HUMANIS Journal of Arts and Humanities

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

HUMANIS Journal of Arts and Humanities HUMANIS Journal of Arts and Humanities p-ISSN: 2528-5076, e-ISSN: 2302-920X Terakreditasi Sinta-4, SK No: 23/E/KPT/2019 Vol 25.2 Mei 2021: 214-222 Pergulatan Perempuan dalam Revolusi Fisik di Bali I Nyoman Sukiada, Anak Agung Ayu Girindra Wardani, Ni Wayan Sri Rahayu Universitas Udayana, Denpasar, Bali, Indonesia Email korespondensi: [email protected] , [email protected] , [email protected] Info Artikel Abstract Masuk: 4 Maret 2021 This study discusses the role of women in the Physical Revolution Revisi:18 April 2021 in Bali. The appearance of a woman in the history of politics in Diterima: 29 April 2021 Bali as a leader has been seen since ancient Balinese times. However, the rise of women seems to have only been seen when Keywords: Struggle, Women, the government established the Shanti Girls School. Armed with Physical Revolution knowledge and experience in the field of organization, Balinese women are aware of the importance and meaning of independence for a nation. When the Dutch colonial government and NICA troops returned to occupy Bali in March 1946, women played a very important role in defending the independence of the Republic of Indonesia. Women played various roles, such as in the logistics sector as a member of the soup kitchen in charge of providing various types of food to the fighters; in the health sector by helping fighters who were injured and also supplying various types of medicine to the fighters; as a liaison in charge of conveying information on the state of the fighters and the state of the enemy to the leader of the fighters. Abstrak Kata kunci: Pergulatan, Studi ini membahas mengenai peranan perempuan pada Perempuan, Revolusi Fisik Revolusi Fisik di Bali. Tampilan seorang perempuan dalam sejarah perpolitikan di Bali sebagai pemimpin sudah tampak Corresponding Author: sejak zaman Bali Kuno. Namun kebangkitan perempuan seolah- I Nyoman Sukiada olah baru terlihat ketika pemerintah mendirikan Sekolah Email: Perempuan Shanti. Berbekal pengetahuan dan pengalaman [email protected] dalam bidang organisasi para perempuan Bali menyadari DOI: betapa penting arti dan makna kemerdekaan bagi suatu bangsa. https://doi.org/10.24843/JH.2 Pada saat pemerintah kolonial Belanda dengan tentara NICA 021.v25.i02.p10 kembali menduduki Bali pada bulan Maret 1946, kaum perempuan sangat berperan dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Berbagai peranan dilakukan oleh kaum perempuan seperti bidang logistik sebagai anggota dapur umum yang bertugas memberikan berbagai jenis makanan kepada para pejuang; dalam bidang kesehatan dengan membantu para pejuang yang mengalami luka-luka dan juga memasok berbagai jenis obat kepada para pejuang; sebagai penghubung yang bertugas menyampaikan informasi keadaaan para pejuang dan keadaan musuh kepada pimpinan pejuang. 214 215 | I Nyoman Sukiada, A. A. Ayu Girindra Wardani, Ni Wayan Sri Rahayu Vol 25.2 Mei 2021 PENDAHULUAN Maret 1946. Pendaratan kapal pasukan Kedatangan Mr. I Gusti Ketut Pudja Gajah Merah membawa Pemerintahan di Bali pada tanggal 23 Agustus 1945 Sipil Hindia Belanda (Nederlandsch membawa berita proklamasi disambut Indies Civil Administration), suatu antusias oleh masyarakat Bali. Di resimen di bawah pimpinan Kolonel samping menyampaikan berita Infanteri F.H. ter Meulen. Dalam waktu proklamasi Mr. Pudja juga membawa yang sangat singkat tentara NICA sudah mandat pengangkatannya sebagai bergerak ke berbagai daerah di Bali. Gubernur Sunda Kecil dan mandat Kelompok elite tradisional (raja-raja) pengangakatan Ida Bagus Putra Manuaba yang pada awalnya bersimpati kepada sebagai Ketua Komite Nasional (KNI) proklamasi kemerdekaan akhirnya Provinsi Sunda Kecil. Pengangkatan Mr. berbalik mendukung kekuasaan tentara Pudja sebagai gubernur dan Putra