<<

PENCIPTAAN SENI MOTIF BATIK TOPENG JATIDUWUR JOMBANG Oleh: Prayogo.W.Waluyo Wyna Herdiana Universitas Surabaya [email protected]

Ringkasan Wayang topeng Jatiduwur merupakan satu- satunya kesenian pertunjukan wayang topeng yang ada di Kabupaten Jombang. Wayang topeng Jatiduwur merupakan seni pertunjukan tradisional rakyat berbentuk teater total (perpaduan antara unsur tari, drama, sastra, musik, dan rupa) yang telah lama hidup di Desa Jatiduwur.Wayang topeng digunakan masyarakat setempat sebagai upacara ritual, ruwatan, atau ketika seseorang mempunyai nadzar yang harus dipenuhi. Kesenian ini merupakan salah satu dari kekayaan budaya asli yang dimiliki Jombang dengan kondisinya yang saat ini sudah hilang. Akan tetapi, masih meninggalkan artefak. Tujuan penciptaan motif batik ini sebagai bentuk keprihatinan, sekaligus kebanggaan dan kepedulian untuk mengenalkan kembali kesenian daerah wayang topeng Jatiduwur yang telah hilang pada media kesenian yang lain. Penciptaan seni motif batik ini menampilkan motif baru dengan prose stilasi visual wayang topeng Jatiduwur Jombang.Teknik pembuatan yang dipakai adalah batik cap dengan pewarnaan naphtol. Teori pendekatan penciptaan motif batik ini menggunakan teori penciptaan kriya dan estetika. Metode penggalian data yang dipakai adalah wawancara tidak terstruktur. Seni motif batik ini diharapkan dapat mengenalkan kembali kesenian wayang topeng Jatiduwur sekaligus memberikan pandangan positif tentang sejarah kesenian wayang topeng Jatiduwur pada masyarakat Jombang.

Kata Kunci: Perancangan, Wayang Topeng Jatiduwur Jombang,Motif Batik

Abstract The Puppet Mask Jatiduwur is the only wayang mask performance in Jombang. Puppet Mask Jatiduwur is a traditional folk performance art in the form of a total theater (a combination of elements of dance, drama, literature, music, and appearance) that have long lived in Jatiduwur Village. Puppet masks are used by the local community as a ritual ceremony, ruwatan, or when someone has nadzar which must be fulfilled. This art is one of the original cultural treasures that Jombang has with its current condition. However, still leaving artifacts. The purpose of creating this batik motif as a form of concern, as well as pride and concern to reintroduce the art of wayang topeng Jatiduwur area which has been lost in other art media. The creation of this batik motif displays a new motif with the visual stylization process of the puppet mask of Jatiduwur Jombang. The manufacturing technique used is stamped batik with naphtol staining. The approach to creating batik motifs uses craft and aesthetic creation theory. The method of extracting data used is unstructured interviews. This batik motif art is expected to be able to reintroduce Puppet Mask Jatiduwur art while at the same time giving a positive view of the history of the Puppet Mask Jatiduwur art in the Jombang community. Keywords: Design, Puppet Mask Jatiduwur Jombang, Batik.

