Penggunaan Bahasa pada Ruang Publik di Kota Gorontalo

Armiati Rasyid Kantor Bahasa Gorontalo Jalan Dokter Zainal Umar Sidiki, Tunggulo, Tilongkabila, Bonebolango [email protected]

Abstrak Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan keterkendalian penggunaan bahasa Indonesia dan bentuk kesalahan penggunaan bahasa Indonesia pada ruang publik di Kota Gorontalo. Kajian ini bersifat kuantitatif. Data dikumpulkan dengan cara observasi dan dokumentasi serta dianalisis dengan teknik persentase. Kajian ini menemukan keterkendalian penggunaan bahasa ruang publik di Kota Gorontalo berada pada kategori Terkendali C(wilayah yang penggunaan bahasa di ruang publik kurang terkendali: secara fisik kurang didominasi bahasa asing; mulai lebih banyak berbahasa Indonesia dengan penerapan kaidah dan tipografi yang mulai baik). Hal tersebut dapat dilihat pada aspek kebahasaan yang belum sepenuhnya mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia karena memiliki masalah pada ejaan, pilihan kata, dan struktur kalimat. Berdasarkan aspek fisik kebahasaan,posisi, ukuran, dan warna huruf pun belum maksimal mendukungpengutamaan bahasa Indonesia.masih terdapat data yang menempatkan bahasa Indonesia sejajar/bersanding dengan posisi di bawah atau di atas bahasa asing atau bahasa daerah.Sementara itu, berdasarkah aspek tipografi kebahasaannya, bahan, desain, dankejelasan hurufnya sudah proporsional. Kata kunci: ruang publik, aspek kebahasaan, aspek fisik kebahasaan, aspek tipografi kebahasaan, terkendali

Use of Indonesia in Public Space in The City of Gorontalo.

Abstract This paper aims to describe the control of the use of Indonesian and the forms of misuse of Indonesian In Public spaces in Gorontalo City. This study is quantitative. Data collected by observation and documentation and analyzed by percentage techniques. This study found that the control over the use of public space languages in Gorontalo City was in the Controlled C category (areas where the use of language in public spaces was less controlled: physically less dominated by foreign languages;started to speak more Indonesian with the application of rules and typography that began well). This can be seen in the linguistic aspects that have not fully prioritized the use of Indonesian because they have problems with spelling, choice of words, and sentence structure. Based on the physical aspects of language, position, size, and color of letters are not yet optimally support the priority of Indonesian language. There are still data that place Indonesian in line with / position below or above a foreign language or regional language. Meanwhile, based on the typographic aspects of the language, the material, design, and clarity of the letters are proportional. Keywords: public space, linguistic aspects, physical aspects of linguistics, typographic aspects of language, controlled

PENDAHULUAN penggunaan bahasa Indonesia di ruang Pesona bahasa asing pada ruang publik tergeser oleh penggunaan bahasa publik seperti di spanduk/kain rentang, asing, terutama bahasa Inggris merupakan baliho, reklame, nama toko, nama dampak dari ketidaksiapan mental perumahan, nama instansi pemerintah dan masyarakat Indonesia dalam menghadapi swasta, dll. merupakan fenomena perdagangan bebas dunia. Penggunaan kebahasaan yang tidak dapat dihindari. bahasa asing tersebut mengubah karakter Keberadaannya semakin menggerus posisi masyarakat Indonesia menjadi rapuh. bahasa Indonesia. Bahkan, menurut Purba Masyarakat Indonesia tidak memiliki dan Suyadi (2016: 11 dan 16) wilayah keteguhan dan pendirian yang kuat¸ tidak

1

Telaga Bahasa Vol 7 No 1 Juni 2019: 1-20 memiliki positif terhadap bahasa Indonesia dalam beberapa kategori kesalahan, di sehingga dengan mudah mengabaikan antaranya kesalahan penulisan tanda baca kaidah bahasa Indonesia dan menghilangkan (tanda titik, tanda koma, tanda titik dua, identitas kebangsaannya. tanda hubung, tanda pisah) kesalahan Hal tersebut pun terjadi di Gorontalo. penulisan huruf, dan kesalahan penulisan Sebagai ibu kota provinsi yang berkembang kata (kata depan, kata turunan, angka dan cukup pesat dalam sepuluh tahun terakhir, lambang bilangan, gabungan kata). Kota Gorontalo mengalami perubahan Hal serupa juga pernah dilakukan oleh perkembangan perekonomian yang ditandai Cahyo Hasanuddin pada tahun 2015. Cahyo dengan mulai munculnya pusat perbelanjaan menulis tentang “Analisis Kesalahan modern, seperti Santika Departement Store, Berbahasa pada Penulisan Media Luar Makro Departement Store, Mall Mega Ruang di Kabupaten Bojonegoro”. Dia Zanur, Karsa Utama Mall, Gorontalo menemukan bahwa pertama, kesalahan pada Bussiness Center, Gorontalo Mall yang aspek pemakaian tanda baca, khususnya sekarang berubah menjadi Citimall tanda titik (.), penulisan kata depan di, Gorontalo, dan menjamurnya pasar penggunaan kata pukul dan jam, dan swalayan mini seperti Alfa Mart, Indomart, singkatan. Kedua, jenis kesalahan sertabeberapa kafe dan restoran. pemakaian istilah asing didominasi dengan Sejalan dengan itu, di bidang penggunaan bahasa Inggris dan bahasa Jawa. pariwisata pun demikian,terdapat taman Dalam penelitian lain, Ercita Intan hiburan Planet Waterboom, di bidang Nurkumala, dkk. (2015) juga meneliti perhotelan terdapat Grand Q Hotel, Imperial tentang “Penggunaan Bahasa pada Penulisan Hotel, Maqna Hotel, New Horison Hotel, Media Luar Ruang di Kota Ketapang”. Eljie Hotel Syariah, Mega Zanur Hotel, Dalam penelitian tersebut, mereka Millinov Boutique Hotel, The Garden Hotel, menyimpulkan bahwa Kota Ketapang dan Guest House, bidang kuliner muncul termasuk ke dalam wilayah terkendali 3, Coffee Toffee Kingdom of Food, Istana yaitu wilayah yang penggunaan bahasa Cokelat Bakery, Extra Bakery, Olivia Resto asingnya cukup terkendali, dengan lebih & Bakery Gorontalo, dan lain-lain. mengutamakan penggunaan bahasa Jika ditinjau dari segi pemartabatan Indonesia atau pelestarian bahasa daerah. bahasa Indonesia, fakta di atas membuktikan Hal senada jug dilakukan oleh Kurniawati bahwa bahasa Indonesia semakin tergerus (2015: 177). Dalam penelitiannya, dia oleh pesona bahasa asing yang tidak mampu mengemukakan bahwa data yang sesuai ditolak oleh masyarakat. Kondisi dengan kaidah berjumlah 40 buah (56,3%) kebahasaan tersebut di atas tentu saja sangat dan data yang tidak sesuai dengan kaidah bertentangan dengan amanah UUD 1945 sebanyak 31 buah (43,7%). Dengan Pasal 36 dan Undang-Undang No. 24 Tahun demikian, frekuensi data yang sesuai dengan 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lagu kaidah lebih dominan daripada data yang Kebangsaan. tidak sesuai dengan kaidah atau dengan kata Sehubungan dengan itu, tulisan ini lain, penyusun bahasa dalam media luar akan mengkaji penggunaan bahasa ruang dapat dikatakan memiliki sikap positif Indonesia pada ruang publik di Kota terhadap bahasa Indonesia. Gorontalo. Berdasarkan beberapa hasil Kajian seperti ini telah dilakukan oleh penelitian tersebut, kajian ini berfokus pada peneliti sebelumnya. Misalnya yang keterkendalian penggunaan bahasa dilakukan oleh Rosadi (2017) tentang Indonesia pada ruang publik dan bentuk penggunaan ejaan pada media luar ruang di kesalahan penggunaan bahasanya. Kabupaten Gorontalo Utara. Rosadi Keberadaan hasil kajian ini diharapkan dapat menemukan bahwa pemakaian bahasa memperkuat dan mendukung hasil penelitian Indonesia pada media luar ruang terbagi ke sebelumnya dan sebagai bahan

2

Armiati Rasyid: Penggunaan Bahasa Indonesia pada Ruang Publik di Kota Gorontalo pertimbangan pemerintah dalam memberikan perhatian khusus terhadap pemartabatan bahasa Indonesia pada ruang publik dengan memberlakukan peraturan penggunaan bahasa Indonesia di segala lini.

