PERANCANGAN BRAND IDENTITY JALANGKOTE LAHALEDE

Ronal Edy Tai, Abdul Azis Said, Alimuddin Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar [email protected] [email protected] [email protected]

Abstrak

Perancangan ini bertujuan menciptakan sebuah brand identity atau merek yang memudahkan pengembangan produk, menambah nilai jual serta menjadi investasi masa depan usaha kuliner Jalangkote Lahalede. Memperkenalkan identitas baru dari usaha kuliner Jalangkote Lahalede kepada masyarakat khususnya target audiens. Merancang Media Komunikasi Visual yang aktraktif dan beridentitas serta Menciptakan differensiasi yang jelas, mengapa merek dari usaha kuliner Jalangkote Lahalede berbeda dibandingkan dengan usaha kuliner sejenis di pasaran. Melalui Perancangan Brand Identity Jalangkote Lahalede, penulis menggunakan metode perancangan yang yakni merupakan tahapan atau proses desain secara ilmiah, logis, sistematis, dan prosedural. Penelitian diawali dengan kegiatan observasi langsung pada internal perusahaan, terkhusus data mengenai produk jalangkote kemudian dilanjutkan sesi wawancara pemilik perusahaan mengenai asal usul sampai visi misi perusahaan Jalangkote Lahalede. Penelitian selanjutnya dengan melakukan riset dokumentasi mengenai karakteristik kebudayaan setempat yakni Suku Bugis, berfokus pada benda-benda budaya yang khas. Analisa kompetitor sejenis dan target audiens juga menjadi fokus penulis selama proses perancangan berlangsung untuk menghadirkan positioning dan differensiasi dalam proses pengenalan merek. Selanjutnya Bentuk perancangan menerapkan proses stilasi untuk membangun desain yang terintegrasi dengan memenuhi prinsip-prinsip desain diantaranya memiliki kesatuan/unity dan irama/ritme, dilanjutkan dengan penerapan gaya desain yang mengadopsi gaya desain formal/statis tapi tetap terlihat dinamis. Hasil perancangan mencakup beberapa hal yakni penciptaan brandmark, brandname beserta tagline yang saling berkaitan dan berkesinambungan dalam strategi pengenalan merek/brand identity Jalangkote Lahalede di Kota Parepare. Pengadaan Media Komunikasi Visual yang tidak lepas dari kekuatan visual dari bentuk dan eksistensi karakter khas produk dan budaya Suku Bugis serta fungsi praktis dan simbolik pada media utama maupun pendukung.

Kata Kunci: Brand Identity; Jalangkote Lahalede; Media; Komunikasi; Visual

1. PENDAHULUAN dasar. Bisnis kuliner merupakan salah satu jenis bisnis yang paling banyak peminatnya. Parepare Bandar Madani, julukan yang Harus diakui, bisnis kuliner memang tidak diberikan berdasarkan aspek sejarah yakni matinya. Semakin banyak orang yang peran Kota Parepare sebagai pelabuhan yang menggeluti bisnis ini, sehingga menghadirkan cukup ramai dan padat, maka dari itu kota beragam pilihan bagi pelanggan. Namun tidak inipun berkembang menjadi kota dagang dan semua orang yang menggeluti bisnis ini dapat ramai dikunjungi oleh para pedagang dari luar bertahan lama. Hanya orang-orang yang kota terkhusus orang-orang masa lampau. bekerja keras yang dapat bertahan. Tidak Kultur masyarakat yang terbiasa dengan hanya itu, kreativitas dan inovasi juga kegiatan perdagangan menjadikan warga diperlukan dalam menggeluti usaha ini. Parepare kreatif dalam berwirausaha. Bidang Dengan kompetisi dunia kuliner yang usaha yang cukup maju adalah kuliner, yang semakin ketat maka penggelut bisnis kuliner kemudian menciptakan banyak ole-ole khas juga harus lebih kreatif lagi. Kota Parepare. Kuliner atau makanan adalah Jika diamati secara seksama, salah satu kebutuhan manusia yang paling berdasarkan fenomena yang terjadi di

44

Volume 1, No 2, Jul-Des 2017

lapangan, terkhusus pada usaha kuliner jajahan menarik, dapat meyakinkan konsumen jalangkote yang ada di Makassar, sebut saja untuk membeli produk yang ditawarkan. salah satunya Jalangkote Lasinrang yang telah Penulis merasa media yang sudah ada kurang memiliki lisensi/nama usaha yang sudah menarik untuk memasarkan usaha Jalangkote terbilang terkenal di kalangan Lahalede. Hal inilah yang membuat penulis masyarakat/konsumen. Jalangkote Lasinrang tertarik untuk mengangkat tema dan merupakan bisnis kuliner yang telah berhasil permasalahan mengenai pemasaran Jalangkote menarik perhatian konsumen melalui rasa dari Lahalede ini. Di sisi yang lain, sebuah produk yang ditawarkan, bahkan dibalik perusahaan harus memiliki identitas sebagai keberhasilan bisnis kuliner Jalangkote pembeda dengan perusahaan lainnya. Identitas Lasinrang terdapat sosok seorang ibu yang yang dimaksud yakni brand identity/merek hebat, memiliki motivasi hidup yang kuat serta yang ditonjolkan berupa persepsi, visual dan memiliki jiwa berwirausaha yang kreatif, grafis. Ketiga aspek tersebut harus memiliki inovasi, tentunya pantang menyerah, terbukti karakter yang sesuai dengan visi dan misi dengan terkenalnya merek usaha jalangkote perusahaan sehingga dapat menjadi merek miliknya yakni Jalangkote Lasinrang. yang berkualitas dan berkompeten. Di Kota Parepare sendiri, terdapat Brand identity atau merek merupakan beberapa usaha kuliner yang menawarkan jiwa dari sebuah usaha. Sangat penting untuk makanan khas Makassar tersebut, salah selalu fokus pada visi misi, konsisten, dan satunya Jalangkote Lahalede. Usaha kuliner selalu berinovasi. Menyadari adanya Jalangkote Lahalede dirintis dengan latar kompetisi, usaha kuliner Jalangkote Lahalede belakang keluhan atau kegelisahan dari sangat perlu melakukan perubahan, mulai dari seorang ibu rumah tangga yang memiliki usaha logo/signature, media promosi/media kuliner yang hingga saat ini masih belum komunikasi visual serta peningkatan rasa terlihat perkembangannya dari segi pemasaran produk yang lebih memanjakan lidah walaupun sudah ada beberapa konsumen konsumen yang memberikan pengalaman yang yang mengetahui bahkan sudah mengecap memuaskan dan menguntungkan. rasa dari jajanan kue jalangkotenya. Akan Keuntungan merek bagi perusahaan tetapi sejauh ini rasanya belum membuatnya yakni merek memastikan penjualan produk, merasa puas. Jika dibandingkan dengan track ketika suatu perusahaan sangat teguh record dari usaha Jalangkote Lasinrang, usaha memperkenalkan produk, jasa atau entitas, Jalangkote Lahalede sangatlah tertinggal jauh maka perusahaan tersebut akan memiliki dari segi pemasaran, apalagi jika dilihat dari pengikut yang setia. Kesetiaan yang dimaksud segi harga, Jalangkote lahalede masih bermain adalah sebuah garansi terhadap kelangsungan dikisaran kelas ekonomi bawah, beda dengan penjualan dan pengembangan produk. Merek jalangkote Lasinrang yang sudah memiliki juga mampu menambah nilai jual, ketika harga yang cukup tinggi. banyak merek lokal yang tidak berani Meskipun usaha kuliner Jalangkote menaikkan harga dikarenakan takut ditinggal Lahalede ini cukup lama berdiri dan cukup pelanggannya, pada kenyataannya malah dikenal oleh masyarakat Parepare, namun banyak contoh kasus mengatakan tidak selalu permasalahan yang ada adalah seputar yang murah pasti lebih laku, inilah menjadi persaingan, belum memiliki identitas usaha titik fokus dari penulis untuk mendorong usaha yang jelas serta kurangnnya media pemasaran kuliner Jalangkote Lahalede menjadikan menyebabkan konsumen masih kurang. Oleh merek sebagai passion atau investasi masa karena itu penulis merasa pihak pengelolah depan usaha secara konsisten, maka suatu saat Jalangkote Lahalede perlu melakukan suatu merek Jalangkote Lahalede akan sangat usaha yang kreatif agar dapat sukses dan berharga jauh melebihi nilai aset yang dimiliki. menumbuhkan citra yang bagus serta lebih Selain itu akan terbangun suatu persepsi yang dikenal lagi di masyarakat. Salah satunya kuat sehingga memudahkan konsumen untuk dengan pengembangan brand identity yang mengenal usaha kuliner Jalangkote Lahalede lebih akrab disebut dengan merek serta sebagai usaha kuliner yang berbeda apabila menambah media pemasaran yang ada dengan dibandingkan dengan usaha kuliner sejenis. media-media lain yang lebih informatif dan

45

Ronal Edy Tai, Abdul Azis Said, Alimuddin PERANCANGAN BRAND IDENTITY JALANGKOTE LAHALEDE

Media komunikasi visual merupakan penelitian terdahulu dapat dipakai sebagai sebuah sarana pemasaran ataupun sosialisasi sumber pembanding dengan penelitian yang yang efektif dalam penyampaian informasi ke sedang penulis lakukan. Berikut beberapa masyarakat luas. Oleh karena itu penggunaan kajian desain yang relevan yang didapat dari media komunikasi visual sangat dibutuhkan jurnal dan internet sebagai perbandingan agar dalam pengenalan diri sebuah perusahaan diketahui persamaan dan perbedaannya. ataupun lembaga. Penggunaan media Judul penelitian yang diambil sebagai komunikasi visual dalam dunia bisnis kuliner pembanding adalah variabel brand, brand tidak kalah penting, karena masyarakat identity, brand image, Citra Merek. Impact of membutuhkan sebuah informasi kuliner yang brand image and Advertisement on baik dan jelas untuk menikmati rasa Consumer Buying Behavior (Malik et al., makanan/jajanan yang ditawarkan sehingga 2013). Dalam jurnal penelitian ini, Malik mampu memanjakan lidah konsumen. menyatakan bahwa citra merek dan iklan Dalam hal ini perancangan media memainkan peran penting untuk meningkatkan komunikasi visual sangatlah diperlukan dalam kinerja setiap bisnis. Merek merupakan sebuah membuat sebuah media pemasaran di mana alat yang tersirat dan dapat mengubah perilaku dengan berpegang pada ilmu- ilmu desain dan pembelian masyarakat. Iklan sendiri memiliki kriteria desain maka akan tercipta sebuah peran sebagai penyampai pesan yang efektif media pemasaran yang informatif dan menarik. kepada konsumennya. Tujuan dari penelitian Permasalahan yang timbul dapat dirumuskan ini adalah untuk menguji pengaruh citra merek sebagai berikut: dan iklan kepada perilaku pembelian di 1. Bagaimana merancang sebuah masyarakat umum di Kota Gujranwala. Hasil logo/signature dalam pengenalan brand penelitian ini sendiri menunjukan bahwa citra identity/merek dari usaha kuliner merek berpengaruh positif terhadap perilaku Jalangkote Lahalede? pembelian konsumen. Ahmad, Noor, & Wel, 2. Bagaimana merancang media (2014) mengatakan bahwa terdapat komunikasi visual/brand expression beberapa faktor yang mempengaruhi yang merupakan salah satu tahap keputusan pembelian pelanggan di toko pengenalan brand identity/merek untuk Malaysia. Faktor-faktor tersebut antara lain meningkatkan pemasaran Jalangkote adalah kualitas, harga, citra merek, dan Lahalede? promosi. Dalam penelitian ini citra merek Adapun tujuan yang ingin dicapai yaitu; ditemukan memiliki korelasi terkuat terhadap Merancang sebuah brand identity atau merek keputusan pembelian pelanggan. Dikatakan yang memudahkan pengembangan produk, juga bahwa konsumen akan memiliki menambah nilai jual serta menjadi investasi tanggapan yang baik terhadap keputusan masa depan usaha kuliner Jalangkote Lahalede. pembelian ketika suatu produk memiliki citra Memperkenalkan identitas baru dari usaha merek yang baik. Arslan & Zaman, (2015) kuliner Jalangkote Lahalede kepada melakukan penelitian untuk mengetahui masyarakat khususnya target audiens spesifik hubungan antara citra merek, kualitas agar dapat lebih mengetahui ciri khas dan cita pelayanan, dan harga terhadap keputuan rasa Jalangkote Lahalede sehingga makin pembelian pelanggan. Penelitian ini tertarik untuk membeli produk. Dan menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif merancang media komunikasi visual/media antara citra merek dan kualitas pelayanan promosi baru yang aktraktif yakni kreatif dan terhadap 21 keputusan pembelian pelanggan. menjadi pusat perhatian bagi banyak orang Kebanyakan pelanggan melakukan pembelian terhadap pemasaran Jalangkote Lahalede. tergantung pada citra merek dan kualitas Serta menciptakan differensiasi yang jelas, pelayanan. Setiawan, (2013) melakukan mengapa merek dari usaha kuliner Jalangkote penelitian untuk membuktikan pengaruh Lahalede berbeda dibandingkan dengan usaha brand image serta food quality terhadap kuliner sejenis di pasaran. pembelian roti kecik di toko roti Ganep’s. Hasil Kajian desain yang relevan dapat penelitian ini juga menyatakan bahwa food digunakan untuk hipotesis atau jawaban quality dan brand image secara stimulan sementara dalam penelitian ini, selain itu

46

Volume 1, No 2, Jul-Des 2017

mempengaruhi keputusan pembelian di toko 2. METODE roti Ganep’s Solo. Pengertian Perancangan menurut Al- Untuk merancang brand identity atau Bahra Bin Ladjamudin dalam Prayoga, merek yang kreatif dan penuh dengan inovasi (2015) “Tahapan perancangan (design) serta perwujudan media komunikasi visual memiliki tujuan untuk mendesain sistem baru dalam membangun persepsi merek dari usaha yang dapat menyelesaikan masalah-masalah kuliner Jalangkote Lahalede sehingga yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari meningkatkan pemasaran produk, maka pemilihan alternatif sistem yang terbaik”. metode yang digunakan dalam penelitian ini Brand identity menghasilkan pengakuan, adalah metode penelitian kualitatif sehingga menegaskan differensiasi dan menghasilakn dapat menjadi dasar dan sumber dalam ide besar dan maksud yang dapat diterima. penyusunan laporan. Diharapkan dengan brand identity mengumpulkan banyak elemen metode kualitatif penelitian ini, minimal dapat yang berbeda-beda dan menggabungkannya ke menghasilkan data yang sifatnya deskriptif dalam sebuah sistem yang lengkap. Desain terkait dengan topik/masalah yang ditangani, memainkan peran penting dalam menciptakan seperti latar belakang, tujuan perancangan, dan membangun sebuah brand. Desain data produk/jasa yang ditawarkan, target membedakan dan mengekspresikan sesuatu audiens spesifik, kompetitor yang dapat dirasakan oleh indera kita, emosi, (primer/sekunder), cita-rasa keadaan dan inti itu adalah hal yang paling owner/perusahaan, branding atau pencitraan, penting oleh konsumen (Alina, 2009). proses/metode/teknologi media dan unsur- Menurut (Soebiantoro, Sasongko, & unsur visual dalam komposisi gambar/desain. Wijayanto, 2013) Bagi banyak orang, merek Metode penelitian kualitatif ini orang sering salah artikan sebagai logo, diperlukan kedekatan dengan pihak-pihak Padahal logo hanyalah sebagian kecil dari yang ahli dibidangnya, sehingga mendapatkan sebuah proses branding. brand is not a logo and pemahaman yang jelas mengenai keadaan dan logo is not a brand. brand is beyond logo. brand kenyataan yang ada di lapangan. Beberapa dan logo adalah dua hal yang tidak terpisahkan teknik pengambilan data yang diperlukan dan mempunyai fungsi yang saling melengkapi dalam penyusunan laporan ini. Penulis satu sama lain untuk membuat suatu entitas melakukan observasi yakni di Kota Parepare menjadi berbeda dan mempunyai daya saing terlebih khusus di lokasi usaha kuliner diantara kompetitornya (Permana, 2013). Bila Jalangkote Lahalede tepatnya di jalan Lahalede diperhatikan wujud rokok tersebut, maka seperti mengamati media yang sudah tampak unsur tembakau dan filer rokok digunakan sebelumnya mulai dari bentuk, bersusun berimpitan, terbungkus oleh ukuran beserta unsur-unsur desain yang kertas dengan cara tergulung memanjang digunakan, mengetahui lebih dalam apa cita sehingga membentuk wujud berupa bentuk rasa andalan dari Jalangkote Lahalede mulai silinder (Said, 2006). dari bahan baku, racikan , komposisi Banyak merek lokal yang masih produk serta sambalnya. enggan untuk mengeluarkan biaya dalam Selain itu penulis juga melakukan berkomunikasi. Lokasi usaha yang tepat bukan observasi di berbagai lokasi jasa pembuatan jaminan merek suatu perusahaan akan sukses. outlet/gerobak yang berada di Kota Parepare Dahulu, berkomunikasi terasa mahal dan maupun di Kota Makassar, tempat percetakan sulit. Pilihan sangat terbatas. Kalaupun bisa, dengan kualitas cetak terbaik serta mencari biayanya setinggi langit. Kini media tahu karakteristik unik dari kebudayaan Bugis komunikasi visual semakin banyak dan murah. yang mampu dikolaborasikan dengan konsep (Soebiantoro et al., 2013) "Menurut aspek desain pada tahap perancangan sesuai hukum, jalangkote adalah Kue tradisional yang permintaan pemilik usaha. Pentingnya mengikat siapa saja, yang sebelumnya telah mengetahui kelebihan dan kekurangan disepakati, dan telah diatur sedemikian rupa kompetitor usaha sejenis, membuat penulis agar dapat menciptakan tatanan masyarakat untuk mencari tahu persoalan tersebut mulai dan tertib sosial". dari harga produk, strategi komunikasi yang diterapkan, media-media promosi yang

47

Ronal Edy Tai, Abdul Azis Said, Alimuddin PERANCANGAN BRAND IDENTITY JALANGKOTE LAHALEDE

digunakan, tampilan desain yang Berkaitan dengan kompetitor sejenis di divisualisasikan, karakter usaha, serta mencari pasaran, penulis juga mengumpulkan tahu cita rasa dari produk ditawarkan. beberapa foto dokumentasi seperti bentuk Dalam hal ini penulis melakukan produk, media-media promosi yang wawancara pribadi baik secara tertulis digunakan, publikasi yang berkaitan dengan maupun merekam dengan Ibu Evi B, Bapak visualisasi desain, aktivitas jual beli. Edy S dan saudari Fonny Edy yang merupakan pemilik usaha Jalangkote Lahalede dan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN menjadi pihak yang berwewenang untuk 3.1. Hasil memberikan data seputar usaha kuliner yang 3.1.1. Konsep Desain mereka rintis bersama. Awalnya wawancara dikhususkan pada perjalanan karir dari usaha Secara harfiah, konsep desain yakni kuliner Jalangkote Lahalede, mulai dari sebuah dasar pemikiran desainer/perancang di pengalaman hingga harapan besar pemilik dalam usahanya memecahkan tuntutan desain usaha kedepannya kemudian dilanjutkan maupun problem desain. Pengertian konsep dengan pengenalan atau pemahaman mengenai menurut peowadarminta; berasal dari kata brand identity serta manfaatnya bagi masa bahasa latin yaitu Conseptus yang berarti depan usaha kuliner Jalangkote Lahalede tangkapan. Jadi konsep adalah hasil dari sekaligus memberikan edukasi bahwa tangkapan atau hasil penerjemahan manusia, pentingnya suatu usaha kuliner memiliki ketika dihadapkan pada sebuah tuntutan. sebuah logo/signature. Selanjutnya wawancara akan fokus pada proses perancangan 3.1.2. Konsep Komunikasi logo/signature, pengadaan media komunikasi visual sesuai permintaan pemilik usaha secara Untuk membangun persepsi target berkala. audiens spesifik, fase komunikasi merupakan Selain itu, penulis juga berhadapan langsung gerbang pengenalan merek Jalangkote dengan beberapa konsumen dengan Lahalede. Oleh karenanya, apa yang ingin mengumpulkan sebanyak mungkin testimoni- dikomunikasikan harus sesuai dengan terstimoni terhadap cita rasa dari Jalangkote beberapa hal penting di bawah ini, Lahalede beserta persepsi terhadap strategi penjualan yang berkaitan dengan pelayanan 3.1.2.1. Target Audiens Spesifik usaha baik itu kepuasan verbal maupun visual. Pada proses perancangan brand Manusia adalah makhluk sosial yang identity mengenai usaha kuliner Jalangkote mempunyai dorongan untuk berinteraksi satu Lahalede, terdapat beberapa variabel yang dengan yang lain. Interaksi sosial adalah salah saling berkaitan sehingga mendorong penulis satu faktor penting dalam membangun untuk melakukan studi pustaka mulai dari brand/merek. Dengan merek, kira merasa lebih teori-teori brand, perancangan logo/signature, akrab, nyaman bahkan bisa jatuh cinta. Oleh perancangan media komunikasi visual, serta karenanya berdasarkan proses analisa target asal usul jalangkote. Pada tahap ini, penulis audiens sebelumnya, secara spesifik lagi mengumpulkan beberapa data lapangan berupa penulis akan berfokus pada kalangan usia foto dokumentasi yang berkaitan dengan kerja. Dalam hal ini juga sebagai pengakuan proses perancangan seperti tampilan bentuk pemilik usaha yang sering melakukan interaksi media yang digunakan sebelumnya, visualisasi langsung terhadap pembeli yakni kelas desain yang disajikan, bentuk produk, pegawai. beberapa (model outlet/gerobak, kemasan, kartu nama, celemek, x-banner, stiker, 3.1.2.2. Objek/Materi Komunikasi stempel, buku nota) yang sudah ada di pasaran, contoh referensi logo/signature usaha Pada proses perancangan ini, terang- kuliner beserta pengaplikasiannya, contoh flag terangan penulis mengangkat produk design, contoh handlettering, beberapa jalangkote sebagai objek utama yang tampilan fotografi produk, beberapa merupakan produk andalan dari perusahaan karakteristik dari Kebudayaan Bugis. Jalangkote Lahalede di Kota Parepare.

48

Volume 1, No 2, Jul-Des 2017

Tentu keberadaan produk menjadi dasar utama merek usaha, kemudian akan dikembangkan dalam pengembangan brand/merek yang baik ke berbagai media secara seragam dan dan benar. Nama, logo, slogan dan media berkesinambungan. Dalam dunia desain grafis adalah hal-hal yang akan membuat produk dikenal sebagai graphic standard mempunyai identitas yang membedakan dari manual/Standar Manual Grafis. Selanjutnya kompetitor, tentu harus dibuat dan dibentuk strategi visualisasi yang akan dimaksimalkan sesuai dengan target audiens spesifik yang yakni; Dalam kacamata branding, nama dituju. Adapun penjabaran materi komunikasi memegang peranan penting dalam yang menjadi sumber referensi penulis untuk meningkatkan citra perusahaan di mata publik. pengembangan konsep visualisasi sebagai Oleh karenanya bagi pemilik usaha Jalangkote berikut; Lahalede, domain atau brandname yang akan difokuskan yakni “Lahalede” disingkat dengan “LHLD”. Setelah melalui tahap strategi komunikasi visual, tentu perlu adanya tindak lanjut yakni strategi manajemen komunikasi, kemampuan mengarahkan dan mencapai suatu tujuan dengan efektif dan efisien. Secara spesifik, strategi manajemen komunikasi yang akan difokuskan oleh perusahaan Jalangkote Lahalede yakni dengan Strategi Internet. Dengan strategi internet yang baik, perusahaan Jalangkote Lahalede bisa; 1. Menjual produk Jalangkote via online. 2. Mampu menyakinkan calon konsumen mengenai kelezatan rasa Jalangkote Lahalede. 3. Mampu berkomunikasi langsung dengan calon konsumen menggunakan fitur chat yang tersedia. 4. Menyusun dan menyampaikan promosi atau iklan terbaru yang menguntungkan konsumen. 5. Memberikan edukasi positif mengenai produk Jalangkote Lahalede, sebagai contoh “Mengapa rasa Jalangkote Lahalede bisa enak?” 6. Dan yang paling penting yakni secara konsisten memperkenalkan merek dari Jalangkote Lahalede. Adapun strategi internet yang akan diterapkan untuk menjamin kelangsungan aktivitas promosi yakni berfokus pada sosial media/jejaring sosial yang sangat digandrungi oleh masyarakat modern saat ini.

