ARTIKEL

Judul

IDENTIFIKASI NILAI-NILAI KEPAHLAWANAN MR. I GUSTI KETUT PUDJA DALAM USAHA MERAIH KEMERDEKAAN BANGSA INDONESIA DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA

oleh I Ketut Anom Mahartawan NIM 1114021024

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2015 1

IDENTIFIKASI NILAI-NILAI KEPAHLAWANAN MR. I GUSTI KETUT PUDJA DALAM USAHA MERAIH KEMERDEKAAN BANGSA INDONESIA DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA

Oleh I Ketut Anom Mahartawan*,

Dr. Tuty Maryati, M.Pd**, Ketut Sedana Arta, S.Pd.M.Pd***

Jurusan pendidikan Sejarah

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: [email protected], [email protected], [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Peranan Mr. I Gusti Ketut Pudja dalam usaha meraih kemerdekaan bangsa Indonesia; (2) Nilai-nilai kepahlawanan Mr. I Gusti Ketut Pudja yang dapat diwariskan kepada generasi muda; (3) Pengintegrasian nilai -nilai kepahlawanan beliau sebagai sumber pembelajaran sejarah di SMA. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu: (1) Jenis penelitian menggunakan penelitian kualitatif; (2) Teknik penentuan lokasi penelitian yaitu di Puri Sukasada; (3) Teknik penentuan informan menggunakan purposive sampling; (4) Instrumen penelitian menggunakan pedoman wawancara dan pedoman observasi; (5) Teknik pengumpulan data menggunakan (a) Teknik studi dokumen menggunakan sumber buku dan foto Mr. I Gusti Ketut Pudja (b) Teknik observasi yaitu di Puri Sukasada (c) Teknik wawancara yaitu dengan keluarga Mr. I Gusti Ketut Pudja, legiun veteran Kabupaten Buleleng dan guru sejarah (6) Metode penjamin keabsahan data yaitu triangulasi sumber data dan triangulasi metode; (7) Teknik analisis data yaitu: (a) Pengumpulan data; (b) Reduksi data; (c) Penyajian data; (d) Mengambil Kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Mr. I Gusti Ketut Pudja memiliki peran besar dalam usaha meraih kemerdekaan Indonesia, selama tergabung dalam PPKI beliau melakukan banyak perubahan yang fundamental bagi bangsa dan negara Indonesia; (2) nilai-nilai kepahlawanan yang terkandung dari sosok Mr. I Gusti Ketut Pudja yaitu: (a) Patriotisme; (b) Toleransi; (c) Keberanian; (d) Rela berkorban; (e) Demokrasi; (f) Multikultural; (g) Solidaritas; (3) Nilai- nilai kepahlawanan Mr. I Gusti Ketut Pudja dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran sejarah di SMA dengan menggunakan KTSP pada Kompetensi Dasar (1.1) Menganalisis peristiwa sekitar proklamasi 17 Agustus 1945 dan pembentukan pemerintahan Indonesia.

Kata Kunci: Mr. I Gusti Ketut Pudja, Nilai-nilai kepahlawanan, Sumber belajar sejarah.

2

ABSTRACT

This aims of this study is to determine (1) The role of Mr. I Gusti Ketut Pudja in an attempt to achieve independences of Indonesia; (2) The values of heroism Mr. I Gusti Ketut Pudja that can be pass down to the younger generation; and (3) Integrating values his heroism as a sources of teaching history in senior high school. This study used qualitative research methods, as follows: (1) Type of research uses qualitative research; (2) Mechanical technic determining the location of study is at Puri Sukasada; (3) Mechanical determination of resources uses purposive sampling; (4) The instruments of research uses guidilines of the interview and also guidilines of observation; (5) The technical of data collected (a) Technical of the documents using Mr. I Gusti Ketut Pudja’s books and pictures; (b) Technic of observations is at Puri Sukasada; (c) The technic of interview are with Mr. I Gusti Ketut Pudja’s family, Legiun Veteran Kabupaten Buleleng, and also history teacher; (6) Method of data validity guarantor are triangulated data source and triangulated methods; (7) The technic of analysis data. (a) data collected; (b) data reduction; (c) display data; (d) verification. The results showed that (1) Mr. I Gusti Ketut Pudja has a big roles in attempts for the independence of Indonesia, as PPKI’s member he did a lot of changes that fundamental to the survival of Indonesian statehood; (2) the values of heroism embodied by the figure of Mr. I Gusti Ketut Pudja namely: (a) patriotism; (b) tolerance; (c) courage; (d) self-sacrificed; (e) democracy; (f) multicultural; (g) solidarity; (3) The values of heroism Mr. I Gusti Ketut Pudja could be uses as a source of history education in senior high school with KTSP at Basic Competence (1.1) analyse the events around the proclamation in August, 17 1945 and the Indonesian government establishment.

Keywords: Mr. I Gusti Ketut Pudja, The values of heroism, Sources of history learning.

