JSMR-JJC422-02TOLR-Amdal.Pdf

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

JSMR-JJC422-02TOLR-Amdal.Pdf Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang dibangun pada Tahun 1988 melewati Bekasi dan Kawasan Industri di Karawang, sejak tahun itu membentang dari Barat ke arah Timur dengan total panjang 83 km dari DKI Jakarta dan Ruas Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road. Meskipun terdapat Jalan Nasional Jakarta-Cikampek sejajar di sebelah utara Ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek, namun kedua ruas jalan ini terpisah dengan jarak yang cukup jauh. Pada kondisi eksisting saat ini, kepadatan lalu lintas telah terjadi pada ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek. Sebagai dampak pertumbuhan volume lalu lintas yang melewati ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang telah melebihi rencana kapasitas ruas jalan tersebut. Sektor pertumbuhan manufaktur adalah industri utama dalam perkembangan sub koridor baru yang terjadi di Timur Jakarta. Perkembangan sub koridor baru ini terjadi di wilayah administrasi Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang. Jalan Tol Jakarta-Cikampek memiliki ruas Jalan Tol yang melewati 5 wilayah administrasi yaitu Kotamadya Jakarta Timur, Kotamadya Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta. Dengan terdiri dari beberapa gerbang tol sebagai akses keluar-masuk kendaraan di daerah Pondok Gede Barat, Pondok Gede Timur, Cikunir, Bekasi Barat, Bekasi Timur, Tambun, Cibitung, Cikarang Barat, Cikarang Utama, Cikarang Pusat, Karawang Barat, Karawang Timur, Kalihurip dan Cikampek. Kondisi saat ini Jalan Tol Jakarta-Cikampek memiliki 4 lajur x 3,60 m yang dimulai dari STA 02+050 s.d STA 37+900 dan 3 lajur x 3,60 m pada STA 37+900 s.d STA 73+333. Kondisi ini telah berdampak pada mobilitas di sekitar kawasan yang juga berdampak pada efisiensi dalam aktifitas ekonomi. Untuk itu, maka dibutuhkan adanya penambahan kapasitas lalu lintas di sepanjang ruas DKI Jakarta dan daerah sekitarnya dalam kawasan JABODETABEK, khususnya pada wilayah Timur DKI Jakarta, sehingga dapat mengurangi permasalahan distribusi logistik yang terjadi selama ini antara daerah industri yang berada di Timur DKI Jakarta dan Pelabuhan Tanjung Priuk. Rencana pembangunan jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated ini dilatar belakangi oleh perkembangan ekonomi maupun teknologi. Namun seiring berjalannya waktu dengan ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 1 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated jumlah volume lalu lintas yang semakin meningkat, maka jalur Jalan Tol Jakarta- Cikampek mengalami kemacetan terlihat dari V/C rasio yang sudah melebihi 1. Dalam meningkatkan kapasitas lalu lintas tersebut, PT Jasa Marga (Persero) Tbk merencanakan akan membangun ruas baru di atas jalan tol eksisting, yaitu pembangunan Ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek II di atas (Elevated). Titik awal ruas jalan tol ini adalah Simpang Susun Cikunir yang merupakan pertemuan antara Ruas jalan Tol Jakarta - Cikampek dengan Ruas Jalan Tol JORR, kemudian melayang di atas jalan tol eksisting dan akhir jalan tol ini terhubung kembali dengan Jalan Tol Jakarta - Cikampek di Karawang Barat, sepanjang 36,84 km. Berdasarkan Dokumen Lingkungan berupa Studi Evaluasi Lingkungan (SEL) dan RKL- RPL untuk Kegiatan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek sepanjang 73 km yang disetujui oleh Menteri Pekerjaan Umum melalui Surat No. KL.0302-MN/130 tanggal 17 Maret 1993. Dalam rangka mengurangi tingkat kepadatan lalulintas di Jalan Tol Jakarta- Cikampek eksisting saat ini, PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, berencana untuk melaksanakan Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dengan panjang ± 36,84 km yang berada di DAMIJA Jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting. Maka dokumen Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated mengacu pada Surat arahan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat tentang Arahan Dokumen Lingkungan PT. Jasa Marga (Persero) No. 660.1/1.327/Bid-I/2017 tanggal 13 Maret 2017 diwajibkan untuk menyusun Dokumen ADENDUM ANDAL dan RKL-RPL dengan lingkup kajian adalah rencana pengembangan kegiatan yang akan dilaksanakan termasuk evaluasi atas pelaksanaan rencana pengelolaan lingkungan dari kegiatan eksistingnya. Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated sendiri pun telah memiliki Persetujuan Prakarsa Pengesahan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated yang dikeluarkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor : JL.03.04-MN/232. Pendekatan Studi ADENDUM ANDAL dan RKL-RPL Pembangunan Jalan Tol Jakarta- Cikampek II Elevated ini bersifat studi tunggal karena Pembangunan Jalan Tol Jakarta- Cikampek II Eleveated berada di bawah satu pembinaan/pengawasan PT. Jasa Marga (Persero)Tbk, sedangkan penilaian dokumen menjadi kewenangan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat, hal ini mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 8 Tahun 2012 Tentang Tata Laksana Penilaian dan Pemerikasaan Dokumen ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 2 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated Lingkungan Hidup Serta Penertiban Izin Lingkungan dikarenakan lokasi kegiatan lebih dari satu wilayah kabupaten dan kota. Atas dasar tersebut, PT. Jasa Marga (Persero) Tbk yang secara teknis menunjuk PT. Jasamarga Jalanlayang Cikampek sebagai pihak pemrakarsa memandang perlu dilakukan ADENDUM ANDAL dan RKL-RPL Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dengan harapan permasalahan/dampak yang diprakirakan akan terjadi dapat di analisis, diprediksi, di evaluasi dan selanjutnya dirumuskan upaya pengelolaan dan pemantauannya dalam rumusan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL). Melalui serangkaian proses AMDAL tersebut, diharapkan pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dapat dilaksanakan sesuai dengan konsep pembangunan berwawasan lingkugan dan berkelanjutan (Suistainable Development). 1.2. Tujuan dan Manfaat Tujuan dan manfaat dilaksanakannya pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated adalah sebagai berikut : 1.2.1 Tujuan Kegiatan Menyediakan system transportasi yang efisien guna menunjang pertumbuhan ekonomi nasional Meningkatkan kelancaran arus transportasi darat Menjamin pelayanan angkutan darat yang aman dan efisien Meningkatkan system jaringan jalan yang menghubungkan semua simpul jasa distribusi dari dan pusat-pusat kegiatan Meningkatkan kapasitas dan efisiensi jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting. 1.2.2 Manfaat Kegiatan Mempermudah pergerakan arus lalu lintas dan arus barang serta penduduk dari Jakarta menuju ke Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Kerawang Sampai Bandung. Meningkatkan fungsi jaringan jalan eksternal wilayah Jawa Barat guna mengakomodir pergerakan barang dan jasa lintas provinsi; Mendukung pengembangan kota-kota di wilayah Provinsi Jawa Barat. ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 3 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated 1.3 Pelaksanaan Studi Pelaksanaan studi AMDAL rencana pembangunan jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dengan panjang ± 36,84 km, dilaksanakan oleh PT. Jasa Marga sebagai pemrakarsa yang dibantu oleh pihak lain. Pemrakarsa dan pelaksana studi AMDAL selengkapnya adalah sebagai berikut: 1.3.1. Pemrakarsa Nama : PT. Jasamarga Jalanlayang Cikampek Alamat Perusahaan : Gedung Jasa Marga (Persero) Cab. Jagorawi, Jl. Raya Taman Mini RT.008/002 Kel. Dukuh, Kec. Kramat Jati, Jakarta Timur 13550 No. Telepon/Fax : Telepon : (62-21) 2281 9658 Email : [email protected] Nama Penanggung Jawab : Djoko Dwijono Jabatan : Direktur Utama PT. Jasamarga Jalanlayang Cikampek 1.3.2 Pelaksana Studi AMDAL Penyusun dokumen AMDAL rencana Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dengan panjang ± 36,84 km, dilakukan oleh