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 57 A. PENDAHULUAN dengan karakter tokoh yang dibawakan. Jombang merupakan salah satu Kabupaten Menurut Dian Sukarno (budayawan yang berada di Propinsi Jawa Timur. Jombang) menjelaskan bahwa wayang Jombang dikenal dengan sebutan Kota topeng pada mulanya digunakan masyarakat Santri, karena banyaknya sekolah pendidikan setempat sebagai upacara ritual, ruwatan, Islam (pondok pesantren). Bahkan ada atau ketika seseorang mempunyai nadzar pameo yang mengatakan bahwa Jombang yang harus dipenuhi. Wayang topeng sendiri adalah pusat pondok pesantren di tanah dulunya dikeramatkan oleh warga Desa Jawa karena hampir seluruh pendiri Jatiduwur sehingga hanya kalangan tertentu pesantren di Jawa pernah berguru di yang boleh nanggap. Jombang. Wayang topeng Jatiduwur kini sudah Jombang memiliki kesenian daerah mulai dilupakan eksistensinya oleh beberapa yang lahir dan berkembang di Jombang, kalangan masyarakat Jombang. Wayang seperti Ludruk, Besutan, Remo Bolet, Jaran topeng Jatiduwur dapat dikatakan sudah Dor, Wayang Kulit Cek Dong, Kentrung, tidak berdaya lagi eksistensinya. Arus Sandur Manduro dan wayang topeng modernisasi jaman menjadi faktor utama Jatiduwur. Wayang topeng Jatiduwur kesenian pertunjukan ini menjadi turun. Saat merupakan kesenian wayang topeng yang ini juga diperparah dengan ketidaktahuan berada di desa Jatiduwur, kecamatan masyarakat Jombang akan eksistensi dan Kesamben, Jombang. Wayang topeng keberadaan seni lokalnya. Menurut data Jatiduwur merupakan satu- satunya kesenian kuesioner peneliti yang tersebar di daerah pertunjukan wayang topeng yang ada di Jombang dan tingkat lapisan umur sekolah Kabupaten Jombang. Wayang topeng sampai dewasa dan ( usia 10 tahun sampai Jatiduwur merupakan seni pertunjukan 45 tahun) menyatakan hampir 87,6 % tradisional rakyat berbentuk teater total masyarakat Jombang tidak mengetahui (perpaduan antara unsur tari, drama, sastra, eksistensi dan keberadaan wayang topeng musik, danrupa) yang telah lama hidup di Jatiduwur sebagai kesenian lokal mereka. Desa Jatiduwur. Seni pertunjukan wayang Mengutip dari Kompasiana topeng Jatiduwur merupakan sebuah bentuk “Kesenian ini merupakan salah satu dan gaya pertunjukan wayang topeng dari kekayaan budaya yang dimiliki dengan cerita Panji berbentuk drama tari Jombang yang kondisinya saat ini bisa tradisional berdialog verbal dan dituturkan dikatakan redup tapi tidak mati. oleh seorang dalang, semua penari memakai Meskipun begitu, para pengurinya topeng beserta perlengkapannya sesuai masih ajeg latihan dengan segala

58 | Volume 5 Edisi 2, 2018 keterbatasannya. Kesenian tradisi yang Sedikitnya sumber referensi, berlokasi di Desa Jatiduwur Kecamatan ketidaktahuan masyarakat Jombang dan Kesamben Kabupaten Jombang ini rendahnya sosialisasi pemerintah daerah dihidupkan kembali oleh orang-orang merupakan faktor utama yang membuat tua yang usianya di atas 50 tahunan.”. kesenian wayang topeng Jatiduwur terancam Jika nantinya kesenian daerah ini terus kelestariannya. Berangkat dari uraian menerus terlupakan, maka wayang tersebut, maka tujuan dan manfaat yang topeng Jatiduwur dapat musnah tanpa akan disampaikan dari penciptaan karya ini ada jejak peninggalannya. Peran adalah: pemerintah yang pasif juga menjadi 1. Menciptakan sebuah karya seni motif kendala kesenian lokal ini sulit batik dengan konsep wayang topeng berkembang bahkan dikenal oleh Jatiduwur yang dapat menarik kalangan masyarakat Jombang sendiri.” perhatian masyarakat Jombang. (Kompasiana, 21 September 2013, diunduh 2. Mengenalkan kembali kesenian pada 3 Februari 2015). wayang topeng Jatiduwur melalui media batik kepada generasi muda di Latar belakang inilah yang menjadi Kabupaten Jombang khususnya. ketertarikan peneliti untuk mengangkat kesenian wayang topeng Jatiduwur, sebagai B. TINJAUAN PUSTAKA “Desa Jatiduwur konon menurut cerita yang bentuk keprihatinan, sekaligus kebanggaan terkubur selama ratusan tahun, merupakan dan bentuk kepedulian peneliti sebagai salah satu desa yang penting zaman putra daerah yang secara tidak langsung . Konon Jatiduwur merupakan bertanggung jawab untuk mengenalkan tempat pembuatan batu bata Majapahit yang kembali kesenian daerah wayang topeng besar- besar” (dikutip dari Dian Sukarno, Jatiduwur. Legenda Jombang, 2011:22) Rumusan Ide Penciptaan Melacak asal- usul keberadaan seni Berdasarkan pemikiran sebagaimana pertunjukan wayang topeng Jatiduwur yang telah dideskripsikan pada latar belakang tidaklah mudah, karena hingga tulisan ini diatas, pokok permasalahan yang akan dibuat belum ada satupun data tentang diuraikan dalam tulisan ini, yaitu sebagai wayang topeng Jatiduwur. Jika dikaji berikut: berdasarkan lakon atau tema cerita yang Bagaimanakah mewujudkan konsep dibawakan adalah cerita Panji, maka dapat wayang topeng Jatiduwur kedalam karya diduga bahwa kesenian wayang topeng seni motif batik? Jatiduwur merupakan warisan jaman Tujuan

