Analisis Framing Robert N Entman Dan Character

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Analisis Framing Robert N Entman Dan Character JURNAL CHARACTER ASSASSINATION PADA KASUS HOAKS RATNA SARUMPAET (Analisis Framing Robert N Entman dan Character Assassination dalam Pemberitaan Politik Kasus Hoaks Ratna Sarumpaet pada Portal Berita Kompas.com dan Republika.co.id Periode Oktober 2018) Disusun Sebagai Syarat Untu Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Oleh: Irma Santika Nugroho D0215056 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2019 CHARACTER ASSASSINATION PADA KASUS HOAKS RATNA SARUMPAET (Analisis Framing Robert N Entman dan Character Assassination dalam Pemberitaan Politik Kasus Hoaks Ratna Sarumpaet pada Portal Berita Kompas.com dan Republika.co.id Periode Oktober 2018) Irma Santika Nugroho Sri Herwindya Baskara Wijaya Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstract Human Rights activist and artist, Ratna Sarumpaet was arrested by the police for spreading false news about her persecution by certain individuals. The lie of the persecution of Ratna Sarumpaet was to cover up that Ratna had carried out plastic surgery that she did not want to show to the public. Her issue was in the media spotlight because she was also the National Campaigner for the presidential and vice-presidential candidate, Prabowo-Sandiaga. The story of the persecution of Ratna Sarumpaet is controversial because the case Ratna Sarumpaet hoax is full of political interests between the two camps of Jokowi- Ma'ruf and Prabowo-Sandiaga. The main objective of this research is to analyze the online media Kompas.com and Republika.co.id in framing the political news of the Ratna Sarumpaet case. Besides, the author is also interested in the study of political communication of character assassination built by the two media in the case. Framing analysis is used to analyze the framing of the news of the Hoax Ratna Sarumpaet Case Issue which was built by Kompas.com and Republika.co.id in the October 2018 period. This research is a descriptive study with a qualitative approach. The data analysis technique used was Robert N Entman's framing analysis with structural analysis: Define Problem, Diagnose Causes, Make Moral Judgment, and Treatment Recommendation. The research findings show that the selection of issues in the Ratna Sarumpaet hoax case in Kompas.com in the form of the hoax case did not affect Prabowo's camp. Meanwhile, Republika.co.id selected the issue that Ratna Sarumpaet's hoax was detrimental to the Prabowo-Sandiaga camp. Meanwhile, the act of character assassination can be seen from the news of the two media that cornered Ratna Sarumpaet and did not allow Ratna to argue after she admitted her mistake. Both media focused on political issues involving two candidate pairs of vice-presidential candidates and the legal process of Ratna Sarumpaet. Keywords: Framing Analysis, Ratna Sarumpaet Hoax, Character Assassination Pendahuluan Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) dan juga seorang Seniman, Ratna Sarumpaet ditangkap terkait penyebaran hoaks (hoax) bahwa dirinya dianiaya. Ratna Sarumpaet yang juga merupakan Juru Kampanye Nasional (Jurkamnas) dari pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut dua, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Ratna Sarumpaet mengaku bahwa dirinya dianiaya hingga babak belur di bagian wajah oleh sekelompok orang tak dikenal di Bandung. Mendengar kabar tersebut, Prabowo langsung bertemu dengan Ratna Sarumpaet dan menggelar jumpa pers di kediamannya di Kertanegara. Saat itu, Prabowo yakin ada motif politik di balik penganiayaan yang dialami Ratna. Keyakinan Prabowo tersebut muncul karena tidak ada barang berharga maupun uang Ratna yang hilang pasca-penganiayaan. Selain itu, kata Prabowo, Ratna sempat mengaku ada kalimat ancaman