PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA ABAD KE-19: Menelisik Serpihan Pemikiran Sayyid Usman
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
IslamiMah: Journal of Islamic Social Sciences 9ol. 1, 1o. 2 (2020), pp. 199-218, Doi : 10.30821/islamiMah.v1i2.7364 3E0BAR8A1 3E1D,D,.A1 IS/A0 D, ,1D21ES,A ABAD .E-19: MenelisiN Serpihan 3emiNiran Sayyid 8sman Radinal 0uNhtar Harahap SeNolah Tinggi ,lmu TarEiyah Ar-Raudlatul Hasanah -l. Setia Budi, Simpang Selayang, 0edan, Sumatera 8tara, 20135 e-mail: radinalmuNhtarhrp#gmail.com AEstract: The Renewal of ,slamic Education in the 19th Century ,ndonesia: Exploring Sayyid 8sman‘s Thoughts. This article aims to uncover Sayyid 8sman's educational reform movement in the field of ,slamic education. Based on the method of content analysis of availaEle sources, this article proposes that the idea of the renewal of Sayyid 8sman is contained in his EooN entitled ÆdkE al-,nskn. This EooN contains a strong reflection on the Easic aEility of the adaptation attitude of the author who for the context at that time faced the Dutch Colonial government which was discriminatory against ,slamic education. The attitude of adaptation shown Ey Sayyid 8sman is in accordance with the theory of intercultural communication arranged in five factors: personal communication, internal communication of one culture, internal communication of different cultures, cultural acceptance and Eehavioral tendencies. This study shows that renewal is inseparaEle from adaptation sNills with a solid scientific Easis. ,t also reinforces the view that renewal is very closely linNed to the wealth of intellectual traditions as shown Ey Sayyid 8sman. .eywords: ulama, 1usantara, ,slamic education, ÆdkE al-,nskn, Sayyid 8sman 199 ,slamiMah: -ournal of ,slamic Social Sciences, 9olume 1, 1umEer 2, 0ay 2020: 199-218 0•§°®¨° 3ara pemerhati ,slam 0elayu-,ndonesia punya penilaian Eeragam atas apa yang mereNa temuNan di wilayah terseEut, EaiN terNait wacana maupun yang EerhuEungan dengan praNtiN Neagamaan di masyaraNat. Bagi yang mengapresiasi, ia dinyataNan memiliNi NeNuatan Eerdaya nilai tinggi seNaligus penariN minat EanyaN peneliti Narena menggamEarNan seEuah respons, Nreasi dan interaNsi yang Nuat seNaligus mendalam sehingga terformula darinya NeNhasan ,slam yang uniN dan Eerharga (EicNelman, 2007). Bagi yang mengNritiN, ia dinyataNan terlalu lunaN dalam mengaNomodir Nepercayaan ataupun tradisi-tradisi loNal sehingga yang muncul adalah coraN ,slam yang sinNretiN dan tidaN lagi murni EahNan terlepas dari arus utama Timur Tengah yang menMadi pusatnya (Geertz, 1976). RicNlefs (1979) EahNan secara tegas menyataNan Eahwa ,slam yang ada di Nawasan ini EuNan ,slam yang seEenarnya. 3andangan Fathurrahman (2001), mengenai itu, menariN untuN dicermati, yaitu NetiNa dirinya mengNaMi EuNu ,slam and the 0alay-,ndonesia :orld Narya 3eter Riddel, dan menyimpulNan Eahwa ilustrasi lapangan yang mengemuNa adalah EentuN NeNayaan tradisi inteleNtual Islam yang terMadi, yang mampu Eeradaptasi dan dapat melaNuNan pemEaharuan dalam tampilan luarnya (h. 207). Dalam Eidang pendidiNan ,slam, adaptasi dan pemEaruan terlihat saat penyelenggaraannya yang selama ini ada di ruang nyata dipindahNan Ne dunia maya lewat EerEagai apliNasinya. SeEagai contoh adalah yang diseEut -azuli (2020) terNait Nondisi pondoN pesantren. /emEaga itu meliEurNan Negiatan EelaMar-mengaMar dan memEeri Nesempatan para santri pulang Ne Nampung halamannya untuN Nemudian menMalin silaturahmi dan inteleNtual dengan memanfaatNan media sosial. 3ara Niai NharismatiN, dengan Eegitu, menyelenggaraNan pengaMian online, memEacaNan NitaE-NitaE Nuning dan mengNaMinya secara live streaming. .ritiNnya Nemudian adalah Eahwa —…Nenyataan tidaN seEanding dengan harapan. 3ara Niai dan gus yang tampaN NharismatiN di pondoN pesantren itu seaNan Nehilangan aura mitis dan tidaN lagi gagah di dunia maya… Kegagahan Nultural selama ini tampaN runtuh EerNeping, terEuNti setelah ada penelusuran MeMaN digital yang memperlihatNan pengaMian online mereNa sepi peminat.“ 200 3emEaruan 3endidiNan ,slam di ,ndonesia: ... (Radinal) .enyataan terseEut tentu menMadi masalah yang perlu untuN dipiNirNan solusinya. 1amun, secara leEih mendasar, perlu Muga diNaMi argumentasi siNap adaptasi yang dilaNuNan para ulama terseEut. ApaNah hanya seNadar mengiNuti trend yang saat ini memang EerNemEang atauNah dilatarEelaNangi pertimEangan lain yang leEih Nuat dari seNadar terma iNut-iNutan. Data seMarah dalam hal ini perlu digali untuN mendapatNan pelaMaran, merenungNan signifiNansi atau merumusNan relevansi seEagaimana diistilahNan Asari (2006) seEagai ”iErah seMarah dengan catatan tanpa harus terMeEaN dalam nuansa nostalgia masa lalu dan mengira itu merupaNan Mimat serEaguna yang dapat dipergunaNan dalam Nondisi apapun. Secara ilustratif dinyataNannya, —-iNa peradaEan ,slam diiEaratNan seEuah pohon, maNa taN tertutup NemungNinan Eahwa daunnya yang layu dan rantingnya yang meranggas adalah Narena aNarnya yang Nurang terurus“ (h. vii). Studi ini mengNaMi geraNan pemEaruan pendidiNan yang dilaNuNan Sayyid 8sman (1238-1332 H/1822-1914 0), seorang ulama yang menurut Azra (2002) adalah sosoN ulama terNemuNa di aEad Ne-19 dan awal Ne-20 (h. 138). Hasil yang ditemuNan dari Negiatan tergolong penelitian NepustaNaan ini diharapNan mampu menguraiNan geraNan pemEaruan Sayyid 8sman dalam EentuN —adaptasi pendidiNan“ yang untuN NonteNs saat itu Eerhadapan dengan pemerintah .olonial Belanda yang disNriminatif terhadap pendidiNan ,slam. SiNap adaptasi yang ditunMuNNan ulama Muga diperluNan guna menelaah ulang ± untuN menyeEutnya Muga seEagai NritiN inhern œ atas anggapan yang menyataNan Eahwa pendidiNan ,slam itu Eersifat normatif dan harus diselenggaraNan sesuai dengan daerah asal ,slam yaitu AraE. AEdullah (1996) menyataNan, —rumusan yang memperlihatNan sisi dinamis dari pendidiNan ,slam aNan dapat mematahNan anggapan yang selama ini cenderung menilai pendidiNan ,slam itu rigid atau ”sangat normatif‘ sehingga seaNan-aNan pendidiNan yang dilaNuNan di ,ndonesia harus pula sama dengan pendidiNan yang ada di AraE“. Format yang disaMiNan adalah mendesNripsiNan terleEih dahulu gamEaran umum nasNah ÆdkE al-,nskn untuN kemudian mendisNusiNan bentuN adaptasi yang telah dilaNuNan Sayyid 8sman dalam menyelenggaraNan pendidiNan di zamannya dengan memEeri beEerapa catatan-catatan ringNas atas pelaNsanaan yang terMadi. 