NICA di daerahnya masing-masing. Manuaba sebagai ketua KNI Terjadinya situasi pro-kontra menunjukkan bahwa pemerintahan terhadap proklamsi kemerdekaan Republik Indonesia sudah eksis di daerah akhirnya menimbulkan gejolak di seluruh Sunda Kecil. Lagu Sorak-Sorak daerah Bali yang dalam pembabakan Bergembira dikumandangkan khususnya sejarah dikenal dengan masa Revolusi oleh para pemuda yang telah Fisik. Gejolak yang terjadi melibatkan menghimpun diri dalam kelaskaran atau golongan elite pemuda pejuang yang kesantrian seperti Pemuda Rakyat tergabung dalam orgaanisasi kemeliteran Indonesia (PRI), Angkatan Pemuda dan organisasi sipil sosial politik dan juga Indonesia (API), Pemuda Sosialis melibatkan kaum perempuan. Kesadaran Indonesia (PSI), dan Pemuda-Pemudi kaum perempuan untuk terjun dalam Republik Indonesia (PPRI). Setelah kancah revolusi menarik untuk diteliti organisasi kelaskaran terbentuk akhirnya karena secara sosiokultural kaum pada tanggal 31 Agustus 1945 dibentuk perempuan Bali sering diberi lebel Badan Keamanan Rakyat (BKR) di sebagai mahluk yang lemah, pasif, bawah pimpinan Made Putu sebagai cengeng, emosional dan mahluk natural representasi kekuatan rakyat yang atau alamiah. Hal tersebut tidak bertugas menjaga keamanan masyarakat selamanya benar karena kaum perempuan dalam suasana revolusi. Pada tanggal 1 khususnya di Bali turut serta dalam November 1945 Badan Keamanan perjuangan revolusi fisik dan berperan Rakyat berubah menjadi Tentara dalam berbagai bidang memberi andil Keamanan Rakyat (TKR). Dalam waktu dalam mendukung perjuangan untuk singkat setelah TKR terbentuk maka mempertahankan kemerdekaan di Bali. dibentuk juga Palang Merah Indonesia Oleh karena itu lah, penelitian ini penting (PMI) di Singaraja di bawah pimpinan untuk di ungkap guna mengetahui lebih atau koordinator Nyonya Hadiwijoyo. dalam mengenai keterlibatan perempuan Pada bulan-bulan awal revolusi dalam mempertahnkan kemerdekaan di masyarakat Bali baik dari golongan elite Bali. Sehingga tidak ada lagi anggapan modern maupun dari kalangan aristokrasi bahwa perempuan adalah sosok yang penguasa tradisional memberi dukungan lemah dan selalu membutuhkan terhadap revolusi Indonesia (Kahin, perlindungan dari seorang laki-laki. 1980: 5). Kegembiraan masyarakat Bali Mengingat sejauh ini realitas mengenai dalam menyambut dan merayakan hari kehidupan perempuan Indonesia masih kemerdekaan terusik setelah mendaratnya banyak mengalami pengekangan, kapal yang mengangkut pasukan Gajah penindasan dan pembodohan terutama Merah di pantai Sanur pada tanggal 2 pengekangan yang terjadi terhadap Pergulatan Perempuan dalam Revolusi Fisik di Bali | 216 perempuan Indonesia akibat persepsi dari ilmu psikologi, sosiologi dan yang salah terhadap peran istri dalam antropologi. Dalam ketiga ilmu tersebut, kehidupan rumah tangga (Safitri, istilah “peran” diambil dari dunia teater. 2018:1). Di lihat dari perkembangan Dalam teater, seorang aktor harus suatu bangsa, masyarakat dan ideologi bermain sebagai seorang tokoh tertentu suatu negara peranan seorang perempuan dan dalam posisinya sebagai tokoh ia tentu menjadi suatu persoalan yang diharapkan untuk berperilaku secara sangat penting untuk dikaji dan dipahami tertentu. Bilton sebagaimana dikutip karena pada dasarnya perempuan dan dalam Edy Suhardono menyatakan laki-laki sama-sama memiliki peranan bahwa peran sosial mirip dengan peran penting untuk menciptakan masyarakat yang dimainkan seorang aktor, yang sosialis. maksudnya orang yang memiliki posisi- posisi atau status-status tertentu dalam METODE DAN TEORI masyarakat diharapkan untuk berperilaku Penelitian ini menggunakan metode dalam cara-cara tertentu yang bisa kualitatif yang merupakan tradisi yang diprediksikan, seolah-olah sejumlah dikembangkan oleh ilmu-ilmu sosial dan "naskah" (scripts) sudah disiapkan untuk budaya yang secara fundamental mereka. Namun harapan-harapan yang