PT. Sarana Perencana Jaya dengan Registrasi No: 0083/LPJ/AMDAL-1/LRK/KLH. Tim penyusun Dokumen AMDAL Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dengan panjang ± 36,84 km sebagai berikut : Tabel 1.1 Susunan Tim Studi AMDAL Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated Pendidikan dan Nama Posisi No. Sertifikat Kualifikasi Tim Penyusun AMDAL S1, Teknik Sipil KTPA Didin Sukma, ST Ketua Tim UNIBRAW Malang K.008.01.10.10.000140 S1 Teknik Lingkungan Asisten Ahli ATPA Risma Mustami Khairani, ST ITENAS Bandung Lingkungan LHK. 564 00150 2016 Agung Prabowo Budhi W, S1 Antropologi Ahli Sosial ATPA S.Sos. UNPAD Bandung Ekonomi LHK. 564 00061 2017 Tenaga Ahli S1 Teknik Planologi Ahli KTPA Andri Lesmana, ST., M.IL S2 Magister Ilmu Transportasi LHK. 564 00032 2017 Lingkungan Mohammad Emir Muzamil, S1 Biologi UNPAD ATPA Ahli Biologi S.Si Bandung LHK. 564 00057 2017 ADENDUM ANDAL DAN RKL-RPL I - 4 Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated 1.4. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang akan dikaji 1.4.1. Status Studi Adendum ANDAL dan RKL-RPL Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated Adendum ANDAL dan RKL-RPL Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dengan titik awal yaitu simpang susun ruas Cikunir dan titik akhir di simpang susun ruas Karawang Barat sepanjang 36,84 km yang meliputi Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang mengacu pada Studi Evaluasi Lingkungan (SEL) dan RKL-RPL Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek Nomor : KL.0302-MN/130 tanggal 17 Maret 1993 Oleh Komisi Pusat AMDAL Departemen Pekerjaan Umum. Dalam dokumen tersebut dijelaskan bahwa pembangunan jalan Tol Jakarta-Cikampek sesuai dengan Pola Tata Ruang Wilayah JABODETABEK, dimana peruntukkan lahan di wilayah penyangga DKI Jakarta tersebut adalah untuk pemukiman, industri dan pertanian, maka diperlukan sarana dan prasarana transportasi yang memadai untuk menunjang kegiatan di wilayah tersebut. Prasarana transportasi yang ada yaitu jalan lama Jakarta-
Recommended publications
  • Hubungan Sikap Dan Perilaku Ibu Hamil Terhadap Tes Hiv Di Puskesmas Cikampek Kabupaten Karawang Jawa Barat Tahun 2016
    HUBUNGAN SIKAP DAN PERILAKU IBU HAMIL TERHADAP TES HIV DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT TAHUN 2016 M. Ibnu Sina 1 1. Staf Pengajar, Fakultas Kedokteran, Universitas Malahayati, Lampung 2. Mahasiswa Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Malahayati, Lampung ABSTRAK Latar Belakang : program Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) yang bertujuan untuk mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi dan mengurangi dampak epidemi HIV terhadap ibu dan bayi. Salah satunya komponen dari PPIA adalah pencegahan penularan HIV dari ibu hamil dengan HIV ke bayi yang dikandungnya. Pencegahan tersebut dapat dilakukan salah satunya dengan melakukan tes HIV pada ibu hamil. Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan sikap dan perilaku ibu hamil terhadap tes HIV di Puskesmas Cikampek Kabupaten Karawang Jawa Barat tahun 2016 Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional . Populasi adalah ibu hamil Puskesmas Cikampek Kabupaten Karawang Jawa Barat sebanyak 118 orang, jumlah sampel 91 orang. Analisis data menggunakan Chi Square dengan taraf kesalahan sebesar 5%. Hasil Penelitian : Sebagian besar responden di Puskesmas Cikampek Kabupaten Karawang Jawa Barat tahun 2016 mengikuti tes HIV yaitu sebanyak 48 orang (52,7%). Sebagian besar sikap ibu hamil terhadap tes HIV di Puskesmas Cikampek Kabupaten Karawang Jawa Barat tahun 2016 baik yaitu sebanyak 54 orang (59,3%). Sebagian besar perilaku ibu hamil di Puskesmas Cikampek Kabupaten Karawang Jawa Barat tahun 2016 baik yaitu sebanyak 62 orang (68,1%). Ada hubungan sikap ibu hamil ( p-value = 0,035 dan Odds Ratio (OR) = 2.305) dan perilaku ibu hamil ( p- value = 0,000 dan Odds Ratio (OR) = 2.941) terhadap tes HIV di Puskesmas Cikampek Kabupaten Karawang Jawa Barat tahun 2016.
    [Show full text]
  • Cikampek Toll Road Extends Eastward, Which Constructed Since 1
    The 2nd Jakarta - Cikampek Toll Road 1. General Information Government Contracting Agency : Indonesia Toll Road Authority (BPJT) Implementing Unit : Indonesia Toll Road Authority (BPJT) Preparation Agency : Indonesia Toll Road Authority (BPJT) Estimated Project Cost : USD 834.00 million Estimated Concession Period : 30 – 35 years Location : Bekasi, West Java 2. The Opportunity 2.1. Project Background The existing Jakarta - Cikampek toll road extends eastward, which constructed since 1988, is part of Java Island road network that connect DKI Jakarta and Jakarta Outer Ring Road Toll Road as well as other area in Bekasi and Karawang. The industrial estates development in Bekasi, Cikarang and Karawang have created disturbance and barriers to the transportation flow around toll road. As result, traffic congestion which occurs in this area and its surrounding areas has directly impacted to the mobility in the region which has gone down as well as efficiency in the performance of economic activities. However, 39 The 2nd Jakarta - Cikampek Toll Road the traffic has increased rapidly and has already reach the road capacity. The nd2 Jakarta – Cikampek Toll Road will create a new transport route and will not pass through the congested central Jakarta area. This makes the industrial area more attractive to investors and to improve the connectivity within the region. 2.2. Project Description The route of 2nd Jakarta – Cikampek Toll Road is proposed at south of existing Jakarta – Cikampek Toll Road to avoid paddy field that spread widely in the north side. The initial section of the toll road alignment is starting from JORR section, going parallel to the existing toll road and connecting to Cipularang Toll Road with total length approximately 62 km.
    [Show full text]
  • 2.4.2 Indonesia West Java Railway Assessment
    2.4.2 Indonesia West Java Railway Assessment Travel matrices Distance Travel Matrix (km) – Long-distance railway (Northern) Travel Time Matrix (Hours) – Long-distance railway (Northern) Distance Travel Matrix (km) – Long-distance railway (Southern) Travel Matrix (Hours) – Long-distance railway (Southern) Railway Companies and Consortia Capacity Table Key Route Information KeretaApi Indonesia (Persero) is a state-owned company specialising in managing and operating the railways networks throughout Indonesia. The network in West Java is managed by the Operational Region Office II or DAOP 2 Bandung. Under DAOP 2 Bandung, PT. KAI manages four types of railway systems : 1. Local railway operates from Bandung city to Pangandaran district 2. Pioneer railway operates from Bandung city to Cianjur and Sukabumi 3. Long-distance railway operates from Bandung city to Jakarta on one side (North), and to East Java on the other side (South). 4. Cargo railway operates from Bandung city to Jakarta on one side (North), and to East Java on the other side (South). Travel matrices Distance Travel Matrix (km) – Long-distance railway (Northern) Bandung Padalarang Purwakarta Cikampek Bandung 5 52 71 Padalarang 5 44 75 Purwakarta 52 44 19 Cikampek 71 75 19 Travel Time Matrix (Hours) – Long-distance railway (Northern) Bandung Padalarang Purwakarta Cikampek Bandung 45 mins 2 hours 2.5 hours Page 1 Padalarang 45 mins 1 hour 15 min 1 hour 45 mins Purwakarta 2 hours 1 hour 15 mins 30 mins Cikampek 2.5 hours 1 hour 45 mins 30 mins Distance Travel Matrix (km) – Long-distance
    [Show full text]
  • Greenland International Industrial Center (GIIC)
    J a v a I S L a ND INDONESIA INDUSTRIAL ESTATES DIRECTORY 2018-2019 Greenland International Industrial Center (GIIC) GENERAL INFORMATION Size Total Area 1,714 hectares Developed Area 1,177 hectares Vacant Area 537 hectares Jakarta Expansion Option – Plot Size Min 14,000 m2 to by request Banten West Java Located in Karawang West Java Province Land Ownership about 2 hours from Jakarta. Lease No – Price No – Indication Acquisition/ Minimum land size 14,000m2 with Yes ota Deltamas is a modern integrated area comprised Purchase Right to Build (HGB) land type of residential, commercial and international K Price Offering price IDR 2,400,000,-/m2 and standard industrial estates with completed facilities and Yes Indication for several lot IDR 2,500,000,-/m2 infrastructure. It is the most comprehensive city and will provide various type of residential