3

PENDAHULUAN Selanjutnya pada tanggal 7 Agustus 1945 Jepang membubarkan Indonesia adalah negara BPUPKI dan membentuk PPKI yang kaya akan sumber daya alam dengan anggota 21 orang. Salah dan sumber daya manusia, satu anggotanya yaitu Mr. I Gusti sehingga banyak negara asing yang Ketut Pudja. Beliau ditunjuk oleh ingin menguasai wilayah Indonesia. untuk mewakili Sunda Kecil, beliau ditunjuk karena Salah satu bangsa asing yang dianggap memiliki kemampuan dan pernah menjajah Indonesia adalah pengetahuan yang mumpuni. Selain Jepang. Jepang merupakan karena pengalaman beliau yang kekuatan asing di Asia Tenggara pernah mengabdi di Kantor yang memiliki kekuatan militer yang Karesidenan -Lombok, beliau sangat kuat pada masanya. Namun, juga memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi, beliau sebelum Jepang masuk ke menyandang gelar Sarjana Hukum Indonesia, Indonesia sudah berada yang pada saat itu sangat langka. di bawah kekuasaan negara asing lainnya yaitu Belanda. Serangan Akan tetapi peran beliau Jepang yang bertubi-tubi tidak yang sangat besar dalam meraih mampu dibendung oleh Belanda, kemerdekaan bangsa Indonesia tersebut belum banyak diketahui sehingga Belanda menyerah tanpa oleh masyarakat Bali pada syarat kepada Jepang pada tanggal khususnya dan Indonesia pada 8 Maret 1942 melalui perjanjian umumnya. Selain itu juga belum ada Kalijati (Subang Jawa Barat). yang menggunakan Mr. I Gusti Ketut Sebelum berhasil merebut Pudja sebagai sumber pembelajaran Indonesia dari tangan Belanda, sejarah di SMA. Jepang sedang menghadapi perang besar yaitu Perang Asia Timur Raya Kajian tentang sosok Mr. I (bagian dari Perang Dunia II). Gusti Ketut Pudja sudah pernah Perang ini melibatkan dua kubu, dilakukan oleh Rika Umar (1986) yaitu kubu poros dan sekutu. Sadar yang berjudul Mr. I Gusti Ketut Pudja bahwa posisinya terdesak dalam (Riwayat Hidup dan menghadapi Perang Asia Timur Pengabdiannya). Selain pernah Raya, pemerintah Bala Tentara dikaji oleh Rika Umar, sosok Mr. I Jepang berusaha untuk menarik Gusti Ketut Pudja juga sudah pernah simpati bangsa Indonesia dengan di tulis oleh I Made Pageh (2011) berbagai cara, salah satunya yaitu dalam bentuk buku berjudul memberi janji kemerdekaan kepada “Kepahlawanan dan Perjuangan Indonesia namun dalam waktu yang Sejarah Sekitar Proklamasi tidak ditentukan. Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Konteks Untuk merealisasikan janji Lampah Mr. I Gusti Ketut Pudja, kemerdekaan itu, Jepang kemudian 1908-2010). Namun, dalam kajian ini membentuk BPUPKI pada tanggal belum membahas secara intens 29 April 1945, yang bertujuan untuk masalah nilai-nilai kepahlawanan membantu proses kemerdekaan yang terkandung dari sosok Mr. I Indonesia. Namun pada dasarnya Gusti Ketut Pudja yang dapat hal ini hanya untuk menarik simpati dikaitkan pada pembelajaran sejarah rakyat Indonesia agar memberi di SMA. bantuan kepada Jepang untuk Kajian tentang nilai-nilai menghadapi sekutu dalam perang. kepahlawanan Mr. I Gusti Ketut 4