tergantung atas pengamatan manusia terkait dengan peran-peran ini tidak dalam kawasannya sendiri dan hanya bersifat satu-arah. Seseorang tidak berhubungan dengan orang-orang hanya diharapkan memainkan suatu tersebut dalam bahasa dan peran dengan cara-cara khas tertentu, peristilahannya. Medote kualitatif namun orang itu sendiri juga mengikuti prosedur penelitian yang mengharapkan orang lain untuk menghasilkan data deskriptif, yaitu berperilaku dengan cara-cara tertentu berupa kata-kata tertulis dari perilaku terhadap dirinya (Suhardono, 2016:8). yang diamati (Moleong, 2005: 3, 16). Teori ini digunakan sebagai landasan Teknik pengumpulan data dalam berfikir dalam mengkaji permasalahan penelitian ini menggunakan metode terkait dengan peranan perempuan pada wawancara dalam hal ini yakni saat Revolusi Fisik yakni perempuan Bali wawancara mendalam (in- ikut andil dalam berbagai bidang untuk depthinterview). Teknik penentuan mempertahankan kemerdekaan. informan dilakukan secara purposive sampling, yaitu mereka yang dipandang HASIL DAN PEMBAHASAN memiliki pengetahuan sesuai dengan topik penelitian (Moleong, 2005:16). Kesadaran Perempuan Bali dalam Selanjutnya data akan di olah dengan Berorganisasi menggunakan teknik deskriptif analisis. Berbicara mengenai perempuan Pada tahap ini data-data primer yang maka pemikiran sebagian orang biasanya berupa hasil wawancara digabungkan langsung tertuju pada aktivitas yang dengan data-data sekunder yang berasal sering dilakukan oleh seorang perempuan dari dokumen pendukung. Melalui hasil seperti halnya memasak, mengurus anak, ini dimaksudkan agar pengukuran melayani suami dan berbagai pekerjaan terhadap fenomena sosial tertentu akan rumah lainnya. Seorang perempuan memunculkan deskripsi (gambaran) selalu diposisikan sebagai sosok yang secara sistematis mengenai Pergulatan lemah dalam hal ini yakni sosok yang Perempuan dalam Revolusi Fisik di Bali
Recommended publications
  • Teuku Mohammad Hasan (Sumatra), Soetardjo Kartohadikoesoemo (Jawa Barat), R
    GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA PENGARAH Hilmar Farid (Direktur Jenderal Kebudayaan) Triana Wulandari (Direktur Sejarah) NARASUMBER Suharja, Mohammad Iskandar, Mirwan Andan EDITOR Mukhlis PaEni, Kasijanto Sastrodinomo PEMBACA UTAMA Anhar Gonggong, Susanto Zuhdi, Triana Wulandari PENULIS Andi Lili Evita, Helen, Hendi Johari, I Gusti Agung Ayu Ratih Linda Sunarti, Martin Sitompul, Raisa Kamila, Taufik Ahmad SEKRETARIAT DAN PRODUKSI Tirmizi, Isak Purba, Bariyo, Haryanto Maemunah, Dwi Artiningsih Budi Harjo Sayoga, Esti Warastika, Martina Safitry, Dirga Fawakih TATA LETAK DAN GRAFIS Rawan Kurniawan, M Abduh Husain PENERBIT: Direktorat Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jalan Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Tlp/Fax: 021-572504 2017 ISBN: 978-602-1289-72-3 SAMBUTAN Direktur Sejarah Dalam sejarah perjalanan bangsa, Indonesia telah melahirkan banyak tokoh yang kiprah dan pemikirannya tetap hidup, menginspirasi dan relevan hingga kini. Mereka adalah para tokoh yang dengan gigih berjuang menegakkan kedaulatan bangsa. Kisah perjuangan mereka penting untuk dicatat dan diabadikan sebagai bahan inspirasi generasi bangsa kini, dan akan datang, agar generasi bangsa yang tumbuh kelak tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter. Oleh karena itu, dalam upaya mengabadikan nilai-nilai inspiratif para tokoh pahlawan tersebut Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan kegiatan penulisan sejarah pahlawan nasional. Kisah pahlawan nasional secara umum telah banyak ditulis. Namun penulisan kisah pahlawan nasional kali ini akan menekankan peranan tokoh gubernur pertama Republik Indonesia yang menjabat pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia. Para tokoh tersebut adalah Teuku Mohammad Hasan (Sumatra), Soetardjo Kartohadikoesoemo (Jawa Barat), R. Pandji Soeroso (Jawa Tengah), R.