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 59 Majapahit. waris wayang topeng Jatiduwur). Proses pembuatan topeng dilakukan “Jaman Majapahit telah ada tontonan dengan memilih bertempat di bawah pohon topeng yang sangat digemari dan lakon beringin yang ada di desa Jatiduwur dan siklus Panji merupakan sebuah lakon yang waktunya dipilih pada setiap hari Jum’at sangat popular. Bahwa pada masa Raja Legi. Purwo juga melakukan ritual puasa dan Hayam Wuruk merupakan Raja yang suka bersemedi sehari semalam. Hal ini bertujuan menari Topeng yang pada saat itu disebut untuk mendapatkan pencerahan terutama dengan “Raket”. (dikutip dari Nanang PME, untuk mendapatkan gambaran mengenai Sejarah dan Budaya Jombang, wujud karakter tokoh yang diinginkan. 2012: 482). Purwo berhasil mewujudkan topeng Data lisan yang berkembang di Desa buatannya sejumlah 31 buah, sehingga Jatiduwur pada umumnya secara keseluruhan jumlah topeng yang menginformasikan bahwa keberadaan dimilikinya berjumlah 33 buah. kesenian wayang topeng di Desa Jatiduwur Karya topeng berjumlah 31 buah tidak terlepas dari perjalanan hidup seorang tersebut kemudian oleh Purwo dilengkapi tokoh yang dikenal dengan Purwo. Konon, dengan perlengkapan properti dan busana pada sekitar tahun 1800- an hiduplah sesuai dengan karakter tokoh kemudian seorang Purwo di Desa Jatiduwur. dilengkapi juga dengan seperangkat . Purwo sebagai tokoh yang berperan Menurut penuturan versi masyarakat dalam kelahiran wayang topeng Jatiduwur Jatiduwur, bahwa perlengkapan gamelan diceritakan bahwa pada masa mudanya yang dimiliki oleh mbah Purwo dibelinya senang berpetualang atau berkelana mencari dari desa Karo Belah Kecamatan ilmu. Purwo bertemu seorang gadis dari Mojoagung Jombang. Purwo mulai desa Jatiduwur, kemudian menikah dan merekrut anggota yang bersedia diajak menetap di desa Jatiduwur sampai akhir bergabung untuk mewujudkan gagasannya hayat. Purwo memiliki dua buah topeng dalam membentuk kelompok kesenian warisan dari leluhurnya sebelum menetap di wayang topeng. Langkah awal, Purwo desa Jatiduwur. Kedua topeng tersebut mengajak beberapa keluarga yang tinggal di menggambarkan tokoh Klono dan Panji. desa Jatiduwur untuk dilatih menari sambil Warisan topeng Klono dan Panji tersebut memainkan topeng serta sebagai penabuh oleh Purwo dianggap sebagai pusaka, maka gamelan. Purwo sendiri yang melatih, ke manapun Purwo pergi, pusaka tersebut sekaligus bertindak sebagai Dalang. Purwo selalu dibawa serta. ( Data ini diambil dari akhirnya bersama kerabatnya berhasil wawancara dengan Sumarni seorang ahli

