangsungan hidupnya. merupakan temuan kelemahan SPI. Dan, 51 kasus senilai Rp1.723.027,34 juta merupakan Kemudian, untuk hasil pemeriksaan atas dua temuan ketidakpatuhan terhadap ketentuan LK PDAM Tahun 2012, BPK memberikan dua peraturan perundang-undangan. opini berbeda. Yaitu, opini WDP atas LK PDAM Kota Padang dan opini TMP atas LK PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang.

Masih didasarkan pada hasil pemeriksaan Semester II 2013 atas LK Badan Lainnya, BPK juga mengungkapkan sebanyak 132 kasus

KONSISTENSI MENGAWAL PENGUNGKAPAN Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota II BPK melakukan sesi foto bersama para pegawai seusai perayaan HUT BPK RI ke-67 di Jakarta. SKANDAL

Bank Century, nama ini begitu familiar di telinga publik Indonesia belakangan tahun terakhir. Kasus bailout di sektor perbankan tersebut menyedot banyak perhatian bukan saja karena besarnya nilai uang negara. Tapi, juga karena banyaknya nama pejabat tinggi maupun mantan pejabat tinggi yang tersangkut dalam pusaran kasus ini. 48 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 49

modal Rp 6,76 triliun oleh LPS, Bank Mutiara sepenuhnya mengikuti ketentuan berlaku. kembali limbung di pertengahan 2013. Tak hanya itu, auditor BPK juga menemukan Hasil pemeriksaan BI terhadap Bank Mutiara dugaan pelanggaran ketentuan perundangan per 30 Juni 2013, menemukan adanya oleh LPS dalam penambahan PMS senilai pencatatan kualitas kredit terhadap 23 debitur Rp 1,25 triliun tersebut. BPK menilai, LPS dengan total baki debet sebesar Rp 946,73 melakukan penambahan PMS kepada Bank miliar yang tidak sesuai dengan Peraturan Mutiara tanpa adanya keputusan Forum Bank Indonesia (PBI) No. 14/15/PBI/2012 Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum. (FKSSK), tidak pula meminta BI melakukan BPK MENILAI JIKA PENAMBAHAN PMS SEBESAR RP 1,25 Akibatnya, Kewajiban Penyediaan Modal penilaian terlebih dahulu untuk menyatakan TRILIUN YANG DILAKUKAN LPS KEPADA BANK MUTIARA, Minimum (KPMM) turun dari 11,23 persen Bank Mutiara sebagai bank gagal/tidak dapat BELUM DAPAT DIUKUR SEBAGAI LANGKAH TERBAIK YANG menjadi 5,43 persen. disehatkan, untuk kemudian dianalisa apakah ditengarai berdampak sistemik atau tidak DAPAT DIAMBIL DALAM PENANGANAN BANK MUTIARA Pada 23 Desember 2013, LPS selaku pemegang sistemik. saham pun kembali menyuntikkan dana sebesar Rp 1,25 triliun untuk menyehatkan Dengan begitu, tindakan LPS dinilai cenderung Bank Mutiara. Sehingga, total Penyertaan bertujuan untuk menyelamatkan reputasi Modal Sementara (PMS) yang sudah penyelamatan bank, sehingga tidak sesuai dikucurkan LPS mencapai Rp 8,01 triliun. Aksi dengan Pasal 21 Ayat 3 UU No. 24 Tahun 2004 penambahan modal oleh LPS ini tak lepas dari tentang LPS, Pasal 69 Ayat (3) UU No. 21 SEBAGAI auditor negara, BPK memegang praktek-praktek tidak sehat dalam pengelolaan radar BPK. Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan peran vital dalam bergulirnya kasus bailout bank oleh pengurus dan pemilik Bank Century. (OJK), serta Pasal 26, 29, 31, 32, dan 33 PBI Bank Century di ranah politik maupun hukum. Seolah tak kehabisan stamina, auditor-auditor No.15/2/PBI2013 tentang Penetapan Status Hasil audit BPK, menjadi pegangan utama Ke dua, saat menyelesaikan LHP jilid II BPK yang terus konsisten mengawal kasus dan Tindak Lanjut Pengawasan Bank Umum Panitia Khusus Dewan Perwakilan Rakyat tentang Investigasi Lanjutan atas Kasus PT Bank Century, langsung masuk menelisik Konvensional. (DPR) maupun aparat penegak hukum untuk Bank Century Tbk No. 87B/LHP/XV/12/2011 pengelolaan kredit pada 23 debitur yang disebut menelusuri dan mengurai kasus bank yang kini pada 22 Desember 2011. Dalam investigasi bermasalah. Gerak cepat ini menghasilkan Kesimpulannya, BPK menilai jika penambahan berganti nama menjadi Bank Mutiara ini. ini, auditor BPK menyelam lebih dalam untuk temuan penting ke tiga (setelah LHP jilid I PMS sebesar Rp 1,25 triliun yang dilakukan menguak aliran dana Bank Century. Hasilnya, dan LHP jilid II), diantaranya penyimpangan LPS kepada Bank Mutiara, belum dapat diukur Setidaknya, ada tiga kinerja gemilang BPK ada 13 temuan terkait kredit yang disalurkan, restrukturisasi kredit senilai Rp 787,35 miliar sebagai langkah terbaik yang dapat diambil dalam kasus ini. Pertama, saat menyelesaikan L/C, transaksi kas valas dan biaya operasional, atas 10 debitur Bank Century yang tidak dalam penanganan Bank Mutiara. (*) Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Investigasi hingga transaksi dana pihak ke tiga (DPK). atas Kasus PT Bank Century Tbk No.64/LHP/ Empat tahun berlalu, kasus bailout Bank XV/I 1/2009 pada 20 November 2009, yang Century belum juga tuntas. Ketika bola kemudian dikenal dengan istilah LHP jilid I. panas terus membesar seiring bergulirnya proses peradilan terhadap beberapa pihak Dalam LHP ini, kejelian auditor BPK berhasil yang diduga terlibat, Bank Century yang kini mengungkap 9 temuan penting terkait proses bertransformasi menjadi Bank Mutiara juga merger dan pengawasan oleh Bank Indonesia terus beroperasi. (BI), penyaluran Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) oleh BI, penetapan Bank Sayangnya, ibarat tubuh manusia, penyakit Century sebagai bank gagal berdampak Bank Mutiara sudah menjalar hingga ke organ- sistemik, proses penanganan Bank Century oleh organ dalam. Akibatnya, meski dulu sempat Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), hingga menunjukkan tanda-tanda sehat usai disuntik 50 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 51

Pemeriksaan tambang masih menjadi fokus pemeriksaan di BPK pada tahun 2013

PEMERIKSAAN DENGAN TUJUAN TERTENTU 2013 PADA Semester I 2013, BPK melakukan PDTT Pada semester ini, ada enam tema utama atas 69 objek pemeriksaan yang meliputi 25 PDTT, yakni pengelolaan pendapatan dan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT) adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan objek pemeriksaan di lingkungan pemerintah pelaksanaan belanja; pengelolaan Program khusus, di luar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja. Termasuk dalam PDTT adalah pusat, 5 objek pemeriksaan di lingkungan Perluasan Akses dan Peningkatan Mutu Sekolah pemeriksaan atas hal-hal yang berkaitan dengan keuangan dan pemeriksaan investigatif. pemerintah provinsi, 13 objek pemeriksaan Menengah Pertama (SMP); penyelenggaraan di lingkungan pemerintah kabupaten/kota, 21 ujian nasional tingkat pendidikan dasar dan Banyaknya entitas maupun kompleksitas objek pemeriksaan, menuntut BPK untuk jeli, cermat, objek pemeriksaan di lingkungan Badan Usaha pendidikan menengah Tahun 2012 dan 2013; dan lincah menyisir berbagai kegiatan. Utamanya yang terkait dengan kepentingan publik secara Milik Negara (BUMN), 4 objek pemeriksaan di pengelolaan dana Pekan Olahraga Nasional luas. Dengan instrumen PDTT, BPK berhasil mengupas lapis demi lapis objek pemeriksaan, lingkungan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), (PON) XVIII Tahun 2012; pelaksanaan subsidi menyajikan temuan, dan menghasilkan rekomendasi untuk perbaikan. dan 1 objek pemeriksaan di lingkungan Badan dan operasional BUMN; dan pemeriksaan Layanan Umum Daerah (BLUD). dengan tujuan tertentu lainnya.

Cakupan 69 objek pemeriksaan tersebut senilai Gerak lincah BPK ini menghasilkan beragam Rp365,18 triliun atau sekitar 47,80 persen dari temuan. Dari sisi Sistem Pengendalian Internal realisasi anggaran senilai Rp763,88 triliun. Nilai (SPI), BPK menemukan 375 kasus kelemahan cakupan pemeriksaan terbesar adalah BUMN SPI yang terdiri atas tiga kelompok temuan, yang mencapai Rp323,55 triliun, disusul entitas yakni kelemahan sistem pengendalian di lingkungan pemerintah pusat senilai Rp35,98 akuntansi dan pelaporan, kelemahan triliun. sistem pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja, serta kelemahan 52 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 53

untuk kasus administrasi, ketidakhematan, PDTT Semester I Semester II Cakupan atas ketidakefisienan, dan ketidakefektifan, BPK merekomendasikan tindakan administratif dan/ Objek Pemeriksaan 387 objek atau perbaikan SPI. Pusat 25 47 Provinsi 5 27 Berlanjut ke Semester II 2013, BPK kembali pemeriksaan Kabupaten/Kota 13 173 melakukan PDTT atas 387 objek pemeriksaan tersebut adalah yang meliputi 47 objek di lingkungan BUMN 21 29 pemerintah pusat, 27 objek pemeriksaan di BUMD 4 92 senilai Rp365,67 lingkungan pemerintah provinsi, dan 173 BLU dan BLUD 1 10 objek pemeriksaan di lingkungan pemerintah KKKS - 8 kabupaten/kota. triliun atau Badan Lainnya - 1 sekitar 76 persen Termasuk pula, 29 objek pemeriksaan di lingkungan BUMN, 8 objek pemeriksaan di Cakupan Pemeriksaan Rp365,18 Triliun Rp365,67 Triliun dari realisasi lingkungan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) minyak dan gas bumi, 92 objek Temuan pemeriksaan BUMD, 2 objek pemeriksaan anggaran senilai Kelemahan SPI 375 Kasus 1.548 Kasus BLU, 8 objek pemeriksaan BLUD, dan 1 objek pemeriksaan badan lainnya. Ketidakpatuhan Perundang- 838 Kasus 3.576 Kasus Rp480,77 triliun undangan senilai Rp49,11 Triliun senilai Rp6,97 Triliun Cakupan atas 387 objek pemeriksaan tersebut adalah senilai Rp365,67 triliun atau sekitar 76 persen dari realisasi anggaran senilai Rp480,77 triliun. Nilai cakupan pemeriksaan terbesar internal. merekomendasikan penyetoran sejumlah struktur pengendalian internal. adalah KKKS migas senilai Rp157,30 triliun, Sementara dari sisi kepatuhan terhadap uang ke kas negara/daerah, BUMN, BUMD atau disusul BUMN senilai Rp68,13 triliun, dan ketentuan perundang-undangan, BPK penyerahan aset, hingga mengenakan sanksi Sementara dari sisi kepatuhan terhadap pemerintah pusat senilai Rp48,71 triliun. menemukan 3.576 kasus ketidakpatuhan kepada pejabat yang bertanggung jawab. ketentuan perundang-undangan, BPK Beberapa tema yang menonjol dan mendapat senilai Rp6,97 triliun. Itu terdiri dari 2.178 Selama proses pemeriksaan itu pula, entitas menemukan 838 kasus ketidakpatuhan senilai perhatian luas publik dalam PDTT semester kasus yang berpotensi merugikan keuangan telah menindaklanjuti dengan penyetoran Rp49,11 triliun. Jumlah tersebut terdiri dari 467 ini diantaranya adalah penyediaan jasa negara senilai Rp5,79 triliun, dan 1.398 kasus aset dan/atau penyetoran ke kas negara/ kasus yang berpotensi merugikan keuangan Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) dan penyimpangan administrasi, ketidakhematan, daerah, BUMN, dan BUMD senilai Rp68,41 negara senilai Rp4,08 triliun, dan 371 kasus mobile PLIK, koreksi atas cost recovery yang ketidakefisienan, dan ketidakefektifan senilai miliar. Adapun untuk kasus administrasi, penyimpangan administrasi, ketidakhematan, dibayarkan pemerintah kepada KKKS migas, Rp1,18 triliun. ketidakhematan, ketidakefisienan, dan ketidakefisienan, dan ketidakefektifan senilai kinerja 328 Perusahaan Daerah Air Minum ketidakefektifan, BPK merekomendasikan Rp45,03 triliun. (PDAM), hingga pelaksanaan program Bina Untuk perbaikan berbagai temuan tersebut, tindakan administratif dan/atau perbaikan SPI. Lingkungan BUMN Peduli. BPK menyampaikan beberapa rekomendasi. (*) Berbagai rekomendasipun disampaikan. Untuk kekurangan penerimaan negara, BPK Untuk kekurangan penerimaan negara, BPK Ketekunan dan kejelian para auditor BPK merekomendasikan penyetoran sejumlah menghasilkan beragam temuan. Dari sisi uang ke kas negara/daerah, BUMN, BUMD atau Sistem Pengendalian Internal (SPI), BPK penyerahan aset, hingga mengenakan sanksi menemukan 1.548 kasus kelemahan SPI yang kepada pejabat yang bertanggung jawab. terdiri atas tiga kelompok temuan, yakni Selama proses pemeriksaan, entitas telah kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan menindaklanjuti dengan penyetoran aset dan/ pelaporan, kelemahan sistem pengendalian atau penyetoran ke kas negara/daerah, BUMN, pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja, dan BUMD senilai Rp 32,05 miliar. Adapun serta kelemahan struktur pengendalian 54 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 55 Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT) Semester II 2013 Pengelolaan PT Merpati Nusantara Airlines (MNA)