    [Show full text]
  • Sejarah Paket C Indonesia Merdeka Modul 9 Awal.Indd
    MODUL TEMA 9 MODUL 9 Indonesia Merdeka i Hak Cipta © 2018 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang Kata Pengantar Sejarah Indonesia Paket C Setara SMA/MA Modul Tema 9 : Indonesia Merdeka endidikan kesetaraan sebagai pendidikan alternatif memberikan layanan kepada mayarakat yang Penulis: Sulaiman Hasan karena kondisi geografi s, sosial budaya, ekonomi dan psikologis tidak berkesempatan mengiku- ti pendidikan dasar dan menengah di jalur pendidikan formal. Kurikulum pendidikan kesetaraan Diterbitkan oleh: Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan- P dikembangkan mengacu pada kurikulum 2013 pendidikan dasar dan menengah hasil revisi berdasarkan Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat-Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018 peraturan Mendikbud No.24 tahun 2016. Proses adaptasi kurikulum 2013 ke dalam kurikulum pendidikan kesetaraan adalah melalui proses kontekstualisasi dan fungsionalisasi dari masing-masing kompetensi iv+ 36 hlm + illustrasi + foto; 21 x 28,5 cm dasar, sehingga peserta didik memahami makna dari setiap kompetensi yang dipelajari. Pembelajaran pendidikan kesetaraan menggunakan prinsip fl exible learning sesuai dengan karakteristik peserta didik kesetaraan. Penerapan prinsip pembelajaran tersebut menggunakan sistem pembelajaran modular dimana peserta didik memiliki kebebasan dalam penyelesaian tiap modul yang di sajikan. Kon- sekuensi dari sistem tersebut adalah perlunya disusun modul pembelajaran pendidikan kesetaraan yang memungkinkan peserta didik untuk belajar dan melakukan evaluasi ketuntasan secara mandiri. Tahun 2017 Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat mengembangkan modul pembelajaran pendidikan kesetaraan dengan melibatkan Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemdikbud, para akademisi, pamong belajar, guru dan tutor pendidikan kesetaraan. Modul pendidikan kesetaraan disediakan mulai paket A tingkat kompe- tensi 2 (kelas 4 Paket A).
    [Show full text]
  • Laporan Tahunan Bpk Ri 2013
    LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 1 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TAHUNAN BPK RI 2013 *INDEPENDENSI *INTEGRITAS *PROFESIONALISME LAPORAN TAHUNAN BPK RI - 2013 | 3 Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala limpahan nikmat dan rahmatNya, sehingga kita masih diberi kesempatan untuk terus mengabdi kepadaNya dan berkhidmat kepada Negara dan Bangsa yang kita cintai, Indonesia. Salah satu bentuk khidmat kita kepada Negara ini, adalah diterbitkannya buku Laporan Tahunan BPK Tahun 2013 yang mendokumentasikan secara singkat mengenai gerak langkah dan kontribusi BPK selama tahun 2013. Secara garis besar Laporan Tahunan ini berisi dua gambaran keberhasilan BPK di tahun 2013, yaitu capaian di bidang pemeriksaan dan capaian di bidang institusional. Capaian di bidang pemeriksaan meliputi capaian dalam pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Penuntasan Perhitungan Kerugian Negara atas kasus P3SON Hambalang, Pemeriksaan atas Penyelengaraan Ibadah Haji, Restrukturisasi Merpati, Kontraktor Kontrak Kerja Sama Sektor Migas, dan Penyelenggaraan Ujian Nasional adalah contoh capaian yang menonjol di bidang pemeriksaan. Capaian di bidang institusional antara lain meliputi capaian dalam reformasi birokrasi, implementasi e-Audit, pemenuhan kebutuhan sarana-prasarana, dan peningkatan kerja sama internasional. Selain itu, dalam laporan tahunan 2013 ini disampaikan juga mengenai kesiapan BPK menghadapi tantangan dan perubahan di masa mendatang. Perubahan
    [Show full text]
  • Kemerdekaan Dan Proklamasi Indonesia
    PERSIAPAN KEMERDEKAAN Kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik semakin jelas, sehingga melalui Koiso Kumaika, pada 7 September 1944 Jepang memberi janji kemerdekaan terhadap bangsa Indonesia. Kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik semakin jelas, sehingga pada 1 Maret 1945, Jenderal Kumakichi Harada mengumumkan pembentukan BPUPKI atau Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokoritsu Zyunbi Chosakai). BPUPKI terdiri dari 60 anggota tokoh Indonesia dan 7 anggota tokoh Jepang, dengan: Dr. Radjiman Widyodiningrat sebagai ketua R. Surono sebagai wakil ketua Indonesia Itibangase Yoshio sebagai wakil ketua Jepang BPUPKI melaksanakan dua kali sidang, yaitu: Sidang I (29 Mei – 1 Juni 1945) Menghasilkan rumusan dasar negara: Mr. M. Yamin (29 Mei) Prof. Dr. Supomo (31 Mei) 1. Perikebangsaan 1. Persatuan 2. Perikemanusiaan 2. Kekeluargaan 3. Periketuhanan 3. Mufakat dan Demokrasi 4. Perikerakyatan 4. Musyawarah 5. Kesejahteraan Rakyat 5. Keadilan Sosial Ir. Soekarno (1 Juni) Sidang II (10-16 Juli 1945) 1. Kebangsaan Indonesia 2. Internasionalisme atau Menghasilkan rancangan UUD Perikemanusiaan yang selanjutnya dilakukan oleh 3. Mufakat atau Demokrasi PPKI atau Panitia Persiapan 4. Kesejahteraan Sosial Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Zyunbi Inkai) 5. Ketuhanan yang Maha Esa Pada 22 Juni 1945, terbentuk Panitia Kecil atau Panitia Sembilan yang menghasilkan dokumen berisi asa dan tujuan Negara Indonesia yang dikenal SidangsebagaiIPiagam (29 Mei Jakarta– 1 Juni. 1945) Anggota Panitia Sembilan: Piagam Jakarta 1. Ir. Soekarno 1. Ketuhanan dengan berkewajiban 2. Drs. M. Hatta menjalankan syariat-syariat Islam bagi 3. Mr. M. Yamin para pemeluknya 4. Mr. Ahmad Subardjo 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 5. Mr. A. A. Maramis 3. Persatuan Indonesia 6. Abdulkahar Muzakar 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam 7.
