Perpustakaan.Uns.Ac.Id Digilib.Uns.Ac.Id Commit to User

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Perpustakaan.Uns.Ac.Id Digilib.Uns.Ac.Id Commit to User perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB II GAMBARAN UMUM SURAT KABAR KOMPAS, REPUBLIKA DAN MEDIA INDONESIA Penelitian ini meneliti tiga surat kabar nasional yaitu surat kabar Kompas, Republika dan Media Indonesia terkait sejauh mana pemberitaan tentang kawasan perbatasan Indonesia selama kurun waktu setahun yaitu tahun 2013. Dalam hal ini, peneliti mendapatkan informasi mengenai sejarah tiga surat kabar nasional tersebut dengan mengakses internet dan website dari surat kabar Kompas, Republika, dan Media Indonesia, serta informasi yang tercetak di masing-masing surat kabar tersebut. A. Deskripsi Surat Kabar Kompas Berdasarkan hasil penelusuran yang didapatkan oleh peneliti dari website surat kabar Kompas yaitu http://www.kompas.com dan http://www.kompasprint.com serta informasi yang tercetak di surat kabar Kompas, berikut adalah profil dan gambaran umum dari surat kabar Kompas. 1. Sejarah Singkat Harian Kompas didirikan oleh Jacob Oetama dan Auwjong Peng Koen atau yang biasa disebut PK Ojong di Jakarta (Mardana, 2005 : 67). Pada waktu itu kondisi negara dalam masa tidak menentu karena gerakan PKI (Partai Komunis Indonesia) terlanjur mendominasi. Pemerintah di bawah kepemimpinan Soekarno dalam keadaan nyaris terhimpit. Koran- commit to user 50 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 51 koran yang beredar isinya syarat akan misi PKI. Hal ini menciptakan suasana timpang informasi, karena semua berita mendukung gerakan PKI yang berniat menguasai NKRI. Sedangkan pemerintah pun tidak berdaya menghadapi situasi semacam ini. Adalah kelompok dari partai yang menyadari adanya ketimpangan tersebut. Partai ini kemudian berupata menerbitkan sebuah surat kabar dengan mengetengahkan berita yang seimbang dan meng-counter ideologi komunis sekaligus menyuarakan kepentingan partai. Surat kabar inilah yang menjadi cikal bakal Harian Kompas. Adapun tujuan pendirian Harian Kompas itu sendiri adalah sebagai pedoman untuk menentukan arah bagi masyarakat pembacanya dalam menempuh kehidupan yang majemuk dengan mengemban itikad baik untuk mendengarkan nurani mereka. Sebelum penerbitan perdana Kompas, Partai Katholik terlebih dahulu melahirkan suatu upaya dengan mengajukan perijinan untuk membuat surat Militer), sebuah institusi militer yang saat itu memberikan kewenangan atas perijinan penerbitan pers. Namun upaya ini gagal karena proposal yang diajukan tidak dikabulkan akibat adanya intervensi PKI dalam institusi elit ini. Upaya selanjutnya adalah dengan melakukan kerjasama dengan Jacoeb Oetama dan PK Ojong untuk melancarkan terbitnya koran yang nama yayasan yang menaungi Jacoeb Oetama dan PK Ojong). Namun sesuai dengan ususlan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 52 menjadi PT. Kompas Media Nusantara). Maka sejak 2 Juni 1965, harian Kompas secara resmi menjadi salah satu surat kabar yang terbit secara teratur mengimbangi surat bermisi komunis, yaitu Harian Rakyat. Dala hal ini PK Ojong sebagai pemimpin umum dan Jacob Oetama sebagai pemimpin redaksi. Pada awal terbit, Kompas belum memiliki kantor sendiri, melainkan masih menumpang di kantor redaksi Intisari yang berkantor di percetakan PT Kinta, Jl. Pintu besar 86-88 Jakarta. Kompas saat itu dicetak di percetakan PN. Eka Grafika yang beralamat di Jl. Kramat Raya, Jakarta. Namun, dalam perkembangannya manajemen Kompas memutuskan untuk pindah tempat percetakan dengan tujuan memperbaiki kualitas cetakan yang lebih baik. Melalui cetakan Masa Merdeka, ada