SITUASI Merpati yang masih terbang tanpa yang melatarbelakangi BPK untuk melakukan harus banyak menanggung beban seperti masa- Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu masa cerah itu, kini sulit lagi ditemui. Lebih- (PDTT) terhadap Merpati. Tujuannya, untuk lebih, agak berat untuk bisa membayangkan mendiagnosa “penyakit” yang melemahkan lagi bisa menjumpai Merpati yang bisa terbang kinerja Merpati. hingga ke mancanegara. Hasil pemeriksaan BPK menunjukkan, Iya, Merpati selain berseliweran di rute setidaknya ada beberapa temuan penting, yakni penerbangan domestik, juga sempat unjuk Merpati kurang cermat dalam merencanakan gigi melayani rute internasional. Pesawat- jumlah pesawat siap beroperasi (online) dan pesawat charter-nya kerap terbang ke Kuching kebutuhan suku cadang, hingga mesin (engine), RESEP (Malaysia), Singapura, Manila (Filipina), sehingga pesawat yang dioperasikan tidak hingga Los Angeles (Amerika Serikat). andal. Hal itu menyebabkan pengelolaan RESTRUKTURISASI menjadi tidak efektif dan efisien. Namun, memasuki era Tahun 2000an, Merpati mulai goyah. Bahkan, sejak 2008, maskapai Pertama, terdapat biaya atas penundaan dan SI MERPATI yang banyak melayani rute penerbangan di pembatalan penerbangan senilai Rp22,84 Kawasan Timur Indonesia ini harus masuk miliar. Ini merupakan biaya irregularities Merpati pernah menjadi nama besar dalam industri penerbangan di program restrukturisasi dengan menjadi atau biaya yang harus dibayarkan sebagai Indonesia. Di masa jayanya, 100 pesawat Merpati melesat terbang hilir “pasien” PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). hak penumpang untuk pembayaran tiket mudik membelah langit Nusantara Sejak itu, Negara sudah menyuntikkan sekitar pengganti, makanan, hotel, dan transportasi. Rp 3,4 triliun melalui Penyertaan Modal Pada pemeriksaan Semester I 2013, Merpati Negara (PMN). mengalami 6.893 kali penundaan dan 572 pembatalan penerbangan. Tapi, kondisi Merpati belum juga membaik. Pada 2012, Merpati harus menanggung rugi Adapun pada 2012 terdapat 4.096 kali Rp1,53 triliun dan per September 2013 tercatat penundaan dan 1.017 pembatalan penerbangan. merugi Rp658,69 miliar. Di samping itu, utang perseroan per Oktober 2013 sudah menggunung Ke dua, kerugian penerbangan senilai Rp 31,24 hingga Rp7,29 triliun. Puncaknya, pada awal miliar karena kurang memadainya Kerja Sama 2014, maskapai penerbangan yang berdiri sejak Operasi (KSO) dengan Pemerintah Daerah 1975 ini harus menghentikan operasinya. kabupaten Merauke. Selain itu, pada 2012, BPK sebagai auditor negara melihat Merpati juga masih menyisakan utang 660 kemaslahatan yang lebih besar. Merpati yang penerbangan perintis senilai Rp 8,64 miliar. selama ini melayani penerbangan di rute-rute perintis Kawasan Timur Indonesia, dinilai Ke tiga, adanya ketidakefisienan pembayaran memegang peran strategis sebagai jembatan asuransi senilai USD 3,56 juta. Ini disebabkan udara bagi konektivitas Indonesia. Inilah Merpati telah membayar asuransi dengan 56 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 57

Meskipun tanpa sarana penerangan, pemeriksa BPK masih melakukan kegiatan pemeriksaan perlindungan pesawat yang diterbangkan (full akibat dari business plan yang tidak memadai, dengan bantuan cahaya lilin. flight risk) tetapi kondisi pesawat tidak terbang manajemen operasional yang buruk, serta (ground risk only). pemeliharaan dan pengadaan armada yang tidak Selain itu, hasil pemeriksaan BPK juga tepat guna. menemukan bahwa faktor gangguan teknik Terhadap berbagai kelemahan tersebut, BPK sebagai penyebab utama pembatalan merekomendasikan empat resep kepada penerbangan. Gangguan teknis terjadi antara manajemen Merpati. Pertama, membuat lain karena proses pemeliharaan pesawat yang business plan yang realistis dan pelaksanaan tidak optimal, serta usia pesawat jet yang rata- yang optimal untuk peningkatan kualitas rata di atas 20 tahun. Namun, gangguan teknis armada pesawat, meliputi efisiensi biaya dan juga sering terjadi pada pesawat MA 60 yang kemampuan bersaing. berusia relatif muda (3 - 6 tahun). Ke dua, mempertimbangkan penghentian BPK pun sudah melakukan pemeriksaan operasional penerbangan atas armada pada 2012 terkait pengadaan pesawat MA 60. pesawat, terutama yang sering bermasalah Hasilnya, perencanaan proyek MA 60 yang untuk menghindari beban biaya secara terus masuk dalam Blue Book dan Green Book menerus. Ke tiga, menyusun perencanaan kementerian PPN/Bappenas Tahun 2007 strategis untuk pengelolaan penerbangan dengan nama proyek Procurement of Aircraft perintis dan Kerja Sama Operasi dengan for National Air Bridge senilai USD 232 juta, pemerintah daerah yang saling menguntungkan. tanpa didukung dokumen persyaratan dan Keempat, mempertanggungjawabkan kelebihan penilaian yang memadai. pembayaran premi asuransi. (*)

Berbagai temuan di atas mengindikasikan terjadinya kerugian yang tidak diantisipasi sejak awal 58 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 59

EKONOMIS, efisien, dan efektif. Tiga kata ini menjadi parameter utama keberhasilan sebuah program/kegiatan. BPK sebagai auditor negara, memegang peran krusial untuk memastikan tercapainya pelayanan publik yang memenuhi tiga parameter tersebut.

Dalam pemeriksaan kinerja, BPK menelisik sejauh mana hasil dan efektivitas suatu program/kegiatan, sekaligus menilai apakah entitas yang diperiksa telah menggunakan sumber dayanya dengan cara yang paling produktif dan hemat.

Melalui pemeriksaan kinerja, BPK menghasilkan temuan, simpulan, dan rekomendasi. Tiga hasil itulah yang bisa menjadi pegangan bagi institusi publik untuk terus meningkatkan kualitas layanannya. Ini menjadi bukti peran spesial BPK. Di depan, BPK layaknya mercusuar yang memandu institusi publik menuju kinerja prima. Di belakang, BPK layaknya mesin yang mendorong institusi publik agar terus memperbaiki layanannya.

Dalam Semester I 2013, BPK telah memeriksa kinerja 9 objek. Itu terdiri atas 5 objek pemeriksaan di lingkungan Pemerintah Pemeriksa BPK sedang melakukan pemeriksaan pembangunan fisik sebuah saluran irigasi. Pusat, yakni pengelolaan utang negara Januari 2010 – Oktober 2012 oleh Kementerian Keuangan dan penyelenggaraan ibadah haji 1432 H/2011 M pada Kementerian Agama.

Lalu, Kinerja Sistem Kendali Korupsi (SKK) Pelayanan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dan izin keramaian 2010 – 2012 pada Badan Intelijen dan Keamanan (Baintelkam) dan Polda Jabar, Program Keluarga Harapan (PKH) 2010, 2011, dan PEMERIKSAAN KINERJA Semester I 2012 pada Kementerian Sosial, dan Pengelolaan kegiatan Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) 2012 pada Pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi, efisiensi, dan efektifitas. Ekonomis, efisien, dan efektif. Tiga kata ini menjadi parameter utama keberhasilan sebuah program/ kegiatan 60 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 61 Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT) Semester II 2013 Pemeriksaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Perbandingan Pemeriksaan Kinerja Semester I dan II

Semester I OBJEK PEMERIKSAAN Semester II

5 Pusat 31

1 Provinsi 15

1 Daerah/kota 107

1 BUMN 4

1 BUMD 1

9 158

19.453,24 juta Ketidakhematan 49.402,46 juta

5.283,42 juta Ketidakefisienan 959.667,05 juta

22.957,80 juta Ketidakefektifan 2.059.028,47 juta 47.694,46 Juta 3.068.097,98 Juta OPTIMALISASI 97 Kasus 1.656 KONTRIBUSI Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan miliar. Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) Dalam Semester II 2013, BPK melanjutkan Kementerian Komunikasi dan Informatika pemeriksaan kinerja atas 158 objek. Terdiri SEKTOR MIGAS (Kemenkominfo). dari 31 objek pemeriksaan di lingkungan Pada lingkungan pemerintah provinsi, pemerintah pusat, 15 objek di lingkungan BPK memeriksa kinerja penyediaan sarana pemerintah provinsi, 107 objek di lingkungan Dengan kontribusi Rp 252,4 triliun ke kas Negara sepanjang 2013, sektor minyak dan prasarana jalan 2011 – 2012 pada Dinas pemerintah kabupaten/kota, 4 objek di dan gas (migas) tak terbantahkan lagi menjadi salah satu tulang punggung Bina Marga dan Tata Ruang Pemerintah lingkungan badan usaha milik Negara (BUMN), penerimaan Negara. Apalagi, audit BPK menunjukkan masih terbuka ruang Provinsi Banten. Kemudian, pada lingkungan dan 1 objek di lingkungan badan usaha milik optimalisasi kontribusi tersebut. pemerintah kabupaten, BPK memeriksa daerah (BUMD). efektivitas layanan farmasi 2011 dan Semester I 2012 pada RSUD Panglima Sebaya di Tana Paser. Pemeriksaan tersebut dapat dikelompokkan ke dalam 9 tema. Yakni, pengelolaan audit Berikutnya, pada lingkungan Badan Layanan dan review laporan keuangan oleh aparat Umum Daerah (BLUD), BPK memeriksa pengawasan internal pemerintah; kesehatan; efektivitas pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan; pengelolaan pajak daerah dan 2011 dan Semester I 2012 pada RSUD A. retribusi daerah; infrastruktur; lingkungan Wahab Sjahranie di Samarinda. Adapun di hidup dan bencana; pelayanan Pelabuhan lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Tanjung Priok; pelayanan publik; dan kinerja BPK memeriksa efisiensi dan efektivitas bidang lainnya. pengelolaan bisnis gadai dan emas PT Pegadaian (Persero) periode 2011, 2012, dan Hasil pemeriksaan menyimpulkan masih Triwulan I 2013. ditemukannya kelemahan-kelemahan yang memengaruhi efektivitas pencapaian tujuan Hasil pemeriksaan kinerja pada umumnya program/kegiatan. Rinciannya, 11 kasus menyimpulkan masih ditemukan kelemahan- ketidakhematan senilai Rp 49,40 miliar, 23 kelemahan yang memengaruhi efektivitas kasus ketidakefisienan senilai Rp 959, 66 miliar, pencapaian program/kegiatan. Rinciannya, 1 dan 1.622 kasus ketidakefektifan senilai Rp kasus ketidakhematan senilai Rp5,28 miliar, 3 2,05 triliun. kasus ketidakefisienan senilai Rp22,95 miliar, dan 93 kasus ketidakefektivan senilai Rp19,45 62 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 63