    [Show full text]
  • Proklamasi Kemerdekaan Dan Pembentukan Pemerintahan Indonesia
    PROKLAMASI KEMERDEKAAN DAN PEMBENTUKAN PEMERINTAHAN INDONESIA A. PERSIAPAN PROKLAMASI Pada tanggal 7 agustus 1945, pemerintah Jepang membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sebagai pengganti BPUPKI. PPKI beranggotakan 27 orang, yaitu: 1. Anang Abdul Hamidan 2. Andi Pangeran Pettarani 3. Bandoro Pangeran Hario Purubojo 4. Bendoro Kanjeng Pangeran Ario Suryohamijoyo 5. Dr. G.S.S.J. Ratulangie 6. Dr. Kanjeng Raden Tumenggung Rajiman Wedyodiningrat 7. Dr. M. Amir. 8. Drs. Muhammad Hatta 9. Drs. Yap Tjwan Bing 10. Haji Abdul Wahid Hasyim 11. Haji Teuku Muhammad Hasan 12. Ir. Sukarno 13. Ki Bagus Hadikusumo 14. Ki Hajar Dewantara 15. Mas Sutarjo Kartohadikusumo 16. Mr. Abdul Abbas 17. Mr. I Gusti Ketut Puja 18. Mr. Raden Ahmad Subarjo 19. Mr. Raden Iwa Kusuma Sumantri 20. Mr. Raden Kasman Singodimejo 21. Mr. Yohanes Latuharhary 22. Muhammad Ibnu Sayuti Melik 23. Prof. Dr. Mr. Raden Supomo 24. Raden Abdul Kadir 25. Raden Adipati Wiranatakusuma 26. Raden Oto Iskandardinata 27. Raden Panji Suroso Dari 27 orang di atas beberapa tokoh pergerakan dan golongan minoritas. Ir. Soekarno ditunjuk sebagai ketua, Drs. Moh. Hatta sebagai wakil ketua, dan Mr. Ahmad Soebarjo sebagai penasihat. Pada tanggal 8 agustus 1945 Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan dr. Rajiman Widyodiningrat (mantan ketua BPUPKI), menerima panggilan Marsekal Terauchi, Panglima Tentara Jepang Kawasan Asia Tenggara, agar datang ke markas besarnya di Dalath (Vietnam Selatan). Pada tanggal 9 agustus 1945 mereka berangkat ke Dalath didampingi dua pejabat Gunseikanbu (kantor pemerintahan militer) colonel Nomura dan Miyoshi. Dalam pertemuannya di Dalath, Marsekal Terauchi menyatakan bahwa kemerdekaan Indonesiasudah dapat diumumkan apabila persiapannya sudah selesai. Pada tanggal 14 agustus 1945, rombongan tiba kembali di Jakarta dan disambut oleh Sutan Syahrir yang menyampaikan berita kekalahan Jepang yang didengarnya dari siaran radio luar negeri.
    [Show full text]
  • Mr Johannes Latuharhary Hasil Karya Pengabdiannya.Pdf
    MR. J�hrums Labnhm'hm'U Hasil Karya dan Pengabdiannya Oleh: 1.0. NANULAITTA DEPARTEMEN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DIREKTORAT JENDERAL SEJARAH DAN PURBAKALA DIREKTORAT NILAI SEJARAH 2009 SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL KEBUDAYAAN Proyek lnventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional (IDSN) yang berada pada Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan telah berhasil menerbitkan seri buku biografi dan kesejarahan. Saya menyambut dengan gembira hasil penerbitan tersebut. Buku-buku tersebut dapat diselesaikan berkat adanya kerja sama antara para penulis dengan tenaga-tenaga di dalam Proyek. Karena baru merupakan langkah pertama, maka dalam buku-buku hasil Proyek IDSN itu masih terdapat kelemahan dan kekurangan. Diharapkan hal itu dapat disempurnakan pada masa yang mendatang. Usaha penulisan buku-buku kesejarahan wajib kita tingkatkan mengingat perlunya kita untuk senantiasa memupuk, memperkaya dan memberi corak pada kebudayaan nasional dengan tetap memelihara dan membina tradisi dan peninggalan sejarah yang mempunyai nilai perjuangan · bangsa, kebanggaan serta kemanfaatan nasional. Saya mengharapkan dengan terbitnya buku-buku ini dapat menambah sarana penelitian dan kepustakaan yang diperlukan untuk pembangunan bangsa dan negara, khususnya pembangunan kebudayaan. Akhirnya saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penerbitan ini. Jakarta, Juni 1982 Direktur Jenderal Kebudayaan Prof. Dr. Haryati Soebadio NIP. 130119123 KATA PENGANTAR Proyek lnventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional merupakan salah satu proyek dalam lingkungan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang antara lain mengerjakan penulisan biografi Tokoh yang telah berjasa dalam masyarakat. Adapun pengertian Tokoh dalam naskah ini ialah seseorang yang telah berjasa atau berprestasi di dalam meningkatkan dan mengembangkan pendidikan, pengabdian, ilmu pengetahuan, keolahragaan dan seni budaya nasional di Indonesia .