3.1.2.4. Differensiasi Visual Gambar 3.1 Thumbail desain Karakteristik yang nyata dapat digunakan 3.1.2.3. Strategi Komunikasi Visual untuk membedakan suatu produk atau perusahaan satu dengan perusahaan lainnya. Setelah perancangan brandmark dan Maka dari itu, perusahaan Jalangkote Lahalede brandname sebagai langkah awal pengenalan memilih untuk berbeda, dalam hal ini

49

Ronal Edy Tai, Abdul Azis Said, Alimuddin PERANCANGAN BRAND IDENTITY JALANGKOTE LAHALEDE

persoalan gaya visual/tampilan desain yang diciptakan dengan benar secara estetika dan benar sesuai target audiens spesifik. Tentu saja, unsur keindahan dalam mendesain suatu visual tidak boleh ditinggalkan, karena berfungsi untuk menyentuh sisi emosional dari calon konsumen. Dengan mengingat citra perusahaan Jalangkote Lahalede, maka tercipta kesan kekinian, tradisional namun dikemas dengan cara modern serta berkualitas. Gambar 3.3. Rumah Adat Bugis (Sumber Pribadi) 3.1.3. Konsep Kreatif 3.1.3.1. Sumber Inspirasi 3. Lipa’ Sabbe lipa’sabbe sangat khas dengan motif Menurut penulis sendiri, dalam hal geometris dengan garis- garis vertikal memperkaya ide-ide, sebuah konsep kreatif horizontal tebal tipis serta menghasilkan dapat ditampilkan dalam berbagai model yang ribuan kotak-kotak kecil, selain itu berbeda dan diperlukan proses seleksi untuk lipa’sabbe juga menarik dari segi perpaduan menyaring dan memilih ide terbaik dari warna yang mencolok. berbagai variasi yang ada. Maka berdasarkan hasil riset melalui beberapa tahap seperti observasi lapangan, wawancara, literatur serta browsing internet/googling, penulis mendapatkan beberapa referensi yang menjadi sumber inspirasi dalam pengembangan desain seperti;

1. Brandmark dan Brandname Jalangkote” Gambar 3.4. Lipa’Sabbe (Sumber Pribadi) Jalangkote merupakan salah satu 4. Aksara Lontara bagian terpenting dari konsep kreatif pada

perancangan ini, selain unik dari bentuknya, Aksara lontara memiliki bentuk yang khas, elemen- elemen yang berkaitan dengan selain tegas dan patah terlihat juga dari 2 Jalangkote seperti isi, , wadah, asap sisi yang berbeda, tebal dan tipis. panas, aromanya dll mempunyai makna

tersendiri sehingga menjadi satu kesatuan yang kompleks/komposisi bentuk.

Gambar 3.5. Aksara Lontara (Sumber Pribadi)

3.1.3.2. Bentuk dan Gaya Perancangan

Setelah konsep desain ditetapkan maka Gambar 3.2. Jalangkote (Sumber Pribadi) langkah selanjutnya yakni dengan perencanaan bentuk fisik benda yang akan diciptakan 2. Rumah Adat Bugis (Bola) disertai dengan gaya desain yang terkandung di Salah satu bagian dari rumah adat bugis dalamnya. yang sering menarik perhatian khalayak Studi bentuk dalam perancangan ini yakni pada bagian atap rumah yang saling dilakukan untuk membangun desain yang menyilang. terintegrasi. Integrated design dicapai dengan

50

Volume 1, No 2, Jul-Des 2017

memenuhi prinsip-prinsip desain diantaranya Berikut adalah contoh gambar yang memiliki kesatuan/unity dan irama/ritme memaknai gaya visual yang bentuknya statis dengan perancangan logo yang akan dan dinamis serta penggabungan keduanya. diciptakan. Kesatuan (unity) dalam desain adalah kualitas yang mampu menampilkan elemen desain sesuai dengan kepastian dan organisasi sebagai satu benda yang tunggal. Sedangkan irama (ritme) dalam desain adalah gabungan elemen desain yang terlihat adanya Gambar 3.8. Gaya Statis (Sumber Pribadi) pengulangan yang teratur dari satu atau beberapa unsur.

Gambar 3.9. Gaya Dinamis (Sumber Pribadi)

Gambar 3.6. Stilasi Bentuk (Sumber Pribadi)

Pada proses stilasi bentuk diatas lebih menyederhanakan bentuk asli dengan mempertahankan ciri khusus benda yang Gambar 3.10 Gaya Statis dan Dinamis menjadi sumber inspirasi pada perancangan (Sumber Pribadi) ini. Setelah perencanaan bentuk, dilanjutkan 3.1.3.3. Alternatif Tipografi dengan penerapan gaya desain sebagai acuan dalam penetapan bentuk visual/gambar serta Melalui perancangan brand identity pengaplikasiannya kedalam graphic standard Jalangkote Lahalede ini penulis akan manual/standar identitas visual. Berdasarkan mengkolaborasikan antara brandmark dengan target audiens spesifik yakni kelas pegawai brandname. Dengan tambahan serta impian dari perusahaan Jalangkote logotype/brandmark, pesan verbal dan visual Lahalede untuk terus bergerak dalam logo Jalangkote Lahalede dapat memperkenalkan jajanan tradisional daerah disampaikan lebih cepat ke konsumen dengan cara kekinian dan penuh inovasi, maka terkhusus pada target audiens spesifik di dapat ditarik kesimpulan bahwa gaya kalangan pegawai. perancangan atau gaya visualisasi sebaiknya Terkhusus perancangan logo, brandname yang mengadopsi gaya desain formal/statis tapi tetap ditampilkan tidak menggunakan font pada terlihat dinamis. umumnya melainkan dilakukan secara manual dengan teknik handlettering atau lebih dekat dengan istilah tipografi vernakuler. Berbagai sketsa tipografi vernakuler kemudian dikonversi ke bentuk digital sesuai gagasan ide kreatif penulis. Eksplorasi bahasa visual melalui tipografi vernakuler yang cenderung bebas dan dinamis adalah salah satu strategi komunikasi visual untuk mencuri perhatian khalayak. Gambar 3.7. Gaya Perancangan (Sumber Pemilihan domain sekaligus sebagai Pribadi) brandname dari perusahaan Jalangkote

51

Ronal Edy Tai, Abdul Azis Said, Alimuddin PERANCANGAN BRAND IDENTITY JALANGKOTE LAHALEDE