yang dilontarkan oleh pelaku terkait sikap politiknya. (Asril, 2018) Prabowo juga menyebut kasus yang dialami Ratna sebagai pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). (CNNIndonesia, 2018) Berangkat dari situlah aktivis Ratna Sarumpaet pun membuat pengakuan bahwa dirinya berbohong telah dianiaya orang. Ratna mengakui membiarkan kebohongan itu. Ia juga berpikir untuk mengembangkan cerita bohong tentang penganiayaan. Saat bertemu dengan koleganya, dan elite politik Prabowo Subianto, Ratna masih membiarkan kebohongannya tersebut. Ratna pun meminta maaf atas kebohongan yang ia buat tersebut. Pada kasus ini Ratna Sarumpaet dianggap telah melanggar Undang-Undang ITE Pasal 28 ayat 2 dengan ancaman 10 tahun penjara karena telah melakukan pembohongan publik tentang penganiayaannya. Sebelum kasus hoaks Ratna Sarumpaet menjadi viral, Ratna pernah berdebat dengan Luhut Binsar Pandjaitan (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman) mengenai pencarian korban KM Sinar Bangun (kapal yang karam di Danau Toba) pada tanggal 2 Juli 2018. Pada kejadian itu Luhut terlibat adu argumen dengan pegiat sosial Ratna Sarumpaet yang menolak usul penghentian pencarian korban tenggelam kapal nahas itu. Ratna menyatakan tidak puas dengan sikap pemerintah yang hendak menghentikan pencarian korban KM Sinar Bangun, dalam operasi yang sudah digelar selama 15 hari. (Putranto, 2018). Selanjutnya Ratna ditunjuk sebagai Juru Kampanye Nasional (Jurkamnas) pasangan Prabowo-Sandiaga pada Pilpres 2019 dan dalam pelaksanaannya Ia diberhentikan dari tim sukses setelah melakukan pembohongan publik (hoaks) bahwa dirinya dianiaya. Hoaks atau hoax atau kabar palsu saat ini masih menjadi masalah penting dalam masyarakat Indonesia, ditambah lagi menjelang Pemilu. Penggunaan media online sedang berkembang pesat di Indonesia ditengah pemahaman masyarakat akan pentingnya literasi media. Berdasarkan Survey Hoax Masyarakat Telematika Indonesia, Hoax diibuat dengan sengaja (by intention), kerap digunakan sebagai alat untuk mempengaruhi opini publik dan menjadi marak karena ada factor stimulan (Sosial, Politik, SARA dan Pemerintahan). (Mastel.id, 2019) Aspek kajian penelitian kasus hoaks Ratna Sarumpaet masuk dalam ranah komunikasi politik. Dari kasus hoaks yang menimpa Ratna Sarumpaet terdapat hipotesa adanya upaya kubu Jokowi-Ma’ruf untuk menjatuhkan lawannya (Prabowo-Sandiaga) atau sebaliknya, ada upaya kubu Prabowo-Sandiaga untuk mendongkrak popularitas timnya melalui kasus hoaks Ratna Sarumpaet. Penulis tergerak untuk menyusun penelitian analisis framing pada pemberitaan politik Kompas.com dan Republika.co.id pada kasus hoaks Ratna Sarumpaet pada Oktober 2018. Tujuannya, penulis ingin membuktikan apakah kedua media tersebut melakukan pembunuhan karakter atau character assassination pada Ratna Sarumpaet. Dipilihnya Kompas.com dan Republika.co.id tak lepas dari popularitas media mainstream di Indonesia. Adanya indikasi pemberitaan yang mengarah pada character assassination mendorong penulis untuk menguji pemberitaan politik pada kedua media tersebut dengan menggunakan analisis framing model Robert N. Entman. Analisis framing menggunakan empat elemen utama yakni, Define Problem, Diagnose Causes, Make Moral Judgement, dan Treatment Recommendation. Berdasarkan dari keempat elemen tersebut, penulis ingin menemukan bagaimana kedua media memberitakan tentang kasus hoaks Ratna Sarumpaet dengan indikator pembingkaian media terkait kepentingan politik. Selain itu, penulis ingin menemukan adakah unsur character assassination atau pembunuhan karakter pada kasus hoaks Ratna Sarumpaet pada kedua media tersebut dengan tujuh metode pembunuhan karakter oleh Martijn Icks. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah yang hendak peneliti angkat adalah: 1. Bagaimana media Kompas.com dan Republika.co.id membingkai pemberitaan politik kasus hoaks Ratna Sarumpaet pada periode Oktober 2018? 