60 | Volume 5 Edisi 2, 2018 mewujudkan pertunjukan wayang topeng di berbagai hajatan sosial seperti pernikahan, desa Jatiduwur yang diselenggarakan dalam khitanan, nadzaran, syukuran. Eksistensi rangka ritual bersih desa. Unsur- unsur yang wayang topeng Jatiduwur mulai menurun terdapat dalam pertunjukan wayang topeng pada dekade akhir abad ke 20. Setelah Jatiduwur adalah: Purwo sebagai tokoh kunci lahirnya wayang 1. Unsur Dalang, merupakan unsur topeng Jatiduwur meninggal, pengelola utama dalam pertunjukan ini. Dalang organisasi dipegang oleh keturunan Purwo, berperan sebagai pembawa cerita dan demikian pula dalangnya. Perangkat dialog. pertunjukan wayang topeng diwariskan 2. Unsur Tari yaitu tari Klono dan Bapang. secara turun temurun dari generasi ke 3. Unsur Cerita atau Lakon, lakon yang generasi. Mitos yang berkembang dalam hingga kini masih ada adalah masyarakat Jatiduwur, bahwa pemegang Kudonorowongso. warisan tersebut harus orang yang masih 4. Unsur Gending, merupakan unsur memiliki darah keturunan dari Purwo, maka musik yang digunakan untuk seluruh perangkat pertunjukan mulai dari mengiringi pertunjukan. Gending- topeng hingga perlengkapan pendukung gending yang digunakan adalah gending lainnya harus ditempatkan pula di rumah Jawa Timuran. keturunan Purwo. Keturunan Purwo juga 5. Unsur Seni Rupa, terdapat pada ornamen selalu menjadi dalang dalam pertunjukan topeng. wayang topeng. Silsilah dalang yang pernah Wayang topeng sesuai berperan dalam pertunjukan Wayang perkembangannya sangat diminati Topeng Jatiduwur sejak mulai dari masa masyarakat Jatiduwur dan kehadiran Purwo hingga tahun 1990-an. pertunjukan wayang topeng memiliki kontribusi besar bagi masyarakat Jatiduwur. Masyarakat memfungsikan pertunjukan wayang topeng jatiduwur sebagai sarana pemenuhan nadzar, dan ritual lainnya. Perkembangan selanjutnya, eksistensi seni pertunjukan wayang topeng Jatiduwur tidak saja berfungsi sebagai seni pertunjukan Gambar 1. Pertunjukkan Wayang Topeng Jatiwudur ritual, tetapi berkembang sebagai seni Jombang hiburan populer. Masyarakat menghadirkan (Gambar diambil SOSBUD Kompasianan 21 pertunjukan wayang topeng Jatiduwur dalam September 2013, diunduh pada 20 Maret 2015)

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 61 tersebut dilakukan untuk menguji aktivitas itu sendiri. Keindahan dapat ditangkap bergantung atas kesan yang ditangkap, dan tidak semata-mata adanya hubungan dengan kesenangan kita untuk mendapatkan sesuatu Gambar 2. Dok. Beberapa Wayang Topeng Jatiwudur Jombang (Prayogo 25 Januari 2015) dari keindahan itu sendiri.” (Darsono Sony Kartika, Sony. Pengantar Estetika. 2004: Teori Pendekatan a. Teori Penciptaan Seni Kriya SP 65-69). Gustami Keindahan tidak terlepas dari Sebuah penciptaan karya lahir dari kebudayaan, karena kebudayaan merupakan sebuah intepretasi terhadap sebuah obyek penentu corak, tipe gaya hidup suatu kemudian hadir dengan penguatan riset. kelompok masyarakat sebagai pendukung Penciptaan ini menggunakan teori kebudayaan tersebut. Sisi lain manusia penciptaan seni kriya SP Gustami yang sebagai makhluk multidimensi melahirkan sebuah metodologi untuk mempunyai peran untuk mencipta dan dijadikan acuan proses penciptaan seni mengamati suatu karya seni sesuai dengan motif batik ini. Seni merupakan sebuah cita rasanya. Kebudayaan secara hakiki proses ketrampilan teknik, pengetahuan datn mempunyai pengertian sebagai keseluruhan kolaborasi komunikasi kriyawan dan karya pengetahuan, kepercayaan, dan nilai-nilai sehingga menciptakan sebuah ruang dialog yang isinya berupa sistem-sistem makna atau yang sarat akan makna dan intepretasi nilai sistem-sistem simbol. Suatu kebudayaan yang harus disampaikan kepada mengandung unsur-unsur seperti ilmu penikmatnya. SP. Gustami dalam bukunya pengetahuan, kepercayaan (termasuk agama) Proses Penciptaan Seni Kriya SP. Gustami dan nilai- nilai (etika dan estetika). mengungkapkan bahwa” proses perwujudan Keberadaan kebudayan itu telah di dukung suatu seni kriya melalui beberapa tahapan oleh manusia, maka dengan sendirinya dan langkah– langkah. Menurut SP. manusia tidak dapat terlepas dari Gustami, ada tiga tahapan dalam proses kebudayaan tersebut, karena budaya penciptaan suatu seni kriya tersebut, yaitu merupakan wujud/ ekspresi dari eksistensi tahap eksplorasi, tahap perancangan dan manusia. Terkait dengan penciptaan yang tahap perwujudan.” (SP Gustami, Proses menghadirkan seni motif batik, maka teori Penciptaan Seni Kriya, 2004:13) estetika kemudian dikorelasikan dengan b. Teori Estetika budaya, manusia dan simbol. Batik dapat “Keindahan perlu dipahami dan punya arti terwakilkan dari unsur- unsur tersebut. Seni penting terhadap perasaan. Aktivitas