Lahalede yakni LAHALEDE. Selain berperan penting membangun citra brandname dengan teknik handlettering, merek/brand sehingga menciptakan persepsi terdapat beberapa jenis font yang menjadi konsumen yang kuat. Sebagai contoh merek alternatif saat diaplikasikan pada Starbucks, sekilas konsumen pasti lebih dulu tagline/slogan terpilih maupun konten dari mengingat warna hijau pada brandmark nya, beberapa media promosi yakni headline, judul, sangat khas, familiar serta mewakili bodytext. Untuk itu dipilih tipe-tipe huruf yang citra/image perusahaan kopi yang terkenal ini. menvisualisasikan gaya berbentuk Di sini power of colour memainkan fungsinya. statis/formal tetapi tetap terlihat dinamis Berdasarkan analisa kompetitor di lapangan, sesuai gaya perancangan yang ditetapkan penulis memilih dua perusahaan sejenis yakni sebelumnya, kemudian selanjutnya akan diolah Jalangkote Lasinrang dan De’Jalkots. dengan berbagai eksperimen untuk Keduanya terlihat jelas memiliki perbedaan menghindari kesan ketinggalan jaman dari segi pemilihan warna.

Gambar 3.12 Warna Khas Kompetitor (Sumber Pribadi)

Dalam studi warna untuk perancangan brand identity Jalangkote Lahalede, kesan utama yang ingin dicapai adalah mudah dibaca, elegan, erat dengan kebudayaan serta mewakili keberadaan produk dalam hal ini berhubungan dengan fisik dari jalangkote. Berdasarkan pemikiran tersebut, warna yang dipilih adalah warna coklat, warna ini mampu memberikan impresi yang kuat terhadap hal yang berbau budaya dan tentu mewakili warna khas jalangkote.

Gambar 3.11 Alternatif Font

3.1.3.4. Palet Warna

Sebagai salah satu bagian terpenting dari elemen-elemen desain, warna memegang peran sebagai sarana untuk lebih mempertegas dan memperkuat kesan dan tampilan. Terlebih khusus dalam perancangan sebuah logo, warna mempunyai fungsi untuk memperkuat aspek identitas/merek. Warna mampu memberikan impresi yang cepat dan Gambar 3.13. Warna Utama Jalangkote kuat sehingga menimbulkan efek-efek tertentu. Lahalede (Sumber Pribadi) Sedangkan dalam dunia branding, warna menjadi bagian dari strategi visual yang

52

Volume 1, No 2, Jul-Des 2017

Warna coklat melambangkan Bentuk asli dari beberapa objek di atas kesederhanaan, membumi, warna tanah, distilasi menjadi lebih sederhana melalui tahap kepercayaan, warna yang melambangkan eksplorasi sketsa sebagai berikut, kewibawaan dan kedewasaan. Coklat merupakan simbol dari sifat positif dan stabilitas. Warna coklat dihubungkan dengan kesederhanaan yang abadi. Coklat juga warna yang mencerminkan tradisi dan segala sesuatu yang berbau kebudayaan. Rempah-rempah, ukiran kayu yang cantik, aksara lontara, dan motif sarung tenun dengan perhiasan emas adalah visualisasi lain dari warna ini.

Gambar 3.16. Eksplorasi Sketsa Brandmark (Sumber Pribadi)

Gambar 3.14. Warna Pendukung Jalangkote Beberapa alternatif brandname diambil Lahalede (Sumber Pribadi) dari bentuk dasar dari aksara lontara. Ketegasan dari setiap hurufnya memberikan 3.1.4. Sketsa Ide Awal keunikan tersendiri serta sangat berkarakter. Pada tahap sketsa ide awal ini, brandname Pada tahap ini, penulis membagi atas difokuskan pada teknik handlettering atau beberapa proses yakni studi brandmark biasa disebut sabagai tipografi vernakuler. alternatif, studi brandname alternatif dan studi media Alternatif. Beberapa alternatif brandmark diambil dari bentuk-bentuk yang menjadi sumber inspirasi sebagai sketsa ide awal yakni mengkolaborasikan bentuk khas dari produk jalangkote, konstruksi atas rumah Adat Bugis (bola), dan motif tenun lipa’sabbe. Setiap logo memiliki visual yang berbeda-beda.

Gambar 3.17. Sumber Inspirasi Brandname (Sumber Pribadi)

Bentuk asli dari aksara lontara di atas Gambar 3.15. Sumber Inspirasi Brandmark distilasi menjadi lebih sederhana melalui tahap (Sumber Pribadi) eksplorasi sketsa sebagai berikut,

53

Ronal Edy Tai, Abdul Azis Said, Alimuddin PERANCANGAN BRAND IDENTITY JALANGKOTE LAHALEDE

acuan pada gaya perancangan yang bersifat dinamis sehingga sketsa logo/brandmark terpilih mengaplikasikan atau mengadopsi visualisasi dari negative space logo yang bebas dan dinamis. Negative space logo atau sering disebut ruang kosong adalah satu salah teknik pembuatan logo yang menciptakan makna dari bentuk yang dikreasikan sedemikian rupa.

Gambar 3.18. Eksplorasi Sketsa Brandname (Sumber Pribadi)

3.2. Pembahasan 3.2.1. Proses Kreatif

Proses kreatif dalam hal ini menurut penulis yakni suatu proses berpikir menciptakan atau mengkreasikan sesuatu yang baik dan benar serta bagaimana membangun persepsi terhadap sebuah merek. Proses kreatif juga berguna menyampaikan pesan dan informasi, tentu dalam prosesnya akan dimaksimakan pada perwujudan bahasa Gambar 3.20. Pengembangan Sketsa visual/gambar sesuai hasil analisa dari Alternatif Brandmark dan Sketsa Brandmark beberapa data baik verbal maupun visual. Terpilih (Sumber Pribadi) Dari beberapa sketsa ide awal pada tahap sebelumnya, akan dipilih salah satunya Berdasarkan gaya perancangan yang kemudian dikembangkan lebih lanjut. ditetapkan sebelumnya, eksplorasi bahasa visual melalui tipografi vernakuler yang cenderung bebas dan dinamis adalah satu satu strategi komunikasi dalam pengenalan merek usaha Jalangkote Lahalede.

