Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan 11

Analisis Kajian Struktur Cerita Rakyat di Kecamatan Kabupaten

Sujiono STABN Raden Wijaya Wonogiri [email protected]

ABSTRAK

Tujuan penelitian yaitu menganalisis kajian struktur cerita rakyat Raden Wijaya di Kecamatan Trowulan. Jenis penelitian kualitatif deskriptif. Tempat penelitian di Kecamatan Trowulan. Waktu penelitian Februari s.d Juli 2019. Struktur cerita Raden Wijaya di Trowulan meliputi; 1) Tema yaitu asal usul Kerajaan . 2) Tokoh cerita yang paling dominan yaitu Raden Wijaya merupakan raja pertama Kerjaan Majapahit. Raden Wijaya memiliki watak sifat kebapakaan, menghargai perjuang bawahan, bijaksana. 3) Alur cerita yaitu alur maju atau lurus. 4) Latar/ setting, paling dominan adalah latar tempat yaitu Alas Lontrik/Hutan Tarik. 5) Amanat diantaranya, semangat dan tekad yang kuat untuk mewujudkan cita-cita, kesetiaan, penghargaan, pemimpin pelindung bagi rakyat, menjunjung tinggi kebenaran.

Kata Kunci: Cerita rakyat, Raden Wijaya, Kajian struktur,

ABSTRACT

The research objective is to analyze study of the structure of Raden Wijaya folklore in Trowulan District. Type of descriptive qualitative research. Research site in Trowulan District. Research period February to July 2019. The story structure of Raden Wijaya in Trowulan includes; 1) The theme is the origin of the Majapahit Kingdom. 2) The most dominant story figure, Raden Wijaya, is the first king of Majapahit Work. Raden Wijaya has a character of paternity, respecting the subordinate’s struggle, wise. 3) The storyline, i.e. forward or straight path. 4) The setting/setting, the most dominant is the setting of the place that is Alas Lontrik / Forest Attraction. 5) The mandate of them, a strong spirit and determination to realize the ideals, loyalty, appreciation, protective leaders for the people, uphold the truth.

Keywords: Folklore, Raden Wijaya, Structural study

Pendahuluan di 33 provinsi. Jumlah cerita rakyat di

Indonesia merupakan salah satu Indonesia jumlah beratus-ratus. negara besar yang memiliki ragam budaya. Pernyataan di atas menggambarkan kekayaan sastra di Indonesia. Kebudayaan bangsa Indonesia sangat Cerita rakyat sebagai bagian sastra beragaman dan banyak jumlahnya. lisan mengandung pesan di dalamnya. Beragamannya kekayaan kebudayaan Banyak manfaat yang dapat digali dari cerita bangsa Indonesia salah satunya dilihat dari kekayaan sastra. Kekayaan sastra salah rakyat. Para pemikmat cerita rakyat dapat satunya sastra lisan yang berbentuk cerita menghayati dan mengaplikasi pesan-pesan yang terkandung dalam cerita rakyat. Hal rakyat. Cerita rakyat di Indonesia tersebar

Asosiasi Dosen & Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 12 Volume VI No. 1 September 2019

ini dikarenakan cerita rakyat disampaikan Tengah. Civitas akademika STAB Negeri secara langsung, selain itu cerita rakyat Raden Wijaya Wonogiri Jawa Tengah disampaikan dengan menggunakan kurang mengenal akan keagungan serta perumpamaan. keteladanan dari Raden Wijaya. Generasi Penikmat cerita rakyat dapat menge- saat ini masih asing dengan kebudayaan tahui sejarah, peradaban, pengalaman, lokal cerita rakyat Raden Wijaya. Cerita pandangan hidup, keteladanan, dan rakyat Raden Wijaya jika digali secara sebagainya. Hal ini menandakan bahwa mendalam akan banyak falsafah cerita rakyat tersirat kenyataan yang dapat kehidupan, dan amanat yang sangat dijadikan pedoman dan tuntunan dalam berguna sebagai bekal kehidupan maupun membangun serta memajukan bangsa dan mengembangkan lembaga STAB Negeri negara. Cerita rakyat berperan memberikan Raden Wijaya Wonogiri Jawa Tengah. andil yang sangat besar menyambung lidah Cerita rakyat Raden Wijaya sebagai masyarakat untuk memamarkan gagasan- warisan leluhur tentunya perlu dijaga gagasan besar yang sangat bermanfaat. Hal kelestariannya dan dipertahankan. Sangat ini menggambarkan cerita rakyat sangat ironi jika nilai-nilai edukasi dari sastra lisan bermanfaat dalam kehidupan. dalam hal ini cerita rakyat Raden Wijaya Karya sastra apapun bentuknya kurang mendapat perhatian. Bayang-bayang memiliki makna dan pesan yang sangat kemusnahan sulit dihindari jika sebagai berharga. Salah satu karya sastra yaitu cerita generasi perenus kurang memiliki perhatian rakyat Raden Wijaya. Cerita rakyat terkait terhadap warisan sastra lisan leluhur. Raden Wijaya memiliki makna luhur yang Sebagai generasi penerus, apalagi bagian sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. civitas akademika STAB Negeri Raden Cerita rakyat Raden Wijaya memiliki Wijaya sudah selayaknya memberikan keistimewaan. Nama Raden Wijaya sangat perhatian terhadap cerita rakyat terkait terkenal di Indonesia. Raden Wijaya Raden Wijaya. Bagaimanapun Raden merupakan pendiri Kerajaan Majapahit yang Wijaya adalah satu cikal bakal yang sangat terkenal. Nama Raden Wijaya membangkit agama Buddha di Nusantara. bahkan dijadikan nama Sekolah Tinggi Berdasarkan permasalah di atas, Agama Buddha di Wonogiri. Hal ini serta pentingnya menggali amanat dalam menggambarkan kebesaran dan keagungan sastra lisan cerita rakyat Raden Wijaya. dari sosok Raden Wijaya sebagai pendiri Maka dipandang penting untuk melakukan kerajaan Majapahit. penelitian mengenai cerita rakyat Raden Cerita rakyat terkait Raden Wijaya Wijaya. Hal ini dilakukan untuk merupakan salah bagian dari tradisi lisan melestarikan sastra lisan, yang syarat akan yang pernah hidup serta menjadi milih pesan-pesan yang sangat bermanfaat. Selain masyarakat. Cerita rakyat Raden Wijaya itu menanamkan sepirit Raden Wijaya untuk diwarisan secara lisan dan turun temurun. membangun lembaga STAB Negeri Raden Cerita rakyat Raden Wijaya merupakan Wijaya Wonogiri Jawa Tengah. buah pikir para leluhur yang tentunya Cerita rakyat merupakan salah satu mengandung banyak pesan. Pesan-pesan bagian dari folklore. Cerita rakyat yang terkandung memiliki banyak manfaat merupakan sastra lisan. Menurut dalam kehidupan. Danandjaya (dalam Suaka, 2014, p.94) Namun kenyataan apresiasi terhadap kata folklor berasal dari kata Inggris yaitu cerita rakyat Raden Wijaya yang memiliki folklore yang dibentuk dari dua kata folk nama besar kurang mendapat perhatian. dan lore. Folk memiliki arti yang sama Cerita rakyat Raden Wijaya masih kalah dengan colectivity (kolektif), sedangkan popular bila dibandingan film-film masa Dundes (dalam Suaka, 2014, p.94) kini, baik dalam maupun luar negeri. Begitu menyebutkan, folk adalah „sekelompok pula di kalangan civitas akademik STAB orang yang memiliki ciri-ciri pengenal Negeri Raden Wonogiri Jawa fisik, sosial, dan kebudayaan, sehingga

Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan 13

dapat dibedakan dari kelompok-kelompok disebarkan secara turun-temurun secara lainya‟. Ciri-ciri pengenal itu antara lain, lisan. mata pencaharian yang sama, bahasa yang Analisis struktur cerita sangat sama, taraf pendidikan yang sama. Namun penting dilakukan hal ini karena analisis yang penting mereka memiliki satu tradisi, struktural dilakukan untuk membongkar yaitu kebudayaan yang telah mereka dan memaparkan secara cermat, teliti, warisi turun temurun, sedikitnya dua serta detail dan mendalam atas terjalinnya generasi yang dapat mereka akui sebagai semua unsur dan aspek karya sastra yang pemilik bersama. Selain itu yang lebih bersama-sama menghasilkan makna yang penting adalah mereka sadar akan identitas menyeluruh. Unsur-unsur yang dibahas kelompok mereka sendiri. Yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu; (1) tema, (2) lore yaitu sebagian kebudayaannya, yang tokoh dan penokohan, (3) alur cerita, (4) diwariskan turun temurun secara lisan latar (setting) cerita, serta (5) amanat melalui satu contoh yang disertai dengan dalam cerita. gerak isyarat atau pengingat. a. Tema Folklore adalah suatu istilah yang Tema dalam karya sastra di diadaptasi untuk menyebutkan istilah cerita dalamnya mengisaratkan pokok pikiran yang rakyat. Folklore merupakan suatu istilah dari disampaikan pengarang. Menurut Waluyo abad kesembilan belas untuk menunjuk lisan (2011, p.7) adalah gagasan pokok dalam tradisional dan pepatah-pepatah petani cerita fiksi. Lebih lanjut Spradley (2007, Eropa, dan diperlukan sehingga meliputi p.267) menjelaskan setiap tema yang baik tradisi lisan yang terdapat di semua tidak hanya berisi perkembangan suatu masyarakat (Russel Bertrand, 1993, p.229). cerita kejadian saja, melainkan juga Berdasarkan kutipan di atas dapat dijelaskan mengisyaratkan pokok pikiran yang akan bahwa folklore merupakan istilah cerita dikemukakan pengarang. Tema merupakan rakyat. Folklore menujuk lisan tradisional unit pemikiran yang lebih besar. Tema dan pepatah-pepatah petani di Eropa. terdiri atas sejumlah simbol yang Folklore meliputi sastra lisan yang tersambung melalui hubungan yang berkembang di masyakarat. mempunyai makna. Cerita rakyat bagian dari sastra Tema (theme) menurut Santon dan rakyat. Menurut Hutomo (1991, p.1) Kennye (dalam Burhan Nugiyantoro, menjelaskan cerita rakyat merupakan bagian 1995:67) menjelaskan tema adalah makna sastra rakyat (folk literature) yaitu sastra yang dikandung oleh sebuah cerita. Tema lisan (oral literature) yang sudah lama hidup selalu berkaitan dengan makna/ dalam tradisi suatu masyarakat. Yang pengalaman kehidupan, melalui karya itu dimaksud sastra lisan adalah kesustraan pengarang menawarkan makna tertentu yang mencakup ekspresi kesustraan yang dalam kehidupan, mengajak pembaca disebarkan dan turun-temurunkan secara untuk melihat, merasakan, dan menghayati lisan dari mulut ke mulut. Menurut makna kehidupan. Mengkin kita akan Endraswara (2005, p.3) pada zaman dahulu merasakan suatu keharuan, penderitaan, cerita rakyat diwariskan secara turun atau kebahagiaan, seperti yang dialami temurun dari suatu generasi kegenerasi oleh tokohnya atau sifat emotif yang dapat berikutnya dalam masyarakat tertentu, menyebabkan kita mengalami perubahan tradisi lisan ini hampir sering disamakan dalam menjalani hidup dan kehidupan ini dengan folklore, karena didalamnya (Nurgiyantoro, 1995:71). mencakup tradisi lisan. Mengacu kutipan di Berdasarkan berbagai kutipan ahli atas dapat dijelaskan bahwa cerita rakyat di atas dapat ditarik kesimpulan tema bagian dari sastra rakyat yang berbentuk adalah gagasan pokok yang kemukakan sastra lisan. Cerita rakyat telah lama hidup pengarang pada sebuah karya sastra. Tema juga dapat pahami sebagai makna yang dalam tradisi masyarakat. Cerita rakyat