    [Show full text]
  • Identifikasi Nilai-Nilai Kepahlawanan Mr. I Gusti
    ARTIKEL Judul IDENTIFIKASI NILAI-NILAI KEPAHLAWANAN MR. I GUSTI KETUT PUDJA DALAM USAHA MERAIH KEMERDEKAAN BANGSA INDONESIA DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA oleh I Ketut Anom Mahartawan NIM 1114021024 JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2015 1 IDENTIFIKASI NILAI-NILAI KEPAHLAWANAN MR. I GUSTI KETUT PUDJA DALAM USAHA MERAIH KEMERDEKAAN BANGSA INDONESIA DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA Oleh I Ketut Anom Mahartawan*, Dr. Tuty Maryati, M.Pd**, Ketut Sedana Arta, S.Pd.M.Pd*** Jurusan pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: [email protected], [email protected], [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Peranan Mr. I Gusti Ketut Pudja dalam usaha meraih kemerdekaan bangsa Indonesia; (2) Nilai-nilai kepahlawanan Mr. I Gusti Ketut Pudja yang dapat diwariskan kepada generasi muda; (3) Pengintegrasian nilai -nilai kepahlawanan beliau sebagai sumber pembelajaran sejarah di SMA. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu: (1) Jenis penelitian menggunakan penelitian kualitatif; (2) Teknik penentuan lokasi penelitian yaitu di Puri Sukasada; (3) Teknik penentuan informan menggunakan purposive sampling; (4) Instrumen penelitian menggunakan pedoman wawancara dan pedoman observasi; (5) Teknik pengumpulan data menggunakan (a) Teknik studi dokumen menggunakan sumber buku dan foto Mr. I Gusti Ketut Pudja (b) Teknik observasi yaitu di Puri Sukasada (c) Teknik wawancara yaitu dengan keluarga Mr. I Gusti Ketut Pudja, legiun veteran Kabupaten Buleleng dan guru sejarah (6) Metode penjamin keabsahan data yaitu triangulasi sumber data dan triangulasi metode; (7) Teknik analisis data yaitu: (a) Pengumpulan data; (b) Reduksi data; (c) Penyajian data; (d) Mengambil Kesimpulan.
    [Show full text]
  • Irma Kristanti-150210302086.Pdf
    DigitalDigital RepositoryRepository UniversitasUniversitas JemberJember PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL BORG AND GALL SKRIPSI Oleh Irma Kristanti NIM 150210302086 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2019 i DigitalDigital RepositoryRepository UniversitasUniversitas JemberJember PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SEJARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODEL BORG AND GALL SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Strata Satu (S1) Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember dan mencapai gelar Sarjana Pendidikan Oleh Irma Kristanti NIM 150210302086 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2019 ii DigitalDigital RepositoryRepository UniversitasUniversitas JemberJember PERSEMBAHAN Skripsi ini dipersembahkan untuk: 1. Bapak Selat dan Ibu Ismah beserta keluarga besar yang senantiasa mendoakan, memberikan dukungan moril dan materi serta motivasi selama ini; 2. Bapak Sofyan dan Ibu Rubi’ah beserta keluarga yang senantiasa mendoakan, memberikan dukungan dan semangat; 3. Bapak KH. Hamam dan Ibu Hj. Isniyatul Ulya selaku pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswi Al-Husna yang senantiasa mendoakan dan membimbing selama
    [Show full text]
  • Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan Di Jawa Barat