peningkatan kualitas cetakan yang juga berpengaruh terhadap peningkatan tiras Kompas dua kali lipat, dari 4800 eksemplar menjadi 8003 eksemplar. Namun kondisi tersebut tidak lama, karena kondisi politik yang sedang mengalami pergolakan dengan terjadinya G30S PKI atau Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia tahun 1965. Peristiwa ini menyebabkan dibekukannya beberapa media massa cetak, termasuk Kompas. Saat itu hanya tiga harian surat kabar yang diijinkan terbit, yaitu Berita Yudha, Pemberitaan Angkatan Bersenjata, dan LKBN Antara. Baru pada tanggal 6 Oktober 1965, Kompas diijinkan terbut kembali. Setelah pembredelan, oplah Kompas mengalami kenaikan, yaitu menjadi 26.268 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 53 eksemplar, hal ini karena Kompas berpindah cetakan ke PT Kinta, salah satu percetakan terbaik waktu itu. Sering dengan perkembangan yang terus mengalami peningkatan, memicu keinginan untuk memiliki mesin cetak sendiri. Adanya mesin cetak milik sendiri akan memudahkan dan memperlancar pelayanan terhadap konsumen dalam hal pemberian informasi. Oleh karenanya, Kompas mengajukan permohonan kredit ke Bank Pemerintah untuk menambah modal. Pada tahun 1972, permohonan kredit dikabulkan oleh Bank, tepatnya tanggal 25 November 1972 berdirilah percetakan Gramedia yang beralamat di Jl. Palmerah Selatan, Jakarta. Secara bertahap kegiatan redaksional Kompas mulai bisa disatukan di komplek Palmerah, Jakarta Pusat, walaupun kegiatan administrasinya masih dilakukan di gedung Perintis, Jakarta Barat. Dalam rangka peningkatan kepercayaan pada relasi, pemasang iklan, pembaca, dan pelanggan, Kompas melakukan pendataan yang diaudit oleh akuntan publik Drs. Utomo dan Mulia. Tujuan menyewa akuntak publik adalah untuk menggaet pasar iklan, dan juga dipakai untuk mengembangkan sirkulasi dan isinya. Selain itu, strategi pemasaran akan dapat ditangani dengan lebih matang, efektif, dan efisien. Kemudian pada tahun 1978, Kompas resmi menjadi anggota Audit Beaureus of Circulation di Sidney, Australia. Lembaga internasional ini dibentuk bersama oleh penerbit, pemasang iklan dan biro iklan untuk menyiarkan angka sirkulasi anggotanya commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 54 sesuai fakta di lapangan. Sampai sekarang Kompas adalah harian satu- satunya di Indonesia yang menjadi anggota lembaga tersebut. Hal ini memberikan kebanggaan tersendiri bagi Kompas di mata dunia persuratkabaran nasional dan internasional. Pada pertengahan tahun 1978, Kompas sempat mengalami pelarangan terbit bersama 5 koran ibukota lainnya sebagai sanksi atas pelanggaran rambu-rambu pemerintah. Setelah beberapa bulan tidak terbit, pada bulan September 1978 Kompas diperbolehkan terbit lagi. Kompas terbit dengan format baru, yaitu terbit 7 kali seminggu dengan diterbitkannya Kompas edisi Minggu. Pada saat itu surat kabar umumnya hanya terbit 6 kali seminggu karena hari Minggu libur. Pada tanggal 31 Mei 1980, PK Ojong salah satu pendiri Kompas meninggal dunia. Kepemimpinan Kompas kemudian dipegang oleh Jacob Oetama sebagai pemimpin umum hingga sekarang. Dengan lahirnya Undang-Undang Pokok Pers 1982, dan diberlakukannya Surat Ijin Usaha Penerbitan Pers (SIUP), semua penerbitan di Indonesia diwajibkan berbadan hukum. Hal ini semakin memperkuat Kompas, yang kemudian penerbitannya segera dialihkan dari Yayasan Bentara Rakyat ke PT. Kompas Media Nusantara. Oplah Kompas selalu meningkat dari tahun ke tahun, dan dapat dikatakan semakin berkembang pesat. Tiras dan sirkulasi Kompas setiap tahun juga selalu mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan Kompas commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 