Asosiasi Dosen & Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 14 Volume VI No. 1 September 2019

terkandung dalam karya sastra. Tema (4) complications; (5) climax; (6) falling berkaitan dengan pengalaman kehidupan. action; dan (7) denoument (penyelesaian). Melaui tema pengarang mengajak pembaca Mengacu kutipan di atas dapat dijelaskan untuk melihat, merasakan, dan menghayati alur atau plot adalah kerangka cerita dalam makna kehidupan yang terkandung dalam karya sastra. Plot merupakan bagian sebuah karya sastra. Melalui tema yang terpenting dalam karya sastra sehingga tersaji dalam karya sastra diharapkan mampu menggerakkan penceritaan. pembaca mengalami perubahan kearah Menurut Nurgiyantoro (1995, p.153-155) alur berdasarkan kriteria urutan waktu kebaikan dalam menjalani kehidupan. b. Tokoh dan Penokohan dibedakan menjadi tiga, yaitu: Sebuah karya sastra prosa, terdapat 1. Alur Maju hubungan yang erat antara penokohan dan Alur maju atau progresif dalam sebuah perwatakan. Penokohan berhubungan novel terjadi jika cerita dimulai dari dengancarapandangpengarangmenentukan awal, tengah, dan akhir terjadinya dan memilih tokoh-tokoh ceritanya, peristiwa. sedangkan perwatakan berhubungan 2. Alur Mundur dengan karakteristik atau bagaimana Alur mundur, regresif atau flash back. watak tokoh-tokoh cerita itu (Waluyo, Alur terjadi jika dalam cerita tersebut 2011, p.18). Istilah “Tokoh” menunjukkan dimulai dari akhir cerita atau tengah pada orangnya atau pelaku cerita, misal cerita kemudian menuju awal cerita. pelaku utama, atau tokoh pemeran 3. Alur Campuran protagonis, antagonis, dan sebagainya. Alur campuran yaitu gabungan antara Karakter adalah watak atau perwatakan alur maju dan alur mundur. Untuk menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh mengetahui alur campur maka harus yang ditafsirkan oleh pembaca atau lebih meneliti secara sintagmik dan pas pada kualitas pribadi seorang tokoh paradigmatik semua peristiwa untuk (Nurgiyantoro, 1995, p.165). Berpijak mengetahui kadar progresif dan kutipan beberapa ahli di atas dapat regresifnya. disimpulkan tokoh adalah menunjuk pada d. Latar/Setting pelaku cerita dalam sebuah karya sastra. Latar atau setting adalah tempat Pelaku cerita diantaranya protagonis, kejadian peristiwa. Tempat kejadian cerita antagonis, dan sebagainya. Penokohan dapat berkaitan dengan aspek fisik, aspek berkaitan dengan cara pandang pengarang sosiologis, dan aspek psikis (Waluyo, 2011, p.23). Berdasarkan kutipan di atas dapat dalam memilih tokoh-tokoh pelaku cerita. c. Alur/Plot disintesiskan latar atau setting merupakan Alur atau plot sering juga disebut tempat kejadian peristiwa. Latar setting kerangka cerita, yaitu jalinan cerita yang dalam sebuah karya sastra sangat terkait disusun dalam urutan waktu yang dengan aspek fisik, sosiologis, dan psikis. menunjukkan hubungan sebab dan akibat Fungsi latar menurut Waluyo (2011, dan memiliki kemungkinan agar pembaca p.24) sebagai berikut: (1) mempertegas menebak peristiwa yang akan datang watak pelaku; (2) memberikan tekanan pada (Waluyo, 2011, p.9). Lebih lanjut Ratna tema cerita; (3) memperjelas tema yang (2012, p.139) mengatakan plot merupakan disampaikan; (4) metafora bagi situasi psikis energi terpenting yang menggerakkan pelaku; (5) sebagai pemberi atmosfir cerita sehingga menjadi penceritaan, (kesan); (6) memperkuat posisi plot. Setting dengan episode terpenting yang terdiri berkaitan dengan pengedegan, latar atas permulaan, komplikasi, dan belakang, waktu cerita, dan waktu penyelesaian. Rangkaian peristiwa yang penceritaan. Pengadegan artinya penyusunan menjalin plot meliputi: (1) eksposisi; (2) adegan di dalam cerita. Tidak semua kejadian dalam kehidupan sang inciting moment; (3) rising action;

Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan 15

tokoh dilukiskan dalam adegan-adegan. Hasil Penelitian dan Pembahasan Adegan dipilih yang benar-benar mewakili Hasil Penelitian cerita. Adegan dapat di dalam rumah atau di luar rumah. Tujuan dari penelitian ini adalah Unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga menganalisis kajian struktur dalam cerita unsur pokok, yaitu: rakyat Raden Wijaya di Kecamatan 1) Latar Tempat, yang menyaran pada Trowulan. Struktur cerita rakyat Raden lokasi terjadinya peristiwa yang Wijaya di Kecamatan Trowulan meliputi; diceritakan dalam sebuah karya fiksi. tema, tokoh dan penokohan, alur, setting, 2) Latar Waktu, berhubungan dengan dan amanat. peristiwa terjadi. Raden Wijaya merupakan pendiri 3) Latar Sosial, menyangkut status sosial Kerajaan Majapahit. Kenapa kok dinamakan seorang tokoh, penggambaran keadaan Mojopahit pada waktu itu. Pada waktu itu masyarakat, adat-istiadat dan cara hidup kan, Sang Rama Wijaya kan keadaannya masih terpojok dikejar sama tentara Tartar (Nurgiyantoro, 1995, p.227-333). e. Amanat pada waktu itu dan lari ke hutan tadi dan Setiap karya sastra yang sajikan kelaparan. Kelaparan terus Rangga Lawe pengarang tentunya mengandung amanat. disuruh mencari makaman dan menemukan Pada dasarnya amanat menurupakan pesan makanan, ngak tahu buah itu namanya apa yang hendak disampaikan penulis. Amanat dan kondisi waktu itu Raden Wijaya kan berurusan dengan makna yaitu sesuatu terpojok dan buah itu dimakan rasanya yang khas, umum, subjektif, sehingga pahit, akhirnya dinamakan mojok pahit. Mojok artinya terpojok, nasibnya Raden harus dilakukan dengan penafsiran Wijaya pada waktu itu. Jadi, Mojokpait, (Teeuw, 1983, p.37). Mengacu kutipan di kondisi saya terpojok, saya kelaparan buah atas dapat disintesiskan amat adalah pesan ini saya namakan Mojopahit. Sebenarnya yang terdapat dalam sebuah karya sastra. mojokpahit, mojok terpojok. Ya itu, banyak Amanat merupakan pesan moral yang yang ngak terungkap kok pada Pendopo terkandung dalam karya sastra yang ingin Agung itu. Bahkan nama gelar Raden disampaikan penulis. Wijaya adalah Kertarajasa Jayawardana. Nama Kerta diambil dari nama mertuanya Metode Penelitian Kertanegara Raja Singasari, sedangkan Rajasa itu diambil dari nama kekek Jenis penelitian ini kualitatif buyutnya , Rajasa Amurwabumi. deskriptif. Pendeskripsiaan dalam penelitian Kertarajasa itu sebenarnya dari nama buyut ini meliputi isi cerita, struktur cerita yang dan kakek Raden Wijaya. Katakanlah dia mencakup tema, alur, tokoh, latar serta yang melanjutkan terah Rajasa amanat yang terkandung pada cerita rakyat Samurwabumi dengan terah Kertanegara. “Raden Wijaya”. Sumber data penelitian ini Raden Wijaya dulunya mengabdi ke digali melalui sumber yang berasal dari Kertanegara karena memang pada saat informan serta tempat dan benda-benda fisik Singosari runtuh, dianggap sebagai musuh yang terkait cerita rakyat “Raden Wijaya”. besar Kediri. Setelah Singosari runtuh Teknik pengambilan sampel qualitative Raden Wijaya menjadi buruan nomor satu. snowball sampling. Validatas data dalam Raden Wijaya diselamatkan Paman Wiraraja penelitian kualitatif menggunakan teknik dari Madura. Atas saran Paman Wiraraja, trianggulasi data atau sumber, dan refiew maka Raden Wijaya menyerah diri dan informan. Teknik analisis data yang mengabdi di Kediri. Atas jasa dipergunakan penelitian ini menggunakan pengabdiannya Raden Wijaya mendapatkan teknik analisis data model Miles and sebuah sima (tanah perdikan) pemberian Hubermen dan analisis struktural yang dari yaitu di Alas Lontrik. Alas dikembangkan oleh Spradley. Lontrik yaitu sebuah hutan orang Madura