    ATLAS SEJARAH INDONESIA BERITA PROKLAMASI KEMERDEKAAN ATLAS SEJARAH INDONESIA BERITA PROKLAMASI KEMERDEKAAN ATLAS SEJARAH INDONESIA BERITA PROKLAMASI KEMERDEKAAN Pengarah Dra. Triana Wulandari. M.Si Penyunting Dr. Abdul Syukur Penulis Dr. Abdurakhman Dr. Agus Setiawan Koordinator Agus Widiatmoko Riset Budi Karyawan S Fider Tendiardi Dede Sunarya Zakiyah Egar Imani Desain Bayu Isworo Diterbitkan Oleh: Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG: Dilarang mengutip seluruh atau sebagian isi buku tanpa seizin penerbit CETAKAN I 2018 ISBN : 978-602-1289-97-6 Keterangan Sampul: 1. Teks Proklamasi Tulisan Tangan Soekarno, 2. Foto Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan oleh Ir. Soekarno DAFTAR ISI Sambutan . 5 Bab I Pendahuluan 1 . Pengantar . 8 2 . Petunjuk Penggunaan Buku . 10 3 . Istilah-istilah Penting . 12 4 . Tanggal-tanggal penting . 14 Bab II Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 1 . Janji Kemerdekaan . 24 2 . Persiapan Kemerdekaan Indonesia . 32 Bab III Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 1 . Jawa Barat . 60 2 . Jawa Tengah . 70 3 . Jawa Timur . 76 4 . Sunda Kecil (Bali, NTT, NTB) . 80 5 . Sumatera . 88 6 . Kalimantan . 102 7 . Sulawesi . 108 8 . Maluku . 114 Bab IV Kesadaran Kebangsaan, Rela Berkorban, dan Cinta Tanah Air Melalui Proklamasi Kemerdekaan . 124 Bab V Penutup . 128 ATLAS SEJARAH INDONESIA - BERITA PROKLAMASI KEMERDEKAAN 3 4 ATLAS SEJARAH INDONESIA - BERITA PROKLAMASI KEMERDEKAAN Sambutan uji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat, dan hidayah-Nya, Direktorat Sejarah dapat menyelesaikan penyusunan Atlas Sejarah Indonesia: Berita Proklamasi PKemerdekaan . Atlas adalah kumpulan peta yang disatukan dalam bentuk buku atau bentuk multimedia . Atlas dapat memuat informasi tematik suatu wilayah yang dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan yang praktis dan komunikatif bagi masyarakat yang membutuhkan, tidak terkecuali informasi yang berkaitan dengan peristiwa sejarah .
    [Show full text]
  • Pahlawan Nasional.Indd
    www.bacaan-indo.blogspot.com www.bacaan-indo.blogspot.com www.tedisobandi.blogspot.com Kuncoro Hadi & Sustianingsih Ensiklopedia Pahlawan Nasional www.tedisobandi.blogspot.com www.bacaan-indo.blogspot.com Ensiklopedia Pahlawan Nasional Penulis : Kuncoro Hadi & Sustianingsih Editor : Qoni Desain Cover : Aulia[r] Layout : Lendo Cetakan : 2015 ISBN : 978-602-9434-61-3 Diterbitkan Oleh : Istana Media (Grup Relasi Inti Media, anggota IKAPI) Jl. Suryodiningratan Gg. Rahmat No. 644B Mj II Rt.34/Rw.10 Mantrijeron Yogyakarta Tlp/Fax: 0274-413728 www.tedisobandi.blogspot.com www.bacaan-indo.blogspot.com Pengantar Dalam kamus besar bahasa Indonesia, Hero [pahlawan] berarti orang yang dihormati karena keberaniannya. Pahlawan berarti orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanan dalam membela kebenaran, seorang pejuang yang gagah berani membela kelompok atau bangsa-negaranya. Untuk itu, seorang pahlawan berhak mendapat kehormatan dengan menyandang gelar dari negara. Dalam hal ini, Kementerian Sosial Republik Indonesia memberi batasan yang jelas bahwa gelar merupakan penghargaan negara yang diberikan pemimpin negara [presiden] kepada seseorang yang telah gugur atau meninggal dunia atas perjuangan, pengabdian, dharma bakti dan karya yang luar biasa kepada bangsa dan negara. Sehingga gelar pahlawan nasional merupakan gelar yang diberikan kepada warga negara Indonesia atau seseorang yang berjuang melawan penjajahan di wilayah yang sekarang menjadi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang gugur atau meninggal dunia demi membela bangsa dan negara, atau yang semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara Republik Indonesia. Jadi seorang pahlawan mempunyai dua unsur penting. Pertama, tindak kepahlawanan yang berarti melakukan perbuatan nyata yang dapat dikenang dan diteladani www.tedisobandi.blogspot.com www.bacaan-indo.blogspot.com Buku Pintar Super Lengkap Pahlawan Nasional sepanjang masa bagi warga masyarakat lainnya.