55 telah memiliki sistem percetakan yang canggih sehingga dapat menjangkau setiap daerah. Pada edisi perdana, Kompas hanya menerbitkan 4.800 eksemplar dan pada tahun 1990, kwartal pertama oplah Kompas sudah mencapai 526.611 eksemplar per hari. Menurut The Audit Bureau of Circulation, distribusi Kompas terbanyak berada di DKI Jakarta dan sekitarnya yaitu sekitar 249.004 eksemplar, kemudian wilayah Sumatra sebanyak 64.852 eksemplar, Jawa Barat sebanyak 61.272 eksemplar, Jawa Tengah sebanyak 45.584 eksemplar, Indonesia Timur sebanyak 36.880 eksemplar, Kalimantan sebanyak 17.910 eksemplar, Jawa Timur sebanyak 16. 518 eksemplar dan eceran di luar Jakarta sebanyak 31.591 eksemplar. Dalam perkembangannya, Harian Kompas terus melakukan upaya berbenah diri sehingga mengalami kemajuan yang pesat dalam hal pemberitaan, perwajahan koran maupun dalam pemasukan iklan. Hal ini juga tidak terlepas dari dukungan perkembangan teknologi fotografi, komputerm percetakan dan internet. Kompas juga terus berupata melakukan perbaikan manajemen dan berani melakukan transformasi untuk menghadirkan perubahan ke arah yang lebih baik. Hal inilah yang menyebabkan Kompas mampu bertahan sampai sekarang dengan perolehan oplah yang tinggi. Harian Kompas juga dikenal memiliki sumber daya manusia yang tangguh dan kompetitif. Selain itu iklim demokratis dan kebebasan mengemukakan pendapat juga semakin meneguhkan eksistensi commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 56 2. Visi Misi a. Visi Visi surat kabar merupakan dasar, pedoman, dan ukuran penentuan kebijakan editorial dalam menentukan kejadian / peristiwa yang dianggap penting oleh surat kabar untuk dipilih menjadi sebuah berita maupun bahan komentar. Visi pokok yang dijabarkan menjadi kebijakan redaksional juga menjadi visi serta nilai dasar yang dihayati bersama oleh para wartawan yang bekerja pada surat kabar. institusi yang memberikan pencerahan bagi perkembangan masyarakat Indonesia yang demokratis, bermartabat, serta Visi Kompas adalah manusia dan kemanusiaan. Oleh karena itu manusia dan kemanusiaan senantiasa disuahakan menjadi nafas pemberitaan dan komentarnya. Hal ini mendorong Kompas selalu berusaha peka terhadap nasib manusia. Apabila manusia dan kemanusiaan menjadi faktor sentral dalam pemberitaan maupun komentar, nilai-nilai itu akan memberi makna, kekayaan, dan warna dalam produk jurnalistiknya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 57 b. Misi Misi yang diemban Harian Kompas adalah mengasah
Recommended publications
  • Bab Iii Profile Surat Kabar Harian Lampung Post
    27 BAB III PROFILE SURAT KABAR HARIAN LAMPUNG POST A. Sejarah Umum Lampung Post Lampung Post berdiri sejak tanggal 17 Juli 1974 dan terbit perdana tanggal 10 Agustus 1974 di bawah manajemen PT Masa Kini Mandiri. Berdasarkan keputusan menteri penerangan republik Indonesia No. 0148/SK/DIRJEN/PG/SIT/1974 pada tanggal 17 Juli 1974. Kemudian untukmemperoleh izin usaha pemerbit pers (SIUPP) sesuai dengan undang-undang no.21 tahun 1928, yang menyebutkan bahwa penerbit pers yang berbentuk badanhukum, maka yayasan masa kini dihadapan notaris Imron Maruf, S.H. dirubahbentuknya menjadi PT. Masa Kini Mandiri, dengan akta no. 144 tanggal 28september 1985. Pada tanggal 15 April 1986, berdasarkan surat keputusan menteripenerangan Republik Indonesia no. 150/SK/MENPEN/SIUPP/A7/1986 PT. Masa Kini Mandiri baru mendapatkan SIUPP. Surat izin usaha penerbitan pers tersebutmerupakan landasan hukum bagi PT. Masa Kini Mandiri sebagai penerbit SuratKabar Harian Umun Lampung Post.1 Lampung Post pertama terbit dalam bentuk tabloid dengan 4 halaman. Sejakbergabung Media Group, Lampung Post berkembang sampai 20 halaman. Pendirian Surat Kabar Harian Lampung Post diawali dengan adanya himbauan dari materi penerangan ( Menpen ) Mashuri pada tahun 1974. 1 Dokumentasi Pra Survei, Lampung Post, 01 November 2015 28 Surat Kabar Harian Umum Lampung Post sebagai koran pertama dantepercaya di Lampung yang pada tanggal 09 Agustus 2015 kemarin genap berusia 41 tahun, telah menunjukan tingkat kematangan dan mampu melahirkan produk informasi yang jujur, berkualitas dan di butuhkan sebagai media dengan reputasi tertinggi dan tetap menjadi tumpuan pemuasan informasi, walaupun kini telah hadir beberapa surat kabar sejenis yang hadir di daerah Lampung tapi Surat Kabar Harian Umum Lampung Post tetap memberikan sajian yang bermutu kepada pembaca, tapi perlu diketahui dengan hadirnya surat kabar yang hadir di daerah Lampung otomatis ini akan memepengaruhi tingkat pendapatan jumlah penjualan surat kabar begitu juga dengan pendapatan jumlah pemasangan iklan.
    [Show full text]
  • Tantangan Dari Dalam : Otonomi Redaksi Di 4 Media Cetak Nasional ; Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, Republika
    Tantangan dari Dalam Otonomi Redaksi di 4 Media Cetak Nasional: Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, Republika Penulis : Anett Keller Jakarta, 2009 i Tantangan dari Dalam TANTANGAN DARI DALAM Otonomi Redaksi di 4 Media Cetak Nasional: Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, Republika Diterbitkan Oleh: Friedrich Ebert Stiftung (FES) Indonesia Office ISBN: xxx Penulis: Anett Keller Design Cover : Arganta Arter Dicetak oleh : CV Dunia Printing Selaras (d’print comm) Edisi Pertama, Agustus 2009 Dilarang memperbanyak atau mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari FES Indonesia Office ii Daftar Isi Daftar Isi ........................................................................... iii Kata Pengantar Penulis .................................................... vi Kata Pengantar Direktur Perwakilan Friedrich Ebert Stiftung Indonesia ................................................................ xiii Kata Pengantar Direktur Eksekutif Lembaga Studi Pers xvii & Pembangunan ................................................................ Tentang Penulis .................................................................... xxiii Tentang Friedrich Ebert Stiftung (FES) ............................ xxiv Abstraksi ........................................................................... xxv Satu Pendahuluan 1. Pendahuluan ……………………………………..... 1 Dua Latar Belakang Teori 2. Latar Belakang Teori .............................................. 5 2.1. Pasar versus Kewajiban Umum .............. 5 2.2. Tekanan
    [Show full text]
  • Analisis Isi Tajuk Rencana Media Massa Cetak Harian Kompas Tentang Masalah-Masalah Aktual Pendidikan
    e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016) ANALISIS ISI TAJUK RENCANA MEDIA MASSA CETAK HARIAN KOMPAS TENTANG MASALAH-MASALAH AKTUAL PENDIDIKAN Ahmad Faisol Mansur1, I Wayan Romi Sudhita2, I Komang Sudarma3 1,2,3 Jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: {[email protected], [email protected], [email protected]} ABSTRAK Media Massa sebagai salah satu sumber belajar masyarakat seharusnya dapat menyajikan informasi aktual dalam dunia pendidikan, akan tetapi kenyataannya sebagian media massa di Indonesia masih rendah perhatiannya dalam menyikapi masalah pendidikan. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui tingkat perhatian media massa cetak harian Kompas terhadap permasalahan aktual pendidikan, (2) mengetahui struktur penulisan tajuk rencana media massa cetak harian Kompas dalam memaparkan masalah-masalah aktual pendidikan, (3) mengetahui jenis permasalahan aktual pendidikan yang menjadi perhatian media massa cetak harian Kompas. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh tajuk rencana harian Kompas. Sampel penelitian ini menggunakan teknik quota sampling yang berupa tajuk rencana yang terbit dalam rentangan Februari hingga April 2016. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah (1) tingkat perhatian media massa cetak harian Kompas