2. Bagaimana kajian komunikasi politik character assassination pada kasus hoaks Ratna Sarumpaet pada media online Kompas.com dan Republika.co.id? Kajian Pustaka 1. Komunikasi Politik Komunikasi politik merupakan persilangan antara ilmu politik dan ilmu komunikasi. Pembahasan kajian ini berkutat pada proses penyampaian pesan melalui media yang juga bersifat politis. Komunikasi politik diindikasikan dengan adanya pertarungan antarberbagai kepentingan yang muncul dalam tindakan politik (Soyomukti, 2013: 1). Komunikasi politik menjadi sub-disiplin ilmu berpijak pada dua disiplin ilmu: Ilmu Komunikasi dan Ilmu Politik (Pawito, 2009: 16). McQuail (1992: 472-473) mendefinisikan komunikasi politik merupakan semua proses penyampaian informasi – termasuk fakta, pendapat-pendapat, keyakinan-keyakinan dan seterusnya, pertukaran dan pencarian tentang itu semua dilakukan oleh para partisipan dalam konteks kegiatan politik yang lebih bersifat melembaga (Pawito, 2009: 2). Terlepas dari definsi diatas, Menurut (Arifin, 2011: 125-137) komunikasi politik meliputi berbagai kegiatan politik yang diterapkan oleh komunikator politik kepada komunikannya, antara lain: a. Retorika Politik: Retorika (seni berbicara) merupakan seni menyusun argumentasi dan pembuatan naskah pidato, karena retorika berkaitan dengan persuasi. b. Agitasi Politik, yakni suatu upaya untuk menggerakkan massa dengan lisan dan tulisan, dengan cara merangsangsang dan membangkitkan emosi khalayak. c. Propaganda Politik: propaganda merupakan kegiatan komunikasi politik yang dilakukan secara terencana dan sistematik, untuk menggunakan sugesti (mempermainkan emosi), untuk tujuan memengaruhi seseorang atau sekelompok orang, khalayak atau komunitas yang lebih besar (bangsa) agar melaksanakan atau menganut suatu ide (ideologi, gagasan sampai sikap), atau kegiatan tertentu dengan kesadarannya
Recommended publications
  • Phd Thesis Tamara Aberle
    Socially-engaged theatre performances in contemporary Indonesia Tamara Alexandra Aberle Royal Holloway, University of London PhD Thesis 1 Declaration of Authorship I, Tamara Alexandra Aberle, hereby declare that this thesis and the work presented in it is entirely my own. Where I have consulted the work of others, this is always clearly stated. Signed: ______________________ Date: ________________________ 2 Abstract This thesis argues that performances of contemporary theatre in Indonesia are socially- engaged, actively creating, defining and challenging the socio-political environment, and that theatre practitioners are important members of a vibrant civil society who contribute and feel actively committed to democratic processes. Following an initial chapter about the history of modern theatre from the late 19th century until the fall of President Suharto in 1998, the four core chapters centre on four different aspects of contemporary Indonesian socio-politics: historical memory and trauma, violence and human rights, environmentalism, and social transition. Each of these chapters is preceded by an introduction about the wider historical and socio-political context of its respective discourse and is followed by an analysis of selected plays. Chapter 2 focuses on historical trauma and memory, and relates the work of two theatre artists, Papermoon Puppet Theatre and Agus Nur Amal (a.k.a. PM Toh), to processes seeking truth and reconciliation in Indonesia in the post-Suharto era. Chapter 3, on violence and human rights, discusses the works of Ratna Sarumpaet and B. Verry Handayani, with a specific focus on human trafficking, sexual exploitation, and labour migration. Chapter 4 discusses environmentalism on the contemporary stage. It investigates the nature of environmental art festivals in Indonesia, taking Teater Payung Hitam’s 2008 International Water Festival as an example.
    [Show full text]
  • Pengaruh Berita-Berita Ratna Sarumpaet Di Televisi Terhadap Minat Memilih Prabowo Subianto Dalam Pemilihan Presiden 2019 Di Kalangan Mahasiswa Fisip Usu
    PENGARUH BERITA-BERITA RATNA SARUMPAET DI TELEVISI TERHADAP MINAT MEMILIH PRABOWO SUBIANTO DALAM PEMILIHAN PRESIDEN 2019 DI KALANGAN MAHASISWA FISIP USU SKRIPSI AMALINA DARAYANI P. 150904113 Public Relations UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI MEDAN 2019 Universitas Sumatera Utara LEMBAR PERSETUJUAN Skirpsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh : Nama : Amalina Darayani Pulungan NIM : 150904113 Judul Skripsi : Pengaruh Berita-Berita Ratna Sarumpaet di Televisi Terhadap Minat Memilih Prabowo Subianto Dalam Pemilihan Presiden 2019 Di Kalangan Mahasiswa FISIP USU. Dosen Pembimbing, Ketua Program Studi, Dr. H.Sakhyan Asmara MSP Dra. Dwi Kurniawati, M,Si. Ph. D NIP.1955609171984031001 NIP.196505241989032001 Dekan Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si NIP.197409302005011002 Universitas Sumatera Utara HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini diajukan oleh : Nama :Amalina Darayani Pulungan NIM : 150904113 Program Studi :Ilmu Komunikasi Judul Skripsi :Pengaruh Berita-Berita Ratna Sarumpaet di Televisi Terhadap Minat Memilih Prabowo Subianto dalam Pemilihan Presiden 2019 di Kalangan Mahasiswa FISIP USU Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan di terima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Majelis Penguji Ketua Penguji : ( ) Penguji : ( ) Penguji Utama : ( ) Ditetapkan di : Medan Tanggal : April 2019 Universitas Sumatera Utara HALAMAN PERNYATAAN
    [Show full text]
  • Komodifikasi Konten Berita Hoaks Ratna Sarumpaet Pada Media Online Kompas.Com
    KOMODIFIKASI KONTEN BERITA HOAKS RATNA SARUMPAET PADA MEDIA ONLINE KOMPAS.COM Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Mutia Regina Saura NIM: 11150510000165 PROGRAM STUDI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2020 M PERNYATAAN Yang bertandatangan di bawah ini: Nama : Mutia Regina Saura NIM : 11150510000165 Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Komodifikasi Konten Berita Hoaks Ratna Sarumpaet Pada Media Online Kompas.com adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunannya. Adapun kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia melakukan proses yang semestinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku jika ternyata skripsi ini sebagian atau keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang lain. Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan seperlunya. Jakarta, Januari 2020 Mutia Regina Saura 11150510000165 ABSTRAK Mutia Regina Saura (11150510000165) Komodifikasi Konten Berita Hoaks Ratna Sarumpaet Pada Media Online Kompas.com Munculnya berita penganiayaan yang terjadi pada aktivis serta artis senior Ratna Sarumpaet ditengah masa kampanye Pemilihan Presiden (pilpres) 2019 menghebohkan media massa serta media online di Indonesia. Berita ini semakin trending dengan adanya pengakuan dari Ratna bahwa berita penganiayaan terhadap dirinya ada hoaks atau hasil karangan dirinya sendiri. Dari penjabaran di atas, peneliti ingin mengetahui apakah ada komodifikasi konten dan relasi kuasa terhadap pernyataan pengakuan hoaks penganiayaan pada Ratna Sarumpaet di Kompas.com. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengidentifikasi bagaimana komodifikasi konten dalam berita pernyataan hoaks penganiayaan pada Ratna Sarumpaet di media online Kompas.com serta framing dalam berita tersebut dan relasi kuasa dalam kasus pemberitaan Ratna.
    [Show full text]
  • The End of Suharto
    Tapol bulletin no,147, July 1998 This is the Published version of the following publication UNSPECIFIED (1998) Tapol bulletin no,147, July 1998. Tapol bulletin (147). pp. 1-28. ISSN 1356-1154 The publisher’s official version can be found at Note that access to this version may require subscription. Downloaded from VU Research Repository https://vuir.vu.edu.au/25993/ ISSN 1356-1154 The Indonesia Human Rights Campaign TAPOL Bulletin No. 147 July 1998 The end of Suharto 21 May 1998 will go down in world history as the day when the bloody and despotic rule ofSuharto came to an end. His 32-year rule made him Asia's longest ruler after World War IL He broke many other world records, as a mass killer and human rights violator. In 196511966 he was responsible for the slaughtt:r of at least half a million people and the incarceration of more than 1.2 million. He is also respon{iible for the deaths of 200,000 East Timorese, a third of the population, one of the worst . acts ofgenocide this century. Ignoring the blood-letting that accompanied his seizure of In the last two years, other forms of social unrest took power, the western powers fell over themselves to wel­ hold: assaults on local police, fury against the privileges come Suharto. He had crushed the world's largest commu­ nist party outside the Soviet bloc and grabbed power from From the editors: We apologise for the late arrival of President Sukarno who was seen by many in the West as a this issue.
    [Show full text]
  • Indonesian Politics in Crisis
    Indonesian Politics in Crisis NORDIC INSTITUTE OF ASIAN STUDIES Recent and forthcoming studies of contemporary Asia Børge Bakken (ed.): Migration in China Sven Cederroth: Basket Case or Poverty Alleviation? Bangladesh Approaches the Twenty-First Century Dang Phong and Melanie Beresford: Authority Relations and Economic Decision-Making in Vietnam Mason C. Hoadley (ed.): Southeast Asian-Centred Economies or Economics? Ruth McVey (ed.): Money and Power in Provincial Thailand Cecilia Milwertz: Beijing Women Organizing for Change Elisabeth Özdalga: The Veiling Issue, Official Secularism and Popular Islam in Modern Turkey Erik Paul: Australia in Southeast Asia. Regionalisation and Democracy Ian Reader: A Poisonous Cocktail? Aum Shinrikyo’s Path to Violence Robert Thörlind: Development, Decentralization and Democracy. Exploring Social Capital and Politicization in the Bengal Region INDONESIAN POLITICS IN CRISIS The Long Fall of Suharto 1996–98 Stefan Eklöf NIAS Nordic Institute of Asian Studies Studies in Contemporary Asia series, no. 1 (series editor: Robert Cribb, University of Queensland) First published 1999 by NIAS Publishing Nordic Institute of Asian Studies (NIAS) Leifsgade 33, 2300 Copenhagen S, Denmark Tel: (+45) 3254 8844 • Fax: (+45) 3296 2530 E-mail: [email protected] Online: http://nias.ku.dk/books/ Typesetting by the Nordic Institute of Asian Studies Printed and bound in Great Britain by TJ International Limited, Padstow, Cornwall © Stefan Eklöf 1999 British Library Catalogue in Publication Data Eklof, Stefan Indonesian politics
    [Show full text]
  • Leading Playwright Arrested
    Tapol bulletin no, 146, April 1998 This is the Published version of the following publication UNSPECIFIED (1998) Tapol bulletin no, 146, April 1998. Tapol bulletin (146). pp. 1-24. ISSN 1356-1154 The publisher’s official version can be found at Note that access to this version may require subscription. Downloaded from VU Research Repository https://vuir.vu.edu.au/25994/ ISSN 1356-1154 The Indonesia Human Rights Campaign T APOL Bulletin No. 146 April 1998 Leading playwright arrested One of Indonesia's best-loved playwrights and actresses, Ratna Sarumpaet, was arrested along with her daughter and seven others, as a People's Summit was being held on the outskirts of Jakarta to coincide with Suharto's re-appointment for a seventh term as president. The arrests came as the climax of hundreds of arrests in Alexios Soria Tjahaja Torno, a human rights lawyer, Jakarta and across the country to prevent pro-democracy who was present at the event in his capacity as a lawyer, to activists from taking to the streets to protest against the re­ help others in case of arrest. enthronement of the dictator who has ruled Indonesia for Wira, a human rights aCtivist. 32 years. Joel Thaher, act1v1st and member of Ratna The People's Summit had hardly got underway when a Sarumpaet's theatrical group. large force of police encircled the area and made a beeline for Ratna Sarompaet, actress and playwright. As co­ Aspar Patoros. ordinator of SIAGA, a ginger group supporting opposition Hendri Hermawan, a journali~t from Larnpung, South leaders Megawati Sukarnoputri and Amien Rais, she was Sumatra.
    [Show full text]
  • Chap. 12 to Reader
    Tink A pi: Harry Roesli, M usic, and Politics in Bandung, Indonesia Adam D. Tyson' On June 5, 2009, a memorial concert was held at the Institute of Technology in Bandung (Institut Teknologi Bandung, hereafter ITB). Celebrated was the lifework of Djauhar Zaharsjah Fahrudin Roesli, popularly known as Harry Roesli. Harry Roesli was considered to be at the forefront of the so-called tradisi baru, or "new tradition," of Indonesian artists committed to experimentation with traditional culture in order to address contemporary society.1 2 For a variety of reasons, however, Roesli did not enjoy the level of popular success that other tradisi baru artists achieved, particularly playwright Willibrordus Surendra Broto Rendra (hereafter W. S. Rendra), director Putu Wijaya, novelist Remy Sylado, and musicians Guruh Soekarno Putra, Franki Raden, Leo Kristi, Slamet Abdul Syukur, Jack Lesmana, Nano Suratno, and, later, Iwan Gunawan.3 1 "Titik Api" in my title is borrowed from the name of one of Roesli's music albums and can be translated "Point of Fire." My sincere gratitude is expressed to the Roesli family for their patience and generosity in providing me access to the Harry Roesli archive, as well as their willingness to discuss with me many of the finer points regarding his artistic career. I am also grateful to Michael Bodden, Barbara Hatley, Indra Ridwan, R. Anderson Sutton, Jeremy Wallach, and Andrew N. Weintraub for their critical comments on earlier versions of this article, which has been significantly improved as a result of their insights and notes. With that said, any remaining shortcomings are solely my responsibility.
    [Show full text]
  • Economic Crisis Spells Doom for Suharto
    Tapol bulletin no, 145, February 1998 This is the Published version of the following publication UNSPECIFIED (1998) Tapol bulletin no, 145, February 1998. Tapol bulletin (145). pp. 1-24. ISSN 1356-1154 The publisher’s official version can be found at Note that access to this version may require subscription. Downloaded from VU Research Repository https://vuir.vu.edu.au/25995/ ISSN 1356-1154 The Indonesia Human Rights Campaign TAPOL Bulletin No. 145 February 1998 Economic crisis spells doom for Suharto Since seizing power in 1965 after one of the bloodiest massacres this century, Suharto has succeeded in staying in power for more than thirty years thanks to a system of brutal repression. Economic de­ velopment became the basis for the regime's claim to legitimacy, at the same time transforming the Suharto clan into one of the world's wealthiest families. But economic disaster has now brought the regime to the brink of collapse. The man who should have been crushed by the weight bled, the weight of debt denominated in dollars forced of world opinion for presiding over the massacre of up to a thousands of businesses into virtual bankruptcy, laying off million people in 1965/65, for the genocidal invasion and hundreds of thousands of people. Malaysia was also se­ occupation of East Timor, for the 1984 Tanjung Priok mas­ verely hit but the next major victim was South Korea sacre of Muslims and numerous other mass slayings and where the chaebol or conglomerates were also weighed for brutal military operations in West Papua and Aceh, will down by a mountain of debt.
    [Show full text]
  • Peksimida Dan Menyambut Peksiminas Tahun 2016
    MENYIAPKAN PEKSIMIDA JAWA TENGAH MENUJU PEKSIMINAS 2016 Oleh: Darsono Pengda BPSMI Jawa Tengah Disampaikan pada Rakor Paguyuban WR/PR 3 Jawa Tengah, Hotel Elana Solo, 28-30 April 2016 TEMA KEGIATAN Peksiminas 2016: “Melalui Peksiminas XIII Tahun 2016 Kita Tingkatkan Kecintaan Seni Budaya Daerah” Peksimida Jateng 2016: “Kecintaan Seni Budaya Daerah, Memajuan Peradaban” VISI MAHASISWA INDONESIA CERDAS DAN KOMPETITIF TUJUAN 1. Meningkatkan kegiatan ekstra kurikuler kemahasiswaan di perguruan tinggi melalui pembinaan minat, bakat dan kemampuan para mahasiswa, khususnya di bidang seni. 2. Meningkatkan dan mengembangkan apresiasi seni di kalangan mahasiswa untuk memperkaya seni budaya bangsa Indonesia yang dapat memperkuat daya saing bangsa 3. Menanamkan nilai - nilai Karakter bangsa bagi kalangan mahasiswa melalui seni dan budaya untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air bangsa Indonesia. 4. Menjalin kerjasama antara mahasiswa dari berbagai daerah untuk mempererat rasa persaudaraan, dalam rangka menumbuhkembangkan 4 pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD’45, Bhineka tunggal ika, dan NKRI. 3 SASARAN 1. Sebagai ajang penentuan mahasiswa yang mempunyai prestasi di bidang seni untuk menampilkan kemampuannya sebagai duta bangsa ke luar negeri 2. Terjalinnya kerjasama antar mahasiswa di Indonesia maupun dengan mahasiswa dari Negara Lain 4 TARGET JAWA TENGAH JUARA UMUM 5 WAKTU DAN TEMPAT 1. Peksiminas diselenggarakan 2 (dua) tahun sekali. 2. Waktu penyelenggaraan Peksiminas ditentukan pada saat Munas atau Rakernas BPSMI. 3. Tahun 2016: hasil FGD Panitia Peksiminas, Dewan Juri, dan Belmawa Dikti tgl 17-18 Maret 2016. PELAKSANAAN PEKSIMINAS TGL 20-26 SPETEMBER 2016. di UHO. 4. PEKSIMIDA JAWA TENGAH 2016 DILAKSANAKAN TANGGAL 25-30 Juli 2016 6 DAFTAR PRESTASI PENGPROV JATENG KE TH PERG.TINGGI TEMPAT PRESTASI 1 1991 Pengprov.
    [Show full text]
  • 1998 Human Rights Report - Indonesia Page 1 of 37
    1998 Human Rights Report - Indonesia Page 1 of 37 The State Department web site below is a permanent electronic archive of information released prior to January 20, 2001. Please see www.state.gov material released since President George W. Bush took office on that date. This site is not updated so external links may no longer function. Contact us with any questions about finding information. NOTE: External links to other Internet sites should not be construed as an endorsement of the views contained therein. U.S. Department of State Indonesia Country Report on Human Rights Practices for 1998 Released by the Bureau of Democracy, Human Rights, and Labor, February 26, 1999. INDONESIA Indonesia's authoritarian political system came under sustained challenge during 1998, resulting in President Soeharto's departure from office and opening an opportunity for meaningful political and economic reforms. The ultimate result of this reform effort remains unclear. Two months after his reelection to a seventh 5-year term in March, popular pressure forced Soeharto to resign in favor of his hand-picked Vice President, B.J. Habibie. The new President immediately announced a series of steps to address domestic and international human rights concerns. With many citizens questioning his legitimacy because of his close association with Soeharto, President Habibie formed a cabinet that drew heavily on holdovers from the last Soeharto Cabinet. In response to demands for early elections, Habibie pledged to advance parliamentary elections by 3 years, to hold them under fundamentally revised electoral laws, and to complete selection of a new president by the end of 1999.