and commercial building. Bekasi Regency Government Center has been Ready to use building relocated to this new city. Greenland International Industrial Center (GIIC) is an ecofriendly industrial estate Office No – that has complete facilities including water treatment Building plant, waste water treatment plant, premium power Commercial supply and gas supply for industry activities. No – Building Kota Deltamas has standard rental Factory Yes factory building with building size Building starting from 1.068 m2 1 MASTERPLAN Estate-Owned Water Domestic Water Treatment Plant INFRASTRUCTURES Capacity 24,700 m3 / day Occupied 10,800 m3 / day Waste Water Road Available Treatment Main Road (width) 32 and 40 m Solid Waste Available Secondary Road (width) 20 m Treatment Telecommunication Utilities PT Telkom Indonesia, Tbk. PLN with Premium Telephone PT Eka Mas Republik Electricity Service Capacity – Extra High Voltage Station Cibatu Utilized – Capacity 2 x 60 MVA PT Telkom Indonesia, Tbk.
    [Show full text]
  • Chapter 1 Introduction
    Chapter 1 Introduction The Study on Integrated Transport Master Plan for JABOTABEK (Phase I) Final Report Volume IV (Review of Jakarta Outer Ring Road Project) Chapter 1 1. Introduction The terms-of-reference (TOR) for “The Study on Integrated Transport Master Plan for JABOTABEK (Phase I)” call for a review of the Jakarta Outer Ring Road (JORR) project, comprising some 65.1 km toll road located mainly in DKI Jakarta, with the alignment of a minor stretch going through Bekasi.1 The history of the JORR concept goes back to the late 70s, when the Government of Indonesia (GOI) requested the Government of Japan (GOJ) to assist in the preparation of a master plan 2 for the JORR. The master plan study was subsequently followed-up by a planning3 and a preliminary design study4, both of which constituted the basis for further Government planning and JORR implementation. PP No.8/19905 paved the way for private sector participation in the construction and operations of toll roads. In fact, construction and operations of toll roads under BOT schemes commenced in 1994 in accordance with the then prevailing Government policy. Concessions for the JORR toll way 6 were awarded to four private sector companies and Sections S and E2 were almost completely constructed. The sections were opened to traffic in August 1995. The 1997 financial crisis, which resulted in a severe economic and political crisis, brought full realization of the JORR under the then existing BOT-based concessionaire agreements to a practical standstill, due to the actual and/or legal bankruptcy of the concessionaires.
    [Show full text]
  • Tarif Tol Jakarta Cikampek
    Tarif Tol Jakarta Cikampek Half-done Quiggly still stags: handsomer and savourless Sivert rodding quite oratorically but vide her fasciculation tattily. Unmechanized Ramon jiving, his dramatists outlined demulsifies undeservingly. Make-or-break and sassier Amery paws her Masorah housel while Edgardo peregrinate some diaeresis radiantly. Masih dalam waktu banyak pihak menyayangkan mengenai kenaikan tarif tol cikampek ii elevated tol cipali, known as the payment is at cisumdawu toll and sukabumi regency. If she smiled at risk. Maria harjaya infrastructure projects: will be displayed on road is done by pt jasa marga will take effect before generalization, mitos atau sebagian besar. Cikampek elevated tol cikampek dengan tarif tol jakarta cikampek, jakarta cikampek ii elevated toll rates for respondents who want to the way the longest toll road network data. This document useful during the information will increase in your membership has not supported browsers in solo by attribute. Cikampek flyover toll roads in certain categories or conditions of toll road spanning from asgard stop them but a better experience. Cikampek yang masih dalam bulan depan. Cikampek fly toll road, operated in the jakarta land transportation modes do you with your account is quite expensive, sebagai pengelola tidak perlu braai, sebelum kenaikan tarif tol jakarta cikampek toll road is on our main language. Jalanan beraspal walau agak bergelombang karena memang sudah beraspal walau agak bergelombang? Alhamdulillah kita akan ad. Unhcr and fungtional toll road fate also delete the police, tol cikampek toll road is alive and sample delivery pt jasamarga jalanlayang cikampek. Klik logo deliveree! Cikampek elevated toll road is the jakarta.
    [Show full text]
  • IFC-26139 LMS Toll Project Early Warning System IFC-26139 LMS Toll Project
    Early Warning System IFC-26139 LMS Toll Project Early Warning System IFC-26139 LMS Toll Project Quick Facts Countries Indonesia Financial Institutions International Finance Corporation (IFC) Status Hold Bank Risk Rating A Borrower LINTAS MARGA SEDAYA, PT Sectors Transport Investment Type(s) Loan Project Cost (USD) $ 1,360.00 million Early Warning System https://ews.rightsindevelopment.org/ [email protected] Early Warning System IFC-26139 LMS Toll Project Project Description The Cikampek (Cikopo) to Palimanan toll road (the "Project") forms a 116.4 km link in the partly completed 652 km Trans-Java toll road providing improved road access between Sumatra-Java-Bali. The Cikampek (Cikopo) to Palimanan toll road originally consisted of three sections that were merged in 2004 with the agreement of the three concessionaires. In 2006, PT Lintas Marga Sedaya (LMS - the "Project Company/Borrower) entered into a new 35-year concession agreement with the Government of Indonesia (GoI) that involves financing, technical planning, construction, operation and maintenance of the toll road. PLUS Expressways Berhad ("PLUS) and PT. Baskhara Utama Sedaya ("BUS") are the Project Sponsors. The Project is a greenfield development that will link the existing Jakarta-Cikampek toll road to the Kanci-Pejagan toll road on the outskirts of Cirebon , taking traffic off national roads lying to the north and south of the proposed route that are currently used to link the existing toll roads. The total road development cost is estimated at US$1.36 billion, IFC's financing will be for up to US$170 million, consisting of a senior loan and a subordinated loan.
    [Show full text]
  • PRESS STATEMENT Number: 003/Humas/KH/I/2021
    PRESS STATEMENT Number: 003/Humas/KH/I/2021 In response to the death of 6 (six) FPI Warriors (Islamic Defender Front) that took place at the Jakarta Cikampek Toll Road and parts of Karawang, the National Human Rights Commission of the Republic of Indonesia (Komnas HAM RI), has formed an Investigative Team to investigate the case in accordance with the mandate of Komnas HAM Article 89, Law Number 39 of 1999 concerning Human Rights since 07 December 2020. Investigation Process In the context of investigating the incident, the Investigative Team has carried out a number of investigation processes, including: A. Direct Inspection of the Scene The Investigative Team has conducted an inspection of the Scene (TKP) in a number of locations starting from Sentul Bogor area, Jagorawi and Cikampek TOL Roads in the direction of Karawang, and several locations in Karawang Regency, West Java, and obtained several results, including: 1. Finding a number of items From the results of this direct inspection, the Investigative Team found a number of objects that could be suspected as part of the evidence of the incident, including: • 7 (seven) pieces of bullet parts (projectiles); • 3 (three) pieces of bullet parts (cartridges); • 26 pieces of silver car headlights; • 7 (seven) pieces of clear car glass; • 5 (five) pieces of red car brake light • 1 (one) piece of suspected bullet part (projectile); • 1 (one) piece of suspected bullet part (back part of bullet shell); • 6 (six) pieces of suspected hood of car; • A number of other objects related to car parts, including a bolt, wheel cap, and tire fragments; • One earphone; and • Evidences of parts of Jasa Marga's CCTV Joint Closure in the form of optical fiber (FO), protective cables, plastic hooks and fastening bolts.