    [Show full text]
  • Kebijakan Redaksional Surat Kabar Media Indonesia Dalam Penulisan Editorial
    KEBIJAKAN REDAKSIONAL SURAT KABAR MEDIA INDONESIA DALAM PENULISAN EDITORIAL Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : Nurhasanah NIM : 107051102535 KONSENTRASI JURNALISTIK JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti karya ini hasil jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 14 Februari 2011 Nurhasanah KEBIJAKAN REDAKSIONAL SURAT KABAR MEDIA INDONESIA DALAM PENULISAN EDITORIAL Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : Nurhasanah NIM : 107051102535 Pembimbing, Drs. Jumroni, M.Si NIP : 19630515 199203 1 006 KONSENTRASI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M ABSTRAK Nurhasanah Kebijakan Redaksional Surat Kabar Media Indonesia dalam Penulisan Editorial Kebijakan redaksi merupakan dasar pertimbangan yang menjadi acuan sikap media terhadap suatu peristiwa. Di mana kebijakan tersebut biasanya tertuang dalam bentuk editorial atau tajuk rencana. Isi dari editorial dapat mencerminkan visi misi serta ideologi dari media bersangkutan. Editorial Media Indonesia, tentunya memiliki kebijakan redaksi tersendiri, yang menjadi pembeda antara rubrik lain pada media tersebut, ataupun rubrik sejenis pada media lain.
    [Show full text]
  • The League of Thirteen Media Concentration in Indonesia
    THE LEAGUE OF THIRTEEN MEDIA CONCENTRATION IN INDONESIA author: MERLYNA LIM published jointly by: PARTICIPATORY MEDIA LAB AT ARIZONA STATE UNIVERSITY & 2012 The league of thirteen: Media concentration in Indonesia Published jointly in 2012 by Participatory Media LaB Arizona State University Tempe, Arizona United States & The Ford Foundation This report is Based on the research funded By the Ford Foundation Indonesia Office. This work is licensed under a Creative Commons AttriBution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License How to cite this report: Lim, M. 2012. The League of Thirteen: Media Concentration in Indonesia. Research report. Tempe, AZ: Participatory Media LaB at Arizona State University. AvailaBle online at: http://www.puBlic.asu.edu/~mlim4/files/Lim_IndoMediaOwnership_2012.pdf. THE LEAGUE OF THIRTEEN: MEDIA CONCENTRATION IN INDONESIA By Merlyna Lim1 The demise of the Suharto era in 1998 produced several positive developments for media democratization in Indonesia. The Department of Information, once led By the infamous Minister Harmoko was aBandoned, followed By several major deregulations that changed the media landscape dramatically. From 1998 to 2002, over 1200 new print media, more than 900 new commercial radio and five new commercial television licenses were issued. Over the years, however, Indonesian media went ‘Back to Business’ again. Corporate interests took over and continues to dominate the current Indonesian media landscape. MEDIA OWNERSHIP From Figure 1 we can see that the media landscape in Indonesia is dominated By only 13 groups: the state (with public status) and 12 other commercial entities. There are 12 media groups (see Table 1) have control over 100% of national commercial television shares (10 out of 10 stations).
    [Show full text]
  • Wharton Media Report Global Alumni Forum 2012 Jakarta, Indonesia
    Communications Office 319 Steinberg-Dietrich Hall Wharton School 3620 Locust Walk University of Pennsylvania Philadelphia, PA 19104 www.wharton.upenn.edu 215. 898.4159 phone 215. 898.1883 fax www.wharton.upenn.edu ! 1 Media Report Wharton Global Alumni Forum Indonesia, ASEAN and the World: Concentric Circles of Growth June 22-23, 2012 Jakarta, Indonesia 2 Table of Contents Executive Summary ...................................................................................................................................... 2 Press Attendance .......................................................................................................................................... 3 Images ................................................................................................................................................... 4 Press Conference List ............................................................................................................................ 5 Press Conference Logistics .................................................................................................................... 6 Press Release ........................................................................................................................................ 7 Media Coverage............................................................................................................................................ 9 Reach Report .....................................................................................................................................
    [Show full text]
  • Power in Indonesia: Investment and Taxation Guide 5 Term Definition
    Power In Indonesia Investment and Taxation Guide November 2018, 6th Edition Extensively revised and updated, including new 2018 regulations www.pwc.com/id Photo source : PT Vale Indonesia Tbk Cover photo courtesy of: UPC Sidrap Bayu Energi DISCLAIMER: This publication has been prepared for general guidance on matters of interest only, and does not constitute professional advice. You should not act upon the information contained in this publication without obtaining specific professional advice. No representation or warranty (express or implied) is given as to the accuracy or completeness of the information contained in this publication, and, to the extent permitted by law, KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan, PT Prima Wahana Caraka, PT PricewaterhouseCoopers Indonesia Advisory, PT PricewaterhouseCoopers Consulting Indonesia, or Melli Darsa & Co., Advocates & Legal Consultants, its members, employees, and agents do not accept or assume any liability, responsibility, or duty of care for any consequences of you or anyone else acting, or refraining to act, in reliance upon the information contained in this publication or for any decision based on it. NOTE: Totals in tables and charts may not add due to rounding differences. Regulatory information is current to 31 August 2018. Contents Glossary 4 Foreword 8 1 Overview of the Indonesian Power Sector 12 2 Legal and Regulatory Framework 34 3 IPP Investment in Indonesia 58 4 Conventional Energy 82 5 Renewable Energy 108 6 Taxation Considerations 144 7 Accounting Considerations 160 Appendices
    [Show full text]
  • The Influence of Politicians on Television Content in Post
    Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Volume 20, Issue 3, March 2017 Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Volume 20, Issue 3, March 2017 (204-220) ISSN 1410-4946 (Print), 2502-7883 (Online) The Infl uence of Politicians on Television Content in Post-Authoritarian Indonesia Morissan• Abstract The downfall of the last authoritarian ruler in May 1998 marked the beginning of the transition to democracy in Indonesia. Before 1998, the autocratic government fi rmly monitored media content for decades. With the current broadcast liberalization, Indonesian televisions can produce almost any kind of program contents. However, a question arises, who actually controls television content in the era of liberalization? How do political and economic factors infl uence television workers in shaping content? This empirical research intends to focus on the infl uence politicians have on television program content in four elections in post-authoritarian Indonesia. The research question is: how do politicians infl uence television workers in shaping their content? The question needs a qualitative descriptive answer from various sources, including interviews with around 100 television workers in the 10 largest TV stations, participant observations, documents, television reports, and other data sources. Research fi ndings reveal that the relationship between politicians and television intensifi ed ahead and during political campaigns. Most television stations had conducted a relatively fair and nonpartisan coverage of the 2004 and 2009 election, but unfair and partisan in the 1999 and 2014 elections. Keywords: politicians; television; elections; post-authoritarian; Indonesia. Abstrak Terjatuhnya rezim otoriter pada bulan Mei 1998 menandai dimulainya transisi menuju demokrasi di Indonesia. Sebelum tahun 1998, pemerintah otokratis memonitor konten media selama beberapa dekade.
    [Show full text]
  • Media and the Vulnerable in Indonesia
    Media and the vulnerable in Indonesia: Accounts from the margins Report Series Engaging Media, Empowering Society: Assessing Media Policy and Governance in Indonesia through the Lens of Citizens’ Rights Oleh A joint research project of Yanuar Nugroho Leonardus K. Nugraha Shita Laksmi Mirta Amalia Dinita Andriani Putri Supported by Dwitri Amalia Media and the vulnerable in Indonesia: Accounts from the margins. Published in Indonesia in 2013 by Centre for Innovation Policy and Governance Jl. Siaga Raya (Siaga Baru), Komp BAPPENAS No 43. Pejaten Barat, Pasar Minggu , Jakarta Selatan 12130 Indonesia. www.cipg.or.id Cover designed by FOSTROM (www.fostrom.com); all rights reserved. Except where otherwise noted, content on this report is licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 License Some rights reserved. How to cite this report: (Nugroho, et al., 2012) - Nugroho, Y., Nugraha, LK., Laksmi, S., Amalia, M., Putri, DA., Amalia, D., 2012. Media and the vulnerable in Indonesia: Accounts from the margins. Report Series. Engaging Media, Empowering Society: Assessing media policy and governance in Indonesia through the lens of citizens’ rights. Research collaboration of Centre for Innovation Policy and Governance and HIVOS Regional Office Southeast Asia, funded by Ford Foundation. Jakarta: CIPG and HIVOS. Centre for Innovation Policy and Governance i Media and the vulnerable in Indonesia: Accounts from the margins Acknowledgements The research was funded by the Ford Foundation Indonesia Office and undertaken by the Centre for Innovation Policy and Governance (CIPG), Jakarta and HIVOS Regional Office Southeast Asia Principal Investigator : Dr. Yanuar Nugroho, University of Manchester Co-investigator (CIPG), Coordinator : Mirta Amalia Co-investigator (HIVOS) : Shita Laksmi Researchers (CIPG) : Leonardus Kristianto Nugraha Dinita Andriani Putri Dwitri Amalia Academic Advisors : Dr.
