Abstrak Ada Beberapa Naskah Babad Cirebon Br 36, Br 75, Dan Br 107
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Sejarah Lahirnya Pesantren Berdasarkan Naskah Babad Cirebon Koleksi PNRI yang diteliti. Sedangkan evidensi eksternal adalah penentuan Bilih manggih galagah arum ambêtipun, punika dipun usia naskah berdasarkan data yang yang terdapat di luar naskah. dhêkahana, awit panggenan punika badhe dados nagari, Muhammad Bagus Febiyanto membahas naskah Langen sarta gêmah raharja. Radèn Patah lajêng lumampah Wibawa. Naskah Langěn Wibawa dengan kode koleksi anjog ing wana agêng, amanggih galagah wangi 0124/PP/73 merupakan koleksi Perpustakaan Kadipaten ambêtipun. Wana punika anama ing Bintara, ing ngriku Pakualaman ini dapat membuka mata kita terhadap peranan Radèn Patah adhêdhêkah, botên antawis lami kathah positif Sampeyan Dalěm Paku Alam IV dalam bidang têtiyang dhatêng, sami tumut gêgriya ing ngriku, sarta kesusastraan yaitu kesadaran akan pentingnya dokumentasi seni sami ambabadi wana, angadêgakên masjid, sangsaya pertunjukan. Dalam artikelnya, beliau berupaya melihat secara kathah têtiyang dhatêng,Abstrak sami anggêguru dhatêng Radèn objektif citra positif Sampeyan Dalěm Paku Alam IV dalam Patah. memimpin pemerintahan maupun sebagai pujangga dan Ada beberapa naskah Babad Cirebon Br 36, Br 75, dan Br 107 seniman Jawa melalui pendekatan studi filologi dan sejarah. (Kembali pada cerita Raden Patah: beliau masih tinggal Berikutnya, Sumarsih membahas naskah Serat Rajabrana. Sĕrat yang tersimpan dalam Perpustakaan Nasional RI yang berbicara tentang[berguru] sejarah pengislamandi Ampel Denta, di Tanah lalu dinikahkanJawa oleh Walidengan Songo. cucu Rajabrana yang berbentuk prosa, ditulis dengan tulisan Jawa sulung Sunan Ampel bernama Nyai Ageng Maloka. cetak, berbahasa Jawa ragam krama, tergolong dalam sastra Salah satu yang menarik perhatian dari teks-teks beraksara pegon Radendan JawaPatah inilalu adalahmemohon kisah petunjuk asal danmula arahan kemunculan dimana wulang. Permasalahan yang diangkat dalam tulisan ini adalah harus bertempat tinggal dan membangun permukiman cara-cara menjadi kaya yang terkandung dalam naskah Sĕrat pesantren di Demak, Jawa Tengah, pada abad XV. Teks ini menjelaskanbaru ( adhêdhsecara êkahbertahap) dengan pros amanes awal dan berdirinya damai. Sang Pesantren Sunan Rajabrana. kemudian memberi petunjuk: Kalau Raden Patah mau Semoga penerbitan Jumantara edisi ini bisa memberi Demak dari praktik membuka hutan untuk pertanian dan permukimandiberi barpetunjuk,u, mendirikan maka yangdesa, membangunharus ia lakukan masjid adalahuntuk informasi dan manfaat kepada pembaca, khususnya informasi berjalan lurus ke arah barat. Kalau sudah menemukan yang berkaitan dengan kajian naskah kuno. Redaksi salat Jumat, dan kemudian membangun pesantren. Studi ini membandinganpohon gelagah teks-teks yang serupa berbau dari harum, masa itumaka yang itulah membantu tempat mengharapkan para pembaca untuk mengirim artikel-artikel idealnya. Karena berawal dari tempat itulah diharapkan yang berisi kajian yang bersumber dari naskah kuno Nusantara. memperkaya keberadaan lembaga perguruan yang sama seperti disebutakan dalam menjadi Babad kota Cirebon, yang ramaibeserta dan peranannya