3ada Eagian aNhir, direfleNsiNan gamEaran yang diperoleh untuN 201 ,slamiMah: -ournal of ,slamic Social Sciences, 9olume 1, 1umEer 2, 0ay 2020: 199-218 mendapatNan relevansi atas Nondisi yang terMadi dalam NonteNs NeNinian. 0engenai Eiografi lengNap toNoh yang diEahas; ataupun daftar Narangannya, dapat meruMuN pada dua Narya anaN Sayyid 8sman, yaitu Sluh Zamkn (AEdullah) dan HiNkykt 4amar Al-Zamkn (Alwi) atau Narya peneliti asal Belanda EerMudul ,slam, Colonialism and The Modern Age in the Netherlands East ,ndies: A Biography of Sayyid ”8thman (1822œ1914) (.aptein, 2014), Muga dua artiNel EerNala penulis lainnya (Harahap, 2019a, 2019b), dan Muga :arisan ,nteleNtual 1usantara dan 3ustaNa 1asNah 8lama 1usantara (,lyas, 2018, 2019). Temuan yang dihasilNan diharapNan mampu menamEah NeNayaan NaMian atas toNoh ulama ini yang pernah dilaNuNan Syarif (2018), 1oupal (2008, 2011, 2012), Burhanuddin (2015), 0ansur (2005), 1urhasanah (2017) dan Athoillah (2013). Studi tentang geraNan pemEaruan pendidiNan ,slam seEagaimana terlihat dalam EerEagai EuNu tentang seMarah pendidiNan ,slam di ,ndonesia terlalu foNus pada Nawasan 0inangNaEau, Aceh dan -awa. BelaNangan Earu mulai diungNap pemEaruan di 0andailing secara Nhusus, dan Sumatera 8tara secara umum (3ulungan, 2018; Zaini, 2018, -a‘far, 2015, 2020, Syahnan, et al., 2019). Studi ini diharapNan dapat menamEah Nhazanah tentang geraNan pemEaruan di ,ndonesia yang diinisiai oleh ulama dari Batavia. .°≥°® § °¨æ)≥ +°≤° 3°©§ 5≥° Dalam penelitian mengenai pemiNiran pendidiNan Sayyid 8sman, nasNah ini selalu muncul seEagai ruMuNan. Hal itu Narena terma kdkE erat Naitannya denga Nata ta‘dvE yang diNenal dalam definisi pendidiNan. Al-Attas (1980) EahNan menyataNan Eahwa istilah itu yang paling sesuai diEandingNan ta”lvm ataupun tarEiyah (h. 23). Hanya saMa, seperti dalam penelitian Syarif, kdkE menurut Sayyid 8sman leEih mengarah kepada aspeN praNtis (”amaliyah) seseorang NetimEang siNap refleNtif (nazhariyah) dalam dirinya, dan tidaN menyentuh sama seNali sisi metafisiN (h. 117). 3ernyataan di atas memang terlihat dalam uraian kdkE yang ada dalam nasNah seteEal 32 halaman itu. Sisi praNtis memang menMadi uraian yang diNetengahNan. Ada 27 EentuN adaE yang meliputi Nepada Tuhan, ayah-Eunda, orang yang leEih tua, ilmu, guru, tetangga, orang saNit, jenazah, orang meniNah, atasan di peNerMaan, Naum dha”vf misNin dan suami-istri. AdaE lain yang Muga diuraiNan 202 3emEaruan 3endidiNan ,slam di ,ndonesia: ... (Radinal) adalah yang EerlaNu dalam mengaMar, EeriEadah, pergi salat, pergi melayat, pergi memEesuN, memEaca AlTuran dan maulud, mengawinNan orang, menMauhNan Eidah, Eerumah tangga, EahNan memuNul EeduN dan menolong orang yang rumahnya terEaNar. Syarif menyimpulNan EerdasarNan itu, —0oral discussion in the idea of HaEiE 8thman Ein Yahya is inseparaEle from various religious oEligations and prohiEitions. The moral raised Ey HaEiE 8thman Ein Yahya are practical morals, which is to maNe the oEMect in the form of human Eehavior. :hile the discussion concern how humans Eehave so the Eecome good individuals, family memEers and community memEers (h. 118). Dari Neterangan terseEut terlihat Eahwa nuansa pendidiNan Eegitu Nental dalam nasNah, yang menurut penelitian .aptein, diterEitNan Agustus, 1885 (h. 125). 1asNah EuNu itu Muga yang menampilNan di Eagian muTaddimah pandangan