SEKTOR migas selalu menjadi sorotan di Rp 108,59 triliun. Negeri ini. Sifat industrinya yang ekstraktif, mengeksplorasi dan mengeksploitasi kekayaan Hasil pemeriksaan mengungkap 92 kasus alam, serta banyaknya perusahaan asing yang temuan. Itu terdiri dari 13 kasus temuan terlibat, membuat sektor migas lekat dengan pada enam KKKS akibat kelemahan Sistem isu-isu sensitif. Pengendalian Internal (SPI), serta 79 kasus akibat ketidakpatuhan terhadap ketentuan TEMUAN PENTING AUDIT BPK DIANTARANYA Sebagai auditor Negara, BPK pun melangkah perundang-undangan pada delapan KKKS mantap masuk ke sektor ini. Berbekal senjata dengan nilai temuan USD 81,61 juta atau ADALAH KOREKSI PERHITUNGAN COST RECOVERY Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT) ekuivalen Rp 994,80 miliar. YANG NILAINYA MENCAPAI USD 68,55 JUTA ATAU pada Semester II 2013, BPK mengaudit EKUIVALEN RP 835,63 MILIAR. delapan entitas Kontraktor Kontrak Kerja Sama Dari 13 kasus kelemahan SPI, lima merupakan (KKKS) di delapan wilayah kerja (WK). kasus kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan, empat kasus sistem Entitas KKKS itu meliputi BP Indonesia Ltd pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan pendapatan minyak ke pendapatan gas. mencapai USD 13,05 juta atau ekuivalen Rp WK Berau, Muturi, dan Wirianggar (Tangguh dan belanja, serta empat kasus kelemahan Dari 79 kasus ketidakpatuhan terhadap 159,16 miliar. Hal ini terjadi pada tiga KKKS, Joint Venture); China National Offshore Oil struktur pengendalian internal. peraturan perundang-undangan, 68 diantaranya yakni CNOOC WK South East Sumatera, Citic Company (CNOOC) SES Ltd WK South East Beberapa temuan penting diantaranya adalah merupakan kasus kekurangan penerimaan Seram Energy Limited WK Seram Non Bula, Sumatera; Citic Seram Energy Limited (CSEL) pencatatan yang tidak akurat, penetapan/ yang berpotensi merugikan keuangan Negara dan Energi Mega Persada Malacca Stratit WK WK Seram Non Bula; Petrochina International pelaksanaan kebijakan tidak tepat atau belum senilai USD81,61 juta atau ekuivalen Rp994,80 Malacca Strait. Jabung Ltd (PCIL) WK Jabung; Hess Indonesia dilakukan sehingga berakibat peningkatan miliar, lalu 10 kasus administrasi, dan 1 kasus Pangkah Ltd WK Pangkah; Vico Indonesia WK biaya/belanja, serta tidak optimal atau ketidakefektivan. Di sini, BPK kembali menemukan belum Sanga-sanga; Energi Mega Persada Malacca dilanggarnya standard operation procedure optimalnya peran SKK Migas. Misalnya, Strait S.A (EMP MSSA) WK Malacca Strait; (SOP). Temuan penting audit BPK diantaranya adalah dalam pengendalian internal untuk menganalisa dan Star Energy (Kakap) Ltd (SEKL) WK koreksi perhitungan cost recovery yang nilainya kewajaran harga kontrak rig dan penunjukan Kakap. BPK menilai, kasus kelemahan SPI itu bisa mencapai USD68,55 juta atau ekuivalen pemenang rig. Selain itu, ada pula KKKS yang terjadi karena Satuan Kerja Khusus Minyak Rp835,63 miliar. Koreksi ini terjadi pada tidak cermat melakukan pembebanan biaya Tujuan pemeriksaan adalah untuk menilai dan Gas Bumi (SKK Migas) belum merancang delapan KKKS, misalnya karena penetapan proyek, serta tidak mematuhi aturan SKK kewajaran perhitungan volume dan nilai sistem pelaporan yang memadai, serta harga kontrak Jack Up Drilling Rig melebihi Migas dan ketentuan perpajakan yang berlaku. lifting (produksi siap jual) minyak mentah manajemen KKKS yang mengambil tindakan harga perkiraan sendiri (HPS), pembebanan dan gas, cost recovery (biaya yang dimintakan yang tidak tepat dalam operasionalnya. biaya depresiasi atas proyek pengembangan dan Terkait berbagai temuan tersebut, BPK penggantian kepada pemerintah), termasuk pembebanan biaya depresiasi aset waste water merekomendasikan kepada SKK Migas dan pembebanan biaya dari home office yang Untuk itu, BPK pun menelurkan rekomendasi treatment yang belum memperoleh persetujuan KKKS agar antara lain melakukan koreksi dilakukan KKKS, serta perhitungan equity to kepada SKK Migas agar melakukan placed into service (PIS), serta pembebanan cost recovery, menunda pembebanan selisih be split (bagi hasil) bagian pemerintah dan penyesuaian terhadap Sistem Informasi Aset letter of credit ke dalam cost of sales Tahun kontrak rig dan mengeluarkan dari biaya kontraktor. dan melakukan kajian mendalam model 2012. operasi sampai diperolehnya hasil evaluasi operasional yang efisien. Adapun untuk KKKS, oleh SKK Migas. Selain itu, BPK juga kembali Meski yang diperiksa hanya delapan KKKS BPK merekomendasikan agar mengikuti Temuan lain adalah adanya penerimaan Negara menegaskan rekomendasi kepada SKK Migas dari total 79 KKKS produksi di Indonesia, aturan yang berlaku dalam hal pengadaan yang belum/tidak ditetapkan atau dipungut/ agar mengamandemen kontrak kerja sama yang namun nilai cakupan pemeriksaannya sangat barang, pengelolaan aset, dan verifikasi biaya diterima/disetor ke kas Negara, nilainya menggunakan klausul tax treaty. (*) besar, hingga USD 8,90 miliar atau ekuivalen serta koreksi pembebanan biaya (reclass) dari 64 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 65

POKOK PEMERIKSAANPOKOK BPK PEMERIKSAAN BPK SEMESTER I TAHUNSEMESTER 2013 I TAHUN 2013 OBJEK PEMERIKSAAN OBJEK PEMERIKSAAN

OBJEK PEMERIKSAAN OBJEK PEMERIKSAAN 662 662

597 597PENYELAMATAN PENYELAMATAN ASET NEGARA ASETRp3,12T NEGARA Rp3,12T PEMANTAUAN PEMANTAUAN PENYELAMATAN PENYELAMATAN PENINGKATKAN PENINGKATKAN KERUGIAN KERUGIAN ASET NEGARA ASET NEGARA AKUNTABILITAS AKUNTABILITAS NEGARA NEGARA WTP (LKKL) 68 WTP (LKKL)Rp13,96T 68 Rp13,96T Rp9,40T Rp9,40TWTP (LKPD) 113 WTP (LKPD) 113

OPTIMALISASI SEKTOR MIGASOPTIMALISASI SEKTOR MIGAS PEMANTAUAN PEMANTAUAN KERUGIAN NEGARA Rp9,90TKERUGIAN NEGARA Rp9,90T U$81,614.96U$81,614.96 ribu ribu

TINDAK LANJUT TINDAKPEMBERIAN LANJUT PEMBERIAN TINDAK LANJUT PEMBERIANTINDAK LANJUT PEMBERIAN PENEGAK HUKUM PENEGAKREKOMENDASI HUKUM REKOMENDASI PENEGAK HUKUM REKOMENDASIPENEGAK HUKUM REKOMENDASI 432 212.750432 212.750 425 425 TEMUAN REKOMENDASITEMUAN REKOMENDASI TEMUAN TEMUAN 193.600 193.600POKOK PEMERIKSAANPOKOK BPK PEMERIKSAAN BPK REKOMENDASI SEMESTERREKOMENDASI II SEMESTERTAHUN 2013 II TAHUN 2013 66 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 67

CAPAIAN Anggota BPK Sapto Amal Damandari menandatangani pernyataan kerjasama antara BPK RI dan OAG New Zealand, 7 Oktober 2013. INSTITUSIONAL Ibarat sebuah tombak, serangkaian kinerja pemeriksaan dan kinerja SEBAGAI sebuah institusi, BPK tentu terbentuknya birokrasi yang sehat. institusional BPK secara umum tidak terpisahkan. Pemeriksaan sebagai ujung memiliki elemen-elemen lain di luar bidang Bukan itu saja, banyak hal lain yang juga atau mata tombak dan kinerja kelembagaan sebagai tongkat atau gagang pemeriksaan. Bagian-bagian tersebut juga sudah dan terus dilaksanakan BPK secara tombak, hadir saling melengkapi sebagai satu kesatuan. berusaha menghadirkan yang terbaik demi institusional. Mulai dari pematangan dan kinerja optimal kelembagaan secara umum. implementasi e-audit hingga berbagai kerjasama luar negeri. Kesemuanya tidak Upaya reformasi birokrasi yang dijalankan lain demi semakin memantapkan performa secara serius dan terus-menerus, salah kegiatan pemeriksaan yang menjadi core satunya. Berbagai langkah positif telah bussiness BPK. menghasilkan sejumlah capaian menuju

REFORMASI BIROKRASI pelayanan publik yang semakin optimal. Secara garis besar reformasi birokrasi memiliki tiga tujuan besar. Yaitu perbaikan Berbagai upaya juga dilakukan serius oleh BPK proses pengambilan keputusan, semakin terkait hal tersebut. Sejumlah capaian dan berkurangnya penyelewengan, dan efektivitas prestasi telah diraih pula oleh BPK. dari biaya. Kesemuanya, tentu bermuara pada 68 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 69

BERTAHAN DENGAN KINERJA NILAI A BERADA DI ZONA INTEGRITAS pemberhentian bukan atas permintaan sendiri. Pada awal Desember 2013 lalu, untuk kesekian Komponen lainnya yang juga masuk evaluasi Upaya reformasi birokrasi di internal BPK Di luar itu, terdapat 44 pelanggaran sedang, kalinya, BPK kembali ditetapkan sebagai adalah pengukuran kinerja. Meliputi juga telah menyentuh kesadaran, tentang dan sisanya pelanggaran ringan. instansi dengan akuntabilitas kinerja yang pemenuhan pengukuran, kualitas pengukuran, pentingnya menciptakan Wilayah Bebas dari sangat baik. BPK kembali mendapatkan nilai A dan implementasi pengukuran. Selain itu, ada Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Karena bukan hal baru, BPK relatif sudah atas evaluasi kinerja sekretariat jenderal dan pula komponen pelaporan kinerja, evaluasi Melayani (WBBM). Pada akhir September 2013 sangat siap dalam upaya-upaya mendukung satuan kerja pelaksana BPK lainnya. kinerja, dan pencapaian kinerja yang juga lalu, BPK telah secara resmi mencanangkan pembangunan zona integritas menuju WBK dan masuk dalam penilaian. pembangunan zona integritas. WBBM. BPK telah melaksanakan serangkaian Keberhasilan BPK mendapatkan nilai A tersebut kegiatan internal. mengulang capaian dua tahun sebelumnya, Sekedar diketahui, nilai tertinggi dari evaluasi Pencanangan zona integritas tersebut yaitu pada 2011 dan 2012. Dari 88 kementerian/ LAKIP adalah AA (memuaskan), dengan skor 85- merupakan bagian dari komitmen BPK Bahkan, sebelum resmi mencanangkan lembaga dan 33 pemerintah provinsi, hanya 100. Kemudian berturut-turut A (sangat baik) mendukung salah satu program pemerintah. program tersebut, BPK telah melaksanakan enam instansi termasuk BPK yang memperoleh dengan skor 75-85, B (baik) dengan skor 65-75, Khususnya, untuk menanggulangi dan kegiatan pra lounching. Sampai sekitar Oktober nilai tersebut. Lima lainnya adalah kementerian CC (cukup baik) dengan skor 50-65, C (agak memberantas korupsi. Dasar kebijakan itu 2013, ada sekitar 4.725 pegawai, atau sekitar 70 keuangan, kementerian pendayagunaan kurang) dengan skor 30-50, dan D (kurang) adalah Permen PANRB No. 60 Tahun 2011 persen, dari 6.156 pelaksana dan pimpinan BPK aparatur negara dan reformasi birokrasi dengan skor 0-30. tentang Pedoman Pembangunan Zona yang telah melaksanakan penandatanganan (Kemenpan dan RB), kementerian kelautan dan Integritas. pakta integritas. perikanan, BPKP, serta KPK. Meski terhitung baru mencanangkan, namun Selain itu, BPK juga telah mewajibkan para Secara umum, instansi di tingkat pusat yang semangat dan subtansi zona integritas bukan pejabatnya yang ada di eselon II ke atas mendapat nilai A mengalami peningkatan hal baru bagi BPK. Selama ini, BPK telah untuk menyerahkan Laporan Harta Kekayaan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada menerapkan sistem kendali kecurangan Penyelenggara Negara (LHKPN) ke KPK. 2011, instansi yang mendapat nilai tertinggi (sikencur) di internal. Sistem preventif ini tak Termasuk, auditor BPK golongan 3b ke atas tersebut baru BPK dan KPK. Tahun selanjutnya, lain adalah model fraud control system. juga diwajibkan hal yang sama. pada 2012, kementerian keuangan menyusul Keberhasilan mendapat nilai yang sama, selain BPK dan Upaya BPK tidak berhenti di situ saja. Dari Hal lainnya, BPK juga merilis Peraturan BPK KPK yang tetap berhasil mempertahankan BPK sisi penindakan, BPK juga telah mengeluarkan No. 2 Tahun 2011 tentang Kode Etik Badan capaiannya. sejumlah tindakan punishment terkait upaya Pemeriksa Keuangan. Peraturan ini mengatur mendapatkan penegakan integritas. Diantaranya, sejak tentang kode etik auditor dan penegakan Seperti halnya instansi yang lain, evaluasi 2009-2013, BPK telah menjatuhkan 98 sanksi disiplin pegawai. Satu rangkaian dengan hal Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi nilai A terhadap pegawai. tersebut, BPK juga meluncurkan program Pemerintah (LAKIP) BPK yang berujung pada pengendalian gratifikasi. Sedangkan, untuk nilai A tersebut sangat strategis kaitannya tersebut Dari sekian sanksi yang dijatuhkan tersebut, pengadaan barang dan jasa, BPK juga telah dengan reformasi birokrasi. sebanyak 36 sanksi diberikan untuk melaksanakan e-procurement. mengulang pelanggaran berat. Pegawai dikenakan Pasalnya, sejumlah komponen dalam penilaian sanksi non job, penurunan pangkat, hingga LAKIP yang dilakukan juga berkaitan erat capaian dengan upaya reformasi birokrasi. Diantaranya adalah perencanaan kinerja yang meliputi dua tahun rencana strategis (renstra), rencana kinerja tahunan, dan penetapan kinerja. Dari skala sebelumnya, penilaian 0-100, bobot skor untuk komponen ini sebesar 35. yaitu pada 2011 dan 2012 70 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 71

keilmuan dan pengalaman masing-masing individu yang didapat dari learning center akan dapat ter-delivery dengan adanya learning community.

Target peserta PKU tersebut sesungguhnya adalah seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) serta pimpinan dan staf BPK. Baik, yang ada di kantor pusat ataupun di kantor perwakilan. Namun, karena adanya sejumlah keterbatasan, PKU belum bisa dilaksanakan dalam satu tarikan nafas.

Pada 2013 yang merupakan tahap I ditargetkan sebayak 2.461 pegawai menjadi peserta. Atau, kurang lebih melibatkan 27 satuan kerja (satker) dari 6.086 pegawai di 57 satker.

Secara garis besar, pelaksanaan PKU Tahun Anggaran 2013 sudah berjalan baik dan sesuai harapan. Dari time table yang disusun terkait pelaksanaan PKU di sejumlah wilayah mulai April - Desember 2013 hampir semua telah terlaksana.

LAPORAN KEUANGAN BPK BPK terus berketetapan hati untuk juga menjadi salah satu pilot penggunaan keuangan PENGEMBANGAN KOMUNITAS UNGGULAN negara yang taat aturan. Laporan keuangan diantara yang bisa menjadi parameter Arus reformasi birokrasi yang bergulir di PKU tersebut menjadi sarana bagi BPK untuk kesungguhan niat tersebut.

BPK tentu membutuhkan kesiapan sumber menyebarluaskan rantai nilai (value chain) daya manusia (SDM) sebagai pelaksana budaya kerja yang telah dicanangkan kepada Seperti halnya tahun-tahun sebelumnya, sistem. Untuk hal tersebut, BPK telah seluruh pegawai. Media yang dipakai adalah pertanggungjawaban keuangan BPK dan mendesain sekaligus juga sudah mulai pengembangan dan pembelajaran kelompok. laporan realisasi anggaran untuk tahun 2013 menerapkan sebuah program khusus, bernama juga melibatkan lembaga auditor independen Pengembangan Komunitas Unggulan (PKU). Dengan adanya sebuah pengembangan sebagai pemeriksa. Kantor Akuntan Publik Selaras dengan namanya, program tersebut berbasis kelompok atau komunitas tersebut, (KAP) Husni, Mucharam & Rasidi yang ditunjuk. tentu dilatarbelakangi keinginan menyiapkan belum optimalnya nilai-nilai budaya organisasi Penunjukkan dilakukan oleh DPR, melalui Surat SDM BPK yang unggul. Khususnya, untuk yang muncul karena lambatnya implementasi Keputusan DPR RI No.11/DPR.RI/III/2013-2014 Tanggal 5 Maret 2014. mengawal visi dan misi sesuai dengan Rencana sistem baru (change management), diharapkan Strategis yang telah dicanangkan BPK hingga bisa diminimalisir. Selain itu, dengan model 2015. tersebut diharapkan pula, implementasi Hasilnya, Laporan Keuangan BPK TA 2013 mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian 72 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 73

NERACA NERACA BADAN PEMERIKSA KEUANGANBADAN REPUBLIK PEMERIKSA INDONESIA KEUANGANBADAN REPUBLIK PEMERIKSA KEUANGAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Jalan Gatot Subroto Kav. 31 Jakarta Pusat 10210 Telp. +62-21-25549000,Jalan Gatot Fax. Subroto +62-21-57953198 Kav. 31 Jakarta Pusat 10210 Telp. +62-21-25549000,31 DESEMBER Fax. +62-21-57953198 2013 DAN 2012 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Audited) (Audited) LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN KANTOR AKUNTANLAPORAN PUBLIK HASIL PEMERIKSAAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK URAIAN 31 DESEMBER 2013 31 DESEMBER 2012 URAIAN 31 DESEMBER 2013 31 DESEMBER 2012 Berdasarkan Pasal 32 ayat (1) Undang Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang BadanBerdasarkan Pemeriksa Pasal Keuangan 32 ayat bahwa (1) Undang pemeriksaan Undang pengelolaan Nomor 15 Tahundan 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan bahwa pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan tahunan BPK RI dilakukan oleh kantor akuntan publik.tanggung Sesuai Surat jawab Keputusan keuangan Dewan tahunan Perwakilan BPK RI dilakukan Rakyat Republik oleh kantor ASETakuntan publik. Sesuai Surat Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Republik ASET Indonesia No.11/DPR RI/III/2013-2014 Tanggal 5 Maret 2014, DPR RI menunjukIndonesia Kantor Akuntan No.11/DPR Publik RI/III/2013-2014 (KAP) Husni, TanggalMucharam 5 Maret & Rasidi 2014, DPRASET RI menunjukLANCAR Kantor Akuntan Publik (KAP) Husni, Mucharam & Rasidi ASET LANCAR sebagai Kantor Akuntan Publik untuk melakukan Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungsebagai KantorJawab Keuangan Akuntan PublikTahunan untuk Badan melakukan Pemeriksa Pemeriksaan Keuangan PengelolaanKas di Bendahara dan Tanggung Pengeluaran Jawab Keuangan Tahunan Badan Pemeriksa Keuangan34.371.562.641 Kas di 312.171.706Bendahara Pengeluaran 34.371.562.641 312.171.706 Republik Indonesia Tahun 2013. Hasil pemeriksaan KAP Husni, Mucharam & RasidiRepublik berpendapat Indonesia bahwa Tahun Laporan 2013. Hasil Keuangan pemeriksaan yang terdiri KAP atasHusni, MucharamKas Lainnya & dan Rasidi Setara berpendapat Kas bahwa Laporan Keuangan yang terdiri4.656.860.249 atas Kas Lainnya3.285.409.606 dan Setara Kas 4.656.860.249 3.285.409.606 Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan telah menyajikanLaporan Realisasi secara wajar, Anggaran, dalam Neraca semua danhal yangCatatan material, atas Laporan posisi KeuanganPiutang telah Bukan menyajikan Pajak - Bersih secara wajar, dalam semua hal yang material,6.100.605.868 posisi Piutang5.056.617.265 Bukan Pajak - Bersih 6.100.605.868 5.056.617.265 keuangan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia tanggal 31 Desember keuangan2013 dan realisasiBadan Pemeriksa anggaran Keuanganuntuk tahun Republik yang berakhir Indonesia pada tanggal 31 Desember 2013 dan realisasi anggaran untuk tahun yang berakhir pada Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ 50.211.666 84.150.833 50.211.666 84.150.833 tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan di Indonesia. tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan di Indonesia.Tuntutan Ganti Rugi -bersih Tuntutan Ganti Rugi -bersih Belanja Dibayar Dimuka 611.084.773 Belanja1.650.874.994 Dibayar Dimuka 611.084.773 1.650.874.994 LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN Persediaan 19.150.915.144 Persediaan24.539.681.115 19.150.915.144 24.539.681.115 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA JUMLAH ASET LANCAR 64.941.240.341 JUMLAH34.928.905.519 ASET LANCAR 64.941.240.341 34.928.905.519 UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 DANUNTUK 2012 TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 (Audited) (Audited)ASET TIDAK LANCAR ASET TIDAK LANCAR ASET TETAP ASET TETAP TAHUN ANGARAN 2013 TAHUN ANGARAN 2012 TAHUN ANGARANTanah 2013 TAHUN ANGARAN 2012 1.587.450.938.448 1.470.696.300.781Tanah 1.587.450.938.448 1.470.696.300.781 URAIAN URAIAN Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi Anggaran% RealisasiPeralatan dan Mesin% Anggaran Realisasi 1.254.750.905.809% 1.121.296.356.157Peralatan dan Mesin 1.254.750.905.809 1.121.296.356.157 PENDAPATAN PENDAPATAN Gedung dan Bangunan 1.832.863.279.400 1.693.294.560.279Gedung dan Bangunan 1.832.863.279.400 1.693.294.560.279

PENDAPATAN DALAM NEGERI PENDAPATAN DALAM NEGERI Jalan, Irigasi, dan Jaringan 276.086.520.755 271.686.389.709Jalan, Irigasi, dan Jaringan 276.086.520.755 271.686.389.709 Aset Tetap Lainnya 55.379.615.223 45.716.567.413Aset Tetap Lainnya 55.379.615.223 45.716.567.413 PENDAPATAN PERPAJAKAN - - PENDAPATAN - PERPAJAKAN ------Konstruksi Dalam Pengerjaan 51.445.951.151 21.761.774.500Konstruksi Dalam Pengerjaan 51.445.951.151 21.761.774.500 PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK 1.014.093.000 21.409.853.927 PENDAPATAN 2.111,23 NEGARA 1.302.000.000 BUKAN PAJAK 12.760.702.257 1.014.093.000980,08 21.409.853.927 2.111,23 1.302.000.000 12.760.702.257 980,08 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap (1.084.129.175.579) Akumulasi- Penyusutan Aset Tetap (1.084.129.175.579) - PENDAPATAN HIBAH - - PENDAPATAN - HIBAH - - - - JUMLAH ASET TETAP - - - - 3.973.848.035.207 - JUMLAH 4.624.451.948.839 ASET TETAP 3.973.848.035.207 4.624.451.948.839