Asosiasi Dosen & Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 16 Volume VI No. 1 September 2019

lah istilahnya. Diperkirakan di daerah mulai memang ada beberapa yang menyebutkan dari hilir sungai Brantas sampai ke arah ini anak Dara Petak. Maka dari penanggungan. Nah disitu mendirikan itu Jayanegara ini bisa dibilang Alaki Dewo, sebuah pemukiman di lihir dekat Sungai anaknya Raden Wijaya dengan Dara Petak. Brantas yang sekarang menjadi tempat Sedangkan yang Aditiyawarman yaitu anak untuk transit kalau masuk ke Majapahit. Raden Wijaya dengan . Alaki Itulah Beliaunya mendirikan pemukiman Dewo anaknya Raja. Kemudian dari dua tentunya disaat peristiwa yang dulu pernah puteri Kertanegara ini lahirlah Raja Patmi terjadi disaat Singosari itu yang pernah dan Ratu Dewi. Jadi semua orang tua melukai utusan dari Monggol itu ternyata apapun perjuangnnya ini ada orang yang datang. Sejak datang ini disambut. Tidak berjasa kita tidak boleh lupakan apalagi kita diarahkan seharusnya ke Singosarikan kan ini apa yak karena sesuatu hal sehingga tapi justru ke Kediri ke Gelang-gelang ini. kebaikan ini tidak tampak sekali. Nah Dengan siasatnya yang jitu ini sehingga kaitanya dengan Raden Wijaya ini setelah Kerajaan Gelang-gelang ini hancur Kediri perjalanan itu katakanlah setelah purna itu dengan bantuan dari Tar-tar tadi. setelah meninggal, nah Siti Inggil ini Kemudian setelah itu atas strateginya juga merupakan tempat sucinya dharmanya. setelah bisa mengusir pasukan Tar-tar Siti Inggil merupakan tempat yang kemudian Beliaunya dinobatkan menjadi disucikan, namun bukan berarti makamnya Raja Majapahit. Siti Inggil itu. Tapi tentunya sebelum ada Katakanlah setelah semuanya ini proses katanlah kalau dulu, kalau sekarang berbuah masih, sehinga dinobatkan ini tempat krematorium. Kalau dulu ini ada menjadi katakanlah melanjutkan terah semacam apa ya perabuhanlah. Perabukan Singosari. Maka dari itu gelarnya kan atau di dharmakan. Tentunya pada akhirnya Kertarajasa Jayawardana. Menyatukan dua ada larung gitu sebenarnya kalau larung itu terah. Ya jadi kita menganggap bahwa kembali ke asal. Kemudian jinanya di Raden Wijaya ini merupakan sosok acarkan arca Harihara itu perwujudan Raden seorang bapak. Kenapa, ya karena Beliau Wijaya. Karena dia penganut Siwa Wisnu, ini memang menyelamatkan dua wanita. arcanya di Jakarta, ya satu-satunya yang asli. Ini yang menjadikan sesuatu dari kita Candinya, dharmanya di Simping yaitu menyelamatkan dari sesama ini kemudian daerah Blitar. Dharmanya Raden Wijaya menyatukan dua terah yang selalu merupakan bangunan suci yang dibuat berseteru pada saat itu antara Tunggul secara khusus untuk menghormati Raden Ametung dengan Sang Amurwa Bumi itu Wijaya. mulai dari Ken Arok, kemudian Tunggul Siti Inggil itu artinya tanah yang Ametung akhirnya Tunggul Ametung tinggi disitu ada petilasan kalau orang Islam terbunuh dilanjutkan Anusopati. Ken Arok makam. Tetapi disitu tidak ada jasad karena terbunuh dilanjutkan Toh Joyo, kemudian dikrematorium ya, diprabukan, sehingga dilanjutkan lagi oleh Ronggowuni itu. Dan sebagian abunya itu didharmakan sebagian Ronggowuni menurunkan Kertanegara ini dilarung. Dharmakan sebagai penanda yang terakhir Singgosari itu yang terbesar bahwa di tempat ini ya Raden Wijaya di apa dan terakhir itu. Intinya Majapahit ini ya dinamakan Senggapura Ing Pepopongan. melanjutkan Wangsa Rajasa. Karena tadi Di namakan Senggapura dia ini ya ibaratnya Raden Wijaya itu sebenarnya dia sebelum pemberangkatan larung ini tentu diturunkan dari dan Ken Arok ada upacara. Dharma sebagai bentuk amal ini lahirlah Maseha Cempaka, Maeso baiknya. Dharma itu kan kebaikan, atas jasa Ateleng, dia Lembu Tal, Raden Wijaya. kebaikannya, sesuai dengan amal baktinya Kertanegara ini punya dua putri yang setelah itu kemudian dilarung. Maka dari itu diperistri oleh Raden Wijaya. Dari Raja sering kali dikatakan sebagai tempat Patmi lahirlah Jayanegara. Jayanegara ini pendharmaan, nah itu dharma kan

Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan 17

kebaikan. Pendharmaan itu Raden Wijaya abu namun bukan abu jenasah, abu bekas di Candi Brahu. pembakaran bata. Brahu itu menurut prasasti Alas Tempat bertapa Raden Wijaya, Santan dikaitkan dengan Mpu Sendok katakanlah jumeneng itu di Pendopo Agung namanya Warahu atau Waharu sehingga itu. Di belakang itu ada kubur panggung. dengan berkembangnya zaman ini orang Yang diperkirakan dulu para petinggi menyebut brahu. Kenapa kok brahu majapahit itu mempersiapkan nusantara ya diartinya bra itu diartikan brawijaya, hu itu di paseban itu. Karena paseban itu tempat abu. Ditempat perabuhan abu Brawijaya. musyawaroh kalau sekarang. Bahwa Candi Brahu diperkirakan dibangun pada musyawarohnya disitu ternyata apa yang abad ke-10 pada masa Kerajaan disampaikan disitu ternyata mempersiapkan Medangkamulan perpindahan dari Mataram nusantara. Pendopo Agung ini dikenal Kuno ke Majapahit dengan Rajanya Mpu sampai sekarang. Paseban kan secara tidak Sendok. Abad ke-10 tahun 939 Masehi. langsung itu merupakan tempat pertemuan Sebelum berdirinya Majapahit Candi Brahu para petinggi Majapahit. sudah berdiri di Majapahit. Candi Brahu Pendopo Agung didirikan pada bisa dikatakan candi yang paling tua dan tahun 1964 s.d tahun 1966. Fungsi tujuan paling besar khususnya di Majapahit. Candi didirikan Pendopo Agung sebetulnya untuk Brahu bisa dikatakan candi yang bersifat mengumpulkan para sesepuh KODAM V agama Buddha. Namun di sini cuma BRAWIJAYA dan kebetulan tempat ditemukan tadi empat lempeng tembaga Pendopo Agung tersebut dulu pernah prasasti alasantan sekarang disimpan di didirikan sebuah bangunan besar museum. Disitu tertulis huruf Jawa diperkirakan tempat dimana ditulisannya “Warahu atau Waharu” itu tadi pernah mengucapkan sumpah palapa. yang artinya bangunan suci tempat Dulunya di pendopo itu hanya umpak- pemujaan para dewa bagi umat beragama umpak batu. Bentuk bangunan aslinya tidak Buddha. Candi Brahu memiliki keterkaitan ada yang tahu hanya diperkirakan bangunan dengan Raden Wijaya. Ada cerita rakyat jawa model begini. Setelah itu fungsi atau mitos bahwa Candi Brahu ini tempat Pendopo Agung sekarang digunakan sebagai perabuan jenasah Raja-Raja Majapahit I s.d tempat seresahan KODAM BRAWIJAYA IV. Termasuk tempat Raden Wijaya, V, serta acara Grebek Suro, setiap satu tahun Jayanegara, Tribuana sama . sekali. Bangunan Pendopo Agung pada Disini dulu ada empat Candi Mitram, Candi Kerajaan Majapahit, ini diperkirakan Tengah, Candi Gentong, dan Candi Brahu. berdirinya pada waktu era Raja Tribuana Namun yang tersisa Candi Brahu dan Candi Tunggadewi. Dan pada waktu didirikan oleh Gentong. KODAM V BRAWIJAYA diprakasai oleh Dengan dibuktikan dengan sebuah Bapak Kolonel Sampurno, setelah temuan empat lempeng tembaga prasasti mendapatkan perintah dari Pangdamnya Alasantan disitu tertulis “Warahu atau yaitu Bapak Sumitro. Setelah tahun 1966, Waharu” yang artinya bangunan suci tempat pada tahun 1973 Pendopo Agung direnovasi pemujaan bagi umat beragama Buddha. diberikan beberapa penambahan oleh Bapak Candi Brahu ini bersifat agama Buddha. Kolenel Mohamad Said. Adapun cerita rakyat Candi Brahu ini dulu dibuat atau dipergunakan pada masa Bangunan Pendopo Agung ini Majapahit dipergunakan untuk tempat membentuk angka-angka yang keramat prabuan jenasah raja-raja Majapahit I s.d IV. sesuai dengan angka 17 Agustus 1945 yang Tetapi tidak ada bukti otentik atau digagas oleh jajaran KODAM. 17 adalah arkeologis yang mendukung bahwa Candi jumlah umpak batu penjaga pilar yang Brahu ini tempat perabuan jenasah. Pernah terdapat dalam Pendopo Agung. Sedangkan diteliti di gendukan atas itu terdapat bekas 8 itu mengandung makna bulan Agustus