Pudja sangat penting untuk dijadikan alternatif jalur hidup atau tindakan sumber belajar sejarah di SMA yang jelas mendahulukan dikaitkan pada Kurikulum Tingkat kepentingan umum. Satuan Pendidikan (KTSP) kelas XII Berdasarkan paparan diatas IPS. Hal ini dapat dicermati pada SK dapat disimpulkan secara umum (1) Menganalisis pejuangan bangsa bahwa kata pahlawan mengandung Indonesia sejak Proklamasi hingga makna heroisme, mengandung lahirnya Orde Baru, dan KD (1.2) kapasitas sebagai pelindung, Menganalisis peristiwa sekitar penahan dari keadaan bahaya, dia proklamasi 17 Agustus 1945 dan sebagai bemper/tameng dalam pembentukan pemerintahan situasi itu, dengan mengambil Indonesia pada materi upaya peranan sebagai penanggung jawab persiapan kemerdekaan Indonesia dalam keadaan genting. Seseorang dan usaha-usaha mempertahankan tidak bisa menjadi seorang kemerdekaan Indonesia. pahlawan, jika tidak memiliki syarat Adapun judul yang peneliti tentang apa yang sedang terjadi angkat dalam penelitian ini adalah dilingkungan sekitarnya atau yang Identifikasi Nilai-Nilai Kepahlawanan melingkupinya (Pageh, 2011: 7). Mr. I Gusti Ketut pudja Dalam Usaha Meraih Kemerdekaan Bangsa Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Dan Potensinya Sebagai Indonesia (1990: 615), nilai adalah Sumber Pembelajaran Sejarah Di harga. Nilai adalah keberhargaan SMA. (worth) atau kebaikan (goodness). Ada beberapa rumusan Nilai adalah suatu tujuan akhir yang masalah yang dapat peneliti di inginkan, mempengaruhi tingkah rumuskan, yaitu (1) bagaimanakah laku, yang digunakan sebagai peranan Mr. I Gusti Ketut Pudja prinsip atau panduan dalam hidup dalam usaha meraih kemerdekaan seseorang atau masyarakat. Bangsa Indonesia, (2) nilai-nilai Selanjutnya Montefiore dkk (2012: 1) kepahlawanan apakah yang dapat menerangkan bahwa nilai-nilai diwariskan dari perjuangan Mr. I kepahlawanan adalah keberanian, Gusti Ketut Pudja dalam usaha toleransi, dan kesediaan berkorban. meraih kemerdekaan Bangsa Kepahlawanan melibatkan Indonesia bagi generasi muda dan kesediaan mengambil resiko, baik (3) bagaimanakah cara untuk melindungi kaum lemah pengintegrasian nilai-nilai maupun membela kebebasan. kepahlawanan Mr. I Gusti Ketut Pahlawan merasakan kewajiban Pudja sebagai sumber pembelajaran terhadap sesuatu yang lebih dari sejarah di SMA. pada sekedar mengejar Kajian teori yang digunakan kebahagiaan diri. adalah kajian tentang pahlawan dan Berdasarkan beberapa kepahlawanan. Berdasarkan Kamus pendapat di atas dapat disimpulkan Besar Bahasa Indonesia (1990: 636) bahwa nilai-nilai kepahlawanan pahlawan berarti seorang pejuang bersumber dari dalam hati dan budi yang gagah berani, orang yang lebih setiap individu, nilai-nilai itu tumbuh menonjol karena keberanian serta seiring dengan perkembangan pengorbanannya dalam membela kepribadian seseorang serta kebenaran. Sejalan dengan itu kematangan cara berfikir. Sumadio (1983: 289) berpendapat Sumber belajar adalah bahwa seorang pahlawan adalah segala sesuatu yang dapat seorang yang pada suatu saat dimanfaatkan oleh siswa untuk dalam hidupnya telah memilih suatu mempelajari bahan dan pengalaman belajar sesuai dengan tujuan yang 5

hendak dicapai (Sanjaya, 2009: pimpinan dalam Desentralisasi 174). Selain itu, Sumber belajar Kementrian Dalam Negeri, Menjabat merupakan kebutuhan penting yang sebagai Menteri Kehakiman di bisa menjadi sumber informasi, Kabinet Putuhena pada bulan Mei sumber alat, sumber peraga, serta 1950, Sebagai anggota Dewan kebutuhan lain yang diperlukan Pengawas Keuangan dan anggota dalam pembelajaran. Panitia Negara Pembaharuan Undang-Undang Perbendaharaan pada tahun 1954, Menjabat sebagai METODE PENELITIAN Ketua Badan Pengawas Keuangan pada tahun 1957, Menjabat sebagai Penelitian mengenai sosok anggota DEPERNAS pada tahun Mr. I Gusti Ketut Pudja 1960, Menjabat sebagai anggota menggunakan metode penelitian Panitia Negara untuk menyusun kualitatif yaitu: (1) Jenis penelitian sistem perpajakan, UU-P Agrarian yaitu menggunakan penelitian dan Dewan Pertimbangan Sosial, kualitatif (2) Teknik Penentuan lokasi Pada masa purnabhakti tahun 1968 Penelitian yaitu di Puri Sukasada (3) ditunjuk sebagai Komisaris Pembina Teknik Penentuan Informan pada Asuransi Jiwa Bersama Bumi menggunakan purposive sampling Putera 1912. Namun, dalam (4) Instrumen Penelitian penelitian ini peneliti akan menggunakan (a) pedoman membahas peranan beliau sebagai wawancara, (b) pedoman observasi anggota PPKI dan Gubernur Sunda (5) Teknik Pengumpulan Data (a) Kecil. Teknik studi dokumen yaitu menggunakan sumber buku dan foto Pada tanggal 7 Agustus Mr. I Gusti Ketut Pudja (b) Teknik 1945, Jepang membubarkan observasi yaitu di Puri Sukasada (c) BPUPKI dan kemudian membentuk Teknik wawancara yaitu dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan keluarga Mr. I Gusti Ketut Pudja, Indonesia (PPKI) atau dalam bahasa Legiun Veteran Kabupaten Buleleng Jepang Dokuritsu Junbi Inkai, dan guru sejarah (6) Metode dengan anggota 21 orang termasuk Penjamin Keabsahan Data yaitu di dalamnya Mr. I Gusti Ketut Pudja menggunakan triangulasi sumber (Lapian, 1996: 52). Untuk data, (b) triangulasi metode, (7) pengangkatan itu pada tanggal 9 Teknik Analisis Data mengunakan Agustus 1945 Ir. Soekarno, Drs. (a) pengumpulan data, (b) reduksi Mohamad Hatta, dan Dr. Radjiman data, (c) penyajian data (d) Widiodiningrat dipanggil oleh mengambil kesimpulan. Marskal Angkatan Darat Hisaici Tarauci ke Dalat Vietnam Selatan. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembicaraannya adalah menyetujui pembentukan PPKI dan Peranan Mr. I Gusti Ketut Pudja merencanakan pelaksanaan Dalam Usaha Meraih Proklamasi. Ketika itu di Kemerdekaan Bangsa Indonesia terjadi penolakan di kalangan Peranan yang dilakukan oleh pemuda karena sekutu Mr. I Gusti Ketut Pudja memang mengumumkan pemboman sangat besar. Diawali dengan terhadap kota Hirosima dan mengabdi di Kantor Karesidenan Nagasaki tanggal 6 dan 9 Agustus Bali Lombok, sebagai anggota PPKI 1945. Pemuda memandang Jepang mewakili Sunda Kecil, menjabat tidak mungkin dapat memenuhi Gubernur Sunda Kecil, Sebagai janjinya “memberi hadiah” Kemerdekaan Indonesia, sehingga 6

sebelum sekutu datang ke Indonesia para pemuda menjelang pukul menggantikan penjajah jepang, 10.30, telah berdatangan ke Indonesia harus menang dengan Pegangsaan Timur 56 untuk kekuatan sendiri, bukan hadiah menyaksikan upacara pembacaan (Pageh, 2011: 77-78). proklamasi. Hadir dalam pembacaan Proklamasi itu sekitar seratus orang, Karena golongan tua (Bung diantaranya terdapat Mr. I Gusti Karno-Bung Hatta) tetap pada Ketut Pudja. pendiriannya tidak mau gegabah dan penuh kehati-hatian dalam Setelah pembacaan menanggapi situasi politik genting proklamsi selanjutnya adalah itu, maka para pemuda memutuskan penyusunan tatanan mengenai untuk “mengamankannya dari kehidupan kenegaraan. Rapat pengaruh Jepang” dengan pertama yang diadakan oleh PPKI membawanya ke Rengas Dengklok. setelah proklamasi berlangsung Perundingan di Rengas Dengklok ini pada 18 Agustus 1945 tujuannya menghasilkan kesepakatan bahwa yaitu untuk membahas masalah proklamasi akan dilaksanakan rancangan Dasar Negara yaitu sesegera mungkin tanpa menunggu Pancasila yang dibuat pada tanggal kemerdekaan hadiah Jepang (Umar, 22 Juni 1945 dan UUD yang telah 1986: 24). disiapkan oleh BPUPKI, khususnya pada kalimat “Ketuhanan dengan Peristiwa Rengas Dengklok kewajiban menjalankan syariat Islam terjadi pada tanggal 16 Agustus bagi pemeluk-pemeluknya” karena 1945 dini hari, berkat bantuan pemeluk agama lain merasa Ahmad Subardjo dengan memberi keberatan terhadap kalimat tersebut. jaminan keamanan dan Sebelum rapat dimulai, atas usul Mr. memperkenankan para pemuda ikut I Gusti Ketut Pudja, Soekarno dan dalam merumuskan naskah Hatta meminta Ki Bagus proklamasi, maka malam itu juga Hadikusumo, K.H. , Soekarno-Hatta diantar ke Jakarta. Mr. Kasman Singodimedjo, Mr. Langsung menuju rumah kediaman Teuku Mohammad Hasan untuk Laksamana Maeda di jalan Imam membicarakan Sila Pertama Dasar Bonjol Jakarta. Di rumah inilah Negara , yang berbunyi “Ketuhanan proses naskah proklamasi Indonesia Yang Maha Esa dengan kewajiban digodok dan ditandatangani oleh menjalankan syariat Islam bagi Soekarno-Hatta atas nama bangsa pemeluk-pemeluknya”. Beberapa Indonesia. Penggarap konsep orang anggota tersebut dengan naskah Proklamasi adalah Ir. dipimpin oleh Hatta masuk ke dalam Soekarno, Drs. Mohamad Hatta, Mr. salah satu ruangan untuk bertukar Subardjo (golongan tua) dan pikiran mengenai cara pemecahan , Mbah Diro, B.M Diah masalah tersebut. Akhirnya dalam (golongan muda) dalam ruangan waktu 15 menit dicapai kata sepakat terpisah yang ikut menyaksikan untuk menghilangkan kalimat penyusunan naskah Proklamasi itu. “dengan kewajiban menjalankan Sedangkan yang hadir di rumah syariat Islam bagi pemeluk- Laksmana Muda Maeda adalah pemeluknya”. Selanjutnya hasil hampir seluruh anggota PPKI pertemuan singkat itu dibahas dalam termasuk Mr. I Gusti Ketut Pudja. sidang pleno dan seluruh peserta (Pageh, 2011: 78-79). sidang menyepakati perubahan Sebagaimana yang telah tersebut (Umar, 1986: 34). disepakati semula, para anggota Rapat dimulai pada pukul PPKI, para pemimpin Indonesia dan 11.30-13.30 dan dipimpin oleh 7

Soekarno-Hatta. Pada kesempatan Sejak saat itulah Mr. I Gusti Ketut itulah Mr. I Gusti Ketut Pudja Pudja menjabat sebagai Gubernur kembali melakukan usulan Sunda Kecil yang pertama. perubahan pada alinea ketiga pembukaan UUD 1945 yang Setelah ditetapkan sebagai berbunyi “atas berkat rakhmat Allah” Gubernur Sunda kecil dan kata “Allah” di ganti dengan “Tuhan” menyelesaikan tugasnya sebagai saja (Pageh, 2011: 92-93). wakil Sunda Kecil dalam PPKI, pada tanggal 23 Agustus 1945 Mr. I Gusti Dengan demikian Indonesia Ketut Pudja kembali ke Bali. telah memiliki landasan kehidupan Kedatangannya tidak segera bernegara yang meliputi dasar diberitahu kepada para pemuda negara yaitu UUD 1945. Sebelum revolusioner. Kemudian pada rapat PPKI berakhir Soekarno keesokan harinya barulah beliau selaku Presiden menunjuk Sembilan menyampaikan bahwa orang anggota panitia kecil yaitu Kedatangannya ke Bali membawa Otto Iskandar Dinata, Subardjo, mandat pengangkatannya sebagai Sayuti Melik, Iwa Kusumassumantri, Gubernur Sunda Kecil dan Wiranatakusumah, dr. Amir, A.A pengangkatan Ida Bagus Manuaba Hamidan, Mr. I Gusti Ketut Pudja sebagai Ketua Komite Nasional dan Dr. Ratulangi. Panitia kecil ini Daerah Sunda Kecil. Untuk ditugaskan untuk menyusun melengkapi pemerintahannya maka rancangan yang bersifat mendesak, dibentuklah Badan Pekerja yang yaitu masalah pembagian wilayah anggotanya antara lain terdiri atas negara, kepolisian, tentara Mohamad Ansar, I Gusti Bagus Oka kebangsaan dan perekonomian dan Ida Bagus Putra Manuaba. (Umar, 1986: 36). Daerah yang berada di bawah kekuasaan Gubernur Sunda Kecil Kemudian sidang dilanjutkan meliputi Bali, Lombok, Sumbawa, lagi pada tanggal 19 Agustus 1945, Sumba, Flores, Selor, Alor, Rote, agenda pertama yaitu membahas Timor, Sabu, dan Wetar, Singaraja tentang hasil kerja panitia kecil ditetapkan sebagai Ibukota Provinsi pimpinan Otto Iskandar. Sebelum Sunda Kecil (Pendit, 1979: 69; sidang dimulai Soekarno menunjuk Pageh, 2011: 96). Ahmad Subardjo dan Sutardjo untuk membentuk panitia kecil yang Mr. I Gusti Ketut Pudja merencanakan pembentukan selaku gubernur mulai melakukan kementrian. Hasil kerja panitia kecil gerakan politiknya yaitu pimpinan Otto Iskandar kemudian melaksanakan mandat dari presiden dibahas dan menghasilkan untuk mengamankan proklamasi keputusan sebagai berikut, pertama dan merebut kekuasaan dari tangan yaitu pembagian wilayah Republik Jepang, maka Mr. I Gusti Ketut Indonesia menjadi delapan provinsi Pudja melakukan desakan politik beserta calon gubernurnya yaitu: kepada Jepang dengan mengajukan Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa tuntutan. Adapun tuntutan tersebut Timur, Borneo (calon Ir. Moh. Noor), yaitu, bendera Jepang yang Sulawesi (calon Dr. G.S.S.J dikibarkan di kantor-kantor agar Ratulangi), Sunda Kecil (Mr. I Gusti diturunkan dan diganti dengan Ketut Pudja), Sumatera (calon Mr. T. bendera Merah Putih, pemakaian Mohamad Hasan), dan dua daerah waktu Jepang diganti dengan Istimewa Yogyakarta dan Surakarta. pemakaian waktu Indonesia, Kedua, adanya Komite Nasional suasana perang seperti pembatasan (juga daerah) (Umar, 1986: 36). jam malam, pemadaman lampu dan 8