JUMLAH PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH 1.014.093.000 21.409.853.927 JUMLAH 2.111,23 PENDAPATAN NEGARA 1.302.000.000 DAN HIBAH 12.760.702.257 1.014.093.000980,08 21.409.853.927 2.111,23 1.302.000.000 12.760.702.257 980,08 PIUTANG JANGKA PANJANG PIUTANG JANGKA PANJANG BELANJA BELANJA Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi-Bersih - Tagihan Tuntutan - Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi-Bersih - -

Belanja Pegawai 905.681.364.000 729.682.923.966 Belanja80,57 Pegawai 816.738.419.000 705.421.456.402 905.681.364.000 86,37 JUMLAH729.682.923.966 PIUTANG JANGKA PANJANG80,57 816.738.419.000 705.421.456.402 86,37 - JUMLAH PIUTANG -JANGKA PANJANG - -

Belanja Barang 1.390.043.565.000 1.166.170.840.337 Belanja83,89 Barang 1.363.807.102.000 1.055.419.843.825 1.390.043.565.000 77,39 ASET1.166.170.840.337 LAINNYA 83,89 1.363.807.102.000 1.055.419.843.825 77,39 ASET LAINNYA

Belanja Modal 535.869.486.000 490.011.420.195 Belanja91,44 Modal 494.240.286.000 487.433.212.129 535.869.486.000 98,62 Aset490.011.420.195 Tak Berwujud 91,44 494.240.286.000 487.433.212.129 90.965.279.408 98,62 Aset64.337.315.213 Tak Berwujud 90.965.279.408 64.337.315.213 Aset Lain-lain 15.338.874.674 Aset20.742.811.168 Lain-lain 15.338.874.674 20.742.811.168 Subsidi - - Subsidi ------Akumulasi Penyusuta n/Amortisasi Aset Lainnya (8.851.743.350) Akumulasi Penyusuta- n/Amortisasi Aset Lainnya (8.851.743.350) - Hibah - - Hibah ------JUMLAH ASET LAINNYA 97.452.410.732 JUMLAH85.080.126.381 ASET LAINNYA 97.452.410.732 85.080.126.381 Bantuan Sosial - - Bantuan Sosial - - - - - JUMLAH ASET TIDAK - LANCAR - - - 4.071.300.445.939 - JUMLAH4.709.532.075.220 ASET TIDAK LANCAR 4.071.300.445.939 4.709.532.075.220 Belanja Lain-lain - - Belanja Lain-lain - - - - - JUMLAH ASET - - - - 4.136.241.686.280 - JUMLAH4.744.460.980.739 ASET 4.136.241.686.280 4.744.460.980.739

JUMLAH BELANJA 2.831.594.415.000 2.385.865.184.498 JUMLAH84,26 BELANJA 2.674.785.807.000 2.248.274.512.356 2.831.594.415.000 84,05 KEWAJIBAN2.385.865.184.498 84,26 2.674.785.807.000 2.248.274.512.356 84,05 KEWAJIBAN PEMBIAYAAN PEMBIAYAAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

PENERIMAAN PEMBIAYAAN DALAM NEGERI (NETO) - - PENERIMAAN - PEMBIAYAAN DALAM - NEGERI (NETO) - - - Utang kepada Pihak - Ketiga - - - 38.221.722.471 - Utang35.331.449.393 kepada Pihak Ketiga 38.221.722.471 35.331.449.393 Pendapatan Diterima Dimuka 290.270.212 Pendapatan169.368.266 Diterima Dimuka 290.270.212 169.368.266 Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri - Sektor Perbankan - - Penerimaan -Pinjaman Dalam Negeri - - Sektor Perbankan ------Uang Muka dari KPPN 34.371.562.641 Uang Muka312.171.706 dari KPPN 34.371.562.641 312.171.706 Non Perbankan Dalam Negeri - - Non Perbankan - Dalam Negeri ------Pendapatan yang Ditangguhkan 2.255.840.290 Pendapatan2.829.001.222 yang Ditangguhkan 2.255.840.290 2.829.001.222 PENERIMAAN PEMBIAYAAN LUAR NEGERI (NETO) - - PENERIMAAN - PEMBIAYAAN LUAR NEGERI - (NETO) - - - JUMLAH KEWAJIBAN - JANGKA PENDEK - - - 75.139.395.614 - JUMLAH38.641.990.587 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 75.139.395.614 38.641.990.587

Penerimaan Pinjaman Luar Negeri - - Penerimaan -Pinjaman Luar Negeri - - - - JUMLAH KEWAJIBAN - - - - 75.139.395.614 - JUMLAH38.641.990.587 KEWAJIBAN 75.139.395.614 38.641.990.587

Pembayaran Cicilan Pokok Hutang Luar Negeri - - Pembayaran -Cicilan Pokok Hutang Luar - Negeri ------EKUITAS DANA EKUITAS DANA JUMLAH PEMBIAYAAN - - JUMLAH PEMBIAYAAN - - - - - EKUITAS DANA LANCAR - - - - - EKUITAS DANA LANCAR Cadangan Piutang 6.150.817.534 Cadangan5.140.768.098 Piutang 6.150.817.534 5.140.768.098 Cadangan Persediaan 19.150.915.144 Cadangan24.539.681.115 Persediaan 19.150.915.144 24.539.681.115 Ditetapkan di Jakarta, 30 April 2014 Dana yang Harus DisediakanDitetapkan untuk di Pembayaran Jakarta, Hutang 30 April Jangka 2014 Pendek (35.820.702.512) Dana(34.875.041.009) yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Hutang Jangka Pendek (35.820.702.512) (34.875.041.009) KANTOR AKUNTAN PUBLIK BADAN PEMERIKSA KEUANGANKANTOR AKUNTAN REPUBLIK PUBLIK INDONESIA Barang/JasaBADAN yang PEMERIKSA harus Diterima KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 611.084.773 Barang/Jasa1.650.874.994 yang harus Diterima 611.084.773 1.650.874.994 HUSNI, MUCHARAM & RASIDI SekretarisHUSNI, JenderalMUCHARAM & RASIDI Barang/Jasa yang harus DiserahkanSekretaris Jenderal (290.270.212) Barang/Jasa(169.368.266) yang harus Diserahkan (290.270.212) (169.368.266) JUMLAH EKUITAS DANA LANCAR (10.198.155.273) JUMLAH(3.713.085.068) EKUITAS DANA LANCAR (10.198.155.273) (3.713.085.068)

EKUITAS DANA INVESTASI EKUITAS DANA INVESTASI Diinvestasikan dalam Aset Tetap 3.973.848.035.207 Diinvestasikan4.624.451.948.839 dalam Aset Tetap 3.973.848.035.207 4.624.451.948.839 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya 97.452.410.732 Diinvestasikan85.080.126.381 dalam Aset Lainnya 97.452.410.732 85.080.126.381 Drs. Husni Arvan, CPA. Hendar Ristriawan,Drs. Husni S.H., Arvan, M.H. CPA. JUMLAH EKUITAS DANAHendar INVESTASI Ristriawan, S.H., M.H. 4.071.300.445.939 JUMLAH4.709.532.075.220 EKUITAS DANA INVESTASI 4.071.300.445.939 4.709.532.075.220 Izin Praktik No. 98.1.0243 NIP. 19580321197802100Izin Praktik No. 98.1.0243 JUMLAH EKUITAS DANANIP. 19580321197802100 4.061.102.290.666 JUMLAH4.705.818.990.152 EKUITAS DANA 4.061.102.290.666 4.705.818.990.152 Izin Usaha No. KEP-662/KM.17/1998 dengan No. 98.2.0082 Izin Usaha No. KEP-662/KM.17/1998 dengan No. 98.2.0082 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 4.136.241.686.280 JUMLAH4.744.460.980.739 KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 4.136.241.686.280 4.744.460.980.739 INDEPENDENSI INDEPENDENSI PROFESIONALISME INTEGRITASPROFESIONALISME INTEGRITAS

Untuk informasi lebih lanjut klik di www.bpk.go.id Untuk informasi lebih lanjut klik di www.bpk.go.id 74 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 75

(WTP). Opini tersebut selalu diperoleh BPK selama 5 tahun berturut-turut. Hal itu, tentu saja, menunjukkan pengelolaan keuangan BPK telah dilakukan secara akuntabel sesuai ketentuan.

Pada 2013, anggaran BPK RI terealisasi 85,32 persen, dari target 90 persen. Sedangkan, persentase pemanfaatan anggaran tercapai sebesar 94,83 persen.

Selanjutnya, untuk mendorong pencapaian yang lebih optimal di masa mendatang, BPK telah menerapkan penganggaran berbasis kinerja. Analisis kebutuhan bakal dilakukan pada perencanaan di tahun-tahun berikutnya. Hal itu agar perencanaan anggaran benar- benar disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan di periode selanjutnya.

MEMANTAPKAN IMPLEMENTASI E-AUDIT

Implementasi e-audit (audit elektronik) kini sedang terus diseriusi untuk bisa diterapkan secara menyeluruh pada setiap entitas. Memasuki tahun ketiga, sejak masuk di Rencana Implementasi Renstra BPK 2011-2015, sejumlah capaian telah diraih.

Hingga 2013, penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara BPK dan entitas yang diperiksa, total mencapai 754 MoU. Entitas-entitas itu mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Selain itu, terkait mekanisme pertukaran datanya, terus diselesaikan penyusunan petunjuk teknis akses data. Hingga akhir 2013, jumlahnya sudah mencapai 511 juknis. Ketua, Wakil, Anggota BPK didampingi Sekretaris Jenderal melihat maket pembangunan gedung tower BPK. Ditargetkan pada 2015, jsebanyak 758 juknis bisa terealisasi. 76 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 77

Melengkapi capaian pembangunan portal dan Paradigma pemeriksaan pun berubah. penyusunan grand design e-audit yang sudah Pemeriksaan yang awalnya lebih banyak selesai pada awal 2012, pembangunan Agen dilakukan secara manual ingin digeser. Konsolidator (AK) juga terus dilakukan. Masih Kedepan, pemeriksa BPK diharapkan tidak lagi hingga akhir 2013, jumlah yang dibangun harus banyak dihadapkan dengan bertumpuk- sudah mencapai 568 unit. AK tersebut tumpuk kertas saat menjalankan tugasnya. dibangun dalam rangka pelaksanaan linking Atau, keharusan untuk bolak-balik ke kantor system TI (teknologi informasi). entitas yang diperiksa untuk konfirmasi, cross check, atau meminta data guna dianalisis. Dengan begitu, sistem pemindahan data telah bisa dilakukan di sejumlah entitas yang telah Meski demikian, upaya beralih ke sistem terhubung dengan BPK tersebut. Bahkan, sudah e-audit tersebut bukan pekerjaan semudah banyak pula diantara yang sudah terhubung membalik telapak tangan. Di internal, BPK juga telah pula mengirim data melalui sistem terus mengintensifkan pelatihan-pelatihan tersebut. untuk peningkatan kompetensi audit para pemeriksa. Hingga akhir 2013, pelatihan terkait Secara garis besar, e-audit didefinisikan sudah dilakukan bagi 1.395 pemeriksa. sebagai sistem yang membentuk sinergi antara sistem informasi di BPK dan sistem Beberapa kegiatan lain juga telah dilakukan di informasi dengan entitas pemeriksaan. Dengan internal guna mendukung optimalisasi e-audit. Anggota BPK Ali Masykur Musa menerima tongkat dirigen sebagai simbol BPK RI sebagai ketua gugus menggunakan komunikasi data, maka secara Diantaranya, telah dilakukan penandatanganan tugas INTOSAI WGEA ditahun 2013. sistematis sistem akan membentuk pusat data piagam komitmen dukungan dari eselon I. pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Selain itu, juga telah dibentuk tim percepatan negara di BPK. implementasi e-audit di tingkat satker. MASUK DI LEVEL INTERNASIONAL Termasuk, pembentukan tim mentoring e-audit Link and matching data untuk keperluan yang bertugas mendampingi satker dalam Aktivitas luar negeri yang dilaksanakan BPK, Ketua BPK Hadi Poernomo kepada Auditor pemeriksaan secara elektronik tersebut implementasi. bukan hanya menjadi pembuktian pengakuan General Jabatan Audit Brunei Darussalam memiliki tujuan utama untuk mengantisipasi dunia internasional terhadap kinerja BPK Pengiran Haji Abdul Rahman bin Pengiran Haji permasalahan dasar yang dihadapi BPK. Kedepan, BPK sangat menyadari keberhasilan selama ini. Namun, lebih dari itu, BPK berharap Mat Saleh. Yaitu, keterbatasan sumber daya manusia penerapan e-audit sangat bergantung pada partisipasi dan kegiatannya di luar negeri (SDM) BPK serta waktu pemeriksaan sebagai sikap, tekad, semangat, komitmen, dan pada akhirnya bisa pula menunjang kinerja Di organisasi yang berdiri pada 16 November sebuah kenyataan di satu sisi. Dan, di sisi partisipasi aktif seluruh entitas terkait kelembagaan demi menghadirkan yang terbaik 2011 tersebut, Indonesia tercatat sebagai lain, harapan publik yang semakin besar agar pemeriksaan. BPK sadar pula bahwa akan bagi bangsa dan negara. pelopor. Karena hal itu lah, Ketua BPK Hadi performa pemeriksaan BPK bisa semakin menghadapi resistensi personal dan parsial Poernomo dipercaya menjadi ketua yang optimal. sehingga membuat sistem ini tidak berjalan Diantaranya, menyangkut aktivitas BPK di pertama untuk periode 2011-2013. sesuai yang diharapkan. ASEANSAI (ASEAN Supreme Audit Institutions). Program yang pertama kali digulirkan di Di sela pertemuan ASEANSAI General Assembly ASEANSAI adalah sebuah asosiasi badan awal kepemimpinan BPK periode 2009-2014 Atas hal-hal tersebut, BPK telah menyiapkan pada awal November 2013 lalu, BPK juga pemeriksa negara-negara anggota ASEAN. tersebut diharapkan menjadi jawaban atas sejumlah manajemen perubahan yang bisa melakukan penandatanganan MoU kerjasama Selain Indonesia dan Brunei Darussalam, permasalahan dan tantangan yang ada. merubah resistensi menjadi dukungan, dengan Jabatan Audit Brunei Darussalam. organisasi ini juga beranggotakan badan Perkembangan teknologi yang begitu luar biasa keinginan, bahkan kontribusi. Kesemuanya Kerjasama dengan lembaga pemeriksa negara pemeriksa Kamboja, Laos PDR, Myanmar, termasuk yang kemudian dimanfaatkan secara ditempuh demi harapan terciptanya lain itu penting, setidaknya sebagai wadah Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan cerdas lewat desain e-audit. optimalisasi kewenangan BPK. Tentu, harapan sharing informasi dan pengalaman demi Vietnam. Tujuan didirikan utamanya adalah itu berujung pada upaya memperkuat proses peningkatan masing-masing lembaga. untuk meningkatkan kapasitas dan kerjasama monitoring pengelolaan dan tanggung jawab pemeriksaan sektor publik di kawasan ASEAN. keuangan negara. Agenda utama forum tersebut adalah serah terima jabatan head of ASEANSAI. Yaitu, dari 78 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 79