Asosiasi Dosen & Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 18 Volume VI No. 1 September 2019

pada saat kemerdekaan, 8 itu adalah tinggi Pendopo Agung itu banyak candi-candi tiangnya. Dan yang 45 sebagai tahun kecil dihancurkan oleh orang-orang yang kemerdekaan Republik Indonesai, 45 gimana ya beda keyakinan. Dulunya banyak adalah lebar dari tiang utama. candi-candi kecil. Pelaksanaan ritual di Sebelum memasuki Pendopo bekalang itu setiap hari dan hari-hari tertentu Agung terlebih dahulu memasuki gapuro yang paling ramai. Terkadang tergantung gapuro bentar. Relief di Pendopo Agung niatnya seseorang, dari hatinya, biasanya itu menceritakan penobatan Raden Wijaya kalau mendapat panggilan atau ilham, dengan gelar raja Kertarajasa Jayawardana disuruh kesini ya kesini. Cuma yang paling disebelah kiri. Gambar di sebelah kanan sering itu malem Jumat Kliwon, malem menceritakan Gajah Mada mengucapkan Jumat Legi, bahkan malem Seloso Kliwon, sumpah palapa di Pendopo Agung mriki pokoke banyak berbau ada kliwonnya. Yang kaleh menceritakan pada era raja Tribuana melakukan ritual pada siang hari di sini ya Tunggadewi atau Kencono Wunggu ada, tapi sering kalau malem-malem itu menceritakan kegotong-royongan. Istilahnya sering, dan tergantung juga tujuan orang sepi ing pamrih rame ing gawe. Jadi kerja tersebut. Disanakan tempatnya sepi, hening, dulu tidak mengharapan upah. Sepi ing tenang jadi kirim doa itu seolah-olah pamrih rame ing gawe. Gotong-royong dan mantep. Ponco waliko itu sebenarnya ajaran hidup rukun. Relief di Pendopo Agung untuk menjalani kehidupan supoyo ayem dibangun pada tahun 1986. Selain relief juga tentrem, bahagia. Isi ni pun ponco waliko terdapat patung Raden Wijaya yang juga yaiku; (1) Kudu tresno marang sepadaning dibangun tahun 1986. urip; (2) Ora pareng nerak wewalering Disini bukan pertapaan Raden Negara; (3) Ora pareng milik seng dudu Wijaya, hanya tempat untuk mendapatkan samestine; (4) Ora pareng sepata nyepatani; petunjuk. Menurut versi Majapahit itu (5) Ora pareng cidra ning ubaya (janji). tempat pertapaan tempat yang lebih tinggi. Rerangkenipun: Jadi istilah dari pertapaan atau petilasan Ora butuh rewang, Ora butuh musuh, itu sebenarnya itu persinggahan butuhe mung kabecikan. sementara, jadi napak tilasnya. Berpindah- pindah, tidak Cuma satu tempat. Tempat Raden Wijaya menemukan wangsitnya te Pembahasan ngeh teng belakang niku mas, yang di Analisis Struktur dalam Cerita Rakyat dalam itu tadi, makom panggung. Makom Raden Wijaya di Trowulan panggung itu, makam tanahnya disucikan, makanya teratas, makanya bentuknya di a. Tema atas. Dulunya, tidak ada makam itu dulu. Cerita Raden Wijaya mengisahkan Memang secara sengaja. Bagaimana ya, tentang perjuangan Raden Wijaya dia dulu itu petilasan, setiap petilasan mendirikan Kerajaan Majapahit. Raden peninggalan Majapahit pasti ada Wijaya dulunya mengabdi ke Kertanegara. makamnya, pasti. Karena supaya yang RadenWijayadianggapsebagaimusuhbesar mengunjungi itu tidak ada . Karena Kediri karena pengabdiannya di Singosari. katakanlah berbeda keyakinan, sengaja Setelah Singosari runtuh,akhirnya Raden ditutupi, dipakai makam, cek gen ora ono Wijaya jadi buruan orang nomor satu. seng mrene dan ngak ada yang datang. Sampai diselamatkan oleh seniornya yaitu Di dalam makam panggung itu Paman Wiraraja dari Madura. Raden Sebenarnya bukan makam, tapi dibentuk Wijaya akhirnya menyerahkan diri seperti makan di Islamkan. Dulunya itu bersama para pengikutnya yaitu Gajah hanya batu, persilangan empat empat batu Pagon, Lembu Sora dan Nambi. Setelah terus ditimbun pakai tanah dibentuk seperti menyerahkan diri Raden Wijaya mengabdi makam terus disamarkan biar ngak musnah ke Jayakatwang di Kediri. atau apa itu. Soalnya dulu disebelah

Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan 19

Atas jasa pengabdiannya Raden Tempat jumenengnya Raden Wijaya di Wijaya mendapatkan sebuah sima (tanah Pendopo Agung. Diperkirakan dulu para perdikan) pemberian dari Jayakatwang yaitu petinggi majapahit itu mempersiapkan di Alas Lontrik. Alas Lontrik diperkirakan nusantara ya di paseban itu. Karena terletak di daerah mulai hilir sungai Brantas paseban itu tempat musyawaroh kalau sampai ke arah penanggungan. Nah disitu sekarang. Bahwa musyawarohnya disitu mendirikan sebuah pemukiman di lihir dekat ternyata apa yang disampaikan disitu Sungai Brantas yang sekarang menjadi ternyata mempersiapkan nusantara. untuk transit kalau masuk ke Majapahit. Setelah Raden Wijaya meninggal, Nama Majapahit diambil berdasarkan pendharmaannya di Candi Brahu. kondisi saat ini yang sedang di alami Raden Pendharmaan Brahu menurut prasasti Alas Wijaya yang sedang terpojok. Pada waktu Santan dikaitkan dengan Mpu Sendok itu, Sang Rama Wijaya keadaannya masih namanya Warahu atau Waharu sehingga terpojok dikejar sama tentara Tartar. Pada dengan berkembangnya zaman ini orang waktu itu dia lari ke hutan Tarik dan menyebut brahu. Brahu berasalah dari bra kelaparan. Rangga Lawe disuruh mencari itu diartikan Brawijaya, hu itu abu. Candi makanan dan menemukan buah, tidak tahu Brahu merupakan tempat perabuhan abu buah itu namanya apa dan kondisi waktu itu Brawijaya. Raden Wijaya setelah purna Raden Wijaya dalam kondisi terpojok, dan setelah meninggal, Siti Inggil ini buah itu dimakan rasanya pahit, akhirnya merupakan tempat sucinya dharmanya dinamakan mojok pahit. Mojok artinya tempat yang disucikan, itu bukan berarti terpojok, nasibnya Raden Wijaya pada makamnya. Tapi tentunya sebelum ada waktu itu. Jadi, Mojokpait, kondisi saya proses katanlah kalau dulu, kalau sekarang terpojok, saya kelaparan buah ini saya ini tempat krematorium. Kalau dulu ini namakan Mojopahit. Sebenarnya ada semacam perabuhan. Perabukan atau mojokpahit, mojok terpojok. di dharmakan Raden Wijaya di Siti Inggil. Raden Wijaya sebelum mendirikan Berdasarkan pemamaran cerita Kerajaan Majapahit melakukan semedi dan Raden Wijaya di atas dapat dijelaskan mendapatkan wangsit. Tempat Raden bahwa cerita di atas menggambarkan Wijaya mendapatkan wangsit yaitu di terkait perjuangan Raden Wijaya dalam Petilasan Panggung. Saat ini masyarakat mendirikan Kerajaan Majapahit. Cerita lebih mengenal sebagai Makom Panggung. rakyat Raden Wijaya ini tergolong cerita Berkat kecerdikan yang dimiliki Raden mite yang terdapat unsur sage, yaitu kisah Wijaya sehingga terima masyarakat dan perjuangan Raden Wijaya dalam memiliki pengaruh di Alas Lontrik atau mengalahkan Jayakatwang di Kediri dan Hutan Tarik. Raden Wijaya menyusun tentara Tartar, sebelumnya akhirnya strategi tanpa sepengetahuan Jayakatwang mendirikan Kerajaan Majapahit. Cerita untukmenghancurkanKediri.Berkatstrategi Raden Wijaya juga memiliki tema tentang jitu dari Raden Wijaya dengan dibantu Arya asal usul suatu tempat yaitu nama Wiraraja berhasil menghancurkan Kediri Majapahit. dengan memanfaatkan bantuan tentara b. Tokoh dan Penokohan Tartar. Setelah berhasil mengalahkan Kediri, Cerita rakyat Raden Wijaya di Raden Wijaya juga berhasil mengalahkan Trowulan memiliki tokoh-tokoh protagonis tentara Tartar. Keberhasilan Raden Wijaya dan antagonis. Tokoh dan penokohan, tokoh dalam menghancurkan Jayakatwang berserta cerita yang paling dominan yaitu Raden Kerajaan Kediri, dan keberhasilan dalam Wijaya yang menjadi raja pertama Kerajaan mengalahkan tentara Tartar maka berdirikan Majapahit. Raden Wijaya memiliki watak Kerajaan Majapahit. Raden Wijaya cerdik dan siasat perang, sifat kebapakaan, dinobatkan sebagai raja pertama Kerajaan menghargai perjuang bawahan, bijaksana, Majapahit dengan gelar Kertarajasa tau berterima kasih. Jayawardana.

Asosiasi Dosen & Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 20 Volume VI No. 1 September 2019

Tokoh lainya yang sangat berjasa dalam Lembu Sora Setia kepada atasan membantu Raden Wijaya dalam mendirikan Pemberani Kerajaan Majapahit yaitu, Paman Wiraraja, Nambi Setia kepada atasan Raja Jayakatwang Memperhatikan bawahan Gajah Pagon, Lembu Sora, Nambi. Paman (memberikan hadiah Wiraraja memiliki watak yang baik hati, kepada bawahan) penyelamat, setia kepada Raden Wijaya. Raja Patmi Istri yang setia Gajah Pagon memiliki watak yaitu setia Dara Petak Istri yang setia Kaisar Kubilai Pendemdam kepada Raden Wijaya, baik hati, dan Khan penyelamat. Lembu Sora memiliki watak Dyah Sri Istri yang setia yang pemberani dan setia kepada atasan. Parameswari Dyah Dewi Istri yang setia Nambi memiliki watak setia kepada atasan. Nerendraduhita Raja Jayakatwang memiliki watak perhatian Dyah Dewi Istri yang setia kepada bawahan. Dyah Sri Parameswari Prajnyaparamita Dyah Dewi Istri yang setia memiliki watak isteri yang setia. Dyah Dewi Gayatri Nerendraduhita memiliki watak isteri yang setia. Dyah Dewi Prajnyaparamita memiliki c. Alur watak isteri yang setia. Dyah Dewi Gayatri Alur cerita, alur cerita dalam cerita memiliki watak isteri yang setia. Tokoh Raden Wijaya di Trowulan yaitu alur maju protagonis adalah para pengikut serta atau lurus. Cerita diawali dengan pelarian prajurit Kerajaan Majapahit yang setia Raden Wijaya ke Sumenep. Setelah kepada Raden Wijaya serta memiliki mendapatkan pengarahan dari Paman Arya keberanian, semangat juang yang tinggi Wiraraja, akhirnya mengabdian diri dalam mengalahkan Kerajaan Kediri serta kepada Raja Jayakatwang. Berkat jasa tentara Tartar. Tokoh antargonis dalam pengabdiannya Raden Wijaya mendapat cerita Raden Wijaya di Trowulan yaitu tanah perdikan dari Raja Jayakatwang Kaisar Kubilai Khan yang memiliki sifat yaitu Alas Lontrik atau Hutan Tarik. Di pendemdam. Pembahasan mengenai tokoh hutan Tarik Raden Wijaya menyusun dan penokohan cerita Raden Wijaya di strategi untuk mengalahkan Kerajaan Trowulan dapat disimak dalam tabel di Kediri serta tentara Tartar. Setelah berhasil bawah ini: mengalahkan tentara Tartar maka Raden Tabel 1 Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit. Tokoh dan Penokohan Cerita Rakyat d. Latar Raden Wijaya di Trowulan Latar atau setting dalam cerita

Cerita Raden Wijaya di Trowulan meliputi latar Tokoh Penokohan waktu dan latar tempat. Cerita Raden Rakyat Raden Raden Wijaya Cerdik dan siasat perang Wijaya mengambil setting tempat di Wijaya sosok seorang bapak Kerajaan Kediri yang merupakan tempat (menyelamatkan dua wanita), sifat kebapakaan Raden Wijaya mengabdikan diri sebelum menyatukan dua terah mendirikan Kerajaan Majapahit. Latar yang yang selalu berseteru ada dalam cerita Raden Wijaya di Trowulan Menghargai perjuang bawahan yang paling dominan adalah latar tempat Mempersiapkan yaitu Alas Lontrik/Hutan Tarik. Di Hutan nusantara Tarik Raden Wijaya mengatur strategi dan Pemersatu dua karakter Bijaksana mendirikan Kerajaan Majapahit. Latar Memiliki kepedulian waktu dalam cerita rakyat Raden Wijaya dengan bawahan yaitu di mulai tahun 1219 Saka atau 1297 Tau berterima kasih Masehi s.d 1309 Masehi). Paman Wiraraja Penyelamat Gajah Pagon Baik hati Setia kepada Raden Wijaya Setia kepada atasan

Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan 21

Tabel 2. Latar Cerita Rakyat Raden Wijaya kehidupan ini seseorang hendaknya di Trowulan memberikan kemanfaatan untuk orang lain, masyarakat, bangsa dan Negara, 11) Cerita Latar Keterangan Rakyat Budaya musyawarah sangat penting untuk Raden Tempat Kerajaan Tempat Mengabdi dilakukan, 12) Menghargai keragaman Wijaya Kediri Raden Wijaya dalam beragama serta senantiasa menjaga Tempat Alas Lontrik Sebuah hutan / Hutan daerah mulai dari kerukunan antar sesama, 13) Senantiasa Tarik hilir sungai Brantas intropeksi ke dalam diri, 14) Menjunjung sampai ke arah penanggungan tinggi kebenaran, Semangat dan tekat yang Tempat Siti Inggil Merupakan tempat kuat untuk mewujudkan cita-cita, sucinya dharmanya 15) Menghormati dan mendoakan para tempat yang disucikan pejuang, 16) Pemimpin dalam Tempat Candi Brahu Tempat menjalankan roda pemerintankan Pendharmaan atau tempat perabuhan hendaknya arif dan bijaksanakan, 17) Sifat abu Brawijaya gegabah hendaknya dijauhi pemimpin, dan Tempat Pendopo Tempat Raden 18) Lestarikan peninggalan-peningalan Agung Wijaya, jumeneng Tempat Petilasan Tempat Raden yang memiliki nilai sejarah. Panggung Wijaya memperoleh wangsit sebelum mendirikan Penutup Majapahit Waktu Latar waktu dalam cerita A. Kesimpulan rakyat Berdasarkan hasil penelitian dan Raden pembahasan yang telah diurakan di atas Wijaya yaitu di mulai dapat disimpulkan struktur cerita Raden tahun 1219 Wijaya di Trowulan meliputi; 1) Tema yaitu Saka atau 1297 Masehi asal usul Kerajaan Majapahit. 2) Tokoh s.d 1309 cerita yang paling dominan yaitu Raden Masehi) Wijaya merupakan raja pertama Kerjaan

Majapahit. Raden Wijaya memiliki watak e. Amanat Cerita rakyat Raden Wijaya di cerdik dan siasat perang, sifat kebapakaan, Trowulan mengandung amanat yang sangat menghargai perjuang bawahan, bijaksana. penting. Adapun amanat yang terkandung 3) Alur cerita yaitu alur maju atau lurus. dalam cerita rakyat Raden Wijaya, sebagai 4) Latar/ setting, yang paling dominan berikut; 1) Bekerja sebaik mungkin dan adalah latar tempat yaitu Alas Lontrik/ seoptimal mungkin, 2) Pentinya menjaga Hutan Tarik. 5) Amanat diantaranya, kesetiaan terhadap atasan, 3) Sebagai atasan semangat dan tekat yang kuat untuk sangat penting memberikan penghargaan mewujudkan cita-cita, pemimpin yang arif atas kinerja anak buah, 4) Sebagai seorang dan bijaksanakan, menjaga kesetiaan, pemimpin sangat penting mampu menjadi memberikan penghargaan, pemimpin yang mampu menjadi pelindung bagi rakyat, pelindung bagi rakyatnya, 5) Sebagai pemimpin sangat penting menjunjung tinggi kebenaran. untuk mampu mempersatukan pengikut maupun rakyatnya, 6) Permusuhan harus B. Saran dihindari, 7) Menghargai jasa dan Mengacu pada hasil kesimpulan di perjuangan para pendahulu dan tidak boleh atas, peneliti dapat memberikan saran melupakan jasa dari perjuangan dan sebagai berikut; pengorbanan pendahulu, 8) Tidak boleh 1. Kepada pembaca, hendaknya senantiasa memandang sebelah mata pengalaman memiliki semangat juang yang tinggi orang tua, 9) Memberikan penghormatan dan tidak pernah mengenal putus asa yang baik kepada pemimpin, 10) Dalam dalam mewujudkan sebuah cita-cita

Asosiasi Dosen & Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 22 Volume VI No. 1 September 2019

seperti halnya Raden Wijaya dalam Teeuw, A. (1983). Membaca dan Menilai mendirikan Kerajaan Majapahit; Sastra. Jakarta: Gramedia.

2. Para generasi bangsa hendaknya Waluyo, Herman J., (2011). Pengkajian jangan pernah melupakan perjuangan dan Apresiasi Prosa Fiksi. dan jasa para pendahalu dalam Surakarta: UNS Press. mendirikan nusantara yang diawali dengan Kerajaan Majapahit; 3. Generasi muda, hendaknya memiliki kecintaan dan semangat membaca karya sastra yang terkait nusantara. 4. Masyarakat pembaca hendaknya memiliki semangat gotong-royong, toleransi, musyawarah mufakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, serta bernegara. 5. Para pemimpin nusantara hendaknya memiliki kearifan dan kebijaksanaan dalam kehidupan sehari-hari sehingga tidak sampai salah dalam mengambil keputusan.

DAFTAR PUSTAKA

Endraswara, S., (2005). Tradisi Lisan Jawa: Warisan Abadi Budaya Leluhur. Yogyakarta: Narasi.

Hutomo, S. S. (1991). Mutiara yang Terlupakan: Pengantar Studi Sastra Lisan. : HISKI Jawa Timur.

Nurgiyantoro, Burhan, (1995). Teory Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Ratna, Nyoman Kutha., (2012). Teori, Metode, Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Russel B., (1993). Pendidikan dan Tatanan Sosial (Edisi terjemahan oleh A Setiawan Abadi). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Spradley, James P. (2007). Metode Etnografi. Yogyakarta: Mutiara Wacana.

Suaka, N. (2014). Analisis Sastra Teori dan Aplikasi. Yosyakarta: Penerbit Ombak.

Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya