KOMODIFIKASI KONTEN BERITA HOAKS RATNA SARUMPAET PADA MEDIA ONLINE KOMPAS.COM

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh: Mutia Regina Saura NIM: 11150510000165

PROGRAM STUDI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH 1441 H/2020 M

PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Mutia Regina Saura

NIM : 11150510000165

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Komodifikasi Konten Berita Hoaks Ratna Sarumpaet Pada Media Online Kompas.com adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunannya. Adapun kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia melakukan proses yang semestinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku jika ternyata skripsi ini sebagian atau keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang lain.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan seperlunya.

Jakarta, Januari 2020

Mutia Regina Saura 11150510000165

ABSTRAK

Mutia Regina Saura (11150510000165) Komodifikasi Konten Berita Hoaks Ratna Sarumpaet Pada Media Online Kompas.com

Munculnya berita penganiayaan yang terjadi pada aktivis serta artis senior Ratna Sarumpaet ditengah masa kampanye Pemilihan Presiden (pilpres) 2019 menghebohkan media massa serta media online di Indonesia. Berita ini semakin trending dengan adanya pengakuan dari Ratna bahwa berita penganiayaan terhadap dirinya ada hoaks atau hasil karangan dirinya sendiri. Dari penjabaran di atas, peneliti ingin mengetahui apakah ada komodifikasi konten dan relasi kuasa terhadap pernyataan pengakuan hoaks penganiayaan pada Ratna Sarumpaet di Kompas.com. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengidentifikasi bagaimana komodifikasi konten dalam berita pernyataan hoaks penganiayaan pada Ratna Sarumpaet di media online Kompas.com serta framing dalam berita tersebut dan relasi kuasa dalam kasus pemberitaan Ratna. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kompas.com melakukan komodifikasi konten dengan mempublis berita Ratna pengakuan hoaks Ratna dan para petahana serta elite politik yang tergabung dalam Badan Pemenangan Nasional (BPN) calon presiden nomor urut dua Prabowo-Sandi berita tersebut sengaja diproduksi dan dikomodifikasi untuk memperoleh pembaca dan memperoleh keuntungan secara materil. Dampak dengan adanya ini, berita Ratna menjadi Berita Terpopuler dan masuk ke dalam kanal JEO (kanal grafis khusus perjalanan kasus) serta melebihi target 22,7 juta lebih pembaca di kanal Megapolitan. Hasil framing menunjukkan adanya kenetralan berita pada sudut pandang yang digunakan Kompas.com pada kasus pengakuan berita bohong Ratna Sarumpaet tentang penganiyaan pada dirinya. Kompas.com hanya memaparkan hasil temuan berita di lapangan, lalu dipublis agar tidak terjadi kesalahpahaman antar kubu 01 dan 02 calon presiden Melalui berita yang dipublis, Kompas.com berusaha untuk menyampaikan kepada publik sesuai fakta, bersikap netral dan tidak berpihak kepada kubu 01 dan 02 dalam kasus tersebut.Relasi kuasa yang terjadi dalam pemberitaan kasus Ratna dipraktekan oleh redaktur kepada reporter, dan pemimpin redaksi kepada redaktur. Kata kunci: Media Online, Ekonomi Politik Media, Komodifikasi Konten, Berita Hoaks

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya ilmiah ini sebagai syarat kelulusan dan meraih gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Jurnalistik di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penyelesaian skripsi ini banyak masalah yang dialami oleh peneliti. Oleh karena itu, skripsi ini bukan hanya karya peneliti semata, tetapi juga merupakan hasil dari bimbingan dan bantuan dari banyak pihak. Dengan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah Ilmu Komunikasi Suparto, M.Ed, Ph.d, Wakil Dekan I Bidang Akademik Dr. Siti Napsiah, MSW, Wakil Dekan II Bidang Administrasi Dr. Sihabudin Noor, M.Ag. Serta Wakil Dekan III Drs. Cecep Castrawijaya, M.A. 2. Ketua Prodi Jurnalistik, Kholis Ridho, M.Si dan Sekertaris Prodi Jurnalistik, Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA. 3. Terima kasih banyak kepada Bapak Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si sebagai Dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu di tengah kesibukan untuk

ii

membimbing peneliti sehingga skripsi ini selesai dengan baik. 4. Seluruh Dosen, Staf Tata Usaha, dan Karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi atas ilmu yang telah diberikan kepada peneliti selama masa perkuliahan. 5. Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi serta Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menjadi tempat singgah peneliti untuk menyelesaikan skripsi, dan mendapatkan berbagai referensi buku untuk peneliti. 6. Orang tua tercinta dan tersayang, Baba Muhari Amboh dan Mami Mariah yang selalu menyemangati peneliti untuk menyelesaikan skripsi. Tak lupa kakak- kakak peneliti tercinta Aa, Teteh, dan Abang serta Keponakan- Keponakan peneliti yang selalu menjadi moodboster peneliti. I love my Family forever 7. Kepada Kompas.com yang telah membantu peneliti. Mba Sabrina Asril sebagai Redaktur Megapolitan yang bersedia meluangkan waktunya untuk peneliti wawancarai, serta mas Aldy Pinanggih yang telah menjadi jembatan untuk peneliti bisa melakukan wawancara. 8. Teruntuk Robiatul Adawiyah, Rini Desyawati Santoso, Rahmasari Widya Aulia, dan Faizah Azizah pendengar setia keluh kesah peneliti dalam menyusun skripsi. Terimakasih mau menemani peneliti setiap waktu, saat senang maupun sedih. I Love You More Guys

iii

9. Teman-teman Jurnalistik angkatan 2015 khususnya Jurnalistik B yang telah mengisi hari-hari peneliti selama awal perkuliahan hingga penyelesaian penelitian. 10. RDK FM khususnya angkatan 2015/2016 yang telah memberikan pengalaman organisasi dan mengajarkan arti kebersamaan. Kita memiliki kenangan yang tidak akan mudah dilupakan dalam berjuang dan bertahan bersama. 11. Sahabat Girl’s Ghibah Kakak Sindi, Kakak Diny, Kakak Nufus, Kakak Riri, dan Mela. Terima kasih atas kebawelan dan support nya. 12. Kumpulan satu RW. Azhar, Feri, Aldo, dan Kristin yang selalu siap peneliti ajak karaoke saat mumet dengan skripsi. 13. Sahabat seperjuangan sejak SMA. Mamisya, Esa, Deno, dan Utari 14. Spesial untuk Hapsah sudah menjadi jembatan untuk peneliti agar bisa bertemu dan bimbingan bersama pak Gun Gun. Pokoknya mah I Love You Full 15. Teman-teman KKN 023 INSPIRED makasih selalu menemani peneliti mengerjakan skripsi di PU. Terkhususnya keluarga cemara, Aisyah Nuraini, Dhillah Dwi Gustika, dan Khotimatul Husna. Makasih guys selalu bersama sampai saat ini. 16. Teruntuk Anida Najiyah Siti Soleha, terima kasih sudah membantu dan menemani peneliti di saat-saat terakhir merampungkan skripsi saya. Hatur nuhun pisan cantik.

iv

Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini banyak kekurangan. Karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat peneliti harapkan sehingga skripsi ini menjadi jalan penerang bagi peneliti dan bermanfaat bagi pembaca.

Jakarta, Januari 2020

Mutia Regina Saura

v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mencatat peningkatan berita hoaks jelang Pemilu Serentak 2019. Peningkatan ini tercatat dari perbandingan berita hoaks tahun lalu dan tahun ini. Menurut Tenaga Ahli Menteri Kominfo Bidang Kebijakan Digital Kemkominfo Dedy Permadi, dalam sebulan pertama 2019 terdapat 119 berita hoaks politik. Angka ini jauh berbeda dengan berita hoaks politik yang terjaring Kominfo dari bulan Agustus hingga Desember 2018. Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) mencatat dari 997 berita hoaks sepanjang tahun 2018, 49 persen diantaranya adalah hoaks politik. Direktur Operasional Mafindo Dewi Sari menyatakan sepanjang 2019, pihaknya telah menyaring total 997 hoaks.1 Salah satu kasus hoaks yang menjadi pusat perhatian publik yaitu kasus hoaks Ratna Sarumpaet. Ratna Sarumpaet berhasil membuat gempar rakyat Indonesia dengan beredarnya berita bahwa telah terjadi pengeroyokan kepada dirinya di bandar udara Internasional Husein Sastranegara pada tanggal

1 Tim CNN Indonesia https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190315114050-185- 377519/berita-hoaks-politik-naik-tujuh-kali-lipat-jelang-pemilu diakses pada 23 September 2019 pukul 12.56 WIB

1

2

21 September 2018. Namun berita ini baru beredar di media massa pada 2 Oktober 2018 tepat sepekan setelah insiden pengeroyokan terhadap dirinya.2 Foto wajah penuh luka lebam Ratna yang tersebar di media sosial meyakinkan publik bahwa luka tersebut akibat pemukulan tiga orang. Kemudian beritanya menjadi viral di media sosial facebook dan twitter setelah mengunggah kembali dan dibenarkan oleh beberapa tokoh politik yang turut menanggapi, sehingga peristiwa tersebut lebih mudah untuk diingat oleh pembaca. Fenomena yang lebih membuat publik tercengang adalah pengakuan dari Ratna Sarumpaet bahwa diriya telah berbohong kejadian tersebut hanya karangannya belaka. Ratna Sarumpaet mengakui luka yang dialaminya akibat operasi sedot lemak yang telah ia lakukan, bukan akibat pengeroyokan seperti yang disampaikannya sebelumnya. Ratna Sarumpaet telah melakukan kebohongan kepada publik dan menyebarkan berita bohong atau hoaks. Pemberitaan kasus hoaks Ratna Sarumpaet ini menjadi perhatian bahan pemberitaan di beberapa media massa online. Berita Ratna tersebar bertepatan dengan masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 dan Ratna Sarumpaet merupakan seorang aktivis politik yang

2 Taufiq Siddiq https://nasional.tempo.co/read/1132630/ratna-sarumpaet-saya-adalah-pencipta- hoax-terbaik diakses pada 5 Agustus 2019 pukul 13.38 WIB 3

merupakan anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan calon presiden nomer urut dua Prabowo-Sandi. Media massa online yang turut memberitakan kasus Ratna Sarumpaet ini adalah media online Kompas.com. Kompas.com meng-update berita dari Ratna Sarumpaet, tanpa melihat atau mengidentifikasi terlebih dahulu keakuratan dan kebenaran akan berita tersebut. Untuk mengikuti keinginan pasar dan bertepatan dengan masa kampanye Pilpres 2019, Kompas.com ikut memberitakan kasus Ratna. Kompas.com merupakan media mainstream yang melebarkan sayap dan mengikuti kemajuan teknologi dengan beralih dari cetak menuju online. Media massa online sering digunakan oleh banyak masyarakat untuk mengakses berita dengan cepat dan mudah. Berita yang dikirimkan melalui media massa online sangat cepat penyebarannya sehingga tidak menutup kemungkinan apabila suatu berita negatif maupun positif dapat viral hanya dalam hitungan menit. Banyak media daring atau online yang kini pada akhirnya mau tidak mau juga melebarkan sayap untuk mendistribusikan berita yang diproduksi. Tuntutan bisnis media mealui media sosial mengharuskan para jurnalis membuat berita dengan headline yang sangat bombastis dan menarik untuk dibaca. Para pelaku bisnis mengetahui karakter dan pesan yang akan disampaikan pada masing- masing aplikasi media sosial. Alasannya, setiap media sosial memiliki karakter dan segmen yang berbeda. 4

Tidak dapat memungkiri bahwa saat ini praktek komidifikasi terhadap konten media atau berita telah terjadi. Setiap media berusaha menyajikan konten yang menarik, heboh, dan mengundang unsur dramatis. Sayangnya, tindakan komodifikasi itu kerap membuat praktek jurnalisme juga menjadi berubah dan sedikit menyimpang. Media daring satu persatu muncul dengan konten yang dibumbui drama yang amat jauh dari realitas yang ada. Alasan teratas tentu karena adanya keuntungan secara material maupun nonmaterial yang didapatkan, kedua untuk melindungi atau membela seseorang atau kelompok, dan ketiga sebagai hiburan atau humor yang mereka sendiri kadang tidak paham konsekuensi yang akan terjadi. Untuk menangkal informasi hoaks maka perlu adanya literasi media atau pemahaman kepada masyarakat bahwa hal yang ada di dalam media pasti memiliki motivasi di baliknya sehingga masyarakat harus kritis terhadap apapun yang disebarkan melalui media sosial. Media online memiliki ciri yang paling menonjol yaitu kecepatan mengunggah berita terbaru tanpa melalukan verifikasi atas kebenaran berita tersebut, maka dari itu banyak portal berita online mulai dari media mainstream sampai media abal-abal terperangkap dalam memberitakan berita hoaks. Hal ini terjadi karena media online sangat terburu-buru dalam memberitakan sesuatu 5

sehingga informasi yang didapatkan dari media sosial pun bisa dijadikan sebagai sumber berita. Setiap media massa online tersebut memiliki ideologi yang berbeda-beda dalam menyajikan informasi. Ideologi dari media tersebut dapat mempengaruhi realita berita yan disampaikan. Berita atau pesan yang disampaikan oleh media seringkali dimaknai secara apa adanya oleh masyarakat, tanpa menganalisis secara mendalam teks berita tersebut. Namun pada dasarnya berita yang disampaikan oleh media tentunya sudah terpengaruh oleh ideologi serta kepentingan media. Siapa yang memiliki media dan apa kepentingannya akan memberikan pengaruh pada karakteristik media tersebut. Menurut Hukum Kedua Jurnalisme yang dikemukakan oleh Altschull konten media selalu mencerminkan kepentingan mereka yang membiayainya. Pertanyaan Altschull tersebut secara implisit menyatakan, kualitas media dan apa kepentingannya. Ada pemilik modal yang secara khusus membangun perusahaan media untuk memuluskan kepentingannya, serta ada investor yang murni mencari keuntungan dari bisnis media yang dibentuk. 3 Ada beberapa cara yang bisa ditempuh perusahaan media untuk mendapatkan keuntungan, diantaranya penerimaan iklan, pendapatan sirkulasi, sumbangan

3 Dennis Mc Quail, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2010, hlm. 254 6

audiens, dukungan privat, dan subisidi pemerintah. Salah satu sumber pendapatan yang dimiliki media online adalah penerimaan dari iklan. Para pengiklan biasanya tertarik untuk memasarkan bisnis yang mereka jalankan di media massa. Banyak media online berlomba menyajikan konten yang menarik, bahkan tidak sedikit yang kontroversial demi mendapatkan banyak pembaca. Kompas merupakan media mainstream yang terkenal dan sangat berpengaruh. Media mainstream tersebut sudah lama berdiri dan menjadi acuan khalayak dalam membaca berita. Sudah selayaknya menyajikan berita yang sudah benar keakuratannya tanpa ada unsur berita bohong atau hoaks. Walaupun tanpa sengaja menyajikan berita bohong, sebaiknya sekelas media kompas melakukan upaya klarifikasi untuk meluruskan berita yang telah dipublis. Dari penjelasan di atas peneliti ingin mengetahui dan mengungkap apakah terjadi komodifikasi isi dan relasi kuasa di dalam berita tersebut untuk menarik pembaca atau mencari keuntungan dengan ikut memberitakan kasus pengakuan penganiayaan bohong oleh Ratna Sarumpaet. Dari fenomena di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Komodifikasi Konten Berita Hoaks Ratna Sarumpaet Pada Media Online Kompas.com

7

B. Batasan Masalah Berdasarkan judul tersebut, maka peneliti membatasi masalah penelitian pada pemberitaan pengakuan penganiayaan kasus hoaks atau berita bohong oleh Ratna Sarumpaet di Kompas.com C. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang tertulis di atas, maka perumusan masalah ini adalah: a. Bagaimana Komodifikasi Isi berita pengakuan hoaks penganiayaan pada Ratna Sarumpaet pada media online Kompas.com? b. Bagaimanakah relasi kuasa dalam pemberitaan pernyataan hoaks Ratna Sarumpaet tentang penganiayaan dirinya? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah diatas adalah: a. Ingin mengetahui penulisan konten dan membongkar praktik komodifikasi isi di media online Kompas.com b. Ingin mengetahui relasi kuasa dibalik pemberitaan pernyataan hoaks Ratna Sarumpaet tentang penganiyaan terhadap dirinya di Kompas.com

8

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan referensi untuk di bidang komunikasi khususnya Jurnalistik dengan fokus pada penelitian tentang Komodifikasi berita hoaks dalam media online b. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan bisa menjadi rujukan buat pembaca yang ingin mengetahui tentang praktik ekomoni politik media, khususnya untuk mahasiswi jurusan Jurnalistik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. E. Metodologi Penelitian 1. Paradigma Penelitian Lexy J. Moleong yang mengutip pernyataan Bogdan dan Biken menyatakan bahwa paradigma adalah kumpulan proposisi yang mengarahkan cara berpikir dalam penelitian. 4 Paradigma merupakan salah satu metode atau cara berpikir yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian baik itu sebelum maupun sesudah penelitian. Paradigma ini dilakukan supaya peneliti tidak keluar dari jalur cara berpikir penelitiannya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma teori kritis menekankan penelitian sesuatu

4 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, Cetakan kedelapan 1997) hlm. 30 9

yang sudah ada, menggali, membongkar, dan mengungkap kejanggalan pada komodifikasi yang dilakukan oleh Kompas.com dan unsur-unsur lain yang berhubungan dengan suatu objek penelitian. Objek penelitiannya yaitu berita-berita yang berkaitan dengan berita pernyataan hoaks penganiayaan pada Ratna Sarumpat. Segala aspek tersebut ditelusuri untuk dapat menemukan jawaban dari maslah yang dikemukakan di awal. Temuan fakta yang di dapatkan dari lapangan penelitian perlu dilengkapi dengan analisis dan pendapat dari sudut pandang peneliti, didukung argumentasi yang memadai. Pendekatan teori kritis bertujuan mencari jawaban implisit dari sebuah fenomena. 5 2. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan sejumlah data deskriftif berupa kata-kata tertulis atau lisan dengan orang- orang dan perilaku yang dapat diamati.6 Pendekatan dengan menggunakan pendekatan kualitatif ini bertujuan untuk menjelaskan sebuah fenomena

5 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013, hlm. 52-53 6 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitati, cet. ke-26 (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 4 10

melalui pengumpulan data yang mendalam. Menurut Krik Dn Miller, pendekatan kualitatif merupakan tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia, baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya. 7 3. Jenis Penelitian Untuk meneliti dan mengungkapkan alasan media mainstream mempublis berita pengakuan hoaks dan adanya komodifikasi di dalam berita tersebut, peneliti menggunakan metode studi kasus. Studi kasus merupakan tipe pendekatan dalam penelitian yang penelahaannya kepada satu kasus yang dilakukan secara intensif, mendalam, mendetail, dan komprehensif. Penelitian studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi, suatu program, atau suatu situsasi sosial. 8 Terdapat tiga tipe studi kasus, yaitu: a. Studi kasus intrinsik, apabila kasus yang dipelajari secara mendalam mengandung hal-hal yang menarik untuk dipelajari berasal dari kasus itu sendiri, atau dapat dikatakan mengandung minat instrinsik.

7 Nurul Hidayat, Metodologi Penelitian Dakwah dengan Pendekatan Kualitatif, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), hlm.7 8 Imam Gunawan, Metodologi Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013, hlm. 133-137 11

b. Studi kasus instrumental, apabila kasus yang dipelajari secara mendalam karena hasilnya akan dipergunakan untuk memperbaiki atau menyempurnakan teori yang telah ada atau untuk menyusun teori baru. c. Studi kasus kolektif, apabila kasus yang dipelajari secara mendalam adalah berupa kelompok kasus, walaupun masing-masing kasus individual dalam kelompok itu dipelajari dengan maksud untuk mendapatkan karakteristik umum, karena setiap kasus mempunyai ciri tersendiri yang bervariasi. Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini menggunakan tipe studi kasus Instrumental untuk memperbaiki atau menyempurnakan teori yang telah ada tentang analisis komodifikasi dari media online Kompas.com melalui konten berita pernyataan hoaks Ratna Sarumpaet. 4. Subjek dan Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian ini adalah Kompas.com. Sementara objek penelitiannya adalah berita-berita yang berkaitan dengan berita pernyataan hoaks penganiayaan pada Ratna Sarumpaet. 5. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2019 sampai November 2019. Adapun lokasi penelitian dilakukan di Menara Kompas, Lantai 5, Jl. 12

Palmerah Selatan No.21, RT.04/RW.02, Gelora, Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10270 6. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti sebagai berikut: a. Observasi Teks Pada penelitian ini, peneliti melakuka observasi teks, yaitu mengamati berita yang menurut peneliti sejalur denga judul, pada masing-masing media online Kompas.com. b. Wawancara Peneliti melakukan wawancara untuk memperoleh data selain teks berita. Narasumber pada penelitian ini Redaktur Megapolitan Kompas.com. Data yang dihimpun digunakan untuk melengkapi company profile dan juga untuk mengkonfirmasi apakah ada keterkaitan dengan komodifikasi isi atau konten terkait berita pengakuan hoaks tersebut. 7. Teknik Penulisan Dalam melakukan penulisan penelitian ini, peneliti menggunakan buku Pedoman Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2017. 13

8. Teknik Analisis Data Dalam menganalisis dan menafsirkan data kualitatif, Menurut Creswell terdapat beberapa langkah dalam menganalisis data. Untuk menganalisis data peneliti menggunakan analisis framing sebagai alat bantu untuk melihat kecenderungan media dalam memproduksi sebuah berita a. Tahapan analisis data menurut Creswell: 9 1. Mempersiapkan dan mengorganisasikan data untuk dianalisis. Langkah ini melibatkan transkrip wawancara, scanning materi, mengerti data lapangan atau memilah-milah dan menyusun data ke dalam jenis-jenis yang berbeda tergantung sumber informasi 2. Mengeskplorasi dan pengkodean data. Dalam tahap ini, menulis catatan-catatan khusus atau gagasan- gagasan umum tentang data yang diperoleh. Atau melakukan reduksi data dan keabsahan data dari hasil wawancara sesuai kebutuhan dan hal-hal penting saja. 3. Menganalisis lebih detail dengan mengkoding data. Koding merupakan proses mengolah materi atau informasi menjadi segmen-segmen tulisan sebelum memaknainya 4. Menerapkan proses koding untuk mendeskripsikan setting, orang-orang, kategori, dan tema-tema yang

9 John W. Creswell, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, Yogyakarta: Penerbit Bintang, 2010, hlm 274-276 14

akan dianalisis serta menyajikan data secara keseluruhan. 5. Memvalidasi keakuratan hasil penelitian

Bagan 1.1 Teknik Analisis Data Creswell 10

Pengumpulan Data

Kesimpulan atau Reduksi Validasi Data

Penyajian Koding dan Data Klasifikasi

Data

10 John W. Creswell, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, Yogyakarta: Penerbit Bintang, 2010, hlm 274-276. Bagan Dielaborasi oleh penulis

15

b. Analisis Framing Robert N Entman Peneliti memilih menggunakan metode framing model Robert N Entman dengan argumen framing Entman mampu membantu peneliti dalam menemukan apakah adanya tendensi keberpihakan Kompas.com dalam memproduksi berita pengakuan bohong penganiayaan pada Ratna Sarumpaet dengan menganalisis dan mencari tahu melalui teks berita yang diproduksi oleh Kompas.com apakah relevan dengan analisis makro di ekonomi politik atau tidak, serta agar tidak tendensius karena penelitian ini membahas ekonomi politik komodifikasi. Analisis framing Entman memaparkan empat elemen yang merupakan suatu rangkaian yang dapat menunjukan framing dari suatu media. Kecenderungan atau kecondongan wartawan dalam memahami suatu peristiwa yang dapat diamati dari keempat elemen tersebut yaitu, Define Problem (pendekatan masalah), Diagnose Causes (memperkirakan sumber masalah atau narasumber), Make Moral Judgement (membuat keputusan moral), Treatment Recommendation (penyelesaian masalah).

16

F. Tinjauan Pustaka Penelitian ini menggunakan beberapa penelitian terlebih dahulu yang bertujuan untuk mendapatkan bahan perbandingan dan acuan. Guna menghindari anggapan kesamaan dengan penelitian sebelumnya, peneliti menyantumkan hasil penelitian terdahulu yakni: 1. Penelitian yang ditulis oleh Yudistira Perdana Ismadiar (11130510000016) (Fdikom, UIN Jakarta, 2018) dengan judul “Relasi Kuasa pada Praktik Donasi di Suara Islam Online”. dalam skripsinya, Yudistira Perdana Ismadiar menggunakan pendekatan kualitatif induktif dengan paradigma teori kritis. Persamaan dari Skripsi adalah menggunakan teori Ekonomi Politik Media Vincent Mosco. Perbedaanya, terletak pada objek pembahasan berita yang membahas mengenai Praktik Donasi yang dilakukan secara terang-terangan oleh Suara Islam Online kepada para donatur. 2. Penelitian yang ditulis oleh Tika Yulianti (1112051000048) (Fdikom, UIN Jakarta, 2016) dengan judul “Komodifikasi Media Cetak, Analisis Ekonomi Politik Pada Media Indonesia”. Dalam skripsinya, Tika Yulianti menggunakan pendekatan kualitatif eksplanatif dengan paradigma kritis. Persamaan dari Skripsi adalah menggunakan teori Ekonomi Politik Media Vincent Mosco. Perbedaanya, terletak pada objek pembahasan yang membahas 17

mengenai berita politik, selebritas, dan ekonomi di pada harian Media Indonesia di tujukan untuk menarik pengiklan, dan Media Indonesia dimanfaatkan oleh Surya Paloh untuk mempromosikan partai Nasdem. 3. Penelitian yang ditulis oleh Everesty Rinjani (1151003183) (Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Bakrie, 2019) dengan judul “Komodifikasi Konten Prostitusi Artis Dalam Media Sosial Instagram @hebohdotcom”. Dalam skripsinya, Everesty Rinjani menggunakan pendekatan kualitatif. Persamaan Skripsi adalah menggunakan teori Ekonomi Politik Media Vincent Mosco. Perbedaannya, terletak pada objek pembahasan yang membahas mengenai konten prostitusi pada media sosial Instagram yang bertujuan untuk menarik pembaca. G. Sistematika Penulisan Bab I penulis memaparkan pendahuluan yang berisi, latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodelogi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan. Pada bab II penulis menguraikan definisi Teori Ekonomi Politik, dan perangkatnya Komodifikasi, Spasialisasi, dan Strukturasi, definisi berita hoaks, media mainstream, dan definisi media online. selanjutnya bab III gambaran umum membahas profil tentang sejarah berdirinya Kompas.com, visi dan misi Kompas.com, dan struktur redaksional Kompas.com 18

Pada bab IV temuan dan analisis penelitian akan berisikan hasil temuan dan analisis data penelitian pemberitaan pengakuan hoaks penganiayaan pada Ratna Sarumpaet di Kompas.com. selanjutnya pada bab V pembahasan berisi uraian yang mengaitkan antara latar belakang, rumusan masalah, dan juga teori Ekonomi Politik Media. Diakhir bab VI penutup, penulis akan menyimpulkan seluruh data yang diperoleh dari penelitian dan menyampaikan saran berdasarkan atas proses dan hasil penelitian sebagai bab penutup pada bab enam. Bagian akhir terdapat juga daftar pustaka serta lampiran- lampiran.

BAB II

Landasan Teori

A. Teori Ekonomi Politik Media

Vincent Mosco mengemukakan pengertian ekonomi politik media sebagai kegiatan perusahaan media meracik produk yang bisa memiliki nilai ekonomis. Perusahaan media bersaing dan berlomba-lomba menciptakan inovasi, supaya produk pemberitaan yang dihasilkan bisa menarik minat khalayak sebagai pembaca, serta pengiklan yang bisa memberikan kucuran dana buat perusahaan. Dalam menjalankan kegiatan ekonomi politik, perusahaaan media mempertimbangkan konten berita yang disukai mayoritas pembaca. Langkah yang ditempuh bisa berupa menyesuaikan konten berita, memberikan visual yang menarik atau membuat judul kontroversial untuk menarik perhatian pengguna internet. 1 Dalam pengertian lain, ekonomi politik disebut sebagai aktivitasi untuk mengelola dan mempertahankan eksistensi dalam kehidupan sosial. Pengelolaan merupakan usaha perusahaan media dalam menghadapi persaingan dan perubahan tren sosial. Dalam satu dekade terakhir , pertumbuhan media online di Indonesia

1Vincent Mosco, The Political Economy of Communication, California: Sage Publications Inc, 2009, hlm.2

19

20

berkembang cukup pesat dan memberikan gangguan keberlangsungan bisnis media cetak. Dalam perjalanan waktu tidak sedikit perusahaan media cetak yang membangun dan mengembangkan website media online mereka demi menyelamatkan aktivitasi bisnis, seperti Kompas.com, Sindonews.com, Tempo.co, Tribunnews.com, Republika online, dan lainnya. Dalam bukunya, The Political Economy of Communication, Vincent Mosco merumuskan tiga strategi ekonomi politik media, yakni: 1. Komodifikasi Komodifikasi diartikan sebagai proses mengubah barang dan jasa menjadi komoditas bernilai jual lebih tinggi. Praktik komodifikasi mentransformasikan produk jurnalistik yang awalannya dinilai dari fungsinya sebagai penyampai informasi, edukasi, dan hiburan menjadi produk yang bisa mendatangkan keuntungan di industri media massa. Perkembangan teknologi memberikan dampak positif untuk komodifikasi, seperti perkembangan internet mempermudah proses transmisi informasi yang akhirnya melahirkan banyak media online. keberadaan internet juga menyederhanakan perangkat kerja wartawan dan perusahaan media, sehingga mengurangi ongkos produksi. 2

2Idy Subandi Ibrahim, Bahrudin Ali Akhmad, Komunikasi dan Komodifikasi, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor,2014, hlm 17-18 21

Mosco mengelompokkan jenis-jenis komodifikasi menjadi tiga tipe, yakni: a. Komodifikasi Isi Untuk menarik perhatian khalayak dan pengiklan ada upaya dari perusahaan media untuk menampilkan konten yang berbeda dari produk media lainnya.3 Sebisa mungkin tim redaksi menyajikan informasi yang lebih dari sekadar faktual, mengambil sudut pandang lain dari sebuah peristiwa atau fenomena sehingga melahirkan gagasan yang diminati banyak pembaca. Konten yang menarik dan berhasil mendatangkan banyak pembaca terus dikembangkan, sehingga menjadi informasi yang selalu ditunggu. Pertumbuhan jumlah klikers atau pengunjung website yang bisa dipantau secara real time pada media online bisa menjadi acuan atau nilai jual yang menarik pengiklan. Dalam menjalankan komodifikasi isi, perusahaan media mengoptimalkan kinerja karyawan, khususnya jurnalis untuk menghimpun informasi yang menarik atau sesuai dengan kebutuhan pengiklan.4 Di satu sisi, media massa yang sangat mengandalkan pendapatan dari iklan akan berusaha melayani keinginan pengiklan. Media biasanya berhati-hati dalam mencari sudut pandang untuk memberitakan isu seputar pengiklan. Bahkan, pada kasus ekstrim, media yang mendapatkan iklan tidak mau

3 Idy Subandi Ibrahim, Bahrudin Ali Akhmad, Komunikasi dan Komodifikasi, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor, 2014, hlm 20 4 John Vivian, Terjemahan Tri Wibowo, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Prenada Media Group, 2008, hlm. 20 22

memberitakan sama sekali fakta kekurangan dari kliennya.5 Komodifikasi isi menjadi pusat perhatian kajian ekonomi politik media dan komunikasi. Ketika pesan atau isi komunikasi diperlakukan sebagai komoditas, ekonomi politik cenderung memusatkan kajian pada konten media. Tekanan pada struktur dan konten media ini bisa dipahami terutama bila dilihat dari kepentingan perusahaan media global dan pertumbuhan dalam nilai konten media. 6 Menurut pandangan Marxisme klasik, isi media merupakan komoditas untuk dijual di pasaran, dan informasi yang disebarkan diatur oleh apa yang akan diambil oleh pasar. 7 Pada media yang mendapatkan dana besar dari pengiklan, bisa ditemui konten berita berisi promosi secara terang-terangan dari produk barang atau jasa pengiklan. Hal itu menyebabkan keracunan bagi khalayak yang sulit membedakan antara berita atau promosi persuasif. b. Komodifikasi Khalayak Segmentasi khalayak diterapkan perusahan media untuk memudahkan penyesuaian konten yang nantinya bisa mengambil perhatian pembaca. Karakteristik

5Dennis Mc Quail, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2010, hlm. 250 6Idi Subandy Ibrahim dan Bachruddin Ali Akhmad, Komunikasi dan Komodifikasi, hlm. 20 7Stephen W. Litteljohn dan Karen A. Foss, Teori Komunikasi, edisi 9 (Jakarta: Salemba Humanika, 2011). Hlm. 433 23

khalayak yang dijadikan target audiens menjadi komoditas untuk mendapatkan pengiklan yang sesuai dengan segmentasi. 8Media massa yang sudah menetapkan segmentasi pembacanya lebih fokus untuk mendapatkan konsumen yang homogen karena dinilai lebih efektif dari segi pembiayaan. Namun, pada media online yang mengandalkan saluran internet akan sulit untuk menemukan pasar yang homogen. Alasan utamanya, yakni jangkauan internet yang sangat luas, sehingga dapat menjangkau beraga, jenis khalayak. Karena itu, media online dituntut untuk menyediakan konten yang beragam dalam upaya menjaring lebih banyak pembaca. Variasi konten bisa didapatkan dengan mempekerjakan wartawan untuk ditugaskan menghimpun berita dari berbagai sumber, sehingga menghasilkan informasi yang beragam. 9 c. Komodifikasi Tenaga Kerja Tenaga kerja juga dijadikan komodifikasi untuk mendatangkan keuntungan buat perusahaan media. Perusahaan lebih tertarik kepada tenaga kerja yang memiliki banyak keahlian, seperti seorang jurnalis yang bisa menulis berita sekaligus menjadi fotografer atau pengelola website dengan kemampuan baik dalam

8Vincent Mosco, The Political Economy of Communication, California: Sage Publication Inc, 2009, hlm.12 9Dennis Mc Quail, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: penerbit Salemba Humanika, 2010. Hlm. 251 24

membuat desain visual dan sebagainya.10 Tenaga kerja satu tuntutan kerja tapi mendapatkan bayaran lebih rendah dari pekerjaan yang dilakukan. 11 Penyaringan calon wartawan yang akan dipekerjakan sudah lumrah dilakukan perusahaan media untuk menjamin kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang diserap. Sebelum diterima bekerja, para calon wartawan diuji pengetahuan, materi yang digunakan fokus pada bidang jurnalistik, seperti kemampuan menulis dan fotografi. 12 Perusahaan media akan menetapkan jumlah tenga kerja sesuai dengan target output yang hendak dicapai. Misalnya pada media online ditargetkan bisa memproduksi 50 artikel setiap hari, kemudian satu orang wartawan ditargetkan menghasilkan lima artikel setiap hari. Dengan begitu, perusahaan tersebut bakal membatasi 10 orang wartawan untuk dipekerjakan. Penyerapan tenaga kerja juga disesuaikan dengan tugas kerja yang dibutukan, meliputi bidang editorial, desain, administrasi dan lainnya. 13

10Dennis Mc Quail, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: penerbit Salemba Humanika, 2010. Hlm. 13 11 Indah Wenerda, Ekonomi Politik Vincent Mosco oleh media online Entertainment kapanlagi.com, Volume 3 No.1, April 2015, hlm. 6 12 Kustadi Suhandang, Manajemen Pers Dakwah, Bandung: Penerbit Marja, 2007, hlm.57 13 Kustadi Suhandang, Manajemen Pers Dakwah, Bandung: Penerbit Marja, 2007, hlm.64 25

2. Spasialisasi Spasialisasi merupakan cara perusahan media menghadapi jarak dan waktu dalam kehidupan sosial dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi. Perusahaan media mengembangkan jaringan bisnis mereka lewat pembuatan anak perusahaan atau korporasi. Dalam ekonomi politik media, spasialisasi sebagai suatu cara untuk memahami hubungan power- geometris bagi proses menetapkan ruang, khususnya ruang yang dilalui arus komunikasi.14 Ada dua bentuk ekspansi yang biasa dilakukan perusahaan media, yakni Spasialisasi Vertikal dan Spasialisasi Horizontal: Spasialisasi Vertikal adalah perusahaan dalam satu jalur usaha atau garis bisnis yang memperluas kendali sebuah perusahaan atas produksi. Pada prakteknya, spasialisasi vertikal adalah cross-ownership (kepemilikan silang) beberapa jenis media seperti surat kabar, stasiun radio, majalah, dan tabloid oleh suatu grup perusahaan media massa. Persaingan yang ketat untuk mendapatkan sumber dana operasional membuat banyak media independen harus mengambil pilihan menutup usaha atau menerimah akuisisi dari perusahaan raksasa. Kepemilikan media secara konglomerasi meliputi beberapa tahapan,

14Dedi Fahrudin, Konglomersi Media, Studi Ekonomi Politik Terhadap Media Group, (Jakarta: Jurnal Ilmu Sosial Indonesia (JISI), volume 1 nomor 2, September 2014, hlm. 97 26

yakni merger (penyatuan usaha), akuisisi (pemindahan kepemilikan perusahaan), serta pembelian saham. Spasialisasi horizontal adalah ketika sebuah perusahaan yang berada di jalur media yang sama membeli sebagian besar saham pada media lain yang tidak ada hubungannya langsung dengn bisnis aslinya atau ketika perusahaan mengambil alih sebagian besar saham atau perusahaan yang sama sekali tidak bergerak dalam bidang media. 15 Media yang termasuk ke dalam kategori spasialisasi vertikal adalah Bakrie Group, membuat beberapa stasiun televisi seperti ANTV, TV ONE, Jak TV, dan Viva News.com. Sedangkan spasialisasi horizontal adalah Trans Corp yang membuat Trans TV, Trans 7, dan Detik.com. Tak hanya media trans crop juga membuat tempat hiburan yaitu Trans Studio, serta bisnis retail Transmart dan The Trans Luxury Hotel. 3. Strukturasi Strukturasi dalam perusahaan media massa diartikan sebagai hiraki kekuasan dan pembagian tugas kerja sesuai jabatan. Wewenang dan kepemilikan kuasa dipandang sebagai tatanan sosial dalam perusahaan media. 16 Pemilik jabatan lebih tinggi dalam perusahaan berwenang membagikan tugas kerja kepada bawahan, guna memenuhi target perusahaan. Strukturisasi

15 Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di era Industri Citra (Jakarta: PT Lasswell Visitama, 2010), hlm. 282 16 Vincent Mosco, The Political Economy of Communication, California: Sage Publication Inc, 2009, hlm 14-15 27

menjelaskan bagaimana setiap individu menjalankan perannya sesuai tugas kerja dan melakukan hubungan sosial antara pemilik modal dan karyawan. 17 Pemegang kekuasaan dalam perusahaan media akan memberikan pengaruh pada konten yang disajikan media. Menurut Hukum Kedua Jurnalisme yang dikemukaan oleh Altschull (1984), konten media selalu mencerminkan kepentingan mereka yang membiayainya. Pernyataan Altschull tersebut secara implisit menyatakan kualitas media ditentukan oleh siapa pihak yang membayar perusahaan media dan apa kepentingannya. Ada pemilik modal yang secara khusus membangun perusahaan media untuk memuluskan kepentingannya serta ada investor yang murni mencari keuntungan dari bisnis media yang dibentuk. 18 Pemilik perusahaan media yang tergolong sebagai “raja media‟ atau dilambangan dengan istilah „mogul‟ cenderung memberikan campur tangan pada editorial. Mereka berusaha mengarahkan redaksi untuk menyusun pemberitaan yang sesuai kepentingannya.

17Indah Wenerda, Ekonomi Politik Vincent Mosco oleh media online Entertainment kapanlagi.com, Volume 3 No.1, April 2015, hlm. 6 18Vincent Mosco, The Political Economy of Communication, California: Sage Publication Inc, 2009, hlm 14-15 28

B. Berita Hoaks Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hoaks adalah berita bohong atau berita tidak bersumber.19 Hoaks adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya. Dalam Cambridge Dictionary (2017), disebutkan bahwa hoaks adalah rencana untuk menipu sekelompok besar orang, atau bisa juga disebut sebagai penipuan. Intinya hoaks informasi yang tidak berdasarkan fakta atau data, melainkan tipuan dengan tujuan memperdaya masyarakat dengan penyebaranya yang masif. 20 Secara sederhana, Hoaks bisa didefinisikan sebagai sebuah berita palsu ataupun bohong. Dengan kata lain, ini merupakan kabar yang mana sengaja dibuat oleh seseorang demi kepentingannya. Tujuan penyebaran hoaks ini sangat beragam mulai dari hanya iseng, menyebarkan ketakutan ataupun kebencian sampai ingin menggiring opini pembaca. Hoaks adalah ancaman nyata dalam dunia digital jika tidak segera diatasi. Berita bohong yang dengan bebas menyebar bisa menyebabkan berbagai masalah dalam masyarakat. Apalagi jika si penyebar hoakstersebut memang berencana untuk membuat kegaduhan, maka ini adalah masalah yang sangat besar. Sebagai generasi

19Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Edisi ke-5 20Dr. Gun Gun Heryanto, dkk, Melawan Hoaks: di Media Sosial dan Media Massa, (Jakarta: Insan Mandiri, 2017), hlm.1 29

milenial, kita harus pintar dalam menyaring informasi agar tidak termakan hoaks. Awalnya, kata hoaks sendiri berasal dari pengguna internet Amerika dengan mereferensikan sebuah film berjudul The Hoax. Film bergenre drama ini mengisahkan tentang biografi Clifford Irving. Namun film ini mengisahkan cerita yang berbeda dari apa yang ada di buku sebagai sumber kisahnya. Maka dari itu munculah istilah hoax yang menggambarkan kebohongan tersebut. Akan tetapi, ada juga yang mengatakan istilah hoaks ini telah muncul pada abad 18. Menurutnya ini merupakan penyebutan lain dari kata hocus yang biasa dikatakan dalam sulap. Media penyebaran hoaks internet pertama yang diketahui adalah via email, biasanya berisi peringatan akan hal sebuah klaim palsu. Namun, dengan semakin berkembangnya teknologi, terutama pada smartphone dan media sosial, jenis hoaks di internet semakin banyak dan berbahaya. Kalau tidak hati-hati, pengguna dunia maya atau netizen dapat dengan mudah termakan tipuan hoaks tersebut. Bahkan malah bisa ikut menyebarkan hoaks, yang tentunya akan sangat merugikan bagi pihak korban fitnah.

30

C. Media Mainstream Mainstream Media (MSM) adalah istilah dan singkatan yang digunakan untuk merujuk secara kolektif ke berbagai media massa besar yang mempengaruhi sejumlah besar orang, dan keduanya mencerminkan dan membentuk arus pemikiran yang ada. Istilah ini digunakan untuk kontras dengan media alternatif yang mungkin berisi konten dengan pemikiran yang lebih berbeda karena tidak mencerminkan pendapat yang berlaku. Media Mainstream merupakan media penghubung antara pemerintah dan masyarakat juga sebaliknya. Disini peran yang didapat oleh media mainstream sangat besar.”Vox populi, vox dei’’ Suara rakyat adalah suara Tuhan Artinya, suara rakyat adalah inti dari segalanya suara rakyat mewakili sebuah pemerintahan. Suara rakyat harus didahulukan. Media memiliki empat fungsi, yaitu mendidik, menghibur, memberi informasi, dan mempersuasi mempengaruhi masyarakat.21Media Mainstream yang terkenal dan sangat berpengaruh salah satunya Kompas. Media mainstream tersebut sudah lama berdiri dan menjadi acuan khalayak dalam membaca berita. Kompas merupakan salah satu media yang paling berpengaruh di Indonesia. Sebelumnya, kompas hadir dalam bentuk media cetak berupa koran yang terbit

21Jurnal Aspikom, Volume 2 Nomor 3, Juli 2014, hlm 140 31

harian. Seiring dengan perkembangan teknologi, kompas melakukan konvergensi media dengan meluncurkan portal berita Kompas.com. portal ini memberikan berita yang lebih cepat, real-time dan beragam. D. Media Online Awal mulanya jurnalistik online muncul, pada tahun 1998 tepatnya pada tanggal 17 Januari. Dan pada tanggal tersebut, disebut sebagai sejarah kelahirannya jurnalisme online. Mark Drugle yang merupakan orang yang pertama kali mencetuskan jurnalisme online. Pada saat itu Mark membeberkan peristiwa tentang perselingkuhan Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton, dengan seketarisnya Monica Lewinsky di website Druge Report. Mark membeberkan peristiwa itu di website, dikarenakan majalah Newsweek menolak untuk memuat kisah skandal seks dari hasil investigasi Michael Isikoff. Mark Drugle, yang hanya berbekal sebuah laptop dan modem, akhirnya membeberkan peristiwa tersebut ke masyarakat dalam bentuk website.22 Sehingga semua orang yang mengakses internet dapat segera mengetahui bagaimana cerita “Monicagate” yang juga dikenal dengan sebutan “Monica Scandal” dan “Sexgate” tersebut. Itu merupakan cerita dari awal mulanya jurnalistik online muncul. Sedangkan di

22Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Online: Panduan Mengelola Media Online, Bandung,Nuansa Cendekia 2012, hlm. 56

32

Indonesia , Jurnalisme online lahir, pada saat berakhirnya era pemerintahan Orde Baru saat Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998. Berita pengunduran diri Soeharto tersebar luas melalui milist (mailing list) yang sudah dikenal luas di kalangan aktivis demokrasi dan mahasiswa. Pada saat jatuh-nya pemerintahan di tahun 1998, alternatif media online dan breaking news menjadi media yang di cari banyak pembaca, dan dari kejadian itulah, kemudian muncul keinginan membentuk berbagai jurnalisme online. Asep Syamsul mengatakan dalam bukunya yang berjudul Jurnalistik Online, bahwa jurnalisme online adalah jurnalisme generasi ketiga setelah jurnalisme cetak (seperti surat kabar, tabloid, majalah, dan lain-lain) dan jurnalisme elektronik dan penyiaran ( radio dan televisi). Jurnalisme online disebut juga jurnalisme masa depan karena akan terus berkembang seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dan saya, sangat menyetujui hal itu, karena seiring perkembangan zaman, yang semakin hari semakin pesat ini, kemunculan teknologi dalam kehidupan manusia memiliki kepentingan yang semakin berkembang.23 Secara sederhananya, bisa dikatakan pada saat ini teknologi mengubah arus komunikasi yang dibatasi ruang dan waktu menjadi pola komunikasi tanpa batas. Orang-

23Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Online: Panduan Mengelola Media Online, Bandung, Nuansa Cendekia 2012, hlm. 87 33

orang pun, banyak yang lebih memilih alternatif, yang mudah diakses dimana saja, dan kapan saja untuk bisa mendapatkan sebuah informasi, contohnya dengan menggunakan jurnalisme online ini. Tidak hanya mendapatkan informasi, namun dalam jurnalisme online yang semakin berkembang ini, masyarakat pun bisa ikut langsung berperan dalam menyampaikan informasi. Pada era ini, perkembangan jurnalisme online semakin signifikan, setiap orang berhak menulis dan memberi komentar terhadap berita yang disebarluaskan atau diinfokan oleh jurnalis resmi maupun jurnalis warga. Semua hal tersebut, dapat dikaitkan, dengan internet yang mengarahkan kita pada peran lain dalam jurnalisme, yaitu jurnalisme online. Dan pada dasarnya, setiap karya jurnalisme harus mampu memberikan jawaban dari apa yang diperlukan dan diinginkan masyarakat, ditambah dengan aktualitas, signifikan, dan proximity yang berkaitan dengan niai berita. Tugas jurnalis sendiri adalah mengungkap fakta atau pendapat yang mengandung nilai berita, membela kebenaran dan keadilan, menjelaskan permasalahan, dan mendidik masyarakat agar lebih bersikap demokratis. Penerapan keterampilan jurnalisme harus dilandasi oleh prinsip kecepatan, ketepatan, kebenaran, kejujuran, keadilan, keseimbangan, dan tidak berprasangka. 34

Karakteristik media online: 24 a. Cepat,Immediacy Kejadian atau peristiwa dapat langsung diposting atau diunggah (upload) dalam hitungan detik. Kehadiran media online mempercepat publikasi dan distribusi informasi ke publik dengan jangkauan global dalam waktu bersamaan. b. Pembaruan, Update Pembaruan (updating) informasi dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, baik berupa koreksi substansial (isi, data) dan redaksional (tata bahasa), maupun berupa perkembangan terbaru sebuah isu atau peristiwa. Penyajian informasi yang bersifat realtime ini menyebabkan tidak adanya waktu yang diistimewakan (prime time) dan tidak ada istilah tenggat waktu (deadline) karena penyediaan informasi berlangsung tanpa putus hanya tergantung kapan pengguna mau mengaksesnya. c. Interaktivitas Keunggulan media online ini yang paling membedakan dengan media konvensional adalah adanya interaksi antara redaksi dengan pembaca dan anatar- pembaca. Dengan karakteristik ini media online bersifat dua arah dan egaliter. Berbagai fitur seperti kolom komentar,

24Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Online:Panduan Mengelola Media Online, Bandung, Nuansa Cendekia 2012, hlm. 37-38 35

chatroom, dan social share memungkinkan pembaca dapat menyampaikan secara langsung koreksi, keluhan, saran, atau tanggapan dan bisa langsung dibalas. d. Personalisasi, Audience Control Pembaca atau pengguna semakin otonom dalam menemtukan informasi mana yang dibutuhkan. Media online memberikan peluang kepada setiap pembaca hanya mengambil informasi yang relevan bagi dirinya dan menghapus informasi yang tidak ia butuhkan. Jadi selektivitas informasi dan sensor berada ditangan pengguna (self control). Pembaca, pengguna atau pengunjung bebas mengkonsumsi informasi mana saja yang dianggap penting atau menarik. Pembaca tinggal klik (buka) judul berit yang dikehendaki dan mengbaikan sebuah web. Di media online, pengguna juga dapat mencari informasi yang diinginkan melalui mesin pencari (search engine) terutama Google, serta kotak pencarian sebuah web. e. Kapasitas Tidak Terbatas, Storage and Retrieval Media online tidak dibatasi halaman atau waktu (durasi) seperti di media cetak dan media penyiaran. Media online bisa mempublikasikan berita sebanyak- banyaknya dan sepanjang-panjangnya. Berita yang tersaji juga tersimpan atau terdokumentasikan dengan baik yang dapat diakses kapan saja melalui kotak pencarian (search box), kategori, 36

ataupun label atau tag.Bahkan, berita yang sudah dihapus pihak redaksi pun bisa diakses atau tersimpan jika berita itu diposting ulang (repost) atau di-screen shot oleh pengguna.

f. Terhubung dengan sumber lain, hyperlink

Setiap data dan informasi yang disajikan dapat dihubungkan dengan sumber lain yang juga berkaitan dengan informasi tersebut atau disambungkan ke bank data yang dimiliki media tersebut atau dari sumber- sumber luar.

g. Kapabilitas Multimedia

Media online dapat menyajikan berita berupa teks, suara (audio), gambar/ foto, dan video sekaligus. Karakteristik ini menjadi keunggulan media online dibandingkan media konvensional.

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Kompas.com Kompas.com adalah salah satu pionir media online di Indonesia, muncul pertama kali pada 14 September 1995 dengan nama Kompas Online (KOL). Awalnya, Kompas Online diakses dengn alamat kompas.co.id dan hanya menampilkan replika dari berita-berita harian Kompas yang terbit pada hari itu. 1Kehadiran Kompas online diharapkan dapat memberikan layanan pada para pembaca harian kompas yang berlokasi di tempat yang sulit terjangkau oleh jaringan distribusi Kompas. Dengan tujuan memberikan layanan kepada para pembaca harian Kompas online, terutama di Indonesia bagian timur dan di luar negeri dapat menikmati harian Kompas hari itu juga tidak perlu menunggu beberapa hari seperti biasanya. Awal tahun 1996, alamat Kompas online berubah menjadi www.Kompas.com untuk memberikan layanan yang maksimal. Dengan alamat baru, Kompas online menjadi semakin populer bagi para pembaca setia harian Kompas di luar negeri.2Dengan melihat potensi dunia digital yang besar, Kompas online kemudian dikembangkan menjadi sebuah unit

1 https://inside.kompas.com/about-us diakses pada 1 Oktober 2019 pukul 14.46 WIB 2https://inside.kompas.com/about-usdiakses pada 1 Oktober 2019 pukul 14.46 WIB

37

38

tersendiri di bawah naungan PT Kompas Cyber Media (KCM) pada 6 Agustus 1998. Pada saat itu, Kompas online lebih dikenal dengan sebutan KCM. Di era ini, para pengunjung KCM tidak lagi hanya mendapatkan replika harian Kompas, tapi juga mendapatkan update perkembangan berita-berita terbaru yang terjadi sepanjang hari. Dengan tumbuhnya pengguna internet di Indonesia, pengunjung KCM meningkat pesat. Mengakses informasi dari internet kini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kegiatan kita sehari-hari. Dunia digital pun terus berubah dari waktu ke waktu. KCM pun berbenah diri. Pada 29 Mei 2008, portal berita ini me-rebranding dirinya menjadi Kompas.com merujuk kembali pada brand Kompas yang selama ini dikenal selalu menghadirkan jurnalisme yang memberi makna. Kanal-kanal berita ditambah. Produktivitas sajian berita ditingkatkan demi memberikan sajian informasi yang update dan aktual kepada para pembaca. Rebranding Kompas.com ingin menegaskan bahwa portal berita ini ingin hadir di tengah pembaca sebagai acuan bagi jurnalisme yang baik di tengah derasnya aliran informasi yang tak jelas kebenarannya. Dengan tagline Jernih Melihat Dunia, Kompas.com ingin memosisikan diri sebagai media yang selalu menyajikan informasi dalam perspektif yang obyektif, utuh, independen, tidak bias oleh berbagai kepentingan 39

politik, ekonomi, dan kekuasaan. Karena itu, Kompas.com tidak hanya menyajikan informasi terkini dalam bentuk berita hardnews yang update mengikuti nature-nya media online, tetapi juga berita utuh dalam berbagai perspektif untuk menjelaskan duduknya perkara sebuah persoalan yang kerap simpang siur. Reportase utuh disajikan dalam berbagai bentuk, mulai dari hardnews, softnews/feature, wrap-up berbagai isu yang disajikan tiap pagi, liputan khusus yang memberikan kelengkapan update informasi tiap saat, hingga liputan mendalam berupa long-form. Laporan mendalam atau indepth disajikan dalam bentuk multimedia story telling yang dikenal sebagai Visual Interaktif Kompas (VIK). Media online dituntut menyajikan berita secara cepat. Namun, bagi Kompas.com kecepatan bukan segalanya. "Get it first, but first get it right" adalah adagium jurnalistik lama yang masih dipegang teguh. Di era digital dan media sosial saat ini, ketika kebenaran sulit ditemukan di antara lautan informasi, menemukan kebenaran menjadi sangat relevan. Kompas.com tidak ingin menjadi bagian dari kegaduhan (noise) di media sosial. Kompas.com berupaya memberi jawaban atas kegaduhan- kegaduhan itu (voice). Selain memiliki ratusan reporter di berbagai pelosok Indonesia yang siap membuat karya-karya jurnalistik berdasarkan informasi di lapangan, Kompas.com juga memiliki satu divisi media sosial, yang selalu memonitor percakapan media sosial secara real-time. Tim media sosial memberikan hasil social media listening tersebut kepada tim redaksi yang kemudian dipakai sebagai bahan mentah untuk

40

diolah di dapur Newsroom.3Redaksi tak langsung menelan mentah-mentah apa yang dibicarakan di media sosial. Tim Kompas.com terbiasa bekerja untuk memfilter informasi, baik informasi di lapangan maupun informasi di media sosial, apakah fakta ataukah hoaks. Kompas.com ingin memastikan agar bisa menjadi referensi pembaca untuk memvalidasi apakah sebuah informasi itu hoaks atau bukan. Demi mendapatkan kebenaran jurnalistik itu Kompas.com disiplin melakukan verifikasi atas fakta dan data yang didapatkan di lapangan atau di media sosial. Ada tiga hal yang menjadi perhatian dalam proses verifikasi: observasi lapangan, narasumber, dan data. Observasi lapangan adalah prioritas pertama yang dilakukan untuk mendapatkan fakta orisinal. Semua informasi awal yang didapatkan, termasuk informasi dari media sosial, dicek langsung ke lapangan. Berikutnya, Kompas.com mendalami fakta tersebut dengan mencari narasumber yang dapat dipercaya. Setiap wartawan Kompas.com memastikan narasumber yang dikutip adalah sumber pertama yang berada saat peristiwa terjadi. Informasi dari sumber kedua dan ketiga diperlakukan dengan sikap skeptis. Selanjutnya, semua informasi dari narasumber wajib dicek dan cek ulang ke pihak-pihak yang terkait dengan topik yang dibahas. Kredibilitas narasumber menyangkut latar belakang, rekam jejak, dan kredibilitasnya juga menjadi perhatian utama demi mendapatkan pandangan yang obyektif dari mereka.

3 https://inside.kompas.com/about-usdiakses pada 1 Oktober 2019 pukul 14.48 WIB 41

Untuk melindungi privasi, Kompas.com tidak memublikasikan atau memberi link informasi pribadi nasarumber, seperti nomor telepon dan alamat email. Pembaca yang membutuhkan, bisa meminta kepada redaksi Kompas.com dan akan diberikan atas persetujuan narasumber terlebih dahulu. Untuk lembaga atau wakil lembaga, Kompas.com menyertakan sumber resmi lembaga sebagai pemberi informasi (misal berupa link siaran pers atau link ke sebuah data) di dalam tubuh berita sebagaimana diatur dalam kode etik jurnalistik. Untuk data, Kompas.com memastikan data yang diperoleh berasal dari sumber resmi yang kredibel, apakah lembaga pemerintah atau lembaga internasional. Data yang ditampilkan menyebutkan sumber data maupun tautan (link) sumber tersebut. Kompas.com juga didukung lembaga riset mandiri yaitu Pusat Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kompas yang selama puluhan tahun teruji dengan data yang obyektif, valid, dan independen. B. Visi dan Misi Kompas.com

a. Visi Menjadi perusahaan terbesar, terbaik, terpadu dan terbesar di Asia Tenggara. Melalui usaha berbasis pengetahuan untuk menciptakan masyarakat terdidik, tercerahkan, menghargai kebhinekaan, adil dan sejahtera.

42

b. Misi Dengan memberikan informasi terbaru, dan paling kredibel untuk mencerahkan dan menghibur individu dan komunitas. C. Kanal – kanal pada Kompas.com 1. Kompas Female, memuat informasi seputar dunia wanita: tips-tips seputar karier,kehamilan, trik keuangan serta informasi belanja 2. Kompas Bola, tempat akurat untuk mengetahui update skor, berita seputar tim dan pertandingan sepak bola. 3. Kompas Health, berisi tips-tips dan artikel tentang kesehatan, informasimedia terbaru, beserta fitur informasi kesehatan interaktif 4. Kompas Tekno, mengulas gadget-gadget terbaru di pasaran, menampilkan review produk dan beraga, berita teknologi 5. Kompas Entertainment, menyajikan berita- berita selebriti, ulasan film, musik dan hiburan dalam dan luar negeri. 6. Kompas Otomotif, menampilkan berita-berita seputar kendaraan, trend mobil dan motor terbaru serta tips-tips merawat kendaraan. 7. Kompas Properti, memuat direktori lengkap prperti dan artikel tentang rumah, apartemen serta tempat tinggal. 43

8. Kompas Image, menyajikan foto-foto berita berkualitas dalam resolusi tinggi hasil pilihan editor foto Kompas.com 9. Kompas Karier, kanal yang tak hanya berfungsi sebagai direktori lowongan kerja, namun juga sebagai one-stop career solution bagi para pencari kerja maupun karyawan. D. Timeline Perjalanan Kompas.com dalam linimasa. a. 1995, pertama kali hadir di internet dengan domain kompas.co.id. dikenal sebagai Kompas online yang menampilkan replika harian kompas. b. 1996, berganti alamat domain menjadi kompas.com c. 1998, berkembang menjadi unit bisnis tersendiri di bawah bendera PT Kompas Cyber Media (KCM) d. 2008, rebranding menjadi kompas.com (reborn) e. 2018, tampil dengan warna dan logo baru yang lebih solid.

E. Struktur Redaksional Kompas.com

Editor in Chief Wisnu Nugroho

Managing Amir Sodikin Editor

Assistant Johanes Heru Margianto, Ana Managing Shofiana Syatiri, Laksono Hari

44

Editor Wiwoho, Moh. Latip, Aris Fertonny Harvenda Editors Agustinus Wisnubrata, Sandro Gatra, Bayu Galih Wibisono, Sabrina Asril, Inggried Dwi Wedhaswary, Krisiandi, Icha Rastika, Egidius Patnistik, Kurnia Sari Aziza, Dian Maharani, Caroline Sondang Andhikayani Damanik, Reni Susanti, Farid Assifa, Erlangga Djumena, Ervan Hardoko, Glori Kyrious Wadrianto, Bambang Priyo Jatmiko, Aprillia Ika, Hilda Hastuti, Kistyarini, Taslimah Widianti Kamil, Irfan Maullana, Aris Fertonny Harvenda, Agung Kurniawan, Azwar Ferdian, Lusia Kus Anna Maryati, Bestari Kumala Dewi, I Made Asdhiana, Shierine Wangsa Wibawa, Muhammad Reza Wahyudi, Reska Koko Nistanto, Aloysius Gonsaga AE, Jalu Wisnu Wirajati, Yunanto Wiji Utomo, Eris Eka Jaya, Palupi Annisa Aulian. 45

Reporters Fabian Januarius Kuwado, Ihsanuddin, Dani Prabowo, Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Abba Gabrillin, Nabilla Tashandra, Kristian Erdianto, Rakhmat Nur Hakim, Robertus Belarminus, Alsadad Rudi, Jessi Carina, Andri Donnal Putera, Kahfi Dirga Cahya, Akhdi Martin Pratama, Nibras Nada Nailufar, David Oliver Purba, Nursita Sari, Yoga Sukmana, Sakina Rakhma Diah Setiawan, Pramdia Arhando Julianto, Iwan Supriyatna, Achmad Fauzi, Arimbi Ramadhiani, Ridwan Aji Pitoko, Andi Muttya Keteng, Tri Susanto Setiawan, Dian Reinis Kumampung, Ira Gita Natalia Sembiring, Donny Apriliananda, Febri Ardani Saragih, Ghulam Muhammad Nayazri, Stanly Ravel Pattiwaelapia, Aditya Maullana, Setyo Adi Nugroho, Wahyu Adityo Prodjo, Sri Anindiati Nursastri, Silvita Agmasari,

46

Anggita Muslimah, Oik Yusuf Araya, Yoga Hastyadi Widiartanto, Fatimah Kartini Bohang, Ferril Dennys Sitorus, Nugyasa Laksamana, Antonius Tjahjo Sasongko, Jodhi Yudono Photographers Roderick Adrian Mozes, Heribertus Kristianto Purnomo, Dino Oktaviano Sami Putra, Ari Prasetyo, Garry Andrew Lotulung, Andreas Lukas A., Lulu Cinantya Administrative Adinda Dwi Putri, Ira Fauziah & Secretary

Content Josephus Primus, Sri Noviyanti, Marketing Mikhael Gewati, Erwin Kusuma Oloan Hutapea, Dimas Wahyu Trihardjanto

F. Awards Berbagai penghargaan yang diterima Kompas.com dari masa ke masa. 2010 . Kompas.com - WAN IFRA Silver Award – Best in Social Media 47

2011 . Kompas.com - WAN IFRA Silver Award – Best in Online Media

2012 . Kompas.com - Indonesia Brand Champion Award - Brand Champion of Content Provider: Most Popular Online News Provider Brand . Kompas.com Dian Award - Kementerian Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak : Media Inspirasi Perempuan Indonesia kategori Media Online

2014 . Kompas.com - Digital Marketing Award – Great Performing Website (Category: News Portal)

2015 . Kompas.com - Anugerah Adinegoro dalam rangka Hari Pers Nasional . Kompas.com - Hassan Wirajuda Award - Kementerian Luar Negeri RI : Terbaik Kategori A (Jurnalis/Media)

2016 . Kompas.com – Influential Brands – Top Brand Online News

48

Platform . Kompas.com - Digital Marketing Award – Great Performing Website (Category: News Site) . Kompaskarier.com – Influential Brands – Top Brand Online Job Search . Pijaru – Festival Film Indonesia – Pemenang Piala Citra kategori Film Animasi Terbaik (Surat Untuk Jakarta) . Pijaru – Hellofest Award – Best Picture (Surat Untuk Jakarta) . Pijaru – Piala Maya – Dokumenter Pendek Terpilih (Teater Tanpa Kata: Sena Didi Mime)

2017 . Kompas.com – WOW Brand Award – Gold Champion (News Website Category) . Kompas.com – Superbrands - Superbrands Special Award (Online News Category) . Kompas.com – Anugerah Jurnalistik MH Thamrin – 3rd place (Online Feature Category) 49

. Kompas.com – Anugerah Jurnalistik MH Thamrin – 3rd place (Sports Feature Category) . VIK (Visual Interaktif Kompas) – Bubu Awards v.10 – Best Website Award (News / Entertainment Category) . VIK (Visual Interaktif Kompas) – WAN IFRA Silver Award – Best Innovation New Product

2018 . Kompas.com – WOW Brand Award – Bronze Champion (Online News Portal) . Kompas.com – Superbrands Indonesia (Trusted Online News) . Kompas.com – Sertifikasi Jaringan Internasional Penguji Informasi (International Fact- Checking Network/ IFCN)

2019 . Kompas.com – WOW Brand Award (News website) . Kompas.com – Superbrands Award (Trusted Online Media)

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Komodifikasi Konten Berita Pernyataan Hoaks di Media Online Kompas.com 1. Komodifikasi Konten Pada Judul dan Isi Berita Penelitian ini mengambil media online Kompas.com sebagai objek penelitian. Kompas.com merupakan salah satu anak perusahan dari Kompas Gramedia Group. Media online dipilih peneliti dengan alasan kebiasaan pembaca yang cenderung lebih menyukai membaca berita melalui media online ketimbang media cetak, karena mudah untuk diakses dan lebih cepat mendapatkan informasi. Serta untuk mengetahui alasan utama Kompas.com sebagai media mainstream memberitakan kasus hoaks Ratna Sarumpaet dan apakah terjadi komodifikasi di dalam pemberitaan pengakuan hoaks penganiyaan terhadap Ratna Sarumpaet. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran secara nyata mengenai komodifikasi konten terkait pemberitaan mengenai kasus hoaks serta pengakuan kebohongan yang dilakukan oleh Ratna Sarumapaet tentang penganiayaan terhadap dirinya. Adapun selanjutnya. Sumber data primer yang digunakan adalah pengamatan terhadap berita Ratna tentang penganiayaan yang dipublis oleh Kompas.com, dan untuk data sekunder yang digunakan untuk menguatkan hasil

50

51

temuan dari penelitian ini diperoleh dengan wawancara mendalam terhadap Editor Kompas.comyaitu Sabrina Asril. Komodifikasi berkaitan dengan proses transformasi barang dan jasa dari nilai gunanya menjadi komoditas yang berorientasi pada nilai tukarnya di pasar atau dapat dipasarkan. Berdasarkan hal tersebut, karena nilai tukarnya berkaitan dengan pasar atau konsumen, maka proses komodifikasi pada dasarnya adalah mengubah barang atau jasa agar sesuai dengan keinginan atau kebutuhan khalayak. Dengan kata lain, media hanya akan memproduksi konten yang disukai oleh khalayak atau menjadi kebutuhan khalayak. Terkait dengan komodifikasi yang terjadi di media, Moscow mengkategorikan tiga bentuk komodifikasi, yakni komodifikasi isi atau konten, komodifikasi khalayak, dan komodifikasi pekerja. Dalam penelitian ini peneliti lebih mendalami persoalan mengenai komodifikasi konten atau isi terhadap pemberitaan mengenai pernyataan hoaks penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet. Meluasnya pemberitaan seputar berita hoaks Ratna Sarumpaet pun menjadi salah satu guncangan bagi publik di awal bulan oktober ketika masa kampanye pilpres 2019 sedang berlangsung. Kala itu banyak bertebaran di media sosial facebook dan twitter yang menyebarkan berita penganiyaan terhadap Ratna dengan foto luka lebam di 52

muka Ratna. Kompas.com ikut serta dan mulai memberitakan kasus hoaks pada tangga 2 oktober 2018 setelah berita itu ramai di media sosial dan media online lainnya. “Awalnya kita tidak tertarik untuk memberitakan kasus hoaks Ratna Sarumpaet karena itu berita belom jelas kebenarannya dan masih simpang siur. Makanya kita tertinggal berita dari media lain. Tetapi saat para petahana dan elite politik ikut memberikan statement mengenai kasus hoaks Ratna, itu menjadi berita penting bagi kita dan wajib untuk ditayangkan. ”1 Statement dari petahana dan elite politik itulah yang dijadikan komoditas oleh Kompas.com untuk menarik minat pembaca dan mengikuti trending. Untuk mencapai target pembaca usia 20-35 tahun, kompas mencoba untuk menyajikan topik berita yang menarik untuk target pembacanya. Tim redaksi mencari topik pemberitaan yang banyak mendatangkan pembaca. Kasus kebohongan dan pengakuan hoaks penganiayaan terhadap Ratna dijadikan topik pilihan oleh Kompas.com “Target pembaca kita itu kan dewasa-muda, nah biasanya usia-usia seperti itu lebih peka dan tanggap pemberitaan yang belum jelas kebenarannya atau berita- berita hoaks jadi umpan untuk mereka agar mencari info di media online seperti kita. Nah biasanya kita tayangin

1 Wawancara dengan Editor Kompas.com Sabrina Asril, 12 Desember 2019 53

berita yang sedang ramai dan trending di media sosial untuk dijadiin topik pemberitaan, agar mereka bisa langsung membaca dan mencari klarifikasi berita dari media online , khususnya kompas.com yang selalu memberi penjelasan lengkap terhadap suatu kasus”2 Tak hanya topik pemberitaan yang mendatangkan pembaca, judul pada setiap konten berita juga menjadi daya tarik untuk khalayak membuka dan membaca berita dari media yang dituju. Kompas.com pun ikut memberikan judul yang menarik pada setiap konten berita yang ditayangkan. Serta gaya penulisan yang diterapkan oleh redaksi Kompas.com mengikuti Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). “Pemilihan judul dalam berita yang akan dipublis dibuat oleh editor atau assisten editor dengan kriteria harus sesuai fakta dan menarik menurut editor dan assisten editor, sebisa mungkin kita ga akan memberikan judul yang clickbait karna memang itu tidak diperbolehkan dalam redaksi. Semisalkan kita memberikan judul dengan menggunakan tanda tanya atau seperti pertanyaan, pasti kita memberikan penjelasan sedetail mungkin di dalam beritanya. Dan untuk kasus pemberitaan Ratna Sarumpaet itu sendiri, kita lebih banyak memberikan judul sesuai dengan statetment dan

2 Wawancara dengan Editor Kompas.com Sabrina Asril, 12 Desember 2019

54

fakta yang ada, lalu kita olah semenarik mungkin tanpa memasukkan unsur clickbait di dalamnya.Pencarian sumber dengan menggunakan berbagai platform pun sebagai acuan untuk mendapatkan judul yang menarik agar tidak ada kesamaan dengan media yang telah memberitakan topik atau isi yang akan diangkat. Beralih ke tahap penulisan berita gaya bahasa yang digunakan dalam setiap konten disesuaikan dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI).”3 Kompas.com memiliki kriteria khusus untuk mengangkat berita agar layak untuk dipublis dan ditayangkan. Tujuannya agar setelah membaca berita dari Kompas.com, khalayak tidak merasa bingung dan mencari informasi dari media online lainnya. Kompas.comselalu berpegang teguh pada prinsipnya untuk selalu menyajikan berita sedetail mungkin untuk pembaca setianya. “Biasanya kita ada beberapa sumber pemberitaan, yang pertama memang sudah merencanakan apa yang mau kita garap isunya, terkait apa. Sumber yang kedua itu dari media sosial yang sedang ramai diperbincangkan atau sedang trending, tetapi kita lihat dulu nih beritanya layak dinaikin atau engga, atau kita mencari klarifikasi atas kebenaran berita tersebut baru kita naikin atau tayangin. Terus yang ketiga yaitu agenda-agenda yang

3 Wawancara dengan Editor Kompas.com Sabrina Asril, 12 Desember 2019

55

sudah terjadwal pada setiap kanal yang sudah memiliki jadwal pemberitaan. Dari ketiga itu sih, yang satu memang karena sudah ada agenda, lalu dari media sosial, dan isu yang memang kita develop sendiri atau seperti kedalaman berita yang kita buat dengan tema yang sudah ditentukan oleh pihak redaksi.” Kompas.com sebagai media mainstream yang beralih mengikuti trend menjadi media online tak pernah melupakan ciri khasnya di media cetak yang ikut diterapkan pada media online nya yaitu kedalaman berita, kelengkapan, base on fakta, serta netral terhadap berita yang dipublis tidak memihak pada siapapun. Mengemas berita semenarik mungkin untuk pembaca setia kompas.com

“Prinsip berita layak untuk dipublis menurut kita yaitu harus meliputi unsur jurnalistik 5W+1H, atau kalau belum meliputi itu semua tetapi ada unsur 3W (what, where, dan when) pihak redaksi akan tetap mempublis dengan catatan, harus diselingin kembali dengan updatean berita dan dibuat dalam berita baru. Dan tentunya, kompas.com selalu membuat berita yang mudah dimengerti oleh khalayak, agar khalayak tidak terjebak dalam berita dan judul yang clickbait atau mencari informasi tambahan dari berita lain. Tidak menimbulkan tanda tanya dan membingungkan pembaca. Harus lengkap beritanya. Pun, pada kasus Ratna kita 56

memberikan info selengkap mungkin, sesuai fakta yang didapatkan dari lapangan.”4 Kompas.com memiliki konten yang selalu netral untuk memberikan pencerahan kepada pembaca. Kuat dugaan, dibalik memberitakan konten yang netral kompas.com juga tidak mau ketinggalan memberitakan kasus yang sedang trending dan mendatangkan banyak pembaca. Sebagai media mainstreamkompas.com harus terus memikuti arus trending berita dengan mengemas berita secara faktual dan jelas. “Ciri khas penulisan di kompas.com yaitu lengkap, karena disertai dengan background yang lengkap dan jelas, sama permainan judul tanpa memasukan unsur clickbait didalamnya. Karena kita ingin menjadi media online yang berbeda dengan yang lain, maka kita lebih mengutamakan kedalaman berita dibandingkan kecepatan mempublis tanpa mengkroscek terlebih dahulu kebenaran akan berita tersebut. Makanya kenapa kita telat mempublis berita hoaks Ratna, karna kita ingin mengkroscek terlebih dahulu kebenarannya. Kompas ga akan asal-asalan dalam mempublis berita apalagi ini menyangkut banyak petahan dan elite politik yang ikut memberikan konfirmasi mengenai kasus Ratna.”5

4 Wawancara dengan Editor Kompas.comSabrina Asril, 12 Desember 2019 5 Wawancara dengan Editor Kompas.com Sabrina Asril, 12 Desember 2019

57

Kasus kebohongan yang dibuat oleh Ratna Sarumpaet serta pengakuaan bohong penganiyaan terhadap dirinya, dimanfaatkan oleh Kompas.com. Sebagian besar kanal yang terdapat dalam kolom Kompas.com ikut memberitakan kasus Ratna mulai dari kolom Nasional, Megapolitan, LifeStyle, Regional, Entertainment, dan Sains, dan JEO (kolom grafis khusus untuk kasus yang kategorinya panjang dan berkelanjutan). Kompas.com menjadi tujuan pengguna internet yang mencari-cari berita seputar politik, nasional, dan lain- lainnya. Serta menjadi salah satu rujukan media mainstream berbasis online. Salah satu contoh komodifikasi isi yang dilakukan kompas.com yakni pemberitaan mengenai Ratna Sarumpaet. Berita mengenai kasus penganiyaan dan pengakuan bahwa bohong kasus penganiyaan yang dialami dirinya tersebut cukup banyak ditayangkan oleh Kompas.com sampai hampir semua kanal yang ada di kompas.com memberitakan kasus tersebut dari berbagai angle dan sudut pandang yang berbeda. “Sebagai media mainstream yang banyak dikunjungi oleh masyarakat, kita ingin menjadi media yang dijadikan rujukan untuk mencroscek kebenaran akan berita Ratna tersebut. Dari semua kanal yang berada di kompas.com hampir semua ikut memberitakan kasus kebohongan Ratna mulai dari kanal News (Nasional,

58

Regional, Megapolitan), Entertainment, Lifestyle, Sains, dan JEO (grafis perjalanan kasus). Hingga masuk menjadi “Berita Terpopuler” sebanyak dua kali secara berturut-turut dalam waktu dua minggu. Tak hanya itu berita kasus kebohongan ratna hingga pernyataan masuk ke dalam “Topik Pilihan”, dan di dalam topik pilihan dijelaskan secara rinci awal mula munculnya kasus tersebut sampai vonis hukuman yang diterima oleh Ratna Sarumpaet. Semua berusaha untuk mengkonfirmasi dan mencari tau kebenaran akan berita ratna tersebut.”6 Aktivitas redaksi Kompas.com baik alur dan sistem bekerja yang ada di dalam redaksi tersebut, sama seperti pada redaksi media lainnya. Redaktur menginginkan inistiatif yang tinggi dan tanggap terhadap kasus yang ada pada seorang reporter di Kompas.com. Redaktur memberikan sepenuhnya hak kepada reporter terhadap pemilihan narasumber dan pihak lainnya yang memang seharusnya diminta keterangan dan konfirmasi terhadap suatu kasus. “Nah untuk kasus mengenai penganiyaan yang terjadi pada Ratna, teman-teman reporter dilapangan sudah paham harus mengkonfirmasi berita tersebut kepada siapa saja. Pastinya kita berita tahu nih di grup wa kalo misalkan kasus Ratna ramai nih di medsos, coba dong cari tau. Tentunya pihak pertama yang dimintai

6 Wawancara dengan Editor Kompas.com Sabrina Asril, 12 Desember 2019 59

konfirmasi yaitu Ratna Sarumpaet, saat Ratna tidak bisa dimintai keterangan, kita kan sudah menempatkan reporter pada setiap pos yak. Kasus Ratna kan muncul saat moment kampanye nih, kita punya reporter yang siap mengawal setiap calon Presiden 2019 mendatang, ada yang di Jokowi, ada yang Prabowo, ada juga yang stand by di setiap partai politik dari masing-masing calon Presiden. Dari teman-teman reporter dilapanganlah kita kumpulin data mengenai kasus Ratna, dan siap mempublis saat para petahan dan elite politik ikut menanggapi kasus tersebut. Untuk reporter baru, biasanya kita arahkan dahulu, diberi pertanyaan titipan, atau kita arahkan untuk mengambil berita dari angle yang udah kita kasih tau”.7 Motif mengangkat pemberitaan penganiyaan pada Ratna didasari karena keatualitasan berita tersebut. Masyarakat berlomba-lomba mencari berita tersebut dan memilih media yang paling cepat menyajikan fakta terbaru dari perkembangan kasus penganiyaan Ratna semakin menarik karena menyeret para petahana dan elite politik yang tidak diduga sebelumnya. Redaksi Kompas.com memanfaatkan moment atau situasi yang sedang memanas untuk menulis pemberitaan mengenai penganiayaan Ratna Sarumpaet.

7 Wawancara dengan Editor Kompas.com Sabrina Asril, 12 Desember 2019 60

Alasan utama Kompas.com mempublis dan tayangkan berita Ratna Sarumpaet ada statetment dari para petahana dan elite politik yang menurut redaksi Kompas adalah nilai jual yang bisa mendatangkan banyak pembaca, karena bertepatan dengan moment kampanye pemilihan presiden 2019. “Alasan mempublis berita hoaks serta pernyataan berita bohong penganiayaan terhadap Ratna yaitu, ratna merupakan aktor senior sekaligus juru kampanye Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan calon presiden 2019 Prabowo-Sandi, yang dimana para petahan atau elit politik ikut memberikan statetment mengenai kabar tersebut. Para elite politik dan petahana lah yang menjadi alasan utama kompas.com ikut memberitakan, karena memang menurut kompas sosok para elite politik memang harus dan wajib di publis. Pada dasarnya ada pertimbangan redaksi dalam memproduksi berita tersebut. Dalam hal ini, Kompas.com mengambil sisi bahwa adanya keingintahuan publik terhadap kasus yang terjadi pada Ratna apakah ada permainan politik atau hanya sekedar mencari sensasi semata. Maka dari itu Kompas.com mengumpulkan data dan mempublisnya disaat data yang diperlukan sudah terkumpul atau biasa Kompas.com menyebutnya dengan data sementara. “Karena hanya mendapatkan statement dari kolega-kolega Ratna di politisi, maka dari itu kita hanya 61

menaikan berita tersebut dengan mencari tau info lain dilapangan terkait kasus simpang siur kebohongan ratna. Selain itu alasan selanjutnya yaitu karena berita tentang penganiayaan ramai di media sosial twitter, maka dari itu kompas ikut memberitakan dan mempublis berita tersebut dengan data yang kami punya. Karena sudah mendapatkan statetment dari Nanik dan jubir dari Gerindra, kenapa ke gerinda karena kan memang ratna merupakan seorang juru kampanye dari partai Gerinda paslon pilpres nomor urut dua Prabowo-Sandi. Nah setelah mencari dan mendapatkan info dari kolega-kolega ratna kita taikin statement-statment itu cuma tetap mencari klarifikasi dan mempublis info lainnya. Misal dengan mengcroscek langsung ke kepolisian di jawa barat tentang kasus penganiyaan yang terjadi pada Ratna di kota Bandung adakah laporan yang mengatasnamakan Ratna tentang penganiyaan, ke pihak bandara mencari tau manifes daftar penumpang dan lain-lainnya”.8 Saat berita penganiayaan dan pengakuan bohong kasus penganiayaan yang dialami Ratna dipublis, respon khalayak melebihi dari dugaan redaksi. Banyaknya penmbaca yang mengunjungi laman Kompas.com terkait berita pengakuan Ratna yang telah berbohong membuat kasus Ratna menjadi “Berita Terpopuler” sebanyak dua kali dan menjadi “Topik Pilihan” ke dalam kanal JEO

8Wawancara dengan Editor Kompas.com Sabrina Asril, 12 Desember 2019

62

(kolom grafis khusus untuk kasus yang kategorinya panjang dan berkelanjutan). Hanya berita yang memiliki banyak pembaca dan mencapai target vierwers yang bisa masuk ke dalam kanal JEO Sebelum masuk menjadi indeks atau liputan khusus, kasus penyebaran berita penganiayaan dan pengakuan hoaks penganiayaan yang terjadi pada Ratna Sarumpaet masuk ke dalam deretan “Berita Terpopuler” dalam kolom mingguan berita paling banyak dicari, dilihat, dan dibaca oleh khalayak.

Gambar 4.1 Berita Ratna Sarumpaet menjadi Berita Terpopuler di Kompas.com Sumber: Kompas.com

Berdasarkan gambar 4.1 menunjukan bahwa penyebaran berita hoaks dan pengakuan kebohongan penganiayaan yang terjadi pada Ratna Sarumpaet menjadi “Berita Terpopuler”. Ini menunjukan bahwa banyaknya 63

viewers datang ke situs Kompas.com untuk melihat, mencari, dan membaca berita tersebut. Pembaca Kompas.com mencapai 120 juta page view perbulan. Berdasarkan media profile yang peneliti peroleh dari Kompas.com, 56% pembaca Kompas.comadalah bachelor, 12 % masters, 15% diploma dan 18% high school. (Pendidikan). 64% employee, 13% enterpreneur, 6% professional, 8% other, 10% student. 9

Employee Enterpreneur Bachelors Masters Professional Others Diploma High School 10% Student 8% 6% 18% 13% 15% 63% 55%

12%

Gambar 4.2 Presentase Pembaca Kompas.com (pendidikan dam pekerjaan) Sumber: InsideKompas.com

9 https://inside.kompas.com//diakses pada 12 Desember 2019, pukul 19.37 WIB 64

Secara gender, mayoritas pembaca Kompas.com adalah laki-laki (80%) dengan usia 21-40 tahun. Pembaca memiliki kebiasaan mengakses internet tidak hanya di kampus atau kantor, tetapi juga di rumah. Hal ini berarti intensitas mengakses internet cukup tinggi. Aktivitasnya mencari informasi dan berinteraksi di forum sosial. Alasan memilih membaca Kompas.com bervariasi, 39% memilih Kompas.com karena kredibilitas media, 21% karena Kompas.com memiliki variasi berita yang dapat diakses, 17% karena beritanya update, 14% karena kemudahan mengakses berita, dan 9% alasan lain. 10 Untuk melihat jumlah viewers dalam satu berita Kompas.com memantau hal itu melalui Google Analityc untuk melihat grafis berita mana yang banyak pembacanya dan sering dicari oleh khalayak. Kasus berita hoaks dan pengakuan bohong penganiayaan yang terjadi pada Ratna Sarumpaet banyak terdapat pada kanal Nasional dan Megapolitan. Untuk target viewers perbulan Nasional yaitu 37 juta pembaca, sedangkan Megapolitan 22,7 juta pembaca. “Untuk bisa menjadi dan masuk dalam kategori Berita Terpopuler, dan Topik Pilihan, berita tersebut menjadi trending, paling banyak dicari khalayak, dan melampaui target viewers dalam setiap kanal yang mempublis berita tersebut. Berita kebohongan sampai pernyataan bahwa berita tersebut adalah hoaks, sebanyak 22,7 juta viewers atau lebih membuka, membaca, dan

10 Digital Media Profile Kompas Gramedia Group 65

mencari berita tersebut dalam kanal Megapolitan. Untuk jumlah pastinya berapa viewers dalam berita hoaks dan pernyataan Ratna terkait berita bohong saya gatau, karena kita baru menggunakan metode re-up dan diberikan ke pengamat untuk melihat jumlah viewers dimulai pada pertengahan 2019, baru-baru ini. Yang jelas kalo berita sudah menjadi berita terpopuler dan topik pilihan pasti pembacanya melebihi target yang dicapai.”

Gambar 4.3 Berita kebohongan Ratna Sarumpaet masuk kedalam kategori Topik pilihan dan kanal JEO

Gambar 4.3 di atas menunjukan bahwa kasus Ratna Sarumpaet menjadi berita pilihan yang masuk ke dalam kanal JEO dengan tujuan agar saat pembaca beberapa tahun kedepan mencari kasus kebohongan Ratna Sarumpaet bisa langsung membuka kanal JEO dengan 66

memilih kanal newskeywords “Kebohongan Ratna Sarumpaet, Operasi Plastik Berujung Penjara” di dalam kanal tersebut dijelaskan secara lengkap mulai dari awal kasus hoaks tersebar sampai vonis hukuman yang diterima oleh Ratna Sarumpaet. Berikut peneliti jabarkan indeks atau liputan khusus Ratna Sarumpaet yang masuk ke dalam kanal JEO mulai dari cover, isi rentetan awal mula kasus beredar sampai vonis putusan. 1) Diawal dengan cover berjudul “Kebohongan Ratna Sarumpaet, Operasi Plastik Berujung Penjara”.

Gambar 4.4

Cover kanal JEO news dengan judul Kebohongan Ratna Sarumpaet, Operasi Plastik Berujung penjara.

Dengan dibuatnya lipuatan khusus mengenai perjalanan kasus kebohongan Ratna Sarumpaet, Kompas.com merangkum semua kejadian dari awal duduk perkara sampai vonis hukuman. 67

Sebagai media mainstream Kompas.com memberikan pencerahan kepada khalayak dengan menyajikan berita secara jelas dan tertata. 2) Awal Mula Kasus Penganiayaan Ratna Sarumpaet Muncul Hingga Pengakuan Hoaks Penganiayaan Terhadap Dirinya. (Penjabaran Kasus Ratna Sarumpaet)

Gambar 4.5 Perjalanan kasus Ratna Sarumpaet

Berdasarkan gambar 4.5Kompas.com menjabarkan awal mula kasus Ratna Sarumpaet beredar secara detail pertanggal, mulai dari kasus kebohongan beredar 21-24 September 2018 foto ratna dengan lebam di muka beredar di media sosial facebook dan twitter. 25-28 Ratna mengirimkan foto muka lebamnya kepada Rocky Gerung 68

dan Said Iqbal. Lalu, 1 Oktober sejumlah pihak mulai merespon kasus tersebut seperti mantan Menteri Koordinator Kemaritman Rizal Ramli, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera, dan figur publik Rachel Maryammelalui media sosial Twitter, 2 Oktober Ratna bertemu dengan calon presiden nomor urut 02 di Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 dan menceritakan kasus penganiyaan yang terjadi pada dirinya. Pertemuan tersebut turut dihadiri Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais; Presiden KSPI Said Iqbal, Wakil Ketua Dewan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Nanik Sudaryati Deyang dan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon. Setelah dari lapangan Pollo, Prabowo dan beberapa nama di atas, kecuali Ratna Sarumpaet, menggelar jumpa pers sebagai respons atas pemukulan yang dialami Ratna. Jumpa pers digelar di kediaman Prabowo, Jalan Kartanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. 3 Oktober Ratna Sarumpaet akhirnya mengakui kebohongannya bahwa dia telah dianiaya. Ratna menggelar jumpa pers di kediamannya di Jalan Kampung Melayu Kecil, Bukit Duri, Jakarta Selatan. 4 – 30 Januari 2019, proses penangkapan Ratna Sarumpaet di bandara, lalu penetapan Ratna sebagai tersangka, hingga menunggu jadwal sidang perdana. 28 Februari 2019 Ratna menjalankan sidang perdana. 6 maret sampai 11 juli, proses persidangan mulai dari nota keberatan pihak Ratna, 69

tuntutan jaksa terhadap Ratna dengan 6 tahun penjara, mendatangkan saksi ahli untuk kasus kebohongan yang di buat oleh Ratna, dan Majelis Hakim memvonis Ratna Sarumpaet 2 tahun penjara. Ratna dinyatakan terbukti bersalah melakukan kebohongan yang menimbulkan keonaran. 3) Elite Politik dan Petahana Yang Ikut Serta Memberikan Pernyataan dan Terjebak Dalam Kebohongan Yang Dibuat Oleh Ratna Sarumpaet

Gambar 4.6 Sebaran hoaks Ratna Sarumpaet

Berdasarkan gambar 4.6 menjelaskan siapa saya para petahan dan elite politik yang merespon serta dibohongi oleh Ratna Sarumpaet tentang kasus bohong penganiayaan yang terjadi kepada dirinya. Diantara para petahana dan elite politik yaitu: 1. Ahmad Rubangi, staff Ratna Sarumpaet 70

2. Rocky Gerung, Dosen Filsafat Universitas Indonesia 3. Said Iqbal, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) 4. Fadli Zon, Wakil Ketua DPR RI 5. Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra yang menjadi calon presiden RI nomor urut 02 6. Amien Rais, Ketua Dewan Kehormatan PAN 7. Fahri Hamzah, Wakil Ketua DPR RI 8. Dahnil Anzar Simanjuntak, Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga 9. Nanik S Deyeng, Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga 10. Tompi, Penyanyi sekaligus dokter bedah plastik ini merupakan orang yang pertama kali menyadari wajah lebam Ratna akibat operasi plastik11

11 https://megapolitan.kompas.com/jeo/kebohongan-ratna-sarumpaet- operasi-plastik-berujung-penjaradi akses pada 17 Desember 2019 pukul 19.57 WIB

71

4) Pembelaan Ratna Terhadap Kasus Yang Dibuat Oleh Dirinya

Gambar 4.7 Pembelaan Ratna Sarumpaet

Berdasarkan gambar 4.7Kompas.com menjelaskan pembelaan yang dilakukan oleh Ratna Sarumpaet. Pembelaan pertama, Ratna bantah telah membuat keonaran, Ratna Sarumpaet berulang kali membantah kebohongan yang dia lakukan telah menimbulkan keonaran. Menurut Ratna, ia hanya berbohong kepada orang-orang terdekat. Pembelaan kedua, Akui sebagai kebohongan terbodoh. Ratna mengakui telah berbohong dan meminta maaf kepada publik. Ia menegaskan tidak ada motif politik di balik kebohongannya, Ratna mengaku 72

saat itu hanya merasa malu masih melakukan operasi plastik di usianya yang sudah tak muda lagi. Ratna bingung jika ditanya mengenai kondisi wajahnya yang lebam. Akhirnya, Ratna terpaksa berbohong telah dianiaya karena menurutnya hanya alasan itu yang pas dengan kondisi wajahnya saat itu. Pembelaan ketiga, Sering sakit. Selama menjalani penahanan di Rumah Tahanan (Rutan) Polda Metro Jaya, Ratna Sarumpaet berulang kali mengajukan permohonan menjadi tahanan kota. Salah satu alasan pengajuan tahanan kota karena Ratna harus minum obat setiap hari. Pertimbangan lainnya adalah Ratna sudah berusia 70 tahun. 5) Vonis Hukuman 2 Tahun Penjara Ratna Sarumpaet

Gambar 4.7 Vonis 2 Tahun Penjara

Berdasarkan gambar 4.7 Kompas.com kasus penyebaran berita bohong, Ratna Sarumpaet divonis 2 tahun penjara oleh majelis hakim dalam sidang pembacaan tuntutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, 73

vonis dibacakan oleh hakim Joni selaku ketua majelis hakim, setelah hampir tujuh jam membacakan amar putusan. 2. Analisis Framing Pemberitaan Pernyataan Bohong Penganiyaan Terhadap Ratna Sarumpaet Pada Kompas.com Berdasarkan hasil observasi peneliti, peneliti menemukan lima berita terkait pernyataan berita bohong Ratna Sarumpaet. Pemberitaan terkait pernyataan Ratna sebagian besar membahas awal mula kejadian, kehidupan pribadi Ratna, serta kontroversi yang terjadi di luar kasus tersebut. Berikut ini merupakan tabel penjabaran mengenai hasil penelitian berdasarkan observasi peneliti terhadap pemberitaan mengenai pernyataan berita bohong atau hoaks di kompas.com Berita Mengenai Pernyataan Bohong Penganiyaan Terhadap Ratna Sarumpaet Pada Kompas.com periode Oktober 2018 Tabel 4.1 Berita Pernyataan Bohong Ratna di Kompas periode Oktober 2018 Berita Tanggal Berita Judul Berita Berita 1 3 Oktober 2018 Ratna Sarumpaet: Tidak ada penganiayaan itu hanya cerita khayal Berita 2 3 Oktober 2018 Ratna: Kali ini Saya Pencipta Hoaks Terbaik Menghebohkan Sebuah 74

Negeri Berita 3 3 Oktober 2018 Dahnil: Prabowo Perintahkan Pemberhentian Ratna Sarumpaet Sebagai Jurkam Berita 4 3 Oktober 2018 Soal Ratna Sarumpaet, Tim Jokowi Imbau Prabowo Minta Maaf Ke Publik Berita 5 3 Oktober 2018 Kasus Ratna Sarumpaet Harus Jadi Pelajaran, Terutama bagi Politisi

Frame Berita dan Narasumber Berita Tabel 4.2 Berita dan Narasumber Berita Judul Isi Berita Narasumber Ratna Sarumpaet: Tidak Aktivis Ratna Sarumpaet Ratna ada penganiayaan itu mengakui bahwa dia tidak Sarumpaet hanya cerita khayal pernah dianiaya atau dikeroyok. Jadi tidak ada penganiayaan, itu hanya cerita khayal entah diberikan oleh setan mana ke saya, dan berkembang seperti itu Ratna: Kali ini Saya Aktivis Ratna Sarumpaet Ratna Pencipta Hoaks Terbaik mengakui telah Sarumpaet Menghebohkan Sebuah menciptakan berita palsu Negeri atau hoaks yang menghebohkan masyarakat. Ratna mengakui sebagai Pencipta 75

Hoaks Terbaik Menghebohkan Sebuah Negeri Dahnil: Prabowo Ratna Sarumpaet Koordinator Perintahkan merupakan salah juru Juru Bicara Pemberhentian Ratna kampanye nasional BPN Dahnil Sarumpaet Sebagai pasangan capres-cawapres Anzar Jurkam Prabowo Subianto- Simanjuntak. Sandiaga Uno. Dahnil mengatakan, kebohongan Ratna Sarumpaet yang sempat mengaku dianiaya oleh orang tak dikenal merupakan inisiatif dan sikap pribadi. Badan Pemenangan Prabowo- Sandi tak tahu-menahu soal kebohongan yang dikarang oleh Ratna.Koordinator Juru Bicara BPN Dahnil Anzar Simanjuntak menuturkan bahwa Prabowo secara langsung memerintahkan pemberhentian Ratna Soal Ratna Sarumpaet, Hasto menilai, Prabowo Sekretaris Tim Jokowi Imbau harus bertanggung jawab Tim Prabowo Minta Maaf Ke atas kebohongan yang Kampanye Publik dilakukan oleh salah satu Nasional anggota tim pasangan pemenangannya nomor urut itu.kebohongan Ratna 01 Joko Sarumpaet yang mengaku Widodo- dianiaya telah menganggu Ma'ruf konsentrasi bangsa yang Amin, Hasto 76

sedang berduka akibat Kristiyanto gempa dan tsunami di Palu dan Donggala. Hasto menilai Prabowo telah melakukan manipulasi psikologis, bahkan suatu kudeta rasa. Rasa kemanusiaan yang seharusnya untuk korban bencana alam, kata dia, dikudeta menjadi rasa iba ke Ratna Sarumpaet dan tim kampanye Prabowo- Sandi dengan harapan mendapat dukungan elektoral berupa simpati. Kasus Ratna Sarumpaet Lodewijk berharap ini Sekretaris Harus Jadi Pelajaran, menjadi pembelajaran Jenderal Terutama bagi Politisi untuk bersama. Apabila Partai Golkar ada berita-berita seperti ini Lodewijk perlu dikroscek, perlu Freidrich dikonfirmasi, perlu Paulus ditanyakan kebenarannya seperti apa. Sehingga kita bisa mengambil langkah dan sikap yang tepat. Dan pada gilirannya tidak menginformasikan yang salah kepada masyarakat yang saat ini membutuhkan suasana tenang dan damai, dan suasana gembira dalam berkampanye.

77

Berdasarkan data diatas terdapat lima berita yang berkaitan dengan pemberitaan pernyataan hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet yang menjadi sorotan masyarakat, terlebih setelah Ratna Sarumpaet mengakui dan menceritakan kronologi kejadian yang sebenarnya saat itu. Penulis pada bab ini juga menggunakan teori Framing Robert N Entman dengan melihat empat struktur framing yaitu Define Problem, Diagnose Causes, Make Moral Jugdement, dan Treatmean Recommendation. Untuk melihat sudut pandang yang dilakukan oleh kompas.com terhadap berita yang berkaitan dengan pernyataan berita bohong Ratna Sarumpaet. 1. Berita 1 Judul: Ratna Sarumpaet: Tidak Ada Penganiayaan Itu Hanya Cerita Khayal Tanggal: 3 Oktober 2018 Pada edisi ini Kompas.com memberitakan bahwa Aktivis Ratna Sarumpaet mengakui bahwa dia tidak pernah dianiaya atau dikeroyok di kawasan Bandara Husein Sastranegara, Bandung pada 21 September 2018. Ia membantah kabar serta pernyataan sejumlah tokoh yang menyebut Ratna dianiaya hingga wajahnya lebam. Ratna Sarumpaet menyatakan tidak ada penganiayaan, itu hanya cerita khayal yang entah diberikan oleh setan mana kepada dirinya dan berkembang seperti itu. Ratna mengatakan, pada 21 September dia mendatangi salah satu rumah sakit bedah di 78

Jakarta Pusat untuk operasi sedot lemak. Namun, saat operasi selesai, Ratna melihat wajahnya lebam- lebam.Ratna meminta maaf kepada semua pihak yang telah dia bohongi. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta mengatakan, polisi telah mendapatkan bukti bahwa Ratna tidak dianiaya. Beberapa bukti menunjukkan bahwa Ratna pada tanggal tersebut berada di rumah sakit kecantikan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Polisi melakukan penyelidikan mengenai kebenaran informasi yang menyebut Ratna dikeroyok.

Tabel 4.3 Frame headline: Ratna Sarumpaet: Tidak Ada Penganiayaan Itu Hanya Cerita Khayal O3 Oktober 2018 Ratna Kutipan Sarumpaet: berita/ Tidak Ada teks Penganiayaan Itu Hanya Cerita Khayal Define Problem Masalah pokok "Jadi tidak ada (Pendefinisian dalam berita ini penganiayaan, masalah) adalah pengakuan itu hanya dari Ratna yang cerita khayal mengatakan bahwa entah tidak ada diberikan oleh penganiyaan itu setan mana ke hanya cerita khayal saya, dan yang dibuat oleh berkembang 79

Ratna atas dasar seperti itu," bisikan dari setan. Diagnose Causes Ratna Sarumpaet “Ratna (Memperkirakan mengakui bahwa mengatakan, penyebab masalah) dirinya telah pada 21 berbohong atas September dia penganiayaan yang mendatangi terjadi pada dirinya. salah satu rumah sakit bedah di Jakarta Pusat untuk operasi sedot lemak. Namun, saat operasi selesai, Ratna melihat wajahnya lebam-lebam.” Make Moral Ratna Sarumpaet "Melalui Jugdement melakukan forum ini saya (membuat keputusan pertemuan dengan memohon moral) wartawan dan maaf kepada mengakui Pak Prabowo kebohongannya. yang kemarin Melalui forum dengan tulus tersebut ratna membela meminta maaf kebohongan kepada semua pihak yang saya yang telah buat," dibohongi. Treatment Direktur Reserse “Beberapa Recommendation Kriminal Umum bukti (menekankan Polda Metro Jaya menunjukkan penyelesaian) Kombes Nico Afinta, bahwa Ratna polisi telah pada tanggal 80

mendapatkan bukti tersebut bahwa Ratna tidak berada di dianiaya. rumah sakit kecantikan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.”

Define Problem, fokus yang diangkat oleh media online kompas.com dalam berita ini adalah fakta bahwa Ratna Sarumpaet tidak dianiaya, semua itu hanya karangan dan khayalan yang dibuat oleh Ratna Sarumpaet. Sebagaimana dalam berita: “Aktivis Ratna Sarumpaet mengakui bahwa dia tidak pernah dianiaya atau dikeroyok di kawasan Bandara Husein Sastranegara, Bandung pada 21 September 2018. Ia membantah kabar serta pernyataan sejumlah tokoh yang menyebut Ratna dianiaya hingga wajahnya lebam. "Jadi tidak ada penganiayaan, itu hanya cerita khayal entah diberikan oleh setan mana ke saya, dan berkembang seperti itu," ujar Ratna di kediamannya di kawasan Kampung Melayu Kecil V, Jakarta Selatan, Rabu (3/9/2018).”12 Diagnose Causes,dalam keseluruhan berita ditegaskan bahwa Ratna Sarumpaet mengakui dirinya berbohong atas berita penganiayaan yang telah terjadi pada dirinya. Sebagaimana tertulis dalam berita: “Ratna mengatakan, pada 21 September dia mendatangi salah satu rumah sakit bedah di Jakarta

12 Berita Kompas.com dengan judul Ratna Sarumpaet: Tidak Ada Penganiayaan Itu Hanya Cerita Khayal tanggal 3 Oktober 2018 81

Pusat untuk operasi sedot lemak. Namun, saat operasi selesai, Ratna melihat wajahnya lebam- lebam. Ia pun kembali ke rumah dan menjelaskan penyebab wajahnya lebam kepada anak-anaknya. Saat sampai di rumah, Ratna mengaku kondisi wajahnya itu karena ia dipukuli oleh beberapa orang.”13 Make Moral Judgement,Ratna Sarumpaet mengakui kasus kebohongannya dan membuat forum pengakuan yang dihadiri oleh wartawan untuk meminta maaf kepada pihak yang telah dibohongi oleh dirinya. Sebagaimana dalam berita: “Ratna meminta maaf kepada semua pihak yang telah dia bohongi. "Melalui forum ini saya memohon maaf kepada Pak Prabowo yang kemarin dengan tulus membela kebohongan yang saya buat," ujar”14 Treatment Recommendation, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta, polisi telah mendapatkan bukti bahwa Ratna tidak dianiaya. Sebagaimana dalam berita: “Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta mengatakan, polisi telah mendapatkan bukti bahwa Ratna tidak dianiaya. Beberapa bukti menunjukkan bahwa Ratna pada tanggal tersebut berada di rumah sakit kecantikan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Polisi melakukan penyelidikan mengenai kebenaran informasi yang menyebut Ratna dikeroyok.”15

13 Berita Kompas.com dengan judul Ratna Sarumpaet: Tidak Ada Penganiayaan Itu Hanya Cerita Khayal tanggal 3 Oktober 2018 14 Berita Kompas.com dengan judul Ratna Sarumpaet: Tidak Ada Penganiayaan Itu Hanya Cerita Khayal tanggal 3 Oktober 2018 15 Berita Kompas.com dengan judul Ratna Sarumpaet: Tidak Ada Penganiayaan Itu Hanya Cerita Khayal tanggal 3 Oktober 2018 82

2. Berita 2 Judul:Ratna: Kali ini Saya Pencipta Hoaks Terbaik Menghebohkan Sebuah Negeri Tanggal: 3 Oktober 2018 Pada edisi ini Kompas.com mengangkat berita bahwa Ratna Sarumpaet mengakui telah menciptakan berita palsu atau hoaks yang menghebohkan masyarakat. Ratna sebelumnya berbohong kepada sejumlah pihak dengan mengaku dikeroyok atau dianiaya di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, pada 21 September. Ratna mengatakan, telah memikirkan kebohongan yang telah ia sampaikan sejak Selasa (2/10/2018) kemarin. Ratna menilai, kebohongan itu harus disudahi. Pada Rabu pagi, Ratna memanggil anak-anaknya dan menyampaikan cerita yang sesungguhnya. Ratna meminta maaf kepada seluruh pihak yang terdampak atas kebohongan yang telah dia lakukan. Ratna mengatakan selama sekian hari ini selalu bohong. Bohong itu merupakan perbuatan yang salah dan saya tidak mempunyai jawaban bagaimana mengatasi kebohongan kecuali mengakui dan memperbaikinya. Sebelumnya, beredar kabar yang menyebutkan Ratna Sarumpaet dikeroyok di kawasan Bandara Husein Sastranegara, Bandung, pada 21 September 2018 malam, usai menghadiri acara bertaraf internasional. Sejumlah tokoh termasuk calon presiden Prabowo Subianto angkat bicara dan mengecam kejadian itu. Namun, belakangan 83

Ratna mengakui bahwa penganiayaan itu merupakan kebohongan yang telah dia sampaikan kepada publik. Ratna mengatakan, pada tanggal tersebut dia mendatangi rumah sakit bedah untuk melakukan sedot lemak di wajah

Tabel 4.4 Frame headline:Ratna: Kali ini Saya Pencipta Hoaks Terbaik Menghebohkan Sebuah Negeri O3 Oktober 2018 Ratna: Kali ini Kutipan Saya Pencipta berita/ teks Hoaks Terbaik Menghebohkan Sebuah Negeri Define Problem Kasus hoaks "Kali ini saya (Pendefinisian penganiyayaan yang pencipta hoaks masalah) menghebohkan terbaik sebuah negeri ternyata, menghebohkan sebuah negeri," ujar Ratna, di rumahnya, di Jalan Kampung Melayu Kecil V, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018).” Diagnose Causes Ratna Sarumpaet “Ratna (Memperkirakan menjadi pencipta mengakui penyebab masalah) hoaks terbaik dan bahwa menghebohkan penganiayaan sebuah negeri itu merupakan kebohongan yang telah dia 84

sampaikan kepada publik.” Make Moral Ratna Sarumpaet “Saya panggil Jugdement meminta maaf anak-anak (membuat keputusan kepada semua pihak saya, saya moral) yang telah minta maaf dibohongi kepada anak- anak saya dan saya minta maaf kepada orang yang membantu saya di rumah ini.” Treatment Ratna tidak “Mudah- Recommendation mempunyai mudahan (menekankan jawaban bagaimana dengan itu, penyelesaian) mengatasi semua pihak kebohongan kecuali yang mengakui dan terdampak oleh memperbaikinya perbuatan saya ini mau menerima bahwa saya hanya manusia biasa.”

Define Problem, dalam pemberitaan ini Kompas.com mengangkat berita tentang pengakuan Ratna Sarumpaet sebagai pencipta hoaks terbaik yang menghebohkan sebuah negeri. Berikut kutipan beritanya: “Aktivis Ratna Sarumpaet mengakui telah menciptakan berita palsu atau hoaks yang menghebohkan masyarakat. Ratna sebelumnya berbohong kepada sejumlah pihak dengan 85

mengaku dikeroyok atau dianiaya di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, pada 21 September. "Kali ini saya pencipta hoaks terbaik ternyata, menghebohkan sebuah negeri," ujar Ratna, di rumahnya, di Jalan Kampung Melayu Kecil V, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018).”16 Diagnose Causes,Kompas.com menilai bahwa Ratna Sarumpaet sebagai dalang atas kasus bohong peganiayaan yang terjadi pada dirinya, sehingga membuat negeri Indonesia heboh atas kasus tersebut. Berikut kutipan beritanya: “Ratna mengakui bahwa penganiayaan itu merupakan kebohongan yang telah dia sampaikan kepada publik. Ratna mengatakan, pada tanggal tersebut dia mendatangi rumah sakit bedah untuk melakukan sedot lemak di wajah. Awalnya, kebohongan itu hanya disampikan Ratna kepada keluarganya. Namun, Ratna kemudian menyampaikan hal tersebut kepada sejumlah elit politik hingga foto-foto wajahnya tersebar di media sosial.”17 Make Moral Judgement,Ratna mengatakan, telah memikirkan kebohongan yang telah ia sampaikan sejak Selasa (2/10/2018) kemarin. Ratna menilai, kebohongan itu harus disudahi. Pada Rabu pagi, Ratna memanggil anak- anaknya dan menyampaikan cerita yang sesungguhnya. Ratna meminta maaf kepada seluruh pihak yang terdampak atas kebohongan yang telah dia lakukan. Berikut kutipan berita:

16 Berita Kompas.com dengan judul Ratna: Kali ini Saya Pencipta Hoaks Terbaik Menghebohkan Sebuah Negeri tanggal 3 Oktober 2018 17 Berita Kompas.com dengan judul Ratna: Kali ini Saya Pencipta Hoaks Terbaik Menghebohkan Sebuah Negeri tanggal 3 Oktober 2018

86

“Saya shalat malam tadi berulang-ulang kali dan tadi pagi saya menyatakan pada diri saya 'stop!'. Saya panggil anak-anak saya, saya minta maaf kepada anak-anak saya dan saya minta maaf kepada orang yang membantu saya di rumah ini.”18 Treatment Recommendation, dalam masalah ini penyelesaian masalah yang diberikan oleh Ratna Sarumpaet yaitu meminta maaf atas kebohongannya selama ini. Bohong itu merupakan perbuatan yang salah dan saya tidak mempunyai jawaban bagaimana mengatasi kebohongan kecuali mengakui dan memperbaikinya. Berikut kutipan beritanya: “Mudah-mudahan dengan itu, semua pihak yang terdampak oleh perbuatan saya ini mau menerima bahwa saya hanya manusia biasa. Perempuan yang dikagumi banyak orang itu juga bisa tergelincir," tambah Ratna.”19

3. Berita 3 Judul: Dahnil: Prabowo Perintahkan Pemberhentian Ratna Sarumpaet Sebagai Jurkam Tanggal:3 Oktober 2018 Pada edisi ini Kompas.com mengangkat berita mengenai Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memberhentikan Ratna Sarumpaet sebagai juru kampanye nasional terkait kabar bohong soal penganiayaan yang ia sampaikan kepada

18 Berita Kompas.com dengan judulRatna: Kali ini Saya Pencipta Hoaks Terbaik Menghebohkan Sebuah Negeri tanggal 3 Oktober 2018 19 Berita Kompas.com dengan judulRatna: Kali ini Saya Pencipta Hoaks Terbaik Menghebohkan Sebuah Negeri tanggal 3 Oktober 2018

87

calon presiden Prabowo Subianto. Koordinator Juru Bicara BPN Dahnil Anzar Simanjuntak menuturkan bahwa Prabowo secara langsung memerintahkan pemberhentian Ratna tersebut. Seperti diketahui, Ratna Sarumpaet merupakan salah juru kampanye nasional pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Dahnil mengatakan, kebohongan Ratna Sarumpaet yang sempat mengaku dianiaya oleh orang tak dikenal merupakan inisiatif dan sikap pribadi. Badan Pemenangan Prabowo-Sandi tak tahu-menahu soal kebohongan yang dikarang oleh Ratna. Oleh karena itu, begitu mendengar kabar penganiayaan yang dialami Ratna, Prabowo langsung bersikap. Apalagi, Ratna merupakan anggota Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiga. "Pak Prabowo, para tokoh, semuanya menjadi korban kebohongan tersebut," ucap Dahnil. Calon presiden Prabowo Subianto dijadwalkan akan memberikan keterangan pers terkait kabar bohong soal penganiayaan salah satu juru kampanye nasional pasangan Prabowo-Sandiaga, Ratna Sarumpaet. Berdasarkan informasi tim media center Badan Pemenangan Nasional, Konferensi pers akan digelar di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018) pukul 21.00 WIB.

Tabel 4.5 88

Frame headline:Dahnil: Prabowo Perintahkan Pemberhentian Ratna Sarumpaet Sebagai Jurkam O3 Oktober 2018 Dahnil: Prabowo Kutipan berita/ Perintahkan teks Pemberhentian Ratna Sarumpaet Sebagai Jurkam Define Problem Perintah Prabowo “Koordinator (Pendefinisian memberhentikan Juru Bicara masalah) Ratna Sarumpaet BPN Dahnil sebagai Juru Anzar Kampanye pilpres Simanjuntak 2019 menuturkan bahwa Prabowo secara langsung memerintahkan pemberhentian Ratna tersebut.” Diagnose Causes tim sukses dari “Badan (Memperkirakan pihak Prabowo Pemenangan penyebab masalah) memberikan Nasional (BPN) perintah kepada pasangan Dahnil untuk Prabowo memberhentikan Subianto- Ratna Sandiaga Uno memberhentikan Ratna Sarumpaet sebagai juru kampanye nasional terkait kabar bohong soal penganiayaan” 89

Make Moral Prabowo Subianto Calon presiden Jugdement akan memberikan Prabowo (membuat keputusan keterangan pers Subianto moral) terkait kabar dijadwalkan bohong soal akan penganiayaan salah memberikan satu juru kampanye keterangan pers nasional pasangan terkait kabar Prabowo-Sandiaga, bohong soal Ratna Sarumpaet. penganiayaan salah satu juru kampanye nasional pasangan Prabowo- Sandiaga, Ratna Sarumpaet. Treatment Kasus Ratna Badan Recommendation merupakan Pemenangan (menekankan persoalan pribadi Prabowo-Sandi penyelesaian) dan inisiatif atas tak tahu-menahu dirinya sendiri. soal kebohongan yang dikarang oleh Ratna.

Define Problem, fokus yang diangkat dalam pemberitaan ini oleh Kompas.com adalah pemberhentiaan Ratna Sarumpaet sebagai juru kampanye (Jurkam) dari Badan Pemenangan Nasional calon presiden Prabowo-Sandi. Sebagaimana dalam berita: “Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memberhentikan 90

Ratna Sarumpaet sebagai juru kampanye nasional terkait kabar bohong soal penganiayaan yang ia sampaikan kepada calon presiden Prabowo Subianto. Koordinator Juru Bicara BPN Dahnil Anzar Simanjuntak menuturkan bahwa Prabowo secara langsung memerintahkan pemberhentian Ratna tersebut. "Iya, Pak Prabowo langsung yang memerintahkan pemberhentian," ujar Dahnil kepada Kompas.com, Rabu (3/10/2018) malam.”20 Diagnose Causes,Seperti diketahui, Ratna Sarumpaet merupakan salah juru kampanye nasional pasangan capres- cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. begitu mendengar kabar penganiayaan yang dialami Ratna. Prabowo langsung bersikap. Apalagi, Ratna merupakan anggota Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiga. Berikut kutipan beritanya: “Pak Prabowo, para tokoh, semuanya menjadi korban kebohongan tersebut," ucap Dahnil. Calon presiden Prabowo Subianto dijadwalkan akan memberikan keterangan pers terkait kabar bohong soal penganiayaan salah satu juru kampanye nasional pasangan Prabowo-Sandiaga, Ratna Sarumpaet.”21 Make Moral Judgement,Prabowo Subianto akan memberikan keterangan pers terkait kabar bohong soal penganiayaan salah satu juru kampanye nasional pasangan Prabowo-Sandiaga, Ratna Sarumpaet. Berikut kutipan berita: “Kabar Ratna Sarumpaet dianiaya tersiar sejak Selasa kemarin, dan dikonfirmasi oleh sejumlah politisi di kubu Prabowo-Sandi, yang sudah bertemu dengan

20 Berita Kompas.com dengan judul Dahnil: Prabowo Perintahkan Pemberhentian Ratna Sarumpaet Sebagai Jurkam tanggal 3 Oktober 2018 21 Berita Kompas.com dengan judul Dahnil: Prabowo Perintahkan Pemberhentian Ratna Sarumpaet Sebagai Jurkam tanggal 3 Oktober 2018 91

Ratna, bahkan secara khusus menggelar jumpa pers untuk menanggapi kabar penganiayaan tersebut.”22 Treatment Recommendation, penekanan penyelesaian masalah dalam berita ini adalah kebohongan Ratna Sarumpaet yang sempat mengaku dianiaya oleh orang tak dikenal merupakan inisiatif dan sikap pribadi. Badan Pemenangan Prabowo-Sandi tak tahu-menahu soal kebohongan yang dikarang oleh Ratna. Berikut kutipan beritanya: “Badan Pemenangan Prabowo-Sandi tak tahu-menahu soal kebohongan yang dikarang oleh Ratna. Menurut Dahnil, Prabowo adalah orang yang selalu berbaik sangka kepada orang lain. Oleh karena itu, begitu mendengar kabar penganiayaan yang dialami Ratna, ia langsung bersikap. Apalagi, Ratna merupakan anggota Badan Pemenangan Nasional Prabowo- Sandiga.”23 4. Berita 4 Judul: Soal Ratna Sarumpaet, Tim Jokowi Imbau Prabowo Minta Maaf Ke Publik Tanggal:3 Oktober 2018 Pada edisi ini Kompas.commengangkat isu mengenai Sekretaris Tim Kampanye Nasional pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto, meminta capres nomor urut 02 Prabowo Subianto meminta maaf atas kebohongan yang dilakukan oleh Ratna Sarumpaet. Hasto menilai, Prabowo harus

22 Berita Kompas.com dengan judul Dahnil: Prabowo Perintahkan Pemberhentian Ratna Sarumpaet Sebagai Jurkam tanggal 3 Oktober 2018 23 Berita Kompas.com dengan judul Dahnil: Prabowo Perintahkan Pemberhentian Ratna Sarumpaet Sebagai Jurkam tanggal 3 Oktober 2018 92

bertanggung jawab atas kebohongan yang dilakukan oleh salah satu anggota tim pemenangannya itu. Kebohongan Ratna Sarumpaet yang mengaku dianiaya telah menganggu konsentrasi bangsa yang sedang berduka akibat gempa dan tsunami di Palu dan Donggala.Hasto menilai Prabowo telah melakukan manipulasi psikologis, bahkan suatu kudeta rasa. Rasa kemanusiaan yang seharusnya untuk korban bencana alam, kata dia, dikudeta menjadi rasa iba ke Ratna Sarumpaet dan tim kampanye Prabowo-Sandi dengan harapan mendapat dukungan elektoral berupa simpati.

Prabowo Subianto yakin ada motif politik di balik dugaan penganiayaan yang dialami anggota Badan Pemenangan Nasional pasangan Prabowo-Sandiaga Uno, Ratna Sarumpaet. Keyakinan Prabowo tersebut muncul karena tidak ada barang berharga maupun uang Ratna yang hilang pasca-penganiayaan. Namun, pada Rabu sore ini, Ratna mengakui bahwa cerita penganiayaan yang dialaminya hanya bohong belaka. Ratna pun meminta maaf ke Prabowo dan semua pihak yang merasa dirugikan.

93

Tabel 4.6 Frame headline: Soal Ratna Sarumpaet, Tim Jokowi Imbau Prabowo Minta Maaf Ke Publik O3 Oktober 2018 Soal Ratna Kutipan berita/ Sarumpaet, Tim teks Jokowi Imbau Prabowo Minta Maaf Ke Publik Define Problem statetmentPrabowo “Hasto menilai, (Pendefinisian saat jumpa pers Prabowo harus masalah) bahwa ada motif bertanggung politik dibalik kasus jawab atas bohong kebohongan penganiayaan Ratna yang dilakukan Sarumpaet oleh salah satu anggota tim pemenangannya itu.” Diagnose Causes Tuduhan Prabowo “Terlebih, (Memperkirakan terhadap kubu dengan penyebab masalah) jokowi atas adanya konferensi pers motif politik Pak Prabowo yang secara langsung atau tidak langsung telah menuduh Pemerintahan Pak Jokowi dengan kata- kata pengecut, melakukan kekerasaan, bahkan penganiayaan 94

terhadap Ibu-ibu berusia 70 tahun yang memerjuangkan demokrasi dan keadilan," Make Moral Akibat kasus “Hasto menilai Jugdement kebohongan Ratna Prabowo telah (membuat Sarumpaet yang melakukan keputusan moral) mengaku dianiaya manipulasi telah menganggu psikologis, konsentrasi bangsa bahkan suatu yang sedang kudeta rasa. berduka akibat Rasa gempa dan tsunami kemanusiaan di Palu dan yang seharusnya Donggala. untuk korban bencana alam, kata dia, dikudeta menjadi rasa iba ke Ratna Sarumpaet dan tim kampanye Prabowo-Sandi dengan harapan mendapat dukungan elektoral berupa simpati.” Treatment Harus meminta "Pak Prabowo Recommendation maaf ke publik. sebaiknya (menekankan meminta maaf penyelesaian) ke publik," kata Hasto dalam 95

keterangan tertulisnya,

Define Problem, dalam pemberitaan Kompas.com pendefinisian masalahnya adalah pernyataan bahwa Prabowo harus meminta maaf ke publik atas statetment saat jumpa pers bahwa ada motif politik dibalik kasus bohong penganiayaan Ratna Sarumpaet. Berikut kutipan beritanya: “Hasto menilai, Prabowo harus bertanggung jawab atas kebohongan yang dilakukan oleh salah satu anggota tim pemenangannya itu. "Pak Prabowo sebaiknya meminta maaf ke publik," kata Hasto dalam keterangan tertulisnya, Rabu (3/10/2018).”24 Diagnose Causes,dalam keselurahan berita ditegaskan bahwa Akibat kasus kebohongan Ratna Sarumpaet yang mengaku dianiaya pihak Prabowo secara langsung atau tidak langsung telah menuduh Pemerintahan Pak Jokowi dengan kata-kata pengecut Berikut kutipan berita: “Terlebih, dengan konferensi pers Pak Prabowo yang secara langsung atau tidak langsung telah menuduh Pemerintahan Pak Jokowi dengan kata-kata pengecut, melakukan kekerasaan, bahkan penganiayaan terhadap Ibu-ibu berusia 70 tahun yang memerjuangkan demokrasi dan keadilan," kata Hasto.”25 Make Moral Judgement,Akibat kasus kebohongan Ratna Sarumpaet yang mengaku dianiaya telah menganggu

24 Berita Kompas.com dengan judul Soal Ratna Sarumpaet, Tim Jokowi Imbau Prabowo Minta Maaf Ke Publik tanggal 3 Oktober 2018 25 Berita Kompas.com dengan judul Soal Ratna Sarumpaet, Tim Jokowi Imbau Prabowo Minta Maaf Ke Publik tanggal 3 Oktober 2018 96

konsentrasi bangsa yang sedang berduka akibat gempa dan tsunami di Palu dan Donggala. Berikut kutipan berita: “Hasto menilai Prabowo telah melakukan manipulasi psikologis, bahkan suatu kudeta rasa. Rasa kemanusiaan yang seharusnya untuk korban bencana alam, kata dia, dikudeta menjadi rasa iba ke Ratna Sarumpaet dan tim kampanye Prabowo-Sandi dengan harapan mendapat dukungan elektoral berupa simpati. "Konferensi Pers Pak Prabowo atas rekayasa penganiayaan tersebut sangatlah berbahaya. Bagi kami, ini sudah menyentuh aspek yang fundamental: memerdagangkan kemanusiaan untuk elektoral," kata Hasto.”26 Treatment Recommendation, Tim kemenangan Jokowi imbau Prabowo harus meminta maaf ke publik atas tuduhan terhadap kubu Jokowi. Berikut kutipan berita: “Prabowo Subianto yakin ada motif politik di balik dugaan penganiayaan yang dialami anggota Badan Pemenangan Nasional pasangan Prabowo- Sandiaga Uno, Ratna Sarumpaet. Keyakinan Prabowo tersebut muncul karena tidak ada barang berharga maupun uang Ratna yang hilang pasca- penganiayaan. Selain itu, kata Prabowo, Ratna sempat mengaku ada kalimat ancaman yang dilontarkan oleh pelaku terkait sikap politiknya. "Ya ternyata tidak ada barang yang dicuri, tidak ada uang yang hilang, apalagi kalau bukan proses untuk intimidasi. Saya tidak tanya secara detail tapi ada kata-kata ancaman itu," ujar Prabowo saat memberikan keterangan pers di kediaman pribadinya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2018) malam. Namun, pada Rabu sore ini, Ratna mengakui bahwa cerita

26 Berita Kompas.com dengan judul Soal Ratna Sarumpaet, Tim Jokowi Imbau Prabowo Minta Maaf Ke Publik tanggal 3 Oktober 2018 97

penganiayaan yang dialaminya hanya bohong belaka.”27

5. Berita 5 Judul: Kasus Ratna Sarumpaet Harus Jadi Pelajaran, Terutama bagi Politisi Tanggal: 3 Oktober 2018 Pada edisi ini Kompas.com mengangakat berita mengenaiSekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus menilai, kebohongan yang dilakukan Ratna Sarumpaet berlawanan dengan semangat kampanye yang disepakati parpol hingga capres-cawapres. Menurut dia, telah terjadi pembohongan publik dan mengusik situasi tenang di tengah masa kampanye. Ia mengatakan, kasus ini harus menjadi pembelajaran bagi semua pihak, termasuk para politisi. Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus saat ditemui di kantor DPP Partai Golkar, setelah tersebar kabar Ratna Sarumpaet mengalami penganiayaan, sejumlah politisi turut menyebarkan informasi itu tanpa mengecek kebenarannya.

27 Berita Kompas.com dengan judul Soal Ratna Sarumpaet, Tim Jokowi Imbau Prabowo Minta Maaf Ke Publik tanggal 3 Oktober 2018

98

Tabel 4.7 Frame headline: Kasus Ratna Sarumpaet Harus Jadi Pelajaran, Terutama bagi Politisi O3 Oktober 2018 Kasus Ratna Kutipan berita / Sarumpaet teks Harus Jadi Pelajaran, Terutama bagi Politisi Define Problem Pelajaran bagi Setelah tersebar (Pendefinisian para politisi agar kabar Ratna masalah) lebih Sarumpaet mengkroscek mengalami terhadap kasus penganiayaan, yang sedang sejumlah politisi terjadi. Jangan turut ditelan mentah- menyebarkan mentah informasi itu tanpa mengecek kebenarannya.” Diagnose Causes Banyak politisi “Sekretaris (Memperkirakan yang terjebak Jenderal Partai penyebab masalah) dalam kasus Golkar Lodewijk bohongnya Ratna Freidrich Paulus menilai, kebohongan yang dilakukan Ratna Sarumpaet berlawanan dengan semangat kampanye yang disepakati parpol hingga capres- cawapres. 99

Menurut dia, telah terjadi pembohongan publik dan mengusik situasi tenang di tengah masa kampanye. Ia mengatakan, kasus ini harus menjadi pembelajaran bagi semua pihak, termasuk para politisi. Make Moral jangan terlalu “Kami harapkan Jugdement gegabah dalam ini juga menjadi (membuat menyikapi pembelajaran kita keputusan moral) sesuatu, kroscek bersama. Apabila terlebih dahulu ada berita-berita agar tidak terjadi seperti ini perlu kesalahan yang dikroscek, perlu fatal dan dikonfirmasi, menghebohkan perlu ditanyakan negeri. kebenarannya seperti apa," Treatment Menjadi Sehingga kita bisa Recommendation pembelajaran mengambil (menekankan untuk kita langkah dan sikap penyelesaian) bersama. yang tepat. Dan Terutama untuk pada gilirannya politisi tidak menginformasikan yang salah kepada masyarakat yang saat ini 100

membutuhkan suasana tenang dan damai, dan suasana gembira dalam berkampanye,"

Define Problem, dalam pemberitaan Kompas.com pendefinisian masalahnya adalah Pelajaran bagi para politisi agar lebih mengkroscek terhadap kasus yang sedang terjadi. Jangan ditelan mentah-mentah. Berikut kutipan berita: “Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus saat ditemui di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Minggu (18/3/2018). Setelah tersebar kabar Ratna Sarumpaet mengalami penganiayaan, sejumlah politisi turut menyebarkan informasi itu tanpa mengecek kebenarannya.”28 Diagnose Causes,Akibat kebohongan Ratna Sarumpaet atas kasus penganiayaan terhadap dirinya, banyak politisi yang terjebak dalam kasus bohongnya. Berikut kutipan berita: “Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus menilai, kebohongan yang dilakukan Ratna Sarumpaet berlawanan dengan semangat kampanye yang disepakati parpol hingga capres-cawapres. Menurut dia, telah terjadi pembohongan publik dan mengusik situasi tenang di tengah masa kampanye. Ia mengatakan, kasus ini harus menjadi pembelajaran bagi semua pihak, termasuk para politisi. Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus saat ditemui

28 Berita Kompas.com dengan judul Kasus Ratna Sarumpaet Harus Jadi Pelajaran, Terutama bagi Politisi tanggal 3 Oktober 2018 101

di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Minggu (18/3/2018).”29 Make Moral Judgement,Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus jangan terlalu gegabah dalam menyikapi sesuatu, kroscek terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan yang fatal dan menghebohkan negeri. Berikut kutipan berita: “Bahkan, calon presiden Prabowo Subianto langsung memberikan pernyataan pada Selasa (2/10/2018) malam, dan menuding ada motif politik di balik dugaan penganiayaan terhadap anggota badan pemenangannya itu.”30 Treatment Recommendation, Menjadi pembelajaran untuk kita bersama. Apabila ada berita-berita seperti ini perlu dikroscek, perlu dikonfirmasi, perlu ditanyakan kebenarannya seperti apa. Berikut kutipan berita: “Kami harapkan ini juga menjadi pembelajaran kita bersama. Apabila ada berita-berita seperti ini perlu dikroscek, perlu dikonfirmasi, perlu ditanyakan kebenarannya seperti apa," kata Lodewijk, di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Rabu (3/10/2018). "Sehingga kita bisa mengambil langkah dan sikap yang tepat. Dan pada gilirannya tidak menginformasikan yang salah kepada masyarakat yang saat ini membutuhkan suasana tenang dan damai, dan suasana gembira dalam berkampanye," lanjut dia”31

29 Berita Kompas.com dengan judul Kasus Ratna Sarumpaet Harus Jadi Pelajaran, Terutama bagi Politisi tanggal 3 Oktober 2018 30 Berita Kompas.com dengan judul Kasus Ratna Sarumpaet Harus Jadi Pelajaran, Terutama bagi Politisi tanggal 3 Oktober 2018 31 Berita Kompas.com dengan judul Kasus Ratna Sarumpaet Harus Jadi Pelajaran, Terutama bagi Politisi tanggal 3 Oktober 2018 102

B. Relasi Kuasa Dalam Pemberitaan Pengakuan Hoaks Penganiayaan pada Ratna Sarumpaet di Kompas.com a. Aktor Kuasa Di Balik Berita Kasus Ratna Sarumpaet Media massa sebagai sarana komunikasi dan informasi memberi pesan penting dalam pembentukan opini publik. Terkait pemberitaan kasus hoaks penganiayaan dan pengakuan hoaks penganiayaan yang terjadi pada Ratna Sarumpaet dijadikan umpan oleh Kompas.com untuk memenuhi kepentingan yang bersifat politik dan individual. Sebagaimana disinggung oleh Alex Sobur bahwa media sesungguhnya berada di tengah realitas sosial yang sarat dengan berbagai kepentingan, konflik, dan fakta yang kompleks dan beragam. 32Tidak hanya itu media melalui awak jurnalis secara intens kerap menciptakan suatu realitas yang dimiliki dan dialaminya secara subyektif. Dari segi tulisan, kasus ini menjadi sumber utama Kompas dalam mengubah peristiwa menjadi penghasilan. Kerja utama sebuah media adalah mencari berita. Jika berita menarik dan unik, banyak masyarakat yang akan penasaran untuk membacanya. Semakin banyak yang menikmati, semakin besar pula keuntungan yang dimiliki sebuah media, salah satunya Kompas.com

32 Alex Sobur, Analisis Teks Media (Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Simiotika, dan Analisis Framing) 2009, Bandung: Remaja Rosdakarya, hal.156 103

Semakin banyak publik yang membaca berita Kompas.com, maka semakin banyak perusahaan tertarik mengiklankan barangnya ke media itu. Kompas.com melihat kasus ini layak untuk dijadikan sebagai berita karena masyarakat ingin mengetahui kelanjutan dari kasus penyebaran dan pengakuan hoaks penganiayaan pada Ratna Sarumpaet. Alur koordinasi yang dilakukan Kompas.com saat peliputan berita penyebaran dan pengakuan hoaks penganiayaan oleh Ratna diarahkan langsung oleh Redaktur kepada reporter melalui pesan singkat (Whatsapp) grup. “Terkait berita Ratna memang dari pihak kita (Redaktur) menginstruksikan kepada reporter untuk meliput dan mencari tau tentang kasus penganiayaan tersebut. Arahan yang kita berikan itu melalui pesan Whatsapp grup dan memberikan kontak siapa saja yang layak untuk diwawancarai sebagai sumber berita. Saat dilapangan reporter banyak andil untuk berita, tetapi saat masuk ke dalam dapur redaksi, redaktur yang memiliki kekuasan sepenuhnya untuk mengolah, dan memutuskan apakah berita layak untuk ditayangkan”.33 Ada beberapa pertimbangan yang dilakukan oleh tim redaksi melalui rapat redaksi untuk menentukan apakah berita terkait Ratna Sarumpaet yang sedang

33 Wawancara dengan Editor Kompas.com Sabrina Asril, 12 Desember 2019 104

trending di media sosial layak untuk di tayangkan atau tidak. Ada yang pro dan kontra. Setelah perundingan yang panjang, akhirnya Kompas.com sepakat untuk menelusuri lebih jauh mengenai kasus ini dan diterbitkan selama kasus ini berjalan sampai vonis hukuman diberikan kepada Ratna. Selain dari kasus yang menarik, pembaca juga perlu tahu seperti apa kelanjutan dari masalah ini. Bagaimanapun juga publik adalah pembaca setia dan konsumen dari Kompas.com “Saat di ruang redaksi juga terjadi perdebatan antara orang yang setuju dengan yang tidak mengenai kasus ini. Bagi yang setuju, mereka memiliki data dan sumber yang terpercaya. Orang yang tidak setuju mengatakan bahwa data yang dimiliki tidak failed. Kita tidak memberitakan bahwa kasus ratna itu bohong hanya ikut memaparkan apa yang terjadi pada ratna sesuai dengan info yang didapat sebelum ratna memberikan statetment dan melakukan confrence pers bahwa ternyata kasus penganiayaan pada dirinya hanyalah berita bohong yang dibuat oleh dirinya. Kompas hanya memaparkan fakta-fakta janggal yang terjadi pada kasus penganiayaan Ratna”.34 Pemimpin redaksi menjadi orang paling bertanggungjawab sekaligus berpengaruh dalam kegiatan redaksional. Pemimpin redaksi bisa memberikan arahan

34 Wawancara dengan Editor Kompas.com Sabrina Asril, 12 Desember 2019 105

langsung kepada redaktur pelaksana, kemudian kepada redaktur, sampai ke reporter. Tim redaksi sebagai subjek memiliki kebebasan atau memilki banyak kemungkinan memilih tindakan. Instruksi dari pemimpin redaksi dilaksanakan oleh redaktur, kemudian diteruskan kepada reporter atau kontributor sebagai pencari dan pengelola informasi. Redaktur memberikan arahan kepada reporter atau kontribusi untuk mencari informasi yang sesuai dengan kebutuhan Kompas.com. setiap reporter sudah memiliki sudut pandang yang sejalan dengan ideologi media Kompas.com, yaitu memberikan pencerahan kepada masyarakat secara adil dan netral. “Kenapa kita tetap mengangkat berita ini, ya karena sosok-sosok yang hadir ga mungkin kalo ga kita publis peristiwa dan statetment dari mereka. Seperti petahana dan elite politik Prabowo, Fadli Dzon yang secara peristiwa aja harus diberitakan. Urusan benar atau engga dianiyayanya yang penting kita beritain aja dulu pernyataan dari mereka. Karena hanya mendapatkan statetment dari kolega-kolega Ratna di politisi, maka dari itu kita hanya menaikan berita tersebut dengan mencari tau info lain dilapangan terkait kasus simpang siur kebohongan Ratna”.35 Saat Ratna Sarumpaet melakukan pertemuan dengan wartawan dan mengakui bahwa kasus

35 Wawancara dengan Editor Kompas.com Sabrina Asril, 12 Desember 2019 106

penganiayaan pada dirinya adalah kebohongan yang telah Ratna perbuat. Pihak redaksi Kompas.com mengadakan rapat redaksi dan membahas lebih lanjut mengenai kasus Ratna. Pemimpin redaksi langsung menginstruksikan untuk tidak menggoreng kasus tersebut dengan isu politik. Kompas.com hanya mengklarifikasi dan meliput sesuai base on fakta. “Dari semua kanal yang berada di Kompas.com hampir semua ikut memberitakan kasus kebohongan Ratna mulai dari kanal News (Nasional, Regional, Megapolitan), Entertainment, Lifestyle, Sains, dan JEO (grafis perjalanan kasus) sesuai kebutuhan kanal. Pemimpin redaksi langsung menginstruksikan untuk tidak menggoreng kasus tersebut dengan politik. Kompas.com hanya mengklarifikasi dan meliput sesuai base on fakta. Karena kita ingin menjadi media online yang berbeda dengan yang lain, maka kita lebih mengutamakan kedalaman berita dibandingkan kecepatan mempublis tanpa mengkroscek terlebih dahulu kebenaran akan berita tersebut”.36 Pola komunikasi yang dijalin pemimpin redaksi dengan staf di bawahnya terbilang dinamis. Rapat kerja hanya dilakukan seminggu sekali atau ketika harus membahas isu besar. Sementara penyampaian instruksi bisa juga dilakukan lewat pesan singkat (Whatsapp) agar

36 Wawancara dengan Editor Kompas.com Sabrina Asril, 12 Desember 2019 107

lebih efektif. Pemimpin redaksi Kompas.com memberikan kebebasan wartawan untuk mencari berita. Tapi, setiap laporan berita yang masuk akan disaring oleh redaktur untuk menghindari kekeliruan informasi. Selama berita yang dibuat bisa dipertangungjawabkan dan informasinya akurat, artikel akan dimuat. Wartawan kompas.com dituntut untuk bekerja dengan efektif. Seperti halnya media-media online saat ini yang mana wartawan harus bisa mengerjakan berbagai tugas, mulai dari mencari berita, menulis berita, sampai mengambil foto yang sesuai dengan artikel berita. Sumber berita yang biasa didapatkan wartawan Kompas.com biasa melalui wawancara langsung dengan narasumber, press release, dan mengutip informasi dari tulisan kantor berita. Relasi kekuasaan memang bekerja secara tidak terlihat, dan tanpa disadari. Alur koordinasi juga terjalin antara divisi redaksional dan administratif. Meskipun tidak berorientasi mencari pengiklan untuk mendapatkan keuntungan. Kompas.com memiliki tim pemasaran dan iklan yang ditugaskan untuk mengatur segala macam kerjasama yang memberikan keuntungan untuk Kompas.com “Untuk iklan tidak bisa menginterpensi ruang lingkup redaksi pemberitaan. Iklan ada ruangnya sendiri, dari awal kita memang sudah berkomitmen untuk tidak boleh ada interpensi dari pihak manapun yang bersifat eksternal. Bekerjasama sesuai SOP yang berlaku. 108

Kompas.com perusahaan besar tidak bisa diinterpensi oleh pihak manapun. Karna kita selalu berpedoman pada ideologi untuk selalu bersikap adil dan netral dalam memberitakan suatu kasus”.37 Kompas.com di sini sebagai agen yang mengubah sistem sosial. Agen yang menjadi tokoh utama membentuk sebuah peristiwa tentang Ratna Sarumpaet yang mengaku berbohong telah di aniyaya. Kemampuan ini diperoleh karena akses Kompas.com memiliki sebuah saluran untuk membentuk sebuah pandangan melalui media massa. Masyarakat sebagai pembaca dijadikan objek oleh Kompas.com. Sabrina sebagai redaktur mengatakan bahwa publik menjadi salah satu faktor utama dalam pemberitaan ini. Apakah peristiwa ini layak untuk dijadikan berita dilihat dari pentingnya untuk masyarakat. Pada akhirnya ruang yang dimiliki Kompas.com untuk mempengaruhi masyarakat dalam mengubah peristiwa menjadi sesuatu sehingga menjadi nilai tukar membentuk suatu pemikiran masyarakat. Pembaca semakin diyakinkan dengan sosok Ratna sebagai dalang dalam penyebaran berita hoaks tentang penganiayaan terhadap dirinya. Wujud lain dari faktor ekonomi sebagai kekuatan eksternal lain yang berpengaruh atas penampilan isi media adalah khalayak dan pengiklan. Pelapor sebuah peristiwa

37 Wawancara dengan Editor Kompas.com Sabrina Asril, 12 Desember 2019 109

tidak terkecuali peristiwa politik jelas harus memperhitungkan pasar. Semakin baik kualitas pelapor (reportase) akan semakin banyak yang mengkonsumsi dan ini secara otomatis pengiklan pun cenderung akan bertambah. Hal ini ikut dipraktekkan oleh Kompas.com. Sebagaimana yang dijelaskan Keller di media divisi iklan dan redaksi ditempatkan di bangunan yang berbeda, terpisah dan tidak pernah ketemu, demikian juga pimpinan redaksi. Keller juga menyebutkan bahwa wartawan-wartawan dilarang keras untuk melibatkan diri dalam pembuatan iklan. Namun demikian, situasi yang diamati Keller sudah berubah saat ini. 38 Memang benar hingga saat ini devisi iklan dan redaksi masih ditempatkan dibangunan yang berbeda. Namun yang memisahkan iklan dan awak redaksi semakin padam. James Curran dalam Fuchs mengklarifikasi kekuasaan media menjadi tiga kekuatan yakni kekuatan ekonomi politik, kekuatan politik dalam media, dan kekuatan media dan budaya. Curran menekankan bahwa kekuasaan media tidak hanya simbolik, tetapi multidimensi. Kekuatan ekomoni media kata Curran tercermin dari konsentrasi perusahaan di sektor pengiklan demi memaksimalkan pendapatan. 39

38Anett Keller, Tantangan dari Dalam: Otonomi redaksi di 4 Media Cetak Nasional: Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, dan Republika, Jakarta:Frederich Ebert Stiftung, 2009, hal.67 39Rino Istarno, Kekuasaan Pemilik Modal Dalam Struktur Kapitalisme Media: Jurnal Lontar. Vol 4 Nomor2, 2016, hal. 15 BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Temuan Komodifikasi Konten Pada Berita Penyataan Bohong Penganiayaan Yang Terjadi Pada Ratna Sarumpaet Peneliti mengambil lima sampel berita pada portal Kompas.com yang menggunakan Ratna sarumpaet dan kasus hoaks yang dilakukan olehnya untuk mendatangkan pembaca dan feedback yang banyak. Alasan mengambil lima sampel berita karena berita tersebut menjadi topik utama atau headline serta masuk kedalam deretan “Berita Terpopuler” di Kompas.com. Praktik-praktik pada media online tersebut menandakan bahwa adanya sebuah proses yang dikenal dengan komodifikasi. Vincent Mosco menyatakan konsep komodifikasi sebagai pemanfaatan isi media dilihat dari kegunaannya sebagai komoditi yang dapat dipasarkan. Dalam hal ini, komodifikasi diartikan lebih luas menjadi proses transformasi barang dan jasa dari nilai gunanya menjadi komoditas yang berorientasi pada nilai tukarnya di pasar, karena nilai tukar berkaitan dengan pasar dan konsumen, maka proses komodifikasi pada dasarnya adalah mengubah barang atau jasa agar sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Menurut Golding dan Murdock, produk media tidak pernah dapat dilepaskan dari proses produksinya. Proses produksi media (teks media) selalu berada pada satu garis lururs di mna kepentingan-kepentingan dalam

110

111

institusi media bertarung dan beradu dalam suatu institusi media akan sangat mempengaruhi pada setiap tahap pembuatan sebuah teksmedia. Dan yang terpenting dalam produksi teks media adalah pemilihan simbol atau tanda atau kode yang digunakan sebagai representasi dari kepentingan-kepentingan (ekonomi-politik) serta ideologi-ideologi lainnya. Penggunaan simbol-simbol atau kode-kode maka teks media sendiri merupakan arena pertarungan makna yang menimbulkan praktek-praktek komodifikasi.1 Lebih khususnya, penelitian ini berusaha mengidentifikasi komodifikasi isi serta framing yang terjadi dalam setiap berita mengenai kasus hoaks dengan menjabarkan bagaimana proses pencarian, penulisan hingga pengolahan berita pada topik berita terkait Komodifikasi isi menurut Mosco, yakni proses mengubah pesan dan sekumpulan data ke dalam sistem makna sedemikian rupa sehingga menjadi produk yang bisa dipasarkan. Dalam bisnis media, banyak media yang menjajal peruntungan dengan menyajikan berita lengkap dengan visual yang sensasional dan heboh hingga menyedot perhatian pembacanya. Dikutip dalam Vice.com, lanskap media digital di Indonesia semakin ramai satu dekade

1Enga, Anastasia H.P (2016). Komodifikasi Pernikahan “Menuji Janji Suci” di Trans TV (Pernikahan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina). Jurnal INTERAKSI, vol. 5 no.2, hal. 177-186. FISIP Universitas Diponegoro, Semarang 112

belakangan. Sebagian memakai strategi clickbait demi menggenjot page views. Bagi media yang memeinkan strategi distribusi konten seperti itu, redaksinya mulai sekarang tak bisalagi tidur nyenyak. 2 Praktik itu dilakukan yang mana kini menjadi tren pada beberapa media online lainnya untuk menarik konsumen dengan target sasaran pada strata sosial masing-masing. Pemberitaan mengenai keterlibatan seorang figur publik sekaligus aktifis perempuan ternama dalam kasus hoaks, serta pernyataan dari para petahana dan elite politik tentu saja menjadi umpan yang menarik untuk menjaring pembaca secara masif. Terlebih, pemberitaan mengenai hoaks kini menjadi salah satu berita yang diminati oleh pembaca. Startegi ini pada akhirnya dianggap sebagai kewajaran karena merupakan upaya untuk mendapatkan keuntungan sebanyak- banyaknya dengan menjual sensasional sebagai alat tukar atau barang dagangan media. Padahal secara fungsi, upaya ini justru membuat fungsi media massa sebagai sumber informasi menjadi samar-samar. Secara tidak langsung media online Kompas.com melangsungkan praktik komodifikasi isi atau konten pada berita pengakuan bohong penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet. Konten hoaks artis ini sendiri menjadi ramai

2Wargadireja, Arzia Tivany https://www.vice.com/id/article/a378mz/clickunbait-memerangi-judul-artikel- bombastis-di-jagat-media-daring-kita diakses pada 12 Desember 2019 pukul 20.18 WIB 113

diperbincangkan karena menyeret figur publik serta aktifis perempuan ternama Ratna Sarumpaet dan para petahana atau elite politik. Segala hal seputar Ratna Sarumpaet dibahas dan dijadikan berita mulai dari sisi perkembangan kasus tersebut, karier Ratna Sarumapet, disangkupautkan dengan politik yang berhubungan pada Calon Presiden Nomor Urut Dua Prabowo-Sandi, hingga kehidupan pribadi yang berkaitan dengan keluarganya. 1. Komodifikasi Konten Hoaks pada Judul Berita Pada praktiknya memang kompas.com sebagai media mainstream yang sudah memiliki nama besar juga melakukan pemberitaan seperti pada new media pada umumnya. Perbedaanya yang terjadi hanyalah pada pemilihan judul berita yang menarik sehingga pembaca memiliki minat untuk sekedar melirik bahkan meluangkan waktu untuk membaca. Jika membahas soal judul berita tidak bisa dipungkiri bahwa banyak sekali media yang dengan sengaja membubuhkan kata-kata yang terkesan tidak etis dalam judul berita, meskipun kenyataannya juga demikian. Mudah dimengerti dan dipahami oleh pembaca terkadang kerap menjadi alasan untuk memilih kata yang sederhana sehingga akan menimbulkan kesan bahwa media tersebut hanya mencari click tidak berusaha dengan benar menyediakan informasi yang akurat. Adanya pemilihan judul yang menarik merupakan salah satu motif untuk menarik banyak pembaca. Hal itu merupakan sebuah langka awal yang memang kerap 114

dilakukan media online untuk mengaet keterkaitan dari pembaca kepada media tersebut melalui penulisan judul yang bombastis atau heboh serta visual yang menarik. Seperti pada kasus hoaks, di awal munculnya kasus ini redaksi kompas.com langsung memproduksi berita pernyataan dari para petahan dan elite politik yang menduga adanya keterkaitan politik yang saat itu memang bertepatan dengan masa kampanye Calon Presiden 2019. Sementara media lain menulis berita soal awal mula foto raut muka lebam Ratna Sarumpaet muncul di media sosial. Pemilihan headline yang seperti itu seolah-olah menyuarakan keingintahuan masyarakat akan soal sangkutpaut penganiyaan yang terjadi pada Ratna dengan kubu lawan 01. Dan atas hal itu, tentu saja dengan antusias pembaca akan berusaha mendapat informasi dengan membaca tiap-tiap paragraf dalam berita tersebut namun yang didapat hanyalah soal asumsi penganiyaan terhadap Ratna Sarumpaet. 2. Komodifikasi Konten Hoaks pada Isi Berita Praktik dan kasus hoaks di Indonesia sudah bukan hal biasa untuk dibicarakan, maraknya kasus hoaks bertebaran di media online maupun sosial membuat masyarakat susah membedakan mana berita hoaks dan tidak hoaks. Untuk itu fungsi media yaitu to inform (memberi informasi) harus lebih selektif dan memberikan informasi yang jelas asal sumber dan kebenarannya agar masyarakat terhindar dari berita hoaks. Karena itu, kompas.com hadir dan ikut serta memberitakan kasus 115

pengakuan bohong penganiayaan pada Ratna yang sedang trending dan mempublis berita sesuai fakta yang ada dilapangan. Dalam al-Qur’an surah al-Hujarat ayat 6, terdapat ayat yang berbunyi:

يَا أَ ُّيهَا الَّ ِذ َين َآمنُوا إِ ْن َج َاء ُك ْم فَ ِاس ٌق بِ َنبَإٍ فَ َتبَيَّنُوا أَ ْن تُ ِصيبُوا قَ ْو ًما فَتُ ْصبِحُوا َعلَ ٰى َما فَ َع ْلتُ ْم نَ ِاد ِم َين بِ َجهَالَ ٍة

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaanya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatan itu. (QS. Al Hujarat 49:6) Ayat tersebut menjelaskan bagaimana seorang muslim harus berhati-hati keteki menerima sebuah informasi, agar tidak mudah percaya dengan kabar yang nantinya justru akan menyesatkan dirinya dan orang lain. Penyebaran hoaks penganiayaan yang dilakukan Ratna Sarumpaet sudah pasti hal itu di sengaja oleh pelaku. Sebagaimana yang di jelaskan dalam sebuah teori kebohongan yang dikembangkan oleh David Buller dan Judee K, Burgooon yang memberikan gambaran komprehensif tentang faktor komunikasi yang relevan dalam produksi pesan penipuan dan mendeteksi 116

penipuan.3. Sehingga banyak sekali orang yang merasa dirugikan oleh perbuatan Ratna termasuk partai Gerindra, karena dalam kebohongan ini terdapat adanya perilaku yang disengaja untuk memperdaya atau memberikan pengertian yang salah pada orang lain. Sebab itulah Gerindra kemudian melaporkan Ratna Sarumpaet ke polisi. Dalam hal ini penyebaran berita hoaks Ratna Sarumpaet oleh Kompas.com dirasa adanya faktor kesengajaan yang dilakuakan oleh Ratna dengan memanfaatkan moment kampanye pilpres 2019. Salah satu kelebihan media online adalah kecepatanmya dalam menyampaikan berita. Namun, terkadang kelebihan ini justru menjadi sandungan bagi kelengkapan penulisan berita di media online. seringkali mengabaikan kaidah-kaidah penulisan artikel berita yang lengkap, misalnya kekurangan dalam melengkapi unsur 5W+1H yang menjadi syarat kelengkapan dalam penulisan artikel berita. Seharusnya, untuk melengkapi kekurangan pada berita sebelumnya , situs berita online memuat berita lebih dari satu artikel berita dalam satu hari untuk membahas topik yang sama dengan menyertakan informasi tambahan yang tidak sempat dimuat di artikel berita sebelumnya.

3Littlejhon, Stephen dkk, Teori Komunikasi, Jakarta: Salemba Humanika, 2009 edisi 9, hal. 551 117

Berita pernyataan hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet menjadi berita terpopuler selama 2 minggu berturut-turut dengan judul yang berbeda. Ini membuktikan bahwa banyaknya khalayak yang membaca dan mengikuti kasus bohong penganiayaan Ratna di kompas.com sehingga berita tersebut termasuk kategori berita terpopuler selama 2 minggu. Tak hanya menjadi berita terpopuler. Kasus kebohongan Ratna juga dijadikan Topik Pilihan oleh Kompas.com dan masuk ke dalam Kanal JEO(kolom grafis khusus untuk kasus yang kategorinya panjang dan berkelanjutan). Hanya berita tertentu saja yang bisa masuk ke dalam kanal JEO, dan kasus Ratna berhasil masuk ke dalam kolom tersebut. Dalam kasus pemberitaan pernyataan hoaks penganiayaan yang terjadi pada Ratna banyak terdapat dalam kanal Nasional dan Megapolitan, kasus Ratna melampaui jumlah targer viewers di kolom Nasional dan Megapolitan. Hoaks dijadikan bisnis oleh Ratna Sarumpaet . Karena, bisa mempengaruhi otak, bisa mempengaruhi perilaku, sehingga logika cerdas kita hilang kalau terkena hoaks. Ratna Sarumpaet dan para petahana dan elite politik dimanfaatkan sebagai nilai jual dalam berita Kompas.com, karena Ratna merupakan artis senior yang sekaligus sutradara dalam penampilan teater, Ratna juga merupakan orang tua dari artis terkenal Atikah Hosiholan, dan mertua dari Rio Dewanto. Serta Ratna merupakan 118

Juru Kampanye paslon pilpres 2019 nomor urut dua. Oleh sebab itu, Kompas.com mengangkat dan mempublis berita pernyataan hoaks sampai berulang-ulang dengan judul berbeda, dan disangkutpautkan dengan kehidupan pribadi dan politik. Jika ditinjau dari teori ekonomi politik, maka dapat dikatakan bahwa Kompas.com menerapkan komodifikasi konten menjadi komoditas bagi penikmat dan pembaca Kompas.com dengan menyajikan berita pernyataan penganiayaan yang dialami Ratna dan pernyataan dari para petahana dan elite politik secara berulang-ulang untuk menarik pembaca dan rating berita. Dalam hal ini Vincent Mosco lagi-lagi menekankan bahwa ketika pesan atau isi komunikasi diperlakukan sebagai komoditas, maka ekonomi politik cenderung memusatkan kajian pada konten media dan kurang pada khalayak media dan tenaga kerja yang terlibat dalam produksi media. Tekanan pada struktur dan konten media ini bisa dipahami terutama bila dilihat dari kepentingan perusahaan media global dan pertumbuhan salam nilai konten media. Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa kompas.com pada akhirnya tetap melakukan pemberitaan seputar kasus hoaks dan pernyataan klarifikasi berita bohong yang terjadi pada Ratna dengan bumbu-bumbu heboh dan sensasional kepada khalayak.

119

3. Analisis Hasil Temuan Teks Berita di Kompas.com Media memiliki perspektif atau cara pandang yang pada akhirnya menetukan fakta apa yang akan diambil menggunakan metode Analisis Framing. Seperti yang telah dipaparkan Robert N Entman, bahwa terdapat empat elemen yang merupakan suatu rangkaian yang dapat menunjukan framing dari suatu media. Kecenderungan atau kecondongan wartawan dalam memahami suatu peristiwa yang dapat diamati dari keempat elemen tersebut yaitu, Define Problem (pendekatan masalah), Diagnose Causes (memperkirakan sumber masalah atau narasumber), Make Moral Judgement (membuat keputusan moral), Treatment Recommendation (penyelesaian masalah). Dari keselurahan hasil berita yang di framing menggunakan framing Robert N Entman ditemukan bahwa Define Problem (pendekatan masalah) yaitu kasus pengakuan bohong penganiyaan yang terjadi kepada Ratna Sarumpaet merupakan hasil dari karangan dan khalayan Ratna sendiri yang menurut pengakuan dirinya merupakan pencipta hoaks terbaik, sehingga menghebohkan sebuah negeri. Tak hanya itu Ratna juga membohongi para elite politik dan petahana, calon presiden nomor urut dua Prabowo yang ikut dibohongi meminta maaf dan langsung memerintahkan Juru bicara dari partai Gerinda Dahnil Anzar untuk langsung memberhentikan Ratna Sarumapet sebagai juru kampanye Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi. Dari kubu 01 calon presiden Jokowi, menghimbau kepada Prabowo untuk meminta maaf 120

pada publik, atas tuduhan yang diberikan kepada kubu 01 atas kasus kebohongan penganiyaan tersebut. Dengan adanya kasus ini menjadi pelajaran bagi politisi agar tidak langsung mempercayai suatu kasus tanpa mengkroscek kebenaran berita tersebut. Diagnose Causes (memperkirakan sumber masalah/ narasumber) sumber masalah terdapat pada Ratna Sarumpaet yang memberikan pengakuan hoaks tentang penganiayaan pada dirinya. Make Moral Judgment (membuat keputasan moral) dari berita yang dianalisis, Ratna mengakui kasus kebohongan dan meminta maaf kepada publik dan semua pihak yang merasa dirugikan, serta kepada politisi yang dibohongi dirinya selama ini. Ratna mohon dimaklumi atas kehebohan yang dibuatnya selama ini, Ratna tak menyangka kalau kasus bohongnya yang diberikan hanya untuk keluarga bisa menjadi heboh seperti ini. Treatment Recommendation (Penyelesaian Masalah). Pada akhirnya Ratna Sarumpaet ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak kepolisian karna telah menyebarkan hoaks yang membuat heboh. Prabowo meminta maaf kepada semua pihak, karena menurutnya ia juga telah dibohongi dan termakan oleh Ratna dan langsung ikut memberikan statetmentmengenai kasus tersebut tanpa mengkrosceknya terlebih dahulu. Dari kasus ini dapat diambil pelajaran bahwa jangan terlalu percaya terhadap suatu kasus yang terjadi, lakukan kroscek terlebih dahulu dan mencari kebenaran agar tidak salah dalam mengambil langkah keputusan. 121

Dari hasil temuan peneliti melihat adanya kenetralan berita pada sudut pandang yang digunakan Kompas.com pada kasus pengakuan berita bohong Ratna Sarumpaet tentang penganiyaan pada dirinya. Kompas.com hanya memaparkan hasil temuan berita di lapangan, lalu di publis agar tidak terjadi kesalahpahaman antar kubu 01 calon presiden Jokowi, dan kubu 02 calon presiden Prabowo. Melalui berita yang dipublis, Kompas.com berusahan untuk menyampaikan kepada publik sesuai fakta, bersikap netral dan tidak berpihak kepada kubu 01 atau kubu 02 dalam kasus penganiayaan ini. “kita hanya ikut memberitakan klarifikasi dan tidak boleh menggoreng isu ini dengan politik, apalagi kan ini masa kampanye pilpres. Dalam redaksi udah diberi arahan kalo kasus ratna ini harus base on fakta, tidak memihak pada siapapun”.4

Menurut framing Robert N Entman dalam sebuah berita selalu ada seleksi isu dan penonjolan aspek. Seleksi isuyang dipilih Kompas.com sesuai fakta mengenai pengakuan berita bohong penganiayaan yang dilakukan oleh Ratna Sarumpaet, dengan pengakuannya tersebut menghebohkan masyarakat, petanaha, dan elite politik yang terjebak dalam kasus kebohongan sehingga ikut merespon akan kasus kebohongan tersebut. Sedangkan penonjolan aspek, peneliti menemukan bahwa dalam berita Kompas.com Ratna merupakan dalang atas kebohongan yang dibuatnya selama ini. Kompas.com berusaha untuk menengahkan berita dengan mempublis klarifikasi dari

4 Wawancara dengan Editor Megapolitan Kompas.com Sabrina Asril, 12 Desember 2019 122

setiap kubu calon presiden yang merasa dirugikan atas kasus Ratna Sarumpaet. B. Relasi Kuasa Dalam Pemberitaan Pengakuan Hoaks Penganiayaan pada Ratna Sarumpaet di Kompas.com Pemegang kekuasaan memproduksi wacana di bawah kondisi dan kepentingan tertentu untuk meraih kontrol. Dengan menempatkan wacana sebagai praktik kekuasaan, kita memahami kekuasaan tidak hanya bekerja dalam negara. Kekuasaan justru hadir pada setiap hubungan sosial yang ada. Sama halnya dengan relasi kuasa yang terjadi pada tim redaksional Kompas.com. Pemimpin redaksi menjadi orang paling bertanggungjawab sekaligus berpengaruh dalam kegiatan redaksional. Pemimpin redaksi bisa memberikan arahan langsung kepada redaktur pelaksana, kemudian kepada redaktur, sampai ke reporter. Tim redaksi sebagai subjek memiliki kebebasan atau memiliki banyak kemungkinan memilih tindakan. Kuasa menurut Foucault tidak dimiliki tetapi dipraktikkan dalam suatu ruang lingkup di mana ada banyak posisi yang strategis berkaitan satu sama lain. 5Praktik kuasa diterapkan oleh Redaktur kepada reporter saat meliput berita penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet, dengan memberi arahan kepada reporter melalui pesan singkat Whatsapp grup dan informasi

5 Michael Foucault, Power/Knowledge, Wacana Kuasa/Pengetahuan. Jogjakarta:Bentang Budaya, 2002. Hal, 76 123

mengenai narasumber yang wajib untuk dimintai keterangan mengenai kasus tersebut. Sebelum redaktur memberikan arahan kepada reporter, redaktur sudah terlebih dahulu mendapatkan arahan untuk ikut serta meliput kasus Ratna oleh Pemimpin redaksi. Alur koordinasi di Kompas.com selalu diurutkan pada Pemimpin redaksi kepada Redaktur, dan redaktur kepada reporter. Jarang sekali atau malah hampir tidak pernah pemimpin redaksi memberikan arahan langsung pada reporter. Karena yang tau kemampuan dan kapasitas reporter ialah redaktur yang sering berkomunikasi secara langsung oleh reporter. Instruksi dari pemimpin redaksi dilaksanakan oleh redaktur, kemudian diteruskan kepada reporter atau kontributor sebagai pencari dan pengelola informasi. Redaktur memberikan arahan kepada reporter atau kontribusi untuk mencari informasi yang sesuai dengan kebutuhan Kompas.com. setiap reporter sudah memiliki sudut pandang yang sejalan dengan ideologi media Kompas.com, yaitu memberikan pencerahan kepada masyarakat secara adil dan netral. Sebelum mengangkat kasus Ratna tim redaksi melakukan rapat redaksi untuk merundingkan dan mempertimbangkan layak atau tidaknya kasus Ratna di tayangkan. Di dalam dapur redaksi Kompas.com sepakat untuk menelusuri lebih mendalam mengenai kasus Ratna dengan tetap mempublis berita Ratna dengan data 124

sementara yang dimiliki, agar tidak tertinggal oleh media lainnya. Karena banyaknya elite politik dan petahana yang ikut memberikan pernyataan mengenai kasus Ratna, semakin meyakinkan Kompas.com untuk mempublis kasus penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet. Setelah Ratna Sarumpaet melakukan pertemuan dengan wartawan dan mengakui bahwa kasus penganiayaan pada dirinya adalah kebohongan yang telah Ratna perbuat. Pihak redaksi Kompas.com mengadakan rapat redaksi dan membahas lebih lanjut mengenai kasus Ratna. “Pemimpin redaksi langsung menginstruksikan dan menekankan pada pihak redaktur untuk tidak menggoreng kasus tersebut dengan isu politik. Kompas.com hanya mengklarifikasi dan meliput sesuai base on fakta dan menjadikan kasus Ratna sebagai kasus Kriminal”.6 Dengan itu Kompas.com menyajikan berita sesuai fakta yang ada dengan mewawancarai pernyataan dari Ratna Sarumpaet sebagai pelaku kasus kebohongan, pernyataan kubu calon presiden nomor urut satu, dan dua mengenai kasus pengakuan hoaks Ratna, serta pendapat dari elite politik dan petahan mengenai kasus pengakuan hoaks Ratna. Agar berita seimbang serta adil dan netral dan tidak terjadi kesalahpahaman antar calon kubu

6 Wawancara dengan Editor Kompas.com Sabrina Asril, 12 Desember 2019 125

presiden. Kompas.com menunjukan bahwasanya kasus Ratna merupakan kasus kriminal, hasil rekayasa dirinya sendiri tanpa adanya kaitan dengan politik yang menjadikannya sebagai Juru Kampanye calon presiden nomor urut dua. Kompas.com memiliki ideologi Humanisme Universal, yaitu Kompas.com harus netral dan mempertahankan independensi serta mendengar pendapat publik.7 Dengan itu Kompas.com menekankan untuk selalu menjaga idealisme pers yang baik. Dalam analisis framing sebagai alat bantu peneliti melihat kecenderungan Kompas.com memproduksi berita mengenai pernyataan kasus hoaks Ratna Sarumpaet adalah Kompas.com tetap pada jalur idealismenya dalam produksi berita yaitu netral tidak berpihak. Dengan memberitakan pernyataan dari kubu 01 calon presiden Jokowi-Ma’ruf dan calon kubu 02 Prabowo-Sandi agar tidak terjadi kesalahpahaman, maka itu Kompas.com menekankan pada berita tersebut mengenai kenetralan Kompas.com dalam memproduksi berita pernyataan kasus hoaks Ratna Sarumpaet.

7 https://inside.kompas.com/about-us diakses pada 30 Januari 2020 pukul 12.37 WIB BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Peneliti menemukan bahwa adanya komodifikasi konten yang dilakukan oleh kompas.com pada pemberitaan mengenai kasus hoaks terdapat lima berita pada periode oktober 2018. Komodifikasi konten yang dilakukan adalah informasi atau fakta yang didapat dan diolah sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan produksi berita. Informasi yang dimaksud berupa fakta-fakta perkembangan kasus hoaks yang menyeret artis sekaligus aktifis ternama yakni Ratna Sarumpaet. Informasi tersebut kemudian diolah menjadi sebuah berita yang terdiri atas judul, isi dan visual berita. Vincent mosco menyatakan konsep komodifikasi sebagai pemanfaatan isi media dilihat dari kegunaannya sebagai komoditi yang dapat dipasarkan. Dalam hal ini, komodifikasi diartikan lebih luas menjadi proses transformasi barang dan jasa dari nilai gunanya menjadi komoditas yang berorientasi pada nilai tukarnya di pasar, karena nilai tukar berkaitan dengan pasar dan konsumen, maka proses komodifikasi pada dasarnya adalah mengubah barang atau jasa agar sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Dalam bisnis media, banyak media yang menjajal peruntungan dengan menyajikan berita lengkap dengan visual yang sensasional dan heboh hingga menyedot perhatian pembacanya.

126

127

Praktik itu dilakukan yang mana kini menjadi tren pada beberapa media online untuk menarik konsumen dengan target sasaran pada strata sosial masing-masing. Pemberitaan mengenai keterlibatan seorang figur publik sekaligus aktifis perempuan ternama dalam kasus hoaks, serta pernyataan dari para petahana dan elite politik tentu saja menjadi umpan yang menarik untuk menjaring pembaca secara masif. Terlebih, pemberitaan mengenai hoaks kini menjadi salah satu berita yang diminati oleh pembaca. Startegi ini pada akhirnya dianggap sebagai kewajaran karena merupakan upaya untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dengan menjual sensasional sebagai alat tukar atau barang dagangan media. Padahal secara fungsi, upaya ini justru membuat fungsi media massa sebagai sumber informasi menjadi samar-samar. Secara tidak langsung media online Kompas.com melangsungkan praktik komodifikasi isi atau konten pada berita pengakuan bohong penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet. Konten hoaks artis ini sendiri menjadi ramai diperbincangkan karena menyeret figur publik serta aktifis perempuan ternama Ratna Sarumpaet dan para petahana atau elite politik. Segala hal seputar Ratna Sarumpaet dibahas dan dijadikan berita mulai dari sisi perkembangan kasus tersebut, karier Ratna Sarumapet, disangkupautkan dengan politik yang berhubungan pada Calon Presiden 128

Nomor Urut Dua Prabowo-Sandi, hingga kehidupan pribadi yang berkaitan dengan keluarganya. Hasil Analisis Framing seperti yang telah dipaparkan Robert N Entman, bahwa terdapat empat elemen yang merupakan suatu rangkaian yang dapat menunjukan framing dari suatu media. Kecenderungan atau kecondongan wartawan dalam memahami suatu peristiwa yang dapat diamati dari keempat elemen tersebut yaitu, Define Problem (pendekatan masalah), Diagnose Causes (memperkirakan sumber masalah atau narasumber), Make Moral Judgement (membuat keputusan moral), Treatment Recommendation (penyelesaian masalah). Dari hasil analisis framingpeneliti melihat adanya kenetralan berita pada sudut pandang yang digunakan Kompas.com pada kasus pengakuan berita bohong Ratna Sarumpaet tentang penganiyaan pada dirinya. Kompas.com hanya memaparkan hasil temuan berita di lapangan, lalu di publis agar tidak terjadi kesalahpahaman antar kubu 01 calon presiden Jokowi, dan kubu 02 calon presiden Prabowo. Melalui berita yang dipublis, Kompas.com berusahan untuk menyampaikan kepada publik sesuai fakta, bersikap netral dan tidak berpihak kepada kubu 01 atau kubu 02 dalam kasus penganiayaan ini. Hasil analisis relasi kuasa pada pemberitaan pengakuan hoaks Ratna Sarumpaet di Kompas.com 129

menunjukan bahwa Redaktur mengambil alih untuk memberikan arahan kepada reporter saat peliputan berita tersebut. Dengan melihat peluang pihak Kompas.com ikut memberitakan kasus Ratna yang banyak ditanggapi oleh elite politik dan petahana. Pemimpin redaksi langsung menginstruksikan dan menekankan pada pihak redaktur untuk tidak menggoreng kasus tersebut dengan isu politik. Kompas.com hanya mengklarifikasi dan meliput sesuai base on fakta dan menjadikan berita Ratna sebagai kasus kriminal. B. Saran Peneliti memberikan saran kepada Kompas.com untuk tidak memilah-milah berita yang akan ditayangkan dengan melihat ada peluang komodifikasi di dalam berita. Semoga kedepannya Kompas.com lebih bisa menghadirkan cover both side untuk meningkatkan pemberitaanya. Kepada khalayak pembaca disarankan agar lebih jeli dan teliti dalam memilih berita dan lebih kritis dalam memaknai pesan yang disampaikan dalam pemberitaan. Pengaruh yang diterima media terkadang membuat pergeseran makna yang mestinya disadari dengan baik oleh masyarakat. Dalam hal penelitian, peneliti memberikan saran kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta untuk memperbanyak koleksi pustaka mengenai ekonomi politik komunikasi media. 130

Peneliti cukup kesulitan untuk mendapatkan buku tentang ekonomi politik komunikasi media yang menjadi teori utama dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA BUKU Creswell, John W Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, Yogyakarta: Penerbit Bintang, 2010. Foucault, Michael Power/Knowledge, Wacana Kuasa/Pengetahuan. Jogjakarta:Bentang Budaya, 2002 Gunawan, Imam Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013.