sejahtera. dalamRaden proses Patah Kami menerima kritik dan saran penyempurna demi kemudian menuruti nasehat gurunya itu. Membuka hutan keberlangsungan penerbitan Jumantara yang lebih baik. Selamat islamisasi maupun dalam pembentukan peradaban baru Nusantarabesar pasca di sana,-Majapahit di daerah. Bintara. Di sanalah Raden Patah membaca dan terima kasih. membangun desa. Tidak lama kemudian banyak orang Kata kuncidatang,: Babadikut membangun Cirebon, pesantren,rumah, sama sejarah-sama Islam, membabad Wali dan membuka hutan. Mereka lalu mendirikan mesjid Salam Redaksi, Songo [untuk Shalat Jum’at]. Banyak yang datang bersama- Asal-usulsama Pesantren: tinggal dan Tinjauan berdiam Tekstual di sana, lalu berguru kepada TulisanRaden ini me Patah).mfokuskan diri pada satu bagian dalam naskah Babad Cirebon yang berkisah tentang awal pembukaan hutan ilalang Glagah Wangi, lalu menjadi Pesantren Demak sebelum beralih menjadi Kesultanan Demak. Bagian ini penting diangkat untuk melihat lebih dekat proses terbentuknya pesantren di Jawa di masa awal pengislaman oleh Wali Songo dari abad ke-15, Jumantara Vol. 9 No.1 Tahun 2018 71 vi Jumantara Vol. 9 No.1 Tahun 2018 Ahmad Baso Sejarah Lahirnya Pesantren Berdasarkan Naskah Babad Cirebon Koleksi PNRI sekaligussegera untuk saja mengoreksiia tebangi dananggapan bersihkan selama padang ini rumputyang Ketiga teks Babad Cerbon atau Babad Cirebon ini berisi mengatakanilalang bahwa itu. pesantren baru muncul di abad ke- 1 sejarah kehidupan salah seorang tokoh penyebar Islam dan salah 19. NaskahTempat tersebut itu kemudian terdapat berubah dalam menjadi koleksi kegiatan Perpustakaan belajar seorang tokoh Wali Songo, yakni Sunan Gunung Jati. Itu Nasionalagama Republik Islam Indonesia nan suci. (PNRI). Banyak orang bermukim untuk dimulai dari keberangkatan ibunya, putri Raja Pajajaran, naik menjadiAda beberapa santrinya. manuskrip Rumah yang-rumah menggunakan banyak berdiri.nama haji ke Mekah, yang dilanjutkan dengan cuplikan kisah para Babad BahkanCerbon diatau sana Babad telah Cirebonberpenghuni dalam dua PNRI puluh. Keberadaan ribu orang wali di Jawa. Cerita berlanjut pada berdirinya Demak hingga naskah-penduduk.naskah dari Jadi Cirebon sudah ini menjadi disebut desa pertama yang ramai.kali oleh J.L.A. kemunculan Senapati pendiri Mataram. Khusus naskah Br 75 BrandesShalat pada Jumattahun mulai1906 didirikandalam notulensehingga barang jadi seperti inventaris atau 2 dimulai dari pembicaraan tentang kedatangan Syekh Jumadil Bataviaaschibarat Genootschapnegeri yang luas(kini dan Museum besar. ParaPusat ulama Jakarta). dan orang T.E. Kubro dan putranya, Syekh Ibrahim Asmoro (ayahanda Sunan Behrendalim mengamati pun berdat adaangan 13 macam dari negeri variasi seberang teks naskah maupun ini, yang dari Ampel) yang menyebarkan Islam dari Champa ke Nusantara.6 terbanyakJawa, berada berkumpul dalam PNRIbersama yang-sama, ditulis bersepakat dalam aksara mengadakan pegon, 3 Kisah ini tidak ditemukan dalam sejumlah varian versi Babad hanacaraka,dandiskusi danlatin. musyawarah Setidak-tidaknya berbagai ada ilmu. tiga Sudah naskah disebut yang Cerbon lainnya.7 Dalam teks lainnya, seperti Babad Tanah Jawi menyebutsama asal-sama-usul akan dan namanya, proses banyakpembentukan yang menyukai pesantren nama di dan Sajarah Banten, kisah itu disebut sekilas, seperti akan Demak pengajiansebelum menjadi atau pesantren kesultanan, itu yaitu dengan naskah nama Br 36Pesantren dan Br dikutip di bawah. 