    [Show full text]
  • Prioritas Pemeliharaan Jalan Pada Jalan Tol Jakarta-Cikampek Berdasarkan Tingkat Kerusakan Dan Segi Ekonomi
    JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2015) 1-6 PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN PADA JALAN TOL JAKARTA-CIKAMPEK BERDASARKAN TINGKAT KERUSAKAN DAN SEGI EKONOMI Iis Inayah, Hera Widyastuti Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: [email protected] Abstrak— Jalan Tol Jakarta-Cikampek (www.jasamarga.com).Semakin padat lalu lintas yang merupakan prasarana transportasi yang memiliki melintasi perkerasan jalan tersebut maka lapisan peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi di perkerasan jalan akan mengalami penurunan tingkat Indonesia. Namun sebagai prasarana yang penting jalan pelayanan akibat beban berlebih yang ditransfer tol memiliki kinerja yang kurang optimal karena adanya memalui roda kendaraan [2] (Sukirman, kerusakan jalan. Volume dan jenis kerusakan yang yang terjadi pada setiap sub ruasnya berbeda-beda. Sehingga 1999).Menurunnya tingkat pelayanan jalan salah dalam studi ini dilakukan penentuan prioritas satunya ditandai dengan adanya kerusakan pada lapisan pemeliharaan jalan pada Ruas Jalan Tol Jakarta- permukaan. Untuk menjaga agar jalan tol tetap Cikampek. Untuk mengevaluasi tingkat kerusakan jalan memenuhi standar pelayanan minimal maka diperlukan metode yang digunakan adalah metode Pavement adanya upaya pemeliharaan jalan. Condition Index (PCI) dan segi ekonomi dievaluasi Dengan adanya fakta bahwa Jalan Tol Jakarta- dengan Benefit Cost Ratio (BCR) dan Net Present Value Cikampek mengalami banyak kerusakan dan (NPV) serta dengan mempertimbangan jumlah Lalu merupakan salah satu jalan tol terpadat maka untuk Lintas Harian Rata-rata Tahunan (LHRT). Dari hasil menjaga kinerja jalan tol tersebut agar tetap baik maka analisa dan pembahasan dapat diketahui bahwa nilai dibutuhkan urutan prioritas pemeliharaan jalan yang PCI per sub ruas berkisar antara 40,5-100 dengan kualifikasi kondisi perkerasan mulai dari buruk sampai tepat dilihat dari tingkat kerusakan dan segi ekonomi.
    [Show full text]
  • Study on the High Speed Railway Project (Jakarta-Bandung Section), Republic of Indonesia 【Summary】
    Feasibility Study for Promotion of International Infrastructure Projects in FY2011 Study on the High Speed Railway Project (Jakarta-Bandung Section), Republic of Indonesia FINAL REPORT 【Summary】 November 2012 Prepared for: The Ministry of Economy, Trade and Industry Prepared by: Yachiyo Engineering Co., Ltd. Japan International Consultants for Transportation Co., Ltd. (1) Background and Necessity of the Project The Republic of Indonesia (hereinafter called as “Indonesia”) has a total population of approximately 240 million as of 2011, which is the fourth largest in the world. The economy in Indonesia has been steadily growing and the current economic growth rate is more than 6 %, and even in 2009 when Indonesia was affected by Lehman Shock, the growth rate exceeded 4.6 %. In Java Island where the population is more than 100 million, the transportation infrastructure has not been developed sufficiently to cope with such a large scale of population. The railway service, in particular, is less competitive in terms of the required time than passenger cars, so that more than 80 % of passengers rely on the passenger cars as transportation means. Therefore, since the traffic congestion has been serious due to the increasing number of cars mainly in the urban areas, the necessity of inter-city connection by railway has been identified. According to the national development plan called “Masterplan for Acceleration and Expansion of Indonesia Economic Development (MP3EI)”, the development of the high-speed railway between both Jakarta-Bandung and Jakarta-Surabaya is recognized as one of the corridor transportation infrastructures to support economic development. Moreover, the National Railway Master Plan (NRMP) also highlights the development of Jakarta-Surabaya high-speed railway.