sebagainya agar dicabut dan Para pemuda dan masyarakat turut pengambilalihan tenaga administrasi mengiringi perjalanan tersebut oleh bangsa Indonesia sendiri. dengan meneriakkan kata merdeka Namun tuntutan tersebut ditolak oleh sambil membawa bendera Merah pihak Jepang, hal ini menimbulkan Putih (Pageh, 2011: 99; Umar, 1986: kebencian dari para pemuda, akan 41). tetapi mereka sudah tidak memiliki kekuatan persenjataan lagi karena Gesekan terus terjadi antara PETA telah dibubarkan dan pemuda pejuang Bali dan pihak organisasi pemuda belum tersusun Jepang di tambah lagi dengan rapi untuk melakukan perlawanan kedatangan tentara sekutu. Oleh terhadap pihak Jepang (Umar, 1986: karena itu maka Mr. I Gusti Ketut 40). Pudja beserta pimpinan TKR segera mengadakan rapat untuk Selain melakukan desakan memperkuat pertahanan. Rapat politik terhadap Jepang, Mr. I Gusti diadakan pada tanggal 8 Desember Ketut Pudja juga melakukan usaha 1945 di markas TKR Denpasar. untuk menyatukan kedelapan raja dalam rapat ini diputuskan akan yang ada di Bali. Bersama dengan melakukan serangan terhadap Ida Bagus Putra Manuaba beliau tangsi-tangsi Jepang yang ada berkeliling Bali untuk menyampaikan diseluruh Bali untuk merebut senjata berita Proklamasi dan meminta yang sangat dibutuhkan oleh para dukungan raja-raja untuk pejuang. Namun penyerangan ini mendukung pemerintahan Sunda mengalami kegagalan karena Kecil. Beliau juga mengirim utusan sebelumnya rencana ini sudah ke Lombok dan Sumbawa Besar. dibocorkan oleh antek-antek Setelah kembali dari perjalanannya, penjajah atau penghianat Mr. I Gusti Ketut Pudja mendapat perjuangan. Dampak dari serangan laporan dari I Made Putu selaku tersebut ternyata sangat luas, Mr. I pimpinan BKR tentang kebulatan Gusti Ketut Pudja beserta pimpinan tekad para pemuda untuk bertindak lainnya ditangkap pada tanggal 13 tegas terhadap pemerintahan Desember 1945 dan ditahan selama Jepang. Pada kesempatan itu I satu bulan (Pageh, 2011: 104; Made Putu mengusulkan untuk Wirawan, 2012: 106). mengultimatum pihak Jepang. Hal ini disepakati oleh Mr. I Gusti Ketut Pada tanggal 2 Maret 1946, Pudja dan para kepala jawatan di tampak iring-iringan kapal Gajah Sunda Kecil. Dalam ultimatum itu Merah mendarat di Pantai Sanur. disebutkan bahwa Jepang harus Setibanya di Sunda Kecil mereka menyerahkan kekuasaan kepada langsung ingin bertemu dengan Gubernur Sunda Kecil. Apabila Gubernur Mr. I Gusti Ketut Pudja, tuntutan itu tidak dipenuhi, maka pertemuan ini dimaksudkan untuk keamanan pihak Jepang tidak menghindari kesalah pahaman terjamin lagi, sedangkan masyarakat mengenai kedatangan pemerintahan nasional RI setempat tentara sekutu ke Bali. Kemudian akan melakukan pemogokan. disampaikan bahwa kedatangan mereka ke Bali yaitu untuk melucuti Setelah selesai melakukan senjata tentara Jepang, mengurus persiapan Mr. I Gusti Ketut Pudja tawanan perang dan menjaga dan Ida Bagus Putra Manuaba serta keamanan umum. Pada sore hari kepala jawatan setempat berangkat setelah melakukan pertemuan, menuju kediaman Cookan untuk tentara NICA mulai memancing menyampaikan ultimatum tersebut. kerusuhan dengan menurunkan 9

