Pembangunan Jalan Tol -Cikampek II Elevated

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang dibangun pada Tahun 1988 melewati dan Kawasan Industri di Karawang, sejak tahun itu membentang dari Barat ke arah Timur dengan total panjang 83 km dari DKI Jakarta dan Ruas Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road. Meskipun terdapat Jalan Nasional Jakarta-Cikampek sejajar di sebelah utara Ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek, namun kedua ruas jalan ini terpisah dengan jarak yang cukup jauh. Pada kondisi eksisting saat ini, kepadatan lalu lintas telah terjadi pada ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Sebagai dampak pertumbuhan volume lalu lintas yang melewati ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang telah melebihi rencana kapasitas ruas jalan tersebut. Sektor pertumbuhan manufaktur adalah industri utama dalam perkembangan sub koridor baru yang terjadi di Timur Jakarta. Perkembangan sub koridor baru ini terjadi di wilayah administrasi Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang.

Jalan Tol Jakarta-Cikampek memiliki ruas Jalan Tol yang melewati 5 wilayah administrasi yaitu Kotamadya Jakarta Timur, Kotamadya Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta. Dengan terdiri dari beberapa gerbang tol sebagai akses keluar-masuk kendaraan di daerah Pondok Gede Barat, Pondok Gede Timur, Cikunir, Bekasi Barat, Bekasi Timur, Tambun, Cibitung, Cikarang Barat, Cikarang Utama, Cikarang Pusat, Karawang Barat, Karawang Timur, Kalihurip dan Cikampek. Kondisi saat ini Jalan Tol Jakarta-Cikampek memiliki 4 lajur x 3,60 m yang dimulai dari STA 02+050 s.d STA 37+900 dan 3 lajur x 3,60 m pada STA 37+900 s.d STA 73+333. Kondisi ini telah berdampak pada mobilitas di sekitar kawasan yang juga berdampak pada efisiensi dalam aktifitas ekonomi. Untuk itu, maka dibutuhkan adanya penambahan kapasitas lalu lintas di sepanjang ruas DKI Jakarta dan daerah sekitarnya dalam kawasan JABODETABEK, khususnya pada wilayah Timur DKI Jakarta, sehingga dapat mengurangi permasalahan distribusi logistik yang terjadi selama ini antara daerah industri yang berada di Timur DKI Jakarta dan Pelabuhan Tanjung Priuk. Rencana pembangunan jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated ini dilatar belakangi oleh perkembangan ekonomi maupun teknologi. Namun seiring berjalannya waktu dengan

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 1 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated jumlah volume lalu lintas yang semakin meningkat, maka jalur Jalan Tol Jakarta- Cikampek mengalami kemacetan terlihat dari V/C rasio yang sudah melebihi 1. Dalam meningkatkan kapasitas lalu lintas tersebut, PT Jasa Marga (Persero) Tbk merencanakan akan membangun ruas baru di atas jalan tol eksisting, yaitu pembangunan Ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek II di atas (Elevated). Titik awal ruas jalan tol ini adalah Simpang Susun Cikunir yang merupakan pertemuan antara Ruas jalan Tol Jakarta - Cikampek dengan Ruas Jalan Tol JORR, kemudian melayang di atas jalan tol eksisting dan akhir jalan tol ini terhubung kembali dengan Jalan Tol Jakarta - Cikampek di Karawang Barat, sepanjang 36,84 km.

Berdasarkan Dokumen Lingkungan berupa Studi Evaluasi Lingkungan (SEL) dan RKL- RPL untuk Kegiatan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek sepanjang 73 km yang disetujui oleh Menteri Pekerjaan Umum melalui Surat No. KL.0302-MN/130 tanggal 17 Maret 1993. Dalam rangka mengurangi tingkat kepadatan lalulintas di Jalan Tol Jakarta- Cikampek eksisting saat ini, PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, berencana untuk melaksanakan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dengan panjang ± 36,84 km yang berada di DAMIJA Jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting. Maka dokumen Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated mengacu pada Surat arahan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat tentang Arahan Dokumen Lingkungan PT. Jasa Marga (Persero) No. 660.1/1.327/Bid-I/2017 tanggal 13 Maret 2017 diwajibkan untuk menyusun Dokumen ADENDUM ANDAL dan RKL-RPL dengan lingkup kajian adalah rencana pengembangan kegiatan yang akan dilaksanakan termasuk evaluasi atas pelaksanaan rencana pengelolaan lingkungan dari kegiatan eksistingnya. Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated sendiri pun telah memiliki Persetujuan Prakarsa Pengesahan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated yang dikeluarkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Nomor : JL.03.04-MN/232.

Pendekatan Studi ADENDUM ANDAL dan RKL-RPL Pembangunan Jalan Tol Jakarta- Cikampek II Elevated ini bersifat studi tunggal karena Pembangunan Jalan Tol Jakarta- Cikampek II Eleveated berada di bawah satu pembinaan/pengawasan PT. Jasa Marga (Persero)Tbk, sedangkan penilaian dokumen menjadi kewenangan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat, hal ini mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 8 Tahun 2012 Tentang Tata Laksana Penilaian dan Pemerikasaan Dokumen

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 2 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Lingkungan Hidup Serta Penertiban Izin Lingkungan dikarenakan lokasi kegiatan lebih dari satu wilayah kabupaten dan kota.

Atas dasar tersebut, PT. Jasa Marga (Persero) Tbk yang secara teknis menunjuk PT. Jasamarga Jalanlayang Cikampek sebagai pihak pemrakarsa memandang perlu dilakukan ADENDUM ANDAL dan RKL-RPL Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dengan harapan permasalahan/dampak yang diprakirakan akan terjadi dapat di analisis, diprediksi, di evaluasi dan selanjutnya dirumuskan upaya pengelolaan dan pemantauannya dalam rumusan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL). Melalui serangkaian proses AMDAL tersebut, diharapkan pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dapat dilaksanakan sesuai dengan konsep pembangunan berwawasan lingkugan dan berkelanjutan (Suistainable Development).

1.2. Tujuan dan Manfaat Tujuan dan manfaat dilaksanakannya pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated adalah sebagai berikut : 1.2.1 Tujuan Kegiatan  Menyediakan system transportasi yang efisien guna menunjang pertumbuhan ekonomi nasional  Meningkatkan kelancaran arus transportasi darat  Menjamin pelayanan angkutan darat yang aman dan efisien  Meningkatkan system jaringan jalan yang menghubungkan semua simpul jasa distribusi dari dan pusat-pusat kegiatan  Meningkatkan kapasitas dan efisiensi jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting.

1.2.2 Manfaat Kegiatan  Mempermudah pergerakan arus lalu lintas dan arus barang serta penduduk dari Jakarta menuju ke Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Kerawang Sampai .  Meningkatkan fungsi jaringan jalan eksternal wilayah Jawa Barat guna mengakomodir pergerakan barang dan jasa lintas provinsi;

 Mendukung pengembangan kota-kota di wilayah Provinsi Jawa Barat.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 3 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

1.3 Pelaksanaan Studi Pelaksanaan studi AMDAL rencana pembangunan jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dengan panjang ± 36,84 km, dilaksanakan oleh PT. Jasa Marga sebagai pemrakarsa yang dibantu oleh pihak lain. Pemrakarsa dan pelaksana studi AMDAL selengkapnya adalah sebagai berikut:

1.3.1. Pemrakarsa Nama : PT. Jasamarga Jalanlayang Cikampek Alamat Perusahaan : Gedung Jasa Marga (Persero) Cab. Jagorawi, Jl. Raya Taman Mini RT.008/002 Kel. Dukuh, Kec. Kramat Jati, Jakarta Timur 13550 No. Telepon/Fax : Telepon : (62-21) 2281 9658 Email : [email protected] Nama Penanggung Jawab : Djoko Dwijono Jabatan : Direktur Utama PT. Jasamarga Jalanlayang Cikampek

1.3.2 Pelaksana Studi AMDAL Penyusun dokumen AMDAL rencana Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dengan panjang ± 36,84 km, dilakukan oleh PT. Sarana Perencana Jaya dengan Registrasi No: 0083/LPJ/AMDAL-1/LRK/KLH. Tim penyusun Dokumen AMDAL Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dengan panjang ± 36,84 km sebagai berikut : Tabel 1.1 Susunan Tim Studi AMDAL Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated Pendidikan dan Nama Posisi No. Sertifikat Kualifikasi Tim Penyusun AMDAL S1, Teknik Sipil KTPA Didin Sukma, ST Ketua Tim UNIBRAW Malang K.008.01.10.10.000140 S1 Teknik Lingkungan Asisten Ahli ATPA Risma Mustami Khairani, ST ITENAS Bandung Lingkungan LHK. 564 00150 2016 Agung Prabowo Budhi W, S1 Antropologi Ahli Sosial ATPA S.Sos. UNPAD Bandung Ekonomi LHK. 564 00061 2017 Tenaga Ahli S1 Teknik Planologi Ahli KTPA Andri Lesmana, ST., M.IL S2 Magister Ilmu Transportasi LHK. 564 00032 2017 Lingkungan Mohammad Emir Muzamil, S1 Biologi UNPAD ATPA Ahli Biologi S.Si Bandung LHK. 564 00057 2017

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 4 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

1.4. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang akan dikaji 1.4.1. Status Studi Adendum ANDAL dan RKL-RPL Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated Adendum ANDAL dan RKL-RPL Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dengan titik awal yaitu simpang susun ruas Cikunir dan titik akhir di simpang susun ruas Karawang Barat sepanjang 36,84 km yang meliputi Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang mengacu pada Studi Evaluasi Lingkungan (SEL) dan RKL-RPL Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek Nomor : KL.0302-MN/130 tanggal 17 Maret 1993 Oleh Komisi Pusat AMDAL Departemen Pekerjaan Umum.

Dalam dokumen tersebut dijelaskan bahwa pembangunan jalan Tol Jakarta-Cikampek sesuai dengan Pola Tata Ruang Wilayah JABODETABEK, dimana peruntukkan lahan di wilayah penyangga DKI Jakarta tersebut adalah untuk pemukiman, industri dan pertanian, maka diperlukan sarana dan prasarana transportasi yang memadai untuk menunjang kegiatan di wilayah tersebut. Prasarana transportasi yang ada yaitu jalan lama Jakarta- Cikampek, tingkat pelayanan LOS (Level Of Service) yang rendah, sehingga perlu adanya alternatif lain untuk menunjang kegiatan di wilayah penyangga tersebut. Alternatif tersebut dalam pembangunan jalan Tol baru yang dapat mengimbangi perkembangan ekonomi maupun teknologi. Namun seiring berjalannya waktu dengan jumlah volume lalu lintas yang semakin meningkat, maka jalur Jalan Tol Jakarta-Cikampek mengalami kemacetan terlihat dari V/C rasio yang sudah melebihi 1, dengan demikian dibangunlan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated oleh PT. Jasa Marga. Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated akan dibangun diatas median jalan tol Jakarta-Cikampek (Eksisting) dengan demikian pertimbangan akan langsung bermanfaat pada pelayang jalan Tol Jakarta-Cikampek dan tidak diperlukan proses pembebasan lahan.

1.4.2. Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah

A. Lokasi Kegiatan Rencana Pengembangan Jalan Tol Jakarta - Cikampek II Elevated akan dibangun diatas median Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang sekarang (eksisting). Rencana pembangunan jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dengan titik awalnya yaitu simpang susun ruas Cikunir dan titik akhirnya di simpang susun ruas Karawang

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 5 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Barat dengan total panjang sekitar 36,84 Km. Kabupaten/Kota yang akan terlintasi rencana kegiatan ini meliputi kawasan Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang.

B. Rencana Tata Ruang Wilayah Proses penyusunan Dokumen ADENDUM ANDAL dan RKL-RPL Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated ini telah menempuh pembahasan mengenai Kesesuaian Tata Ruang Pada tanggal 20 September 2016. Rencana pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated telah mendapatakan kesesuaian Tata Ruang dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Direktorat Jenderal Tata Ruang No. 1124/200/XI/2016 perihal Status Jalan Bebas Hambatan Jakarta-Cikampek II Elevated di dalam RTRWN bahwa kegiatan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated telah tercantum dalam RTRWN dalam Lampiran III. Penjelasan mengenai pasal 114 A PP No. 13 Tahun 2017 menyatakan bahwa kegiatan yang termasuk dalam kegiatan strategis nasional dan belum tertuang dalam Rencana Tata Ruang Daerah, maka izin pemanfaatan ruang didasarkan pada Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2017. Dengan telah adanya rekomendasi kegiatan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dari Kemeterian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional Direktorat Jenderal Tata Ruang, maka tidak diperlukan lagi rekomendasi Tata Ruang dari Daerah Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2017.

Peta Lokasi Rencana Pembangunan Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Elevated Tersaji pada Gambar 1.1 serta Peta Struktur Ruang RTRWN Gambar 1.2.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 6 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Gambar 1.1 Peta Lokasi Rencana Kegiatan

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 7 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Gambar 1.2 Peta Struktur Ruang RTRWN

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 8 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

1.4.3. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang sudah Berjalan

Berdasarkan Studi Evaluasi Lingkungan, 1992 Pembangunan Jalan Tol Jakarta- Cikampek, kegiatan pembangunan jalan Tol Jakarta-Cikampek telah diawali dengan kegiatan studi “Trans Java Highway Feasibility Study”. Studi yang memakan waktu satu tahun (1972-1973) dilaksanakan oleh Lyon & Associates, USA, serta dibiayai dengan bantuan USAID.

Berdasarkan hasil studi kelayakan yang dilaksanakan oleh Agre Intertraffic-Lens Consult pada tahun 1975 (dalam study “Jakarta- Tollway System Feasibility Study”) pemerintah menetapkan proyek Jalan Jakarta-Cikampek berupa :

 Pembangunan jalan baru bebas hambatan antara Jakarta dan Cikampek sepanjang ± 73 Km.

A. Karakteristik Lokasi Kegiatan Berkaitan dengan tata guna tanah, maka penggunaan tanah disepanjang tol dapat dikelompokkan menjadi empat segmen sebagai berikut :

 Segmen I : Antara Jakarta-Bekasi, tata guna tanah lebih didominasi oleh perumahan  Segmen II : Antara Bekasi-Karawang, tata guna lebih dominasi oleh perumahan dan persawahan  Segmen III : Antara Cibitung-Karawang-Klari, tata guna tanah lebih didominasi oleh persawahan dengan adanya indikasi kuat kearah pengembangan industri yang cukup besar  Segmen IV : Antara Klari-Cikampek, tata guna tanah lebih didominasi oleh perkampungan dan perkotaan.

B. Tahapan Kegiatan 1. Tahap Pra Konstruksi Telah dilakukan pembebasan lahan untuk jalur Told an fasilitas penunjangnya seluas 9.153.745,43 m2 yang meliputi 9.843 KK dengan perincian : Luas Lahan (m2) Jumlah KK Kodya Jakarta Timur 470.220,50 1.456 Kabupaten Bekasi 4.444.597,18 4.854 Kabupaten Karawang 4.050.982,75 3.440

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 9 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Kabupaten Purwakarta 187.945 93 Utilitas yang dibebaskan :

- Saluran air minum (PAM) : 1.278 m - Jaringan telepon udara : 192 bh - Jaringan telepon bawah tanah : 2.245 m - SUTT : 16 bh - SUTM dan SUTR : 309 bh - PJU : 22 bh

Sebagian besar dari utilitas yang dibebaskan (90%) terletak di seksi A (Cawang- Cibitung).

Sampai saat ini semua lahan dan utilitas tersebut telah selesai pembebasannya dan tidak ada keluhan-keluhan dari masyarakat yang terkena pembebasan, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada dampak sisa yang disebabkan tahap konstruksi.

2. Tahap Kontruksi Pelaksanaan fisik pembangunan jalan Tol dimulai tahun 1980 yang dibagi menjadi 3 seksi : a. Seksi A Jalan utama : 24,40 km (4 jalur) ORR Lajur Timur : 9,40 km (2 jalur) Jatiwaringin intersection : 2.31 km Jatibening Access section : 1,58 km Totak Seksi A : 37,59 km Jalan Lokal : 9,00 km Seluruh Seksi A : 46,59 km Jumlah Interchange : 7 Jumlah Jembatan : 40 Box Culvert : 30 Gerbang Tol : 7 b. Seksi B Jalan Utama : 23,00 km (2 jalur) Karawang Spur : 7,00 km ( 2 jalur) Seluruh Seksi B : 30,00 km Jumlah Interchange : 2

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 10 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Jumlah Jembatan : 20 Box Culvert : 20 Gerbang Tol : 2 c. Seksi C Jalan Utama : 25,80 km (2 jalur) Jalan Penghubung : 5, 00 km Seluruh Seksi C : 30,80 km Jumlah Interchange : 1 Jumlah Jembatan : 15 Box Culvert : 21 Gerbang Tol : 2 Data-data teknis jalan tol adalah sebagai berikut :

- Jalan Tol Jalur Lalu Lintas = 2 x 7,20 = 14,40 meter Bahu Dalam = 2 x 0,75 = 1,50 meter Bahu Luar = 2 x 2,50 = 5,00 meter - Lebar Daerah Milik Jalan (DAMIJA) Jalan Tol bervariasi 70 s/d 80 m Jalan penghubung bervariasi 20 s/d 40 m Jalan local bervariasi 15 s/d 25 m - Jalan Penghubung Jalur lalu lintas bervariasi 7,20 m s/d 4,50 m Bahu jalan bervariasi 2,50 m s/d 1,50 m - Konstruksi badan jalan aspal beton dengan lapisan dasar perkerasan (subgrade) menggunakan limestone (batu kapur) - Kecepatan rencana = 120 km/jam - Umur rencana = 20 tahun Kebutuhan material untuk pembangunan jalan Tol ini seperti tanah, batu, limestone diperoleh dari quarry dan lokasi sekitarnya.

- Tanah, selain dari pemotongan bukit disekitar Cibeet juga diperoleh dari lokasi milik PT. Jasa Marga di Desa Sumur Batu Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi (15 km dari lokasi proyek) seluas 22,5 ha.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 11 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

1. JCT 1 JCT 1 merupakan simpang susun pertama dari ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated. JCT merupakan simpang susun yang mempertemukan ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dengan ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek di daerah Cikunir dan Jakarta Outer Ring Road. 2. JCT 2 JCT 2 merupakan simpang susun kedua dari ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated. Simpang susun ini merupakan junction yang menghubungkan jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dengan ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting di Karawang Barat.

Kegiatan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated terdiri dari dua tahap, yaitu tahap konstruksi dan tahap operasional. Perlu diketahui dalam pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated tidak ada pembebasan lahan. Rincian masing-masing kegiatan pada tahap tersebut adalah sebagai berikut :

Tahap Konstruksi

1. Pengadaan Tenaga Kerja dan Pengoperasian Base Camp 2. Mobilisasi Peralatan dan Material 3. Pekerjaan Lajur Pengganti 4. Pekerjaan Elevated

Tahap Operasional 1. Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol Jakarta- Cikampek II Elevated

Gambar 1.5 Bagan Alir Kegiatan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated 1.4.4.1 Tahap Konstruksi 1. Pengadaan Tenaga Kerja dan Pengoperasian Base Camp Pada saat pengadaan tenaga kerja akan mengacu pada Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaa BAB X Perlindungan, Pengupahan dan Kesejahteraan. Di samping itu, dalam proses penerimaan tenaga kerja tahap konstruksi akan dilibatkan juga pihak kecamatan, kelurahan, serta tokoh

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 34 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

masyarakat. Untuk tenaga kerja dari luar daerah dapat direkrut berdasarkan persyaratan-persyaratan khusus dengan mengutamakan tenaga kerja yang memiliki pengalaman dan keterampilan khusus pada bidangnya. Pada prinsipnya dibuka kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat local sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan pada saat tahap konstruksi. Total tenaga kerja yang akan direkrut pada tahap konstruksi yaitu 250 orang dan berlangsung selama konstruksi. Tenaga kerja lokal yang akan direkrut yaitu 56 % dan tenaga kerja dari luar 44 %. Berikut adalah tenaga kerja yang dibutuhkan.

Tabel 1.5 Prakiraan Jumlah Tenaga Kerja Dalam Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

No. Klasifikasi Tenaga Kerja Jumlah Luar Daerah Lokal 1 Tenaga Ahli Jalan dan Jembatan 10 5 5 2 Assisten Tenaga Ahli 10 5 5 3 Administrasi Proyek 10 5 5 4 Logistik 10 5 5 5 Keamanan 20 10 10 6 Operator Alat Berat 25 25 0 7 Mandor 25 15 10 8 Tenaga Kasar/buruh 140 40 100 Total 250 110 140 Sumber : Kegiatan Pembangunan Jalan Tol yang Sejenis, 2016

Untuk para pekerja dan kontraktor akan disediakan kantor kontraktor dan work shop disekitar lokasi kegiatan. Dimana kantor kontraktor terdapat pada Sta 21+000 dan Sta 37+000 serta work shop berada pada Sta 39, Sta 50+000 dan work shop cikunir. Pada saat pekerjaan telah selesai, maka para pekerja akan diinformasikan dan akan menerima haknya sesuai kesepakatan dengan memperhatikan UMR Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 35 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Gambar 1.6 Rencana Lokasi Fasilitas di Sekitar Lokasi Kegiatan 2. Mobilisasi Peralatan dan Material Kegiatan mobilisasi kendaraan akan digunakan untuk pengangkutan bahan dan material serta peralatan proyek untuk konstruksi. Rincian jenis peralatan dan perlengkapan alat berat yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan kontruksi pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated terdapat pada Tabel 1.4. Selain itu juga PT. Jasa Marga akan merencanakan Baching Plan yaitu sebuah lokasi yang didalamnya terdapat alat-alat yang dipakai untuk mencampur atau membuat adukan beton ready mix dalam skala besar. Selain untuk memproduksi beton juga berfungsi sebagai tempat untuk mengendalikan produksi beton agar mutu, slump, nilai kekuatan dari beton itu sendiri terjaga. Lokasi batching plant dapat dilihat pada Gambar 1.7.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 36 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Gambar 1.7 Lokasi Batching Plant Tabel 1.6 Kebutuhan Peralatan dalam Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Jarak Lokasi alat Ke Lokasi Jumlah Lokasi Alat No. Jenis Peralatan Kapasitas Produksi Pekerjaan Peralatan Sekarang

Km 1 2 3 4 5 6 3 1 Batching Plant 2 unit 50 m /jam Jkt,Jateng 10 & 430 Batching Plant 1 unit 50 m3/jam Jakarta 45 Batching Plant 3 unit 90 m3/jam Jakarta 53

2 Asphalt Mixing Plant 1 unit 80 - 90 Ton/Jam soker 530 Asphalt Mixing Plant 1 unit 50 - 60 Ton/Jam Jawa tengah 500 Asphalt Mixing Plant 1 unit 60 80 Ton/H Jakarta 48 Asphalt Mixing Plant 1 unit 100 Ton/Jam Bekasi 45 Asphalt Mixing Plant 40-60 ton/hr Subang 120

Jkt, Jateng, 3 20 Ton Dump Truck, 20 ton 18 unit Medan 19,450& 19 Medan& 26 Ton Dump Truck, 20 ton 5 unit Rakanmo 15 & 29 Dump Truck, 20 ton 109 unit 20 Ton Jakarta 45 Dump Truck, 20 ton 65 unit 20 Ton Karawang 55

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 37 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Jarak Lokasi alat Ke Lokasi Jumlah Lokasi Alat No. Jenis Peralatan Kapasitas Produksi Pekerjaan Peralatan Sekarang

Km 1 2 3 4 5 6 Dump Truck, 20 ton 30 unit 20 Ton Pool Bekasi 16 Dump Truck, 20 ton 30 unit 20 Ton Pool Bekasi 13 Dump Truck, 20 ton 15 unit 20 Ton Pool Bekasi 14

4 Wheel Loader 3 unit 1.5 m3 Jkt,Jateng 9 & 450 Wheel Loader 3 unit 1.7 m3 Jkt,Jateng 9 & 450

5 Truck Mixer 11 unit 8 m3 Jkt,Jateng 47 & 508 Truck Mixer 5 unit 7 m3 Jateng 450 Truck Mixer 32 unit 7 m3 Jakarta 48

6 Flat Bed Truck, 4 ton 15 unit 4 Ton Legok 72 Flat Bed Truck, 4 ton 5 unit 4 Ton Jakarta,Solo 45 % 550 Flat Bed Truck, 4 ton 5 unit

Asphalt Finisher, 80 ton 7 unit 80 T/jam /jam 2 Jawa tengah 510 Asphalt Finisher, 80 ton unit 80 T/jam /jam 2 Cikarang 45

8 Concrete Paver 1 unit 2-7,75 MTR Jakarta 45 Concrete Paver 1 unit 2 - 6 MTR Jawa Tengah 480 Concrete Paver 2 unit 7,5 MTR Jawa Tengah 510 Concrete Paver 2 unit 40 m3/jam Medan 1920

9 Tyred Roller, 8 - 10 ton 2 unit 8-10 Ton Jkt, Jateng 46.492 Tyred Roller, 8 - 10 ton 4 unit 8-10 Ton Cikarang 35

10 Tandem Roller, 10 ton 2 unit 10 Ton Jateng & Bogor 520.85 Tandem Roller, 10 ton 2 unit 10 Ton Jkt, Medan 48, 1995 Tandem Roller, 10 ton 4 unit 10 Ton Jakarta 46

Jkt, 11 114 Hp Vibratory Roller, 114 Hp 11 unit Jateng,Bogor 35,507, 89 Vibratory Roller, 114 Hp 5 unit 114 Hp Jateng, Medan 505 & 1700

Jkt,Jateng, 12 100 Hp Excavator 100 Hp 15 unit Medan 45,480 & 1500 Excavator 100 Hp 10 unit 100 Hp Jakarta 47 Excavator 100 Hp 10 unit 100 Hp Jakarta 57 Excavator 100 Hp 10 unit 100 Hp Jakarta 48

13 Bulldozer 3 unit 100 Hp Jkt, Jateng 37, 489 Bulldozer 4 unit 100 Hp Jkt, bogor 42, 89 Bulldozer 3 unit 100 Hp Jateng 499

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 38 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Jarak Lokasi alat Ke Lokasi Jumlah Lokasi Alat No. Jenis Peralatan Kapasitas Produksi Pekerjaan Peralatan Sekarang

Km 1 2 3 4 5 6

14 Motor Grader, 120 Hp 3 unit 120 Hp Jtk, Jateng 43, 489 Jkt, Bogor, Motor Grader, 120 Hp 6 unit 120 Hp Jateng 39, 89,510

