Sudirman Dan Film Jenderal Soedirman Dengan Pendekatan Mimetik
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Repetisi: Riset Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 1, Nomor 2, November 2018 http://jom.untidar.ac.id/index.php/repetisi/ Perbandingan Alur Novel 693 Km Jejak Gerilya Sudirman dan Film Jenderal Soedirman dengan Pendekatan Mimetik 1 2 3 Ambar Arumsari , Yulia Esti Katrini , Rangga Asmara Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar [email protected] Abstrak Tujuan penelitian ini untuk menemukan persamaan dan perbedaan dalam perbandingan alur novel 693 Km Jejak Gerilya Sudirman dan film Jenderal Soedirman dengan pendekatan mimetik serta menyusun langkah pembelajarannya. Pada pengumpulan data digunakan metode simak dan teknik catat, sedangkan dalam analisis data digunakan metode deskriptif kualitatif dan teknik analisis mimetik. Analisis mimetik berarti menghubungkan peristiwa dalam karya sastra dengan peristiwa faktual di dunia nyata. Hasil dari penelitian ini yaitu (1) novel 693 Km Jejak Gerilya Sudirman dan film Jenderal Soedirman memiliki persamaan alur peristiwa sebanyak 22 peristiwa, sedangkan perbedaan keduanya yaitu pada novel 693 Km Jejak Gerilya Sudirman terdapat 33 peristiwa yang menunjukkan adanya peristiwa yang memiliki kaitan dengan kejadian dalam kehidupan nyata Jenderal Sudirman dan peristiwa perang gerilya, sedangkan pada film Jenderal Soedirman terdapat 27 peristiwa yang memiliki kaitan dengan peristiwa tersebut, dan (2) penelitian ini dapat diterapkan pada kompetensi dasar 4.3 mengonstruksi nilai-nilai dari informasi cerita sejarah dalam sebuah teks eksplanasi di SMA kelas XII. Kata kunci: alur, film, novel, pembelajaran Abstract The objective of this research are to get the details of the similarities and differences in plot comparison of the 693 Km Jejak Gerilya Sudirman novel and Jenderal Soedirman movie with mimetic approach, and to arrange the historical story text lesson plan. The technique of collecting data was observe and record, while descriptive qualitative with analyze and compare was used to analyze the data and the technique of analysis was mimetic analysis. The results of this research are (1) 693 Km Jejak Gerilya Sudirman novel and Jenderal Soedirman movie had 22 similarities plot, whereas the different from novel and movie there were 33 events from 693 Km Jejak Gerilya Sudirman novel had the relation with the real life events, it was General Soedirman and guerrilla warfare event, while in Jenderal Soedirman movie, there were 27 events had the relation with it, and (2) this research were implemented on basic competency 4.3, to construct the values from the information of historical story in an explanation text in twelveth grade senior high school. Key words: plot, movie, novel, study PENDAHULUAN Pembelajaran sejarah di sekolah selama ini kurang diminati oleh mayoritas siswa, dibuktikan dengan rendahnya partisipasi dan antusiasme 1 Repetisi: Riset Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 1, Nomor 2, November 2018 http://jom.untidar.ac.id/index.php/repetisi/ siswa saat pembelajaran (Sayono, 2013, p. 9). Salah satu penyebabnya, media dalam penyampaian sejarah hanya berupa guru di kelas yang menyajikan pakem sejarah dengan nuansa politis yang formal tanpa menghadirkan unsur estetis dengan gaya penceritaan yang menarik. Padahal, penyajian sejarah dengan sentuhan imajinasi tanpa menghilangkan peristiwa nyata yang ada, menjadi hal penting agar sejarah lebih menarik untuk dipelajari. Oleh karena itu, agar dalam pembelajaran teks cerita sejarah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia tidak mengulangi kegagalan pembelajaran sejarah, maka dibutuhkan media baru dalam pembelajaran, seperti novel dan film sejarah. Novel dan film sejarah dapat dijadikan alternatif penggunaan media yang menarik dalam pembelajaran sejarah, salah satunya novel berjudul 693 Km Jejak Gerilya Sudirman dan film Jenderal Soedirman. Kedua karya tersebut memiliki latar belakang peristiwa yang sama, yaitu sejarah Jenderal Sudirman dan perang gerilya sehingga siswa dapat mengambil teladan yang baik berdasarkan peristiwa yang dialami Jenderal Sudirman dan pasukannya saat melakukan perang gerilya. Oleh karena novel dan film tersebut berlatar peristiwa yang sama, yang juga ada dalam perisiwa sejarah yang sesungguhnya, maka dapat dibandingkan alur peristiwanya dengan pendekatan mimetik. Perbandingan alur dengan pendekatan mimetik berarti menghubungkan alur pada novel dengan alur pada peristiwa nyata yang terjadi, begitu pula pada film. Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2012, p. 113), plot sebuah karya fiksi merupakan struktur peristiwa-peristiwa, yaitu sebagaimana yang terlihat dalam pengurutan dan penyajian berbagai peristiwa tersebut untuk mencapai efek emosional dan efek artistik tertentu. Alur pada novel dan film masing-masing dihubungkan dengan alur pada peristiwa sejarah yang sesungguhnya terjadi di dunia nyata. Itulah esensi dari penggunaan pendekatan mimetik pada penelitian ini. Pengkajian karya sastra dengan pendekatan mimetik berarti memahami hubungan karya sastra dengan realitas atau kenyataan sesungguhnya. Rahayu (2014) menyatakan bahwa kritik mimetik merupakan kritik yang memandang karya sastra sebagai tiruan aspek-aspek alam, pencerminan atau penggambaran dunia dan kehidupan. Hasil dari penelitian ini dapat diimplementasikan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 kelas XII semester ganjil, kompetensi dasar 4.3 yaitu mengonstruksi nilai-nilai dari informasi cerita sejarah dalam sebuah teks eksplanasi. Pada Kurikulum 2013, guru diberikan kesempatan untuk melaksanakan pembelajaran secara kreatif dalam pengembangan materi, pengelolaan proses pembelajaran, serta penggunaan metode dan model pembelajaran (Kemendikbud, 2016). Oleh karena itu, artikel ini dimaksudkan untuk memperoleh rincian persamaan dan perbedaan dalam perbandingan alur novel 693 Km Jejak Gerilya Sudirman dan film Jenderal Soedirman dengan pendekatan mimetik serta menyusun langkah pelaksanaan pembelajaran teks cerita sejarah melalui perbandingan alur pada novel 693 Km Jejak Gerilya Sudirman dan film Jenderal Soedirman dalam pengajarannya di SMA. 2 Repetisi: Riset Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 1, Nomor 2, November 2018 http://jom.untidar.ac.id/index.php/repetisi/ METODE Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode simak dan teknik catat. Sudaryanto (2015) menyatakan bahwa metode simak dilakukan dengan menyimak, yaitu menyimak penggunaan bahasa, sedangkan teknik catat merupakan teknik lanjutan dari metode simak. Dalam penelitian ini metode simak diterapkan pada penyimakan penggunaan bahasa berupa narasi dan tuturan pada novel dan film. Pengumpulan data pada novel dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa yang berupa kutipan teks pada novel lalu mencatat kutipan teks yang mendukung terjadinya alur yang menjadi data penelitian. Pengumpulan data dari film dilakukan dengan menyimak atau menonton film lalu mencatat peristiwa yang berlangsung dalam adegan tersebut. Pada analisis data digunakan metode deskriptif komparatif dan teknik analisis mimetik. Metode deskriptif komparatif dilakukan dengan menguraikan dan membandingkan data (Ratna, 2015), sedangkan teknik analisis mimetik dilakukan dengan menghubungkan peristiwa dalam karya sastra dengan peristiwa nyata di luar karya sastra. Metode deskriptif komparatif dan teknik analisis mimetik pada penelitian ini diterapkan dalam analisis perbandingan alur novel dan film yang menjadi data penelitian dengan cara menguraikan data dan membandingkannya dengan data lain di dalam film maupun di luar karya sastra. Langkah-langkah yang dilakukan pada analisis data yaitu (1) menyajikan data secara urut sesuai alur peristiwanya dan memberikan keterangan peristiwa yang terjadi pada data tersebut baik pada novel maupun film; (2) tiap-tiap data dicari hubungannya dengan peristiwa pada kehidupan nyata melalui sumber buku Doorstoot Naar Djokja dan Soedirman: Seorang Panglima, Seorang Martir, serta laman tirto.id sehingga ditemukan jumlah data yang memiliki hubungan dengan peristiwa faktual; (6) mencari persamaan alur peristiwa melalui data pada novel dan film sehingga ditemukan jumlah data peristiwa pada novel dan film yang memiliki persamaan; (4) mencari perbedaan alur peristiwa pada novel dan film sehingga ditemukan alur peristiwa yang berbeda pada novel dan film. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pada bagian ini dipaparkan alur peristiwa pada novel 693 Km Jejak Gerilya Sudirman dan film Jenderal Soedirman. Alur Novel 693 Km Jejak Gerilya Sudirman Penyajian cerita pada novel 693 Km Jejak Gerilya Sudirman dimulai dari prolog dengan subjudul “Bayangan Tingwe”. Pada bagian prolog diceritakan tentang akhir hayat Jenderal Soedirman. Sebelum meninggal, Jenderal Soedirman sakit dan di rawat di rumahnya setelah melakukan Perang Gerilya selama tujuh bulan. Namun, kecintaannya pada rokok tetap tidak bisa ia tinggalkan, sebagaimana tergambar pada paragraf berikut ini: Melalui tingwe, rokok hasil nglinting dewe alias melinting sendiri, aku menemukan jalan ke surga dan neraka sekaligus. Ia yang menyebabkan tim dokter menyayat dadaku hingga meninggalkan jejak di sana. Tapi, ia juga 3 Repetisi: Riset Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 1, Nomor 2, November 2018 http://jom.untidar.ac.id/index.php/repetisi/ yang membakar gelora perang gerilya, bahkan sampai sekarang tatkala pikiranku dibebani berbagai persoalan bangsa, setelah Belanda pergi. Keadaan inilah yang membuatku tidak bisa benar-benar mampu meninggalkannya seperti disarankan Dokter Asikin Wijayakusuma (Jufridar: 2). Jenderal Soedirman tidak bisa meninggalkan rokok