TEORI Undang-Undang No. 24 Tahun 2009 Penggunaan bahasa Indonesia diatur dalam Undang-Undang No. 24 Tahun 2009 khususnya yang mengatur tentang pengutamaan bahasa negara di ruang publik.Aturan tersebut tertuang pada Pasal 36—38. Pasal 36 mengatur tentang penggunaan bahasa Indonesia wajib digunakan dalam nama geografi di Indonesia; nama bangunan atau gedung, jalan, apartemen atau permukiman, perkantoran, kompleks perdagangan, merek dagang, lembaga usaha, lembaga pendidikan, organisasi yang didirikan atau dimiliki oleh warga negara Indonesia atau badan hukum Indonesia. Selanjutnya, Pasal 37 mengatur tentang penggunaan bahasa Indonesia wajib digunakan dalam informasi produk barang atau jasa produksi dalam negeri atau luar negeri yang beredar di Indonesia.Kemudian, Pasal 38 mengatur tentang penggunaan bahasa Indonesia pada rambu umum, penunjuk jalan, fasilitas umum, spanduk, dan alat informasi lainnya yang merupakan pelayanan umum.

Keterkendalian Penggunaan Bahasa Ruang Publik Dalam Petunjuk Teknis Pengutamaan Bahasa Negara di Ruang Publik (Tim Penyusun, 2018: 10--13), dijelaskan bahwa keterkendalian bahasa ruang publik dapat dilihat pada tiga aspek kondisi pengutamaan bahasa Indonesia di ruang publik yaitu bentuk fisik kebahasaan, penggunaan kaidah kebahasaan, dan tipografi kebahasaan. Setiap aspek tersebut memiliki indikator yang menjadi bahan pertimbangan dalam penilaian keterkendalian dan dilengkapi dengan skor sesuai dengan kriteria data, seperti pada instrumen yang digunakan dalam kajian ini.

3

Telaga Bahasa Vol 7 No 1 Juni 2019: 1-20

Tabel 1. Instrumen Penilaian Data Kajian Penggunaan Bahasa Indonesia pada Ruang Publik di Kota Gorontalo Variabel Skor Kriteria Fisik Kebahasaan 30 Hanya menempatkan bahasa negara Menempatkan bahasa negara di atas/di bawah/ berdampingan 20 Posisi dengan bahasa asing dan/atau bahasa tak resmi Hanya menempatkan bahasa asing dan/atau bahasa tak resmi 10 (kedaerahan) Menggunakan bahasa negara saja (dalam ukuran apa pun) ukuran 30 bahasa negara lebih besar daripada bahasa asing dan/atau bahasa tak resmi (kedaerahan) 20 Membuat ukuran huruf bahasa negara sama dengan bahasa asing Ukuran huruf dan/atau bahasa tak resmi (kedaerahan) Membuat ukuran huruf bahasa negara sama lebih kecil daripada bahasa asing dan/atau bahasa tak resmi (kedaerahan); hanya 10 menggunakan bahasa asing dan/atau bahasa tak resmi (kedaerahan) dalam ukuran apa pun Menggunakan bahasa negara saja (dalam warna apa pun) warna 30 bahasa negara lebih menonjol daripada bahasa asing dan/atau bahasa tak resmi (kedaerahan) Warna huruf 20 Membuat warna huruf bahasa negara sama dengan bahasa asing dan/atau bahasa tak resmi (kedaerahan) Membuat warna bahasa asing lebih mencolok daripada bahasa 10 negara atau hanya menggunakan bahasa asing dan/atau bahasa tak resmi (kedaerahan) Variabel Skor Kriteria Kaidah Kebahasaan 30 Tidak terdapat kesalahan dalam pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian tanda baca, dan penulisan unsur asing/serapan 20 Terdapat satu atau dua kesalahan dalam pemakaian huruf, penulisan Ejaan kata, pemakaian tanda baca, dan penulisan unsur asing/serapan Terdapat lebih dari dua kesalahan dalam pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian tanda baca, dan penulisan unsur asing/serapan; 10 hanya menggunakan sistem ejaan bahasa asing dan/atau bahasa tak resmi (kedaerahan) 30 Tidak terdapat kesalahan dalam pemilihan kata (tepat, benar, dan lazim) untuk bahasa Negara Pilihan Kata 20 Terdapat kesalahan dalam pemilihan kata (tepat, benar, dan lazim) untuk bahasa Negara Hanya menggunakan pilihan kata asing/bahasa tak resmi 10 (kedaerahan) 30 Tidak terdapat kesalahan struktur dalam penyusunan frasa/kalimat Struktur (termasuk yang hanya menggunakan satu kata) bahasa negara Terdapat kesalahan struktur dalam penyusunan frasa/kalimat bahasa 20 Negara

4

Armiati Rasyid: Penggunaan Bahasa Indonesia pada Ruang Publik di Kota Gorontalo

Hanya menggunakan struktur bahasa asing/bahasa tak resmi 10 (kedaerahan)

Tipografi Kebahasaan 30 terbuat dari bahan permanen (kayu, batu, kaca, atau kaca serat) Bahan 20 Terbuat dari bahan semipermanen (plastik, kain, atau styrofoam) 10 Terbuat dari bahan tidak permanen (kertas atau sejenisnya) 30 Terlihat desain yang sangat menarik Desain 20 Terlihat desain yang cukup menarik 10 Terlihat desain yang tidak menarik 30 Terlihat tulisan yang sangat jelas dan proporsional Kejelasan 20 Terlihat tulisan yang kurang jelas dan kurang proporsional 10 Terlihat tulisan yang tidak jelas dan tidak proporsional 5. Nama asing badan usaha yang Penggunaan Nama Indonesia bagi Badan merupakan cabang luar negeri dan nama Usaha, Kawasan, dan Bangunan asing merek dagang yang terdaftar dan Penamaan sebuah tempat usaha, memiliki hak paten tetap dipakai, kawasan, bangunan, gedung sebaiknya misalnya: mengikuti struktur penamaan dalam bahasa Citibank, Goodyear, Gucci, Kentucky Indonesia berikut. (Tim Penyusun Fried Chicken, Mitsubishi. Pengindonesiaan Kata dan Ungkapan 6. Sumber pertama untuk nama badan Asing, 2012: 6—8) usaha, kawasan, dan bangunan ialah 1. Nama badan usaha, kawasan, dan bahasa Indonesia. Misalnya kata bangunan dapat diambil dari nama diri gedung, kawasan, menara, perumahan, (misalnya Wijaya, Gunung Muria) atau taman. Sumber kedua ialah bahasa kata umum (misalnya Indah Abadi, daerah, misalnya asri, gria, saung, tirta, Sumber Agung), atau gabungan pondok. Sumber ketiga ialah bahasa keduanya (misalnya, Sanjaya asing yang sulit dicari padanannya Cemerlng, Semarang Sakti) dalam bahasa Indonesia atau bahasa 2. Istilah juga dapat menjadi bagian nama daerah atau yang bentuknya lebih badan usaha, kawasan, dan bangunan ringkas daripada terjemahannya, untuk mempertegas identitas, misalnya misalnya apartemen, bazar, hotel, mal, Bank Devisa Deli dan Kawasan Industri plaza, vila. Mitra Usaha. 3. Jika badan usaha, kawasan, dan bangunan menggunakan baik nama Cara Pembentukan Nama Indonesia maupun nama asing, nama Adapun tata cara pembentukan Indonesia ditempatkan di atas nama nama badan usaha, kawasan, dan bangunan asing itu. Misalnya: sebagai berikut (Tim Penyusun Balai Sidang Jakarta Pengindonesiaan Kata dan Ungkapan Jakarta Convention Center Asing, 2012: 8—10). 1. Kata yang menjadi bagian nama badan 4. Nama asing yang digunakan untuk usaha, kawasan, dan bangunan adalah badan usaha, kawasan, dan bangunan kata yang ringkas dan bernilai rasa yang perlu dilengkapi dengan padanannya baik, misalnya Perumahan Pondok dalam bahasa Indonesia, misalnya Cipta, Kebun Raya Bogor Tepian Danau Bogor 2. Pemilihan bentuk kata dalam pemberian Bogor Lakeside nama didasarkan pada pola pertalian bentuk dengan maknanya, misalnya

5

Telaga Bahasa Vol 7 No 1 Juni 2019: 1-20 membangun pembangun Misalnya: Pasar Swalayan pembangunan Gelaelbukan Gelael bangunan Supermarket/Gelael Pasar Swalayan 3. Pola “diterangkan-menerangkan” 4. Pola “diterangkan-menerangkan” dapat adalah urutan lazim pada kelompok diterapkan pada nama yang menjadi kata. satu kata, misalnya Artagraha, Adikarya, Swakars

METODE (1) Pemberian skor 10, 20, atau 30 pada Kajian ini dilakukan dengan setiap indikator ruang publik di Kota pendekatan kuantitatif deskriptif. Data yang Gorontalo sesuai dengan kriteria data. dianalisis adalah data tertulis. Sumber data (2) Presentase (P) jumlah skor diperoleh kajian ini berupa berbagai informasi media dari hasil jumlah skor setiap indikator ruang publik berupa papan nama instansi dibagi jumlah data (P=N/100), dan swasta, papan nama pusat dan tempat Misalnya jumlah skor 10 pada indikator usaha perdagangan, iklan luar ruang ejaan =11, presentasenya = 11/100 = (spanduk/kain rentang, baliho, reklame), 11% papan nama pemukiman dan penginapan, (3) Aspek fisik kebahasaan yang terkait serta petunjuk lalu lintas dan peristiwa, dengan posisi bahasa Indonesia, posisi yang terdapat di Kota Gorontalo. bahasa asing, dan posisi bahasa daerah, Data dikumpulkan dengan teknik lokasi objek (strategis atau tidak observasi dan dokumentasi. Teknik strategis), warna huruf, dan ukuran observasi dilakukan dengan cara objek (besar atau kecil) dengan bobot mengamati sekaligus mencatat data di 50%; lapangan dengan menggunakan instrumen (4) Aspek bahasa terkait dengan penilaian pengutamaan penggunaan bahasa penggunaan ejaan, pemilihan kata, dan di ruang publik yang memuat tiga variabel penggunaan struktur kalimat dengan kaidah kebahasaan, fisik kebahasaan, dan bobot 30%. tipografi kebahasaan. Ketiga variabel (5) Tipografi kebahasaan terkait dengan tersebut didukung oleh beberapa indikator. sifat bahan yang digunakan objek Variabel kaidah kebahasaan terdiri atas (permanen atau tidak permanen), ejaan, pilihan kata, dan struktur.Variable desain, dan kejelasan informasinya fisik kebahasaan meliputi tiga indikator dengan bobot 20%. yaitu posisi penggunaan bahasa, ukuran (6) Nilai akhir penggunaan bahasa di ruang huruf, dan warna huruf.Variable tipografi publik diperoleh dari penjumlahan nilai kebahasaan meliputi bahan, desain, dan setiap aspek yang telah dikalikan kejelasan tulisan. dengan nilai bobot masing-masing. Sementara itu, teknik dokumentasi (7) Hasil akhir kajian kemudian diberikan digunakan untuk mengambil gambar ruang nilai pemeringkatan keterkendalian publik tersebut. bahasa sesuai dengan pedoman penggunaan bahasa ruang publik Data dianalisis dengan teknik sebagai berikut. persentase dan pembobotan yang langkah- langkahnya sebagai berikut.

6

Armiati Rasyid: Penggunaan Bahasa Indonesia pada Ruang Publik di Kota Gorontalo

Tabel 2. Pemeringkatan Hasil Kajian Penggunaan Bahasa Indonesia di Ruang Publik Rentang Terkendali Fisik Kaidah Tifografi Deskripsi Nilai A ++ ++ ++ 2.601— secara fisik tidak ditemukan (sangat 3.000 bahasa asing; sepenuhnya terkendali) berbahasa negara dengan penerapan kaidah dan tipografi yang sangat baik B + + + 2.201— secara fisik tidak didominasi (lebih 2.600 bahasa asing; lebih banyak terkendali) berbahasa negara dengan penerapan kaidah dan tipografi yang telah lebih baik C - + + 1.800— secara fisik masih didominasi (cukup 2.200 bahasa asing; masih sedikit terkendali) berbahasa negara dengan penerapan kaidah dan tipografi yang cukup baik D - - - 1.400— secara fisik masih sangat (kurang 1.799 didominasi bahasa asing; sangat terkendali) sedikit berbahasa negara dengan penerapan kaidah dan tipografi yang kurang baik E ------1.000— secara fisik sangat didominasi (sangat 1.399 bahasa asing; masih sangat sedikit kurang berbahasa negara dengan terkendali) penerapan kaidah dan tipografi yang cukup baik.

Setelah nilai keterkendalian HASIL DAN PEMBAHASAN diketahui, data dianalisis kembali dengan Aspek Kebahasaan pada Ruang Publik mengambarkan setiap kesalahan Kota Gorontalo penggunaan bahasa Indonesianya berdasarkan kaidah ejaan, pilihan kata, dan Aspek kebahasaan media ruang struktur kalimat. publik di Kota Gorontalo sangat memprihatinkan karena pada umumnya tidak mengutamakan bahasa negara. Hal tersebutdapat dilihat pada Grafik 1 berikut.

Grafik 1. Aspek Kebahasaan 7% mengutamakan bahasa negara

tidak mengutamakan 93% bahasa negara Berdasarkan Grafik 1 di atas, diketahui (7%) yang mengutamakan penggunaan bahwa dari aspek kebahasaan, hanya 7 data bahasaIndonesia dan sebanyak 93 % tidak

7

Telaga Bahasa Vol 7 No 1 Juni 2019: 1-20 mengutamakan bahasa terdapat masalah kalimat. Dari segi ejaan, dapat dilihat pada pada ejaan, pilihan kata, dan struktur Grafik 2 berikut.

Grafik 2. Ejaan terdapat kesalahan >2/menggunakan bahasa asing/daerah 11% terdapat 1--2 kesalahan 47% 42% tidak terdapat kesalahan

Berdasarkan Grafik 2 tersebut, baca, dan penulisan unsur asing/serapan; diketahui bahwa hanya 11%data yang hanya menggunakan sistem ejaan bahasa benar, 42% karena terdapat kesalahan ejaan asing dan/atau bahasa tak resmi paling banyak 2, dan 47% karena terdapat (kedaerahan). Sementara itu, berdasarkan lebih dari dua kesalahan dalam pemakaian pilihan kata, dapat dilihat pada Grafik 3 huruf, penulisan kata, pemakaian tanda berikut.

Grafik 3. Pilihan Kata

hanya menggunakan bahasa asing/daerah 28% 42% terdapat kesalahan dalam pemilihan kata 30% tidak terdapat kesalahan dalam pemilihan kata

Berdasarkan Grafik 3 di atas, negara, dan 42% data karena hanya diketahui bahwa dari segi pilihan kata, menggunakan pilihan kata asing/bahasa tak terdapat 28% data yang benar, 30% data resmi (kedaerahan). karena terdapat kesalahan dalam pemilihan kata (tepat, benar, dan lazim) untuk bahasa

Grafik 4. Struktur kalimat Hanya menggunakan struktur bahasa asing/bahasa tak resmi (kedaerahan)

44% 45% Terdapat kesalahan struktur dalam penyusunan frasa/kalimat bahasa negara 11% Tidak terdapat kesalahan struktur dalam penyusunan frasa/kalimat (termasuk yang hanya menggunakan satu kata) bahasa negara

8

Armiati Rasyid: Penggunaan Bahasa Indonesia pada Ruang Publik di Kota Gorontalo

Kemudian, berdasarkan Grafik 4 di Penggunaan bahasa Indonesia pada atas, diketahui bahwa dari aspek struktur nama gedung dan nama perumahan kalimat, terdapat 43% data yang tidak Dalam kajian ini, terdapat 5 nama terdapat kesalahan struktur dalam gedung pertemuan dan 5 nama perumahan, penyusunan frasa/kalimat (termasuk yang yaitu Grand Palace Convention Center(25- hanya menggunakan satu kata) bahasa Gto-11), Graha Mulia Convention Centre negara, 13 % data yang terdapat kesalahan (25-Gto-12), Yiladia Dulohupa (25-Gto- struktur dalam penyusunan frasa/kalimat 13), Grand Sumber Ria Ballroom (25-Gto- bahasa negara, dan 44 % data yang hanya 14), Gorontalo Convention Center (25-Gto- menggunakan struktur bahasa asing/bahasa 15), Perumahan Misfalah Rasaindo (25- tak resmi (kedaerahan). Gto-16), Puri Manggis (25-Gto-17), Perumahan Mansai Permai I (25-Gto-18), Penggunaan Kaidah Kebahasaan pada Citra Garden Estate (25-Gto-19), dan Griya Ruang Publik di Kota Gorontalo Aan Lestari (25-Gto-20). Penggunaan bahasa Indonesia pada Pada data tersebut di atas, terdapat 4 nama hotel nama gedung yang menggunakan bahasa Data nama hotel dalam kajian ini asing dan 1 nama gedung yang sebanyak sepuluh nama hotel yaitu Grand menggunakan bahasa daerah. Sementara Zanur Hotel (25-Gto-01),Guest House itu, 1 nama perumahan yang menggunakan Hotel (25-Gto-02), Eljie Group Hotel and bahasa asing dan 4 nama yang Travel (25-Gto-03), Krawang City Hotel menggunakan bahasa Indonesia. (25-Gto-04), Hotel Liberty (25-Gto-05), Beberapa kata dan istilah asing Imperial Hotel (25-Gto-06), New ferrizon dalam data di atas telah dipadankan ke Hotel (25-Gto-07), Paradise Hotel (25-Gto- dalam bahasa Indonesia. Kata palace 08), ‘istana, mahligai, persada, puri’, convention center/ convention hall ‘balai sidang, balai Sunrise Hotel (25-Gto-09), Millinov Hotel konvensi’, ballroom ‘balai riung’, dan (25-Gto-10). garden ‘taman’ Kesepuluh nama hotel tersebut Dengan demikian, nama gedung dan semuanya menggunakan bahasa asing. Pada nama perumahan yang berbahasa asing dasarnya, nama hotel-hotel tersebut dapat dipadankan menjadi Balai Sidang yang memiliki padanan dalam bahasa Puri Adika, Balai Pertemuan Puri Raya, Indonesia, misalnya kata grand‘adika; raya; Balai Sidang Istana Adika, atau Balai agung; Pertemuan Persada Adika, Balai Sidang Graha Mulia, Balai Pertemuan Graha besar; perdana; resmi; puncak; utama; Mulia, Balai Konvensi Graha Mulia, Balai akbar’, guest house ‘wisma’, new ‘baru’. Riung Agung Sumber Ria, Balai Sidang Selain itu, dari segi struktur, Gorontalo, Balai Pertemuan Gorontalo, penamaan hotel di atas seharusnya atau Pusat Konvensi Gorontal, dan dilakukan berdasarkan pola “diterangkan- PermukimanTaman Citra. menerangkan” (DM) yang lazim dalam Selanjutnya, Data 25-Gto-13, pengelompokan kata.Dengan demikian, Yiladia Doluhupa lo Ulipu Hulondalo, seyogyanya hotel-hotel tersebut dinamai menggunakan bahasa Gorontalo. Kata dengan Hotel Zanur Adika, Hotel Zanur yiladiya bermakna‘istana raja’, dulohupa Raya, Hotel Zanur Agung, Hotel Wisma, ‘musyawarah’, ulipu ‘negeri’, dan Grup Eljie, Hotel Eljie, Biro Perjalanan Hulondalo ‘Gorontalo’. Gedung ini dahulu Eljie, Kargo Eljie,Hotel Kota Krawang, merupakan istana raja dan sekarang Hotel Liberty, Hotel Imperial, Hotel dijadikan sebagai tempat bermusyawarah Ferryzon Baru, Hotel Paradise, Hotel para pemangku adat di Gorontalo.Sekarang, Sunrise, dan Hotel Butik Millinov. selain digunakan sebagai ruang pertemuan

9

Telaga Bahasa Vol 7 No 1 Juni 2019: 1-20

Dewan Adat Gorontalo, juga dapat tataran ejaan, diksi, maupun pada struktur dimanfaatkan oleh masyarakat umum. kalimat. Karena memiliki nilai sejarah, nama tempat Pada Data 25-Gto-31, informasi ini mendapatkan pengecualian dalam UU nama tempat pada spanduk ini No. 24 Tahun 2009. menggunakan gabungan bahasa Indonesia dan bahasa asing, Koperasi Gorontalo Car Online. Kata car dan online telah Penggunaan bahasa Indonesia pada dipadankan ke dalam bahasa Indonesia nama apotek melalui penerjemahan, mobil dan dalam Dalam kajian ini terdapat 10 nama jaringan (daring), sehingga nama koperasi yaitu Apotik Mega Farma (25-Gto-21), ini dapat diubah menjadi Koperasi Mobil Apotik Mirah (25-Gto-22), Milana Apotek Daring Gorontalo. dan Swalayan Farmasi (25-Gto-23), Apotek Pada baris kedua pada data tersebut, Profil II (25-Gto-24), Klinik Pratama de terdapat istilah official partner yang telah Smile Apotek Piramid Mulia (25-Gto-25), memiliki padanan dalam bahasa Indonesia Apotik Permata (25-Gto-26), Apotek Mitra yaitu mitra resmi. Harapan (25-Gto-27), Apotek Mulia (25- Selanjutnya, pada Data-Gto-32, Gto-28), Apotek “Junior” (25-Gto-29), dan terdapat kesalahan ejaan penggunaan tanda Apotek Dua Susun (25-Gto-30). baca garis miring pada penulisan singkatan Dalam kajian ini, terdapat dua s/d,seharusnya ditulis dengan s.d. Selain itu, macam penulisan nama apotek, yaitu terdapat kesalahan penulisan kata depan di- apotek dan apotik. Kata apotik merupakan pada frasa dibawah. Kata depan di- ditulis bentuk tidak baku dari apotek. terpisah dari kata yang diikutinya, sehingga Dari segi ejaan, penulisan nama penulisan dibawah seharusnya terpisah, di Apotek “Junior” tidak tepat. Dalam kaidah bawah. ejaan, salah satu fungsi tanda petik (“...”) Dari segi diksi, pada data ini adalah untuk mengapit istilah ilmiah yang terdapat istilah asing quick wins program kurang dikenal atau kata yang mempunyai dan seat belt yang dicetak dengan huruf arti khusus. Dengan demikian, penggunaan tegak. Istilah quick wins program tanda petik pada kata junior mengakibatkan merupakan program nasional Polri yang makna ambigu, yaitu terdapat makna lain secara harfiah bermakna program yang ingin disampaikan oleh pemilik kemenangan yang cepat. Secara konseptual apotek yang bukan makna sebenarnya. bermakna sebuah aksi kecil yang cepat Selanjutnya, dari segi struktur mendatangkan sebuah kemenangan yang penulisan nama apotek, terdapat 1 data yang mampu mendorong kemenangan menggunakan struktur bahasa asing, yaitu selanjutnya. Program ini dibangun dengan Data 25-Gto-23, Milana Apotek dan berfokus pada pemekaran rasa percaya diri Swalayan Farmasi, atau berstruktur dan antusiasme. Istilah ini belum memiliki “menerangkan-diterangkan” (MD), yang padanan yang tepat dalam bahasa Indonesia seharusnya berstruktur “diterangkan- sehingga penggunaannya dibolehkan menerangkan” (DM). Oleh karena itu, nama dengan syarat harus mengikuti aturan apotek ini seharusnya Apotek dan Swalayan penulisan bahasa Indonesia. Oleh karena Farmasi Milana. itu, penulisan istilah ini harus dimiringkan Quick Wins Program. Istilah seat belt pun Penggunaan bahasa Indonesia pada telah memiliki padanan kata yaitu sabuk spanduk/iklan kursi atau sabuk pengaman. Dalam kajian ini ditemukan bahwa Dari segi struktur, diksi potensi penulisan spanduk/iklan di Kota Gorontalo pada penindakanpelanggaranpotensi masih terpengaruh oleh bahasa asing dan bermakna rancu. Oleh karena itu, pada kata masih terdapat beberapa kesalahan potensi harus ditambahkan pemarkah yang penggunaan bahasa Indonesia baik pada

10

Armiati Rasyid: Penggunaan Bahasa Indonesia pada Ruang Publik di Kota Gorontalo dan imbuhan ber- sehingga menjadi ini, seharusnya tanda koma digunakan penindakan pelanggaran yang berpotensi setelah kata lancar dan maju sebagai kecelakaan, makna yang diinginkan pun penanda jeda pada rincian. Oleh karena itu, lebih tepat. tulisan tersebut dapat diperbaiki seperti Kemudian, masalah kebahasaan berikut ini, Upaya mewujudkan pada Data 25-Gto-33 adalah penulisan transportasi yang tertib, lancar, dan tanda baca titik pada singkatan lambang selamat untuk Gorontalo yang unggul, mata uang dan setelah angka uang, Serba maju, dan sejahtera. Rp. 50.000,-. Dalam kaidah ejaan, Dari segi diksi, terdapat kesalahan singkatan lambang mata uang tidak ditandai pemilihan kata himbauan, yang seharusnya dengan tanda baca dan tidak ada spasi imbauan. Demikian halnya kata online, antara lambang mata uang dan angka seharusnya yang digunakan adalah rupiah. Penanda sen pada jumlah uang padanannya yaitu dalam jaringan atau ditandai dengan tanda koma dan nol (,00). daring. Dari segi struktur, kalimat pada data Oleh karena itu, penulisan yang tepat untuk ini mengalami kerancuan makna karena data ini adalah Rp50.000,00. ketidakjelasan subjek dan predikat yang Pada Data 25-Gto-34, masalah diakibatkan oleh tidak adanya tanda koma kebahasaan yang perlu diperbaiki adalah setelah keterangan di awal kalimat dan penggunaan bahasa asing pada nama tempat tanda titik di akhir kalimat. yang terdapat pada spanduk iklan tersebut, Selanjutnya, pada Data 25-Gto-38 Mitra Electronic Superstore dan kata cash tidak terdapat masalah pada ejaan dan & kredit. Kata superstore telah memiliki struktur kalimat. Akan tetapi, pada aspek padanan kata yaitu toko raya sehingga diksi terdapat penggunaan bahasa asing nama toko ini dapat diganti dengan Toko yaitu certified company, official website, Raya Elektronik Mitra. Sementara itu, kata customer care. Ketiga istilah tersebut telah cash pun harus diganti dengan padananya dipadankan ke dalam bahasa Indonesia tunai. certified company ‘perusahaan terdaftar’, Pada Data 25-Gto-35, aspek ejaan official website ‘laman resmi’, dan yang perlu dibenahi adalah penggunaan customer care ‘peduli pelanggan’. tanda titik pada singkatan HB dan tanda Pada Data 25-Gto-39, terdapat koma untuk mengantarai nama tempat, Jl. kesalahan penggunaan ejaan pada penulisan Prof. H.B. Yasin No. 365, Kel. Dulalowo, kata terikat antar-, penulisan se-, pada Kec. Kota Tengah, Kota Gorontalo. penulisan singkatan sampai dengan Masalah kebahasaan pada Data 25- dengan. Hal tersebut dapat dilihat pada isi Gto-36 adalah penggunaan tanda baca petik data berikut ini. ganda pada nama tempat Rental Mobil SELAMAT DATANG PESERTA “Zukhruf”. Tanda baca tersebut tidak perlu KEJURNAS ATLETIK ANTAR digunakan karena tidak memiliki makna PPLP/PPLP- lain, Rental Mobil Zukhruf. D/SKOSE-INDONESIA Pada Data 25-Gto-37, aspek ejaan DI PROVINSI GORONTALO yang perlu dibenahi adalah penggunaan Kata antar- merupakan kata terikat tanda koma pada rincian. Misalnya pada yang tidak dapat berdiri sendiri sehingga rincian ... angkutan antar jemput, sewa harus melekat atau ditulis tidak terpisah umum dan sewa khusus/taksi online..., dengan kata yang diikutinya. Pada kasus seharusnya terdapat tanda koma setelah ini, kata antar- ditulis dengan huruf kapital kata sewa umum.Pada bagian bawah dan terikat pada singkatan PPLP. Untuk spanduk terdapat tulisan Upaya menghindari kerancuan makna, penulisan mewujudkan transportasi yang tertib, yang tepat cukup dengan membubuhkan lancar dan selamat untuk Gorontalo yang tanda hubung (-) antara kata antar dan unggul, maju dan sejahtera. Dalam tulisan PPLP. Sebaliknya, penulisan bentuk terikat

11

Telaga Bahasa Vol 7 No 1 Juni 2019: 1-20 se- yang ditulis dengan huruf kapital, tanda Pada Data 25-Gto- 43, nama Coffee hubung tidak perlu digunakan. Toffeedari segi diksimenggunakan bahasa Pada Data 25-Gto-40, terdapat Inggris, Coffee Toffee. Secara harfiah coffee kesalahan penggunaan ejaan di penulisan ‘kopi’dan toffee ‘karamel’, atau dimaknai nama Kota Gorontalo, penggunaan tanda ‘permen cokelat’. Selain kata coffee dan elipsis dan tanda seru yang berlebihan. Pada toffee, terdapat kingdom foodcourt. Istilah data tersebut, nama Kota Gorontalo ditulis ini telah dipadankan ke dalam bahasa dengan setiap huruf diantarai oleh spasi. Indonesia, kingdom ‘kerajaan’ dan Penulisan seperti itu tidak dapat dibaca foodcourt ‘pusat jajanan; pujasera’. sebagai sebuah kata, tetapi hanya sebagai Pada Data 25-Gto-44, nama Vanilla kumpulan beberapa huruf. Tanda elipsis Convenient Store. Nama toko ini telah pada kalimat Mari Jo...! tidak memiliki secara harfiah memiiliki padanan.Kata makna, sehingga tidak perlu digunakan convenient ‘cocok, sesuai, mudah’; ‘lapang, dalam kalimat tersebut. Demikian halnya luas, besar’, kata store ‘toko, kedai, tanda seru pada kalimat Ingat!!!, tidak warung’, cake ‘keik, bolu’, patisserie ‘kue menambah informasi ketegasan seperti kering’ dan kata suply ‘pasokan’ stok, yang diinginkan oleh penutur (pemilik suplai, persediaan’. Sementara itu kalimat iklan). Jadi, penggunaan tanda seru pada One stop shop for all your baking needs kalimat tersebut cukup satu. ‘tempat berbelanja semua jenis kebutuhan kue Anda’. Dengan demikian, pemilik toko Penggunaan bahasa Indonesia pada tersebut dapat mengutamakan bahasa nama restoran dan kafe Indonesia dengan menggunakan nama Toko Kue Vanila, Stok dan Kue Kering, Dalam kajian ini, terdapat 10 nama ‘Tempat berbelanja semua jenis kue yang restoran dan kafe yang akan dianalisis Anda butuhkan’.‘Tersedia Semua Jenis penggunaan bahasanya, yaituRed Black Kue’. Restaurant & Karaoke (25-Gto-41), Pada Data 25-Gto-45, nama Kawan Hulondalo Indah Sweet Resto (25-Gto-42), Seafood & Chinese Food pun telah Coffee Toffee, Kingdom Foodcourt (25- memiliki padanan kata dalam bahasa Gto-43), Vanilla Convenient Store, Cake & Indonesia. Istilah seafood dipadankan Patiserie Supply, One stop shop for all your dengan boga bahari; hidangan bahari; atau baking needs (25-Gto-44), Kawan Seafood hidangan laut dan Chinese Food ‘makanan & Chinese Food (25-Gto-45), Olivia Resto Cina’ atau ‘masakan Cina’. Dengan & Bakery (25-Gto-46), Domestique (25- demikian, nama restoran ini dapat diubah Gto-47), Pino’s Spesial Ikan & Ayam (25- menjadi Boga Bahari & Masakan Cina Ka Gto-46), Rasa Seafood All Fresh (25-Gto- Wan. 49), dan 23 Pool Billiard, Karaoke & Kafe Pada Data 25-Gto-46, nama Olivia (25-Gto-50). Resto & Bakery dapat dipadankan dengan Pada Data 25-Gto-41, nama Red Restoran dan Toko Roti Olivia atau Black Restaurant & Karaokedapat Restoran dan Toko Kue Olivia. dipadankan ke dalam bahasa Indonesia Pada Data 25-Gto-47, nama menjadi Restoran dan Karaoke Merah Domestique berasal dari bahasa Perancis Hitam. Kemudian, pada Data 25-Gto-42, yang bermakna ‘domestik, dalam negeri, nama Hulondalo Indah Sweet Resto, keluarga, rumah tangga’. merupakan campur kode bahasa Gorontalo, Pada Data 25-Gto-48, nama Pino’s bahasa Indonesia, dan bahasa asing. Kata Spesial Ikan dan Ayam menggunakan Hulondalo bermakna Gorontalo, kata indah gabungan bahasa Inggris dan bahasa dan resto (kependekan restoran)bahasa Indonesia. Nama warung makan ini dapat Indonesia, dan sweet bahasa Inggris. Nama dipadankan dengan Warung Makan Pino, ini dapat dipadankan menjadi Restoran Spesial Ikan dan Ayam. Nikmat Hulondalo Indah.

12

Armiati Rasyid: Penggunaan Bahasa Indonesia pada Ruang Publik di Kota Gorontalo

Pada Data, 25-Gto-49, nama Rasa bahasa asing dengan konsep yang berbeda- Seafood, All Fresh juga menggunakan beda. Kata yang digunakan adalah mall, gabungan bahasa Inggris dan bahasa plaza, supermarket,superstore, dan mart. Indonesia. Kata seafood dan all fresh sudah Selain itu, terdapat pula pencampuradukan memiliki padanan alam bahasa Indonesia. struktur bahasa asing dan bahasa Indonesia. All fresh dapat dimaknai dengan serba Adapun data yang menggunakan segar, semua segar. Dengan demikian, kata mall dapat dilihat pada Data 25-Gto- padanan kata nama restoran ini boleh 51, Mega Zanur Mall, dan Data 25-Gto-60, dengan Restoran Rasa Boga Bahari Serba Mall Karsa Utama. Dari segi diksi, kata Segar. mall telah diserap ke dalam bahasa Pada Data 25-Gto-50, nama 23 Pool Indonesia dengan penyesuaian ejaan, yaitu Billiard, Karaoke & Cafe, menggunakan mal. Kata mal bermakna gedung atau istilah olahraga biliar, pool ‘jenis kelompok gedung yang berisi macam- permainan biliar yang dimainkan oleh di macam toko dihubungkan oleh lorong atas meja biliar yang memiliki enam pocket (jalan penghubung). atau kantong bola’. Istilah ini belum Dari segi struktur, Data 25-Gto-51 memiliki padanan kata dalam bahasa menggunakan struktur bahasa Inggris dan Indonesia. Sementara itu, kata karaoke Data 25-Gto-60 menggunakan struktur dipadankan dengan penyerapan secara utuh bahasa Indonesia. Oleh karena itu, nama menjadi karake dan kata cafe telah kedua pusat perbelanjaan ini perlu dipadankan dengan penyesuaian lafal dan diperbaiki menjadi Mal Mega Zanur dan ejaan menjadi kafe. Dengan demikian, Mal Karsa Utama. nama kafe ini boleh saja menggunakan Data yang menggunakan kata plaza istilah asing dengan syarat dilakukan adalah Data 25-Gto-55. Dari segi diksi, kata penyesuaian penulisan dan struktur dalam plaza sudah diserap secara utuh ke dalam bahasa Indonesia. Misalnya, 23 Pool, bahasa Indonesia. Kata ini bermakna pusat Biliar, Karaoke, & Kafe. pertokoan dengan tempat parkir. Dari segi Dengan demikian, beberapa nama struktur, nama ini sudah sesuai dengan tempat usaha ini dapat dipadankan ke dalam struktur bahasa Indonesia, diterangkan dan bahasa Indonesia. Yang paling utama menerangkan. dilakukan adalah mengubah sikap pemilik Data yang menggunakan kata mart usaha lebih positif dan tetap setia ada empat, yaitu Data 25-Gto-54, Swalayan terhadap bahasa Indonesia. Jayamart; Data 25-Gto-56, Qmart Super Store; Data 25-Gto-58, Diana Mart; Penggunaan bahasa Indonesia pada danData 25-Gto-59, Aisyah Mart. Dari segi nama pusat perbelanjaan diksi, istilah mart telah dipadankan ke dalam bahasa Indonesia ‘toko, kios’. Dalam kajian ini terdapat 10 nama Dengan demikian, nama pusat perbelanjaan pusat perbelanjaan yang akan dianalisis tersebut dapat diganti dengan Toko penggunaan bahasanya, yaituMega Zanur Swalayan Jaya, Toko Diana, dan Toko Mall (25-Gto-51), Business Park Gorontalo Aisyah. Sementara itu, nama Qmart Super (25-Gto-52), Makro Supermarket & Dept. Store menggunakan kata mart dan Store (25-Gto-53), Swalayan Jayamart (25- superstore, ‘toko’dan ‘toko raya’ dengan Gto-54), Plaza Listrik (25-Gto-55), Qmart sebuah konsep toko besar. Pemilik toko Superstore (25-Gto-56), Santika dapat memilih opsi lain dengan Toko Raya Supermarket Furniture (25-Gto-57), Divana Q. Mart (25-Gto-58), Aisyah Mart (25-Gto- Data yang menggunakan kata 59), dan Mall Karsa Utama(25-Gto-60). supermarket ada dua, yaitu Data 25-Gto-53, Berdasarkan data di atas, diketahui Makro Supermarket & Departemen Store, bahwa nama pusat perbelanjaan di Kota dan Data 25-Gto-57, Santika Supermarket Gorontalo pada umumnya menggunakan

13

Telaga Bahasa Vol 7 No 1 Juni 2019: 1-20

&Furniture. Istilah supermarket juga telah istilah asing pada alamat kantor, serta dipadankan ke dalam bahasa Indonesia kesalahan pilihan kata. melalui penerjemahan yaitu pasar Data yang berkaitan dengan swalayan. Demikian halnya dengan istilah kesalahan penggunaan tanda koma terdapat departemen store telah dipadankan dengan pada Data 25-Gto-61, 25-Gto-64, 25-Gto- penerjemahan yaitu pasaraya atau toko 65, 25-Gto-66, 25-Gto-67, 25-Gto-68 yang serba ada (toserba) dan furniture tidak mematuhi kaidah penggunaan tanda telahdipadankan dengan menyesuaikan koma di antara nama dan alamat serta ejaannya yaitu furnitur. Oleh karena itu, bagian-bagian alamat. nama yang tepat kedua pusat perbelanjaan Sementara itu, penulisan kata yang ini dalam bahasa Indonesia Pasar tidak tepat terdapat pada penulisan pada Swalayan dan Toserba Makro atau Pasar nama tempat yang memiliki spasi Swalayan dan Pasaraya Makro, Pasaraya antarhuruf seperti dalam Data 25-Gto-69, & Furnitur Santika atau Toserba & K o t a G o r o n t a l o, untuk memenuhi Furnitur Santika. ruang penulisan. Penulisan seperti ini tidak Selanjutnya, masih terdapat satu dibenarkan karena yang ditulis tidak dapat data pusat perbelanjaan yang menggunakan dibaca sebagai sebuah kata. bahasa asing yaitu Data 25-Gto-52, Adapun bahasa asing yang Business Park Gorontalo, yang digunakan pada alamat instansi adalah kata menggunakan struktur bahasa Indonesia fax dan by-pass. Dalam data ini, kata tetapi berbahasa Inggris. Nama tempat faximile disingkat dengan fax.Faximile bisnis ini dapat dipadankan dengan Taman telah dipadankan ke dalam bahasa Bisnis Gorontalo. Indonesia dengan menyesuaikan ejaannya, faksimile, sehingga jika akan disingkat Penggunaan bahasa Indonesia pada menjadi faks. bukan fax. Selanjutnya, kata nama instansi pemerintah by-pass pun telah dipadankan melalui Dalam kajian ini terdapat 10 nama penerjemahan, jalan bentar; jalan lingkar. instansi pemerintah yang akan dianalisis Oleh karena itu, penulisan alamat penggunaan bahasanya, yaitu Badan yang tepat dapat dilihat pada perbaikan Pertanahan Nasional Kota Gorontalo (25- salah satu data berikut ini. Gto-61), Unit Pelaksana Teknis Dinas Data 25-Gto-61, Jln. P. Pelabuhan Perikanan Tenda dan Pelayanan Kalengkongan No. 18, Kota Gorontalo, Usaha (25-Gto-62), BKPPD Provinsi Telp./Faks. 0435-821013 Gorontalo (25-Gto-63), Bappeda Provinsi Terakhir, pada Data 25-Gto-68, Gorontalo (25-Gto-64), Pusat Pelayan Autis terdapat kesalahan pilihan kata yaitu (25-Gto-65), Kantor Camata Kota Utara kelurahan. Kata ini bermakna kantor (25-Gto-66), Polri Daerah Gorontalo Resor (rumah) lurah. Dengan demikian, jika Kota Gorontalo Sektor Kota Utara (25-Gto- digunakan dalam sebuah nama tempat 67), Kantor Kelurahan Limba 2(25-Gto- seperti Kantor Kelurahan Limba, 68), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah maknanya menjadi ambigu. Diksi yang Kota Gorontalo (25-Gto-69), dan Badan tepat untuk frasa tersebut adalah Kantor Keuangan Kota Gorontalo (25-Gto-70). LurahLimba. Berdasarkan informasi Tabel 5 diketahui bahwa pada umumnya masalah Penggunaan bahasa Indonesia pada kebahasaan yang perlu diperbaiki pada nama warung makan penulisan nama dan alamat instansi Dalam kajian ini terdapat 10 nama pemerintah adalah penggunaan tanda koma warung makan yang akan dianalisis pada alamat instansi, kesalahan penulisan penggunaan bahasanya, yaitu RM. Bang kata, penulisan singkatann, dan penggunaan Rofiq (25-Gto-71), RM. Jalangkote Manalagi (25-Gto-72), Holchik Factory

14

Armiati Rasyid: Penggunaan Bahasa Indonesia pada Ruang Publik di Kota Gorontalo

(25-Gto-73), Rumah Makan “Ohara” (25- dalam bahasa Indonesia, Waroeng Coffee Gto-74), Waroeng Coffee Simpang Lima Simpang Lima ‘Warung Kopi yang terletak (25-Gto-75), Waroenk Narcoffee (25-Gto- di Simpang Lima’. Sementara itu, Data 25- 76), Rumah Makan &Cafe “R-3”(25-Gto- Gto-79, RM Semanan New, dengan struktur 77), Cafe & R.M “Sederhana” Mas Adji bahasa Indonesia. Seharusnya, kata new (25-Gto-78), RM Semanan New (25-Gto- diganti dengan baru, RM Semanan Baru. 79), dan Waroeng Spensa (25-Gto-60) Selanjutnya, terdapat satu data yang Berdasarkan data tersebut, diketahui menggunakan diksi yang salah, yaitu pada bahwa penulisan nama rumah makan di Data 25-Gto-76, Warunk Narcoffee. Dalam Kota Gorontalo bermacam-macam, yaitu bahasa Indonesia, tidak terdapat kata penggunaan tanda titik pada singkatan yang warunk, yang benar adalah warung. bukan nama diri, penggunaan tanda petik Demikian halnya dengan kata narcoffee, pada nama diri, penggunaan bahasa asing, tidak memiliki arti dalam bahasa penggunaan diksi yang salah, dan Indonesia.Kata ini dimaknai pecandu kopi penggunaan ejaan lama. oleh pemiliknya, karena kata selanjutnya Adapun data yang menggunakan pada nama warung ini adalah komunitas tanda titik pada singkatan yang bukan nama pecandu kopi. diri yaitu Data 25-Gto-71, RM. Bang Rofiq, Terakhir, penggunaan ejaan lama dan 25-Gto-72, R.M. Jalangkote Manalagi. bunyi [oe] pada Data 25-Gto-75 dan 25- Dalam kaidah ejaan, singkatan yang bukan Gto-80, Waroeng Coffee Simpang Lima dan nama diri ditulis dengan huruf kapital tanpa Waroeng Spensa. tanda titik. Oleh karena itu, nama kedua rumah makan ini seharusnya ditulis dengan Penggunaan bahasa Indonesia pada RM Bang Rofiq dan RM Jalangkote nama PT dan CV Manalagi. Dalam kajian ini terdapat 10 nama PT Selanjutnya, data yang dan CV yang akan dianalisis penggunaan menggunakan tanda petik ganda pada nama bahasanya, yaitu CV. Endai Lestari (25- diri yaitu Data 25-Gto-74, 25-Gto-77, dan Gto-81), PT. Azwa Utama (25-Gto-82), 25-Gto-78. Dalam kaidah ejaan, tanda CV. Kemalindo Utama (25-Gto-83), CV. petik ganda tidak digunakan untuk Bahtera Sulawesi Dieselindo (25-Gto-84), mengapit sebuah nama. Selain itu, dari segi CV. Andri Jaya Computer (25-Gto-85), PT. diksi, kata cafe telah diserap ke dalam Pertamina (25-Gto-86), PT. Penjaminan bahasa Indonesia dengan penyesuaian Jamkrindo Syariah (25-Gto-87), PT. ejaan, kafe. Dengan demikian, tanda petik Semeru Teknindo Lestari (25-Gto-86), PT. pada nama rumah makan tersebut harus Togo Jaya (25-Gto-89), dan PT. Perikanan dihilangkan, dan kata cafediganti dengan Nusantara Perwakilan Gorontalo (25-Gto- kafe, Rumah Makan Ohara, Rumah Makan 90),. & Kafe R-3, dan Kafe & RM Sederhana Berdasarkan data nama PT dan CV Mas Adji. tersebut, diketahui bahwa semua data PT Data yang menggunakan bahasa dan CV di Kota Gorontalo ditulis dengan asing yaitu Data 25-Gto-73, 25-Gto-75, dan menggunakan tanda titik, padahal PT dan 25-Gto-79. Data 25-Gto-73, Holchick CV termasuk singkatan bukan nama diri Factory merupakan nama sebuah usaha yang tidak ditandai dengan tanda titik. Oleh waralaba. Holchick merupakan singkatan karena itu, penulisan PT dan CV pada dari Holland Chicken ‘ayam Belanda’, semua data tersebut perlu disesuaikan ‘masakan ayamdengan resep dari Belanda’, dengan kaidah ejaan. Misalnya, CV Endai dan factory bermakna pabrik. Lam Bahasa Lestari, PT Azwa Utama. asing yang terdapat pada Data 25-Gto-75 adalah kata coffee. Kata ini digunakan dengan menggabungkaannya dengan kata

15

Telaga Bahasa Vol 7 No 1 Juni 2019: 1-20

Penggunaan bahasa Indonesia pada dipadankandengan pakaian, busana, mode. nama toko pakaian Kata accessories dipadankan dengan Dalam kajian ini terdapat 10 nama aksesori. Dengan demikian, nama toko ini toko pakaian yang akan dianalisis dapat diindonesiakan dengan Gaya Rafa, penggunaan bahasanya, yaitu Indah Batik Distro &Busana, Aksesori. (25-Gto-91), Billy Collection Jakarta (25- Selain Data 25-Gto-91, terdapat Gto-92), Rafa Style Distro & Fashion data lainnya yang menggunakan fashion, Accessories (25-Gto-93), Bee Shop yaitu Data 25-Gto-95, Data 25-Gto-96, Gorontalo (25-Gto-94), Denia Fashion (25- Data 25-Gto-97, Data 25-Gto-99. Oleh Gto-95), Asyifa Fashion (25-Gto-96), karena itu, semua nama tersebut dapat Nandhira Fashion (25-Gto-97), Madinah diindonesiakan, misalnya Busana Denia, Baru (25-Gto-98), Jakarta fashion (25-Gto- Busana Asyifa, Busana Nandhira, dan 99), dan Junior Clothing (25-Gto-100). Busana Jakarta. Berdasarkan data nama toko Data 25-Gto-94 mengunakan frasa pakaian tersebut, diketahui bahwa pada bee shop sebagai nama toko. Kata bee umumnya nama toko pakaian di Kota bermakna lebah dan kata shop bermakna Gorontalo menggunakan bahasa asing. gerai, toko. Toko ini selalin menjual madu, Hanya dua data yang mnggunakan bahasa juga menjual pakaian. Dengan demikian, Indonesia yaitu Data 25-Gto-98, Madinah nama toko ini dapat diindonesiakan dengan Baru, dan Data 25-Gto-91, Indah Batik. Toko Lebah Gorontalo, Gerai Madu Akan tetapi, Data 25-Gto-91 menggunakan Gorontalo. struktur bahasa asing, yang seharusnya Data terakhir, Data 25-Gto-100 Batik Indah. menggunakan frasa junior clothing. Kata Data 25-Gto-92 menggunakan junior bermakna junior, kecil, anak kecil istilah colection [collection]. Istilah ini dan kata clothing bermakna pakaian atau telah dipadankan ke dalam bahasa busana. Dengan demikian, nama toko ini Indonesia melalui penyesuaian ejaan dan juga dapat diindonesiakan dengan Busana lafal menjadi koleksi. Dari segi struktur, Anak, Busana kecil, Busana Junior. nama toko ini perlu pula disesuaikan dengan struktur bahasa Indonesia, Koleksi Aspek Fisik Kebahasaan pada Ruang Jakarta Billy di Kota Gorontalo. Publik Kota Gorontalo Data 25-Gto-93 menggunakan Berdasarkan aspek fisik istilah style, distro, fashion, dan kebahasaan, hampir setengah data dalam accessories. Kata style telah dipadankan kajian ini mengutamakan bahasa negara, melalui penerjemahan, gaya. Istilah distro dan lebih dari setengahnya tidak merupakan singkatan dari distribution store mengutamakan bahasa negara.Grafik 5 ‘toko distributor’. Kata ini telah diserap ke berikut menegaskan kondisi tersebut. dalam bahasa Indonesia.Kata fashion

16

Armiati Rasyid: Penggunaan Bahasa Indonesia pada Ruang Publik di Kota Gorontalo

Grafik 5. Aspek Fisik Kebahasaan posisi, ukuran dan warna huruf mengutamakan bahasa Indonesia

posisi tidak mengutamakan bahasa Indonesia 41% 34% posisi dan ukuran huruf tidak mengutamakan bahasa Indonesia (ukuran huruf bahasa Indonesia sama dengan bahasa asing/bahasa 15% daerah) posisi, ukuran, dan warna huruf tidak mengutamakan bahasa 5% Indonesia (ukuran huruf bahasa negara sama/lebih kecil daripada 3% 2% bahasa asing/bahasa daerah) posisi, ukuran, dan warna huruf tidak mengutamakan bahasa Indonesia (ukuran huruf bahasa negara lebih kecil daripada bahasa asing/bahasa daerah) posisi bahasa asing/daerah

Dalam Grafik 5 di atas, dijelaskan daripada bahasa asing dan/atau bahasa tak bahwa data aspek fisik kebahasaan (posisi, resmi (kedaerahan); hanya menggunakan ukuran huruf, dan warna huruf), yang telah bahasa asing dan/atau bahasa tak resmi mengutamakan bahasa Indonesia sebanyak (kedaerahan) dalam ukuran apa pun, dan 34 data atau hanya 34%. Sementara itu, membuat warna huruf bahasa negara sama terdapat 5% data yang menempatkan dengan bahasa asing dan/atau bahasa tak bahasa negara di atas/di resmi (kedaerahan). Terakhir, terdapat 41% bawah/berdampingan dengan bahasa asing data yang posisinya hanya menempatkan dan/atau bahasa tak resmi, 2% data bahasa asing dan/atau bahasa tak resmi menempatkan bahasa negara di atas/di (kedaerahan), ukuran hurufnya bahasa bawah/ berdampingan dengan bahasa asing negara sama lebih kecil daripada bahasa dan/atau bahasa tak resmi serta membuat asing dan/atau bahasa tak resmi ukuran huruf bahasa negara sama dengan (kedaerahan); hanya menggunakan bahasa bahasa asing dan/atau bahasa tak resmi asing dan/atau bahasa tak resmi (kedaerahan). Kemudian, sebanyak 15% (kedaerahan) dalam ukuran apa pun, serta data yang menempatkan bahasa negara di membuat warna bahasa asing lebih atas/di bawah/ berdampingan dengan mencolok daripada bahasa negara atau bahasa asing dan/atau bahasa tak resmi, hanya menggunakan bahasa asing dan/atau membuat ukuran huruf bahasa negara sama bahasa tak resmi (kedaerahan). dengan bahasa asing dan/atau bahasa tak resmi (kedaerahan), dan membuat warna Aspek Tipografi Kebahasaan pada huruf bahasa negara sama dengan bahasa Ruang Publik di Kota Gorontalo asing dan/atau bahasa tak resmi Berdasarkan tipografi kebahasaan, (kedaerahan). Sebanyak 3% data yang lebih dari setengah data kajian ini menempatkan bahasa negara di atas/di mengutamakan bahasa negara/bahasa bawah/ berdampingan dengan bahasa asing Indonesia. Hal tersebut tergambar pada dan/atau bahasa tak resmi, membuat ukuran Grafik 3 berikut. huruf bahasa negara sama lebih kecil

17

Telaga Bahasa Vol 7 No 1 Juni 2019: 1-20

Grafik 6 Tipografi Kebahasaan 1% 7% bahan permanen, desain menarik, tulisan proporsional bahan semipermanen, desain 28% menarik, tulisan proporsional 64% bahan semipermanen, desain menarik, tulisan kurang proporsional bahan semipermanen, desain kurang menarik, tulisan kurang proporsional

Berdasarkah Grafik 6 di atas, Penggunaan bahasa asing di ruang terdapat 64% data yang terbuat dari bahan publik tidak terjadi dengan sendirinya. permanen (kayu, batu, kaca atau kaca serta), Akan tetapi, didorong oleh nilai prestisius desain yang menarik, dan tulisannya sangat yang dirasakan oleh masyarakat bahwa jelas serta proporsional. Sebanyak 28% nilai jual produk barang dan jasa mereka data yang terbuat dari bahan semipermanen lebih tinggi jika menggunakan bahasa asing (plastik, kain, atau styrofoam), desain yang dibandingkan jika menggunakan bahasa menarik, dan tulisannya sangat jelas serta Indonesia. Hal tersebut menunjukkan proporsional.Terakhir, terdapat 1% data bahwa masyarakat masih bersikap negatif yang bahannya semipermanen, desain yang terhadap bahasa negara.Dalam hal ini pula, menarik, dan tulisannya kurang jelas serta peran dan andil pemerintah dalam kurang proporsional, dan 7% data yang melakukan pengendalian secara terstruktur bahannya semipermanen, desain kurang sangat menentukan keterkendalian bahasa menarik dan tulisan kurang jelas serta ruang publik. Masalah kebahasaan belum kurang proporsional. menjadi perioritas pemerintah dalam memberikan izin usaha. Tingkat Keterkendalian Penggunaan Bahasa Indonesia di Ruang Publik Kota PENUTUP Gorontalo Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan di atas disimpulkan Dalam kajian ini ditemukan bahwa bahwapenggunaan bahasa Indonesia pada keterkendalian Penggunaan Bahasa ruang publik di Kota Gorontalo belum Indonesia pada Ruang Publik di Kota terkendali dengan baik karena masih berada Gorontalo berada pada kategori Terkendali di kategori Terkendali C, yang C(dengan jumlah nilai 2090), yang menunjukkan bahwa wilayah penggunaan bermakna bahwa Kategori ini menunjukkan bahasa Indonesia di ruang publik Kota wilayah yang penggunaan bahasa di ruang Gorontalo kurang terkendali: secara fisik publiknya kurang terkendali: secara fisik kurang didominasi bahasa asing; mulai kurang didominasi bahasa asing; mulai lebih banyak berbahasa negara dengan lebih banyak berbahasa negara dengan penerapan kaidah dan tipografi yang mulai penerapan kaidah dan tipografi yang mulai baik. Berikut ini rinciannya. baik.Jumlah nilai keterkendalian tersebut 1. Dari aspek kebahasaan, hanya 8 diperoleh dari hasil perjumlah nilai bobot data (8%) yang mengutamakan aspek kaidah kebahasaan, aspel fisik penggunaan bahasa Indonesia. kebahasaan, dan aspek tipografi Selebihnya, 92 % terdapat masalah kebahasaan. pada ejaan, pilihan kata, dan struktur kalimat.

18

Armiati Rasyid: Penggunaan Bahasa Indonesia pada Ruang Publik di Kota Gorontalo

2. Dari aspek fisik kebahasaan 34% pada alamat, pada rincian; tanda data yang telah mengutamakan hubung pada kata terikat, tanda bahasa Indonesia dan 66 % yang petik ganda pada nama diri, tanda tidak mengutamakan bahasa elipsis, tanda pisah, tanda garis Indonesia dengan membuat posisi miring, penulisan kata depan di, bahasa Indonesia sejajar/di bawah/ dan penulisan kata tidak di atas/di samping bahasa asing atau serangkai. bahasa daerah, ukuran huruf yang 2. Dari segi diksi atau pilihan kata, bahasa asing/bahasa daerah lebih data kajian ini memberdayakan besar/lebih jelas daripada ukuran kata dan istilah asing yang telah huruf bahasa Indonesia. memiliki padanan kata dalam 3. Berdasarkah aspek tifografi bahasa Indonesia, menggunakan kebahasaannya, terdapat 64% data bentuk kata yang tidak baku, yang terbuat dari bahan permanen, mencampuradukkan antara bahasa desain yang menarik, dan tulisannya Indonesia dan bahasa asing, sangat jelas serta proporsional, 28% menggunakan bentuk kata yang data yang terbuat dari bahan tidak benar, dan menggunakan semipermanen, desain yang pilihan kata yang tidak tepat. menarik, dan tulisannya sangat jelas 3. Dari segi struktur, terdapat serta proporsional, 1% data yang beberapa data yang menggunakan bahannya semipermanen, desain bahasa Indonesia dengan struktur yang menarik, dan tulisannya bahasa asing. kurang jelas serta kurang Berdasarkan pembahasan dan proporsional, dan 7% data yang simpulan di atas, penulis menyarankan agar bahannya semipermanen, desain 1. Pemerintah atau pihak yang terkait kurang menarik dan tulisan kurang perlu mengambil kebijakan untuk jelas serta kurang proporsional. memartabatkan bahasa Indonesia di Sekaitan dengan itu, secara umum ruang publik dan melakukan bentuk kesalahan yang terdapat pada penertiban penggunaan bahasa Penggunaan bahasa Indonesia di ruang Indonesia di ruang publik . publik Kota Gorontalo sebagai berikut. 2. Badan Pengembangan dan 1. Dari segi ejaan, terkait dengan Pembinaan Bahasa beserta balai dan pengunaan tanda titik pada kantor bahasa di seluruh Indonesia singkatan pada gelar, singkatan semakin giat menyosialisasikan bukan nama diri, singkatan pengutamaan bahasa Indonesia pada lambang mata uang; tanda koma ruang publik. Bajian Bahasa. Volume 4, Nomor DAFTAR PUSTAKA 2, Desember 2015. ISSN 2338- Hasanuddin, Cahyo. 2017. “Analisis 8528. Jakarta: Badan Kesalahan Berbahasa pada Pengembangan dan Pembinaan Penulisan Media Luar Ruang di Bahasa. Kabupaten Bojonegoro”. Online (http://ejournal.upi.edu/index.php/ Nurkumala, Ercita Intan, dkk. 2015. BS_JPBSP/article/view/6963) “Penggunaan Bahasa pada Diakses pada tanggal 29 Januari Penulisan Media Luar Ruang di 2018. Kota Ketapang”. Online (http://jurnal.untan.ac.id/index.ph Kurniawati, Wati. 2015. “Olah Kata dalam p/jpdpb/article/view/20877) dan Media Luar Ruang sebagai (https://media.neliti.com/media/pu Industri Kreatif”. Ranah. Jurnal b

19

Telaga Bahasa Vol 7 No 1 Juni 2019: 1-20 lications/211388-penggunaan-bahasa- pada-penulisan-media-l.pdf) Diakses pada tanggal 29 Januari 2018.

Purba, Amran dan Suyadi. “Bahasa di Ruang Publik, Indonesia vs Asing”. Kolofon. Edisi Nomor 1, Volume 1,

Maret 2016. Majalah Buletin Bahasa. Medan: Balai Bahasa Sumatera Utara.

Rosadi, Moh., 2017. “Penggunaan Ejaan pada Media Luar Ruang di Kabupaten Gorontalo Utara”. Laporan Kajian. Gorontalo: Tanpa Penerbit.

Tim Penyusun. 2012. Pengindonesiaan Kata dan Ungkapan Asing. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Tim Penyusun Undang-Undang, 2011. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009. Badan Pengembangandan Pembinaan Bahasa. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Tim Penyusun, 2018. Petunjuk Teknis Pengutamaan Penggunaan Bahasa Negara di Ruang Publik Tahun 2018. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

20