    [Show full text]
  • INDONESIAN POSTCOLONIAL THEATRE Spectral Genealogies and Absent Faces
    Studies in International Performance Published in association with the International Federation of Theatre Research General Editors: Janelle Reinelt and Brian Singleton Culture and performance cross borders constantly, and not just the borders that define nations. In this new series, scholars of performance produce interactions between and among nations and cultures as well as genres, identities and imaginations. Inter-national in the largest sense, the books collected in the Studies in International Performance series display a range of historical, theoretical and critical approaches to the panoply of performances that make up the global surround. The series embraces ‘Culture’ which is institutional as well as improvised, underground or alternate, and treats ‘Performance’ as either intercultural or transnational as well as intracultural within nations. Titles include: Patrick Anderson and Jisha Menon (editors) VIOLENCE PERFORMED Local Roots and Global Routes of Conflict Elaine Aston and Sue-Ellen Case STAGING INTERNATIONAL FEMINISMS Christopher Balme PACIFIC PERFORMANCES Theatricality and Cross-Cultural Encounter in the South Seas Susan Leigh Foster WORLDING DANCE Helen Gilbert and Jacqueline Lo PERFORMANCE AND COSMOPOLITICS Cross-Cultural Transactions in Australasia Helena Grehan PERFORMANCE, ETHICS AND SPECTATORSHIP IN A GLOBAL AGE Judith Hamera DANCING COMMUNITIES Performance, Difference, and Connection in the Global City Silvija Jestrovic and Yana Meerzon (editors) PERFORMANCE, EXILE AND ‘AMERICA’ Sonja Arsham Kuftinec THEATRE, FACILITATION, AND NATION FORMATION IN THE BALKANS AND MIDDLE EAST Carol Martin (editor) DRAMATURGY OF THE REAL ON THE WORLD STAGE Alan Read THEATRE, INTIMACY & ENGAGEMENT The Last Human Venue Shannon Steen RACIAL GEOMETRIES OF THE BLACK ATLANTIC, ASIAN PACIFIC AND AMERICAN THEATRE Joanne Tompkins UNSETTLING SPACE Contestations in Contemporary Australian Theatre S.
    [Show full text]
  • 39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Ratna
    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Biografi Ratna Sarumpaet Ratna Sarumpaet lahir di Tarutung, Tapanuli Utara, 16 Juli 1949 (umur 69 tahun) adalah seniman berkebangsaan Indonesia yang banyak mengeluti dunia panggung teater, selain sebagai aktivis organisasi sosial dengan mendirikan Ratna Sarumpaet Crisis Centre. Ratna Sarumpaet dibesarkan di keluarga Batak Kristen yang aktif dalam politik. Ratna merupakan anak ke lima dari sembilan bersaudara, dari pasangan Saladin Sarumpaet, Menteri Pertanian dan Perburuhan dalam kabinet Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), dan Julia Hutabarat, seorang aktivis hak-hak wanita. Keduanya juga menonjol dalam komunitas Kristen.Tiga saudaranya - Mutiara Sani, Riris Sarumpaet dan Sam Sarumpaet adalah anggota komunitas seni Indonesia. Saat remaja ia pindah ke Jakarta untuk belajar di sana menyelesaikan sekolah menengahnya di PSKD Menteng. Dalam biografinya, teman sekelasnya Chrisye ingat bahwa Sarumpaet sangat percaya diri dia mencatat bahwa ia menikmati menulis puisi dan kemudian membacanya dengan suara keras sementara siswa lain terlibat dalam kegiatan lain. Pada 1969 ia belajar arsitektur di Universitas Kristen Indonesia. Pada saat inilah dia melihat penampilan Kasidah Berzanji oleh suatu 39 40 kumpulan yang dipimpin oleh W.S. Rendra, yang meyakinkannya untuk keluar dari universitas tersebut dan bergabung dengan grup tersebut. Pada tahun 1974 ia mendirikan Teater Satu Merah Panggung, yang melakukan adaptasi karya karya asing seperti Rubaiyat Omar Khayyam serta Romeo and Juliet dan Hamlet karya William Shakespeare - yang terakhir, Sarumpaet memainkan peran tituler. Sarumpaet menjadi tertarik pada Islam di masa remajanya, namun baru menjadi seorang mualaf setelah menikah dengan seorang pengusaha berdarah Arab-Indonesia, Ahmad Fahmy Alhady. Dari pernikahannya tersebut, ia dikaruniai empat orang anak yaitu, Mohamad Iqbal (1972), Fathom Saulina (1973), Ibrahim (1979), dan Atiqah Hasiholan(1982).
    [Show full text]