PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA ABAD KE-19: Menelisik Serpihan Pemikiran Sayyid Usman

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA ABAD KE-19: Menelisik Serpihan Pemikiran Sayyid Usman IslamiMah: Journal of Islamic Social Sciences 9ol. 1, 1o. 2 (2020), pp. 199-218, Doi : 10.30821/islamiMah.v1i2.7364 3E0BAR8A1 3E1D,D,.A1 IS/A0 D, ,1D21ES,A ABAD .E-19: MenelisiN Serpihan 3emiNiran Sayyid 8sman Radinal 0uNhtar Harahap SeNolah Tinggi ,lmu TarEiyah Ar-Raudlatul Hasanah -l. Setia Budi, Simpang Selayang, 0edan, Sumatera 8tara, 20135 e-mail: radinalmuNhtarhrp#gmail.com AEstract: The Renewal of ,slamic Education in the 19th Century ,ndonesia: Exploring Sayyid 8sman‘s Thoughts. This article aims to uncover Sayyid 8sman's educational reform movement in the field of ,slamic education. Based on the method of content analysis of availaEle sources, this article proposes that the idea of the renewal of Sayyid 8sman is contained in his EooN entitled ÆdkE al-,nskn. This EooN contains a strong reflection on the Easic aEility of the adaptation attitude of the author who for the context at that time faced the Dutch Colonial government which was discriminatory against ,slamic education. The attitude of adaptation shown Ey Sayyid 8sman is in accordance with the theory of intercultural communication arranged in five factors: personal communication, internal communication of one culture, internal communication of different cultures, cultural acceptance and Eehavioral tendencies. This study shows that renewal is inseparaEle from adaptation sNills with a solid scientific Easis. ,t also reinforces the view that renewal is very closely linNed to the wealth of intellectual traditions as shown Ey Sayyid 8sman. .eywords: ulama, 1usantara, ,slamic education, ÆdkE al-,nskn, Sayyid 8sman 199 ,slamiMah: -ournal of ,slamic Social Sciences, 9olume 1, 1umEer 2, 0ay 2020: 199-218 0•§°®¨° 3ara pemerhati ,slam 0elayu-,ndonesia punya penilaian Eeragam atas apa yang mereNa temuNan di wilayah terseEut, EaiN terNait wacana maupun yang EerhuEungan dengan praNtiN Neagamaan di masyaraNat. Bagi yang mengapresiasi, ia dinyataNan memiliNi NeNuatan Eerdaya nilai tinggi seNaligus penariN minat EanyaN peneliti Narena menggamEarNan seEuah respons, Nreasi dan interaNsi yang Nuat seNaligus mendalam sehingga terformula darinya NeNhasan ,slam yang uniN dan Eerharga (EicNelman, 2007). Bagi yang mengNritiN, ia dinyataNan terlalu lunaN dalam mengaNomodir Nepercayaan ataupun tradisi-tradisi loNal sehingga yang muncul adalah coraN ,slam yang sinNretiN dan tidaN lagi murni EahNan terlepas dari arus utama Timur Tengah yang menMadi pusatnya (Geertz, 1976). RicNlefs (1979) EahNan secara tegas menyataNan Eahwa ,slam yang ada di Nawasan ini EuNan ,slam yang seEenarnya. 3andangan Fathurrahman (2001), mengenai itu, menariN untuN dicermati, yaitu NetiNa dirinya mengNaMi EuNu ,slam and the 0alay-,ndonesia :orld Narya 3eter Riddel, dan menyimpulNan Eahwa ilustrasi lapangan yang mengemuNa adalah EentuN NeNayaan tradisi inteleNtual Islam yang terMadi, yang mampu Eeradaptasi dan dapat melaNuNan pemEaharuan dalam tampilan luarnya (h. 207). Dalam Eidang pendidiNan ,slam, adaptasi dan pemEaruan terlihat saat penyelenggaraannya yang selama ini ada di ruang nyata dipindahNan Ne dunia maya lewat EerEagai apliNasinya. SeEagai contoh adalah yang diseEut -azuli (2020) terNait Nondisi pondoN pesantren. /emEaga itu meliEurNan Negiatan EelaMar-mengaMar dan memEeri Nesempatan para santri pulang Ne Nampung halamannya untuN Nemudian menMalin silaturahmi dan inteleNtual dengan memanfaatNan media sosial. 3ara Niai NharismatiN, dengan Eegitu, menyelenggaraNan pengaMian online, memEacaNan NitaE-NitaE Nuning dan mengNaMinya secara live streaming. .ritiNnya Nemudian adalah Eahwa —…Nenyataan tidaN seEanding dengan harapan. 3ara Niai dan gus yang tampaN NharismatiN di pondoN pesantren itu seaNan Nehilangan aura mitis dan tidaN lagi gagah di dunia maya… Kegagahan Nultural selama ini tampaN runtuh EerNeping, terEuNti setelah ada penelusuran MeMaN digital yang memperlihatNan pengaMian online mereNa sepi peminat.“ 200 3emEaruan 3endidiNan ,slam di ,ndonesia: ... (Radinal) .enyataan terseEut tentu menMadi masalah yang perlu untuN dipiNirNan solusinya. 1amun, secara leEih mendasar, perlu Muga diNaMi argumentasi siNap adaptasi yang dilaNuNan para ulama terseEut. ApaNah hanya seNadar mengiNuti trend yang saat ini memang EerNemEang atauNah dilatarEelaNangi pertimEangan lain yang leEih Nuat dari seNadar terma iNut-iNutan. Data seMarah dalam hal ini perlu digali untuN mendapatNan pelaMaran, merenungNan signifiNansi atau merumusNan relevansi seEagaimana diistilahNan Asari (2006) seEagai ”iErah seMarah dengan catatan tanpa harus terMeEaN dalam nuansa nostalgia masa lalu dan mengira itu merupaNan Mimat serEaguna yang dapat dipergunaNan dalam Nondisi apapun. Secara ilustratif dinyataNannya, —-iNa peradaEan ,slam diiEaratNan seEuah pohon, maNa taN tertutup NemungNinan Eahwa daunnya yang layu dan rantingnya yang meranggas adalah Narena aNarnya yang Nurang terurus“ (h. vii). Studi ini mengNaMi geraNan pemEaruan pendidiNan yang dilaNuNan Sayyid 8sman (1238-1332 H/1822-1914 0), seorang ulama yang menurut Azra (2002) adalah sosoN ulama terNemuNa di aEad Ne-19 dan awal Ne-20 (h. 138). Hasil yang ditemuNan dari Negiatan tergolong penelitian NepustaNaan ini diharapNan mampu menguraiNan geraNan pemEaruan Sayyid 8sman dalam EentuN —adaptasi pendidiNan“ yang untuN NonteNs saat itu Eerhadapan dengan pemerintah .olonial Belanda yang disNriminatif terhadap pendidiNan ,slam. SiNap adaptasi yang ditunMuNNan ulama Muga diperluNan guna menelaah ulang ± untuN menyeEutnya Muga seEagai NritiN inhern œ atas anggapan yang menyataNan Eahwa pendidiNan ,slam itu Eersifat normatif dan harus diselenggaraNan sesuai dengan daerah asal ,slam yaitu AraE. AEdullah (1996) menyataNan, —rumusan yang memperlihatNan sisi dinamis dari pendidiNan ,slam aNan dapat mematahNan anggapan yang selama ini cenderung menilai pendidiNan ,slam itu rigid atau ”sangat normatif‘ sehingga seaNan-aNan pendidiNan yang dilaNuNan di ,ndonesia harus pula sama dengan pendidiNan yang ada di AraE“. Format yang disaMiNan adalah mendesNripsiNan terleEih dahulu gamEaran umum nasNah ÆdkE al-,nskn untuN kemudian mendisNusiNan bentuN adaptasi yang telah dilaNuNan Sayyid 8sman dalam menyelenggaraNan pendidiNan di zamannya dengan memEeri beEerapa catatan-catatan ringNas atas pelaNsanaan yang terMadi. 3ada Eagian aNhir, direfleNsiNan gamEaran yang diperoleh untuN 201 ,slamiMah: -ournal of ,slamic Social Sciences, 9olume 1, 1umEer 2, 0ay 2020: 199-218 mendapatNan relevansi atas Nondisi yang terMadi dalam NonteNs NeNinian. 0engenai Eiografi lengNap toNoh yang diEahas; ataupun daftar Narangannya, dapat meruMuN pada dua Narya anaN Sayyid 8sman, yaitu Sluh Zamkn (AEdullah) dan HiNkykt 4amar Al-Zamkn (Alwi) atau Narya peneliti asal Belanda EerMudul ,slam, Colonialism and The Modern Age in the Netherlands East ,ndies: A Biography of Sayyid ”8thman (1822œ1914) (.aptein, 2014), Muga dua artiNel EerNala penulis lainnya (Harahap, 2019a, 2019b), dan Muga :arisan ,nteleNtual 1usantara dan 3ustaNa 1asNah 8lama 1usantara (,lyas, 2018, 2019). Temuan yang dihasilNan diharapNan mampu menamEah NeNayaan NaMian atas toNoh ulama ini yang pernah dilaNuNan Syarif (2018), 1oupal (2008, 2011, 2012), Burhanuddin (2015), 0ansur (2005), 1urhasanah (2017) dan Athoillah (2013). Studi tentang geraNan pemEaruan pendidiNan ,slam seEagaimana terlihat dalam EerEagai EuNu tentang seMarah pendidiNan ,slam di ,ndonesia terlalu foNus pada Nawasan 0inangNaEau, Aceh dan -awa. BelaNangan Earu mulai diungNap pemEaruan di 0andailing secara Nhusus, dan Sumatera 8tara secara umum (3ulungan, 2018; Zaini, 2018, -a‘far, 2015, 2020, Syahnan, et al., 2019). Studi ini diharapNan dapat menamEah Nhazanah tentang geraNan pemEaruan di ,ndonesia yang diinisiai oleh ulama dari Batavia. .°≥°® § °¨æ)≥ +°≤° 3°©§ 5≥° Dalam penelitian mengenai pemiNiran pendidiNan Sayyid 8sman, nasNah ini selalu muncul seEagai ruMuNan. Hal itu Narena terma kdkE erat Naitannya denga Nata ta‘dvE yang diNenal dalam definisi pendidiNan. Al-Attas (1980) EahNan menyataNan Eahwa istilah itu yang paling sesuai diEandingNan ta”lvm ataupun tarEiyah (h. 23). Hanya saMa, seperti dalam penelitian Syarif, kdkE menurut Sayyid 8sman leEih mengarah kepada aspeN praNtis (”amaliyah) seseorang NetimEang siNap refleNtif (nazhariyah) dalam dirinya, dan tidaN menyentuh sama seNali sisi metafisiN (h. 117). 3ernyataan di atas memang terlihat dalam uraian kdkE yang ada dalam nasNah seteEal 32 halaman itu. Sisi praNtis memang menMadi uraian yang diNetengahNan. Ada 27 EentuN adaE yang meliputi Nepada Tuhan, ayah-Eunda, orang yang leEih tua, ilmu, guru, tetangga, orang saNit, jenazah, orang meniNah, atasan di peNerMaan, Naum dha”vf misNin dan suami-istri. AdaE lain yang Muga diuraiNan 202 3emEaruan 3endidiNan ,slam di ,ndonesia: ... (Radinal) adalah yang EerlaNu dalam mengaMar, EeriEadah, pergi salat, pergi melayat, pergi memEesuN, memEaca AlTuran dan maulud, mengawinNan orang, menMauhNan Eidah, Eerumah tangga, EahNan memuNul EeduN dan menolong orang yang rumahnya terEaNar. Syarif menyimpulNan EerdasarNan itu, —0oral discussion in the idea of HaEiE 8thman Ein Yahya is inseparaEle from various religious oEligations and prohiEitions. The moral raised Ey HaEiE 8thman Ein Yahya are practical morals, which is to maNe the oEMect in the form of human Eehavior. :hile the discussion concern how humans Eehave so the Eecome good individuals, family memEers and community memEers (h. 118). Dari Neterangan terseEut terlihat Eahwa nuansa pendidiNan Eegitu Nental dalam nasNah, yang menurut penelitian .aptein, diterEitNan Agustus, 1885 (h. 125). 1asNah EuNu itu Muga yang menampilNan di Eagian muTaddimah pandangan
Recommended publications
  • Volume 8, Nomor 1, Juli 2019
    Tadarus, vol 8 no 1, Juli 2019 Volume 8, nomor 1, Juli 2019 86 Tadarus, vol 8 no 1, Juli 2019 Volume 8, nomor 1, Juli 2019 87 Tadarus, vol 8 no 1, Juli 2019 JURNAL TADARUS Jurnal Pendidikan Islam Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surabaya Volume 8, Nomor 1, Juli 2019 DAFTAR ISI Pengantar Redaksi SEJARAH SOSIAL PENDIDIKAN ISLAM MODERN DI MUHAMMADIYAH Muhammad Arif Syaifuddin ……………………………………………………… 1 THE DEVELOPMENT OF CHILDREN’S STORY BOOK MEDIA BASED ON LOCAL NATURAL RESOURCES TO SUPPORT THE EARLY COUNTING MATHEMATICS PROGRAM FOR KINDERGARTEN LEVEL Syefriani Darnis …………………………………………………………….…..…..12 STUDI PERBANDINGAN KEMAMPUAN MENGHAFAL AL-QUR’AN DENGAN METODE KAISA DAN METODE WAFA DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN PADA ANAK USIA DASAR DI RUMAH TADABBUR QUR’AN (RTQ) KENDARI Kharis Sulaiman Hasri ……………………………………………………………..23 PELAKSANAAN METODE RESITASI PEMBELAJARAN PENDIDIKANAGAMA ISLAMDI SMPNEGERI 35 KOTA PEKANBARU Devi Permata Sari ………………………………………………….……………...36 STRATEGI PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN ANAK YATIM MELALUI GENIUS YATIM MANDIRI DI DESA TANGGUNGAN KECAMATAN BAURENO Muchamad Suradji ………………………………………………………………...49 GANGGUAN SISTEM LIMBIK PADA COMPULSIVE GAMER DALAM PEMBELAJARAN KEAGAMAAN ISLAM Istiqomah …………………………………………………………………………...63 PEMBENTUKAN KARAKTER RABBANI DI PESANTREN AL-ISLAM LAMONGAN Muhammad Hambal ……………………………………………………..………….77 METODE PEMBELAJARAN QIRO’ATUL QUTUB DI PONDOK PESANTREN KARANGASEM LAMONGAN Din Muhammad Zakariya ………………………………………………………...89 PENERAPAN METAKOGNITIF DALAM MEDIA PEMBELAJARAN Ika Puspitasari……………………………………………………………………...99 PERAN BAGIAN PUBLIC RELATIONS DALAM MENINGKATKAN REPUTASI LEMBAGA PENDIDIKAN Aldo Redho Syam, Moch. Charis Hidayat …………………………..………….107 88 Tadarus, vol 8 no 1, Juli 2019 METODE PEMBELAJARAN QIRO’ATUL KUTUB DI PONDOK PESANTREN KARANGSASEM LAMONGAN Din Muhammad Zakariya e-mail: [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji konsep metode deresan dan peranannya dalam pembelajaran qiro’atul kutub di pesantren Karangasem Lamongan.
    [Show full text]
  • Eksistensi Tradisi Kajian Kitab Kuning Dalam Lingkup Perubahan Sosial (Studi Kasus Di Pesantren Darun Nahdhah, Darel Hikmah, Dan Babussalam)
    EKSISTENSI TRADISI KAJIAN KITAB KUNING DALAM LINGKUP PERUBAHAN SOSIAL (STUDI KASUS DI PESANTREN DARUN NAHDHAH, DAREL HIKMAH, DAN BABUSSALAM) Amrizal Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau e-mail: [email protected] Abstrak Penelitian ini ingin menemukan jawaban tentang bagaimana keberadaan buku kuning buku di pesantren Darun Nahdhah, Darel Hikmah, dan Babussalam dalam ruang lingkup perubahan sosial. Secara umum, ketiga pesantren tersebut telah merespon positif perubahan sosial, untuk melakukan perubahan dan penyesuaian terhadap sistem pendidikan, termasuk untuk menjaga tradisi studi buku kuning tersebut. Dengan kata lain, identitas pesantren dengan buku kuning masih menempel di sekolah masing-masing. Namun, keberadaannya berbeda. Diantaranya, ada yang membuat studi tentang buku kuning sebagai co curriculer, bersama dengan kurikulum lainnya, maka ada juga yang membuatnya hanya melakukan aktivitas ekstra atau ekstra kurikuler tambahan. Kata kunci: Pesantren, Kitab kuning, Perubahan Sosial. Abstract This study wants to find answers about how the existence of stsudy of the yellow book (kitab kuning) at pesantren Darun Nahdhah, Darel Hikmah, and Babussalam within the scope of social change. In general, the three pesantren have responded positively to social change, to make changes and adjustments to the education system, including in order to maintain the tradition of the study of the yellow book. In other words, the identity of pesantren with yellow book still attached at their respective schools. However, its existence is different. Among them, there were made studies of yellow book as co curriculer, together with other curriculum, then there is also making it only limited additional or extra curricular activities. Keywords: Islmic Boarding School, Ancient Islamic Manuscript, Social Change.
    [Show full text]
  • KITAB KUNING DAN MADRASAH: STUDI PADA PONDOK PESANTREN HIKMATUSYSYARIEF NW SALUT SELAT LOMBOK BARAT Abd
    KITAB KUNING DAN MADRASAH: STUDI PADA PONDOK PESANTREN HIKMATUSYSYARIEF NW SALUT SELAT LOMBOK BARAT Abd. Muin M Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan | Balitbang dan Diklat Kemenag RI Jl. MH Thamrin No. 6 Jakarta Pusat | Email: [email protected] Abstract This study attempts to uncover the education background of Islamic boarding school’s educator, the students’ motivation levels in studying yellow book and education system of Islamic boarding school. Through the qualitative method, the researcher conducted interviews with key informants, observed the education facilities and activities of the students, as well as studied the Islamic boarding school documents, which then lead to the collection of the data and information related to this research issues. The research result shows: (1) With “very adequate” Islamic boarding school education background, the educators of Hikmatusy syarief Islamic boarding school have successfully maintained and preserved the Islamic boarding school system, especially in studying yellow book with madrasah education system. (2) Most of the students have a strong motivation to study yellow book. (3) Values and elements of the education system of this Islamic boarding school is a single unit that integrated, complete each other and strengthen the implementation of the yellow book learning and madrasah education. Keywords: Yellow book, Madrasah, Continuity, Changes Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan latar belakang pendidikan pengasuh pesantren, ting­ kat motivasi santri mengaji kitab kuning
    [Show full text]
  • Rituals of Islamic Spirituality: a Study of Majlis Dhikr Groups
    Rituals of Islamic Spirituality A STUDY OF MAJLIS DHIKR GROUPS IN EAST JAVA Rituals of Islamic Spirituality A STUDY OF MAJLIS DHIKR GROUPS IN EAST JAVA Arif Zamhari THE AUSTRALIAN NATIONAL UNIVERSITY E P R E S S E P R E S S Published by ANU E Press The Australian National University Canberra ACT 0200, Australia Email: [email protected] This title is also available online at: http://epress.anu.edu.au/islamic_citation.html National Library of Australia Cataloguing-in-Publication entry Author: Zamhari, Arif. Title: Rituals of Islamic spirituality: a study of Majlis Dhikr groups in East Java / Arif Zamhari. ISBN: 9781921666247 (pbk) 9781921666254 (pdf) Series: Islam in Southeast Asia. Notes: Includes bibliographical references. Subjects: Islam--Rituals. Islam Doctrines. Islamic sects--Indonesia--Jawa Timur. Sufism--Indonesia--Jawa Timur. Dewey Number: 297.359598 All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system or transmitted in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying or otherwise, without the prior permission of the publisher. Cover design and layout by ANU E Press Printed by Griffin Press This edition © 2010 ANU E Press Islam in Southeast Asia Series Theses at The Australian National University are assessed by external examiners and students are expected to take into account the advice of their examiners before they submit to the University Library the final versions of their theses. For this series, this final version of the thesis has been used as the basis for publication, taking into account other changesthat the author may have decided to undertake.
    [Show full text]
  • Religious Specificities in the Early Sultanate of Banten
    Religious Specificities in the Early Sultanate of Banten (Western Java, Indonesia) Gabriel Facal Abstract: This article examines the religious specificities of Banten during the early Islamizing of the region. The main characteristics of this process reside in a link between commerce and Muslim networks, a strong cosmopolitism, a variety of the Islam practices, the large number of brotherhoods’ followers and the popularity of esoteric practices. These specificities implicate that the Islamizing of the region was very progressive within period of time and the processes of conversion also generated inter-influence with local religious practices and cosmologies. As a consequence, the widespread assertion that Banten is a bastion of religious orthodoxy and the image the region suffers today as hosting bases of rigorist movements may be nuanced by the variety of the forms that Islam took through history. The dominant media- centered perspective also eludes the fact that cohabitation between religion and ritual initiation still composes the authority structure. This article aims to contribute to the knowledge of this phenomenon. Keywords: Islam, Banten, sultanate, initiation, commerce, cosmopolitism, brotherhoods. 1 Banten is well-known by historians to have been, during the Dutch colonial period at the XIXth century, a region where the observance of religious duties, like charity (zakat) and the pilgrimage to Mecca (hajj), was stronger than elsewhere in Java1. In the Indonesian popular vision, it is also considered to have been a stronghold against the Dutch occupation, and the Bantenese have the reputation to be rougher than their neighbors, that is the Sundanese. This image is mainly linked to the extended practice of local martial arts (penca) and invulnerability (debus) which are widespread and still transmitted in a number of Islamic boarding schools (pesantren).
    [Show full text]
  • Western Java, Indonesia)
    Religious Specificities in the Early Sultanate of Banten (Western Java, Indonesia) Gabriel Facal Université de Provence, Marseille. Abstrak Artikel ini membahas kekhasan agama di Banten pada masa awal Islamisasi di wilayah tersebut. Karakteristik utama dari proses Islamisasi Banten terletak pada hubungan antara perdagangan dengan jaringan Muslim, kosmopolitanisme yang kuat, keragaman praktek keislaman, besarnya pengikut persaudaraan dan maraknya praktik esotoris. Kekhasan ini menunjukkan bahwa proses Islamisasi Banten sangat cepat dari sisi waktu dan perpindahan agama/konversi yang terjadi merupakan hasil dari proses saling mempengaruhi antara Islam, agama lokal, dan kosmologi. Akibatnya, muncul anggapan bahwa Banten merupakan benteng ortodoksi agama. Kesan yang muncul saat ini adalah bahwa Banten sebagai basis gerakan rigoris/radikal dipengaruhi oleh bentuk-bentuk keislaman yang tumbuh dalam sejarah. Dominasi pandangan media juga menampik kenyataan bahwa persandingan antara agama dan ritual masih membentuk struktur kekuasaan. Artikel ini bertujuan untuk berkontribusi dalam diskusi akademik terkait fenomena tersebut. Abstract The author examines the religious specifics of Banten during the early Islamizing of the region. The main characteristics of the process resided in a link between commerce and Muslim networks, a strong cosmopolitism, a variety of the Islam practices, the large number of brotherhood followers and the popularity of esoteric practices. These specificities indicated that the Islamizing of the region was very progressive within 16th century and the processes of conversion also generated inter-influence with local religious practices and cosmologies. As a consequence, the widespread assertion that Banten is a bastion of religious orthodoxy and the image the region suffers today as hosting bases of rigorist movements may be nuanced by the variety of the forms that Islam 91 Religious Specificities in the Early Sultanate of Banten (Western Java, Indonesia) took throughout history.
    [Show full text]
  • The Islamic Traditions of Cirebon
    the islamic traditions of cirebon Ibadat and adat among javanese muslims A. G. Muhaimin Department of Anthropology Division of Society and Environment Research School of Pacific and Asian Studies July 1995 Published by ANU E Press The Australian National University Canberra ACT 0200, Australia Email: [email protected] Web: http://epress.anu.edu.au National Library of Australia Cataloguing-in-Publication entry Muhaimin, Abdul Ghoffir. The Islamic traditions of Cirebon : ibadat and adat among Javanese muslims. Bibliography. ISBN 1 920942 30 0 (pbk.) ISBN 1 920942 31 9 (online) 1. Islam - Indonesia - Cirebon - Rituals. 2. Muslims - Indonesia - Cirebon. 3. Rites and ceremonies - Indonesia - Cirebon. I. Title. 297.5095982 All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system or transmitted in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying or otherwise, without the prior permission of the publisher. Cover design by Teresa Prowse Printed by University Printing Services, ANU This edition © 2006 ANU E Press the islamic traditions of cirebon Ibadat and adat among javanese muslims Islam in Southeast Asia Series Theses at The Australian National University are assessed by external examiners and students are expected to take into account the advice of their examiners before they submit to the University Library the final versions of their theses. For this series, this final version of the thesis has been used as the basis for publication, taking into account other changes that the author may have decided to undertake. In some cases, a few minor editorial revisions have made to the work. The acknowledgements in each of these publications provide information on the supervisors of the thesis and those who contributed to its development.
    [Show full text]
  • The 'Cinematic' Santri
    The Newsletter | No.68 | Summer 2014 The Focus | 27 The ‘cinematic’ santri of students reading and discussing the book. The kitab kuning 1 In Indonesia, over the last five years or so, a new generation of santri across the is shown as not only as the book that all Kidang santri have extensively studied in class, but also as the book that provides country has demonstrated a progressive attitude toward film production. Mostly them with practical advice for their everyday-lives. using new film technologies such as personal video recorders and digital cameras, Voicing images During his fieldwork in several pesantrens in East Java in many of these young students have made films about, but not limited to, the the 1990s, Lukens-Bull identified the santri’s strong emphasis on the kitab kuning, despite all the changes occurring in the everyday lives of Muslims in pesantren. Some of these films have only been circulated pesantren environment. He explains such preservative efforts as being part of pesantren ‘ ‘politics’, and just one of the ways within the pesantren circuit, but most of them have also experienced alternative in which pesantren people maintain tradition and identities. They do this in the aftermath of intense educational trans- public screenings, particularly through social media such as YouTube. A few of formations, in which local Islamic traditions were contested and choices had to be made between being Indonesian or them have even been screened at local film festivals and commercial cinemas. being part of a transnational Muslim Ummah.5 His analysis is significant for understanding the current ‘emblematization’ of Ahmad Nuril Huda the kitab kuning in pesantren films, which should be understood as being part of the ways in which santri give voice to traditions that have been hitherto ignored by mainstream media in Indonesia.
    [Show full text]
  • ( Surau, Meunasah, Pesantren Dan Madrasah ) Oleh
    SEJARAH LEMBAGA-LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM NUSANTARA ( Surau, Meunasah, Pesantren dan Madrasah ) Oleh : Abdul Mukhlis Dosen Tetap STAI Pancawahana Bangil Kabupaten Pasuruan ABSTRAK Lembaga-lembaga pendidikan islam ada seiring dengan penyebaran Islam itu sendiri, lembaga semisal Pondok Pesantren di Jawa, Surau di Sumatera ( Minangkabau ), Meunasah di Aceh dan Madrasah Islam modern yang menyebar di seluruh nusantara merupakan suatu fenomena- fenomena yang meniscayakan adanya dinamika lembaga-lembaga pendidikan Islam yang pada suatu kurun waktu tertentu menjadi suatu lembaga pendidikan yang menjadi menjadi primadona di masanya, akankah lembaga-lembaga Islam semisal Pondok Pesantren dan Madrasah menjadi lembaga pendidikan Islam yang tetap bereksistensi ataukah ada model lembaga pendidikan lain yang lebih mengakomodasi peradaban dan kebudayaan dunia Islam. Kata Kunci : Pesantren, Surau, Meunasah dan Madrasah A. PENDAHULUAN tersebut tidak akan terserabut dari akar Perkembangan pendidikan Islam di kulturnya secara radikal. Indonesia antara lain ditandai oleh munculnya berbagai lembaga pendidikan secara bertahap, B. SEJARAH DAN DINAMIKA mulai dari yang amat sederhana, sampai LEMBAGA-LEMBAGA dengan tahap-tahap yang sudah terhitung PENDIDIKAN DI NUSANTARA modern dan lengkap. Lembaga pendidikan 1. Surau Islam telah memainkan fungsi dan perannya Pembahasan tentang surau sebagai sesuai dengan tuntntan masyarakat dan lembaga Pendidikan Islam di Minang-kabau, zamannya. Perkembangan lembaga-lembaga hanya dipaparkan sekitar awal pertumbuhan pendidikan tersebut telah menarik perhatian surau sampai dengan meredupnya pamor para ahli baik dari dalam maupun luar negeri surau. Kondisi ini dilatarbelakangi dengan untuk melakukan studi ilmiah secara lahirnya gerakan pembaruan di Minangkabau konfrehensif. Kini sudah banyak hasil karya yang ditandai dengan berdirinya madrasah penelitian para ahli yang menginformasikan sebagai pendidikan alternatif. tentang pertumbuhan dan perkembangan Istilah surau di Minangkabau sudah lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut.
    [Show full text]
  • MENELUSURI JALAN SUFI (Kajian Kitab 'Umdat Al-Muhtajīn Ilā Suluk
    MENELUSURI JALAN SUFI (Kajian Kitab ‘Umdat al-Muhtajîn ilâ Suluk Maslak al- Mufradîn Karya ‘Abd al-Râuf al-Sinkîlî) Syahrul Adam & Maman Rahman Hakim Fakults Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat Tangerang Selatan Email: [email protected], [email protected] Abstrac: Exploring the Sufism Way. Abd Al-Rauf al-Sinkilî is Aceh sufi, which has writen a lot of mystic books, even one of his book, Daqaiq Al- Huruf has got the direct confession from Annimarie Schimmel as a very autentik and berillian book. Umdatul Muhtajin ila suluk Maslak al-Mufradin also his writen which addressed to one who wish to tread the sufi path. Somebody which wished to tread the sufi path have to know Allah and His Messenger truly first, following couplet and talqin, and also conduct dzikir and other work which must be done every day. Keywords: sufi, Abd al-Râuf al-Sinkîlî, Umdat al-Muhtajîn Abstrak: Menelusuri Jalan Sufi. Abd al-Rauf al-Sinkilî adalah sufi Aceh yang banyak menulis karya-karya dalam bidang tasawuf, bahkan salah satu karyanya Daqaiq al-Huruf mendapat pengakuan langsung dari Annimarie Schimmel sebagai karya yang sangat autentik dan cukup berillian. Umdatul Muhtajin ila Suluk Maslak al-Mufradin merupakan karyanya yang ditujukan kepada orang yang ingin menapak jalan sufi. Seseorang yang ingin menapaki jalan sufi harus mengenal Allah dan Rasulnya dengan benar, mengikuti pembaitan dan talqin, serta melakukan dzikir dan amalan-amalan lain yang harus dilakukan sehari-hari. Kata Kunci: sufi, Abd al-Râuf al-Sinkîlî, Umdat al-Muhtajîn 367 368 Syahrul A’dam & Maman Rahman Hakim Pendahuluan Berdasarkan Katalog Manuskrip Nusantara, ternyata terdapat banyak naskah yang merupakan karya para penulis Islam Nusantara di masa lampau.
    [Show full text]
  • Fiqh Indonesia; Antara Pembaharuan Dan Liberalisme Hukum Islam
    FIQH INDONESIA; ANTARA PEMBAHARUAN DAN LIBERALISME HUKUM ISLAM Syamsul Falah1 Abstract, Fiqh is the discipline that is most affected by the changes in human life that come incessantly. Fiqh is intended to harmonize between the syar'i texts that have completed their revelations and are standardized in the Qur'an and assunaah with humans as objects of jurisprudence that never stop changing. So fiqh is the most extensive space for new ijitihad-ijitihad. Islamic jurisprudence and law will always adjust to socio-cultural conditions, and socio-historical and space that surrounds it, as well as in Indonesia, fiqh is used as a means in determining the direction of religious life of the Islamic community in Indonesia, the basic attitude of this Islamic tradition seems to have become the dominant choice and grip among fiqh experts in Indonesia. The dynamics of Indonesian jurisprudence in the Syafiiyah discourse, this can be understood because the process of Islamization in Indonesia since the 12th and 13th centuries was a time when the development of Islamic law was in a time of crisis by closing the door of ijtihad as its lowest point even in the next period many figures who sued this matter, the experts did not dare to think as freely and creatively as possible so as to bring up a product that is timeless, space and time. Departing from the conceptul, the steps taken for Indonesian fiqh are: First, critical dialectics among Islamic law (particular texts containing practical rules), illat (causal law of wisdom) legal significance) Annadhoriyyah al ammah (azaz -azaz law) maqosidu syariah (the basic purpose of sharia) this analysis is one step that is normative deductive.
    [Show full text]
  • JARINGAN HABAIB DI JAWA ABAD 20 Agus Permana, H
    Al-Tsaqafa: Jurnal Peradaban Islam Vol. 15 No.2, Desember 2018, hlm. 155-180 ISSN (Cetak) : 0216-5937 JARINGAN HABAIB DI JAWA ABAD 20 Agus Permana, H. Mawardi Ading Kusdiana Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung aguspermana978@ gmail.com, [email protected], [email protected] Abstrak Penelitian ini mempunyai dua tujuan yaitu pertama untuk mengetahui islamisasi di Jawa dan kedua untuk mengetahui peran habaib di Betawi dalam proses islamisasi pada abad ke 70. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah dengan tahapan kerja pengumpulan data (heuristik), verifikasi (kritik), penafsiran (interpretasi) dan penulisan (historiografi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Meski masih memerlukan pembuktian lebih lanjut, periodisasi masuknya orang Arab di Nusantara dapat dibagi pada tiga periode. Periode pertama adalah abad 9- 11 M; periode kedua abad 12-15 dan periode ketiga abad 17-19 M. Pada Abad Ke 20 para habaib ini telah tersebar hamper di seluruh pulau Jawa. Penyebarannya meliputi daerah Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di Jakarta ada bebrapa habib yang terkenal seperti Habib Kampung Bandan, Habib Jindan, Habib Ali Kwitang, Habib Ali Bugur dan Habib Usman Bun Yahya. di Jawa Barat ada Al- Habib Alwi bin Muhammad bin Thohiral-Haddad, Habib Syarief Muhammad al-Aydrus dan Al- Habib-Muhammad-Bin-Syekh-Bin-Yahya. Di Jawa Tengah dimulai dari Al-Habib Husein bin Muhammad bin Thohir al-Haddad, dan Habib Luthfi. di Jawa Timur pertama Al-Habib Ja’far bin Syekhan Assegaf, Al-Habib Abdul
    [Show full text]