Pesona Keraton Sebagai Daya Tarik Wisata Di Kota Yogyakarta
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Domestic Case Study 2018 Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta Pesona Keraton sebagai Daya Tarik Wisata di Kota Yogyakarta Bimo Narindra Putra 1702780 Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta Abstract: Sultan Palace is a place that has a philosophical meaning, religious and cultural. Sultanate of Jogjakarta is a continuation of the Islamic Mataram dynasty after the Giyanti Agreement in 1775. This palace is now also one of the attractions in the city of Yogyakarta. In terms of the building, this palace is one example of the best Javanese palace architecture. Keywords: Sultan place; philosophical; Architecture. 1. Pendahuluan Standard kualifikasi untuk membuat Jurnal Domestic Study, diadakannya seminar dengan tema “Cinta Tanah Air Untuk Memajukan Pariwisata Nasional” pembicara KAPOLDA DIY Brigjen Pol. Drs. Ahmad Dofiri,M.Si. Seminar ini di adakan pada tanggal 17 Januari 2018 yang bertempat di Auditorium Amarta STIPRAM [1]. Pertemuan seminar ini mempunyai tujuan untuk kita sebagai generasi penerus bangsa bisa menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air kita Indonesia ini, dengan cara yang paling tepat dizaman modern seperti sekarang ini ialah menjadi sesosok orang yang memiliki rasa nasionalisme. Cinta tanah air adalah perasaan yang timbul dari dalam hati sanubari seorang warga Negara, untuk mengabdi, memelihara, membela, melindungi tanah airnya dari segala ancaman dan gangguan[2]. Definisi lain mengatakan bahwa Rasa cinta tanah air adalah rasa kebanggaan, rasa memiliki, rasa menghargai, rasa menghormati dan loyalitas yang dimiliki oleh setiap individu pada negara tempat ia tinggal yang tercermin dari perilaku membela tanah airnya, menjaga dan melindungi tanah airnya, rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negaranya, mencintai adat atau budaya yang ada dinegaranya dengan melestarikannya dan melestarikan alam dan lingkungan [3]. Perilaku cinta tanah air dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, diantaranya memelihara persatuan dan kesatuan dan menyumbangkan pengetahuan dan keterampilan yang di miliki untuk membangun Negara. Keikutsertaan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan nasional di antaranya rajin belajar bagi pelajar, bekerja dengan tekun sesuai keahlianya, membayar pajak, memelihara hasil pembangunan, dan menciptakan situasi aman dan damai [4]. Semangat cinta tanah air perlu terus dibina sehingga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap terjamin. Cinta tanah air bermanfaat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Manfaat tersebut diantaranya Negara akan aman dan damai, pembangunan dapat berjalan lancar, dan pendapatan Negara akan meningkat [5]. Manfaat tersebut kita sendiri yang merasakan. Kita akan merasa aman dan damai serta kesejahteraan hidup meningkat. Jadi sebagai kesimpulannya, kita sebagai generasi penerus bangsa Indonesia harus memiliki rasa cinta kepada tanah air Indonesia dengan cara memiliki rasa nasionalisme. Cinta terhadap tanah air diperlukan karena dengan adanya rasa cinta kepada tanah air maka kita dapat memajukan serta membangun bangsa Indonesia ini menjadi suatu negara yang terpandang dan bermanfaat bagi negara lain. Maka dari itu generasi sekaranglah yang harus berusaha semaksimal mungkin demi kemajuan bangsa Indonesia. 1 Indonesia adalah Negara yang memiliki keanekaragaman budaya yang unik di masing masing daerahnya [6]. Tersimpan banyak tempat baik untuk menyimpan khas daerah, budaya, dan sejarah berdirinya bangsa ini. Indonesia yang memiliki kekayaan budaya serta alamnya yang indah tentu sangat menarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara [7]. Daya tarik wisata yang ada di Indonesia sangat beragam dan patut untuk dibanggakan. Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, nilai dan kemudahan berupa keanekaragaman alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi kunjungan [8]. Memajukan Pariwisata sama dengan memajukan perekonomian bangsa ini. Karena pariwisata adalah penyumbang Devisa negara dan Lapangan Kerja yang paling mudah dan murah. Grafik pariwisata terus menunjukkan kenaikan di tengah kelesuan ekonomi dunia saat ini. Rangking dari devisanya ada di posisi empat besar sebagai penyumbang devisa nasional [9,10]. Berhubungan dengan meningkatkan pertumbuhan pariwisata tersebut penulis akan membahas tentang Keraton Kota Yogyakarta dengan tema “Pesona Keraton Sebagai Daya Tarik Wisata Di Kota Yogyakarta”. Observasi ini dilakukan pada hari Jumat, 19 Januari 2018 dengan tujuan mengetahui apa keunggulan yang ada pada Keraton sehingga menjadi pusat di Kota Yogyakarta. Potensi Kraton Yogyakarta dalam kepariwisataan tentunya sangat tinggi, bahkan rencananya Kraton Yogyakarta akan dijadikan BCB (Bangunan Cagar Budaya) bertaraf Internasional, walaupun hal itu masih dalam tahap pengajuan. Kepariwisataan di DIY khususnya untuk wisata ke Kraton Yogyakarta tentunya akan sangat potensial dan menguntungkan banyak pihak, baik itu dari golongan atas seperti para pengusaha penginapan dan pengrajin, maupun dari kalangan bawah yakni para penjual cinderamata, oleh-oleh khas jogja dan lain-lain. Kraton Yogyakarta merupakan tempat yang mengandung warisan kebudayan Nasional yang wajib dilestarikan. Kraton Yogyakarta ini merupakan kerajaan yang masih eksis keberadaannya dalam melaksanakan aktivitas pemerintahan kepada rakyatnya ditengah era modernisasi dan globalisasi yang sedang meningkat ini. Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat merupakan istana resmi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang kini berlokasi di Kota Yogyakarta. Kompleks bangunan keraton masih berfungsi sebagai tempat tinggal sultan dan rumah tangga istananya yang masih menjalankan tradisi kesultanan hingga saat ini. Keraton ini kini juga merupakan salah satu objek wisata di Kota Yogyakarta. Dari segi bangunannya, keraton ini merupakan salah satu contoh arsitektur istana Jawa[5] yang terbaik. Keadaan Keraton tidak sepi dari pengunjung disana banyak wisatawan domestic maupun mancanegara, pengunjungnya pun dari semua kalangan ada dari yang tua, muda, sampai pengunjung anak- anak pun juga ada. Di sisi lain Keraton juga memiliki lingkungan yang sangat ramah. Jika kalian amati pada halaman depan Keraton kalian tidak akan menemui penjual yang memiliki stand atau tenda penjual di dalamnya, karena di Keraton tidak diperbolehkan untuk berjualan.Dengan begitu tempat nyaman, asri, tenang, dan terlihat bersih dari sampah. Suasana Jawa langsung terasa saat Anda menginjakkan kaki di kota ini. Bahasa Jawa dengan logat kental dari penduduk mewarnai sudut kota. Alat transportasi tradisional seperti andong, becak atau sepeda menjadi pemandangan umum di kota Yogyakarta. Jangan lupa untuk singgah di tempat- tempat berikut dan pembaca akan merasakan keasrian dan suasana kebudayaan yang masih terjaga kelestariannya a. Tugu Yogyakarta Tugu Yogyakarta sudah dibangun sejak 3 abad lalu. Merupakan landmark dari kota Yogyakarta yang kaya akan nilai sejarah. Tugu ini terletak di perempatan jalan Mangkubumi, Soedirman, AM Sangaji dan Diponegoro. b. Puro Pakualaman Merupakan keraton yang dibangun pada masa Kerajaan Mataram. Ukurannya lebih kecil dari Keraton Yogyakarta. Puro Pakualaman dibuat dengan menghadap ke arah selatan yang melambangkan penghormatan ke keraton utama. c. Gedung Agung Dikenal juga dengan nama Gedung Negara. Pada awalnya merupakan tempat tinggal dari residen ke-18 Yogyakarta. Kemudian berubah menjadi Istana Presiden yang 2 menjadi tempat tinggal Presiden RI dan keluarga dan menjadi bangunan induk dari Kompleks Istana Kepresidenan Yogyakarta. d. Gedung Bank Indonesia Tidak jauh dari Gedung Agung berdiri Gedung Bank Indonesia. Gedung berlantai 3 ini memiliki arsitektur bergaya Belanda yang cantik. Bangunan ini pernah digunakan sebagai bank dengan fungsi yang berbeda di tiap lantai. e. Benteng Vredeburg Benteng ini dibangun pada tahun 1760. Arti nama Vredeburg berarti perdamaian. Terletak tidak jauh dari Gedung Agung dan Gedung Bank Indonesia. f. Malioboro Merupakan nama jalan yang terkenal di Jogjakarta. Jalan ini berjarak cukup panjang dengan penanda Stasiun Kereta Yogyakarta pada satu sisi dan keraton di sisi lainnya. Sepanjang jalan ini, banyak penjual makanan khas daerah, batik, atau berbagai souvenir untuk dijadikan oleh-oleh. Jalan ini selalu ramai dikunjungi para wisatawan. g. Pasar Beringharjo Merupakan pasar yang berdiri sejak tahun 1925. Nama Beringharjo merupakan nama yang diberikan oleh Sultan Hamengku Buwono IX dan memiliki arti kesejahteraan. Di pasar ini Anda dapat berbelanja kain atau pakaian batik dengan harga murah. h. Kotagede Pada abad ke-16, daerah ini pernah menjadi ibukota Kerajaan Mataram. Merupakan daerah yang terkenal dengan kerajinan perak. Sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai pengrajin perak. Mereka membuat berbagai perhiasan ataupun pajangan dari perak. Hasil kerajinan banyak diburu untuk dijadikan oleh-oleh dari Yogyakarta. 2. Pembahasan A. Sejarah Keraton Yogyakarta Keraton Yogyakarta mulai didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I beberapa bulan pasca Perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Lokasi keraton dahulunya adalah bekas sebuah pesanggarahanyang bernama Garjitawati. Pesanggrahan ini digunakan untuk istirahat iring- iringan jenazah raja-raja Mataram (Kartasura dan Surakarta) yang akan dimakamkan di Imogiri. Versi lain menyebutkan lokasi keraton merupakan sebuah mata air, Umbul Pacethokan, yang ada di tengah hutan Beringin. Sebelum menempati Keraton Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono I berdiam di Pesanggrahan Ambar Ketawang yang sekarang termasuk wilayah Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman. Secara fisik istana para Sultan Yogyakarta memiliki tujuh kompleks inti yaitu Siti Hinggil