Gambar 3.19. Sketsa Alternatif Brandmark Terpilih (Sumber Pribadi)

Sketsa alternatif terpilih dengan pertimbangan bahwa bentuk produk jalangkote tidak selamanya harus selalu terlihat mencolok dalam menggambarkan sebuah identitas usaha Gambar 3.21. Sketsa Alternatif Brandname melainkan akan menciptakan differensiasi dari Terpilih (Sumber Pribadi) usaha sejenis di pasar. Penulis sendiri memiliki

54

Volume 1, No 2, Jul-Des 2017

Sketsa alternatif terpilih dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan Suku pertimbangan tingkat keterbacaan lebih Bugis serta mencerminkan impian perusahaan komunikatif dan lebih mewakili karakter khas Jalangkote Lahalede. dari aksara lontara, tentu nuansa budaya akan Logo/signature ini mampu terwakili. Berkesan tradisional namun tetap mengkomunikasikan banyak hal tentang terlihat santai dan kekinian. Penyempurnaan perusahaan Jalangkote Lahalede, tentu tipografi vernakuler dengan kombinasi karakteristik khas kebudayaan Suku Bugis penyusunan huruf secara horizontal yang sangat memberikan kesan kuat pada nantinya diaplikasikan sesuai kebutuhan keseluruhan visualisasi baik pada tampilan publikasi mendatang. brandmark maupun brandname. Kesan statis dari brandmark Jalangkote Lahalede dibangun dari visual konstruksi atap Rumah Adat Bugis yang sengaja ditampilkan cukup abstrak dengan stilasi bentuk dari jalangkote, diimbangi kesan dinamis yang dibangun melalui brandname dengan teknik handlettering yang jelas dan tegas. Dari segi penggarapan desain, komposisi Gambar 3.23. Sketsa Brandname Terpilih (Sumber antara brandmark dan brandname dibuat Pribadi) seimbang dan saling menyatu satu sama lain. 3.2.2. Studi Pengembangan Logo/Signature Pemilihan warna coklat memberi impresi kuat untuk mewakili keberadaan produk serta Studi pengembangan signature/ikonik karakter khas budaya Bugis serta penerapan menfokuskan pada penggabungan hasil gaya negative space dengan stilasi bentuk digitalisasi brandmark, hasil digitalisasi jalangkote pada brandmark memberikan brandname dan disertai dengan tagline terpilih. keunikan tersendiri.

4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan

Berdasarkan proses dan hasil Perancangan Brand Identity Jalangkote Lahalede yang dilakukan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan. Finalisasi logo/signature yang terdiri dari brandmark dengan stilasi bentuk dari konstruksi atap rumah adat Bugis kolaborasi Gambar 3.24. Gabungan Brandmark, Brandname dengan bentuk khas jalangkote, brandname dan Tagline (Sumber Pribadi) dengan teknik handlettering mengadopsi karakter khas dari aksara lontara yang lebih Setelah melalui tahap evaluasi berdasarkan dinamis serta tagline sesuai impian dari ide penciptaan, kemampuan menyampaikan perusahaan Jalangkote Lahalede. pesan dalam pengenalan merek usaha serta Pemilihan warna pada perancangan brand visualisasi desain yang menarik perhatian identity Jalangkote Lahalede lebih target audiens spesifik, maka terpilih satu yang mempertimbangkan aspek pembeda, memenuhi ketiga syarat tersebut. differensiasi dari kompetitor sejenis namun Logo/signature tentang Perusahaan Jalangkote tetap mempertahankan filosofi warna berkaitan Lahalede belum pernah dibuat sebelumnya. Ide dengan kebudayaan Suku Bugis. untuk memilih konstruksi atap Rumah Adat Penggunaan warna hijau tosca pada Bugis, karakter dari Aksara Lontara dan yang perancangan brand identity Jalangkote paling penting bentuk khas dari produk Lahalede menjadi primadona di jaman jalangkote adalah suatu kolaborasi yang pas milenial saat ini, sesuai riset lapangan sesuai permintaan pemilik usaha untuk ditemukan banyak produk yang beredar di

55

Ronal Edy Tai, Abdul Azis Said, Alimuddin PERANCANGAN BRAND IDENTITY JALANGKOTE LAHALEDE

pasaran yang menggunakan warna tosca pada Lemari etalase yang terbuat dari pengaplikasian media publikasi atau aluminium dan kaca sebagai wadah produk visualisasi desain. yang terdiri dari 2 lantai lebih kecil dari ukuran Penggunaan outline/garis pinggir pada normal, disesuaikan saran dari pemilik usaha. brandname Jalangkote Lahalede dengan Finalisasi kemasan terlihat sederhana dari pertimbangan sebagai penegasan tulisan yang bentuk fisiknya namun tetap memperhatikan lebih komunikatif yang mencuri perhatian fungsi kemasan pada umumnya, terbuat dari target audiens. bahan kertas samson yang mudah didaur ulang. Penerapan negative space pada brandmark Pada salah satu sisi kemasan menampilkan terpilih memiliki keunikan tersendiri untuk logo/signature usaha kuliner Jalangkote menghindari kesan ketinggalan jaman dan Lahalede dan informasi kontak untuk berkesan simple dalam kemasan yang lebih mempermudah pemasaran produk. modern. Finalisasi celemek dirancang dengan Perwujudan finalisasi logo/signature teknik mesin, pada bagian leher dan bawah dalam 2 versi yakni dalam mode portrait dan pinggang terdapat pola dengan aksen motif landscape sesuai kebutuhan publikasi. lipa’sabbe sebagai elemen estetis serta pada Pemilihan font pada tagline terpilih bagian depan dada menampilkan mempertimbangkan tingkat keterbacaan yang logo/signature usaha kuliner Jalangkote tinggi yang disesuaikan dengan target audiens Lahalede dengan teknik jahit bordir. pada kelas pegawai. Karakter font tegas, tebal Keseluruhan bahan celemek terbuat dari kain tipis, elegan, modern, minimalis dan tergolong katun. tipe sans serif yang tidak memiliki kait pada Finalisasi kartu nama dibuat 2 sisi dengan ujung huruf. tampilan yang berbeda, pada sisi depan Finalisasi elemen estetis yang terdapat logo/signature sedangkan sisi mengadopsi motif lipa’sabbe difokuskan belakang tertera informasi terkait usaha kuliner pada pengunaan background/latar belakang Jalangkote Lahalede. Keistimewaan dari kartu sebagai pendukung visualisasi desain dan nama ini yakni telah melalui proses cutting sangat dimungkinkan menggunakan warna pada stilasi bentuk diambil dari pecahan solid, penggunaan gambar sesuai kebutuhan brandmark terpilih. Bahan kartu nama atau materi promosi. menggunakan kertas mohawk 300 gsm. Untuk menjaga konsistensi serta Finalisasi stiker menampilkan stilasi keseragaman dalam proses publikasi, pada bentuk yang diadopsi dari beberapa sumber perancangan brand identity Jalangkote inspirasi, menampilkan visualisasi brandmark Lahalede telah diterapkan panduan manual dengan bingkai lingkar, logo/signature yakni graphic standart manual (GSM). mengikuti garis pinggir/outline serta Finalisasi gerobak lebih mencerminkan brandmark mode landscape dengan stilasi nuasan budaya Suku Bugis, terlihat dari bentuk khas dari produk jalangkote. Finishing konstruksi atap, salah satu sisi bodi stiker melalui proses cutting menggunakan menampilkan motif dari lipa’sabbe sebagai bahan ritrama outdoor. elemen estetis, visualisasi logo/signature serta Finalisasi banner terlihat sederhana dari pemilihan warna coklat yang lebih dominan bentuk fisiknya namun dibuat lebih menarik memberikan impresi kuat terhadap hal yang dari tampilan visual dari logo/signature usaha berbau budaya dan tradisional. kuliner Jalangkote Lahalede, didukung Konstruksi atap menggunakan kayu sirap tampilan elemen estetis, serta menghadirkan yang disusun secara beraturan sesuai referensi informasi seputar usaha. Dan terdapat label pemasangan atap, pada lapisan kedua disusun halal pada pojok kanan atas banner. Bahan dengan menutupi celah untuk menghindari yang digunakan yakni vinyl korea outdoor kebocoran. beserta rangka kaki x banner pada umumnya. Penggunaan roda memudahkan pemilik Finalisasi stempel terdiri dari 2 jenis usaha dalam beraktivitas, ada kalanya yakni stempel lunas yang menggunakan gerobak harus didorong keluar masuk garasi font zapfhumnst ult bt dan kombinasi rumah, bukan aktivitas jual beli di jalan raya. brandmark menggantikan huruf A dan stempel kedua yang hanya menampilkan visualisasi