bendera Merah Putih secara paksa Generasi muda pada di Denpasar. Pada tanggal 11 Maret dasarnya adalah suatu kelompok 1946, secara tiba-tiba tentara NICA manusia yang diharapkan mampu mengepung kediaman Mr. I Gusti menjadi penerus kegiatan generasi Ketut Pudja di bawah pimpinan tua yang dianggap baik. Generasi Kapten Smith. Kemudian Mr. I Gusti muda adalah sosok penerus Ketut Pudja beserta pemimpin kepemimpinan bangsa di masa lainnya ditahan dan di bawa ke depan yang lebih baik (Budiyasa, Denpasar dengan alasan bahwa 2010: 108). keamanan dan ketertiban tidak terjamin dan terjadi pembunuhan Nilai-nilai yang dapat dimana-mana. Kejadian yang sama diwariskan dari perjuangan Mr. I juga terjadi di Daerah Denpasar. Gusti Ketut Pudja, yaitu: Nilai Lagi-lagi ini hanya alasan dari NICA patriotisme, nilai toleransi, nilai agar pemerintahan tidak berjalan keberanian, nilai rela berkorban, nilai dengan kondusif (Pendit, 1979: 143- demokratis, nilai multikultural dan 144). nilai solidaritas. Nilai-nilai tersebut bias dijadikan sebagai dasar untuk Disamping itu, Belanda menumbuhkan kesadaran sejarah dengan politk devide et impera-nya dan cinta tanah air bagi generasi berusaha melemahkan kekuasaan muda bangsa Indonesia. Pemerintahan Republik Indonesia dengan mendirikan negara-negara Pengintegrasian Nilai-Nilai boneka. Pada tanggal 15 Juli 1946 Kepahlawanan Mr. I Gusti Ketut Letnan Jendera H.J Van Mook Pudja Sebagai Sumber mengadakan suatu konferensi di Pembelajaran Sejarah Di SMA Malino (sebelah utara Makassar). Dan konferensi ini memutuskan: Nilai-nilai kepahlawanan Mr. I Negara Indonesia nantinya harus Gusti Ketut Pudja dapat dijadikan berbentuk federasi, sebelum negara sebagai sumber pembelajaran federal terbentuk, maka di dalam sejarah di SMA berdasarkan masa peralihan ini kedaulatan ada Kurikulum Tingkat Satuan ditangan Belanda dan negara Pendidikan (KTSP) dan nilai-nilai federal itu nantinya berhubungan kepahlawanan tersebut, dapat erat dengan Kerajaan Belanda dikaitkan pada ranah pembelajaran (Umar, 1986: 56). kognitif dan afektif. Pada ranah kognitif siswa diharapkan mampu Kemudian setelah Konferensi memahami, mengaplikasi, Malino, disusul dengan suatu menganalisis, mensintesis, dan konfersensi yang akan diadakan di kemampuan mengevaluasi tentang Denpasar Bali. H.J Van Mook telah materi peranan Mr. I Gusti Ketut memiliki konsep tidak jauh berbeda Pudja dalam usaha meraih seperti yang disodorkan pada waktu kemerdekaan Bangsa Indonesia konferensi Malino. Konferensi sesuai dengan Kompetensi Dasar Denpasar itu direncanakan untuk (KD) yaitu menganalisis peristiwa melahirkan sebuah negara dengan proklamasi 17 Agustus 1945 dan nama Negara Indonesia Timur (NIT). pembentukan pemerintahan Indonesia pada materi upaya Nilai-Nilai Kepahlawanan Mr. I persiapan kemerdekaan indonesia. Gusti Ketut Pudja Yang Dapat Pada ranah afektif diharapkan Diwariskan Bagi Generasi Muda peserta didik tidak hanya mempelajari dan memahami materi tentang Peranan Mr. I Gusti Ketut 10

Pudja dalam usaha meraih membubarkan BPUPKI pada kemerdekaan Bangsa imdonesia tanggal 7 Agustus 1945. Selanjutnya tetapi peserta didik juga harus Jepang membentuk Panitia mempelajari dan memahami nilai- Persiapan Kemerdekaan Indonesia nilai kepahlawanan Mr. I Gusti Ketut (PPKI) yang beranggotakan 21 Pudja, seperti: patriotisme, rela orang, termasuk di dalamnya adalah berkorban, multikultural, demokrasi, Mr. I Gusti Ketut Pudja sebagai wakil , keberanian, solidaritas dan lain- dari Sunda Kecil. lain, agar peserta didik dapat Beberapa perubahan yang meneladani nilai-nilai tersebut di fundamental yang dilakukan oleh Mr. tegah-tengah terjadinya krisis nilai- I Gusti Ketut Pudja dalam rangka nilai moral dan kesadaran sejarah. pembentukan kehidupan berbangsa Untuk bisa menyampaikan dan bernegara. Salah satunya yaitu materi dengan baik mengenai nilai- dalam pembentukan dasar negara nilai kepahlawana tersebut maka yang kita sebut sebagai Pancasila. Dalam suatu proses pembelajaran, Mr. I Gusti Ketut Pudja mengusulkan maka harus terlebih dahulu di perubahan pada sila pertama yang integrasikan ke dalam silabus dan berbunyi “Ketuhanan Yang Maha RPP, karena silabus dan RPP Esa dengan kewajiban menjalankan merupakan acuan guru dalam syariat Islam bagi pemeluk- merencanakan pelajaran yang akan pemeluknya” kata “…dengan diberikan kepada peserta didik. Guru kewajiban…” diusulkan untuk dituntut untuk lebih kreatif dalam dihilangkan. Seperti yang kita lihat menyampaikan materi kepada sekarang dalam Pancasila, sila peserta didik agar maksud dan pertama berbunyi “Ketuhanan Yang tujuan pembelajaran sejarah dapat Maha Esa”. Selain itu beliau juga tersampaikan dengan baik. Begitu mengusulkan perubahan pada pula dengan penjabaran nilai-nilai alinea ke tiga pembukaan UUD 1945 kepahlawanan di balik sosok Mr. I yang berbunyi “atas berkat rakhmat Gusti Ketut Pudja. Allah” kata “Allah” diganti dengan “Tuhan”. SIMPULAN DAN SARAN Setelah PPKI dibubarkan pada tanggal 22 Agustus 1945, Simpulan beliau ditunjuk oleh Sukarno Berdasarkan hasil penelitian menjabat sebagai Gubernur Sunda maka dapat disimpulkan bahwa Kecil yang pertama dan pada Terdesaknya Jepang berdampa tanggal 23 Agustus beliau kembali pada pemberian janji kemerdekaan ke tanah kelahirannya yaitu Bali. kepada Indonesia, Jepang berharap Dalam perjalanannya sebagai bahwa rakyat Indonesia akan gubernur banyak prestasi yang memberi dukungan penuh kepada diraih, salah satunya adalah berhasil Jepang untuk menghadapi tentara mengibarkan bendera Merah Putih sekutu. Untuk mewujudkan janji di Bali untuk yang pertama kalinya. tersebut, Jepang membentuk suatu Dalam perjuangan Mr. I Gusti Badan Penyelidik Usaha Ketut Pudja mengandung nilai-nilai Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) kepahlawanan dalam usaha meraih pada tanggal 29 April 1945. kemerdekaan bangsa indonesia. Tujuannya yaitu untuk Nilai-nilai kepahlawanan Mr. I Gusti mempersiapkan kemerdekaan Ketut Pudja tersebut nantinya dapat Indonesia. diwariskan ataupun diteladani oleh Setelah kerja BPUPKI dirasa generasi muda bangsa seperti, nilai : cukup, kemudian Jepang (1) nilai patriotisme, (2) nilai