    [Show full text]
  • Biografi Jro Bayan Depin : Studi Tentang Nilai-Nilai Kepahlawanan Dan Sumbangannya Bagi Pembelajaran Sejarah Di Sma
    BIOGRAFI JRO BAYAN DEPIN : STUDI TENTANG NILAI-NILAI KEPAHLAWANAN DAN SUMBANGANNYA BAGI PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA Oleh : Ni Komang Sukariasih, (Nim 1014021027 ) (e-mail:[email protected]) Luh Putu Sendratari*) Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Biografi Jro Bayan Depin; dan (2) nilai- nilai kepahlawanan yang terdapat dalam biografi Jro Bayan Depin yang dijabarkan dalam silabus dan RPP pembelajarn sejarah di SMA kurikulum 2013. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yaitu: (1) heuristik (studi dokumen, wawancara, dan observasi); (2) kritik sumber (ekstern dan intern); (3) intepretasi data; (4) historiografi. Hasil penelitian menunjukkan (1) Biografi Jro Bayan Depin dibagi menjadi lima tahapan, yaitu (a) situasi politik pada revolusi fisik (b) latar belakang keluarga; (c) masa kanak-kanak, remaja, dan dewasa; (d) masa perjuangan Jro Bayan Depin ; dan (e) masa-masa akhir kehidupan Jro Bayan Depin. Biografi kepahlwanan Jro Bayan Depin dijabarkan sebagai berikut: (1) Jro Bayan Depin adalah putra pertama dari I Wayan Lembeng dan Ni Luh Sambel. Jro Bayan Depin lahir pada tahun 1881 di Desa Pengejaran. Tahun 1911 beliau menikah dengan Luh Jableh dan dikaruniai dua orang anak yaitu I Wayan Depin dan Jro Bayan Sen. Jro Bayan Depin ikut berperan sebagai penggagas pasukan Pemuda Keamanan Desa. (2)Nilai-nilai kepahlawanan yang terkandung pada sosok Jro Bayan Depin yaitu : (a) keberanian; (b)kewibawaan; (c) solidaritas; (d) patriotisme; (e) tanpa pamrih; dan (f) kemandirian. Biografi kepahlawanan Jro Bayan Depin, dapat memberikan sumbangan pada pembelajaran sejarah di SMA pada silabus dan RPP kurikulum 2013 pada kompetensi inti mengembangkan perilaku (jujur dan disiplin) dan kompetensi dasar memahamani nilai- nilai kepahlawanan yang terkandung dalam perjuangan mempertahankan kemerdekan pada Revolusi Fisik 1946.
    [Show full text]
  • Nama Pahlawan Nasional NAMA TMP Nomor Tanggal
    DAFTAR PAHLAWAN NASIONAL S/D TAHUN 2014 Keterangan Makam Keputusan Presiden Republik Indonesia No. Nama Pahlawan Nasional NAMA TMP Nomor Tanggal 1 Abdul Muis 218 Tahun 1959 30 Agustus 1959 Cikutra, Bandung 2 Ki Hajar Dewantara 305 Tahun 1959 28 Nopember 1959 Tahunan, Umbul Harjo, Yogyakarta 3 R.M. Surjopranoto 310 Tahun 1959 30 Nopember 1959 Gambiran, Umbul Harjo, Yogyakarta 4 Mohammad Hoesni Thamrin 175 Tahun 1960 28 Juli 1960 Tanah Kusir, Jakarta 5 KH. Samanhudi 590 Tahun 1961 9 Nopember 1961 Kuncen, Wirobraja, Yogyakara 6 H.O.S. Cokroaminoto 590 Tahun 1961 9 Nopember 1961 Cikutra, Bandung 7 Setyabudi 590 Tahun 1961 9 Nopember 1961 Cikutra, Bandung 8 Si Singamangaradja XII 590 Tahun 1961 9 Nopember 1961 Balige, Tobasa 9 Dr. GSSJ Ratulangie 590 Tahun 1961 9 Nopember 1961 Tondano, Sulawesi Utara 10 DR. Sutomo 657 Tahun 1961 27 Desember 1961 Bubutan, Surabaya 11 KH. Akhmad Dahlan 657 Tahun 1961 27 Desember 1961 Brontokusuman,, Mergangsang Yogyakarta 12 KH. Agus Salim 657 Tahun 1961 27 Desember 1961 TMPN Utama Kalibata 13 Jend. Gatot Subroto 222 Tahun 1962 18 Juni 1962 Ungaran Timur, Semarang 14 Sukarjo Wiryopranoto 222 Tahun 1962 18 Juni 1962 TMPN Utama Kalibata 15 Dr. Ferdinand Lumban Tobing 361 Tahun 1962 17 Nopember 1962 Kolang, Tapanuli Tengah 16 KH. Zainul Arifin 35 Tahun 1963 4 Maret 1963 TMPN Utama Kalibata 17 Tan Malaka 53 Tahun 1963 28 Maret 1963 Tidak Diketahui 18 MGR.A. Sugyopranoto SJ 152 Tahun 1963 26 Juli 1963 TMP Giri Tunggal, Semarang 19 Ir. H. Juanda Kartawijaya 244 Tahun 1963 29 Nopember 1963 TMPN Utama Kalibata 20 DR.
    [Show full text]