56

Volume 1, No 2, Jul-Des 2017

brandmark dengan bingkai lingkar. Stempel 3. Penelitian diharuskan fokus pada yang digunakan adalah jenis stempel flash prosesnya bukan pada hasil akhir, dan dengan gagang yang terbuat dari bahan fiber ditekankan bahwa desain yang bagus beserta tinta khusus. belum tentu baik dan benar dari segi Finalisasi buku nota berbentuk persegi fungsi/kegunaan. dengan sampul depan yang terdiri dari 4. Penelitian selanjutnya perlu logo/signature dan elemen estetis pada bagian mempertimbangkan kekuatan budaya punggung nota serta sampul belakang yang setempat untuk menciptakan karakter secara keseluruhan menampilkan elemen desain yang bernilai dan beridentitas. estetis dengan tagline usaha kuliner Kebudayaan memiliki nilai tambah sebagai Jalangkote Lahalede pada posisi tengah. rujukan atau referensi dalam menciptakan Bahan isi menggunakan kertar ncr warna putih mahakarya yang tiada tanding. dengan cetakan menggunakan format nota 5. Penelitian merek/branding sangat penting pada umumnya sedangkan bahan sampul akan keberadaan teamwork yang terampil menggunakan bahan kinstruk 120 gsm. dan penuh tanggungjawab bukan Finalisasi keseluruhan media utama individualis maupun pendukung usaha kuliner Jalangkote Lahalede mengikuti panduan graphic standart 5. DAFTAR PUSTAKA manual secara konsisten dan berkesinambungan tanpa melenceng dari Ahmad, A., Noor, S. M., & Wel, C. A. C. konsep visualisasi. (2014). Factors influencing consumers’ Selama proses kreatif berlangsung, purchase decision of private label brand penulis memposisikan diri sebagai seorang products. International Journal of perancang grafis yang idealnya dapat Economic Practices and Theories, 4(2), menciptakan sebuah kesatuan visual yang 101–110. mudah dipahami oleh penglihat atau target Alina, W. (2009). Designing brand identity. audiens dalam kaitannya dengan usaha kuliner Jakarta: John Wiley and Sons Inc. Jalangkote Lahalede. Arslan, M., & Zaman, R. (2015). Impact of Membuat sebuah karya Desain Brand Image and Service Quality on Komunikasi Visual yang cepat dilirik oleh Consumer Purchase Intentions. A Study publik barangkali terlalu sulit, namun output of Retail Stores in Pakistan. GRIN visual yang unik, menyentuh dan menggugah Verlag. emosi publik adalah jenjang kreativitas yang Malik, M. E., Ghafoor, M. M., Iqbal, H. K., berbeda. Ali, Q., Hunbal, H., Noman, M., & Ahmad, B. (2013). Impact of brand 4.2. Saran image and advertisement on consumer buying behavior. World Applied Terlepas dari keterbatasan yang dimiliki, Sciences Journal, 23(1), 117–122. hasil perancangan ini diharapkan mempunyai Permana, I. (2013). Brand is like a donut. implikasi yang luas untuk penelitian Bhuana Ilmu Populer. selanjutnya dengan topik serupa. Adapun saran Prayoga, D. (2015). Perancangan Visual dari hasil perancangan ini untuk penelitian Branding Dan Promosi Distro Muslim selanjutnya yaitu: Dzikro Di Kota Solo. 1. Penelitian selanjutnya sebaiknya Said, A. A. (2006). Dimensi Warna. memperluas jangkauan obyek penelitian, Setiawan, M. F. (2013). Analisa pengaruh tidak hanya berfokus pada produk, juga food quality dan brand image terhadap mempertimbangkan faktor-faktor keputusan pembelian roti kecik toko roti determinan lain yang saling berkaitan. Ganep’s di Kota Solo. Jurnal Strategi 2. Penelitian yang akan datang sebaiknya Pemasaran, 1(1). lebih memperluas wawasan mengenai Soebiantoro, A., Sasongko, H., & Wijayanto, persoalan merek/brand, mulai dari J. (2013). Merek harus bisa. pemaknaan kata dan tahapan- tahapan Elex Media Komputindo. yang menyangkut proses branding.

57