    [Show full text]
  • The Concept of Developing Local Wisdom-Based Tourism Villages in Cirebon Regency, West Java, Indonesia: Integrated Marketing Communication Perspective
    Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 136 2nd International Conference on Social and Political Development (ICOSOP 2017) The Concept of Developing Local Wisdom-based Tourism Villages in Cirebon Regency, West Java, Indonesia: Integrated Marketing Communication Perspective 1Nurul Chamidah, 2Khaerudin Imawan, 3Mudhofar 1Extension and Development Communication Program Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Indonesia 2Communication Department Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon Departement of Architecture 3Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon, Jawa Barat Indonesia [email protected] Abstract–The tourism in Indonesia has become a complex sector, and therefore, it needs a communication pattern to improve tourism attraction and all tourism stakeholders. At this time, the marketing communication concept has not only been applied to products and services but also begun to be developed and applied in various fields, and one of them is the tourism. One of the tourism communication forms or products is the establishment of a tourism village concept. Specifically, the concept of tourism village is an effort to develop and create the village community’s prosperity. This concept will gradually become a regional tourism flagship. This research is aimed at analyzing the activity of Integrated Marketing Communication, which is a specific integration of five marketing communication activities commonly used in the tourism villages to communicate their tourism attraction potentials to the consumers. This research uses the qualitative description technique to collect data in the form of a deep interview with the village administration and the chairperson of tourism business activity groups. The result of the research shows that IMC performed by tourism village administration has begun to be applied to planning, performing and evaluation.
    [Show full text]
  • Susur Jejak Kereta Api Cirebon-An
    SUSUR JEJAK KERETA API CIREBON-AN Cirebon – Mundu – Sindanglaut – Ciledug – Losari Cirebon – Kadipaten Jamblang (Klangenan) – Gunung Giwur Pelabuhan Cirebon Jatibarang – Indramayu Jatibarang – Karangampel Penerbit: Pusat Data, Informasi dan Kepustakaan Kereta Anak Bangsa 2016 Kereta Anak Bangsa@2016 1 SUSUR JEJAK KERETA API CIREBON-AN Aditya Dwi Laksana, Gurnito Rakhmat Wijokangko, Trisilo Hartono, dan Deden Suprayitno*) ABSTRAKSI Perjalanan menyusuri bekas jalur kereta api (KA) dan trem (KA ringan) peninggalan tempo dulu yang pernah beroperasi di seputaran wilayah Cirebon, Jawa Barat, menyajikan eksotisme tersendiri. Betapa tidak, gurat keindahan arsitektur yang masih tersisa pada bekas bangunan stasiun, ketangguhan bekas jembatan berangka baja yang tak lekang oleh waktu, kelak-kelok bekas jalur KA atau trem menembus sentra-sentra hasil bumi di daerah pedalaman, mampu membangkitkan imajinasi masa silam saat sang kuda besi menunjukkan keperkasaannya sebagai tulang punggung transportasi dan penggerak perekonomian daerah. Jalur "kantong" trem Mundu-Sindanglaut-Ciledug-Losari, Jalur KA Cirebon-Kadipaten, Jamblang-Gunung Giwur, Jatibarang-Indramayu dan Jatibarang-Karangampel serta jalur KA seputaran Pelabuhan Cirebon adalah jalur-jalur KA di sekitar Cirebon-Jatibarang yang sudah tidak berfungsi lagi, terpinggirkan oleh perubahan zaman dan kebijakan yang tidak berpihak pada transportasi berbasis rel dan terabaikan oleh pesat lajunya pertumbuhan transportasi jalan. Keberadaan jalur "kantong" trem (kereta api ringan) tempo dulu di Mundu-Sindanglaut-Ciledug- Losari, Jawa Barat, sepanjang 40 km yang dibuka pada tahun 1897, tidak banyak diketahui secara luas, meski jalur trem ini adalah cikal bakal dari jalur Kereta Api (KA) penting saat ini, yang menghubungkan dua kota besar di pantai utara Jawa, yaitu Cirebon-Semarang. Jalur trem ini dibangun oleh SCS, Semarang-Cheribon Stoomtram Maatschappij, perusahaan trem uap Semarang-Cirebon, yang memperoleh konsesi untuk membangun dan mengoperasikan trem di jalur ini.
    [Show full text]