    [Show full text]
  • Indonesia Media and Telecoms Landscape Guide November 2012
    1 Indonesia Media and Telecoms Landscape Guide November 2012 2 Index Introduction…………………………………………………………….……….3 Media overview……………………………………………………………….16 Media groups………………………………………………………………….30 Radio overview………………………………………………………………..39 Radio networks………………………………………………….…………….44 Television overview……………………………………………….…………..66 Television networks…………………………………………………………...74 Print overview………………………………………………………………….98 Newspapers…………………………………………………………………..103 Magazines…………………………………………………………………….121 Online media………………………………………………………………….124 News weBsites………………………………………………………………..128 Traditional and informal channels of communication……………………..131 Media resources………………………………………………………………133 Telecoms overview…………………………………………………………...141 Telecoms companies…………………………………………………………145 3 Introduction Indonesia is the largest and most populous country in Southeast Asia. It has become an economic and political powerhouse in the region, with a growing international profile. This chain of more than 6,000 inhabited islands had an estimated population of 242 million people in 2011, according to the World Bank. More than half the population lives on the island of Java, where the capital Jakarta is situated. This large island of 140 million people is one of the most densely populated places on earth. The overthrow of President Suharto in 1998 ended six decades of authoritarian rule. It ushered in a new era of democracy, freedom of speech and economic prosperity. The local media has blossomed in this environment. Over 1,500 private radio stations and more than
    [Show full text]
  • THE INFLUENCE of MASS MEDIA in POLITICAL CHANGE in INDONESIA Mukrimin Abstraksi A. PENDAHULUAN the Mass Media, Both Printed
    THE INFLUENCE OF MASS MEDIA IN POLITICAL CHANGE IN INDONESIA Mukrimin Abstraksi Artikel ini memetakan perkembangan media massa di Indonesia. Analisa difokuskan pada peran media massa dalam menentukan proses politik di Indonesia. Argumen yang dibangun dalam tulisan adalah media massa mengalami perubahan yang cukup signifikan, akan tetapi media bukanlah „pemain utama‟ dalam perubahan politik itu. Namun, media massa memberikan kontribusi penting pada perkembangan politik di Indonesia. Key word: mass media, politics, political change, Indonesia. A. PENDAHULUAN The mass media, both printed and electronic, is sometimes described as pillar of democracy. In the post- Suharto regime, the mass media in Indonesia have undergone a profound, even radical change. From being largely repressed, censored, and psychologically battered, it became relatively unrestrained and free. This paper, however, does not investigate in „inside‟ the media industry itself, rather it is attempted to evaluate the contribution of the mass media on political change in Indonesia. In this paper, the writer will focus on answering these questions: (a) what are the roles of the mass media on political behavior? (b) to what extent the media were/are contributing factor in Indonesian political change? The first part of the essay provides a general discussion of Indonesia‟s mass media landscape. The historical development of mass media is outlined in some details. In the second part, how the mass media influence the political change in Indonesia - is described. Finally, this essay will be ended in a conclusion and a projection of the general election 2009 in a very brief description in Indonesia. B. PEMBAHASAN B.1. INDONESIA’S MASS MEDIA Indonesia has been undergoing a remarkable change in terms of social, political, and cultural over the last three decades.
    [Show full text]
  • NETRALITAS MEDIA MASSA HARIAN LAMPUNG POST PADA PILPRES TAHUN 2019 DI KOTA BANDAR LAMPUNG Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tuga
    NETRALITAS MEDIA MASSA HARIAN LAMPUNG POST PADA PILPRES TAHUN 2019 DI KOTA BANDAR LAMPUNG Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S.Sos Disusun Oleh: SANDRA WIJAYA NPM (1531040104) Pemikiran Politik Islam FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA UIN RADEN INTAN LAMPUNG 2019 M/1441 H 2 ABSTRAK NETRALITAS HARIAN LAMPUNG POST PADA PILPRES TAHUN 2019 DI KOTA BANDAR LAMPUNG OLEH SANDRA WIJAYA Netralitas Lampung Post bertujuan untuk melaksanakan fungsi pemberitaan harus bersifat netral,baik pemberitahuan sosial,hiburan terutama pada pemberitahuan politik daerah maupun nasional.netralitas Lampung Post selalu menjadi bahan perdebatan tiap kali berlangsung kontestasi politik, kecuali dalam pemilihan pilpres 2019. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana netralitas Lampung Post dalam pemilihan presiden 2019 di Kota Bandar Lampung?. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui netralitas Lampung Post dalam Pemilihan Presiden 2019 di Kota Bandar Lampung. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif (kualitatif) yang bertujuan untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta fakta, sifat sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa netralitas Lampung Post terhadap berita Politik di Indonesia, Lampung Post kurang netral dalam pemberitaan yang Lampung Post sajikan, walaupun dalam hal ini Lampung Post memberitakan sesuai dengan fakta yang ada di lapangan dan berasal dari sumber-sumber yang
    [Show full text]