75 yangDemak. beraksara Banya pegonk santri dan naskahhijrah keBr sana,107 yangmencari beraksara ilmu Berikut ini kutipan dari teks Babad Cerbon Br 36:8 Jawa. Ketiganyarahasia sejati berbentuk dalam agamatembang m aupunmacapat. ilmu Rinke yangs sangatdalam satu tulisannyaluas). menyebutkan, satu versi naskah Babad Cerbon [Pupuh ke-16: Mijil] (Br 75a-c PNRI) disalin dalam askara pegon oleh K.H. Abdul 4 Yata kesah Raden Patah nuli; amanggih ing gon; kang KeduaQahhar kutipansekitar tahundi atas 1820 menggambarkan selama hidupnya. asal-Beberapausul kelahiran versi acukul gelagah wangine;9 caketan desa Bintara adi; ing naskahDemak Babaddari sebuah Cerbon hutan dan ilalangBabad Tanahhingga Jawimenjadi ditulis mesjid oleh kiaidan kana akardi; panggenan satuhu. pesantren.penghulu Cir Iniebon terjadi ini sebelumdari bahan berdirinya-bahan masa Mas-jidmasa Agung abad Demak ke-18, yangbahkan menandai masa sebelumnya peresmian. kesultananDengan demikian, Islam pertama bisa dipastikan di Jawa bernamabahwa asal Kesultanan-usul teks ini Demak. berasal Duadari masateks -masaberikut itu. 5memperjelas 6 maksud kedua kutipan di atas. Babad Tanah Jawi menyebut Tentang peranan Syekh Jumadil Kubro dan putranya ini dalam proses demikian.1 Lihat pembahasan13 ide ini dalam Ahmad Baso, Pesantren Studies 2A Islamisasi di Nusantara, lihat buku saya, The Intellectual Origins of Islam (Tangerang Selatan: Pustaka Afid, 2011), Bab 1. Nusantara (Tangerang Selatan: Pustaka Afid, 2017), bab 2. 2 7 NotulenAmangsuli van de Algemeene cariyosipun en Directievergaderingen Radèn Patah, vaningkang het Bataviaasch kantun Cek misalnya dalam Babad Cirebon: Koleksi Naskah Kuno Kraton Genootschapwontên deel ingXLIV –Ngampèl 1906 (Batavia: Dênta, G. Kolff kadhaupakên& Co., 1907), lampiran kalih Kasepuhan Cirebon (Tim Kraton Kasepuhan Cirebon) (Jakarta: PNRI, III, hlm.putranipun xxv. Nyai Agêng Maloka ingkang pambayun, 2003). 3Timothy Earl Behrend (penyunting), 8 naskah Br 36 PNRI Jakarta, hlm. 32r-33v. Bisa diakses wayahipun Sunan ing NgampèlKatalog Dênta,Naskah -naskahanuntên Nusantara Radèn Babad Cerbon (Jilid 4: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia) (Jakarta: Yayasan dalam website PNRI: http://pnri.go.id/collections- Patah nyuwun pitêdah, ing pundi ênggènipun badhe Obor & EFEO, 1998), hlm. 224-5. detail.php?lang=id&id=Manuskrip&link=623062. Naskah Br 36 jêmjêm adhêdhêkah, Sunan ing Ngampèl Dênta inggih 4 D.A. Rinkes, “De Heiligen van Java V: Pangeran Panggoeng, zijn honden kemudian dijadikan bahan oleh Brandes dan Rinkes untuk diterbitkan di asuka pitêdah, Radèn Patah kapurih lumampah ngilèn en het wajangspel”. Tijdschrift voor Indische Taal-Land-en Volkenkunde tahun 1911. Terbitan itu ditransliterasi disertai terjemahan rangkuman lêrês. (TBG), vol. 54, tahun 1912, hlm. 144. untuk setiap pupuh, dengan menjadikan naskah Br 107 sebagai 5 Lihat Hoesein Djajadiningrat, Tinjauan Kritis tentang Sajarah Banten perbandingan. Lihat J.L.A. Brandes, Babad Tjerbon: Uitvoerige (terj.13Serat KITLV Babad dan Tanah LIPI)