Bukan hanya di tingkat regional ASEAN, terkait beberapa negara yang meminta BPK keterlibatan BPK juga aktif dalam organisasi untuk melakukan audit investigatif. Termasuk, pemeriksa keuangan se-Asia (ASOSAI). ASOSAI permintaan kepada BPK untuk menjadi adalah salah satu grup regional di bawah fasilitator pemeriksaan kinerja di Jepang. INTOSAI (International Organization of Supreme Audit Institutions). Grup lainnya semisal Karena hal itu lah, di internal, BPK merasa AFROSAI, ARABOSAI, CAROSAI, EUROSAI, OLACEFS, perlu menyelenggarakan forum Knowledge dan Pasai. Transfer Forum Interantional Standar of Supreme Audit Institutions (KTF ISSAI). Acara Keberadaan BPK di organisasi yang berdiri itu dilaksanakan di Gedung Arsip, kantor sejak 1979 dengan 11 anggota itu praktis pusat BPK, Jakarta, pada 11-12 April 2013 semakin menguatkan hubungan bilateral lalu. Menjadi bagian tak terpisahkan dari dengan pemeriksa negara lain. Termasuk, upaya peningkatan kualitas pemeriksaan, dengan lembaga-lembaga donor internasional. yang dengan sendirinya juga meningkatan kredibilitas dan profesionalisme BPK. Secara faktual, BPK saat ini telah masuk pada level internasional. Salah satu bukti kalau telah go international itu diantaranya,

SEKILAS AKTIVITAS DI RANAH HUKUM uji materi itu dikabulkan, BUMN dan BUMD Ruang gerak yang dimiliki BPK membuat dikhawatirkan justru menjadi ladang subur lembaga ini kerap bersinggungan dengan praktik manipulasi dan rekayasa. hukum. Baik sebagai pihak tergugat, menjadi Anggota BPK RI Bahrullah Akbar menjadi pembicara dalam Investment Experts Group Public Private Dialogue, 25 Januari 2013. saksi ahli, atau bahkan mengambil peran Proses persidangan uji materi tersebut sempat sebagai penggugat/pemohon. berjalan selama beberapa waktu. Wakil Ketua BPK Hasan Bisri sempat pula dihadirkan di frasa ”pergantian antar waktu” bertentangan Sekedar diketahui, Bahrullah Akbar terpilih dan Dalam uji materiil Undang-Undang Keuangan persidangan MK itu sebagai saksi ahli. Dalam dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai dilantik menjadi anggota BPK pada November Negara dan Undang-Undang BPK di keterangannya di depan majelis hakim, Hasan kekuatan hukum mengikat. 2011. Dia menggantikan Tengku Muhammad Mahkamamah Konstitusi yang sempat diajukan Bisri mengutarakan sejumlah argumen dari Nurlif. Jika berdasar pada ketentuan lama, Forum Hukum BUMN dan Pusat Kajian Masalah berbagai aspek tentang alasan gugatan yang Selaras dengan permohonan yang diajukan, maka dia yang masuk sebagai pengganti Strategis Universitas Indonesia, BPK diantara diajukan perlu untuk ditolak. majelis hakim dalam pertimbangannya hanya akan melanjutkan sisa masa jabatan yang turut mengambil peran. mengungkapkan, BPK sebagai lembaga negara Nurlif hingga 2014. Atau, bersamaan dengan Di bagian lain, yaitu terkait dengan uji materi yang mandiri dan dibentuk konstitusi, haruslah berakhirnya masa jabatan 6 (enam) anggota Secara garis besar, pemohon meminta agar Pasal 22 Ayat 1 UU BPK, BPK mengambil mendapat jaminan konstitusional. Terutama, lainnya. Masa jabatan BPK adalah lima tahun. kekayaan BUMN/BUMD lepas dari kekayaan posisi lain. Kali ini, Anggota BPK Bahrullah dalam menjalankan tugasnya secara efektif, negara dan keuangan negara. Poin yang Akbar yang bertindak sebagai pemohon. Inti independen, dan berkesinambungan. Anggota Dengan langkah aktif Bahrullah mengajukan diuji adalah Pasal 2 huruf g dan huruf i UU permohonannya adalah menghapus frasa BPK tidak harus berhenti secara bersamaan permohonan ke MK, sejarah baru telah Keuangan Negara. Diuji pula Pasal 6 ayat (1), ”pergantian antar waktu” di pasal tersebut. dalam satu waktu. Karena hal itu tidak ditorehkan. Kedepan, pergantian anggota BPK Pasal 9 ayat (1) huruf b, pasal 10 ayat (1) dan menjamin efektivitas dan kesinambungan di tengah jalan tidak perlu lagi mengikuti masa ayat (3) huruf b, serta Pasal 11 huruf a UU BPK. Setelah melalui sejumlah proses persidangan, pelaksanaan tugas dan wewenang BPK secara jabatan anggota lainnya. Dengan kata lain, pada pertengahan September 2013 lalu, baik. demi kesinambungan kerja, pergantian anggota Meski akhirnya mencabut permohonan mereka, MK akhirnya memutuskan mengabulkan BPK tidak lagi harus dilakukan bersamaan. gugatan yang diajukan sempat membuat permohonan pemohon untuk seluruhnya. banyak pihak khawatir. Yaitu, bahwa bila Dalam putusannya, majelis hakim menyatakan 80 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 Pemeriksaan Investigasi Hambalang Jilid II POWER GEDUNG TOWER

Perkembangan oganisasi yang makin kompleks Selain melakukan pembangunan kembali dan meningkatnya jumlah pegawai, membuat gedung baru di belakang Gedung Arsip, BPK pembangunan infrastruktur penunjang juga melakukan perluasan areal di komplek termasuk gedung, menjadi sulit dihindari. Pada kantor pusatnya. masa jabatan Ketua BPK Hadi Poernomo, BPK merasa perlu menambah satu gedung baru. Pembangunan Gedung Tower BPK dilaksanakan Gedung itu adalah Gedung Tower. Posisinya secara multiyears. Yaitu, dalam Tahun Anggaran berada di sebelah selatan komplek Kantor 2010-2012. Dibangun di atas tanah seluas 3.988 Pusat BPK RI. Bangunan 19 lantai dan 1 lantai meter persegi, total biaya sekitar Rp220 miliar. basement tersebut, tidak lain didirikan untuk menunjang kinerja seluruh satuan kerja yang Dari lantai empat hingga 10, diperuntukkan dimiliki BPK. bagi seluruh auditoriat keuangan BPK mulai dari AKN I hingga VII. Kemudian, selain Power BPK sebagai sebuah institusi diharapkan sekretaris jenderal, para anggota BPK termasuk MENJUNJUNG dengan sendirinya meningkat pula. Sebab, wakil ketua dan ketua BPK menempati lantai rasio pegawai dengan space ruang kerjanya 14 hingga 18. Setiap lantai akan pula ditunjang telah disesuaikan dengan standar yang dengan ruang kerja bagi para pejabat eselon PROFESIONALISME diisyaratkan. beserta stafnya.

Kebutuhan terhadap Gedung Tower itu PEMERIKSAAN setidaknya sudah terbaca sejak periode pimpinan BPK sebelumnya, Anwar Nasution. HAMBALANG

Objektivitas dan independensi menjadi harga mati yang tak bisa ditawar. Hal itu ditunjukkan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang berada di garda terdepan, dalam menelisik dugaan unsur pidana pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. 82 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 83