15 Asphalt spayer 1000 Ltr 1 unit 1000 Liter Jawa tengah 512 Asphalt spayer 1000 Ltr 3 unit 1000 Liter Cikarang 45

16 Water Tanker 5000 Ltr 2 unit 5000 Liter Jkt,Jateng 35 & 485 Water Tanker 5000 Ltr 5 unit 5000 Liter Jkt,Jateng 50 & 530 Water Tanker 5000 Ltr 7 unit 5000 Liter Jkt,Jateng 40 & 508 4000- Liter Jkt,Sentul 45,75,3 Water Tanker 5000 Ltr 9 unit 5000

17 Concrete Mixer , 0,3 m3 10 unit 0.3 m3 Jkt, Jateng,Bogor 43,508,95

18 Generator Set 200 kva 3 unit 200 Kva Jkt, Jateng 55, 485 Generator Set 200 kva 4 unit 200 Kva Bogor, Jateng 84, 495 Generator Set 200 kva 1 unit 200 Kva Jakarta 48

19 Crane, 150 ton 10 unit 150 Ton Pool Cilacap 499

20 Crane, 100 ton 10 unit 100 Ton Batang 420

21 Crane, 60 ton 9 unit 60 Ton Pool Jakarta 50

22 Crane, 50 ton 2 unit 50 Ton Jkt,Jateng 45 & 520 Crane, 50 ton 2 unit 50 Ton Jateng 520 Crane, 50 ton 1 unit 50 Ton Semarang 510

Medan,Jkt, 23 16 inch 1900,43,513 Concrete Cutter 7 unit Jateng Concrete Cutter 13 unit 42 mm Bogor, Jateng 87, 512

24 Hydrolic Breaker 6 unit 147 Hp Jkt,Jateng,Medan 45, 530, Hydrolic Breaker 4 unit 100 Hp Pool Bekasi 26

25 Air Compressor , 150 psi 3 unit 655 Cfm Jateng 550 Air Compressor , 150 psi 2 unit 250-370 Cfm Bogor,Jateng 89,560 Air Compressor , 150 psi 3 unit 175 Cfm Jkt,Jateng 45,630

26 Survey Equipment 5 set 102 N Jkt,Jateng,Medan 55, 560,2300 Survey Equipment 5 set 102 N Jkt,Jateng,Medan 55, 560,2300 Survey Equipment 3 set 102 N Jawa Tengah 554

27 Concrete Vibrator 4 set Concrete Vibrator 6 set 3 Hole Jateng 505

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 39 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Jarak Lokasi alat Ke Lokasi Jumlah Lokasi Alat No. Jenis Peralatan Kapasitas Produksi Pekerjaan Peralatan Sekarang

Km 1 2 3 4 5 6 Concrete Vibrator 5 set 0.5 kW Jkt,Jateng,Medan 35,479,2700 Concrete Vibrator 10 set 0.5 kW Jkt,Jateng,Medan 35,479,2700

28 Stamper 10 set 4 Hp Jkt,Jateng,Medan 35,479,2700

29 Water pump, 100 mm 20 unit 100 mm Jkt, Jateng 44 & 507

30 Pick up truck 1 ton 10 unit 1 Ton Pool Bekasi 26 Pick up truck 1 ton 5 unit 1 Ton Jakarta 46

Ø80- 31 Alat Bore Pile 25 unit cm 45 & 520 Ø120 Jakarta,Solo Alat Bore Pile 5 unit Dia 1500 mm Jakarta, Medan

32 Crane Service 10 set 55 Ton Cikampek, Tegal 17 & 477 33 Pile Driving 2,5 - 3 ton 6 unit 2,5 - 3 Ton Cikampek, Tegal 15 & 470 34 Launching Grider 8 set 100-200 Ton Semarang 510

35 Trailer 1 unit 30 Ton Jawa tengah 498 Trailer 24 unit 35-40 Ton Jkt, Semarang 45 & 520 Trailer 10 unit 30 Ton Pool Marunda 41

36 Bar Bender ( Machine ) 14 set 42 MM Jkt, Jateng,Bogor 45,501,89 Bar Bender ( Machine ) 10 Set 42 MM Jawa Tengah 485

37 Bar Cutter ( Machine ) 10 set 42 MM Jawa Tengah 485 Bar Cutter ( Machine ) 2 set 42 MM Jkt, Jateng 47, 498

38 Concrete Pump 2 unit 1000 mtr Jawa Tengah 510 Concrete Pump 2 unit 210 Bar Jawa Tengah 511 Concrete Pump 1 unit 105 m3/jam Jakarta 36 Concrete Pump 5 unit 105 m3/jam Jkt, Jateng 45, 492

39 Welding Set 5 set 300 A Jkt,bogor 43 & 87 Welding Set 15 Set 250 A Jkt,Bogor,Jateng 43,87,520 Sumber : PT. Waskita Acset KSO, 2017 Keteranan : Warna Abu : Status Kepemilikan peralatan (sewa)

Jalur mobilisasi mengikuti arah lalu lintas dengan akses masuk dan keluar mengikuti on off ramp di jalan tol terdekat di sepanjang jalur tol. Untuk dapat masuk ke area konstruksi Elevated, harus mengambil 1 lajur di area paling kanan/lajur cepat pada Jalur A dan B. Jalur ini dapat digunakan setelah pekerjaan Lajur Pengganti selesai dikerjakan. Jalan sementara di area elevated adalah di sepanjang konstruksi elevated.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 40 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Sedangkan tempat / lokasi bangunan akan ditempatkan pada area kosong di sebelah kanan atau kiri dari jalan tol. Sebagai salah satu cara untuk menangani kemacetan, maka akan dilakukan pengaturan lalu lintas dan pengaturan jadwal mobilisasi alat berat dan material dengan window time. Selain itu untuk kontraktor harus memenuhi bahwa kendaraan pengangkut harus lulus uji KIR (dan lulus uji emisi) dan berat muatan dan kendaraan pengangkut harus sesuai dengan kelas jalan. Sedangkan untuk mengatasi sebaran debu kendaraan pengangkut akan dilengkapi dengan penutup dan pembatasan kecepatan kendaraan di bawah 40 km/jam dengan muatan terbesar serta melakukan komunikasi kepada masyarakat mengenai pekerjaan mobilisasi peralatan dan material.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 41 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Gambar 1.8 Rencana Jalan Kerja

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 42 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

3. Pekerjaan Lajur Pengganti Pekerjaan Lajur Pengganti yang akan dilakukan dalam Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated. Dimana pekerjaan lajur pengganti ini tidak menggunakan lahan masyarakat dengan mengganti 1 lajur (lajur 4). Dengan menggeser lajur ke arah luar dengan mengganti bahu jalan yang akan dilakukan yaitu 6,1 m (penggeseran lajur 3,6 m + bahu 2,5 m). Berikut tersaji pekerjaa lajur pengganti yang akan dilaksanakan dalam pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated. Tabel 1.7 Analisa Kebutuhan Lebar Ruang Minimum Untuk Satu Arah (Geometri)

Sumber : Pembahasan Studi Kelayakan dan Rencana Konstruksi Jalan Tol Jakarta-Cikampek Elevated, 2016

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 43 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Gambar 1.9 Kondisi Awal dan Rencana Pekerjaan Lajur Pengganti Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 44 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Gambar 1.10 Lokasi Pelebaran Jalan Yang Akan Dilakukan

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 45 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Pekerjaan Lajur Pengganti terdiri dari : A. Pekerjaan Pembersihan Tempat Kerja Pembersihan tempat kerja yang dimaksud adalah pembersihan pada lajur pengganti, serta pengupasan lapisan tanah mencakup pembersihan permukaan areal kerja dari semua pohon, semak belukar, tanaman pagar dan benda-benda lainnya termasuk ilalang, rumput liar, pendongkelan akar pohon dan tumbuhan liar lainnya, kotoran/debris dan material lainnya yang tidak layak berada di area yang direncana akan dibersihkan dengan menggunakan Bulldozer, didorong menuju ke lokasi stok sementara. Untuk lokasi stok yang lebih dari 100 meter diangkut dengan menggunakan Dump Truck menuju lokasi Stok pembuangan yang telah disetujui oleh Pengawas.

Lokasi Pembersihan tempat kerja di area lajur pengganti :

Gambar 1.11 Area Pemisah Lajur Pada On/Off Ramp

Gambar 1.12 Rencana Di Sekitar Area Ramp Karawang Barat

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 46 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Gambar 1.13 Area Pekerjaan Lajur Pengganti Yang Terdapat Pohon dan Tanaman Pekerjaan Clearing - Grubbing di area pelebaran adalah pekerjaan pembersihan lokasi pekerjaan berikut pengupasan lapisan tanah paling atas setebal 20 cm (atau sesuai spesifikasi) pada tanah existing.

Lapisan tanah (top soil) masih bisa digunakan sebagai pupuk organik, akan distock untuk dimanfaatkan. Jika tidak bisa digunakan akan dibuang ke disposal area yang sudah ditentukan.

Untuk memudahkan kordinasi pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan pembersihan tempat kerja, maka perlu dilakukan pembagian area/zona pekerjaan. Berikut tersaji pembagian zona yang akan dilakukan pada saat pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated.

Tabel 1.8 Pembagian Zona Kerja

No Zona STA Area Jarak (m) 1 1 9+500 – 10+500 Ramp Cikunir 1,000 2 2 10+500 – 13+450 Cikunir s.d Bekasi Barat 2,950 3 3 13+450 – 17+100 Bekasi Barat s.d Bekasi Timur 3,650 4 4 17+100 – 21+400 Bekasi Timur s.d Tambun 4,300 5 5 21+400 – 24+700 Tambun s.d Cibitung 3,300 6 6 24+700 – 29+800 Cibitung s.d Cikarang Utama 5,100 7 7 29+800 – 31+352 Cikarang Utama s.d Cikarang Barat 1,525 8 8 31+325 – 35+000 Cikarang Barat s.d Cibatu 3,675 9 9 35+000 – 37+450 Cibatu s.d Cikarang Timur 2,450 10 10 37+450 – 47+500 Cikarang Timur s.d Karawang Barat 10,050 Total Jarak 36,84 Sumber : Metode Pelaksanaan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated, 2017

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 47 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Grubbing Striping

Clearing Striping Pembongkaran

Gambar 1.14 Peralatan yang digunakan Dalam Kegiatan Pembersihan Lahan B. Pekerjaan Tanah Pekerjaan tanah merupakan pekerjaan galian dan pekerjaan timbunan kembali untuk mendapatkan alinyemen vertical dan horizontal rencana. 1. Pekerjaan Galian Pekerjaan Galian ini mencakup semua pekerjaan penggalian dalam batas daerah milik jalan kecuali galian struktur, pemindahan, pengangkutan, penimbunan dan penyempurnaannya atau pembuangan, pembentukan bidang galian, dan penyempurnaan bidang galian yang terbuka (exposed). Pekerjaan galian ini meliputi pekerjaan galian biasa di buang. Hasil galian dibuang dengan bekerjasama dengan pihak ketiga yang telah memiliki izin.

Gambar 1.15 Ilustrasi Pekerjaan Galian di Area Borrow 2. Pekerjaan Timbunan Dalam pekerjaan timbunan tidak ada material timbunan yang didatangkan dari luar, sehingga menggunakan material disposal sisa yang terdapat dilokasi disposal.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 48 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Pekerjaan ini meliputi pembersihan areal lokasi, pembersihan borrow pit, penggalian dan pengangkutan, penghamparan dan pemadatan material yang diperoleh dari borrow pit yang telah disetujui untuk melaksanakan timbunan dan subgrade. Material timbunan tanah yang akan dipergunakan adalah tanah pilihan sesuai dengan spesifikasi. Lokasi quarry tersebut tersaji dalam Tabel 1.9.

Tabel 1.9 Lokasi Quarry (Borrow Area)

No Lokasi Quarry Luas (Ha) Jarak (km) 1 Cileungsi Kirap 80 35 2 Desa Sukamaju Jonggol 80 34 3 Karawang Loji 100 53 4 Karawang Timur 100 55 Sumber : Metode Pelaksanaan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated, 2017

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 49 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Gambar 1.16 Lokasi Quarry (Borrow Area)

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 50 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Peralatan yang akan digunakan pada saat pekerjaan timbunan antaralain excavator, dump truck dengan kapasitas 22 m3/hari dengan ritasi dump truck 2 rit/hari, vibro roller, motor grader dan water tank. Kebutuhan pekerjaan borrow area tersaji dalam Tabel 1.10.

Tabel 1.10 Kebutuhan Alat Pekerjaan Tanah Borrow Material

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan timbunan yaitu :  Pertama pada saat mau melakukan penimbunan pondasi dasar atau tanah asli harus mempunyai kepadatan minimal yang disyaratkan dengan terlebih dahulu dipadatkan, mengingat selama pondasi dasar belum memenuhi persyaratan maka timbunan di atasnya tidak bisa dilakukan dan bila dipaksakan akan menjadi pekerjaan yang sia-sia mengingat kepadatan yang akan dicapai pada timbunan tidak akan dapat terpenuhi.  Kedua adalah pola pembongkaran dari Dump truck jangan terlalu rapat dengan volume melewati kemampuan alat hampar atau terlalu jauh sehingga mengakibatkan kerja ulang atau ketebalan penghamparan tidak rata di satu sisi terlalu tebal sementara di sisi lain terlalu tipis.  Ketiga adalah menjaga kondisi kadar air pada tanah timbunan dimana harus sesuai dengan kadar air yang disyaratkan sehingga menghasilkan kepadatan yang disyaratkan.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 51 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

 Timbunan hanya bisa dilaksanakan setelah pekerjaan stripping maupun penebangan pohon selesai dilakukan, dimana areal timbunan harus bersih dari pohon-pohon dan semak-semak, akar-akaran serta tanah organik dan humus di lapisan permukaan tanah untuk rencana timbunan.  Uji laboratorium terhadap bahan tanah timbunan akan dilakukan di laboratorium umum yang disetujui Direksi sebagai acuan proses pemadatan di lapangan, yaitu penentuan kondisi pemadatan optimum dan jumlah lintasan untuk setiap alat pemadat yang digunakan sampai tercapai kepadatan kering (dry density) yang ditentukan dalam spesifikasi.  Test Kepadatan di lapangan Selain test kepadatan yang dilakukan di Laboratorium masih ada test kepadatan timbunan yang dilakukan di lapangan yang dilaksanakan dengan metoda Sand Cone Test, dimana dari hasil test ini akan diperoleh perbandingan berat volume kering tanah, kemudian dibandingkan dengan berat volume kering hasil percobaan di laboratorium untuk jenis tanah yang sama sehingga angka prosentase yang diperoleh menunjukkan tingkat kepadatan yang dicapai di lapangan terhadap standar min. 75% standard proctor (atau sesuai spesifikasi yang telah ditentukan).

C. Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Pekerjaan lapis pondasi agregat meliputi : - Pekerjaan Subgrade/Penyiapan Badan Jalan meliputi galian ataupun penggarukan pekerjaan timbunan yang diikuti dengan pekerjaan pemadatan tanah. - Bila pada suatu area diperlukan jalan akses, harus disiapkan terlebih dahulu. - Selama pekerjaan penyiapan badan jalan berlangsung, jika ditemukan adanya sumber air maka di area yang rawan genangan air dibuatkan saluran pembuang, agar lokasi pekerjaan tetap kering. - Pengukuran kembali dari rencana lebar trase jalan, di sepanjang rencana trase pembangunan jalan, sebagai pedoman pelaksanaan di lapangan.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 52 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

- Pengecekan kembali pemasangan patok sebagai acuan elevasi finish grade di setiap jarak tertentu, disepanjang rencana pembangunan jalan. - Lapisan subgrade lapis demi lapis telah melalui serangkaian test kepadatan tanah yang sudah sesuai spesifikasi teknis dan sudah disetujui oleh Wakil Pengguna Jasa. - Pekerjaan Subgrade sebagai penyiapan badan jalan dilakukan dengan menggunakan kombinasi antara motor grader, Vibro Roller dan Truck Tangki. Peralatan yang dipakai sbb Motor Grader, Vibro Roller, Dump Truck dengan kapasitas 20 m3/hari dan ritasi 2 rit/hari dan Alat Bantu. Kebutuhan bahan agregat akan didatangkan dari daerah Karawang.

Tabel 1.11 Kebutuhan Agregat

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 53 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

D. Pekerjaan Rigid Pavement Lapis pondasi dan pondasi bawah berupa lean concrete 150 mm, drainage layer 150 mm dibuat untuk mendukung beban lalu lintas dan menyebarkannya ke lapisan bawahnya, karena itu material lapis pondasi dan pondasi bawah harus tahan terhadap pengaruh beban berulang dari lalu lintas dan air.

Dalam pemilihan Lapis pondasi dan pondasi bawah berupa lean concrete 150 mm, drainage layer 150 mm, terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dan dalam beberapa hal cara stabilisasi lebih menguntungkan bila mutu material yang diperlukan tidak tersedia. Pada umumnya material lapis pondasi dan pondasi bawah, terdiri dari campuran material concrete.

Mutu dan gradasi material memiliki pengaruh yang besar terhadap masa pelayanan perkerasan dan karena itu material yang digunakan harus melalui pemeriksaan terlebih dahulu sebelum digunakan. Konstruksi lapis pondasi dan pondasi bawah menggunakan Lapis pondasi dan pondasi bawah berupa lean concrete 150 mm, drainage layer 150 mm, maka sebaiknya diperhatikan hal- hal berikut : a. Seluruh material agregat ditempat penyimpanan/penimbunan harus bebas dari kotoran, diusahakan agar penimbunan tidak langsung diatas tanah, perlu dipertimbangkan alat timbunan, sehingga pengambilan aggregate bebas dari tanah. b. Penyebaran agregat sebaiknya langsung menggunakan kendaraan bergerak dengan dilengkapi spreader-boxes atau alat penyebar agregat lainnya. c. Usahakan mengurangi/menghilangkan sama sekali pengaruh segregasi (pemisahan butiran kasar dengan butiran halus), yang selalu timbul pada material bergradasi menerus, antara lain : - Usahakan gradasi material pada tempat penimbunan tidak banyak terganggu. - Sistem pengangkutan material. - Sistem penyebaran material dan ukuran maksimum agregat. d. Persyaratan lainnya, tebal padat maksimum yang diijinkan, ketinggian hamparan harus selalu terkontrol.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 54 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Kebutuhan beton rigid yang diperlukan dalam pekerjaan rigid pavement antaralain :

Tabel 1.12 Kebutuhan Beton Rigid Volume Beton Durasi Kapasitas Prod. Kebutuhan Fleet Alat (unit) No. Station m3 Jam Bulan (m3/Jam) Keperluan BP Truck mixerWheel Loader Conc Paver

1 Zona 2 10+500 s/d 13+450 16,661.20 12 3 50.00 1.00 8.00 1.00 1.00 2 Zona 3 13+450 s/d 17+100 19,670.40 12 3 50.00 3 Zona 4 17+100 s/d 21+400 22,846.40 12 3 50.00 1.00 8.00 1.00 1.00 4 Zona 5 21+400 s/d 24+700 17,274.00 12 3 50.00 5 Zona 6 24+700 s/d 29+800 23,849.60 12 3 50.00 1.00 8.00 1.00 1.00 6 Zona 7 29+800 s/d 31+325 15,156.80 12 3 50.00 7 Zona 8 - 31+325 s/d 35+000 17,608.40 12 3 50.00 1.00 8.00 1.00 1.00 8 Zona 9 - 35+000 s/d 37+450 13,652.00 12 3 50.00 9 Zona 10 2.00 16.00 2.00 2.00 37+450 s/d 47+500 55,779.20 12 3 50.00

202,589.00 6 48 6 6 Tabel 1.13 Kebutuhan Beton Rigid

No Uraian Keterangan Rencana Kebutuhan Batching Plan (BP) a Kapasitas Batching Plan 90 m3/jam b Kapasitas Produksi 55% 50 m3/jam c Produksi Batching Plan Per Hari 600 m3/jam d Produksi Batching Plan 18.000 m3/bln/BP e Kebutuhan Beton 67.570 m3/bln f Keperluan Minimal Batching Plan 4 unit Rencana Kebutuhan Truck Mixer (TM) a Kapasitas Produksi/jam 50 m3/jam b Rencana Jumlah Batching Plan 5 unit c 1x Cycle Time Truck Mixer 1 jam d Kapasitas TM 7 m3/truck e Kebutuhan TM/BP 8 truck/BP Rencana Kebutuhan Concrete Paver a Kapasitas Produksi/Jam 20 m/jam b Rencana Produksi/Hari 240 m c Volume Rigid Pavement (m) 2 x 36.330 m dan 72.667 m d Kebutuhan Min Alat 4 alat Sumber : Metode Pelaksanaan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 55 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

E. Pekerjaan Flexible Pavement Pekerjaan perkerasan aspal ini meliputi pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan aspal hotmix di lokasi pelebaran jalan. Lingkup perkerasan aspal yaitu bituminous track coat, asphalt concrete wearing course (AC-WC) dan aspalt cement dengan peralatan yang akan digunakan antaralain aspalt mixing plant (AMP), aspalt finisher, dump truck, tandem roller, pneumatic tired roller dan sprayer aspal.

1. Track Coat Tack coating dihampar di atas permukaan Asphalt atau beton yang sudah disetujui. Sebelum dihampar permukaan yang akan di coating harus bersih dari kotoran. Tack coat dihampar dengan aspalt sprayer. 2. Pekerjaan Aspal Hotmix Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC) salah satunya terletak pada lajur pelebaran. Berikut tahapan pekerjaan perkerasan aspal: 1. Membuat guideline dari rencana jalan untuk arah finisher. 2. Asphalt (Hotmix) diangkut dengan truck dengan ditutupi terpal, jumlah dump truck harus sesuai dengan kapasitas finisher. 3. Asphalt (hotmix) di atas truck sebelum didrop harus dicek temperaturnya. 4. Campuran Asphalt (Hotmix) dihampar menggunakan asphalt finisher. 5. Ada tiga tahapan pemadatan yaitu break down, intermediate dan finishing rolling dengan tandem roller dan tyre roller.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 56 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

1

2

Gambar 1.17 Ilustrasi Tahapan Pekerjaan Perkerasan Aspal Cara Pengendalian Pekerjaan Aspal (Flexibel Pavement)

a) Subgrade a. Kesalahan : Permukaan subgrade tidak rata dan bergelombang b. Akibat : Permukaan aspal tidak rata, dan material menjadi boros c. Penyelesaian : - Untuk jalan baru permukaan subgrade harus rata sebelum dilaksanakan pengaspalan. - Untuk permukaan di atas beton, permukaan beton harus dicek kerataannya/di levelling terlebih dahulu b) Material a. Kesalahan : Suhu material aspal hotmix tidak sesuai (kurang dari 90 derajat) b. Akibat : Aspal akan lebih sulit untuk dihampar c. Penyelesaian : - Sebelum dihampar material aspal harus dick suhunya - Material aspal hotmix yang suhunya tidak sesuai harus di reject - Selama pengiriman material aspal hotmix ditutup dengan terpal c) Penghamparan dan pemadatan a. Kesalahan : - Penghamparan pada saat hujan - Pemadatan tidak sesuai dengan yang disyaratkan b. Akibat : - Mempercepat turunnya suhu aspal

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 57 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

- Aspal hotmix tidak padat maksimal c. Penyelesaian : - Tidak melaksanakan pekerjaan aspal pada waktu turun hujan - Pemadatan menggunakan alat Tandem dan TR dengan kapasitas 80 t - Jumlah passing lintasan pemadatan 6x untuk masing-masing alat d) Sambungan a. Kesalahan : Sambungan aspal tidak dibuat sesuai aturan b. Akibat : Pada lokasi sambungan tidak rata c. Penyelesaian : - Tiap akhir pengaspalan dibuat miring - Pada saat mulai dari sambungan harus dilakukan raker - Pemadatan di lokasi sambungan harus diperhatikan 4. Pekerjaan Elevated Pekerjaan elevated meliputi : pekerjaan pondasi bore pile, pilecap, pilar, pier head, steel box, plat lantai. A. Pekerjaan Pondasi Bore Pile Berdasarkan literature yang dikutip dari Hary Chistady Hardiyatmo, 2010, pondasi bore pile adalah pondasi tiang yang pemasangannya dilakukan dengan mengebor tanah lebih dahulu. Pemasangan pondasi bor pile ke dalam tanah dilakukan dengan cara menngebor tanah terlebih dahulu yang kemudian diisi tulangan yang telah dirangkai dan di cor beton. Apabila tanah mengandung air, maka dibutuhkan pipa besi atau yang biasa disebut temporary casing untuk menahan dinding lubang agar tidak terjadi kelongsorang dan pipa ini akan dikeluarkan pada waktu pengecoran beton. Ada beberapa keuntungan dalam pemakaian pondasi bored pile jika dibandingkan dengan tiang pancang, yaitu: 1). Pemasangan tidak menimbulkan gangguan suara dan getaran yang membahayakan bangunan sekitarnya. 2). Mengurangi kebutuhan beton dan tulangan dowel pada pelat penutup tiang (pile cap). Kolom dapat secara langsung diletakkan di puncak bored pile.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 58 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

3). Kedalaman tiang dapat divariasikan. 4). Tanah dapat diperiksa dan dicocokkan dengan data laboratorium. 5). Bored pile dapat dipasang menembus batuan, sedang tiang pancang akan kesulitan bila pemancangan menembus lapisan batuan. 6). Diameter tiang memungkinkan dibuat besar, bila perlu ujung bawah tiang dapat dibuat lebih besar guna mempertinggi kapasitas dukungnya. 7). Tidak ada risiko kenaikan muka tanah. Pada dasarnya pelaksanaan bor pile pada tanah adalah : 1). Tanah digali dengan mesin bor sampai kedalaman yang dikehendaki 2). Dasar lubang bor dibersihkan 3). Tulangan yang telah dirakit dimasukkan ke dalam lubang bor 4). Lubang bor diisi atau dicor beton

Peralatan yang akan digunakan pada tahap ini adalah Hydraulic drilling rig attached with telescopic kelly bar, Service crane of minimum required capacity, Temporary single wall casings, Drilling tools (auger, bucket, cleaning bucket), rock tools, Excavator, Tremie set, Water container,Water Pump(s), Welding set(s), Generator set (s) dan Lighting equipment.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 59 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Gambar 1.18 Ilustrasi Pekerjaan Bore Pile

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 60 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Area Elevated : • Bore Pile Ø 1.20m • 8 ttk / pilecap • H= 33,00 m

Gambar 1.19 Denah Borepile

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 61 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Tabel 1.14 Estimasi Penyelesaian Pekerjaan Bored pile Vol Bore Pile Durasi Kebutuhan Alat Penyelesaian Pekerjaan Borepile No. Station Vibro Service Crane Excavator Titik (Bulan) Bore pile DT Hammer 30 Ton 100 Hp

1 Zona 1 09+500 s/d 10+500 565 6 4 4 4 8 16 2 Zona 2 10+500 s/d 13+450 420 16 2 2 2 4 8 3 Zona 3 13+450 s/d 17+100 511 16 2 2 2 4 8 4 Zona 4 17+100 s/d 21+400 593 16 2 2 2 4 8 5 Zona 5 21+400 s/d 24+700 453 16 2 2 2 4 8 6 Zona 6 24+700 s/d 29+800 717 16 2 2 2 4 8 7 Zona 7 29+800 s/d 31+325 214 16 1 1 1 2 4 8 Zona 8 31+325 s/d 35+000 511 16 2 2 2 4 8 9 Zona 9 35+000 s/d 37+450 330 16 1 1 1 2 4 10 Zona 10 37+450 s/d 47+500 1,401 16 4 4 4 8 16 5,716 22 22 22 44 88 Keterangan : Produktifitas Borepille 1 titik / Hari Sequence Pekerjaan Untuk 1 Pilar : Persiapan Instal Plat dll 2 hari Pekerjaan bore Pile 6 Hari Mobilisasi Lokal 1 Hari Service Crane menggunakan crane minimal 30 Ton Tabel 1.15 Kebutuhan Batching Plant Volume Beton Durasi Kapasitas Prod. Kebutuhan Fleet Alat (unit) No. Station m3 Jam Bulan (m3/Jam) Keperluan BP Truck mixerWheel Loader

1 Zona 1 09+500 s/d 10+500 56,751.08 12 8 50.00 1.00 8.00 1.00 2 Zona 2 10+500 s/d 13+450 37,834.05 12 18 50.00 3 Zona 3 13+450 s/d 17+100 46,972.40 12 18 50.00 1.00 8.00 1.00 4 Zona 4 17+100 s/d 21+400 53,045.32 12 18 50.00 5 Zona 5 21+400 s/d 24+700 41,325.97 12 18 50.00 1.00 8.00 1.00 6 Zona 6 24+700 s/d 29+800 64,972.09 12 18 50.00 7 Zona 7 29+800 s/d 31+325 19,204.36 12 18 50.00 1.00 8.00 1.00 8 Zona 8 - 31+325 s/d 35+000 46,552.40 12 18 50.00 9 Zona 9 - 35+000 s/d 37+450 30,273.71 12 18 50.00 2.00 16.00 2.00 10 Zona 10 37+450 s/d 47+500 125,256.01 12 18 50.00

522,307.38 6 48 6

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 62 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

B. Pekerjaan Pilecap Setelah pekerjaan pile yang meliputi pengeboran dan pemotongan pile yang tersisa di permukaan tanah, maka dilakukan penulangan untuk membuat pile cap. Pile cap tersusun atas tulangan baja berdiameter 16 mm, 19 mm dan 25 mm yang membentuk suatu bidang dengan ketebalan 50mm dan lebar yang berbeda-beda tergantung dari jumlah tiang yang tertanam. Fungsi dari pile cap adalah untuk menerima beban dari kolom yang kemudian akan terus disebarkan ke tiang pancang dimana masing-masing pile menerima 1/N dari beban oleh kolom dan harus ≤ daya dukung yang diijinkan (Y ton) (N= jumlah kelompok pile). Jadi beban maksimum yang bisa diterima oleh pile cap dari suatu kolom adalah sebesar N x (Y ton). Pile cap merupakan suatu cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan kolom di bagian atasnya. Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar- benar berada dititik pusat pondasi sehingga tidak menyebabkan eksentrisitas yang dapat menyebabkan beban tambahan pada pondasi. Selain itu, seperti halnya kepala kolom, pile cap juga berfungsi untuk menahan gaya geser dari pembebanan yang ada. Selain itu, bentuk dari pile cap juga bervariasi dengan bentuk segitiga dan persegi panjang. Jumlah kolom yang diikat pada tiap pile cap pun berbeda tergantung kebutuhan atas beban yang akan diterimanya. Terdapat pile cap dengan pondasi tunggal, ada yang mengikat 2 dan 4 buah pondasi yang diikat menjadi satu.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 63 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

C. Pekerjaan Pier/Pilar Pekerjaan kolom/pilar ini dilaksanakan setelah pekerjaan footing selesai. Pekerjaan kolom dimulai dari pemasangan besi, pemasangan bekisting dan pengecoran. Kolom yang akan dicor diberi supporting untuk menjaga agar tidak ada keruntuhan/kebocoran pada saat pengecoran akibat getaran vibrator.

Tahapan berikut menjelaskan mengenai pekerjaan Kolom : 1. Pemasangan besi 2. Pemasangan bekisting 3. Pekerjaan Pengecoran beton pilar 4. Pembongkaran Bekisting 5. Curing

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 64 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Tabel 1.16 Kebutuhan Set Bekisting Kolom dan Pile Cap Vol Pilar Durasi Struktur Pilar No. Station Begisting Begisting Crane Piece (Bulan) Pilecap Kolom 30 Ton

1 Zona 1 09+500 s/d 10+500 137 6 8 8 2 2 Zona 2 10+500 s/d 13+450 51 16 4 4 1 3 Zona 3 13+450 s/d 17+100 62 16 4 4 1 4 Zona 4 17+100 s/d 21+400 72 16 4 4 1 5 Zona 5 21+400 s/d 24+700 55 16 4 4 1 6 Zona 6 24+700 s/d 29+800 87 16 4 4 1 7 Zona 7 29+800 s/d 31+325 26 16 2 2 1 8 Zona 8 31+325 s/d 35+000 62 16 4 4 1 9 Zona 9 35+000 s/d 37+450 40 16 2 2 1 10 Zona 10 37+450 s/d 47+500 186 16 8 8 1

778 44 44 11 Sumber : Metode Pelaksanaan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated, 2017

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 65 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

D. Pekerjaan Pier Head Pekerjaan Pier Head dapat dilaksanakan setelah pekerjaan pilar memenuhi syarat dari segi mutu betonnya. Untuk mempercepat pekerjaan beton pier head, dari pemasangan perancah, dan bekisting bawah, maka akan menggunakan metode precast. Pengecoran pier head akan dilakukan setelah precast pier head terpasang tepat presisi dan pembesian dalam dari pier head selesai dikerjakan.

Gambar 1.20 Ilustrasi Pekerjaan Pier Head Tabel 1.17 Kebutuhan Peralatan Pekerjaan Pier Head

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 66 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

E. Pekerjaan Steel Box Girder Penyiapan Steel Box Girder harus sudah dilakukan sebelum pekerjaan pier selesai, agar pada saat beton pier dan pier head telah mencapai umur atau kekuatan yang dipersyaratkan, erection dapat segera dilakukan. Pekerjaan pengadaan steel box girder dilaksanakan dengan metode sebagai berikut : Steel box girder direncanakan difabrikasi secara segmental. Segmen- segmen steel box girder kemudian dibawa ke lapangan menggunakan Trailer di area yang sudah ditentukan, dengan lokasi dekat dengan area pemasangan. Segmen-segmen kemudian disatukan dengan metode pasangan baut sesuai spesifikasi teknis, diatas area yang sudah disiapkan. Metode Pelaksanaan : 1. Produksi segmental steel box girder dilakukan di plant supplier. 2. Steel box girder segmental diangkut ke lokasi proyek menggunakan trailer dengan bantun crane untuk mengangkat dan memindahkan. 3. Memastikan posisi pot bearing sudah tepat. 4. Pada saat erection dilaksanakan, steel box segmental akan dipindahkan dan disusun di area terdekat dengan lokasi erection

Gambar 1.21 Potongan Melintang Steel Box Girder

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 67 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Keterangan : Panjang Bentang Tipikal : 60 M = 568 Span : 55 M = 2 Span : 50 M = 3 Span : 45 M = 49 Span Panjang Segmen Maximum : 15 m (Rata-rata Panjang Segmen = 12 m) Jumlah dalam 1 Bentang : 20 segmen (Total 13182 segmen) Proteksi Karat : Hot deep Galvanis dan Zink Metal Spray Tipe Sambungan : Las untuk sambungan utama, baut untuk diafragma Type Bearing : LRB Waktu Erection : 22.00 – 04.00

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 68 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Gambar 1.22 Rencana Gantry

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 69 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Gambar 1.23 Ilustrasi Pemasangan Steel Box Girder

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 70 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

E.1 Mobilisasi Steel Box Girder Mobilisasi steel box girder menuju stockyard akan menggunakan trailer dari fabrikasi yaitu yang terdapat di PT. Bukaka Teknik Utama Tbk dengan jumlah trailer sebanyak 40 unit untuk membawa steel box grider. Kendaraan pengangkut steel box girder kemudian akan melewati gerbang tol Bekasi Barat untuk menuju stockyard di KM 13 (10 trailer), KM 25 (20 Trailer) dan KM 42 (10 Trailer). Mobilisasi ini akan dilakukan pada pukul 22.00 – 04.00 WIB. Mobilisasi steel box girder dari stockyard di KM 13, KM 25 dan KM 42 menuju area kerja yaitu sebagai berikut :

Gambar 1.24 Mobilisasi Box Girder dari lokasi Stockyard KM 13 Menuju Area Kerja

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 71 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Gambar 1.25 Mobilisasi Box Girder dari lokasi Stockyard KM 25 Menuju Area Kerja

Gambar 1.26 Mobilisasi Box Girder dari Lokasi Stockyard KM 42 Menuju Area Kerja

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 72 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

F. Pekerjaan Plat Lantai Pekerjaan plat lantai jembatan terdiri dari beberapa tahapan, yaitu : tahap persiapan, pembesian lantai, dan pengecoran plat lantai. Pekerjaan persipan dimulai dari penyiapan material besi di stockyard untuk selanjutnya potongan besi dibawa ke lokasi pembesian dengan menggunakan truk flat bad. Akan tetapi untuk di proyek ini, guna mempercepat pelaksanaan pekerjaan, slab lantai akan digunakan metode precast slab. Pada Proyek ini untuk Pekerjaan Plat Lantai Jembatan dapat dilaksanakan setelah pekerjaan erection girder selesai dikerjakan. Tabel 1.18 Perhitungan Set Begisting Cantiliver Slab

Zona Kerja Jumlah Jumlah Set Span Hari Begisting Zona 1 131 395 7 Zona 2 50 395 3 Zona 3 61 395 4 Zona 4 71 395 4 Zona 5 54 395 3 Zona 6 86 395 5 Zona 7 25 395 2 Zona 8 61 395 4 Zona 9 39 395 3 Zona 10 186 395 10 Jumlah 45 Sumber : Metode Pelaksanaan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated Keterangan : Jarak Antar Cantiliver Begisting : 60 cm Panjang tiap span : 600 cm Jumlah sisi dalam 1 span : 4 buah Kebutuhan begisting untuk 1 span : 400 Buah (1 Set) Sequence Pemakaian Begisting Cantiliver: 1. Instalasi Begisting : 15 Hari 2. Cor + Menunggu umur beton : 21 Hari 3. Pelepasan dan Mobilisasi : 2 Hari TOTAL : 38 Hari

Kebutuhan Air Tahap Konstruksi

Kebutuhan air untuk tahap konstruksi terdiri dari kebutuhan air untuk sanitasi pekerja dan kebutuhan air untuk kegiatan fisik konstruksi bangunan. Kebutuhan air tersebut akan diperoleh dari air tanah dalam dan atau PDAM, sedangkan kebutuhan air minum akan menggunakan air kemasan. Rincian kebutuhan air tahap konstruksi dapat diprakirakan, dengan kebutuhan air bersih perorang perhari sebanyak ± 50 liter, sehingga contoh

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 73 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated perhitungan prakiraan kebutuhan air bersih untuk para pekerja sebesar 250 pekerja x 50 liter/org/hari = 12.500 liter/hr ≈ 12,5 m3/hari (diluar penggunaan air bersih untuk kegiatan konstruksi).

Sinkronisasi Pembangunan Light Rail Transit (LRT), Kereta Cepat Jakarta- Bandung dengan Proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Pada saat konstruksi pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated akan berbarengan dengan konstruksi Light Rail Transit (LRT) dan Kereta Cepat Jakarta- Bandung. Trase pembangunan 3 kegiatan tersebut yaitu :

 Trase Kereta Cepat Jakarta-Bandung berada di sisi Selatan Jalan Tol Jakarta Cikampek Eksisting.  Trase Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated pada median Jalan Tol Jakarta- Cikampek Eksisting.  Trase Light Rail Transit Cawang-Bekasi berasda di sisi Utara Jalan Tol Jakarta- Cikampek Eksisting. Sinkronisasi pelaksanaan konstruksi yang akan dilakukan yaitu :

 Pelaksanaan konstruksi Kereta Cepat Jakarta-Bandung dimulai dari arah Cikunir sampai Cikarang Pusat  Pelaksanaan konsruksi Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dimulai dari arah Karawang Barat kea rah Cikunir.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 74 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Gambar 1.27 Lokasi Pembangunan LRT, Kerata Cepat Jakarta-Bandung dan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

1.4.4.2 Tahap Operasional

Tahap Operasional atau pengoperasian jalan Tol mencakup :

1. Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated A. Pengoperasian Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated Pengoperasian Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated merupakan kegiatan penggunaan jalan untuk melayani lalu lintas jalan. Berdasarkan data PT. Jasa Marga (Persero) Tbk dengan beroperasinya Jalan Tol Jakarta-Cikampek dengan adanya Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated yaitu sebagai berikut : 1. Volume Lalu Lintas Volume lalu lintas tertimbang tahun 2015 yang melintas pada Jalan Tol eksisting Jakarta – Cikampek, adalah 165.081 kendaraan per hari. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir atau sejak dioperasikannya gerbang tol Cikarang Utama pada Maret 2011, tercatat pertumbuhan rata-rata kendaraan per tahun sebesar 5,12 %, yang berarti akan meningkatkan penambahan volume lalu lintas sampai pada suatu waktu mencapai kapasitasnya dalam waktu paling lama tahun 2021, akibatnya terjadi penurunan kualitas tingkat pelayanan lalu lintas dengan terjadinya kemacetan.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 75 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Dengan adanya rencana pengoperasian Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Elevated pada tahun 2019 dan 2020, maka volume lalu lintas pada jalan tol eksisting akan mengalami penurunan sekaligus meningkatkan pelayanan lalu lintas dengan turunnya nilai DS yang akan mulai dirasakan pada tahun 2019 pada saat mulai dioperasikan Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Elevated. Pengoperasian fasilitas infrastruktur baru seperti disebutkan di atas, dengan sendirinya akan meningkatkan pula jumlah volume lalu lintas pada koridor Jakarta – Cikampek, jika dibandingkan dengan sebelum adanya fasilitas baru, karena keberadaan infrastruktur baru akan memberikan kenyamanan dan waktu tempuh yang lebih singkat sehingga membangkitkan perjalanan baru, yang akan menambah terhadap jumlah perjalanan yang ada sebelumnya. Jika pengoperasian infrastruktur baru berjalan seperti rencana tersebut, maka derajat kejenuhan = 1 pada jalan tol eksisting diperkirakan baru akan tercapai pada tahun 2046, sebagaimana dapat di lihat pada Tabel 1.17 berikut ini.

Tabel 1.19 Proyeksi Volume Lalu Lintas Jalan Tol Eksisting Jakarta-Cikampek dengan PROYEKSI VOLUME LALU LINTAS (LHR) JALANJakarta TOL EKSISTING-Cikampek JAKARTA II Elevated - CIKAMPEK (DENGAN ELEVATED, SELATAN & HSR)

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 - Gol I 128.836 135.149 141.771 148.718 95.857 37.955 38.294 38.654 39.031 39.335 40.659 42.040 43.476 - Gol II 22.705 23.516 24.355 25.225 19.996 10.766 10.753 10.738 10.719 10.682 10.781 10.880 10.977 - Gol III 8.150 8.547 8.963 9.400 7.744 4.625 4.730 4.841 4.958 5.074 5.237 5.405 5.580 - Gol IV 3.058 3.219 3.389 3.568 2.875 1.563 1.610 1.659 1.712 1.765 1.839 1.917 1.998 - Gol V 2.332 2.495 2.668 2.854 2.381 1.511 1.612 1.720 1.837 1.961 2.106 2.261 2.425 - Total 165.081 172.925 181.147 189.765 128.854 56.421 56.999 57.612 58.257 58.816 60.622 62.502 64.457

- Q (smp/hari) 179.728 188.258 197.201 206.575 142.432 64.112 64.866 65.665 66.508 67.269 69.372 71.565 73.847 k = 10 % - Q (smp/jam) 17.973 18.826 19.720 20.658 14.243 6.411 6.487 6.567 6.651 6.727 6.937 7.157 7.385

10-lajur - DS = Q/C10 0,78 0,82 0,86 0,90 0,62 0,28 0,28 0,29 0,29 0,29 0,30 0,31 0,32

2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 - Gol I 44.968 45.762 46.836 48.339 52.571 57.062 61.818 66.851 72.169 79.189 86.515 94.156 102.124 - Gol II 11.072 11.164 10.738 11.108 11.501 11.917 12.357 12.820 13.309 14.046 14.810 15.600 16.418 - Gol III 5.761 5.949 5.967 6.263 6.575 6.904 7.250 7.613 7.995 8.473 8.971 9.488 10.027 - Gol IV 2.083 2.172 2.190 2.327 2.472 2.625 2.786 2.957 3.137 3.359 3.591 3.833 4.086 - Gol V 2.601 2.788 2.930 3.174 3.434 3.711 4.006 4.320 4.654 5.032 5.433 5.857 6.306 - Total 66.485 67.835 68.661 71.211 76.553 82.218 88.217 94.561 101.263 110.100 119.319 128.935 138.961

- Q (smp/hari) 76.219 77.928 78.792 81.923 87.882 94.200 100.891 107.968 115.445 125.246 135.477 146.152 157.288 k = 10 % - Q (smp/jam) 7.622 7.793 7.879 8.192 8.788 9.420 10.089 10.797 11.544 12.525 13.548 14.615 15.729 10-lajur - DS = Q/C10 0,33 0,34 0,34 0,36 0,38 0,41 0,44 0,47 0,50 0,54 0,59 0,64 0,68

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 76 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

2041 2042 2043 2044 2045 2046 2047 2048 2049 2050 - Gol I 109.840 118.658 127.838 137.391 147.331 154.224 154.224 154.224 154.224 154.224

- Gol II 17.171 18.071 19.002 19.963 20.955 21.638 21.638 21.638 21.638 21.638 - Gol III 10.554 11.145 11.759 12.396 13.058 13.517 13.517 13.517 13.517 13.517 - Gol IV 4.337 4.617 4.908 5.212 5.529 5.749 5.749 5.749 5.749 5.749 - Gol V 6.772 7.278 7.812 8.378 8.975 9.397 9.397 9.397 9.397 9.397 - Total 148.674 159.769 171.319 183.340 195.849 204.525 204.525 204.525 204.525 204.525

- Q (smp/hari) 168.100 180.428 193.267 206.638 220.558 230.218 230.218 230.218 230.218 230.218 k = 10 % - Q (smp/jam) 16.810 18.043 19.327 20.664 22.056 23.022 23.022 23.022 23.022 23.022 10-lajur - DS = Q/C10 0,73 0,78 0,84 0,90 0,96 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 Sumber : Laporan Akhir Kajian Lalu Lintas Jalan Tol Jakarta-Cikampek, 2016

2. Rencana Sistem Operasi dan Transaksi Jumlah gardu yang akan direncakan pada saat operasi Jalan Tol Jakarta- Cikampek II Elevated antara lain : Tabel 1.20 Jumlah Gardu Tol Masuk dan Keluar

Dari Arah Jumlah Gardu Gardu Tol Masuk Taman Mini 4 Cawang 4 Cakung 4 Selatan (Pondok Indah0 2 Barat (Cawang) 2 Utara (Cakung) 2 Dari Arah Cikampek (Gardu Tol Keluar) Pondok Indah 6 Cawang 6 Cakung 6 Selatan (Pondok Indah) 3 Barat (Cawang) 3 Utara (Cakung) 3 Sumber : Pembahasan Studi Kelayakan dan Rencana Konstruksi Jalan Tol Jakarta-Cikampek Elevated, 2016 Sistem transaksi tertutup, terintegrasi dengan Jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting dan Jalan Tol Purbaleunyi. Ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated mulai SS Cikunir sampai dengan sebelum SS Karawang Barat.

Arah Cikampek/Bandung : Pengendara mengambil Kartu Tanda Masuk Elektronik (KTME) pada gerbang masuk di Cikunir dan dapat keluar/membayar di semua gerbang keluar mulai Gerbang Karawang Timur pada Jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting, gerbang keluar Jalan Tol Purbaleunyi.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 77 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Arah Jakarta : Pengendara dapat mengambil Kartu Tanda Masuk Elektronik (KTME) di semua gerbang masuk Jalan Tol Purbaleunyi dan Jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting dan keluar/membayar di gerbang keluar di Cikunir.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 78 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Gambar 1.28 Rencana Sistem Operasi dan Transaksi Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 79 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

B. Pemeliharaan Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Elevated Kegiatan pemeliharaan yaitu kegiatan penanganan jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated berupa pencegahan, perawatan dan perbaikan yang diperlukan untuk mempertahankan kondisi jalan agar tetap berfungsi secara optimal melayani lalu lintas sehingga umur rencana yang ditetapkan dapat tercapai. Dimana pemeliharaan untuk ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek (eksisting) telah dilakukan oleh PT. Jasa Marga yang tercantum dalam Laporan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup. Pemeliharaan tersebut antaralain : . Pemeliharaan Rutin adalah kegiatan merawat serta memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi pada ruas-ruas jalan dengan kondisi pelayanan mantap. . Pemeliharaan Berkala adalah kegiatan penanganan pencegahan terjadinya kerusakan yang lebih luas dan setiap kerusakan yang diperhitungkan dalam desain agar penurunan kondisi jalan dapat dikembalikan pada kondisi kemantapan sesuai dengan rencana. . Rehabilitasi Jalan adalah kegiatan penanganan pencegahan terjadinya kerusakan yang luas dan setiap kerusakan yang tidak diperhitungkan dalam desain, yang berakibat menurunnya kondisi kemantapan pada bagian/tempat tertentu dari suatu ruas jalan dengan kondisi rusak ringan, agar penurunan kondisi kemantapan tersebut dapat dikembalikan pada kondisi kemantapan sesuai dengan rencana. . Rekonstruksi Jalan adalah peningkatan struktur yang merupakan kegiatan penanganan untuk dapat meningkatkan kemampuan bagian ruas jalan yang dalam kondisi rusak berat agar bagian jalan tersebut mempunyai kondisi mantap kembali sesuai dengan umur rencana yang ditetapkan

1.5 Alternatif – Alternatif yang Dikaji Dalam AMDAL Berdasarkan Persetujuan Prakarsa Pengesahan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated yang dikeluarkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor : JL.03.04-MN/232 bahwa pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dengan panjang 36,84 km dan tidak ada alternatif-alternatif lain.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 80 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

1.6 Ringkasan Dampak Penting Hipotetik yang Ditelaah 1.6.1 Proses Pelingkupan Pelingkupan adalah proses untuk menemukan atau menetapkan dampak penting atau masalah utama dari suatu kegiatan terhadap lingkungannya. Proses pelingkupan dilakukan sejak awal kegiatan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated yang dimaksudkan untuk menentukan lingkup permasalahan dan mengidentifikasi Dampak Penting Hipotetik yang terkait dengan rencana kegiatan. Pelingkupan dilakukan melalui tiga tahap yaitu identifikasi dampak potensial, evaluasi dampak potensial serta klasifikasi dan prioritas. Dengan cara ini diharapkan dapat diwujudkan pengkajian yang efisien, baik dalam hal waktu, tenaga maupun biaya.

1.6.2 Identifikasi Dampak Potensial Identifikasi dampak potensial dihasilkan dari interaksi antara rencana kegiatan, rona lingkungan awal, informasi tentang kegiatan di sekitar, dan hasil konsultasi publik. Pada tahap ini pelingkupan dimaksudkan untuk mengidentifikasi dampak lingkungan (primer, sekunder, tersier) yang secara potensial dapat ditimbulkan akibat kegiatan pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated. Pada tahap ini hanya diinventarisasi dampak potensial yang mungkin timbul tanpa memperhatikan besar/kecilnya dampak atau penting tidaknya dampak. Dengan demikian pada tahap ini belum ada upaya untuk menilai apakah dampak potensial tersebut merupakan dampak penting.

Identifikasi dampak potensial dilakukan melalui serangkaian hasil konsultasi dan diskusi tim studi AMDAL dengan para pakar, pemrakarsa, instansi pemerintah yang bertanggung jawab dan masyarakat yang terkena dampak. Selain itu, identifikasi dampak potensial juga dilakukan melalui matriks interaksi sederhana, bagan alir dan atau pengamatan lapangan (observasi).