62 | Volume 5 Edisi 2, 2018 batik yang diadalamnya juga mengandung D. PEMBAHASAN nilai filosofi seni dan estetika. Penciptaan seni motif batik wayang topeng C. METODE PENELITIAN Jatiduwur Jombang terdiri dari beberapa Tempat : Desa Jatiduwur, Kecamatan tahap penciptaannya. Mengutip dari SP Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Gustami, Proses Penciptaan Seni Kriya, Timur. 2004:13. Narasumber : a. Tahap eksplorasi, meliputi aktivitas - Dian Soekarno, beliau mantan penjelajahan menggali sumber ide jurnalis, budayawan Jombang, dengan langkah identifikasi dan seniman pertunjukan dan pengusaha perumusan masalah; penelusuran, seni. Beliau bertempat tinggal di desa penggalian, pengumpulan data dan Sumber Mulyo, Kabupaten Jombang. referensi. Hal ini terkait observasi Beliau mengenal betul seluk beluk informasi secara detail dan bertahap tentang informasi wayang topeng hingga mendapatkan suatu ide dan Jatiduwur, sekaligus pernah menjadi konsep motif wayang topeng Jatiduwur pemain pertunjukan wayang topeng Jombang. Jatiduwur. b. Tahap perancangan tersebut - Supriyo, beliau merupakan penggiat merupakan visualisasi dari analisis data– kembali wayang topeng Jatiduwur data acuan yang diwujudkan ke dalam sekaligus pemilik duplikasi wayang bentuk sketsa yang kemudian topemg Jatiduwur. Beliau mempunyai digunakan untuk proses perwujudan. peran penting terhadap eksistensi Pada tahapan tersebut menghasilkan pertunjukan wayang topeng Jatiduwur. sketsa- sketsa yang kemudian di pilih Beliau saat ini bertempat tinggal di untuk diwujudkan. desa Jatiduwur. Metode Penelitian : Metode wawancara dipilih untuk menjaring data untuk mencari dan menggali informasi lebih dalam sehingga informasi dapat terbuka. Wawancara berguna untuk mencatat hal- hal yang perlu untuk dianalisis. Bukti- bukti fisik seperti literatur dapat menjadi tambahan. Wawancara yang dipilih adalah wawancara tidak terstruktur.

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 63 Gambar 3. Sketsa Alternatif Wayang Topeng Jatiwudur Jombang

c. Tahapan ketiga yaitu tahap perwujudan, bermula dari pembuatan dari sketsa alternatif atau gambar teknik kemudian diwujudkan dalam

bentuk prototipe sampai menemukan Gambar 5: Plat Besi dari Sketsa Terpilih Wayang Topeng Jatiduwur Jombang kesempurnaan pada karya yang ( Foto Diambil Prayogo, Wyna pada 22 Mei 2017) diinginkan.” (SP. Gustami, E. HASIL Penciptaan Seni Kriya, 2004:31-34)

Gambar 4: Sketsa Terpilih Wayang Topeng Jatiduwur Jombang ( Foto Diambil Prayogo, Wyna pada 22 Mei 2017)

64 | Volume 5 Edisi 2, 2018 pembatikan dan pencelupan yang membutuhkan waktu yang lama dan teknik yang rumit. Karya ini banyak membutuhkan ketrampilan tangan untuk membuat detailnya, sehingga ketelitian dan kejelian sangat dibutuhkan. Beberapa temuan baru yang ada pada penciptaan