Heryanto, Gun Gun dkk, Melawan Hoaks: di Media Sosial dan Media Massa, (Jakarta: Insan Mandiri, 2017)

Heryanto, Gun Gun Komunikasi Politik di era Industri Citra (Jakarta: PT Lasswell Visitama, 2010)

Hidayat, Nurul Metodologi Penelitian Dakwah dengan Pendekatan Kualitatif, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006)

Ibrahim, Idy Subandi, Ali Akhmad, Bahrudin Komunikasi dan Komodifikasi, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor,2014

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Edisi ke-5

Keller, Anett Tantangan dari Dalam: Otonomi redaksi di 4 Media Cetak Nasional: Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, dan Republika, Jakarta:Frederich Ebert Stiftung, 2009

Litteljohn, Stephen W, A. Foss, Karen Teori Komunikasi, edisi 9 (Jakarta: Salemba Humanika, 2011)

132

133

Mc Quail, DennisTeori Komunikasi Massa, Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2010 Moleong, Lexy JMetodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, Cetakan kedelapan 1997)

M. Romli, Asep Syamsul Jurnalistik Online: Panduan Mengelola Media Online, Bandung, Nuansa Cendekia 2012

Mosco, Vincent The Political Economy of Communication, California: Sage Publications Inc, 2009 Stephen, Littlejhon dkk, Teori Komunikasi, Jakarta: Salemba Humanika, 2009 edisi 9

Suhandang, Kustadi Manajemen Pers Dakwah, Bandung: Penerbit Marja, 2007,

Vivian, John Tri Wibowo (penerjemah), Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Prenada Media Group, 2008

INTERNET: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190315114050-185- 377519/berita-hoaks-politik-naik-tujuh-kali-lipat- jelang-pemiludiakses pada 23 September 2019 pukul 12.56 WIB https://www.vice.com/id/article/a378mz/clickunbait-memerangi- judul-artikel-bombastis-di-jagat-media-daring-kita https://megapolitan.kompas.com/jeo/kebohongan-ratna- sarumpaet-operasi-plastik-berujung-penjara https://inside.kompas.com// https://nasional.kompas.com/read/2018/10/03/18012031/soal- ratna-sarumpaet-tim-jokowi-imbau-prabowo-minta- maaf-ke-publik.

134

https://nasional.kompas.com/read/2018/10/03/21220861/dahnil- prabowo-perintahkan-pemberhentian-ratna-sarumpaet- sebagai-jurkam. https://megapolitan.kompas.com/read/2018/10/03/17491781/ratna -sarumpaet-kali-ini-saya-pencipta-hoaks-terbaik- menghebohkan-sebuah?page=all. https://nasional.kompas.com/read/2018/10/03/18331191/kasus- ratna-sarumpaet-harus-jadi-pelajaran-terutama-bagi- politisi. https://megapolitan.kompas.com/read/2018/10/03/15533351/ratna -sarumpaet-tidak-ada-penganiayaan-itu-hanya-cerita- khayal

JURNAL: Dedi Fahrudin, Konglomersi Media, Studi Ekonomi Politik Terhadap Media Group, (Jakarta: Jurnal Ilmu Sosial Indonesia (JISI), volume 1 nomor 2, September 2014, hlm. 97

Jurnal Aspikom, Volume 2 Nomor 3, Juli 2014

Craig Silverman, Journalism: A Tow/Knight Report. Lies, Damn Lies and Viral Content. Handbook for Jurnalism Education and Training. Columbia Journalism Review, 2015 Indah Wenerda, Ekonomi Politik Vincent Mosco oleh media online Entertainment kapanlagi.com, Volume 3 No.1, April 2015

Enga, Anastasia H.P (2016). Komodifikasi Pernikahan “Menuji Janji Suci” di Trans TV (Pernikahan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina). Jurnal INTERAKSI, vol. 5 no.2, hal. 177-186. FISIP Universitas Diponegoro, Semarang

Istarno, Rino Kekuasaan Pemilik Modal Dalam Struktur Kapitalisme Media: Jurnal Lontar. Vol 4 Nomor2, 2016 LAMPIRAN

Transkip Wawancara

Nama Narasumber: Sabrina Asril

Jabatan: Redaktur Megapolitan

Tempat: Gedung Menara Kompas, Jl. Palmerah Selatan. Jakarta Barat

Hari/ Tanggal: Kamis, 12 Desember 2019

Pukul: 10.30 – selesai

1. Bagaimana kompas.com menentukan sebuah berita layak atau tidak untuk dipublikasikan? Biasanya kita ada beberapa sumber pemberitaan, yang pertama memnag sudah merencanakan apa yang mau kita garap isunya, terkait apa. Sumber yang kedua itu dari media sosial yang sedang ramai diperbincangkan atau sedang trending, tetapi kita lihat dulu nih beritanya layak dinaikin atau engga, atau kita mencari klarifikasi atas kebenaran berita tersebut baru kita naikin atau tayangin. Terus yang ketiga yaitu agenda-agenda yang sudah terjadwal pada setiap kanal yang sudah memiliki jadwal pemberitaan. Dari ketiga itu sih, yang satu memang karena sudah ada agenda, lalu dari media sosial, dan isu yang memang kita deplof sendiri atau seperti kedalaman berita yang kita buat dengan tema yang sudah ditentukan oleh pihak redaksi. 2. Bagaimana penerapan 5W+1H pada setiap konten kompas.com? termasuk dalam penulisan berita tentang kasus hoaks Ratna Sarumpaet? Sama seperti berita-berita lainnya harus ada unsur jurnalistik 5W+1H, tapi biasanya kita kalo baru punya data sementara tapi udah memasuki unsur 3W (what, where, when) ya kita publis aja. 3. Siapa saja target pembaca kompas.com? Usia 20-35 tahun. Dewasa muda 4. Sebagai media mainstream, apakah alasan kompas.com mempublis berita hoaks Ratna Sarumpaet? Apakah mengikuti trending berita yang sedang naik atau ingin mencari target pembaca? Alasan mempublis berita hoaks serta pernyataan berita bohong penganiayaan terhadap Ratna yaitu, ratna merupakan aktor senior sekaligus juru kampanye badan pemenangan pasangan calon presiden 2019 Prabowo- Sandi, yang dimana para petahan atau elit politik ikut memberikan statetment mengenai kabar tersebut. Para elite politik dan petahan lah yang menjadi alasan utama kompas.com ikut memberitakan, karena memang menurut kompas sosok para elite politik yang harus di publis. Karena hanya mendapatkan statement dari kolega-kolega Ratna di politisi, maka dari itu kita hanya menaikan berita tersebut dengan mencari tau info lain dilapangan terkait kasus simpang siur kebohongan ratna. 5. Bagaimana strategi dalam memilih topik setiap hari pada redaksi kompas.com? dari berita yang sedang trending, tolak ukurnya dari berita terpopuler, satu lagi lewat gugel analitik parameternya lebih valid gugel analitik, melihat pergerakan menit by menit mana yang lagi tinggi. Berita ratna trending, sering menjadi berita terpopuler karena banyak yang baca. 6. Bagaimana strategi pemilihan judul pada konten kompas.com? Pemilihan judul dalam berita yang akan dipublis dibuat oleh editor atau assisten editor dengan kriteria harus sesuai fakta dan menarik menurut editor dan assisten editor. 7. Apakah ada kriteria tertentu dalam menetapkan sebuah berita? harus meliputi 5W+1H, atau kalau belum meliputi itu semua tetapi ada unsur 3W (what, where, dan when) pihak redaksi akan tetap mempublis dengan catatan, harus diselingin kembali dengan updatean berita dan dibuat dalam berita baru. Dan tentunya, kompas.com selalu membuat berita yang mudah dimengerti oleh khalayak, agar khalayak tidak terjebak dalam berita dan judul yang clickbait atau mencari informasi tambahan dari berita lain. Tidak menimbulkan tanda tanya dan membingungkan pembaca. Harus lengkap beritanya

8. Siapa saja yang terlibat dalam penulisan suatu berita? Pertama reporter nulis, terus ada CMS basket nulisnya, dan diedit oleh asisten editor kemudian tayang. Nah kalau sudah tayang terdapat typo atau kesalahan bahasanya atau ada yang tidak sesuai KKBI peulisannya biasanya diedit ulang oleh editor khusus bahasa, dan biasanya editor bahasa memilah berita yang akan diedit bahasanya dan berita tersebut biasanya hanya berita-berita yang sedang trending saja. 9. Seberapa besar keterlibatan seorang editor/ redaktur dalam penulisan berita? Sangat besar keterlibatan editor dalam penulisan berita, karena selain untuk pengarahan banyak reporter di kompas.com yang merupakan fresh graduate jadi masih sangat butuh bimbingan dan pengarahan dalam penulisan berita dan peliputan berita seperti memberikan ide atau isu yang akan berita, cara menulis berita dari berbagai angle dan mengajari untuk mendalami kasus atau sebuah peristiwa, seperti pada kasus atau peristiwa penganiayaan yang dialami oleh Ratna, kompas mencoba untuk memberitakan dari bebrbagai macam angle berita. 10. Dalam pembuatan berita nilai apa yang akan lebih di kedepankan kompas.com kecepatan atau kedalaman isi berita? Karena kita ingin menjadi media online yang berbeda dengan yang lain, maka kita lebih mengutamakan kedalaman berita dibandingkan kecepatan mempublis tanpa mengkroscek terlebih dahulu kebenaran akan berita tersebut. 11. Bagaimana cara kompas.com mengemas berita agar menarik untuk dibaca? Ciri khas penulisan di kompas.com yaitu lengkap, karena disertai dengan background yang lengkap dan jelas, sama permainan judul tanpa memasukan unsur clickbait didalamnya. 12. Bagaimana pemilihan narasumber atau sumber lainnya pada konten berita yang akan dibuat? reporter dilapangan lebih mengatahui secara pastinya siapa yang akan dijadikan narasumber contoh pada kasus Ratna, sudah pasti yang pertama dimintai konfirmasi adalah Ratna, saat ratna tidak bisa dihubungi lanjut untuk mencari konfirmasi lain, dan kebetulan ratna merupakan juru kampanye dan badan pemenangan prabowo-sandi maka reporter mencari tau dari pihak badan pemenangan prabowo serta ke partai gerinda tempat naungan kemenangan prabowo, serta kolega-kolega yang terkait dengan ratna. Reporter punya banyak jaringan dilapangan dan tau harus kemana untuk mecncari konfirmasi. Jika tidak bisa mendapatkan narsum, reporter bisa menghubungi pihak kantor untuk meminta nomor telpon narsum yang akan dimintai konfirmasi. 13. Apa yang menarik sehingga kompas.com mengangkat berita pernyataan hoaks Ratna Sarumpaet tentang penganiyaan dirinya? karena sedang ramai di media sosial, lalu sebelumnya kasus penganiyaan Ratna muncul sebelumnya ada konflik kubu-kubu dari para calon presiden 2019, aneh sih menrut saya kalo kompas sampe ga ikut memberitakan kasus ratna. Karena ini kasus pasti akan panjang nantinya. Sementara di media sosial udah ramai. Jadi kita harus memberitakan kasus Ratna ini, masalah benar atau engganya kita tayangin aja dulu data atau fakta sementara yang kita punya, biar ga tertinggal sama media online lainnya. Sembari mencari kebenaran yang mutlak kita mencoba untuk mencari konfirmasi dari pihak bandara dan kepolisian sebelum media online lain mencari konfirmasi dari pihak tersebut. 14. Bagaimana pemilihan kata dalam berita tersebut? Mengikuti KBBI dan kita ada editor bahasa, jadi kalo ada kesalahan kata biasanya langsung diedit sama editor bahasa 15. Apa yang kompas.com wacanakan atau apa yang kompas.com harapkan dengan memberitakan pernyataan hoaks ratna sarumpaet tentang penganiyaan dirinya? Harapan kompas setelah memberitakan kasus ratna semoga masyarakat tidak mudah percaya akan berita di media sosial tentang pemberitan, khususnya berita ratna yang sangat sangat liar sekali pemberitaannya di media sosial. Di framing habis-habisan, dan disangkutpautkan bahwa ratna korban dari penganiyaan yang dilakukan oleh kubu 01 16. Bagaimana pendapat kompas.com terhadap kasus hoaks ratna sarumpaet tentang penganiyaan dirinya? Ga habis pikir sama apa yang udah dibuat sama ratna, hanya karna seorang ratna bisa membuat heboh seindonesia, masalahnya itu kan lagi masa panas- panasnya pilpres dan dia memanfaatkan itu untuk kepentingan pribadi dan menunjukan betapa reaktifnya politisi2 itu melihat peluang mengahajar lawan dengan menggunakan orang lain. Kasus ratna jadi makan empuk untuk kubu prabowo-sandi untuk menjatuhkan pihak lawan yang tersudutkan pihak 1 17. Apa kriteria dalam memilih wartawan yang akan turun kelapangan meliput dan kemudian menuliskan beritanya? Untuk wartawan tidak ada kriteria khusus, karna udah ada bagiannya atau posnya masing2 18. Bagaimana sistem penugasan dalam peliputan suatu berita? Biasanya kita lewat WA, saling share aja sih ada berita apa nih buat besok atau lihat di medsos berita yang lagi trending 19. Bagaimana alur kordinasi pimpinan redaksi dengan reporter? Ga langsung ke reporter sih, biasanya ke redaktur. Nanti redaktur sampaikan ke reporter 20. Adakah target viewers dalam suatu berita? Biasanya sih kita targetnya perkanal. Viewers untuk nasional perbulan itu 37 juta, Megapoltan 22,7 juta 21. Apakah wartawan punya andil dalam menentukan topik pemberitaan? Punya, kalo mereka ada topik bisa diajukan, kalo pihak redaksi acc boleh mereka liput.

Foto bersama dengan Redaktur Megapolitan Kompas.com, Sabrina Asril

Berita 1

Ratna Sarumpaet: Tidak Ada Penganiayaan, Itu Hanya Cerita Khayal

Rabu 03 Oktober 2018, 15:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktivis Ratna Sarumpaet mengakui bahwa dia tidak pernah dianiaya atau dikeroyok di kawasan Bandara Husein Sastranegara, Bandung pada 21 September 2018. Ia membantah kabar serta pernyataan sejumlah tokoh yang menyebut Ratna dianiaya hingga wajahnya lebam. "Jadi tidak ada penganiayaan, itu hanya cerita khayal entah diberikan oleh setan mana ke saya, dan berkembang seperti itu," ujar Ratna di kediamannya di kawasan Kampung Melayu Kecil V, Jakarta Selatan, Rabu (3/9/2018). Ratna mengatakan, pada 21 September dia mendatangi salah satu rumah sakit bedah di Jakarta Pusat untuk operasi sedot lemak. Namun, saat operasi selesai, Ratna melihat wajahnya lebam-lebam. Ia pun kembali ke rumah dan menjelaskan penyebab wajahnya lebam kepada anak-anaknya. Saat sampai di rumah, Ratna mengaku kondisi wajahnya itu karena ia dipukuli oleh beberapa orang. Ratna meminta maaf kepada semua pihak yang telah dia bohongi. "Melalui forum ini saya memohon maaf kepada Pak Prabowo yang kemarin dengan tulus membela kebohongan yang saya buat," ujar Sebelumnya, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta mengatakan, polisi telah mendapatkan bukti bahwa Ratna tidak dianiaya. Beberapa bukti menunjukkan bahwa Ratna pada tanggal tersebut berada di rumah sakit kecantikan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Polisi melakukan penyelidikan mengenai kebenaran informasi yang menyebut Ratna dikeroyok.

Berita 2

Ratna Sarumpaet: Kali Ini Saya Pencipta Hoaks Terbaik, Menghebohkan Sebuah Negeri

Rabu 03 Oktober 2018, 17:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktivis Ratna Sarumpaet mengakui telah menciptakan berita palsu atau hoaks yang menghebohkan masyarakat. Ratna sebelumnya berbohong kepada sejumlah pihak dengan mengaku dikeroyok atau dianiaya di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, pada 21 September. "Kali ini saya pencipta hoaks terbaik ternyata, menghebohkan sebuah negeri," ujar Ratna, di rumahnya, di Jalan Kampung Melayu Kecil V, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018). Ratna mengatakan, telah memikirkan kebohongan yang telah ia sampaikan sejak Selasa (2/10/2018) kemarin. Ratna menilai, kebohongan itu harus disudahi. Pada Rabu pagi, Ratna memanggil anak-anaknya dan menyampaikan cerita yang sesungguhnya. Ratna meminta maaf kepada seluruh pihak yang terdampak atas kebohongan yang telah dia lakukan. "Saya shalat malam tadi berulang-ulang kali dan tadi pagi saya menyatakan pada diri saya 'stop!'. Saya panggil anak-anak saya, saya minta maaf kepada anak-anak saya dan saya minta maaf kepada orang yang membantu saya di rumah ini. Selama sekian hari ini saya selalu bohongi. Bohong itu merupakan perbuatan yang salah dan saya tidak mempunyai jawaban bagaimana mengatasi kebohongan kecuali mengakui dan memperbaikinya," ujar Ratna. "Mudah-mudahan dengan itu, semua pihak yang terdampak oleh perbuatan saya ini mau menerima bahwa saya hanya manusia biasa. Perempuan yang dikagumi banyak orang itu juga bisa tergelincir," tambah Ratna. Sebelumnya, beredar kabar yang menyebutkan Ratna Sarumpaet dikeroyok di kawasan Bandara Husein Sastranegara, Bandung, pada 21 September 2018 malam, usai menghadiri acara bertaraf internasional. Sejumlah tokoh termasuk calon presiden Prabowo Subianto angkat bicara dan mengecam kejadian itu. Namun, belakangan Ratna mengakui bahwa penganiayaan itu merupakan kebohongan yang telah dia sampaikan kepada publik. Ratna mengatakan, pada tanggal tersebut dia mendatangi rumah sakit bedah untuk melakukan sedot lemak di wajah. Awalnya, kebohongan itu hanya disampikan Ratna kepada keluarganya. Namun, Ratna kemudian menyampaikan hal tersebut kepada sejumlah elit politik hingga foto-foto wajahnya tersebar di media sosial.

Berita 3

Dahnil: Prabowo Perintahkan Pemberhentian Ratna Sarumpaet sebagai Jurkam

Rabu 03 Oktober 2018, 21.22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memberhentikan Ratna Sarumpaet sebagai juru kampanye nasional terkait kabar bohong soal penganiayaan yang ia sampaikan kepada calon presiden Prabowo Subianto. Koordinator Juru Bicara BPN Dahnil Anzar Simanjuntak menuturkan bahwa Prabowo secara langsung memerintahkan pemberhentian Ratna tersebut. "Iya, Pak Prabowo langsung yang memerintahkan pemberhentian," ujar Dahnil kepada Kompas.com, Rabu (3/10/2018) malam. Seperti diketahui, Ratna Sarumpaet merupakan salah juru kampanye nasional pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Dahnil mengatakan, kebohongan Ratna Sarumpaet yang sempat mengaku dianiaya oleh orang tak dikenal merupakan inisiatif dan sikap pribadi. Badan Pemenangan Prabowo-Sandi tak tahu-menahu soal kebohongan yang dikarang oleh Ratna. Menurut Dahnil, Prabowo adalah orang yang selalu berbaik sangka kepada orang lain. Oleh karena itu, begitu mendengar kabar penganiayaan yang dialami Ratna, ia langsung bersikap. Apalagi, Ratna merupakan anggota Badan Pemenangan Nasional Prabowo- Sandiga. "Pak Prabowo, para tokoh, semuanya menjadi korban kebohongan tersebut," ucap Dahnil. Calon presiden Prabowo Subianto dijadwalkan akan memberikan keterangan pers terkait kabar bohong soal penganiayaan salah satu juru kampanye nasional pasangan Prabowo-Sandiaga, Ratna Sarumpaet. Berdasarkan informasi tim media center Badan Pemenangan Nasional, Konferensi pers akan digelar di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018) pukul 21.00 WIB. Kabar Ratna Sarumpaet dianiaya tersiar sejak Selasa kemarin, dan dikonfirmasi oleh sejumlah politisi di kubu Prabowo-Sandi yang sudah bertemu dengan Ratna, bahkan secara khusus menggelar jumpa pers untuk menanggapi kabar penganiayaan tersebut. Namun pada Rabu sore ini, Ratna mengakui bahwa cerita penganiayaan yang dialaminya hanya bohong belaka. Ia meminta maaf ke Prabowo dan semua pihak yang merasa dirugikan. Pengakuan Ratna ini setelah ada penyelidikan dari kepolisian yang tak menemukan bukti adanya penganiayaan Ratna.

Berita 4

Soal Ratna Sarumpaet, Tim Jokowi Imbau Prabowo Minta Maaf ke Publik

Rabu 03 Oktober 2018, 18:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Tim Kampanye Nasional pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto, meminta capres nomor urut 02 Prabowo Subianto meminta maaf atas kebohongan yang dilakukan oleh Ratna Sarumpaet. Hasto menilai, Prabowo harus bertanggung jawab atas kebohongan yang dilakukan oleh salah satu anggota tim pemenangannya itu. "Pak Prabowo sebaiknya meminta maaf ke publik," kata Hasto dalam keterangan tertulisnya, Rabu (3/10/2018). Menurut Hasto, kebohongan Ratna Sarumpaet yang mengaku dianiaya telah menganggu konsentrasi bangsa yang sedang berduka akibat gempa dan tsunami di Palu dan Donggala. "Terlebih, dengan konferensi pers Pak Prabowo yang secara langsung atau tidak langsung telah menuduh Pemerintahan Pak Jokowi dengan kata-kata pengecut, melakukan kekerasaan, bahkan penganiayaan terhadap Ibu-ibu berusia 70 tahun yang memerjuangkan demokrasi dan keadilan," kata Hasto. Hasto menilai Prabowo telah melakukan manipulasi psikologis, bahkan suatu kudeta rasa. Rasa kemanusiaan yang seharusnya untuk korban bencana alam, kata dia, dikudeta menjadi rasa iba ke Ratna Sarumpaet dan tim kampanye Prabowo-Sandi dengan harapan mendapat dukungan elektoral berupa simpati. "Konferensi Pers Pak Prabowo atas rekayasa penganiayaan tersebut sangatlah berbahaya. Bagi kami, ini sudah menyentuh aspek yang fundamental: memerdagangkan kemanusiaan untuk elektoral," kata Hasto. Prabowo Subianto yakin ada motif politik di balik dugaan penganiayaan yang dialami anggota Badan Pemenangan Nasional pasangan Prabowo-Sandiaga Uno, Ratna Sarumpaet. Keyakinan Prabowo tersebut muncul karena tidak ada barang berharga maupun uang Ratna yang hilang pasca-penganiayaan. Selain itu, kata Prabowo, Ratna sempat mengaku ada kalimat ancaman yang dilontarkan oleh pelaku terkait sikap politiknya. "Ya ternyata tidak ada barang yang dicuri, tidak ada uang yang hilang, apalagi kalau bukan proses untuk intimidasi. Saya tidak tanya secara detail tapi ada kata-kata ancaman itu," ujar Prabowo saat memberikan keterangan pers di kediaman pribadinya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2018) malam. Namun, pada Rabu sore ini, Ratna mengakui bahwa cerita penganiayaan yang dialaminya hanya bohong belaka. Ia pun meminta maaf ke Prabowo dan semua pihak yang merasa dirugikan.

Berita 5

Kasus Ratna Sarumpaet Harus Jadi Pelajaran, Terutama bagi Politisi

Rabu 03 Oktober 2018, 18:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus menilai, kebohongan yang dilakukan Ratna Sarumpaet berlawanan dengan semangat kampanye yang disepakati parpol hingga capres-cawapres. Menurut dia, telah terjadi pembohongan publik dan mengusik situasi tenang di tengah masa kampanye. Ia mengatakan, kasu s ini harus menjadi pembelajaran bagi semua pihak, termasuk para politisi. Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus saat ditemui di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Minggu (18/3/2018). Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus saat ditemui di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Minggu (18/3/2018).(KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO) Setelah tersebar kabar Ratna Sarumpaet mengalami penganiayaan, sejumlah politisi turut menyebarkan informasi itu tanpa mengecek kebenarannya. Bahkan, calon presiden Prabowo Subianto langsung memberikan pernyataan pada Selasa (2/10/2018) malam, dan menuding ada motif politik di balik dugaan penganiayaan terhadap anggota badan pemenangannya itu. "Kami harapkan ini juga menjadi pembelajaran kita bersama. Apabila ada berita- berita seperti ini perlu dikroscek, perlu dikonfirmasi, perlu ditanyakan kebenarannya seperti apa," kata Lodewijk, di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Rabu (3/10/2018). "Sehingga kita bisa mengambil langkah dan sikap yang tepat. Dan pada gilirannya tidak menginformasikan yang salah kepada masyarakat yang saat ini membutuhkan suasana tenang dan damai, dan suasana gembira dalam berkampanye," lanjut dia. Ratna Sarumpaet meminta maaf kepada calon presiden Prabowo Subianto terkait kebohongan yang dibuatnya. Ratna mengaku berbohong soal pengakuannya telah mengalami penganiayaan di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, pada 21 September 2018. Ia mengungkapkan hal itu saat menggelar konferensi pers pada Rabu sore.