Pemusatan merupakan proses penentuan kelompok dampak penting tertentu yang perlu dikaji lebih dalam berkaitan dengan rencana kegiatan yang akan dilakukan. Proses penentuan tersebut dilakukan dengan mengkaji keterkaitan dan tingkat besaran dan kepentingan antara dampak-dampak hipotetik. Hasil pemusatan ini berupa prioritas dampak penting hipotetik yang akan dikaji lebih lanjut di dalam ANDAL. Hasil pelingkupan tertuang dalam matrik identifikasi dampak yang dapat dilihat pada Tabel 1.21 dan bagan alir pada Gambar 1.29, 1.30 dan 1.31 Sedangkan bagan alir proses pelingkupan ditampilkan pada Gambar 1.32.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 81 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Tabel 1.21 Matriks Identifikasi Dampak Potensial Pembangunan Jalan Tol Ja karta-Cikampek II Elevated

Jenis Kegiatan Konstruksi Operasional No KETERANGAN 1 2 3 4 5 Komponen Lingkungan A Fisik-Kimia 1 Penurunan Kualitas Udara1 X X X TAHAP KONSTRUKSI 2 Peningkatan Intensitas Kebisingan2 X X X 1 = Pengadaan Tenaga Kerja dan Pengoperasian Basecamp 2 = Mobilisasi Peralatan dan Material B Hidrologi & Hidrogeologi 3 = Pekerjaan Lajur Pengganti 1 Peningkatan Air Larian3 4 = Pekerjaan Elevated

C Ruang, Lahan dan Transportasi 1 Gangguan Arus Lalu Lintas4 X X X TAHAP OPERASIONAL 2 Kerusakan Prasarana Jalan5 X 5 = Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol 3 Peningkatan Kapasitas Jalan X Jakarta-Cikampek II Elevated

D Biologi X = Ada keterkaitan antara jenis kegiatan dengan komponen E Sosial Ekonomi Budaya lainnya Terciptanya Kesempatan Kerja dan 1 X Peluang Usaha7 2 Peningkatan Pendapatan Penduduk8 X 3 Keresahan Masyarakat9 X

F Kesehatan Masyarakat 1 Gangguan Kesehatan Masyarakat10 X X X

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 82 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Keterangan : 1 Penurunan Kualitas Udara : CO, NO2, SO2, Debu 2Peningkatan Intensitas Kebisingan : Tingkat kebisingan 3Peningkatan Air Larian : Koefisien Run-off 4Gangguan Arus Lalulintas : Volume lalu lintas, jumlah ritasi, jalur ritasi 5Kerusakan Prasarana Jalan : Kondisi Jalan 6Peningkatan Kapasitas Jalan : Kelancaran Lalulintas 7Terciptanya Kesempatan Kerja dan Peluang Usaha : Jumlah penduduk tidak bekerja, pendapatan penduduk 8Peningkatan Pendapatan Penduduk : Pendapatan Penduduk 9Keresahan Masyarakat : Keluhan Masyarakat 10Gangguan Kesehatan Masyarakat : Kasus penyakit Gangguan ISPA

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 83 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

TAHAP KONSTRUKSI

Pengadaan Mobilisasi Tenaga Kerja Dan Peralatan dn Pengoperasian Base Camp Material

Peningkatan Tenaga Kerja Tenaga Kerja Penurunan Gangguan Arus Intensitas Lokal Pendatang Kualitas Udara Lalu Lintas Kebisingan

Terciptanya Gangguan Kesempatan Keresahan Peningkatan Kerusakan Kenyamanan Kerja dan Masyarakat Debu Prasarana Jalan Pendengaran Peluang Usaha

Gangguan Peningkatan Kesehatan Pendapatan Masyarakat

Gambar 1.29 Bagan Alir Identifikasi Dampak Potensial Tahap Konstruksi (1)

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 84 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

TAHAP KONSTRUKSI

PEKERJAAN LAJUR PEKERJAAN ELEVATED PENGGANTI

Peningkatan Peningkatan Penurunan Gangguan Arus Gangguan Arus Penurunan Intensitas Intensitas Kualitas Udara Lalu Lintas Lalu Lintas Kualitas Udara Kebisingan Kebisingan

Gangguan Gangguan Peningkatan Peningkatan Kenyamana Kenyamanan Debu Debu Pendengaran Pendengaran

Gangguan Gangguan Kesehatan Kesehatan Masyarakat Masyarakat

Gambar 1.30 Bagan Alir Identifikasi Dampak Potensial Tahap Konstruksi (2)

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 85 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

TAHAP OPERASIONAL

PENGOPERASIAN & PEMELIHARAAN JALAN TOL JAKARTA-CIKAMPEK II ELEVATED

Peningkatan Kapasitas Jalan

Gambar 1.31 Bagan Alir Identifikasi Dampak Potensial Tahap Operasional

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 86 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

1.6.3 Evaluasi Dampak Potensial Menjadi Dampak Penting Hipotetik Evaluasi dampak potensial ini bertujuan untuk menghilangkan dampak potensial yang dianggap tidak relevan atau tidak penting. Sehingga diperoleh daftar dampak penting hipotetik yang dipandang perlu dan relevan untuk ditelaah secara mendalam dalam studi ANDAL. Daftar dampak penting ini disusun berdasarkan pertimbangan atas hal-hal yang dianggap penting oleh masyarakat disekitar lokasi peroyek, instansi yang bertanggung jawab, diskusi dengan tenaga ahli.

Salah satu kriteria penapisan untuk menentukan apakah suatu dampak potensial dapat menjadi DPH atau tidak adalah dengan menguji apakah pihak pemrakarsa telah berencana untuk mengelola dampak tersebut dengan cara-cara yang mengacu pada Standar Operasional Prosedur (SOP), pengelolaan yang menjadi bagian dari rencana kegiatan, panduan teknis tertentu yang duterbitkan pemerintah dan/atau standar internasional, dan lain sebagainya (Lampiran I Permen LH No.16 Tahun 2012).

Hasil evaluasi dampak potensial diklasifikasikan menjadi 2 kategori menjadi :

 Dampak Penting Hipotetik  Dampak Tidak Penting Hipotetik

Berdasarkan pertimbangan diskusi ketua tim dan tenaga ahli, Standar Operasional Prosedur (SOP) tertentu, hasil evaluasi dampak potensial dari rencana Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated disajikan sebagai berikut :

1.6.3.1 Tahap Konstruksi 1. Pengadaan Tenaga Kerja dan Pengoperasian Base Camp A. Terciptanya Kesempatan Kerja dan Peluang Usaha Sebelum dilakukan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated, akan dilakukan penunjukkan kontraktor. Setelah dilakukan penunjukkan kontraktor pelaksana, selanjutnya kontraktor pelaksana akan melakukan penerimaan tenaga kerja local, khususnya dari wilayah terdekat disekitar lokasi pembangunan Jalan Tol Jakarta- Cikampek II Elevated dan yang memenuhi persyaratan, akan diprioritaskan untuk bekerja.

Kesepakatan kerja dengan waktu tertentu sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003. Disamping itu, dalam proses penerimaan tenaga kerja tahap konstruksi akan dilibatkan juga pihak kecamatan, kelurahan, serta tokoh

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 87 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

masyarakat. Untuk tenaga kerja antar daerah yang berasal dari kota/kabupaten atau provinsi lain, dapat direkrut berdasarkan persyaratan-persyaratan khusus dengan mengutamakan tenaga kerja yang memiliki pengalaman dan keterampilan khusus pada bidangnya.

Kegiatan konstruksi Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated membutuhkan tenaga kerja kontruksi ± 250 orang, dimana sebanyak 56% (140 orang) akan direkrut dari penduduk local dan 44% (110 orang) dari luar daerah. Hal ini merupakan penyediaan lapangan kerja untuk masyarakat yang membutuhkan serta masyarakat yang terpengaruh dampak. Perekrutan tenaga kerja tentunya tetap menyesuaikan dengan kebutuhan dan kualifikasi.

Peluang kerja dapat dilihat berdasarkan kelompok umur berdasarkan Badan Pusat Statistik batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun-64 tahun. Penduduk usia kerja dibagi menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah penduduk yang berusia 15-64 tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang aktif mencari pekerjaan. Dimana dilokasi kegiatan rata-rata usia penduduk yaitu 27 tahun, dengan pendidikan terakhir terbanyak yaitu tingkat SLTP dengan tingkat penduduk yang tidak bekerja sebesar 34,78 %. Data ini bisa dijadikan acuan sebagai terciptanya kesempatan kerja di lokasi kegiatan. Dengan demikisn dampak dikategorikan Dampak Penting Hipotetik.

B. Peningkatan Pendapatan Penduduk Berdasarkan data rona lingkungan hidup rata-rata penghasilan penduduk disekitar lokasi kegiatan yaitu Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000. Berdasarkan rona lingkungan hidup awal terdapat 34,78 % responden tidak bekerja dan pekerja serabutan, 15,22 % responden bekerja di sector informal (bukan bekerja dikantor dengan penghasilan tetap), 23,91 % berwiraswasta, 6,52 % bekerja sebagai PNS dan 19,57 % bekerja sebagai pegawai swasta. Berdasarkan distribusi pekerjaan dapat mengindikasikan bahwa pendapatan yang diterima penduduk yang bekerja di sector informal relative kecil dan tidak tetap, serta sangat terpengaruh dengan adanya jalan Tol Jakarta- Cikampek II Elevated baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk penduduk yang tidak bekerja dapat ikut berpeluang untuk bekerja sebagai tenaga kerja tahap konstruksi. Dengan berpengaruhnya kegiatan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 88 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Cikampek II Elevated terhadap pendapatan masyarakat maka dampak termasuk dalam Dampak Penting Hipotetik.

C. Keresahan Masyarakat Dengan adanya peluang kerja dan usaha di lokasi kegiatan akan menimbulkan dampak keresahan masyarakat yang ditimbulkan ketika perekrutan tenaga kerja lebih mengutamakan tenaga kerja dari luar. Berdasarkan laporan pelaksanaan RKL-RPL Jalan Tol Jakarta-Cikampek (eksisting) pihak PT. Jasamarga tidak hanya mengakomodir lapangan kerja bagi masyarakat lokal, namun juga mengakomodir angkatan kerja yang berdomisili diluar wilayah terkena dampak. Rekrutmen karyawan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, dilakukan sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan perusahaan. Hal ini lah yang menimbulkan keresahan masyarakat di lokasi kegiatan, namun pihak PT. Jasamarga dalam merekrut dan melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat sekitar (local) yang tidak memenuhi kualifikasi menjadi karyawan, diberikan kesempatan untuk berdagang. Sehingga dampak keresahan masyarakat menjadi Dampak Tidak Penting Hipotetik.

2. Mobilisasi Peralatan dan Material A. Penurunan Kualitas Udara Jalur mobilisasi alat dan material akan mengikuti arah lalu lintas dengan akses masuk dan keluar mengikuti Interchange terdekat disepanjang jalur tol Jakarta-Cikampek II Elevated. Sedangkan lokasi bangunan akan ditempatkan pada area losong di sebelah kanan atau kiri jalan Tol Jakarta-Cikampek. Berdasarkan hasil laporan pelaksanaan RKL-RPL Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang telah dilaksanakan oleh PT. Jasa Marga diperoleh kualitas udara untuk paramater debu,

SO2, NO2 dan CO telah dilakasanakan oleh sebagai berikut : - Hasil pengukuran parameter debu berkisar antara 105-306 μg/m3 dengan rata - rata 210,5 μg/m3, dan terdapat 5 dari 16 (31,25%) melampaui baku mutu PP RI No. 41 Tahun 1999 sebesar 230 μg/m3 yaitu pada GT Bekasi Barat, GT Tambun, GT Cibitung (Kawasan Industri M2100), dan GT Cikarang Utama, serta Rest Area KM 19. Lokasi pengukuran dengan konsentrasi debu tertinggi adalah GT Cikarang Utama KM 26+200, sedangkan konsentrasi debu terendah adalah pada pemukiman Desa Cinangka (KM 73+000B). - Hasil pengukuran parameter CO berkisar antara 956-9.352 μg/m3 dengan rata - rata 8.347,5 μg/m3, dan hasil pengukuran pada seluruh lokasi masih di bawah

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 89 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

baku mutu PP RI No. 41 Tahun 1999 sebesar 30.000 μg/m3. Lokasi pengukuran dengan konsentrasi CO tertinggi adalah GT Cikarang Utama KM 29+200 dan lokasi pengukuran dengan konsentrasi CO terendah adalah lokasi pemukiman Desa Cinangka, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta (KM 73+000B). 3 - Hasil pengukuran parameter SO2 berkisar antara 236-416 μg/m dengan rata - rata 303 μg/m3, dan hasil pengukuran pada seluruh lokasi masih di bawah baku mutu PP RI No. 41 Tahun 1999 sebesar 900 μg/m3 Dapat dilihat bahwa sebelum kegiatan mobilisasi alat dan material dilokasi kegiatan telah terjadi menurunan kualitas udara khususnya parameter debu. Melebihinya konsentasi parameter debu dilokasi kegiatan dikarenakan imbas padatnya kendaraan dan industri di sekitar GT. Cibitung. Dengan akan dilaksanakannya mobilisasi alat dan material pada saat pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dengan kondisi di jalan Tol Jakarta-Cikampek (eksisting) kualitas udara khususnya paramater debu yang telah melebihi baku mutu, maka akan meningkatkan penurunan kualitas udara dilokasi kegiatan. Sehingga dampak dikategorikan Dampak Penting Hipotetik.

B. Peningkatan Intensitas Kebisingan Kondisi rona awal lingkungan hidup parameter kebisingan dilokasi kegiatan berkisar antara 53-82 dBA dengan rata-rata sebesar 77,5 dBA. Jika membandingkan dengan baku mutu dalam KepMenLH Ho. 48 Tahun 1996 sebesar 70 dBA peruntukkan kawasan perdagangan dan jasa. Dengan demikian kondisi kebisingan telah melebihi baku mutu. Dengan adanya kegiatan mobilisasi alat dan material dengan jalur akan mengikuti arah lalu lintas dengan akses masuk dan keluar mengikuti interchange terdekat di sepanjang jalan tol. Serta sudah ada kegiatan seperti Jalan Tol Jakarta-Cikampek dengan jumlah volume lalu lintas sebanyak 165.081 kendaraan yang terdiri dari gol I, II, III, IV dan V. Maka akan meningkatkan kebisingan diloaksi kegiatan. Sehingga dampak peningkatan intensitas kebisingan menjadi Dampak Penting Hipotetik.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 90 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

C. Gangguan Arus Lalu Lintas Berdasarkan data Laporan Akhir Kajian Lalu Lintas Jalan Tol Jakarta-Cikampek tahun 2016 bahwa volume lalu lintas dan v/c rasio di Jalan Tol Jakarta-Cikampek yaitu VOLUMEsebagai LALU berikut LINTAS :(LHR) & NILAI DS JALAN TOL EKSISTING JAKARTA - CIKAMPEK TAHUN 2015

TAHUN 2015 JUMLAH ARUS LL (Q) KAPASITAS DS = Q/C No. RUAS PANJANG I II III IV V (Kend/Hari) (smp/jam) (C) + BAHU - BAHU

1 Cawang - PGB 4,50 205.696 20.182 5.402 1.238 789 233.308 24.301 23.000 1,06 1,32 2 PGB - PGT 4,00 176.380 19.886 5.370 1.230 785 203.652 21.324 23.000 0,93 1,16 3 PGT - Cikunir 1,50 142.307 19.526 5.339 1.220 780 169.172 17.863 23.000 0,78 0,97 4 Cikunir - Bekasi Barat 4,00 203.459 30.346 10.852 5.696 4.371 254.724 27.715 23.000 1,21 1,51 5 Bekasi Barat - Bekasi Timur 3,00 186.727 30.879 11.131 5.562 4.268 238.567 26.100 23.000 1,13 1,42 6 Bekasi Timur - Tambun 4,70 178.937 30.351 11.076 5.451 4.198 230.012 25.209 23.000 1,10 1,37 7 Tambun - Cibitung 2,30 168.466 30.368 11.081 5.449 4.197 219.561 24.164 23.000 1,05 1,31 8 Cibitung - Cikarang Utama 4,30 154.533 28.984 10.417 4.599 3.423 201.957 22.180 23.000 0,96 1,21 9 Cikarang Utama - Cikarang Barat 1,70 114.550 21.525 7.216 3.355 2.435 149.081 16.349 23.000 0,71 0,89 7 Cikarang Barat - Cibatu 2,50 127.354 24.462 9.906 3.491 2.659 167.872 18.433 23.000 0,80 1,00 8 Cibatu - Cikarang Timur 3,00 115.457 23.807 9.651 3.429 2.603 154.947 17.102 23.000 0,74 0,93 9 Cikarang Timur - Karawang Barat 10,50 115.948 24.630 10.032 3.435 2.596 156.641 17.307 18.400 0,94 1,25 10 Karawang Barat - Karawang Timur 7,70 100.771 22.179 8.884 3.003 2.350 137.187 15.186 18.400 0,83 1,10 11 Karawang Timur - Dawuan 12,30 92.392 18.815 6.273 1.770 1.433 120.683 13.141 18.400 0,71 0,95 12 Dawuan - Kalihurip 1,00 44.545 12.187 3.817 1.183 976 62.708 6.967 18.400 0,38 0,50 13 Kalihurip - Cikampek 5,50 35.784 9.371 2.727 849 722 49.453 5.465 18.400 0,30 0,40

Dapat dilihat bahwa rata-rata volume kendaraan pada ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek yaitu 254.724 kendaraan per hari dengan v/c rasio rata-rata sudah mencapai 1,51 yang artinya pada tingkat pelayanan arus lalu lintas berada dalam keadaan dipaksakan, kecepatan relative rendah, arus lalu lintas sering terhenti sehingga menimbulkan antrian kendaraan pada ruas Cikunir-Bekasi Barat. Dengan adanya kebutuhan kendaraan yang cukup banyak (Tabel 1.4 hal.I-48) dengan jarak ke lokasi kegiatan yang cukup jauh juga maka akan menimbulkan gangguan arus lalu lintas yaitu kemacetan. Sehingga dampak termasuk Dampak Penting Hipotetik.

D. Kerusakan Prasarana Jalan Kondisi jalan tol berdasarkan hasil pelaksanaan RKL-RPL Jalan Tol Jakarta-Cikampek yaitu : - Kondisi Jalan  Ketidakrataan IRI ≤ 3,28 m/km yaitu 3,19 m/km pada jalur A dan 3,36 m/km pada jalur pada jalur B  Kekesatan 0,54 µm untuk jalur A dan 0,53 µm untuk jalur B  Secara umum kondisi jalan baik (tidak ada lubang) - Kecepatan tempuh rata-rata, pemenuhan 100 % yaitu sebesar 2,29 kali kecepatan non tol. Berdasarkan Geometri Jalan Bebas Hambatan Untuk Jalan Tol Departemen Pekerjaan Umum Diroktorat Jenderal Bina Marga bahwa jalan bebas hambatan dapat

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 91 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

dipergunakan oleh kendaraan mobil penumpang, bus, truk 2 as, truk 3 as, truk 4 as dan truk 5 as. Dengan kriteria jalan tol yang dapat menampung beban kendaraan truk sampai 5 as dan akan selalu dilakukan pengelolaan dan pemantauan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek, maka kerusakan jalan yang diakibatkan oleh kegiatan mobilisasi alat dan material tidak begitu signifikan. Sehingga dampak menjadi Dampak Tidak Penting Hipotetik.

E. Gangguan Kesehatan Masyarakat Mobilisasi peralatan dan material akan mengikuti arah lalu lintas dengan akses masuk dan keluar mengikuti on-off ramp terdekat di sepanjang jalan tol. Pada lokasi kegiatan telah ada kegiatan dari beroperasinya Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Eksisting), gangguan kesehatan masyarakat diprakiran terjadi dari penurunan kualiatas udara dan kebisingan. Namun berdasarkan hasil Laporan Kajian dan Survey Pelaksanaan RKL & RPL diketahui bahwa keadaan kesehatan masyarakat yang terdapat di sekitar lokasi kegiatan masih dalam keadaan normal yaitu sekitar 78,95 % (hasil dari pelaksanaan RKL-RPL dari responden penduduk yang terlewati jalan tol) masyarakat tidak mengalami gangguan kesehatan dengan lokasi pemukiman dengan lokasi kegiatan ± 200 m. Sehingga dapat gangguan kesehatan masyarakat menjadi Dampak Tidak Penting Hipotetik.

3. Pekerjaan Lajur Pengganti A. Penurunan Kualitas Udara Pekerjaan Lajur Pengganti terdiri dari pekerjaan pembersihan tempat kerja, pekerjaan tanah, pekerjaan lapis pondasi agregat, pekerjaan rigid pavement, dan pekerjaan flexible pavement. Data teknis Pekerjaan Lajur Pengganti yang akan dilakukan pada trase pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated yaitu : - Lebar lajur : 2 x (3,6 m + 2,5 m) - Tebal AC-WC : 4 cm - Tebal Rigid : 30 cm - Tebal Lean Concrete : 10 cm - Tebal Aggregate A : 15 cm

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 92 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Pada saat Pekerjaan Lajur Pengganti (widening) akan membutuhkan alat berat, kebutuhan alat berat pada saat tahap pekerjaan lajur pengganti yaitu tersaji dalam Tabel 1.22 : Tabel 1.22 Peralatan yang digunakan Pada Pekerjaan Lajur Pengganti Pekerjaan Alat Yang Digunakan Jumlah Pekerjaan Tanah Dump Truck 236 Excavator 11 Buldozer 11 Vibrator 11 Pekerjaan Lapis Pondasi Grader 6 Agregat Tandem Rolle 6 Dump Truck 19 Pekerjaan Rigid Pavement Bacthing Plan 9 Truck Mixer 48 Wheel Loader 6 Conc. Paver 6

Berdasarkan hasil pelaksanaan RKL-RPL yang telah dilaksanakan oleh PT. Jasa Marga dapat diketahui bahwa kualitas udara untuk parameter debu terdapat beberapa lokasi yaitu GT Bekasi Barat, GT Tambun, GT Cibitung (kawasan industry) dan GT Cikarang Utama yang telah melebihi baku mutu dalam PP No. 41 Tahun 1999 sebesar 230 μg/m3. Dapat dilihat pada Tabel 1.22 diatas bahwa penggunaan alat berat pada saat Pekerjaan Lajur Pengganti sangat banyak. Hal ini dapat menurunkan kualitas udara dari emisi gas buang yang dikeluarkan dari beroperasinya alat-alat berat tersebut

seperti parameter seperti SO2, NO2 dan CO serta meningkatnya debu akibat serpihan tanah yang tertiup angin. Meskipun pada saat pekerjaan tidak akan digunakan keseluruhan alat berat tersebut. Namun dengan melihat kondisi rona lingkungan awal untuk kualitas udara dilokasi kegiatan yang telah melebihi baku mutu khususnya parameter debu dan dilokasi kegiatan telah terdapat kegiatan Jalan Tol Jakarta-Cikampek Eksisting, maka kegiatan Pekerjaan Lajur Pengganti akan ikut berkontribusi menurunkan kualitas udara dilokasi kegiatan selain itu juga melihat Pekerjaan Lajur Pengganti yang membutuhkan waktu cukup lama yaitu 6 bulan. Dengan demikian dampak termasuk Dampak Penting Hipotetik.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 93 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

B. Peningkatan Intensitas Kebisingan Berdasarkan hasil pelakasanaan RKL-RPL yang telah dilaksanakan oleh PT. Jasa Marga diketahui bahwa intensitas kebisingan dilokasi kegiatan rata-rata yaitu 77,5 dBA. Intensitas kebisingan ini telah melebihi baku mutu dalam KepMenLH No. 48 Tahun 1996 sebesar 70 dBA untuk kawasan perdagangan dan jasa. Tingginya intensitas kebisingan dilokasi kegiatan dikarenakan dilokasi kegiatan telah ada/beroperasinya Jalan Tol Jakarta-Cikampek Eksisting dengan jumlah volume lalu lintas di tahun 2016 berdasarkan data Laporan Akhir Jalan Tol Jakarta- Cikampek II Elevated yaitu 165.081 kendaraan yang terdiri dari Gol I : 128.836 kendaraan, Gol II : 22.705 kendaraan, Gol III : 8.150 kendaraan, Gol IV : 3.058 kendaraan dan Gol V : 2.332 kendaraan. Kondisi inilah yang menyebabkan intensitas kebisingan dilokasi kegitan tinggi. Dengan beroperasinya alat berat dengan jumlah alat berat yang cukup banyak pada saat Pekerjaan Lajur Pengganti, maka Pekerjaan Lajur Pengganti akan ikut berkontribusi dalam penigkatan intensitas kebisingan. Sehingga dampak termasuk Dampak Penting Hipotetik.

C. Gangguan Arus Lalu Lintas Volume lalu lintas yang melintas pada Jalan Tol eksisting Jakarta – Cikampek, tahun 2016 berdasarkan data dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk., paling besar terdapat pada ruas Cikunir – Bekasi Barat, yaitu 254.724 kendaraan per hari, sedangkan paling kecil pada ruas Kalihurip – Cikampek sebesar 49.453 kendaraan per hari. Jika jumlah tersebut dikonversi kedalam satuan smp per jam sesuai Manual Kapasitas Jalan Indonesia, dan dengan nilai k = 10 %, maka diperoleh masing- masing sebesar 27.715 smp/jam untuk ruas Cikunir – Bekasi Barat, dan 5.465 smp/jam untuk ruas Kalihurip – Cikampek. Kondisi lalu lintas dapat dilihat pada Tabel 2.23 Berikut :

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 94 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

VOLUME LALU LINTASTabel (LHR) &2. 23NILAI Kondisi DS JALAN Volume TOL EKSISTING Lalu Lintas JAKARTA di Jalan - CIKAMPEK Tol Jakarta TAHUN-Cikampek 2015

TAHUN 2015 JUMLAH ARUS LL (Q) KAPASITAS DS = Q/C No. RUAS PANJANG I II III IV V (Kend/Hari) (smp/jam) (C) + BAHU - BAHU

1 Cawang - PGB 4,50 205.696 20.182 5.402 1.238 789 233.308 24.301 23.000 1,06 1,32 2 PGB - PGT 4,00 176.380 19.886 5.370 1.230 785 203.652 21.324 23.000 0,93 1,16 3 PGT - Cikunir 1,50 142.307 19.526 5.339 1.220 780 169.172 17.863 23.000 0,78 0,97 4 Cikunir - Bekasi Barat 4,00 203.459 30.346 10.852 5.696 4.371 254.724 27.715 23.000 1,21 1,51 5 Bekasi Barat - Bekasi Timur 3,00 186.727 30.879 11.131 5.562 4.268 238.567 26.100 23.000 1,13 1,42 6 Bekasi Timur - Tambun 4,70 178.937 30.351 11.076 5.451 4.198 230.012 25.209 23.000 1,10 1,37 7 Tambun - Cibitung 2,30 168.466 30.368 11.081 5.449 4.197 219.561 24.164 23.000 1,05 1,31 8 Cibitung - Cikarang Utama 4,30 154.533 28.984 10.417 4.599 3.423 201.957 22.180 23.000 0,96 1,21 9 Cikarang Utama - Cikarang Barat 1,70 114.550 21.525 7.216 3.355 2.435 149.081 16.349 23.000 0,71 0,89 7 Cikarang Barat - Cibatu 2,50 127.354 24.462 9.906 3.491 2.659 167.872 18.433 23.000 0,80 1,00 8 Cibatu - Cikarang Timur 3,00 115.457 23.807 9.651 3.429 2.603 154.947 17.102 23.000 0,74 0,93 9 Cikarang Timur - Karawang Barat 10,50 115.948 24.630 10.032 3.435 2.596 156.641 17.307 18.400 0,94 1,25 10 Karawang Barat - Karawang Timur 7,70 100.771 22.179 8.884 3.003 2.350 137.187 15.186 18.400 0,83 1,10 11 Karawang Timur - Dawuan 12,30 92.392 18.815 6.273 1.770 1.433 120.683 13.141 18.400 0,71 0,95 12 Dawuan - Kalihurip 1,00 44.545 12.187 3.817 1.183 976 62.708 6.967 18.400 0,38 0,50 13 Kalihurip - Cikampek 5,50 35.784 9.371 2.727 849 722 49.453 5.465 18.400 0,30 0,40

Dapat dilihat nilai v/c rasio rata-rata sudah mencapai 1,51 utuk ruas Cikunir-Bekasi Barat dan 1,42 untuk ruas Bekasi Barat-Bekasi Timur yang artinya pada tingkat pelayanan arus lalu lintas berada dalam keadaan dipaksakan, kecepatan relative rendah, arus lalu lintas sering terhenti sehingga menimbulkan antrian kendaraan. Dengan beroperasinya alat berat pada saat Pekerjaan Lajur Pengganti akan berkontribusi dalam menambah volume lalu lintas dan akan menimbulkan kemacetan. Dampak menjadi Dampak Penting Hipotetik.

D. Gangguan Kesehatan Masyarakat Pada konstruksi Pekerjaan Lajur Pengganti masyarakat akan merasakan kerugian yaitu polusi yang akan dirasakan akibat penurunan kualitas udara. Namun berdasarkan pelaksanaan RKL-RPL yang telah dilaksanakan PT. Jasa Marga telah melaksanakan upaya meminimalisir gangguan kesehatan masyarakat dengan adanyanya kegiatan pembangunan jalan tol ini. Upaya tersebut antaralain : - Kepada masyarakat sekitar, pihak PT. Jasa Marga sudah melaksanakan program pengobatan gratis. - Medical check up atau uji kesehatan berkala dilakukan rutin setiap setahun sekali sebagai langkah antisipatif untuk mengidentifikasi gangguan kesehatan pada petugas yang muncul akibat beroperasinya jalan tol. Dengan diketahui bahwa keadaan kesehatan masyarakat yang terdapat di sekitar lokasi kegiatan masih dalam keadaan normal yaitu sekitar 78,95 % (hasil dari pelaksanaan

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 95 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

RKL-RPL dari responden penduduk yang terlewati jalan tol) masyarakat tidak mengalami gangguan kesehatan dan telah dilakukannya antisipasi untuk mencegah gangguan kesehatan masyarakat kesehatan dengan lokasi pemukiman dengan lokasi kegiatan ± 200 m, maka dampak menjadi Dampak Tidak Penting Hipotetik. 4. Pekerjaan Elevated A. Penurunan Kualitas Udara Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated ada beberapa tahapan yaitu pekerjaan bore pile, pilecap, pier/pilar, steel box girder dan plat lantai. Pada saat pelaksanakan akan menggunakan alat-alat berat sebagai berikut : Pekerjaan Alat Yang Digunakan Jumlah Pekerjaan Bore Pile Vibro Hammer 22 Bore Pile 22 Service Crane 30 ton 22 Excavator 44 Dump Truck 88 Batching Plant 6 Truck Mixer 48 Wheel Loader 6 Pekerjaan Pier Head Crane 100 ton 12 Stressing Jack 20 Bracket 44 Begisting Pier Head 5 Trailer (Low bed) 8

Berdasarkan hasil pelaksanaan RKL-RPL yang telah dilaksanakan oleh PT. Jasa Marga kondisi kualitas udara untuk parameter debu telah melebihi baku mutu dalam PP No. 41 tahun 1999 sebesar 230 μg/m3.

Dengan kondisi dilokasi eksisting yang telah melebihi baku mutu, maka penurunan kualitas udara akan bertambah dikarenakan adanya kontribusi dari pekerjaan elevated, dengan waktu pekerjaan yang cukup lama yaitu 16 bulan. Maka penurunan kualitas udara khususnya debu akan meningkat seiring beroperasinya Jalan Tol Jakarta-Cikampek Eksisting dan pekerjaan elevated dari beroperasinya alat berat. Dengan demikian dampak menjadi Dampak Penting Hipotetik.

B. Peningkatan Intensitas Kebisingan Kondisi kebisingan di lokasi kegiatan telah dipengaruhi oleh berjalannya Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Eksisting) yang berdasarkan hasil survey pelaksanaan RKL&RPL telah melebihi baku mutu dengan rata-rata instensitas kebisingan 77,5 dBA yang telah melebihi baku mutu dalam KepMenLH No. 48 Tahun 1996

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 96 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

sebesar 70 dBA peruntukkan perdagangan dan jasa. Kegiatan pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dilakukan melalui beberapa tahap selama 16 bulan. Waktu konstruksi yang cukup lama tersebut akan menimbulkan dampak peningkatan intensitas kebisingan, sehingga dampak menjadi Dampak Penting Hipotetik.

C. Gangguan Arus Lalu Lintas Pekerjaan pemasangan steel box grider pada tahap pekerjaan Elevated akan berpotensi menimbulkan gangguan arus lalu lintas (kemacetan) yaitu dari beroperasinya alat berat yang membutuhkan area 8 m, keluar masuk kendaraan pengangkut material terutama pada saat pemasangan steel box grider yang akan menggunakan trailer sebanyak 40 unit dalam sehari dengan panjang steel box grider mencapai 12 m dan 60 m.

Selain itu dengan melihat kondisi volume lalu lintas di Jalan Tol Jakarta-Cikampek Eksisting dengan jumlah kendaraan per hari 165.081 kendaraan yang terdiri dari Gol I : 128.836 kendaraan, Gol II : 22.705 kendaraan, Gol III : 8.150 kendaraan, Gol IV : 3.058 kendaraan dan Gol V : 2.332 kendaraan, dengan nilai v/c rasio telah mencapai 1,51 pada ruas Cikunir-Bekasi Barat yang artinya pada tingkat pelayanan arus lalu lintas berada dalam keadaan dipaksakan, kecepatan relative rendah, arus lalu lintas sering terhenti sehingga menimbulkan kemacetan kendaraan.

Maka dengan adanya pekerjaan elevated khususnya pemasangan steel box grider yang dalam sehari akan menggunakan 40 trailer dengan panjang steel box grider 12 m dan 60 m serta melihat kondisi jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting yang menjadi lokasi pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dengan v/c rasio telah mencapai 1,51 yang artinya pada tingkat pelayanan arus lalu lintas berada dalam keadaan dipaksakan, kecepatan relative rendah, arus lalu lintas sering terhenti sehingga menimbulkan kemacetan kendaraan, maka dengan kondisi demikian akan menimbulkan gangguan arus lalu lintas. Sehingga dampak menjadi Dampak Penting Hipotetik.

D. Gangguan Kesehatan Masyarakat Pada konstruksi Pekerjaan Elevated masyarakat akan merasakan kerugian yaitu polusi yang akan dirasakan akibat penurunan kualitas udara. Namun berdasarkan pelaksanaan RKL-RPL yang telah dilaksanakan PT. Jasa Marga telah melaksanakan

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 97 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

upaya meminimalisir gangguan kesehatan masyarakat dengan adanyanya kegiatan pembangunan jalan tol ini. Upaya tersebut antaralain : - Kepada masyarakat sekitar, pihak PT. Jasa Marga sudah melaksanakan program pengobatan gratis. - Medical check up atau uji kesehatan berkala dilakukan rutin setiap setahun sekali sebagai langkah antisipatif untuk mengidentifikasi gangguan kesehatan pada petugas yang muncul akibat beroperasinya jalan tol. Dengan diketahui bahwa keadaan kesehatan masyarakat yang terdapat di sekitar lokasi kegiatan masih dalam keadaan normal yaitu sekitar 78,95 % (hasil dari pelaksanaan RKL-RPL dari responden penduduk yang terlewati jalan tol) masyarakat tidak mengalami gangguan kesehatan kesehatan dengan lokasi pemukiman dengan lokasi kegiatan ± 200 m dan telah dilakukannya antisipasi untuk mencegah gangguan kesehatan masyarakat, maka dampak menjadi Dampak Tidak Penting Hipotetik.

1.6.3.2 Tahap Operasional 1. Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated A. Peningkatan Kapasitas Jalan Volume lalu lintas tertimbang tahun 2015 yang melintas pada Jalan Tol eksisting Jakarta – Cikampek, adalah 165.081 kendaraan per hari. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir atau sejak dioperasikannya gerbang tol Cikarang Utama pada Maret 2011, tercatat pertumbuhan rata-rata kendaraan per tahun sebesar 5,12 %, yang berarti akan meningkatkan penambahan volume lalu lintas sampai pada suatu waktu mencapai kapasitasnya dalam waktu paling lama tahun 2021, akibatnya terjadi penurunan kualitas tingkat pelayanan lalu lintas dengan terjadinya kemacetan. Dengan adanya rencana pengoperasian Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Elevated pada tahun 2019 dan 2020, maka volume lalu lintas pada jalan tol eksisting akan mengalami penurunan sekaligus meningkatkan pelayanan lalu lintas dengan turunnya nilai DS yang akan mulai dirasakan pada tahun 2019 pada saat mulai dioperasikan Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Elevated. Pengoperasian fasilitas infrastruktur baru seperti disebutkan di atas, dengan sendirinya akan meningkatkan pula jumlah volume lalu lintas pada koridor Jakarta – Cikampek, jika dibandingkan dengan sebelum adanya fasilitas baru, karena

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 98 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

keberadaan infrastruktur baru akan memberikan kenyamanan dan waktu tempuh yang lebih singkat sehingga membangkitkan perjalanan baru, yang akan menambah terhadap jumlah perjalanan yang ada sebelumnya.

Jika pengoperasian infrastruktur baru berjalan seperti rencana tersebut, maka derajat kejenuhan = 1 pada jalan tol eksisting diperkirakan baru akan tercapai pada tahun 2046. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.24. Tabel 1.24 Volume Lalu Lintas Jalan Tol Eksisting Jakarta-Cikampek PROYEKSI VOLUME LALU LINTAS (LHR)dengan JALAN TOLJakarta EKSISTING-Cikampek JAKARTA II - ElevatedCIKAMPEK (DENGAN ELEVATED, SELATAN & HSR)

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 - Gol I 128.836 135.149 141.771 148.718 95.857 37.955 38.294 38.654 39.031 39.335 40.659 42.040 43.476 - Gol II 22.705 23.516 24.355 25.225 19.996 10.766 10.753 10.738 10.719 10.682 10.781 10.880 10.977 - Gol III 8.150 8.547 8.963 9.400 7.744 4.625 4.730 4.841 4.958 5.074 5.237 5.405 5.580 - Gol IV 3.058 3.219 3.389 3.568 2.875 1.563 1.610 1.659 1.712 1.765 1.839 1.917 1.998 - Gol V 2.332 2.495 2.668 2.854 2.381 1.511 1.612 1.720 1.837 1.961 2.106 2.261 2.425 - Total 165.081 172.925 181.147 189.765 128.854 56.421 56.999 57.612 58.257 58.816 60.622 62.502 64.457

- Q (smp/hari) 179.728 188.258 197.201 206.575 142.432 64.112 64.866 65.665 66.508 67.269 69.372 71.565 73.847 k = 10 % - Q (smp/jam) 17.973 18.826 19.720 20.658 14.243 6.411 6.487 6.567 6.651 6.727 6.937 7.157 7.385 10-lajur - DS = Q/C10 0,78 0,82 0,86 0,90 0,62 0,28 0,28 0,29 0,29 0,29 0,30 0,31 0,32

2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 - Gol I 44.968 45.762 46.836 48.339 52.571 57.062 61.818 66.851 72.169 79.189 86.515 94.156 102.124 - Gol II 11.072 11.164 10.738 11.108 11.501 11.917 12.357 12.820 13.309 14.046 14.810 15.600 16.418 - Gol III 5.761 5.949 5.967 6.263 6.575 6.904 7.250 7.613 7.995 8.473 8.971 9.488 10.027 - Gol IV 2.083 2.172 2.190 2.327 2.472 2.625 2.786 2.957 3.137 3.359 3.591 3.833 4.086 - Gol V 2.601 2.788 2.930 3.174 3.434 3.711 4.006 4.320 4.654 5.032 5.433 5.857 6.306 - Total 66.485 67.835 68.661 71.211 76.553 82.218 88.217 94.561 101.263 110.100 119.319 128.935 138.961

- Q (smp/hari) 76.219 77.928 78.792 81.923 87.882 94.200 100.891 107.968 115.445 125.246 135.477 146.152 157.288 k = 10 % - Q (smp/jam) 7.622 7.793 7.879 8.192 8.788 9.420 10.089 10.797 11.544 12.525 13.548 14.615 15.729 10-lajur - DS = Q/C10 0,33 0,34 0,34 0,36 0,38 0,41 0,44 0,47 0,50 0,54 0,59 0,64 0,68

2041 2042 2043 2044 2045 2046 2047 2048 2049 2050

- Gol I 109.840 118.658 127.838 137.391 147.331 154.224 154.224 154.224 154.224 154.224 - Gol II 17.171 18.071 19.002 19.963 20.955 21.638 21.638 21.638 21.638 21.638 - Gol III 10.554 11.145 11.759 12.396 13.058 13.517 13.517 13.517 13.517 13.517 - Gol IV 4.337 4.617 4.908 5.212 5.529 5.749 5.749 5.749 5.749 5.749 - Gol V 6.772 7.278 7.812 8.378 8.975 9.397 9.397 9.397 9.397 9.397 - Total 148.674 159.769 171.319 183.340 195.849 204.525 204.525 204.525 204.525 204.525

- Q (smp/hari) 168.100 180.428 193.267 206.638 220.558 230.218 230.218 230.218 230.218 230.218 k = 10 % - Q (smp/jam) 16.810 18.043 19.327 20.664 22.056 23.022 23.022 23.022 23.022 23.022 10-lajur - DS = Q/C10 0,73 0,78 0,84 0,90 0,96 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 99 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Berdasarakan Tabel 1.24 diatas dapat dilihat bahwa dengan beroperasinya Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dapat mengurai kemacetan. Dimana pada tahun 2015 sebelum adanya Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated beroperasi terdapat jumlah kendaraan 165.081 kendaraan per hari. Dengan beroperasinya Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated pada Tahun 2019 terjadi penguraian kemacetan dengan jumlah 128.854 kendaraan per hari. Selain itu juga derajat kejenuhan sebelum adanya jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated sebesar 0,78 terjadi penurunan menjadi 0,62.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 100 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Tabel 1.25 Matriks Dampak Penting Hipotetik Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Jenis Kegiatan Konstruksi Operasional No KETERANGAN 1 2 3 4 5 Komponen Lingkungan A Fisik-Kimia 1 Penurunan Kualitas Udara1 DPH DPH DPH TAHAP KONSTRUKSI 2 Peningkatan Intensitas Kebisingan2 DPH DPH DPH 1 = Pengadaan Tenaga Kerja dan Pengoperasian Basecamp 2 = Mobilisasi Peralatan dan Material B Hidrologi & Hidrogeologi 3 = Pekerjaan Lajur Pengganti 1 Peningkatan Air Larian3 4 = Pekerjaan Elevated

C Ruang, Lahan dan Transportasi 1 Gangguan Arus Lalu Lintas4 DPH DPH DPH TAHAP OPERASIONAL 2 Kerusakan Prasarana Jalan5 DTPH 5 = Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol 3 Peningkatan Kapasitas Jalan DPH Jakarta-Cikampek II Elevated

D Biologi DPH = Dampak Penting Hipotetik E Sosial Ekonomi Budaya DTPH = Dampak Tidak Penting Hipotetik Terciptanya Kesempatan Kerja dan 1 DPH Peluang Usaha7 2 Peningkatan Pendapatan Penduduk8 DPH 3 Keresahan Masyarakat9 DTPH

F Kesehatan Masyarakat 1 Gangguan Kesehatan Masyarakat10 DTPH DTPH DTPH

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 101 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Tabel 1.26 Ringkasan Proses Pelingkupan

Deskripsi Rencana Pengelolaan Pelingkupan Kegiatan yang Lingkungan yang Sudah Komponen Batas Waktu Berpotensi Direncanakan Sejak Lingkungan Wilayah Studi No Dampak Dampak Penting Kajian Menimbulkan Dampak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Evaluasi Dampak Potensial Potensial Hipotetik (DPH) Lingkungan dari Rencana Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 TAHAP KONSTRUKSI . Status keterlibatan Sosial Ekonomi Terciptanya Sebelum dilakukan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek Masyarakat yang 1 bulan sebelum masyarakat dalam Variabel parameter kesempatan kerja II Elevated, akan dilakukan penunjukkan kontraktor. Setelah terlewati oleh penerimaan kegiatan konstruksi dampak : jumlah dan peluang dilakukan penunjukkan kontraktor pelaksana, selanjutnya pembangunan tenaga kerja Pembangunan Jalan Tol penduduk tidak usaha kontraktor pelaksana akan melakukan penerimaan tenaga kerja Jalan Tol Jakarta-Cikampek II bekerja, local, khususnya dari wilayah terdekat disekitar lokasi Jakarta- Elevated oleh PT. Jasa pendapatan pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dan yang Cikampek II Marga penduduk memenuhi persyaratan, akan diprioritaskan untuk bekerja. Elevated (51 . Undang-Undang Kesepakatan kerja dengan waktu tertentu sesuai dengan desa, 13 Desa) Republik Indonesia Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003. Nomor 13 Tahun 2003 Disamping itu, dalam proses penerimaan tenaga kerja tahap tentang Ketenagakerjaan konstruksi akan dilibatkan juga pihak kecamatan, kelurahan, serta tokoh masyarakat. Untuk tenaga kerja antar daerah yang berasal dari kota/kabupaten atau provinsi lain, dapat direkrut berdasarkan persyaratan-persyaratan khusus dengan mengutamakan tenaga kerja yang memiliki pengalaman dan keterampilan khusus pada bidangnya. Kegiatan konstruksi Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek Pengadaan Tenaga Kerja II Elevated membutuhkan tenaga kerja kontruksi ± 250 orang, Dampak Penting 1 dan Pengoperasian Base dimana sebanyak 56% (140 orang) akan direkrut dari penduduk Hipotetik Camp local dan 44% (110 orang) dari luar daerah. Hal ini merupakan penyediaan lapangan kerja untuk masyarakat yang membutuhkan serta masyarakat yang terpengaruh dampak. Perekrutan tenaga kerja tentunya tetap menyesuaikan dengan kebutuhan dan kualifikasi. Peluang kerja dapat dilihat berdasarkan kelompok umur berdasarkan Badan Pusat Statistik batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun-64 tahun. Penduduk usia kerja dibagi menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah penduduk yang berusia 15-64 tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang aktif mencari pekerjaan. Dimana dilokasi kegiatan rata-rata usia penduduk yaitu 27 tahun, dengan pendidikan terakhir terbanyak yaitu tingkat SLTP dengan tingkat penduduk yang tidak bekerja sebesar 34,78 %. Data ini bisa dijadikan acuan sebagai terciptanya kesempatan kerja di lokasi kegiatan. Dengan demikisn dampak dikategorikan Dampak Penting Hipotetik.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 102 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Deskripsi Rencana Pengelolaan Pelingkupan Kegiatan yang Lingkungan yang Sudah Komponen Batas Waktu Berpotensi Direncanakan Sejak Lingkungan Wilayah Studi No Dampak Dampak Penting Kajian Menimbulkan Dampak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Evaluasi Dampak Potensial Potensial Hipotetik (DPH) Lingkungan dari Rencana Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pengadaan Tenaga Kerja . Status keterlibatan Sosial, Ekonomi Peningkatan Berdasarkan data rona lingkungan hidup rata-rata penghasilan Dampak Penting Masyarakat yang 1 tahun setelah dan Pengoperasian Base masyarakat dalam Variabel parameter pendapatan penduduk disekitar lokasi kegiatan yaitu Rp 1.000.000 – Rp Hipotetik terlewati oleh penerimaan Camp kegiatan konstruksi dampak : jumlah penduduk 1.500.000. Berdasarkan rona lingkungan hidup awal terdapat pembangunan tenaga kerja Pembangunan Jalan Tol penduduk tidak 34,78 % responden tidak bekerja dan pekerja serabutan, 15,22 % Jalan Tol konstruksi Jakarta-Cikampek II bekerja, responden bekerja di sector informal (bukan bekerja dikantor Jakarta- berlangsung Elevated oleh PT. Jasa pendapatan dengan penghasilan tetap), 23,91 % berwiraswasta, 6,52 % Cikampek II (setelah mulai Marga penduduk bekerja sebagai PNS dan 19,57 % bekerja sebagai pegawai Elevated (51 bekerja) . Undang-Undang swasta. Berdasarkan distribusi pekerjaan dapat mengindikasikan desa, 13 desa) Republik Indonesia bahwa pendapatan yang diterima penduduk yang bekerja di Nomor 13 Tahun 2003 sector informal relative kecil dan tidak tetap, serta sangat tentang Ketenagakerjaan terpengaruh dengan adanya jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk penduduk yang tidak bekerja dapat ikut berpeluang untuk bekerja sebagai tenaga kerja tahap konstruksi. Dengan berpengaruhnya kegiatan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated terhadap pendapatan masyarakat maka dampak termasuk dalam Dampak Penting Hipotetik. Pengadaan Tenaga Kerja . Status keterlibatan Sosial, Ekonomi Timbulnya Dengan adanya peluang kerja dan usaha di lokasi kegiatan akan Dampak Tidak - - dan Pengoperasian Base masyarakat dalam Variabel parameter keresahan menimbulkan dampak keresahan masyarakat yang ditimbulkan Penting Hipotetik Camp kegiatan konstruksi dampak : keluhan masyarakat ketika perekrutan tenaga kerja lebih mengutamakan tenaga kerja Pembangunan Jalan Tol masyarakat dari luar. Berdasarkan laporan pelaksanaan RKL-RPL Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Jakarta-Cikampek (eksisting) pihak PT. Jasamarga tidak hanya Elevated oleh PT. Jasa mengakomodir lapangan kerja bagi masyarakat lokal, namun Marga juga mengakomodir angkatan kerja yang berdomisili diluar . Undang-Undang wilayah terkena dampak. Rekrutmen karyawan sesuai dengan Republik Indonesia peraturan perundangan yang berlaku, dilakukan sesuai dengan Nomor 13 Tahun 2003 kompetensi yang dibutuhkan perusahaan. Hal ini lah yang tentang Ketenagakerjaan menimbulkan keresahan masyarakat di lokasi kegiatan, namun pihak PT. Jasamarga dalam merekrut dan melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat sekitar (local) yang tidak memenuhi kualifikasi menjadi karyawan, diberikan kesempatan untuk berdagang. Sehingga dampak keresahan masyarakat menjadi Dampak Tidak Penting Hipotetik. - Melakukan penyiraman Fisik-Kimia Penurunan Areal masuk dan 1 hari dengan pada lokasi yang diurug Variabel parameter Kualitas Udara Jalur mobilisasi alat dan material akan mengikuti arah lalu lintas keluar tapak asumsi bahwa dengan akses masuk dan keluar mengikuti Interchange terdekat saat musim kemarau, dampak : CO, NO2, proyek (mengiku waktu disepanjang jalur tol Jakarta-Cikampek II Elevated. Sedangkan Mobilisasi Peralatan dan khususnya yang SO2 dan Debu Dampak Penting interchange mobilisasi alat 2. lokasi bangunan akan ditempatkan pada area losong di sebelah Material berdekatan dengan Hipotetik terdekat) dan dan material permukiman. kanan atau kiri jalan Tol Jakarta-Cikampek. jalur mobilisasi selama 6 bulan, - Bila ada ceceran tanah Berdasarkan hasil laporan pelaksanaan RKL-RPL Jalan Tol mengikuti arah ritasi mobilisasi di jalan, segera Jakarta-Cikampek yang telah dilaksanakan oleh PT. Jasa Marga lalu lintas dianggap sama

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 103 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Deskripsi Rencana Pengelolaan Pelingkupan Kegiatan yang Lingkungan yang Sudah Komponen Batas Waktu Berpotensi Direncanakan Sejak Lingkungan Wilayah Studi No Dampak Dampak Penting Kajian Menimbulkan Dampak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Evaluasi Dampak Potensial Potensial Hipotetik (DPH) Lingkungan dari Rencana Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 dibersihkan. diperoleh kualitas udara untuk paramater debu, SO2, NO2 dan sehingga - Menutup truk CO telah dilakasanakan oleh sebagai berikut : besaran yang pengangkut tanah urug - Hasil pengukuran parameter debu berkisar antara 105-306 perlu dikelola dengan terpal. μg/m3 dengan rata - rata 210,5 μg/m3, dan terdapat 5 dari 16 dan dipantau (31,25%) melampaui baku mutu PP RI No. 41 Tahun 1999 adalah secara sebesar 230 μg/m3 yaitu pada GT Bekasi Barat, GT Tambun, harian GT Cibitung (Kawasan Industri M2100), dan GT Cikarang Utama, serta Rest Area KM 19. Lokasi pengukuran dengan konsentrasi debu tertinggi adalah GT Cikarang Utama KM 26+200, sedangkan konsentrasi debu terendah adalah pada pemukiman Desa Cinangka (KM 73+000B). - Hasil pengukuran parameter CO berkisar antara 956-9.352 μg/m3 dengan rata - rata 8.347,5 μg/m3, dan hasil pengukuran pada seluruh lokasi masih di bawah baku mutu PP RI No. 41 Tahun 1999 sebesar 30.000 μg/m3. Lokasi pengukuran dengan konsentrasi CO tertinggi adalah GT Cikarang Utama KM 29+200 dan lokasi pengukuran dengan konsentrasi CO terendah adalah lokasi pemukiman Desa Cinangka, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta (KM 73+000B). - Hasil pengukuran parameter SO2 berkisar antara 236-416 μg/m3 dengan rata - rata 303 μg/m3, dan hasil pengukuran pada seluruh lokasi masih di bawah baku mutu PP RI No. 41 Tahun 1999 sebesar 900 μg/m3 Dapat dilihat bahwa sebelum kegiatan mobilisasi alat dan material dilokasi kegiatan telah terjadi menurunan kualitas udara khususnya parameter debu. Melebihinya konsentasi parameter debu dilokasi kegiatan dikarenakaqn imbas padatnya kendaraan dan industri di sekitar GT. Cibitung. Dengan akan dilaksanakannya mobilisasi alat dan material pada saat pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated, maka akan meningkatkan penurunan kualitas udara dilokasi kegiatan. Sehingga dampak dikategorikan Dampak Penting Hipotetik. Mobilisasi Peralatan dan SOP pada kontraktor Fisik-Kimia Peningkatan Areal masuk dan 1 hari dengan Material yaitu pemeliharaan mesin Variabel parameter intensitas Kondisi rona awal lingkungan hidup parameter kebisingan keluar tapak asumsi bahwa kendaraan untuk dampak : Tingkat kebisingan dilokasi kegiatan berkisar antara 53-82 dBA dengan rata-rata proyek (mengiku waktu meminimalkan intensitas kebisingan sebesar 77,5 dBA. Jika membandingkan dengan baku mutu interchange mobilisasi alat dalam KepMenLH Ho. 48 Tahun 1996 sebesar 70 dBA Dampak Penting kebisingan Hipotetik terdekat) dan dan material peruntukkan kawasan perdagangan dan jasa. Dengan demikian jalur mobilisasi selama 6 bulan, kondisi kebisingan telah melebihi baku mutu. mengikuti arah ritasi mobilisasi Dengan adanya kegiatan mobilisasi alat dan material dengan jalur lalu lintas dianggap sama akan mengikuti arah lalu lintas dengan akses masuk dan keluar

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 104 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Deskripsi Rencana Pengelolaan Pelingkupan Kegiatan yang Lingkungan yang Sudah Komponen Batas Waktu Berpotensi Direncanakan Sejak Lingkungan Wilayah Studi No Dampak Dampak Penting Kajian Menimbulkan Dampak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Evaluasi Dampak Potensial Potensial Hipotetik (DPH) Lingkungan dari Rencana Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 mengikuti interchange terdekat di sepanjang jalan tol. Serta sehingga sudah ada kegiatan seperti Jalan Tol Jakarta-Cikampek dengan besaran yang jumlah volume lalu lintas sebanyak 165.081 kendaraan yang perlu dikelola terdiri dari gol I, II, III, IV dan V. Maka akan meningkatkan dan dipantau kebisingan diloaksi kegiatan. Sehingga dampak peningkatan adalah secara intensitas kebisingan menjadi Dampak Penting Hipotetik. harian

Mobilisasi Peralatan dan - Melakukan evaluasi Kondisi Lalulintas Gangguan arus Berdasarkan data Laporan Akhir Kajian Lalu Lintas Jalan Tol Areal masuk dan 12 bulan sampai Material system manajemen Variabel parameter lalu lintas Jakarta-Cikampek tahun 2016 bahwa volume lalu lintas dan v/c keluar tapak dengan lalulintas melakukan dampak : volume rasio di Jalan Tol Jakarta-Cikampek yaitu memiliki 254.724 proyek (mengiku konstruksi evaluasi, serta lalu lintas kendaraan per hari dengan v/c rasio rata-rata sudah mencapai on off ramp) dan selesai perbaikan, penggantian 1,51 yang artinya pada tingkat pelayanan arus lalu lintas berada jalur mobilisasi ataupun melengkapi dalam keadaan dipaksakan, kecepatan relative rendah, arus lalu mengikuti arah sarana pengaturan lalu lintas sering terhenti sehingga menimbulkan antrian kendaraan lalu lintas lintas yang pada ruas Cikunir-Bekasi Barat. rusak/hilang/belum ada - Melakukan evaluasi, Dengan jalur mobilisasi mengikuti arah lalu lintas dengan akses serta perbaikan, masuk dan keluar mengikuti on off ramp di Jalan Tol terdekat penggantian, ataupun sepanjang jalur tol yang melewati juga ruas Cikunir-Bekasi Barat melengkapi fungsi dan dapat diprakirakan akan terjadi gangguan arus lalu lintas yaitu manfaat, serta jumlah kemacetan. Sehingga dampak termasuk Dampak Penting PJU yang menyala Hipotetik. - Melakukan pengecekkan, serta Dampak Penting perbaikan, penggantian, Hipotetik ataupun melengkapi keberadaan serta fungsi dan manfaat pagar rumija. - Menyediakan media informasi seperti VMS (Variable Message Sign) di gerbang tol, serta penyediaan senkon sebagai sarana informasi - Mempercepat penutupan lajur gardu saat ganti shift di gerbang tol dengan laci cash box.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 105 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Deskripsi Rencana Pengelolaan Pelingkupan Kegiatan yang Lingkungan yang Sudah Komponen Batas Waktu Berpotensi Direncanakan Sejak Lingkungan Wilayah Studi No Dampak Dampak Penting Kajian Menimbulkan Dampak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Evaluasi Dampak Potensial Potensial Hipotetik (DPH) Lingkungan dari Rencana Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Mobilisasi Peralatan dan Faktor fisik sesuai dengan Kondisi Jalan Kerusakan Kondisi jalan tol berdasarkan hasil pelaksanaan RKL-RPL Jalan - - Material tolak ukur SPM yaitu Variabel parameter prasarana jalan Tol Jakarta-Cikampek yaitu : ketidakrataan IRI ≤ 4 dampak : kondisi - Kondisi Jalan m/km, kekesatan > 0,33 jalan  Ketidakrataan IRI ≤ 3,28 m/km yaitu 3,19 m/km pada µm, dan Zero path hole jalur A dan 3,36 m/km pada jalur pada jalur B (tidak ada lubang)  Kekesatan 0,54 µm untuk jalur A dan 0,53 µm untuk terhadap jalan aspal jalur jalur B utama sebesar  Secara umum kondisi jalan baik (tidak ada lubang) 100%)pemenuhan  Kecepatan tempuh rata-rata, pemenuhan 100 % yaitu SPM sampai dengan sebesar 2,29 kali kecepatan non tol. Dampak Tidak 100% Berdasarkan Geometri Jalan Bebas Hambatan Untuk Jalan Tol Penting Hipotetik Departemen Pekerjaan Umum Diroktorat Jenderal Bina Marga bahwa jalan bebas hambatan dapat dipergunakan oleh kendaraan mobil penumpang, bus, truk 2 as, truk 3 as, truk 4 as dan truk 5 as. Dengan kriteria jalan tol yang dapat menampung beban kendaraan truk sampai 5 as dan akan selalu dilakukan pengelolaan dan pemantauan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek, maka kerusakan jalan yang diakibatkan oleh kegiatan mobilisasi alat dan material tidak begitu signifikan. Sehingga dampak menjadi Dampak Tidak Penting Hipotetik. Pelaksanaan program bina Kesehatan Gangguan Mobilisasi peralatan dan material akan mengikuti arah lalu lintas lingkungan pada masyarakat kesehatan dengan akses masuk dan keluar mengikuti on-off ramp terdekat masyarakat sekitar jalan Variabel parameter masyarakat di sepanjang jalan tol. Pada lokasi kegiatan telah ada kegiatan tol salah satunya dengan dampak : Kasus dari beroperasinya Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Eksisting), menyelenggarakan penyakit Gangguan gangguan kesehatan masyarakat diprakiran terjadi dari penurunan pengobatan gratis ISPA kualiatas udara dan kebisingan. Namun berdasarkan hasil Dampak Tidak sebanyak 2 kali Laporan Kajian dan Survey Pelaksanaan RKL & RPL diketahui - - Penting Hipotetik bahwa keadaan kesehatan masyarakat yang terdapat di sekitar lokasi kegiatan masih dalam keadaan normal yaitu sekitar 78,95 % (hasil dari pelaksanaan RKL-RPL dari responden penduduk yang terlewati jalan tol) masyarakat tidak mengalami gangguan kesehatan. Sehingga dapat gangguan kesehatan masyarakat menjadi Dampak Tidak Penting Hipotetik. 3. Pekerjaan Lajur SOP pada kontraktor Fisik-Kimia Penurunan Pekerjaan lajur pengganti terdiri dari pekerjaan pembersihan Di areal lajur 1 hari dengan Pengganti yaitu menyediakan papan Variabel parameter kualitas udara tempat kerja, pekerjaan tanah, pekerjaan lapis pondasi agregat, pengganti yaitu waktu pekerjaan peringatan agar orang dampak : CO, NO2, pekerjaan rigid pavement, dan pekerjaan flexible pavement. lajur 3,6 m + selama 5 bulan, yang tidak berkaitan SO2 dan Debu Data teknis Pekerjaan Lajur Pengganti (pelebaran jalan) yang Dampak Penting bahu 2,5 m di sehingga dengan proyek dilarang akan dilakukan pada trase pembangunan Jalan Tol Jakarta- Hipotetik kanan kiri ruas besaran yang mendekati lokasi sampai Cikampek II Elevated yaitu : Jalan Tol perlu dikelola pekerjaan konstruksi - Lebar lajur : 2 x (3,6 m + 2,5 m) Jakarta- dan dipantau selesai dan menyediakan - Tebal AC-WC : 4 cm Cikampek adalah secara

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 106 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Deskripsi Rencana Pengelolaan Pelingkupan Kegiatan yang Lingkungan yang Sudah Komponen Batas Waktu Berpotensi Direncanakan Sejak Lingkungan Wilayah Studi No Dampak Dampak Penting Kajian Menimbulkan Dampak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Evaluasi Dampak Potensial Potensial Hipotetik (DPH) Lingkungan dari Rencana Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 peralatan pengamatan - Tebal Rigid : 30 cm (Eksisting) harian keselamatan personal dan - Tebal Lean Concrete : 10 cm pakaian bagi pekerja - Tebal Aggregate A : 15 cm (sarung tangan, masker, Berdasarkan hasil pelaksanaan RKL-RPL yang telah debu, ear plug, sepatu dilaksanakan oleh PT. Jasa Marga dapat diketahui bahwa kualitas boot, helm dsb) udara untuk parameter debu terdapat beberapa lokasi yaitu GT Bekasi Barat, GT Tambun, GT Cibitung (kawasan industry) dan GT Cikarang Utama yang telah melebihi baku mutu dalam PP No. 41 Tahun 1999 sebesar 230 μg/m3. Penggunaan alat berat pada saat Pekerjaan Lajur Pengganti (pelebaran jalan) sangat banyak. Hal ini dapat menurunkan kualitas udara dari emisi gas buang yang dikeluarkan dari beroperasinya alat-alat berat tersebut seperti parameter seperti SO2, NO2 dan CO serta meningkatnya debu akibat serpihan tanah yang tertiup angin. Meskipun pada saat pekerjaan tidak akan digunakan keseluruhan alat berat tersebut. Namun dengan melihat kondisi rona lingkungan awal untuk kualitas udara dilokasi kegiatan yang telah melebihi baku mutu khususnya parameter debu dan dilokasi kegiatan telah terdapat kegiatan Jalan Tol Jakarta-Cikampek Eksisting, maka kegiatan Pekerjaan Lajur Pengganti akan ikut berkontribusi menurunkan kualitas udara dilokasi kegiatan selain itu juga melihat Pekerjaan Lajur Pengganti (pelebaran jalan) yang membutuhkan waktu cukup lama yaitu 6 bulan. Dengan demikian dampak termasuk Dampak Penting Hipotetik. Pekerjaan Lajur Pembuatan benteng dan Fisik-Kimia Peningkatan Berdasarkan hasil pelakasanaan RKL-RPL yang telah Di areal lajur 1 hari dengan Pengganti pemasanan seng penutup Variabel parameter intensitas dilaksanakan oleh PT. Jasa Marga diketahui bahwa intensitas pengganti yaitu waktu pekerjaan di sekeliling lokasi proyek dampak : Tingkat kebisingan kebisingan dilokasi kegiatan rata-rata yaitu 77,5 dBA. Intensitas lajur 3,6 m + selama 5 bulan, untuk mencegah kebisingan kebisingan ini telah melebihi baku mutu dalam KepMenLH No. bahu 2,5 m di sehingga kebesingan yang 48 Tahun 1996 sebesar 70 dBA untuk kawasan perdagangan dan kanan kiri ruas besaran yang ditimbulkan dari lokasi jasa. Tingginya intensitas kebisingan dilokasi kegiatan Jalan Tol perlu dikelola proyek ke luar lokasi dikarenakan dilokasi kegiatan telah ada/beroperasinya Jalan Tol Jakarta- dan dipantau proyek Jakarta-Cikampek Eksisting dengan jumlah volume lalu lintas di Dampak Penting Cikampek adalah secara tahun 2016 berdasarkan data Laporan Akhir Jalan Tol Jakarta- Hipotetik (Eksisting) harian Cikampek II Elevated yaitu 165.081 kendaraan yang terdiri dari Gol I : 128.836 kendaraan, Gol II : 22.705 kendaraan, Gol III : 8.150 kendaraan, Gol IV : 3.058 kendaraan dan Gol V : 2.332 kendaraan. Kondisi inilah yang menyebabkan intensitas kebisingan dilokasi kegitan tinggi. Dengan beroperasinya alat berat dengan jumlah alat berat yang cukup banyak pada saat Pekerjaan Lajur Pengganti, maka Pekerjaan Lajur Pengganti akan

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 107 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Deskripsi Rencana Pengelolaan Pelingkupan Kegiatan yang Lingkungan yang Sudah Komponen Batas Waktu Berpotensi Direncanakan Sejak Lingkungan Wilayah Studi No Dampak Dampak Penting Kajian Menimbulkan Dampak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Evaluasi Dampak Potensial Potensial Hipotetik (DPH) Lingkungan dari Rencana Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 ikut berkontribusi dalam penigkatan intensitas kebisingan. Sehingga dampak termasuk Dampak Penting Hipotetik. Pekerjaan Lajur Melakukan manajemen Kondisi Lalulintas Gangguan Arus Volume lalu lintas yang melintas pada Jalan Tol eksisting Jakarta Di areal lajur 1 hari dengan Pengganti lalu lintas dengan Variabel parameter Lalu Lintas – Cikampek, tahun 2016 berdasarkan data dari PT Jasa Marga pengganti yaitu waktu pekerjaan penempatan petugas lalu dampak : volume (Persero) Tbk., paling besar terdapat pada ruas Cikunir – Bekasi lajur 3,6 m + selama 5 bulan, lintas dan koordinasi lalu lintas Barat, yaitu 254.724 kendaraan per hari, sedangkan paling kecil bahu 2,5 m di sehingga dengan pihak kepolisian pada ruas Kalihurip – Cikampek sebesar 49.453 kendaraan per kanan kiri ruas besaran yang setempat hari. Jika jumlah tersebut dikonversi kedalam satuan smp per jam Jalan Tol perlu dikelola sesuai Manual Kapasitas Jalan Indonesia, dan dengan nilai k = 10 Jakarta- dan dipantau %, maka diperoleh masing-masing sebesar 27.715 smp/jam untuk Cikampek adalah secara ruas Cikunir – Bekasi Barat, dan 5.465 smp/jam untuk ruas (Eksisting) harian Kalihurip – Cikampek. Dampak Penting Nilai v/c rasio rata-rata sudah mencapai 1,51 utuk ruas Cikunir- Hipotetik Bekasi Barat dan 1,42 untuk ruas Bekasi Barat-Bekasi Timur yang artinya pada tingkat pelayanan arus lalu lintas berada dalam keadaan dipaksakan, kecepatan relative rendah, arus lalu lintas sering terhenti sehingga menimbulkan antrian kendaraan. Dengan beroperasinya alat berat pada saat Pekerjaan Lajur Pengganti akan berkontribusi dalam menambah volume lalu lintas dan akan menimbulkan kemacetan. Dampak menjadi Dampak Penting Hipotetik.

Pekerjaan Lajur - SOP pada Kesehatan Pekerja Gangguan Pada konstruksi Pekerjaan Lajur Pengganti masyarakat akan Pengganti kontraktor yaitu Variabel parameter kesehatan merasakan kerugian yaitu polusi yang akan dirasakan akibat menyediakan peralatan dampak : Kasus masyarakat penurunan kualitas udara. Namun berdasarkan pelaksanaan RKL- pengamanan penyakit RPL yang telah dilaksanakan PT. Jasa Marga telah melaksanakan keselamatan personal dilingkungan kerja upaya meminimalisir gangguan kesehatan masyarakat dengan dan pakaian bagi adanyanya kegiatan pembangunan jalan tol ini. Upaya tersebut pekerja (sarung tangan, antaralain : masker, debu, ear plug, - Kepada masyarakat sekitar, pihak PT. Jasa Marga sudah sepatu boot, helm dsb) melaksanakan program pengobatan gratis. Dampak Tidak - Medical Check Up uji - Medical check up atau uji kesehatan berkala dilakukan rutin - - Penting Hipotetik kesehatan berkala yang setiap setahun sekali sebagai langkah antisipatif untuk dilakukan setahun mengidentifikasi gangguan kesehatan pada petugas yang sekali untuk memonitor muncul akibat beroperasinya jalan tol. kondisi kesehatan Dengan diketahui bahwa keadaan kesehatan masyarakat yang pekerja sehingga terdapat di sekitar lokasi kegiatan masih dalam keadaan normal langkah antisipasi dapat yaitu sekitar 78,95 % (hasil dari pelaksanaan RKL-RPL dari dilakukan responden penduduk yang terlewati jalan tol) masyarakat tidak - Fasilitas klinik mengalami gangguan kesehatan dan telah dilakukannya antisipasi kesehatan yang untuk mencegah gangguan kesehatan masyarakat, maka dampak

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 108 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Deskripsi Rencana Pengelolaan Pelingkupan Kegiatan yang Lingkungan yang Sudah Komponen Batas Waktu Berpotensi Direncanakan Sejak Lingkungan Wilayah Studi No Dampak Dampak Penting Kajian Menimbulkan Dampak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Evaluasi Dampak Potensial Potensial Hipotetik (DPH) Lingkungan dari Rencana Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 diperuntukkan bagi menjadi Dampak Tidak Penting Hipotetik. seluruh karyawan tanpa biaya serta rumah sakit yang menjadi rujukan apabila ada karyawan yang sakit dan perlu dirawat inap. 4 Pekerjaan Elevated - SOP pada Fisik-Kimia Penurunan Berdasarkan hasil pelaksanaan RKL-RPL yang telah Di areal 1 hari, pada kontraktor yaitu Variabel parameter kualitas udara dilaksanakan oleh PT. Jasa Marga kondisi kualitas udara untuk pembangunan bulan ke-7 dari menyediakan papan dampak : CO, NO2, parameter debu telah melebihi baku mutu dalam PP No. 41 tahun Jalan Tol konstruksi peringatan dan benteng SO2 dan Debu 1999 sebesar 230 μg/m3. Jakarta- pembangunan agar orang yang tidak Dengan kondisi dilokasi eksisting yang telah melebihi baku Cikampek II Jalan Tol berkaitan dengan mutu, maka penurunan kualitas udara akan bertambah Elevated Jakarta- proyek dilarang dikarenakan adanya kontribusi dari pekerjaan elevated, dengan Cikampek II mendekati lokasi waktu pekerjaan yang cukup lama yaitu 16 bulan. Maka Elevated selama sampai pekerjaan penurunan kualitas udara khususnya debu akan meningkat seiring 21 bulan (alasan konstruksi selesai dan beroperasinya Jalan Tol Jakarta-Cikampek Eksisting dan penentuan bulan menyediakan peralatan pekerjaan elevated dari beroperasinya alat berat. Dengan ke-7 karena pengamatan demikian dampak menjadi Dampak Penting Hipotetik. Dampak Penting pada saat itu, keselamatan personal Hipotetik terjadi 6 dan pakaian bagi konstruksi yang pekerja (sarung tangan, akan dilakukan masker, debu, ear plug, secara sepatu boot, helm dsb) bersamaan yaitu pekerjaan bore pile, pilecap, pier/pilar, pier head, steel box girder dan pekerjaan plat lantai) Pekerjaan Elevated Pembuatan benteng dan Fisik-Kimia Peningkatan Kondisi kebisingan di lokasi kegiatan telah dipengaruhi oleh Di areal 1 hari, pada pemasanan seng penutup Variabel parameter intensitas berjalannya Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Eksisting) yang pembangunan bulan ke-7 dari di sekeliling lokasi proyek dampak : Tingkat kebisingan berdasarkan hasil survey pelaksanaan RKL&RPL telah melebihi Jalan Tol konstruksi untuk mencegah kebisingan baku mutu dengan rata-rata instensitas kebisingan Jakarta- pembangunan kebesingan yang 77,5 dBA yang telah melebihi baku mutu dalam KepMenLH No. Dampak Penting Cikampek II Jalan Tol ditimbulkan dari lokasi 48 Tahun 1996 sebesar 70 dBA peruntukkan perdagangan dan Hipotetik Elevated Jakarta- proyek ke luar lokasi jasa. Kegiatan pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Cikampek II proyek Elevated dilakukan melalui beberapa tahap selama 16 bulan. Elevated selama Waktu konstruksi yang cukup lama tersebut akan menimbulkan 21 bulan (alasan dampak peningkatan intensitas kebisingan, sehingga dampak penentuan bulan

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 109 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Deskripsi Rencana Pengelolaan Pelingkupan Kegiatan yang Lingkungan yang Sudah Komponen Batas Waktu Berpotensi Direncanakan Sejak Lingkungan Wilayah Studi No Dampak Dampak Penting Kajian Menimbulkan Dampak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Evaluasi Dampak Potensial Potensial Hipotetik (DPH) Lingkungan dari Rencana Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 menjadi Dampak Penting Hipotetik. ke-7 karena pada saat itu, terjadi 6 konstruksi yang akan dilakukan secara bersamaan yaitu pekerjaan bore pile, pilecap, pier/pilar, pier head, steel box girder dan pekerjaan plat lantai) Melakukan manajemen Kondisi Lalulintas Gangguan Arus Pekerjaan pemasangan steel box grider pada tahap pekerjaan Di areal 1 hari, pada lalu lintas dengan Variabel parameter Lalu Lintas Elevated akan berpotensi menimbulkan gangguan arus lalu lintas pembangunan bulan ke-7 dari penempatan petugas lalu dampak : volume (kemacetan) yaitu dari beroperasinya alat berat yang Jalan Tol konstruksi lintas dan koordinasi lalu lintas membutuhkan area 8 m, keluar masuk kendaraan pengangkut Jakarta- pembangunan dengan pihak kepolisian material terutama pada saat pemasangan steel box grider yang Cikampek II Jalan Tol setempat akan menggunakan trailer sebanyak 40 unit dalam sehari dengan Elevated Jakarta- panjang steel box grider mencapai 12 m dan 60 m. Cikampek II Selain itu dengan melihat kondisi volume lalu lintas di Jalan Tol Elevated selama Jakarta-Cikampek Eksisting dengan jumlah kendaraan per hari 21 bulan (alasan 165.081 kendaraan yang terdiri dari Gol I : 128.836 kendaraan, penentuan bulan Gol II : 22.705 kendaraan, Gol III : 8.150 kendaraan, Gol IV : ke-7 karena 3.058 kendaraan dan Gol V : 2.332 kendaraan, dengan nilai v/c pada saat itu, rasio telah mencapai 1,4 yang artinya pada tingkat pelayanan arus terjadi 6 Dampak Penting Pekerjaan Elevated lalu lintas berada dalam keadaan dipaksakan, kecepatan relative konstruksi yang Hipotetik rendah, arus lalu lintas sering terhenti sehingga menimbulkan akan dilakukan kemacetan kendaraan. secara Maka dengan adanya pekerjaan elevated khususnya pemasangan bersamaan yaitu steel box grider yang dalam sehari akan menggunakan 40 trailer pekerjaan bore dengan panjang steel box grider 12 m dan 60 m serta melihat pile, pilecap, kondisi jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting yang menjadi pier/pilar, pier lokasi pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated head, steel box dengan v/c rasio telah mencapai 1,4 yang artinya pada tingkat girder dan pelayanan arus lalu lintas berada dalam keadaan dipaksakan, pekerjaan plat kecepatan relative rendah, arus lalu lintas sering terhenti lantai) sehingga menimbulkan kemacetan kendaraan, maka dengan kondisi demikian akan menimbulkan gangguan arus lalu lintas. Sehingga dampak menjadi Dampak Penting Hipotetik.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 110 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Deskripsi Rencana Pengelolaan Pelingkupan Kegiatan yang Lingkungan yang Sudah Komponen Batas Waktu Berpotensi Direncanakan Sejak Lingkungan Wilayah Studi No Dampak Dampak Penting Kajian Menimbulkan Dampak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Evaluasi Dampak Potensial Potensial Hipotetik (DPH) Lingkungan dari Rencana Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pekerjaan Elevated - SOP pada kontraktor Kesehatan Pekerja Gangguan Pada konstruksi Pekerjaan Elevated masyarakat akan merasakan yaitu menyediakan Variabel parameter Kesehatan kerugian yaitu polusi yang akan dirasakan akibat penurunan peralatan pengamanan dampak : Kasus Masyarakat kualitas udara. Namun berdasarkan pelaksanaan RKL-RPL yang keselamatan personal penyakit telah dilaksanakan PT. Jasa Marga telah melaksanakan upaya dan pakaian bagi dilingkungan kerja meminimalisir gangguan kesehatan masyarakat dengan pekerja (sarung tangan, adanyanya kegiatan pembangunan jalan tol ini. Upaya tersebut masker, debu, ear plug, antaralain : sepatu boot, helm dsb) - Kepada masyarakat sekitar, pihak PT. Jasa Marga sudah - Medical Check Up uji melaksanakan program pengobatan gratis. kesehatan berkala yang - Medical check up atau uji kesehatan berkala dilakukan rutin dilakukan setahun setiap setahun sekali sebagai langkah antisipatif untuk sekali untuk memonitor mengidentifikasi gangguan kesehatan pada petugas yang kondisi kesehatan muncul akibat beroperasinya jalan tol. pekerja sehingga Dengan diketahui bahwa keadaan kesehatan masyarakat yang langkah antisipasi dapat terdapat di sekitar lokasi kegiatan masih dalam keadaan normal dilakukan yaitu sekitar 78,95 % (hasil dari pelaksanaan RKL-RPL dari - Fasilitas klinik responden penduduk yang terlewati jalan tol) masyarakat tidak kesehatan yang mengalami gangguan kesehatan dan telah dilakukannya antisipasi diperuntukkan bagi untuk mencegah gangguan kesehatan masyarakat, maka dampak seluruh karyawan tanpa menjadi Dampak Tidak Penting Hipotetik. Dampak Tidak biaya serta rumah sakit Penting Hipotetik yang menjadi rujukan apabila ada karyawan - - yang sakit dan perlu dirawat inap.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 111 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Deskripsi Rencana Pengelolaan Pelingkupan Kegiatan yang Lingkungan yang Sudah Komponen Batas Waktu Berpotensi Direncanakan Sejak Lingkungan Wilayah Studi No Dampak Dampak Penting Kajian Menimbulkan Dampak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Evaluasi Dampak Potensial Potensial Hipotetik (DPH) Lingkungan dari Rencana Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9

TAHAP OPERASIONAL 1 Pengoperasian dan Peningkatan pelayanan Kondisi Lalu Peningkatan Volume lalu lintas tertimbang tahun 2015 yang melintas pada Di areal 1 hari pada Pemeliharaan Jalan Tol melalui peningkatan Lintas Kapasitas Jalan Jalan Tol eksisting Jakarta – Cikampek, adalah 165.081 pembangunan tahun ke 2 Jakarta-Cikampek II kuantitas dan kualitas Variabel parameter kendaraan per hari. Jalan Tol setelah Jalan Tol Elevated pelayanan antaralai : dampak : Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir atau sejak dioperasikannya Jakarta- Jakarta- - Melakukan evaluasi Kelancaran lalu gerbang tol Cikarang Utama pada Maret 2011, tercatat Cikampek II Cikampek II system manajemen lalu lintas pertumbuhan rata-rata kendaraan per tahun sebesar 5,12 %, yang Elevated Elevated lintas melakukan berarti akan meningkatkan penambahan volume lalu lintas beroperasi evaluasi, serta sampai pada suatu waktu mencapai kapasitasnya dalam waktu perbaikan, penggantian paling lama tahun 2021, akibatnya terjadi penurunan kualitas ataupun melengkapi tingkat pelayanan lalu lintas dengan terjadinya kemacetan. sarana pengaturan lalu Dengan adanya rencana pengoperasian Jalan Tol Jakarta – lintas yang Cikampek II Elevated pada tahun 2019 dan 2020, maka volume rusak/hilang/tidak ada lalu lintas pada jalan tol eksisting akan mengalami penurunan - Melakukan evaluasi, sekaligus meningkatkan pelayanan lalu lintas dengan turunnya serta perbaikan, nilai DS yang akan mulai dirasakan pada tahun 2019 pada saat penggantian ataupun mulai dioperasikan Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Elevated. melengkapi fungsi dan Pengoperasian fasilitas infrastruktur baru seperti disebutkan di manfaat, serta jumlah atas, dengan sendirinya akan meningkatkan pula jumlah volume PJU yang menyala lalu lintas pada koridor Jakarta – Cikampek, jika dibandingkan Dampak Penting - Melakukan dengan sebelum adanya fasilitas baru, karena keberadaan Hipotetik pengecekkan, serta infrastruktur baru akan memberikan kenyamanan dan waktu perbaikan, penggantian, tempuh yang lebih singkat sehingga membangkitkan perjalanan ataupun melengkapi baru, yang akan menambah terhadap jumlah perjalanan yang ada keberadaan serta fungsi sebelumnya. dan manfaat pagar Jika pengoperasian infrastruktur baru berjalan seperti rencana rumija tersebut, maka derajat kejenuhan = 1 pada jalan tol eksisting - Menyediakan media diperkirakan baru akan tercapai pada tahun 2046. informasi seperti VMS Beroperasinya Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated, maka (Variable Message gangguan arus lalu lintas yang terjadi dapat teruraikan. Dapat Sign) digerbang tol, dilihat bahwa beroperasinya Jalan Tol Jakarta-Cikampek II serta penyediaan Elevated ini dapat menurunkan tingkat kejenuhan, dimana senkom sebagai sarana sebelum adanya Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated informasi memiliki tingkat kejenuhan 0,78 dengan beroperasinya Jalan Tol - Mempercepat Jakarta-Cikampek II Elevated memiliki tingkat kejenuhan 0,62 penutupan lajur gardu pada tahun 2019 sesuai rencana jadwal pengoperasian jalan tol. saat ganti shift di gerbang tol dengan laci cash box.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 112 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Rencana Kegiatan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Dampak Potensial Dampak Penting Hipotetik Elevated

1. Tahap Konstruksi Tahap Konstruksi 2. Tahap Operasional 1. Penurunan kualitas udara Tahap Konstruksi 2. Peningkatan intensitas kebisingan 3. Penurunan kualitas air permukaan 1. Penurunan kualitas udara 4. Gangguan arus lalu lintas 2. Peningkatan intensitas kebisingan PermenLH No. 5. Kerusakan prasarana jalan 3. Gangguan arus lalu lintas 17 Thn 2012 6. Terciptanya kesempatan kerja dan peluang 4. Terciptanya kesempatan kerja dan peluang tentang usaha usaha Keterlibatan 7. Peningkatan pendapatan penduduk 5. Peningkatan pendapatan penduduk Masyarakat dalam 8. Timbulnya keresahan masyarakat 6. Timbulnya keresahan masyarakat AMDAL dan Izin Identifikasi 9. Gangguan kesehatan masyarakat Evaluasi Lingkungan Dampak 10. Ganggguan kesehatan Pekerja Dampak Tahap Operasional Potensial Potensial Tahap Operasional 1. Peningkatan Kapasitas jalan

1. Peningkatan Kapasitas jalan Kegiatan lain di sekitar rencanan kegiatan (Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated)

Rona Lingkungan Hidup

1. Komponen Fisik-Kimia 2. Komponen Biologi 3. Komponen Sosekbud 4. Kesehatan Masyarakat

Metode : Metode : Matrik Interaksi & Gambar 1.32 Bagan Alir Proses Pelingkupan Diskusi : ketua tim Bagan Alir dan tenaga ahli , SOP, baku mutu

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 113 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

1.7 Batas Wilayah Studi Batas wilayah studi adalah resultante dari keempat batasan tersebut di atas (batas proyek, ekologis, sosial dan admninistratif). Penentuan batas wilayah studi ini dengan mempertimbangkan keterbatasan dan wilayah yang diperkirakan akan terkena dampak dari kegiatan

A. Batas Proyek Batas proyek adalah batas kegiatan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated yang terletak di Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang dengan panjang 36,84 km.

B. Batas Ekologis Batas ekologis adalah ruang persebaran dampak dari kegiatan menurut media transportasi limbah (air dan udara), dimana proses alami dalam ruang tersebut diperkirakan akan mengalami perubahan yang mendasar. Adapun dasar penentuan batas ekologi yang meliputi penentapan masing-masing aspek adalah sebagai berikut:

 Fisiografi, batas studi fisiografi mencakup lahan yang berada pada lokasi kegiatan dan sekitarnya.  Hidrologi, batas studi untuk hidrologi adalah saluran air yang terdekat dengan lokasi pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated.  Kualitas udara, batas studi untuk kualitas udara adalah radius 250 m kea rah Barat dari arah lokasi pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated serta jalur mobilisasi alat dan material. C. Batas Sosial Batas sosial merupakan wilayah tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial masyarakat yang mengandung norma dan nilai yang sudah mapan baik sistem maupun struktur sosialnya di sekitar lokasi rencana kegiatan. Batas sosial tersebut mengingat kemungkinan terjadinya interaksi sosial dan timbulnya dampak secara langsung dari kegiatan proyek, dalam kegiatan ini batas sosial adalah Kota Bekasi (Kec. Bekasi Timur, Rawalumbu, Bekasi Selatan, Bekasi Barat dan Jatiasih), Kabupaten Bekasi (Kec. Cikarang Pusat, Cikarang Selatan, Cikarang Utara, Cibitung Cikarang Barat dan Tambun Selatan), dan Kabupaten Karawang (Kec. Telukjambe Barat, Telukjambe Timur, Klari dan Cikampek )

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 114 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

yang terdekat dan tempat keberadaan lokasi kegiatan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated. D. Batas Administratif Batas administrasi adalah ruang dimana masyarakat dapat secara leluasa melakukan kegiatan social, ekonomi dan social-budaya sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku di dalam ruang tersebut. Batas administrasi pembangunan Jalan Tol Jakarta- Cikampek II Elevated adalah batas Kecamatan di Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang.

1.8 Batas Waktu Kajian Batas waktu kajian adalah batas waktu yang akan digunakan dalam melakukan prakiraan dan evaluasi dampak dalam kajian ANDAL. Jadwal Pelaksanaan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dapat dilihat pada Tabel 1.27 berikut. Berdasarkan jadwal pelaksanaan dapat dilihat bahwa ada beberapa pekerjaan yang telah dimulai yaitu pekerjaan lalur pengganti dan pekerjaan untuk penyiapan lahan elevated seperti membongkaran median jalan Tol Jakarta-Cikampek Eksisting.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 115 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Tabel 1.27 Jadwal Pelaksanaan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated 2017 2018 2019 No Kegiatan 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 1 Tahap Konstruksi 2 Pemeliharaan dan Perlindungan Lalu Lintas 3 Mobilisasi dan Demobilisasi 4 Pekerjaan Lajur Pengganti 5 Pembersihan Tempat Kerja 6 Pekerjaan Tanah 7 Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat 8 Pekerjaan Rigid Pavement 9 Pekerjaan Fleksibel Pavement 10 Pekerjaan Elevated 11 Pekerjaan Pondasi Bore Pile 12 Pekerjaan Pilecap 13 Pekerjaan Pier/Pilar 14 Pekerjaan Pier Head 15 Pekerjaan Steel Box Girder 16 Pekerjaan Plat Lantai 17 Tahap Operasional Pengoperasian dan Pemeliharaan Jalan Tol 18 Jakarta-Cikampek II Elevated Sumber : PT. Jasamarga Jalanlayang Cikampek, 2017

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 116 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Gambar 1.33 Peta Batas Wilayah Studi

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 117 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

BAB V RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL)

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) yang akan di implementasikan yaitu komponen/parameter lingkungan yang diprakirakan akan terkena dampak penting rencana Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated. Untuk memudahkan pencapaian tujuan dalam pengelolaan lingkungan hidup berbagai dampak penting yang diprakirakan akan terjadi, maka uraian rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup meliputi :

1. Dampak Lingkungan yang Dikelola 2. Sumber Dampak 3. Indikator Keberhasilan Lingkungan Hidup 4. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup 5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup 6. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup 7. Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup a. Pelaksana Pengelolaan Lingkungan Hidup b. Pengawas Pengelolaan Lingkungan Hidup c. Pelaporan Pengelolaan Lingkungan Hidup

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL V - 1 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Tabel 5.1 Matriks Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)

Indikator Keberhasilan Periode Institusi Pengelolaan Lingkungan Dampak Lingkungan Sumber Bentuk Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan No Pengelolaan Pengelolaan yang Dikelola Dampak Hidup Lingkungan Hidup Pelaksana Pengawas Pelaporan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup A. Dampak Penting yang Dikelola (Hasil Arahan Pengelolaan pada ANDAL) 1 TAHAP KONSTRUKSI 1.1 Terciptanya Kesempatan Kerja dan Peluang Usaha Adanya rencana Pengadaan Berdasarkan pelaksanaan Pendekatan Sosial Ekonomi : Berdasarkan pelaksanaan  Pengelolaan PT. Jasamarga  Aparatur  Dinas pembangunan Jalan Tenaga Kerja dan RKL-RPL yang telah  Memberikan kesempatan lebih besar RKL-RPL yang telah dijalani dilakukan Jalanlayang pemerintah Lingkungan Tol Jakarta-Cikampek pengoperasian dilaksanakan bahwa bagi masyarakat lokal baik untuk bahwa lokasi lokasi minimal 1 bulan Cikampek setempat (Desa & Hidup Provinsi II Elevated akan base camp sebanyak responden membuka usaha di sekitar jalan tol pemantauan untuk komponen sebelum bekerjasama Kecamatan Jawa Barat memberikan peluang yang termasuk dalam 3 maupun memperoleh kesempatan Sosial Ekonomi Budaya yaitu penerimaan dengan pihak terkait)  Dinas bekerja yaitu 140 kategori penduduk di bekerja di lingkungan jalan tol di Kel. Pekayon Jaya KM tenaga kerja kontraktor Lingkungan orang untuk tenaga pemukiman di Kel. (sebagai cleaning service). 10+400, Ds. Lambang Sari  Untuk Waskita-Acset Hidup Kota kerja lokal Pekayon Jaya KM  Mempertimbangkan program Kec. Tambun Selatan Kab. menetapkan KSO Bekasi yang akan direkrut 10+400, Ds. Lambang peningkatan keterampilan yang dapat Bekasi KM 22+200A, Ds. porsi tenaga  Dinas pada saat tahap Sari Kec. Tambun menjadi modal bagi masyarakat Gandasari Kec. Cikarang kerja Lingkungan konstruksi Selatan Kab. Bekasi KM untuk meningkatkan perekonomian. Barat KM 26+300A, Ds. Jaya diselenggarakan Hidup Kab. 22+200A, Ds. Gandasari Adapun tindakan ini sebagai bagian Mukti, Kec. Cikarang Pusat sekali selama Bekasi Kec. Cikarang Barat KM dari PKBL. KM 38+300A dan Desa tahap persipaan  Dinas 26+300A, Ds. Jaya  Mengidentifikasi kebutuhan tenaga Wadas Kec. Teluk Jambe minimal 2 Lingkungan Mukti, Kec. Cikarang kerja dan potensi tenaga lokal yang Timur KM 47+500 yang akan minggu sebelum Hidup dan Pusat KM 38+300A dan dapat direkrut. mengikuti lokasi pelaksanaan perekrutan Kebersihan Desa Wadas Kec. Teluk  Mengatur rekrutmen pekerja sesuai RKL-RPL tersebut. Kab. Karawang Jambe Timur KM dengan kualifikasi dengan jumlah 47+500 terdapat sebesar proporsional. 34,78 % penduduk yang  Mengidentifikasi kontraktor lokal tidak bekerja dan yang bisa dijadikan mitra/sub- sebesar 11,11 % yang kontrak dalam kegiatan konstruksi. merasakan adanya  Mengatur partisipasi perusahaan lapangan kerja yang lokal dan mitra kontraktor lainnya, bertambah yang agar mendapatkan pekerjaan dari memanfaatkan kegiatan proyek secara proporsional. kesempatan/peluang kerja dan berusaha di Pendekatan Institusi : lokasi proyek Berkordinasi dengan aparat Kelurahan kesejahteraan penduduk Setempat dalam hal rekruitmen. meningkat dari upah/pendapat yang dihasilkan dari proyek.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL V - 2 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Indikator Keberhasilan Periode Institusi Pengelolaan Lingkungan Dampak Lingkungan Sumber Bentuk Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan No Pengelolaan Pengelolaan yang Dikelola Dampak Hidup Lingkungan Hidup Pelaksana Pengawas Pelaporan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup 1.2 Peningkatan Pendapatan Penduduk Adanya rencana Pengadaan Terdapat responden yang Pendekatan Sosial Ekonomi : Berdasarkan pelaksanaan Sebulan setelah PT. Jasamarga  Aparatur  Dinas Pembangunan Jalan Tenaga Kerja dan termasuk dalam 3  Memberikan kesempatan lebih besar RKL- Berdasarkan proses rekruitmen Jalanlayang pemerintah Lingkungan Tol Jakarta-Cikampek pengoperasian kategori penduduk di bagi masyarakat lokal baik untuk pelaksanaan RKL-RPL yang Cikampek setempat (Desa & Hidup Provinsi II Elevated dapat base camp pemukiman di Kel. membuka usaha di sekitar jalan tol telah dijalani bahwa lokasi bekerjasama Kecamatan Jawa Barat menyerap tenaga kerja Pekayon Jaya KM maupun memperoleh kesempatan lokasi pemantauan untuk dengan pihak terkait)  Dinas yang memberikan 10+400 , Ds. Lambang bekerja di lingkungan jalan tol komponen Sosial Ekonomi kontraktor  Dinas Sosial Lingkungan dampak positif berupa Sari Kec. Tambun (sebagai cleaning service). Budaya yaitu di Kel. Pekayon Waskita-Acset Tenaga Kerja dan Hidup Kota peningkatan Selatan Kab. Bekasi KM  Mempertimbangkan program Jaya KM 10+400, Ds. KSO Transmigrasi Bekasi penghasilan di 22+200A, Ds. Gandasari peningkatan keterampilan yang dapat Lambang Sari Kec. Tambun Provinsi Jawa  Dinas wilayah tersebut. Kec. Cikarang Barat KM menjadi modal bagi masyarakat Selatan Kab. Bekasi KM Barat Lingkungan 26+300A, Ds. Jaya untuk meningkatkan perekonomian. 22+200A, Ds. Gandasari Kec.  Dinas Sosial Hidup Kab. Mukti, Kec. Cikarang Adapun tindakan ini sebagai bagian Cikarang Barat KM Tenaga Kerja dan Bekasi Pusat KM 38+300A dan dari PKBL. 26+300A, Ds. Jaya Mukti, Transmigrasi Kota  Dinas Desa Wadas Kec. Teluk  Mengidentifikasi kebutuhan tenaga Kec. Cikarang Pusat KM Bekasi, Kabupaten Lingkungan Jambe Timur KM kerja dan potensi tenaga lokal yang 38+300A dan Desa Wadas Bekasi dan Hidup dan 47+500 yaitu sekitar dapat direkrut. Kec. Teluk Jambe Timur KM Kabupaten Kebersihan Kab. 4,44 % penduduk  Mengatur rekrutmen pekerja sesuai 47+500 yang akan mengikuti Karawang Karawang merasakan peningkatan dengan kualifikasi dengan jumlah lokasi pelaksanaan RKL-RPL pendapatan dengan proporsional. tersebut. pendapatan rata-rata  Mengidentifikasi kontraktor lokal penduduk yang bisa dijadikan mitra/sub- Rp 1.000.000 s/d kontrak dalam kegiatan konstruksi. Rp 1.500.000  Mengatur partisipasi perusahaan lokal dan mitra kontraktor lainnya, agar mendapatkan pekerjaan dari kegiatan proyek secara proporsional.

1.3 Penurunan Kualitas Udara Penurunan Kualitas Mobilisasi Konsentrasi debu dan Pendekatan Teknologi : Lokasi pengelolaan dilakukan Pemasangan PT. Jasamarga  Dins Lingkungan  Dinas Udara akibat peralatan dan parameter kualitas udara  Membuat penghalang berupa pagar di tapak proyek dan penghalang/ barrier Jalanlayang Hidup Kota Lingkungan beroperasinya material, ambien (SO2, NO2, CO) (seng) di area lokasi kegiatan lingkungan sekitar, jalur dilakukan seminggu Cikampek Bekasi Hidup Provinsi peralatan sehingga pekerjaan Lajur timbul tidak melebihi  Truk pengangkut tanah ditutup mobilisasi kendaraan dan alat sebelum kegiatan bekerjasama  Dinas Lingkungan Jawa Barat menimbulkan Pengganti dan baku mutu udara ambien terpal, sehingga tidak terjadi ceceran berat. dilakukan hingga dengan pihak Hidup Kab.  Dinas peningkatan debu pekerjaan berdasarkan PP No. 41 tanah ke luar kegiatan proyek yang kegiatan selesai kontraktor Bekasi Lingkungan Elevated Tahun 1999 menyebabkan kotor dan berdebu. UA-1 : GT Bekasi Barat Pengelolaan Waskita-Acset  Dins Lingkungan Hidup Kota  Mensyaratkan Kontraktor untuk (KM 13+000) dilakukan secara KSO Hudp dan Bekasi menggunakan alat berat dan UA-2 : GT Bekasi Timur terus menerus dan Kebersihan Kab.  Dinas kendaraan layak pakai sesuai (KM 17+000) rutin selama Karawang Lingkungan ketentuan peraturan, salah satunya UA-3: GT Tambun kegiatan Mobilisasi  Dinas Lingkungan Hidup Kab. pembatasan usia alat-alat berat yang UA-4 : GT Cibitung (KM peralat dan material, Hidup Provinsi Bekasi akan digunakan (misalnya kurang 24+800) pekerjaan lajur Jawa Barat  Dinas

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL V - 3 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Indikator Keberhasilan Periode Institusi Pengelolaan Lingkungan Dampak Lingkungan Sumber Bentuk Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan No Pengelolaan Pengelolaan yang Dikelola Dampak Hidup Lingkungan Hidup Pelaksana Pengawas Pelaporan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup dari 5 tahun terakhir). UA-5: GT Cibitung pengganti dan Lingkungan  Pengaturan/penjadwalan alat-alat (Kawasan Industri) pekerjaan Elevated Hidup dan berat yang akan digunakan UA-6 : GT Cikarang Utama Kebersihan Kab. sedemikian rupa sehingga tidak (KM29+200) Mobilisasi Karawang semua alat berat digunakan secara UA-7: GT Cikarang Barat dilakukan sesuai bersamaan sesuai ddengan window (KM 31+ 000) dengan window time yaitu 22.00 – 04.00 WIB. UA-8: GT Karawang Barat time pada pukul  Kontraktor melakukan perawatan (KM 47+050) 22.00 – 04.00 WIB pada kendaraan alat berat pada Kawasan Pemukiman Sekitar dan mengikuti mesin, penggunaan jenis bahan Trase Jalan Tol Jakarta- peraturan SPM Jalan bakar, kipas pendingin mesin dan Cikampek II Elevated : tol. system pembuangan pada knalpot, 1. Kel. Pekayon Jaya KM termasuk memberikan pelumas 10+400 mesin secara rutin dan 2. Desa Wadas Teluk Jambe pengecekan/perbaikan pada dudukan KM 47+500 perendam getaran mesin.

Pendekatan Sosial :  Berkoordinasi dengan masyarakat terdekat dan aparatur pemerintah setempat jika konstruksi dilakukan pada malam hari. 1.4 Peningkatan Intensitas Kebisingan Peningkatan Mobilisasi Intensitas kebisingan Pendekatan Teknologi : Lokasi pengelolaan dilakukan Pemasangan PT. Jasamarga  Dins Lingkungan  Dinas kebisingan yang peralatan dan yang timbul tidak  Membuat penghalang (barrier) di tapak proyek dan penghalang/ barrier Jalanlayang Hidup Kota Lingkungan ditimbulkan dari material, melebihi baku mutu berupa pagar (seng) agar terisolasi lingkungan sekitar, jalur dilakukan seminggu Cikampek Bekasi Hidup Provinsi kendaraan dan alat- pekerjaan berdasarkan KepMen dari lingkungan sekitar, sehingga mobilisasi kendaraan dan alat sebelum kegiatan bekerjasama  Dinas Lingkungan Jawa Barat alat berat yang widening dan LH No. 48 Tahun 1996 kebisingan hanya terjadi di lokasi berat. dilakukan hingga dengan pihak Hidup Kab.  Dinas digunakan pada saat pekerjaan yaitu untuk kawasan kegiatan. Berdasarkan Sembodo kegiatan selesai kontraktor Bekasi Lingkungan kontruksi Elevated pemukiman (55 dBA), (2004), seng/ triplek ketebalan 20 UA-1 : GT Bekasi Barat Pengelolaan Waskita-Acset  Dins Lingkungan Hidup Kota kawasan area gardu tol mm dapat mereduksi kebisingan 12- (KM 13+000) dilakukan secara KSO Hudp dan Bekasi berdasarkan Peraturan 20 dBA. UA-2 : GT Bekasi Timur terus menerus dan Kebersihan Kab.  Dinas Menteri Tenaga Kerja  Pengaturan/penjadwalan alat-alat (KM 17+000) rutin selama Karawang Lingkungan dan Transmigrasi No. berat yang akan digunakan UA-3: GT Tambun kegiatan Mobilisasi  Dinas Lingkungan Hidup Kab. 18 Tahun 2011 Tentang sedemikian rupa sehingga tidak UA-4 : GT Cibitung (KM peralat dan material, Hidup Provinsi Bekasi Ambang Batas Faktor semua alat berat digunakan secara 24+800) pekerjaan widening Jawa Barat  Dinas Fisik di Tempat Kerja bersamaan. Kontraktor melakukan UA-5: GT Cibitung dan pembangunan Lingkungan (85 dBA) perawatan pada kendaraan alat berat (Kawasan Industri) Jalan Tol Jakarta- Hidup dan pada mesin, penggunaan jenis UA-6 : GT Cikarang Utama Cikampek II Kebersihan Kab. bahan bakar, kipas pendingin mesin (KM29+200) Elevated Karawang dan sistem pembuangan pada UA-7: GT Cikarang Barat knalpot, termasuk memberikan (KM 31+ 000) Mobilisasi pelumas mesin secara rutin dan UA-8: GT Karawang Barat dilakukan sesuai pengecekan/perbaikan pada (KM 47+050) dengan window dudukan peredam getaran mesin. time pada pukul

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL V - 4 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Indikator Keberhasilan Periode Institusi Pengelolaan Lingkungan Dampak Lingkungan Sumber Bentuk Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan No Pengelolaan Pengelolaan yang Dikelola Dampak Hidup Lingkungan Hidup Pelaksana Pengawas Pelaporan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup  Mensyaratkan kontraktor untuk Kawasan Pemukiman Sekitar 22.00 – 04.00 WIB menggunakan kendaraan yang layak Trase Jalan Tol Jakarta- dan mengikuti pakai sesuai ketentuan peraturan, Cikampek II Elevated : peraturan SPM Jalan salah satunya pembatasan usia alat- 3. Kel. Pekayon Jaya KM tol. alat berat yang akan digunakan 10+400 (misalnya kurang dari 5 tahun), 4. Desa Wadas Teluk Jambe sehingga meminimisasi timbulnya KM 47+500 kebisingan dari kerusakan mesin kendaraan dan perawatan kendaraan secara berkala.

Pendekatan Sosial :  Berkoordinasi dengan masyarakat terdekat dan aparatur pemerintah setempat jika konstruksi dilakukan pada malam hari.  Memasang papan pengumuman di lokasi kegiatan agar warga sekitar maklum dan tidak mendekati lokasi kegiatan saat pelaksanaan kegiatan.  Bagi pekerja proyek menggunakan SOP khususnya sumbat telinga (ear plug) 1.5 Gangguan Arus Lalu Lintas Pekerjaan Lajur Mobilisasi Terjadi penguraian  Pemasangan rambu-rambu yang  Di sepanjang pekerjaan Setiap hari selama  PT.  Dinas  Dinas Pengganti akan peralatan dan kemacentan dengan diperlukan dan selama memasuki lajur pengganti dan area kegiatan konstruksi Jasamarga Perhubungan Jawa Lingkungan minimbulkan material, adanya manajemen lokasi pekerjaan seperti : Rubber pekerjaan elevated yang Jalanlayang Barat Hidup Provinsi kemacetan yang Pekerjaan lajur pengaturan lalu lintas Cone, Light Rope, Rottary Lamp, meliputi KM 10, KM 25 Cikampek  Aparat kepolisian Jawa Barat disebabkan oleh pengganti dan saat pekerjaan lajur Tanda hati-hati, MCB, tanda dan KM 42 bekerjasama  Dinas berkurangnya 1 jalur pekerjaan pengganti dan pekerjaan kurangi kecepatan, batas  Akses masuk dan keluar dengan pihak Lingkungan pada saat konstruksi Elevated. elevated. kecepatan maksimum 40 km/jam mengikuti Interchange kontraktor Hidup Kota lajur pengganti ini. dan 60 km/jam, tanda terdekat sesuai kebutuhan Waskita- Bekasi Selain itu pada saat penyempitan.  Jalur Mobilisasi Acset KSO  Dinas pekerjaan elevated  Pengaturan lalu lintas untuk mengikuti arah lalu lintas  Aparat Lingkungan pada saat pekerjaan kendaraan proyek yang keluar Kepolisian Hidup Kab. steel box grider akan masuk lokasi pekerjaan sehingga  Dinas Bekasi meimbulkan dapat meminimalkan terjadinya Perhubungan  Dinas gangguan lalu lintas kemacetan. Provinsi Lingkungan disebabkan akan  Pemasangan pagar pengaman Jawa Barat Hidup dan menggunakan trailer yang dipakai untuk membatasi Kebersihan Kab. sebanyak 40 unit lokasi proyek dengan masyarakat Karawang dalam sehari dengan umum disain yang direncanakan panjang steel box yaitu panjang 312 cm dengan grider mencapai 12 m lebar 117 cm (terlampir) dan dan 60 m melaksanakan koordinasi yang

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL V - 5 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Indikator Keberhasilan Periode Institusi Pengelolaan Lingkungan Dampak Lingkungan Sumber Bentuk Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan No Pengelolaan Pengelolaan yang Dikelola Dampak Hidup Lingkungan Hidup Pelaksana Pengawas Pelaporan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup diperlukan dengan dinas atau instansi terkait selama pelaksanaan pekerjaan (dalam hal ini dibantu oleh aparat kepolisian)  Penempatan petugas/flagman menggunakan bendera merah dan hijau. Dan pemasangan rubber cone atau MCB, rambu-rambu pengaturan dan rambu petunjuk untuk memudahkan bagi pengendara dan pemakai jalan.  Penempatan petugas mengatur lalu lintas pada saat masuk dan keluar dari lokasi kegiatan dan kendaraan proyek tidak diperkenankan parkir di jalan  Mengatur jadwal mobilisasi alat dan bahan pada saat pemasangan box girder sesuai dengan window time pada pukul 22.00-04.00 WIB.  Manajemen lalu lintas yang dilakukan akan mengikuti SPM yaitu - Penutupan total jalan tol selama 10 menit - 10 menit berikutnya lajur 1 dan 2 dibuka - 20 m3nit berikutnya semua lajur dibuka - Diperlukan penutupan selama 4 kali tiap jalur/malam - Dilakukan 2 kali pekerjaan pemasangan Steel Box Girder pada sekali penutupan jalan. Sehingga hanya memerlukan 2 kali penutupan jalan tiap jalur/malam.  Dalam pelaksanaan pengelolaan faktor fisik jalan tol dilakukan inspeksi rutin bersama dan juga menyediakan cold mix untuk mengantisipasi jika terjadi lubang pada jalan aspal jalur utama.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL V - 6 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Indikator Keberhasilan Periode Institusi Pengelolaan Lingkungan Dampak Lingkungan Sumber Bentuk Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan No Pengelolaan Pengelolaan yang Dikelola Dampak Hidup Lingkungan Hidup Pelaksana Pengawas Pelaporan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup 2 TAHAP OPERASIONAL 2.1 Peningkatan Operasional dan Tidak terjadi antrian  Perbaikan segera dan pemenuhan Lokasi Jalan Tol Jakarta- Setiap hari selama PT. Jasamarga Kementerian  Dinas Kapasitas Jalan pemeliharaan kendaraan di pintu indicator SPM (perbaikan marka Cikampek II Elevated Ruas operasional Jalan Jalanlayang Pekerjaan Umum Lingkungan Jalan Tol Jakarta- gerbang tol. solid, pemasangan rambu) Cikunir sampai Karawang Tol Jakarta- Cikampek dan Perumahan Hidup Provinsi Cikampek II  Pemasangan fasilitas keselamatan Barat sepanjang ±36,84 km. Cikampek II Rakyat Badan Jawa Barat Elevated LLDJ/rambu lalu lintas yang sesuai Khususnya di IC Cikunir dan Elevated Pengatur Jalan Tol  Dinas Peraturan yang berlaku dan sesuai IC Karawang Barat. Lingkungan dengan kondisi dilokasi kegiatan Hidup Kota yaitu seperti : Bekasi  Pemasangan rambu-rambu pada  Dinas kedua arah yang dibedakan Lingkungan menjadi : rambu peringatan, Hidup Kab. rambu informasi dan rambu Bekasi pengarah/penunjuk arah  Dinas  Rambu harus mudah untuk Lingkungan dibaca (fungsi dari ukuran Hidup dan rambu, tanda simbol, ukuran dan Kebersihan Kab. jarak huruf, serta kombinasi Karawang warna)  Rambu harus dapat berfungsi baik siang maupun malam sehingga harus dilengkapi dengan bahan yang memantulkan cahaya (Spotlight) atau alat penerangan lain  Pemasangan rambu-rambu peringatan yang informatif pada daerah-daerah yang memerlukan perlindungan Jarak pemasangan rambu dari tempat yang akan dilindungi lebih kurang 100 meter  Pemasangan lampu penerangan jalan  Penambalan lubang (patching) pada jalan Rigid pavement dan pembersihan drainase setiap satu tahun sekali.  Pelapisan ulang, pemarkaan dan perbaikan jalan Rigid pavement serta pembangunan fasiltias drainase setiap lima tahun sekali.  Pada pinggir jalan yang mempunyai potensi longsor tebing dibuat secara bertangga/berteras dilengkapi dengan

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL V - 7 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Indikator Keberhasilan Periode Institusi Pengelolaan Lingkungan Dampak Lingkungan Sumber Bentuk Pengelolaan Lingkungan Lokasi Pengelolaan No Pengelolaan Pengelolaan yang Dikelola Dampak Hidup Lingkungan Hidup Pelaksana Pengawas Pelaporan Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup sistem drainase air hujan serta dinding penahan pada daerah rawan longsor

B. Dampak Lingkungan Lainnya yang Perlu Dikelola (Hasil Arahan Pengelolaan pada ANDAL) 1. Keresahan Masyarakat Keresahan masyarakat Pengadaan  Tidak terjadi aktivitas  Melakukan kerjasama dengan Berdasarkan pelaksanaan Secara intensif PT. Jasamarga  Aparatur  Dinas muncul ketika tahap Tenaga Kerja dan protes terhadap mandor Pemerintah Daerah guna RKL-RPL yang telah dijalani yang berupa Jalanlayang pemerintah Lingkungan konstruksi kegiatan Pengoperasian proyek dan atau melaksanakan pengarahan, bahwa lokasi lokasi pengaturan upah Cikampek setempat (Desa & Hidup Provinsi pengadaan tenaga Base Camp pemrakarsa pembinaan dan penyadaran pemantauan untuk komponen kerja selama bekerjasama Kecamatan Jawa Barat kerja, dikhawatirkan Tidak ada persepsi masyrakat setempat. Sosial Ekonomi Budaya yaitu kegiatan tahap dengan pihak terkait)  Dinas penerimaan tenaga negatif penduduk  Melaksanakan penyuluhan dan di Kel. Pekayon Jaya KM konstruksi kontraktor  Dinas Lingkungan Lingkungan kerja tidak pencari kerja dan komunikasi dua arah untuk menekan 10+400, Ds. Lambang Sari berlangsung Waskita-Acset Hidup Provinsi Hidup Kota mengutamakan tenaga berusaha terhadap jumlah pelintas Jalan Tol tanpa Kec. Tambun Selatan Kab. KSO Jawa Barat Bekasi kerja lokasi proyek. melewati sarana yang disediakan. Bekasi KM 22+200A, Ds.  Dinas  Melakukan pendataan kegiatan Gandasari Kec. Cikarang Lingkungan ekonomi penduduk yang berada di Barat KM 26+300A, Ds. Jaya Hidup Kab. lokasi rencana kegiatan Mukti, Kec. Cikarang Pusat Bekasi melaksanakan komunikasi langsung KM 38+300A dan Desa  Dinas antara panitia yang dibentuk oleh Wadas Kec. Teluk Jambe Lingkungan pemrakarsa, dengan maksud untuk Timur KM 47+500 yang akan Hidup dan membangun kepercayaan antara mengikuti lokasi pelaksanaan Kebersihan Kab. pemrakarsa dan penduduk. RKL-RPL tersebut. Karawang

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL V - 8 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Tabel 5.1 Matriks Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) ...... 2

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL V - 9 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

BAB VI RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (RPL)

Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) yang akan di implementasikan yaitu komponen/parameter lingkungan yang diprakirakan akan terkena dampak penting rencana Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated. Untuk memudahkan pencapaian tujuan dalam pengelolaan lingkungan hidup berbagai dampak penting yang diprakirakan akan terjadi, maka uraian rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup meliputi :

A. Dampak Lingkungan yang Dipantau 1. Jenis Dampak yang terjadi 2. Indikator/Parameter yang Dipantau 3. Sumber Dampak B. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup 1. Metode Pengumpulan dan Analisis Data 2. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup 3. Waktu dan Frekuensi Pemantauan C. Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup 1. Pelaksana Pemantauan Lingkungan Hidup 2. Pengawas Pemantauan Lingkungan Hid up 3. Pelaporan Pemantauan Lingkungan Hidup

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL VI - 1

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Tabel 6.1 Matrik Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)

Institusi Pemantauan Lingkungan Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup No Jenis Dampak yang Sumber Metode Pengumpulan dan Waktu & Pelaksana Pengawas Pelaporan Indikator / Parameter Lokasi Pemantauan Timbul Dampak Analisis Data Frekuensi A. Dampak Penting yang Dipantau (Hasil Arahan Pengelolaan pada ANDAL) 1 TAHAP KONSTRUKSI 1.1 Terciptanya Kesempatan Kerja dan Peluang Usaha Adanya rencana Berdasarkan Pengadaan Pengumpulan data primer dan sekunder Berdasarkan pelaksanaan RKL- Waktu PT. Jasamarga  Aparatur  Dinas pembangunan Jalan Tol pelaksanaan RKL-RPL Tenaga Kerja dengan cara survey. Data primer RPL yang telah dijalani bahwa pemantauan Jalanlayang pemerintah Lingkungan Jakarta-Cikampek II yang telah dilaksanakan dan dikumpulkan dengan cara wawancara lokasi lokasi pemantauan untuk akan dilakukan Cikampek setempat (Desa Hidup Elevated akan memberikan bahwa sebanyak pengoperasian terhadap responden penduduk dan komponen Sosial Ekonomi pada saat bekerjasama & Kecamatan Provinsi peluang bekerja yaitu 140 responden yang base camp informan kunci menggunakan kuesioner Budaya yaitu di Kel. Pekayon proses dengan pihak terkait) Jawa Barat orang untuk tenaga kerja termasuk dalam 3 yang telah dipersiapkan sebelumnya. Jaya KM 10+400, Ds. Lambang perekrutan kontraktor  Dinas local yang akan direkrut kategori penduduk di Data sekunder dikumpulkan dari Sari Kec. Tambun Selatan Kab. tenaga kerja 1 Waskita-Acset Lingkungan pada saat tahap konstruksi pemukiman di Kel. instansi terkait seperti pemerintah desa Bekasi KM 22+200A, Ds. bulan sebelum KSO Hidup Kota Pekayon Jaya KM & kecamatan, pemerintah setempat. Gandasari Kec. Cikarang Barat pekerjaan Bekasi 10+400 , Ds. Lambang Dimana jumlah responden mengikuti KM 26+300A, Ds. Jaya Mukti, konstruksi  Dinas Sari Kec. Tambun pelaksanaan RKL-RPL yang telah Kec. Cikarang Pusat KM berjalan. Lingkungan Selatan Kab. Bekasi KM dilaksanakan. 38+300A dan Desa Wadas Kec. Hidup Kab. 22+200A, Ds. Gandasari  Faktor yang dipantau Teluk Jambe Timur KM 47+500 Bekasi Kec. Cikarang Barat Secara spesifik faktor yang dipantau yang akan mengikuti lokasi  Dinas KM 26+300A, Ds. Jaya adalah persepsi masyarakat yang pelaksanaan RKL-RPL tersebut. Lingkungan Mukti, Kec. Cikarang Hidup dan meliputi aspek pengetahuan dan sikap, Pusat KM 38+300A dan kondisi perekonomian. Adapun secara Kebersihan Desa Wadas Kec. Teluk rinci dampak operasional jalan tol Kab. Jambe Timur KM terhadap aspek sosial ekonomi budaya Karawang 47+500 terdapat sebesar yang dipantau yaitu persepsi, 34,78 % penduduk yang perekonomian lokal. tidak bekerja dan  Jumlah responden ditentukan secara sebesar 11,11 % yang purposive pada 3 kategori yaitu merasakan adanya penduduk di pemukiman yang dilewati lapangan kerja yang jalan tol, pengguna jalan tol dan bertambah yang petugas pengumpul tol. memanfaatkan kesempatan/peluang kerja dan berusaha di lokasi proyek kesejahteraan penduduk meningkat dari upah/pendapat yang dihasilkan dari proyek. 1.2 Peningkatan Pendapatan Penduduk Adanya rencana Terdapat responden Pengadaan Pengumpulan data primer dan sekunder Berdasarkan pelaksanaan RKL- Dilakukan PT. Jasamarga  Aparatur  Dinas Pembangunan Jalan Tol yang termasuk dalam 3 Tenaga Kerja dengan cara survey. Data primer RPL yang telah dijalani bahwa paling lambat Jalanlayang pemerintah Lingkungan Jakarta-Cikampek II kategori penduduk di dan dikumpulkan dengan cara wawancara lokasi lokasi pemantauan untuk satu minggu Cikampek setempat (Desa Hidup

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL VI - 2

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Institusi Pemantauan Lingkungan Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup No Jenis Dampak yang Sumber Metode Pengumpulan dan Waktu & Pelaksana Pengawas Pelaporan Indikator / Parameter Lokasi Pemantauan Timbul Dampak Analisis Data Frekuensi Elevated dapat menyerap pemukiman di Kel. pengoperasian terhadap responden penduduk dan komponen Sosial Ekonomi setelah bekerjasama & Kecamatan Provinsi tenaga kerja yang Pekayon Jaya KM base camp informan kunci menggunakan kuesioner Budaya yaitu di Kel. Pekayon penerimaan dengan pihak terkait) Jawa Barat memberikan dampak positif 10+400 , Ds. Lambang yang telah dipersiapkan sebelumnya. Jaya KM 10+400, Ds. Lambang tenaga kerja kontraktor  Dinas Sosial  Dinas berupa peningkatan Sari Kec. Tambun Data sekunder dikumpulkan dari Sari Kec. Tambun Selatan Kab. dan satu Waskita-Acset Tenaga Kerja Lingkungan penghasilan di wilayah Selatan Kab. Bekasi KM instansi terkait seperti pemerintah desa Bekasi KM 22+200A, Ds. minggu setelah KSO dan Transmigrasi Hidup Kota tersebut. 22+200A, Ds. Gandasari & kecamatan, pemerintah setempat. Gandasari Kec. Cikarang Barat menerima upah Provinsi Jawa Bekasi Kec. Cikarang Barat Dimana jumlah responden mengikuti KM 26+300A, Ds. Jaya Mukti, Barat  Dinas KM 26+300A, Ds. Jaya pelaksanaan RKL-RPL yang telah Kec. Cikarang Pusat KM  Dinas Sosial Lingkungan Mukti, Kec. Cikarang dilaksanakan. 38+300A dan Desa Wadas Kec. Tenaga Kerja Hidup Kab. Pusat KM 38+300A dan  Faktor yang dipantau Teluk Jambe Timur KM 47+500 dan Transmigrasi Bekasi Desa Wadas Kec. Teluk Secara spesifik faktor yang dipantau yang akan mengikuti lokasi Kota Bekasi,  Dinas Jambe Timur KM adalah persepsi masyarakat yang pelaksanaan RKL-RPL tersebut. Kabupaten Lingkungan 47+500 yaitu sekitar meliputi aspek pengetahuan dan sikap, Bekasi dan Hidup dan 4,44 % penduduk kondisi perekonomian. Adapun secara Kabupaten Kebersihan merasakan peningkatan rinci dampak operasional jalan tol Karawang Kab. pendapatan dengan terhadap aspek sosial ekonomi budaya Karawang pendapatan rata-rata yang dipantau yaitu persepsi, penduduk perekonomian lokal. Rp 1.000.000 s/d  Jumlah responden ditentukan secara Rp 1.500.000 purposive pada 3 kategori yaitu penduduk di pemukiman yang dilewati jalan tol, pengguna jalan tol dan petugas pengumpul tol.

1.3 Penurunan Kualitas Udara Penurunan Kualitas Udara Konsentrasi debu yang Mobilisasi  Pengukuran langsung dilokasi kegiatan Lokasi pemantauan dilakukan di Setiap 6 bulan PT. Jasamarga  Dins  Dinas akibat beroperasinya timbul tidak melebihi peralatan dan kemudian dibandingkan dengan baku tapak proyek dan lingkungan sekali selama Jalanlayang Lingkungan Lingkungan peralatan sehingga baku mutu udara ambien material, mutu menurut Peraturan Pemerintah sekitar, jalur mobilisasi tahap konstrusi Cikampek Hidup Kota Hidup menimbulkan peningkatan berdasarkan PP No. 41 Pekerjaan Lajur Republik Indonesia No. 41 tahun 1999 kendaraan dan alat berat. bekerjasama Bekasi Provinsi debu Tahun 1999 yaitu 230 Pengganti dan tentang Pengendalian Pencemaran dengan pihak Jawa Barat

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL VI - 3

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Institusi Pemantauan Lingkungan Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup No Jenis Dampak yang Sumber Metode Pengumpulan dan Waktu & Pelaksana Pengawas Pelaporan Indikator / Parameter Lokasi Pemantauan Timbul Dampak Analisis Data Frekuensi g/m3. pekerjaan Udara UA-1 : GT Bekasi Barat kontraktor  Dinas  Dinas Elevated  Paramter yang dipantau yaitu : CO, SO2, (KM 13+000) Waskita-Acset Lingkungan Lingkungan NO2, HC, Pb dan TSP (debu) UA-2 : GT Bekasi Timur KSO Hidup Kab. Hidup Kota  Pemantauan parameter kualitas udara (KM 17+000) Bekasi Bekasi seperti CO, SO2, NO2, HC, Pb dan TSP UA-3: GT Tambun  Dins  Dinas (debu) akan dilakukan di Jalan Tol UA-4 : GT Cibitung (KM Lingkungan Lingkungan Jakarta-Cikampek II Elevated. 24+800) Hudp dan Hidup Kab. Pengukuran dilakukan selama 24 jam UA-5: GT Cibitung Kebersihan Bekasi pada lokasi yang telah ditentukkan yaitu (Kawasan Industri) Kab. Karawang  Dinas pada jam sibuk (pagi dan sore) (KM 25+000)  Dinas Lingkungan UA-6 : GT Cikarang Utama Lingkungan Hidup dan (KM29+200) Hidup Provinsi Kebersihan UA-7: GT Cikarang Barat Jawa Barat Kab. (KM 31+ 000) Karawang UA-8: GT Karawang Barat (KM 47+050) Kawasan Pemukiman Sekitar Trase Jalan Tol Jakarta- Cikampek II Elevated : 1. Kel. Pekayon Jaya KM 10+400 2. Desa Wadas Teluk Jambe KM 47+500

1.4 Peningkatan Intensitas Kebisingan Peningkatan kebisingan yang Intensitas kebisingan Mobilisasi  Pengukuran di lokasi kegiatan dengan Lokasi pemantauan dilakukan di Setiap 6 bulan PT. Jasamarga  Dins  Dinas ditimbulkan dari kendaraan yang timbul tidak peralatan dan alat sound level meter. Titik tapak proyek dan lingkungan sekali selama Jalanlayang Lingkungan Lingkungan dan alat-alat berat yang melebihi baku mutu material, pengukurannya mengikuti titik sampling sekitar, jalur mobilisasi tahap konstrusi Cikampek Hidup Kota Hidup digunakan berdasarkan KepMen Pekerjaan Lajur kualitas udara ambient. kendaraan dan alat berat. bekerjasama Bekasi Provinsi LH No. 48 Tahun 1996 Pengganti dan  Hasilnya dibandingkan dengan baku dengan pihak  Dinas Jawa Barat yaitu untuk kawasan pekerjaan tingkat kebisingan menurut keputusan UA-1 : GT Bekasi Barat kontraktor Lingkungan  Dinas perdagangan dan jasa Elevated menteri negara ling-kungan hidup no. 48 (KM 13+000) Waskita-Acset Hidup Kab. Lingkungan (70 dBA) kawasan area tahun 1996. UA-2 : GT Bekasi Timur KSO Bekasi Hidup Kota gardu tol berdasarkan  Parameter yang akan dipantau yaitu (KM 17+000)  Dins Bekasi Peraturan Menteri kebisingan UA-3: GT Tambun Lingkungan  Dinas Tenaga Kerja dan Pengukuran kebisingan akan dilakukan UA-4 : GT Cibitung (KM Hudp dan Lingkungan Transmigrasi No. 18 selama 24 jam pada lokasi yang telah 24+800) Kebersihan Hidup Kab. Tahun 2011 Tentang ditentukan yaitu pada jam sibuk (pagi UA-5: GT Cibitung Kab. Karawang Bekasi Ambang Batas Faktor dan sore) (Kawasan Industri)  Dinas  Dinas Fisik di Tempat Kerja (KM 25+000) Lingkungan Lingkungan (85 dBA) UA-6 : GT Cikarang Utama Hidup Provinsi Hidup dan (KM29+200) Jawa Barat Kebersihan UA-7: GT Cikarang Barat Kab. (KM 31+ 000) Karawang

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL VI - 4

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Institusi Pemantauan Lingkungan Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup No Jenis Dampak yang Sumber Metode Pengumpulan dan Waktu & Pelaksana Pengawas Pelaporan Indikator / Parameter Lokasi Pemantauan Timbul Dampak Analisis Data Frekuensi UA-8: GT Karawang Barat (KM 47+050) Kawasan Pemukiman Sekitar Trase Jalan Tol Jakarta- Cikampek II Elevated : 1. Kel. Pekayon Jaya KM 10+400 2. Desa Wadas Teluk Jambe KM 47+500

1.5 Gangguan Arus Lalu Lintas Pekerjaan Lajur Pengganti Terjadi penguraian Mobilisasi Pemantauan keberadaan rambu-rambu  Di sepanjang jalur pelebaran Setiap 6 bulan  PT. Jasamarga  Dinas  Dinas akan minimbulkan kemacentan dengan peralatan dan lalulintas yang disyaratkan seperti jalan dan area pekerjaan sekali selama Jalanlayang Perhubungan Lingkungan kemacetan yang disebabkan adanya manajemen material, Rubber Cone, Light Rope, Rottary elevated ( Sta Km 9.500+000 tahap konstrusi Cikampek Jawa Barat Hidup oleh berkurangnya 1 jalur pengaturan lalu lintas Pekerjaan Lajur Lamp, Tanda hati-hati, MCB, tanda s/d Km 47+500) bekerjasama  Aparat Provinsi pada saat konstruksi saat pekerjaan lajur Pengganti dan kurangi kecepatan, batas kecepatan  Akses masuk dan keluar dengan pihak kepolisian Jawa Barat pekerjaan lajur pengganti. pengganti dan pekerjaan pekerjaan maksimum 40 km/jam dan 60 km/jam, mengikuti on-off ramp kontraktor  Dinas Selain itu pada saat elevated. Elevated. tanda penyempitan, pemasangan pagar terdekat sesuai kebutuhan Waskita-Acset Lingkungan pekerjaan elevated pada saat pengaman dengan panjang 312 cm dan  Jalur Mobilisasi mengikuti KSO Hidup Kota pekerjaan steel box grider lebar 117 cm, penempatan arah lalu lintas  Aparat Bekasi akan meimbulkan gangguan petugas/flagman menggunakan bendera Kepolisian  Dinas lalu lintas disebabkan akan merah dan hijau. Serta perbaikan  Dinas Lingkungan menggunakan trailer pemenuhan SPM Perhubungan Hidup Kab. sebanyak 40 unit dalam Provinsi Jawa Bekasi sehari dengan panjang steel Barat  Dinas box grider mencapai 12 m Lingkungan dan 60 m Hidup dan Kebersihan Kab. Karawang

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL VI - 5

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Institusi Pemantauan Lingkungan Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup No Jenis Dampak yang Sumber Metode Pengumpulan dan Waktu & Pelaksana Pengawas Pelaporan Indikator / Parameter Lokasi Pemantauan Timbul Dampak Analisis Data Frekuensi

2 TAHAP OPERASIONAL 2.1 Peningkatan Kapasitas Kondisi jalan tol Operasional dan  Survey lalu lintas (Traffic Counting Lokasi Jalan Tol Jakarta- Setiap hari PT. Jasamarga Kementerian  Dinas Jalan (kekasatan, Pemeliharaan /laju kendaraan) untuk menentukan Cikampek II Elevated Ruas selama Jalanlayang Pekerjaan Umum Lingkungan ketidakrataan dan tidak Jalan Tol beberapa parameter lalu lintas seperti Cikunir sampe Karawang Barat operasional Cikampek dan Perumahan Hidup ada lubang) serta Jakarta- kapasitas kendaraan, volume, rasio sepanjang 36,84 km Jalan Tol Rakyat Badan Provinsi kecepatan tempun rata- Cikampek II V/C dan sebagainya dibandingkan Jakarta- Pengatur Jalan Tol Jawa Barat rata Elevated dengan kondisi sebelum ada proyek. Cikampek II  Dinas  Memantau ketersediaan rambu- Elevated Lingkungan rambu lalu lintas di sekitar lokasi Hidup Kota Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Bekasi Elevated.  Dinas Lingkungan Hidup Kab. Bekasi  Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kab. Karawang B. Dampak Lingkungan Lainnya yang Pelur dipantau (Hasil Arahan Pengelolaan pada ANDAL) 1. Keresahan Masyarakat Keresahan masyarakat Tidak terjadi aktivitas Pengadaan Pengumpulan data primer dan sekunder Berdasarkan pelaksanaan RKL- Secara intensif PT. Jasamarga  Aparatur  Dinas muncul ketika tahap protes terhadap mandor Tenaga Kerja dengan cara survey. Data primer RPL yang telah dijalani bahwa yang berupa Jalanlayang pemerintah Lingkungan konstruksi kegiatan proyek dan atau dan dikumpulkan dengan cara wawancara lokasi lokasi pemantauan untuk pengaturan Cikampek setempat (Desa Hidup pengadaan tenaga kerja, pemrakarsa Pengoperasian terhadap responden penduduk dan komponen Sosial Ekonomi upah kerja bekerjasama & Kecamatan Provinsi

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL VI - 6

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Institusi Pemantauan Lingkungan Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup No Jenis Dampak yang Sumber Metode Pengumpulan dan Waktu & Pelaksana Pengawas Pelaporan Indikator / Parameter Lokasi Pemantauan Timbul Dampak Analisis Data Frekuensi dikhawatirkan penerimaan Tidak ada persepsi Base Camp informan kunci menggunakan kuesioner Budaya yaitu di Kel. Pekayon selama dengan pihak terkait) Jawa Barat tenaga kerja tidak negatif penduduk yang telah dipersiapkan sebelumnya. Jaya KM 10+400, Ds. Lambang kegiatan tahap kontraktor  Dinas  Dinas mengutamakan tenaga kerja pencari kerja dan Data sekunder dikumpulkan dari Sari Kec. Tambun Selatan Kab. konstruksi Waskita-Acset Lingkungan Lingkungan lokasi berusaha terhadap instansi terkait seperti pemerintah desa Bekasi KM 22+200A, Ds. berlangsung KSO Hidup Provinsi Hidup Kota proyek. & kecamatan, pemerintah setempat. Gandasari Kec. Cikarang Barat Jawa Barat Bekasi Dimana jumlah responden mengikuti KM 26+300A, Ds. Jaya Mukti,  Dinas pelaksanaan RKL-RPL yang telah Kec. Cikarang Pusat KM Lingkungan dilaksanakan. 38+300A dan Desa Wadas Kec. Hidup Kab.  Faktor yang dipantau Teluk Jambe Timur KM 47+500 Bekasi Secara spesifik faktor yang dipantau yang akan mengikuti lokasi  Dinas adalah persepsi masyarakat yang pelaksanaan RKL-RPL tersebut. Lingkungan meliputi aspek pengetahuan dan Hidup dan sikap, kondisi perekonomian. Kebersihan Adapun secara rinci dampak Kab. operasional jalan tol terhadap aspek Karawang sosial ekonomi budaya yang dipantau yaitu persepsi, perekonomian lokal.  Jumlah responden ditentukan secara purposive pada 3 kategori yaitu penduduk di pemukiman yang dilewati jalan tol, pengguna jalan tol dan petugas pengumpul tol.

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL VI - 7

Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Tabel 6.1 Matrik Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) ...... 2

ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL VI - 8