11

toleransi, (3) nilai keberanian, (4) kesempatan yang berbahagia ini, nilai rela berkorban, (5) nilai penulis mengucapkan terimakasih demokratis, (6) nilai multikultural, (7) yang setulus-tulusnya kepada, (1) nilai solidaritas. Dr. Tuty Maryati, M.Pd selaku Selain dapat diwariskan pembimbing I, (2) Ketut Sedana kepada generasi muda, Nilai-nilai Arta, S.Pd, M.Pd selaku pembimbing kepahlawanan Mr. I Gusti Ketut II dan (3) Dr. Luh Putu Sendratari, Pudja nantinya bisa dikaitkan pada M.Hum selaku penguji dan Kompetensi Dasar (KD) dan Nilai pembimbing III. Serta kepada semua Budaya dan Karakter Bangsa pada pihak yang telah berkontribusi dalam Kurikulum Tingkat Satuan penelitian ini baik secara langsung Pendidikan (KTSP) di SMA kelas XII maupun tidak langsung semester ganjil. Seperti yang tertara pada Kompetensi Dasar Kurikulum Daftar Rujukan Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMA kelas XII semester ganjil, Lapian, A. B. 1996. Terminologi dengan Kompetensi Dasar (KD) Sejarah 1945-1950 & 1950- “Menganalisis peristiwa sekitar 1959. Jakarta: cv. Defit Prima proklamasi 17 Agustus 1945 dan Karya Jakarta. pembentukan pemerintahan Montefiore, Simon Sebag, dkk. Indonesia pada materi “ Upaya Pahlawan Dalam Sejarah persiapan kemerdekaan Indonesia”. Dunia. 2012. Jakarta: Erlangga. Saran Pageh, I Made. 2011. Sebagai akhir dari tulisan ini, Kepahlawanan dan peneliti memberikan saran dan Perjuangan Sejarah Sekitar masukan kepada pihak-pihak terkait Proklamasi Kemerdekaan seperti: (1) Guru Sejarah, Guru Negara Kesatuan Republik sejarah dalam menyampaikan Indonesia Konteks lampah Mr. materi pelajaran sejarah, khusunya I Gusti Ketut Pudja, 1908- guru-guru yang mengajar di sekitar 2010. Denpasar: Pustaka wilayah Sukasada dan Buleleng Larasan. supaya mengaitkan materi pelajaran Pendit, S. Nyoman. 1979. Bali dengan lingkungan sekitar seperti Berjuang. Jakarta: Gunung perjuangan Mr. I Gusti Ketut Pudja Agung. (2) sekolah, hendaknya lebih Umar, Rika. 1986. Mr. I Gusti Ketut memperluas materi pelajaran yang Pudja (Riwayat Hidup dan ada disekolah terutama sekolah Pengabdiannya). Jakarta: yang berada di tanah kelahiran Mr. I Departemen Pendidikan dan Gusti Ketut Pudja (3) Bagi generasi Kebudayaan Direktorat muda, Agar meneladani dan Sejarah dan Nilai Tradisional mengaplikasikan nilai-nilai yang Proyek Inventarisasi dan terkandung pada sosok Mr. I Gusti Dokumentasi Sejarah Ketut Pudja. Nasional. Wirawan. A.A. Bagus. 2012. UCAPAN TERIMAKASIH Pusaran Revolusi Indonesia di Terselesaikannya artikel ini Sunda Kecil (1945-1950). tidak terlepas dari kontribusi dan Denpasar: Udayana bantuan berbagai pihak yang telah University Press. memberikan motivasi, arahan dan bimbingannya dalam menyusun artikel ini. Untuk itu dalam

12