PADA 30 Oktober 2012, BPK menyampaikan Beberapa temuan penting yang berhasil pelaksana proyek pembangunan P3SON LHP, yakni Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) audit diungkap BPK dalam LHP jilid II diataranya Hambalang. yang merupakan satu kesatuan dengan LHP. Hambalang kepada Dewan Perwakilan Rakyat adalah, Kementerian Pemuda dan Olahraga (DPR). Laporan itu menjadi buah bibir di (Kemenpora) tidak pernah memenuhi Namun, kinerja gemilang ini tak lepas dari Hanya saja, KKP memang tidak bisa diberikan kalangan publik karena mengungkap dugaan persyaratan studi analisis mengenai dampak ujian yang muncul tatkala beredar dua versi begitu saja kepada lembaga mana pun. Hal keterlibatan beberapa pihak yang memegang lingkungan (Amdal) sebelum mengajukan izin LHP audit Hambalang jilid II. Versi pertama itu sesuai dengan Undang-undang Nomor jabatan penting dalam struktur politik maupun lokasi dan izin mendirikan bangunan (IMB) yang beredar menyertakan nama-nama 15 Tahun 2006 yang mengatur tentang BPK. pemerintahan. Laporan itu, sekaligus juga kepada Pemerintah Kabupaten Bogor. anggota DPR. Adapun versi ke dua yang Dalam aturan tersebut, KKP hanya bisa menjadi pintu masuk aparat penegak hukum Selain itu, lokasi proyek Hambalang rupanya resmi disampaikan BPK tanpa menyertakan diserahkan kepada lembaga yang memintanya untuk mengungkap kasus tersebut. juga berada pada zona kerentanan gerakan nama-nama anggota DPR, sehingga memicu melalui keputusan pengadilan. tanah menengah tinggi, sebagaimana terdapat munculnya suara-suara yang mempertanyakan Kompleksitas kasus Hambalang membuat dalam peta rawan bencana yang diterbitkan profesionalisme dan independensi BPK. Karena itu, tidak masuknya nama-nama auditor BPK kembali harus memutar otak dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana anggota DPR dalam LHP, tapi disertakan dalam memeras tenaga, untuk mengungkap lebih Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Oleh BPK, ujian ini justru menjadi momentum KKP, justru menjadi bukti profesionalisme dan dalam lapis demi lapis indikasi pelanggaran. Mineral (ESDM). untuk menunjukkan kepada publik betapa independensi BPK untuk terus bergerak dalam Hasilnya, pada 23 Agustus 2013, BPK profesionalisme menjadi kata kunci yang koridor perundang-undangan yang berlaku. menyerahkan LHP audit investigasi Hambalang Bukti pendukung betapa tidak layaknya senantiasa dijunjung tinggi. BPK, sejatinya Pada akhirnya, audit investigasi Hambalang jilid II kepada DPR. proyek Hambalang juga terungkap melalui telah meminta keterangan 30 anggota DPR jilid II kembali meneguhkan predikat BPK penelitian Kementerian Pekerjaan Umum. untuk mendapatkan informasi seputar proses sebagai institusi penting dalam menjaga dan LHP jilid I lebih banyak mengungkap indikasi Fakta menunjukkan, terjadi pergerakan tanah di penganggaran proyek Hambalang. mendorong akuntabilitas serta transparansi penyimpangan peraturan perundang-undangan zona selatan kawasan. Akibatnya, di beberapa pengelolaan uang Negara. Sejarah juga dalam proses persetujuan kontrak tahun jamak, segmen terjadi longsor, meskipun ada upaya Sesuai perundang-undangan, proses mencatat, hasil audit BPK ini menjadi proses pelelangan, proses pekerjaan konstruksi, perbaikan. Karena itu, secara keseluruhan, penganggaran bukan pengelolaan keuangan pegangan utama bagi aparat penegak hukum hingga proses pencairan uang muka yang kondisi bangunan tidak layak dipergunakan Negara, karena itu keterangan 30 anggota dalam rangkaian proses pengungkapan kasus diduga merugikan Negara Rp 243,66 miliar. sesuai peruntukan dan tidak layak untuk DPR memang sudah seharusnya tidak masuk Hambalang. (*) dilanjutkan pembangunannya. dalam LHP. Namun, bukan berarti nama 30 Adapun LHP jilid II menjadi pelengkap Temuan penting lain adalah permohonan anggota DPR itu dihilangkan, sebab BPK tetap dengan mengungkap indikasi penyimpangan persetujuan kontrak tahun jamak dari memasukkannya dalam laporan pendukung atau penyalahgunaan wewenang yang Kemenpora kepada menteri keuangan atas mengandung unsur tindak pidana, mulai dari pembangunan P3SON Hambalang, tidak proses pengurusan hak atas tanah, pengurusan memenuhi persyaratan sebagaimana yang izin pembangunan, pelelangan pekerjaan, ditetapkan dalam peraturan perundang- persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran undangan. Kementerian/Lembaga (RKAKL), persetujuan kontrak tahun jamak, pelaksanaan pekerjaan Radar auditor BPK juga berhasil konstruksi, hingga pembayaran dan aliran dana mengidentifikasi sinyal indikasi kolusi dalam yang diikuti rekayasa akuntansi. Dengan begitu, kasus Hambalang. Ini terkuak dari temuan dalam kasus Hambalang ini BPK menemukan adanya pihak-pihak terkait yang secara indikasi total kerugian Negara hingga Rp bersama-sama, diduga telah merekayasa 463,67 miliar. pelelangan untuk memenangkan perusahaan tertentu dalam proses pemilihan rekanan 84 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 85 Total PEGAWAI BERDASAR Pegawai GENDER Pria Wanita 6100 Pusat 1606 1180 Pwk. Timur 1013 803 GRAFIS SUMBER Pwk. Barat 1096 402 DAYA MANUSIA * Pria PEGAWAI BPK * Wanita Kokohnya suatu organisasi tidak lepas dari pegawai yang mendukung tujuan visi dan misi. BPK RI senantiasa selalu meningkatkan kualitas maupun kuantitas pegawainya agar lebih merata ke segala penjuru negeri,

402 Pwk Barat 1096

803 Pwk Timur 1013

1180 Kantor Pusat 1606 86 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 87

PEGAWAI BERDASAR PERAN JABATAN

* STRUKTURAL PEGAWAI BERDASAR * PEMERIKSA UNIT ESELON II

* NON PEMERIKSA

TIMUR 1816

Pegawai

Pwk. Prov. Aceh PUSAT TIMUR BARAT Pwk. Prov. Sumatera Barat Pwk. Prov. Sumatera Selatan 2786 1816 1498 Pwk. Prov. Sumatera Utara Pwk. Prov. Riau Pwk. Prov. Kep. Bangka Belitung Pwk. Prov. Kep. Riau Pwk. Prov. Bengkulu Pwk. Prov. Jambi Pwk. Prov. Lampung Pwk. Prov. D.K.I. Jakarta Pwk. Prov. Banten Pwk. Prov. Jawa Barat Pwk. Prov. Jawa Tengah Pwk. Prov. Jawa Timur Pwk. Prov. D.I. Yogyakarta

PEGAWAI BERDASAR BARAT PEGAWAI BERDASAR PUSAT 1498 2786 UNIT ESELON II UNIT ESELON II Pegawai Pegawai

Sekretariat Jenderal BPK RI Staf Ahli Pwk. Prov. Kalimantan Barat Pwk. Prov. Kalimantan Selatan Biro Hubungan Masyarakat Dan Luar Negeri Pwk. Prov. Kalimantan Tengah Biro Keuangan Pwk. Prov. Kalimantan Timur Biro Sekretariat Pimpinan Pwk. Prov. Gorontalo Biro Sumber Daya Manusia Pwk. Prov. Sulawesi Barat Biro Teknologi Informasi Pwk. Prov. Sulawesi Selatan Biro Umum Pwk. Prov. Sulawesi Tengah Inspektorat Utama Pwk. Prov. Sulawesi Tenggara Ditama Binbangkum Pwk. Prov. Sulawesi Utara Pwk. Prov. Bali Ditama Revbang Pwk. Prov. Nusa Tenggara Barat Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pwk. Prov. Nusa Tenggara Timur Auditorat Utama Keuangan Negara I Pwk. Prov. Maluku Auditorat Utama Keuangan Negara II Pwk. Prov. Maluku Utara Auditorat Utama Keuangan Negara III Pwk. Prov. Papua Auditorat Utama Keuangan Negara IV Pwk. Prov. Papua Barat Auditorat Utama Keuangan Negara V Auditorat Utama Keuangan Negara VI Auditorat Utama Keuangan Negara VII 88 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 89

800

PEGAWAI BERDASAR GOLONGAN UMUR

* < 26 Tahun

* 26 - 30 Tahun

* 31 - 35 Tahun 400 * 36 - 40 Tahun

* 41 - 45 Tahun

* 46 - 50 Tahun

150 * 51 - 55 Tahun * > 55 Tahun

PUSAT TIMUR BARAT 2786 1816 1498

PEGAWAI BERDASAR GOLONGAN PENDIDIKAN * Doktor

* Pasca Sarjana

* Sarjana/DIV

* Diploma III PUSAT TIMUR BARAT * Lainnya 2786 1816 1498 90 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 91 Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Ujian Nasional Tingkat Pendidikan Dasar dan Menengah 2012 dan 2013

SEJAK pertama kali diterapkan pada 1965, pemerintah menyelenggarakan Ujian Nasional. ujian akhir yang dilaksanakan secara nasional Sistem yang dipakai hingga sekarang itu mulai telah mengalami sejumlah tahapan perubahan diterapkan sejak 2005. LURUSKAN dan penyempurnaan. Model sistem paling ideal tentu yang menjadi harapan. Meski demikian, diakui atau tidak, pelaksanaan KELEMAHAN UN ternyata masih pula disertai sejumlah Pada periode 1965-1967, misalnya. Ujian kendala dan persoalan hingga saat ini. Bukan akhir masih dikenal dengan nama Ujian hanya terkait perdebatan filosofis tentang masih SISTEMIK Negara. Ketika itu, selain diujikan seragam perlu tidaknya standarisasi ujian secara nasional untuk seluruh wilayah di Indonesia, ujian dilaksanakan, beberapa kendala teknis faktanya PENYELENGGARAAN juga diberlakukan untuk hampir semua mata juga masih menyertai sampai sekarang. Terus pelajaran. datang silih berganti, bahkan ada yang berulang dari tahun ke tahunnya. UJIAN NASIONAL Sistem kemudian berubah pada periode 1972- 1979. Saat itu, sistem ujian dilaksanakan Mulai dari persoalan sosialisasi yang tak Ujian nasional (UN) menjadi satu diantara alat ukur dengan pelaksanaan ujian akhir oleh setiap maksimal, hingga koordinasi dan kerjasama utama melihat kompetensi peserta didik. Sebagai bagian atau sekelompok sekolah. Soal dan pemrosesan dengan pihak terkait yang tidak optimal dari lingkaran besar sistem pendidikan di tanah air, hasil ujian ditentukan masing-masing sekolah/ pula. Termasuk, pengadaan dan penyusunan menjadi penting untuk bisa memastikan UN kedepan kelompok sekolah. Pemerintah pusat hanya soal yang memicu polemik, sampai dengan berjalan bukan hanya baik, tapi juga benar. mengeluarkan pedoman yang bersifat umum. distribusi naskah soal yang bermasalah.

Selanjutnya sepanjang periode 1980-2000, Deretan contoh-contoh persoalan itulah yang sistem ujian secara nasional dikenal dengan kemudian mendorong BPK memainkan Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional perannya. Dalam kerangka upaya perbaikan, (EBTANAS). Pada fase tersebut, kelulusan pemeriksaan dengan tujuan tertentu (PDTT) siswa ditentukan dengan kombinasi nilai atas penyelenggaraan UN Tahun 2012 dan 2013 semester I, nilai semester II, dan nilai lalu dilaksanakan. EBTANAS murni. Selama 50 hari, sejak 22 April sampai 28 Juni Seiring era reformasi, sistem ujian akhir secara 2013, para pemeriksa secara serius turun ke nasional berubah lagi. Pada periode 2001- lapangan. Pemeriksaan yang dilakukan seputar 2004, EBTANAS yang sudah berlangsung perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, sekian tahun diganti dengan penilaian hasil serta monitoring dan evaluasi (monev) belajar secara nasional. Namanya, Ujian Akhir penyelenggaraan UN. Nasional (UAN). Kelulusan siswa pada UAN Ada dua poin besar yang ingin dilihat. ditentukan oleh nilai mata pelajaran secara Sudahkah penyelenggaraan dilaksanakan individual. dengan didukung sistem pengendalian internal (SPI) yang dirancang dan dilaksanakan secara Sistem tersebut juga masih dianggap belum memadai. Termasuk, juga sudahkah sesuai ideal. Untuk mendorong tercapainya target dengan ketentuan dan peraturan perundangan wajib belajar pendidikan yang bermutu, yang berlaku. 92 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 93

Atas sejumlah permasalahan yang ditemukan, Harapannya, tentu agar penyelenggaraan UN BPK kemudian juga telah memberikan nantinya dapat lebih mandiri dan efektif. sejumlah rekomendasi kepada menteri pendidikan dan kebudayaan. Diantaranya, Selain itu, ada pula rekomendasi agar agar menyerahkan teknis penyelenggaraan mendikbud menerapkan, penganggaran terpadu UN kepada pemerintah provinsi bekerjasama dan berdasarkan kebutuhan dengan melakukan dengan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) koordinasi dengan pemerintah daerah dalam setempat. perencanaan penganggaran. Hal itu penting agar ada penetapan porsi anggaran yang Atau, rekomendasi lainnya terkait perlunya ditanggung pusat dan daerah. Tak terkecuali, mengkaji kembali organisasi Badan Standar rekomendasi BPK agar pemerintah melakukan Nasional Pendidikan (BSNP) sebagai pihak penyetoran ke kas negara atas temuan yang yang ditunjuk melakukan penyelenggaraan UN. berindikasi merugikan keuangan negara. (*)

Anggota BPK Rizal Djalil memberikan pernyataan kepada media mengenai hasil pemeriksaan BPK atas pelaksanaan ujuan nasional tahun 2012

DAMPAK LAINNYA ATAS KELEMAHAN SISTEMIK YANG ADA, MISALNYA JUGA TERKAIT DENGAN Lebih lanjut, sejumlah kelemahan sistemik Hasilnya, berdasarkan pemeriksaan BPK, itu telah memberi sejumlah dampak. BEBERAPA KEGIATAN DALAM KEGIATAN UN YANG penyelenggaraan UN Tahun 2012 dan 2013 Diantaranya, terkait penetapan pemenang TERINDIKASI FIKTIF DAN MARK UP. HAL TERSEBUT belum sepenuhnya sesuai dengan peraturan kegiatan penggandaan dan pendistribusian soal MENGAKIBATKAN INDIKASI KERUGIAN NEGARA yang berlaku. Hasil pemeriksaan menunjukkan TA (tahun anggaran) 2013 yang diindasikan SEBESAR RP1.776.761.081,-. adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan menyimpang. Hal itu mengakibatkan potensi perundangan yang signifikan. Tak terkecuali kerugian negara sebesar Rp6.348.870.563,-. pula, menunjukkan tentang kelemahan Di sisi lain, juga mengakibatkan keterlambatan pengendalian internal, baik dalam tahap distribusi naskah UN SMA/MA dan SMK pada perencanaan maupun pelaksanaan yang terjadi 11 daerah. Termasuk, akibat lebih lanjut adanya pada penyelenggara tingkat pusat dan daerah. tambahan biaya untuk fotokopi naskah UN dan Terdapat kelemahan sistemik dalam LJ (lembar jawaban) UN. penyelenggaraan UN di dua tahun terakhir tersebut. Meliputi perencanaan dan penyusunan Dampak lainnya atas kelemahan sistemik anggaran yang tidak dilakukan secara terpadu yang ada, misalnya juga terkait dengan dan sesuai dengan kebutuhan, organisasi beberapa kegiatan dalam kegiatan UN yang penyelenggaraan UN yang tidak efektif, serta terindikasi fiktif danmark up. Hal tersebut kurangnya integritas pelaksana pengadaan mengakibatkan indikasi kerugian negara pencetakan dan distribusi naskah. sebesar Rp1.776.761.081,-.