Gambar 6: Batik Wayang Topeng Jatiduwur Jombang karya batik ini sangat beragam seperti ( Foto Diambil Prayogo, Wyna pada November 2017) rancangan motif baru dari konsep pertunjukan wayang topeng Jatiduwur, pemilihan material/ kain yang dibuat dengan tangan, proses pembuatan yang hampir 80% juga dikerjakan dengan tangan. Penciptaan motif batik wayang topeng Jatiduwur ini diharapkan dapat menjadi pancingan karya- karya selanjutnya dan sumber referensi baru tentang wayang topeng Jatiduwur. Karya kriya batik ini juga sebagai bentuk kepedulian dan empati terhadap kekayaan budaya lokal. Saran Proses penciptaan karya seni motif batik memerlukan suatu pemahaman dan pengkajian terhadap obyek yang ingin digali. Oleh sebab itu, metode pengumpulan data sangat penting diperlukan untuk mendasari penciptaan suatu karya. Motif batik ini mempresentasikan sebuah kesenian lokal yang nasibnya kini mengenaskan. Banyak

Gambar 7: Batik Wayang Topeng Jatiduwur Jombang faktor yang melatarbelakangi hilangnya ( Foto Diambil Prayogo, Wyna pada November 2017) pertunjukan wayang topeng Jatiduwur. Karya ini perlu untuk dipublikasikan karena F. PENUTUPAN media sangat mempengaruhi keberhasilan Kesimpulan informasi yang akan disampaikan pada Kesulitan yang dihadapi adalah proses khalayak umum. Karya ini diharapkan juga

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 65 menjadi batu loncatan untuk terus Wayang Topeng Jatiduwur Di Desa Jatiduwur Kecamatan Kesamben Kabupaten mengenalkan kembali wayang topeng Jombang. Skripsi S1 Pendidikan Seni Jatiduwur pada masyarakat umum khusunya Tari FPBS Universitas Negeri Surabaya masyarakat Jombang. Karya batik ini SP. Gustami, 2004, Proses Peciptaan Seni diharapkan juga dapat diproduksi secara Kriya”Untaian Metodologis”, : Program Penciptaan Seni Pascasarjana massal sebagai bentuk dari usaha ekonomi ISI Yogyakarta. kreatif. Sukarno, Dian, 2011, Legenda Jombang, Jombang: Alif Ofset

Sumardjo, Jakob, 2000, Filsafat Seni, G. DAFTAR PUSTAKA Bandung: Penerbit ITB

Gratha, Benny, 2012, Belajar Membatik, Webtogarafi: Selatan: PT. Agro Media Kompasiana, 21 September 2013, diunduh Pustaka pada 3 Februari 2015 Hariyati, 1993, Kesenian Wayang Topeng SOSBUD Kompasiana 21 September 2013, Jatiduwur Kecamatan Kesamben Kabupaten diunduh pada 20 Maret 2015 www. Jombang (Bentuk Penyajian dan Gaya). Antarafoto.com tanggal 5 Desember Skripsi S1 Pendidikan Seni Tari FPBS 2011 diunduh pada 20 Maret 2015 IKIP Surabaya Beritajombang. tanggal 8 November Kartika, Sony,Darsono. 2004. Pengantar 2013 diunduh pada 20 Maret 2015 Estetika, Rekayasa Sains: Bandung

Kusrianto, Adi, 2013, Batik Filosofi, Makna, Informan: Motif dan Kegunaan, Yogyakarta: CV Dian Soekarno, mantan jurnalis, budayawan Andi Jombang, seniman pertunjukan dan Offset.Moeleong, Lexy J, Prof, DR, 1988, pengusaha seni., wawancara Desember Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: 2014 di rumah beliau di Desa Sumber PT Remaja Rosdakarya. Mulyo, Kabupaten Jombang. Musman, Asti, 2011, Batik: Warisan Adiluhung , Yogyakarta: Supriyo, pelestari dan penggiat kembali Penerbit Andi. kesenian Wayang Topeng Jatiduwur, PME, Nanang: Yanuartuty, Setyo: Ilahi, wawancara dilakukan pada 25 Januari Nasrul, 2012, Sejarah dan Budaya 2015, Desa Jatiduwur, Kanupaten Jombang, Jombang: Dinas Pendidikan Jombang. Kabupaten Jombang. Presti, Ezzil, Agustin, 2014, Analisis Lakon Wiruncana Murca Dalam Pertunjukan

66 | Volume 5 Edisi 2, 2018