94 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 95

BPK sadar betul bahwa masih banyak bidang yang harus diperbaiki. Sebagaimana, BPK juga sepenuhnya menyadari kalau berbagai tantangan telah siap pula menunggu di depan.

PERGANTIAN PIMPINAN BPK 2014 berkompetisi dan terpilih dalam jajaran Patah tumbuh hilang berganti. Ibarat pepatah, pimpinan BPK. suksesi dalam sebuah organisasi merupakan Pun demikian, masuknya individu-individu sebuah keniscayaan yang tak bisa dihindari. berkualitas dari eksternal juga diperlukan Di BPK, kursi pimpinan tersedia untuk sosok- untuk memperkuat struktur pimpinan BPK. sosok dengan integritas dan kompetensi yang mumpuni. Namun, di luar itu semua, independensi personal dan kelembagaan tetap menjadi harga Revisi Undang-undang No. 15 Tahun 2006 mati yang tak bisa dikompromikan. MENJAWAB tentang Badan Pemeriksa Keuangan, menjadi momentum vital untuk menyusun anak tangga Rekomendasi Najwyzsja Izba Kontroli atau BPK yang pas bagi sosok-sosok mumpuni agar bisa Polandia yang telah melakukan penelaahan duduk di kursi pimpinan BPK. sejawat (peer review) pada 2013-2014, menjadi TANTANGAN cambuk introspeksi yang sangat berharga bagi Wacana dari sebagian kalangan di DPR yang institusi BPK. Dalam review-nya, BPK Polandia menyuarakan skema agar jenjang karir bagi merekomendasikan agar anggota BPK steril auditor BPK masuk ke dalam materi RUU. dari keanggotaan organisasi politik, serta MASA DEPAN Tentu, menjadi angin segar bagi terciptanya menarik diri dari kegiatan politik selama masa Berbagai capaian BPK yang telah diraih selama ini bukanlah titik akhir. Tidak komposisi pimpinan BPK yang mumpuni. jabatannya. pernah ada kata berhenti bagi BPK untuk terus berbenah, belajar, dan berupaya Berdasar undang-undang, proses politik meningkatkan kapasitas diri. adalah keniscayaan. Sebab, anggota BPK Pasalnya, masih didasarkan pada review BPK memang dipilih oleh DPR. Namun, berdasar Polandia, keterlibatan anggota BPK dalam dinamika yang berkembang di luar, UU BPK aktivitas politik berpotensi melanggar kode diharapkan bisa mengikuti jejak UU Mahkamah etik The International Organisation of Supreme Agung (MA). Di UU tersebut mengatur, bahwa Audit Institutions (INTOSAI). Kode etik itu komposisi Hakim Agung terdiri dari hakim telah menjadi pedoman bagi auditor negara karir dan nonkarir. Komposisi semacam itu di seluruh dunia, termasuk Indonesia sebagai memberikan keseimbangan dan dinamika salah satu anggotanya. bagi pucuk pimpinan sebuah organisasi untuk saling melengkapi. Karena itu, penyempurnaan UU BPK diharapkan bisa menjadi secercah sinar untuk menyemai Dengan begitu, para auditor yang merintis harapan terbentuknya sistem seleksi pimpinan karir dari nol di BPK bisa memperoleh jaminan yang terbaik kedepannya. Sekaligus, menjadi kesempatan, untuk menapaki anak tangga jalan bagi individu-individu berkualitas untuk menuju puncak karir sebagai pimpinan BPK. mempersembahkan dharma baktinya kepada Dari situlah, proses seleksi alamiah akan negara tercinta Republik Indonesia. bergulir. Talenta-talenta berkualitas bisa 96 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 97

BPK di Provinsi Kalimantan Utara dengan Dalam kerangka memberikan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2012, perubahan Eselon IV pada unit yang terbaik bagi bangsa pemeriksaan yaitu alih fungsi Kepala Seksi menjadi Ketua Tim Senior sebagai tindak lanjut dan negara, BPK justru implementasi JFP, serta pemurnian fungsi administrasi yaitu unit Manajemen Intern ingin menjawabnya lewat Auditorat menjadi unit Sekretariat AKN.

komitmen dan semangat b. Penyempurnaan terhadap fungsi penunjang, antara lain pada Ditama Revbang perbaikan. d.h.i Direktorat Litbang dengan pemekaran Anggota BPK RI Agung Firman Sampurna dalam sebuah sesi tanya jawah seminar Subdirektorat Litbang Pemeriksaan Keuangan penyelenggaraan dan pengawasan keuangan negara. dan Kinerja menjadi dua unit eselon III yaitu internal Pemerintah. Subdirektorat Litbang Pemeriksaan Keuangan dan Subdirektorat Litbang Pemeriksaan Kinerja, Selanjutnya, Tim Penyempurnaan SOTK reposisi fungsi-fungsi di Pusdiklat berdasarkan TERUS MENYEMPURNAKAN STRUKTUR ORGANISASI Pelaksana BPK melakukan beberapa kali spesialisasi diklat yaitu diklat pemeriksaan pembahasan teknis dengan Tim Teknis dan diklat kelembagaan serta memindahkan DAN TATA KERJA Kementerian PAN dan RB, yaitu pada tanggal Pusdiklat di bawah Sekretariat Jenderal, 13 Maret 2014, 7 April 2014, dan 21 Mei 2014. reposisi struktur Direktorat PSMK berdasarkan Di era reformasi, tuntutan pada akuntabilitas Disamping itu, optimalisasi fungsi Perwakilan Hasilnya: fungsi, serta menurunkan fungsi penyiapan dan transparansi pengelolaan keuangan negara BPK juga dilakukan dalam penyempurnaan bahan pendapat dari Eselon II kepada Eselon kian kencang. Karena itu, penyempurnaan ini, yaitu dengan pemberian penugasan a. Penyempurnaan terhadap fungsi dibawahnya pada Direktorat EPP. struktur organisasi dan tata kerja (SOTK) pemeriksaan pengelolaan keuangan pada pemeriksaan meliputi pembentukan Perwakilan BPK menjadi sebuah keniscayaan. Tujuannya instansi vertikal Pemerintah Pusat dan tentu, agar derap langkah BPK kian mantap BUMN di daerah kepada Perwakilan guna menyongsong masa depan yang penuh meningkatkan efektivitas pemeriksaan BPK tantangan. serta meningkatkan daya respon BPK terhadap kasus-kasus penyelewengan penggunaan dana Sejak 2012, BPK sudah menggulirkan proses ini APBN di daerah. dalam bentuk Naskah Akademis Penyempuraan SOTK Pelaksana BPK. Beberapa isinya antara Naskah Akademis tersebut lantas disampaikan lain meliputi pembentukan unit kerja setingkat kepada Pemerintah d.h.i. Menteri eselon I, yakni AKN VIII Bidang Pemeriksaan Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Investigatif. Hal ini dilakukan untuk memenuhi Birokrasi (PAN dan RB) dengan Surat Ketua BPK tingginya permintaan pemeriksaan investigatif RI No. 389/S/I/12/2013 Tanggal 12 Desember serta mengatasi kesulitan perencanaan dan 2013 untuk dikonsultasikan. penganggaran. Karena, selama ini, pemeriksaan investigatif dilakukan oleh tim ad hoc. Gayung pun bersambut. Kementerian PAN dan RB menyatakan dukungan pada pembentukan Penyempurnaan organisasi BPK juga dilakukan Perwakilan BPK di Provinsi Kalimantan Utara, dengan pengurangan 191 eselon IV (kepala pengalihan fungsi pemeriksaan instansi seksi) pada unit teknis pemeriksaan. vertikan K/L kepada Perwakilan BPK, serta Tujuannya untuk menghilangkan adanya penataan organisasi lainnya di lingkungan BPK. perangkapan tugas antara Pejabat Struktural Namun terkait pembentukan AKN VIII Bidang Anggota BPK RI Agus Joko Pramono menyaksikan penandatanganan Better Management Practices di Eselon IV dengan Pejabat Fungsional Ketua Tim Pemeriksaan Investigatif masih diperlukan lingkungan AKN III di Jakarta Pemeriksa. pembahasan yang lebih komprehensif dalam 98 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 99

Anggota BPK RI Rizal Djalil memberikan keterangan kepada pers

Kemudian, pada Ditama Binbangkum terhadap kesekretariatan Perwakilan dengan dilakukan perubahan nomenklatur Analisis memisahkan fungsi hukum dan humas, serta Hukum menjadi Pengembangan Hukum. Pada pengelolaan TI. Itama dilakukan perubahan fungsi menjadi pemerolehan keyakinan mutu pemeriksaan, Sementara itu, tim merekomendasikan pemeriksaan internal dan mutu kelembagaan, penundaan pelaksanaan pembentukan serta penegakan integritas. AKN VIII Bidang Pemeriksaan Investigatif, pengalihfungsian Staf Ahli Bidang Investigatif c. Penyempurnaan pada fungsi kesetjenan, menjadi Staf Ahli Bidang Moneter, Optimalisasi dimulai dengan penguatan Biro SDM dengan fungsi Auditorat V.B dan VI.B, penugasan membentuk satu Eselon III baru yang pemeriksaan instansi vertikal dan BUMN yang menjalankan fungsi pembinaan jabatan memiliki head office di daerah kepada BPK fungsional di BPK, dan Eselon IV sebagai Perwakilan, serta penetapan tipologi BPK pelaksana assessment kompetensi pegawai. Perwakilan.

Penguatan Biro TI dilakukan dengan Pada 30 Mei 2014, Kementerian PAN dan RB pembentukan Eselon III baru yang kemudian memberikan jawaban akhir atas melaksanakan fungsi dukungan pemeriksaan konsultasi penyempurnaan SOTK Pelaksana dan manajemen kinerja teknologi informasi. BPK, melalui Surat Nomor B/2169.2/M.PAN- Penguatan fungsi Biro Umum dengan RB/05/2014 tentang Penataan Organisasi dan membentuk dua eselon IV baru yang Tata Kerja Pelaksana BPK sebagai dampak atas melaksanakan fungsi manajemen aset dan penyempurnaan SOTK Pelaksana BPK, yakni layanan kesekretariatan kepada lima pejabat melalui penambahan satu struktur setingkat Eselon I B. Penyempurnaan Biro Humas dan Eselon II-A dan empat struktur setingkat Eselon LN melalui penggabungan Bagian Hubungan III-A, serta penghapusan 215 struktur setingkat LN dan Bagian Kerjasama LN menjadi Bagian Eselon IV-A. (*) Kerjasama Internasional. Penyempurnaan 100 | LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013

www.bpk.go.id

Biro Humas dan Luar Negeri BPK RI Jalan Gatot Subroto No. 31 Jakarta Pusat 10210 Telp. 021 25549000 ext. 1183 Fax. 021 57953198